MENGGUNAKAN FUZZY MADM MODEL YAGER (STUDI KASUS: AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)
Oleh:
EKA JULIANTI 107093002956
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Model Yager" telah diujikan dan dinyatakan lulus dalam sidang munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universiras Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Agustus 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II.
/
NrP. 19730325 200901 2 001
Pembimbing I
,<
funda Hesti Kusumaningtyas. MMSI
NrP. 19810929 200912 2 002
Mengetahui,
Dekan Fakul ins dan Teknologi, Program Studi Sistem Informasi
UIN S idayatullah Jakarta
{"ailG,
150411252
NIP. 19750818 200501 2 008
NIP. 19750818 200501 2 008 NrP 19680117 200112 1 001
(STUDI KASUS : AJB BUMIPUTERA 1912 CAB. DEPOK)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer
Pada Fakultas Sains dall Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh: EKA JULIANTI
107093002956
Menyetujui,
Pembimbing I, Pembimbing
II,
.<'1)'-)*
'-"-'-(
Rinda Hesti Kusumaninstvas. MMSI NIP. 19810929 200912 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Sistem Informasi
/
W\_-,{-__
4-_ni Hidavah.
MMsl
NIP. 19750818 200s01 2 008
b
avTh. MMSINrP. 19750818 200s01 2 008
v
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Juli 2011
vi
Cab. Depok) Di bawah bimbingan NUR AENI HIDAYAH dan RINDA HESTI KUSUMANINGTYAS.
AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan asuransi yang bergerak pada proteksi jiwa. Meski merupakan perusahaan konvensional, perusahaan ini memiliki produk syariah yaitu RumahKoe Syariah yang memberikan proteksi terhadap rumah dan manusia yang ada dalam rumah peserta asuransinya. Saat ini belum ada sistem yang bisa mengatasi lamanya proses penerimaan peserta asuransi. Sistem yang digunakan dalam penerimaan calon peserta masih bersifat manual yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel 2003 dan penilaian bersifat subjektif. Hal ini menyebabkan informasi mengalami kesulitan dalam penyajiannya dan banyak terjadi redudansi data. Hal ini memberikan inisiatif untuk membangun sistem pendukung keputusan dibanding aplikasi pengolahan angka semata. Tujuan dari penelitian ini adalah dalam rangka merancang sebuah sistem pendukung keputusan yang mampu mempermudah proses penilaian untuk penerimaan calon peserta asuransi. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, dibuatlah Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Penerimaan Calon Peserta Asuransi RumahKoe Syariah dengan menggunakan metode Object Oriented model Rational Unified Process (RUP) menggunakan Unified Modelling language (UML) dan Fuzzy MADM model Yager sebagai metode analisis Sistem Pendukung Keputusan (SPK). Dalam membangun sistem tersebut, teknologi yang dipakai yaitu PHP sebagai bahasa pemrograman, XAMPP sebagai web server dan MySQL sebagai database. Sistem pendukung keputusan dihasilkan dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. SPK berbasis standalone dengan kapasitas user dua orang dan kapasitas data kurang lebih 500 record memudahkan Kepala Cabang dalam memilih calon peserta yang tepat berdasarkan kriteria dan kebutuhan instansi serta memudahkan dalam proses pemilihan dan penerimaan calon peserta yang berkualitas sesuai dengan standar instansi.
Kata Kunci : RumahKoe Syariah, Fuzzy MADM Model Yager, Decision Support System, Rational Unified Process (RUP), Unified Modelling Language
(UML).
V Bab + 152 Halaman + xlv Halaman + 1 Simbol + 40 Gambar + 33 Tabel + Pustaka + Lampiran
vii
Alhamdulillaahirabbil’aalamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah dan Taufiq-Nya sehingga dapat melaksanakan dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”. Tidak lupa shalawat beriringan salam semoga
selalu tercurah kepada junjungan alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan kerabat serta muslimin dan muslimat, semoga kita semua mendapatkan syafa’at dari beliau di akhirat kelak. Amin.
Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu baik moril dan materil dalam menyelesaikan laporan ini, terutama kepada:
1. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M.Sis, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
4. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi yang telah membagikan ilmu. 5. Bapak Budi Heriana, SH beserta staf karyawan dan agen AJB Bumiputera
1912 Cab. Depok.
6. Bapak Aziz Chan dan Ibu Ernita, orangtua yang sangat ananda cintai serta kakak dan adik. Terimakasih atas doa, dukungan dan semuanya. Kalian sangat berarti bagiku.
7. Noor Eka Rangga Putra, terimakasih motivasinya. I hope you are always be the pride.
8. Sahabat-sahabati PMII KOMFAST, BEMJ TI-SI Fakultas Sains dan Teknologi, SI C 2007 dan SIBIS 2007. Terimakasih doanya.
9. Dije, Hana, Bustomi, Ajoii dan Ono. Terimakasih bantuannya.
Peneliti sadar bahwa penyususan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail
ke paus240789@yahoo.com. Peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang membacanya. Amin
Wassalaamu’alaikum wr. wb
ix
LEMBAR JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN ... iv
LEMBAR PERNYATAAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR SIMBOL ... xix
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Batasan Masalah ... 6
1.4 Tujuan Penelitian ... 7
1.5 Manfaat Penelitian ... 8
1.6 Metode Penelitian ... 8
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ... 8
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem ... 9
x
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun ... 11
2.2 Konsep Dasar sistem Informasi ... 11
2.2.1 Pengertian Sistem Informasi ... 11
2.2.2 Komponen Sistem Informasi ... 13
2.3 Konsep Decision Support System ... 13
2.3.1 Pengambilan Keputusan ... 14
2.3.2 Dalil Al-Quran Terkait Pengambilan Keputusan ... 15
2.3.3 Pengertian Decision Support System (DSS)... 17
2.3.4 Komponen DSS ... 18
2.3.5 Manfaat DSS ... 19
2.3.6 Karakteristik DSS ... 21
2.3.7 Tujuan DSS ... 22
2.3.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS ... 23
2.4 Konsep Dasar Fuzzy MADM ... 23
2.4.1 Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager ... 25
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Yager ... 25
2.4.3 Perhitungan Model Yager ... 27
2.5 Konsep Dasar Analisis dan perancangan Sistem Informasi... 29
2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem ... 29
2.5.2 Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem ... 30
xi
2.7 Metodologi Rational Unified Process (RUP) ... 34
2.7.1 Fase-Fase RUP ... 35
2.7.2 Struktur Dinamis RUP ... 36
2.7.3 Struktur Statis RUP ... 38
2.8 Unified Modelling Language (UML) ... 42
2.8.1 Definisi UML ... 42
2.8.2 Tujuan UML ... 43
2.8.3 Model dan Diagram pada UML ... 43
2.8.4 Diagram-diagram pada UML ... 44
2.9 Konsep Dasar Asuransi dan Asuransi Syariah ... 50
2.10 Konsep Dasar Asuransi RumahKoe Syariah ... 53
2.11 PHP (Pre Hypertext Processor) ... 59
2.12 Database ... 61
2.13 MySQL ... 62
2.14 XAMPP ... 64
2.15 Macromedia Dreamweaver 8... 65
2.16 Pengujian Perangkat Lunak ... 67
2.16.1 Black Box Testing ... 67
xii
3.1.2 Wawancara ... 72
3.1.3 Studi Pustaka ... 73
3.1.4 Studi Literatur Penelitian Sejeinis ... 73
3.2 Metode Pengembangan Sistem ... 76
3.2.1 Fase Permulaan (Inception Phase) ... 76
3.2.2 Fase Pembangunan (Elaboration Phase) ... 77
