SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
AUDIT TIMELINESS
PADA PERUSAHAAN PERBANKAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
OLEH :
IKA ENDA SUKANTI 120522123
PROGRAM STUDI STRATA-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Audit Timelines Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas
akademik guna menyelesaikan akademik pada Fakultas Ekonomi Universitas
Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
atau yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin dan dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi saya, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
Medan, 2015
Yang membuat pernyataan,
Ika Enda Sukanti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit, variabel kualitas auditor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit timeliness dan audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit timeliness.
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the influence of the firm size, the quality of auditor,audit opinion and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.
The result of this research shows that the firm size has negative and not significant correlation to the timeliness, the quality of auditor has negative and not significant correlation to the timeliness and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa ta ‘alla
atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness pada
Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Penulis telah
banyak menerima bimbingan, saran, motivasi serta doa dari berbagai pihak selama
penulisan skripsi ini. Teristimewa untuk kedua orang tua saya yang sangat saya
kagumi, cintai dan banggakan, ayahanda Baktiar Efendi dan ibunda Harnayati
yang tidak pernah lelah memberikan kasih sayang, doa, nasehat serta semangat
yang tulus hingga saat ini serta selalu mendukung dan memotivasi saya dalam
penulisan ini.
Pada kesempatan ini penulis juga ingin mengucapkan terimakasih dan
penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak selaku Ketua Departemen
Akuntansi dan bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku Sekretaris Departemen
Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Ketua Program Studi S-1
Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM., Ak selaku Sekretaris Program Studi
4. Bapak Drs. Arifin Hamzah, MM, Ak selaku Dosen Pembimbing saya yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, dan
perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak selaku Dosen Penguji yang telah
membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
6. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah
membantu penulis dalam memberikan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan skripsi ini.
7. Buat sahabat-sahabatku Muhammad Saleh Nst, Santi Ramadani, Ali Imran dan
Yuli Ferawati dan juga teman-teman seangkatan 2012 serta semua keluarga dan
pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, terima kasih atas segala bantuan
yang telah diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini juga masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dalam
penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, 2015
Penulis,
Ika Enda Sukanti
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah ...1
1.2 Rumusan masalah ... 8
1.3 Tujuan penelitian... 9
1.4 Manfaat penelitian...9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeori ...10
2.1.1 LaporanKeuangan ... 10
2.1.2 Auditing ... 12
2.1.2.1 Defenisi Auditing ... .12
2.1.2.2 Audit LaporanKeuangan ... 13
2.1.2.3 Tujuan Audit ... 14
2.1.2.4 Standar Auditing ... 15
2.1.3 Teori Kepatuhan ... 16
2.1.4 Ketepatan waktu (timelines) ... 19
2.1.5 Audit Timeliness ... 22
2.1.6 Faktor – faktor yang mempengaruhi audit timeliness ... 24
2.1.6.1 Ukuran perusahaan ...24
2.1.6.2 Kualitas auditor ...25
2.1.6.3 Audit Report Lag ... 27
2.2 Tinjauan Terdahulu ... 28
2.3 Kerangka konseptual dan hipotesis ...31
2.3.1 Kerangka konseptual ...32
2.3.2 Hipotesis ...33
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian ...34
3.2 Populasi dan sampel penelitian ... 34
3.3 Jenis dan sumber data ...38
3.4 Metode pengumpulan data ... 38
3.5 Defenisi operasional dan pengukuran variabel ...39
3.6.1 Analisis statistik deskriptif ...42
3.6.2 Pengujian model ...42
3.6.2.1 Menilai keseluruhan Model...42
3.6.2.2 Menguji kelayakan model regresi ... 43
3.6.2.3 Koefisien determinasi ...44
3.6.2.4 Matriks Klasifikasi ... 45
3.6.3 Pengujian data... 45
3.6.3.1 Uji Multikolonieritas... 46
3.6.4 Pengujian hipotesis ... 47
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN ... 49
4.1 Data Penelitian ... 49
4.2 Hasil Penelitian ...51
4.2.1 Hasil uji statistik deskriptif ... 51
4.2.2 Hasil uji model ... 53
4.2.2.1 Hasil uji kesesuaian keseluruhan model ...53
4.2.2.2 Hasil uji kelayakan model regresi ... 55
4.2.2.3 Hasil uji koefisien determinasi ...55
4.2.2.4 Hasil matriks klasifikasi ... 56
4.2.3 Hasil Pengujian data ... 57
4.2.3.1 Hasil uji multikolonieritas...57
4.2.4 Hasil uji hipotesis... 59
4.2.4.1 Hasil Likelihood ratio test( uji simultan)... 59
4.2.4.2 Hasil uji regresi logistik... 60
4.3 Pembahasan hasil penelitian ... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 65
5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 66
5.3 Saran ... 66
DAFTAR PUSTAKA ...68
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
2.1 Tinjauan Penelitian terdahulu... 30
3.1 Daftar Populasi... 35
3.2 Hasil Seleksi Sampel... 37
3.3 Identifikasi variabel penelitian... 41
4.1 Daftar sampel penelitian... 49
4.2 Rincian sampel penelitian... 51
4.3 Hasil uji statistik deskriptif... 52
4.4 Nilai -2 Log Likelihood akhir... 54
4.5 Nilai Hosmer and Lemeshow Test... 55
4.6 Model summary... 56
4.7 Hasil matriks klasifikasi... 57
4.8 Hasil uji multikolonieritas... 58
4.9 Likelihood ratio test... 60
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
Lampiran 1 Daftar populasi... 72
Lampiran 2 Audit timeliness... 75
Lampiran 3 Ukuran perusahaan... 76
Lampiran 4 Kualitas auditor... 77
Lampiran 5 Audit report lag... 78
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness antara lain variabel ukuran perusahaan, kualitas auditor, opini audit dan audit report lag pada perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2010 hingga tahun 2012. Data yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan auditor independen yang dipublikasikan melalui website www.idx.co.id. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling. Model analisis yang digunakan adalah regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit, variabel kualitas auditor berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap audit timeliness dan audit report lag berpengaruh positif dan signifikan terhadap audit timeliness.
