FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI
PENYEWA LAHAN
(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
Oleh :
AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129
AGRIBISNIS
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI
PENYEWA LAHAN
(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)
SKRIPSI
AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129
AGRIBISNIS
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara (Siti Khadijah, H.N S.P. M.Si)
ABSTRAK
AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil
wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.
Dari hasil penelitian diproleh hasil:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4
2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2
) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4
3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.
), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.
RIWAYAT HIDUP
Azrul Ali Akbar Pasaribu lahir di Rantau Prapat pada tanggal 17 November 1989
anak dari Bapak Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu Rosminah Munthe. Penulis
merupakan anak pertama dari tiga bersaudara
Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :
1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Negeri 112320 Aek Kota Batu
dan tamat tahun 2002
2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Pertama Pondok Pesanteren
Alkautsar Alakbar Medan dan tamat tahun 2005
3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Angkasa 2 Lanud
Medan dan tama ttahun 2008
4. Tahun 2008 Menempuh pendidikan di Program Studi Psikologi,
Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Medan
5. Tahun 2009 Menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan
6. Bulan Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di
Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten
Serdang Bedagai
7. Bulan Januari 2014 melakukan penelitian skiripsi di Desa
Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Adapun judul skripsi ini adalah : “FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI PENYEWA LAHAN” (Studi kasus Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pada kesempatan ini pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada
Kedua Orang tua tersayang yaitu Ayahanda Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu
Rosminah Munthe yang telah membesarkan penulis dengan rasa sayang yang
tiada terkira dan selalu memberikan nasihat, didikan, pengorbanan, dandukungan
baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Adik penulis Anwar Rasyid
Ibrahim Psb dan Putri Bunga Psb atas semangat dan motivasi yang telah diberikan
selam aini. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku ketua dan wakil ketua program studi Agribisnis FP USU.
2. Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi
3. Ibu Siti Khadijah H. Nst S.P M.Si, selaku Anggota Komisi
Pembimbing.
4. Seluruh Dosen Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas
Pertanian USU.
5. Kepala Desa Pematang Sijonam beserta pegawai lainnya.
6. Ketua Gabungan Kelompok Tani Pematang Sijonam Bapak M Najran
beserta keluarga.
7. Seluruh Responden dan Instansi yang terkait dengan penelitian ini
yang telah memberikan data data kepada penulis selama penelitian
8. Sahabat sahabat dan rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan
dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun
skiripsi ini yaitu Topik, Beni, Mimi, Dhea, Saipul, Bang Bengbeng,
Tomy, Ridwan, Novra, FauziIndra, Boyman, Firman, OviStevi, Yudi,
Arnold, Fauzi, Nopri, Zainul, Juara, Awan, Welman, Teo, Rafael,
Rian, Rusdi, Icha, Amel, Seluruh penghuni Warkop Chelsea dan
seluruh teman teman PKP dan Agribisnis Stambuk 2009 yang
namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan
skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Medan, April 2014
DAFTARISI
ABSTRAK ... i
RIWAYAT HIDUP ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1
IdentifikasiMasalah ... 6
TujuanPenelitian ... 6
KegunaanPenelitian ... 6
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TinjauanPustaka ... 7
LandasanTeori ... 9
Produktivitasusahatani ... 9
Umur ... 11
Bibit ... 12
Lama Berusahatani ... 12
Pupuk ... 12
KerangkaKonseptual ... 15
HipotesisPenelitian ... 18
METODE PENELITAIN MetodePenentuan Daerah Penelitian ... 19
MetodePenentuanSampel ... 19
MetodePengumpulan Data ... 20
MetodeAnalisis Data ... 20
Definisi Dan BatasanOperasional ... 25
Definisi ... 25
BatasanOperasional ... 26
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 27
Kondisigeografis ... 27
Tata gunausaha ... 27
Keadaanpenduduk ... 28
Saranadanprasarana ... 31
KarakteristikSampel ... 32
Produktivitas ... 33
Pengaruhumur, bibit, lama berusahatani, pupukterhadap produktivitasusahatanipadisawah ... 35
PengaruhUmurTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36
Pengaruh Lama BerusahataniTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36
PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36
PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ………...37
Interprestasi Model HasilAnalisisRegresi Linier……….38
Multikolinieritas……….39
Normalitas………..40
Heteroskedastisitas………....42
UjiKesesuaian Model………...44
AnalisisKoefisienDeterminasi (R2 Uji-F (UjiSimultan/Serempak)………..44
)……….44
Uji – T (UjiParsial)...……….45
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47
Saran ... 48
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
Tabel 1.1 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadiSawah
MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011………. 3
Tabel 1.2 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadi SawahMenurutKecamatan di KabupatenSerdangBedagai 2012……… 4
Tabel 3.1 JumlahLuasLahandanPetaniPenyewaBerdasarkan KelompokTani di DesaPematanSijonam ………20
Tabel 4.1 DistribusiPendudukMenurutUmur di DesaPematangSijonam ... 28
Tabel 4.2 DistribusiPendudukMenurut Agama di DesaPematangSijonam ... 29
Tabel 4.3 DistribusiPendudukMenurutEtnis/Suku di DesaPematangSijonam ... 29
Tabel 4.4 DistribusiPendudukMenurutPendidikan di DesaPematangSijonam….30 Tabel 4.5 DistribusiPendudukMenurut Mata Pencaharian di DesaPematangSijonam……… 30
Tabel 4.6 KarakteristikSosialEkonomiPetani ... 32
Tabel 4.7 ProduktivitasPadiSawahPetaniPenyewaLahan di ... DesaPematangSijonam ... 34
Tabel 4.8 HasilAnalisisRegresiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi ProduktivitasPadiSawahDenganmenggunakan SPSS16………38
Tabel 4.9 HasilUjiMultikoliniearitas……….39
Tabel 4.10 HasilkoefisienDeterminasi………...44
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
2.1 KerangkaKoneptual ... 17
4.1 Histogram UjiNormalitas……….. 41
4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual………... 42
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul
1. KarakteristikSampelPetani 2. BiayaPupuk
3. ProduktivitasPadiSawah 4. Total BiayaBenih 5. Data Primer
ABSTRAK
AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si
Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.
Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil
wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.
Dari hasil penelitian diproleh hasil:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4
2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2
) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4
3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.
), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.
Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor
pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan
demikian, sebagian besar dari penduduknya menggantungkan hidupnya pada
sektor pertanian. Kenyataannya yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan
lahan di wilayah Indonesia sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total
angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya di sektor pertanian. Keadaan
seperti ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan
dan perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai persoalan
yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Husodo, 2004).
Pertanian di Indonesia yang meliputi tanaman pangan, tanaman
perkebunan, kehutanan, dan perikanan yang diupayakan oleh masyarakat tani
Indonesia yang diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dapat
dijadikan untuk menjadi sumber devisa negara dengan memerlukan upaya
dukungan dan perhatian dari pemerintah agar produk–produk pertanian yang
diharapkan tercapai.
Pertanian di Indonesia yang mencakup tanaman pangan memerlukan
perhatian khusus dari pemerintah karena selain untuk meningkatkan kesejahteraan
petani pangan di Indonesia, juga untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia
akan ketahanan pangan dalam negeri. Pertanian tanaman pangan di Indonesia
ada 2 macam yakni petani padi sawah dan petani padi ladang. Yang menjadi
pokok pembahasan dalam penelitian ini yakni petani padi sawah, hal ini
dikarenakan petani padi yang menjadi dominan di Indonesia adalah petani padi
sawah.
Kebutuhan padi sebagai bahan makanan pokok di negara kita masih saja
mengalami kenaikan. Produksi yang dihasilkan dari hasil tanaman dalam negeri
masih belum memenuhi kebutuhan. Tiap tahun pemerintah harus mengimpor
beras ratusan ribu ton dari luar negeri. Namun demikian bukan berarti bahwa kita
tidak mempunyai usaha untuk meningkatkan hasil pertanian tersebut, justru
karena itulah petani harus meningkatkan segala daya dan upaya agar produksi
padi negara kita semakin melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat
(Sugeng,1983).
Ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumber daya
dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang
lahan kecil. Kadang-kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaanya.
Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka
mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah.
Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan
sarana produksi. Bersamaan dengan itu mereka menghadapi pasar dan harga yang
tidak stabil. Mereka tidak menerima cukup dukungan penyuluhan, pengaruh
mereka kecil. Akibatnya kelangsungan hidup mereka sering ketergantungan
kepada orang lain dan pengaruh iklim yang jelek atau harga yang rendah dapat
Kontribusi sektor pertanian tanaman pangan di Propinsi Sumatera Utara
difokuskan kepada pengembangan agribisnis, ketahanan pangan serta peningkatan
kesejahteraan petani melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
pada tahun 2005 sebesar 23,98% tahun 2006 sebesar 22,33%, tahun 2007 sebesar
22,56% dan penyerapan tenaga kerja sekitar 47,60% dari 5,28 juta penduduk yang
tergolong angkatan kerja (Badan Pusat Statistik, 2007).
Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011
Kabupaten/Kota Luas Panen
Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2012
Tabel 1.1 menjelaskan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun
2010 memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915
ton dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha.
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki
potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Daerah
ini sangat subur dan banyak penduduknya menggantungkan pekerjaannya dari
hasil pertanian, sehingga peran sektor ini sangat penting. Sektor pertanian dengan
segala kelebihan dan kekurangannya masih menjadi tumpuan masyarakat sebagai
mata pencaharian utama dan masih sebagai sektor andalan. Hasil pertanian
tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut
kebutuhan pokok masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2011).
Tabel 1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata – Rata Produksi Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai
Jumlah Total 72.797 3.444.01 4.731
Sumber:
Produktivitas padi sawah dipengaruhi berbagai faktor diantaranya kepemilikan
atas lahan.
Badan Pusat Statitistik Sumatera Utara, 2012
Berdasarkan kepemilikan lahan petani padi sawah dapat digolongkan
menjadi 3 golongan yakni :
1. Petani pemilik lahan, yakni petani yang sebagai pemilik penuh atas lahan yang
diusahakannya dalam usahatani padi sawahnya.
2. Petani setengah penyewa, yakni petani juga memiliki lahan dan petani juga
menyewa lahan yang digunakannya dalam usaha padi sawahnya.
3. Petani penyewa, yakni lahan yang digarapnya atau yang diusahakannya dalam
usaha padi sawahnya merupakan milik orang lain dan petani menyewa kepada
pemilik lahan.
Kegiatan sewa–menyewa lahan ini terjadi antara 2 pihak yakni pihak pemilik
lahan dan penyewa lahan sehingga mereka melakukan kesepakatan dalam bentuk
perjanjian (Tafal, 1982).
Menurut Tricahyono (1983) biasanya lahan yang disewakan untuk kegiatan
usaha tani tersebut pembayarannya dengan 2 sistem yaitu :
1. Membayar dengan uang tunai
Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan
bentuk uang tunai dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah
disepakati oleh pihak penyewa dengan pihak pemilk lahan.
Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan
cara membagi hasil pertaniaan yang diusahakannya di lahan yang disewanya
dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah disepakati.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan pada uraian latar belakang sebelumnya, maka dapat
dirumuskan identifikasi masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh umur,
bibit, lamanya bertani dan pupuk, terhadap produktivitas usahatani padi sawah
petani penyewa lahan.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis pengaruh umur, bibit, lamanya bertani dan pupuk terhadap
produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.
1.4. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu untuk
pihak-pihak yang membutuhkan.
