• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI

PENYEWA LAHAN

(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

Oleh :

AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129

AGRIBISNIS

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI

PENYEWA LAHAN

(Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai)

SKRIPSI

AZRUL ALI AKBAR PASARIBU 090304129

AGRIBISNIS

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara (Siti Khadijah, H.N S.P. M.Si)

(3)

ABSTRAK

AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil

wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.

Dari hasil penelitian diproleh hasil:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4

2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4

3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Azrul Ali Akbar Pasaribu lahir di Rantau Prapat pada tanggal 17 November 1989

anak dari Bapak Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu Rosminah Munthe. Penulis

merupakan anak pertama dari tiga bersaudara

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Tahun 1996 masuk Sekolah Dasar Negeri 112320 Aek Kota Batu

dan tamat tahun 2002

2. Tahun 2002 masuk Sekolah Menegah Pertama Pondok Pesanteren

Alkautsar Alakbar Medan dan tamat tahun 2005

3. Tahun 2005 masuk Sekolah Menengah Atas Angkasa 2 Lanud

Medan dan tama ttahun 2008

4. Tahun 2008 Menempuh pendidikan di Program Studi Psikologi,

Fakultas Psikologi, Universitas Medan Area, Medan

5. Tahun 2009 Menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan

6. Bulan Agustus 2013 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di

Desa Naga Kesiangan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten

Serdang Bedagai

7. Bulan Januari 2014 melakukan penelitian skiripsi di Desa

Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan

rahmat Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Adapun judul skripsi ini adalah : “FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS USAHATANI PADI SAWAH PETANI PENYEWA LAHAN” (Studi kasus Desa Pematang Sijonam, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai). Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini pertama penulis mengucapkan terima kasih kepada

Kedua Orang tua tersayang yaitu Ayahanda Alm Zaidin Pasaribu dan Ibu

Rosminah Munthe yang telah membesarkan penulis dengan rasa sayang yang

tiada terkira dan selalu memberikan nasihat, didikan, pengorbanan, dandukungan

baik secara materi maupun doa sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Adik penulis Anwar Rasyid

Ibrahim Psb dan Putri Bunga Psb atas semangat dan motivasi yang telah diberikan

selam aini. Serta penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Dr. Ir. Salmiah, M.S dan Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku ketua dan wakil ketua program studi Agribisnis FP USU.

2. Bapak Dr Ir Satia Negara Lubis, MEc selaku Ketua Komisi

(6)

3. Ibu Siti Khadijah H. Nst S.P M.Si, selaku Anggota Komisi

Pembimbing.

4. Seluruh Dosen Staff dan Pegawai di Departemen Agribisnis Fakultas

Pertanian USU.

5. Kepala Desa Pematang Sijonam beserta pegawai lainnya.

6. Ketua Gabungan Kelompok Tani Pematang Sijonam Bapak M Najran

beserta keluarga.

7. Seluruh Responden dan Instansi yang terkait dengan penelitian ini

yang telah memberikan data data kepada penulis selama penelitian

8. Sahabat sahabat dan rekan mahasiswa yang telah memberikan bantuan

dan dukungan selama penulis menempuh pendidikan dan menyusun

skiripsi ini yaitu Topik, Beni, Mimi, Dhea, Saipul, Bang Bengbeng,

Tomy, Ridwan, Novra, FauziIndra, Boyman, Firman, OviStevi, Yudi,

Arnold, Fauzi, Nopri, Zainul, Juara, Awan, Welman, Teo, Rafael,

Rian, Rusdi, Icha, Amel, Seluruh penghuni Warkop Chelsea dan

seluruh teman teman PKP dan Agribisnis Stambuk 2009 yang

namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skiripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

diharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk menyempurnakan

skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, April 2014

(7)

DAFTARISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

PENDAHULUAN LatarBelakang ... 1

IdentifikasiMasalah ... 6

TujuanPenelitian ... 6

KegunaanPenelitian ... 6

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TinjauanPustaka ... 7

LandasanTeori ... 9

Produktivitasusahatani ... 9

Umur ... 11

Bibit ... 12

Lama Berusahatani ... 12

Pupuk ... 12

(8)

KerangkaKonseptual ... 15

HipotesisPenelitian ... 18

METODE PENELITAIN MetodePenentuan Daerah Penelitian ... 19

MetodePenentuanSampel ... 19

MetodePengumpulan Data ... 20

MetodeAnalisis Data ... 20

Definisi Dan BatasanOperasional ... 25

Definisi ... 25

BatasanOperasional ... 26

HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian ... 27

Kondisigeografis ... 27

Tata gunausaha ... 27

Keadaanpenduduk ... 28

Saranadanprasarana ... 31

KarakteristikSampel ... 32

Produktivitas ... 33

Pengaruhumur, bibit, lama berusahatani, pupukterhadap produktivitasusahatanipadisawah ... 35

PengaruhUmurTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

Pengaruh Lama BerusahataniTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ... 36

PengaruhPupukTerhadapProduktivitasUsahataniPadiSawah ………...37

Interprestasi Model HasilAnalisisRegresi Linier……….38

(9)

Multikolinieritas……….39

Normalitas………..40

Heteroskedastisitas………....42

UjiKesesuaian Model………...44

AnalisisKoefisienDeterminasi (R2 Uji-F (UjiSimultan/Serempak)………..44

)……….44

Uji – T (UjiParsial)...……….45

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 47

Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadiSawah

MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011………. 3

Tabel 1.2 LuasPanen, Produksidan Rata-Rata ProduksiPadi SawahMenurutKecamatan di KabupatenSerdangBedagai 2012……… 4

Tabel 3.1 JumlahLuasLahandanPetaniPenyewaBerdasarkan KelompokTani di DesaPematanSijonam ………20

Tabel 4.1 DistribusiPendudukMenurutUmur di DesaPematangSijonam ... 28

Tabel 4.2 DistribusiPendudukMenurut Agama di DesaPematangSijonam ... 29

Tabel 4.3 DistribusiPendudukMenurutEtnis/Suku di DesaPematangSijonam ... 29

Tabel 4.4 DistribusiPendudukMenurutPendidikan di DesaPematangSijonam….30 Tabel 4.5 DistribusiPendudukMenurut Mata Pencaharian di DesaPematangSijonam……… 30

Tabel 4.6 KarakteristikSosialEkonomiPetani ... 32

Tabel 4.7 ProduktivitasPadiSawahPetaniPenyewaLahan di ... DesaPematangSijonam ... 34

Tabel 4.8 HasilAnalisisRegresiFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi ProduktivitasPadiSawahDenganmenggunakan SPSS16………38

Tabel 4.9 HasilUjiMultikoliniearitas……….39

Tabel 4.10 HasilkoefisienDeterminasi………...44

(11)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1 KerangkaKoneptual ... 17

4.1 Histogram UjiNormalitas……….. 41

4.2 Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual………... 42

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No Judul

1. KarakteristikSampelPetani 2. BiayaPupuk

3. ProduktivitasPadiSawah 4. Total BiayaBenih 5. Data Primer

(13)

ABSTRAK

AZRUL ALI AKBAR PSB (090304129) dengan judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan (Studi Kasus : Desa Pematang Sijonam Kecamatan Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, M.Ec dan Ibu Siti Khadijah H. Nst M.Si

Penelitian ini dilakukan pada bulan januari 2014. Penentuan daerah penelitian didasarkan bahwa daerah ini merupakan salah satu daerah sentra produksi padi di wilayah Sumatera Utara.

Pengambilan sampel dilakukan secara purposive, artinya pengambilan sampel dipilih berdasarkan pertimbangan tertentu dengan jumlah sampel sebanyak 52 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui daftar kuisioner dan hasil

wawancara langsung dengan petani, sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Badan Pusat Statistik dan Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam.

