KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)
Kantor: Komplek Simpang 5 Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229 Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001
Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@unnes.ac.id
FORMULIR
FORMAT BAHAN AJAR
No. DokumenFM-02-AKD-07 No. Revisi01 Hal 1
Tanggal Terbit
29 Februari 2016
BAHAN AJAR
PROGRAM STUDI PGSD
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2016
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
DAFTAR ISI
Hal.
Unit 1 Hakekat Pembelajaran Kelas Rangkap...
1
Pendahuluan... 1
Sub Unit 1 Hakekat Pembelajaran Kelas Rangkap ...
A. Pengertian PKR...
4
B.
Perlunya
PKR... 6
C. Tujuan, Fungsi dan Manfaat PKR...
9
D.
Prinsip-prinsip
yang Mendasari PKR...
11
Sub Unit 2 Gambaran PKR Yang Ideal dan Praktek Yang Terjadi Di Lapangan
A.
Praktek
Mengajar Kelas Rangkap di Lapangan...
20
B. PKR yang ideal/yang diinginkan...
25
Unit 2 Model Pengelolaan dan...
45
Pendahuluan... 45
Sub Unit 1 Prinsip dan Model Pengelolaan PKR ...
48
A. Model PKR 221...
49
B. Model PKR 222...
50
C. Model PKR 333 ...
52
Sub Unit 2 Prinsip Didaktik Metodik dan Prosedur Dasar PKR ...
60
A. Membuka dan Menutup Pelajaran...
61
B. Mendorong Belajar Aktif dan Membiasakan Belajar Sendiri ...
72
C. Bagaimana Mengelola Kelas PKR Yang Baik...
79
Sub Unit 3 Aneka Model Pengelolaan Kelas...
89
A. Proses Belajar Arahan Sendiri...
90
B. Proses Belajar Melalui Kerjasama...
91
Unit 3 Pengelolaan Kelas Dalam PKR...
103
Pendahuluan...
103
Sub Unit 1 Penataan Ruang Kelas...
106
A. Penataan Ruang Kelas...
107
B. Pengaturan Denah...
110
Sub Unit 2 Pengelolaan Materi...
126
A. Kelompok Belajar ...
127
B. Cara Membentuk Kelompok Belajar... 128
C. Merencanakan Kegiatan Kelompok Belajar...
131
D. Cara Meningkatkan Keterampilan Belajar Kelompok...
134
E. Memaksimalkan Pemanfaatn Sumber Belajar...
134
F. Lembar Kerja Murid...
135
G. Memanfaatkan Pusat Sumber Belajar...
138
H. Tutor Sebagai Organisator Kelas...
139
I. Memilih dan Mempersiapkan Tutor...
141
J. Keuntungan digunakan Tutor...
143
Sub Unit 3 Disiplin Kelas...
151
A. Aturan Rutin Kelas... 151
B.
Kegiatan
Siap...
153
Unit 4 Lingkungan Sebagai Sumber Belajar...
166
Pendahuluan...
166
Sub Unit 1 Sekolah Dan Guru Lain Sebagai Sumber Belajar...
169
A. Kerjasama Sesama Guru dari Satu Sekolah... 174
B. Kerjasama Sesama Guru drai Sekolah Lain...
176
Sub Unit 2 Memanfaatkan Lingkungan Sebagai Sumber Belajar...
184
A. Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belajar...
187
B. Lngkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar...
191
C. Masyarakat Sebagai Sumber Belajar...
196
Sub Unit 3 Menciptakan Lingkungan Sekolah Sebagai Sumber Belakar...
204
A. Melengkapai Ruang Kelas Dengan Berbagai Sumber Belajar...
205
B. Melengkapi Lingkungan Sekolah Dengan Berbagai Sumber Belajar...
210
Unit 5 Keterampilan Mengajar Kelompok Besar dan Kelompok Kecil Dalam PKR...
225
Pendahuluan...
225
Sub Unit 1 Hakekat Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan...
227
A.
Pengertian...
227
C. Variasi Pengorganisasian... 232
D. Hal-hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Mengajar Kelompok Kecil dan
Perorangan...
237
Sub Unit 2 Komponen Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
247
A. Keterampilan Mengadakan Pendekatan Secara Pribadi...
247
B. Keterampilan Mengorganisasikan Kegiatan... 251
C. Keterampilan Membimbing dan Memudahkan Belajar...
253
D. Keterampilan Merencanakan dan Melaksanakan KBM...
256
Unit 6 Menyusun Rencana Pembelajaran Kelas Rangkap...
270
Pendahuluan...
270
Sub Unit 1...
Analisis Kurikulum Pendidikan SD 2004 dan Prosedur Dasar Pengembangan
Instruksional...
273
A. Karakteristik Kurikulum SD Tahun 2004, KTSP...
274
B. Prosedur Dasar Pengembangan Pembelajaran...
277
Sub Unit 2...
Perumusan tujuan, Penataan Materi dan Kegiatan Pembelajaran Kelas Rangkap
288
A. Menggunakan GBPP...
289
B. Merumuskan Tujuan Belajar...
294
C. Memilih Bahan Belajar...
297
D. Menyusun Rancangan Kegiatan Belajar...
298
Sub Unit 3...
Penilaian Dalam Pembelajaran Kelas Rangkap...
303
A. Penialaian Terhadap Pelaksanaan PKR...
303
B. Memanfaatkan Hasil Penilaian Belajar Murid Dalam Memperbaiki
Pembelajaran Kelas rangkap (PKR) ...
HAKIKAT PEMBELAJARAN
KELAS RANGKAP
Dra.Susilowati,M.Pd
Pendahuluan
i Indonesia yang mempunyai wilayah yang luas dan terdiri dari ribuan pulau, tak dapat dihindari adanya permasalahan penyebaran dan permasalahan perbedaan. Begitu juga dalam sistem pendidikan kita. Misalnya dalam penyebaran
guru SD, system pendidikan kita belum mampu menyebarkan guru SD secara merata ke segala penjuru wilayah di tanah air. Akibatnya masih terjadi kekurangan guru SD secara lokal dimana-mana, termasuk di Papua masih mengalami masalah kekurangan
guru SD sekitar 4000 orang.
Dalam masalah perbedaan kualitas hasil belajar, pada umumnya murid SD di kota-kota besar jauh lebih baik dibandingkan dengan mereka yang berada di
daerah, terutama di daerah yang terpencil. Akibat kekurangan guru mungkin saja akan menambah adanya perbedaan ini.
Namun demikian, mengajar dengan merangkap kelas bukan berarti
merupakan penyebab terjadinya kurang baiknya kualitas hasil belajar. Mungkin hal ini dikarenakan kita belum menemukan teknik yang tepat untuk melakukan Pembelajaran Kelas Rangkap(PKR). Dalam Unit I, Sub Unit 1 ini, Anda akan kami
ajak untuk memahami hakikat PKR, oleh karena itu Anda tidak lagi mempunyai anggapan bahwa PKR merupakan suatu masalah yang sulit untuk diatasi. Namun, justru sebaliknya pada diri Anda akan mendapatkan pemahaman bahwa PKR adalah
suatu tantangan dan kenyataan tersebut harus Anda hadapai sebagai tugas guru SD. Disamping itu PKR, bukan saja sekedar kenyataan yang harus dihadapi oleh guru, tetapi PKR juga mempunyai beberapa kelebihan yang tidak dimiliki oleh
guru yang tidak mengajar di kelas rangkap. Pada Unit I, Sub Unit 2 Anda akan diajak mengkaji gambaran PKR yang ideal dengan praktik yang terjadi di lapangan. Apabila Anda dapat menguasai kelebihan dari PKR, maka Anda akan merasa enjoy
dengan tugas Anda sebagai seorang guru yang harus merangkap kelas. Ikutilah petunjuk belajar berikut ini agar Anda berhasil menguasai unit I ini.
D
1. Bacalah
Bacalah kompetensi dasar, dengan demikian Anda akan mengetahui arah dari unit ini. Apa yang diharapkan dari Anda. Kemudian meneruskan membaca uraiannya. Dalam unit memuat kasus-kasus yang ditempatkan di dalam kotak.
Bacalah kasus tersebut dengan seksama, sebab dalam kasus terdapat konsep, fakta, dan praktik mengenai PKR.
2. Berilah tanda
Berilah tanda atau menggaris bawahi kata, kalimat, atau alenia yang Anda
anggap penting. Hal ini sangat perlu karena dapat meningkatkan cara Anda belajar dan untuk menempuh tes atau Ujian Akhir Semester(UAS).
3. Catat dan ringkaslah
Catatlah hal yang penting dan buatlah ringkasan pada buku catatan. Bawalah selalu catatan tersebut, dan jika Anda ketemu teman diskusikan catatan dan
ringkasan Anda dengan teman sejawat.
4. Pahamilah
Pahami benar konsep-konsep yang Anda pelajari, dengan cara membaca berulang-ulang catatan dan ringkasan yang telah dibuat.
5. Hafalkan
Apabila perlu, bagian-bagian tertentu harus Anda hafalkan di luar kepala.
6. Diskusilah dengan teman
Sub Unit1
Hakikat Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR)
alam Sub Unit 1, Anda akan membaca uraian dan contoh-contoh yang berhubungan dengan pengertian PKR. Uraian berikutnya adalah mengenai
mengapa PKR itu diperlukan, tujuan dan manfaat PKR, kemudian dibahas pula tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam PKR. Dengan uraian ini, Anda
diharapkan memahami konsep dan teori PKR, kemudian dapat menerapkannya di dalam kelas Anda.
A.
