L A P O R A N
K I N E R J A
Perpustakaan Nasional RI
DAFTAR GRAFIK x
PENGANTAR xi
RINGKASAN EKSEKUTIF xiii
BAB 1
LATAR BELAKANG 1
STRUKTUR ORGANISASI 4
DASAR HUKUM 5
KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN 6
POTENSI DAN PERMASALAHAN 31
PENDAHULUAN
BAB 2
PERENCANAAN KINERJA
RENSTRA 2015-2019 35 VISI 35 MISI 35 NILAI-NILAI ORGANISASI 35TUJUAN PERPUSTAKAAN NASIONAL 35
ARAH KEBIJAKAN 37
PETA STRATEGIS 2015-2019 39
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 43
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA DAN REALISASI KEUANGAN
AKUNTABILITAS KINERJA 47
PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS DAN PK 2016 48
PENGUKURAN CAPAIAN SASARAN STRATEGIS RENSTRA 2015-2019 (REVISI) 103
REALISASI KEUANGAN TA 2016 162
CAPAIAN KINERJA LAINNYA 165
BAB 4
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Ketersediaan Dibandingkan Kebutuhan
Perpustakaan Sesuai dengan Wilayah, Lembaga dan Satuan Pendidikan 7
Tabel 2. Rasio Jumlah Perpustakaan dan Penduduk per Provinsi 8
Tabel 3. Perpustakaan Terakreditasi 10
Tabel 4. Perbandingan Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan Terhadap Pengguna Perpustakaan 12 Tabel 5. Rasio Ideal Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan terhadap Jumlah Pengguna
Perpustakaan Umum Menurut IFLA/ UNESCO 1 3
Tabel 6. Sebaran Naskah Nusantara di Seluruh Dunia 15
Tabel 7. Sebaran Naskah Nusantara di Dalam dan Luar Negeri Berdasarkan Bahasa 16 Tabel 8. Naskah Nusantara Koleksi Perpustakaan Nasional Berdasarkan Media Tulis 17
Tabel 9. Penelitian Naskah Kuno Nusantara Tahun 2000 18
Tabel 10. Pelestarian Naskah Nusantara oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2011-2016 20
Tabel 11. Institusi Pelestari di Indonesia 21
Tabel 12. Sebaran Tenaga Perpustakaan Berdasarkan Jenis Perpustakaan Per Provinsi 22
Tabel 13. Sebaran Tenaga Perpustakaan Sekolah per Provinsi 23
Tabel 14. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakan Umum per Provinsi 24
Tabel 15. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Pendidikan Tinggi 25
Tabel 16. Sebaran dan Rasio Ideal Tenaga Perpustakaan Khusus Per Provinsi 26
Tabel 17. Sebaran Uji Kompetensi Pustakawan per Provinsi 27
Tabel 18. Sebaran Sertifikasi Tenaga Perpustakaan Per Provinsi 28
Tabel 19. Jumlah Kunjungan Pemustaka Berdasar Jenis Perpustakaan. 29
Tabel 20. Potensi Pemanfaatan Perpustakaan Berdasarkan Jumlah Pemustaka Potensial
dan Jumlah Perpustakaan Berdasarkan Jenis dan Provinsi 30
Tabel 21. Sasaran Strategi dan IKU serta Target Renstra 2015-2019 sebelum Revisi 40 Tabel 22 . Sasaran Strategi dan IKU serta Target Renstra 2015-2019 setelah Revisi 41
Tabel 23. Sasaran Strategi dan IKU serta Target Perjanjian Kinerja 2016 43
Tabel 25. Capaian IKU 1. Pembudayaan Kegemaran Membaca 49
Tabel 26. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 56
Tabel 27. Analisis Sasaran Strategis (SS) 1. Peningkatan Kegemaran Membaca 56
Tabel 28. Capaian IKU 2. Kapasitas Utilitas Semua Jenis Perpustakaan 57
Tabel 29. Rekapitulasi Kapasitas dan Utilitas Semua Jenis Perpustakaan 58
Tabel 30. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 60
Tabel 31. Kriteria Standarisasi/Akreditasi Perpustakaan 6 1
Tabel 32. Analisis Sasaran Strategis (SS) 2. Meningkatkanya Kualitas Pengembangan Semua Jenis
Perpustakaan 62
Tabel 33. Capaian IKU Layanan Ekstensi Perpustakaan Berbasis TIK 63
Tabel 34. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Layanan Ekstensi Perpustakaan Berbasis TIK Tahun
2015 dengan 2016 6 4
Tabel 35. Daftar Perpustakaan Provinsi/Kabupaten/Kota Penerima Bantuan Hibah MPK Tahun 2016 65
Tabel 36. Capaian IKU Layanan perpustakaan berbasis TIK 66
Tabel 37. Perpustakaan Penerima Bantuan Metadata Converter bagi Perpustakaan Mitra Non MARC
Tahun 2016 66
Tabel 38. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Layanan perpustakaan berbasis TIK Tahun 2015 dengan
2016 67
Tabel 39. Capaian IKU Pemustaka yang Memanfaatkan Perpustakaan 69
Tabel 40. Jumlah Pemustaka di Daerah Provinsi Tahun 2016 70
Tabel 41. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Pemustaka yang Memanfaatkan Perpustakaan
Tahun 2016 dengan Tahun 2015 71
Tabel 42. Layanan Perpustakaan Online 71
Tabel 43. Layanan Pemustaka Produk E-Resource 74
Tabel 44. Analisis Sasaran Strategis (SS) 2.Meningkatkanya Kualitas Pengembangan Semua Jenis
Perpustakaan 76
Tabel 45. Capaian IKU Kompetensi Tenaga Perpustakaan 78
Tabel 46. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Kompetensi Tenaga Perpustakaan Tahun 2016 dengan
Tahun 2015 78
Tabel 47. Jumlah Tenaga Perpustakaan Yang Mengikuti Diklat Kepustakawanan 79
Tabel 48. Analisis Sasaran Strategis 4. Peningkatan kualitas SDM Perpustakaan 79
Tabel 49. Capaian IKU Fasilitasi Sertifikasi Pustakawan 82
Tabel 50. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Fasilitasi Sertifikasi Pustakawan dengan Tahun
Sebelumnya 82
Tabel 51. Analisis Sasaran Strategis (SS) Peningkatan Kualitas SDM Perpustakaan 83 Tabel 52. Capaian IKU Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi (RENSTRA Perubahan) 84 Tabel 53. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi
(RENSTRA Perubahan) dengan Tahun Sebelumnya 84
Tabel 54. Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi (RENSTRA Perubahan) 84 Tabel 55. Komposisi Peserta Yang Kompeten dan Belum Kompeten Per Tahun (Tahun 2013 sampai
dengan Tahun 2016) 8 5
Tahun 2015 dengan Target Renstra Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 92 Tabel 60. Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional s.d. Tahun 2015 dengan Tahun 2015 93 Tabel 61. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Pelestarian Koleksi Warisan Budaya Bangsa Tahun 2016
dan Tahun 2015 dengan Target Renstra Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019 94 Tabel 62. Perbandingan Pelestarian Koleksi Warisan Budaya Bangsa Tahun 2015 dengan Tahun 2016 94 Tabel 63. Analisis Capaian Sasaran Strategis (SS) Meningkatkan Koleksi Nasional dan Pelestarian
Koleksi Warisan Dokumenter Budaya Bangsa Indonesia 95
Tabel 64. Perubahan Target Kinerja Sebelum dan Sesudah Penghematan 95
Table 65. Pengukuran Kinerja (eksemplar) Pelestarian Warisan Budaya Tahun 2016 96
Tabel 66. Capaian IKU Gedung Sebagai Fasilitas Layanan Perpustakaan. 100
Tabel 67. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 101
Tabel 68. Sasaran Strategis 6. Peningkatan Sarana dan Prasarana Perpustakaan Nasional 102
Tabel 69. Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target Tahun 2016 103
Tabel 70. Capaian IKU Nilai Tingkat Kegemaran Membaca Masyarakat 106
Tabel 71. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 106
Tabel 72. Sasaran Strategis Terwujudnya Indonesia Cerdas Melalui Gemar Membaca dengan
Memberdayakan Perpustakaan 1 07
Tabel 73. Alokasi Dana Dekonsentrasi Bidang Perpustakaan Tahun 2016 108
Tabel 74. Skala Penilaian 109
Tabel 75. Capaian IKU Nilai Tingkat Kepuasan Pemustaka 109
Tabel 76. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 110
Tabel 77. Sasaran Strategis Terwujudnya Layanan Prima Perpustakaan 110
Tabel 78. Capaian Serah Simpan KCKR Menjadi Koleksi Nasional Tahun 2016 111
Tabel 79. Perbandingan Tingkat Capaian Peningkatan Serah Simpan KCKR Tahun 2015 dan 2016 112 Tabel 80. Capaian Indikator Peningkatan Serah Simpan KCKR Berdasarkan Renstra perubahan 113 Tabel 81. Data Penerimaan dan Penghimpunan KCKR Pelaksanaan UU No. 4/1990 tentang Serah
Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR) 113