Dari hasil penelitian diproleh hasil:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), dan pupuk (x4

2. Nilai koefisien determinasi (R ). 2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat dijelaskan oleh variable umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani (x3), pupuk (x4

3. Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani, pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan sektor

pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan

demikian, sebagian besar dari penduduknya menggantungkan hidupnya pada

sektor pertanian. Kenyataannya yang terjadi bahwa sebagian besar penggunaan

lahan di wilayah Indonesia sebagai lahan pertanian dan hampir 50% dari total

angkatan kerja masih menggantungkan nasibnya di sektor pertanian. Keadaan

seperti ini menuntut kebijakan sektor pertanian yang disesuaikan dengan keadaan

dan perkembangan yang terjadi di lapangan dalam mengatasi berbagai persoalan

yang menyangkut kesejahteraan bangsa (Husodo, 2004).

Pertanian di Indonesia yang meliputi tanaman pangan, tanaman

perkebunan, kehutanan, dan perikanan yang diupayakan oleh masyarakat tani

Indonesia yang diharapkan memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan dapat

dijadikan untuk menjadi sumber devisa negara dengan memerlukan upaya

dukungan dan perhatian dari pemerintah agar produk–produk pertanian yang

diharapkan tercapai.

Pertanian di Indonesia yang mencakup tanaman pangan memerlukan

perhatian khusus dari pemerintah karena selain untuk meningkatkan kesejahteraan

petani pangan di Indonesia, juga untuk menjaga stabilitas ekonomi di Indonesia

akan ketahanan pangan dalam negeri. Pertanian tanaman pangan di Indonesia

(15)

ada 2 macam yakni petani padi sawah dan petani padi ladang. Yang menjadi

pokok pembahasan dalam penelitian ini yakni petani padi sawah, hal ini

dikarenakan petani padi yang menjadi dominan di Indonesia adalah petani padi

sawah.

Kebutuhan padi sebagai bahan makanan pokok di negara kita masih saja

mengalami kenaikan. Produksi yang dihasilkan dari hasil tanaman dalam negeri

masih belum memenuhi kebutuhan. Tiap tahun pemerintah harus mengimpor

beras ratusan ribu ton dari luar negeri. Namun demikian bukan berarti bahwa kita

tidak mempunyai usaha untuk meningkatkan hasil pertanian tersebut, justru

karena itulah petani harus meningkatkan segala daya dan upaya agar produksi

padi negara kita semakin melimpah dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat

(Sugeng,1983).

Ciri yang sangat penting pada petani kecil ialah terbatasnya sumber daya

dasar tempat ia berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang

lahan kecil. Kadang-kadang disertai dengan ketidakpastian dalam pengelolaanya.

Lahannya sering tidak subur dan terpencar-pencar dalam beberapa petak. Mereka

mempunyai tingkat pendidikan, pengetahuan, dan kesehatan yang sangat rendah.

Mereka sering terjerat oleh hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan

sarana produksi. Bersamaan dengan itu mereka menghadapi pasar dan harga yang

tidak stabil. Mereka tidak menerima cukup dukungan penyuluhan, pengaruh

mereka kecil. Akibatnya kelangsungan hidup mereka sering ketergantungan

kepada orang lain dan pengaruh iklim yang jelek atau harga yang rendah dapat

(16)

Kontribusi sektor pertanian tanaman pangan di Propinsi Sumatera Utara

difokuskan kepada pengembangan agribisnis, ketahanan pangan serta peningkatan

kesejahteraan petani melalui indikator Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

pada tahun 2005 sebesar 23,98% tahun 2006 sebesar 22,33%, tahun 2007 sebesar

22,56% dan penyerapan tenaga kerja sekitar 47,60% dari 5,28 juta penduduk yang

tergolong angkatan kerja (Badan Pusat Statistik, 2007).

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah MenurutKabupaten/ Kota Tahun 2011

Kabupaten/Kota Luas Panen

(17)

Sumber: Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, 2012

Tabel 1.1 menjelaskan bahwa Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun

2010 memiliki luas panen padi sawah seluas 63.601 Ha produksi sebesar 340.915

ton dan rata–rata produksi sebanyak 5,360 ton/Ha.

Kabupaten Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang memiliki

potensi tanaman pangan khususnya padi dan palawija di Sumatera Utara. Daerah

ini sangat subur dan banyak penduduknya menggantungkan pekerjaannya dari

hasil pertanian, sehingga peran sektor ini sangat penting. Sektor pertanian dengan

segala kelebihan dan kekurangannya masih menjadi tumpuan masyarakat sebagai

mata pencaharian utama dan masih sebagai sektor andalan. Hasil pertanian

tanaman pangan merupakan komoditi yang sangat strategis karena menyangkut

kebutuhan pokok masyarakat (Badan Pusat Statistik, 2011).

Tabel 1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata – Rata Produksi Padi Menurut Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai

(18)

Jumlah Total 72.797 3.444.01 4.731

Sumber:

Produktivitas padi sawah dipengaruhi berbagai faktor diantaranya kepemilikan

atas lahan.

Badan Pusat Statitistik Sumatera Utara, 2012

Berdasarkan kepemilikan lahan petani padi sawah dapat digolongkan

menjadi 3 golongan yakni :

1. Petani pemilik lahan, yakni petani yang sebagai pemilik penuh atas lahan yang

diusahakannya dalam usahatani padi sawahnya.

2. Petani setengah penyewa, yakni petani juga memiliki lahan dan petani juga

menyewa lahan yang digunakannya dalam usaha padi sawahnya.

3. Petani penyewa, yakni lahan yang digarapnya atau yang diusahakannya dalam

usaha padi sawahnya merupakan milik orang lain dan petani menyewa kepada

pemilik lahan.

Kegiatan sewa–menyewa lahan ini terjadi antara 2 pihak yakni pihak pemilik

lahan dan penyewa lahan sehingga mereka melakukan kesepakatan dalam bentuk

perjanjian (Tafal, 1982).

Menurut Tricahyono (1983) biasanya lahan yang disewakan untuk kegiatan

usaha tani tersebut pembayarannya dengan 2 sistem yaitu :

1. Membayar dengan uang tunai

Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan

bentuk uang tunai dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah

disepakati oleh pihak penyewa dengan pihak pemilk lahan.

(19)

Petani membayar sewa atas lahan yang disewanya kepada pemilik lahan dengan

cara membagi hasil pertaniaan yang diusahakannya di lahan yang disewanya

dengan jumlah yang ditentukan kesepakatan yang telah disepakati.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang sebelumnya, maka dapat

dirumuskan identifikasi masalah penelitian adalah bagaimana pengaruh umur,

bibit, lamanya bertani dan pupuk, terhadap produktivitas usahatani padi sawah

petani penyewa lahan.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah maka tujuan penelitian ini adalah untuk

menganalisis pengaruh umur, bibit, lamanya bertani dan pupuk terhadap

produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

1.4. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai bahan referensi dan studi untuk pengembangan ilmu untuk

pihak-pihak yang membutuhkan.

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil keputusan dan kebijakan dalam

rangka peningkatan produktivitas usahatani padi sawah.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti dalam pengembangan wawasan untuk

(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

2.1. Tinjauan Pustaka

Pada dasarnya perilaku petani sangat dipengaruhi oleh pengetahuan,

kecakapan, dan sikap mental petani itu sendiri. Dalam hal ini, pada umumnya

karena tingkat kesejahteraan hidupnya dan keadaan lingkungannya dimana

mereka tinggal dapat dikatakan masih menyedihkan sehingga menyebabkan

pengetahuan dan kecakapanya tetap berada dalam tingkatan rendah dan keadaan

seperti ini tentu akan menekan sikap mentalnya. Setiap petani ingin meningkatkan

kesejahteraan hidupnya, akan tetapi hal-hal diatas merupakan penghalang

sehingga cara berpikir, cara kerja, dan cara hidup mereka lama tidak mengalami

perubahan–perubahan (Kartasapoetra, 1993).