ABSTRACT
The objective of this research is to investigate the influence of the firm size, the quality of auditor,audit opinion and audit report lag toward the Timeliness on Banking company listed on Indonesia Stock Exchange between 2010 to 2012. Data that used in this research is financial statement and independent audit report from each company that published on website www.idx.co.id, Sampling method that used in this research is purposive sampling method. Analysis model that used is logistic regression.
The result of this research shows that the firm size has negative and not significant correlation to the timeliness, the quality of auditor has negative and not significant correlation to the timeliness and audit report lag has positive and significant correlation to the timeliness.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Perusahaan perbankan merupakan perusahaan yang menghimpun dana
dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Kondisi perbankan di Indonesia semakin
membaik meski tekanan krisis keuangan global semakin terasa. Hal ini terlihat
dari berkurangnya ketaatan likuiditas perbankan dan timbulnya total kredit
perbankan. Namun ditengah ketidakpastian dari perekonomian global, perbankan
diprediksikan akan tetap mampu mempertahankan stabilitas keuangan karena
masih memiliki likuiditas yang cukup banyak dilihat dari segi jumlah operasi
moneternya.
Perkembangan dunia perbankan sangat pesat di era modern pada saat
sekarang ini, yang ditandai dengan semakin banyaknya bank-bank yang
beroperasi sehingga meningkatkan persaingan yang ketat di dunia perbankan.
Setiap perbankan mengharapkan agar tetap bertahan dan bersaing dalam dunia
perbankan demi mewujudkan kemajuan sektor perekonomian negara melalui
fungsi intermediasi dan menghasilkan profitabilitas yang baik sehingga para
investor akan memilih bank sebagai sarana penanaman asset dan modalnya.
Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa
tahun terakhir dan sejak tahun 2013 perbankan termasuk dalam kategori sektor
pada layanan yang ditawarkan, lokasi tempat beroperasi, dan tarif yang dibayar
untuk simpanan deposan. Dari waktu ke waktu kondisi dunia perbankan di
Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Tujuan utama bank adalah untuk
memperoleh keuntungan optimal atas usaha yang dijalankan dalam pencapaian
rencana (target) yang telah ditentukan sebelumnya. Namun untuk mengetahui
semua itu perusahaan tidak akan terlepas dari laporan keuangan. Setiap
perusahaan harus membuat laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban
bagi manajemen kepada pihak eksternal dan internal perusahaan.
Menurut Harahap (2002) menjelaskan bahwa“laporan keuangan adalah
pokok atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi yang menjadi bahan informasi
bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan
keputusan dan juga dapat menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan
mencapai tujuannya”.Laporan keuangan merupakan kewajiban bagi setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkan kondisi keuangan perusahaannya
pada suatu periode tertentu yang berfungsi untuk memberikan informasi yang
digunakan untuk kepentingan manajemen.
Oleh karena itu laporan keuangan perusahaan harus diaudit. Laporan
keuangan perusahaan akan diaudit oleh auditor yang nantinya akan mempunyai
konsekuensi dan tanggungjawab yang besar sehingga menuntut auditor untuk
bekerja secara professional dalam menghasilkan laporan keuangan independen
yang akurat sesuai dengan penemuan bukti yang ada. Dalam menyusun laporan
laporan keuangan. Hal ini dimaksudkan untuk menghasilkam laporan keuangan
yang tepat waktu, akurat dan sistematis sebelum audit dilakukan.
Menurut Mc Gee (2007) menjelaskan bahwa “salah satu cara untuk
mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan
waktu,rentang waktu antara tanggal laporan perusahaan dan tanggal ketika
informasi keuangan diumumkan ke publik berhubungan dengan kualitas informasi
keuangan yang dilaporkan’’. Dan menurut Hendriksen dan Van Breda (2006)
yang menyatakan bahwa ‘’informasi tidak dapat relevan jika tidak tepat
waktu,yaitu hal itu harus tersedia bagi pengambil keputusan sebelum kehilangan
kapasitas untuk mempengaruhi keputusan’’. Pihak pengguna laporan keuangan
seperti akuntan, manajer dan analis keuangan memerlukan hal tersebut tidak
hanya untuk memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan
keputusannya, tetapi informasi harus lebih bersifat baru dan tidak hanya
berhubungan dengan periode yang lalu. Dalam penyusunan laporan keuangan
harus disajikan secara tepat waktu (tidak mengalami keterlambatan) sehingga
membantu pembaca atau penerima laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan pada saat yang tepat.Selain itu penerima juga dapat memiliki waktu
untuk mempelajari laporan keuangan apabila disajikan secara tepat waktu. Setelah
laporan keuangan disusun dan dipublikasikan, kemudian akan dilakukan audit dari
laporan keuangan perusahaan.
Dalam melakukan proses audit,auditor harus memenuhi standar audit yang
dapat menimbulkan dampak terhadap lamanya penyelesaian laporan audit dan
adalah untuk menilai kewajaran dari penyajian laporan keuangan yang hasil
auditnya memiliki konsekuensi dan tanggung jawab yang besar atas opini yang
dikeluarkan.
Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi 150 dari Ikatan
Akuntan Indonesia (2001) khususnya menjelaskan tentang”standar pekerjaan
lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan”.
Prosedur ini mengatur hal-hal seperti perlu adanya perencanaan atas aktivitas
yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern
dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi,
pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk
menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Namun proses audit itu tidak mudah
dilakukan karena akan menimbulkan kendala lamanya waktu pelaporan keuangan
yang diaudit.