Tabel 82. Capaian IKU Persentase Peningkatan Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno 115 Tabel 83. Naskah Nusantara Koleksi Perpustakaan Nasional Berdasarkan Media Tulis 116 Tabel 84. Pelestarian Naskah Nusantara oleh Perpustakaan Nasional Tahun 2011-2016 116
Tabel 85. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 116
Tabel 86. Institusi Pelestarian di Indonesia 117
Tabel 87. Analisis Sasaran Strategis (SS) 3 Terwujudnya Perpustakaan Sebagai Pelestari Khazanah
Budaya Bangsa 117
Tabel 88. Capaian IKU Persentase Perpustakaan Sesuai Standar Nasional Perpustakaan 119
Tabel 90. Analisis Sasaran Strategis (SS) 4 Terwujudnya Perpustakaan Sesuai Standar
Nasional Perpustakaan 120
Tabel 91. Capaian IKU Tingkat Efektifitas Peraturan Perundang-Undangan di Bidang Perpustakaan 121
Tabel 92. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 121
Tabel 93. Analisis Sasaran Strategis (SS) 5 Tersedianya Kebijakan Pengembangan Perpustakaan,
Pembudayaan Kegemaran Membaca 122
Tabel 94. Capaian IKU Persentase Perpustakaan yang Dibina dan Dikembangkan 123
Tabel 95. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 124
Tabel 96. Analisis Sasaran Strategis (SS) 6 Terlaksananya Pembinaan dan Pengembangan Sumber Daya
Perpustakaan 124
Tabel 97. Persentase Peningkatan Alih Bahasa dan Alih Aksara Naskah Kuno 126
Tabel 98. Hasil alih aksara dan alih bahasa naskah kuno oleh Perpusnas 126
Tabel 99. Perbandingan Capaian Kinerja Tahun 2015-2016 terhadap Renstra 2015-2019 127 Tabel 100. Capaian IKU Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno 128
Tabel 101. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 129
Tabel 102. Analisis Sasaran Strategis (SS) 7 Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan
Naskah Kuno 131
Tabel 103. Capaian IKU Persentase Penambahan Koleksi Nasional Yang Lengkap dan Mutakhir 132
Tabel 104. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 133
Tabel 105. Penambahan Koleksi Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2016 133
Tabel 106. Analisis Sasaran Strategis (SS) 8 Indikator Kinerja 10 Persentase Penambahan Koleksi
Nasional yang Lengkap dan Mutakhir 1 34
Tabel 107. Capaian IKU Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga
TeknisPerpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan 135
Tabel 108. Jumlah Tenaga Perpustakaan Yang Mengikuti Diklat Kepustakawanan
Tabel 109. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 136
Tabel 110. Capaian IKU Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi 136
Tabel 111. Sebaran Tenaga Perpustakaan Berdasarkan Jenis Perpustakaan Per Provinsi 137
Tabel 112. Jumlah Tenaga Perpustakaan Yang Mengikuti Diklat Kepustakawanan 138
Tabel 113. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 138
Tabel 114. Analisis Sasaran Strategis (SS) 9 Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan
Profesional 139
Tabel 115. Capaian IKU Persentase Peningkatan Perpustakaan Yang Tergabung dalam Jejaring Nasional
Perpustakaan 1 40
Tabel 116. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 140
Tabel 117. Analisis Sasaran Strategis (SS) 10 Terwujudnya Jejaring Nasional Perpustakaan 142 Tabel 118. Capaian IKU Persentase Tingkat Kepatuhan Unit Kerja Terhadap PP 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 143
Tabel 119. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 144
Tabel 120. Capaian Tingkat Kepatuhan Penerbit Dan Perusahaan Rekaman Melaksanakan UU KCKR 144
Tabel 125. Analisis Sasaran Strategis (SS) 11 Terselenggaranya Pengendalian dan Pengawasan 1 49 Tabel 126. Capaian IKU Indeks Kompetensi dan Integritas Aparat Sipil Negara Perpusnas 1 50
Tabel 127. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 151
Tabel 128. Analisis Sasaran Strategis (SS) 12 Terwujudnya Aparat Sipil Negara Perpusnas yang
Kompeten dan Profesional 1 51
Tabel 129. Capaian IKU Nilai penerapan Reformasi Birokrasi Perpusnas 1 52
Tabel 130. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 153
Tabel 131. Capaian IKU Persepsi Inisiatif Anti Korupsi Perpusnas 1 54
Tabel 132. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 154
Tabel 133. Analisis Sasaran Strategis (SS) 13 Terwujudnya Birokrasi Perpustakaan Nasional yang
Efektif dan Efisien 155
Tabel 134. Formulasi Skala Penilaian Persepsi Unit Kerja 157
Tabel 135. Capaian IKU Persepsi Unit Kerja Terhadap Kemudahan Akses Informasi 157
Tabel 136. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 157
Tabel 137. Analisis Sasaran Strategis (SS) 14.Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal
dan Mudah Diakses 158
Tabel 138. Capaian IKU Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpusnas 159
Tabel 139. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 159
Tabel 140. Capaian IKU Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpunas 160
Tabel 141. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015 160
Tabel 142. Analisis Sasaran Strategis (SS) 22 Terkelolanya Anggaran Perpusnas secara Optimal 161
Tabel 143. Persentase Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Tahun 2012-2016 163
Tabel 144. Perbandingan Pagu dan Realisasi DIPA TA 2016 per Program 163
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Struktur Organisasi Perpustakaan Nasional RI 4
Gambar 2. Peta Strategis Perpustakaan Nasional 2015-2019 (Sebelum Revisi) 39
Gambar 3. Peta Strategis Perpustakaan Nasional 2015-2019 (Revisi) 40
Gambar 4. Fitur dan dashboard sistem aplikasi pengelolaan kinera 44
Gambar 5. Poster Duta Baca Indonesia 50
Gambar 6. Infografis Peran perpusnas dalam mencerdaskan Bangsa 52
Gambar 7. Safari Gerakan Gemar membaca 53
Gambar 8. Capture Berita Kegiatan Pemasyarakatan Pembudayaab Kegemaran Membaca 53
Gambar 9. Lomba Bercerita sebagai implementasi Gemar membaca 54
Gambar 10. Penyerahan Hadiah Lomba Kegemaran Membaca Tahun 2016 54
Gambar 11. Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) merupakan diversifikasi layanan perpustakaan 64 Gambar 12. Dokumentasi Lokakarya Interoperabilitas Antar Perpustakaan Perguruan Tinggi dan Instansi 68
Gambar 13. Jenis Layanan Perpustakaan Nasional Basis TIK 72
Gambar 14. Tampilan Beranda Portal Indonesia OneSearch 73
Gambar 15. Tampilan Beranda iPusnas 75
Gambar 16. Pembukaan dan Proses Belajar Mengajar Biklat Kepala Perpustakaan Sekolah Tahun 2016
oleh Kepala Pusat Diklat 77
Gambar 17. Proses Belajar Mengajar Diklat Training of Trainer (TOT) Tahun 2016 78 Gambar 18. Audiensi Dengan Kepala Perpustakaan Nasional RI Dalam Rangka Penguatan
Kelembagaan LSP 81
Gambar 19. Verifikasi Tempat Uji Kompetensi/Sertifikasi Dalam Rangka Persiapan Pelaksanaan Sertifikasi 85
Gambar 20. Data Kepesertaan dan Data Perkembangan Tempat Uji Kompetensi 86
Gambar 21. Suasana RCC Asesor Kompetensi oleh BNSP di Jakarta 87
Gambar 22. Suasana Pelaksanaan Asesmen Sertifikasi di Mataram 88
Gambar 23. Tampilan Aplikasi iPusnas 90
Gambar 24. Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) tentang pentingnya pelaksanaan fungsi pelestarian KCKR dengan perpustakaan khusus, kementerian dan lembaga negara. 91
Gambar 25. Halaman Muka ISBN Online 91
Gambar 26. Penyerahan naskah koleksi Viviane Sukanda-Tessier oleh Atase Pendidikan danKebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di Paris,Bapak Surya Rosa, kepada
Kepala Perpustakaan Nasional RI. 92
Gambar 31. Zona Kepatuhan Lembaga Tahun 2016 110
Gambar 32. Berbagai kegiatan untuk meningkatkan capaian KCKR 112
Gambar 33. Portal Pernaskahan Nusantara Perpusnas 125
Gambar 34. Hasil Alih Aksara Naskah Kuno oleh Perpusakanaan Nasional. 126
Gambar 35. Metode Konservasi Bahan Perpustakaan 129