2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dan kebijakan dalam
rangka peningkatan produktivitas usahatani padi sawah.
3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam pengembangan wawasan untuk
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1. Tinjauan Pustaka
Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,
kecakapan, dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini, pada umumnya
karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungannya dimana
mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan sehingga menyebabkan
pengetahuan dan kecakapanya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan
seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya. Setiap petani ingin meningkatkan
kesejahteraan hidupnya, akan tetapi hal-hal diatas merupakan penghalang
sehingga cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup mereka lama tidak mengalami
perubahan–perubahan (Kartasapoetra, 1993).
Menurut Samsudin (1982), yang dimaksud dengan petani adalah mereka
yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian,
menguasai sesuatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani dan
mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun dengan tenaga bayaran.
Menguasi sebidang tanah dapat diartikan pula penyewa, bagi hasil, atau berupa
memiliki tanah sendiri. Petani juga dapat menggunakan tenaga kerja yang sifatnya
tidak tetap di samping tenaganya sendiri.
Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi
sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas
laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan
dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993).
Tanah adalah salah satu aspek terpenting dalam pertanian yang menyangkut
masalah tanah adalah kepemilikan, penggunaan dan pemeliharaan, pengawasan,
dan penguasaan (Mubyarto, 1985).
Bagi petani yang memiliki atau menguasai lahan yang luas akan lebih
tertarik untuk meningkatkan produktivitas mereka karena mereka dapat
keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1999).
Bagi petani yang status lahannya menyewa akan mencerminkan
pendapatan yang rendah dibandingkan dengan petani yang status lahannya milik
sendiri. Lahan sewa adalah lahan yang disewa oleh seorang petani kepada pihak
lain, karenanya petani mempunyai kewenangan seperti tanah milik diluar batas
jangka waktu sewa yang disepakati, penyewa tidak mempunyai kewenangan
untuk menjual atau menjaminkan tanah tersebut sebagai agunan. Dalam hal
perencanaan usaha, petani penyewa harus mempertimbangkan jangka waktu sewa,
demikian pula dalam penentuan cabang usahanya (Hernanto, 1993).
Salsinha (2005) menyimpulkan bahwa, produksi dan efisiensi produksi
usahatani padi sawah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk urea,
pupuk TSP dan tenaga kerja.
Input atau faktor produksi sektor pertanian adalah semua pengorbanan
yang diberikan pada tanaman, agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik
dan menghasilkan secara optimal. Di berbagai literatur, faktor produksi ini dikenal
pula dengan istilah input, production faktor atau korbanan produksi. Faktor
berbagai pengalaman menunjukkan, faktor produksi lahan dan modal untuk
membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah
faktor produksi terpenting di antara faktor produksi yang lain (Widowati, 2007).
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Produktivitas Usahatani
Produktivitas dipengaruhi oleh suatu kombinasi dari banyak faktor antara
lain kualitas bibit, pupuk, jenis teknologi yang digunakan, ketersediaan modal,
kualitas infrastruktur dan tingkat pendidikan/pengetahuan petani/buruh tani.
Selain faktor faktor tersebut praktek manajemen (pemupukan, pemberian pestisida
dan sebagainya) juga sangat mempengaruhi produktivitas (Tambunan, 2003).
Petani berkepentingan untuk meningkatkan penghasilan usahatani dan
keluarga sehingga tidak mengherankan apabila ada teknologi baru, petani akan
mempertimbangkan untung ruginya. Setelah secara teknis dan ekonomi dianggap
menguntungkan barulah petani memutuskan untuk menerima dan mempraktekkan
ide-ide baru tersebut.
Sebagaimana telah diketahui pada umunya petani masih mengalami
kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang
dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat
berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta
lemahnya bergaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian berupa
sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan,
buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu
sendiri (Soekartawi, 1998).
Petani yang berumur 50 tahun ke atas biasanya fanatik terhadap tradisi dan
sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang mengubah cara berpikir, cara
kerja dan cara hidupnya. Mereka bersikap apatis terhadap inovasi. Semakin muda
umur petani maka makin semangat untuk mengetahui hal baru, sehingga dengan
demikian mereka berusaha untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya
mereka masih belum berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1994).
Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam
memanfatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha petani
berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah
(Kartasapoetra, 1994).
Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan yang diperoleh dari
kegiatan pertanian ditambah dengan pendapatan rumah tangga dari luar usahatani.
Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya
modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya
dan yang cukup dalam berusahatani. Rendahnya pendapatan menyebabkan
turunnya investasi (Soekartawi, 2002).
Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi petani sangat tergantung kepada
faktor eksteren dan interen. Faktor interen itu sendiri yaitu faktor sosial dan
ekonomi petani. Faktor sosial di antaranya: umur, tingkat pendidikan, frekuensi
mengikuti penyuluhan dan lamanya berusahatani. Sedangkan faktor-faktor
ekonomi di antaranya adalah: jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi
petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam
pengelolaan usahatani (Soekartawi, 1999).
Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah yakni antara
lain:
2.2.1.1. Umur
Menurut Soekartawi (1999), rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua
sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian Indonesia. Petani berusia
tua biasanya cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau
inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia muda.
Makin muda umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu
apa yang belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat
melakukan anjuran dari kegiatan penyuluhan (Kusuma, 2006).
Makin muda petani biasanya lebih semangat untuk ingin tahu apa yang
belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan
adopsi inovasi (Lubis, 2000).
Petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun keatas, biasanya fanatik
terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara
berfikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya
teknologi baru dan inovasi, semakin muda umur petani, maka semakin tinggi
semangatnya mengetahui hal baru, sehingga dengan demikian mereka berusaha
untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya mereka masih belum
berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1993).
Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan
sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana
dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang
dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).