Salah satu kriteria profesionalisme dari auditor adalah ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan auditan (Audit Timeliness). Keterlambatan
informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan melalui laporan keuangan akan
menimbulkan reaksi dari pelaku pasar modal karena didalam laporan keuangan
memuat informasi berupa gambaran laba perusahaan bersangkutan yang
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan sehubungan dengan kegiatan
pembelian ataupun penjualan kepemilikan investor. Apabila terjadi keterlambatan
informasi akan menimbulkan suatu masalah baru bagi pengguna laporan
keuangan karena salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan
Menurut PSAK No.1 paragraf 43 menjelaskan bahwa “jika terdapat
penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan maka informasi yang
dihasilkan akan kehilangan relevansinya”. Tambahan pula, menurut Standar
Akuntansi Keuangan(2007) menjelaskan bahwa “Ketepatan waktu merupakan
salah satu elemen dalam laporan keuangan yang akan berkurang manfaat dari
laporan keuangan jika laporan tersebut tidak tersedia tepat waktu”. Ketepatan
waktu dari keuangan akan mempengaruhi nilai informasi dari laporan keuangan.
Karena informasi yang relevan akan lebih bermanfaat bagi para pemakai
informasi apabila tersedia tepat waktu sebelum pemakai kehilangan kemampuan
untuk mempengaruhi keputusan yang diambil.
Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki
kewajiban serta tanggung jawab untuk melaporkan laporan keuangan tahunan
kepada investor dan Bursa Efek baik perusahaan yang bersifat moneter atau
nonmoneter.Dalam memenuhi prinsip keterbukaan sesuai dengan pasal 86 ayat 1
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 yang menjelaskan bahwa ”pasar modal
dimana semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia wajib
menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Badan Pengawas Pasar
Modal dan mengumumkan kepada masyarakat”. Hal itu sesuai dengan keputusan
oleh ketua BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) No.Ke.36/PM/2003
tentang”pasar modal yang dijelaskan bahwa laporan keuangan auditan bersifat
wajib diserahkan dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengan
Ketepatan waktu (audit timeliness) perusahaan dalam mempublikasikan
laporan keuangan kepada masyarakat umum dan melaporkan ke Bapepam
tergantung dari lamanya auditor dalam menyelesaikan pekerjaan auditnya sebab,
semakin cepat pekerjaan audit diselesaikan maka akan semakin cepat informasi
dipublikasikan. Oleh karena itu, manajer harus menyeimbangkan manfaat relatif
antara laporan keuangan tepat waktu dengan keandalan informasi . Meskipun
terkadang perusahaan sering mempublikasikan laporan keuangan sebelum seluruh
aspek transaksi diketahui sehingga memunculkan kurangnya keandalan dari
laporan tersebut. Apabila dilakukan penundaan pelaporan maka akan
menghasilkan laporan yang andal namun kurang bermanfaat dalam pengambilan
keputusan.
Dyer dan McHugh (dalam Subekti dan Widiyanti, 2004) menyimpulkan
bahwa “ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi
catatan laporan keuangan yang memadai.Para pemakai informasi akuntansi tidak
hanya perlu memiliki informasi keuangan yang relevan dengan prediksi dan
pembuatan keputusan, tetapi informasi juga harus bersifat baru”.
Ketepatan waktu (audit timeliness) menggambarkan bahwa laporan
keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu, untuk menjelaskan
perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi pemakai informasi
dalam membuat prediksi dan keputusan. Sebab informasi yang usang terjadi jika
tidak lagi memberikan manfaat bagi pengambilan keputusan dan ketepatan waktu
akan berpengaruh terhadap nilai informasi dari laporan keuangan. Hal ini
publik dengan harapan akan memberikan manfaat dan nilai atas informasi yang
disajikan jika tidak terjadi penundaan pelaporan.
Sebuah laporan keuangan memberikan banyak informasi kepada para
pengguna untuk berbagai jenis kepentingan. Melalui laporan keuangan dapat
diketahui kondisi keuangan selama periode tertentu untuk melihat bagaimana
tingkat likuiditas perusahaan, seberapa besar perusahaan dan sudah berapa lama
perusahaan terdaftar di Bursa efek Indonesia dan seberapa lama proses
pengauditan serta informasi lainnya. Keseluruhan informasi tersebut dapat
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan audit yaitu paling lambat akhir
bulan ketiga.
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dari total asset dimana perusahaan
besar yang memiliki total asset yang tinggi, perusahaan kecil yang memiliki total
asset rendah. Perusahaan besar biasanya segera menerbitkan laporan keuangan
untuk menunjukkan tingginya permintaan dan kepercayaan pelanggan terhadap
perusahaan tersebut.
Perusahaan dengan kondisi keuangan yang baik (good news) biasanya
akan segera menerbitkan laporan keuangan untuk menarik investor, kreditor,
pelanggan dan pengguna lain. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang
tinggi cenderung memiliki kondisi keuangan yang baik karna dapat segera
mencairkan aktiva(harta) yang tersedia untuk melunasi utang(kewajiban) ketika
jatuh tempo,sehingga dapat tepat waktu dalam pelaporan keuangan.
Peningkatan akan kebutuhan informasi yang akurat dan tepat waktu
audit laporan keuangan terjadi pada rentang waktu yang disebut dengan audit
report lag, yang diukur sejak tanggal tahun tutup buku yaitu 31 Desember sampai
dengan tanggal yang tertera pada laporan auditan. Lamanya pengauditan dapat
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat proses
pengauditan laporan keuangan maka akan semakin cepat juga pelaporannya, dan
sebaliknya proses pengauditan yang lambat dapat mengakibatkan ketidaktepatan
waktu pelaporan keuangan.
Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian terdahulu dengan
variabel independen yang digunakan menjadi motivasi bagi peneliti untuk
melakukan penelitian kembali dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh
secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh
secara simultan terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kualitas
auditor dan audit report lag terhadap Audit Timeliness secara parsial.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, kualitas
auditor dan audit report lag terhadap Audit Timeliness secara simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-faktor
yang mempengaruhi Audit Timeliness.
2. Bagi Pihak Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam
meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
3. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam
melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lain.
