Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.
Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan
posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.
13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.
Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan-perusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan
dan Hj. Siti Rahmawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991,
lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun
1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus
pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6
Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal
maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB.
Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari
penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks
LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan
memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:
1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis.
2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha
Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan
kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.
3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai
penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini
mendekati sempurna.
4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan
dorongan moril.
5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah
memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi
Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di
IPB.
7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha
Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi
tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan
9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah
memberikan kebahagiaannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak
langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan,
serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan.
Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi
kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.
Bogor, Juli 2009
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN
INDEKS LQ45
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
DASE PURNAMA
H24104132
Menyetujui, Juli 2009
Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc Dosen Pembimbing
Mengetahui,
Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen
DASE PURNAMA. H24104132. Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Indeks LQ45. Dibawah bimbingan Abdul Kohar Irwanto.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu. Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif), yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung (saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Seorang investor dalam melaksanakan kegiatan investasi, selalu dihadapkan pada dua hal yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty). Penelitian dilakukan dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian, mempelajari dan men ganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan saat ini melalui informasi langsung dari BEI dan data-data yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan Indeks LQ45. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman yang cukup populer.
Perusahaan Indeks LQ45 yang teridentifikasi berdasarkan laporan keuangan, perusahaan yang bertahan dalam periode Februari tahun 2004 sampai dengan Februari tahun 2009 ada 24 perusahaan diantaranya 10 perusahaan yaitu PT Astra Argo Lestari Tbk (AALI), PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Astra International Tbk (ASII), PT Bank Central Asia Tbk (BBCAZ), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Danamon Tbk (BDMN), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), PT Bank International Indonesia Tbk (BNII).
Berdasarkan laporan keuangan tahunan dari 10 perusahaan Indeks LQ45 dalam kondisi 5 tahun terakhir dapat dilihat kinerja keuangan sebagai berikut: a. PT Astra Internasional Tbk (ASII) berada pada posisi tertinggi, sedangkan
posisi terendah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) berdasarkan rataan laporan laba rugi dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 18%, -28%, 81%, 41% dan -100%, -189%, 29%, -3200%.
13% dan -60%, 35%, 75%, 3%.
d. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berada pada posisi tertinggi dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) pada posisi terendah berdasarkan rataan modal (ekuitas pemilik) dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar -7%, 13%, 11%, 4% dan 27%, 5%, 48%, 27%.
e. Berdasarkan rataan total Aset (total Aktiva), perusahaan yang berada posisi tertinggi adalah PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) berada pada posisi terendah dengan kondisi pertumbuhan per tahun sebesar 6%, 2%, 19%, 12% dan -6%, 10%, 53%, 22%.
Kinerja setiap perusahaan berdasarkan rataan Return on Total Asset/Return On Investment (ROI) dalam 5 tahun terakhir, perusahaan yang berada pada posisi tertinggi dengan nilai sebesar 0.301 adalah perusahaan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), sedangkan posisi terendah adalah PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR) dengan nilai (13.565). Kondisi pertumbuhan per tahun pada perusahaan ANTM dari tahun 2004-2008 adalah -2%, 62%, 268% dan -69%, sedangkan kondisi pertumbuhan perusahaan BNBR adalah -100%, -127%, -36% dan -4833%.
Referensi dan rekomendasi yang dapat diberikan kepada para investor dalam menentukan pilihan untuk mengembangkan investasinya pada perusahaan-perusahaan LQ45 dengan menggunakan Visual Basic.net. Sistem ini akan memberikan kemudahan untuk mempelajari dan memahami laporan keuangan untuk melihat kinerja keuangan dari setiap perusahaan, maka dapat membantu mengambil keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan yaitu mendapatkan keuntungan dalam penanaman modal usaha.
Berdasarkan data yang diperoleh melalui akses internet selama penelitian sebaiknya BEI membuat suatu standar pembuatan laporan keuangan dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam LQ45 agar ada keseragaman dalam laporan keuangan berdasarkan time series (6 bulan atau tahunan) untuk memberikan kemudahan, baik kepada perusahaan-perusahaan maupun para investor dan calon investor (masyarakat yang ingin berinvestasi). Standar pembuatan laporan keuangan sebaiknya dibedakan berdasarkan jenis perusahaan, yaitu perusahaan jasa dan perusahaan manufaktur.
Penulis dilahirkan di Bandung pada tanggal 18 April 1985. Penulis
merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan Wawan Ahmad Sofwan
dan Hj. Siti Rahmawati.
Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Sempur Bogor pada tahun 1991,
lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Negeri Papandayan 1 Bogor lulus pada tahun
1997 dan melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 2 Bogor lulus
pada tahun 2000. Pada tahun 2003 lulus dari Sekolah Menengah Umum Negeri 6
Bogor dan pada tahun 2004 diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur
Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) di Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Penulis aktif dibidang musik, turut serta mengisi acara-acara baik formal
maupun informal pada kegiatan yang dilaksanakan di lingkungan kampus IPB.
Pada bulan Oktober-November 2008 penulis melakukan magang di PT Kresna
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah,
serta inayah yang diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan
judul “Analisis Kinerja Keuangan pada Perusahaan Indeks LQ45 ”. Tujuan dari
penelitian ini adalah Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks
LQ45, menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45 dan
memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan hasil penelitian ini, terutama kepada:
1. Dr.Ir. Abdul Kohar Irwanto, M.Sc. selaku Dosen Pembimbing yang telah
mencurahkan segala waktu, pikiran dan tenaga untuk membimbing penulis.
2. Ir. Andreas Tanadjaya, MM., RFC. sebagai Direktur PT Kresna Graha
Securindo yang telah membimbing selama penelitian dan memberikan
kesempatan pada penulis untuk magang di perusahaan tersebut.
3. Ir. Budi Purwanto, ME. dan Deddi Cahyadi Sutarman, S.TP, MM. sebagai
penguji yang telah memberikan masukan, sehingga hasil penelitian ini
mendekati sempurna.