2.2.1.2. Bibit
Menurut Nandhar Mundhy Nugroho (2011), dengan penggunaan bibit padi
yang baik, maka akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Selain itu kelebihan
penggunaan bibit bermutu adalah menghasilkan produksi padi yang tinggi.
Penggunaan benih bermutu dalam budidaya akan meningkatkan efektivitas
dan efesiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan
sebelumnya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah benih yang akan
ditanam dan benih sulaman (Widowati, 2007).
2.2.1.3. Lama Berusahatani
Menurut Soekartawi (1999) pengalaman seseorang dalam berusahatani
berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lebih lama
bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula.
Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan
anjuran penyuluh daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang
lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil
keputusan (Kusuma, 2006).
2.2.1.4. Pupuk
Selain dari faktor produksi, yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan penggunaan
benih, faktor lain yang mempengaruhi produksi padi adalah penggunaan pupuk.
tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan.
Pedoman tingkat penggunaan pupuk per satuan luas secara teknis telah
dikeluarkan oleh Dinas Pertanian. Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai
dosis tersebut maka produtivitas per satuan lahan dapat menjadi berkurang,
sehingga produksi beras di Jawa Tengah mengalami penurunan. Oleh karena itu
berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya
diputuskan dengan menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk mencapai
keuntungan yang maksimum (Triyanto, 2006).
Mula-mula pupuk yang digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman
cukup dengan pupuk kandang atau kompos. Namun karena pupuk kandang dan
kompos dinilai kurang memuaskan akhirnya ditemukan pupuk buatan (pupuk
kimia) yang mangandung hara lengkap, baik makro maupun mikro. Pupuk kimia
tersebut memiliki kemampuan ajaib untuk memacu pertumbuhan dan
produktivitas tanaman budi daya (Andoko, 2008).
Pemupukan berimbang yang didasari oleh konsep “ pengelolaan hara
spesifik lokasi” (PHSL) adalah salah satu konsep penetapan rekomendasi
pemupukan. Dalam hal ini, pupuk diberikan untuk mencapai tingkat kesediaan
hara esensial yang seimbang di dalam tanah dan optimum guna: (a) meningkatkan
produktivitas dan mutu tanaman, (b) meningkatkan efisiensi pemupukan, (c)
meningkatkan kesuburan tanah, dan (d) menghindari pencemaran lingkungan
2.3. Penelitian Terdahulu
Mahananto (2009) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah (Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah). Penelitian dilakukan terhadap 120 petani sampel di empat desa sampel di wilayah Kecamatan Nogosari, Kabupaten
Boyolali, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang
digunakan secara simultan faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja
efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani,
jarak rumah petani dengan lahan garapan, dan sistem irigasi berpengaruh sangat
nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah. Selain itu model yang
digunakan menunjukkan bahwa: secara parsial luas lahan garapan, jumlah tenaga
kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), jarak lahan garapan
dengan rumah petani dan sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan
produksi padi sawah. Sedangkan pengalaman petani tidak berpengaruh (non significant) terhadap peningkatan produksi padi sawah.
Rika Meiliza (2006) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pupuk terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang . Hasil penelitian menunjukkan (1) penggunaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK Ponska di
daerah penelitian berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi
sawah,(2) penggunaan pupuk urea dan parsial berpengaruh nyata terhadap
produksi, (3) penambahan pupuk urea 1 % mengakibatkan produksi meningkat
sebesar 0,59 %, (4) Penggunaan pupuk SP-36 oleh petani padi sawah tidak
optimal, (5) Efisiensi teknis penggunaan pupuk urea terhadap produksi pada lahan
Sugiarto (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Padi Sawah di Kabupaten Dharmasraya.
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa:
(1) Terdapat Pengaruh positif dan signifikan terhadap luas lahan dengan jumlah
produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (2) Terdapat pengaruh positf
dan signifikan antara penggunaan bibit unggul dengan jumlah produksi padi
sawah di Kabupaten Dharmasraya. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
antara penggunaan pupuk dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten
Dharmasraya. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan
tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya.
(5) Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara luas lahan,
bibit unggul, dan tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten
Dharmasraya.
2.4. Kerangka Konseptual
Petani adalah setiap individu yang mempunyai ataupun tidak mempunyai
lahan untuk usaha pertaniannya untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan
kebutuhan hidupnya di bidang pertanian yang pada umumnya faktor utama
produksi di dalam bertani adalah yang dipakai untuk melaksanakan usahataninya
(Soekartawi, 1999).
Petani dengan status penyewa (murni) adalah petani yang mengusahakan
lahan usahatani dimana seluruh areal sawah yang dikerjakan adalah lahan yang
yang dibayar dengan tunai atau dengan jumlah hasil produksi yang sudah
ditentukan terlebih dahulu (Todaro,1998).
Pada umumnya petani penyewa yang terdapat di daerah–daerah pedesaan
tidak banyak yang memiliki lahan sendiri sehingga keberadaan petani pemilik
yang memberikan lahannya untuk disewakan dan dikerjakan oleh petani penyewa
sedikit banyaknya telah membantu petani penyewa dalam meningkatkan
kesejahteraan hidupnya.
Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan
usahatani dimana areal sawah yang digarapnya merupakan lahan yang disewa dari
orang lain. Petani penyewa memperoleh hak pakai atas tanah yang dibayar dengan
uang atau membayar dengan jumlah hasil yang sudah ditentukan terlebih dahulu.
Faktor–faktor yang mempengaruhi sikap petani penyewa terhadap
produktivitas padi sawah yakni kontribusi masing-masing faktor terhadap
produktivitas padi sawah tidaklah sama tetapi memiliki keterkaitan satu sama
Adapun skema kerangka pemikiran berkaitan dengan faktor-faktortersebut
dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Keterangan :
= menyatakan pengaruh
1. Umur
2. Bibit
3. Lama Bertani
4. Pupuk Produktivitas
2.5. Hipotesis Penelitian
Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah umur, bibit,
lamanya bertani dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Pematang Sijonam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan alasan
bahwa desa ini merupakan daerah pertanian yang memiliki petani penyewa
terbanyak dan merupakan salah satu sentra padi di Kabupaten Serdang Bedagai.
