• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak kunjungann wisata terhadap perubahan kondisi terumbu karang di pulau bunaken provinsi Sulawesi Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak kunjungann wisata terhadap perubahan kondisi terumbu karang di pulau bunaken provinsi Sulawesi Utara"

Copied!
211
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KUNJUNGAN WlSATA TERHADAP PERUBAHAN

KONDlSl TERUMBU KARANG Dl PULAU BUNAKEN PROVlNSl

SULAWESI UTARA

SEKOLAH PASCA SARJANA

P

B O G O R

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESlS DAN SUMBER INFORMASI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan dalam tesis saya yang berjudul Dampak Kunjungan Wisata Terhadap Perubahan Kondisi Terurnbu Karang di Fulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara merupakan gagasan atau hasil penelitian saya sendiri, dengan pernbirnbingan komisi pembimbing, kecuali yang dengan jelas ditunjukan rujukkannya. Tesis ini belurn pernah diajukan untuk meraih gelar pada program sejenisnya dan Perguruan Tinggi lain.

Sernua data dan inforrnasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas dan dapat diperiksa kebenarannya.

Bogor, Februail 2007

(3)

ABSTRAK

AUDY ALFlE GODLIEF SUPIT. Darnpak Kunjungan Wisata Terhadap Perubahan

Kondisi Terurnbu Karang di Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara. Gibirnbing oleh

DEDl SOEDHARMA, dan SOEHARTlNl SEKARTJAKRARINI.

Provinsi Sulawesi Utara merniliki Taman Nasional Bunaken (TNB) dengan wisata bawah lautnya yang sangat rnenarik rninat wisatawan. Narnun, kegiatan wisata bawah laut dapat rnenirnbulkan darnpak bagi terurnbu karang rnaupun rnasyarakat sekitarnya. Tujuan utarna penelitian ini adalah rnengevaluasi darnpak yang disebabkan oleh kunjungan wisata, dengan rnenganalisis jurnlah kunjungan wisata dan prosentasi tutupan karang selarna periode 2001-2005. Analisis darnpak dilanjutkan dengan menghitung batas daya dukung penyelarnan pada 15 lokasi penyelarnan yang tenebar di Pulau Bunaken. Hasil evaluasi selarna periode 2001- 2005 rnenunjukkan terjadi penurunan prosentasi tutupan karang di Pulau Bunaken, perubahannya rnasih dalarn kisaran kategori yang sarna yaitu kategori baik (50-74%) dan sedang (25-49%) di Desa Bunaken, kategori sedang (2549%) dan buruk

( ~ 2 5 % ) di Desa Alungbanua. Peningkatan kunjungan wisata di TNB terjadi cukup

signifikan, pada tahun 2001 jurnlah kunjungan hanya 15.066 wisatawan, sedangkan pada tahun 2004 rnencapai 36.227 wisatawan. Hasil perhitungan batas daya dukung penyelarnan di Pulau Bunaken adalah 8.000-10.000 penyelarnanllokasi/tahun dengan asurnsi setiap penyelarn rnelakukan 10 sarnpai 15 kali penyelarnan pada saat berkunjung di Pulau Bunaken. Analisis SWOT pengernbangan wisata rnenunjukkan bahwa strategi dengzn prioritas tertinggi adalah rnernanfaatkan kekuatan yang ada seperti banyaknya penduduk, potensi terurnbu karang, potensi budaya rnasyarakat serta sarana dan prasarana wisata yang telah tersedia untuk

(4)

DAMPAK KUNJUNGAN WISATA TERHADAP PERUBAHAN

KONDlSl TERUMBU KARANG Dl PULAU BUNAKEN PROVlNSl

SULAWESI UTARA

AUDY A.

G.

SUPlT

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains

Pada Sekolah Pascasarjana

SEKOLAH PASCA SARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

(5)

Judul Tesis : Dampak Kunjungan Wisata Terhadap Perubahan Kondisi Terumbu Karang Di Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara

Nama : Audy Alfie Godlief Supit

NRP : PO52030051

Disetujui

Komisi Pembimbing

Prof.

Dr.

Ir. Dedi Soedharma.

DEA

Dr.

Ir.

Soeharh'ni Sekartiakrarini. M.SC

Ketua Anggota

Diketahui

Ketua Program Studi bengelolaan Dekan Sekolah Pascasarjana

Sumberdaya Alam dan Lingkungan

r

dQ

/'

1'

Dr. Ir. Surjono H. Sutjahjo, M.

(6)

Penulis dilahirkan di Manado pada tanggal 31 Juli 1972 dari Ayah Drs. Sukarno

Supit dan lbu Maria Waney. Penulis merupakan putera kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 1991 penulis lulus dari SMA Katolik Don Bosco Manado dan pada tahun

1992 lulus seleksi inasuk Universitas Sam Ratulangi rnelalui jalur UMPTN. Penulis

rnemilih Program Studi llmu Kelautan pada Fakultas Perikanan dan llmu Kelautan.

Setelah lulus dari program sa rjana, pada tahun 2002 penulis diangkat menjadi

staff pengajar pada Program Studi Underwatter Ecotourism Jurusan Pariwisata

Politeknik Negeri Manado hingga sekarang.

Pada tahun 2003 penulis dipercaya sebagai salah satu penerima beasiswa

pengembangan staf pengajar yang di sponsori oleh Asian Development Bank melalui

Technological and Professional Skills Development Sector Froject dan penulis rnemilih

Program Pasca sarjana lnstitut Pertanian Bogor khususnya Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan dengan Bidang Minat

(7)

PRAKATA

Puji dan syukur karni panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kasih dan perlindungan-Nya, sehingga penulis dapat rnenyelescikan tesis dengan Judul : Darnpak Kunjungan Wisata Terhadap Perubahan Kondisi Terumbu Karang D i Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara yang rnerupakan suatu syarat bagi penulis untuk rnencapai gelar rnagister sains di lnstitut Pertanian Bogor.