PENGERTIAN PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP (PKR)
Supaya Anda dapat memahami konsep ini terlebih dahulu ikuti ilustrasi
berikut. Dua tahun yang lalu saya berkunjung di distrik Bade, yaitu sebuah distrik yang berada di kawasan kabupaten Keppi, Jayapura, Papua. Saya berkunjung di sebuah SD. Sebagian besar bangunan tersebut terdiri dari dinding kayu dan atap
daun sagu yang dianyam. Ada dua unit bangunan yang baru saja direnovasi atas inisiatif kepala sekolah. Satu bangunan untuk ruang guru dan kepala sekolah dan satu lagi dipergunakan sebagai ruang kelas. Jumlah murid seluruhnya 116 orang.
Rombongan belajar dari kelas 1 sampai klas 6, masing-masing terdiri dari 10 sampai 20 orang murid tiap kelasnya. Jumlah guru ketika itu 3 orang termasuk kepala sekolah. Kemudian saya juga pernah berkunjung di kabupaten Sarmi belum lama
ini, yaitu kabupaten baru di Papua. Beberapa teman dari Universitas sedang menjalankan tugasnya mengajar mahasiswa PGSD D-II termasuk saya, dimana sebagian mahasiswa adalah guru bahkan kepala sekolah yang mempunyai keinginan
meningkatkan kualifikasinya dari SPG ke PGSD-DII. Beberapa SD hanya mempunyai tiga ruang belajar dengan rombongan belajar 6 kelas, namun jumlah guru berkisar dari satu sampai empat orang guru saja. Pembicaraan dengan guru
dan kepala sekolah baik dari Bade maupun dari Sarmi antara lain mengungkapkan betapa memprihatinkan keadaan dirinya dengan murid-muridnya. Setiap hari seorang guru harus merangkap kelas, dua atau lebih. Mengajar murid yang berbeda
kelasnya dan berbeda mata pelajarannya dalam waktu yang bersamaan adalah merupakan keluhan yang paling dominan.
Adanya perbedaan kemampuan murid dalam menangkap pelajaran yang diberikan juga diungkapkan oleh guru, meskipun murid tersebut ada dalam satu
tingkatan kelas yang sama. Bahkan tidak jarang guru menunggu kehadiran muridnya karena jauhnya pemukiman penduduk dengan sekolah. Dengan demikian Anda dapat membayangkan bahwa, di Indonesia ini masih banyak sekolah-sekolah yang gurunya
dihadapkan pada suatu kenyataan yaitu mengajar kelas rangkap.
Dengan adanya kenyataan seperti yang telah dicontohkan pada alenia sebelumnya, apakah Anda berkecil hati? Tidak! Anda tidak perlu berkecil hati,
karena mengajar kelas rangkap bukan sama dengan ketinggalan. Kita bukan satu-satunya negara yang harus menghadapi kelas rangkap. Di negara yang sedang
berkembang seperti Cina, Meksiko dan Kolombia juga mempraktikkan Pembelajaran Kelas Rangkap(PKR).
Bahkan di negara maju sekalipun PKR juga dikenal. “Di Northem Territory
of Australia, 40% dari sekolah yang ada di kawasan ini menerapkan PKR” (A.Djalil:2005,1.4). Di Belanda , dan di negara adikuasapun masih dijumpai praktik pembelajaran kelas rangkap.
Setelah Anda membaca uraian tersebut di atas dapatkah Anda mengambil kesimpulan apa pengertian dari Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) itu? Bagus! Jadi yang dimaksud PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratkan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih, dalam waktu yang sama, dan menghadapi dua atau lebih tingkat kelas yang berbeda. PKR juga mengandung arti bahwa, seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas atau lebih dan menghadapi
murid-murid dengan kemampuan belajar yang berbeda.
B.
PERLUNYA PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP(PKR)
Setelah Anda memahami pengertian PKR melalui uraian topik sebelumnya, tentu Anda dapat juga mengenali alasan mengapa PKR perlu. Ada beberapa alasan
alasan penting yang menyebabkan perlunya pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan, yaitu:
1. Alasan Geografis
Lokasi pembelajaran yang sulit dijangkau, terbatasnya sarana transportasi, dan pemukiman penduduk yang jaraknya berjauhan, serta adanya ragam mata
2. Alasan Demografis
Mengajar murid dengan jumlah yang kecil, atau murid yang tinggal di
pemukiman yang jarang penduduknya, maka PKR merupakan pendekatan yang tepat dan praktis. Bagaimana dengan daerah perkotaan, apakah alasan demografis juga berlaku? Ingatkah Anda pada saat SD Inpres dibangun, dan apapula yang terjadi
beberapa tahun kemudian? Ya, ada beberapa SD di perkotaan mengalami kekurangan murid. Dengan demikian setiap tingkatan kelas hanya beberapa saja muridnya. Agar tidak ada pemborosan dalam tenaga guru, maka PKR merupakan cara pembelajaran
yang dapat dibilang praktis dan ekonomis.
3.Kekurangan Guru
Meskipun jumlah guru secara keseluruhan bisa dikatakan cukup, namun pada kenyataannya masih ada keluhan kekurangan guru, terutama di daerah-daerah
terpencil. Apalagi bila secara geografis daerah tersebut sulit dijangkau, maka akan membuat guru takut ditugaskan di daerah itu. Rendahnya minat guru untuk mengadu nasib di daerah terpencil, juga disebabkan beberapa faktor. Misalnya mahalnya harga
keperluan sehari-hari, sulitnya alat transportasi, gaji yang terlambat, bahkan terbatas peluang untuk mendapatkan pengembangan karirnya. Oleh karena itu untuk menjadi guru di daerah seperti itu perlu adanya keeklasan dan penuh sukacita, dan kesiapan
mental dari guru tersebut.
4. Keterbatasan Ruang Kelas
Di daerah yang jumlah muridnya sangat sedikit, tidak memerlukan ruang kelas lebih banyak. Tetapi, di daerah lain meskipun sudah mempunyai ruang kelas sesuai dengan jumlah tingkatan kelas, masih belum cukup karena jumlah rombongan
belajar lebih besar.
Nah untuk mengatasi masalah tersebut, maka perlu menggabungkan dua atau lebih klas yang diasuh atau dibimbing oleh seorang guru. Dengan demikian
PKR diperlukan.
5. Kehadiran guru
Ketidak hadiran guru , bukan saja dialami oleh sekolah di daerah terpencil, di kota besar pun juga mengalaminya. Seperti di Jakarta, musibah banjir dapat menghambat kehadiran guru untuk melaksanakan tugasnya. Guru yang tidak kena
C.
TUJUAN, FUNGSI, DAN MANFAAT PKR
Deklarasi Education of all, atau pendidikan untuk semua orang telah dicetuskan oleh para ahli pendidikan, tokoh masyarakat, politisi dan pemerintah tahun 1990. Pada saat itu pemerintah telah mencanangkan wajib belajar sembilan
tahun. Setiap anak Indonesia, meskipun berada di daerah yang sulit, kecil dan terpencil harus menyelesaikan pendidikan di SD dan kemudian melanjutkan ke
SMP. Tetapi bagaimana dengan guru dan bangunan ruang belajar? Apakah pemerintah melengkapi semuanya itu terlebih dahulu, baru kemudian mencanangkan wajib belajar sembilan tahun? Rupanya PKR dapat menjawab keterbatasan yang kita
hadapi. PKR juga dapat dilaksanakan oleh guru yang memahaminya.
Dengan demikian, tujuan, fungsi, dan manfaat PKR dapat kita kaji dari aspek berikut.
1. Kuantiti dan Ekutiti
Dengan mengoptimalkan sumber daya yang ada, PKR memungkinkan kita
untuk memenuhi asas kuantiti(jumlah) dan ekutiti(pemerataan). Dengan jumlah guru yang kita miliki saat ini, kita dapat memberikan pelayanan pendidikan dan pengajaran yang lebih luas dan mencakup jumlah murid yang lebih besar jumlahnya,
disamping itu kita mampu memberikan layanan yang lebih merata.
2. Ekonomis
PKR memungkinkan pemerintah dan masyarakat dapat mengurangi biaya pendidikan. Betapa tidak, dengan seorang guru atau beberapa guru saja proses pembelajaran dapat berlangsung. Demikian juga dengan satu ruang atau beberapa
ruang kelas, proses pembelajaran tetap dapat berlangsung. Jadi secara ekonomis biaya pendidikan yang ditanggung oleh pemerintah dan masyarakat akan lebih kecil. Oleh karena itu, dengan jumlah dana pendidikan yang sama, perluasan pelayanan
pendidikan dapat diberikan hingga ke daerah yang sulit, kecil, dan terpencil sekalipun.
3. Paedagogis
Sudah seringkali bahwa pendidikan kita dikritik sebagai system yang belum mampu menghasilkan lulusan atau tenaga kerja yang mandiri. Lulusan kita
pembahasan unit-unit dalam PKR, maka Anda akan menyimak bahwa seorang guru dalam PKR akan berusaha agar murid aktif dan mandiri.
4.Keamanan
Dengan pendekatan PKR, pemerintah dapat mendirikan SD di lokasi yang
mudah dijangkau oleh anak. Dengan demikian kekawatiran orang tua terhadap keselamatan anaknya berkurang. Mengunjungi SD yang jauh dapat menyebabkan anak terlambat masuk sekolah, meningkatnya pengulangan kelas atau putus sekolah.
Bahkan mungkin saja terjadi kecelakaan pada saat murid pergi atau pulang sekolah.
D.
PRINSIP-PRINSIP YANG MENDASARI PKR
Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), merupakan salah satu bentuk
pembelajaran yang perlu dikuasai oleh guru SD. Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, seperti bentuk-bentuk pembelajaran yang lain.