3.2.3 Fase Konstruksi (Construction Phase) ... 78
3.2.4 Fase Transisi (Transition Phase) ... 79
3.3 Model Yager ... 79
3.4 Kerangka Berpikir Penelitian ... 80
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inception Phase (Fase Permulaan) ... 82
4.1.1 Business Management Workflow ... 82
4.1.1.1 Profil AJB Bumiputera 1912 ... 83
4.1.1.2 Logo Perusahaan ... 85
4.1.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 85
4.1.1.4 Visi, Misi dan Falsafah Perusahaan ... 86
4.1.1.5 Identifikasi Masalah ... 88
4.1.1.6 Identifikasi Sistem Berjalan ... 89
xiii
4.1.2.4 Estimasi Risk (Resiko) ... 98
4.1.2.5 Kelebihan dan Kekurangan Sistem ... 98
4.2 Elaboration Phase (Fase Pembangunan) ... 100
4.2.1 Analysis and Design Workflow ... 101
4.2.1.1 Model Yager ... 101
4.2.1.2 Membuat Design Model dengan Pemodelan Object Oriented ... 108
4.2.1.2.1 Use Case Diagram ... 108
4.2.1.2.2 Activity Diagram ... 115
4.2.1.2.3 Class Diagram ... 122
4.2.1.2.4 Sequence Diagram ... 128
4.2.1.3 Membuat Graphic User Interface ... 135
4.2.2 Implementation Workflow ... 141
4.2.3 Test Workflow ... 142
4.3 Construction Phase (Fase Konstruksi) ... 143
4.3.1 Implementation Workflow ... 144
4.3.2 Test Workflow ... 144
4.3.3 Deployment Workflow ... 144
4.3.3.1 Deployment Diagram ... 144
4.4 Transition Phase (Fase Transisi) ... 146
xiv
xv
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi ... 28
Tabel 2.1 Komponen Dasar Use Case Diagram ... 44
Tabel 2.4 Paket RumahKoe Lux ... 54
Tabel 2.5 Paket RumahKoe Idaman dan Asri ... 56
Tabel 2.6 Penelitian Tentang Decision Support System ... 71
Tabel 3.1 Penelitian Sejenis Tentang Decision Support System ... 74
Tabel 4.1 Estimasi Resiko sistem ... 98
Tabel 4.2 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Berjalan ... 99
Tabel 4.3 Kelebihan dan Kekurangan Sistem Usulan ... 99
Tabel 4.4 Perbedaan Sistem Secara Keseluruhan. ... 100
Tabel 4.5 Matriks Perbandingan Berpasangan ... 103
Tabel 4.6 Normalisasi ... 104
Tabel 4.7 Matriks Penjumlahan Tiap Baris ... 105
Tabel 4.8 Pembagian dengan Vektor Bobot ... 105
Tabel 4.9 Contoh Kasus ... 106
Tabel 4.10 Nilai Kualitas Kriteria ... 107
Tabel 4.11 Konversi Nilai Crisp ... 107
Tabel 4.12 Perhitungan Nilai C ... 107
Tabel 4.13 Identifikasi Actor dan Use Case ... 108
Tabel 4.14 Daftar Diagram Use Case ... 109
xvi
Tabel 4.19 Skenario Use Case”Penghitungan Yager” ... 114
Tabel 4.20 Skenario Use Case”Laporan” ... 115
Tabel 4.21 Pengguna ... 125
Tabel 4.22 Calon Peserta ... 126
Tabel 4.23 Daftar Agen ... 127
Tabel 4.24 Hasil Konsistensi ... 127
Tabel 4.25 Vektor Bobot ... 127
xvii
Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process ... 36
Gambar 2.3 Simbol-simbol yang Terdapat pada Sequence Diagram ... 46
Gambar 2.4 Contoh Collaboration Diagram ... 47
Gambar 2.5 Notasi class ... 48
Gambar 2.6 Contoh Diagram Statechart ... 48
Gambar 2.7 Contoh Component Diagram ... 49
Gambar 2.8 Struktural Pengambilan Keputusan ... 59
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 81
Gambar 4.1 Logo AJB Bumiputera 1912 ... 85
Gambar 4.2 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 ... 85
Gambar 4.3 Struktur Organisasi AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok ... 86
Gambar 4.4 Sistem yang Sedang Berjalan ... 90
Gambar 4.5 Sistem yang Diusulkan ... 93
Gambar 4.6 Use Case Diagram ... 110
Gambar 4.7 Activity Diagram Login ... 116
Gambar 4.8 Activity Diagram Manajemen Data Calon Peserta ... 117
Gambar 4.9 Activity Diagram Data Calon Peserta ... 118
Gambar 4.10 Activity Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ... 120
Gambar 4.11 Activity Diagram Perhitungan Yager ... 121
xviii
Gambar 4.16 Sequence Diagram Data Calon Peserta ... 131
Gambar 4.17 Sequence Diagram Vektor Bobot Dan Konsistensi ... 132
Gambar 4.18 Sequence Diagram Penghitungan Yager ... 133
Gambar 4.19 Sequence Diagram Laporan ... 134
Gambar 4.20 Halaman Login Sistem ... 135
Gambar 4.21 Halaman Awal Untuk Eksekutif ... 136
Gambar 4.22 Halaman Awal Untuk Admin ... 136
Gambar 4.23 Halaman Input Data Calon Peserta ... 137
Gambar 4.24 Halaman Lihat Data “Admin” ... 137
Gambar 4.25 Halaman Lihat Data “Eksekutif” ... 138
Gambar 4.26 Halaman Matriks Perbandingan Kriteria ... 138
Gambar 4.27 Halaman Nilai Konsistensi ... 139
Gambar 4.28a Halaman Menu Hitung Yager ... 139
Gambar 4.28b Halaman Menu Hitung Yager ... 140
Gambar 4.29 Halaman Laporan ... 140
Gambar 4.30 Halaman Bantuan ... 141
xix 1 Use Case Diagram
Actor
Use Case
Participant
2 Class Diagram
Class
Datatype
Interface
Generalization
3 Sequence Diagram
Participant
Simpel Message
Synchronous
Asynchronous
4 Activity Diagram Titik Awal
xx
Fork
<no send action> Tanda
Pengiriman
<no receive action> Tanda
Penerimaan
Interface
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidang kajian keilmuan Sistem pendukung keputusan (SPK) telah banyak dilakukan baik oleh peneliti lokal maupun peneliti internasional. Sistem pendukung keputusan menjadi suatu kebutuhan pada lembaga-lembaga keuangan baik pemerintah maupun swasta. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Jafari et al. (2008) dalam melakukan penyeleksian terhadap strategi yang dilakukan untuk memenuhi setiap tujuan dari pemeliharaan pada nomor fuzzy menggunakan model Yager. Pada tahun yang sama Engemann (2008), melakukan penelitian dalam memanajemen resiko dan bencana menggunakan metodologi kecerdasan komputasi dengan model fuzzy Yager dan fuzzy attitude. Masih pada tahun yang sama, Yager (2008) melakukan penelitian dalam memecahkan masalah dimana keputusan memiliki banyak objek namun keputusan-keputusan tersebut tidak jelas dan memiliki tingkat kepentingan yang berbeda. Yager menggunakan modelnya sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan mencari nilai vektor eigen dari nilai eigen maksimum serta nilai yang ada pada matriks perbandingan berpasangan. Penelitian dilanjutkan oleh Marbini et al. (2011) melakukan sebuah proses evaluasi interaktif untuk mengukur seberapa efisien kah nilai Fuzzy DEA (Data Envelopment Analysis) dalam menghitung nilai DMU
Tidak kalah dengan peneliti dari luar, ada beberapa peneliti lokal yang melakukan penelitian dengan model Yager. Kusnandar dan Marimin (2003), melakukan riset yang menghasilkan pengembangan produk agroindustri jamu menggunakan fuzzy non-numeric decision making technique model Yager dengan model analisis interpretative structural. Seorang peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Alkadri (2001) melakukan penelitian menggunakan model Yager dalam pengembangan wilayah atau kawasan dengan memadukan sumber daya alam, manusia dan teknologi dengan memperhatikan daya tampung lingkungan itu sendiri yang disebut dengan memberdayakan masyarakat. Peneliti ini melakukan empat tahapan umum Yager dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi yaitu menentukan negasi tingkat kepentingan kriteria, menghitung nilai alternatif pakar, menentukan bobot faktor nilai dan menentukan nilai gabungan dengan metode OWA (Ordered Weight Average). Selain itu, penelitian menggunakan model Yager ini juga pernah dilakukan oleh Permatasari dan Sri (2010) dalam pengambilan keputusan untuk kasus pembelian rumah. Sistem yang dibuat mampu menangani dan memudahkan konsumen unutk memilih jenis rumah sesuai dengan kebutuhan dan dana yang dimiliki.