Pertarna-tarna penulis rnenyarnpaikan terirna kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Cedi Soedharrna, DEA selaku pernbirnbing utarna, dan 2. Ibu Dr. Ir. Soehartini Sekartjakrarini, M.Sc selaku pernbirnbing kedua,

yang telah rnernbirnbing dan rnengarahkan penulis sehingga penulisan tesis ini bisa terselesaikan dengan baik.

Ucapan terirna kasih serta penghargaan yang setinggi-tingginya juga disarnpaikan kepada :

1. Bapak Direktur Politeknik Negeri Manado yang telah rnernberikan kesernpatan kepada penulis untuk rnelanjutkan studi S2 di lnstitut Pertanian Bogor.

2. AD9 LOAN yang telah rnernbantu dalarn dukungan dana rnelalui program beasiswa Technological and Professional Skills Development Sector Project (TPSDP).

3. Bapak Direktur Sekolah Pasca Sarjana IPB atas kesernpatan yang diberikan kepada karni untuk rnengikuti pendidikan di Bogor.

4. Bapak Ketua Program Studi Pengelolaan Surnberdaya Alarn dan Lingkungan (PSL) beserta seluruh stafnya yang telah rnernberikan pelayanan dan rnasukan-rnasukan selarna rnengikuti pendidikan di Bogor.

Selanjutnya segala bantuan dari berbagai pihak yang telah rnembantu dalarn penulisan tesis ini, juga saya ucapankan terirna kasih. Adapun penulisan tesis ini rnasih banyak kekurangan, untuk itu segala kritik, rnasukan dan saran ke arah perbaikan sangat diharapkan guna penyernpurnaan isi penulisan.

Atas partisipasi, bantuan dan dukungan dari sernua pihak dalam penyelesaian karya ini, tak lupa diucapkan terirna kasih.

Bogor, Februari 2007

(8)

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH ADB Aktiva BKSDA BTG BTNB DPTNB FunaeISorna GPS Jubi Jety Katarnaran KLH LSM LAC MIN Paka-paka Pernkot PHKA Pasiva RPJMD SCUBA SDA SDM Sulut Tubir Nyare

TN '

TN B TPSDP

UMPTN Unsrat

: Asian Development Bank : Tahun Awal

: Balai K o n s e ~ a s i Surnberdaya Alarn

: Bitung

: Balai Tarnan Nasional Bunaken

: Dewan Pengelola Tarnan Nasional Bunaken : Alat tangkap ikan Tradisional

: Global Positioning Systems : Alat tangkap ikan seperti panah

: Derrnaga kecil

: Perahu dengan kaca di bagian bawah untuk rnelihat keindahan bawah laut

: Kernentrian Lingkungan Hidup : Lernbaga Swadaya Masyarakat : Limits of Acceptable Change : Minahasa

: Daerah pinggir pantai dengan kedalarnan air yang rendah

: Pemerintah Kota

: Perlindungan Hutan dan Konservasi Alarn : Tahun Akhir

: Rencana Pernbangunan Jangka Menegah Daerah

: Self-contained Underwater Breathing Apparatus : Sumberdaya Alarn.

: Surnberdaya Manusia : Sulawesi Utara

: Daerah landai berbatu di daerah pantai yang berbatasan dengan terurnbu karang

: Taman Nasional

: Taman Nasional Bunaken

: Technological and Professional Skills Development Sector Project

: Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri

(9)

DAFTAR IS1

DAFTAR IS1

...

x

DAFTAR TABEL

...

xii

DAFTAR GAMBAR

...

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

...

xiv

I . PENDAHULUAN

...

I

...

1 . 1. Latar Belakang

...

1

1.2. Perurnusan Masalah ...

.

.

...

2

. .

...

1.3. Tujuan Penellt~an 3

. .

1.4. Kerangka Pem~k~ran

...

.

.

.

... 3

. . 1.5. Manfaat Penel~t~an

...

6

II

.

TINJAUAN PUSTAKA

...

7

2.1 Konservasi Laut

...

7

2.1

.

1. Tarnan Nasional

...

9

2.1.2. Tarnan Nasional Bunaken

...

10

2.2. Perkernbangan Ekowisata

...

11

2.3. Ekosistem Terurnbu Karang

...

... 14

Ill

.

METODE PENELITIAN

...

18

3.1. Lokasi Penelitian

...

... 18

3.2. Metode pengambilan data ... 18

3.3. Analisis Data

...

20

3.3.1. Tutupan Karang dan Kunjungan Wisata

...

20

3.3.2. Kekuatan Lapang

...

22

...

...

3.3.3. Analisis SWOT

.

.

23

IV

.

KEADAAN UMUM LOKASl PENELlTlAN

...

26

...

4.1. Garnbaran Urnurn Pulau Bunaken 26 . 4.1 1. Keadaan Umum Desa Alungbanua

...

26

4.1.2. Keadaan Umum Desa Bunaken

...

28

V . HASlL DAN PEMBAHASAN

...

30

...

5.1. Kondisi Tutupan Karang 30

...

5.2. Kunjungan Wisata 33 5.3. Perbandingan Neraca Sumberdaya Tutupan Karang ... 36

5.4. Analisis Regresi Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Tutupan Karang .. 37 ...

5.5. Dampak Kunjungan Wisata Terhadap Terumbu Karang 39

...

(10)

5.7. Analisis SWOT Pengembangan Wisata Di Pulau Bunaken

...

59

KESlMPULAN DAN SARAN

...

