• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keasaman Tanah Terhadap Nilai Aluminium Dapat Ditukar Pada Tanah Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Keasaman Tanah Terhadap Nilai Aluminium Dapat Ditukar Pada Tanah Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEASAMAN TANAH TERHADAP NILAI ALUMINIUM DAPAT DITUKAR PADA TANAH DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

KARYA ILMIAH

(2)

PENGARUH KEASAMAN TANAH TERHADAP NILAI ALUMINIUM DAPAT DITUKAR PADA TANAH DI PUSAT

PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

KARYA ILMIAH

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

ANNISA MAHAR 082401015

PROGRAM STUDI D 3 KIMIA ANALIS DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PERSETUJUAN

Judul : PENGARUH KEASAMAN TANAH TERHADAP

NILAI ALUMINIUM DAPAT DITUKAR PADA TANAH DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

Kategori : KARYA ILMIAH

Nama : ANNISA MAHAR

Nim : 082401015

Program Studi : DIPLOMA 3 KIMIA ANALIS Departemen : KIMIA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Disetujui di Medan, Mei 2011

Diketahui / Disetujui oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing

Dra. Emma Zaidar Nasution, M.Si Dr. Marpongahtun, M.Sc NIP : 195512181987012001 NIP: 196111151988032002

Mengetahui

(4)

PERNYATAAN

PENGARUH KEASAMAN TANAH TERHADAP NILAI ALUMINIUM DAPAT DITUKAR PADA TANAH DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT MEDAN

KARYA ILMIAH

Saya mengakui bahwa karya ilmiah ini adalah hasil kerja sendiri, kecuali beberapa kutipan dari ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Mei 2011

(5)

ABSTRAK

Telah dilakukan pengujian penentuan nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) dan pH dari tanah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada penentuan nilai Aldd tanah dengan pengekstraksi menggunakan larutan KCl pH = 3,70. Nilai pH yang diukur dengan larutan pengekstrak KCl dan H2O. Dari hasil pengukuran diperoleh

nilai pH tanah yang lebih rendah dalam larutan KCl dibandingkan dalam larutan H2O.

(6)

EFFECT SOIL ACIDITY OF VALUE ALUMINIUM CAN BE EXCHANGED ON THE SOIL IN PALM OIL RESEARCH CENTER MEDAN.

ABSTRACT

Determination the value of Aldd (Aluminium can be exchanged) and pH value of soil at Palm Oil Research Center (PPKS) Medan has been done. Determining the value of Aldd soil with KCl solution of pH 3,70. Measured pH value by KCl extraction solution and H2O. The results obtained by measuring the soil pH value lower in KCl

solution than in H2O solution. Filtrate was titration by 0,1 N NaOH solution with

(7)

PENGHARGAAN

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah ini yang diberi judul “ PENGARUH KEASAMAN TANAH TERHADAP NILAI Aldd (ALUMINIUM DAPAT DITUKAR) TANAH DI PPKS MEDAN”. Karya ilmiah ini disusun untuk melengkapi salah satu persyaratan agar dapat menyelesaikan pendidikan di program studi Diploma 3 Kimia Analis FMIPA USU.

Di dalam masa penulisan Karya Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, dan juga perhatian dari berbagai pihak baik bantuan moril maupun bantuan materil. Dengan demikian penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Elfirizal dan Ibunda Masria tercinta serta kedua saudara perempuan Kak Ame dan Adinda Hadidah, yang telah memberikan doa dan dukungan baik secara materil maupun moril.

2. Dr. Marpongahtun, M.Sc, selaku dosen pembimbing, yang telah banyak membantu memberikan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan.

3. Dr. Rumondang Bulan,MS & Drs. Albert P. M.Sc selaku ketua & sekretaris Departemen Kimia FMIPA USU.

4. Dra. Emma Zaidar Nst, M.Si & Dra. Herlince Sihoteng, M.Si selaku ketua & sekretaris program studi Diploma 3 Kimia.

5. Dr. Tjahjono Herawan selaku Manager Laboratorium Pelayanan di PPKS Medan.

6. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada sahabat Dessy Yasinta, Aurora dan Husna yang telah memberikan dukungan, saran dan nasehat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Ilmiah ini.

7. Teman-teman seperjuangan stambuk 2008 Kimia Analis FMIPA USU, yang tidak dapat disebutkan satu per satu, serta teman - teman kos di gang rela sipirok.