3.2. Metode Penentuan Sampel
Populasi petani yang mengusahakan usahatani padi sawah ada sebanyak 751 KK, dimana populasi petani penyewa adalah sebanyak 124 KK dan
penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling, yakni pengambilan data dari sampel secara acak yang sesuai dengan kriteria penelitian. Jumlah
sampel adalah sebesar 52 KK yang ditentukan dengan metode Slovin dengan
batas toleransi kesalahan 10 persen dengan rumus di bawah ini :
Keterangan :
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Batas toleransi kesalahan (error)
Tabel 3.1. Jumlah Luas Lahan dan Petani Penyewa Berdasarkan Kelompok Tani di Desa Pematang Sijonam
No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Petani Penyewa (KK)
Sumber: Ketua Gapoktan Desa Pematang Sijonam, 2013
3.3.Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara langsung kepada petani padi
sawah yang menyewa lahan di Desa Pematang Sijonam dan data sekunder
diperoleh dari instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas
Pertanian Serdang Bedagai, Kantor Kecamatan Perbaungan, dan lain–lain serta
buku yang mendukung penelitian ini.
3.4. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian ditabulasi untuk selanjutnya dilakukan
analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis Regresi Linier Berganda.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel ekonomi
variable) adalah produktivitas padi sawah. Sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah umur petani, pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk. Adapun persamaan fungsi dasarnya sebagai
berikut:
Y = P0 + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4
dengan,
+ e
Y = Produktivitas padi sawah (Kg/Ha) X1
Setelah dianalisis selanjutnya dilakukan beberapa pengujian agar
mendapatkan model terbaik yang dapat merepresentasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan secara
baik. Beberapa uji yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
3.4.1. Uji Asumsi Klasik
Agar mendapatkan model yang terbaik dalam regresi linier berganda harus
memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi
3.4.1.1. Normalitas
Menurut Gujarati (1997), model regresi linier berganda harus
mengasumsikan variabel pengganggu (residual) µi terdistribusi secara normal, yang artinya nilai µ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi yang baik adalah yang mengikuti garis normal. Jika asumsi ini dilanggar
maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.
Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel µi berdistribusi normal atau tidak adalah dengan Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi
normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal
(Priyatno, 2009).
3.4.1.2. Multikolinearitas
Multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau
lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati
sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
mutikolinearitas. Dampak adanya multikolinearitas antara lain: nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t-hitung menjadi rendah; standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variable bebas; serta pengaruh masing-masing variabel bebas sulit di deteksi
(Priyatno, 2009).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu
menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.
3.4.1.3. Heteroskedastisitas
Priyatno (2009) menyatakan bahwa heteroskedastisitas adalah keadaan
dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model
regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas.
Heterokedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan
nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat
pola titik-titik pada scatter plot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
masalah heterokedastisitas pada model regresi (Priyatno, 2009).
3.4.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)
Untuk dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik yang
disebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka ada beberapa uji siatistik yang harus dipenuhi yaitu Analisis Koefisien Determinasi (R2
3.4.2.1. Analisis Koefisien Determinasi (R
), Uji-F
(uji simultan), dan Uji-T (uji parsial).
2
Koefisien Determinasi (R
)
2
) digunakan untuk melihat kekuatan variabel
bebas dalam mempengaruhi kekuatan variabel terikat. Koefisien determinasi
bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan faktor fakor yang mempengaruhi
produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.
3.4.2.2. Uji –F (Uji Simultan)
Uji-F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas secara
serempak berpengaruh nyata terhadap faktor faktor yang mempengaruhi
produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat.
Hipotesis yang diajukan adalah:
H0
H
: variabel bebas secara serempak tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
variabel terikat.
1
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F : variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh yang nyata terhadap
variabel terikat.
hitung dengan F tabel
- Jika F
, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:
hitung≥ F tabel, maka H0 - Jika F
ditolak.
hitung< F tabel, maka H0 diterima.
3.4.2.3. Uji – T (Uji Parsial)
Uji-T digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel
bebas secara indiviu terhadap faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas
usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis
yang diajukan adalah:
H0
H
: variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T
hitung dengan T tabel - Jika T
, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:
hitung ≥ T tabel, maka H0 - JikaT
ditolak.
hitung< T tabel, maka H0
3.5. Definisi dan Batasan Operasional diterima.
3.5.1. Defenisi
Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman mengenai
pengertian tentang istilah–istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan
batasan operasional sebagai berikut :
1. Petani padi sawah adalah petani yang mengusahakan komoditi padi di
areal sawah.
2. Petani sampel adalah penyewa lahan yang mengusahakan lahan sawah
yang berdomisili di Desa Pematang Sejonam di Kecamatan Perbaungan,
Kabupaten Serdang Bedagai.
3. Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan
usahatani dimana areal sawah yang dikerjakannya adalah lahan yang
disewa dari orang lain.
4. Faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap produktivitas padi sawah
meliputi: umur, lamanya bertani, bibit, dan pupuk.
5. Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai
dengan sekarang (tahun).
6. Lamanya bertani adalah lamanya waktu petani yang terhitung sejak
7. Luas lahan adalah luas areal persawahan yang akan ditanam padi pada
musim tertentu (Ha).
8. Bibit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benih yang telah
berkecambah (Kg)
9. Pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bahan yang
digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga
menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Kg).
10. Produktivitas padi sawah ialah banyaknya hasil panen padi persatuan luas
lahan (ton/Ha).