66

Kasimpulan

...

66

Saran

...

67

DAFTAR PUSTAKA

...

68
(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1 Perubahan tutupan karang tahun 2002-2004 di lokasi Pulau Bunaken

...

2

2

lsian manta tow

...

19

3 Neraca sumberdaya untuk tutupan karang Pulau Bunaken

...

21

4 Klasifikasi kondisi terumbu karang berdasarkan prosentasi jumlah karang hidup

...

21

5 Profil Desa Alungbanua

...

27

6 Profil Desa Bunaken

...

29

7 Fluktuasi prosentasi tutupan karang di Pulau Bunaken

...

31

8 Komposisi pengunjung di TN Bunaken tahun 2001

...

34

9 Kunjungan wisata Ke TN Bunaken tahun 2001-2005

...

36

10 Neraca sumberdaya terumbu karang Pulau Bunaken

...

37

11 Kapasitas toleransi penyelaman di Pulau Bunaken

...

41

.

.

ldentifikasi isu degradas~ l~ngkungan

...

47

ldentifikasi isu berkurangnya sumberdaya

...

48

ldentifikasi isu tingginya pertumbuhan penduduk

...

49

ldentifikasi isu status wanita dan perlindungan anak

...

50

ldentifikasi isu pelayanan dan perawatan kesehatan

...

51

ldentifikasi isu manajemen wisata

...

52

ldentifikasi dan penilaian SWOT

...

62

Matrik hasil analisis SWOT

...

63
(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1 Diagram alir kerangka pemikiran

...

4

2 Bagan alir tahap dan proses penelitian

...

5

.

.

3 Peta lokasi penelitran

...

18

Teknik pengambilan data

...

19

Diagram analisis SWOT

...

24

Peta kondisi terumbu karang di Pulau Bunaken

...

30

Kriteria tutupan karang di Desa Alungbanua

...

32

Kriteria tutupan karang di Desa Bunaken

...

33

Kunjungan wisata di TN Bunaken tahun 2001-2002

...

33

Kunjungan wisata di TN Bunaken tahun 2001-2003

...

35

Estimasi jurnlah kunjungan wisata di TN Bunaken tahun 2005

...

35

Peta sebaran dive poin di Pulau Bunaken

...

42

Kerusakan karang yang disebabkan oleh perahu

...

43
(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Nornor Halarnan

.

.

1 Hasil anallsls regresi

...

72

. . 2 Hasil anal~s~s kekuatan lapang

...

73

3 Hasil manta tow Desa Bunaken thn 2001

...

77

4

Hasil manta tow Desa Alungbanua tahun 2001

...

78

5 Hasil manta tow Desa Bunaken thn 2002

...

79

6 Hasil manta tow Desa Alungbanua tahun 2002

...

80

7 Hasil manta tow Desa Bunaken thn 2002

...

81

8 Hasil manta tow Desa Alungbanua tahun 2003

...

82

9 Tabel hasil manta tow di Desa Alungbanua tahun 2005

...

83

10 Tabel hasil manta tow di Desa Bunaken tahun 2005

...

84

. . 11 Peta zonasr dl Pulau Bunaken

...

85

12 Peta penutupan lahan Pulau Bunaken

...

81

13 Peta ekosistem pesisir Pulau Bunaken

...

82

14 Peraturan zonasi Pulau Bunaken

...

88

15 Data adrninistrasi Pulau Bunaken

...

90

16 Data diving center dan resort di sekitar Taman Nasional Bunaken

...

91

17 Daftar kapal yang rnelakukan diving cruise dan kapasitas maksimum

...

94

18 Daftar operator selam dan kapasitas tampung penyelarn

...

95
(14)

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kesadaran pernerintah akan besarnya potensi kelautan Indonesia, rnenyebabkan paradigrna pernbangunan yang selarna ini kurang rnernperhatikan sektor kelautan rnulai ditinggalkan. Berbagai potensi dibidang kelautan rnulai dieksplorasi dan dieksploitasi yang tentunya pengelolaannya diharapkan untuk peningkatan ekonorni tanpa rnengabaikan ekologi, dengan kata lain sustainable development,

Salah satu potensi bidang kelautan yang sedang digalakkan sekarang ini adalah bidang kewisataan. Selain rnernpunyai keuntungan dalarn penggunaan surnberdaya secara berkelanjutan, sektor tersebut juga berpotensi untuk rneningkatkan kegiatan ekonorni lokal, dalarn ha1 ini adalah rnasyarakat sekitarnya. Disisi lain, wisata juga dapat rnerusak suatu daerah jika tidak dikelolah dengan baik.

Provinsi Sulawesi Utara rnerniliki kesernpatan untuk rnernaksirnalkan pendapatan dari sektor wisata, terutarna dari wisata bahari. Berdasarkan data dari Dinas Pariwisata SULUT (1998) dilaporkan bahwa 77.57 % w~satawan yang datang ke daerah ini rnengunjungi dan rnenikrnati obyek wisata bawah air khususnya di Tarnan Nasional Bunaken. Obyek wisata bawah air khususnya ekosistern terurnbu karang rnerupakan pasar wisata utarna yang bernilai jual rnernadai (selling point) dan dijadikan sebagai atraksi utarna di TNB.

Sangat disadari pernanfaatan obyek-obyek wisata bawah air perlu dilestarikan dan ditingkatkan guna kelangsungan usaha wisata itu sendiri. Pendekatan yang perlu diterapkan dalarn rnenjaga kelestarian wisata alarn ini yaitu pemanfaatan surnberdaya perairan khlrsusnya terumbu karang dengan konsep ekoturisrne. Wisata ekologi khususnya wisata bawah air atau dikenal dengan istilah 'underwaiter ecoturisrn' adalah rnerupakan suata bentuk pernanfaatan yang tidak hanya rnenjual keindahan alarn bawah air narnun juga sangat berpegang pada upays konservasi dan pelestarian lingkungan bawah air khususnya daerah terurnbu karang itu sendiri.