Menurut Samsudin (1982), yang dimaksud dengan petani adalah mereka

yang untuk sementara waktu atau tetap menguasai sebidang tanah pertanian,

menguasai sesuatu cabang usahatani atau beberapa cabang usahatani dan

mengerjakan sendiri, baik dengan tenaga sendiri maupun dengan tenaga bayaran.

Menguasi sebidang tanah dapat diartikan pula penyewa, bagi hasil, atau berupa

memiliki tanah sendiri. Petani juga dapat menggunakan tenaga kerja yang sifatnya

tidak tetap di samping tenaganya sendiri.

Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi

sebagian atau seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas

(21)

laut. Peranan petani sebagai pengelola usahatani berfungsi mengambil keputusan

dalam mengorganisir faktor-faktor produksi yang diketahui (Hernanto, 1993).

Tanah adalah salah satu aspek terpenting dalam pertanian yang menyangkut

masalah tanah adalah kepemilikan, penggunaan dan pemeliharaan, pengawasan,

dan penguasaan (Mubyarto, 1985).

Bagi petani yang memiliki atau menguasai lahan yang luas akan lebih

tertarik untuk meningkatkan produktivitas mereka karena mereka dapat

keuntungan yang lebih besar (Soekartawi, 1999).

Bagi petani yang status lahannya menyewa akan mencerminkan

pendapatan yang rendah dibandingkan dengan petani yang status lahannya milik

sendiri. Lahan sewa adalah lahan yang disewa oleh seorang petani kepada pihak

lain, karenanya petani mempunyai kewenangan seperti tanah milik diluar batas

jangka waktu sewa yang disepakati, penyewa tidak mempunyai kewenangan

untuk menjual atau menjaminkan tanah tersebut sebagai agunan. Dalam hal

perencanaan usaha, petani penyewa harus mempertimbangkan jangka waktu sewa,

demikian pula dalam penentuan cabang usahanya (Hernanto, 1993).

Salsinha (2005) menyimpulkan bahwa, produksi dan efisiensi produksi

usahatani padi sawah dipengaruhi oleh faktor luas lahan, benih, pupuk urea,

pupuk TSP dan tenaga kerja.

Input atau faktor produksi sektor pertanian adalah semua pengorbanan

yang diberikan pada tanaman, agar tanaman tersebut mampu tumbuh dengan baik

dan menghasilkan secara optimal. Di berbagai literatur, faktor produksi ini dikenal

pula dengan istilah input, production faktor atau korbanan produksi. Faktor

(22)

berbagai pengalaman menunjukkan, faktor produksi lahan dan modal untuk

membeli bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja dan aspek manajemen adalah

faktor produksi terpenting di antara faktor produksi yang lain (Widowati, 2007).

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Produktivitas Usahatani

Produktivitas dipengaruhi oleh suatu kombinasi dari banyak faktor antara

lain kualitas bibit, pupuk, jenis teknologi yang digunakan, ketersediaan modal,

kualitas infrastruktur dan tingkat pendidikan/pengetahuan petani/buruh tani.

Selain faktor faktor tersebut praktek manajemen (pemupukan, pemberian pestisida

dan sebagainya) juga sangat mempengaruhi produktivitas (Tambunan, 2003).

Petani berkepentingan untuk meningkatkan penghasilan usahatani dan

keluarga sehingga tidak mengherankan apabila ada teknologi baru, petani akan

mempertimbangkan untung ruginya. Setelah secara teknis dan ekonomi dianggap

menguntungkan barulah petani memutuskan untuk menerima dan mempraktekkan

ide-ide baru tersebut.

Sebagaimana telah diketahui pada umunya petani masih mengalami

kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang

dihadapi oleh petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya dapat

berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, dan keterampilan serta

lemahnya bergaining position yang dimiliki oleh petani itu sendiri. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian berupa

sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan,

(23)

buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu

sendiri (Soekartawi, 1998).

Petani yang berumur 50 tahun ke atas biasanya fanatik terhadap tradisi dan

sulit untuk diberikan pengertian-pengertian yang mengubah cara berpikir, cara

kerja dan cara hidupnya. Mereka bersikap apatis terhadap inovasi. Semakin muda

umur petani maka makin semangat untuk mengetahui hal baru, sehingga dengan

demikian mereka berusaha untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya

mereka masih belum berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1994).

Pendidikan rendah mengakibatkan kurangnya pengetahuan dalam

memanfatkan sumber-sumber daya alam yang tersedia. Usaha-usaha petani

berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan yang rendah

(Kartasapoetra, 1994).

Pendapatan keluarga petani adalah pendapatan yang diperoleh dari

kegiatan pertanian ditambah dengan pendapatan rumah tangga dari luar usahatani.

Pendapatan keluarga diharapkan mencerminkan tingkat kekayaan dan besarnya

modal yang dimiliki petani. Pendapatan yang besar mencerminkan tersedianya

dan yang cukup dalam berusahatani. Rendahnya pendapatan menyebabkan

turunnya investasi (Soekartawi, 2002).

Cepat tidaknya mengadopsi inovasi bagi petani sangat tergantung kepada

faktor eksteren dan interen. Faktor interen itu sendiri yaitu faktor sosial dan

ekonomi petani. Faktor sosial di antaranya: umur, tingkat pendidikan, frekuensi

mengikuti penyuluhan dan lamanya berusahatani. Sedangkan faktor-faktor

ekonomi di antaranya adalah: jumlah tanggungan keluarga, luas lahan, produksi

(24)

petani. Faktor sosial ekonomi ini mempunyai peranan yang cukup penting dalam

pengelolaan usahatani (Soekartawi, 1999).

Adapun faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah yakni antara

lain:

2.2.1.1. Umur

Menurut Soekartawi (1999), rata-rata petani Indonesia yang cenderung tua

sangat berpengaruh pada produktivitas sektor pertanian Indonesia. Petani berusia

tua biasanya cenderung sangat konservatif dalam menyikapi perubahan atau

inovasi teknologi. Berbeda halnya dengan petani yang berusia muda.

Makin muda umur petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu

apa yang belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat

melakukan anjuran dari kegiatan penyuluhan (Kusuma, 2006).

Makin muda petani biasanya lebih semangat untuk ingin tahu apa yang

belum mereka ketahui sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan

adopsi inovasi (Lubis, 2000).

Petani yang berusia lanjut sekitar 50 tahun keatas, biasanya fanatik

terhadap tradisi dan sulit untuk diberikan pengertian yang dapat mengubah cara

berfikir, cara kerja dan cara hidupnya. Mereka ini bersikap apatis terhadap adanya

teknologi baru dan inovasi, semakin muda umur petani, maka semakin tinggi

semangatnya mengetahui hal baru, sehingga dengan demikian mereka berusaha

untuk cepat melakukan adopsi walaupun sebenarnya mereka masih belum

berpengalaman soal adopsi tersebut (Kartasapoetra, 1993).

Umur petani adalah salah satu faktor yang berkaitan erat dengan

(25)

sebagai tolak ukur dalam melihat aktivitas seseorang dalam bekerja dimana

dengan kondisi umur yang masih produktif maka kemungkinan besar seseorang

dapat bekerja dengan baik dan maksimal (Hasyim, 2006).

2.2.1.2. Bibit

Menurut Nandhar Mundhy Nugroho (2011), dengan penggunaan bibit padi

yang baik, maka akan menghasilkan tanaman yang baik pula. Selain itu kelebihan

penggunaan bibit bermutu adalah menghasilkan produksi padi yang tinggi.