Pembelajaran mengandung makna yang berbeda dari kegiatan belajar-mengajar. Pada kegiatan belajar-mengajar, mengandung makna ada guru yang memungkinkan terjadinya belajar. Sedangkan pada pembelajaran, kegiatan belajar
dapat terjadi dengan atau tanpa guru. Artinya, murid dapat belajar dalam berbagai situasi tanpa tergantung pada guru. Misalnya, murid dapat belajar dari buku, berdiskusi dengan teman atau mengamati sesuatu. Tetapi perlu diingat bahwa dalam
pembelajaran peran guru sangat penting, misalnya pada awal, saat kegiatan, atau akhir kegiatan.
Disamping prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, PKR mempunyai
prinsip khusus sebagai berikut.
1. Keserempakan Kegiatan Pembelajaran
Dalam PKR guru menghadapi dua kelas atau lebih pada waktu yang bersamaan. Oleh karena itu, prinsip utama PKR adalah kegiatan belajar mengajar terjadi secara bersamaan atau serempak. Kegiatan yang terjadi secara serempak itu
harus bermakna, artinya kegiatan tersebut mempunyai tujuan yang sesuai dengan tuntutan kurikulum atau kebutuhan murid dan dikelola dengan benar. Dengan demikian, jika ada kegiatan yang dikerjakan murid hanya untuk mengisi kekosongan
2. Kadar Waktu Keaktifan Akademik (WKA) tinggi.
Selama PKR berlangsung, murid aktif menghayati pengalaman belajar
yang bermakna. PKR tidak memberi toleransi pada banyaknya WKA yang hilang karena guru tidak terampil mengelola kelas. Misalnya, waktu tunggu yang lama, pembentukan kelompok yang lamban, atau pindah kelas yang memakan waktu.
Makin banyak waktu yang terbuang, maka makin rendah kadar WKA. Namun perlu Anda ingat, bahwa WKA tinggi tidak selalu berkadar tinggi. Kualitas pengalaman belajar yang dihayati murid sangat menentukan WKA. Kualitas dan
lamanya kegiatan berlangsung menentukan tinggi rendahnya kadar WKA.
3. Kontak Psikologis guru dan murid yang berkelanjutan
Dalam PKR, guru harus selalu berusaha dengan berbagai cara agar semua murid merasa mendapat perhatian dari guru secara terus-menerus. Agar mampu
melakukan hal ini, guru harus menguasai berbagai teknik. Menghadapi dua kelas atau lebih pada saat yang bersamaan dan kemudian mampu meyakinkan murid bahwa guru selalu berada bersama mereka, bukan pekerjaan yang mudah. Guru harus
mampu melakukan tindakan instruksional dan tindakan pengelolaan yang tepat. Tindakan instruksional adalah tindakan yang langsung berkaitan dengan penyampaian isi kurikulum, seperti menjelaskan, memberi tugas, atau mengajukan
pertanyaan. Tindakan pengelolaan adalah tindakan yang berkaitan dengan penciptaan dan pengembalian kondisi kelas yang optimal. Misalnya, menunjukkan sikap tanggap dan peka, mengatur tempat duduk, memberi petunjuk yang jelas atau
menegur murid.
4. Pemanfaatan Sumber Secara Efisien
Sumber dapat berupa peralatan/sarana, orang dan waktu. Agar terjadi WKA yang tinggi, semua jenis sumber harus dimanfaatkan secara efisien. Lingkungan, barang bekas, dan segala peralatan yang ada di sekolah dapat
dimanfaatkan oleh guru PKR. Demikian dengan orang dan waktu. Murid yang pandai dapat dimanfaatkan sebagai tutor. Waktu harus dikelola dengan cermat sehingga menghasilkan WKA yang berkadar tinggi.
Disamping keempat prinsip yang telah disebutkan, masih ada satu prinsip lagi yang perlu dikuasai guru PKR, yaitu membiasakan murid untuk mandiri. Apabila guru mampu menerapkan keempat prinsip di atas, maka murid akan terbiasa
Latihan
Untuk memantapkan pemahaman Anda tentang materi sub unit 1, silakan kerjakan latihan berikut.
1. Diskusikan dengan teman-teman, bagaimana pendapat Anda tentang
perangkapan kelas, dan mengapa hal itu bisa terjadi?
2. Apakah perangkapan kelas juga merupakan salah satu penyebab rendahnya mutu pendidikan di daerah? Berilah alasan Anda
3. Kemampuan khusus apa apakah yang Anda perlukan, agar PKR dapat
dilaksanakan dengan baik? Berilah penjelasan. Selamat berlatih
Rambu Pengerjaan
Agar diskusi Anda menjadi lebih terarah, bacalah terlebih dahulu rambu-rambu pengerjaan latihan berikut ini.
1. Kerjakan latihan dengan teman diskusi yang terdiri dari 3- 4 orang dalam setiap kelompok.
2. Sebelum berdiskusi, buatlah ringkasan materi terlebih dahulu. Berilah setiap
anggota kelompok terhadap satu topik.
3. Hasil dari diskusi sebaiknya dicatat oleh setiap anggota kelompok, dan bila perlu dikemukakan pada saat tutorial.
RANGKUMAN
Perangkapan kelas masih banyak dijumpai di Indonesia, khususnya akibat kekurangan guru. Namun demikian, perangkapan kelas bukan saja
dialami oleh Negara yang sedang berkembang saja. Di Negara majupun, seperti di Amerika Serikat, Australia, Inggris dsb. Jadi Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR), dianggap suatu hal yang wajar saja. Ada sejumlah alasan
alasan , selain kekurangan guru, mengapa PKR terjadi antara lain karena faktor geografis, demografis, dan terbatasnya ruang kelas.
Disamping itu, ada sejumlah alasan lain, yaitu alasan yang lebih
memusatkan pada keuntungan dari pada kerugiannya. Antara lain, jika dilihat dari aspek pedagogis, PKR lebih mendorong kemandirian murid. Dari aspek ekonomis, PKR lebih efisien. Dengan PKR pemerintah dapat mendirikan
sekolah-sekolah kecil dimana-mana, sehingga setiap anak Indonesia berkesempatan untuk lulus dari SD.
Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti
prinsip-prinsip pembelajaran secara umum. Namun secara khusus PKR mempunyai prinsip-prinsip yang harus dikuasai oleh guru PKR. Prinsip itu adalah: 1) Keserempakan kegiatan belajar-mengajar, 2) Kadar tinggi waktu keaktifan
Tes Formatif 1
Untuk menguji tingkat pemahaman Anda terhadap materi sub unit 1 ini,
kerjakan tes formatif 1.
Bacalah setiap pernyataan/pertanyaan dibawah ini, kemudian berilah tanda silang(X) pada salah satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban
yang tersedia.
1) Pembelajaran Kelas Rangkap (PKR) adalah bentuk pembelajaran yang
mempersyaratkan guru dalam waktu yang bersamaan mengajar di… A. dua kelas dalam satu ruang
B. dua kelas atau lebih dalam satu atau lebih ruangan
C. satu kelas dengan kemampuan yang berbeda dan berada dalam satu ruangan
D. dua kelas dalam dua ruangan
2) PKR diterapkan karena berbagai alasan, terutama karena adanya kekurangan… A. guru
B. ruangan
C. murid D. sarana
3) PKR mempunyai manfaat praktis sebagai berikut, kecuali…
A. dapat mendidik murid yang mampu mandiri B. ekonomis
C. menghemat waktu dan tenaga
D. dapat meningkatkan jumlah dan memeratakan kesempatan belajar 4) Istilah pembelajaran mengandung makna bahwa belajar terjadi dengan…
A. bimbingan guru
B. bimbingan tutor
C .berbagai cara, dengan atau tanpa guru D. berbagai cara yang ditetapkan oleh guru
5) Sebagai salah satu bentuk pembelajaran, PKR mengikuti prinsip-prinsip pembelajaran secara umum, prinsip-prinsip tersebut antara lain sebagai berikut kecuali…
A. guru harus memperhatikan kemampuan murid yang berbeda-beda B. pembelajaran sebaiknya dilakukan dalam kelompok kecil
C. guru harus berusaha meningkatkan keaktifan murid
6) Secara khusus, PKR mempunyai prinsip-prinsip sebagai berikut, kecuali… A. kadar tinggi WKA
B. keserempakan kegiatan belajar-mengajar
C. kontak psikologis guru-murid yang berkelanjutan D. guru berperan sebagai fasilitator
7) Kadar tinggi WKA ditentukan oleh berbagai factor antara lain… A. banyaknya waktu menunggu
B. kualitas dan kuantitas pengalaman belajar
C. jumlah waktu yang digunakan untuk menyelesaikan tugas rutin D. kualitas dan jumlah pesan kurikulum yang disampaikan guru
8) Ibu Santi yang merangkap kelas IV dan kelas V segera pergi membantu kelompok kelas IV ketika beliau melihat kelompok ini sedang bertengkar, keadaan ini mencerminkan salah satu prinsip PKR, yaitu…
A. kontak psikilogis guru murid yang berkelanjutan B. keserempakan kegiatan belajar-mengajar
C. kebiasaan mandiri
D. pemanfaatan sumber secara efisien
9) Bapak Marthen yang sedang merangkap kelas III dan kelas IV meminta beberapa murid kelas IV yang pandai untuk membantu beberapa temannya menyelesaikan
tugas yang diberikan. Tindakan pak Marthen ini mencerminkan salah satu prinsip PKR, yaitu…
A. kadar tinggi WKA
B. kebiasaan mandiri
C. keserempakan kegiatan belajar-mengajar D. pemanfaatan sumber secara efisien
10) Mealui PKR dapat ditanamkan kebiasaan mandiri pada diri murid karena dalam PKR, murid lebih banyak mendapat kesempatan untuk…
A. bertanggung jawab dalam penyelesaian tugasnya
B. belajar sesuai dengan keinginannya C. membantu guru
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus Jumlah jawaban yang benar
Tingkat pengasaan = x 100%
10
Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang
Sub Unit 2
Gambaran PKR yang Ideal dan
Praktik yang Terjadi di Lapangan
raktik mengajar dengan merangkap kelas bukan hal yang asing lagi di negara kita ini. Perangkapan kelas juga bukan monopoli SD yang di desa/daerah terpencil saja. Dan bukan saja dikarenakan kekurangan guru. Di daerah perkotaan
dan di SD yang gurunya relatif cukup, juga sering diketemukan praktik perangkapan kelas. Alasan yang sering muncul adalah guru yang berhalangan hadir. Mungkin saja Anda tidak asing lagi dengan perangkapan kelas, atau sampai sekarang Anda
masih mengajar dua kelas atau lebih. Pada sub unit ini Anda dapat mengkaji gambaran PKR yang ideal dan bagaimana praktik yang terjadi di lapangan. Peristiwa pembelajaran yang disajikan berasal dari pengamatan.