4. Bagi investor, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhiAudit Timeliness
berkaitan dengan keandalan laporan keuangan sehingga dapat menjadi bahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Laporan keuangan
Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya
transparansi dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah
informasi dari suatu perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan
akuntansi yang menghasilkan informasi berupa pencatatan dan
pengikhtisaran bagi pemakai untuk pengambilan keputusan pada periode
tertentu yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan. Pengertian
laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan no.1 (2007:5)
menjelaskan bahwa:
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari
proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada
manajemen. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memiliki
tujuan untuk mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang diberikan
Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data,
terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan,
laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk
mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan
keabsahan transaksi.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang
keseluruhan aktivitas operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban,
pendapatan dan kinerja perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari
neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan
catatan atas laporan keuangan.Laporan keuangan disajikan
sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memberikan informasi bagi penggunanya
yang merupakan produk akhir dari siklus akuntansi.Dimana laporan
keuangan dapat menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan
suatu perusahaan dan informasi yang diberikan untuk entitas itu sendiri
ataupun bagi entitas lainnya.
Menurut Standar akuntansi Keuangan (2007:5) menjelaskan bahwa
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan’’.
Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi
keuangan perusahaan secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca
tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan
Menurut PSAK No. 1 paragraf 7 (IAI, 2007 : 1.2) menjelaskan
bahwa “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan
sumber-sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan beban termasuk
keuntungan”.
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: (1) aset; (2)
kewajiban; (3) ekuitas; (4) pendapatan dan kerugian; dan (5) arus kas.
Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk
meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul
dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan akan lebih
bermanfaat apabila yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi
mencakup penjelasan-penjelasan lainnya yang dirasa perlu, dan informasi
ini harus faktual dan dapat diukur secara objektif.
2.1.2 Auditing
2.1.2.1 Defenisi Auditing
Pengertian auditing menurut Alvin Arens, Mark,Elder
(2008)yaitu “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti
kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan.
Auditing harus dilalukan oleh orang yang kompeten dan
independen”.
Menurut Mulyadi (2002:9) menjelaskan bahwa “auditing
merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang
kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan
tingkat kesesuaian antara penyataan tersebut dengan kriteria yang
ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan’’.
2.1.2.2 Audit laporan keuangan
Menurut Arens (2009:17) menjelaskan ‘’Audit laporan
keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan
(informasi uang diverifikasi) telah dinyatakan sesuai dengan
kriteria tertentu yang biasanya berlaku yaitu prinsip-prinsip
akuntansi yang berlaku umum/GAAP.Suatu audit laporan
keuangan yang dilakukan sesuai dengan standar auditing yang
berterima umum memiliki sejumlah keterbatasan bawaan atau
keterbatasan melekat. Salah satunya adalah bahwa auditor bekerja
dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi antara
lain biaya yang memadai (reasonable cost) dan jumlah waktu yang
memadai (reasonable length of time). Selain itu keterbatasan
laporan keuangan yang berkaitan dengan kerangka kerja akuntansi
yang ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi alternatif (alternative
accounting principles) dan estimasi akuntansi (accounting
estimates). Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses
akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat
meramalkan bagaimana hasil suatu estimasi itu, sehingga hal ini
dapat menimbulkan suatu ketidakpastian. Walaupun memiliki
keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah
kredibilitas suatu laporan keuangan. Perlunya audit atas laporan
keuangan karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen
dan pemakai laporan keuangan, konsekuensi, kompleksitas
penyajian laporan keuangan, dan keterbatasan akses dari para
pemakai laporan keuangan. Selanjutnya, dari segi ekonomis audit
bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas, efisiensi dan
kejujuran, efisiensi operasional, dan mendorong efisiensi pasar
modal. Demikian pula, audit bermanfaat dilihat dari sisi
pengawasan yang bmeliputi “preventive control”, “detective
control”, dan “reporting control”. Dan apabila suatu perusahaan
tidak memerlukan auditor independen maka akan kecil
kredibilitasnya atas laporan keuangan.
2.1.2.3 Tujuan Audit
Menurut SPAP No.01 (2001)‘’tujuan umum audit adalah
material, posisi keuangan dan hasil usaha serta arus kas sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum’’. Untuk mencapai
tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup.
Dimana auditor perlu mengidentifikasi dan menyusun sejumlah
bukti dari apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara
menghimpun bukti tersebut dari setiap akun laporan keuangan
secara spesifik, sesuai dengan tujuan umum audit yang berkaitan
dengan keterjadian, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi,
penetapan waktu dan lainnya.
2.1.2.4 Standar Auditing
Standar Auditing merupakan pedoman umum untuk
membantu auditor memenuhi tanggungjawab profesionalismenya
dalam audit atas laporan keuangan yang mencakup pertimbangan
mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan
independensi, persyaratan pelaporan dan bukti.Standar auditing
yang berlaku umum (generally accepted auditing standards) yang
diperbaharui dengan SAS 105 dan SAS 113 menjelaskan bahwa “
10 standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga
kategori yaitu standar umum, standar lapangan, standar pelaporan”.
Menurut PSA.01 (SA Seksi 150) menyatakan bahwa’’
standar auditing berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur
bekaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan
tindakan tersebut berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai
melalui penggunaan prosedur tersebut’’.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh
Institut Akuntan Publik Indonesia (2011:150.1-150.2) dalam
Sukrisno Agoes (2012:31),terdiri dari sepuluh standar yang
dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar :
1. Standar Umum
a. Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan
a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus disupervisi dengan semestinya.
b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,pengamatan,permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan
a. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
dinyatakan.Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditor(IAPI,2011:150.1 & 150.2)
2.1.3 Teori Kepatuhan
Penelitian Siti Suharni dalam Shaleh ( 2013) menyatakan bahwa
“teori kepatuhan telah diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang
psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses
sosialisasi dalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu’’.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam
penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah
diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi
tersebut sesuai dengan teori kepatuhan (compliance theory) Baron dan
Bryne (1991: 387) dinyatakan bahwa :
Obedience is a form of social influence in which one or more persons are ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond some point obedience is inappropriate, calling into question the motives of authority figures.
Selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2,
Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346/BL/2011, tentang
“Jangka Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan
Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik”. Peraturan tersebut inilah
maupun organisasi (emiten atau perusahaan publik) yang efeknya tercatat
di bursa efek di Indonesia dan Bursa Efek di Negara Lain wajib
menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan
mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada masyarakat. Peraturan
mengenai penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan ini
telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011 dan mulai berlaku
kembali pada tanggal 5 Juli 2011.Hal tersebut inilah yang sesuai dengan
teori kepatuhan (compliance theory).
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
Nomor 1 paragraf 38, “suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan
keuangannya paling lama 4 (empat) bulan setelah tanggal neraca (SAK,
2007) akan tetapi bagi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dituntut untuk mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan
Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor 36/PM/2003’’,
tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dengan
Nomor Peraturan X.K.2 menjelaskan bahwa Laporan keuangan tahunan
harus disertai dengan laporan akuntan dengan pendapat yang lazim dan
disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)
selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan
tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang
berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar Akuntansi Keuangan
akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan Pengawas Pasar
Modal (Bapepam).
Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan
dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal
63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan
bahwa ”emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif,
dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 (satu juta rupiah) atas setiap hari
keterlambatan penyampaian laporan keuangan dengan ketentuan jumlah
keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta
rupiah)”. Perusahaan yang tidak melaksanakan kewajiban dalam
menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai
dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor :
Kep-307/BEJ/07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi : Khusus
bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan
Keuangan, Peraturan Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III
disertai denda sebesar Rp 50.000.000 sampai Rp 150.000.000, bahkan
akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan
proses-proses tertentu sesuai peraturan.
Menurut Mc Gee (2007) menjelaskan bahwa’’ salah satu cara
untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah
ketepatan waktu (audit timeliness). Rentang waktu antara tanggal laporan
keuangan dengan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke publik
berhubungan dengan kualitas infomasi keuangan yang dilaporkan’’.
Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pengguna apabila
disajikan secara tepat waktu sebelum pengguna kehilangan kemampuan
untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ada dua cara
mendefenisikan ketepatan waktu yaitu:
1. Ketepatan waktu : Ketepatan waktu pelaporan dari tanggal laporan
keuangan sampai tanggal melaporkan audit.
2. Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif
atas tanggal pelaporan yang diharapkan.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan
Keuangan paragraf 24 (SAK, 2007:5) menjelaskan bahwa “laporan
keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan
ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para
pengguna.Keempat karakterisktik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan,
keandalan, dan dapat dibandingkan’’.
Dalam paragraf 43 (SAK, 2007:8) dinyatakan bahwa tepat waktu
merupakan salah satu kendala informasi yang relevan dan andal yaitu :
waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui, sehingga mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan. Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan.
Menurut Belkaoui (2006) dalam Situmorang(2010) menjelaskan
bahwa “relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan
informasi harus memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan
sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat”.
Salah satu tujuan kualitatif dari akuntansi keuangan adalah ketepatan
waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk
menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.Tambahan pula menurut Givoly dan Palmon (1982)
dalam Rachmawati (2008:1) bahwa ‘’nilai dari ketepatan waktu pelaporan
keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan
tersebut.Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas
telah disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan
keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik
kualitatif yang harus dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan
relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi pun mengakui akan
kebutuhan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hal
ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk tepat
dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk
perusahaan yang tepat waktu dan kategori 1 untuk perusahaan yang tidak
tepat waktu.
2.1.5 Audit Timeliness
Manfaat dari laporan keuangan suatu perusahaan tergantung pada
keakuratannya dan ketepatan waktunya. Ketepatan waktu(timeliness)
merupakan salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi
yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai
prediktif dan disajikan tepat waktu. Laporan keuangan sebagai sebuah
informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya
disediakan tepat waktu bagi pembuat keputusan sebelum informasi
tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan
keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam
pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Dalam melaksanakan kegiatan audit dibutuhkan perencanan yang
merupakan bagian dari prosedur audit, termasuk membuat anggaran waktu
(time budget).
Anggaran waktu merupakan suatu pedoman yang tidak absolut dan
dilakukan dengan menetapkan pedoman mengenai jumlah dari
masing-masing bagian audit. Auditor akan melakukan penyimpangan dari program
audit akibat suatu kondisi berupa penyimpangan anggaran waktu.
anggaran waktu untuk membantu mengevaluasi kinerjanya. Namun jika
tujuan pokok audit tidak sesuai maka informasi yang disampaikan tidak
akan baik dan menimbulkan kerugian bagipihak tertentu. Proses dalam
mencapai ketepatwaktuan dalam menyajikan laporan keuangan auditor
independen tidak mudah melihat semakin meningkatnya perkembangan
perusahaan di Indonesia yang merupakan hambatan dalam pencapaian
harapan untuk laporan keuangan yaitu ketepatan waktu. Hambatan ini
dijelaskan Standar Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik pada standard
ketiga yang menyatakan bahwa ’’audit harus dilaksanakan dengan penuh
kecermatan dan ketentuan serta pengumpulan alat pembuktian yang cukup
memadai’’. Audit ketepatan waktu diperlukan dalam penyajian laporan
keuangan auditor independen karena akan mempengaruhi pengambilan
keputusan terhadap suatu perusahaan.
Dyer dan Mc Hugh (1975) dalam Suharni (2013) menggunakan
tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam
penelitiannya:
1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan
sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan
keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu audit (audit timeliness)
2.1.6.1 Ukuran Perusahaan
Dyer dan Mc Hugh (1975), Carslaw dan Kaplan (1991) dan
Owusu-Ansah (2000) dalam Situmorang (2010) menjelaskan
’’ukuran perusahaan secara signifikan mempunyai hubungan
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran
(proksi) yang mereka gunakan untuk variabel ukuran perusahaan
ini adalah dengan total aset’’. Bukti empiris yang ada menunjukkan
bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan
lebih cepat dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset
yang lebih kecil. Sebab perusahaan yang memiliki sumber daya
(aset) yang besar memiliki lebih banyak sumber informasi, lebih
banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih,
memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya
pengawasan dari investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka
hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan
keuangan auditannya lebih cepat ke publik.