Gambar 36. Capaian Kinerja Konservasi (eksemplar dan paket) 130
Gambar 37. Penanganan Bencana Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut 130
Gambar 38. Suasana asesmen kompetensi di Universitas Gadjah Mada 137
Gambar 39. Tampilan Indonesia OneSearch 141
Gambar 40. Fitur Knowledge Mapping Indonesia OneSearch 141
Gambar 41. Gambar ISBN 145
Gambar 42. Skema KDT (Katalog Dalam Terbitan) Perpusnas 146
Gambar 43. Tampilan beranda intranet.perpusnas.go.id 156
Gambar 44. Peringkat Kepatuhan Tertinggi Pelayanan Publik 165
Gambar 45. Piagam Penghargaan Sebagai Predikat Kepatuhan Tertinggi Pelayanan Publik 166 Gambar 46. Piagam Penghargaan Yang Tertinggi dalam Menyukseskan Pengadaan Barang/Jasa
Grafik 1. Komposisi Kualifikasi Pegawai Berdasarkan Pendidikan 3
Grafik 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan dan jabatan 3
Grafik 3. Sebaran Ketersediaan Perpustakaan Per Provinsi 9
Grafik 4. Peringkat Sebaran Perpustakaan Per Wilayah 9
Grafik 5. Jumlah Lembaga/negara Penyimpan Naskah 16
Grafik 6. Jumlah Koleksi Naskah Nusantara dan Persebarannya dalam Koleksi 17
Grafik 7. Akuisisi Naskah Perpustakaan Nasional Tahun 2006-2016 18
Grafik 8. Persentase Kerusakan Koleksi Perpustakaan Nasional 19
Grafik 9. Kontribusi Layanan Perpusnas terhadap Jumlah Pemustaka 73
Grafik 10. Pemustaka aktif iPusnas Tahun 2016 75
Grafik 11. Capaian Tenaga Perpustakaan Tahun 2016 79
Grafik 12. Sebaran Peserta Sertifikasi Pustakawan Tahun 2016 83
Grafik 13. Peningkatan Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional 93
Grafik 14. Persentase Perbandingan Program Pencapaian Kinerja 96
Grafik 15. Persentase Sebaran Naskah di Seluruh Dunia 99
Grafik 16. Enam Indikator Pelestarian Preventif 99
Grafik 17. Jumlah Judul Buku yang diberikan ISBN Tahun 2016 114
Grafik 18. Perkembangan Pengajuan ISBN Kepada Perpustakaan Nasional 114
Grafik 19. Target peningkatan alih aksara dan alih bahasa sampai 2019 127
Grafik 20. Capaian Kinerja Pelestarian Bahan Perpustakaan 128
Grafik 21. Rekapitulasi Tipologi Perpustakaan Provinsi dan Kabupaten/Kota 147
Grafik 22. Rencana Penyerapan Tahun 2016 162
Grafik 23. Realisasi Penyerapan DIPA Perpusnas 2012-2016 162
Grafik 24. Tingkat Efisiensi Pelaksanaan Anggaran Perpustakaan Nasional 2012-2016 165
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Perpustakaan Nasional ini merupakan laporan akuntabilitas atas keberhasilan maupun kegagalan pencapaian sasaran strategis yang ditetapkan pada Renstra 2015-2019.
Laporan kinerja ini disusun berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Pasal 21 ayat (1,2,3) menjelaskan Perpustakaan Nasional RI adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) yang melaksanakan tugas pemerintahan dalam bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya dalam pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca, Perpustakaan Nasional telah berupaya semaksimal mungkin melalui program pembangunan perpustakaan dengan kegiatan prioritas sebagaimana ditetapkan dalam Renstra 2015-2019. Pelaksanaan kegiatan perioritas tersebut dilaksanakan melalui kerjasama dan kemitraan dengan stakeholders, baik pemerintah, masyarakat dan swasta sehingga pencapaiannya mulai dapat dirasakan masyarakat. Pencapaian pembangunan di bidang perpustakaan ditandai dengan semakin kuatnya infrastruktur, kelembagaan, dan regulasi di bidang perpustakaan. Namun dari aspek pemerataan dan keadilan disparitas pembangunan perpustakaan masih cukup tinggi antar wilayah, sehingga hak masyarakat akan layanan perpustakaan belum dapat diwujudkan secara merata.
Inisiatif strategis Perpustakaan Nasional dalam mendorong perpustakaan sebagai wahana pendidikan sepanjang hayat terus diupayakan. Bukan saja dilakukan di perkotaan akan tetapi juga sampai ke desa-desa, antara lain pulau tertinggal, terdepan dan terluar. Disamping itu, Perpustakaan Nasional juga melakukan terobosan baru dalam diversifikasi layanan
dengan sarana Mobil Perpustakaan Keliling (MPK) dan Kapal juga dilakukan ekstensifikasi layanan berbasis TIK yaitu dengan hadirnya iPusnas, Indonesia OneSearch, Online Public Access Catalog (OPAC), Keanggotaan online, layanan International Serial Book Number/International Serial Music Number
(ISBN/ISMN) online, yang semuanya didedikasikan dengan tujuan agar hak masyarakat terhadap layanan perpustakaan dapat terpenuhi.
Diakui, kualitas dan kuantitas perpustakaan masih belum optimal. Oleh karena itu, keberpihakan menjadi kunci dalam percepatan pembangunan perpustakaan melalui terobosan baru, baik dalam aspek kebijakan, program dan kegiatan serta alokasi anggaran setiap tahun.
Sebagai pertanggung jawaban dalam pelaksanaan program dan anggaran yang dibiaya dari APBN Tahun 2016, laporan kinerja ini disusun sebagai akuntabilitas kepada pemangku kepentingan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dalam rangka pencapaian visi dan misi Perpus takaan Nasional dalam mewujudkan masyarakat pembelajar sepanjang hayat menuju Indonesia Gemar Membaca 2019.
Jakarta, 27 Februari 2017 Kepala Perpustakaan Nasional
e k s e k u t i f
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Masyarakat yang cerdas dapat dicapai melalui pembelajaran sepanjang hayat melalui kegiatan membaca. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menjelaskan bahwa pembangunan perpustakaan bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca dan wahana belajar sepanjang hayat sehingga terwujud masyarakat unggul, cerdas, kritis, dan inovatif. Sebagai akuntabilitas kinerja Tahun 2016, Perpustakaan Nasional telah melaksanakan program dan kegiatan untuk mencapai sasaran strategis melalui Indikator Kinerja Utama (IKU) yang ditetapkan berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016.
Laporan kinerja ini menguraikan capaian sasaran strategis dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 adalah berdasarkan Renstra 2015-2019 belum revisi. Seiring dengan penguatan Sistem Akuntabilitas K i n e r j a I n s t a n s i Pe m e r i n t a h ( S A K I P ) Perpustakaan Nasional maka Renstra 2015-2019 dilakukan perubahan atau revisi. Perubahan terhadap Renstra 2015-2019 berdasarkan metode
Balanced Scorecard (BSC) yang peta strategisnya dibagi ke dalam empat perpektif; stakeholders perspective, customer perspective, internal
process perspective dan learn and growth perspective. Pengukuran terhadap sasaran strategis dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Renstra 2015-2019 revisi juga kami sajikan dalam Laporan Kinerja ini walaupun Renstra revisi baru ditetapkan pada bulan Nopember 2016. Adapun alasan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 belum dapat menyesuaikan dengan Renstra 2015-2019 dengan alasan, sebagai berikut:
· Penetapan Pagu Alokasi APBN Perpustakaan Nasional RI ditetapkan pada tanggal 7 Desember 2015;
· Pada Tahun 2016 terjadi transisi kepemimpinan Perpustakaan Nasional sejak bulan April s.d. Juni 2016 dikarenakan Kepala Perpustakaan Nasional memasuki masa pensiun atau purna bhakti.
· Perubahan Renstra 2015-2019 menunggu ditetapkannya Kepala Perpustakaan Nasional yang definitif, yaitu pada tanggal 8 Juni 2016 sehingga Perubahan Renstra 2015-2019 menunggu Kepala Perpustakaan Nasional definitif.
· Perubahan Renstra 2015-2019 ditetapkan pada tanggal 8 November 2016 berdasarkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 156 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 84 Tahun 2015 Tentang Rencana Strategis Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019.
