• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pencemaran Kapang Aspergillus spp. pada Penetasan Tradisional Itik Alabio di Desa Mamar Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pencemaran Kapang Aspergillus spp. pada Penetasan Tradisional Itik Alabio di Desa Mamar Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEMARAN KAPANG Aspergillus

spp.

PADA PENETASAN TRADISIONAL ITIK ALABIO

DI DESA

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN

Aspergillus spp. CONTAMINATION ON TRADITIONAL HATCHERIES OF ALABIO DUCK

IN VILLAGE DISTRICT OF HULU SUNGAI UTARA SOUTH KALIMANTAN

Bambang Ngaji Utomo

Palangkaraya, P.O. Box 122, Palangkaraya 73001 INDONESIA, (62-536) 31219

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Media Veteriner. 1999. 1-4.

Contoh telur tetas, pakan, sekam dan anak itik (DOD) penetasan dari penetasan tradisional itik Alabio di Desa Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan

telah keberadaan Aspergillus.

pemeriksaan bahwa

pang Aspergillus 20-40% pada contoh telur tetas, pada contoh pakan, 0% pada contoh sekam dan

pada contoh DOD. Jenis Aspergillus yang ditemukan adalah Aspergillus (1 8 isolat), Aspergillus (12 lat), Aspergillus niger (9 isolat) dan Aspergillus sp. (9 isolat). Kandungan kapang Aspergillus pada pakan yang diperiksa mencapai kisaran

Kata-kata kunci: aspergillosis, pencemaran, penetasan, itik Alabio

ABSTRACT

Media Veteriner. 1999. 1-4.

Sample of eggs, feed, rice grains and DOD taken from center for traditional hatcheries of Alabio ducks in Village District of Hulu Sungai Utara South Kalirnantan were

for Aspergillus contamination. The result showed that of hatched eggs, 25-50% of feed, 0% of rice

of was The species of

found in those materials were

(18 (12 isolates),

niger (9 isolates) and (9 isolates).

content in feed sample examined was in the range between

Key words: aspergillosis, contamination, hatcheries, alabio ducks

Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang merupakan pengembangan itik Alabio di Kalimantan Selatan, daerah-daerah dengan dalam pengembangan ternak itik, misalnya daerah yang khusus untuk pembesaran, penghasil telur (penghasil telur tetas dan telur konsumsi

dan penetasan. Desa merupakan lah satu penetasan dan kegiatan penetasan sudah

kan menggunakan tradisional

yang terbuat dari persegi panjang yang

di dalamnya terdapat bronjong sebagai telur tetas dan sekam sebagai pemanas. jenis ini masih menjadi primadona peternak yang mampu 1.000 butir telur tetas dalam satu kali penetasan, walaupun daya tetas- nya masih relatif (Istiana et al., 1991; Utomo, 1994).

Tatalaksana penetasan teknologi, misalnya se- leksi dan perlakuan terhadap yang ditetaskan, tingkat kelembaban dan sanitasi dan lingkungan pe-

Istiana et al. (1991) bahwa

halus dari penetasan itik di Desa melebihi yang dianjurkan dari debu Salmonella

spp. yang rendahnya

1993). oleh

pang daya tetas telur

wick, 1973; 1987). Dengan higienitas

yang merupakan yang penting untuk mengurangi yang pada

itik dan kematian (Deeming,

1992).

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran kapang Aspergillus spp. pada penetasan

itik Alabio di Desa yang dijadikan

(2)

BAHAN DAN

Penelitian dilakukan di Desa Kabupaten HSU yang menjadi penetasan tradisional itik Alabio.

Identifikasi kapang Aspergillus dilakukan melalui riksaan contoh telur tetas, sekam (penghangat tetas), pakan untuk anak itik anak itik umur sehari (day old duck, DOD) yang diperoleh dari hasil penetasan selama delapan

penetasan. pada setiap periode, diambil beberapa contoh dan langsung ke

lasi Penelitian Pengkajian

Banjarbaru. Contoh pakan dan sekam diambil bulan

lama bulan contoh telur tetas

diambil hanya sekali telur-telur

ke dalam tetas. Contoh diambil di tiga lokasi penetasan

yang 1). penetasan dan kandang

anak itik sampai satu didirikan di

rawa. atau di bawah umurnnya

timbun sisa-sisa penetasan (cangkang).