4. Mamah dan Papah, Aa Ary dan Teh Phiet, serta Agam yang telah memberikan
dorongan moril.
5. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi Manajemen IPB yang telah
memberikan pengarahan, pembelajaran, dan membagikan ilmu yang dimiliki
selama masa perkuliahan.
6. Seluruh staf pendukung Departemen Manajemen dan Fakultas Ekonomi
Manajemen yang telah membantu kelancaran administrasi selama studi di
IPB.
7. Pak Jordan Zulkarnaen sebagai Vice President - Research PT Kresna Graha
Securindo, mas Gifar, mas Adit n mba Anna telah memberikan informasi
tentang Pasar Modal dan membantu penulis pada saat magang di perusahaan
9. Detty Supriyaty “nta” atas pengertian dan kesabarannya yang juga telah
memberikan kebahagiaannya selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang secara tidak
langsung membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih
membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan,
serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan.
Penulis harapkan bahwa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi
kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju tahap berikutnya.
Bogor, Juli 2009
1.1. Latar Belakang Penelitian
Perusahaan-perusahaan di Indonesia sejak tahun 1987 tidak bergantung lagi
pada pendanaan dari sumber tradisional (Perbankan), karena mendapatkan pilihan
penawaran investasi lain. Perusahaan-perusahaan lebih tertarik untuk
memanfaatkan dana dari bursa efek berdasarkan perkembangan pasar modal yang
menjanjikan dan mempunyai prospek yang lebih baik. Akan tetapi, terdapat
kondisi-kondisi yang merugikan para investor, seperti berbagai peristiwa, mulai
dari rekayasa laporan keuangan, tidak sesuainya kenyataan dengan prospektus,
ricuhnya pendistribusian formulir pemesanan dan kredibilitas lembaga-lembaga
penunjang pasar modal.
Perekonomian di Indonesia mengalami kemajuan setelah krisis moneter
1998 melalui pasar modal. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya minat
masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk aktiva tetap, saham, obligasi,
maupun reksadana. Walaupun sebagian besar masih di dominasi oleh investor
asing, perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia yang dilakukan oleh investor
lokal mengalami peningkatan.
Informasi-informasi mengenai saham dan kinerja keuangan suatu
perusahaan terlebih dahulu harus diketahui investor sebelum melakukan investasi,
sehingga dapat mengambil keputusan perusahaan yang tepat dan memiliki kinerja
paling baik di masa yang akan datang. Informasi yang paling sederhana dan
mudah dipahami oleh masyarakat adalah informasi akuntansi dalam bentuk
laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan setiap tahunnya.
Seorang investor dapat menjadikan prospektus dan laporan keuangan
perusahaan sebagai acuan dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Ada
banyak cara dalam menentukan ukuran yang akan dipakai. Ukuran yang biasa
dipakai oleh manajer maupun investor selama ini adalah rasio keuangan, seperti
rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio solvabilitas.
Penggunaan rasio profitabilitas dinilai memiliki keunggulan dibandingkan
ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain atau solvabilitas. Angka ini juga
berbagai perspektif kontributor pendanaan yang berbeda (Subramanyam, 2005).
Menurut Sloan (1917) dalam Goetzmann dan Garstska (1999), ukuran kinerja
Earnings on Invested Capital (EOIC) yang dirumuskan Sloan merupakan ukuran
kinerja perusahaan yang utama.
Kegiatan investasi pada hakekatnya memiliki motif dan tujuan yang sama
yaitu untuk mendapatkan sejumlah keuntungan atau laba dalam jumlah tertentu.
Motif mencari keuntungan merupakan hal yang paling mendasar (Primary Motif),
yang membedakan kegiatan investasi (Investment) dengan kegiatan menabung
(saving) adalah untuk proteksi/perlindungan serta untuk memperoleh rasa aman
melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan sejumlah dana. Dalam
melaksanakan kegiatan investasi, seorang investor selalu dihadapkan pada dua hal
yaitu tingkat keuntungan/pengembalian (return) dan juga resiko yang mungkin
timbul akibat adanya ketidakpastian (uncertainty).
Adanya perkembangan perekonomian dunia yang tidak menggembirakan
mempengaruhi perusahaan-perusahaan di Indonesia yaitu terjadinya krisis
keuangan global pada tanggal 6 Oktober 2008 berpengaruh besar terhadap posisi
perusahaan-perusahaan tersebut. Berdasarkan pengamatan langsung krisis global
ini menimbulkan kekhawatiran dan merupakan ancaman bagi
perusahaan-perusahaan. Dampak dari krisis keuangan Amerika Serikat dengan segala
turunannya dan alirannya, akan berpengaruh terhadap momentum pertumbuhan
ekonomi. Namun seperti yang diungkapkan oleh Presiden Yudhoyono (Kompas, 7
Oktober 2008), agar tidak mengancam, apalagi menghentikan atau membuatnya
mundur dari pertumbuhan ekonomi yang sedang berlangsung, maka harus
dikelola bersama. Menurut pendapat Adler Manurung (pengamat pasar modal),
untuk kembali menggairahkan pasar saham di Indonesia, salah satu yang dapat
dilakukan pemerintah adalah dengan membentuk sebuah lembaga pengelola dana
(misalnya reksa dana). Lembaga ini akan membeli saham-saham yang saat ini
harganya sudah cukup murah, tetapi harus yang memiliki prospek dan
fundamental baik (Kompas, 8 Oktober 2008). Sebelumnya pada bulan Oktober
2005 akibat kenaikan tinggi harga BBM, laju inflasi meningkat tajam mencapai
8,9% sehingga mengurangi daya beli masyarakat, Kenaikan harga BBM ini juga
juga menyebabkan kenaikan tingkat suku bunga pinjaman. Dengan berbagai
kondisi tersebut maka pada akhirnya pertumbuhan PDB menurun diakhir tahun
2005. Berkaitan dengan hal di atas peran lembaga keuangan sangat diharapkan
untuk dapat mengatasi dampak-dampak yang timbul akibat krisis tersebut. BEI
sebagai salah satu lembaga pasar modal telah melakukan tindakan menghentikan
sementara perdagangan (suspensi) saham pada beberapa perusahaan dengan
alasan adanya kesimpangsiuran informasi yang beredar di pasar terkait dengan
gadai saham.