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yang
menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran
perusahaan dapat didasarkan pada total nilai aktiva, total penjualan,
kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin
perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal
yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak
perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka
semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat
2.1.6.2 Kualitas Auditor
Kualitas auditor dalam penelitian ini dilihat dari
besarnya perusahaan audit yang melaksanakan pengauditan
laporan keuangan tahunan.Semakin banyak auditor melakukan
audit maka semakin sedikit waktu yang di butuhkan dalam
menyelesaikan audit terhadap laporan keuangan. The Big 4 atau
The Big F our adalah suatu kelompok kantor akuntan internasional
yang menangani bagian terbesar pekerjaan audit dari
perusahaan-perusahaan publik. Anggota the Big Four sesuai urutan
berdasarkan jumlah penghasilan dan sumber daya adalah:
1. Price Water House Cooper
2. Deloitte
3. Ernst & Young
4. KPMG
Daftar sebelumnya mencantumkan Ar thur Ander sen
sebagai kantor yang terkecil dari the Big Five. Kantor ini dituduh
berbuat salah dalam skandal Enron pada tahun 2001 karena
Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan
internasional di seluruh dunia, yang menyebabkan masalah
besar bagi perusahaan-perusahaan internasional besar, karena
mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang
berbeda untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan
non-auditnya. Karena itu, hilangnya salah satu kantor akuntan
besar itu telah menurunkan tingkat kompetisi di antara
kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban akuntansi
bagi banyak klien.
Pr icewater houseCooper s (PwC) adalah kantor jasa
professional terbesar di dunia saat ini. Kantor ini dibentuk pada
tahun 1998 dari penggabungan usaha antara Pr ice Water house
dan Cooper s & Lybr and. PwC adalah yang terbesar di antara The
Big Four , yang lainnya adalah: Deloitte, Ernst & Young dan
KPMG. Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di
seluruh dunia mencapai 20.3 Miliar Dollar AS untuk tahun fiskal
2005 dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148
negara. Di Amarika Serikat kantor ini beroperasi dengan nama
Pr icewater houseCooper s LLP yang merupakan perusahaan
swasta terbesar keenam.
Adapun KAP di Indonesia yang telah berafiliasi dengan KAP
Big Four:
2.KAP Osman Bing Satrio (Deloitte & Touche Tohmatsu)
3.KAP Siddarta Siddharta Widjaja (KPMG Peat Marwick)
4.KAP Drs Haryanto Sahari dan KAP Tanudiredja, Wibisana (Price
Waterhouse Coopers)
Menurut Gilling (1997) dalam Made Gede Wirakusuma
(2004: 1208) menemukan adanya hubungan antara
perusahaan audit dengan lamanya penyelesaian audit.
Sementara Davis dan Whittred (1980) dalam Wirakusuma
(2004:1209) serta Carslaw dan Kaplan (1991) dalam
Wirakusuma tidak menemukan adanya hubungan antara
perusahaan audit dengan lamanya penyelesaian audit.
2.1.6.3 Audit Report Lag
Menurut Wah Lai dan Cheuck (2005) menyatakan ‘’ An
audit report lag or audit delay is a period from a companys
year-end date to the audit report date’’.Audit Report Lag adalah rentang
waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan,
diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku yaitu 31
Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor
independen yaitu pada saat auditor independen tersebut
meninggalkan pekerjaan lapangan audit. Dalam Standar Umum
ketiga menyatakan bahwa”audit harus dilaksanakan dengan penuh
kecermatan dan ketelitian, demikian juga dalam Standar Pekerjaan
dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan
alat-alat pembuktian yang cukup memadai’’. Adanya standar ini
mengakibatkan proses pengauditan membutuhkan waktu yang
relatif lama karena auditor harus mengumpulkan semua bukti-
bukti yang akan memakan waktu yang cukup lama, akibatnya
akuntan publik menunda pengumuman laporan keuangan
auditannya.
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:5)
“Keterlambatan penyelesaian audit laporan keuangan dapat
disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan
informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan
keuangan’’. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan audit report
lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin
cepat (semakin sedikit hari) audit report lag, maka pelaporan
keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin
lama (semakin banyak hari) audit report lag, maka pelaporan
keuangan semakin tidak tepat waktu.
2.2 Tinjauan Terdahulu
Mengingat pentingnya pengungkapan dan penyampaian laporan keuangan
maka banyak penelitian dilakukan untuk “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia’’. Seperti Astuti (2007) melakukan penelitian tentang
hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa reputasi KAP,opini audit,
ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan,
profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Dengan hasil reputasi KAP
dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan umur perusahaan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu.
Situmorang (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan
dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel laba(rugi) bersih, umur perusahaan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu waktu. Sedangkan variabel
likuiditas , ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
ketepatan waktu , dan variabel reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ketepatan waktu serta audit report lag berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Sembiring (2011) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor faktor
yang berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan
perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia., dengan
hasil penelitian ukuran perusahaan dan audit report lag berpengaruh negatif
terhadap ketepatan waktu, profitabilitas berpengaruh positif terhadap ketepatan
waktu sedangkan umur perusahaan dan opini audit tidak berpengaruh terhadap
ketepatan waktu.
