• Tidak ada hasil yang ditemukan

(pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) yang telah mengikuti diklat kepustakawanan

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 158-163)

IKU 11. Persentase ketersediaan tenaga perpustakaan

(pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) yang telah mengikuti diklat kepustakawanan

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

2016 Target Realisasi % Capaian 1. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan

2,89% 3,02% 104,39%

Capaian IKU persentase ketersediaan tenaga perpustakaan (pustakawan dan tenaga teknis perpustakaan) yang telah mengikuti diklat kepustakawanan disajikan pada Tabel berikut.

Tabel 107. Capaian IKU Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan

(Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 perubahan sebesar 2,89 atau 10.376 orang terealisasi sebesar 3.02% atau 10.831 sehingga diperoleh nilai capaian 104.39%. Hal ini disebabkan adanya pencapaian target peserta diklat dari anggaran APBN dan kerja sama diklat antara Perpustakaan Nasional dengan lembaga diklat, organisasi profesi, dan instansi terkait.

No Nama Diklat Tahun Jumlah

- 2014 2015 2016 1 Diklat Kepustakawanan (APBN) 8.268 466 440 9.174 2 Diklat Kepustakawanan (kerja sama) 1.118 268 271 1.657 10.831

Jumlah tenaga perpustakaan yang mengikuti diklat kepustakawanan sampai dengan Tahun 2016 terus mengalami peningkatan. Sampai dengan Tahun 2016 Diklat Kepustakawanan yang didanai APBN sebanyak 9.174 orang dan Diklat Kepustakawanan sumber pendanaan kerjasama sebanyak 1.657 orang.

Tabel 109. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi

Tahun 2016 Tahun 2015 naik/turun %

1. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan

3,02% 2,82% 0,20%

Berdasarkan perbandingan realisasi capaian IKU Tahun 2016 sebesar 3,02% atau 10.831 orang, realisasi capaian Tahun 2015 sebesar 2,82% atau 10.120 orang diperoleh kesimpulan bahwa bahwa indikator kinerja utama mengalami kenaikan menjadi 0,20%.

Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam penyelenggaraan diklat:

1. Tid a k t er s el e n gga ra n ya b e b era p a di k l a t dikarenakan adanya penghematan anggaran yang dilaksanakan bersamaan dengan perencanaan penyelenggaraan diklat. Adapun diklat yang tidak terselenggara adalah Diklat Kesekretariatan, Diklat Pengkatalogan Deskriptif Berbasis RDA, Diklat Sertifikasi Pengadaan Barang dan Jasa, Diklat Bendahara Pengeluaran, Bimtek Pengajar

E-Learning Kepustakawanan, Diklat Pustakawan Tingkat Ahli (Alih Jalur), Diklat Pustakawan Tingkat Terampil, serta Diklat Penulisan Karya Tulis Ilmiah.

2. Diklat kepustakawanan dengan pola swadana (PNBP), seperti: Diklat Manajemen Perpustakaan, Diklat Pengelolaan Informasi, dan Diklat Pengembangan Koleksi Bahan Perpustakaan Digital kurang diminati sehingga diperlukan perubahan kebijakan untuk Diklat PNBP.

3. Belum matangnya penyelenggaraan diklat jarak jauh berbasis Teknologi Informasi dan belum memadainya fasilitas untuk pelaksanaan di daerah. Belum adanya sarana dan prasarana penyelenggaraan di k l a t s e hingga p u s di k l a t m e n ye w a t e m p a t penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan.

IKU 12. Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, pasal 31 menjelaskan bahwa Standar Tenaga Perpustakaan memuat kriteria minimal mengenai kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi. Selanjutnya pasal 35 Pustakawan harus memiliki kompetensi. Kompetensi tersebut menjadi dasar pertimbangan untuk peningkatan karier pustakawan.

Pustakawan tersertifikasi adalah pustakawan yang telah mengikuti asesmen sertifikasi dan dinyatakan kompeten oleh Lembaga Sertifikasi Pustakawan (LSP). Sertifikasi tersebut dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi yang mengacu pada SKKNI Bidang Perpustakaan. Sampai dengan Tahun 2015 jumlah pustakawan yang ada Indonesia berjumlah 3.179 orang.

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

2016 Target Realisasi % Capaian 1. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional

Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi

7,2% 10,7% 147,8%

Tabel 110. Capaian IKU Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi

136

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan dalam Renstra 2015-2019 perubahan sebesar 7,2% terealisasi sebesar 10,7% sehingga diperoleh nilai capaian 147,8%. Pelaksanaan sertifikasi tahun 2016 bersumber dari APBN dan anggaran secara mandiri. Pelaksanaan sertifikasi tahun 2016 bersumber dari APBN dilaksanakan di Jakarta sebanyak 2 (dua) kali dan masing-masing 1 (satu) kali pelaksanaan sertifikasi di daerah yaitu Mataram, Medan dan Bali.