A.
Praktik mengajar kelas rangkap di lapangan.
Bacalah dengan baik peristiwa yang disajikan dalam kotak 1, yang merupakan hasil pengamatan di sebuah SD dimana seorang guru sedang mengajar kelas rangkap.
Kotak 1
P
Ibu Indri(bukan nama sebenarnya) mengajar di kelas 3 dan kelas 5. Murid dari kedua kelas tersebut berada pada ruang kelas masing-masing, tetapi masih bersebelahan. Pelajaran dimulai pukul 07.30. Ibu Indri pertama masuk di kelas 3 dan mulai mengabsen muridnya. Tiba-tiba Nico baru saja datang, dialog terjadi karena keterlambatan salah satu murid tersebut.
Setelah Anda selesai membaca dengan seksama mengenai praktik pembelajaran yang dilakukan bu Indri. Dapatkah Anda menarik kesimpulan ?
Apakah ciri-ciri dari pembelajaran yang dilaksanakan bu Indri dan apakah kelemahan dari pembelajaran tersebut? Bagus! Baiklah marilah kita simak penjelasan-penjelasan berikut ini.
Bu Indri sebenarnya tidak melakukan pembelajaran kelas rangkap. Bu Indri melakukan pembelajaran bergilir. Ia mengajar secara bergilir dari kelas yang satu ke kelas lain dan kembali lagi. Kegiatan belajar mengajar berlangsung tidak serempak.
Apa yang dilakukan bu Indri di kelas 3 dan di kelas 5 hampir tak ada bedanya,
Kegiatan bu Indri berikutnya adalah menjelaskan pelajaran matematika. Sekali-kali berhenti dan bertanya pada murid apakah ada yang belum dimengerti. Kemudian ia memberi soal-soal dipapan tulis Setelah itu, Ibu Indri masuk ke kelas 5. Di kelas 5 ia juga mengabsen murid dengan cara yang tidak berbeda dengan apa yang dilakukan di kelas 3. Bahkan terjadi dialog yang agak panjang karena Salma salah satu murid kelas 5 tidak hadir. Beberapa musid ditanya bu Indri tidak ada yang mengetahui keberadaan Salma. Tapi tiba-tiba Martha cerita kalau pulang sekolah kemarin bersama Salma, ia badannya panas dan hidungnya mengeluarkan darah.
Kemudian bu Indri menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia untuk hari itu. Seperti yang dilakukan di kelas 3 tadi, setelah bu Indri menjelaskan dan memberi kesempatan bertanya pada murid-murid kelas 5 lalu menulis beberapa soal dipapan tulis dan menyuruh para murid mengerjakannya secara individual.
materinya memang berbeda tetapi strategi pembelajarannya sama. Hal ini berarti bahwa bu Indri melakukan pembelajaran duplikasi.
Bila kita cermati illustrasi pada kotak 1, bagaimana bu Indri memulai pelajaran? ya betul, bu Indri mengabsen murid bahkan pada saat ada murid yang tidak hadir terjadi dialog panjang dengan murid-murid lain. Belum waktu yang
hilang pada saat bu Indri mondar-mandir. Tanpa disadari oleh bu Indri telah terjadi
pemborosan waktu. Bahkan pada saat bu Indri masuk di kelas 3, murid kelas 5 menungggu agak lama. Hal tersebut dapat juga mengakibatkan murid kehilangan
semangat untuk belajar.
Pembelajaran berlangsung seragam, dalam waktu yang sama dan untuk
semua murid. Proses pembelajaranpun berlangsung sederhana, mulai dari menerangkan, memberi soal, mengerjakan soal, menyuruh murid maju ke papan tulis. Pembelajaran seperti ini terkesan monoton. Meskipun murid-murid ditugaskan
untuk mengerajkan soal secara individual dan beberapa murid disuruh mengerjakan di papan tulis, tetapi pembelajaran yang dilakukan oleh bu Indri ini masih jauh dari prnsip-prinsip belajar aktif.
Kontak psikologis antara guru dengan murid sangat terbatas. Guru memang menanyakan kepada murid: “Siapa yang belum mengerti?”, “Siapa yang betul?”. Tetapi pertanyaan seperti itu tidak dapat mendorong siswa untuk aktif, apalagi
hampir tidak dijumpai interaksi aktif dan langsung diantara sesame murid. Pertanyaan yang diajukan secara umum tersebut, juga tidak berguna untuk mengetahui kesulitan siswa secara perorangan. Lebih-lebih tidak ada upaya bu Indri
Kotak 2
Setelah Anda membaca cuplikan praktik pembelajaran yang dilakukan oleh pak Suruan, maka Anda dapat menemukan jawaban mengapa sebagian besar murid-murid di kelas 4 dan kelas 5 tidak dapat membaca? Padahal tulisan mereka banyak
yang baik dan rapi.
Kebiasaan menyalin bahan pembelajaran yang dilakukan oleh murid-murid yang mungkin sudah berlangsung lama sejak di kelas rendah mengurangi, bahkan
dapat menghilangkan kesempatan untuk membaca. Apakah ketiadaan buku harus diatasi dengan cara menyalin? Apakah tidak ada alternatif lain yang dapat diupayakan oleh guru?
Kalau saja pak Suruan dapat lebih kreatif atau mau berusaha, maka sebenarnya pak Suruan bisa menyuruh beberapa murid yang mempunyai tulisan baik untuk menulis salah satu bahan ajar sebagai PR. Kemudian esoknya dibagikan
kepada semua murid dan kemudian menyuruhnya membaca dengan keras atau dalam hati.
Sebenarnya mengajar kelas rangkap bukan suatu keadaan yang pantas
dituduh sebagai penyebab rendahnya kemampuan murid rendah. Ketidak mampuan guru dan enggannya guru berupaya lebih keras untuk membelajarkan siswa lebih pantas dikatakan sebagai penyebab utamanya. Apalagi bila guru sudah kehilangan
Bapak Suruan hari itu memulai pengajarannya di kelas 4. Setelah mengucapkan salam dan mengarahkan murid, kemudian pak Suruan menyuruh murid-murid mengeluarkan buku catatan. Jam pertama adalah pelajaran IPS. Pak Suruan kemudian menyalin salah satu bahan pelajaran IPS dan sementara menulis di papan tulis pak Suruan mengingatkan supaya anak-anak juga mulai menyalin.
Kurang lebih lima belas menit, pak Suruan telah selesai menyalin kemudian mengingatkan anak-anak untuk menyalin dengan rapi dan berpesan jangan ramai karena bapak akan mengajar juga di kelas 5.
Selanjutnya pak Suruan masuk ke kelas 5 dan memberikan pelajaran IPA, tentu saja waktu untuk kelas 5 sudah terulur selama kurang lebih lima belas menit. Kemudian pak Suruan menyuruh murid-murid mengeluarkan buku catatan dan disuruh menyalin bahan pelajaran IPA yang sedang ditulis pak Suruan di papan tulis sampai selesai.
hasrat untuk mencari inspirasi/ide-ide agar ia dapat menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi anak didiknya.
B. PKR yang Ideal/yang diinginkan
Pada uraian sebelumnya telah dibahas tentang hakekat PKR. Dari uraian tersebut Anda sudah memahami tentang; definisi PKR, alasan perlunya PKR,
tujuan,fungsi dan manfaat PKR, dan prinsip yang mendasari PKR. Selanjutnya Anda juga telah mengkaji praktiki pembelajaran kelas rangkap yang masih terjadi di sekolah dasar. Praktik tersebut kita nilai masih banyak kelemahan-kelemahan.
Dengan demikian Anda telah mempunyai bayangan bagaimana seharusnya kita memperbaiki kelemahan-kelemahan tersebut.
Baiklah! Mari kita kembali mengkaji ilustrasi tentang PKR yang dilaksanakan di SD. Ilustrasi ini memang bukan yang terbaik, tetapi paling tidak dapat menggambarkan unsur-unsur penting dalam PKR sehingga Anda dapat
menyimpulkan perbedaan-perbedaan dari praktik mengajar kelas rangkap sebelumnya.
Kotak 3
Mungkin tidak banyak yang mengira bahwa di daerah perkotaan masih ada SD yang mengalami kekurangan guru. Maka mengajar dengan merangkap kelas tak dapat dihindarkan. Hal itulah yang dialami oleh Pak Theo.
Hari itu Pak Theo mengajar di kelas 5 dan kelas 6. Murid-murid yang terdiri dari dua tingkatan kelas yang berbeda itu diajar dalam satu ruang kelas dan dalam waktu yang bersamaan. Mata pelajaran kedua kelas itu berbeda, kelas 5 mata pelajaran matematika dan kelas 6 mata pelajaran Bahasa Indonesia. Murid kelas 5 duduk dijajaran sebelah kanan dan kelas 6 duduk dijajaran sebelah kiri. Masing-masing kelas membentuk kelompok yang terdiri dari 3-5 orang murid. Papan tulispun digunakan untuk kedua tingkat kelas tersebut.