Contoh telur tetas dibuka di bagian ujung berkantong

pada organ cukup khas yaitu berupa bulatan kecil seperti cing dengan warna keputihan dan diameter

milimeter. Bedanya dengan lemak kalau digeser lesi

tidak bergerak. biasanya ditemukan pada

organ pada kantong udara, walaupun pada

organ lain juga pemah dilaporkan (Hastiono et al., 1986). Or- gan dan lesi kapang yang ditemukan dipotong kecil-kecil dan ditanam pada media SGA.

media SGA yang sudah diberi contoh terse- but dieramkan pada suhu 37 selama

+

4-5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan laboratorium terhadap contoh telur tetas, sekam, pakan itik dan DOD disajikan pada 2. juga memperlihatkan tingkat pencemaran Aspergillus berkisar pada contoh telur tetas, 50% pada contoh pakan, 0% pada contoh sekam

pada contoh DOD. yang ditemukan adalah

1. Sebaran contoh pakan, sekam, telur tetas dan DOD untuk pemeriksaan di Desa Kabupaten HSU Kalimantan Selatan

udara untuk melihat kemungkinan adanya titik pencemaran kapang yang biasanya dengan adanya koloni kapang yang melekat pada selaput kantong udara dan kadangkala lihat spora dengan warna yang khas. Selanjutnya, selaput tong udara dipotong kecil-kecil di media

Glucose Agar (SGA, Oxoid). yang nya lesi kapang dipotong pada bagian tersebut.

secara kualitatif dan kuantitatif dilakukan terhadap contoh pakan sekam. Sebanyak satu contoh pakan dan sekam yang dan diencerkan sarnpai tingkat

pengenceran air sucihama. Secara

satu dari masing-masing pengenceran

diambil ke petri. Media SGA yang

dah pada suhu 50 dituangkan pada

petri dengan ketebalan 4

contoh itik, dilakukan

untuk melihat anatominya terhadap

perubahan yang disebabkan oleh kapang. Bentuk lesi kapang

Aspergillus jlavus ( 1 8 isolat), fumigatus (12 lat), Aspergillus niger (9 isolat) dan Aspergillus sp. (9 isolat).

Pada pemeriksaan secara kuantitas terhadap contoh pakan ditemukan kapang Aspergillus baik pada lokasi A, B dan C,

dengan koloni

3).

Ditemukannya kapang Aspergillus pada telur tetas dan DOD perlu mendapat perhatian karena Aspergillus

jlavus dan niger merupakan penyebab aspergillosis pada unggas yang ditemukan di Indonesia (Gholib dan Hastiono, 1993). Pencemaran Aspergillus spp. pada telur tetas itik Alabio juga pemah dilaporkan

(Utomo et al., 1995; Utomo dan Tarmudji, 1997).

nya pada telur lebih sering disebabkan karena adanya pencemaran dari luar telur-telur

atau dari dan

wick, 1973). Aspergillus pada telur tetas

(3)

2. Hasil pemeriksaan spp. terhadap contoh telur tetas, pakan, dan dari penetasan di Desa HSU, Kalimantan Selatan

No Jenis contoh Kode Jenis Jumlah Tingkat kekerapan

contoh contoh Aspergillus yang

A. A. A. niger A. sp. yang ter diisolasi (%)

dihasilkan. Willomitzer et al. (1986) anak-anak yang mengalami kernatian dengan tingkat kernatian sebesar oleh aspergillosis dan diduga telur-telur tetas yang Aspergillus sp. ditetaskan sebagai penyebab

Selain dari telur tetas, Aspergillus pada itik diduga disebabkan pula oleh adanya penularan dari pakan. Pakan yang mengandung koloni kapang lebih atau sama dengan dapat bertindak sebagai

penularan (Thompson, 1963 Hastiono, 1980). Dari hasil pemeriksaan, kapang di dalam pakan ada

yang mencapai

.

pakan itik yang

ada di tingkat peternak disimpan dalam jangka waktu

yang lama dalam yang seringkali

tidak habis singkat. Dengan tingkat kelembaban

3. Hasil pemeriksaan kuantitatif contoh pakan dari penetasan di Desa Kabupaten HSU Kalimantan Selatan yang tercemari kapang Aspergillus spp.

No Contoh Kode Pakan

yang tinggi, kapang akan mencemari

kan. pencemaran pada contoh pakan, koloni

kapang bisa dilihat walaupun hanya dengan pengamatan

Dari pemeriksaan tidak ditemukan adanya pada anak-anak itik, walaupun pada perneriksaan telah diisolasi kapang pergillus. Hasil yang sama dilaporkan oleh Saho et (1985) pada anak-anak itik yang mengalami kernatian dengan

tingkat kematian dua bulan.

unggas umur muda peka terhadap infeksi kapang Aspergillus

dan seringkali kematian et 1984).