3.5.2. Batasan Operasional
1. Waktu penelitian adalah tahun 2014.
2. Sampel adalah Petani Penyewa Lahan di Desa Pematang Sijonam,
Kecamatan Perbaungan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Desa Pematang Sijonam
4.1.1. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim
Desa Pematang Sijonam berada di Kecamatan Perbaungan. Adapun
kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Serdang
Bedagai. Desa Pematang Sijonam memiliki luas wilayah sebesar ± 569 Ha yang
terdiri dari 6 (enam) dusun.
Adapun batas-batas Desa Pematang Sijonam adalah sebagai berikut:
Bagian Utara berbatasan langsung dengan Desa Cemara
Bagian Timur berbatasan langsung dengan Desa Bengkel
Bagian Selatan berbatasan langsung dengan Desa Melati
Bagian Barat berbatasan langsung dengan Desa Tualang
Jarak tempuh dari pusat desa ke kabupaten dan kecamatan tidak cukup
jauh. Jarak dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten sejauh ± 23 Km, dan jarak
dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten ke kecamatan sejauh ± 6 Km.
4.1.2. Tata Guna Usaha
Pola penggunaan tanah di Desa Pematang Sijonam beragam jenisnya.
Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk,
pemerintahan, tempat ibadah, pasar tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas
umum, dan lahan-lahan pertanian.
Di Desa Pematang Sijonam memiliki beberapa saluran irigasi yang terdiri
saluran tersier, dan pintu bagi. Saluran irigasi dibangun untuk membantu
kelancaran penggunaan lahan pertanian.
4.1.3. Keadaaan Penduduk
Jumlah penduduk Desa Pematang Sijonam pada tahun 2013 adalah
sebanyak 4200 jiwa. Ini merupakan jumlah yang cukup banyak untuk sebuah
desa.
a. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Umur
Keadaan umur penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 5 kelompok
umur, yaitu kelompok umur 17 s/d 59 tahun yaitu 2.325 jiwa (55,35%),
sedangkan kelompok umur yang terkecil yatu 0 s/d 5 tahun yaitu 218 jiwa
(5,19%). Dengan demikian jumlah penduduk di Desa Pematang Sijonam lebih
banyak kelompok produktif. Selanjutnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Sijonam No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 0 s/d 5 218 5,19
Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 b. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Agama
Penduduk Desa Pematang Sijonam menganut 3 agama yaitu Islam, Kristen
Protestan, dan Katolik dengan sebagian besar penduduknya menganut agama
agama Katolik dengan jumlah penduduk 122 jiwa (2,90%). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Pematang Sijonam
No. Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Islam 3764 89,62
2 Kristen Protestan 314 7,48
3 Khatolik 122 2,90
Total 4200 100,00
Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013
c. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Etnris / Suku
Penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 6 (enam) suku yang terbesar
adalah suku Banjar yaitu 1513 jiwa (36,02%) sedangkan suku yang terkecil
adalah suku Mandailing 141 jiwa (3,35%). Dengan demikian di Desa Pematang
Sijonam penduduknya mayoritas adalah suku Banjar (Kalimantan). Untuk lebih
jelas keadaan penduduk menurut etnis / suku dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Etnis/Suku di Desa Pematang Sijonam
Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013
d. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pendidikan
Penduduk di Desa Pematang Sijonam memiliki 7 (tujuh) tingkat pendidikan
dimana yang paling banyak adalah SD dengan jumlah 2628 orang (62,57%)
orang (0,40%). Untuk mengetahui semua tingkat pendidikan yang ada di Desa
Pematang Sijonam dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pematang Sijonam
No. Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 PAUD 70 1,66
Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 e. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pekerjaan
Pada umumnya penduduk Desa Pematang Sijonam memiliki pekerjaan
sebagai buruh tani, ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang menjadi buruh
tani yaitu 1466 orang (34,90%) dan sebagian kecil memiliki pekerjaan sebagai
TNI / polisi dengan jumlah 7 orang (0,16%). Pemaparannya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pematang Sijonam
No. Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 PNS 25 0,59
4.1.4. Sarana Dan Prasarana
Semakin baik sarana dan prasarana di Desa Pematang Sijonam maka akan
mempercepat laju pertumbuhan desa ini. Cepatnya laju pertumbuhan akan
mempengaruhi kemajuan laju ekonomi di Desa Pematang Sijonam. Sarana dan
prasarana suatu daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan
pengembangan suatu daerah.
Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana
bidang pemerintahan berupa kantor kepala desa dengan luas lebih kurang 500 m2
Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana
bidang komunikasi yaitu jaringan telepon kabel (rumah) yang tersebar luas.
Termasuk 4 wartel beroperasi usaha di Dusun I Desa Pematang Sijonam.
Mengenai sarana dan prasarana air bersih, mayoritas masyarakat Desa Pematang
Sijonam memanfaatkan sumberdaya air lewat sumur gali sebagai sumber
kebutuhan air bersih untuk digunakan sehari-hari.
dan mempunyai 2 kantor pemerintahan lainnya yaitu ; Dinas Pengolahan
Sumberdaya Air (PSDA) serta Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
Peternakan, dan Kehutanan (BP3K).
Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana
peribadatan berupa 1 unit Masjid, 8 unit Musholla, dan 2 unit Gereja.
Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana pendidikan
berupa 1 unit TK, 2 unit PAUD, 1 unit Madrasah, serta 1 unit SMP Swasta.
Di Desa Pematang Sijonam terdapat beberapa cabang olahraga yang
digeluti oleh masyarakat. Beberapa cabang olahraga tersebut adalah sepak bola,
sarana yang ada masih berupa sarana olahraga tradisional karena keterbatasan
lahan dan dana tentunya. Sehingga cabang olahraga tersebut kurang berkembang.