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN i

PERNYATAAN ii

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

PENGHARGAAN v

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Permasalahan 2

1.3. Tujuan 3

1.4. Manfaat 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tanah 4

2.2. Koreksi Keasaman Tanah 6

2.3. Lahan Gambut 8

2.4. Pengertian Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada tanah 10

BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1. Alat dan Bahan 13

3.1.1. Alat-alat 13

3.1.2. Bahan-bahan 13

3.2. Prosedur percobaan 14

3.2.1. Pembuatan Larutan 14

3.2.2. Preparasi Sampel 15

3.2.2.1. Mengeringkan Sampel Tanah 15

3.2.2.2. Menghaluskan Sampel Tanah 15

3.2.3. Analisis pengaruh pH Tanah pada

Penetapan Aluminium dapat ditukar ( Aldd) 16

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil 17

4.2. Pembahasan 19

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 22

5.2. Saran 22

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 KRITERIA PENILAIAN HARA TANAH 10

Tabel 1.2 Nilai pH Tanah 17

(10)

ABSTRAK

Telah dilakukan pengujian penentuan nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) dan pH dari tanah di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Pada penentuan nilai Aldd tanah dengan pengekstraksi menggunakan larutan KCl pH = 3,70. Nilai pH yang diukur dengan larutan pengekstrak KCl dan H2O. Dari hasil pengukuran diperoleh

nilai pH tanah yang lebih rendah dalam larutan KCl dibandingkan dalam larutan H2O.

(11)

EFFECT SOIL ACIDITY OF VALUE ALUMINIUM CAN BE EXCHANGED ON THE SOIL IN PALM OIL RESEARCH CENTER MEDAN.

ABSTRACT

Determination the value of Aldd (Aluminium can be exchanged) and pH value of soil at Palm Oil Research Center (PPKS) Medan has been done. Determining the value of Aldd soil with KCl solution of pH 3,70. Measured pH value by KCl extraction solution and H2O. The results obtained by measuring the soil pH value lower in KCl

solution than in H2O solution. Filtrate was titration by 0,1 N NaOH solution with

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kelapa sawit dapat tumbuh dibeberapa jenis tanah seperti tanah podsolik,

latosol, hidromorfik kelabu, regosol, andosol, dan aluvial. Kemampuan kelapa sawit

untuk berproduksi di setiap tanah akan berbeda. Hal ini disebabkan sifat fisik dan

kimia setiap jenis tanah berbeda, sehingga tingkat kesuburannya pun berbeda.

Sementara itu, perlu diketahui juga beberapa jenis dan kondisi tanah yang tidak baik

bagi kelapa sawit di antaranya drainase yang buruk, tanah lateritic (banyak

mengandung mineral besi), dan tanah pasir (Sunarko,2009).

Kadar hara tanah atau kandungan hara tanah dari kebun wilayah Sumatera

menunjukkan bahwa secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak

rendah. Keasaman (pH) tanah berkisar 4,7 - 5,5 yang tergolong agak rendah. Kadar

karbon (C-organik) tanah lapisan atas berkisar 1 - 4,4 yang tergolong rendah hingga

sedang, selanjutnya pada lapisan bawah berada dibawah 2% berkisar 0,15 - 1,45%

yang tergolong rendah (Witjaksana.,et al,2003).

Tanah asam yang menjadi biang keladi kemerosotan produksi kebanyakan

tanaman terbesar cukup luas di Indonesia. Daerah-daerah dengan curah hujan tinggi

dan tanah organik yang menonjol seperti Sumatera Tengah, Sumatera Barat,

Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jawa dan Irian Jaya

merupakan daerah-daerah yang tanahnya asam. Begitu pula daerah kawasan industri

(13)

sifat-sifat: daya simpan dan daya isap air sangat tinggi, kapasitas penyangga basa

sangat besar, ada keracunan Al, Fe, dan Mn, tersedianya fosfat, Mo, Mg, Ca dan K

rendah, kapur dan mg dapat tertukar rendah, kegiatan mikroba dan pengikatan N

menurun, kandungan P, N dan Mo rendah, dapat disertai kekurangan S, Cu, dan

lain-lain.

Perkebunan kelapa sawit merupakan salah satu faktor penting dalam

perkembangan perekonomian di Indonesia. Untuk mendapatkan kelapa sawit yang

berkualitas tinggi diperlukan berbagai faktor pendukung salah satu diantaranya

pengaruh keasaman tanah terhadap nilai Aldd. Namun pada tanah yang akan dijadikan

sebagai lahan perkebunan kelapa sawit ini belum diketahui nilai pH dan Aldd nya dan

pengaruh terhadap tanah tersebut. Oleh karena itu, perlu dilakukan penentuan nilai pH

dan Aldd pada tanah yang akan dijadikan indikator pada kesuburan tanah.

Koreksi keasaman tidak dimaksudkan untuk menciptakan tanah netral atau pH

7, melainkan sedikit asam (kira-kira pH 6,5) yang cocok bagi pertumbuhan berbagai

macam tanaman. Al itulah sebenarnya yang menimbulkan problem pada tanah asam,

karena menghambat ketersediaan zat hara yang diperlukan tanaman (Kuswandi,1993).

Berdasarkan hal ini, maka penulis tertarik melakukan analisa terhadap

“Pengaruh Keasaman Tanah terhadap nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada

(14)

1.2. Permasalahan

Berapakah nilai pH dan nilai Aluminium dapat ditukar yang diperoleh pada

sampel tanah kelapa sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan?