Namun pada penelitian ini data kematian anak itik yang disebabkan aspergillosis.

KESIMPULAN

Dari penelitian telah diisolasi kapang Aspergillus spp.

yang kekerapan pada

contoh telur tetas, pada contoh pakan, pada contoh pada contoh DOD. Jenis Aspergillus

yang Aspergillus (18 isolat),

(12 isolat), Aspergillus niger dan Aspergillus sp. masing-masing 9 isolat. Kandungan kapang Aspergillus

yang diisolasi dari contoh pakan

UCAPAN TERIMAKASIH

B5

x

1 6

1,3 1 6 Ucapan terimakasih disampaikan kepada Kepala

x

1 6 Peternakan Kabupaten Sungai

C3 2,6 X yana dan Finnansyah yang telah membantu dalam persiapan

(4)

DAFTAR

G.C. and P.K.C. Austwick. 1973. Fungal Diseases of Animals. ed. Commonwealth Agricultural Bureau. Farnham Royal, Slough, England.

Deeming, C. 1992. Future Development of the Hatchery Indus- try In The 1990's. World poultry, 41-43.

Gholib, D. dan S. Hastiono. 1993. Evaluasi Aspergillosis pada Ayam. Majalah Parasitologi Indonesia, 67-73.

Hastiono, S. 1980. Evaluasi Aspergillosis pada Unggas hingga

ini dan Risalah Seminar

Reproduksi Unggas. Tugu, 13-15 Maret 1980. 285-309.

Hastiono, S., Subiyanto dan D. Gholib. 1986. Peritonitis pergillosis: infeksi oleh Aspergillus

flavus. 155-158.

Hofstad, M.S., H.J. Barnes, B.W. Calneck, W.M. Reid and H.W. Jr. 1984. Diseases of Poultry. 8" ed. Iowa State University Press, Arnes, Iowa, USA.

Istiana, dan Tarmudji. 1991. pada Beberapa Penetasan Itik dan Lingkungannya di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

16-18.

Istiana. 1993. Penyebaran Serotipe Salmonella spp. pada Tradisional Itik Alabio di Kabupaten Hulu Sungai

Utara, Kalirnantan Selatan. 120-123.

Saho, S.K., Rao, A.T. and Day, P.C. 1985. An Outbreak of Aspergillosis in Duckling Caused by Aspergillus flavus

type. Review of Medical and Veterinary Mycology,

89.

Sebastian, S.O. 1987. Penurunan Bakteri pada Telur Poultry Indonesia, 94: 12- 13.

Utomo, B. Ng. 1994. Pengendalian Aspergillosis pada Penetasan Itik Alabio. Penelitian Veteriner.

Penelitian Veteriner.

Utomo, B. Ng., Istiana, E.S. Rohaeni dan 1995. Tingkat Kontaminasi Jasad pada Telur Alabio di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalirnantan Selatan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Veteriner

Kesehatan Dan

Bahan Cisarua, 22-24 Maret 1994. Balai Penelitian Veteriner Hal. 35 1-356.

Utomo, B. Ng. dan 1977. Penelaahan Kandungan spp. pada Berbagai dan Status pergillosis pada Unggas di Kalimantan Selatan. Majalah Parasitologi Indonesia, 1 46-53.

Willornitzer, J., Vodickova, M. and Wikfora, J. 1986. Occur-

rence and Distribution of In Chick-

(5)

PENCEMARAN KAPANG Aspergillus

spp.

PADA PENETASAN TRADISIONAL ITIK ALABIO

DI DESA

KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA KALIMANTAN SELATAN

Aspergillus spp. CONTAMINATION ON TRADITIONAL HATCHERIES OF ALABIO DUCK

IN VILLAGE DISTRICT OF HULU SUNGAI UTARA SOUTH KALIMANTAN

Bambang Ngaji Utomo

Palangkaraya, P.O. Box 122, Palangkaraya 73001 INDONESIA, (62-536) 31219

ABSTRAK

PENDAHULUAN

Media Veteriner. 1999. 1-4.