Walaupun pada setiap kejuaraan atau perlombaan ataupun kompetisi maupun
turnamen Desa Pematang Sijonam selalu berprestasi.
4.2. Karakteristik Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah petani penyewa lahan yang
mengusahakan usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Untuk lebih
jelasnya, akan dijelaskan lebih rinci pada paragraf-paragraf berikut ini.
Karakteristik petani sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik
sosial ekonomi yang terdiri dari luas lahan, umur, tingkat pendidikan, dan
lamanya petani tersebut berusahatani padi sawah. Untuk lebih jelasnya, pada tabel
4.6 di bawah dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi dari sampel petani yang
menyewa lahan dan megusahatanikan usahatani padi sawah.
Tabel 4.6 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani
No Karakterisitik Sosial Ekonomi Range Rata-Rata
1 Luas Lahan (Ha) 0,2 – 1,9 0,57
2 Umur (Tahun) 27 – 59 44,01
3 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6 – 12 7,67
4 Lama Berusahatani (Tahun) 9 - 35 20,82
Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)
Luas lahan petani penyewa lahan yang mengusahakan usahatani padi
sawah berkisar antara 0,2 – 1,1 Ha dengan rata-rata 0,57 Ha. Rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa lahan petani sampel dalam berusahatani padi sawah cukup
Dalam tabel 4.6 memperlihatkan bahwa umur petani sampel berkisar
antara 28 hingga 59 tahun. Ini merupakan angka yang cukup produkif dalam
menghasilkan produksi dengan rata-rata petani sampel 44,01 tahun.
Tingkat pendidikan formal petani sampel yang mengusahakan padi sawah
dan menyewa lahan berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 7,67
tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel berkisar di Sekolah
Menengah Pertama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ingkat pendidikan petani
masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan formal masih belum sepenuhnya
berpengaruh bagi petani dalam melakukan usahatani.
Lamanya petani dalam melakukan usahatani padi sawah dalam sampel ini
berkisar 9 – 35 tahun dengan rata-rata 20,82 tahun. Angka ini menunjukkan waktu
yang cukup bagi petani dalam menjalankan usahataninya. Dari angka tersebut
dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel sudah cukup lama dalam
menjalankan usahataninya.
4.3. Produktivitas
Produktivitas merupakan kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu
spesies tanaman atau suatu sistem pertanaman pada suatu sistem pengelolaan
tertentu. Produktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalaha ialah
banyaknya hasil panen padi sawah persatuan luas lahan (ton/ha). Adapun rata-rata
produktivitas padi sawah di Desa Pematang Sijonam adalah 8,344873657 ton/ha,
produktivitas tertinggi yaitu 10,75 ton/ha, sedangkan yang terendah adalah 6,00
Tabel 4.7 Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan di Desa
Produksi (Kg) Produktivitas
No Sampel
Rata-rata 0,576923 4432,692 8,344873657 Sumber: Data Primer (diolah)
4.4. Pengaruh Umur, Bibit, Lamanya Bertani, dan Pupuk terhadap Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan
Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan dilaksanakan dengan
produktivitas usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Data yang
digunakan merupakan data sekunder dengan wawancara langsung kepada petani
yang telah dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.
Variabel terikat dalam penelitian menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan ini
adalah produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan, dan variabel
4.4.1. Pengaruh Umur terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan
Faktor pertama adalah umur dari petani usahatani padi sawah. Faktor ini
dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena
umur setiap petani padi sawah di daerah penelitian akan mempengaruhi kinerja
dan produktivitas dari pelaku usahatani. Hal ini akan mempengaruhi hasil
produksi dari usahataninya karena intensitas petani berbeda-beda dalam merawat
usahatani sesuai kekuatan fisik dari tiap umur petani.
4.4.2. Pengaruh Lamanya Bertani terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan
Faktor kedua adalah lamanya petani pelaku usahatani bertani. Faktor ini
dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena
banyaknya pengalaman petani menunjukkan berapa dalamnya pemahaman petani
terhadap seluk-beluk usahatani padi sawah, baik itu dari segi bibit, pemeliharaan,
hingga hama dan panen. Lama atau tidaknya pengalaman petani ditentukan dari
berapa lama petani tersebut telah berusahatani.
4.4.3. Pengaruh Bibit terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan
Faktor ketiga adalah bibit yang digunakan dalam usahatani. Faktor ini
dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena
bibit yang digunakan oleh petani di daerah penelitian belum dapat dikatakan
menggunakan bibit unggul secara keseluruhan. Hal ini memberi dampak bagi
kualitas dan kuantitas dari produksi padi sawah itu sendiri.
4.4.4. Pengaruh Pupuk terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan
Faktor keempat adalah pupuk yang digunakan dalam usahatani padi
sawah. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi
produktivitas karena dengan adanya pupuk maka usahatani padi sawah akan
menjadi lebih gembur dan lebih produktif. Dengan begitu, penggunaan pupuk
akan menjadi faktor yang mempenaruhi tingkat produktivitas dari produksi padi
4.5. Interpretasi Model Hasil Analisis Regresi Linier
Untuk pemaparan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan akan dijelaskan
menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda.
Tabel 4.8. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah dengan menggunakan SPSS versi 16.
Penduga Koefisien
Sumber : Data primer diolah diambil dari lampiran 6
Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi di atas adalah :
Y = 9,994 – 0,12X1 – 3.89X2 + 0,16X3 + 0.13X4
Persamaan regresi di atas dapat menjelaskan bahwa:
1. Konstanta sebesar 9,994, nilai ini menunjukkan bahwa produktivitas padi
sawah adalah sebesar 9,994 apabila tidak dipengaruhi oleh umur (X1), bibit
(X2), lama berusahatani(X3) dan pupuk (X4
2. Koefisien umur bernilai -0,12 angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi
penurunan umur petani sebesar 1 tahun, maka akan terjadi peningkatan
produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,12 ton/ha. Hal ini
dikarenakan peningkatan umur berpengaruh terhadap kinerja petani dalam
melakukan usahatani padi sawah.