1.3. Tujuan

Tujuan dari analisa tersebut adalah

- Untuk menentukan nilai pH pada sampel tanah perkebunan kelapa sawit

- Untuk mengetahui nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada sampel

tanah perkebunan kelapa sawit

- Untuk mengetahui tingkat kesuburan tanah berdasarkan nilai pH dan Aldd

(Aluminium dapat ditukar).

1.4. Manfaat

Manfaat dari analisa tersebut adalah untuk memberikan informasi mengenai

nilai pH dan Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada sampel tanah kelapa sawit yang

(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Tanah

Tanah adalah hasil pengalihragaman bahan mineral dan organik yang

berlangsung dimuka daratan bumi dibawah pengaruh faktor-faktor lingkungan yang

bekerja selama waktu sangat panjang, dan mewujud sebagai suatu tubuh dengan

organisasi dan morfologi tertakrifkan. Tanah adalah salah satu sistem bumi, yang

bersama dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alami dan atmosfer, menjadi inti

fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam

masalah lingkungan hidup, merupakan kimia lingkungan dan membentuk landasan

hakiki bagi kemanusiaan.

Fungsi-fungsi vital yang dikerjakan tanah dalam ekosistem mencakup:

1) Memberlanjutkan kegiatan, keanekaan, dan produktivitas hayati

2) Mengatur dan membagi-bagi aliran air dan larutan

3) Menyaring, menyangga, mendegradasi, imobilisasi, dan detoksifikasi

(16)

Bahan tanah tersusun atas empat komponen, yaitu bahan padat mineral, bahan

padat organik, air, dan udara. Bahan padat mineral terdiri atas sibir batuan dan mineral

primer, lapukan batuan dan mineral, serta mineral skunder. Bahan padat organik terdiri

atas sisa dan rombakan jaringan jasad, terutama tumbuhan, zat humik, dan jasad hidup

penghuni tanah, termasuk akar tumbuhan hidup. Air mengandung berbagai zat terlarut.

Maka disebut juga larutan tanah. Udara tanah berasal dari udara atmosfer, akan tetapi

mengalami perubahan susunan karena saling tidaknya dengan tanah.

Bahan padat organik merupakan komponen terbesar maka tanah berkelakuan

sebagai bahan padat. Bahan padat membentuk kerangka tanah. Air dan udara tanah

mengisi pori-pori di antara kerangka tanah. Oleh karena itu menempati ruangan yang

sama, antara air dan udara tanah selalu terjadi persaingan dalam menempati pori.

Dalam tanah basah, kebanyakan pori terisi air dan dapat menyebabkan terjadinya

kahat udara. Sebaliknya, dalam tanah kering kebanyakan pori ditempati udara dan

dapat menyebabkan terjadinya kahat air (Notohadiprawiro, 1998).

Sifat fisik tanah merupakan faktor penting dalam pertumbuhan tanaman. Sifat

fisik tanah di antaranya tekstur, struktur, konsistensi, permeabilitas, ketebalan atau

kedalaman tanah (solum), dan kedalaman permukaan air tanah. Ciri-ciri fisik tanah

yang cocok untuk kelapa sawit di antaranya tanah yang gembur, subur, bertekstur

lempung berpasir, strukturnya tanah kuat, dan drainase yang baik.

Sifat kimia tanah yang perlu diperhatikan meliputi keasaman tanah dan

kandungan hara yang ada dalam tanah. Kandungan hara yang tinggi sangat baik untuk

pertumbuhan vegetatif dan generatif kelapa sawit. Unsur hara meliputi unsur hara

(17)

menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur hara dalam tanah. Tanaman kelapa

sawit dapat tumbuh pada pH 4 - 6,5 dengan pH optimum 5 - 5,5 (Sunarko, 2009).

Berbeda dengan faktor-faktor iklim yang polanya dapat berfluktasi dari tahun

ketahun, sifat-sifat tanah dapat dikatakan konstan, walaupun untuk suatu jangka waktu

yang panjang, karena proses pelapukan, sifat-sifat tersebut dapat mengalami

perubahan. Demikian pula derajat kesuburan tanah dapat meningkat atau menurun,

tergantung dari tindakan manusia dalam memanfaatkan tanah. Tanah mempunyai

sejumlah besar jenis. Tiap jenis tanah memiliki sifat yang berbeda, baik kimia maupun

fisikanya. Jenis tanah turut mempengaruhi berbagai aspek penting bagi pertumbuhan

tanaman, seperti seberapa besar kandungan unsur hara, mudah tidaknya

unsur-unsur hara tersebut diserap oleh akar tanaman, besarnya kemampuan menahan air, dan

lain-lain.

