SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih
Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
OLEH :
Ahmad Afandi NIM: 105051001883
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Meraih
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
OLEH
AHMAD AFANDI
NIM: 105051001883
Pembimbing
Drs. H. Sunandar, MA NIP: 19620626-199402-1-002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/2010 M
Skripsi berjudul “Analisis Program Ngaji Di Bens Radio 106.02 FM” telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu Komunikasi – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
Jakarta, 17 Maret 2010
Sidang Munaqasyah
Ketua Sekretaris
Drs. Wahidin Saputra, MA Umi Musyarrofah, MA NIP. 19700903 1996031 001 NIP. 19710816 199703 2 002
Anggota,
Penguji I, Penguji II,
Drs. Mahmud Djalal, MA Umi Musyarrofah, MA NIP. 19520422 198103 1 002 NIP. 19710816 199703 2 002
Pembimbing,
Drs. H. Sunandar, MA NIP: 19620626 199404 1 002
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan meraih gelar Strata I di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan adalah penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika ditemukan dihari kemudaian terbukti bahwa karya ini bukan hasil
karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Februari 2010
Ahmad Afandi
Analisis Program Ngaji di Bens Radio
Dalam perkembangannya radio tidak hanya mengirimkan suatu berita, tetapi sebagai medium hiburan untuk kalangan masyarakat. Akan tetapi radio juga bisa digunakan untuk media pendidikan, media komunikasi, bahkan sampai acara keagamaan atau untuk berdakwah. Dengan berdakwah melalui radio dapat menanamkan pemahaman-pemahaman tentang keagamaan. Sebagai radio yang mempunyai unsur etnik betawi Ben’s Radio juga mempunyai jaringan yang luas diseluruh Indonesia.
Dengan jaringan tersebut bens radio ingin memberikan yang terbaik. Dalam penelitian ini penulis ingin meneliti suatu program yang ada di Bens radio namun dalam hal ini penulis hanya meneliti program yang mempunyai unsur dakwah yaitu program Ngaji.
Dari pernyataan diatas maka peneliti merumuskan masalah dari penelitian ini agar tidak jauh melebar. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan program Ngaji? Bagaimana format program Ngaji?
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi wawancara, dan dokumentasi dalam mengumpulkan data-data sebagai bahan penelitian. Metode ini berdasarkan teori yang diungkapkan oleh Klaus Krippendor yaitu analisis isi suatu penelitian untuk membuat referensi-referensi valid dan dapat diteliti dari konteks yang dikuatkan oleh rumus Holsti. Metode analisis isi dalam suatu cara yang sistematis yang menjadi petinjuk
Dalam penelitian ini, penulis ingin menyimpulkan bahwasannya yang di maksud program Ngaji adalah suatu program dakwah yang mempunyai nama Agama dan Wanita yang disiarkan pada hari jum’at pukul 11.00 s/d 13.00 dengan narasumber yang disampaikan oleh Mamah Dedeh. Dalam penyampaian materi Mama Dedeh tidak terfokus pada suatu permasalahan yang aktual. Akan tetapi, materinya langsung dari narasumber, dalam hal ini narasumber mau menyampaikan masalah yang dikuasinya, misalnya fiqih, muamalah dan lain sebagainya.
Assalamu’alaikum, Wr. Wb.
Alhamdulillahi Rabbil ’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT., atas segala rahmat, nikmat serta karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ”Analisis Program Ngaji di Bens Radio 106.02 FM”. Shalawat serta salam semoga Allah SWT., senantiasa mencurahkan keharibaan Nabi Muhammad SAW, serta sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan Allah SWT dalam men-syi’ar-kan Islam.
Skripsi ini disusun sebagai peoses akhir studi akademik penulis dan melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam menempuh program studi Strata Satu (S1), Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI), Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi – Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Kebahagiaan yang sungguh terasa amat sangat indah dalam penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dengan segala proses dari awal mulai, hingga selesainya skripsi ini tidak lepas dari berbagai pihak yang telah berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini, baik berupa ilmu pengetahuan, tenaga, waktu dan do’a restu serta motivasi selama perkuliahan dan proses pembuatan dalam penulisan skripsi ini, baik langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis haturkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Orang Tua tercinta, Alm. Kedua orang tua penulis dan Alm. Nenekanda Ibu Hj. Masnun. Guru-guru ku yang telah mendidik penulis (KH. Drs. Ahmad Yani Rahman dan Uminda Ustz. Hj. Nana Rosanah) yang telah berperan
(Program Director) serta para kru-kru Bens Radio yang telah membantu dan bersedia memberikan waktunya untuk wawancara dalam memberikan informasi atau data-data yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.
3. Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas dan memberikan kenyamanan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.
4. Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Dakwah Dan Komunikasi
5. Drs. Wahidin Saputra, MA, selaku Pudek 1 (bidang akademik), Fakultas Dakwah Dan Komunikasi yang merangkap sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Drs. Mahmud Jalal MA, selaku Pudek 2 (Bidang Administrasi Umum) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi.
Dan Drs. Study Rizal L.K MA, selaku Pudek 3 (Bidang Kemahasiswaan) Fakultas Dakwah Dan Komunikasi.
6. Ibu Umi Musyarofah, MA, Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, yang telah banyak memberikan informasi penting dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Drs. Sunandar, MA dan keluarga yang telah memberikan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada penulis. Dan terima kasih atas kesabarannya sampai terselesainya skripsi ini.
8. Seluruh Dosen serta Pegawai Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dalam memberikan ilmu dan melayani mahasiswa/i dalam berbagai kebutuhan yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
9. Kawan-kawan KPI B 05 Irfanul Hakim, Zeck, Vyant, Indra dan bang Jambronk serta temen-temen kosan (Ustman Karim) terima kasih atas partisipasinya semoga kalian mendapatkan pahala di sisi Allah SWT.
vii menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal.
11. Sahabat-sahabat BALQIST (Umar Fahmi, Fitri Anggraini, Siti Humairah, Fauzi Saputra, Ismail Hanafi) yang telah memberikan semangat dalam penyusunan skripsi ini, i love you full.
12. Dan kepada pihak-pihak yang telah banyak berpartisipasi dan sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari dari kesempurnaan, kemampuan dalam menganalisa dan pengetahuan yang penulis miliki masih sangat terbatas. Semoga atas segala budi baik dan bantuan yang penulis terima selama ini dalam menjalani pendidikan serta penyelesaian skripsi ini mendapatkan ridha dari Allah SWT., Amin.
Akhir kata semoga skripsi ini dapat memberikan suatu sumbangan pemikiran dalam perkembangan dipendidikan.
Wassalamu’alaikum, Wr. Wb.
Jakarta, Februari 2010
Daftar Pengesahan……… ii
Abstrak……….. iii
Kata Pengantar………. iv
Daftar Isi………. vii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 7
D. Metodologi Penelitian ... 8
E. Tinjauan Pustaka ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II LANDASAN TEORI... 12
A. Ruang Lingkup Dakwah ... 12
1. Pengertian dan Tujuan Dakwah ... 12
2. Subjek dan Objek Dakwah... 17
3. Materi Dakwah... 20
4. Media Dakwah ... 22
5. Metode Dakwah ... 23
B. Ruang Lingkup Media ... 31
1. Sejarah Media ... 31
2. Fungsi Media... 32
5. Radio Sebagai Media Dakwah ... 40
C. Pengertian Ngaji... 42
D. Pengertian Program... 42
BAB III GAMBARAN UMUM TENTANG BEN’S RADIO 106.02 FM... 44
A. Profile Radio ... 44
B. Visi dan Misi Ben’s Radio ... 46
C. Nama Badan Hukum ... 47
D. Struktur Kelembagaan... 48
E. Program-Program Acara Ben’s Radio ... 49
1. Acara Mingguan (Weekly Program)... 49
2. Acara Harian (Daily Program) ... 50
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS PROGRAM NGAJI BENS’RADIO 06.02 FM... 51
A. Latar Belakang dan Materi Program Ngaji ... 51
B. Tema Acara Ngaji ... 53
C. Format Program Ngaji ... 54
D. Pengisi Acara Program Ngaji... 55
E. Faktor Pendukung dan Penghambat... 59
F. Analisis Program Ngaji ... 60
x
B. Saran... 67
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dengan kemajuan teknologi komunikasi mampu meningkatkan kualitas peradaban manusia. Hal tersebut terjadi karena melalui media komunikasi, dengan media komunikasi manusia dapat berinteraksi dengan manusia lainnya dan memperluas jaringan komunikasi dan melakukan sosialisasi dan memenuhi kepuasan batiniah. Menurut Marshall Mc. Luhan manusia dapat merambah dalam waktu yang cepat dan sehingga tidak ada batas ruang dan waktu yang akhirnya tidak ada batas Negara (Global Village).