).
3. Koefisien bibit bernilai negatif yaitu sebesar -3.89, angka ini menunjukkan
penurunan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar -3.89 ton/ha. Hal
ini dikarenakan bibit yang ditanam bervariasi dan petani di desa itu tidak
dinamis dalam berinovasi.
4. Koefisien lama berusahatani bernilai 0,16 angka ini menunjukkan bahwa jika
terjadi peningkatan lamanya petani berusahatani selama 1 tahun, maka akan
terjadi peningkatan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,16
ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani dalam usahatani
mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani padi sawah di daerah
penelitian.
5. Koefisien pupuk bernilai 013, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi
peningkatan pupuk sebesar 1 kg, maka akan terjadi peningkatan produktivitas
dari usahatani padi sawah sebesar 0,13 ton/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa
pupuk dalam usahatani mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani
padi sawah di daerah penelitian.
4.6. Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas
Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat
nilai VIF pada tiap independent variable yang dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas
Independent Variable Collinierity Statistics
Tollerance VIF
Umur 0,211 4,743
Bibit 0,280 3,572
Lama berusahatani 0,194 5,165
Pupuk 0,311 3,218
Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :
1. nilai toleransi lebih besar dari 0,1
2. nilai VIF lebih kecil dari 10
3. R² = 1
Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing
variabel berada dibawah 10. Nilai VIF umur sebesar 4,741 < 10, nilai VIF bibit
3572 < 10, nilai VIF lama berusahatani sebesar 5,165 < 10, nilai VIF pupuk
sebesar 3,218 < 10, dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas.
2. Normalitas
Untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati
Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas
Distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, apabila
distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped) (Santoso, 2010). Berdasarkan tampilan histogram pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi data
berbentuk lonceng (bell shaped), sehingga data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Kemudian tampilan Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
pada Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar dan mengikuti garis
diagonal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila garis yang
Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual
Dari kedua gambar diatas maka dengan demikian data tersebut dikatakan
berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.
3. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati
Gambar 4.3. Scatterplot Uji Heteroskedastitas
Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati
scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan
scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas.
Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 4.3.
menunjukkan bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data menyebar di bawah dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi
4.7 Uji Kesesuaian Model
4.7.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2 Tabel 4.10. hasil Koefisien Determinasi (R
)
a. Predictors: (Constant), ), bibit, umur, pupuk, lama bertani
b. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: Lampiran 6
Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,426 (Tabel 4.10). Hal ini menunjukkan bahwa 43%
variasi variabel umur (X1), bibit (X2), lama berusahatani (X3), dan pupuk (X4)
dapat menjelaskan bagaimana produktivitas padi sawah di Desa Pematang
Sijonam. Kemudian sisanya 57% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
dimasukkan dalam model.
4.7.2. Uji-F (Uji Simultan/Serempak)
Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F
disajikan pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar
0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu α 5% atau 0,05 atau dapat diketahui melalui uji F. Hal ini menunjukkan
bahwa H0 dittolak atau H1 diterima, yaitu bibit (X1), umur (X2), lama
berusahatani (X3), pupuk (X4), dan tenaga kerja (X6), secara serempak
Tabel 4.11. Hasil Uji Serempak
ANOVAb
Model Sum Of Men
Squares df Square F Sig 1 Regresion 59.379 5 14.845 8.706 .000
Residual 80.142 47 1.705
a
Total 139.521 51
a. Predictors: (Constant), bibit, umur, pupuk, lama bertani b. Dependent Variable: Produktivitas
Sumber: Lampiran 6
4.7.3. Uji – T (Uji Parsial) a. Umur
Secara parsial ternyata variabel umur tidak berpengaruh secara nyata
terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian
dikarenakan nilai signifikan t (0,793) lebih besar dibandingkan dengan nilai α
sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak
sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel umur berpengaruh
secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di
daerah penelitian.
b. Bibit
Secara parsial ternyata variabel bibit berpengaruh secara nyata terhadap
sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai
dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa bahwa variabel bibit berpengaruh
secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di
daerah penelitian.
c. Lama BerusahaTani
Secara parsial ternyata variabel lama berusahatani petani padi sawah tidak
berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa
lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,746) lebih besar
dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan
H1 ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa
bahwa variabel lama berusahatani seorang petani padi sawah berpengaruh secara
parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah
penelitian.
d. Pupuk
Secara parsial ternyata variabel pupuk tidak berpengaruh secara nyata
terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian
dikarenakan nilai signifikan t (0,284) lebih besar dibandingkan dengan nilai α
sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak
sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel pupuk tidak
berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.2. Kesimpulan
1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa
lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama
berusahatani(x3), dan pupuk(x4
2) Nilai koefisien determinasi (R ).
2
) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien
determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat
dijelaskan oleh variabel umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani(x3),
pupuk(x4
3) Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh
nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.
), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh
faktor lainnya.
Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah
petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani,
pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani
5.2. Saran
1) Diharapkan petani dapat meningkatkan kuantitas produksi padi sawah di
daerah penelitian dengan menerapkan teknologi-teknologi baru pada waktu
budidaya maupun pada waktu pemeliharaan.
2) Mengingat jumlah produktivitas yang belum stabil dan baik, sebaiknya
pemerintah memberikan bantuan atau menyalurkan penyuluh-penyuluh
pertanian ke daerah Desa Pematang Sijonam sehingga petani mendapat
masukan dan bimbingan yang mendukung kinerja dalam memproduksi. Hal
ini juga dapat didukung dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat
mendukung peningkatan eksistensi padi ataupun swasembada pangan.
3) Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan
mengenai teknologi yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi dari