dan mengambil keputusan yang menunjang kinerja perusahaan. Sistem pendukung keputusan lebih banyak memberikan dampak baik untuk instansi atau perusahaan yang menggunakannya.
Perusahaan asuransi pun tidak mau ketinggalan dari manfaat yang diberikan DSS ini. Asuransi Syariah (Ta’min, Takaful atau Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan tolong menolong diantara sejumlah orang / pihak melalui investasi dalam bentuk aset dan/atau tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad (perikatan) yang sesuai dengan syariah. Akad yang sesuai dengan syariah adalah yang tidak mengandung gharar (penipuan), maysir (perjudian), riba, dzulm (penganiayaan),
risywah (suap), barang haram dan maksiat (Soemitra, 2009).
Salah satu perusahaan asuransi terbesar di Indonesia adalah AJB Bumiputera 1912. Saat ini perusahaan AJB Bumiputera 1912 yang tersebar di seluruh Indonesia pada umumnya hanya bergerak pada asuransi jiwa sesuai dengan akronim pada AJB yaitu Asuransi Jiwa Bersama. Meskipun AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan konvensional tetapi memiliki produk syariah yaitu RumahKoe Syariah.
RumahKoe Syariah Merupakan produk dan paket istimewa dari AJB Bumiputera 1912 yang melindungi rumah peserta dari risiko-risiko yang dilengkapi dengan perangkat perlindungan ekstra untuk peserta asuransi.
premi mulai dari Rp. 6.640.000 per tahun. Dengan asuransi syariah RumahKoe, rumah dan aset anda diproteksi dari kerugian sebagai akibat yang timbul karena kebakaran, kebanjiran, kecurian, bencana alam dan huru hara.
dalam Kusumadewi, 2006). Selain itu, dibandingkan dengan model-model lain, model Yager mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006). Terakhir, Yager memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan atas bilangan crisp. Bentuk matematis dari model Yager juga sederhana hingga mudah untuk dipahami selain itu mampu mengukur tingkat subyektifitas dari pengambilan keputusan. Dari beberapa alasana tersebut, maka diputuskan unutk memilih model Yager sebagai model analasis SPK yang dilakukan dalam penelitian.
Keadaan yang disebutkan sebelumnya mendorong peneliti untuk merancang dan membangun Sistem Pendukung Keputusan dalam proses penerimaan peserta asuransi produk RumahKoe Syariah berdasarkan beberapa parameter atau kriteria yang ada menggunakan model Yager. Hal ini juga yang menjadi latar belakang peneliti dalam melakukan penelitian pada pembuatan skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Peserta Asuransi RumahKoe Syariah Menggunakan Fuzzy MADM Model Yager (Studi Kasus: AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok)”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, terdapat beberapa rumusan masalah yang mencakup permasalahan umum yang terjadi pada topik penelitian, yaitu: 1. Bagaimana membangun sistem pendukung keputusan penilaian calon
2. Bagaimana merancang dan membangun sistem pendukung keputusan menggunakan model analisis Yager yang berfungsi sebagai tools analisis penilaian penerimaan calon peserta asuransi yang tidak memakan waktu banyak?
3. Bagaimana menciptakan sistem pendukung keputusan yang memproses penilaian terhadap calon peserta yang telah tersedia pada database, sehingga tidak terjadi proses penilaian berulang dan redudansi data pada calon peserta yang sama?
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan maka ruang lingkup masalah dibatasi pada:
1. Analisis dan perancangan sistem pendukung keputusan hanya dalam penerimaan calon peserta asuransi RumahKoe Syariah yang ada pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok.
2. Analisis metode pendukung keputusan dalam memberikan penilaian terhadap peserta asuransi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok menggunakan model Yager.
3. Analisis dilakukan pada 4 (empat ) kriteria tetap yaitu status rumah, sifat rumah, luas rumah dan lingkungan rumah dengan harga jual bangunan sebagai kriteria tambahan.
5. Diagram yang digunakan dalam perancangan sistem ada 5 (lima) yaitu
use case diagram, activity diagram, class diagram, sequence diagram dan
deployment diagram.
6. Dalam perancangan sistem ini, akan menggunakan PHP sebagai bahasa pemrograman, MySQL sebagai database server dan XAMPP sebagai
webserver. Rational Rose dan Dreamweaver 8 sebagai aplilkasi pendukung.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini tediri dari tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya adalah menghasilkan sebuah sistem penunjang keputusan dalam pemberian asuransi kepada nasabah untuk membantu manajer dalam tugasnya sebagai pengambil keputusan. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah menghasilkan:
1. Analisis proses bisnis untuk pemberian jasa asuransi RumahKoe Syariah. 2. Perancangan sistem pendukung keputusan asuransi pada produk
RumahKoe Syariah di AJB Bumiputera 1912 Cab. Margonda berorientasi objek dengan menggunakan UML.
3. Perancangan database yang terintegrasi agar data dan informasi lebih terstruktur.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan setelah penelitian ini adalah:
1. Memperkaya khazanah keilmuan pada bidang sistem informasi khususnya bidang sistem informasi bisnis syariah.
2. Agar dapat digunakan sebagai referensi berikutnya dengan penelitian sejenis yaitu pelaksanaan penerimaan peserta asuransi dengan metode
Fuzzy MADM model Yager dalam bidang sistem informasi bisnis syariah. 3. Memberikan rancangan umum sistem penunjang keputusan kepada AJB Bumiputera 1912 Cab. Margonda dalam kaitannya dengan pemberian jasa asuransi syariah kepada calon nasabah.