2.2. Koreksi Keasaman Tanah

Nilai pH tanah tidak sekedar menunjukkan suatu tanah asam atau alkali, tetapi

juga memberikan informasi tentang sifat-sifat tanah yang lain, seperti ketersediaan

fosfor, status kation-kation basa, status kation atau unsur racun, dsb. Kebanyakan

tanah-tanah pertanian memiliki pH 4 hingga 8. Tanah yang lebih asam biasanya

ditemukan pada jenis tanah gambut dan tanah yang tinggi kandungan aluminium atau

(18)

Tanah dapat dipilahkan berdasarkan reaksi tanah atau pH sebagai berikut:

Reaksi Tanah pH

Luar biasa masam < 4,0

Sangat masam 4,0 - 5,0

Masam 5,0 - 6,0

Agak masam 6,0 - 7,0

Agak basa 7,0 - 8,0

Basa 8,0 - 9,0

Sangat basa 9,0 - 10,0

Luar biasa basa > 10,0

Kebanyakan tanah mempunyai pH antara 5,0 dan 8,0. Di kawasan basah, tanah

permukaan biasanya mempunyai pH 4,0 sampai 6,0. Secara umum pH optimum tanah

mineral ialah sekitar 6,5 sedangkan pada tanah organik ialah sekitar 5,5. Namun

perkecualian, misalnya tanaman teh lebih suka pH antara 4,0 dan 5,0 dan tanaman

legum pada umumnya lebih suka pH yang mendekati 7,0 (Notohadiprawiro, 1998).

Pengaruh terbesar yang umum dari pH terhadap pertumbuhan tanaman adalah

pengaruhnya terhadap ketersedian unsur hara. pH tanah dihubungkan dengan

persentase kejenuhan Basa. Jika kejenuhan basa kurang dari 100%, suatu penigkatan

pH tanah dikaitkan dengan suatu peningkatan jumlah kalsium dan magnesium didalam

larutan tanah (http//www.wordpress.com.sifat-kimia-tanah).

Hidrogen (H) merupakan bagian penting setiap asam. Pada tanah asam, H

bergabung dipermukaan partikel halus liat dan humus, disebut koloid. Fraksi

permukaan yang bergabung dengan H menentukan intensitas keasaman. Koloid tidak

(19)

suspensi yang lebih atau kurang stabil; contohnya air lumpur. Bila bergabung dengan

H, koloid dapat bersifat tak terlarut, berupa padatan atau asam.

Disamping kerja langsung unsur H, Ca, dan Mg, keasaman tanah dan

pengapuran mempunyai pengaruh penting terhadap kelarutan ketersediaan dan

kadang-kadang daya racun serta elemen-elemen lain. Naiknya keasaman tanah disertai

dengan naiknya kelarutan Al, Cu, Fe, Mn dan Zn. Semuanya ini asam bukan

dikarenakan sedikitnya kebutuhan Ca, melainkan tingginya kebutuhan elemen-elemen

lainnya. Pada keasaman sedang atau kuat, kebanyakan tanah mengikat pupuk fosfat

dengan membentuk senyawa-senyawa P, Fe, dan Al yang terlarut. Oleh karena itu,

pemakaian fosfat hendaknya sering dilakukan dengan jumlah cukup untuk diserap

tanaman. Pada kondisi netral , Fe dan Al jauh kurang terlarut, dan banyak fosfat

bergabung dengan Ca dalam bentuk lebih tersedia (Kuswandi, 1993).

2.3. Lahan Gambut

Sifat gambut secara fisik berwarna hitam dengan kandungan air yang tinggi

(lebih dari 50%). Kapasitas serat air dan porositas lahan gambut tinggi (20 kali berat

kering), tgetapi drainasenya kurang baik untuk lahan perkebunan kelapa sawit. Sifat

kimia lahan gambut memiliki kandungan P, K, Cu, B, dan Zn yang rendah (lebih

rendah dari tanah mineral). Derajat pH lahan gambut kurang dari 3,5 dengan

(20)

Keunggulan lahan gambut untuk perkebunan kelapa sawit, di antaranya

topografi datar, penggunaan lahan lebih mudah dibandingkan lahan yang berbukit.

Lahan gambut memiliki potensi produktivitas yang tinggi dengan teknik budi daya

yang tepat. Kelemahan lahan gambut di antaranya pH asam, miskin hara mikro,

drainase buruk, kering tidak balik (irrevesible drying), dan kesuburan yang relatif

rendah. Teknik budi daya di lahan gambut hampir sama dengan teknik di lahan

mineral. Teknik pembukaan lahan gambut memerlukan identifikasi lahan, di antaranya

jenis gambut, ketebalan gambut, muka air tanah, topografi, dan vegetasi (Sunarko,

2009).

Keasaman tanah sering dinyatakan dengan nilai pH. Keasaman (pH) suatu

larutan berkaitan dengan jumlah asam-asam lemah yang ada dalam larutan. Keasaman

(pH) hanya mengukur jumlah ion H+ aktif dalam larutan yang disebut keasaman aktif.