Penggunaan benih bermutu dalam budidaya akan meningkatkan efektivitas

dan efesiensi karena populasi tanaman yang akan tumbuh dapat diperkirakan

sebelumnya. Dengan demikian dapat diperkirakan jumlah benih yang akan

ditanam dan benih sulaman (Widowati, 2007).

2.2.1.3. Lama Berusahatani

Menurut Soekartawi (1999) pengalaman seseorang dalam berusahatani

berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Petani yang sudah lebih lama

bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi daripada petani pemula.

Petani yang sudah lebih lama bertani akan lebih mudah menerapkan

anjuran penyuluh daripada petani pemula, hal ini dikarenakan pengalaman yang

lebih banyak sehingga sudah dapat membuat perbandingan dalam mengambil

keputusan (Kusuma, 2006).

2.2.1.4. Pupuk

Selain dari faktor produksi, yaitu luas lahan, tenaga kerja, dan penggunaan

benih, faktor lain yang mempengaruhi produksi padi adalah penggunaan pupuk.

(26)

tingkat penerapan teknologinya, dan salah satu diantaranya adalah pemupukan.

Pedoman tingkat penggunaan pupuk per satuan luas secara teknis telah

dikeluarkan oleh Dinas Pertanian. Dengan penggunaan pupuk yang tidak sesuai

dosis tersebut maka produtivitas per satuan lahan dapat menjadi berkurang,

sehingga produksi beras di Jawa Tengah mengalami penurunan. Oleh karena itu

berapa dan dalam kondisi bagaimana faktor-faktor produksi digunakan, semuanya

diputuskan dengan menganggap bahwa produsen selalu berusaha untuk mencapai

keuntungan yang maksimum (Triyanto, 2006).

Mula-mula pupuk yang digunakan untuk memacu pertumbuhan tanaman

cukup dengan pupuk kandang atau kompos. Namun karena pupuk kandang dan

kompos dinilai kurang memuaskan akhirnya ditemukan pupuk buatan (pupuk

kimia) yang mangandung hara lengkap, baik makro maupun mikro. Pupuk kimia

tersebut memiliki kemampuan ajaib untuk memacu pertumbuhan dan

produktivitas tanaman budi daya (Andoko, 2008).

Pemupukan berimbang yang didasari oleh konsep “ pengelolaan hara

spesifik lokasi” (PHSL) adalah salah satu konsep penetapan rekomendasi

pemupukan. Dalam hal ini, pupuk diberikan untuk mencapai tingkat kesediaan

hara esensial yang seimbang di dalam tanah dan optimum guna: (a) meningkatkan

produktivitas dan mutu tanaman, (b) meningkatkan efisiensi pemupukan, (c)

meningkatkan kesuburan tanah, dan (d) menghindari pencemaran lingkungan

(27)

2.3. Penelitian Terdahulu

Mahananto (2009) melakukan penelitian mengenai Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah (Studi Kasus di Kecamatan Nogosari, Boyolali, Jawa Tengah). Penelitian dilakukan terhadap 120 petani sampel di empat desa sampel di wilayah Kecamatan Nogosari, Kabupaten

Boyolali, Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model yang

digunakan secara simultan faktor-faktor luas lahan garapan, jumlah tenaga kerja

efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida, pengalaman petani dalam berusahatani,

jarak rumah petani dengan lahan garapan, dan sistem irigasi berpengaruh sangat

nyata terhadap peningkatan produksi padi sawah. Selain itu model yang

digunakan menunjukkan bahwa: secara parsial luas lahan garapan, jumlah tenaga

kerja efektif, jumlah pupuk, jumlah pestisida (obat-obatan), jarak lahan garapan

dengan rumah petani dan sistem irigasi berpengaruh terhadap peningkatan

produksi padi sawah. Sedangkan pengalaman petani tidak berpengaruh (non significant) terhadap peningkatan produksi padi sawah.

Rika Meiliza (2006) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Pupuk terhadap Optimasi Produksi Padi Sawah di Kabupaten Deli Serdang . Hasil penelitian menunjukkan (1) penggunaan pupuk urea, SP-36, ZA, NPK Ponska di

daerah penelitian berpengaruh nyata terhadap peningkatan produksi padi

sawah,(2) penggunaan pupuk urea dan parsial berpengaruh nyata terhadap

produksi, (3) penambahan pupuk urea 1 % mengakibatkan produksi meningkat

sebesar 0,59 %, (4) Penggunaan pupuk SP-36 oleh petani padi sawah tidak

optimal, (5) Efisiensi teknis penggunaan pupuk urea terhadap produksi pada lahan

(28)

Sugiarto (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Produksi Padi Sawah di Kabupaten Dharmasraya.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa:

(1) Terdapat Pengaruh positif dan signifikan terhadap luas lahan dengan jumlah

produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya. (2) Terdapat pengaruh positf

dan signifikan antara penggunaan bibit unggul dengan jumlah produksi padi

sawah di Kabupaten Dharmasraya. (3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan

antara penggunaan pupuk dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten

Dharmasraya. (4) Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara penggunaan

tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Dharmasraya.

(5) Terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama antara luas lahan,

bibit unggul, dan tenaga kerja dengan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten

Dharmasraya.

2.4. Kerangka Konseptual

Petani adalah setiap individu yang mempunyai ataupun tidak mempunyai

lahan untuk usaha pertaniannya untuk memenuhi sebagian atau keseluruhan

kebutuhan hidupnya di bidang pertanian yang pada umumnya faktor utama

produksi di dalam bertani adalah yang dipakai untuk melaksanakan usahataninya

(Soekartawi, 1999).

Petani dengan status penyewa (murni) adalah petani yang mengusahakan

lahan usahatani dimana seluruh areal sawah yang dikerjakan adalah lahan yang

(29)

yang dibayar dengan tunai atau dengan jumlah hasil produksi yang sudah

ditentukan terlebih dahulu (Todaro,1998).

Pada umumnya petani penyewa yang terdapat di daerah–daerah pedesaan

tidak banyak yang memiliki lahan sendiri sehingga keberadaan petani pemilik

yang memberikan lahannya untuk disewakan dan dikerjakan oleh petani penyewa

sedikit banyaknya telah membantu petani penyewa dalam meningkatkan

kesejahteraan hidupnya.

Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan

usahatani dimana areal sawah yang digarapnya merupakan lahan yang disewa dari

orang lain. Petani penyewa memperoleh hak pakai atas tanah yang dibayar dengan

uang atau membayar dengan jumlah hasil yang sudah ditentukan terlebih dahulu.

Faktor–faktor yang mempengaruhi sikap petani penyewa terhadap

produktivitas padi sawah yakni kontribusi masing-masing faktor terhadap

produktivitas padi sawah tidaklah sama tetapi memiliki keterkaitan satu sama

(30)

Adapun skema kerangka pemikiran berkaitan dengan faktor-faktortersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Keterangan :

= menyatakan pengaruh

1. Umur

2. Bibit

3. Lama Bertani

4. Pupuk Produktivitas

(31)

2.5. Hipotesis Penelitian

Adapun yang menjadi hipotesis dari penelitian ini adalah umur, bibit,

lamanya bertani dan pupuk berpengaruh nyata terhadap produktivitas usahatani

(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Metode Penentuan Daerah Penelitian

Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Pematang Sijonam di Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai dengan alasan

bahwa desa ini merupakan daerah pertanian yang memiliki petani penyewa

terbanyak dan merupakan salah satu sentra padi di Kabupaten Serdang Bedagai.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi petani yang mengusahakan usahatani padi sawah ada sebanyak 751 KK, dimana populasi petani penyewa adalah sebanyak 124 KK dan

penentuan sampel dilakukan secara simple random sampling, yakni pengambilan data dari sampel secara acak yang sesuai dengan kriteria penelitian. Jumlah

sampel adalah sebesar 52 KK yang ditentukan dengan metode Slovin dengan

batas toleransi kesalahan 10 persen dengan rumus di bawah ini :

Keterangan :

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error)

(33)

Tabel 3.1. Jumlah Luas Lahan dan Petani Penyewa Berdasarkan Kelompok Tani di Desa Pematang Sijonam

No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Petani Penyewa (KK)

Sumber: Ketua Gapoktan Desa Pematang Sijonam, 2013

3.3.Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan dari wawancara langsung kepada petani padi

sawah yang menyewa lahan di Desa Pematang Sijonam dan data sekunder

diperoleh dari instasi terkait seperti Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, Dinas

Pertanian Serdang Bedagai, Kantor Kecamatan Perbaungan, dan lain–lain serta

buku yang mendukung penelitian ini.