Sementara itu pelaksanaan sertifikasi pustakawan yang berasal dari anggaran mandiri (swadana), antara lain: Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Universitas Airlangga Surabaya, Institut Agama Islam Negeri Mataram, Universitas Tadulako Palu. Dengan adanya pembiayaan sertifikasi pustakawan secara mandiri ini sangat membantu capaian dari IKU persentase peningkatan pustakawan tersertifikasi.

Gambar 38. Suasana asesmen kompetensi di Universitas Gadjah Mada Sumber: (Dokumentasi LSP)

Kondisi di Indonesia tenaga perpustakaan belum representatif jika dibandingkan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah. Sebaran tenaga perpustakaan juga tidak merata dan bahkan terpusat di pulau Jawa.

No Provinsi Jumlah Tenaga Perpustakaan Jumlah PS PPT PK PN PU 1 Aceh 0 52 1 0 27 80 2 Sumatera Utara 2 47 4 0 48 101 3 Riau 7 29 3 0 41 80 4 Kepulauan Riau 0 0 0 0 3 3 5 Bengkulu 0 27 1 0 13 41 6 Sumatera Barat 5 89 5 0 14 113 7 Jambi 5 18 7 0 30 60 8 Sumatera Selatan 11 21 7 0 35 74 9 Bangka Belitung 0 0 0 0 14 14 10 Lampung 37 25 1 0 12 75 11 Banten 2 36 10 0 9 57 12 DKI Jakarta 0 94 203 253 21 571 13 Jawa Barat 3 97 88 0 49 237 14 Jawa Tengah 19 168 11 0 86 284 15 DI.Yogyakarta 3 139 15 0 44 201 16 Jawa Timur 2 158 10 0 68 238 17 Kalimantan Barat 1 21 2 0 8 32 18 Kalimantan Tengah 0 12 0 0 27 39 19 Kalimantan Selatan 1 30 29 0 26 86 20 Kalimantan Timur 0 24 0 0 17 41 21 Kalimantan Utara 0 0 0 0 0 0 22 Sulawesi Utara 0 67 0 0 26 93 23 Gorontalo 0 12 1 0 0 13 24 Sulawesi Tengah 0 34 1 0 24 59 25 Sulawesi Tenggara 0 25 1 0 19 45 26 Sulawesi Barat 0 1 0 0 0 1 27 Sulawesi Selatan 17 99 28 0 81 225 28 Bali 13 67 19 0 37 136

29 Nusa Tenggara Barat 5 40 11 0 30 86 30 Nusa Tenggara Timur 0 18 6 0 16 40

31 Maluku 0 10 0 0 13 23 32 Maluku Utara 0 2 0 0 0 2 33 Papua 0 11 1 0 17 29 34 Papua Barat 0 0 0 0 0 0 Ta b e l 1 1 1 . S e b a r a n Te n a g a Perpustakaan Berdasarkan Jenis Perpustakaan Per Provinsi

Keterangan

PS : Perpustakaan Sekolah.

PPT : Perpustakaan Perguruan Tinggi, PK : Perpustakaan Khusus,

PN : Perpustakaan Nasional, PS : Perpustakaan Sekolah, PU : Perpustakaan Umum

No Nama Diklat Tahun Jumlah - 2014 2015 2016 1 Diklat Kepustakawanan (APBN) 8268 466 440 9174 2 Diklat Kepustakawanan (kerja sama) 1118 268 271 1657 10.831

Tabel 112. Jumlah Tenaga Perpustakaan Yang Mengikuti Diklat Kepustakawanan

Peningkatan capaian tenaga perpustakaan yang mengikuti diklat kepustakawanan tahun 2016. Jika dibandingkan target tenaga perpustakaan sesuai IFLA sebanyak 358.975, maka persentase capaian tenaga perpustakaan sebanyak 3.02%.

Capaian tenaga perpustakaan yang dilaksanakan oleh perpustakaan nasional masih sangat jauh dari target. Oleh sebab itu salah satu alternatif peningkatan capaian target tenaga perpustakaan dilaksanakan dengan pola kerja sama, antara perpustakaan nasional dengan kementerian atau lembaga, organisasi profesi dan perguruan tinggi. Pola kerja sama ini dapat

ditingkatkan mengingat kerja sama diklat memberikan penambahan kuantitas tenaga perpus takaan. Meningkatnya kompetensi tenaga perpustakaan dapat memberikan kontribusi terhadap kualitas pengelolaan dan pelayanan perpustakaan yang baik, tepat-waktu, tepat-sasaran, dan sebanding antara biaya dan hasil yang diperoleh.

Peningkatan capaian peningkatan pustakawan tersertifikasi dikarenakan banyak instansi lembaga yang menyelenggarakan sertifikasi dengan swadana melalui kerjasama dengan Perpustakaan Nasional.