Sarana untuk mendapatkan informasi dan hiburan pada saat ini semakin beragam dengan semakin banyaknya jumlah media cetak maupun media elektronik. Berdasarkan Media scene 1994 Indonesia memiliki 823 stasiun radio dimana radio 627 di antaranya adalah milik swasta, 146 milik pemerintah/kabupaten dan 50 milik pemerintah pusat. Menurut Khasali (2001:26) bahwa di masa depan radio yang memiliki segmen yang kuatlah yang dapat bertahan.
berikan kepada khalayak hanya bersifat permanen dan dapat di konsumsi kapan saja selama media tersebut tidak rusak.
Harold Lasswell dan Charles Wright seorang pakar yang mempertimbangkan fungsi dan peran media massa dalam masyarakat. Wright membagi media komunikasi berdasar sifat manusia, sifat dasar pemirsa, dan sifat dasar pemberi informasi. Lasswell seorang pakar komunikasi dan profesor hukum di Yale, mencatat ada tiga fungsi media massa yaitu pengamatan lingkungan, korelasi bagian-bagian dalam masyarakat untuk merespons lingkungan, dan penyampaian warisan masyarakat dari satu generasi ke generasi selanjutnya. Selain ketiga fungsi ini Wright menambahkan fungsi keempat adalah hiburan.1 Ada beberapa jenis media komunikasi yang dipakai untuk memnuhi komunikasi itu sendiri di antaranya media visual (film, slide, OHP, gambar/foto, dan komputer), media auditif (radio, tape recorder, dan telepon), media audio visual (movei, film, televisi, media cetak, buku bacaan, majalah, dan buletin) .2
Alfin Roffler meramalkan bahwa manusia pada abad ke-21 sangat di pengaruhi oleh pola hidup dengan arus informasi. Karena abad ke-21 memang abad informasi.
Menurut Cheare, Garrison, dan Willis dalam bukunya “Television and Radio” menyatakan bahwa penyiaran sebagai pecahan melalui ruang angkasa oleh sumber frekuensi dengan sinyal yang mampu diterima oleh
1
Werner J. Severin, James W. Tankard, Jr, Teori Komuikasi Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam Media Massa. Edisi ke-5 Jakarta: kencana 2007, cet. Ke-2 h.102
2
telinga, didengar dan dilihat oleh public. Beberapa tipe penyiaran yang ada diradio dan televisI diantaranya penyiaran standar atau AM (Amplitudo modulation) dan penyiaran FM (Frekuensi Modulation). Dan bentuk dari pancaran siaran dari televise terdapat pancaran dari gambar dan bunyi.3
Pool mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film atau televisi.
Radio sebagai komunikasi massa yang merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik. Istilah mass communication atau communication di artikan sebagai salurannya mass media (media massa). Massa juga dapat kita lihat sebagai “meliputi semua lapisan masyarakat” atau “khalayak ramai” dalam berbagai tingkat umur, pendidikan, keyakinan, dan status social. Menurut Harold D. Lasswell guna memahami komunikasi massa kita harus mengerti unsur-unsur yang diformulasikan olehnya dalam bentuk pertanyaan, who says what in which channel to whom and with what effect?
Semakin berkembangnya dunia teknologi dalam hal ini dunia broadcast (radio) berbagai macam acara di suguhkan dari hiburan, kuis interkatif, kirim salam, sampai siaran religius. Oleh karena, dengan adanya
3
radio masyarakat mudah untuk mendengarkan, bahkan handpnhone pun sudah di pasang perngkat radio sehingga mudah untuk di bawa kemana-mana.
Melihat perkembangan radio yang pesat khususnya di DKI Jakarta berbagai berbagai macam radio bermunculan di antaranya Gen FM, Prambors Radio, MS Three, Trax FM dan lain sebagainya. Serta radio yang benuansa Islami seperti RAS FM.
Dakwah adalah suatu proses penyelenggaraan aktivitas atau usaha untuk yang di lakukan secara sederhana dan sengaja dalam upaya dalam meningkatkan taraf dan tatanan nilai hidup manusia dengan berlandaskan ketentuan Allah SWT. Adapaun usaha yang di lakukan tersebut hendaklah meliputi :
1. Mengajak manusia untuk beriman, bertaqwa serta mentaati segala perintah Allah dan rasul.
2. Dengan melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar. 3. Memperbaiki dan membangun masyarakat yang Islami. 4. Menegakkan serta menyiarkan ajaran agama Islam.
5. Proses penyelenggaraan merupakan suatu usaha untuk mencapai tujuan yakni kebahagiaan dan kesejahteraan hidup dan akhirat.
yang di hadiri oleh sejumlah orang besar dan mulai menggunakan alat Bantu seperti pengeras suara (microphone).4
Dakwah kepada seseorang atau kelompok orang dapat dapat di lakukan secar langsung melalui komunikasi interpersonal. Maka dakwah kepada sejumlah orang yang tersebar di berbagai tempat harus memperhatikan prinsip-prinsip komunikasi massa. Komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang di tujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, tidak kenal namanya satu persatu (anyonym), melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat di terima secara serentak dan sesaat. Radio sebagai media dakwah dalam membantu masyarakat untuk memperoleh informasi dan pengetahuan tentang kemajuan zaman. Dalam hali ini radio sangat penting dalam penyampaian materi dakwah dalam bentuk pidato, ceramah ataupun kuliah.
Acara radio yang mendapat perhatian khusus di setiap stasiun radio adalah acara pagi dan sore. Karena pada pada jam-jam tersebut jumlah orang dalam mendengankan radio sangar besar. Dilihat dari aktifitas mereka pergi kekantor dan pulang kembali kerumahnya. Acara pagi dan sore pada saat driving fire di sebut prime time program.
Dari sekian banyak media komunikasi massa yang bersifat auditif yang mengudara di Jakarta, ada sebuah radio yang mengedepankan unsur kebudayaan. Sejak didirikan 5 Maret 1990 oleh seniman Betawi yaitu alm H. Benyamin S. seorang serba bisa yang sudah menjadi idola lintas batas etnik di
4
Indonesai, bahkan sampai ke beberapa Negara tetangga. Salah satu karya yang menggambarkan karakter bang Ben’s adalah Ben’s Radio Kalo pengen tau Ben’s Radio, ikutin aje gaya ane itulah salah satu omongan dari alm. H. Benyamin S. Dengan filosofi SeBUT (Service, Balance, Unique, Teamwork) bens radio mengutamakan layanan yang seimbang mempunyai keunikan tersendiri sambil dilakoni bareng-bareng.