4. Dengan menggunakan aplikasi DSS dapat memudahkan perusahaan dalam penentuan peserta yang berhak menggunakan jasa RumahKoe Syariah.
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Metode Pengumpulan data
Metode ini dilakukan dengan dua cara yaitu studi pustaka (Lily, 2007) dan studi lapangan. Untuk studi lapangan dilakukan dengan observasi dan
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Di samping metode pengumpulan data, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pengembangan sistem menggunakan Rational Unified Process (RUP).Terdapat 4 fase utama dalam metode ini yaitu inception, elaboration, construction dan transition (Kroll dan Kruchten, 2003).
Metode pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini didukung dengan pemodelan yang berorientasi objek dengan UML (Unified Modelling Language) sebagai tools-nya(Whitten et al. (2004).
1.6.3 Metode Pengembangan Model SPK
Dalam penelitian ini, untuk analisis dan penilaian mengggunakan model Yager. Model Yager merupakan salah satu bentuk standar dari model Fuzzy
MADM (Multi Attribute Decisiion Making). Tujuan Yager ini adalah menyeleksi alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri terbaik dan mengklasifikasikan alternatif berdasarkan peran tertentu.
1.7 Sistematika Penulisan
Agar lebih terarah dalam penulisan skripsi ini dan tercapai hal yang diharapkan, maka disusun sistematika penulisan sebagai kerangka acuan dalam penulisan yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
manfaat yang diharapkan, metode penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan sebagai acuan dalam penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menguraikan teori-teori yang berhubungan dengan Sistem Informasi Pendukung Keputusan Pada Produk RumahKoe Syariah di sebuah instansi asuransi.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini menguraikan serta menjelaskan tentang objek penelitian, metode yang digunakan khususnya metode pengumpulan data, waktu dan tempat penelitian, materi penelitian, alat-alat penelitian serta kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi ini.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini merupakan penjelasan analisis sistem yang sedang berjalan dan bagaimana membuat rancangan desain untuk sistem yang terotomatisasi pada AJB Bumiputera 1912 Cab. Depok, Margonda terkait dengan pengolahan data calon peserta asuransi RumahKoe Syariah.
BAB V PENUTUP
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Rancang Bangun
Rancang atau merancang dapat diartikan sebagai mengatur atau merencanakan segala sesuatu (sebelum bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu), yang akan menghasilkan sebuah rancangan dalam bentuk apilkasi. Sedangkan bangun dapat diartikan sebagai cara dalam menyusun atau susunan yang merupakan suatu wujud, struktur dan sebagainya (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Jadi, rancang bangun merupakan pengaturan dan perencanaan segala sesuatu untuk membangun atau menyusun suatu struktur yang ada untuk menghasilkan rancangan yang baru.
2.2 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.2.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi) guna mencapai sasaran- sasaran perusahaan (Wilkinson dalam Kadir, 2003).
menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten et al. 2004).
Sistem informasi adalah sekumpulan elemen yang bekerja secara bersama-sama baik secara manual maupun berbasisi komputer dalam melaksanakan pengolahan data yang berupa pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan data untuk menghasilkan informasi yang bermakna bagi proses pengambilan keputusan (Mark dalam Daihani, 2001).
Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing) dan keluaran(output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru (Soetanto, 2002).
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan fungsi utama sistem informasi secara umum yaitu:
1. Mengambil data (data capturing/ input).
2.2.2 Komponen Sistem Informasi
Dalam suatu sistem informasi terdapat beberapa komponen yaitu
hardware, software, prosedur, orang, database, jaringan komputer dan komunikasi data (Kadir, 2003):
1. Perangkat keras (hardware): mencakup piranti-piranti fisik seperti komputer dan printer.
2. Perangkat lunak (software): sekumpulan instruksi yang memungkinkan perangkat keras dalam memproses data.
3. Prosedur (procedure): sekumpulan aturan yang dipakai untuk mewujudkan pemrosessan data dan pembangkitan keluaran yang dikehendaki.
4. Orang (brainware): semua pihak yang bertanggung jawab dalam pengembangan sistem informasi, pemrosesan dan penggunaan keluaran sistem informasi.
5. Basis data (database): sekumpulan tabel, hubungan dan lain-lain yang berkaitan dangan penyimpanan data.
6. Jaringan komputer dan komunikasi data: sistem penghubung yang memungkinkan sumber dipakai secara bersama atau diakses oleh sejumlah pemakai.
2.3 Konsep Decision Support System (DSS)
kapabilitas para pengambil keputusan. DSS atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan SPK ditujukan untuk keputusan- keputusan yang memerlukan penilaian atau untuk keputusan- keputusan yang sama sekali tidak dapat didukung oleh algoritma dan menunjang keputusan- keputusan yang relatif tidak terstruktur. SPK meluas dengan cepat, dari sekedar alat pendukung personal menjadi komoditas yang dipakai bersama (Turban et al. 2005).
2.3.1 Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan (di antara berbagai alternatif) untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan (Turban et al. 2005).
Pengambilan keputusan terdiri atas (Kusrini, 2007) : 1. Masalah
2. Keputusan
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan dalam pemecahan masalah tersebut. Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Ciri-ciri keputusan adalah:
a. Banyak pilihan/ alternatif b. Ada kendala atau syarat
c. Mengikuti suatu pola atau model tingkah laku d. Banyak input/ variabel
e. Ada faktor resiko
f. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan dan keakuratan
2.3.2 Dalil Al- Quran terkait pengambilan keputusan
1. QS. An- naml (32-33)
Artinya: Berkata dia (Balqis): "Hai para pembesar berilah Aku pertimbangan dalam urusanku (ini) Aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)". Mereka menjawab: "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan keputusan berada ditanganmu: Maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan".
2. QS. Al-baqarah (213)
tentang perkara yang mereka perselisihkan. tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang Telah didatangkan kepada mereka kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, Karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
2.3.3 Pengertian Decision Support System (DSS)
Menurut Little (1970), Decision Support System adalah sekumpulan prosedur berbasis model untuk data pemrosesan dan penilaian untuk membantu para manajer dalam mengambil keputusan (Turban et al. 2005).
Maryan Alavi dan H. Albert Napier mendefinisikan DSS sebagai suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem ini harus sederhana, mudah dan adaptif (Daihani, 2001).
DSS lebih ditujukan untuk mendukung manajemen dalam melakukan pekerjaan yang bersifat analitis dalam situasi yang kurang terstruktur dan dengan kriteria yang kurang jelas (Kusrini, 2007).
pengambil keputusan untuk melakukan berbagai analisis menggunakan model-model yang tersedia (Kusrini, 2007).
2.3.4 Komponen DSS
Aplikasi DSS terdiri dari 4 (empat) komponen atau subsistem yaitu (Turban et al. 2005):
1. Data Management
Subsistem manajemen data memasukkan satu database yang mengandung data yang relevan untuk suatu situasi dan diatur oleh software yang disebut Database Management System (DBMS). Elemen-elemen yang terdapat dalam data management adalah DSS database sistem pendukung keputusan, DBMS, direktori data dan query facility.