Selanjutnya Pak Theo memanggil para ketua kelompok, baik dari ketua kelompok kelas 5 maupun ketua kelompok dari kelas 6. Mereka diberikan wanaca(bahan bacaan) dan meminta agar wacana itu dibaca di kelompok masing-masing secara bergiliran. murid kelas 6 mendapat kesempatan bercerita tantang pengalamannya saat berangkat ke sekolah tadi. Pak Theo tersenyum dan kemudian memberi kesempatan murid yang lain untuk menceriterakan pengalamannya yang lain. Kali ini Winda murid kelas 5 mendapat giliran. Winda lalu berceritera bahwa setiap hari ia harus berangkat setengah enam pagi karena rumahnya agak jauh dari sekolah dan ia harus berjalan kali.
Selanjutnya Pak Theo memanggil para ketua kelompok, baik dari ketua kelompok kelas 5 maupun ketua kelompok dari kelas 6. Mereka diberikan wanaca(bahan bacaan) dan meminta agar wacana itu dibaca di kelompok masing-masing secara bergiliran.
Apa yang harus dilakukan di dalam kelompok, telah ditulis di papan tulis oleh Pak Theo. Murid-murid diminta membaca petunjuk di papan tulis dan dipersilahkan bertanya jika ada yang belum jelas. Sementara murid membaca, Pak Theo memantau setiap kelompok dan mencocokkan jumlah murid yang hadir dengan daftar absent kelas.
Selama murid-murid bekerja Pak Theo berkeliling mengawasi kegiatan dan memantau bila ada yang mengalami kesulitan. Beberapa saat kemudian ada murid kelas 6 yang angkat tangan dan menyatakan bahwa kelompoknya sudah selesai mengerjakan tugas bahasa Indonesia, kemudian Pak Theo meminta salah satu anggota kelompok tadi untuk membantu salah satu kelompok di kelas 5 yang sedang menyelesaikan soal matematika, dan satu murid lagi diminta membantu kelompok lain yang juga mengerjakan tugas bahasa Indonesia.
Kotak 4
rumpun,curah hujan, dan sebagainya.
Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas bahasa Indonesia dan matematika berbeda. Sementara kelas 5 masih menyelesaikan tugas matematika, pak Theo membahas tugas bahasa Indonesia, setiap kelompok mendapat giliran menjawab atau berkomentar. Beberapa saat kemudian murid kelas 5 juga sudah selesai mengerjakan tugas matematika, Pak Theo membahasnya dan setiap kelompok juga mendapat giliran mengerjakan di papan tulis. Murid yang lain diminta mencocokkan dengan jawaban yang benar di papan tulis.
Seperti halnya Pak Theo, Bu Ningsih juga bertugas mengajar dengan merangkap kelas yaitu kelas 4 dan kelas 3. Kelas Bu Ningsih tampil agak berbeda dengan kelas Pak Theo. Bu Ningsih memanfaatkan sudut ruang kelas sebagai sudut sumber belajar. Di sudut itu disamping ada buku pelajaran juga ada buku bacaan, guntingan koran, kertas kosong, mainan, pensil warna dan sebagainya.
Di sudut yang lain juga ada beberapa benda yang mengesankan sebagai sudut IPA, karena ada tanaman dalam pot-pot kecil, botol-botol, kupu-kupu dan belalang yang diawetkan, gambar bagian tubuh manusia, gambar hewan dan juga gambar tumbuhan, beberapa peralatan listrik seperti lampu, batrey, kabel, dan sebagainya.
Bu Ningsih mulai pelajaran dengan mengucapkan salam dan menanyakan khabar anak-anak dan juga orang tua mereka. Kemudian menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh murid kelas 4 dan kelas 3. Anak kelas 3 diminta untuk ke salah satu sudut belajar yang ada buku-buku dan benda-benda lainnya. Disana ada toples berisi gulungan kertas dan masing-masing anak diminta mengambil satu gulungan kertas dan kemudian mengerjakan yugas sesuai dengan tulisan yang didapatnya.
Dengan membaca dua peristiwa pembelajaran yang dilaksanakan oleh Pak Theo dan Bu Ningsih, Anda telah mendapat gambaran yang memadai tentang praktik PKR yang semestinya, walaupun contoh tersebut diatas belum yang terbaik. Baiklah
marilah kita bahas bersama mengapa kelas pak Theo dan Bu Ningsih lebih baik bila dibandingkan praktik perangkapan kelas yang Anda baca terdahulu.
Pertama, kelas tampak hidup, murid tampak ceria. Di awal pelajaran Pak dan Bu guru bertanya, tetapi hampir tak ada kaitannya dengan pelajaran hari itu. Pertanyaan seperti itu dengan tujuan agar murid termotivasi dan secara mental siap menerima pelajaran hari itu.
Kedua, proses belajar berlangsung serempak, apalagi murid yang berbeda tingkat kelas ada dalam satu ruang. Gangguan yang muncul tidak terlalu serius, sebab ketika guru menerangkan murid dari kelas lain berada di sudut ruang yang
lain. Tidak ada pemborosan waktu karena guru tidak mondar-mandir pindah kelas.
Ketiga, guru memanfaatkan ruang kelas yang ada dengan menciptakan sudut sumber belajar. Sudut sumber belajar dapat memberi peluang bagi murid, tanpa
Setelah tanya jawab tentang ikan dan bagaimana cara menangkapnya, kemudian bu Ningsih meminta anak-anak untuk menggambar ikan dan alat untuk menangkap ikan. Anak-anak menekuni gambar masing-masing. Bu Ningsih lalu mengunjung murid kelas 3 yang masih menyelesaikan tugasnya, Bu Ningsih memantau dan memberikan pujian. Kemudian Bu Ningsih meminta anak-anak kembali ke bangku masing-masing dan menjelaskan pelajaran matematika. Selanjutnya menulis soal matematika di papan tulis, masing-masing murid diminta mengerjakannya.
Bu Ningsih selanjutnya memantau pekerjaan anak kelas 4 dan mengumpulkannya. Selanjutnya Ia menerangkan pelajaran bahasa Indonesia tentang kalimat aktif dan pasif. Selanjutnya anak-anak diminta membuat karangan singkat dengan menggunakan kata yang berawalan dan berakhiran. Siapa yang sudah selesai boleh menuju sudut sumber belajar yang ada buku-buku bacaan
pengawasan guru murid dapat mempraktikkan konsep belajar menemukan sendiri dan pemecahan masalah.
Keempat, murid aktif, konsep CBSA yang sebenarnya nampak. Murid tidak hanya aktif secara individual tetapi juga kelompok dan berpasangan. Murid yang lebih dahulu dimanfaatkan untuk membantu temannya(tutor sebaya), atau membantu
kelas dibawahnya(tutor kakak).
Kelima, adanya asas kooperatif-kompetitif, murid bersemangat mengerjakan tugas, apalagi ketika guru mengatakan siapa yang sudah selesai lebih dulu akan
mendapat nilai tambahan, gambar yang terbaik akan dipajang atau siapa yang selesai duluan boleh membaca buku-buku bacaan, dsb.
Keenam, belajar dengan pendekatan PKR yang benar, sangat menyenangkan. Belajar sambil bermain, main sambil belajar dapat diperagakan khususnya bila kita sedang mengajar kelas rendah. Hal itu nampak saat anak mengambil gulungan kertas
dan membaca apa yang menjadi tugas mereka masing-masing.
Ketujuh, ada berhatian khusus bagi murid yang lambat dan yang cepat. Pada yang lambat guru membantu murid yang mengalami kesulitan, bahkan guru
menjelaskan lagi bagian-bagian yang tidak dipahami. Bagi murid yang cepat guru memberikan tugas ekstra, misalnya murid diminta untuk mengambil gulungan kertas yang berisi soal-soal baik mata pelajaran yang baru saja dijelaskan maupun mata
pelajaran lain.
Kedelapan, sumber belajar murid bukan saja berasal dari Depdikbud atau Dinas. Guru PKR dapat melengkapi sumber belajar yang berasal dari lingkungan
sekolah dan lingkungan sekitar. Sudut ruangan menjadi lengkap dengan sumber belajar. Bahkan dapat memupuk tanggung jawab murid dan sara memiliki terhadap kelas dan sekolah mereka.
Kesembilan, prinsip perangkapan kelas tidak hanya dalam bentuk mengajar dua tingkat kelas atau lebih dalam satu ruang kelas atau lebih dan dalam waktu yang bersamaan. Tetapi perangkapan kelas juga berarti dalam bentuk mengajarkan dua
bidang studi atau lebih dalam satu wacana atau topic. Inilah yang disebut pengajaran terpadu(integrated).
Kesepuluh, guru dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di lingkungan murid. Misalnya ketika guru menjelaskan tentang bagaimana menangkap ikan, murid-murid menjawab dengan menyebut beberapa alat menangkap ikan yang biasa digunakan di lingkungan sekitar, kemudian murid diminta menggambar alat tersebut.
Setelah dapat membedakan PKR yang ideal dan yang terjadi di lapangan, dapatkah Anda menyimpulkan apakah peranan dari guru PKR? Marilah kita juga
menyimak peranan guru PKR tersebut.