Dengan gaya siaran yang berbeda disini saya mencoba untuk meneliti program acara Ngaji yang di siarkan oleh Ben’s radio. Untuk itulah saya mengambil tema tentang Analisis Program Ngaji Di Ben’s Radio 106.02 FM
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah
Radio adalah sebagai media auiditif yang hanya mengandalkan suara yang di sampaikan oleh penyiar. Penelitian ini di batasi pada pelaksanaan program dalam menyampaikan pesan dakwahnya.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukaka dan memperjelas pokok permasalahan tersebut peneliti merumuskan dalam perumusan masalah sebagai berikut:
a. Apa dan bagaimana yang dimaksud dengan program Ngaji di Ben’s Radio?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan yang dirumuskan di atas maka ada dua tujuan dalam penelitian
a. Tujuan Teoritis
Untuk mengkaji media massa khususnya radio yang sebagai media yang menyebarluaskan informasi, pendidikan, dan hiburan. b. Tujuan Praktis
1) Untuk mengungkap isi materi siaran di Ben’s Radio 106.02 FM 2) Untuk mengetahui pesan dakwah yang di sampaikan dengan
program Ngaji di Ben’s Radio 106.02 FM 2. Manfaat Penelitian
a. Tujuan Akademik
Untuk menambah wawasan pengetahuan penulis dengan konsep dan metodologi penelitian. Juga memberikan informasi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
b. Tujuan Praktisi
D. Metodologi Penelitian
Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu suatu metode yang berfungsi sebagai prosedur penelusuran masalah yang di selidiki dengan menggambarkan atau melukiskan subjek dan objek penelitian berdasar fakta-fakta yang tampak dan sebagaimana adanya.5 Penelitian kualitatif menggunakan metode yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen.6
Menurut Anas metode penelitian adalah cara untuk mencapai suatu maksud, sehubungan dengan itu upaya tertentu, metode yang menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja untuk memahami obyek atau bisa di katakan juga sebagai cara untuk mendapatkan informasi serta fakta terhadapa suatu masalah yang terus dihadapi.7
Penelitian merupakan suatu proses yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang didasarkan karena sifat manusia yang mempunyai hasrat tinggi ingin tahu tentang sesuatu. Namun setelah diperoleh pengetahuan tentan sesuatu itu, maka disusul rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang belum diketahui lainnya. Begitulah seterusnya sampai orang itu memiliki banyak pengetahuan.8
Didalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah tentang suatu program acara Agama dan Wanita yang disiarkan oleh Bens Radio . Dan
5
Hadawi Nawawi, Metodologi Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta, Gajah Mada, University Press, 1998, cet.Ke-8 h.20
6
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Remaja Rosdakarya,2007, cet.Ke-23 h.3
7
Anas Sugiono,Metode Riset dan Bimbingan Menulis Skripsi Yogyakarta,h. 6
8
yang menjadi objek penelitiannya adalah Mamah Dedeh dan Mak Tati Cuek. Dalam penelitian ini penulis melakukannya setelah sholat jumat pukul 13.00 WIB dikantor Bens Radio Jl. Jagakarsa No. 39. Jakarta Selatan
1. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi
Yaitu melakukan pengamatan langsung untuk memperoleh data yang diperlukan. Sebagai metode ilmiah. Observasi bisa dikatakan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam pengamatan obsevasi adalah segala sesuatu yang dapat dilihat, didengar, dikecap oleh lidah, dan dicium oleh hidung.9
b. Interview
Adalah suatu teknis dalam menghimpun data yang akurat dalam proses pemecahan masalah yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Dalam wawancara ini yang sebagai narasumber adalah Ustz. Hj. Mamah Dede (sebagai narasumber) dan Mak “Tati” Cuek sebagai penyiar program Agama dan Wanita
c. Dokumentasi
Berupa data yang tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta pemikiran tentang fenomena yang akurat. Menurut Lexy dokumen adalah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari record yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan dari seorang
9
penyidik. Dokumentasi yang peneliti dapatkan adalah berupa hasil rekaman wawancara dengan Ustz. Hj. Mamah Dede (sebagai narasumber) dan Mak “Tati” Cuek serta arsip-arsip yang mengenai tentang Program Agama dan Wanita
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini, penulis telah melakukan tinjauan pustaka yang terdapat di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi dan di perpustakaan Utama UIN Jakarta. Menurut pengamatan penulis, dari hasil observasi yang dilakukan, samapai saat ini hanya program-program dakwah di antaranya :
1. ”Analisis Produksi Program Dakwah Assalamualaikum” di M2 Radio 88.02 FM Bekasi (Novita Roliana, KPI 2009)
2. ”Format Acara Dakwah Pada Radio Studi Komparatif Ben’s Radio
106.02 FM Dengan OZ 90.08 FM (Sukesi Wulansari, KPI 2009)
3. ”Analisis Embun Pagi Radio Suara Persada 12.78 AM Tangerang”
(Awaluddin, KPI 2008)
4. ”Analisis Isi Materi Siraman Rohani” di Radio M2 94.00 FM Bekasi (Aripin, KPI 2009)
F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan teriri dari lima bab yang terdiri dari bebrpa sub bab. Secara sistematis bab-bab tersebut sebagai berikut:
Bab Pertama diawali dengan pendahuluan yang menjadi alasan diangkatnya penekitian ini. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab Kedua menjelaskan tinjauan teoritis tentang ruang lingkup media, yang mekiputi: sejarah media, fungsi media. Selin itu, pada bab ini juga menjelaskan tentang definisi raio, sejarah radio. Dan radio sebagai media dakwah.
Bab Ketiga menguraikan gambaran umum tentang Program Ngaji di Ben’s Radio. Pada bab ini menjelaskan sejarah berdirinya Ben’s Radio, visi an misi Ben’s Radio dan program-program Ben’s Radio
Bab Empat merupakan inti persoalan yang diangkat dalam skripsi in, yatiu berupaya menerangkan analisi tetang program ngaji di Ben’s Radio alam berdakwah, yang meliputi: Tema acra Ngaji, Format acara Ngaji, Faktor pendukung dan penghambat, dan analisa program Ngaji.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruag Lingkup Dakwah
1. Pengertian dan Tujuan Dakwah
Secara etimologi kata dakwah berasal dari bahasa Arab yaitu
da’wa yang berarti seruanh, ajakan, atau jamuan. Dalam kamus
kontemporer dakwah diambil dari da’aa, yad’u, da’wa yang berarti
panggilan atau seruan.1 Didalam al-qur’an telah dijelaskan tentang
dakwah:
Artinya: ”Allah menyeru kepada manusia ke darussalam (surga) dan
menunjuki orang yang di kehendaki-Nya kepada jalan yang lurus. (Q.S. Yunus : 25 )
Dalam hal ini, Mansyur Amin memberikan makna dakwah secara
bahsa sebagai berikut2 :
a. Mengharap dan berdoa kepada Allah SWT
1
Atabik Ali, Ahmad Zuhdi Muhdlor,kamus kontemporer Arab-Indonesia,Yogyakarta: Yayasan Ali Maksum,1998
2
Artinya : Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang aku, Maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran. (Al-Baqarah : 186)
b. Memanggil dengan suara
☺
Artinya: ”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya, dia
memperlihatkan kepadamu kilat untuk (menimbulkan) ketakutan dan harapan, dan dia menurunkan hujan dari langit, lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya.”(Q.S. Ar-Rum : 25)
c. Mendorong seseorang untuk memeluk suatu keyakinan
⌧
☺
⌧
Artinya: ”Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.”(Q.S. Al-Baqarah : 221)
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata dakwah memiliki dua makna
yaitu 1. penyiaran, propaganda, 2. penyiaran agama dan pengembangan
ditengah masyarakat. Seruan untuk memeluk dan mempelajari dan mengamalkan
akaran agama.3 Dalam ensiklopedi islam kata dakwah berarti menyeru, mangajak,
dan memanggil untuk beriman dan taat kepada Allah SWT yang sesuai dengan
aqidah, syariat, dan akhlak islam.
Secara terminologi dakwah berarti suatu proses untuk mengubah situasi ke
dalam situasi yang lebih baik sesuai dengan ajaran islam.4 Menurut beberapa
pakar ilmuan tentang arti dakwah sebagai berikut :
a. Menurut H. Endang S. Anshori
3
Dakwah adalah suatu penyampaian islam kepada manusia secara
tulisan, lisan, atau lukisan.5
b. Prof. Toha Yahya Omar, MA
Dakwah adalah mengajak manusia dengan jalan yang benar sesuai
dengan perintah Tuhan Yang Maha Esa untuk kemaslahatan an kebahagiaan
dunia dan akhirat.6
c. Prof. Quraish Shihab
Dakwah adalah suatu ajaran yang menuju kepada ke insyafan atau
usaha untuk mengubah situasi yang lebih baik dan sempurna, baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap lingkungan sosial.7
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah
merupakan suatu aktifitas yang menuju kebenaran dan mengubah keadaan
menjadi lebih baik yang sesuai dengan syariat iskam yang telah ditentukan
oleh Allah SWT. Berdakwah adalah suatu kewajiban bagi setiap mukmin
ditengah-tengah kehidupan masyarakat. Kewajiban tersebut sesuai dengan
kesanggupan dan proposisinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
didalam al-qur’an :
4
DR.Wardi Bachtiar, Metodologi Penelitian Ilmu Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Logos 1997), h. 27
5
H.M.S. Hasanuddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, (Jakarta: Finama,)
6
H.M.S. Hasanuddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah 7
Quraish Shihab,Membumikan Al-quran Fungsi dan peran dalam kehidupan Masyarakat,
☺
☺
Artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Ali Imran : 104)
Dakwah merupakan suatu kegiatan mengajak umat manusia kepada
jalan yang hak dan diridhoi oleh Allah SWT. Penyampaian ajaran Islam
kepada umat manusia bisa dilakukan secara individu dan kelompok
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Inti dari dakwah adalah perubahan
dari yang buruk menjadi baik, dari yang salah menjadi benar, dari yang
gelap menuju terang.