3.4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh kemudian ditabulasi untuk selanjutnya dilakukan

analisis. Analisis yang dilakukan adalah analisis Regresi Linier Berganda.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel ekonomi

(34)

variable) adalah produktivitas padi sawah. Sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah umur petani, pendidikan, lama berusaha tani, luas lahan, bibit, tenaga kerja dan pupuk. Adapun persamaan fungsi dasarnya sebagai

berikut:

Y = P0 + P1X1 + P2X2 + P3X3 + P4X4

dengan,

+ e

Y = Produktivitas padi sawah (Kg/Ha) X1

Setelah dianalisis selanjutnya dilakukan beberapa pengujian agar

mendapatkan model terbaik yang dapat merepresentasikan faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan secara

baik. Beberapa uji yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

3.4.1. Uji Asumsi Klasik

Agar mendapatkan model yang terbaik dalam regresi linier berganda harus

memenuhi beberapa asumsi yang disebut dengan asumsi klasik. Asumsi-asumsi

(35)

3.4.1.1. Normalitas

Menurut Gujarati (1997), model regresi linier berganda harus

mengasumsikan variabel pengganggu (residual) µi terdistribusi secara normal, yang artinya nilai µ (untuk setiap nilai Xi) menyebar simetris. Karena itu, model regresi yang baik adalah yang mengikuti garis normal. Jika asumsi ini dilanggar

maka model regresi dianggap tidak valid dengan jumlah sampel yang ada.

Salah satu cara untuk mengetahui apakah variabel µi berdistribusi normal atau tidak adalah dengan Uji one-sample Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu jika signifikansi > 0,05 maka data berdistribusi

normal, dan jika signifikansi < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal

(Priyatno, 2009).

3.4.1.2. Multikolinearitas

Multikolinieritas adalah keadaan dimana antara dua variabel bebas atau

lebih pada model regresi terjadi hubungan linier yang sempurna atau mendekati

sempurna. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah

mutikolinearitas. Dampak adanya multikolinearitas antara lain: nilai standard error untuk masing-masing koefisien menjadi tinggi, sehingga t-hitung menjadi rendah; standard error of estimate akan semakin tinggi dengan bertambahnya variable bebas; serta pengaruh masing-masing variabel bebas sulit di deteksi

(Priyatno, 2009).

Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas yaitu

(36)

menyebutkan bahwa jika Tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinearitas.

3.4.1.3. Heteroskedastisitas

Priyatno (2009) menyatakan bahwa heteroskedastisitas adalah keadaan

dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model

regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heterokedastisitas.

Heterokedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan

nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat

pola titik-titik pada scatter plot regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

masalah heterokedastisitas pada model regresi (Priyatno, 2009).

3.4.2. Uji Kesesuaian Model (Goodness of Fit)

Untuk dapat memperoleh hasil regresi yang terbaik secara statistik yang

disebut BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) maka ada beberapa uji siatistik yang harus dipenuhi yaitu Analisis Koefisien Determinasi (R2

3.4.2.1. Analisis Koefisien Determinasi (R

), Uji-F

(uji simultan), dan Uji-T (uji parsial).

2

Koefisien Determinasi (R

)

2

) digunakan untuk melihat kekuatan variabel

bebas dalam mempengaruhi kekuatan variabel terikat. Koefisien determinasi

(37)

bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan faktor fakor yang mempengaruhi

produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan.

3.4.2.2. Uji –F (Uji Simultan)

Uji-F digunakan untuk menguji apakah sekelompok variabel bebas secara

serempak berpengaruh nyata terhadap faktor faktor yang mempengaruhi

produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat.

Hipotesis yang diajukan adalah:

H0

H

: variabel bebas secara serempak tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

1

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai F : variabel bebas secara serempak memiliki pengaruh yang nyata terhadap

variabel terikat.

hitung dengan F tabel

- Jika F

, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:

hitung≥ F tabel, maka H0 - Jika F

ditolak.

hitung< F tabel, maka H0 diterima.

3.4.2.3. Uji – T (Uji Parsial)

Uji-T digunakan untuk menguji nyata atau tidaknya pengaruh variabel

bebas secara indiviu terhadap faktor faktor yang mempengaruhi produktivitas

usahatani padi sawah petani penyewa lahan sebagai variabel terikat. Hipotesis

yang diajukan adalah:

H0

H

: variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

(38)

Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai T

hitung dengan T tabel - Jika T

, dengan menggunakan α sebesar 0,05 yaitu dengan kriteria:

hitung ≥ T tabel, maka H0 - JikaT

ditolak.

hitung< T tabel, maka H0

3.5. Definisi dan Batasan Operasional diterima.

3.5.1. Defenisi

Untuk menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman mengenai

pengertian tentang istilah–istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan

batasan operasional sebagai berikut :

1. Petani padi sawah adalah petani yang mengusahakan komoditi padi di

areal sawah.

2. Petani sampel adalah penyewa lahan yang mengusahakan lahan sawah

yang berdomisili di Desa Pematang Sejonam di Kecamatan Perbaungan,

Kabupaten Serdang Bedagai.

3. Petani dengan status penyewa adalah petani yang mengusahakan lahan

usahatani dimana areal sawah yang dikerjakannya adalah lahan yang

disewa dari orang lain.

4. Faktor yang mempengaruhi sikap petani terhadap produktivitas padi sawah

meliputi: umur, lamanya bertani, bibit, dan pupuk.

5. Umur adalah lamanya waktu hidup yaitu terhitung sejak lahir sampai

dengan sekarang (tahun).

6. Lamanya bertani adalah lamanya waktu petani yang terhitung sejak

(39)

7. Luas lahan adalah luas areal persawahan yang akan ditanam padi pada

musim tertentu (Ha).

8. Bibit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah benih yang telah

berkecambah (Kg)

9. Pupuk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu bahan yang

digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga

menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman (Kg).

10. Produktivitas padi sawah ialah banyaknya hasil panen padi persatuan luas

lahan (ton/Ha).

3.5.2. Batasan Operasional

1. Waktu penelitian adalah tahun 2014.

2. Sampel adalah Petani Penyewa Lahan di Desa Pematang Sijonam,

Kecamatan Perbaungan.

(40)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Desa Pematang Sijonam

4.1.1. Letak Geografis, Luas Wilayah, Batas, dan Iklim

Desa Pematang Sijonam berada di Kecamatan Perbaungan. Adapun

kecamatan Perbaungan merupakan salah satu kecamatan di kabupaten Serdang

Bedagai. Desa Pematang Sijonam memiliki luas wilayah sebesar ± 569 Ha yang

terdiri dari 6 (enam) dusun.