Capaian IKU Perjanjian Kinerja 2016
Total nilai capaian dari 10 (sepuluh) IKU Tahun 2016 berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 rata-rata keseluruhan sebesar 144,29%.Nilai capaian ini menggambarkan bahwa capaian kinerja Perpustakaan Nasional Tahun 2016 jika dibandingkan capaian realisasi anggaran dapat disimpulkan sangat efisien dan efektif. Peringkat nilai IKU berdasarkan nilai capaian, sebagai berikut: (1) IKU 3: Layanan eksistensi berbasis TIK, nilai capaian 420%; (2) IKU 5: Pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan dengan nilai capaian sebesar 258,99%; (3) IKU 7: Fasilitasi sertifikasi pustakawan dengan nilai capaian 120%. Adapun realisasi dan capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2011, sebagai berikut:
IKU 1. Pembudayaan kegemaran membaca. Target 1/950 atau nilai 26,5 dan realisasi sebesar 1/950 atau nilai 26,5, sehingga diperoleh nilai capaian indikator kinerja sebesar 100%.
IKU 2. Kapasitas dan utilitas semua jenis perpustakaan. Target indikator kinerja sebesar 2.577 perpustakaan dan terealisasi sebesar 2.577 perpustakaan, maka diperoleh nilai capaian sebesar 100%.
IKU 3. Layanan ekstensi berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Target indikator kinerja sebesar 10 unit dan realisasi sebesar 42 unit, sehingga diperoleh nilai capaian 420%. Capaian ini didukung dengan adanya penambahan APBNP Tahun 2016 sebesar 200.000.000 miliar untuk Perpustakaan Nasional dari fungsi pendidikan. IKU 4. Layanan Perpustakaan berbasis TIK. Target yang ditetapkan sebesar 50 perpustakaan dan terealisasi sebesar 50 perpustakaan, sehingga diperoleh nilai capaian 100%.
IKU. 5 Pemustaka memanfaatkan perpustakaan. Target yang ditetapkan sebanyak 1.972.500 orang dan terealisasi 5.099.599 orang sehingga diperoleh nilai capaian 258,99%. Capaian ini didukung oleh hadirnya layanan Perpustakaan Nasional berbasis TIK, antara lain; (i) Indonesia OneSearch; (ii) iPusnas (layanan berbasis android, windows IOS apple dapat diakses melalui
smartphone; (iii) Online Public Access Catalog
(OPAC); (iv) Keanggotaan Online; (v) Layanan ISBN/ISMN online. Apabila ditambahkan dengan pemustakan di seluruh provinsi maka jumlah
pemustaka tahun 2016 sebanyak 41.066.964 orang
IKU 6. Kompetensi tenaga perpustakaan. Target yang ditetapkan 550 orang dan terealisasi sebesar 479 orang, sehingga diperoleh nilai capaian kinerja s e b e s a r 8 7 , 0 9 % . Pe n u ru n a n k in er j a ini dikarenakan adanya penghematan APBN Tahun 2016 sebagai kebijakan pemerintah dan adanya jenis Diklat yang kurang peserta diklat.
IKU 7. Fasilitasi sertifikasi pustakawan. Target indikator kinerja sebesar 170 orang dan realisasi sebesar 650 orang, sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 120%. Peningkatan kinerja ini didorong oleh adanya pelaksanaan sertifikasi berupa kerjasama dengan instansi/lembaga Perguruan Tinggi dengan biaya kerjasama.
IKU 8. Pengadaan koleksi yang lengkap. Target indikator kinerja sebesar 386.883 eksemplar dan terealisasi sebesar 266.728 eksemplar sehingga diperoleh nilai capaian 94,79%. Penurunan kinerja ini diakibatkan kebijakan pemerintah tentang penghematan APBN Tahun 2016.
IKU 9. Pelestarian koleksi warisan budaya bangsa. Target indikator kinerja sebesar 64.560 judul dan terealisasi sebesar 40.065 judul sehingga diperoleh nilai capaian 62,06%. Penurunan kinerja ini diakibatkan kebijakan pemerintah tentang penghematan APBN Tahun 2016.
IKU 10. Gedung fasilitas layanan perpustakaan. Target indikator kinerja sebesar 50.917 m2 dan terealisasi sebesar 50.917 m2 sehingga diperoleh nilai capaian 100%. Gedung ini menjadi salah satu Perpustakaan yang termoderen dan rencana peresmian akan dilaksanakan pada Juni 2017 oleh Presiden RI Joko Widodo.
Capaian IKU Renstra 2015-2019
(Revisi) Tahun 2016
Berdasarkan Renstra 2015-2019 revisi, bahwa terdapat sasaran strategis sebanyak 15 Sasaran Strategis (SS) dan 22 Indikator Kinerja Utama (IKU). Konstruksi terhadap SS dan IKU 2019 berdasarkan metode Balanced Scorecard (BSC) yang peta strategisnya dibagai ke dalam empat perpektif; stakeholders perspective, coustomer perspective, internal process perspective dan learn and growth perspective.
Adapun realisasi dan capaian Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama (IKU)
26,5 nilai, sehingga diperoleh nilai capaian indikator kinerja sebesar 100%.
IKU 2. Nilai tingkat kepuasan pemustaka. Target indikator kinerja sebesar 3 Skala dan terealisasi sebesar 4 Skala, maka diperoleh nilai capaian sebesar 133%. Capaian ini didukung oleh hadirnya layanan Perpustakaan Nasional berbasis TIK, antara lain; (i) Indonesia OneSearch; (ii) iPusnas (layanan berbasis android, windows IOS apple dapat diakses melalui smartphone; (iii) Online Public Access Catalog (OPAC); (iv) Keanggotaan Online; (v) Layanan ISBN/ISMN online.
IKU 3. Persentase peningkatan serah simpan KCKR menjadi koleksi nasional. Target indikator kinerja sebesar 10% (44.617 eksemplar) dan realisasi sebesar 40,5% (62.685 eksemplar), sehingga diperoleh nilai capaian 140,5%. Peningkatan kinerja ini tercapai dengan inisiatif strategis Perpustakaan Nasional, melalui (i) Melakukan pendekatan dengan asosiasi para wajib s era h d e nga n m e m f a s ili t a s i ra p a t - ra p a t kepengurusan asosiasi tersebut dan menyediakan waktu untuk memberikan penyuluhan/sosialisasi tentang Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990; (ii) Menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) tentang pentingnya pelaksanaan fungsi pelestarian KCKR dengan perpustakaan khusus, kementerian dan lembaga negara; (iii) Mengembangkan sistem aplikasi pengelolaan layanan ISBN/ISMN berbasis website dalam mendukung pengawasan bibliografi dan dijadikan sebagai alat bantu dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi monograf; (iv) Menerapkan sanksi tegas sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2016 yang salah satu pasalnya mengatur tentang penundaan pemberian Nomor ISBN terhadap penerbit yang belum menyerahkan hasil terbitan sebelumnya.
IKU 4. Persentase peningkatan pelestarian bahan perpustakaan dan naskah kuno. Target yang ditetapkan sebesar 16,16% dan terealisasi sebesar 9.94%, sehingga diperoleh nilai capaian 89%.
IKU. 5 Persentase perpustakaan sesuai standar nasional perpustakaan. Target yang ditetapkan
ditetapkan 60 % dan terealisasi sebesar 80%, sehingga diperoleh nilai capaian kinerja sebesar 133,3%. Efektifitas peraturan ini dikarenakan Perpustakaan Nasional melakukan evaluasi kelembagaan daerah sehingga melahirkan tipologi perpustakaan daerah provinsi dan kabupaten/kota seluruh Indonesia dengan hasil terbentuk 467 Dinas Perpustakaan di Daerah Kabupaten/Kota dan 34 Dinas Perpustakaan Provinsi.
IKU 7. Persentase perpustakaan yang dibina dan dikembangkan. Target indikator kinerja sebesar 1,27% dan realisasi sebesar 1,27%, sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 100%.
IKU 8. Persentase peningkatan alih bahasa dan alih aksara naskah kuno. Target indikator kinerja sebesar 9,78% dan terealisasi sebesar 9,78% sehingga diperoleh nilai capaian 100%.
IKU 9. Persentase pelestarian fisik dan informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno. Target indikator kinerja sebesar 16,7% (64.560 eksemplar) dan terealisasi sebesar 10,6% (41.240 eksemplar) sehingga diperoleh nilai capaian 63,5%. Penurunan kinerja ini diakibatkan kebijakan pemerintah tentang penghematan APBN Tahun 2016 berdampak langsung langsung terhadap jumlah dan jenis kegiatan yang mendorong capaian kinerja.
IKU 10. Persentase penambahan koleksi nasional yang lengkap dan mutakhir. Target indikator kinerja sebesar 15% (300.000 eksemplar) dan terealisasi sebesar 13,71% (274.393 eksemplar) sehingga diperoleh nilai capaian 91,46%. Tidak tercapainya target kinerja dikarenakan kebijakan Pemerintah dalam penghematan anggaran, sehingga pengadaan beberapa jenis bahan perpustakaan tidak dapat dilakukan secara maksimal. Meskipun demikian, beberapa inisiatif strategis telah dilakukan untuk mengantisipasi rendahnya pencapaian target. Salah satu di antaranya adalah dengan menetapkan prioritas pada pengadaan bahan perpustakaan yang tidak membutuhkan biaya yang terlalu tinggi namun menghasilkan jumlah eksemplar yang lebih banyak.
IKU 11. Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis
Perpustakaan). Target indikator kinerja sebesar 2,89% (10.376 orang) dan terealisasi sebesar 3,02% (10.831 orang) sehingga nilai capaian sebesar 104,39%. Meningkatnya capaian kinerja dikarenakan Perpustakaan Nasional melakukan kerjasama pendanaan dan penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan melalui kerjasama. Tahun 2016 sumber pendanaan kerjasama sebanyak 1.657 orang.
IKU 12. Persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi. Target indikator kinerja sebesar 7,2% dan terealisasi sebesar 10,7% , sehingga nilai capaian sebesar 147,8%. Meningkatnya capaian kinerja dikarenakan Pelaksanaan sertifikasi bukan saja dari APBN tetapi anggaran secara mandiri (swadana), antara lain: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya, Institut Agama Islam Negeri Mataram, Universitas Tadulako Palu.
IKU 13. Persentase peningkatan perpustakaan yang tergabung dalam jejaring nasional perpustakaan. Target indikator kinerja sebesar 0,33% dan terealisasi sebesar 0,33%, sehingga nilai capaian sebesar 100%.
IKU 14. Persentase tingkat kepatuhan unit kerja terhadap PP 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Target indikator kinerja sebesar 100% dan terealisasi sebesar 100% sehingga nilai capaian sebesar 100%. IKU 15. Persentase kepatuhan penerbit dan perusahaan rekaman melaksanakan Undang-Undang Nomor Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Target indikator kinerja sebesar 100% dan terealisasi sebesar 66.95%, sehingga nilai capaian sebesar 66,95%. Penyebab tidak tercapainya target karena banyak penerbit kurang sadar atau patuh dalam hal Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam, dikarenakan belum optimalnya sangsi yang diberikan oleh pemerintah, penerbit terkendala dalam proses penyerahan terbitan ke Perpustakaan Nasional karena ongkos kirim yang mahal dari daerah masing-masing. IKU 16. Persentase kepatuhan pelaksanaan UU No.43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Target indikator kinerja sebesar 100% dan terealisasi sebesar 100%, sehingga nilai capaian sebesar 100%.
IKU 17. Indeks kompetensi dan integritas Aparat Sipil Negara Perpusnas. Target indikator kinerja sebesar 86,5 nilai indeks dan terealisasi sebesar
86,73 nilai indeks, sehingga nilai capaian sebesar 100,27%.
IKU 18. Nilai penerapan Reformasi Birokrasi Perpustakaan Nasional. Target indikator kinerja sebesar 65 nilai dan terealisasi sebesar 65 nilai, sehingga nilai capaian sebesar 100%.
IKU 19. Per s epsi Inisiatif anti korupsi Perpustakaan Nasional. Target indikator kinerja sebesar 3,3 skala nilai dan terealisasi sebesar 3,3 skala nilai, sehingga nilai capaian sebesar 100%. IKU 20. Persepsi unit kerja terhadap kemudahan akses informasi. Target indikator kinerja sebesar 3 skala nilai dan terealisasi sebesar 3,08 skala nilai, sehingga nilai capaian sebesar 102,67%.
IKU 21. Opini BPK atas Laporan Keuangan Perpustakaan Nasional. Target indikator kinerja adalah opini WTP dan terealisasi sebesar opini WDP, sehingga kesimpulan kinerja tidak tercapai. Tidak tercapainya target kinerja adalah karena pencatatan persediaan tidak dilakukan secara memadai dan hasil inventarisasi tidak dapat dijadikan dasar dalam penyajian persediaan, tidak memiliki catatan akurat terhadap aset tetap lainnya terkait koleksi bahan pustaka, dan nilai barang yang diperoleh dari hibah belum disajikan dalam neraca.
IKU 22. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja Perpusnas. Target indikator kinerja yang penilaiannya dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sebesar nilai 65 dan terealisasi sebesar nilai 56,89, sehingga nilai capaian sebesar 87,5%. Bila dibandingkan dengan tahun 2015 ada peningkatan kinerja sebesar 6,52%.
Dari keseluruhan capaian kinerja Perpustakaan Nasional Tahun 2016 menunjukkan adanya peningkatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Namun, apabila dibandingkan dengan permasalahan umum baik dari aspek koleksi, pemanfaatan perpustakaan, tenaga perpustakaan, akses masyarakat yang masih tebatas terhadap layanan perpustakaan. Apabila dianalisis secara mendalam baik dari segi kewilayahan, jumlah penduduk dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, maka Perpustakaan Nasional masih membutuhkan dukungan politik anggaran serta formulasi kebijakan pemerintah maupun pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah kabupaten/kota, keterlibatan dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama memberikan perhatian serius terhadap upaya pengembangan
insani Indonesia yang berkualitas, kreatif dan inovatif.
Realisasi anggaran Perpustakaan Nasional Tahun 2016 sebesar 98,27%. Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran Tahun 2015 sebesar 96,55% maka mengalami kenaikan 1.72 %.
Disamping realisasi anggaran yang semakin bagus, kinerja keuangan Perpustakaan Nasional juga terus mengalami peningkatan kearah yang lebih baik. Berdasarkan Sistem Monitoring dan Evaluasi Kinerja Terpadu Kementerian Keuangan (SMART DJA) Kinerja keuangan Perpustakaan Nasional Tahun 2016 memperoleh nilai 90,21 (Sangat Baik).
Berdasarkan DIPA Induk Perpusnas Tahun 2016 sebesar Rp701.101.136.000,- Melalui Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2016 perihal Langkah-Langkah Penghematan dan pemotongan K/L dalam Rangka Pelaksanaan APBN TA. 2016 dan Surat Menteri Keuangan No. S-522/MK.02/2016 tanggal 23 Juni 2016 perihal Perubahan Belanja K/L Tahun 2016, pagu anggaran Perpusnas dihemat sebesar Rp88.832.384.000,- Dengan adanya tambahan anggaran pendidikan sebesar Rp200.000.000.000,- sehingga pagu anggaran A P B N P Perp u s n a s Ta h u n 2 0 1 6 s e b e s a r
Rp812.268.752.000,-Berdasarkan data melalui laporan keuangan audited dan online monitoring SPAN per 24 Januari 2017, realisasi penyerapan DIPA Perpusnas TA 2016 untuk semua jenis belanja sebesar Rp616.824.943.125,- atau mencapai 7 5 , 9 4 % d a r i t o t a l p a g u s e b e s a r Rp812.268.752.000,- Realisasi penyerapan DIPA tahun 2016 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 96,55%.
Dengan adanya Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2016 tentang Langkah-Langkah Penghematan Belanja K/L dalam rangka Pelaksanaan APBNP TA . 2 0 1 6 , p e ng h e m a t a n ( s el f bl o c k ing ) P e r p u s t a k a a n N a s i o n a l s e b e s a r R p 1 8 4 . 5 7 0 . 3 9 6 . 0 0 0 , - S e t e l a h a d a n ya penghematan (self blocking) tersebut persentase realisasi penyerapan DIPA Perpusnas TA 2016 m e n i n g k a t m e n j a d i 9 8 , 2 7 % (Rp616.824.943.125,- dari total pagu sebesar
Rp627.698.358.000,-relatif belum maksimal dalam peningkatan kualitas modal insani Indonesia secara umum. Hal ini dikarenakan, masih terbatasnya ruang fiskal dalam mendanai berbagai program dan kegiatan Perpustakaan Nasional. Rata-rata alokasi a n g g a r a n Pe r p u s t a k a a n N a s i o n a l b i l a dibandingkan dengan jumlah penduduk baru mencapai Rp. 3.184 rupiah perkapita.
Upaya yang perlu dilakukan adalah mendorong partisipasi dan pemberdayaan semua komponen bangsa baik pemerintah, pelaku bisnis, masyarakat untuk bersama-sama berperan aktif dalam upaya penguatan perpustakaan dan peningkatan kegemaran membaca masyarakat.
Dengan ditetapkannya Renstra 2015-2019 revisi, maka segera akan melakukan pengembangan sistem monitoring dan pengendalian kinerja berbasis teknologi informasi agar terjaminnya kualitas dan proses pencapaian sasaran strategis dan indikator kinerja baik pada level 0, level 1, Level 2, Level 3, Level 4 serta Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) berbasis sistem aplikasi yang terintegrasi.