Tujuan dari dakwah adalah untuk mengajak umat manusia kepada
jalan yang baik, jalan yang diridhoi Allah SWT sehingga terbentuk:
1. Khoirul Bariyyah (sebaik-baik manusia)
2. Khoirul Usroh (sebaik-baik saudara)
3. Khoirul Jamaah (sebaik-baik kelompok)
4. Khoirul Ummah (sebaik-baik umat)
5. Khoirul Wathoniah (sebaik-baik negeri)
Selain itu dakwah Islam memiliki tujuan agar supaya timbul dalam
diri umat manusia suatu pengertian tentang nilai-nilai ajaran Islam,
dengan ikhlas. Abdul Rosyad Shaleh berpendapat “tujuan utama dakwah
adalah nilai atau hasil yang ingin dicapai oleh keseluruhan tindakan yakni
terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat
yang diridhoi oleh Allah SWT.8
2. Subjek dan Objek Dakwah
Yang menjadi subjek dakwah yaitu mereka yang melaksanakan
tugas dakwah. Mereka biasanya dikenal dengan ulama, muballigh, dan
da'i. Khusus mereka yang perempuan biasa dipanggil mubalighoh dan
da'iyah. Pelaksana tugas dakwah ini bisa perorangan atau kelompok. Pada
pokoknya, yang dimaksud subjek di sini adalah seorang yang mempunyai
nilai keteladanan yang baik (uswatun hasanah) dalam segala hal, baik
lisan, iman dan amal perbuatan. Menurut Muhammad Ghazali bahwa ada
tiga sifat dasar yang harus dimiliki seorang juru dakwah ke jalan Allah,
yaitu : setia pada kebenaran, menegakkan perintah kebenaran dan
menghadapi semua manusia dengan kebenaran.9
Didalam subjek dakwah dikenal dengan sebutan da’i ulama,
muballigh, yang menjalankan tugas-tugas dalam berdakwah. Dalam
pelaksanaan berdakwah dapat dilakukan secara individu maupun secara
kelompok. Oleh karena itu, untuk menjadi da’i yang profesional yang
8
Sunandar,Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI,
TESIS, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1997
9
mampu memecahkan kondisi mad’unya sesuai dengan perkembangan
yang dihadapai objek dakwah.
Adapun kriteria yang harus dimiliki seorang da’i adalah
a. Memahami al-qur’an dan sunnah serta sejarah Rosulullah dan para
sahabat.
b. Memahami keadaan masyarakat.
c. Berani mengungkapkan kebenaran.
d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas dakwah.
e. Satu kata dengan perbuatan.
f. Menjauhkan segala maksiat.
Seorang da’i mempunyai peran pemting dalam berdakwah dan
kepandaian serta kepiawaan seorang da’i akan menjadi daya tarik
tersendiri bagi objek dakwah. Setiap seorang da’i memiliki kekhususan
masing-masing tergantung kepada wawancara keilmuan, latar belakang
pendidikan dan pengalaman kehidupannya.
Mad’u dakwah adalah orang-orang yang diajak atau diserukan
kepada jalan Allah SWT untuk tetap selalu beriman dan bertaqwa
kepada-Nya. Didalam bahasa Arab dijelaskan tetanng arti mad’u (orang yang di
dakwahkan) baik orang terdekat; atau orang yang jauh, laki-laki atau
perempuan.
Didalam al-qur’an telah digambatkan, suatu masyaralat yang
memiliki tingkat variasi yang berbeda yang kesemuanya itu mempunyai
startifikasi sosial yang berbeda diantaranya adalah masyarakat yang
digolongkan pada kedudukan. Al-mala adalah para kaum elit politik serta
para pengusaha. Masyarakat yang al-mutrofin yaitu para elit ekonomi
menengah keatas, serta masyarakat umum biasa. Masyarakat
al-mustad’afin yaitu masyarakat golongan yang lemah.10
Penggolongan mad’u berdasarkan profesi, elonomi, dan sebagainya
adalah :
a. Dari segi sosiologi, masyarakat teraing, pedesaan, perkotaan, kota kecil,
serta masyarakat didaerah marjinal dari kota besar.
b. Dari segi struktur, kelembagaan, golongan priyayai, abangan, dan santri,
terutama pada masyarakat Jawa.
c. Dari segi tingkat usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan orang tua.
d. Dai segi profesi, ada golongan petani, pedagang, buruh, dan pegawai
negeri.
e. Dari segi tingkat sosial ekonomi, ada golongan kaya, menengah, dan miskin.
f. Dari segi kelamin, ada golongan pria dan wanita.
g. Dari segi khusus, ada masyarakat tuna susial, tuna waisma, tuna karya,
narapidana, dan sebagainya.
Sedangkan Muhammad Abduh membagi mad’u menjadi tiga
golongan:
a. Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran dan dapat berpikir
kritis, cepat menangkap persoalan.
10
b. Golongan awam yaitu kebanyakan orang yang belum dapat berfikir secara
kritis, dan mendalam. Belum bisa menangkap pengertian-pengertian
tinggi.
c. Golongan yang berbeda dengan golonga diatas mereka sering membahas
sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam.11
3. Materi Dakwah
Kegiatan dakwah yaitu menyeru ke jalan Allah. Yang disampaikan
berupa apa saja mengenai perintah dan larangan Allah SWT sebagaimana
terdapat dalam ajaran Islam dan yang telah ribuan tahun dijalankan oleh
para Rasul, Nabi dan para pengikutnya sampai sekarang. Sebagian
penyampai dakwah ada yang menyisipkan, menambahkan atau
melengkapi dengan realitas kehidupan dan beberapa metode supaya
tujuannya tercapai.
Materi dakwah bisa bermacam-macam. Ada berupa materi Tauhid
atau akidah, fiqh (hukum Islam) termasuk di dalamnya mu'amalah, akhlaq,
tafsir, hadist dan lain sebagainya yang substansinya mengajak pada agama
Allah yaitu Islam, termasuk ilmu-ilmu umum. Dengan kata lain, materi
dakwah terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum.
Materi dakwah adalah ajaran-ajaran islam yang bersumber dari
al-qur’an dan hadist rasulullah sebagai sumber utama dalam berdakwah yang
meliputi diantaranya aqidah, syariah, dan akhlak. Kekuatan dakwah yang
11
persuasif terletak pada kata-katanya yang dapat merangsang respon
psiklogis mad’u
Jenis-jenis kekuatan tersebut meliputi :
a. Keindahan bahasa
b. Jelasnya informasi
c. Kuatnya logika
d. Intonasi suara yang berwibawa
e. Memberikan optimisme masa depan (Basyiran)
f. Memberikan peringatan yang mencekam (nadziran)
g. Ungkapan yang penuh ibarat.12
Pada dasarnya materi dakwah tergantung pada tujuan dakwah yang
hendak ingin dicapai. Menurut Asmuni Syukir materi dakwah dapat di
nklsifikaikan menjadi tiga bagian diantaranya : 13
a. tentang budi pekerti
Masalah akhlak yakni jalan yang merenungkan norma-norma
keagamaan dan asusila yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan
secara individual atau kolektif. Akhlak dalam aktivitas dakwah (sebagai
materi dakwah) juga diartikan sebagai penyempurnaan keimanan dan
keislama.
b. keimanan,
aqidah islam adalah bersifat bathinaiah yang mencakup
masalah-masalah yang erat hubungannya dengan rukun islam. Dibidang aqidah ini
12
bukan saja pembahasannya tertuju pada masalah-masalah yang wajib diimani,
akan tetapi materi dakwah meliputi juga masalah-masalah yang dilarang
sebagai lawannya, misalnya syirik (mempersekutukan Allah).
c. syariah.
Menurut Dr. Yusuf Qardhawi, kata syari’ah mempunyai arti ”jalan”
dapat kita jumpai dalam firman Allah dalam surat Al-Jatsiyah ayat 18 yang
artinya :
”kemudian kami jadikan kamu berada diatas sesuatu syari’at (jalan) atau peraturan dari (urusan) agama itu, ikutilah syariat itu dan jangan kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui”
Materi yang disampaikan oleh seorang da’i haruslah sesuai dengan
keadaan struktur sosial, dari pendidikan, ekonomi, serta umur. Sehingga
dalam penyampaian mudah dipahami oleh mad’unya.