1. Sebagai perancang kurikulum, hal ini bukan berarti guru menyimpang dari kurikulum yang berlaku bahkan untuk membuat yang baru. Tetapi di daerah
terpencil yang serba sulit dan serba kurang, tidak semua butir yang tercantum dalam kurikulum mungkin dilaksanakan dengan memadai. Seringkali mengajarkannya dengan secara berurutanpun mengalami kesulitan. Oleh
karena itu guru PKR harus memilih butir atau bagian kurikulum yang memerlukan penekanan. Atas dasar butir-butir itu guru memutuskan konsep
dan fakta yang akan diajarkannya dan mengurutkan kembali tujuan instruksional yang ingin dicapainya berdasarkan kelas.
2. Sebagai sumber informasi yang kreatif, guru PKR harus kreatif, ia bukan saja menjadi sumber informasi tatapi juga sebagai manusia sumber, berperan untuk memecahkan keadaan yang serba kurang. Ia harus memberi arahan kepada muridnya agar mereka tidak membuang-buang waktu dan tenaga,
agar setiap murid terlibat dalam segala macam kegiatan.
3. Sebagai Administrator. Agar dapat mencapai hasil yang maksimal, guru PKR harus merencanakan dan mengatur kelasnya dan jadwal pelajaran
dengan seksama. Hasil maksimal dapat dicapai jika guru PKR dapat melibatkan muridnya secara aktif, bukan saja untuk belajar tetapi juga dapat membantu guru mengajar teman-temannya yang tertinggal. Guru PKR juga
harus mampu memanfaatkan segenap sumber daya yang ada di lingkungan sekolah.
4. Sebagai seorang professional. Guru PKR senantiasa berusaha untuk meningkatkan kompetensinya dan meningkatkan gaya mengajarnya. Walapun kesempatan untuk mengikuti pelatihan atau pendidikan lanjutan bagi sebagian guru yang ada di daerah terpencil sulit diwujutkan, tetapi niat
professional harus tetap dipelihara dan yang penting semangat itu selalu ada. Salah satu cirri seorang guru professional adalah juga tidak cepat putus asa. Manusia dapat mencapai apa saja bila tidak cepat putus asa.
5. Sebagai agen pembawa perubahan. Guru sebagai pengayom dan juga sebagai sosok yang mewakili misi moral dan nilai dari masyarakat tempat dimana ia bertugas. Guru harus berusaha keras untuk mendatangkan
mengajarkan perubahan yang berguna bagi anak didik, orang tua dan masyarakat.
Latihan
Setelah Anda membaca uraian materi pada sub unit 2, kerjakanlah latihan
berikut ini, agar pemahaman Anda menjadi lebih baik. Selamat bekerja dengan teman.
1. Apakah pembelajaran kelas rangkap dilaksanakan dalam satu ruang kelas atau lebih? Berilah alasan Anda bila PKR dapat dilaksanakan dalam satu ruang dan juga berilah alasan bila PKR dapat dilaksanakan dalam dua atau
lebih ruang kelas.
2. Sebutkan dan jelaskan kesulitan-kesulitan yang Anda hadapi apabila Anda melaksanakan pembelajaran kelas rangkap.
3. Selama Anda mengajar satu atau dua jam pelajaran pada dua kelas yang berada di dua ruangan, berapa waktu yang terbuang begitu saja? Dan kapankah Anda paling banyak melakukan pemborosan waktu tersebut?
4. Cobalah minta teman Anda mengamati cara mengajar Anda dengan
praktik PKR, kemudian hasilnya diskusikan bersama, sudahkah Anda melaksanakan PKR dengan benar?
Petunjuk Jawaban Latihan
Agar Anda dapat mengerjakan dan latihan Anda terarah, maka bacalah
terlebih dahulu petunjuk pengerjaan latihan berikut ini.
1. Bicarakan dengan teman-teman Anda aspek apa saja yang akan diamati
dalam PKR, kemudian susunlah aspek-aspek tersebut menjadi lembar
pengamatan. Sesuaikan dengan pertanyaan maupun dengan prinsip-prinsip PKR.
2. Setelah melakukan penamatan, segeralah hasil pengamatan tersebut
didiskusikan dan balikan dari teman Anda diterima sebagai bahan perbaikan. 3. Pada saat diskusi dengan teman, jangan lupa melihat kembali prinsip-prinsip
PKR serta gambaran PKR yang ideal.
Rangkuman
Praktik Pembelajaran Kelas Rangkap masih banyak yang menyimpang dari gambaran PKR yang ideal. Pembelajaran yang berlangsung hanya secara bergilir, sehingga banyak waktu yang terbuang
dengan percuma. Pemanfaatan sumber belajar belum maksimal, supervisi guru terhadap belajar murid masih kurang. Konsep CBSA belum sesuai,
kadang pembelajaran membosankan. Sehingga hasil belajar tidak sesuai dengan dengan harapan.
Pembelajaran Kelas Rangkap yang ideal, secara terencana menerapkan
prinsip-prinsip PKR yang ideal menyebabkan belajar menjadi menyenangkan dan menantang, guru menjadi lebih kreatif memanfaatkan sumber belajar, murid aktif, iklim kelas ceria, menyenangkan, sehingga
muncul kerjasama dan persaingan yang sehat antar murid. Pembelajaran yang seperti ini jelas meningkatkan kadar waktu keaktifan akademik(WKA), sehingga hasil belajar juga meningkat.
Guru PKR yang ideal harus mampu berperan sebagai administrator, perancang kurikulum, pembawa perubahan dan penasehat, disamping professional serta kreatif.
Tes Formatif 2
Untuk mengukur tingkat keberhasilan Anda, kerjakanlah tes formatif 2
berikut ini dengan baik.
Bacalah setiap pernyataan/pertanyaan di bawah ini kemudian berilah tanda silang(X) pada jawaban yang Anda anggap benar.
1. Seorang guru mengajar dengan merangkap kelas 3 dan kelas 4. Guru masuk di kelas 3 dan mulai menjelaskan konsep, sementara kelas 4 menunggu, setelah selesai guru baru masuk ke kelas 4, sementara kelas 3 menyalin dari papan tulis.
Peristiwa itu tidak sesuai dengan prinsip PKR yang ideal karena …. A. murid tidak aktif belajar
B. pelajaran terjadi secara bergilir
C. guru banyak mondar-mandir
2. Berkaitan dengan peristiwa pembelajaran pada no 1, kelas 4 harus menunggu, bebrapa saat sehingga……
A. murid menjadi rebut B. kadar WKA rendah
C. suasana kelas tidak menyenangkan
D. sumber belajar tidak dimanfaatkan
3. Penerapan PKR yang ideal akan memungkinkan terciptanya hal-hal berikut, kecuali…..
A. terjadinya kerjasama antar murid B. adanya persaingan yang sehat
C. murid merasa tertantang untuk belajar D. beban guru menjadi ringan
4. Menyuruh murid menyalin selama 30 menit dari papan tulis dapat mengurangi
kadar WKA karena…..
A. menyalin tidak ada manfaatnya B. murid cepat menjadi bosan
C. memboroskan waktu dan murid tidak belajar D. menyalin dapat dilakukan di rumah
5. Guru yang menerapkan PKR yang ideal, di awal pembelajaran bertanya pada
murid tetapi hamper tak ada kaitannya dengan materi saat itu. Untuk apakah hal itu dilakukan?
A. mengulur waktu mengajar
B. Untuk menyiapkan mental anak terhadap pelajaran hari itu C. agar murid terbiasa menjawab pertanyaan
D. agar murid memahami materi materi yang telah disampaikan
6. Sudut sumber belajar yang ditata oleh guru dapat digunakan untuk….. A. hiasan ruang kelas
B. menerapkan konsep belajar sendiri dan pemecahan masalah
C. menyalurkan keinginan guru D. khusus praktik IPA
7. Yang dimaksud guru sebagai perancang kurikulum adalah….
A. guru PKR harus memilih butir kurikulum yang perlu penekanan B. guru PKR dapat mengusulkan untuk ikut merancang kurikulum C. guru sebagai pelaksana kurikulum
8. Guru sebagai administrator, artinya…..
A. guru merencanakan dan mengatur kelas serta jadwal pelajaran agar mencapai
hasil yang maksimal.
B. guru merangkap sebagai tata usaha C. administrasi harus dikerjakan oleh guru
D. administrasi merupakan tugas tambahan guru selain mengajar
9. Dalam PKR guru dapat memanfaatkan murid sebagai tutor. Hal ini dapat dilakukan sehingga murid yang padai dapat….
A. menunjukkan kelebihannya
B. meringankan beban guru mengajar
C. membantu murid pada kelas yang lebih rendah atau murid di kelas yang sama D. menggantikan peran guru jika guru tidak hadir
10.Guru PKR juga dapat mendatangkan ‘orang sumber’ untuk melatih murid
membuat suatu keterampilan dari bambu. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa guru…..
A. mengetahui sumber-sumber yang ada di desa
B. tidak mampu mengajar keterampilan dari bambu C. mempunyai kemampuan terbatas
D. dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di desa
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 2 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus
Tingkat pengasaan = x 100%
Arti tinggkat penguasaan Anda: 90% - 100% = baik sekali
80% - 89% = baik 70% - 79% = cukup < 70% = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan modul berikutnya. Tetapi bila kurang dari 80% jangan kecewa, ulangilah membaca sub unit 2, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
Jumlah jawaban yang benar
Kunci Jawaban Tes Formatif
Tes Formatif 1
1. B Yang dirangkap dapat lebih dua kelas dan lebih dari satu ruangan 2. A Kurangnya guru, sehingga guru harus merangkap
3. C PKR tidak menghemat waktu dan tenaga
4. C Dalam pembelajaran, murid dapat belajar tanpa guru 5. B Pembelajaran tidak hanya dilakukan dalam kelompok kecil
6. D Guru sebagai fasilitator bukan secara khusus merupakan prinsip PKR
7. B Kualitas dan kuantitas pengalaman belajar menentukan WKA
8. A Guru menunjukkan adanya kontak psikologis berkelanjutan pada murid 9. D Guru memenfaatkan nara sumber
10. A Kebiasaan tanggung jawab dapat membentuk kemandirian.
Tes Formatif 2
1. B Guru mula-mula mengajar di kelas 5, lalu pindah ke kelas 4. 2. B Karena waktu banyak terbuang.
3. D PKR tidak membuat beban guru menjadi ringan
4. C Yang paling tepat 5. B Merupakan pendahuluan
6. B Merupakan tujuan dari sudut sumber belajar
7. A Merupakan tugas guru dalam menterjemahkan kurikulum 8. A Tugas administrator menata/mengatur
9. C Murid sebagai tutor kakak atau tutor sebaya
Daftar Pustaka
Degeng, I.N.S, 1997. Strategi Pembealjaran Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang: Universitas Negeri Malang bekerjasama dengan Biro Penerbit IPTPI Indonesia.