(15)

diarnanatkan oleh undang-undang yang tercakup dalarn keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 04 Tahun 2001 tentang Kriteria Baku Kerusakan Terurnbu Karang (KLH, 2003).

Adapun, pernanfaatan surnberdaya alarn dengan bijaksana akan rnernpertinggi nilai lingkungan hidup dan nilai ekonorninya. Adanya konflik kepentingan antara pernanfaatan dan pelestarian perlu disiasati dengan hati-hati karena kelestarian surnberdaya dan perturnbuhan ekonorni sangat bergantung pada pengelolaan surnberdaya dan perencanaan pernbangunan yang baik.

1.2. Perumusan Masalah

Peningkatan kunjungan wisata rnerupakan ha1 yang menggernbirakan narnun, perkembangan tersebut perlu untuk disiasati dengan hati-hati karena peningkatan kunjungan wisata selalu diikuti oleh darnpak negatif baik bagi ekosistem rnaupun rnasyarakat di sekitarnya.

Pulau Bunaken rnerupakan suatu daerah konservasi yang telah dirnanfaatkan untuk wisata dan termasuk dalam kawasan Tarnan Nasional Bunaken. Panorama bawah laut yang indah rnerupakan atraksi utarna yang ditawarkan oleh kawasan ini. Narnun dari perkernbangannya, surnberdaya ekosistern terumbu karang yang rnenjadi aset utarna kawasan ini sernakin rnenurun kualitasnya.

Walaupun berbagai usaha pelestarian sudah dilakukan oleh pengelola TN Bunaken, tetapi kualitas lingkungan ekosistern terurnbu karang kususnya di Pulau Bunaken terus saja rnengalarni penurunan kualitas. Hal tersebut terlihat dari data tutupan karang yang dikeluarkan oleh Balai Tarnan Nasional Bunaken, seperti pada :abel berikut :

Tabel 1 Pertibahan tutupan karang tahun 2002-2004 di lokasi Pulau Bunaken Kondisi Terumbu Karann

-

No Lokasi Karang Hidup %

Th 2002 Th 2003 2004

1 Desa Bunaken 55,65 55,43 55

Pangalisang

2 Desa Alunabanua

~-

~ u k u i l ~ a n l d o l i n Surnber : BTNB

(16)

1. Bagairnana fluktuasi kunjungan wisata di TN Bunaken khususnya di Pulau

Bunaken,

2.

Bagairnana kondisi dan potensi terkini dari surnberdaya terurnbu karang di

Pulau Bunaken,

3. Apakah tingkat kunjungan wisata rnernpengaruhi kondisi ekosistern terurnbu

karang,

4. Perrnasalahan sosial kernasyarakatan apa saja yang rnembebani

plilau tersebut,

5. Bagairnana strategi pengelolaan wisata

di

Pulau Bunaken.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan utarna penelitian ini adalah untuk rnengevaluasi darnpak kunjungan

wisata terhadap perubahan kondisi ekosistern terurnbu karang, lewat

pengarnatan dan perhitungan untuk rnengetahui dan rnernperoleh :

1. lnforrnasi rnengenai kondisi dan potensi ekosistern terurnbu karang di Pulau

Bunaken,

2. lnforrnasi rnengenai trend kunjungan wisata di Tarnan Nasional Bunaken,

khususnya Pulau Bunaken,

3.

lnforrnasi tentang pengaruh kunjungan wisata terhadap kondisi terurnbu

karang di Pulau Bunaken,

4. inforrnasi tentang kondisi sosial kernasyarakatan di Pulau Bunaken.

5. Merurnuskan strategi pengelolaan wisata Pulau Bunaken.

1.4. Kerangka Pemikiran

Potensi utarna Pulau Bunaken adalah ekosistern terurnbu karang.

Keindahan panorama laut yang ditawarkan telah rnenarik rninat wisatawan, baik

itu wisatawan dalarn negeri rnaupun luar negeri. Tentu saja ha1 tersebut akan

rnemberikan tekanan yang sangat besar pada ekosistern terurnbu karang itu

sendiri.

Sepanjang penelusuran pustaka yang telah dilakukan, ditemukan bahwa

degradasi terurnbu karang terus terjadi di Pulau Bunaken dari tahun ke tahun. Ini

rnengindikasikan suatu kesalahan strategi rnaupun arah kebijakan pengelolaan

yang ada sekarang ini. Untuk itu identifikasi permasalahan yang sebenarnya

haruslah dilakukan untuk rnenentukan strategi serta arah kebijakan yang baik

(17)

Kegiatan wisata bahari sekarang ini, rnerupakan salah satu penyebab tejadinya degradasi ierurnbu karang di Indonesia. Seperti yang dikemukakan Fandeli dan Mukhilson (2000), bahwa kerentanan ekosistern rnenjadikan daya dukung sebagai suatu faktorltolak ukur penting keberhasilan dalarn pengelolaan suatu kawasan wisata.

Dengan dernikian, darnpak kunjungan wisata di TN Bunaken kususnya Pulau Bunaken, perlu dikaji seberapa besar pengaruhnya terhadap degradasi terurnbu. Setelah pengaruh tersebut diketahui, maka diharapkan akan rnenjadi bahan rnasukan untuk rnernbuat suatu arahan strategi pengelolaan wisata yang berkelanjutan. Secara rnenyeluruh, alur berfikir dari penelitian ini dituangkan dalam gambar 1 yang berupa cfiagrarn alir kerangka pernikiran. Sedangkan bagan alir tahapan dari penelitian ini dirurnuskan seperti pada garnbar 2.