4. Media Dakwah
Media adalah bentuk jamak, sedangkan medium adalah bentuk
tunggal. Media adalah alat (sarana komunikasi) seperti koran, majalah,
radio, televisi, film, poster, spanduk, dan lain-lain.14 Said bin Ali
Al-Qahthani berkata, media atau sarana adalah hal-hal yang dapat
mengantarkan kepada sesuatu.15
Media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat kita gunakan
sebagai alat (sarana) agar dapat tujuan dakwah yang telah ditentukan.
Didalam kamus istilah komunikasi media adalah saluran yang digunakan
13
untuk mengumpulkan pesan dari komunikator kepada komunikan apabila
komunikan jauh tempatnya, banyak jumlahnya, atau keduanya.16
Menurut Association for Education and Communication
Technology (AECT) media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk
suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan Education Association
(NEA) mendefinisikan media sebagai benda yang dapat dimanipulasikan,
didengar, dilihat, dibaca, atau dibicarakan beserta instrument yang
dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat
mempengaruhi efektifitas program instructional.17
Media adalah segala yang membantu juru dakwah dalam
menyampaikan dakwahnya secara efektif dan eisien.18 Menurut M. Bahri
Ghazali adanya media atau alat untuk berdakwah sangat penting, sehingga
dengan media berdakwah akan lebih muah diterima oleh mad’unya.
5. Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti
jalan didalam bahasa Arab terdapat kata tariq. Didalam bahasa Jerman
methodica diartikan sebagai ajaran atau ikmu tentang metode. Metode
adalah suatu cara yang berdasrkan atas pemikiran yang cermat untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.19 Sedangkan dakwah menurut Bakhrial
15
Said bin Ali-Qahthani, Al-Hikmah fi al-dakwah Ilallah, diterjemahkan oleh Drs. Masykur Hakim MA dan Ubaidillah, Dakwah Islam Dakwah Bijak, (Jakarta: Gema Insani Press,1994), Cet, ke-1, h. 102
16
Abdul Karim Zaidan,Dasar-dasar Ilmu 2, Jakarta:Media Dakwah 1984
17
Usman M. Basyiruddin, Asnawir, Media Pembelajaran, (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), cet, ke-1, h. 11.
18
Onong U. Effendy,Dinamika Komunikasi,Bandung:Rosda Karya,2000 h. 30
19
Khauli adalah suatu proses menghidupkan peraturan-peraturan islam
dengan maksud memindahkan keadaan suatu umat kepada keadaan lain.
Menurut Syekh Ali Mahfudz dakwah adalah mengajak manusia
untuk mengerjakan kebaikan dan mengikuti petunjuk serta mengajak umat
untuk berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan jelek agar
mendapatkan kebahagiaan didunia dan akhirat.20
Dari pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa
metode dakwah suatu cara yang dilakukan oleh seorang da’i
(komunikator) kepada mad’unya untuk mencapai suatu tujuan dengan
dasar hikmah dan kasih sayang. Sementara dakwah nabi secara garis besar
terkandung didalam al-qur’an:
☺
☺
☺
☺
Artinya: ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”(Q.S.An-Nahl : 125).
a. Al-Hikmah
20
Didalam al-qur’an kata hikmah telah disebutkan sebanyak dua
puluh kali dalam bentuk nakirah dan ma’rifat dan bentuknya masdarnya
adalah hukmah yang diartikan mencegah. Jika dikaitkan dengan hukum
berarti mencegah dari perbuatan kezaliman dan jika dengan dakwah berarti
menghindari perbuatan yang tidak sesuai dengan tugas dakwah.21
Menurut pandapat M. Abduh hikamh adalah mengetahui rahasia
dan faedah didalam setiap hal. Hikmah juga dikatakan dengan ucapan
lafaz, akan tetapi banyak makna. Menurut Prof. Dr. Toha Yahya Omar,
MA, hikmah adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya dengan berfikir,
berusaha menyusun dan mengaturr sesuai dengan keadaan zaman dan tiak
bertentangan dengan ajaran Tuhan. Menurut Imam Abdullah Mahmud
An-Nasafi arti hikmah adalah
”Dakwah bil hikmah adalah dakwah dengan menggunakan
perkataan yang benar dan pasti, yaitu dalil yang
menjelaskan kebenaran dan menghilangkan keraguan”
Hakikat metode dakwah hikmah adalah menjai syarat mutlak
suksesnya dakwah. Indikasi kesuksesan dalam berdakwah tidak hanya
dilihat dai jumlah para pendengarnya, juga bukan pada semaraknya, canda
tawa, dan tepuk tangankarena kelucuan dari seorang da’i tersebut.
Melainkan dari tercapainya tujuan dakwah seberapa besar manusia yang
kembali kepada jalan Allah SWT untuk tercapainya tujuan dakwah
21
tersebut dubutukan kekuasaan ilmu pengetahuan dakwah, dari zaman
rasulullah, khulafaurrasyidin, dan seterusnya.22
Dalam dunia dakwah, hikamh adalah penentu sukses tidaknya
dakwah. Dalam menghadapai mad’u yang beragam tingkat pendidikannya,
strata sosial, dan latar belakang budaya, para da’i memrlukan hikmah,
sehingga ajaran islam mampu memasuki ruang hati para mad’u dengan
tepat.
Hikmah adalah bekal da’i menuju sukses. Karunia Allah yang
diberikan kepada orang yang mendapatkan hikmah insya Allah juga akan
berimbas kepada para mad’unya, sehingga mereka termotivasi untuk
merubah diri dan mengamalkan apa yang disarankan da’i kepada mereka.
Sedangkan mengutip pendapat lain, menurut Toha Yahya Omar,
"hikmah adalah bijaksana, artinya meletakkan sesuatu pada tempatnya dan
kitalah yang harus berpikir, berusaha menyusun dan mengatur cara-cara
dengan menyesuaikan kepada keadaan dan zaman, asal tidak bertentangan
dengan hal-hal yang dilarang oleh Tuhan".
b. Al-Mau’idza Hasanah
Secara bahasa mau’idza hasanah terbagi dari dua kata yaitu
mau’idza dan hasanah. Mau’idza berasal dari kata wa’adza, ya’idzu,
wa’dzan, i’dzatan yang berarti nasihat, bimbingan, pendidikan, dan
22
Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan
peringatan. Sementara hasanah merupakan kebalikan dari kata sayyi’ah
yang artinya kebikan lawannya kejelekan.23
Menurut Imam Abdullah bin Ahmad An-Nasafi yang di kutip
oleh H. Hasanuddin tentang arti mau’idza hasanah :
”Mau’idza hasanah adalah (perkataan-perkataan) yang tidak tersembunyi bagi mereka, bhwa engkau memberikan nasihat dan menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-qur’an”24
Mau’idza hasanah dapat diartikan sebagai ungkapan yang
mengandung unsur bimbingan, pengajaran, kisah-kisah, berita gembira,
peringatan, pesan-pesan positif. Dari beberapa definisi di atas mau’idza
hasanah dapat di klasifikasikan dalam beberapa bentuk :
1) Nasihat atau petuah.
2) Bimbingan, pengajaran (pendidikan)
3) Kisah-kisah
4) Kabar gembira dan peringatan.
5) Wasiat.
c. Al-Mujadalah Billati Hiya Ahsan
Secara etimologi kata mujadalah diambil dari kata jadala yang
mempunyai arti memintal, melilit. Jika kata jadala ditambahkan dengan
huruf alif pada huruf jim dengan mengikuti wazan fa’ala maka akan
menjadi jaadala yang artinya berdebat dan mujaadalah artinya perdebatan.
Kata jadala bermakna menarik dan mengikatnya untuk menguatkan
23
Ki Moesa A. Machfoeld,Filsafat Dakwah Ilmu Dakwah dan Penerapannya h. 100
24
sesuatu. Orang yang berdebat bagaikan menarik dengan ucapan untuk
meyakinkan lawannya dengan pendapat yang kuat melalui argumentasinya
yang disampaikan.25
Secara terminologi ada beberapa pengertian tentang al-mujadalah
(al-hiwar) yang merupakan pendapat yang di lakuakan oleh kedua belah
pihak secara sinergis, tanpa adanya rasa permusuhan diantara kedua belah
pihak dan menerima pendapat yang diajukan dengan bukti yang kuat. Dan
saling menghargai dan menghormati pendapat keduanya serta ikhlas alam
menerimanya.