Adapun batas-batas Desa Pematang Sijonam adalah sebagai berikut:

Bagian Utara berbatasan langsung dengan Desa Cemara

Bagian Timur berbatasan langsung dengan Desa Bengkel

Bagian Selatan berbatasan langsung dengan Desa Melati

Bagian Barat berbatasan langsung dengan Desa Tualang

Jarak tempuh dari pusat desa ke kabupaten dan kecamatan tidak cukup

jauh. Jarak dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten sejauh ± 23 Km, dan jarak

dari pusat pemerintahan desa ke kabupaten ke kecamatan sejauh ± 6 Km.

4.1.2. Tata Guna Usaha

Pola penggunaan tanah di Desa Pematang Sijonam beragam jenisnya.

Penggunaan tanah terdiri dari bangunan-bangunan pemukiman penduduk,

pemerintahan, tempat ibadah, pasar tradisional, bangunan pendidikan, fasilitas

umum, dan lahan-lahan pertanian.

Di Desa Pematang Sijonam memiliki beberapa saluran irigasi yang terdiri

(41)

saluran tersier, dan pintu bagi. Saluran irigasi dibangun untuk membantu

kelancaran penggunaan lahan pertanian.

4.1.3. Keadaaan Penduduk

Jumlah penduduk Desa Pematang Sijonam pada tahun 2013 adalah

sebanyak 4200 jiwa. Ini merupakan jumlah yang cukup banyak untuk sebuah

desa.

a. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Umur

Keadaan umur penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 5 kelompok

umur, yaitu kelompok umur 17 s/d 59 tahun yaitu 2.325 jiwa (55,35%),

sedangkan kelompok umur yang terkecil yatu 0 s/d 5 tahun yaitu 218 jiwa

(5,19%). Dengan demikian jumlah penduduk di Desa Pematang Sijonam lebih

banyak kelompok produktif. Selanjutnya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.1. Distribusi Penduduk Menurut Umur di Desa Pematang Sijonam No. Kelompok Umur (tahun) Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 0 s/d 5 218 5,19

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 b. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Agama

Penduduk Desa Pematang Sijonam menganut 3 agama yaitu Islam, Kristen

Protestan, dan Katolik dengan sebagian besar penduduknya menganut agama

(42)

agama Katolik dengan jumlah penduduk 122 jiwa (2,90%). Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Penduduk Menurut Agama di Desa Pematang Sijonam

No. Agama Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 Islam 3764 89,62

2 Kristen Protestan 314 7,48

3 Khatolik 122 2,90

Total 4200 100,00

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013

c. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Etnris / Suku

Penduduk Desa Pematang Sijonam terdiri dari 6 (enam) suku yang terbesar

adalah suku Banjar yaitu 1513 jiwa (36,02%) sedangkan suku yang terkecil

adalah suku Mandailing 141 jiwa (3,35%). Dengan demikian di Desa Pematang

Sijonam penduduknya mayoritas adalah suku Banjar (Kalimantan). Untuk lebih

jelas keadaan penduduk menurut etnis / suku dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Penduduk Menurut Etnis/Suku di Desa Pematang Sijonam

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013

d. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pendidikan

Penduduk di Desa Pematang Sijonam memiliki 7 (tujuh) tingkat pendidikan

dimana yang paling banyak adalah SD dengan jumlah 2628 orang (62,57%)

(43)

orang (0,40%). Untuk mengetahui semua tingkat pendidikan yang ada di Desa

Pematang Sijonam dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Desa Pematang Sijonam

No. Pendidikan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 PAUD 70 1,66

Sumber : Kantor Kepala Desa Pematang Sijonam, 2013 e. Penduduk Desa Pematang Sijonam Menurut Pekerjaan

Pada umumnya penduduk Desa Pematang Sijonam memiliki pekerjaan

sebagai buruh tani, ini dapat dilihat dari jumlah penduduk yang menjadi buruh

tani yaitu 1466 orang (34,90%) dan sebagian kecil memiliki pekerjaan sebagai

TNI / polisi dengan jumlah 7 orang (0,16%). Pemaparannya dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian di Desa Pematang Sijonam

No. Pekerjaan Jumlah (jiwa) Persentase (%)

1 PNS 25 0,59

(44)

4.1.4. Sarana Dan Prasarana

Semakin baik sarana dan prasarana di Desa Pematang Sijonam maka akan

mempercepat laju pertumbuhan desa ini. Cepatnya laju pertumbuhan akan

mempengaruhi kemajuan laju ekonomi di Desa Pematang Sijonam. Sarana dan

prasarana suatu daerah sangat penting dalam mendukung pertumbuhan dan

pengembangan suatu daerah.

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana

bidang pemerintahan berupa kantor kepala desa dengan luas lebih kurang 500 m2

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana

bidang komunikasi yaitu jaringan telepon kabel (rumah) yang tersebar luas.

Termasuk 4 wartel beroperasi usaha di Dusun I Desa Pematang Sijonam.

Mengenai sarana dan prasarana air bersih, mayoritas masyarakat Desa Pematang

Sijonam memanfaatkan sumberdaya air lewat sumur gali sebagai sumber

kebutuhan air bersih untuk digunakan sehari-hari.

dan mempunyai 2 kantor pemerintahan lainnya yaitu ; Dinas Pengolahan

Sumberdaya Air (PSDA) serta Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan,

Peternakan, dan Kehutanan (BP3K).

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana

peribadatan berupa 1 unit Masjid, 8 unit Musholla, dan 2 unit Gereja.

Pemerintahan Desa Pematang Sijonam memiliki sarana dan prasarana pendidikan

berupa 1 unit TK, 2 unit PAUD, 1 unit Madrasah, serta 1 unit SMP Swasta.

Di Desa Pematang Sijonam terdapat beberapa cabang olahraga yang

digeluti oleh masyarakat. Beberapa cabang olahraga tersebut adalah sepak bola,

(45)

sarana yang ada masih berupa sarana olahraga tradisional karena keterbatasan

lahan dan dana tentunya. Sehingga cabang olahraga tersebut kurang berkembang.

Walaupun pada setiap kejuaraan atau perlombaan ataupun kompetisi maupun

turnamen Desa Pematang Sijonam selalu berprestasi.

4.2. Karakteristik Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah petani penyewa lahan yang

mengusahakan usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Untuk lebih

jelasnya, akan dijelaskan lebih rinci pada paragraf-paragraf berikut ini.

Karakteristik petani sampel yang dimaksud adalah meliputi karakteristik

sosial ekonomi yang terdiri dari luas lahan, umur, tingkat pendidikan, dan

lamanya petani tersebut berusahatani padi sawah. Untuk lebih jelasnya, pada tabel

4.6 di bawah dapat dilihat karakteristik sosial ekonomi dari sampel petani yang

menyewa lahan dan megusahatanikan usahatani padi sawah.

Tabel 4.6 Karakteristik Sosial Ekonomi Petani

No Karakterisitik Sosial Ekonomi Range Rata-Rata

1 Luas Lahan (Ha) 0,2 – 1,9 0,57

2 Umur (Tahun) 27 – 59 44,01

3 Tingkat Pendidikan (Tahun) 6 – 12 7,67

4 Lama Berusahatani (Tahun) 9 - 35 20,82

Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1)

Luas lahan petani penyewa lahan yang mengusahakan usahatani padi

sawah berkisar antara 0,2 – 1,1 Ha dengan rata-rata 0,57 Ha. Rata-rata tersebut

menunjukkan bahwa lahan petani sampel dalam berusahatani padi sawah cukup

(46)

Dalam tabel 4.6 memperlihatkan bahwa umur petani sampel berkisar

antara 28 hingga 59 tahun. Ini merupakan angka yang cukup produkif dalam

menghasilkan produksi dengan rata-rata petani sampel 44,01 tahun.