Seluruh ion H+ atau yang disebut keasaman total dapat ditetapkan hanya dengan titrasi.

Sumber keasaman atau yang berperan dalam menentukan keasaman pada tanah

gambut adalah pirit (senyawa sulfur) dan asam-asam organik. Pada pH 3,0 - 4,5 yang

berperan dalam keasaman adalah Al3+ yang dapat dipertukarkan (Aldd). Pada pH 4,5 -

5,5 dan makin mendekati pH 5,5 maka peranan ion hidroksida Al dan Hdd makin

bertambah. Pada pH > 5,5 sumber keasaman utama bukan lagi dari Aldd, tetapi Hdd dan

H+ yang terdisosiasi dari ikatan OH, H+ yang terdapat pada oksida dan oksida berair

Fe dan Al, gugus ›› AlOH yang berada di tepi mineral lempung silikat, dan gugus

fenolik dan karboksil dari bahan organik tanah. Gambut dangkal mempunyai pH

antara 4,0 – 5,1, sedangkan gambut dalam mempunyai pH antara 3,1 – 3,9 (Noor,

(21)

Ion H+ dalam tanah dapat berada dalam keadaan terserap pada permukaan

kompleks kolodial atau sebagai ion bebas dalam larutan tanah. Ion H+ yang terserap

menentukan keasaman potensial atau tertukar, sedang yang bebas menentukan

kemasaman aktif atau aktual. Keasaman potensial dan aktual secara bersama

menentukan total. pH yang diukur pada suspensi tanah dalam air menunjukkan

keasaman aktif oleh karena air tidak dapat melepaskan H+ yang terserap, pH yang

diukur pada suspensi tanah dalam larutan garam netral (misalnya KCl) menunjukkan

keasaman total oleh karena K+ dapat melepaskan H+ yang terserap dengan mekanisme

penukaran (Notohadiprawiro, 1998).

2.4. Pengertian Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada tanah

Aluminium (Al) adalah metal yang dapat dibentuk, dan karenanya banyak

digunakan, sehingga terdapat banyak pada berbagai jenis makanan. Sumber alamiah

Al terutama adalah bauxite dan cryolit. Industri kilang minyak. Peleburan metal, serta

lain-lain industri pengguna Al merupakan sumber buatan. Aluminium merupakan

suatu elemen logam dengan simbol Al, merupakan logam yang lunak dan tidak kuat.

Apabila dikombinasikan dengan logam/elemen lain akan menambah kekuatan dan

kegunaannya semakin meluas (www.pdf/pengertian-aluminium).

Aluminium dapat ditukar dapat diekstrak dari contoh tanah dengan garam KCl

(22)

optimum 5 - 5,5. Sedangkan pada lahan gambut pH asam, miskin hara mikro, drainase

buruk, kering tidak balik (irreversible drying), dan kesuburan yang relatif rendah.

Selain itu, risiko hama dan penyakit juga banyak terdapat di lahan ini.

Dalam kisaran pH 6,0 - 7,0 hampir semua hara tumbuhan tersediakan dalam

jumlah optimum. Pada pH di bawah 6,0 dapat terjadi kekahatan hara Ca, Mg, dan K.

Sebaliknya dalam tanah sangat masam sampai luar biasa masam unsur-unsur Al, Fe,

Mn, Cu, dan Zn dapat meningkatkan ketersediaanya dalam kadar sangat tinggi

sehingga meracun. Sebaliknya, pada reaksi tanah sangat basa, kadar unsur hara mikro

terlarutkan sangat rendah yang dapat menjadi kahat. Kerendahan ketersediaan

berkaitan dengan kecendrungan unsur-unsur terendapkan sebagai senyawa hidroksida

yang tidak larut berupa Al (OH)3, Fe(OH)3, Mn(OH)4, Cu (OH)2, Zn(OH)2

(Notohadiprawiro,1998).

Pengaruh keracunan Al terutama membatasai kedalaman maupun percabangan

akar, sehingga akan menghambat daya serap tanman terhadap hara lain. Pada beberapa

tanaman, keracunan Al memperlihatkan gejala daun yang mirip defisiensi P,

kekerdilan menyeluruh, dedaunan mengecil berwarna hijau gelap dan lambat matang,

batang, daun dan urat berwarna ungu, ujung daun menguning dan mati.

Secara fisiologis dan biokimiawi, keracunan Al menyebabkan: (1)

terganggunya pembelahan sel pada pucuk akar dan akar lateralnya; (2) pengerasan

dinding sel akibat terbentuknya jalinan peptin abnormal; (3) berkurangnya replikasi

DNA akibat meningkatnya kekerasan helix ganda DNA; (4) terjadinya penyematan

(fiksasi) P dalam tanah menjadi tidak tersedia atau pada permukaan akar; (5)

(23)

pengangkutan dan penggunaan beberapa unsur esensial seperti Ca, Mg, K, P dan Fe (

Hanafiah, 2005).