Menurut M. Mansyur Amin, "berdebat dengan cara yang lebih baik
artinya adalah berdakwah dengan jalan mengadakan tukar pikiran yang
sebaik-baiknya. Metode debat merupakan cara praktis yang ideal untuk
mencapai cita-cita mulia yang diharapkan, yaitu untuk menegakkan
kebenaran.
Metode dakwah yang dilakukan oleh para da’i di Indonesia,
terutama pada masa awal pertengahan perkembangan islam diantaranya
adalah : metode ’awal-uswah, metode simbolik/klenik, metode
penyantunan, dan metode humor .26
1) Metode ’amal uswah
Metode ’amal uswah yaitu metode dakwah yang dilakukan
dengan melaksanakan ajaran islam didalam kehidupan pribadi maupun
didalam kehidupan sosial diberbagai bidang, saat waktu senggang
25
maupun ditengah-tengah kesibukan. Cara seperti ini sering dilakukan
oleh setiap muslim ditengah kehidupan kelompok lain. Seorang da’i
tidak perlu menyamapaikan sesuatu secara lisan, namun dengan
perbuatan yang terpuji akan memberikan rasa segan atau risih bahkan
mendatang kan rasa simpati.
2) Metode Klinik
Istilah klink dalam bahasa Jawa daerah pantai utara sejak
zaman Demak, secara bahasa berarti tutur kata atau suara yang bernada
rendah. Metode klinik adalah suatu cara berdakwah dengan melakukan
transmisi ajaran islam kedalam simbol-simbol budaya lokal. Metode
ini di terapkan di Indonesia karena budayanya yang bersifat mistik,
magic, simbolik.
3) Metode Penyantunan
Cara metode ini dengan memberikan santunan kepada
masyarakat yang miskin. Metode ini idasarkan atas fakta psikologi
karena manusia cenderung kepada yang bersifat materi sesuai dengan
kebutuhan jasmaninya sesuai dengan sandang, pangan, papan.
4) Metode Lisan Humor
Cara yang digunakan dalam menyampaikan ajaran islam
melalui lisan. Bentuknya seperti ceramah keagamaan, dan pengajian.
Dalam ceramah seorang da’i dapat mengkombinasikan ceramah
26
dengan lelucon, baik melalui kata-kata maupun gerakan tubuh dan
mimik wajah.
Adapun bentuk-bentuk metode dakwah yang lainnya antara lain :
a). Metode pendekatan pribadi (personal approach)
Yaitu metode yang dilaksanakan dengan cara langsung melakukan
pendekatan kepada setiap individu.27 Metode ini pada prakteknya
dilaksanakan secara individu, yaitu dari pribadi ke pribadi secara tatap
muka, walaupun jama'ah yang dihadapinya melalui satu perkembangan.
Kelebihan memakai metode ini antara lain dapat mengetahui secara
langsung situasi dan kondisi individu. Sedangkan kekurangannya antara
lain, memerlukan tenaga dan waktu yang cukup lama. Dalam
perkembangannya, metode ini bisa juga dengan menggunakan tehnologi;
SMS, telpon, email dan media lainnya.
b). Metode Diskusi
Metode ini dilakukan dengan cara berdiskusi, khususnya dalam
penyampaian materi, sehingga menimbulkan pengertian serta perubahan
sikap dan tingkah laku. Kelebihan pada metode ini antara lain kesimpulan
yang dihasilkan dalam diskusi akan mudah dipahami dan diterima mad'u,
jika da'inya cerdas dan berwawasan luas. Adapun kekurangannya sulit
untuk diramalkan arah penyelesaian diskusi, dan diskusi akan gagal bila
tidak mampu mengarahkannya.
Metode ceramah ini sangat tepat, apabila jama'ah yang dihadapi
merupakan kelompok orang yang berjumlah besar dan perlu dihadapi
secara sekaligus. Metode ini akan berhasil apabila seorang da’i memiliki
karakteristik sebagai berikut :
a) Da'inya memiliki kemampuan retorika yang mumpuni.
b) Dalam ceramahnya menggunakan gerak tubuh (gesture) yang tepat
c) Materi ceramahnya dipilih yang aktual.
d) Soundsistem yang digunakan hendaknya yang memadai dan bagus.28
B. Ruang Lingkup Media 1. Sejarah Media
Secara harfiah kata media memiliki arti perantara atau pengantar.
Association for Education and Communication (AECT) mendifinisikan
tetang media adalah segala bentuk yang dipergunakan untuk penyaluran
proses inbormasi. Sedangkan Eucation Association (NEA) mendifinisikan
sebagai benda yang dapat menanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca, atau
dibcarakan beserta instrumen yang digunakan dengan baik dalam proses
27
Proyek Penerapan Bimbingan dan Dakwah/Khutbah Agama Islam Pusat, "Risalah Metodologi Dakwah Terhadap Narapidana", 1997, h. 36
28
Sunandar,Format Program Dakwah di Televisi, Studi Kasus Acara Kuliah Subuh TPI,
belajar dan mengajar dan dapat juga mempengaruhi efektifita program
intruksional.
Kata media dekat dengan pengertian medium atau moderat yang
berarti tengah, sedang, penengah, atau penghubung. Sering kita
mmendengan kata mediasi yang berarti suatu usaha untuk menengahi atau
menyelesaikan masalah dengan cara menjai penengah atau
menghubungakan satu pihak dengan pihak lain. Kata media sebernarnya
lebih dekat dengan pengertiannya sebagai penengah atau pihak yang
nerdiri pada tengah-tengah atau menjadi penghubung.
Secara sosio-politik arti media adalah sebagai tempat, wahan,
forum atau lebih tepatnya sebagai lembaga penengah atau lembaga
penghubung. Lembaga yang berada pada ditengah antara massa dan elit,
rakyat dan negara, rakyat dan pemerintah, pada sekelompok orang alin
dengan kelompok orang lain.
Pada tahun 1440, Johan Gutenberg seorang bangsa Jerman
menemukan sebuah mesin cetak. Meskipun mesin cetak tersebut sudah
bisa digunakan untuk mencetak surat kabar, namun surat kabar yang
sederhana baru temukan di London pada tahun 1620. surat kabar pada
mulanya adalah sarana komunikasi yang tertulis berupa surat menyurat
dalam bidang diplomasi dan perdagangan. Pada mulanya surat kabar
memang diterbitkan oleh penerbit dan dikirimkan kepada orang-orang
tertentu sehingga orang yang membacanya diketahui secara personal.
Fungsi media terbagi menjadi lima bagian diantaranya adalah
informasi, Korelasi, kesinambungan, hiburan, mobilisasi29:
a. Informasi
Menyediakan informasi tentang peristiwa dan kondisi dalam
masyarakat dan dunia demi memudahkan dalam berinovasi untuk
kemajuan.
b. Korelasi
Menjelaskan, menafsirkan, dan mengomentari makna peristiwa dan
informasi, melakukan sosialisasi dan mengkoordinasikan kegiatan
dalam membentuk kesepakatan.
c. Kesinambungan
Mengekpresikan budaya dominan dan mengakui keberadaan
kebudayaan khusus (subculture) serta perkenbangan budaya baru.
Serta meningkatkan dan melestarikan nilai-nilai.
d. Hiburan
Menyediakan hiburan, pengalihan perhatian, dan sarana relaksasi
dalam meredakan ketegangan sosial.
e. Mobilisasi
Mnegkapanyekan tujuan masyarakat dalam bidang politik, perang
pembangunan ekonomi, pekerjaan, dan kadangkala dibidang agama.
Aapun fungsi media massa menurut H. Alamsjah Ratu
Perwiranegara adalah :
29
1. Fungsi Informatif, merupakan unsur dasar proses sosialisasi atau proses adaptasi individu dengan lingkungannya atau sebaliknya adaptasi
lingkungan kepada individu.
2. Fungsi Instruktif yang berartin bahwa media massa mempunyai fungsi berupa serangkaian aktifitas instruksi yang meliputi perintah, komando,
ajakna, himbauan atau pengajaran. Dalam proses intruksi ini, media massa
memegang peran yang sangat penting dalam upaya mencipta dan
memberikan model perubahan nilai sosial, politik, dan kultural
masyarakat.