Tingkat pendidikan formal petani sampel yang mengusahakan padi sawah

dan menyewa lahan berkisar 6 – 12 tahun dengan rata-rata pendidikan petani 7,67

tahun yang menunjukkan bahwa rata-rata petani sampel berkisar di Sekolah

Menengah Pertama. Hal tersebut memperlihatkan bahwa ingkat pendidikan petani

masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan formal masih belum sepenuhnya

berpengaruh bagi petani dalam melakukan usahatani.

Lamanya petani dalam melakukan usahatani padi sawah dalam sampel ini

berkisar 9 – 35 tahun dengan rata-rata 20,82 tahun. Angka ini menunjukkan waktu

yang cukup bagi petani dalam menjalankan usahataninya. Dari angka tersebut

dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sampel sudah cukup lama dalam

menjalankan usahataninya.

4.3. Produktivitas

Produktivitas merupakan kemampuan tanah untuk memproduksi sesuatu

spesies tanaman atau suatu sistem pertanaman pada suatu sistem pengelolaan

tertentu. Produktivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalaha ialah

banyaknya hasil panen padi sawah persatuan luas lahan (ton/ha). Adapun rata-rata

produktivitas padi sawah di Desa Pematang Sijonam adalah 8,344873657 ton/ha,

produktivitas tertinggi yaitu 10,75 ton/ha, sedangkan yang terendah adalah 6,00

(47)

Tabel 4.7 Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan di Desa

Produksi (Kg) Produktivitas

(48)

No Sampel

Rata-rata 0,576923 4432,692 8,344873657 Sumber: Data Primer (diolah)

4.4. Pengaruh Umur, Bibit, Lamanya Bertani, dan Pupuk terhadap Produktivitas Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Penelitian mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan dilaksanakan dengan

produktivitas usahatani padi sawah di Desa Pematang Sijonam. Data yang

digunakan merupakan data sekunder dengan wawancara langsung kepada petani

yang telah dipilih menjadi sampel dalam penelitian ini.

Variabel terikat dalam penelitian menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan ini

adalah produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan, dan variabel

(49)

4.4.1. Pengaruh Umur terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor pertama adalah umur dari petani usahatani padi sawah. Faktor ini

dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena

umur setiap petani padi sawah di daerah penelitian akan mempengaruhi kinerja

dan produktivitas dari pelaku usahatani. Hal ini akan mempengaruhi hasil

produksi dari usahataninya karena intensitas petani berbeda-beda dalam merawat

usahatani sesuai kekuatan fisik dari tiap umur petani.

4.4.2. Pengaruh Lamanya Bertani terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor kedua adalah lamanya petani pelaku usahatani bertani. Faktor ini

dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena

banyaknya pengalaman petani menunjukkan berapa dalamnya pemahaman petani

terhadap seluk-beluk usahatani padi sawah, baik itu dari segi bibit, pemeliharaan,

hingga hama dan panen. Lama atau tidaknya pengalaman petani ditentukan dari

berapa lama petani tersebut telah berusahatani.

4.4.3. Pengaruh Bibit terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor ketiga adalah bibit yang digunakan dalam usahatani. Faktor ini

dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi produktivitas karena

bibit yang digunakan oleh petani di daerah penelitian belum dapat dikatakan

menggunakan bibit unggul secara keseluruhan. Hal ini memberi dampak bagi

kualitas dan kuantitas dari produksi padi sawah itu sendiri.

(50)

4.4.4. Pengaruh Pupuk terhadap Produktivitas Usahatani Padi Sawah Petani Penyewa Lahan

Faktor keempat adalah pupuk yang digunakan dalam usahatani padi

sawah. Faktor ini dipilih sebagai faktor yang mempengaruhi model regresi

produktivitas karena dengan adanya pupuk maka usahatani padi sawah akan

menjadi lebih gembur dan lebih produktif. Dengan begitu, penggunaan pupuk

akan menjadi faktor yang mempenaruhi tingkat produktivitas dari produksi padi

(51)

4.5. Interpretasi Model Hasil Analisis Regresi Linier

Untuk pemaparan mengenai analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

produktivitas usahatani padi sawah petani penyewa lahan akan dijelaskan

menggunakan persamaan Regresi Linier Berganda.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Padi Sawah dengan menggunakan SPSS versi 16.

Penduga Koefisien

Sumber : Data primer diolah diambil dari lampiran 6

Model yang diperoleh dari hasil analisis regresi di atas adalah :

Y = 9,994 0,12X1 – 3.89X2 + 0,16X3 + 0.13X4

Persamaan regresi di atas dapat menjelaskan bahwa:

1. Konstanta sebesar 9,994, nilai ini menunjukkan bahwa produktivitas padi

sawah adalah sebesar 9,994 apabila tidak dipengaruhi oleh umur (X1), bibit

(X2), lama berusahatani(X3) dan pupuk (X4

2. Koefisien umur bernilai -0,12 angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi

penurunan umur petani sebesar 1 tahun, maka akan terjadi peningkatan

produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,12 ton/ha. Hal ini

dikarenakan peningkatan umur berpengaruh terhadap kinerja petani dalam

melakukan usahatani padi sawah.

).

3. Koefisien bibit bernilai negatif yaitu sebesar -3.89, angka ini menunjukkan

(52)

penurunan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar -3.89 ton/ha. Hal

ini dikarenakan bibit yang ditanam bervariasi dan petani di desa itu tidak

dinamis dalam berinovasi.

4. Koefisien lama berusahatani bernilai 0,16 angka ini menunjukkan bahwa jika

terjadi peningkatan lamanya petani berusahatani selama 1 tahun, maka akan

terjadi peningkatan produktivitas dari usahatani padi sawah sebesar 0,16

ton/ha. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani dalam usahatani

mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani padi sawah di daerah

penelitian.

5. Koefisien pupuk bernilai 013, angka ini menunjukkan bahwa jika terjadi

peningkatan pupuk sebesar 1 kg, maka akan terjadi peningkatan produktivitas

dari usahatani padi sawah sebesar 0,13 ton/Ha. Hal ini menunjukkan bahwa

pupuk dalam usahatani mempengaruhi peningkatan produksi dari usahatani

padi sawah di daerah penelitian.

4.6. Uji Asumsi Klasik 1. Multikolinearitas

Untuk uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat

nilai VIF pada tiap independent variable yang dapat dilihat pada Tabel 4.9. Tabel 4.9. Hasil Uji Multikolinearitas

Independent Variable Collinierity Statistics

Tollerance VIF

Umur 0,211 4,743

Bibit 0,280 3,572

Lama berusahatani 0,194 5,165

Pupuk 0,311 3,218

(53)

Menurut Ragner Frish dalam Supranto (2005) untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas dapat ditinjau dari beberapa hal berikut :

1. nilai toleransi lebih besar dari 0,1

2. nilai VIF lebih kecil dari 10

3. R² = 1

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai VIF masing-masing

variabel berada dibawah 10. Nilai VIF umur sebesar 4,741 < 10, nilai VIF bibit

3572 < 10, nilai VIF lama berusahatani sebesar 5,165 < 10, nilai VIF pupuk

sebesar 3,218 < 10, dan tolerance semua input produksi di atas 0,1. Hal ini menunjukkan bahwa model tidak mengandung multikolinearitas.

2. Normalitas

Untuk mengetahui apakah distribusi data mengikuti atau mendekati

(54)

Gambar 4.1 Histogram Uji Normalitas

Distribusi data mengikuti atau mendekati distribusi normal, apabila

distribusi data berbentuk lonceng (bell shaped) (Santoso, 2010). Berdasarkan tampilan histogram pada Gambar 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi data

berbentuk lonceng (bell shaped), sehingga data tersebut dikatakan berdistribusi normal. Kemudian tampilan Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

pada Gambar 4.2 terlihat bahwa titik-titik menyebar di sekitar dan mengikuti garis

diagonal. Suatu data dikatakan berdistribusi normal apabila garis yang

(55)

Gambar 4.2. Normal P-P Plot of Regression Standarized Residual

Dari kedua gambar diatas maka dengan demikian data tersebut dikatakan

berdistribusi normal, sehingga asumsi normalitas terpenuhi.

3. Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati

(56)

Gambar 4.3. Scatterplot Uji Heteroskedastitas

Heteroskedastisitas dideteksi dengan metode grafik dengan mengamati

scatterplot. Jika scatterplot membentuk pola tertentu, hal itu menunjukkan adanya masalah heteroskedastisitas pada model regresi yang dibentuk. Sedangkan

scatterplot jika menyebar secara acak maka hal itu menunjukkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas.

Hasil uji asumsi heteroskedastisitas dengan melihat Gambar 4.3.

menunjukkan bahwa scatterplot menyebar secara acak dan titik-titik data menyebar di bawah dan di atas angka 0. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terjadi

(57)

4.7 Uji Kesesuaian Model

4.7.1. Analisis Koefisien Determinasi (R2 Tabel 4.10. hasil Koefisien Determinasi (R

)

a. Predictors: (Constant), ), bibit, umur, pupuk, lama bertani

b. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan, diperoleh nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,426 (Tabel 4.10). Hal ini menunjukkan bahwa 43%

variasi variabel umur (X1), bibit (X2), lama berusahatani (X3), dan pupuk (X4)

dapat menjelaskan bagaimana produktivitas padi sawah di Desa Pematang

Sijonam. Kemudian sisanya 57% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan dalam model.

4.7.2. Uji-F (Uji Simultan/Serempak)

Hasil uji pengaruh variabel secara serempak dengan menggunakan uji F

disajikan pada Tabel 4.11, menunjukkan bahwa nilai signifikansi F adalah sebesar

0,000. Nilai yang diperoleh lebih kecil dari probabilitas kesalahan yang ditolerir yaitu α 5% atau 0,05 atau dapat diketahui melalui uji F. Hal ini menunjukkan

bahwa H0 dittolak atau H1 diterima, yaitu bibit (X1), umur (X2), lama

berusahatani (X3), pupuk (X4), dan tenaga kerja (X6), secara serempak

(58)

Tabel 4.11. Hasil Uji Serempak

ANOVAb

Model Sum Of Men

Squares df Square F Sig 1 Regresion 59.379 5 14.845 8.706 .000

Residual 80.142 47 1.705

a

Total 139.521 51

a. Predictors: (Constant), bibit, umur, pupuk, lama bertani b. Dependent Variable: Produktivitas

Sumber: Lampiran 6

4.7.3. Uji – T (Uji Parsial) a. Umur

Secara parsial ternyata variabel umur tidak berpengaruh secara nyata

terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian

dikarenakan nilai signifikan t (0,793) lebih besar dibandingkan dengan nilai α

sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel umur berpengaruh

secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di

daerah penelitian.

b. Bibit

Secara parsial ternyata variabel bibit berpengaruh secara nyata terhadap

(59)

sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini sesuai

dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa bahwa variabel bibit berpengaruh

secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di

daerah penelitian.

c. Lama BerusahaTani

Secara parsial ternyata variabel lama berusahatani petani padi sawah tidak

berpengaruh secara nyata terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa

lahan di daerah penelitian dikarenakan nilai signifikan t (0,746) lebih besar

dibandingkan dengan nilai α sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan

H1 ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa

bahwa variabel lama berusahatani seorang petani padi sawah berpengaruh secara

parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah

penelitian.

d. Pupuk

Secara parsial ternyata variabel pupuk tidak berpengaruh secara nyata

terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa lahan di daerah penelitian

dikarenakan nilai signifikan t (0,284) lebih besar dibandingkan dengan nilai α

sebesar 0,05 (5%) dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Hal ini tidak

sesuai dengan hipotesis awal yang mengatakan bahwa variabel pupuk tidak

berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas padi sawah dari petani penyewa

(60)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.2. Kesimpulan

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas padi sawah petani penyewa

lahan di Desa Pematang Sijonam adalah umur (x1), bibit (x2), lama

berusahatani(x3), dan pupuk(x4

2) Nilai koefisien determinasi (R ).

2

) diperoleh sebesar 0,426. Koefisien

determinasi ini menunjukkan bahwa produktivitas padi sawah (Y) dapat

dijelaskan oleh variabel umur (x1), bibit (x2), lama berusahatani(x3),

pupuk(x4

3) Secara serempak, faktor umur, bibit, lama berusahatani, pupuk, berpengaruh

nyata terhadap produktivitas padi sawah petani penyewa lahan.

), sebesar 43% sedangkan sisanya sebesar 57% dipengaruhi oleh

faktor lainnya.

Secara parsial, faktor yang mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah

petani penyewa lahan adalah bibit, sedangkan umur, lama berusahatani,

pupuk tidak mempengaruhi produktivitas usahatani padi sawah petani

(61)

5.2. Saran

1) Diharapkan petani dapat meningkatkan kuantitas produksi padi sawah di

daerah penelitian dengan menerapkan teknologi-teknologi baru pada waktu

budidaya maupun pada waktu pemeliharaan.

2) Mengingat jumlah produktivitas yang belum stabil dan baik, sebaiknya

pemerintah memberikan bantuan atau menyalurkan penyuluh-penyuluh

pertanian ke daerah Desa Pematang Sijonam sehingga petani mendapat

masukan dan bimbingan yang mendukung kinerja dalam memproduksi. Hal

ini juga dapat didukung dengan menetapkan kebijakan-kebijakan yang dapat

mendukung peningkatan eksistensi padi ataupun swasembada pangan.

3) Kepada peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan

mengenai teknologi yang dapat dilakukan untuk peningkatan produksi dari

Gambar

Tabel 1.1 Luas Panen, Produksi dan Rata-Rata Produksi Padi Sawah
Tabel 1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata – Rata Produksi Padi   Menurut       Kecamatan di Kabupaten Serdang Bedagai
Gambar 2.1. Kerangka Konseptual
Tabel 3.1. Jumlah Luas Lahan dan Petani Penyewa Berdasarkan Kelompok Tani di Desa Pematang Sijonam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meskipun anak dari narapidana bukanlah terpidana yang menjalani pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan, harus dan wajib untuk mendapatkan dan dipenuhi haknya oleh pihak

Untuk mengetahui perbedaan efektifitas antara Intermittent Vacuum Therapy dengan Intermittent Pneumatic Compression dalam pemulihan kelelahan otot-otot kaki paska

Pritom navode kako u praksi internetski marketing najčešće obuhvaća korištenje web stranica poduzeća u kombinaciji s tehnikama marketinške komunikacije putem

Uji hipotesis untuk variabel kualitas layanan tangibles (wujud fisik) terhadap tingkat kepuasan nasabah, dapat dijelaskan dengan hipotesis Untuk variabel tangibles (wujud

Hasil pengamatan tingkah laku udang vaname selama uji postulat koch adalah pergerakan dari udang vaname berenang miring, berenang memutar dan tak beraturan, sedangkan

4) Pada metode gambar langsung, jalur rangkaian digambar langsung di atas bahan papan lapis tembaga kosong dengan menggunakan tinta / cat atau bahan tempel yang tahan (resist)

Berdasarkan hasil penelitian diatas antara Debt to Assets Ratio terhadap Returnn On Asset pada PT. Sehingga H 0 ditolak Ha diterima hal ini

Sintesis surfaktan stearil alkohol etoksilat dari bahan baku stearil alkohol derivat minyak kelapa sawit telah dilakukan dan produk yang dihasilkan memiliki