Tabel 1.1 KRITERIA PENILAIAN HARA TANAH

Unsur/ Tetapan

Nilai

Sangat

rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

pH ( H2O) < 4,5 4,5 – 5,5 5,6 – 6,5 6,6 – 7,5 > 7,5

C % < 1,0 1,0 - 2,0 2,1 – 3,0 3,1 – 5,0 > 5,0

N % < 0,10 0,10 – 0,20 0,21 – 0,30 0,31 – 0,50 > 0,5

C/N < 5,0 5,0 – 7,9 8,0 – 12,0 12,1 – 17,0 > 17,0

P-tersedia (ppm, Bray 2)

< 8 8 – 15 16 – 30 31 – 35 > 35

K-dd (me/100g) < 0,2 0,2 – 0,3 0,4 – 0,7 0,8 – 1,0 > 1,0

Na-dd

(me/100g) < 0,1 0,1 – 0,3 0,4 – 0,7 0,8 – 1,0 > 1,0

Ca-dd

(me/100g) < 2 2 – 5 6 – 10 11 – 20 > 20

Mg-dd

(me/100g) < 0,2 0,2 – 0,3 0,4 – 0,5 0,6 – 1,0 > 1,0

Al-dd

(me/100g) < 15 15 - 20 21 – 30 31 - 60 > 60

KTK (me/100g) < 5 5 – 12 13 – 25 26 – 40 > 40

Kejenuhan

(24)

BAB 3

BAHAN DAN METODE PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan dalam percobaan

3.1.1 Alat-alat

− Tabung sentrifusi

− Pengaduk listrik

− Erlenmeyer 250 mL (pyrex)

− Corong

− Statif dan klem

− Buret otomatis (pyrex)

− pH meter

− Sentrifuge ( V= 2500 rpm)

3.1.2. Bahan-bahan

− Sampel tanah

− Larutan KCl 1N ( merck)

− Kertas saring Whatman 42

− Indikator pp 1%

− Larutan NaOH 0,1N (merck)

− Larutan HCl 0,1N (merck)

(25)

3.2. Prosedur Percobaan

3.2.1. Pembuatan Larutan

Larutan KCl 1N

74,6 gram KCl dimasukkan kedalam gelas beaker dilarutkan dengan H2O, lalu

dimasukkan ke labu ukur 1L dan dipenuhkan dengan H2O sampai garis batas

Larutan NaOH 0,1N

4 gram NaOH dimasukkan kedalam gelas beaker dilarutkan dengan H2O, lalu

dimasukkan ke labu ukur 1L dan dipenuhkan dengan H2O sampai garis batas

Larutan NaF (Natrium Flourida) 4%

4 gram NaF dimasukkan kedalam gelas beaker dilarutkan dengan H2O, lalu

dimasukkan ke labu ukur 100 mL dan dipenuhkan dengan H2O sampai garis

batas

Larutan HCl 0,1N

8,3 mL HCl(p) 37% diencerkan dengan H2O didalam gelas beaker, lalu

dimasukkan ke labu ukur 1L dan dipenuhkan dengan H2O sampai garis batas

Larutan pp 1%

1 gram pp dimasukkan kedalam gelas beaker dan dilarutkan dengan alkohol

95%, lalu dimasukkan ke labu ukur 100 mL lalu dipenuhkan dengan alkohol

(26)

3.2.2. Preparasi Sampel

3.2.2.1. Mengeringkan Sampel Tanah

− Sampel tanah yang diterima diberi nomor laboratorium secara teratur,

kemudian diserakkan diatas tampah dengan tangan dan sisa-sisa tanaman serta

akar-akar yang kasar dibuang.

− Tampah yang berisi sampel tanah disusun secara teratur diatas rak pengering

yang terbuat dari kayu didalam ruang pengering

− Setiap hari sampel tanah diremas-remas agar cepat kering. Setelah sampel

tanah kering udara, maka dapat segera ditumbuk atau dihaluskan.

3.2.2.2. Menghaluskan Sampel Tanah

- Sampel tanah yang sudah kering udara ditumbuk perlahan-lahan dengan

menggunakan alu kayu dan lumpang porselin.

− Tanah yang sudah ditumbuk sebagian diayak dengan ayakan berukuran 2 mm

dan dimasukkan ke dalam mangkuk plastik bertutup dengan ukuran 100 mL,

sebagian lagi diayak dengan ayakan berukuran 0,5 mm dan dimasukkan

kedalam mangkuk plastik bertutup dengan ukuran 30 mL.

− Sampel tanah yang ada dalam mangkuk plastik diberi nomor laboratorium

untuk selanjutnya dilakukan analisis.