Djalil, A., 2004. Pembelajaran Kelas Rangkap, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Universitas Terbuka.
Djalil, A., 1984. The Effect of Teacher Training of Specifict teaching Skills, Criterion, Classroom processes and Student Learning out Comes. Unpublished Doctoral Dissertation, The University of Sydney.
Joni, R., 1996. Pembelajaran Merangkap Kelas (Naskah disiapkan untuk Pelatihan Guru Pamong). Jakarta : BP3GSD.
Model Pengelolaan Dan Pembelajaran Kelas
Rangkap
Dra. Susilowati, M.Pd
Pendahuluan
nit ini adalah kelanjutan dari unit pertama. Apakah Anda masih ingat dari unit
pertama Anda telah memperoleh pemahaman tentang apa pembelajaran kelas rangkap (PKR), mengapa dan untuk apa PKR, dan apa saja prinsip-prinsip PKR. Anda juga telah mengenal praktik-praktik PKR yang terjadi di lapangan. Dengan
demikian Anda tentunya sudah dapat membedakan prinsip dan kenyataan PKR, serta pembelajaran di SD pada umumnya.
Pada unit ini Anda akan mempelajari model-model pengelolaan PKR dan
metode pembelajaran dalam PKR. Setelah Anda mempelajari materi pembelajaran pada unit ini diharapkan Anda mempunyai kemampuan untuk dapat;
1. Menjelaskan prinsip dam model pengelolaan PKR
2. Membandingkan berbagai model pengelolaan PKR di SD 3. Menjelaskan prinsip dedaktik metodik PKR
4. Menerapkan prosedur dasar PKR
5. Menerapkan berbagai model interaksi kelas dalam PKR
Menguasai kemampuan pembelajaran dalam PKR penting bagi setiap guru
kelas, baik yang selalu mengajar kelas rangkap di SD kecil maupun bila sewaktu-waktu harus mengajar kelas rangkap karena ada guru lain yang terpaksa tidak hadir mengajar. Apabila Anda tampil dengan mantap maka, murid Andapun akan merasa
senang untuk belajar karena suasana kelas lebih menarik, menantang dan menyenangkan.
U
Agar Anda dapat tampil sebagai guru PKR yang mantap, dalam unit ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan model pengelolaan dan pembelajaran
kelas rangkap sebagai berikut.
1. Prinsip dan Model Pengelolaan PKR
2. Prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR
3. Model-model interaksi kelas dalam PKR
Ikutilah petunjuk belajar berikut ini, supaya Anda dapat memahami materi
dengan lebih baik.
1. Bacalah terlebih dahulu pada bagian pendahuluan, maka Anda akan
memahami apa yang diharapkan dari Anda setelah mempelajari materi pada unit 2 ini.
2. Bacalah bagian demi bagian sampai Anda dapat memahami secara
keseluruhan. Berilah tanda atau garis bawah pada bagian-bagian yang penting.
3. Catat dan ringkaslah pengertian-pengertian pokok dengan bahasa sendiri,
kemudian bawalah selalu catatan tersebut sebagai bahan diskusi.
4. Bila Anda menemukan kesulitan dalam memahami materi dalam unit 2 ini, diskusikan dengan teman sejawat atau dengan tutor.
Sub Unit 1
Prinsip dan Model pengelolaan
Pembelajaran Kelas Rangkap
audara mahasiswa, dapatkah Anda mengingat kembali tentang ciri-ciri utama pembelajaran kelas rangkap? Bila ternyata Anda lupa coba lihatlah sebentar
pada unit pertama. Baiklah, mari perhatikan rumusan singkat mengenai cirri-ciri utama pembelajaran kelas rangkap sebagai berikut.
Pembelajaran kelas rangkap(PKR) adalah:
• Seorang guru
• Menghadapi dua kelas atau lebih, atau satu kelas dengan dua atau beberapa
kelompok murid yang berbeda kemampuan.
• Untuk membimbing belajar dalam satu mata pelajaran atau lebih, atau
beberapa topik yang berbeda dalam satu mata pelajaran
• Dalam satu atau lebih dari satu ruangan
• Pada jam pelajaran yang bersamaan
Pada sub unit 2 ini akan dipelajari tiga model pembelajaran kelas rangkap
dan pengelolaannya sebagai berikut.
1. Model PKR 221 : Dua Kelas, Dua Mata pelajaran, Satu Ruangan. 2. Model PKR 222 : Dua Kelas, Dua Mata Pelajaran, Dua Ruangan.
3. Model PKR 333 : Tiga Kelas, Tiga Mata Pelajaran, Tiga Ruangan.
1. Model PKR 221
Pada model PKR 221 ini, seorang guru mengajar dua kelas misalkan kelas 5 dan kelas 6, dengan dua mata pelajaran IPS dan IPA, dalam satu ruangan. Langkah-langkah pembelajaran pada model ini, dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V (IPS) Kelas VI (IPA)
1. Pendahuluan(10’) Pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan; penjelasan skenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(20’) Tugas Individual Kerja Kelompok 3. Kegiatan Inti 2(20’) Kerja Kelompok Ceramah, Tanya jawab 4. kegiatan Inti 3(20’) Ceramah,kerja kelompok Diskusi, Tanya jawab
5. Penutup (10’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya.
Dalam menerapkan model PKR ini, ikutilah petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan
pengantar dan pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan hasil belajar yang diharapkan dari kelas 5 dan kelas 6. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas yang akan
ditempuh selama pertemuan.
b. Pada kegiatan inti 1,2,3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung
adakan pemantapan, bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas
menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai keperluan. Kemudian berikan tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan
berikutnya atau mungkin untuk hari berikutnya.
2. Model PKR 222
Pada model pembelajaran kelas rangkap 222, guru menghadapi dua kelas. Misalnya kelas 5 dan kelas 6, untuk mengajar mata pelajaran matematika di kelas 5 dan IPA di kelas 6. Topik yang diajarkan tidak memiliki saling keterkaitan. Proses
pembelajaran berlangsung dalam dua ruangan berdekatan yang berhubungan dengan pintu. Langkah-langkah pembelajaran dapat diperhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas V(Matematika) Kelas VI(IPA)
1.Pendahuluan (10’) Pengantar dan pengarahan umum diberikan secara
bersama dalam dua ruangan yang berhubungan, penjelasan scenario dan hasil belajar
2. Kegiatan Inti 1(15’) Penjelasan guru Kegiatan individual
3. Kegiatan Inti 2(15’) Tanya jawab Kegiatan individual
4. Kegiatan Inti 3(15’) Kerja individual Tanya jawab
5. Kegiatan Inti 4(15’) Kerja individual Tanya jawab
6. Penutup (10’) Reviuw umum, pergantian, penguatan, tindak lanjut,
Untuk menerapkan model ini Anda perlu mengikuti petunjuk sebagai berikut.
a. Pada kegiatan pendahuluan lebih kurang 10 menit pertama, satukan murid kelas V dan kelas VI dalam satu ruangan yang tempat duduknya mencukupi. Berikan pengantar dan pengarahan umum seperti yang Anda lakukan pada model PKR
221. Bila tidak mungkin bisa menyatukan murid dalam satu ruangan, gunakan halaman/teras, dan bila tidak mungkin lagi murid tetap di ruang masing-masing tetapi guru berada di pintu yang menghubungkan antara dua kelas.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit berikutnya, terapkan aneka metode yang sesuai untuk masing-masing kelas. Yang perlu diperhatiakn adalah jangan sampai
pada saatbAnda sedang menghadapi kelas yang satu, kelas yang lain tidak ada kegiatan sehingga murid rebut. Atur kepindahan Anda dari ruang ke ruang secara seimbang, artinya jangan banyak mengguakan waktu di satu ruang. Ada saat
dimana Anda harus berdiri di pentu penghubung.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir berdirilah di pintu penghubung menghadapi kedua kelas untuk mengadakan reviuw umum mengenai
materi dan kegiatan belajar yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai dengan keperluan. Setelah itu berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas, kemudian persiapan untuk jam pelajaran.
d. Sebaiknya untuk menerapkan model PKR 222 ini, aturlah tempat duduk murid sedemikian rupa sehingga pandangan murid mengarah kedepan dan kearah pintu penghubung.
3. Model PKR 333
Pada model pembelajaran kelas rangkap 333 guru menghadapi tiga kelas
untuk mengajarkan tiga mata pelajaran. Misalnya kelas 4 dengan mata pelajaran matematika, kelas 5 dengan mata pelajaran IPS, dan kelas 6 dengan mata pelajaran IPA dalam tiga ruangan. Untuk memahami langkah-langkah
pembelajaran perhatikan matrik berikut ini.