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan memperhatikan fenomena yang terjadi selama penelitian dilakukan, yaitu
mempelajari dan menganalisis kondisi perkembangan perusahaan-perusahaan dari
tahun 2005 sampai tahun 2009 melalui informasi langsung dari BEI dan data-data
yang diperoleh dengan menggunakan program komputer, seperti data-data laporan
keuangan perusahaan, return. Data-data tersebut dapat dipelajari melalui program
yang memungkinkan pengguna komputer khususnya memberi kemudahan para
investor dalam memahami kondisi perkembangan perusahaan dan dapat
berkomunikasi menggunakan media grafik atau gambar dengan komputer
tersebut. Model program komputer merupakan suatu representasi sistem
berbentuk informasi yang tertuang dalam bentuk lisan maupun tertulis oleh suatu
pengolah informasi. Program komputer tersebut adalah Visual Basic.Net yang
merupakan bahasa pemrograman berorientasi objek dan bahasa pemrograman
yang cukup populer.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, maka permasalahan yang
diteliti berkaitan dengan perkembangan suatu perusahaan dapat diketahui melalui
kondisi keuangan perusahaan, salah satu yang dapat dipelajari adalah laporan
keuangan perusahaan tersebut. Hal ini akan menjadi masalah bagi para investor
apabila tidak mengetahui prospek keuntungan di masa mendatang untuk
menentukan investasi yang tepat dan penanaman modal pada perusahaan yang
tetap bertahan dalam kondisi ekonomi yang berubah-rubah. Tidak semua investor
memiliki akses untuk mengetahui perkembangan kondisi keuangan perusahaan
ini diharapkan memberikan kemudahan pemahaman bagi para investor bukan
hanya investasi yang dikelola oleh para pialang, tapi juga para investor dapat
mengelola investasinya sendiri.
Berdasarkan permasalahan yang diungkap tersebut, maka masalah yang
dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
2. Bagaimana kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45?
3. Bagaimana investor dapat menentukan pilihan untuk mengembangkan
investasinya pada perusahaan LQ45?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi laporan keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
2. Menganalisis kinerja keuangan pada perusahaan Indeks LQ45.
3. Memberikan referensi kepada investor dalam menentukan pilihan untuk
mengembangkan investasinya pada perusahaan LQ45.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian sebagai kajian ilmiah ini, diharapkan dapat memberikan
suatu kontribusi kepada berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu:
1. Penelitian ini menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman dalam hal
ini mengenai pasar modal dan kinerja perusahaanuli bagi pen.
2. Bagi Perusahaan, diharapkan penelitian ini dapat menunjukkan ukuran kinerja
perusahaan yang akan mempengaruhi investor dalam melakukan investasi dan
sebagai bahan tambahan dalam kaitannya dengan proses pengambilan
keputusan investasi saham pada bursa saham di BEI sebagai lembaga pasar
modal.
3. Bagi Investor dan calon investor dapat dijadikan sebagai salah satu acuan
ataupun pertimbangan sebelum melakukan investasi.
4. Hasil penelitian ini bagi Peneliti lain dapat dijadikan sebagai referensi dan
dapat memberikan informasi tambahan dalam hal permasalahan yang belum
terpecahkan dan tersirat, baik dalam penelitian pada topik yang sama maupun
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Berdasarkan data-data yang diperoleh, maka pengolahan data dan
pembahasan, serta ruang lingkup penelitian dibatasi pada perusahaan-perusahaan
yang bertahan pada posisi LQ45 pada periode bulan Februari tahun 2005 sampai
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang
pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan
perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkannya serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Menurut
Suad Husnan (1994), pasar modal didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities maupun perusahaan swasta.
Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan
adalah dana-dana jangka panjang, yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi
lebih satu tahun (Widoatmodjo, 1996). Pasar modal (capital market) merupakan
pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa
diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen
derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana
bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai
sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.
Kebutuhan dunia usaha terhadap permodalan, setiap saat cenderung
menunjukkan jumlah yang semakin bertambah. Terjadinya pertambahan
permintaan permodalan ini ditunjukkan dengan semakin meningkat kebutuhan
untuk aktivitas produksi. Oleh karena itu untuk memudahkan masyarakat dan para
produsen untuk mendapatkan permodalan maka pemerintah bersama-sama
lembaga-lembaga ekonomi menyelenggarakan kegiatan pasar modal. Jadi secara
umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan
penawaran didasarkan atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih
dari 1 (satu) tahun.
Pasar modal atau capital market adalah pasar keuangan untuk dana-dana
jangka panjang dan dalam arti sempit merupakan pasar yang konkrit. Definisi
yang mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana
jangka panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Umumnya yang termasuk pihak
penawar disini ialah perusahaan asuransi, dana pensiun, bank-bank tabungan,
sedangkan yang termasuk peminat ialah pengusaha, pemerintah atau daerah.
Sedangkan menurut David L. Scott, pasar modal adalah pasar untuk dana jangka
panjang di mana saham biasa, saham preferen dan obligasi diperdagangkan
(Siamat, 1995).
2.1.1 Efek dan Bursa Efek
Undang-Undang Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 mengemukakan
bahwa efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyetoran kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek dan setiap derivatif dari efek. Sedangkan
pengertian Bursa Efek adalah pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atas sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli efek
pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek diantara mereka (Siamat, 2004).