3. Fungsi Edukatif dalam kaitannya dengan pendidikan, media massa sebagai alat memegang peran yang sangat penting sebagai sarana
pendidikan massa, agen humanisi, agen sosialisasi, agen kulturalisasi, serta
sarana pertumbuhan dan perkembangan kualitas manusia. Dengan kata
lain, lewat media massa dapat ditumbuhkan gerakan dinamik peningkatan
kualiatas masyarakat seutuhnya yang mempunyai kemampuan intelektual
dan emosional serta kemampuan praktis untuk dapat survive dan
melangsungkan keberadaan hidupya.
4. Fungsi Persuasif dalam kaitannya dengan fungsi ini, kiranya media massa apapun wujudnya baik auditif maupun cetak menduduki peran
strategis dalam mengarahkan orientasi, wawasan, keyakinan, dan cara
5. Fungsi Integratif dalam fungsi ini media massa sebagai sosial integrator dapat digunakan sebagai sarana efektif dan strategis untuk menciptakan
suasana kondusif yang menunjang terwujudnya proses integrasi sosial.
6. Fungsi Rekreatif fungsi yang berkenaan dengan dimensi kebutuhan estetis masyarakat, dimensi penghayatan emosional tentang kenikmatan,
kesukaan, kesenangan dan seterusnya.30
Dalam memahami ideologi institusi media, jelas tidak bisa
dipisahkan dengan dari fungsi-fungsi sosial yang sebenarnya dijalankan
oleh media. Menurut Lasswell fungsi sosial yang dijalankan oleh media
adalah pengawasan lingkungan, pertalian (korelasi) bagian-bagian
masyarakat dalam memberikan respon terhadap lingkungannya, dan
transmisi warisan budaya. Semua itu secara beruntun bertalian dengan,
pemberian informasi, pemberian komentar atau interpretasi yang
membeantu pemahaman makna penggalan informasi dan juga
pembentukan kesepakatan (konsensus), ekspresi nilai-nilai dan simbol
budaya yang diperlukan untuk melestarikan indentitas dan kesinambungan
masyarakat.31
3. Definisi Radio
Kata radio dalam kamus besar Indonesia adalah pengiriman sebuah
suara/bunyi melalui udara.32 Radio adalah suatu alat yang memiliki
gelombang frekuensi yang menyampaikan pesan atau informasi yang
30
Rusjdi Hamka, Rafiq (ed), Islam dan Era Informasi, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1989), cet ke-1,h.35
31
Dennis Mc. Quail, op.cit. h. 70
32
bersifat umum atau khusus, pada sejumlah orang yang relatif besar yang
tersebar secara heterogen.33 Radio adalah salah satu bentuk media
elektronik yang sangat merakyat. Dengan sifat radio yang auditif, maka
media ini sangat mudah untuk ditemukan diberbagai temapt, radio sangat
mudah untuk dimiliki oleh siapapun, murah harganya, danmudah untuk
dibawa kemana-mana.
Menurut Peter Salim radio adalah berita yang disiarkan melalui radio atau usaha suatu penyiaran berita melalui radio. Radio adalah salah
satu jenis jenis media massa (mass media), yakni sarana atau saluran
komunikasi massa (channel of communication). Seperti halnya surat kabar,
majalah atau televisi. Media radio dipandang sebagai kekuatan kelima
setelah lembaga eksekutif, legislatif, yudikatif, dan surat kabar.34
Perkembangan radio dimulai dari penemuan phonograph
(gramofon), yang juga bisa digunakan memainkan rekaman yang
ditemukan oleh Edison pada tahun 1877. pada saat yang besamaan James
Clerk Maxwell dan Helmholtz Hertz melakukan eksperimen tentang
elektromagnetik yang mempelajari tentang fenomena yang kemudian
dikenal sebagai gelombang radio. Pada tahun 1896 Gugleilmo Marconi
memanfaatkan kedua penemuan tersebut untuk dikembangkan kedalam
sistem komunikasi melalui gelombang radio, usaha tersebut baru
menghasilkan sebuah pengiriman gelombang radio secara on and off
33
(nyala dan mati)35. Marconi menciptakan wireless telegraph yang
menggunakan gelombang radio untuk membawa pesan dalam bentuk kode
morse. Setelah itu Marconi mendirikan perusahaan pengirm pesan
kedatangan dan keberangkatan kapal, mendirikan stasuin pemancar, dan
bahkan mendirikan pabrik perakit dan perlengkapan radio. Pada tahun
1913 Marconi mendominasi bisnis radio di Eropa dan Amerika Serikat.36
Adapun sifat radio siaran adalah
a. Auditif
Yang dimaksud dengan sifat auditif adalah:Bahwa keberadaan siaran
radio hanya untuk didengar.Siaran yang sampai ketelingapendengarpun
hanya sepintas lalu saja.Pendengar yang tidak mengerti suatu uraian
diradio siaran,tidak mungkin meminta kepada penyiar
untukmengulanginya lagi.Sebab itupun tidak melihat penyiar dan siaran
berlalu seperti angina.Baru saja siaran itu tiba ditelinga pendengar.Ketika
pendengar barusaja menggingat dan memahami apa yang baru saja
diterimanya,sudah datang kalimat lain
b. Gangguan
Sebagai sebuah media massa,radio tidak luput dari kekurangan yaitu
memungkinkan terjadinya gangguan.Beberapa kemungkinan gangguan ini
adalah antara lain gangguan factor bahasa,gangguan factor
chanel,gangguan factor mekanik.
34
Asep Syamsul M. Romli,Broadcast Journalism,Bandung:Yayasan Nuansa
Cendikia,2004 h. 46
35
Muhamad Mufid,Komunikasi dan Regulasi Penyiaran,Prenada Media,Jakarta 2005 h. 32
36
c. Inti
Penyiar radio, penceramah, ataupun penghibur seakan berada
ditengah-tengah pendengar, seolah-olah diantara mereka terjadi
pershabatan akrab dan intim. Sapaan, canda, gurau, uraian petunjuk pada
momen-momen tertentu.37
4. Sejarah Perkembangan Radio di Indonesia
Radio telah menjalani proses perkembangan yang cukup lama
sebelum menjadi media komunikasi massa seperti dewasa ini. Menurut
David C. Philips, Jhon Morgan dan Earl H. Ryan dalam Introduction to
radio and television, dijelaskan bahwa penemuan bagi kemajuan radio
berkat ketekunan tiga orang cendikiawan muda.
Di Indonesia, radio pertama kali di perkenalkan oleh pemerintah
Belanda pada tahun 1920, yakni ketika pecah revolusi fisik.
Mendengarkan radio luar negeri secara sembunyi-sembunyi, sehingga
mereka mengetahui bahwa Jepang sudah menyerah pada sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945.38 Perkembangan radio siaran di Indonesia
dimulai dari masa penjajahan Belanda, Penjajahan Jepang, zaman
kemerdekaan, dan zaman Orde Baru.
Pada zaman Belanda radio siaran yang pertama di Indonesia yang
bernama Netherlands Indie-Hindia Belanda ialah sebuah radio yang
bernama Bataviase Radio Vereniging atau disingkat BRV yang didirikan
37
Asep Kurniawan, Komunikasi & Penyiaran Islam, Benang Merah Press: Bandung , 2004. h.46
pada tanggal 16 Juni 1925 pada saat Indonesia masih di jajah oleh Belanda
dan radio tersebut berstatus swasta. Dengan bedirinya radio BRV
membuat daerah-daerah mendirikan badan-badan radio seperti di kota
Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya.39
Setelah bebrapa kemudian, beberapa perkumpulan masyarakat
radio Belanda dan masyarakat pribumi terbentuk pada tahun 1934 sebuah
radio komunitas yang diberi nama Netherlandsche Indische Radio Omroep
Maataschappij atau di singkat dengan NIROM. Menurut situs resmi
Organisasi Radio Amatir Indonesia (www.oraripusat.net) pendirian
NIROM ridak lepas dari peran Prof. Dr. Ir. Komans (Netherlands) dan Dr.
Ir. De Goot (Batavia) pada tahun 1925 yang telah berhasil melakukan
komunikasi radio dengan menggunakan stasiun relai di Malabar.40
Ketika Belanda menyerah dari Jepang pada tanggal 8 Maret 1942
sebagai konsekuensinya radio yang tadinya bersifat perkumpulan swasta di
nonaktifkan dan siurus oleh jawatan khusus yang bernama Hoso Kanri
Kyoku sebagai radio siaran pusat yang berdomisili di daerah Jakarta dan
mempunyai cabang dengan nama yang sama didaerah Bandung,
Purwakarta, Yogyakarta, Surakarta, Semarang, Surabaya, dan Malang.