− Sisa sampel dari tanah dimasukkan kembali ke dalam tempatnya semula

dilengkapi dengan label aslinya dan dicatat nomor laboratoriumnya, lalu

disimpan dengan teratur di atas rak-rak penyimpan sampel tanah dengan tujuan

(27)

3.2.3. Analisis pengaruh pH Tanah pada Penetapan Aluminium dapat ditukar ( Aldd)

− Timbang 10 g sampel tanah < 2 mm kering udara dimasukkan kedalam

tabung sentrifusi dan disediakan juga untuk blanko ( untuk tanah gambut

cukup 5 g saja )

− Ditambahkan 25 mL KCl 1 N, dikocok dengan pengocok listrik selama 2

menit. Ini berguna untuk pengekstraksi

− Didiamkan beberapa saat, lalu disentrifusi selama 5 menit dengan kecepatan

2500 rpm

− Disaring dengan kertas saring Whatman No. 42 ke dalam labu erlenmeyer

− Ditambahkan 25 mL larutan KCl, dikocok didiamkan, lalu disentrifusi,

disaring dan diulangi hingga filtrat 100 mL

− Diukur pH filtrat, sebelum contoh diukur alat dikalibrasi terlebih dahulu

dengan larutan penyangga pH 7,0 dan pH 4,0

− Filtrat ditambah 10 tetes larutan indikator pp 1%, kemudian dititrasi dengan

larutan NaOH 0,1 N sampai berwarna merah rose

− Filtrat ditambah 1 tetes / lebih larutan HCl 0,1 N sampai warna merah rose

hilang

− Ditambah 10 mL larutan NaF 4 %, digoyang-goyang selama 1 menit

(28)

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

[image:28.595.107.533.237.387.2]

A. Nilai pH Tanah dari hasil analisis yang dilakukan, dipaparkan pada tabel 1.2

Tabel 1.2 Nilai pH Tanah

No. Lab Jenis Tanah Nilai pH dalam H2O Nilai pH dalam KCl

35 Tanah mineral 4,88 3,70

39 Tanah mineral 4,83 3,72

2016 Tanah gambut 3,81 3,06

2017 Tanah gambut 3,81 3,05

B. Nilai Aldd ( Aluminium dapat ditukar) dari hasil analisis yang dilakukan, dipaparkan pada Tabel 1.3

Tabel 1.3 Nilai Aldd ( Aluminium dapat ditukar)

Normalitas HCl = 0,10745 N

No.

Lab Jenis Tanah

Vol. Titrasi Berat Sampel Kering pada T

105 oC (gram)

Nilai Aldd ( me/ 100 gram) Blanko (mL) HCl (mL)

35 Tanah Mineral 0,02 1,88 9,5486 2,11

39 Tanah Mineral 0,02 2,90 9,5886 3,25

2016 Tanah Gambut 0,02 2,00 4,1111 5,2224

[image:28.595.100.553.498.675.2]
(29)

Contoh perhitungan :

A. Untuk sampel no 35

Aldd (me/100 g) = Volume titrasi HCl × NHCl × 100

Berat contoh kering (105o C)

= 1,88 × 0,10745 × 100 9,5486

= 2,1155 me/100 g.

B. Untuk sampel 2016

Aldd (me/100g) = Volume titrasi HCl × NHCl × 100

Berat contoh kering (105o C)

= 2,00 × 0,10745 × 100

4,1111

(30)

4.2. Pembahasan

Dari hasil pengukuran pH tanah dengan nomor lab 35, 39 2016 dan 2017

diperoleh nilai pH yang rendah lebih kecil dari 5, dalam pelarut H2O, sedangkan pada

pelarut KCl, pH sampel lebih kecil dari 4, nilai pH KCl 1N biasanya ± 1 unit lebih

rendah dari pH H2O. pH KCl digunakan sebagai indeks dari keasaman tanah, pH ini

merupakan ukuran populer di tanah-tanah yang sangat asam. Dari nilai pH KCl dapat

menunjukkan Al tukar, jika pH KCl < 5,5 maka jumlah Al nyata di larutan ( Mukhlis,

2007).

Berdasarkan kriteria kesuburan tanah, pada sampel tanah mineral dan tanah

gambut bisa dikategorikan haranya rendah. Tanah ini bersifat asam, nilai pH tanah

digunakan sebagai indikator kesuburan suatu tanah , maka dalam hal ini unsur hara

yang tersedia tidak dalam jumlah yang cukup.

Kadar hara tanah atau kandungan hara tanah dari kebun wilayah Sumatera

menunjukkan bahwa secara umum kesuburan tanahnya tergolong rendah hingga agak

rendah. Keasaman (pH) tanah berkisar 4,7-5,5 yang tergolong agak rendah. Sifat kimia

tanah yang perlu diperhatikan meliputi keasaman tanah dan kandungan hara yang ada

dalam tanah. Kandungan hara yang tinggi sangat baik untuk pertumbuhan vegetatif

dan generatif kelapa sawit. Unsur hara meliputi unsur hara makro dan mikro,

sementara itu keasaman tanah (pH) menentukan ketersediaan dan keseimbangan unsur

hara dalam tanah. Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh pada pH 4 - 6,5 dengan pH

(31)

Nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) pada percobaan diperoleh sangat

beragam pada sampel dengan nomor lab. 35 dan 36 nilai Aldd tanahnya sangat rendah

yaitu < 4 me/100 g, sedangkan pada sampel 2016 dan 2017 nilai Aldd tanah < 6

me/100 g, ini menunjukkan tanah tersebut bersifat asam.