Menurut Siamat (1995), Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem
yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang
dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi
Bursa Efek ini antara lain adalah pertama, menjaga kontinuitas pasar. Kedua,
menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan
penawaran.
2.1.2 Fungsi, Manfaat dan Tujuan Pasar Modal
Pasar modal memberikan peran besar bagi perekonomian suatu negara
karena pasar modal memberikan dua fungsi sekaligus, fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan. Pasar modal dikatakan memiliki fungsi ekonomi karena pasar modal
menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua kepentingan yaitu
pihak yang memiliki surplus dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana
(issuer). Pasar modal dikatakan memiliki fungsi keuangan, karena pasar modal
memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh imbalan (return) bagi
pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi yang dipilih.
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara
pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana
dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat
digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan
lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi
pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain.
Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai
dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument (Habib,
2008).
Secara luas, pasar modal berperan dalam pembangunan ekonomi sebagai
institusi yang membantu berlangsungnya pembentukan modal dan mobilisasi
sumber daya secara efisien. Jika dilihat dari sisi perusahaan yang memerlukan
dana, pasar modal memberikan alternatif pendanaan eksternal untuk memenuhi
kebutuhan dana jangka panjang dengan biaya yang lebih rendah daripada sistem
perbankan. Dalam sudut pandang investor, pasar modal adalah alternatif
keuangan, sehingga investor mempunyai pilihan investasi yang akan memberikan
keuntungan berupa return (tingkat pengembalian). Investasi merupakan aktivitas
yang dilakukan oleh investor didalam menanamkan dananya pada berbagai jenis
pilihan investasi di pasar modal, pada dasarnya mengandung unsur return dan
diimbangi dengan adanya resiko. Kesalahan dalam memilih berarti akan
kehilangan kesempatan untuk meraih keuntungan. Tetapi hal tersebut dapat
ditanggulangi dengan melakukan diversifikasi investasi, yaitu membagi dana pada
beberapa jenis investasi sekaligus sehingga akan mengurangi resiko yang
ditanggung.
Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara
karena pasar modal mempunyai 2 fungsi, yaitu:
1. Fungsi ekonomi.
Pasar modal menyediakan fasilitas atau wahana yang mempertemukan dua
2. Fungsi keuangan.
Pasar modal memberikan kemungkinan dan kesempatan memperoleh
imbalan (return) bagi pemilik dana, sesuai dengan karakteristik investasi
yang dipilih.
Jadi diharapkan dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian menjadi
meningkat karena pasar modal merupakan alternatif pendanaan bagi
perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan perusahaan-perusahaan yang pada akhirnya
memberikan kemakmuran bagi masyarakat yang lebih luas. Sedangkan fungsi
pasar modal di Indonesia adalah:
1. Sarana badan usaha untuk mendapatkan tambahan modal;
2. Sarana pemerataan pendapatan;
3. Memperbesar produksi dengan modal yang didapat, sehingga
produktivitas meningkat;
4. Menampung tenaga kerja; dan
5. Memperbesar pemasukan pajak bagi pemerintah.
Secara umum, manfaat dari keberadaan pasar modal adalah:
1. Menyediakan sumber pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha
sekaligus memungkinkan alokasi dana secara optimal.
2. Memberikan wahana investasi yang beragam bagi investor sehingga
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi.
3. Menyediakan leading indicator bagi perkembangan perekonomian suatu
Negara. Maksudnya jika pasar modal berkembang maka diharapkan
perekonomian juga akan berkembang.
4. Penyebaran kepemilikan perusahaan sampai pada lapisan masyarakat
menengah.
5. Penyebaran kepemilikan, keterbukaan dan profesionalisme menciptakan
iklim berusaha yang sehat serta mendorong pemanfaatan manajemen
profesional.
Tujuan dibentuknya Pasar Modal, pada tahun 1977 pemerintah
mengaktifkan kembali beroperasinya pasar modal dengan tujuan untuk lebih
memacu pertumbuhan ekonomi nasional. Pengaktifan kembali tersebut
Melalui pasar modal, dunia usaha akan dapat memperoleh sebagian atau seluruh
pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu, pengaktifan ini juga
dimaksudkan untuk meratakan hasil-hasil pembangunan melalui kepemilikan
saham-saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan
kesempatan usaha (Siamat,1995).
Menurut Widoatmodjo (1996), pasar modal memiliki peranan penting dalam
kegiatan ekonomi pada suatu negara, terutama di negara-negara yang menganut
sistem ekonomi pasar, pasar modal telah menjadi salah satu sumber kemajuan
ekonomi, sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi
perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu agen
produksi yang secara nasional akan membentuk Gross Domestic Product (GDP).
Perkembangan pasar modal akan menunjang kegiatan peningkatan GDP. Dengan
kata lain, berkembangnya pasar modal akan mendorong pula kemajuan ekonomi
suatu negara.
2.1.3 Tingkatan Efisiensi Pasar Modal
Ahli ekonomi mengatakan pasar modal yang efisien bukan berarti dilihat
dari sistem penyimpanan data, fasilitas yang digunakan akan tetapi disini
maksudnya adalah dilihat dari segi informasi yang tercermin dari harga-harga
sekuritas yang diperdagangkan. Dalam hal ini pasar modal dikatakan efisien
apabila pasar tersebut harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua
informasi yang relevan. Informasi yang relevan mengenai informasi dalam bentuk
perubahan harga sebelumnya, informasi kepada publik dan bukan publik. Efisien
tidaknya suatu pasar sangat tergantung pada seberapa cepat dampak suatu
informasi yang dicerminkan dari harga surat-surat berharga (Keown, 20054).
Menurut Eugene F. Fama (1965) dalam Suad Husnan (1994), efisiensi
dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu:
1. The weak efficient market hypothesis.
Efisiensi pasar dikatakan lemah (weak-form) karena dalam proses
pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data harga dan
volume masa lalu. Selanjutnya harga dan volume masa lalu itu akan dianalisis
untuk menentukan apakah harga naik atau turun. Kelemahannya adalah bahwa
masa datang, sehingga estimasi harga mungkin saja terjadi. Dalam hal ini
pemodal tidak dapat memperoleh keuntungan lebih dari yang diharapkan.