2. Model Management
Paket perangkat lunak yang memasukkan model financial, statistic, management science atau berbagai model kuantitatif lainnya yang memberikan kemampuan analitik dan manajemen perangkat lunak yang tepat. Perangkat lunak ini sering disebut Model Base Management System
(MBMS). Elemen-elemen yang terdapat dalam susbsistem ini adalah
model base, model base management system, bahasa pemodelan, direktori model dan eksekusi model.
Subsistem ini memungkinkan user dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS melalui subsistem ini. Subsistem ini dikelola oleh
software yang disebut User Interface Management System (UIMS). 4. Knowledge Management
Subsistem ini dapat menyediakan keahlian yang diperlukan untuk memecahkan beberapa masalah dan memberikan pengetahuan yang dapat meningkatkan operasi komponen DSS yang lain.
Manajemen data Manajemen model Model eksternal
Subsistem berbasis pengetauan
Antarmuka pengguna
Manajer (Pengguna) Basis
pengetahuan organisasional
Sistem lainnya yang berbasis
komputer
Internet, intranet, ekstranet
[image:38.595.111.543.111.627.2]Data eksternal dan internal
Gambar 2.1 Skematik DSS (Turban et al. 2007)
2.3.5 Manfaat DSS
1. Perusahaan berada pada keadaaan yang tidak menentu (tidak stabil). 2. Kesulitan melacak operasi bisnis.
3. Diperlukannya analisis khusus terhadap profitabilitas dan efisiensi. 4. Sistem yang sudah ada tidak mendukung pengambilan keputusan. 5. Diperlukannya informasi yang akurat.
6. Adanya informasi yang umurnya dibatasi oleh waktu Juga terdapat 6 (enam) alasan penting lainnya, yaitu:
1. DSS memiliki kualitas keputusan yang lebih tinggi
2. DSS merupakan organisasi yang unggul (organizational winner)
3. Diperlukan informasi yang baru 4. DSS mampu me-manage orang-waktu 5. DSS dapat mengurangi biaya
Dari alasan- alasan yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan manfaat DSS secara umum yaitu:
1. Memiliki kemampuan mendukung pemecahan masalah yang kompleks. 2. Bereaksi cepat terhadap situasi yang tidak diharapkan pada kondisi yang
berubah karena DSS melakukan analisis kuantitatif dengan sangat cepat dan menghemat waktu.
3. Memiliki kemampuan dengan mencoba berbagai strategi dengan tepat dan cepat.
5. Membangun jembatan komunikasi, sehingga pengumpulan data dan pemecahan masalah merupakan alat yang dapat meningkatkan kerjasama tim.
6. Meningkatkan pengendalian pengukuran dan meningkatkan kinerja organisasi.
7. Menghemat biaya pembuatan atau menghemat biaya akibat keputusan yang salah.
8. Keputusan lebih objektif dan konsisten dibandingkan dengan mengambil keputusan hanya menggunakan intuisi.
9. Meningkatkan efektivitas manajerial dengan menghemat waktu kerja pada bidang analisis, perencanaan dan pelaksanaan.
10. Meningkatkan produktivitas dari analisis. 11. DSS mampu menyajikan berbagai alternatif.
12. DSS dapat menyediakan bukti tambahan untuk memberikan pembenaran sehingga memperkuat posisi pengambilan keputusan.
2.3.6 Karakteristik DSS
Karakteristik dari DSS yang akan dipaparkan berikut ini memungkinkan para pengambil keputusan untuk membuat keputusan yang lebih baik dan lebih konsisten dalam satu cara yang dibatasi oleh waktu. Berikut adalah karakteristik dan kemampuan yang diharapkan dari DSS (Turban et al. 2005):
2. Dukungan bagi manajer pada berbagai tingkat. 3. Dukungan bagi kelompok atau perorangan.
4. Dukungan untuk keputusan independen dan sekuensial. 5. Dukungan pada semua fase proses pengambilan keputusan. 6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan. 7. Adaptasi sepanjang waktu (DSS harus bersifat fleksibel). 8. User mampu merasakan seperti berada di rumah.
9. Efektifitas bukan efisiensi.
10. Manusia mengendalikan mesin bukan menggantikan mesin. 11. Penggunaan berkembang.
12. Memungkinkan eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda. 13. Akses disediakan untuk berbagai sumber data, format dan tipe.
14. Dapat digunakan sebagai standaloneoleh seorang pengambil keputusan pada suatu lokasi.
2.3.7 Tujuan DSS
Ada beberapa tujuan DSS yang dikemukakan oleh Turban (2005) :
1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi terstruktur.
2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer.
4. Kecepatan komputasi karena komputer memungkinkan para pengambil keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan biaya yang rendah.
5. Peningkatan produktivitas dan mendukung serta meningkatkan kualitas keputusan yang dibuat.
6. Teknologi pengambilan keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan.
7. Mengatasi keterbatsan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.
2.3.8 Tahapan Pengambilan Keputusan Dalam DSS.
Tahapan dalam proses pengambilan keputusan mencakup berbagai hal sebagai berikut (Kusrini, 2007):
1. Identifikasi masalah atau faktor-faktor yang berpengaruh. 2. Pemilihan metode pemecahan masalah.
3. Pengumpulan data yang dibutuhkan untuk melaksanakan model keputusan tersebut.
4. Mengimplementasikan model.
5. Mengevaluasi sisi positif dari setiap alternatif yang ada. 6. Terapkan model terpilih.
2.4 Konsep Dasar Fuzzy MADM
dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan. Pada dasarnya, ada 3 pendekatan untukmencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatansubjektif, pendekatan objektif dan pendekatan integrasi antara subjektif & objektif. Masing-masing pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Sedangkan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara matematis sehingga mengabaikan subjektifitas dari pengambil keputusan (Wibowo et al.
2009).
Secara umum, FMADM memiliki suatu tujuan tertentu yang dapat diklasifikasikan dalam 2 (dua) tipe yaitu menyeleksi alternatif dengan atribut (kriteria) dengan ciri-ciri yang terbaik dan mengklasifikasikan alternatif berdasarkan peran tertentu. Untuk menyelesaikan masalah FMADM, dibutuhkan 2 (dua) tahap, yaitu:
1. Membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan derajat kecocokan pada semua kriteria.
2.4.1 Konsep Dasar Fuzzy MADM Model Yager
Fuzzy ini merupakan bentuk standar dari fuzzy MADM. Misalkan A = {a1,
…, an} adalah himpunan alternatif, dan atribut dipresentasikan dengan himpunan
fuzzy Ĉj , j= 1,…, m. Bobot yang menunjukkan tingkat kepentingan atribut ke- j
dinotasikan dengan wj. Nilai capaian alternatif ai terhadapa atribut Ĉj
diekspresikan dengan derajat keanggotaan mC(xi). Keputusan akhir diambil
berdasarkan interseksi dari semua atribut fuzzy.
Alternatif optimal didefinisikan sedemikian rupa sehingga alternatif tersebut memberikan kontribusi derajat keanggotaan tertinggi pada Ď.