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Realisasi Tahun 2016 Tahun 2015 % naik/turun 1. Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional

Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi

10,7% 5,6% 5,1

Tabel 113. Perbandingan Realisasi Capaian IKU Tahun 2016 dengan Tahun 2015

Berdasarkan perbandingan realisasi capaian IKU Tahun 2016 sebesar 10,7% dan realisasi capaian Tahun 2015 sebesar 5,6% diperoleh kesimpulan bahwa bahwa indikator kinerja utama mengalami kenaikan sebesar 5,1%. Namun demikian masih ditemukan hambatan dan permasalahan yang dihadapi antara lain:

· Anggaran dari APBN yang terbatas, mengakibatkan hanya sedikit tempat uji kompetensi yang dapat didatangi oleh LSP Pustakawan.

· Terbatasnya jumlah asesor kompetensi.

· Belum adanya LSP Cabang di tiap daerah/provinsi untuk mengakomodasi pelaksanaan sertifikasi di daerah.

138

Bab 3 Akuntabilitas Kinerja

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Reali-sasi 2015 2016 Target Akhir Tahun Renstra % Capaian s.d. 2019 Target Realisasi % Realisasi Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan 2,89% 3.02 % 104,39% 3,63% 83,21% Persentase Peningkatan Pustakawan Tersertifikasi 7,2% 10,7% 10,7% 20,4% 52%

Tabel 114. Analisis Sasaran Strategis (SS) 9 Terwujudnya Tenaga Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional

Sasaran Strategis (SS) 9 Terwujudnya Tenaga

Perpustakaan yang Kompeten dan Profesional sesuai

dengan capaian target akhir Renstra 2015-2019 tercapai dengan baik sesuai dengan target tahunan yang ditentukan, adapun capaian per-indikator kinerja, sebagai berikut:

1. Persentase Ketersediaan Tenaga Perpustakaan (Pustakawan dan Tenaga Teknis Perpustakaan) Yang Telah Mengikuti Diklat Kepustakawanan. Berdasarkan realisasi capaian 2016 sebesar 3.02% atau 10.831 orang, apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2015-2019 sebesar 3,63% maka nilai capaian sebesar 83,22%. Artinya masih tersisa target sebanyak 16,79% dari target akhir Renstra. Kebijakan selanjutnya adalah perlu melakukan terobosan baru terkait kebijakan dan kegiatan yang dapat mendukung pencapaian kinerja. Adapun kebijakan dan kegiatan yang dapat dilaksanakan antara lain: (1) p e n a m b a h a n A P B N , ( 2 ) m e n d o r o n g penyelenggaraan diklat kepustakawanan di daerah, (3) Percepatan penyelenggaraan diklat jarak jauh berbasis teknologi informasi. (4) Meningkatkan kerjasama dengan Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Kementerian Agama, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi dan instansi terkait perihal peningkatan kualitas tenaga perpustakaan di Indonesia dalam bentuk pendidikan formal, p e n didi k a n d a n p el a t i h a n , m a ga n g d a n peningkatan kapasitas SDM.(5) Pengadaan gedung, asrama, kelas, sarana dan prasarana penyelenggaraan diklat yang reperesentatif.

2. P e r s e n t a s e P e n i n g k a t a n P u s t a k a w a n Tersertifikasi. Berdasarkan realisasi capaian 2016 sebesar 10,7%, apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra 2015-2019 sebesar 20,4% maka nilai capaian sebesar 52%. Artinya masih tersisa target sebanyak 9,3% dari target akhir Renstra. Dari hasil capaian tersebut, maka kebijakan selanjutnya adalah perlu melakukan perluasan pelaksanaan sertifikasi di berbagai daerah bukan saja hanya terpusat di Perpustakaan Nasional melalui: (1) penambahan APBN, (2) mendorong pembentukan LSP cabang di daerah, (3) penambahan jumlah asesor kompetensi dengan memperbanyak diklat asesor kompetensi, (4) meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait untuk pelaksanaan sertifikasi secara swadana. (5) melakukan Perubahan dan perbaikan skema sertifikasi yang mengadopsi kompetensi kekinian. (6) melakukan upgrading kompetensi dan Recognition Current Competency (RCC) dari a s e s o r ko m p e t e n s i u n t u k m e ning k a t k a n kompetensi asesor kompetensi sesuai ketentuan terbaru dari BNSP. (7) merevisi Panduan Mutu LSP Pustakawan, SOP dan Dokumen Pendukung lainnya. (8) melakukan kerjasama yang baik semua komponen baik peser ta, ins tansi, lingkungan dan faktor pendukung lainnya misalnya melakukan audiensi dengan Kepala Perpustakaan Nasional dan Kepala Dinas Perpustakaan Provinsi dalam rangka melaporkan perkembangan LSP dan menguatkan keberadaan LSP.

Dalam dokumen Perpustakaan Nasional RI (Halaman 158-163)

Dokumen terkait