2. The semistrong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan setengah kuat (semistrong-form) karena dalam
proses pengambilan keputusan jual beli saham investor menggunakan data
harga masa lalu, volume masa lalu, dan semua informasi yang dipublikasikan.
Hal ini berarti investor menggunakan gabungan antara analisis teknis dengan
analisis fundamental dalam proses menghitung nilai saham.
3. The strong efficient market hypothesis
Efisiensi pasar dikatakan kuat (strong-form) karena investor menggunakan
data yang lebih lengkap yaitu, harga masa lalu, volume masa lalu, informasi
yang dipublikasikan, dan informasi privat yang tidak dipublikasikan secara
umum. Penghitungan harga estimasi dengan menggunakan informasi yang
lebih lengkap ini diharapkan akan menghasilkan keputusan jual beli saham
yang lebih tepat dan return yang lebih tinggi. Peningkatan return akan terjadi
apabila kebijakan portofolio ataupun keputusan jual-beli saham didasarkan
pada hasil riset tepat sasaran.
2.2. LQ45
LQ 45 adalah kumpulan 45 saham-saham yang mempunyai likuiditas yang
tinggi atau sering ditransaksikan dan biasanya manajer investasi akan
menempatkan dananya pada saham-saham yang termasuk dalam LQ45 untuk
mengurangi resiko likuiditas. LQ45 juga dianggap sebagai bencmark untuk
menilai suatu kinerja investasi berbasis pasar modal (www.google.com).
Saham-saham pada indeks LQ45 harus memenuhi kriteria dan melewati seleksi
utama sebagai berikut:
1. Masuk dalam ranking 60 besar dari total transaksi saham di pasar reguler
(rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir)
2. Rangking berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata kapitalisasi pasar selama 23
bulan terakhir)
3. Telah tercatat di BEI minimum 3 bulan.
4. Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhannya, frekuensi dan
Saham-saham yang termasuk dalam LQ45 terus dipantau dan setiap 6 bulan akan
diadakan review (awal Februari dan Agustus). Apabila ada saham yang sudah
tidak masuk kriteria, maka akan diganti dengan saham lain yang memenuhi syarat.
Pemilihan saham-saham LQ45 harus wajar, oleh karena itu BEI mempunyai
komite penasehat yang terdiri dari para ahli di BAPEPAM, Universitas dan
profesional di bidang pasar modal.
2.3. Laporan Keuangan
Laporan keuangan suatu perusahaan dapat dikatakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pimpinan perusahaan yang berupa ikhtisar keuangan dimana
dalam laporan keuangan tersebut akan terlihat data kuantitatif dari harta, utang,
modal, pendapatan dan biaya-biaya dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan
keuangan ini disusun oleh manajemen perusahaan sebagai alat komunikasi yang
dimaksud di atas untuk memenuhi kebutuhan internal dan eksternal perusahaan.
Investor dalam melakukan investasi pada suatu perusahaan, menanamkan
modalnya untuk mendapatkan keuntungan berupa dividen dan capital gain.
Kondisi keuangan suatu perusahaan (return ke investor baik) bergantung pada
tingkat pengembalian saham yang diperoleh dari dividen dan capital gain. Capital
gain adalah selisih positif antara harga saham pada saat membeli saham
dibandingkan dengan harga saat menjual saham di lantai bursa. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan di pasar sekunder yang lebih luas.
Menurut Kieso (2002) yang dikutip dalam Lucky (2006), Dividend is a
distribution by a corporation to its stockholders on a pro rata (proportional)
basis. Dividen sebagai bentuk pengembalian atau distribusi kepada pemilik dan
investor perusahaan atas modal yang telah diinvestasikannya selama periode
tertentu.
Ada 2 pendekatan menurut Bodie, Kane dan Marcus (2005) untuk menilai
tingkat pengembalian saham oleh investor, yaitu dengan analisis fundamental dan
analisis teknikal.
1. Analisis Fundamental
Penilaian saham dari segi laporan keuangan. Analisis ini mencoba
memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan identifikasi
nilai perusahaan dan biasanya analisis fundamental digunakan untuk menjawab
apakah nilai suatu saham undervalue atau overvalue.
2. Analisis Teknikal
Investor lebih menyukai konsep analisis secara teknik daripada fundamental.
Tujuan analisis secara teknik adalah untuk meraih keuntungan jangka pendek
yang dianalisis dari pola tren pasar. Dengan demikian analisis teknikal adalah
menilai saham hanya berdasarkan pada pengamatan tentang perubahan harga
saham dari waktu ke waktu.
Seberapa baik tingkat kinerja atau tingkat efisiensi dan efektif pengelolaan
sumber daya di perusahaan, menentukan tingkat pertumbuhan yang berkaitan pula
dengan pencapaian perkembangan perusahaan. Sebuah analisis dapat membantu
para pelaku bisnis, perusahaan, dan para pemakai laporan keuangan lainnya.
Manfaat rasio keuangan menunjukkan efektifitas dari pengelolaan investasi oleh
perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba.
Rasio-rasio menurut Fred Weston Thomas E. Copeland (Sawir, 2001)
adalah sebagai berikut:
1. Liquidity Ratio mengukur kesanggupan perusahaan dalam membayar
hutang-hutang jangka pendeknya yang telah jatuh tempo.
2. Leverage Ratio mengukur seberapa jauh perusahaan telah menggunakan
hutang yang akan digunakan oleh perusahaan untuk mendanai aktivanya.
3. Activity Rasio mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada pada pengendaliannya.
4. Profitability Rasiomengukur keberhasilan manajemen seperti ditunjukkan oleh
laba yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.