Sedangkan Sidauruk (2012) meneliti tentang analisis faktor faktor yang
perusahaan publik sektor jasa pariwisata yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan item-item luar biasa berpengaruh terhadap
ketepatan waktu, profitabilitas, rasio gearimg, ukuran perusahaan dan pergantian
auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu dan reputasi KAP tidak
berpangaruh signifikan terhadap ketepatan waktu.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Peneliti Judul Variabel Analisis Hasil
perkebunan
Independen : ukuran perusahaan, umur perusahaan,
profitabilitas, opini audit, dan audit report lag
Dependen : Ketepatan Waktu
Regresi Sederha na
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual
Permintaan akan audit laporan keuangan meningkat karena kebutuhan
para pengguna atas informasi akurat, relevan dan tepat waktu. Sehingga hal ini
menuntut adanya transparansi kondisi perusahaan khususnya kondisi
keuangan.Supaya informasi yang disajikan tidak berkurang nilainya maka
laporan keuangan harus disajikan secara tepat waktu. Ketepatan waktu akan
memberikan andil bagi kinerja yang efisien dipasar saham yaitu sebagai fungsi
evaluasi dan pricing yang dapat mengurangi tingkat inside trading dan
kebocoran serta rumor yang berkembang di pasar saham. Berdasarkan
penelitian sebelumnya ada banyak faktor yang mempengaruhi Audit
Timeliness.Hubungannya dapat dilihat sebagai berikut :
H1
H2
Gambar 2.1
Bagan Kerangka Konseptual UKURAN PERUSAHAAN
(X1)
KUALITAS AUDITOR (X2)
AUDIT TIMELINESS
(Y)
2.3.2 Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara yang menjadi dasar
tentang bagaimana fakta fakta itu akan dipresentasikan dan dijelaskan
(Hanafiah, 2003:19).
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dijelas
kan sebelumnya, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1 : Ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh
secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
H2 : Ukuran perusahaan, kualitas auditor dan audit report lag berpengaruh
secara simultan terhadap Audit timeliness pada Perusahaan Perbankan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan kerangka kerja untuk merinci hubungan
antara variabel dalam suatu penelitian. Menurut Husein (2003:63) menyatakan
bahwa “desain penelitian adalah desain kausal yang berguna untuk menganalisis
hubungan antara variabel satu dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu
variabel mempengaruhi variabel lainnya”. Penelitian ini menggunakan desain
kausal untuk menganalisis hubungan antara satu atau beberapa variabel dengan
variabel lainnya .
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono(2004), Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari, kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia sejak 2010 sampai 2012 yaitu sebanyak 42 perusahaan
perbankan.
Sampel adalah bagian dari jumah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan teknik
pengambilan sampel melalui cara purposive sampling yaitu teknik pengambilan
Adapun kriteria pengambilan sampel penelitian ini antara lain :
1. Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berturut-turut
dari tahun 2010, 2011, 2012 dan mempublikasikan laporan keuangan yang telah
di audit per 31 Desember.
3. Merupakan laporan keuangan dengan data lengkap yaitu tanggal laporan audit
independen dan diaudit oleh akuntan publik bersertifikat sehingga lebih akurat
dan dapat dipercaya.
Tabel 3.1 Daftar Populasi
No Nama Perusahaan Kriteria
Sampel
1 2 3
1 Bank Rakyat Indonesia Argo Niaga Tbk
√ √ √ Sampel 1
2 Bank ICB Bumi Putera Tbk √ √ √ Sampel 2
3 Bank Capital Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 3
4 Bank Ekonomi Raharja Tbk √ √ √ Sampel 4
5 Bank Central Asia Tbk √ √ √ Sampel 5
6 Bank Bukopin Tbk √ √ √ Sampel 6
7 Bank Mestika Dharma Tbk √ - √ -
8 Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 7
10 Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 9
11 Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk √ √ √ Sampel 10
12 Bank Mutiara Tbk √ √ √ Sampel 11
13 Bank Danamon Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 12
14 Bank Pundi Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 13
15 Bank Jabar Banten Tbk √ √ √ Sampel 14
16 Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
√ - √
-17 Bank Kesawan Tbk √ √ √ Sampel 15
18 Bank Maspion Indonesia Tbk √ - √
-19 Bank Mandiri (persero) Tbk √ √ √ Sampel 16
20 Bank Bumi Arta Tbk √ √ √ Sampel 17
21 Bank CIMB Niaga Tbk Tbk √ √ √ Sampel 18
22 Bank Internasional Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 19
23 Bank Permata Tbk √ √ √ Sampel 20
24 Bank Sinar Mas Tbk √ √ √ Sampel 21
25 Bank Pembangunan Maluku √ - √ -
26 Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
√ √ √ Sampel 22
27 Bank Victoria Internasional Tbk √ √ √ Sampel 23
28 Bank Artha Graha Internasional Tbk √ √ √ Sampel 24
29 Bank Mayapada Internasional Tbk √ √ √ Sampel 25
30 Bank Windu Kentjana Internasional Tbk
√ √ √ Sampel 26
32 Bank Mitraniaga √ - √ -
33 Bank NISP OCBC Tbk √ √ √ Sampel 28
34 Bank National Nobu Tbk √ - √ -
35 Bank Pan Indonesia Tbk √ √ √ Sampel 29
36 Bank Himpunan Saudara 1906 Tbk √ √ √ Sampel 30
37 Bank of India Indonesia Tbk √ - √
-38 Bank Pembangunan Daerah Riau Kepri
√ - √
-39 Bank DKI √ - √
-40 Bank Nagari (BDP Sumatera Barat) √ - √
-41 Bank Sulut √ - √
-42 Bank Pembangunan Daerah Sumut √ - √
-Sumber
Tabel 3.2 Hasil Seleksi Sampel
No Keterangan Jumlah Akumulasi
1 Total perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI 42
2 Perusahaan perbankan yang tidak terdaftar di BEI secara berturut-turut selama periode 2010-2012
(12) 30
3 Data yang tersedia tidak lengkap 0 30
Jumlah Perusahaan Sampel 30
Tahun pengamatan 3
Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian (2010-2012)
90
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian adalah data dokumenter sedangkan sumber
datanya adalah data sekunder. Data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari
sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain
sebelumnya yaitu data time series dan data cross section.Menurut Umar (2003:61)
dijelaskan bahwa ‘’Data time series (data deret waktu) adalah sekumpulan data
dari suatu fenomena tertentu yang didapat dalam beberapa interval waktu,
misalnya dalam waktu mingguan , bulanan, tahunan. Sedangkan data cross section
atau data satu waktu adalah sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena
tertentu dalam suatu kurun waktu tertentu’’.