Contoh telur tetas, pakan, sekam dan anak itik (DOD) penetasan dari penetasan tradisional itik Alabio di Desa Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan

telah keberadaan Aspergillus.

pemeriksaan bahwa

pang Aspergillus 20-40% pada contoh telur tetas, pada contoh pakan, 0% pada contoh sekam dan

pada contoh DOD. Jenis Aspergillus yang ditemukan adalah Aspergillus (1 8 isolat), Aspergillus (12 lat), Aspergillus niger (9 isolat) dan Aspergillus sp. (9 isolat). Kandungan kapang Aspergillus pada pakan yang diperiksa mencapai kisaran

Kata-kata kunci: aspergillosis, pencemaran, penetasan, itik Alabio

ABSTRACT

Media Veteriner. 1999. 1-4.

Sample of eggs, feed, rice grains and DOD taken from center for traditional hatcheries of Alabio ducks in Village District of Hulu Sungai Utara South Kalirnantan were

for Aspergillus contamination. The result showed that of hatched eggs, 25-50% of feed, 0% of rice

of was The species of

found in those materials were

(18 (12 isolates),

niger (9 isolates) and (9 isolates).

content in feed sample examined was in the range between

Key words: aspergillosis, contamination, hatcheries, alabio ducks

Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) yang merupakan pengembangan itik Alabio di Kalimantan Selatan, daerah-daerah dengan dalam pengembangan ternak itik, misalnya daerah yang khusus untuk pembesaran, penghasil telur (penghasil telur tetas dan telur konsumsi

dan penetasan. Desa merupakan lah satu penetasan dan kegiatan penetasan sudah

kan menggunakan tradisional

yang terbuat dari persegi panjang yang

di dalamnya terdapat bronjong sebagai telur tetas dan sekam sebagai pemanas. jenis ini masih menjadi primadona peternak yang mampu 1.000 butir telur tetas dalam satu kali penetasan, walaupun daya tetas- nya masih relatif (Istiana et al., 1991; Utomo, 1994).

Tatalaksana penetasan teknologi, misalnya se- leksi dan perlakuan terhadap yang ditetaskan, tingkat kelembaban dan sanitasi dan lingkungan pe-

Istiana et al. (1991) bahwa

halus dari penetasan itik di Desa melebihi yang dianjurkan dari debu Salmonella

spp. yang rendahnya

1993). oleh

pang daya tetas telur

wick, 1973; 1987). Dengan higienitas

yang merupakan yang penting untuk mengurangi yang pada

itik dan kematian (Deeming,

1992).

penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pencemaran kapang Aspergillus spp. pada penetasan

itik Alabio di Desa yang dijadikan

Gambar

Tabel 1. Sebaran contoh pakan, sekam, telur tetas dan DOD untuk pemeriksaan di Desa Mamar Kabupaten HSU Kalimantan Selatan
Tabel 3. Hasil pemeriksaan kuantitatif contoh pakan dari penetasan di Desa Selatan yang Mamar Kabupaten HSU Kalimantan positif tercemari kapang Aspergillus spp

Referensi

Dokumen terkait

perwakilan untuk mendapatkan kontrak sewa wisma dubes (Kedubes Argentina di Bangkok). Pada situs Kedutaan Argentina di Bangkok, para bidder yang diundang wajib menyerahkan

Tingkat konsumsi energi rata-rata pada kelompok dewasa muda cenderung lebih tinggi dibanding dua kelompok usia lain, baik berdasarkan Schofield equation, Oxford equa- tion dan

Manajer Investasi wajib memastikan kesiapan sistem elektronik yang disediakan oleh Manajer Investasi atau Agen Penjual Efek Reksa Dana yang ditunjuk oleh Manajer

Warga muslim Kota Semarang yang peduli dengan produk halal sebesar 20% atau 229,600 jiwa, ini disebut sebagai pasar potensial (potential market)3. Warga muslim Kota Semarang

Peningkatan kinerja ini tercapai dengan inisiatif strategis Perpustakaan Nasional, melalui (i) Melakukan pendekatan dengan asosiasi para wajib s era h d e nga n m e m

Penanganan pasca panen merupakan segala kegiatan yang dilakukan untuk mempertahankan kualitas produk baik sayur maupun buah sebelum sampai pada konsumen. Penanganan pasca

Menurut Baljon dalam bukunya yang berjudul Modern Muslim Koran Interpretation, mengatakan bahwa yang apa yang disebut tafsir modern adalah usaha yang dilakukan para mufassir

Yang membedakan keduanya adalah dari macam macam kasa ada yang steril akan tetapi  perban belum kami temui sampai saat ini perban yang steril.pada pemakaiannya