Kegiatan/waktu Kelas IV(Mat) Kelas V(IPS) Kelas VI(IPA)
Pendahuluan(10’) Pengntar dan pengarahan umum diberikan secara bersama-sama di salah satu ruangan. Penjelasan skenario dan hasil belajar yang ingin dicapai. Kegiatan inti 1, 20’ Tugas individual Kerja kelompok Ceramah, dan Tanya
jawab Kegiatan inti 2, 20’ Ceramah, dan Tanya
jawab
Tugas individual Kerja kelompok
Kegiatan inti 3, 20’ Kerja kelompok Ceramah dan Tanya jawab
Penutup (20’) Review, penguatan, komentar dan tindak lanjut. Persiapan kegiatan belajar berikutnya
Untuk menerapkan model ini, Anda perlu mengikuti petunjuk berikut ini.
a. Pada kegiatan lebih kurang 10 menit pertama, kumpulkan semua murid kelas 4, 5 dan 6 dalam satu ruangan yang memiliki tempat duduk yang cukup. Berikan pengantar dan pengarahan umum. Bila tidak mungkin menyatukan murid dalam
satu ruangan, dapat mencari tempat di luar ruangan misalnya di halaman sekolah atau taman sambil berdiri atau duduk. Berikan pengantar atau pengarahan umum yang berisi prosedur kegiatan belajar yang akan dilakukan oleh semua murid.
b. Pada kegiatan inti lebih kurang 60 menit, terapkan berbagai metode yang cocok dengan memanfaatkan sumber belajar yang tersedia. Penggunaan lembar kerja
murid sangat dianjurkan terutama pada kegiatan belajar murid yang bersifat mandiri. Dengan demikian kegiatan belajar murid tidak banyak tergantung pada kehadiran guru di muka kelas atau tempat belajar. Tingkatkan kadar kemandirian
belajar murid. Proses saling membimbing antar tutor sangat dianjurkan. Guru selalu memanfaatkan kegiatan murid dan untuk ini guru berada diantara masing-masing kelompok.
c. Pada kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir, guru harus berada diantara masing-masing kelompok atau kelas untuk mengadakan review umum tentang kegiatan belajar yang telah dilakukan murid. Berikan komentar dan penguatan
sesuai keperluan. Selanjutnya berikan tindak lanjut berupa tugas untuk masing-masing kelas. Kemukakan hal-hal yang perlu dipersiapkan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya.
d. Model PKR 333 ini memang agak rumit dalam pengelolaannya. Maka Anda harus memiliki daya gerak paedagogis yang tinggi. Keunggulan mode ini adalah terletak pada intensitas kemandirian belajar setiap kelas dan terbebas dari situasi belajar
kelas lainnya.
Latihan
Tiga model dasar dalam pengelolaan pembelajaran kelas rangkap telah kita bahas bersama. Masing-masing mepunyai keunggulan dan kelemahan. Sebagai latihan cobalah Anda menganalisis keunggulan dan kelemahan pada setiap model
PKR tersebut.
Model Keunggulan Kelemahan
PKR 221 1. …………
2. ………… 3. …………
PKR 222 1. ………… 2. ………… 3. …………
1. ………… 2. ………… 3. …………
PKR 333 1. …………
2. ………… 3. …………
1. ………… 2. ………… 3. …………
Petunjuk jawaban latihan
1. Diskusikan dengan teman sejawat secara kelompok, mintalah pendapat tutor bila diperlukan.
2. Pengalaman Anda dalam melaksanakan praktik merangkap kelas, dapat digunakan sebagai bahan diskusi.
RANGKUMAN
Agar pemahaman Anda lebih mantap lagi, bacalah butir-butir penting dari materi sub unit 1 berikut ini.
1. Pada hakekatnya pengelolaan PKR adalah upaya mencapai tujuan yang setinggi-tingginya dengan memanfaatkan segala sumber daya manusia, alam, social dan budaya yang tersedia.
2. Pengelolaan PKR yang efektif ditandai oleh pemanaatan sebagian terbesar dari waktu yang tersedia untuk kegiatan belajar murid, penampilan kualitas pembelajaran yang memadai, dan keterlibatan
yang luas dari seluruh murid dalam kegiatan belajar.
3. Guru PKR dituntut untuk melakukan aneka cara mengisi waktu
belajar, menampilkan kualitas pembelajaran dan melibatkan murid
dalam belajar.
4. Ada tiga model dasar pengelolaan pembelajaran kelas rangkap
yaitu: 1) PKR 221 : Dua kelas, dua mata pelajaran dalam satu
ruangan, 2) PKR 222 :Dua kelas, dua mata pelajaran dalam dua ruangan, 3) PKR 333 : Tiga kelas, tiga mata pelajaran dalam tiga ruangan.
5. Setiap model memiliki kekuatan dan kelemahan. Dalam praktik
semua kembali pada tujuan belajar, kemampuan, dan sarana belajar
Tes Formatif 1
Setelah membaca rangkuman, kerjakanlah Tes Formatif 2, sehingga Anda
dapat mengukur tingkat keberhasilan Anda.
Berilah tanda silang(X) pada huruf A, B, C, atau D di depan jawaban yang menurut pendapat Anda paling benar.
1. Dilihat dari sasaran belajarnya PKR mempunyai ciri khas yaitu adanya……. A. perbedaan isi pembelajaran
B. variasi tingkat kemampuan
C. tuntutan pengelompokan yang homogen D. sasaran belajar yang berjenjang
2. Dilihat dari kadar isinya inti persoalan pengelolaan pembelajaran adalah ……. A. dana yang dikeluarkan
B. manfaat sumber daya manusia
C. tujuan secara optimal D. rencana pembelajaran
3. Kualitas pembelajaran tergantung dari hal-hal sebagai berikut, kecuali………..
A. gaji guru dan kesejahteraan keluarganya B. penguasaan bahan pelajaran
C. kemahiran metodologis pembelajaran
D. kepedulian terhadap peserta didik
4. Model PKR 221 lebih cocok untuk pembelajaran mata pelajaran yang topiknya……
A. bertentangan
B.berhubungan C. berjenjang –naik
D. berjenjang-meluas
5. Murid harus selalu diupayakan agar merasa bersama dengan gurunya dalam belajar, hal ini termasuk prinsip …….
A. Overlappingness
B. alertness
C. withitness
6. Model PKR 222 dan PKR 333 lebih cocok dalam pembelajaran mata pelajaran yang topic-topiknya……..
A. berjenjang –naik
B. berjenjang-meluas
C. berdiri sendiri
D. berkaitan
7. Dalam mengorganisasikan kegiatan inti PKR model manapun diperlukan penerapan prinsip-prinsip berikut, kecuali………
A. aneka media dan sumber
B. aneka kegiatan dan tugas belajar
C. variasi waktu belajar
D. diversifikasi, interaksi belajar
8. Dalam pelaksanaan model PKR 222 dan PKR 333 perpindahan guru dari kelas
satu ke kelas lainnya sebaiknya…… A. berjarak waktu yang sama B. terserah guru saja
C. tergantung pada kemauan murid D. sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
9. Proses saling membimbing antar murid dalam PKR perlu digalakkan untuk…….
A. menggantikan tugas guru B. mengatasi kekurangan sumber
C. meningkatkan pemahaman
D. mengurangi kejenuhan
10. Salah satu keunggulan dari model PKR 333 adalah dampak belajar berupa…..
A. korelasi pemahaman
Setelah Anda selesai mengerjakan tes, cocokkan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif 1 yang ada di bagian akhir unit ini. Hitunglah jawaban
Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda.
Rumus Jumlah jawaban yang benar
Tingkat pengasaan = x 100%
10 Arti tinggkat penguasaan Anda:
90% - 100% = baik sekali 80% - 89% = baik
70% - 79% = cukup < 70% = kurang
Apabila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
Sub Unit 2
Prinsip Didaktik-Metodik dan
Prosedur Dasar PKR
etelah Anda memahami materi tentang model-model PKR dan bagaimana penerapannya, maka selanjutnya pada sub unit ini akan dibahas mengenai prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar PKR. Cobalah mengingat-ingat, apakah
Anda mengenal istilah didaktik- metodik?. Untuk menyegarkan ingatan Anda,
marilah kita lihat secara sepintas. Didaktik berasal dari bahasa latin
didasco/didascein yang berarti saya mengajar, kemudian secara popular diartikan sebagai ilmu mengajar atau pengetahuan tentang bagaimana mengajar. Metodik juga berasal dari bahasa latin yang artinya metodos atau jalan ke, dan secara popular diartian sebagai cara atau strategi mengajar.
Cara atau strategi mengajar pada dasarnya berkenaan dengan penataan urutan kegiatan pembelajaran. Secara operasional dapat dirinci menjadi bagaimana membuka pembelajaran, mengisi kegiatan inti pembelajaran dan mengakhiri
pembelajaran. Nah itulah hakekat dari metodik. Sementara itu ilmu mengajar atau didaktik berkenaan dengan bagaimana menerapkan teori dan konsep psikologis, sosiologis, komunikasi dan dari ilmu lain yang sesuai dalam upaya membimbing dan
menciptakan situasi belajar. Jadi, didaktik sebenarnya merupakan ilmu terapan atau ilmu pendidikan praktis.
Dengan menggunakan konsep didaktik dan metodik seperti diuraikan, maka
yang dimaksud dengan prinsip-prinsip didaktik-metodik dan prosedur dasar pembelajaran kelas rangkap dalam unit ini adalah:
1. Konsep-konsep pembelajaran yang relevan dan perlu diterapkan dalam PKR
sehingga membentuk suatu sistem.
2. Keterampilan prosedural pembelajaran, khususnya berkenaan dengan
membuka dan menutup pembelajaran, mendorong belajar aktif dan belajar mandiri, dan mengelola kelas PKR.
Marilah kita selanjutnya membahas tentang:
1. Membuka dan Menutup pembelajaran