2.4.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Yager
Dipilihnya Fuzzy MADM model Yager sebagai model analisis dalam penelitian ini dikarenakan metode-metode MADM klasik seperti AHP, SAW, Electre, TOPSIS dan Weight Product memiliki beberapa kelemahan, yaitu (Kusumadewi, 2006):
1. Tidak cukup efisien untuk menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak jelas dan tidak pasti .
Tidak hanya melihat kekurangan yang ada pada model analisis lain. Pada model Yager pun terdapat beberapa kelemahan di samping kelebihan yang dimilikinya. Berikut akan dipaparkan kelebihan dan kekurangan dari model Yager.
a. Kelebihan Model Yager
mampu membuat rating pada setiap alternatif berdasarkan agregasi
derajat kecocokan pada semua kriteria (Kusumadewi, 2006)
Memiliki bentuk matematis yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pengambil keputusan (Kusumadewi, 2006).
Mampu menilai dari aspek objektif dan subjektif (Pematasari, 2010). Mampu menyelesaikan masalah-masalah pengambilan keputusan
yang melibatkan data-data yang tidak tepat, tidak pasti dan tidak jelas (Pematasari, 2010).
Memberikan kemudahan dalam proses perangkingan yang didasarkan
atas bilangan crisp (Pematasari, 2010).
Mampu mengukur tingkat subjektifitas dari pengambilan keputusan
(Pematasari, 2010). b. Kekurangan Model Yager
Memilki kemiripan dengan model Baas & Kwakernak dalam
penghitungan (Kusumadewi, 2006).
Jika dilakukan pada pendekatan objektif, nilai bobot dihitung secara
Jika dilakukan pendekatan subjektif, nilai bobot ditentukan
berdasarkan subjektifitas dari para pengambil keputusan, sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif bisa ditentukan secara bebas. Perankingan secara bebas ini, menyebabkan hasil keputusan menjadi tidak akurat dan tidak tepat sasaran (Pematasari, 2010).
2.4.3 Perhitungan Model Yager
Langkah-langkah penyelesaian untuk model Yager ini adalah sebagai berikut (Zimmaermann dalam Kusumadewi, 2006):
[image:46.595.120.524.93.568.2]1. Tetapkan matriks perbandingan berpasangan antar atribut, M, berdasarkan prosedur hierarki Saaty. Untuk analisis skala perbandingan dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Analisis Skala Perbandingan
Intensitas
kepentingan
Definisi
1 Oi dan Oj sama penting
3 Oi sedikit lebih penting daripada Oj
5 Oi kuat tingkat kepentingannyadaripada Oj
7 Oi sangat kuat tingkat kepentingannya daripada Oj
9 Oi mutlak lebih penting daripada Oj
2, 4, 6, 8 Nilai-nilai intermediate
Keterangan: Oi = kriteria ke- i
Oj = kriteria ke- j
2. Tentukan bobot wj (prioritas)yang konsisten untuk setiap atribut.
3. Hitung nilai konsistensi (CR= Consistency Ratio) dengan mencari lamda maks (ƛ maks), CI (Consistency Index ) setelah itu CR dapat diperoleh.
ƛ maks = � ℎℎ � � �
� ℎ �
CI=
(ƛ maks-n) / n-1
CR= CI / IR
[image:47.595.122.521.81.733.2]Untuk nilai IR dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Daftar Indeks Random Konsistensi
Ukuran matriks Nilai IR
1 dan 2 0.00
3 0.58
4 0.90
5 1.12
6 1.24
7 1.32
8 1.41
9 1.45
10 1.49
11 1.51
13 1.56
14 1.57
15 1.59
4. Hitung nilai: (Ĉj (xi))wj
Cj = nilai kualitas kriteria ke- j dari objek
wj = nilai vektor bobot masing-masing kriteria xi = nilai objek
5. Tentukan interseksi dari semua (Ĉj (xi))wj sebagai:
Ď = {(xi, minj(μCj(xi))wj) |i= 1,…,n; j= 1,…,m}
D= objek
6. Pilih xi dengan derajat keanggotaan terbesar dalam Ď, dan tetapkan
sebagai alternatif optimal.
2.5 Konsep Dasar Analisis dan Perancangan Sistem Informasi 2.5.1 Pengertian Analisis dan Perancangan Sistem
2.5.2 Pendekatan-pendekatan Analisis Sistem
Secara mendasar, analisis sistem berbicara mengenai pemecahan masalah. Untuk dapat memecahkan masalah tersebut, dilakukan pendekatan-pendekatan yang dipandang mampu menjadi alternatif untuk bersaing (competing alternatives). Adapun pendekatan-pendekatan yang dilakukan adalah sebagai berikut (Whitten, 2004):
1. Analisis Terstruktur (structured Analysis), merupakan sebuah teknik model-driven dan berpusat pada proses yang digunakan untuk menganalisis sistem yang ada, mendefinisikan persyaratan-peryaratan bisnis untuk sebuah sistem baru atau keduanya.
2. Teknik Informasi (Information Engineering), merupakan sebuah teknik
model-driven dan berpusat pada data, tetapi sensitif pada proses. Teknik ini digunakan untuk merencanakan, menganalisa, dan mendesain Sistem Informasi. Model-model ini adalah gambaran yang mengilustrasikan dan menyesuaikan data dan proses-proses sistem.
3. Discovery Prototyping adalah sebuah teknik yang digunakan untuk mengidentifikasikan persyaratan-persyaratan bisnis pengguna dengan membuat para pengguna bereaksi pada implementasi quick end dirt
(bijaksana dan efektif tapi tanpa cacat atau efek samping yang tidak diinginkan) persyaratan-persyaratan tersebut.
4. Rapid Architected analysis, merupakan sebuah pendekatan yang mencoba untuk memperoleh model-model sistem dari sistem-sistem yang ada atau
5. Analisis Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis) adalah sebuah teknik yang mengintegrasikan data dan proses kedalam konstruksi yang disebut object. Model-model OOA(Object Oriented Analysis) adalah gambar-gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam perspektif, seperti struktur, kelakuan dan interaksi objek-objek.
2.6 Object Oriented
2.6.1 Pengertian Object Oriented
Yang dimaksud dengan berorientasi objek adalah bahwa mengorganisasikan perangkat lunak sebagai kumpulan objek-objek diskrit yang bekerja sama antara informasi atau struktur data dan perilaku (behaviour) yang mengaturnya (Sholiq, 2006).
Objek adalah segala sesutau yang ada di sekitar kita yang memiliki atribut dan perilaku sebagai suatu operasi pengaturnya. Objek-objek yang mempunyai atribut dan operasi yang sama dapat dikelompokkan dalam sebuah kategori yaitu kelas (Sholiq, 2006).
Ada beberapa aspek yang harus diperhatikan dalam pemodelan sistem informasi berorientasi objek. Berikut adalah aspek penting tersebut (Munawar, 2005).
1. Abstraksi (abstraction) adalah proses memfilter atribut dan operasi pada suatu obyek, sehingga hanya atribut dan operasi yang dibutuhkan saja yang tinggal.
2. Pewarisan sifat (inheritance) adalah konsep dimana metode dan atau atribut yang ditentukan di dalam sebuah objek class dapat diwariskan atau digunakan lagi oleh objek class lainnya. Dengan demikian apapun atribut dan operasi dari class akan dimilki pula oleh semua obyek yang di-inherit/ diturunkan dari class tersebut.