Perpus takaan Nasional perlu melakukan melakukan berbagai terobosan dengan melibatkan stakeholders agar pelaksanaan Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam sebagai amanat Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990, mendorong upaya percepatan Reformasi Birokrasi sehingga Opini Terhadap Laporan Keuangan Perpustakaan Nasional Tahun 2017 opini WTP melalui perbaikan administrasi pencatatan persediaan uang, pencatanan seluruh aset tetap terkait koleksi bahan pustaka, dan nilai barang yang diperoleh dari hibah belum disajikan dalam neraca.
Dalam upaya percepatan pencapaian kinerja p e m b a n g u n a n d i b i d a n g p e r p u s t a k a a n , Perpustakaan Nasional perlu membangun model partisipasi dan pemberdayaan seluruh komponen baik pemerintah, dunia usaha maupun masyarakat. Laporan kinerja Tahun 2016 ini dapat dijadikan sebagai pendorong untuk lebih meningkatkan lagi kinerja Perpustakaan Nasional sehingga kualitas pelayanan dan tata kelola perpustakaan semakin membaik untuk menuju Indonesia Gemar Membaca 2019.
BAB 1
P e n d a h u l u a n
Latar Belakang
Struktur Organisasi
Dasar Hukum
Sistematika Penyajian
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pasal 1 ayat (5) menjelaskan bahwa Perpustakaan Nasional Republik Indonesia adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perpustakaan yang berfungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpus takaan penelitian, perpus takaan pelestarian, dan pusat jejaring perpustakaan, serta berkedudukan di ibukota negara.
Pada pasal 21 ayat (2) Perpustakaan Nasional memiliki tugas; (a) Menetapkan kebijakan nasional, kebijakan umum, dan kebijakan teknis pengelolaan perpustakaan; (b) Melaksanakan pembinaan, pengembangan, evaluasi, dan koordinasi terhadap pengelolaan perpustakaan; (c) Membina kerja sama dalam pengelolaan b er b a ga i j e ni s p erp u s t a k a a n ; d a n ( d ) M e n g e m b a n g k a n s t a n d a r n a s i o n a l perpustakaan.
Selain tugas tersebut di atas Perpustakaan Nasional RI sebagaimana dimaksud pada pasal 2 1 a ya t ( 3 ) , b er t a n ggu n g j a w a b ; ( a ) mengembangkan koleksi nasional yang memfasilitasi terwujudnya masyarakat p e m b e l a j a r s e p a n j a n g h a y a t ; ( b ) mengembangkan koleksi nasional untuk meles tarikan hasil budaya bangsa; (c) melakukan promosi perpustakaan dan gemar
m e m b a c a d a l a m r a n g k a m e w u j u d k a n masyarakat pembelajar sepanjang hayat; dan (d) m e n gi d e n t i fi k a s i d a n m e n g u p a y a k a n pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri.
Selain Undang-undang tersebut, Perpustakaan Nasional juga diberi mandat berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam sebagai landasan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang perpustakaan di Indonesia.
Dalam upaya pengembangan perpustakaan dan pembudayaan kegemaran membaca masyarakat, Perpustakaan Nasional melalui program dan kegiatan telah menunjukkan berbagai kemajuan yang ditandai dengan:
Pertama, penguatan terhadap regulasi dan kelembagaan di bidang perpustakaan ditandai dengan: (i) ditetapkannya Undang-Undang
BAB I
PENDAHULUAN
Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan; (ii) Ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007; (iii) Ditetapkannya Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pendaftaran dan Pemberian Penghargaan Naskah Kuno; (iv) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 15 Tahun 2014 tentang Penghargaan Gerakan Pembudayaan Gemar Membaca; (v) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 16 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penyampaian dan Penggunaan Koleksi Khusus; (vi) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional tentang Tata Cara Pemilihan Anggota Dewan Perpustakaan, Organisasi dan Tata Kerja Dewan dan Sekretariat Dewan Perpustakaan; (vii) Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2016 Tentang Hasil Pemetaan Urusan Pemerintahan Daerah Bidang Perpustakaan; (viiii) Berbagai pedoman dan standard bidang perpustakaan.
Kedua, penguatan layanan Perpustakaan Nasional yang moderen berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi, ditandai dengan: (a) Layanan ISBN
(International Standard Book Number) melalui online;
(b) OPAC (Online Public Access Catalog); (c) IOS (Indonesia OneSearch) Satu pintu pencarian untuk semua koleksi publik dari perpustakaan, telah tergabung 783.951 institusi perpustakaan dengan 3,663,605 entri koleksi; (d) K-OL (Keanggotaan
Online); (e) iPusnas. Layanan Perpustakaan digital berbasis android.
Ketiga, penguatan koleksi nasional dan pelestarian karya budaya dokumenter bangsa. Koleksi yang dimiliki saat ini sebanyak 2.9 juta eksemplar (berbagai jenis: buku, serial, naskah kuno/manuskrip, video dan film, e-book dan e-journal, bentuk mikro, braille), dan tersedianya koleksi sumber elektronik berupa e-book sebanyak 125.876 judul dan e-journal sebanyak 123.124 judul dan naskah kuno Indonesia yang telah diakui internasional melalui badan Unesco sebagai Memory of the World yaitu naskah, antara lain; NEGARA KERTAGAMA, I LA GALIGO, dan BABAD DIPONEGORO.
Keempat, penguatan kelembagaan perpustakaan. Dengan semakin kuatnya kebijakan pemerintah terhadap perpustakaan, bukan saja dari peraturan dan perundang-undangan yang ada tapi kelembagaan p er p u s t a k a a n d a era h j u ga s e m a k in k u a t .
Implementasi UU No. 23 Tahun 20114 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Perpustakaan Nasional telah melakukan evaluasi dan tipologi kelembagaan perpustakaan sebagai perangkat daerah terdiri dari 34 provinsi dan 515 kabupaten/kota dengan hasil kelembagaan perpustakaan daerah menjadi satuan kerja perangkat daerah berstatus Dinas. Disisi lain, pertumbuhan perpustakaan juga semakin menggembirakan sampai dengan Tahun 2016 jumlah perpustakaan di Indonesia telah mencapai 154.359 perpustakaan.
Kelima, s emakin meningkatnya permintaan masyarakat terhadap layanan perpus takaan. Kecenderungan peningkatan masyarakat yang memanfaatkan layanan perpustakaan semakin tinggi. Data statistik pengunjung Perpustakaan Nasional tahun 2015 menunjukkan pemanfaatan perpustakaan mencapai 7 juta orang.
Perpustakaan menjadi amat penting sebagai bagian dari sistem perencanaan pembangunan nasional. Perpustakaan sebagai institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para pemustaka.
Disamping peranan dalam mencerdaskan masyarakat, perpustakaan juga berperan memajukan kebudayaan
2
nasional melalui pelestarian kekayaan budaya bangsa diantaranya koleksi naskah kuno dengan syarat nilai s e j a ra h d a n b u d a ya ke a ri f a n l o k a l a p a b il a terinternalisasi akan dapat menumbuh kembangkan karakter bangsa yang diawali dengan kuatnya karakter budaya kegemaran membaca, sehingga terjadi transformasi pengetahuan menjadikan lebih kreatif dan inovatif .
Pelaksanaan fungsi, tugas dan tanggung jawab di atas, Perpustakaan Nasional memiliki kekuatan sumber daya manusia aparatur sebanyak sebanyak 732 orang, dengan kualifikasi pendidikan terdiri dari; S3 sebanyak 3 orang, S2 sebanyak 101 orang, Sarjana sebanyak 409 orang, Diploma sebanyak 74 orang, SLTA sebanyak 143 orang, SMP sebanyak 2 orang dan SD sebanyak 0 orang sebagaimana dalam grafik berikut.
Sebagai bagian pelayanan publik yang demokratis, berdasarkan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 pasal 5 menjelaskan bahwa masyarakat mendapat hak yang sama dalam memperoleh layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan pada semua lapisan, baik masyarakat di daerah terpencil, terisolasi, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Oleh sebab itu, perpustakaan diharapkan dapat diselenggarakan berdasarkan asas pembelajaran sepanjang hayat, demokrasi, keadilan, profesional, keterbukaan, keterukuran, dan kemitraan.
Sebagai bentuk komitmen dengan mengedepankan prinsip penyelenggaraan pemerintah yang efektif, efisien, transparan dan akuntabel, maka Perpustakaan Nasional RI perlu untuk menyampaikan laporan kinerja Tahun Anggaran 2015 kepada pemangku kepentingan.
Grafik 2. Komposisi Pegawai Berdasarkan Golongan dan Jabatan
STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, sebagai mana diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional RI, terdiri dari:
1. Kepala;
2. Deputi Bidang Pengembangan Bahan Pustaka dan Jasa Informasi; 3. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan; 4. Sekretariat Utama.