Dengan berdirinya radio Hoso Kanri Kyoku rakyat hanya boleh
mendengarkan siaran radio tersebut dan tidak boleh mendengarkan radio
manapun. Namun dikalangan pemuda ada yang rela mempetaruhkan
jiwanya untuk.
39
Pembacaan teks proklamasi yang disampaikan oleh Bung Karno
dan Bung Hatta tidak dapat disiarkan oleh radio karena pada masa tersebut
radio masih dikuasai oleh Jepang. Teks proklamasi kemerdekaan
Indonesia baru dapat disiarkan pada pukul 19:00 dalam bentuk bahasa
Indonesia dan diterjemahkan kedalam bahasa Inggris dan hanya dapat
didengarkan oleh masyarakat Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945
naskah bersejarah tersebut baru bisa di kumandangkan keseluruh
Nusantara yang disambungkan ke radio lokal dengan gelombang
transmiter milik Kantor Pusat Telegrap. Pada saat yang sama tercatat pula
bahwa seorang radio amatir Gunawan YBطBD yang memancarkan naskah
kemerdekaan Indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio
revolusioner yang sederhana dan buatan sendiri.41 Tak lama kemudian di
buat pemancar gelap radio siaran dengan Stasiun Call ”Radio Indonesia
Merdeka”. Dari sinilah wakil presiden Bung Hatta beserta pemimpinnya
menyampaikan pidatonya melalui radio siaran yang ditujukan kapada
masyarakat.42
Pada tahun 1966 RRI adalah satu-satunya radio siaran di Indonesia
yang dikuasai oleh dan dimiliki oleh pemerintah. Peran dan fungsi radio
tersebut ditingkatkan. Selain berfungsi sebagai media hiburan dan
informasi, radio RRI manyajikan acara pendidikan dan persuasi.
Berjalannya waktu siaran radio di Indonesia mengalami kepesatan yakni
dengan adanya radio amatir dengan seperangkat alat pemancar radio yang
40
digunakan oleh penggemar radio amatiran dengan jalur Two Way Traffic (komunikasi dalam bentuk percakapan). Pada tanggal 11 September 1945
para pemimpin radio mengadakan pertemuan dan menetapkan sebagai hari
jadi RRI bukan hari Radio.43
5. Radio Sebagai Media Dakwah
Pada tahun 1985 Guaghelmo Marconi menemukan adanya
gelombang elektro magnetik yang tak nampak oleh mata dan bergerak
melalui udara dengan kecepatan suara. Gelombang tersebut dimanfaatkan
untuk mengirim tanda-tanda yang lintasannya sangat jauh tanpa harus
melalui saluran kawat. Radio merupakan media komunkasi yang
dipergunakan untuk mengirim sebuah pesan jarak jauh yang ditangkap
oleh sekelompok orang yang mendengarkan melalui pemancar.44
Dalam penyampaian dakwah, radio memiliki peranan yang sangat
penting, karena radio yang sifatnya auditif. Dengan adanya pesawat radio
dapat menjangkau mad’unya dalam jarak yang jauh dan luas. Kelebihan
dakwah melalui radio terletak pada efektifitas dan efisiensi dalam
berdakwah. Dalam kamus telekomunikasi media adalah sarana yang
digunakan oleh komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan
kepada komunikan yang tempatnya jauh dalam jumlah yang banyak yang
41
Muhamad Mufid,Komunikasi dan Regulasi Penyiaran h.35
42
Elvinaro Ardiyanto dkk,Komunikasi Massa,simbiosa,h35
43
Eva Arifin,Praktek Siaran Radio,Diktat kuliah Fakultas Dakwah dan Komunikasi,UIN Jakarta h.25
44
digunakan sebagai alat bantu untuk berkomunikasi dalam bentuk dan jenis
yang beragam.45
Menurut Hamzah Ya’kub media dakwah dapat dibagi menjadi lima
bagian yaitu :
a. Lisan merupakan wasilah dakwah yang paling sederhana
menggunakan lidah dan suara, dakwah dalam wasilah ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, bimbingan, penyuluhan, kuliah, dll.
b. Tulisan.
c. Lukisan berupa gambar karikatur.
d. Audio Visual yaitu alat dakwah yang digunakan dengan indera
pendengar atau indera penglihatan.
e. Akhlak
Dalam ajaran Islam dakwah dapat dilakukan dengan tiga bentuk
yaitu dengan bil-lisan, bil-hal, dan bil-qolam. Dakwah tidak hanya
dilakukan diatas mimbar melainkan dapat dilakukan dengan media massa
salah satunya radio. Banyak media massa yang digunakan untuk
berdakwah seperti surat kabar, televisi, majalah, jurnal, dll
C. Pengertian Ngaji
1. Pengertian Secara Umum
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia dituliskan tentang asal
muasal pengertian ngaji. Ngaji mempunyai asal kata yaitu kaji yang
artinya pelajaran atau mempelajari suatu bahasan teori. Atau bisa disebut
45
juga dengan kata penyelidikan tentang suatu kasus atau mempelajari
tentang berbagai suatu hal.
2. Pengertian Khusus
Pengertian ngaji dalam kalangan orang-orang soleh adalah sesuatu
yang berhubungan erat dengan belajar al-quran atau mempelajari
tulisan-tulisan arab baik itu berupa kitab-kitab kuning maupun menghadiri
majlis-majlis ta’lim.
D. Pengertian Program
Kata program didalam bahasa Inggris adalah Programme yang
berarti acara atau rencana. Program adalah serangkaian yang ditayang
kan oleh media penyiaran untuk memenuhi audiensnya. Program atau
acara yan disajikan adalah untuk membuat audien tertarik untuk mengikuti
siaran yang dipancarkan oleh media penyiaran.46
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, terbitan Departemen
Pendidikan Dan Kebudayaan. Program adalah seperti pertunjukan siaran,
pagelaran dan sebagainya.47 Dalam kamus populer Pius A. Partanto M.
Dahlan al-Barry dijelaskan bahwa program yang dimaksud adalah
beberapa acara yang berkaitan dengan siaran yang berkenaan dengan
acara. Dalam dunia broadcast program adalah suatu rancangn siaran
mengenai azas-azas tata usaha yang akan di jalankan.48
46
http://www.docstoc.com/docs/8100797/BAB-II-KONSEP-DASAR-RADIO h. 12
47
DEPDIKBUD, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakart;Balai Pustaka,cet.ke-1 h. 702
48
Dalam kamus WJS. Purwodaminto, pengertian program adalah
acara, sedangkan didalam kamus Welster International vol. II lebih
dipersempit menjadi program adalah suatu jadwal (schedule) perencanaan
untuk ditindak lanjuti dengan penyusunan butir siaran yang berlangsung
sepanjang siaran itu masih mengudara. Dalam media radio terdapat
perbedaan arti kata yang jelas antara program dan programma didunia
radio program berarti acara, sementara yang dimaksud dengan programa
adalah susunan kesatuan acara dalam sehari.49
49
BAB III
GAMBARAN UMUM TENTANG POGRAM NGAJI DI BEN’S RADIO 106.02 FM
A. Profile Radio
1. Sejarah Ben’s Radio
Benyamin S bukan cuma seniman Betawi, Bang Ben’s adalah artis serba bisa yang sudah menjadi idola lintas batas etnik di Indonesai, bahkan sampai ke beberapa Negara tetangga. Salah satu karya yang menggambarkan karakter bang Ben’s adalah Ben’s Radio Kalo pengen tau Ben’s Radio, ikutin aje gaya ane itulah salah satu omongan bang Ben’s waktu pertama kali melahirkan Ben’s radio pada tanggal 5 Maret 1990. Semangat dan cita-cita almarhum Benyamin Sueb, pada hakikatnya adalah wujud partisipasi dari salah satu putra daerah sebagai bentuk untuk turut aktif dalam melestarikan kebudayaan yang ada di Indonesia.
Saat ini Ben’s radio melalui Biem Triany Benyamin putra ketiga dari almarhum telah berhasil mengembangkannya radio tersebut menjadikan dalam jaringan Etnikom Network yang tersebar di Jawa dan Sumatra diantaranya yang tergabung dalam jaringan Etnikom Network: - Bens radio 106.2. fm Jakarta
- Ads fm 105.2 Cikampek - GSP 92.85 fm Pamanukan - Cirebon fm 89.2 fm Cirebon