(18)

PERUMUSAN TUJUAN SURVEI DAN ANALISA HASIL REKOMENDASI

EKOSISTEM Rumusan akhir

Analisis Evaluasi dgn Perubahan Prosentase Neraca Kondisi

Tutupan Sutnberdaya Sumberdaya

Pcningkalan Kutljungni~

DAMPAK

SOSBUD & EKONOMI Pengelolaa~l

C

r

Budaya

I

I

u

Aiiplisis

Kekuatan Lapane. SWOT

1

Stakeholder

[

H

j

4 I

[image:18.775.36.737.51.424.2]

UMPAN BALlK

(19)

1 . 5 Manfaat Penelitian

1. Merupakan bahan acuan dan pertirnbangan bagi berbagai pihak terkait sebagai rnasukan dalarn rnenentukan strategi yang optimal dalarn penentuan kebijakan pengembangan kawasan wisata bawah laut.

2.

Diharapkan rnenjadi aset pernanfaatan yang lestzri dan berkelanjutan dengan berpegang pada prinsip-prinsip konservasi.
(20)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsewasi Laut

K o n s e ~ a s i laut berkaitan dengan pewujudan keseimbangan sensitif antara perlindungan habitat-habitat laut dan spesies penting serta eksploitasi spesies penting yang lestari. K o n s e ~ a s i ini merupakan suatu proses yang mencakup banyak disiplin, berbagai sektor rnasyarakat, ekonomi, legal dan faktor-faktor politik dan lingkungan laut itu sendiri. K o n s e ~ a s i laut sering dianggap merupakan proses yang sulit, karena harnpir selalu mencakup perlindungan pada kawasan-kawasan yang sudah diganggu oleh aktivitas-aktivitas rnanusia baik lokal maupun secara global.

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan terletak di kawasan lndo- Australia yang strategis, Indonesia memiliki keragarnan spesies laut yang tinggi dengan potensi ekologis dan ekonomis yang sangat tinggi pula. Untuk itu, supaya ekosistem dan surnberdaya ini dapat berfungsi dengan optimal dan berkelanjutan maka diperlukan upaya-upaya perlindungan dari berbagai rnacarn dengradasi yang dapat ditirnbulkan oleh berbagai aktivitas pernanfaatan baik secara langsung maupun tidak langsung (Bengen, 2002).

Salah satu usaha perlindungan yang dapat diltikukan adalah dengan rnenetapkan suatu kawasan di pesisir dan laut sebagai suatu kawasan konservasi yang antara lain bertujuan untuk rnelindungi habitat-habitat kritis, rnernpertahankan dan meningkatkan kualitas sumberdaya, melindungi keanekaragarnan hayati dan rnelindungi proses-proses ekologi.

K o n s e ~ a s i menurut Soemawoto (2004) adalah pencagaralarnan sebagai padanan nature conservation, dimana istilah ini diarnbil dari istilah cagar alarn yang telah lama digunakan dan telah menjadi baku. Bekrapa istilah yang terkait dengan konservasi antara lain prese~asi, reservasi. Preservasi berarti melestarikan, mengawetkan, dimana ada daerah yang tidak boleh dijamah dan sebagian boleh dikunjungi untuk rekreasi pada daerah-daerah yang belurn atau sedikit diketahui. Reservasi berarti mencadangkan, tidak mengkutik-kutik untuk rnelestarikan biota tertentu pada daerah-daerah yang sudah banyak diketahui isinya.

(21)

pengelolaan biosfer sehingga diperoleh rnanfaat yang terbesar bagi generasi sekarang tanpa rnenghilangkan potensinya untuk kebutuhan generasi yang akan datang, karena pernbangunan berkelanjulan tidak dapat berjalan tanpa rnelestarikan surnberdaya alarn berupa spesies dan ekosisternnya.

Manusia Secara terus rnenerus rnernbutuhkan rnakanan dari laut serta rnelepaskan bahan buangan baik langsung rnaupun tidak langsung ke laut. Dengan pesatnya pernbangunan dan peningkatan jurnlah penduduk yang disertai pengurasan surnberdaya alarn laut yang pada uinurnnya rentan, rnaka penetapan kawasan- kawasan konservasi laut sudah sangat rnendesak. Perkernbangan ekoturisrne di laut yang sangat pesat rnerupakan salah satu pendorong perlunya kawasan konservasi, karena dalarn kawasan konservasi kegiatan ekoturisrne dapat ditata dan diawasi sehingga tujuan konservasi dapat dicapai.

Konservasi rnerupakan rnanajernen biosfer oleh rnanusia sehingga ia bisa rnernberikan rnanfaat yang sangat besar bagi generasi sekarang, juga rnenjaga potensinya agar bisa digunakan dan bermanfaat bagi generasi-generasi selanjutnya. Konservasi bersifat positif yang rnencakup pengawetan, perneliharaan, pernanfaatan yang lestari, pernulihan dan peningkatan lingkungan alarni. Secara fungsional konservasi rnerupakan suatu proses dirnana spesies dan atau habitat dikelola guna mendukung eksploitasi lestari dari spesies tertentu tanpa rnelenyapkan kualitas atau biodiversitas habitat. Konservasi menggangap bahwa rnanusia rnerupakan bagian dari ekosistern.