Adapun data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah informasi pada
periode 2010, 2011, 2012 antara lain rasio lancar, total penjualan dan tanggal
dikeluakannya opini audit yang tertera pada laporan keuangan auditan. Sumber
data adalah laporan keuangan perusahaan sampel yang didapatkan dari situs
www.idx.co.id dan ICMD ( Indonesia Capital Market Directory).
3.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode
dokumentasi yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara mempelajari,
mengklasifikasikan, menganalisis data, catatan atau dokumen perusahaan sesuai
dengan data yang diperlukan berupa laporan auditor independen,laporan keuangan
www.idx.co.id) dengan cara mendownload laporan keuangan perusahaan yang
dibutuhkan.
3.5 Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah dan metode analisis, maka variabel variabel penelitian yang terdiri dari :
1) Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan atau
mempengaruhi variabel lain yang menjadi penyebab berubah atau
timbulnya variabel terkait.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah :
1. Ukuran perusahaan
Ukuran perusahaan dapat diukur dari beberapa segi yang
menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Dalam penelitian ini
ukuran perusahaan dinyatakan dengan total aset yang akan dihitung
dengan menggambarkan logaritma naturan atas total aset.
2. Kualitas Auditor
Reputasi KAP tercermin dari ada atau tidaknya afiliasi
KAP tersebut dengan KAP big four. Variabel ini diukur dengan
menggunakan variabel dummy. Dimana KAP yang berafiliasi
dengan KAP big four diberi kode 1 dan KAP yang tidak berafiliasi
dengan KAP big four diberi kode 0.
3. Audit Report Lag
Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian
lamanya hari yang dibutuhkan untuk memperoleh laporan auditor
independen atas laporan keuangan tahunan perusahaan, sejak
tanggal tahun tutup buku perusahaan yaitu 31 desember sampai
tanggal yang tertera pada laporan auditor independen
2) Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dijelaskan atau yang
dipengaruhi oleh variabel independen yang menjadi akibat dari variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit
timeliness yang diukur dengan menggunakan variabel dummy dimana
angka 0 diberikan jika perusahaan menyampaikan laporan tepat waktu
yakni paling lambat akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan tahunan
(tanggal 1 Jan - 31 Maret) dan angka 1 diberikan jika perusahaan
menyampaikan laporan keuangan tidak tepat waktu yaitu setelah akhir
bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan (setelah tanggal 31
Maret).
Defenisi operasional menjelaskan kakteristik dari objek ke dalam
elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan
dioperasionalisasikan dalam riset (Jogiyanto, 2004:62). Defenisi operasional
3.6 Teknik Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
logistik (logistic regression) dengan menggunakan SPSS versi 22. Penggunaan
alat regresi logistik (logistic regression) adalah karena variabel dependen yaitu
ketepatan waktu pelaporan keuangan (audit timelines) bersifat dummy. Asumsi
normal distribution tidak dapat dipenuhi karena variabel bebas merupakan
campuran antara variabel kontinyu (metrik) dan katagorial (non-metrik). Dalam
hal ini dapat dianalisis dengan regresi logistik (logistic regression) karena tidak
perlu asumsi normalitas data pada variabel bebasnya (Ghozali, 2013).Adapun
yang menjadi teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu:
3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskriptifkan
variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu audit timeliness, ukuran perusahaan,
kualitas auditor, opini audit, audit report lag pada perusahaan perbankan
yang terdaftar di BEI. Statistik deskriptif akan memberikan gambaran
umum dari setiap variabel penelitian. Alat analisis yang digunakan adalah
nilai rata-rata (mean), distribusi frekuensi, nilai minimum dan maksimum
serta standar deviasi (standard deviation).
3.6.2 Pengujian Model
3.6.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Fit Model)
Dalam penelitian ini pertama kali akan dilakukan
tes statistik digunakan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk
menilai model ini adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
H1 : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Dari hipotesis tersebut hipotesis nol harus ditolak agar
model fit dengan data. statistik yang digunakan menggunakan
statistik Likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas
bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input.
Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan
menjadi - 2 Log Likelihood atau -2LL. Penurunan likehood (-2LL)
menunujukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata
lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.Log Likelihood
pada regresi logistik mirip dengan pengertian “Sum of Square
Error” pada model regresi, sehingga penurunan Log Likelihood
menunjukkan model regresi yang semakin baik (Ghozali, 2013).
3.6.2.2 Menguji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test)
Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan
Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test. Hosmer and
Lemeshow’s Goodness of Fit Test menguji hipotesis nol bahwa
data empiris cocok atau sesuai dengan model (tidak ada perbedaan
antara model dengan data sehingga model dapat dikatakan fit).
sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol ditolak
yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai
observasinya sehingga Goodness fit model tidak baik karena
model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai
statistik Hosmer andLemeshow’s Goodness of Fit Test lebih besar
dari 0,05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model
mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan
model dapat diterima karena cocok dengan data
observasinya.(Ghozali, 2013).
3.6.2.3Koefisien Determinasi (Negelkerke R Square)
Cox and Snell R Square dan Nagelkerke R Square
merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R2 dalam multiple
regression yang didasarkan pada teknik estimasi Likelihood.
Nagelkerke R Square lebih mudah diinterpretasikan daripada Cox
and Snell R Square sehingga untuk mengetahui seberapa besar
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel
independen dapat dilihat dari nilai Nagelkerke R Square.
Nagelkerke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox
dan Snell untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 (nol)
sampai 1 (satu). Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox
dan Snell‟s R2 dengan nilai maksimumnya. Nilai Nagelkerke’s R
Square dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple