• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sasaran Strategis (SS) 5. Meningkatnya Koleksi Nasional dan Pelestarian Koleksi Warisan Dokumenter Budaya Bangsa Indonesia

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 112-117)

Berdasarkan UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 1 ayat (2) menjelaskan bahwa koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Sementara dalam ayat (2) dijelaskan bahwa koleksi nasional adalah semua karya tulis dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang diterbitkan dalam berbagai media yang diterbitkan atau tidak diterbitkan, baik yang berada di dalam maupun di luar negeri yang dimiliki oleh perpustakaan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Selanjutnya sesuai dengan yang dijelaskan pada ayat (5), Perpustakaan Nasional memiliki beberapa fungsi di antaranya sebagai perpustakaan deposit dan perpustakaan pelestarian yang memiliki peranan penting dalam membangun peradaban Indonesia m el a l u i ke gi a t a n m e ng him p u n , m e n y im p a n , melestarikan, dan mendayagunakan koleksi nasional. Hal ini sesuai dengan yang telah diamanatkan UU Nomor 4 Tahun 1990 tentang Serah-Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam (KCKR).

IKU 8. Pengadaan Koleksi Yang Lengkap

Indikator kinerja ini bertujuan untuk memastikan terjaminnya koleksi sebagai unsur utama layanan perpustakaan dalam pemenuhan kebutuhan informasi dan pengetahuan pemustaka serta untuk mengetahui pertumbuhan koleksi Perpustakaan Nasional dalam mendukung pembelajaran sepanjang hayat serta pelestarian karya cetak dan karya rekam sebagai warisan budaya intelektual.

Perbandingan antara target pengadaan koleksi sesuai dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 dengan realisasi serta capaian pengadaannya disajikan pada tabel berikut.

Tabel 56. Capaian IKU Pengadaan Koleksi Yang Lengkap

Berdasarkan target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2016, target indikator kinerja pengadaan koleksi sebesar 386.883 eksemplar dan terealisasi sebesar 366.728 eksemplar, sehingga diperoleh nilai capaian sebesar 94,79%. Salah satu faktor yang menyebabkan pencapaian target tersebut tidak dapat memenuhi target 100% adalah adanya kebijakan penghematan anggaran oleh Pemerintah sehingga terjadi penurunan pencapaian pengadaan, khususnya pada kegiatan pembelian beberapa jenis bahan perpustakaan.

Tabel 57. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Pengadaan Koleksi yang Lengkap Tahun 2015 dengan Tahun 2016

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

2016

Target Realisasi Capaian

1.

Meningkatnya koleksi nasional dan pelestarian koleksi warisan dokumenter budaya bangsa Indonesia Pengadaan koleksi yang lengkap 386.883 Eks. 366.728 Eks. 94,79%

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun

1.

Meningkatnya koleksi nasional dan pelestarian koleksi warisan dokumenter budaya bangsa Indonesia Pengadaan koleksi yang lengkap 254.972 Eks. 366.728 Eks. 43,83%

Apabila dibandingkan dengan realisasi tahun 2015 sebesar 254.972 eksemplar, pada tahun 2016 terjadi peningkatan jumlah pengadaan koleksi sebesar 43,83%. Peningkatan jumlah pengadaan koleksi paling besar adalah pada pengadaan koleksi buku digital dalam negeri yaitu sebesar 125.876 eksemplar.

Hal ini seiring dengan inovasi baru yang dilakukan oleh Perpustakaan Nasional yaitu pengembangan aplikasi iPusnas yang memungkinkan pemustaka untuk mengakses koleksi buku digital secara online. Untuk mengakomodasi kebutuhan pemustaka yang cukup besar, maka Perpustakaan Nasional melalui Pusat Pengembangan Koleksi dan Bahan Pustaka berupaya menyediakan konten buku digital dalam jumlah besar dan akan terus bertambah setiap tahunnya.

Gambar 23. Tampilan Aplikasi iPusnas

Peningkatan jumlah koleksi Perpustakaan Nasional pada tahun 2015 dan 2016 merupakan kumulatif jumlah pengadaan koleksi Perpustakaan Nasional (Pusat), UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno di Blitar, dan UPT Perpustakaan Bung Hatta di Bukittinggi baik yang berbentuk tertulis, tercetak, dan terekam. Pengadaan koleksi tersebut bersumber dari pembelian, penghimpunan serah-simpan KCKR, pelaksanaan alih media bahan perpustakaan, penerimaan bahan perpustakaan hasil hadiah, hibah, dan tukar-menukar, serta pengembalian naskah kuno nusantara yang ada di luar negeri sebagaimana disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 58. Peningkatan Koleksi Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2016

No. Sumber Pengadaan

Realisasi (Eks.) 2015 2016 Kumulatif 1. Pembelian 167.624 271.999 439.623 2. Serah-simpan KCKR 44.617 62.685 107.302 3. Alih media 37.760 29.650 67.410

4. Hadiah, hibah, dan tukar-menukar 4.971 2.380 7.351

5. Pengembalian naskah kuno nusantara di luar negeri - 14 14

Jumlah 254.972 366.728 621.700

90

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa sebagian besar sumber pengadaan pada tahun 2016 mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun 2015. Selain p e m b eli a n b u k u digi t a l , d a t a ko l e k s i h a s il penghimpunan serah-simpan KCKR juga mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kesadaran para wajib serah dalam menyerahkan hasil terbitannya sesuai dengan yang diamanatkan UU No. 4 Tahun 1990. Statistik menunjukkan terjadi peningkatan sebesar 40,49% dibandingkan dengan penghimpuan pada tahun sebelumnya. Hal ini tidak terlepas dari upaya Perpustakaan Nasional c.q. Direktorat Deposit Bahan Pustaka dalam menerapkan beberapa strategi sebagai berikut:

· Melakukan pendekatan dengan asosiasi para wajib s era h d e nga n m e m f a s ili t a s i ra p a t - ra p a t kepengurusan asosiasi tersebut dan menyadiakan waktu untuk memberikan penyuluhan/sosialisasi

tentang UU No. 4 Tahun 1990.

· Menyelenggarakan Forum Group Discussion (FGD) tentang pentingnya pelaksanaan fungsi pelestarian KCKR dengan perpustakaan khusus, kementerian dan lembaga negara.

· Mengembangkan sistem aplikasi pengelolaan layanan ISBN/ISMN berbasis website dalam mendukung pengawasan bibliografi dan dijadikan sebagai alat bantu dalam kegiatan pengembangan koleksi khususnya koleksi monograf.

· Menerapkan sanksi tegas sesuai dengan yang tertuang dalam Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional RI Nomor 7 Tahun 2016 yang salah satu pasalnya mengatur tentang penundaan pemberian nomor ISBN terhadap penerbit yang belum menyerahkan hasil terbitan sebelumnya.

Gambar 24. Kegiatan Forum Group Discussion (FGD) tentang pentingnya pelaksanaan fungsi pelestarian KCKR dengan

perpustakaan khusus, kementerian dan lembaga negara.

Gambar 25. Halaman Muka ISBN Online

Selain itu salah satu peningkatan yang dirasakan cukup penting adalah pengadaan koleksi hasil pengembalian naskah kuno nusantara yang ada di luar negeri. Pada tanggal 26 September 2016 Perpustakaan Nasional RI menerima hibah naskah kuno nusantara dari Ecole Francais d'Extreme Orient (EFEO), lembaga penelitian Prancis untuk Asia Timur-Jauh, sejumlah 14 eksemplar. EFEO mendapatkan naskah-naskah tersebut ini dari Dr. Viviane Sukanda-Tessier, ahli naskah Sunda, yang meninggal dunia pada tahun 2013 silam. Penyerahan secara langsung dilakukan oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di Prancis kepada Kepala

Perpustakaan Nasional pada tanggal 12 Oktober 2016.

Meski secara jumlah relatif tidak besar, koleksi naskah kuno tersebut memiliki arti penting dalam mendukung upaya pengembalian naskah-naskah kuno nusantara yang masih cukup banyak tersebar di luar negeri. Ini tentunya tidak terlepas dari upaya intensif yang dilakukan Perpustakaan Nasional dalam menjalin kerja sama dengan berbagai pihak sehingga memungkinkan terwujudnya pengembalian naskah tersebut. Hal ini sesuai dengan yang diamanatkan oleh UU No. 43Tahun 2007 pasal 21 ayat (3) butir d, yaitu Perpustakaan Nasional bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengupayakan pengembalian naskah kuno yang berada di luar negeri.

Gambar 26. Penyerahan naskah koleksi Viviane Sukanda-Tessier oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan Kedutaan Besar Indonesia di Paris,Bapak Surya Rosa, kepada Kepala Perpustakaan Nasional RI.

Berdasarkan data di atas, perbandingan antara realisasi pengadaan koleksi pada tahun 2015 dan 2016 dengan target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Perpustakaan Nasional tahun 2015-2019 dapat digambarkan pada tabel berikut.

Tabel 59. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Pengadaan Koleksi yang Lengkap Tahun 2016 dan Tahun 2015 dengan Target Renstra Perpustakaan Nasional Tahun 2015-2019

Dalam pencapaian target IKU Pengadaan koleksi yang lengkap selama dua tahun (2015-2016), dicapai pengadaan koleksi sebesar 621.700 eksemplar. Apabila dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam Renstra Tahun 2015-2019 yaitu sebesar 747.335 eksemplar, maka selisih capaiannya adalah sebesar 125.635 eksemplar. Dengan demikian, dalam tiga tahun sisa periode Renstra yaitu tahun 2017-2019, maka target pengadaan koleksi yang harus dicapai adalah sebesar 125.635 eksemplar atau 16,81% dari jumlah keseluruhan target.

Berdasarkan data pengadaan koleksi di atas, maka kegiatan pengadaan koleksi yang dilakukan Perpustakaan Nasional pada tahun 2016 memberikan peningkatan bagi koleksi Perpustakaan Nasional secara keseluruhan. Peningkatan jumlah koleksi Perpustakaan Nasional sampai dengan tahun 2016 dapat disajikan dalam tabel berikut.

92

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Tabel 60. Perbandingan Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional s.d. Tahun 2015 dengan Tahun 2015

Berdasarkan tabel di atas, perbandingan antara realisasi jumlah koleksi Perpustakaan nasional pada tahun 2016 sebesar 2.896.940 eksemplar dan tahun 2015 sebesar 2.530.212 eksemplar, diperoleh kesimpulan bahwa jumlah koleksi Perpustakaan Nasional mengalami kenaikan sebesar 14,49%. Peningkatan tersebut disajikan pada grafik berikut.

Grafik 13. Peningkatan Jumlah Koleksi Perpustakaan Nasional

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun

8.

Meningkatnya koleksi nasional dan pelestarian koleksi warisan dokumenter budaya bangsa Indonesia Pengadaan koleksi yang lengkap 2.530.212 Eks. 2.896.940 Eks. 14,49%

Apabila jumlah koleksi Perpustakaan Nasional sampai dengan tahun 2016 tersebut dibandingkan dengan populasi penduduk Indonesia yang berjumlah 255.461.600 jiwa (sumber: Badan Pusat Statistik, 2010) akan diperoleh rasio sebesar 1:88. Artinya setiap satu eksemplar koleksi Perpustakaan Nasional dapat diakses oleh 88 jiwa penduduk Indonesia. Kondisi ini tentunya menjadi tantangan bagi Perpustakaan Nasional untuk terus berupaya memperbaiki rasio ketersediaan koleksi terhadap jumlah penduduk dengan meningkatkan jumlah koleksi sehingga setiap penduduk dapat terpenuhi kebutuhan informasinya. Berbagai inisiatif maupun inovasi seperti pengembangan aplikasi iPusnas dan aplikasi layanan ISBN harus terus dilakukan agar dapat meningkatkan ketersediaan koleksi dan memperluas ruang lingkup aksesnya. Pengembangan aplikasi iPusnas berbasis koleksi digital memiliki nilai efesiensi yang lebih tinggi, baik dilihat dari sudut pandang pengelola maupun pemustaka. Harga bahan perpustakaan digital lebih

murah sehingga koleksi yang dibeli dapat lebih banyak. Pengolahan bahan perpustakaan digital pun tidak serumit bahan perpustakaan tercetak, oleh karena itu dapat lebih cepat dilayanankan kepada pemustaka. Keuntungan lain yang sangat dirasakan pemustaka terhadap koleksi digital adalah mudahnya akses terhadap koleksi tersebut, di mana dan kapan saja tanpa harus datang langsung ke perpustakaan.

Hal lain yang menjadi perhatian terhadap peningkatan jumlah koleksi Perpustakaan Nasional adalah pengawasan bibliografi dalam rangka meningkatkan kepatuhan penerbit terhadap UU No. 4 Tahun 1990. Peran aplikasi layanan ISBN/ISMN berbasis website sangat membantu dalam pengawasan bibliografi khususnya penambahan koleksi monograf. Keberadaan aplikasi ini secara sistem mewajibkan penerbit untuk menyerahkan hasil terbitan sebelumnya sesuai amanat UU No. 4 Tahun 1990 sebelum mengajukan permohanan ISBN untuk terbitan selanjutnya.

Sasaran Strategis (SS) 5. Meningkatkan Koleksi Nasional dan Pelestarian

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 112-117)

Dokumen terkait