Kepala Perpustakaan Nasional
Sekretariat Utama
Deputi Bidang
Pengembangan Bahan
Pustaka dan Jasa Informasi
Deputi Bidang
Pengembangan Sumber Daya
Perpustakaan
4
Bab 1 Pendahuluan
Dasar hukum penyelenggaraan Perpustakaan Nasional RI dan Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP), sebagai berikut:
1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional 3. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang
Perpustakaan;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 Tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam;
6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1999 tentang Pelaksanaan Serah-Simpan dan Pengelolaan Karya Rekam Film Ceritera atau Film Dokumenter;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014
tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5531);
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 9. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
10. Keputusan Presiden RI Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013;
11. Keputusan Presiden RI Nomor 110 Tahun 2001 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I L e m b a g a Pe m e r i n t a h N o n D e p a r t e m e n sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 12. Peraturan Presiden RI Nomor 162 Tahun 2014
tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2015;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;
14. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 3 Tahun 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 1 Tahun 2012;
15. Keputusan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 4 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Perpustakaan Proklamator Bung Karno;
16. Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Nomor 2 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perpustakaan Proklamator Bung Hatta.
SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Laporan Kinerja Akuntabilitas Pemerintah (LAKIP) Perpustakaan Nasional, sebagai berikut:
1. PENDAHULUAN,
menjelaskan secara singkat tentang latar belakang, struktur organisasi, dasar hukum, sistematika penyajian, permasalahan organisasi.
2. PERENCANAAN KERJA,
menjelaskan rencana strategi, visi, misi, tujuan, sasaran strategi, arah kebijakan, program dan kegiatan, peta strategis 2015-2019, perjanjian kinerja Tahun 2016, monitoring dan evaluasi. 3. AKUNTABILITAS KINERJA,
menjelaskan pengukuran capaian sasaran PK 2016, pengukuran capaian sasaran Renstra 2015-2019, capaian akuntabilitas keuangan, capaian lainnya.
4. PENUTUP,
menjelaskan kesimpulan dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Perpustakaan Nasional.
KONDISI UMUM DAN PERMASALAHAN
PERPUSTAKAAN
Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007, tentang Perpustakaan, pasal 1, ayat 1 menyebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan karya rekam secara professional, dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi dan rekreasi para pemustaka. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan akses informasi dan pengetahuan, perpustakaan merupakan institusi layanan publik yang wajib memberikan layanan perpustakaan pada masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 5 undang-undang ini menjelaskan: (1) Masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh layanan, memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpus takaan; (2) Masyarakat di daerah terpencil, terisolir, atau terbelakang sebagai akibat faktor geografis berhak memperoleh layanan perpustakaan secara khusus; (3)Masyarakat yang cacat atau kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.
Kewajiban pemerintah atas ketersediaan perpustakaan di masyarakat diperjelas pada pasal 7, ayat 1, butir c, menjelaskan bahwa pemerintah berkewajiban menjamin ketersediaan layanan perpustakaan secara merata di tanah air. Selaras dengan amanat tersebut, Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintah Daerah, pasal 12, ayat 2 butir q, menyatakan bahwa perpustakaan masuk pada urusan pemerintahan Wajib pada semua level pemerintahan dari tingkat pusat sampai dengan desa.
P e r b a n d i n g a n k e t e r s e d i a a n p e r p u s t a k a a n dibandingkan dengan kebutuhan perpustakaan berdasarkan jumlah provinsi, kabupaten/kota, k e c a m a t a n , d e s a / k e l u r a h a n , l e m b a g a pemerintah/swasta, pendidikan dasar, menengah dan tinggi dapat dilihat pada tabel 1 berikut.
Kondisi umum dan permasalahan pokok pembangunan perpustakaan di Indonesia,
sebagai berikut:
6
Tabel 1. Perbandingan Jumlah Ketersediaan Dibandingkan Kebutuhan Perpustakaan Sesuai dengan Wilayah, Lembaga dan Satuan Pendidikan
Dalam tabel di atas yang dimaksud dengan perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah dan organisasi. Berdasarkan data tabel 1 menunjukkan bahwa disparitas ketersediaan perpustakaan
dibandingkan jumlah kebutuhan adanya perpustakaan masih sangat tinggi, utamanya ketersediaan perpustakaan khusus (baru tersedia 2%), perpustakaan umum kecamatan (baru tersedia 8%), dan pondok pesantren (hanya terdapat 12%). Secara umum keberadaan semua jenis perpustakaan di Indonesia baru mencapai 20% dari kebutuhan yang harus ada. Berdasarkan tabel 1 menunjukkan keberadaan 5 jenis perpustakaan yang ada di Indonesia, secara peringkat ketercukupannya sebagai berikut: (1). perpustakaan nasional 100%; (2). pendidikan tinggi sebanyak 54%; (3). perpustakaan sekolah 42%; (4). perpustakaan umum sebanyak 26%; dan (5). perpustakaan khusus 2%.
Sebaran ketersediaan perpustakaan di seluruh wilayah Indonesia sangat penting untuk memastikan bahwa masyarakat di seluruh wilayah di Negara Kesatuan Republik Indonesia mendapat layanan perpustakaan. Sebaran ketersediaan perpustakaan di provinsi berdasarkan jenis perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan sekolah dan perpustakaan pendidikan tinggi di Indonesia, dapat dilihat dalam tabel 2 berikut.
N0 JENIS PERPUSTAKAAN KETERSEDIAAN KEBUTUHAN KETERSEDIAAN TINGKAT
Jumlah Jumlah %
1 Perpustakaan Nasional 1 1 100 2 Perpustakaan Umum 23.611 91.191 26
a. Perpustakaan Umum Provinsi 33 34 97
b. Perpustakaan Umum Kabupaten/Kota 467 515 91
c. Perpustakaan Umum Kecamatan 600 7.094 8
d. Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan 21.467 82.505 26
e. Perpustakaan Komunitas 693 693 100 f. Taman Bacaan 351 351 100 3 Perpustakaan Khusus 7.132 384.633 2 4 Perpustakaan Sekolah/Madrasah 121.187 287.631 42 a. SD/MI 100.000 174.179 57 b. SMP/MTs 12.000 56.62 21 c. SMA/SMK/MA 6.599 35.581 19 d. Pondok Pesantren 2.588 21.251 12
5 Perpustakaan Pendidikan Tinggi 2.428 4.496 54
Tabel 2.
Rasio Jumlah Perpustakaan dan Penduduk per Provinsi
Keterangan. PS : Perpustakaan Sekolah PPT :
Perpustakaan Perguruan Tinggi PK : Perpustakaan Khusus, PN : Perpustakaan Nasional PS : Perpustakaan Sekolah PU : Perpustakaan Umum Sumber: Pusat Pengembangan dan Pengkajian Minat Baca, Perpustakaan Nasional dan BPS, 2016.
8
Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa secara umum rasio perbandingan antara jumlah keberadaan perpustakaan dibandingkan dengan jumlah penduduk per provinsi rata-rata kurang memadai sehingga menimbulkan
disparitas layanan perpustakaan. Perbandingan jumlah sebaran ketersediaan perpustakaan di masing-masing provinsi secara jelas dapat dilihat dalam grafik di bawah ini.
Berdasarkan Grafik 1. di atas, nampak bahwa sebaran ketersediaan perpustakaan paling banyak pertama di provinsi Jawa Tengah, kedua di Jawa Barat dan ketiga di Jawa Timur. Paling sedikit pertama di Sulawesi Barat, paling sedikit kedua di Maluku Utara dan paling sedikit ketiga di provinsi
baru, yakni Kalimantan Utara.
Grafik 4. Peringkat Sebaran Perpustakaan Per Wilayah
Sementara itu berdasarkan grafik 2 menunjukkan bahwa peringkat sebaran jumlah perpustakaan berbasis kewilayahan dapat disajikan, sebagai berikut:
a. Jawa sebesar 74.181 atau 48%; b. Sumatera sebesar 36.478 atau 24%; c. Sulawesi sebesar 16.920 atau 11%; d. Kalimantan sebesar 12.092 atau 8%;
e. Bali dan Nusa Tenggara sebesar 10.111 atau 6%; f. Papua sebesar 3.218 atau 2%;
g. Maluku sebesar 1.358 sebesar 1%.
Data sebaran perpustakaan berbasis kewilayahan menunjukkan bahwa, wilayah barat Indonesia yaitu Jawa dan Sumatera menempati posisi tertinggi sebaran perpustakaan. Sementara itu, semakin ke wilayah timur Indonesia sebaran perpustakaan semakin kecil. Data ini menjelaskan bahwa fokus pembinaan dan pengembangan perpustakaan ke depan perlu dilakukan perubahan orientasi, dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan, terutama pada kawasan timur
Indonesia.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, dalam pasal 9 ayat 1-3 menyatakan bahwa setiap penyelenggara perpustakaan wajib berpedoman pada Standar Nasional Perpustakaan (SNP), yang telah ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional. Untuk itu, ketentuan dalam SNP juga menjadi indikator dalam penilaian akreditasi perpustakaan. Komponen penilaian akreditasi penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengembangan perpustakaan terdiri dari; (i) layanan; (ii) kerjasama; (iii) koleksi; (iv) pengorganisasian bahan perpustakaan; (v) sumber daya manusia; (vi) gedung atau ruangan; (vii) anggaran; dan (viii) manajemen perpustakaan. Dari jumlah perpustakaan sebanyak 154.359 perpustakaan yang tersebar di 34 provinsi baru 0,3% terakreditasi atau sesuai dengan standarisasi nasional. Ar tinya, 99,7% keberadaan perpustakaan belum terakreditasi. Secara terinci hal tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 3.