Pada pH 4,7 - 7,8 hanya sedikit jumlah Al-larut dalam tanah, pada tanah

mineral masam kadar Al-larut berkisar antara 1,5 - 23 ppm, pada pH 4,5 antara 0 - 12

ppm, pada pH 4,9 antara 0 - 2 ppm. Dari uraian ini terlihat bahwa permasalahn

kimiawi/ kesuburan tanah pada tanah-tanah ini hampir semuanya bermuara pada tinggi

kelarutan Al (Hanafiah, 2005).

Keasaman dan kebasaan tanah ditandai oleh jenis kation yang terserap pada

muka partikel-partikel koloid. Kation-kation utama yang terserap ialah Al3+, H+, Na+,

K+, Ca2+, dan Mg2+. Jika lebih banyak ion Al dan H yang terserap, pH tanah menurun.

Jika ion basa lebih banyak terserap ( Na, K, Ca, dan Mg), pH tanah meningkat.

Keasaman dan kebasaan tanah bersumber dari sejumlah senyawa. Air adalah sumber

kecil ion H karena disosiasi molekul H2O lemah. Sumber-sumber besar adalah

asam-asam anorganik adan organik. Proses yang menghasilkan ion H+ ialah respirasi akar

dan jasad penghuni tanah, perombakan bahan organik, pelarutan CO2 udara dalam

lengas tanah, hidrolisis Al, nitrifikasi, oksidasi N2, oksidasi S, dan pelarutan serta

(32)

Dari data-data yang diperoleh, dapat dilihat hubungan erat keterkaitan antara

pH (keasaman) dengan nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar). Semakin tinggi pH

suatu tanah maka nilai Aldd nya akan tinggi pula, hal ini bisa mengakibatkan racun

bagi tanaman karena tingkat kesuburannya rendah. Namun apabila pH suatu tanah

rendah maka Alddnya rendah juga, ini bersifat sangat asam, dan tidak semua tanaman

(33)

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

- Nilai pH yang diperoleh pada sampel tanah kelapa sawit di PPKS Medan

adalah < 5,5.

- Nilai Aldd (Aluminium dapat ditukar) yang diperoleh pada sampel tanah

kelapa sawit di PPKS Medan adalah < 15 me/100 g

- Tingkat kesuburan tanah yang telah diketahui nilai pH dan Aldd ( Aluminium

dapat ditukar) adalah rendah.

5.2. Saran

Perlu dilakukan analisa terhadap unsur hara tanah yang lain, sebagai dasar

(34)

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah, K.A, 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.

Kuswandi, 1993. Pengapuran Tanah Pertanian. Yogyakarta : Kanisius.

Mukhlis, 2007. Analisis Tanah Tanaman. Medan : USU Press.

Noor, M, 2001. Pertanian Lahan Gambut. Yogyakarta : Kanisius.

Notohadiprawiro, T, 1998. Tanah dan Lingkungan. Jakarta : Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Sunarko, I, 2009. Budi Daya dan Pengelolaan Kebun Kelapa Sawit dengan Sistem

Kemitraan. Jakarta : PT. Agro Media Pustaka.

Witjaksana, D., Edy Sigit Sutarta, Winarna. 2003. Lahan & Pemupukan Kelapa

Sawit. Medan : Pusat Penelitian Kelapa Sawit.

http//www.pdf/pengertian-alumunium. ( Diakses pada tanggal 05 Mei 2011)

Gambar

Tabel 1.1 KRITERIA PENILAIAN HARA TANAH
Tabel 1.2 Nilai pH Tanah

Referensi

Dokumen terkait

Koleksi Audio Visual yang dimiliki oleh Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan (PPKS) merupakan koleksi yang hanya bisa digunakan di tempat dan

bahan pustaka antiquariat yang terdapat pada Perpustakaan Khusus Pusat Penelitian. Kelapa

Telah dilakukan analisa penentuan kadar minyak dan kadar asam lemak bebas (ALB) dari inti sawit di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS).. Analisa kadar minyak dilakukan

menggerakkan aktivitas dan roda keberlangsungan yang dapat memajukan perusahaan tersebut.Di Pusat Penelitian Kelapa Sawit Medan mempunyai pegawai dan karyawan yang

Gambar 1.5 Proses penyortiran kecambah kelapa sawit di Pusat Penelitian Perkebunan (PUSLITBUN) Marihat Tahun 1993. Sumber Photo: Arsip Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit

Judul Skripsi : Peran Perpustakaan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Peneliti Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Ilmu

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS)