• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Tingkat Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Tingkat Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis"

Copied!
65
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN LAMANYA HEMODIALISIS

DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Oleh:

MUHAMMAD ARIEF FADILLAH 110100287

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN LAMANYA HEMODIALISIS

DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Karya Tulis Ilmiah Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh:

MUHAMMAD ARIEF FADILLAH 110100287

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Tingkat Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis

Nama : MUHAMMAD ARIEF FADILLAH NIM : 110100287

__________________________________________________________________

Pembimbing

(dr. M. Surya Husada, Sp.KJ NIP : 19800203 200801 1 011

)

Penguji I

(dr. Yuneldi Anwar Sp.S (K) NIP : 19530601 198103 1 004

)

Penguji II

(dr. Putri Chairani Eyanoer MS.Epi, Ph.D NIP : 19720901 199903 2 001

)

Medan, Januari 2015 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD, KGEH NIP : 19540220 198011 1 001

(4)

ABSTRAK

Depresi adalah komplikasi psikologis yang paling sering terjadi pada pasien hemodialisis. Sebanyak 51% pasien hemodialisis di Sarajevo menunjukkan depresi dengan berbagai tingkatan (30% depresi ringan, 8.5% depresi sedang dan 12.5% depresi berat). Semakin bertambah umur pasien hemodialisis, tingkat depresi juga semakin meningkat dan kualitas hidup pasien menurun.

Terdapat 100 subjek penelitian yang diwawancarai yang dibagi menjadi 50 pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis selama dibawah sama dengan 8 bulan (Kelompok 1) dan 50 pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis selama diatas 8 bulan (Kelompok 2). Penentuan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.

Dilihat dari tingkat depresinya, pasien hemodialisis paling banyak berada pada depresi minimal (48%). Setelah dilakukan analisis Chi-Square antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi (p >0.05), didapati tidak ada hubungan yang bermakna antara keduanya.

Pencegahan depresi pada pasien hemodialisis sangat dianjurkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis dan dipandang perlu pasien hemodialisis harus berada dibawah evaluasi dari psikiatri.

(5)

ABSTRACT

Depression is the most frequent psychological complication of hemodialysis. 51% of hemodialysis patients in Sarajevo shown depression in various degree (30% mild depression, 8.5% moderate depression, and 12.5% severe depression). The increased age of patients, significantly increased depression and decreased quality of life.

There were 100 inteviewed subjects which are divided into 50 patients who had undergone hemodialysis less than 8 months (Group 1) and 50 patients who had undergone more than 8 months (Group 2). A sampling was conducted using consecutive sampling technique.

Viewed from depression degree, most hemodialysis patients are at minimum depression (48%). After analyzing the Chi-Square between hemodialysis duration and depression degree (p <0.05), there was no significant relationship both of them.

Prevention of depression in hemodialysis patients is recommended in order to improve the quality of life patients hemodialysis and it is considered necessary for hemodialysis patients to be under psychiatric evaluation.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan petunjuk dan kekuatan lahir batin sehingga Proposal KTI (Karya Tulis Ilmiah) ini dapat tersusun sebagaimana mestinya. KTI ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran USU. Saya menyadari bahwa KTI ini masih jauh dari sempurna. Namun, besar harapan saya kiranya proposal ini dapat diterima dan diteruskan sehingga dapat menambah perbendaharaan bacaan khususnya tentang: “Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Tingkat Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis”. Dengan selesainya KTI ini , perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada:

1. dr. M. Surya Husada, Sp.KJ, pembimbing penulisan Proposal KTI, yang dengan sepenuh hati telah membimbing dan mengarahkan penulisan proposal KTI ini sampai selesai.

2. dr. Yuneldi Anwar, Sp.S (K) dan dr. Putri Chairani Eyanoer, MS.Epi, Ph.D, penguji pada seminar proposal dan hasil penelitian, yang telah memberikan masukan yang positif untuk menyempurnakan KTI ini.

3. Seluruh Staf pengajar Departemen Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran USU yang telah memberikan materi perkuliahan tentang desain penelitian dan statistika kedokteran sehingga penulis memiliki pengetahuan dalam penyusunan Proposal KTI ini.

4. Kedua orang tua saya, Drs. H. Zulkifli, M.si dan Hj. Youvial, yang selalu memberikan doa dan dukungannya.

(7)

Akhir kata saya memohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan KTI ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN……… i

ABSTRAK……….. ii DAFTAR TABEL……….. viii

DAFTAR GAMBAR……….. ix

DAFTAR LAMPIRAN……….. x

DAFTAR SINGKATAN……… xi

BAB 1 PENDAHULUAN………... 1

(9)

3.1 Kerangka Konsep………... 3.2 Variabel dan Definisi Operasional………. 3.2.1 Variabel……… 3.2.2 Definisi Operasional………. 3.3 Hipotesis………. BAB 4 METODE PENELITIAN………. 4.1 Jenis Penelitian………... 4.2 Waktu dan Tempat Penelitian………. 4.3 Populasi dan Sampel………... 4.3.1 Populasi……… 4.3.2 Sampel……….. 4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi……… 4.3.4 Perkiraan Besar Sampel……… 4.4 Teknik Pengumpulan Data………. 4.5 Pengolahan dan Analisis Data………

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 2.1 Gejala depresi berdasarkan PPDGJ III……… 7

Tabel 2.2 Derajat depresi……… 8

Tabel 2.3 Metode pengukuran derajat depresi……… 8

Tabel 5.1 Karakteristik demografis subjek penelitian………. 20

Tabel 5.2 Tingkat depresi pasien hemodialisis……… 21

(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup 29

(13)

DAFTAR SINGKATAN

BDI : Beck’s Depression Inventory

CAPD : Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis

CRRT : Continuous Renal Replacement Therapy

DSM-IV-TR : Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4th ed, Text Revision

GGK : Gagal Ginjal Kronik

HDRS : Hamilton Depression Rating Scale

NE : Norepinefrin

MAO : Monoamine Oxidase Inhibitor

PGK :Penyakit Ginjal Kronik

PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SF-36 : Short Form-36

SSRI : Selective Serotonin Reuptake Inhibitor

TCA : Tricyclic Antidepresants

(14)

ABSTRAK

Depresi adalah komplikasi psikologis yang paling sering terjadi pada pasien hemodialisis. Sebanyak 51% pasien hemodialisis di Sarajevo menunjukkan depresi dengan berbagai tingkatan (30% depresi ringan, 8.5% depresi sedang dan 12.5% depresi berat). Semakin bertambah umur pasien hemodialisis, tingkat depresi juga semakin meningkat dan kualitas hidup pasien menurun.

Terdapat 100 subjek penelitian yang diwawancarai yang dibagi menjadi 50 pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis selama dibawah sama dengan 8 bulan (Kelompok 1) dan 50 pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis selama diatas 8 bulan (Kelompok 2). Penentuan sampel dilakukan dengan teknik consecutive sampling.

Dilihat dari tingkat depresinya, pasien hemodialisis paling banyak berada pada depresi minimal (48%). Setelah dilakukan analisis Chi-Square antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi (p >0.05), didapati tidak ada hubungan yang bermakna antara keduanya.

Pencegahan depresi pada pasien hemodialisis sangat dianjurkan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisis dan dipandang perlu pasien hemodialisis harus berada dibawah evaluasi dari psikiatri.

(15)

ABSTRACT

Depression is the most frequent psychological complication of hemodialysis. 51% of hemodialysis patients in Sarajevo shown depression in various degree (30% mild depression, 8.5% moderate depression, and 12.5% severe depression). The increased age of patients, significantly increased depression and decreased quality of life.

There were 100 inteviewed subjects which are divided into 50 patients who had undergone hemodialysis less than 8 months (Group 1) and 50 patients who had undergone more than 8 months (Group 2). A sampling was conducted using consecutive sampling technique.

Viewed from depression degree, most hemodialysis patients are at minimum depression (48%). After analyzing the Chi-Square between hemodialysis duration and depression degree (p <0.05), there was no significant relationship both of them.

Prevention of depression in hemodialysis patients is recommended in order to improve the quality of life patients hemodialysis and it is considered necessary for hemodialysis patients to be under psychiatric evaluation.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di Amerika Serikat, insidensi dialisis pada tahun 2009 sebanyak 113.636. Pada 31 Desember 2009, terdapat 370.274 pasien menjalani hemodialisis, 27.522 menjalani peritoneal dialisis dan 172.533 menjalani transplantasi ginjal (USRDS, 2011).

Di Indonesia, jenis pelayanan pada unit dialisis terbanyak yaitu hemodialisis 78%, sisanya adalah transplantasi 16%, Continuous Renal Replacement Therapy (CRRT) 3%, dan Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) 3%. Pada tahun 2011, di Indonesia terdapat pasien hemodialisis sebanyak 15.353 pasien baru dan 6.951 pasien aktif. Diagnosa penyakit utama pasien hemodialisis di Indonesia terbanyak yaitu Gagal Ginjal Terminal 87%, sisanya adalah Gagal Ginjal Akut 7%, dan Gagal Ginjal Akut pada Gagal Ginjal Kronis 6% (Indonesian Renal Registry, 2011). Disini terlihat bahwa hemodialisis adalah terapi dialisis terbanyak yang digunakan dari pada metode dialisis lain. Di RSUP H. Adam Malik pada tahun 2013 jumlah pasien yang menjalani hemodialisis rata-rata perbulannya sebanyak 59 pasien.

Hemodialisis dapat menyebabkan masalah mental pada pasien yang menjalani pengobatan ini. Pasien dapat mengalami depresi karena pengobatan yang jangka panjang dan metode terapi invasif (Hemate dan Alidosti, 2011). Pengobatan ini menimbulkan masalah psikologis, sosial dan etika, dimana depresi dan stres adalah yang paling umum terjadi. Profil psikologi yang dikonfirmasi pada pasien hemodialisis adalah hipersensitif, mood depresi, masalah interpersonal, dan penarikan dari teman dan kerabat (Jordanova dan Polenakovic, 2012).

(17)

hemodialisis disebabkan oleh perubahan gaya hidup, ketergantungan akan hemodialisis, kehilangan pekerjaan dan posisi sosial, penurunan status keuangan, perubahan pola makan, disfungsi seksual, dan kecemasan akan kematian. Depresi dapat menurunkan kualitas hidup dan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri (Cengic dan Resic, 2010).

Pada pasien hemodialisis, keinginan untuk bunuh diri meningkat seiring dengan tingkat depresi yang meningkat. Oleh karena itu, dipandang perlu untuk pasien hemodialisis harus berada dibawah evaluasi dari psikiatri. (Keskin dan Engin, 2011). Sampai saat ini masih sedikit penelitian yang menghubungkan antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi. Dengan mengamati keadaan diatas, peneliti tertarik untuk melihat hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dilakukan penelitian ini adalah “Apakah terdapat hubungan antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis?”.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik pasien hemodialisis. 2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pasien hemodialisis berdasarkan

tingkat depresi.

3. Untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi 4. Untuk mengetahui besarnya hubungan lamanya hemodialisis dengan

(18)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat: 1. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti tentang hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis serta meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penelitian di bidang kedokteran.

2. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi tentang hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis sebagai upaya pencegahan depresi akibat hemodialisis.

3. Bagi dunia kesehatan

Memberikan masukan bagi departemen kesehatan untuk mencegah terjadinya depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis.

4. Bagi peneliti selanjutnya

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi

2.1.1 Definisi Depresi

Depresi adalah gangguan mental yang umum terjadi, ditandai dengan mood depresi, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan bersalah atau harga diri yang rendah, gangguan tidur atau nafsu makan, perasaan kelelahan, dan kurang konsentrasi (Marcus et al., 2012).

Depresi dapat menetap ataupun berulang. Depresi mempengaruhi kemampuan individu untuk menjalankan fungsinya di tempat kerja atau sekolah atau untuk menghadapi kehidupan sehari-hari. Pada keadaan yang paling parah, depresi dapat menyebabkan keinginan bunuh diri. Pada keadaan ringan, depresi dapat diobati tanpa obat-obatan tetapi pada keadaan sedang atau berat

diperlukan obat-obatan dan konseling yang professional (Marcus et al., 2012). 2.1.2 Etiologi dan Patofisiologi Depresi

Penyebab gangguan jiwa senantiasa dipikirkan dari sisi organobiologik, sosiokultural, dan psikoedukatif. Dari sisi biologik dikatakan adanya gangguan pada neurotransmitter norepinefrin, serotonin, dan dopamin. Ketidakseimbangan kimiawi otak yang bertugas menjadi penerus komunikasi antar serabut saraf membuat tubuh menerima komunikasi secara salah dalam pikiran, perasaan, dan perilaku (Depkes RI, 2007).

Dari penelitian keluarga didapatkan gangguan depresi mayor dan gangguan bipolar, terkait erat dengan hubungan saudara; juga pada anak kembar, suatu bukti adanya kerentanan biologik pada genetik keluarga tersebut. Episode pertama gangguan sering kali dipicu oleh stressor psikososial pada mereka yang biologiknya rentan. Gangguan depresi juga mungkin dialami oleh mereka yang tidak mempunyai faktor biologik sebagai kontributor terhadap terjadinya gangguan depresi, hal ini lebih merupakan gangguan psikologik (Depkes RI, 2007).

(20)

mereka cenderung akan mengalami gangguan depresi. Faktor pembelajaran sosial juga menerangkan kepada kita mengapa masalah psikologik kejadiannya lebih sering muncul pada anggota keluarga dari generasi ke generasi. Jika anak dibesarkan dalam suasana pesimistik, dimana dorongan untuk keberhasilan jarang atau tidak biasa, maka anak itu akan tumbuh dan berkembang dengan kerentanan tinggi terhadap gangguan depresi (Depkes RI, 2007)

2.1.3 Gejala Klinis Depresi

Gejala klinis depresi tampak dari emosional, sikap fisik, intelektual dan psikomotorik penderita (Marianne, 2010).

1. Gejala Emosional

a. Kehilangan ketertarikan dan kesenangan pada aktivitas yang biasa dilakukan (hobbi) atau pekerjaan

b. Perasaan sedih yang berlebihan c. Pesimis

d. Ingin bunuh diri

e. Cemas (dialami oleh 90% pasien) f. Rasa bersalah yang tidak realistis

g. Simtom psikotik, dapat mendengar suara (halusinasi auditori) yang mengatakan bahwa mereka orang buruk dan mereka seharusnya bunuh diri.

2. Gejala Fisik

a. Rasa lelah yang tidak hilang dengan beristirahat b. Nyeri, terutama nyeri kepala

c. Gangguan tidur

d. Gangguan selera makan (meningkat atau menurun) e. Kehilangan ketertarikan seksual (penurunan libido)

f. Keluhan pada saluran pencernaan dan jantung (palpitasi/berdebar)

3. Gejala Intelektual

(21)

b. Ingatan yang kurang untuk peristiwa yang baru terjadi c. Bingung

4. Gejala Psikomotor

a. Retardasi psikomotor yaitu berupa pergerakan fisik dan berbicara yang lamban

b. Psikomotor yang bergejolak, yaitu berupa perbuatan yang tidak diketahui maksudnya

2.1.4 Diagnosis Depresi

Menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 4th ed., Text Revision. Washington, American Psychiatric Association, 2000) diagnosis depresi dapat ditegakkan sebagai berikut (Marianne, 2010) :

1. Terdapatnya 5 (atau lebih) gejala berikut dalam satu periode (2 minggu berturut-turut) yang merupakan perubahan dari fungsi sebelumnya, minimal terdapat satu dari 2 gejala berikut ini yaitu (1) suasana hati tertekan atau (2) hilangnya minat atau kesenangan

a. Mood depresi sepanjang hari dan hampir setiap hari

b. Berkurangnya minat atau kesenangan secara nyata dalam semua hal sepanjang hari dan hampir setiap hari

c. Perubahan berat badan yang signifikan tanpa adanya diet (terjadinya penurunan atau peningkatan berat badan lebih dari 5% dalam satu bulan), diakibatkan adanya kenaikan atau penurunan nafsu makan hampir setiap hari

d. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari

e. Agitasi psikomotor atau retardasi hampir setiap hari (keadaan ini diamati pula oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif)

f. Kelelahan atau hilangnya energi hampir setiap hari

g. Perasaan tidak berharga atau bersalah berlebihan (delusi) hampir setiap hari

(22)

i. Pikiran berulang tentang kematian (tidak hanya takut akan kematian), berulang kali memiliki rencana untuk bunuh diri tanpa rencana yang spesifik, atau usaha untuk bunuh diri

2. Gejala yang dapat menyebabkan keadaan menderita atau keadaan yang buruk pada kehidupan sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya. 3. Gejala yang tidak terkait langsung dengan efek fisiologis dari suatu

obat (seperti penyalahgunaan obat atau akibat penggunaan obat tertentu), atau kondisi medis umum (seperti: hipotiroidisme). Untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium, antara lain: pemeriksaan darah rutin, uji fungsi tiroid serta elektrolit darah 4. Gejala yang tidak dapat dikaitkan dengan reaksi yang dialami akibat

kehilangan orang yang dicintai; gejala bertahan selama lebih dari 2 bulan atau ditandai dengan gangguan fungsional yang signifikan; dipenuhi pemikiran yang tidak wajar mengenai perasaan tidak berharga, ide bunuh diri, gejala psikosis, retardasi psikomotor

Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III) diagnosis depresi ditegakkan sebagai berikut (Marianne, 2010) :

Tabel 2.1 Gejala depresi berdasarkan PPDGJ III

Gejala Utama Gejala Tambahan

Suasana perasaan yang sedih/murung Konsentrasi dan perhatian berkurang Kehilangan minat dan kegembiraan Harga diri dan kepercayaan diri

berkurang Berkurangnya energy yang menuju

kepada meningkatnya keadaan mudah lelah dan berkurangnya aktivitas

Perasaan bersalah dan tidak berguna Pandangan masa depan yang suram dan pesimistik

Gagasan atau perbuatan yang membahayakan diri atau bunuh diri Gangguan tidur

Nafsu makan berkurang

(23)

Tabel 2.2 Derajat depresi

No Derajat Depresi Kriteria

1 Ringan (mild) Jika terdapat sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama ditambah sekurang-kurangnya 2 dari gejala tambahan yang sudah berlangsung minimal 2 minggu. Tidak boleh ada gejala yang berat

2 Sedang (moderate) Jika terdapat sekurang-kurangnya 2 dari 3 gejala utama ditambah sekurang-kurangnya 3 (sebaiknya 4) gejala tambahan

3 Berat (severe) Jika terdapat 3 gejala utama ditambah sekurang-kurangnya 4 gejala tambahan, beberapa diantaranya harus berintensitas berat. Untuk menentukan derajat depresi seorang pasien dapat ditentukan dengan beberapa metode yaitu Hamilton Depression Rating Scale, Beck’s Depression Inventory, Zung Self Depression Scale (Tabel 2.3) (Marianne, 2010).

Tabel 2.3 Metode pengukuran derajat depresi No Metode Pengukuran Penjelasan

1 Beck’s Depression Inventory (BDI)

Suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 item pernyataan yang diberikan oleh pemeriksa, namun dapat juga digunakan oleh pasien untuk menilai derajat depresinya sendiri

2 Hamilton Depression Rating Scale (HDRS)

Suatu skala pengukuran depresi terdiri dari 21 items pernyataan dengan fokus primer pada gejala somatik dan penilaian dilakukan oleh pemeriksa

3 Zung Self Depression Scale

(24)

Beck’s Depression Inventory-II adalah versi revisi dari Beck’s Depression inventory yang digunakan untuk menilai tingkat depresi pada dewasa dan remaja. BDI-II adalah bentuk perbaharuan dari BDI original yang diubah agar sesuai dengan kriteria dari DSM-IV-TR untuk menilai gangguan depresi (Arnau, et al, 2001)

2.1.5 Terapi Depresi

Terapi depresi dapat dilakukan secara non farmakologi, farmakologi ataupun kombinasi keduanya tergantung tingkat keparahan depresi yang dialami oleh seseorang. Namun terapi depresi dengan kombinasi keduanya menunjukkan efikasi yang jauh lebih baik dibandingkan bila salah satu saja.

1. Terapi Non Farmakologi (Sadock, 2010) a. Rawat inap

b. Terapi psikososial c. Terapi kognitif d. Terapi interpersonal e. Terapi perilaku

f. Terapi berorientasi psikoanalitik g. Terapi keluarga

2. Terapi Farmakologi (Marianne, 2010).

a. Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)

Mekanisme kerja SSRI adalah menghambat pengambilan kembali 5-HT (dengan kemampuan tinggi) di pre sinaps sehingga meningkatkan jumlah 5-HT yang akan berikatan dengan reseptor di pasca sinaps. Obat golongan ini memiliki efek antikolinergik yang minimal, sehingga lebih disukai dan menjadi pilihan pertama dalam terapi depresi untuk pasien-pasien tanpa adanya komplikasi atau kontra indikasi terhadap obat tersebut.

(25)

b. Tricyclic Antidepresants (TCA)

Mekanisme kerja TCA adalah menghambat pengambilan kembali 5-HT (dengan kemampuan rendah sampai tinggi) dan NE (dengan kemampuan rendah sampai sedang). Potensi dan selektivitas sangat bervariasi, tergantung jenis obatnya. TCA mempengaruhi sistem reseptor lain, yaitu : kolinergik (sebagai antikolinergik), neurologik dan sistem kardiovaskular. Amin tersier bekerja pada sistem serotonergik. Amin sekunder bekerja mengaktifkan sistem norepinefrin. Karena banyak mempengaruhi sistem reseptor lain, obat-obat golongan ini perlu dipertimbangkan pemberiannya terutama pada pasien-pasien manula dan keadaan klinis tertentu

c. Monoamine Oxidase Inhibitor (MAOI)

Mekanisme kerja MAOI adalah meningkatkan konsentrasi NE, 5-HT dan DA dalam sinaps neuronal melalui inhibisi enzim MAO. Enzim MAO ini berfungsi untuk memetabolisme neurotransmitter monoamin. Penggunaan kronik dapat menyebabkan downregulation reseptor β-adrenergik, α -adrenergik dan serotonergik

d. Golongan lain

Serotonin-Norepinefrin Reuptake Inhibitor, contohnya venlafaksin.

Atypical Antidepressants, contohnya bupropion, nefazodon, dll.

Dopamine Reuptake Inhibitor, contohnya amineptin. • Selective Serotonin Reuptake Enhancer, contohnya

tianeptin.

(26)

2.2 Hemodialisis

Faal ginjal dapat dibagi menjadi faal eksresi dan faal endokrin. Pada PGK kedua golongan faal ini memburuk walaupun tidak selalu proporsional. Terapi yang ideal adalah yang dapat menggantikan kedua faal ini. Hemodialisis adalah terapi yang menggantikan sebagian faal eksresi (Rahardjo, dkk, 2009).

Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah ke dalam suatu tabung ginjal buatan (dialiser) yang terdiri dari dua kompartemen yang terpisah. Darah pasien dipompa dan dialirkan ke kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermeabel buatan (artifisial) dengan kompartemen dialisat. Kompartemen dialisat dialiri cairan dialisis yang bebas pirogen, berisi larutan dengan komposisi elektrolit mirip serum normal dan tidak mengandung sisa metabolisme nitrogen. Cairan dialisis dan darah yang terpisah akan mengalami perubahan konsentrasi karena zat terlarut berpindah dari konsentrasi yang tinggi kearah konsentrasi yang rendah sampai konsentrasi zat terlarut sama di kedua kompartemen (difusi). (Rahardjo, dkk, 2009).

Terdapat dua jenis cairan dialisat yang sering digunakan yaitu cairan asetat dan bikarbonat. Kerugian cairan asetat adalah bersifat asam sehingga dapat menimbulkan suasana asam didalam darah yang akan bermanifestasi sebagai vasodilatasi. Vasodilatasi akibat cairan asetat ini akan mengurangi kemampuan vasokonstriksi pembuluh darah yang dibutuhkan tubuh untuk memperbaiki gangguan hemodinamik yang terjadi selama hemodialisis. Keuntungan cairan bikarbonat adalah dapat memberikan bikarbonat ke dalam darah yang akan menetralkan asidosis yang biasa terdapat pada pasien dengan penyakit ginjal kronik dan juga tidak menimbulkan vasodilatasi (Rahardjo, dkk, 2009).

Di Indonesia hemodialisis dilakukan 2 kali seminggu dengan setiap hemodialisis dilakukan selama 5 jam. Di senter dialysis lain ada juga dialisis yang dilakukan 3 kali seminggu dengan lama dialysis 4 jam (Rahardjo, dkk, 2009).

(27)

a. Keadaan umum buruk dan gejala klinis nyata b. K serum >6 mEq/L

c. Ureum darah >200 mg/dL d. pH darah <7,1

e. Anuria berkepanjangan (>5 hari) f. Fluid overloaded

2.3 Depresi dan Hemodialisis

Depresi adalah komplikasi psikologi yang paling sering terjadi pada hemodialisis dan berhubungan dengan perubahan kualitas hidup. Semakin bertambah umur pasien hemodialisis, tingkat depresi juga semakin meningkat dan kualitas hidup pasien menurun. Depresi pada hemodialisis disebabkan oleh perubahan gaya hidup, ketergantungan akan hemodialisis, kehilangan pekerjaan dan posisi sosial, penurunan status keuangan, perubahan pola makan, disfungsi seksual, dan kecemasan akan kematian. Depresi dapat menurunkan kualitas hidup dan dapat menimbulkan keinginan untuk bunuh diri (Cengic dan Resic, 2010).

Peningkatan risiko bunuh diri pada pasien hemodialisis harus selalu diingat. Pasien harus ditanyakan tentang pemikiran dan rencana untuk bunuh diri. Jika ada, maka dirujuk ke psikiatri. Psikiatri di unit dialisis dapat membantu mengkategorikan depresi dan mengarahkan pilihan terapi. Pengkombinasian pengobatan anti-depresan, konseling psikologi dan terapi kognitif dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan daripada pengobatan dengan obat saja (Cengic dan Resic, 2010).

(28)

Pada penelitian yang dilakukan Anees et al (2011), dari 125 pasien hemodialisis (72 hemodialisis diatas 8 bulan dan 53 pasien hemodialisis dibawah sama dengan 8 bulan) didapatkan kualitas hidup yang lebih baik pada pasien yang hemodialisis dibawah 8 bulan daripada pasien yang hemodialisis diatas 8 bulan (P=0,03). Depresi dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menjalani hemodialisis. Semakin tinggi derajat depresi semakin rendah kualitas hidup. Kualitas hidup yang rendah akan meningkatkan angka rawat inap dan mortalitas pada pasien yang menjalani hemodialisis (Wjiaya, 2005)

(29)

Tingkat Depresi • Depresi Minimal • Depresi Ringan • Depresi Sedang • Depresi Berat Lamanya Hemodialisis

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2 Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel

Variabel independen penelitian ini adalah lamanya hemodialisis sedangkan variabel dependen adalah tingkat depresi.

3.2.2 Definisi Operasional

Lamanya hemodialisis adalah lamanya pasien menjalani hemodialisis sejak awal dilakukannya hemodialisis.

• Cara ukur : Metode angket

• Alat ukur : Pengisian data pasien pada kuesioner

• Hasil ukur : Digolongkan menjadi 2 kelompok (Anees, 2011), yaitu:

1. ≤ 8 bulan

(30)

Tingkat depresi adalah tingkat keparahan depresi yang ditentukan dari kuesioner Beck’s Depression Inventory (BDI).

• Cara ukur : Metode angket

• Alat ukur : Kuesioner Beck’s Depression Inventory (BDI-II) yang terdiri dari 21 pertanyaan.

• Hasil ukur : Digolongkan menjadi 4 kelompok, yaitu: 1. Depresi minimal (0-13)

2. Depresi ringan (14-19) 3. Depresi sedang (20-28) 4. Depresi berat (29-63) • Skala : Ordinal

3.3 Hipotesis

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik yang akan melihat hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalahCase Control, dimana case adalah pasien hemodialisis >8 bulan dan Control adalah pasien hemdodialisis ≤8 bulan.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Unit Hemodialisis RSUP H. Adam Malik Medan karena mempunyai sarana dan prasarana unit hemodialisis yang memadai. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2014.

4.3 Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

1. Populasi Target

Populasi target adalah seluruh pasien yang menjalani hemodialisis. 2. Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau adalah seluruh pasien yang menajalani hemodialisis di RSUP H. Adam Malik.

4.3.2 Sampel

(32)

4.3.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi :

a. Teratur menjalani hemodialisis minimal 2 kali dalam seminggu. b. Usia 18-65 tahun.

c. Telah dijelaskan (informed) dan setuju (consent) mengikuti penelitian ini.

Kriteria Eksklusi

a. Mengalami gangguan atau penurunan kesadaran sehingga pasien tidak mampu untuk ikut dalam penelitian.

b. Dijumpai penyakit lain yang tidak berhubungan dengan hemodialisis yang menyebabkan depresi, seperti deformitas.

4.3.4 Perkiraan Besar Sampel

Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus sampel untuk uji hipotesis terhadap 2 proporsi (Mardiyono, dkk, 2011), yaitu:

1

=

2

=

(���2��+���1�1+�2�2) 2

(�1−�2)2

Keterangan:

n = jumlah sampel minimal

�� = nilai berdasarkan α= 10%, maka ��= 1.64

�� = nilai berdasarkan β= 20% maka ��=0,84

P = rata-rata nilai �1 dan �2

�1 = proporsi standar (0,35) (Chen et al, 2010)

�2 = proporsi yang diteliti (0,6)

1

=

2

=

[1.64�2(0.475)(0.525)+0.84�(0.35)(0.65)+(0.6)(0.4)]2

(0.35−0.6)2

(33)

Maka, didapatkan jumlah sampel yang akan diteliti adalah 50 orang untuk masing-masing kelompok. Maka dibutuhkan 50 pasien hemodialisis ≤8 bulan dan 50 pasien hemodialisis >8 bulan.

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, di mana data yang dikumpulkan oleh peneliti dengan teknik wawancara dan observasi langsung. Yang difokuskan pada penelitian ini adalah tingkat depresi. Tingkat depresi pasien yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat depresi pada saat pasien di rumah sakit. Lalu peneliti melakukan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner Beck’s Depression Inventory-II (BDI-II)(lampiran 2) sesuai dengan criteria inklusi dan eksklusi yang telah ditetapkan.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

Data hasil penelitian dikelola dan dianalisis secara statistic dengan bantuan program komputer windows SPSS (Statistical Program for Social Sciences). Analisis dan penyajian data dilakukan sebagai berikut:

1. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk melihat karakteristik subjek penelitian pada pasien yang menjalani hemodialisis.

2. Untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak digunakan uji Normalitas (Mukhtar, 2011)

(34)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik kota Medan Provinsi Sumatera Utara yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit ini merupakan rumah sakit pemerintah dengan kategori kelas A. Dengan predikat rumah sakit kelas A, RSUP H. Adam Maliktelah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP H. Adam Malik juga merupakan rumah sakit rujukan untuk Wilayah Sumatera yang meliputi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien dengan latar belakang yang sangat bervariasi.

Unit hemodialisa merupakan salah satu instalasi di bawah Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP H. Adam Malik. Unit ini memiliki sekitar 50 unit mesin hemodialisa yang setiap harinya menangani pasien dari berbagailatar belakangpenyakit.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Subjek Penelitian 5.1.2.1. Karakteristik Demografis Subjek Penelitian

(35)

Tabel 5.1. Karakteristik demografis subjek penelitian. Karakteristik

Subjek

Hemodialisis ≤8 Bulan 4. Pendidikan terakhir

(36)

Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 50 subjek penelitian yang menjalani hemodialisis selama dibawah sama dengan 8 bulan, 30 orang (60%) adalah laki-laki. Rentang usia 46-50 tahun adalah rentang usia pasien hemodialisis terbesar, yaitu 12 orang (24%). Pekerjaan subjek penelitian pasien hemodialisis bervariasi. Yang paling banyak adalah wiraswasta, yaitu sebanyak 23 orang (46%). Pendidikan terakhir subjek penelitian pasien hemodialisis yang terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 24 orang (48%).

Tabel 5.1 juga memperlihatkan bahwa dari 50 subjek penelitian yang menjalani hemodialisis selama diatas 8 bulan, 27 orang (54%) adalah perempuan. Rentang usia 51-55 tahun adalah rentang pasien hemodialisis terbesar, yaitu 12 orang (24%). Pekerjaan subjek penelitian pasien hemodialisis bervariasi. Yang paling banyak adalah wiraswasta, yaitu sebanyak 20orang (40%). Pendidikan terakhir subjek penelitian pasien hemodialisis yang terbanyak adalah tamatan SMA yaitu sebanyak 32 orang (64%).

5.1.2.2. Karakteristik Tingkat Depresi Subjek Penelitian

Tabel 5.2. Tingkat depresi pasien hemodialisis

Tingkat Depresi Jumlah (orang) Persentase (%) Depresi Minimal

(37)

5.1.3. Hasil Analisis Statistik

Pada penelitian ini didapatkan subjek penelitian pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis dibawah 8 bulan dan diatas sama dengan 8 bulan dengan tingkat depresinya. Pada subjek penelitian, tingkat depresi di bagi menjadi 4 jenis, depresi minimal, depresi ringan, depresi sedang, dan depresi berat.

Tabel 5.3. Proporsi tingkat depresi berdasarkan lamanya hemodialisis

Lamanya Tingkat Depresi Total

Hemodialisis Berat Sedang Ringan Minimal

Kelompok ≤8 bulan 7 (14%)

Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa pada pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis dibawah sama dengan delapan bulan 26 orang (52%) mengalami depresi minimal, 12 orang (24%) mengalami depresi ringan, 5 orang (10%) mengalami depresi sedang, dan 7 orang (14%) mengalami depresi berat. Sedangkan pada pasien yang telah menjalani hemodialisis diatas delapan bulan 22 orang (44%) mengalami depresi minimal, 5 orang (10%) mengalami depresi ringan, 8 orang (16%) mengalami depresi sedang, dan 15 orang (30%) mengalami depresi berat.

(38)

5.2. Pembahasan

Pada penelitian ini terdapat 100 orang yang menjadi subjek penelitian yang terdiri dari 50 orang pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodilaisis dibawah sama dengan delapan bulan dan 50 orang pasien hemodialisis yang telah menjalani hemodialisis diatas delapan bulan. Dari keseluruhan subjek, didapatkan yang paling banyak adalah laki-laki dibanding perempuan (53% vs 47%). Hal ini sejalan denganpenelitian yang dilakukan Hecking, M., et al (2014) di 12 negara yang mendapatkan bahwa laki-laki lebih banyak menjalani hemodialisis dibanding perempuan. Seperti halnya juga dari penelitian di Jordania mendapatkan bahwa proporsi laki-laki yang menjalani hemodialisis lebih tinggi daripada perempuan (Batieha, A., et al, 2007). Penelitian lain di Brazil juga mendapatkan hasil yang sama bahwa laki-laki lebih banyak menjalani hemodialisis dibanding perempuan (Santos, RP., 2011). Menurut National Kidney Foundation(2009) hal ini bisa terjadi karena laki-laki lebih sering mengalami hipertensi yang merupakan faktor resiko penyebab PGK. Faktor resiko lainnya dari PGK adalah diabetes mellitus, merokok, obesitas dan lain-lain yang lebih banyak terjadi pada laki-laki.

Rentang usia 46-50 tahun adalah usia pasien hemodialisis yang terbesar, yaitu 23 orang (23%). Hal ini didukung data dari Indonesian Renal Registry

(2011) yang menyatakan rentang usia pasien hemodialisis terbanyak di Indonesia yaitu pada rentang 45-54 tahun.

(39)

Inventory. Tetapi berbeda halnya pada penelitian yang dilakukan Hamody, TRA., et al (2013) di Iraq, pada penelitian tersebut 80% pasien berada pada tingkat depresi ringan sedang berat yang juga menggunakan kuesioner Beck’s Depression Inventory.

Selanjutnya, pada penelitian ini dilakukan uji analisis Chi-Square antara lamanya hemodialisis terhadap tingkat depresi. Didapatkan bahwa nilai X2 adalah 6.817 dan p value adalah 0.078 (p>0.05). Ini berarti bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis. Hal ini sejalan pada penelitian Dumitrescu, et al (2009) di Romania dengan sampel 161 orang, pada penelitian ini didapat hasil angka kejadian depresi pada hemodialisis 61.5%, tetapi tidak terdapatnya pengaruh durasi hemodialisis dengan kejadian depresi.Pada penelitian Ossareh, S., et al (2014), pasien dengan kepatuhan yang baik dalam menjalani pengobatan hemodialisis memiliki kualitas hidup yang baik secara fisik dan mental, dikarenakan efek positif dari pengobatan dan kualitas hidup berkaitan dengan depresi. Pasien hemodialisis di RSUP. H. Adam Malik Medan rata-rata rutin menjalani hemodialisis 2 kali dalam seminggu.

(40)

jenis kelamin wanita dan durasi hemodialisis yang lama berkaitan dengan peningkatan prevalensi terjadinya depresi.

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari penelitian ini dapat disimpulkan:

1. Dari 100 pasien hemodialisis, 48% pasien berada pada tingkat depresi minimal.

2. Pasien yang menjalani hemodialisis paling banyak berada pada rentang umur 46-50 tahun 23 orang (23%), berjenis kelamin laki-laki 53 orang (53%), dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah SMA 56 orang (56%).

3. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pasien yang menjalani hemodialisis (p > 0.05).

6.2. Saran

1. Diperlukan program deteksi depresi pada pasien hemodialisis dan pasien yang menjalani pengobatan terapi invasif jangka panjang lainnya, agar dapat mencegah timbulnya depresi dan meningkatkan kualitas hidup pasien.

2. Perlu dilakukannya penelitian lain secara cohort, sehingga kemungkinan terjadinya bias dala penelitian menjadi minimal.

(42)

DAFTAR PUSTAKA

Anees, M., Hameed, F., Mumtaz, A., Ibrahim, M., Khan, M.N., 2011. Dialysis Related Factor Affecting Quality Life in Patients Hemodialysis. Iranian Journal of Kidney Disease (5): 9-13

Arneu, R.C., Meagher, M.W., Norris, M.P., Bramson, R., 2001. Psycometric Evaluation of the Beck Depression Inventory-II with Primary Care Medical Patients. American Psychological Association, Inc.

Batieha, A., Abdallah, S., Maghaireh, M., Awad, Z., Al-Akash, N., Batieneh, A., Ajlouni, K.A., 2007. Epidemiology and Cost of Hemodialysis in Jordan. Eastern Mediterranean Health Journal, Vol. 13, No.3, 2007.

Cengic, B., Resic, H., 2010.Depression in Hemodialysis Patients. Bosnian Journal of Basic Medical Sciences 2010, 10 (Supplement 1):S74-S78.

Chen, C.K., Tsai, Y.C., Hsu, H.J., Wu, I.W., Sun, C.Y., Chou, C.C., Lee, C.C., Tsai, C.R., Wu, M.S., Wang, L.J., 2010. Depression and Suicidal Risk in Hemodialysis Patient with Chronic Renal Failure. Psychosomatics 2010; 51:528-528.e6.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2007. Pharmaceutical Care untuk Penderita Gangguan Depresif. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan Depratemen Kesehatan Republik Indonesia.

Dumitrescu, A.L., Garneata, L., Guzun, O., 2009. Anxiety, Stress, Depression Oral Helath Status anf Behaviour in Romanian Hemodialysis Patients. Rom J Intern Med. 2009;47(2)161-8.

Hamody, T.R.A., Kareem, K.A., Al-Yasri, S.R.A., Ali, A.A.H., 2013. Depression in Iraqi Hemodialysis Patients. Arab Journal of Nephrology and Transplantation. 2013 Sep;6(3):169-72.

(43)

and the Male-to-Female Mortality Rate: The Dialysis Outcomes and Practice

Pattern Study (DOPPS). PLOS Medicine

Hedayati, S.S., Finkelstein, F.O, 2009. Epidemiology, Diagnosis, and Management of Depression in Patients With CDK. Am J Kidney Dis. Oct 2009; 54(4): 741-752.

Hemate, Z., Alidosti, M., 2011. The Relationship of Depression with Restless Leg Syndrome in Hemodialysis Patient’s Centers in Chaharmahal and Bakhtiari 2011. Iran J Nurs Midwifery Res. 2013 Nov-Dec; 18(6):511-513.

Indonesian Renal Registry, 2011. 4th Report of Indonesian Renal Registry.

Jordanova, P,. Polenakovic, M., 2012. Personality Profile and Depression in Hemodialysis Patients. Contribution, Sec. Biol. Med. Sci, XXXIII/2 (2012), 117-129.

Keskin, G., Engin, E, 2011. The Evaluation of Depression, Suicidal ideation and Coping Strategies in Hemodialysis Patients with Renal Failure. Available from: Kizilcik, Z., Sayiner, F.D., Unsal, A., Ayranci, U., Kosgeroglu, N., Tozun, M.,

2012. Prevalence of Depression in Patients on Hemodialysis and Its Impact on Quality of Life. Pak J Med Sci 2012;28(4):695-699.

Marcus, M., Yasamy, M, T., Ommeren, M., Chisholm, D., Saxena, S., 2012.

Depression A Global Public Health Concern. WHO Department of Mental Health and Substance Abuse.

Mardiyono, B., Moeslichan, S.Mz., Sastroasmono, S., Budiman, I., dan Purwanto, S.H., 2011. Perkiraan Besar Sampel. Dalam: Sastroasmono, S., dan Ismael, S.,

Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto, 348-381.

Marianne, 2010. Depresi dan Penanganannya. Medan: Universitas Sumatera Utara.

(44)

National Kidney Foundation, 2007. Hemodialysis: What You Need to Know. New York : National Kidney Foundation.

Ossareh, S., Tabrizian, S., Zebarjadi, M., Joodat, S.R., 2014. Prevalence of Depression in Maintenance Hemodialysis Patients and Its Correlation With Adherence to Medication. Iranian Journal of Kidney Disease Vol.8, No.6, Nov 2014.

Rahardjo, P., Susalit, E., Suhardjono., 2009. Hemodialisis. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke-5. Jakarta: InternaPublishing, 1050-1052.

Sastroasmono, S., 2011. Pemilihan Subyek Penelitian. Dalam: Sastroasmono, S., dan Ismael, S, S., Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi ke-4. Jakarta: Sagung Seto, 88-102.

Sadock, B.J., Sadock, V.A., 2010. Depresi Berat dan Gangguan Bipolar. Dalam:

Buku Ajar Psikiatri Klinis Edisi ke-2. Jakarta: ECG, 189-216

Santos, R.P., 2011. Depression and Quality of Life of Hemodialysis Patients Living in A Poor Region Of Brazil. Official Journal of Brazillian Psychiatric Association.

United States Renal Data System, 2011. Incidence, Prevalence, Patient Characteristics, and Modalities. USRDS Annual Data Report.

(45)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Muhammad Arief Fadillah

Tempat/tanggal lahir : Medan, 16 September 1993

Agama : Islam

Alamat : Jalan Bromo No. 212 C Medan Nomer Telepon : 085362306890

Orang Tua : - Ayah : Drs. H. Zulkifli, M.Si - Ibu : Hj. Youvial

Riwayat Pendidikan : TK Al Ittihaad Yogyakarta SD Catur Tunggal 1 Yogyakarta SD Muhammadiyah 08 Medan SMP Negeri 3 Medan

SMA Negeri 1 Medan

(46)

LAMPIRAN 2 INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama :

Umur : Alamat :

Telah mendapat penjelasan dan mengerti sepenuhnya tentang penelitian :

Hubungan Lamanya Hemodialisis dengan Tingkat Depresi pada Pasien yang Menjalani Hemodialisis

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden pada penelitian tersebut tanpa paksaan dan penuh kesadaran.

Medan, ……….2014 Yang menyatakan persetujuan,

(47)

LAMPIRAN 3

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN

Selamat Pagi/Siang/Sore

Saya yang bernama Muhammad Arief Fadillah adalah mahasiswa S1 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses belajar mengajar pada program S1 di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan lamanya hemodialisis dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani hemodialisis. Untuk keperluan tersebut, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya. Jika Bapak/Ibu bersedia, silahkan menandatangani persetujuan ini sebagai bukti kesukarelaan Bapak/Ibu.

Identitas pribadi sebagai partisipan akan dirahasiakan dan semua informasi yang diberikan hanya akan digunakan untuk penelitian ini. Bapak/Ibu berhak untuk tidak ikut tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk dikemudian hari. Jika ada hal yang kurang dipahami, Bapak/Ibu dapat bertanya langsung kepada peneliti.

Atas perhatian dan kesediaan Bapak/Ibu menjadi partisipan dalam penelitian ini saya mengucapkan terima kasih.

Peneliti

(48)

LAMPIRAN 4

DATA SUBJEK PENELITIAN

Nomer :

Nama Pasien/Inisial :

Jenis Kelamin : L / P *

Umur :

Pekerjaan :

Alamat :

Suku :

Agama :

Status Perkawinan : Pendidikan terakhir :

Penyakit :

Lama HD : bulan

Frekuensi HD : kali/minggu

(49)

LAMPIRAN 5

BECK DEPRESSION INVENTORY – II

Instruksi:

Silakan membaca masing-masing kelompok pertanyaan dengan seksama, danpilih salah satu pernyataan yang terbaik pada masing-masing kelompok yang menggambarkan dengan baik bagaimana perasaan anda selama dua mingguterakhir, termasuk hari ini. Lingkari nomor pernyataan yang telah anda pilih. Jikabeberapa pernyataan dalam beberapa kelompok sama bobotnya, lingkari nomoryang paling tinggi untuk kelompok itu. Pastikan bahwa anda tidak memilih lebihdari satu pernyataan untuk satu kelompok, termasuk item 16 (perubahan polatidur) dan item 18 (perubahan selera makan).

1. Kesedihan

0 Saya tidak merasa sedih. 1 Saya sering merasa sedih. 2 Saya sedih sepanjang waktu.

3 Saya merasa sangat sedih atau tidak gembira, sampai saya tidak dapat menahannya.

2. Pesimistik

0 Saya yakin dengan masa depan saya.

1 Saya merasa takut dengan masa depan saya daripada biasanya. 2 Saya tidak berharap segalanya menjadi lebih baik untuk saya.

3 Saya merasa putus asa dengan masa depan saya dan keadaan hanya menjadi semakin buruk.

3. Kegagalan masa lalu

0 Saya tidak merasakan saya gagal.

(50)

2 Saat saya menoleh ke belakang, saya melihat banyak kegagalan. 3 Saya merasa orang yang sepenuhnya dengan kegagalan.

4. Kehilangan kesenangan

0 Saya memperoleh kesenangan dari semua hal yang saya nikmati. 1 Saya kurang menikmati sesuatu daripada seperti biasanya.

2 Saya mendapat sedikit kesenangan dari hal-hal yang biasanya saya nikmati. 3 Saya tidak mendapat kesenangan apapun dari semua yang biasa saya nikmati.

5. Perasaan bersalah

0 Saya sama sekali tidak merasa bersalah.

1 Saya merasa bersalah pada kebanyakan hal yang saya lakukan atau seharusnya yang saya lakukan.

2 Saya mersa bersalah pada kebanyakan waktu. 3 Saya merasa bersalah setiap waktu.

6. Perasaan merasa dihukum

0 Saya tidak merasakan saya sedang dihukum. 1 Saya merasa saya mungkin dihukum.

2 Saya mengharapkan untuk dihukum. 3 Saya merasa saya sedang dihukum.

7. Benci diri sendiri

0 Saya merasa sama dengan diri saya selama ini. 1 Saya kehilangan kepercayaan terhadap diri saya. 2 Saya kecewa dengan diri saya.

(51)

8. Pengkritikan terhadap diri sendiri

0 Saya tidak mengkritik atau menyalahkan diri saya lebih dari seperti biasanya. 1 Saya lebih kritis terhadap diri saya lebih dari biasanya.

2 Saya mengkritik diri saya untuk semua kesalahan saya.

3 Saya menyalahkan diri saya untuk semua kejadian buruk yang terjadi.

9. Pikiran atau keiinginan untuk bunuh diri

0 Saya tidak mempunyai pikiran apapun untuk membunuh diri saya sendiri. 1 Saya mempunyai pikiran untuk membunuh diri saya sendiri, tapi saya takut. 2 Saya merasa ingin bunuh diri.

3 Saya ingin bunuh diri, bila ada kesempatan.

10. Menangis

0 Saya tidak menangis lagi seperti biasanya. 1 Saya menangis lebih dari biasanya.

2 Saya menangis pada masalah-masalah yang kecil. 3 Saya sudah tidak sanggup lagi untuk menangis.

11. Tidak bisa beristirahat

0 Saya bisa beristirahat seperti biasanya.

1 Saya merasa kurang bisa beristirahat seperti biasanya. 2 Saya tidak bisa beristirahat atau sangat sulit untuk diam.

3 Saya sangat tidak bisa beristirahat atau saya harus tetap bergerak untuk melakukan sesuatu.

12. Kehilangan minat

(52)

2 Saya kehilangan hampir seluruh minat terhadap orang atau hal lain. 3 Sangat sulit untuk berminat terhadap apapun.

13. Keragu-raguan

0 Saya membuat keputusan sebaik keadaan sebelumnya.

1 Saya sedikit kesulitan untuk membuat keputusan daripada seperti biasanya. 2 Saya lebih sulit membuat keputusan daripada seperti biasanya.

3 Saya kesulitan membuat keputusan apapun.

14. Ketidakberartian

0 Saya menganggap diri saya berarti.

1 Saya tidak menganggap diri saya berarti dan berguna seperti biasanya. 2 Saya merasa sangat tidak berarti dibandingkan dengan orang lain. 3 Saya merasa diri saya sama sekali tidak berarti.

15. Kehilangan energi

0 Saya mempunyai banyak energi seperti biasanya.

1 Saya kekurangan energi dibandingkan keadaan biasanya.

2 Saya tidak mempunyai energi yang cukup untuk melakukan banyak hal. 3 Saya tidak mempunyai cukup energi untuk melakukan apapun.

16. Perubahan dalam pola tidur

0 Saya tidak mengalami perubahan dalam pola tidur. 1a Saya kadang-kadang tidur lebih dari biasanya. 1b Saya kadang-kadang kurang tidur dari biasanya. 2a Saya tidur lebih sering dari biasanya.

2b Saya tidur lebih kurang dari biasanya. 3a Saya tidur hampir sepanjang hari.

(53)

17. Mudah tersinggung

0 Saya tidak mudah tersinggung seperti sebelumnya. 1 Saya lebih mudah tersinggung daripada sebelumnya. 2 Saya lebih sering tersinggung daripada sebelumnya. 3 Saya tersinggung setiap waktu.

18. Perubahan dalam selera makan

0 Saya tidak mengalami perubahan selera makan.

1a Selera makan saya kadang-kadang kurang daripada biasanya. 1b Selera makan saya kadang-kadang bertambah daripada biasanya. 2a Selera makan saya kurang daripada biasanya.

2b Selera makan saya lebih daripada biasanya. 3a Saya tidak selera makan sama sekali. 3b Saya gila makan setiap saat.

19. Kesulitan berkonsentrasi

0 Saya dapat berkonsentrasi baik seperti biasanya. 1 Saya tidak berkonsentrasi sebaik sebelumnya.

2 Sangat sulit untuk berkonsentrasi untuk jangka lama. 3 Saya tidak dapat berkonsentrasi pada apapun.

20. Capek atau lelah

0 Saya tidak merasa capek atau lelah dibandingkan keadaan sebelumnya. 1 Saya mudah capek atau lelah daripada yang biasanya.

(54)

21. Kehilangan minat seks

0 Saya tidak mempunyai perubahan dalam minat seks.

1 Saya sedikit kurang tertarik terhadap seks dibandingkan yang biasanya. 2 Saya kurang tertarik dengan seks sekarang.

3 Saya kehilangan minat seks sepenuhnya.

(55)

LAMPIRAN 6 HASIL ANALISIS SPSS Tabel 1. Distribusi Frekuensi

JenisKelamin * KelompokPenelitian Crosstabulation

KelompokPenelitian Total

Diatas 8 Bulan Dibawah 8 Bulan

JenisKelamin

Laki-laki

Count 23 30 53

% within KelompokPenelitian 46.0% 60.0% 53.0%

Perempuan

Count 27 20 47

% within KelompokPenelitian 54.0% 40.0% 47.0%

Total Count 50 50 100

% within KelompokPenelitian 100.0% 100.0% 100.0%

Umur * KelompokPenelitian Crosstabulation

KelompokPenelitian Total

Diatas 8 Bulan Dibawah 8 Bulan

Umur

31-35

Count 1 1 2

% within KelompokPenelitian 2.0% 2.0% 2.0%

36-40

Count 5 4 9

% within KelompokPenelitian 10.0% 8.0% 9.0%

41-45

Count 9 11 20

% within KelompokPenelitian 18.0% 22.0% 20.0%

46-50

Count 11 12 23

% within KelompokPenelitian 22.0% 24.0% 23.0%

51-55

Count 12 8 20

% within KelompokPenelitian 24.0% 16.0% 20.0%

56-60

Count 8 10 18

% within KelompokPenelitian 16.0% 20.0% 18.0%

61-65

Count 4 4 8

% within KelompokPenelitian 8.0% 8.0% 8.0%

Total Count 50 50 100

(56)

Pekerjaan * KelompokPenelitian Crosstabulation

KelompokPenelitian Total

Diatas 8 Bulan Dibawah 8 Bulan

Pekerjaan

Guru Count 3 1 4

% within KelompokPenelitian 6.0% 2.0% 4.0%

IRT Count 18 13 31

% within KelompokPenelitian 36.0% 26.0% 31.0%

Pegawai

Swasta

Count 2 0 2

% within KelompokPenelitian 4.0% 0.0% 2.0%

Pensiunan Count 2 3 5

% within Kelompok Penelitian 4.0% 6.0% 5.0%

Petani Count 2 2 4

% within KelompokPenelitian 4.0% 4.0% 4.0%

PNS Count 3 7 10

% within KelompokPenelitian 6.0% 14.0% 10.0%

Tidak

Bekerja

Count 0 1 1

% within KelompokPenelitian 0.0% 2.0% 1.0%

Wiraswasta Count 20 23 43

% within KelompokPenelitian 40.0% 46.0% 43.0%

Total Count 50 50 100

(57)

Pendidikan Terakhir * KelompokPenelitian Crosstabulation

KelompokPenelitian Total

Diatas 8 Bulan Dibawah 8 Bulan

Pendidikan

Terakhir

SD Count 2 5 7

% within KelompokPenelitian 4.0% 10.0% 7.0%

SMP Count 9 10 19

% within KelompokPenelitian 18.0% 20.0% 19.0%

SMA Count 32 24 56

% within KelompokPenelitian 64.0% 48.0% 56.0%

S1 Count 7 10 17

% within KelompokPenelitian 14.0% 20.0% 17.0%

D1 Count 0 1 1

% within KelompokPenelitian 0.0% 2.0% 1.0%

Total Count 50 50 100

% within KelompokPenelitian 100.0% 100.0% 100.0%

TingkatDepresi * KelompokPenelitian Crosstabulation

KelompokPenelitian Total

Diatas 8 Bulan Dibawah 8 Bulan

(58)

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 6.817a 3 .078

Likelihood Ratio 6.979 3 .073

N of Valid Cases 100

(59)

NO NAMA JK UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN LAMA HD FREK HD BDI TINGKAT DEPRESI 1 AC Laki-laki 58 Wiraswasta S1 4 2 8 Depresi Minimal 2 A Laki-laki 44 Wiraswasta SMA 6 2 20 Depresi Sedang 3 AS Laki-laki 58 Wiraswasta SMA 6 2 12 Depresi Minimal

4 AB Laki-laki 49 PNS S1 5 2 11 Depresi Minimal

5 ASH Laki-laki 49 Wiraswasta SMA 5 2 13 Depresi Minimal

6 AS Perempuan 43 IRT SMP 7 2 7 Depresi Minimal

7 ABS Laki-laki 58 Wiraswasta SMP 6 2 10 Depresi Minimal

8 AS Laki-laki 47 Wiraswasta SMA 4 2 6 Depresi Minimal

9 AL Perempuan 43 IRT SMA 6 2 18 Depresi Ringan

10 AP Perempuan 54 IRT SMA 7 2 11 Depresi Minimal

11 B Laki-laki 54 Guru S1 7 2 30 Depresi Berat

12 BR Perempuan 48 Wiraswasta SMA 4 2 14 Depresi Ringan

13 C Perempuan 54 IRT SMP 6 2 13 Depresi Minimal

14 DW Perempuan 57 Wiraswasta SMA 4 2 23 Depresi Sedang 15 DS Laki-laki 60 Wiraswasta SMA 5 2 11 Depresi Minimal

16 ES Laki-laki 63 Pensiunan SD 6 2 29 Depresi Berat 17 EM Perempuan 55 Wiraswasta SMP 7 2 15 Depresi Ringan

18 ES Perempuan 31 IRT SMP 6 2 12 Depresi Minimal

19 E Perempuan 40 IRT SMA 5 2 15 Depresi Ringan

20 F Laki-laki 46 Wiraswasta SMA 5 2 22 Depresi Sedang 21 HZ Laki-laki 38 Wiraswasta SMP 4 2 11 Depresi Minimal 22 H Laki-laki 58 Wiraswasta SMA 7 2 11 Depresi Minimal

23 HP Perempuan 55 IRT SMA 6 2 19 Depresi Ringan

(60)

27 K Perempuan 65 Pensiunan SD 4 2 14 Depresi Ringan

28 LS Perempuan 50 IRT SMA 6 2 9 Depresi Minimal

29 L Perempuan 49 Wiraswasta SMA 5 2 13 Depresi Minimal

30 MH Laki-laki 48 PNS S1 5 2 13 Depresi Minimal

31 MM Laki-laki 51 Petani SD 4 2 13 Depresi Minimal

32 ME Laki-laki 50 Wiraswasta SMA 6 2 33 Depresi Berat 33 MR Perempuan 56 Wiraswasta SMA 4 2 7 Depresi Minimal 34 MA Laki-laki 64 Pensiunan SMA 6 2 7 Depresi Minimal

35 NU Perempuan 36 IRT SMA 7 2 16 Depresi Ringan

36 N Laki-laki 48 Wiraswasta D1 4 2 34 Depresi Berat

37 NH Laki-laki 48 PNS S1 7 2 10 Depresi Minimal

38 PBB Perempuan 42 IRT SMA 5 2 31 Depresi Berat

39 PM Perempuan 42 Wiraswasta SMA 6 2 31 Depresi Berat 40 RM Laki-laki 44 Wiraswasta SMA 5 2 3 Depresi Minimal

41 RS Laki-laki 41 Petani SMP 5 2 25 Depresi Sedang

42 RN Laki-laki 64 Wiraswasta S1 7 2 15 Depresi Ringan

43 RT Laki-laki 56 PNS S1 5 2 18 Depresi Ringan

44 S Perempuan 58 IRT SD 7 2 18 Depresi Ringan

45 SA Laki-laki 52 PNS S1 4 2 8 Depresi Minimal

46 SG Perempuan 41 IRT SMP 7 2 18 Depresi Ringan

47 T Perempuan 41 IRT SMP 7 2 16 Depresi Ringan

48 TG Laki-laki 37 Wiraswasta SMA 4 2 10 Depresi Minimal 49 Z Laki-laki 43 Wiraswasta SMA 7 2 35 Depresi Berat

(61)

NO NAMA JK UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN LAMA HD FREK HD BDI TINGKAT DEPRESI 1 AN Laki-laki 58 Wiraswasta SMA 28 2 38 Depresi Berat

2 A Laki-laki 50 Guru SMA 20 2 13 Depresi Minimal

3 AH Laki-laki 48 PNS S1 13 2 11 Depresi Minimal

4 AS Laki-laki 45 Wiraswasta SMA 14 2 8 Depresi Minimal

5 AS Perempuan 56 IRT SMA 13 2 23 Depresi Sedang

6 BDM Laki-laki 47 Guru S1 9 2 15 Depresi Ringan

7 B Perempuan 48 Wiraswasta SMA 21 2 8 Depresi Minimal

8 BL Perempuan 43 Wiraswasta SMP 17 2 23 Depresi Sedang 9

BT Laki-laki 39

Pegawai

Swasta S1 17 2 12 Depresi Minimal

10 BD Laki-laki 49 Petani SMA 23 2 16 Depresi Ringan

11 DS Laki-laki 59 Wiraswasta SMA 15 2 7 Depresi Minimal

12 D Laki-laki 64 Wiraswasta SMA 30 2 33 Depresi Berat 13 EP Perempuan 49 Wiraswasta SMA 10 2 32 Depresi Berat

14 ES Perempuan 63 IRT SMP 15 2 10 Depresi Minimal

15 ES Perempuan 39 IRT SMA 16 2 31 Depresi Berat

16 EK Laki-laki 54 Wiraswasta SMP 9 2 13 Depresi Minimal

17 FH Perempuan 36 IRT SMA 12 2 34 Depresi Berat

18 G Perempuan 59 Wiraswasta SMA 13 2 30 Depresi Berat

19 HS Perempuan 32 IRT SMP 19 2 12 Depresi Minimal

20 H Laki-laki 52 Wiraswasta SMA 34 2 21 Depresi Sedang 21 JG Laki-laki 45 Wiraswasta SMA 11 2 7 Depresi Minimal

22 JK Laki-laki 48 PNS S1 13 2 10 Depresi Minimal

23 LM Perempuan 54 Guru S1 12 2 19 Depresi Ringan

Gambar

Tabel 2.1 Gejala depresi berdasarkan PPDGJ III……………………
Tabel 2.1 Gejala depresi berdasarkan PPDGJ III
Tabel 2.3 Metode pengukuran derajat depresi
Gambar 1. Kerangka Konsep
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari kurva seperti Gambar 4, didapatkan hasil tegangan tarik maksimum pada silo semen sebesar 710310,532 m pada elemen 981 yang dilambangkan dengan warna biru tua..

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan bahwa isolat bakteri endofit yang diisolasi dari daun tanaman seri memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap bakteri

Mengenai kedudukan hukum atau legal standing dari Pemohon dalam mengajukan permohonan ini berdasarkan ketentuan Pasal 51 ayat (1) Undang-Undang Mahkamah Konstitusi,

 Skor 0 jika pasien berjalan tanpa alat bantu/ dibantu, menggunakan kursi roda, atau tirah baring dan tidak dapat bangkit dari tempat tidur sama sekali..  Skor 15 jika

Berdasarkan hasil tabulasi silang yang diperoleh diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai perilaku ku- rang baik dalam penanganan oral hidrasi anak diare,

Jika ABCDEF adalah titik-titik sudut dari sebuah segi-enam beraturan, maka carilah resultan dari gaya-gaya yang dinyatakan oleh vektor-vektor AB, AC, AD, AE, dan AF... Penyelesaian::

Menggunakan hasil pembahas- an penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1)Terdapat peningkatan rata- rata penguasaan konsep fisika siswa sebesar 0,55; (2) Terdapat