5. Valuation Ratio menilai hasil kerja perusahaan, karena rasio tersebut
mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-resiko dan rasio-hasil pengembalian
rasio ini mengukur kemajuan perusahaan.
Laporan yang paling penting diantara berbagai laporan yang diterbitkan
perusahaan kepada pemegang saham adalah laporan tahunan (annual report). Jenis
informasi yang diberikan dalam laporan ini: Pertama, adalah bagian verbal, yang
sering disajikan sebagai surat dari presiden direktur yang menguraikan hasil
akan mempengaruhi operasi perusahaan di masa depan. Kedua, laporan tahunan
yang menyajikan empat laporan keuangan dasar – neraca, laporan laba-rugi,
laporan laba ditahan dan laporan arus kas (Brigham, 2001).
Laporan keuangan pada dasarnya terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi
dan laporan perubahan modal, dimana neraca menunjukkan jumlah aktiva, utang
dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Perhitungan laba rugi
memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang
terjadi selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan modal menunjukan
sumber dan penggunaan juga alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal
perusahaan. Laporan keuangan sangatlah penting untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan dan kondisi keuangan suatu perusahaan akan dapat
diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan tidak hanya sebagai alat
penguji tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi
keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak
yang berkepentingan mengambil suatu keputusan (Munawir, 2004).
Laporan keuangan merupakan indikator analisis fundamental dan alat bantu
untuk membuat keputusan ekonomi. Banyak pihak yang mengambil keputusan
ekonomi setelah melihat laporan keuangan, seperti: keputusan jual-beli saham,
pembagian deviden, pemberian kredit dan keputusan lain. Laporan keuangan tidak
hanya digunakan untuk keputusan membeli, menahan dan menjual. Lebih dari itu,
digunakan untuk menentukan waktu yang tepat kapan membeli, kapan menahan,
atau kapan menjual (Arief Habib, 2008).
Menurut Munawir (2004) pengertian laporan keuangan adalah hasil dari
proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara
data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Adapun pihak
yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu
perusahaan adalah pemilik perusahaan, manajer yang bersangkutan, kreditur,
bankir, investor dan pemerintah. Selain itu laporan keuangan dibuat untuk
mempertanggungjawabkan kegiatan perusahaan terhadap pemilik dan
dengan jangka waktu minimal satu tahun sekali. Warren (2006) mengemukakan
bahwa laporan akuntansi yang menghasilkan informasi disebut laporan keuangan.
Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data
atau aktivitas perusahaan tersebut. Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap
posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah: para pemilik
perusahaan, manager perusahaan yang bersangkutan, para kreditur, bankers, para
investor dan pemerintah di mana perusahaan tersebut berdomisili, buruh serta
pihak-pihak lainnya lagi.
Para investor (penanam modal jangka panjang), bankers maupun para
kreditur lainnya sangat berkepentingan atau memerlukan laporan keuangan
perusahaan dimana mereka ini menanamkan modalnya. Mereka ini
berkepentingan terhadap prospek keuntungan di masa mendatang dan
perkembangan perusahaan selanjutnya, untuk mengetahui jaminan investasinya
dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut.dari hasil analisa laporan tersebut para investor, bankers dan
para kreditur lainnya akan dapat menentukan langkah-langkah yang harus
ditempuhnya (Munawir, 2004).
Investor sebagai pemilik perusahaan, merupakan pihak pertama yang
membutuhkan laporan keuangan. Berdasarkan laporan keuangan tersebut, mereka
dapat membuat keputusan apakah akan mempertahankan para dewan direksi,
apakah akan mengalihkan kepemilikan sahamnya, atau keputusan-keputusan yang
lain (Habib, 2008).
2.3.1 Sifat Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari
suatu kombinasi antara:
1. Fakta yang telah di catat (Recorded fact).
Laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari catatan akuntansi, seperti
bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva
tetap yang dimiliki perusahaan.
2. Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan didalam akuntansi (accounting
convention and postulate).
Data yang dicatat itu didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan
tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim (General
Accepted Accounting Principles) hal ini dilakukan dengan tujuan
memudahkan pencatatan (Expediensi) atau untuk keseragaman.
3. Pendapat pribadi (personal judgment).
Walaupun pencatatan transaksi telah diatur oleh konvensi-konvensi atau
dalil-dalil dasar yang sudah ditetapkan yang sudah menjadi standard praktek
pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil dasar
tersebut tergantung daripada akuntan atau manajemen perusahaan yang
bersangkutan (Munawir, 2004).
Berdasarkan sifat-sifat laporan keuangan di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa laporan keuangan mempunyai keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya merupakan
interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu yang sifatnya
sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standar nilai yang mungkin berbeda atau berubah-ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu, di
mana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun,
dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
Keberhasilan perusahaan dapat dinilai atau diukur dengan laba yang
diperoleh perusahaan, karena hasil-hasil stabilitas serta konuitas dan kelangsungan
hasil-hasil yang dicapai kurang memuaskan maka para pemegang saham yang dalam
hal ini merupakan pemilik perusahaan mungkin akan mengganti manajemennya
atau bahkan menjual saham yang dimiliki.
Adapun fungsi dari laporan keuangan adalah (1) mengukur tingkat biaya
dari berbagai perusahaan, (2) menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap
bagian proses dan produksi, (3) menentukan derajat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, (4) menilai dan mengukur hasil kerja
tiap-tiap individu yang telah disertai wewenang dan tanggung jawab, dan (5)
menentukan perlu tidaknya digunakan kebijaksanaan atau prosedur yang baru
untuk mencapai hasil yang lebih baik (Munawir, 2004).
2.3.2 Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan laporan keuangan menurut standar akuntansi keuangan (SAK)
adalah Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan statu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam mengambil keputusan ekonomi. Ada 2 kata kunci dalam
memahami tujuan laporan keuangan, yaitu (1) Laporan keuangan harus
memberikan informasi yang bermanfaat, (2) Laporan keuangan digunakan untuk
membuat keputusan yang logis. Sedangkan tujuan laporan keuangan menurut
Habib (2008) yang digambarkan dalam bagan, dapat dilihat pada Gambar 1
dibawah ini.
Tujuan Umum
Tujuan Pemakai Eksternal
Tujuan Lembaga (Perusahaan)
[image:42.595.118.515.345.726.2]Tujuan Spesifik
2.4. Kewajiban (Hutang)
Kewajiban (liabilities) adalah hak kreditor memperlihatkan utang
perusahaan. Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang dibayar
dengan aktiva dan jatuh tempo dalam jangka pendek biasanya kurang dari satu
tahun (Warren,2006). Menurut Keown (2004), Utang adalah uang yang telah
dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan.
Pembiayaan yang diberikan kreditur dibagi menjadi (1) utang lancar atau
kewajiban jangka pendek, dan (2) utang jangka panjang. Utang lancar atau utang
jangka pendek, meliputi uang yang dipinjam yang harus dibayar kembali dalam
12 bulan berikutnya. Utang jangka panjang meliputi pinjaman dari bank atau
sumber lain yang meminjamkan uang untuk waktu jangka panjang lebih dari 12
bulan.
2.5. Modal (Ekuitas Pemilik)
Ekuitas meliputi investasi pemegang saham – pemegang saham preferen dan
pemegang saham biasa dalam perusahaan. Pemegang saham preferen menerima
suatu dividen yang ditetapkan dalam jumlah tertentu. Ketika perusahaan
dilikuiditas, pemegang saham ini dibayar setelah kreditur perusahaan, tetapi
sebelum pemegang saham biasa. Pemegang saham biasa adalah pemegang
perusahaan diluar pemegang saham preferen dari suatu bisnis. Mereka menerima
apapun yang terjadi, baik atau buruk, setelah kreditor dan pemegang saham
preferen dibayar (Keown, 2004).
Pos-pos yang berada pada sisi kanan neraca–berbagai jenis utang, saham
preferen dan ekuitas saham biasa–disebut komponen modal (capital components).
Setiap kenaikan total aktiva harus dibiayai oleh kenaikan satu atau lebih
komponen modal tersebut. Modal (capital) merupakan faktor produksi yang
dibutuhkan dan seperti faktor-faktor lainnya, modal mempunyai biaya. Biaya
setiap komponen disebut biaya komponen (component cost) dari jenis modal
tertentu; misalnya meminjam uang pada suku bunga 10 persen, maka biaya
komponen utangnya adalah 10 persen (Brigham, 2004).
Laporan ekuitas pemilik adalah suatu ikhtisar perubahan ekuitas pemilik
Laporan ini dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi
bersih periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Demikian juga laporan
ekuitas pemilik dibuat sebelum mempersiapkan neraca, karena jumlah ekuitas
pemilik pada akhir periode harus dilaporkan di neraca. Oleh karena itu, laporan
ekuitas pemilik sering kali dipandang penghubung antara laporan laba rugi dengan
neraca (Warren, 2006).
2.5.1 Modal yang diinvestasikan (Invested Capital/IC)
Modal yang diinvestasikan merupakan penjumlahan dari ekuitas pemegang
saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung
bunga, utang dan kewajiban jangka panjang lainya (Young dan O’byrne, 2001).
Modal yang diinvestasikan adalah hasil reorganisasi neraca untuk melihat
besarnya capital yang diinvestasikan dalam perusahaan oleh kreditur dan
pemegang saham, serta seberapa besar capital yang diinvestasikan dalam aktivitas
operasional dan aktivitas non-operasional lainnya.
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling
popular. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika
memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan
instrument investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu
memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai
tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal tersebut, maka
pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Pada dasarnya, ada dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau
memiliki saham yaitu:
1. Dividen
Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen
diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam
RUPS. Jika seorang pemodal ingin mendapatkan dividen, maka pemodal
tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
dimana diakui sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai –
artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang
tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham - atau dapat pula
berupa dividen saham yang berarti kepada setiap pemegang saham
diberikan dividen sejumlah saham, sehingga jumlah saham yang dimiliki
seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen
saham tersebut.
2. Capital Gain
Capital Gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital
Gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar
sekunder. Misalnya Investor membeli saham ABC dengan harga per
saham Rp 3.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp 3.500 per saham
yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain sebesar Rp 500
untuk setiap saham yang dijualnya.
Saham sebagai instrument investasi memiliki risiko, antara lain:
1. Capital Loss
Capital loss merupakan kebalikan dari Capital Gain, yaitu suatu kondisi
dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli. Misalnya
saham PT. XYZ yang di beli dengan harga Rp 2.000,- per saham,
kemudian harga saham tersebut terus mengalami penurunan hingga
mencapai Rp 1.400,- per saham. Karena takut harga saham tersebut akan
terus turun, investor menjual pada harga Rp 1.400,- tersebut sehingga
mengalami kerugian sebesar Rp 600,- per saham.
2. Risiko Likuidasi
Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan bangkrut oleh Pengadilan,
atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi (dari hasil penjualan kekayaan perusahaan). Jika
masih terdapat sisa dari hasil penjualan kekayaan perusahaan tersebut,
maka sisa tersebut dibagi secara proporsional kepada seluruh pemegang
pemegang saham tidak akan memperoleh hasil dari likuidasi tersebut.
Kondisi ini merupakan risiko yang terberat dari pemegang saham. Untuk
itu seorang pemegang saham dituntut untuk secara terus menerus
mengikuti perkembangan perusahaan.
Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Keuntungan dari investasi saham
selain dividen (dana yang dibayarkan dari laba) adalah capital gain (selisih antara
harga saat mensual dengan harga saat membeli. Bisa saja terjadi, investor tidak
menghendaki dividen, tetapi lebih memilih keuntungan dari capita gain ini. Kalau
ini yang dimaui investor, dia tidak perlu menunggu sampai perusahaan
membagikan dividen untuk menjual sahamnya (Widoatmodjo, 1996).