3. Banyak bentuk (polymorphism) adalah suatu operasi dengan nama yang sama, tetapi jika diberikan pada objek yang berbeda akan mengakibatkan operasi yang berbeda.
4. Pembungkusan (encapsulation) atau yang sering disebut dengan penyembunyian informasi (information hiding) adalah menyembunyikan kompleksitas dari luar dan hanya membuka operasi-operasi yang diperlukan saja terhadap objek-objek yang lain.
6. Asosiasi (association) adalah hubungan antar objek yang saling membutuhkan. Hubungan ini bisa satu arah ataupun lebih dari satu arah. Di dalam konsep asosiasi terdapat sebuah aspek penting yaitu multiplicity. Multiplicity adalah jumlah kejadian minimum dari suatu objek atau class
untuk satu kejadian tunggal dari objek atau class yang terkait.
7. Agregasi (aggregation) adalah bentuk khusus dari asosiasi yang menggambarkan seluruh bagian suatu objek merupakan bagian dari objek yang lain.
2.6.2 Keuntungan / Manfaat Object Oriented
Object oriented memberikan bebrapa manfaat atau keuntungan dalam pengembangan sistem, diantaranya (Munawar, 2005):
1. Dapat mendeskripsikan kebanyakan fenomena yang diekspresikan dengan bahasa natural (alami). Sebagai contoh, objek dapat disamakan dengan benda atau yang menunjukkan sesuatu seperti orang atau persediaan barang. Atribut dapat dikatakan sebagai sifat yang memberi karakter pada suatu objek. Sedangkan behaviour mendekati kata kerja atau mendeskripsikan aksi atau pengaruh.
2. OO memberikan kejelasan informasi dalam konteks sistem.
mendeskripsikan sistemnya sendiri. Pengembang juga menggunakan objek-objek tersebut sebagai konsep sentral saat pemrograman.
2.6.3 Keterbatasan Object Oriented
Ada aplikasi yang tidak cocok dikembangkan dengan metode object oriented, yaitu (Munawar, 2005):
1. aplikasi yang sangat berorientasi pada database. 2. aplikasi yang membutuhkan banyak algoritma.
2.7 Metode Rational Unified Process (RUP)
Rational Unified Process (RUP) merupakan suatu metode rekayasa perangkat lunak yang dikembangkan dengan mengumpulkan berbagai best practises yang terdapat dalam industri pengembangan perangkat lunak. Ciri utama metode ini adalah menggunakan use-case driven dan pendekatan iteratif untuk siklus pengembangan perangkat lunak (Agus et al. 2005).
Rational Unified Process (RUP) adalah sebuah proses pembangunan sistem meliputi seluruh lifecycle pembangunan perangkat lunak. RUP menyediakan suatu pendekatan untuk membantu tugas dan tanggung jawab suatu pembangunan organisasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pemroduksian aplikasi sistem dengan kualitas tinggi yang mempertemukan keinginan pengguna (Kruchten, 2003).
RUP adalah suatu petunjuk bagaimana menggunakan Unified Modelling
rancangan yang dibutuhkan, mengapa kita membutuhkannya dan bagaimana mengkonstruksikannya (Kruchten, 2003).
Rational Unified Process menangkap banyak best practices (cara terbaik) di pembangunan perangkat lunak modern di suatu format yang pas untuk cakupan luas dari suatu proyek dan organisasi. Best practices RUP adalah (Kruchten, 2003):
1. Pembangunan software secara iterative. 2. Pengelolaan kebutuhan.
3. Menggunakan arsitektur berbasis komponen. 4. Memvisualisasikan model perangkat lunak.
5. Memverifikasi kualitas perangkat lunak secara berkesinambungan. 6. Mengendalikan perubahan perangkat lunak.
2.7.1 Fase-Fase RUP
RUP menggunakan konsep object oriented, dengan aktifitas yang berfokus pada pengembangan model dengan menggunakan Unified Model Language (UML). Melalui gambar 2.2 di bawah dapat dilihat bahwa RUP memiliki, yaitu : (Agus et al. 2005).
1. Dimensi Horizontal
beberapa iterasi. Dimensi ini terdiri atas Inception, Elaboration,
Construction dan Transition. 2. Dimensi Vertikal
Dimensi ini mewakili aspek-aspek statis dari proses pengembangan perangkat lunak yang dikelompokkan ke dalam beberapa disiplin. Proses pengembangan perangkat lunak yang dijelaskan kedalam beberapa disiplin terdiri dari empat elemen penting, yakni who is doing, what, how
dan when. Dimensi ini terdiri atas Business Modeling, Requirement, Analysis and Design, Implementation, Test, Deployment, Configuration
[image:55.595.113.519.95.540.2]dan Change Management, Project Management, Environtment.
Gambar 2.2 Arsitektur Rational Unified Process
(Kruchten, 2003)
2.7.2 Struktur Dinamis RUP
Struktur dinamis berhubungan dengan lifecycle atau dimensi waktu dari sebuah proyek. RUP menyediakan sautu pendekatan berstruktur ke pengembangan iterative, membagi satu proyek ke dalam empat fase: Inception,
1. Inception
Dibangun dari satu pemahaman yang baik mengenai sistem apa untuk dibangun dengan cara mendapatkan pemahaman taraf tinggi dari semua kebutuhan dan membangun ruang lingkup sistem. Mengurangi beberapa resiko bisnis, menghasilkan kasus bisnis untuk pembangunan sistem, dan memperoleh pembelian dari semua stakeholder pada apa yang diperoleh dengan proyek.
2. Elaboration
Mengambil beberapa peran yang paling sulit secara teknis: desain, implementasi, tes, dan garis dasar suatu arsitektur eksekusi, meliputi subsistem, antarmuka, komponen kunci, dan mekanisme arsitektural, seperti bagaimana cara menguraikannya dengan komunikasi inter proses atau persistensi. Menyebutkan resiko teknis utama seperti resiko sumber daya yang diperlukan, resiko kinerja, dan resiko jaminan keamanan data, oleh pengimplementasian dan validasi kode nyata.
3. Construction
(walau sistem mungkin masih memerlukan penyetelan dari kemampuan, kinerja, dan mutu keseluruhan).
4. Transition
Memastikan perangkat lunak itu mewakili kebutuhan dari pengguna (user). Meliputi tes produk dalam mempersiapkan rilis dan membuat penyesuaian kecil berlandaskan pengguna umpan balik. Dalam posisi ini pada lifecycle, fokus umpan balik pengguna sebagian besar pada penyetelan produk yang lebih baik, konfigurasi, instalasi, dan masalah penggunaannya; semua permasalahan struktural yang utama harus telah banyak diselesaikan lebih awal pada proyek lifecycle.
2.7.3 Struktur Statis RUP
Struktur statis terbagi dengan bagaimana memproses elements, activities,
disciplines, artifacts, dan roles yang secara logika digolongkan ke dalam disiplin proses inti. Satu proses mendeskripsikan who is doing what, how, and when. Empat model unsur kunci RUP:
1. Roles: who
untuk memainkan role (peran) individu. Seseorang biasanya melaksanakan satu atau lebih role (peran), dan beberapa orang dapat melaksanakan role (peran) yang sama.
