• Tidak ada hasil yang ditemukan

Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 151-155)

Sasaran Strategis (SS) 7. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

IKU 9. Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Pelestarian fisik dan informasi bahan perpustakaan dan naskah kuno adalah upaya pencegahan kerusakan, perbaikan dan penyelamatan fisik dan kandungan informasi bahan perpustakaan dengan tujuan agar hasil karya budaya tulis bangsa dapat digunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan. Nilai informasi yang terkandung dalam bahan perpustakaan dan naskah kuno kemudian dapat terinternalisasi dalam pengembangan karakter masyarakat Indonesia bagi generasi sekarang dan untuk masa yang akan datang.

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

2016 Target Realisasi %

Capaian

1. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan

Naskah Kuno 16,7% 10,6% 63,5%

Tabel 100. Capaian IKU Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 perubahan sebesar 16,7% atau 64.560 eksemplar terealisasi sebesar 10,6% atau 41.240 eksemplar sehingga diperoleh nilai capaian 63,5%. Tidak tercapainya target yang diharapkan dikarenakan terjadinya penghematan anggaran sehingga berefek langsung terhadap jumlah dan jenis

kegiatan yang disesuaikan dengan anggarannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya apabila dilakukan penyesuaian menjadi 41 kegiatan maka akan ekuivalen terhadap target baru kinerja menjadi 37.249 eksemplar (revisi target penghematan) sehingga realisasi sesungguhnya dapat mencapai 111% melebihi target kinerja revisi.

Grafik 20. Capaian Kinerja Pelestarian Bahan Perpustakaan

Pelestarian atau preservasi bahan pustaka adalah sebuah manajemen keahlian khusus bidang perpustakaan tentang mengelola sumberdaya konservator, metode atau teknik yang digunakan, kebijakan, pemilihan bahan dan peralatan, ruang penyimpanan dan lingkungan hingga keuangan. Preservasi bahan pustaka saat ini bukanlah hal yang baru ditemukan namun sangat pesat berkembang dengan tujuan mengembalikan, merawat, memperbaiki dan memberi kemudahan akses terhadap fisik asli (analog) dan nilai informasi pada koleksi sehingga dapat terpakai dalam jangka waktu yang lama. Program pelestarian yang dilakukan mencakup tiga indikator kinerja yang meliputi konservasi fisik, 128

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

reprografi dan transformasi digital bahan perpustakaan. Melalui tiga indikator tersebut maka sasaran program preservasi dapat terpenuhi dalam melestarikan bahan perpustakaan dan naskah kuno.

Kegiatan konservasi bahan perpstakaan merupakan teknik atau cara dengan pertimbangan tertentu yang dipakai untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan keadaan semula bahan pustaka yang rusak karena pengaruh waktu, pemanfaatan, lingkungan dan faktor lain. Keahlian yang dimiliki oleh konservator dalam menerapkan metode konservasi sangat diyakini membutuhkan ketelitian, kesabaran dan ketepatan dalam bertindak sehubungan pekerjaan ini mempunyai resiko kerusakan lebih lanjut terhadap koleksi. Metode yang diterapkan oleh Perpustakaan Nasional RI dalam melestarikan bahan perpustakaan telah diformalkan dalam bentuk Standar Opreational Procedure (SOP) dan petunjuk teknis sehingga kualitas dan jaminan pekerjaan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam satu prosedur konservasi bahan perpustakaan memiliki berbagai tahapan yang harus dilalui sebagai berikut:

Gambar 35. Metode Konservasi Bahan Perpustakaan

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2016 Tahun 2015 % turun

1. Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan

Naskah Kuno 10,6% 18,2% 7,6%

Tabel 101.Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015

Berdasarkan perbandingan realisasi capaian IKU Tahun 2016 sebesar 41.420 eksemplar atau 10,6% dan realisasi capaian Tahun 2015 sebesar 70.500 eksemplar atau 18,2% diperoleh kesimpulan bahwa bahwa indikator kinerja utama mengalami penurunan menjadi 7,6%. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa terjadinya penurunan realisasi pada tahun sebelumnya atau 2015 dikarenakan kebijakan penghematan anggaran hingga dua kali, sedangkan dalam pencapaian kinerja pelestarian khazanah budaya bangsa ini sangat bergantung atau ekivalen dengan jumlah anggaran yang dibutuhkan. Setiap bidang pelestarian baik konservasi maupun alih media analog

dan digital selalu mengkonsumsi bahan yang hampir sebagian besar diperoleh dari luar. Ketika pengadaan bahan yang dibutuhkan dalam pemenuhan kegiatan dihilangkan maka pencapaian tidak akan terpenuhi terutama kegiatan konservasi kuratif.

Dalam mewujudkan target sasaran konservasi fisik tahun 2016 dilakukan 12 kegiatan dengan beberapa jenis bahan perpustakaan berupa buku dan majalah langka, peta dan gambar, naskah kuno koleksi Perpustakaan Nasional RI dan daerah dan surat kabar lama terjilid. Jumlah koleksi yang berhasil dikonservasi sebagai berikut:

Gambar 36. Capaian Kinerja Konservasi (eksemplar dan paket)

Konservasi preventif dan kuratif dilakukan secara menyeluruh lembar per lembar hingga penjilidan pereksemplar. Seperti halnya konservasi yang lain pekerjaan ini membutuhkan ketelitian, ketekunan dan resiko yang tinggi pada bahan perpustakaan. Setiap konservator yang bekerja telah memiliki kompetensi mahir dan pengalaman dalam penanganan kurasi koleksi. Didukung dengan system manajemen mutu dan jaminan sistematika pekerjaan maka resiko kegagalan dalam konservasi dapat diminimalisir. Pelaksanaan kinerja pelestarian tahun 2016 sebagian besar dilakukan pada koleksi yang ada pada Perpustakaan Nasional terutama dengan tingkat kerusakan tidak terlalu parah atau membutuhkan penanganan yang tidak terlalu kompleks mengingat terjadinya revisi pencapaian target.

Dengan melihat piramida diatas bahwa pada tahun 2016 terdapat inisiatif kegiatan yang belum pernah dilakukan pada tahun-tahun sebelumnya berupa kegiatan pemulihan perpustakaan akibat bencana alam banjir bandang yang menerjang Bapusipda Garut, daerah Bayongbong, Tarogong Kidul, Tarogong Kaler, Banyuresmi, Karangpawitan, Kabupaten Garut, pada Rabu (21/9/2016) pukul 01.00 WIB. Pemulihan perpustakaan pasca bencana dilakukan berfokus pada penyelamatan koleksi deposit dan referensi yang hampir keseluruhannya 4500 eksemplar terendam air dan lumpur.

G a m b a r 3 7 . Pe n a nga n a n Bencana Badan Perpustakaan Daerah Kabupaten Garut

130

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Penanganan koleksi akibat bencana sangat kompleks dan beresiko terhadap kesehatan konservator dikarenakan koleksi yang terendam lumpur atau air sangat sulit dikeringkan dan akan tumbuh organisme berupa jamur atau belatung setelah 7 hari. Oleh karena itu proses penyelamatan (recovery) secepatnya dilakukan sebelum koleksi membusuk. Perpustakaan Nasional RI saat ini telah memiliki Tim Manajemen Bencana Terpadu dalam bidang perpustakaan yang akan menjalankan fungsi penanganan dan perbaikan dengan mengirimkan 5 regu terdiri dari 4 orang secara

bergiliran bertugas mengembalikan koleksi hingga dapat didayagunakan kembali telah berhasil menyelamatkan 3000 eksemplar koleksi Bapusipda G a ru t . P ro s e s p e n yel a m a t a n d o k u m e n j u ga mengikutsertakan seluruh staff perpustakaan sebagai capaian (outcome) dalam metode penyebaralusan pengetahuan (knowledge management) dan pembinaan tentang metode manajemen bencana terpadu yang tidak hanya pada recovery saja namun perencanaan, mitigasi dan respon bencana pada perpustakaan.

Tabel 102. Analisis Sasaran Strategis (SS) 7 Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno

Sasaran Strategis (SS) 7 Terlaksananya Pelestarian Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno Perpustakaan sesuai dengan capaian target akhir Renstra 2015-2019 tercapai dengan baik sesuai dengan target tahunan yang ditentukan, adapun capaian per indikator kinerja, sebagai berikut:

1. Persentase Peningkatan Alih Bahasa dan Alih Aksara Naskah Kuno. Berdasarkan realisasi capaian 2016 sebesar 9,78 %, apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2015-2019 sebesar 10,23 %. Artinya masih tersisa target sebanyak 0,45% (130 penelitian) dari target akhir Renstra yang harus dihasilkan Perpusnas. Pencapaian ini dikarenakan Perpustakaan Nasional melakukan upaya peningkatan jumlah alih-aksara dan terjemahan.

2. Persentase Pelestarian Fisik dan Informasi Bahan Perpustakaan dan Naskah Kuno.

Berdasarkan realisasi capaian 2016 sebesar 10,6%, apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2015-2019 sebesar 85% maka nilai capaian sebesar 28,8% artinya masih tersisa target sebanyak 56,2% dari target akhir Renstra. Dalam pencapaian target selanjutntya Perpustakaan Nasional akan melakukan terobosan baru berupa optimalisasi prosedur kerja yang lebih efektif dengan penggunaan bahan seefisien mungkin. Cara yang dapat dilakukan untuk terobosan ini yaitu dengan pengembangan atau kajian metodologi dan bahan yang tepat dengan memanfaatkan bahan lokal yang sesuai kualitas preservasi. Mengaudit kualitas hasil pelestarian dan prosedur yang dipakai dengan perolehan sertifikat Internasional Standard Organization (ISO) pada bidang pelestarian tertentu Sebagai contoh ISO 14416:2003 tentang informasi dan dokumentasi yang mengatur metode dan bahan standar konservasi penjilidan dan ISO 4087:2005 tentang metode pembuatan mikrografik lebar 35 mm. Implementasi ISO ini dapat dilakukan sebagai bentuk persyaratan efektifitas standar pekerjaan tanpa harus mengurangi kualitas hasil pelestarian.

Sasaran Strategis (SS) 8. Terwujudnya Koleksi Nasional

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 151-155)

Dokumen terkait