Perdagangan saham sehari-hari di pasar sekunder atau dalam aktivitasnya,
harga-harga saham mengalami fluktuasi baik berupa kenaikan maupun penurunan.
Pembentukan harga saham terjadi karena adanya permintaan dan penawaran atas
saham tersebut. Dengan kata lain harga saham terbentuk oleh supply dan demand
atas saham tersebut. Supply dan demand tersebut terjadi karena adanya banyak
faktor, baik yang sifatnya spesifik atas saham tersebut (kinerja perusahaan dan
industri dimana perusahaan tersebut bergerak) maupun faktor yang sifatnya makro
seperti tingkat suku bunga, inflasi, nilai tukar dan faktor-faktor non ekonomi
seperti kondisi sosial dan politik, dan faktor lainnya.
Instrumen pasar modal pada prinsipnya adalah semua surat-surat berharga
(efek) yang umum diperjualbelikan melalui pasar modal (Bursa Efek) yang
biasanya berjangka waktu panjang. Instrumen yang paling umum diperjualbelikan
melalui Bursa Efek di Indonesia saat ini adalah saham dan obligasi. Saham atau
Stocks adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada suatu
perseroan terbatas. Saham dapat dibedakan antara saham biasa (common stocks)
dan saham preferen (preffered stocks). Perbedaan kedua jenis saham ini antara
lain, adalah sebagai berikut:
1. Saham biasa (common stocks);
a. Dividen dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba,
c. Hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan apabila bangkrut
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
2. Saham preferen (preffered stocks);
a. Memiliki hak paling dahulu memperoleh dividen,
b. Tidak memiliki hak suara.
c. Dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam
pencalonan pengurus.
d. Memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nominal saham lebih
dahulu setelah kreditur apabila perusahaan di likuidasi.
e. Kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari pembagian laba
perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
Dibandingkan dengan jenis investment lainnya, saham preferen memiliki
kelemahan dan kelebihan antara lain, sebagai berikut:
a. Lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim terhadap
kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih dahulu.
b. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman saham preferen
kurang aman karena dividen secara hukum bukan kewajiban.
c. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.
d. Tidak memiliki hak voting.
e. Tidak memiliki jatuh waktu.
f. Sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya saham
preferen jauh lebih sedikit.
g. Pada saat perusahaan dilikuidasi yang dibayarkan hanyalah nilai
nominalnya. (Siamat, 2004)
2.5.2 Biaya Modal
Biaya modal adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang
dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Dengan kata lain
biaya modal adalah suatu biaya kesempatan yang mencerminkan pengembalian
yang diharapkan investor dari investasi lain dengan risiko yang serupa (Young
dan O’byrne, 2001). Elemen risiko adalah penting untuk memahami biaya modal
dan cara perhitungannya. Semua investor adalah penghindar risiko, lebih
investor tidak akan menanggung risiko. Itu hanya berarti bahwa mereka tidak
menyukai risiko, dan mereka harus dibayar untuk itu.
Langkah penting dalam mengestimasi biaya modal adalah mengidentifikasi
dan menentukan biaya dari masing-masing komponen modal dan kemudian
mengkombinasikan komponen-komponen tersebut kedalam biaya modal rata-rata
tertimbang (WACC/weighted average cost of capital). Adapun komponen modal
adalah berbagai jenis utang, ekuitas saham biasa dan saham preferen.
Kebijakan keuangan perusahaan adalah kebijakan mengenai sumber
keuangan yang direncanakan untuk digunakan dan campuran (proporsi) tertentu
yang akan dipakai untuk menentukan penggunaan hutang dan pembiayaan ekuiti.
Pencampuran hutang dan ekuiti yang digunakan dapat berdampak pada biaya
modal perusahaan. Biaya modal perusahaan keseluruhan akan mencerminkan
biaya-biaya yang dikombinasikan dari semua sumber keuangan yang digunakan.
Biaya modal rata-rata tertimbang adalah rata-rata tertimbang dari biaya setelah
pajak atas masing-masing sumber modal yang digunakan perusahaan untuk
membiayai sebuah proyek di mana bobot (timbangan) tersebut mencerminkan
proporsi pembiayaan total dari masing-masing sumber. Konsekuensinya, biaya
modal tertimbang rata-rata merupakan tingkat pengembalian hasil yang harus
didapat perusahaan atas investasinya, sehingga dapat memberi kompensasi kepada
kreditor dan pemegang saham dengan tingkat pengembalian hasil individual yang
dibutuhkan (Keown, 2004).
2.5.3 Biaya Utang
Biaya utang umumnya diukur berdasarkan tingkat bunga yang dibayarkan
kepada kreditur. Karena bunga dapat dibebankan dalam perhitungan laba kena
pajak (tax deductible), maka perhitungan biaya utang perlu disesuaikan dengan
pajak (adjusted for taxes). Besarnya biaya utang yang harus dibayar perusahaan
ditentukan oleh tingkat suku bunga diperuntukkan bagi utang dengan suku bunga
mengambang, risiko kegagalan yang meningkat, dan keuntungan pajak yang
berhubungan dengan adanya utang karena beban bunga mengurangi pajak.
Dengan demikian perhitungan biaya modal adalah perkalian antara bunga yang
harus dibayar oleh perusahaan dengan faktor koreksi (1-t), dimana t adalah tingkat
2.6. Total Assets (Total Aktiva)
Sumberdaya yang dimiliki oleh perusahaan disebut aktiva (assets).
Contoh-contoh aktiva mencakup kas, tanah, pabrik dan peralatan (Warren, 2006).
Pengembalian suatu perusahaan dapat dinilai dari perspektif dasar pendanaan
keseluruhan, yaitu kewajiban ditambah ekuitas, atau total aktiva. Pengembalian
atas total aktiva (return on total a