2. Activities: how
Aktivitas dari satu peran spesifik adalah bahwa satu satuan-kerja peran perorangan mungkin diminta untuk laksanakan. Aktivitas yang punya satu penggunaan, biasanya mengekspresikan dalam kaitan dengan pembuatan atau update beberapa artifact, seperti sebuah model, komponen, atau rencana. Masing-masing aktivitas ditugaskan ke satu peran spesifik. Suatu aktivitas umumnya mengambil beberapa jam untuk melengkapi dalam beberapa hari, biasanya melibatkan seseorang, dan mempengaruhi satu atau hanya satu angka kekecilan dari artifact. Suatu aktivitas harus dapat diganakan sebagai satu unsur perencanaan dan kemajuan; jika hal ini terlalu kecil, akan diabaikan, dan jika hal ini terlalu besar, kemajuan akan harus diekspresikan dalam kaitan dengan satu bagiannya aktivitas. Aktivitas mungkin diulangi beberapa kali pada artifact yang sama, khususnya ketika menjalankan sati iterasi ke lainnya, menyaring dan memperluas sistem, oleh peran yang sama, tapi tidak perlu oleh individu yang sama.
3. Artifacts: what
ke arah produk akhir. Artifact digunakan sebagai input oleh role untuk melaksanakan satu aktivitas dan hasil atau keluaran dari aktivitas lain. 4. Workflows (arus kerja) : when
Arus kerja merupakan sebuah kegiatan berkelanjutan yang menghasilkan suatu gambaran alur yang dapat nilai yang dapat dilihat. Pada UML, suatu arus kerja dapat diekspresikan sebagai satu sequence diagram,
collaboration diagram atau activity diagram.
Proses inti dari workflow dibagi menjadi enam inti workflow
pembangunan dan tiga workflow pendukung. Proses workflow inti pembangunan adalah sebagai berikut :
a. Business modeling workflow (arus kerja pemodelan bisnis). Tujuan utama dalam business modeling di sini adalah untuk memungkinkan adanya komunikasi dan pengertian yang lebih baik dari business engineering dan software engineering.
b. Requirement workflow (arus kerja kebutuhan)
Requirement adalah suatu kondisi atau kemampuan dimana system akan menyelaraskan pada kondisi tersebut. Terdapat dua kebutuhan system yaitu functional requirement dan nonfunctional requirement
c. Analysis and design workflow (arus kerja analisis dan rancangan). Tujuan dalam tahap ini adalah untuk menunjukkan bagaimana
d. Implementation workflow (arus kerja pengimplementasian), Tujuan dari implementasi di sini adalah mendefinisikan pengkodean secara terorganisasi, mengimplimentasikan classes
dan objects dalam bentuk komponen-komponen, menguji perkembangan komponen-komponen dalam bentuk kesatuan, dan mengintegrasikan hasil-hasil dari tiap-tiap kelompok yang mengerjakan project.
e. Test workflow (arus kerja pengujian). Ditujukan untuk menilai kualitas produk.
f. Deployment workflow (arus kerja penyebaran). Tujuannya adalah untuk menghasilkan release produk dengan sukses dan menyerahkan perangkat lunak pada pengguna akhir
Sedangkan proses workflow pendukung yaitu :
a. Project management workflow (arus kerja pengelolaan proyek). Merupakan seni menyeimbangkan tujuan, mengelola resiko dan menanggulangi pemaksaan kepentingan antara pembangun dan pengguna.
b. Configuration and change management workflow (arus kerja pengkonfigurasian dan perubahan pengelolaan). Mendeskripsikan bagaimana mengawasi banyaknya artifak yang dihasilkan oleh banyak orang yang bekerja pada suatu proyek
konfigurasi sebuah software. Terkait dengan aktivitas yang diperlukan dalam usaha mengembangkan aturan-aturan yang mendukung sebuah software.
2.8 Unified Modelling Language (UML) 2.8.1 Definisi UML
Unified Modelling Language (UML) adalah sebuah sekumpulan konvensi pemodelan yanag digunakan untuk menentukan atau menggambarkansebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek (Whitten et al. 2004).
UML dikembangkan oleh tiga sekawan yang bekerja pada Rational Software Corporation yaitu Grady Booch, James Rumbough dan Ivar Jacobson yang berfokus pada standarisasi dan perbaikan ulang UML. Perbaikan dilakukan karena notasi UML pada dasarnya adalah kolaborasi dari metode Booch, notasi OMT (Object Modelling Technique). Pada akhir tahun 1995, Unified method versi 8 diperkenalkan dan setelah itu diubah menjadi UML pada tahun 1996 dan pada tahun 1997 UML versi 1.1 disahkan dan diberikan pada Object Technology Group (OTG) (Sholiq, 2006).
Hingga saat ini, UML banyak digunakan di dunia pengembangan sistem yang berorientasi objek. Hal ini dikarenakan UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat
2.8.2 Tujuan UML
Menurut (Suhendar dan Gunadi, 2002) bahwa tujuan utama UML adalah: 1. Memberikan model yang siap pakai, bahwa permodelan visual yang
ekspresif untuk mengembangkan dan saling menukar model dengan mudah dan dimengerti secara umum.
2. Memberikan bahasa permodelan yang bebas dari berbagai bahasa pemrograman dan proses rekayasa.
3. Menyediakan produk-produk yang terdapat dalam permodalan.
2.8.3 Model dan Diagram pada UML
Model merupakan fokus utama dalam analisis dan perancangan. Model menggambarkan pandangan yang lengkap tentang suatu sistem pada suatu tahapan dan perspektif tertentu. Sebuah model bisa saja mengandung satu atau lebih diagram. Dengan adanya model, ada beberapa hal yang dapat dipresentasikan. Hal ini disebabkan karena:
1. Model mudah dan cepat dibuat
2. Model bisa digunakan sebagai simulasi untuk mempelajari lebih detil tentang sesuatu
Selain model, alat bantu yang sering digunakan dalam analisis dan perancangan adalah diagram. Diagram menggambarkan atau mendokumentasikan beberapa aspek dari sebuah sistem. Diagram digunakan untuk :
1. Mengkomunikasikan ide
2. Melahirkan ide dan peluang baru 3. Menguji ide dan membuat prediksi 4. Memahami struktur dan relasi-relasinya
2.8.4 Diagram-diagram pada UML
UML menyediakan beberapa diagram visual yang menunjukkan berbagai berbagai aaspek dalam sistemUML. Berikut ini akan dipaparkan diagram-diagram yang digunakan dalam UML.
1. Use case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem (Whitten
[image:63.595.113.523.157.472.2]et al. 2004). Tabel 2.3 menunjukkan komponen dasar dalam use case diagram.
Tabel 2.3 Komponen Dasar Use Case Diagram
Komponen Nama komponen Keterangan
Actor
Sebuah peran yang bisa
Use case
Serangkaian scenario yang digabungkan bersama-samaoleh tujuan umum pengguna
<<include>>
(merupakan
stereotype)
Menunjukkan bahwa sebuah
usecase adalah bagian dari use case yang lain
<<extend>>
(merupakan
stereotype)
Digunakan untuk membuat use case baru dengan menambahkan langkah-langkah pada use case
yang sudah ada. (Sumber: Munawar, 2005)
2. Activity diagram
Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah use case atau logika behaviour dari sebuah objek (Whitten et al.
2004).
3. Sequence diagram
Sequence diagram adalah diagr