Lingkungan Laut rnerupakan sernua total habitat yang dipengaruhi estuaria, laut dan sarnudra dan rnencakup habitat-habitat pantai. Sedangkan pencernaran adalah suatu pembuangan substansi atau energi oleh rnanusia, secara langsung atau tidak langsung ke lingkungan laut yang rnenyebabkan pengaruh yang rnengancarn surnberdaya alarn, berbahaya bagi kesehatan rnanusia, rnenggangu aktifitas-aktifitas laut seperti penangkapan ikan, kualitas pemanfaatan air laut terrnasuk di dalamnya kegiatan wisata (Rondo, 2001).

(22)

turisrne dapat dilakukan dengan cara pernanfaatan yang didasarkan pada pernanfaatan berkelanjutan.

Berbagai kategori kawasan konservasi akan rnernudahkan pengintegrasian pengelolaan pelestarian ke dalarn tata guna atau tata ruang pernbangunan. Tarnan Nasional rnerupakan salah satu kategori kawasan konservasi yang pernanfaatanya dapat diperuntukan bagi kegiatan wisata dengan pernanfaatan yang terbatas.

2.1.2. Tarnan Nasional

Sebagaimana yang termuat dalarn Undang-Undang no. 5 tahun 1990 tentang konservasai surnberdaya alarn hayati dan ekosisternnya, bahwa Tarnan Nasional rnerupakan suatu kawasan pelestarian alarn yang rnernpunyai ekosistern asli serta dikelola dengan sistern zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilrnu pengetahuan, pendidikan, penunjang budaya, wisata dan rekreasi.

Tujuan pernerintah dengan menetapkan kawasan alarni yang rnewakili keanekaragarnan ekosistern dan kawasan juridiksi adalah untuk rnenjarnin pernanfaatan sekarang dan rnasa depan. Cepatnya eksploitasi surnber daya alarn yang terjadi sehingga pernerintah harus rnenetapkan tindakan rnelindungi warisan alarni yang rnungkin dapat hilang. Hal ini diperkuat dengan adanya kecenderungan maningkatnya wisata alarni atau ekoturisrne.

Menurut Bratarnihardja (1979) pada prinsipnya sistern Taman Nasional rnerniliki keunggulan dibandingkan sistern lainnya, yang diantaranya adalah :

1. Tarnan Nasional dibentuk untuk kepentingan rnasyarakat karenanya harus didukung rnasyarakat dan berrnanfaat bagi rnasyarakat

2. Konsep pelestarian didasarkan atas perlindungan ekosistern sehingga rnarnpu rnenjamin eksistensi unsur-unsur pendukungnya

3. Tarnan Nasional dapat dirnasuki oleh pengunjung sehingga pendidikan cinta alarn, kegiatan rekreasi dan fungsi-fungsi lainnya dapat dikernbangkan secara efektif.

(23)

Surnberdaya yang dikelolah dan dikernbangkan ke arah rekreasional yang berkesinarnbungan dan aktivitas pendidikan dilaksanakan berdasarkan pengontrolan. Kawasan ini dikelolah Secara alarni atau rnendekati status alami. Pengunjung dapat rnasuk pada kondisi tertentu untuk rnendapatkan inspirasi, pendidikan budaya dan rekreasional. Narnun secara sirnultan Tarnan Nasional dituntut selalu rnemberikan rnanfaat ekonorni yang konkrit dan lestari, minimal rnanfaat itu dapat dirasakan secara langsung oleh rnasyarakat sekitar secara legal (Wiratno,1996).

2.1.2. Taman Nasional Bunaken

Status Tarnan Nasional Bunaken ditetapkan tahun 1991 melalui SK Menhut No. 7301Kpts-11/91 dan diresniikan oleh Presidzn Republik Indonesia pada Desernber 1992 . Tarnan Nasional ini terbagi atas dua bagian yaitu TN Bunaken bagian utara dengan luas 62.150 ha dan TN Bunaken bagian selatan dengan luas 16.906 ha. Tarnan Nasional bagian selatan termasuk dalarn wilayah adrninistrasi kabupaten Minahasa Selatan sedang TN Bunaken bagian utara terrnasuk dalarn wilayah adrninistrasi kota Manado (COREMAP, 1999; BAPPEKO MDO, 2005).

Adapun potensi biologis daratan Tarnan Nasional ini yaitu kaya dengan jenis flora kelapa, palma, sagu, silar, dan woka. Sedangkan fauna spesifik berupa yaki, (kera hitarn Sulawesi) dan kuskus

.

Sebagian besar flora yang terdapat di wilayah ini tersebar pada Taman Nasional bagian selatan.

Habitat mangrove dan padang larnun yang berfungsi sebagai pencegah erosi daerah pantai kaya akan berbagai jenis kepiting, udang, rnolusca dan ikan-ikan rnuda. Sebagai ternpat ikan bertelur dan berkernbang, habitat ini juga rnenjadi tempat bernaung bagi duyung, penyu laut dan burung laut.

Daerah pantai urnurnnya bertopografi landai dengan didorninasi oleh pantai pasir putih dengan material asal berupa pecahan cangkang rnollusca dan pecahan karang. Seperti pada habitat larnun dan rnanggrove, daerah ini juga kaya dengan kehidupan berbagai jenis urnang, kepiting dan udang.

(24)

karang terdapat juga biota laut lainnya seperti akar bahar, karang kipas, karang lunak, hydroid penyengat, cacing laut, bintang laut, teripang. Berbagai rnacarn ikan rnenghuni habitat ini, jurnlahnya rnencapai 2.000 jenis seperti jenis ikan purba atau ikan raja laut (coellacanth) dan ikan napoleon (Atlas Surnberdaya pesisir MDO-MIN- BTG, 2002).

Salah satu keunikan lain Tarnan Nasional Bunaken adalah kedalaman laut yang rnemisahkannya dengan dataran Sulawesi yang kedalarnannya dapat rnencapai 1.000 meter. Kedalarnan ini rnenjadi semacarn barier yang rnengurangi tingkat kerusakan TN Bunaken dari akibat pengotoran yang berasal dari daratan kota Manado.

2.2. Perkenbangan Ekowisata

Sebagai suatu trend baru, ekowisata perlu untuk diantisipasi oleh para 'stake holders' dibidang kepariwisataan untuk dikernbangkan. Pengan telah dikeluarkannya 'Global Code of Ethics for tourism' pada oktober 1999 yang sekarang sedang disosialisasikan oleh WTO kepada Negara-negara anggota, diharapkan rnenggugah tanggung jawab moral dari para aktor kewisataan untuk rnerniliki tanggung jawab yang lebih besar terhadap pengembangan wisata yang berkelanjutan.

Indonesia dengan kekayaan alam yang rnelirnpah yang selarna ini dikenal sebagai Negara megabiodiversity nornor dua di dunia, tentunya rnerniliki kekayaan alarn flora dan fauna yang sangat tinggi. Demikian pula dengan potensi surnberdaya perairan laut kita sangat rnelirnpah dan rnemiliki keanekaragarnan hayati yang tinggi (Nontji, 2002 ; Soernarwoto, 2004 ; Fandeli dan Mukhlison, 2000). Hal tersebut, rnernberikan peluang yang besar untuk dikernbangkan suatu kegiatan wisata.

Pengernbangan sektor wisata dapat rnemberikan banyak keuntungan ekonorni dan sosial, narnun disisi lain pernbangunan sektor ini rnenyimpan sejurnlah potensi konflik. Pengernbangan dan penyelenggaraan wisata yang tidak terkendalikan secara benar akan menyebabkan terjadinya benturan-benturan kepentingan, yang pad? gilirannya akan rnernberikan darnpak negatif terhadap berbagai aspek kehidupan.

Untuk rneredam potensi-potensi

.

konflik terssbut, maka isu dan fokus pernbangunan wisata dewasa ini rnenurut Sekartjakrarini dan Legoh (2003), hendaknya diletakkan pada :

1. Penyelenggaraan wisata yang bertanggung jawab sosial rnerupakan tuntutan keberhasilan pembangunan wisata kini

.

Wisata sebagai piranti efektif pernanfaatan untuk perlindungan surnberdaya alam hayati dan ekosistem
(25)

Wisata sebagai wahana pernbangunan ekonorni

2. Pengernbangan dan penyelenggaraan wisata perlu rnernperhatikan :

Keterbatasan akan daya dukung lingkungan

Peningkatan kesejahteraan dan ~ualitas hidup rnasyarakat

Kelayakan pasar

-

keunggulan kornparatif dan keunggulan kornpetitif produk. Adapun suatu kegiatan pengernbangan dan penyelenggaraan wisata rnenuju pengembangan wisata berkelanjutan dapat dikatakan suatu kegiatan ekowisata, apabila telah rnernenuhi aspek kriterialsyarat kecukupan sebagai berikut (Eplerwood 1999; Fennel, 2001) :

1. Mencegah dan rnenanggulangi darnpak dari aktivitas wisatawan terhadap alarn dan budaya, pencegahan dan penanggulangan disesuaikan dengan sifat dan karakter alarn dan budaya seternpat.

2. Pendidikan konservasi lingkungan. Mendidik wisatawan dan rnasyarakat seternpat akan pentingnya arti konservasi. Proses pendidikan ini dapat dilakukan langsung di alarn.

3. Pendapatan langsung untuk kawasan. Mengatur agar kawasan yang digunakan untuk ekowisata dan rnanajernen pengelolaan kawasan pelestarian dapat rnenerima langsung penghasilan atau pendapatan. Retribusi dan consen/ation tax dapat dipergunakan secara langsung untuk rnembinz, rnelestarikan dan rneningkatkan kualitas kawasan pelestarian alarn.

4. Partisipasi rnasyarakat dalarn perencanaan. Masyarakat diajak dalarn rnerencanakan pengernbangan ekowisata, Dernikian pula di dalarn pengawasan,

peran masyarakat diha~*an ikut

secara

akt'jf.

5. Penghasilan rnasyarakat. Keuntungan secara nyata terhadap ekonorni rnasyarakat dari kegiatan ekowisata rnendorong rnasyarakat rnenjaga kelestarian kawasan alarn.

6. Menjaga keharrnonisan dengan alarn. Sernua upaya pengernbangan termasuk pengernbangan fasilitas dan utilitas harus tetap rnenjaga keharrnonisan dengan alarn. Apabila ada upaya disharmonize densan alarn akan rnerusak produk wisata ekologis ini. Hindarkan sejauh rnungkin penggunaan rninyak, rnengkonservasi flora dan fauna serta rnenjaga keaslian budaya rnasyarakat.

(26)

8. Peluang penghasilan pada porsi yang besar terhadap negara. Apabila suatu kawasan pelestarian dikembangkan untuk ekowisata, maka devisa dan belanja wisatawan didorong sebesar-besarnya dinikmati oleh negara atau negara bagian atau pernerintah daerah setempat.

Pada prinsipnya Ekowisata harus dan rnutlak memperhatikan pemeliharaan lingkungan alam (conservation), bukan sebaliknya mengubah keaslian alam sehingga menggangu keseirnbangan alam. Pemahaman wisata ekologi adalah untuk menyokong atau rnenopang keseirnbangan hubungan antara manusia dengan lingkungan alamnya (Boo, 1990). Menurut Weaver (2000), kualifikasi aktivitas dalam ekowisata senantiasa berorientasi terhadap cara-cara pengembangan dan pemeliharaan keutuhan alarn atau a sustanaible way. Demikian pula menurut standar I S 0 14001 yang rnenegaskan bahwa ekowisata adalah pernenuhan standar lingkungan bagi setiap produk jasa, yang berdarnpak luas terhadap lingkungan, baik karena lokasi, jenis produk, bahan-bahan yang digunakan, proses produksi, kemasan produk, maupun darnpak dari kemasan produk, paska konsumsi dan pelabelan atau sertifikasi produk.