Perpustakaan Terakreditasi
Data di atas, terlihat bahwa perpustakaan pendidikan tinggi memiliki jumlah terbanyak untuk perpustakaan dengan akreditasi A. Dengan demikian, role model pembinaan perpustakaan dapat mengacu pada perpustakaan perguruan tinggi. Dari analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa Perpustakaan Nasional dalam menjalankan fungsi sebagai perpustakaan pembina semua jenis perpustakaan, memerlukan strategi percepatan pembinaan dan pengembangan perpustakaan dengan berfokus pada jenis perpustakaan sekolah (terbesar jumlahnya) dan berbasis kewilayahan
(wilayah Indonesia bagian timur), dengan mencermati pelimpahan kewenangan penyelenggaraan pemerintah berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016, tentang Perangkat Daerah. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah kerjasama pemangku kepentingan perpustakaan, k h u s u s n ya p e m erin t a h d a era h p rovin s i d a n kabupaten/kota, masyarakat dan dunia usaha dalam pengembangan perpustakaan.
10
Bab 1 Pendahuluan NO JENIS JUMLAH PERPUS-TAKAAN NILAI AKREDITASI TERAKREDITASI % A B C 1 Perpustakaan Umum 23,622 13 38 33 84 0,42 Perpustakaan Perguruan Tinggi 2,428 40 49 31 120 5,0
3 Perpustakaan Sekolah 121,187 26 69 85 180 0,1
4 Perpustakaan Khusus 7,132 1 18 27 46 0,6
KOLEKSI
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, Perpustakaan Nasional memiliki fungsi sebagai perpustakaan pembina, perpustakaan rujukan, perpustakaan deposit, perpustakaan penelitian, perpustakaan pelestarian dan pusat jejaring perpus takaan. Terkait dengan kepentingan pengembangan koleksi perpustakaan, pasal tersebut menegaskan kepentingan pengembangan koleksi bahan perpustakaan lingkup nasional, deposit karya cetak dan karya rekam, pelestarian dan penelitian bahan perpustakaan, termasuk naskah Nusantara sebagai warisan dokumenter bangsa. Dalam hubungan ini Perpustakaan Nasional bertanggung jawab dalam beberapa hal berikut.
1. M e ng e m b a ng k a n ko l e k s i n a s io n a l u n t u k memfasilitasi terwujudnya masyarakat pembelajar sepanjang hayat;
2. M e ng e m b a ng k a n ko l e k s i n a s io n a l u n t u k melestarikan hasil budaya bangsa;
3. Melakukan promosi perpustakaan dan gemar membaca;
4. Menjamin ketersediaan keragaman koleksi perpustakaan melalui terjemahan (translasi), alih aksara (transliterasi), alih suara ke tulisan (transkripsi), dan alih media (transmedia);
5. Mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno nusantara yang berada di luar negeri; dan
6. Melakukan inventarisasi dan pendaftaran naskah kuno yang dimiliki oleh masyarakat dan lembaga, serta memberikan penghargaan bagi masyarakat yang merawat, memelihara dan melestarikan naskah kuno nusantara.
Salah satu peran Perpustakaan Nasional yang amat
penting dalam mengembangkan koleksi nasional dan melestarikan hasil budaya bangsa adalah kegiatan pengelolaan deposit terbitan nasional dalam rangka m e ng him p u n , m e n y im p a n , m el e s t a ri k a n d a n mendayagunakan koleksi nasional. Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990, tentang Wajib Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.Pengaturan dan mekanisme mengenai serah simpan karya cetak dan karya rekam selama ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam. Undang-Undang tersebut mengatur mengenai kewajiban Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam terhadap penerbit, pengusaha rekaman, warga negara Indonesia yang hasil karyanya diterbitkan/direkam di luar negeri, orang atau badan usaha yang memasukkan karya cetak dan/atau karya rekam mengenai Indonesia untuk menyerahkan hasil karya cetak atau karya rekamnya kepada Perpustakaan Nasional dan/atau Perpustakaan Daerah, atau Badan yang ditetapkan oleh Pemerintah untuk dikelola sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Tanggung jawab Perpustakaan Nasional dalam mengembangkan koleksi nasional dan melestarikan hasil budaya bangsa, salah satu jenis bahan perpustakaan ialah naskah nusantara. Naskah nusantara adalah warisan dokumenter bangsa yang ber sifat unik, karena ditulis tangan d engan menggunakan media, aksara dan bahasa tradisional atau daerah. Naskah nusantara termasuk dalam benda cagar budaya. Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2010, tentang Benda Cagar Budaya, naskah masuk dalam lingkup aspek Pelindungan (Pasal 56 s/d Pasal 77), aspek Pengembangan (Pasal 78 s/d Pasal 84), aspek Pemanfaatan (Pasal 85 s/d 94), serta aspek Pengawasan dan Penyidikan (Pasal 99 dan Pasal 100).
Salah satu komponen penting perpustakaan adalah ketersediaan koleksi bahan perpustakaan. Tanpa adanya koleksi bahan perpustakaan secara memadai dalam hal jumlah dan kualitas, perpustakaan tidak akan mampu memberikan layanan yang baik bagi
penggunanya. Koleksi bahan perpustakaan atau sumber informasi merupakaan salah satu kekuatan dan daya t a r i k u t a m a b a gi p e n g g u n a u n t u k d a t a n g memanfaatkan perpustakaan.
Berdasarkan data koleksi perpustakaan Pusat Pengembangan Perpustakaan dan Pengkajian Minat Baca (P3MB), Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan, Perpustakaan Nasional, tahun 2016, ketersediaan koleksi bahan perpustakaan dibanding jumlah pengguna perpustakaan yang dilayani, nampak sebagai berikut.
Tabel 4.
Perbandingan Ketersediaan Koleksi Bahan Perpustakaan Terhadap Pengguna Perpustakaan
Sumber: Pusat pengembangan Perpustakaan dan Kajian Minat Baca Perpustakaan Nasional 2016 dan Badan Pusat Statistik 2016
Berdasarkan data pada Tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah koleksi bahan perpustakaan pada semua jenis perpustakaan di Indonesia sampai dengan tahun 2 0 1 5 a d a l a h 1 3 0 . 4 5 6 . 5 4 4 e k s e m p l a r . Ju m l a h b a h a n perpustakaan tersebut tersebar di sejumlah 154.359 perpustakaan. Data tersebut jika diperbandingan menunjukkan bahwa rata-rata satu perpustakaan di Indonesia
memiliki 845,15 eksemplar koleksi. Rasio ketercukupan koleksi dengan menggunakan data pada Tabel. 4 di atas, menunjukkan bahwa jika standar rasio yang digunakan sebesar 100%, maka jumlah rasio ketercukupan koleksi pada masing-masing jenis perpustakaan masih di bawah standar rasio koleksi yang dibutuhkan, di mana s a t u k o l e k s i u n t u k s a t u penduduk/pemustaka.
12
Bab 1 Pendahuluan
No Jenis Perpustakaan Jumlah Koleksi Pemustaka Potensial
Rasio Koleksi 1 Perpustakaan Nasional 1 2.652.336 255,461,600 1.04% 2 Perpustakaan Umum Provinsi 33 9.617.429 255,461,600 3.76% 3 Perpustakaan Umum
Kab/Kota 467 66.479.479 255,461,600 26.02% 4 Perpustakaan Umum Kecamatan 600 600.000 255,461,600 0.23% 5 Perpustakaan Desa/Kelurahan 21.467 21.467.000 255,461,600 8.40% 6 Perpustakaan Komunitas 1044 522.000 255,461,600 0.20% 7 Perpustakaan Khusus 7.132 7.132.000 186,100,917 3.83% 8 SD/MI 100.000 10.000.000 32,463,300 30.80% 9 SMP/MTS 12.000 6.000.000 14,148,093 42.41% 10 SMA/SMK/MA 6.599 3.299.500 10,430,180 31.63% 11 Pondok Pesantren 2.588 258.800 3,650,000 7.09% 12 Perguruan Tinggi 2.428 2.428.000 6,787,805 35.77 % JUMLAH 154.359 130.456.544