Terna mass tourism berubah dari 'sun', 'see', 'sand menjadi tema trilogi yang berorientasi pada alam (ecotourism) yakni 'nature', 'nostalgia' dan 'nirvana'. Aspek alarn dalam wisata ini merupakan penyajian daya tarik alam yang asli. Dan ha1 ini rnenjadi daya tarik yang sedernikian rupa ditawarkan hingga dapat menciptakan pengalaman wisata yang bermakna. Beberapa aktivitas wisata 'ecotourism' yang dikembangkan dan ditawarkan di Indonesia khususnya provinsi Sulawesi Utara diantaranya pengembangan taman wisata kehidupan binatang liar, scenic look out, pendakian gunung, terutarna wisata bawah air lewat snorkling dan diving (Weaver, 2000 ; Ceballos-Lascurain, 1996a).

(27)

Dalarn strategi dunia rnengenai konse~asi, terurnbu karang diidentifikasikan sebagai salah satu kornponen utarna yang sangat penting sebagai penunjang berbagai rnacarn kehidupan yang dibutuhkan dalarn produksi rnakanan, kesehatan dan berbagai aspek dari kehidupan rnanusia dan juga dalarn pernbangunan yang berkelanjutan. Untuk itu, rnengacu pada yang dikemukakan Sekartjakrarini (2003), rnaka penerapan ekowisata sebagai konsep penyelenggaraan wisata, rnerupakan jawaban atas pernanfaatan sumber-surnber lingkungan tersebut rnenuju :

Pernanfaatan surnberdaya hayati dan ekosistemnya secara berkelanjutan ;

Penekanan sekecil dirnungkinkan pada degradasi rnutu lingkungan ;

Peningkatan apresiasi rnasyarakat luas (rnasyarakat seternpat, pengunjung dan pengembang) terhadap lingkungan alarn dan berlanjut pada pernaharnan akan pentingnya upaya k o n s e ~ a s i alarn ;

Pelastarian warisan budaya ser;a peningkatan apresiasi dan kebanggaan rnasyarakat atas surnber sosial budaya rnereka sendiri.

2.3. Ekosistem Terumbu Karang

Terurnbu karang rnerupakan ekosistem perairan laut dangkal yang sangat produktif disarnping harnparan ruinput laut dan vegetasi hutan mangrove. Ekosistern ini sangat beragarn taksonorninya yang berternpat pada pelataran kalsiurn karbonat (CaC03) yang keras (tapi berpori), terbentuk selama berjuta tahun melalui pertumbuhan yang bergantian pengendapan dan konsolidasi sisa-sisa cangkang karang (ordo Scleractinia) herrnatipik (pembentuk terurnbu), kalsifikasi sisa-sisa cangkang rnoluska dan alga berkapur (Lalarnentik dan Rernbet, 1996).

Ekosistern ini rnerniliki fungsi alarniah sebagai lingkungan hidup, pelindung fisik bagi pulau dan daratan, surnberdaya hayati dan surnber keindahan. Sebagzi lingkungan hidup dan ternpat hidup terurnbu karang menjadi ternpat organisrne berkernbang dan berproduksi. Terumbu karang berfungsi pula bagi organisrne pendatang untuk mencari rnakan (feeding ground) dan ternpat pembesaran (nursery ground) serta rnenjadi ternpat pemijahan (spawning ground) ataupuf? rnenjadi tempat bersembunyi bagi biota yang ada di terumbu itu sendiri rnaupun biota peruaya dari perairan sekitar (Sukarno, 1996).

(28)

Sulu babi, ketirnun laut, dll), Moluska (jenis-jenis bia, kima atau kerang-kerangan, dll), Algae (jenis-jenis alga lautlsea weed), Sponges, Ascidians, Gorgonians, dan rnasih banyak lagi organisrne lain yang terwakili. Karena tingginya nilai ekologis yang terkondisi di daerah ini (dibandingkan dengan ekosistern rnanapun di dunia), rnenyebabkan berbagai biota tersebut banyak rnenghabiskan daur hidupnya di kawasan ini. Keadaan kornposisi biota ini rnerupakan salah satu indikator dari rnelirnpahnya biota ekonornis penting (Nybakken, 1992

;

Rondo, 1996).

Profil dan konfigurasi terurnbu karang yang rnernbuat topografi dasar perairan rnenjadi spesifik serta bentuk-bentuk perturnbuhan karang batu yang sangat bervariasi rnerupakan ternpat yang ideal bagi asosiasi berbagai biota laut dan rnenjadikannya lebih bernilai dan unik. Beberapa jenis asosiasi hubungan yang terjadi antara ikan dan karang rnerupakan indikator bagi kesehatan terurnbu karang itu sendiri. Sebagai contoh jenis-jenis ikan dari farnili Chaetodontidae (kepe-kepe), kehadirannya rnerupakan indikator bagi kesehatan terurnbu karang. Sebagairnana tutupan hidup karang batu pada terurnbu, dirnana jika tinggi tutupannya terurnbu karang dapat dikatakan rnerniliki kondisi yang baik (Ernor, 1988 ; Lalarnentik dan Rernbet, 1996). Hubungan dan asosiasi lain yang tak kalah rnenariknya yang rnenjadikan daerah ini kaya akan atraksi wisata seperti ; daya tarik asosiasi antara lain ikan arnphiprion (clown fish) dengan anernon laut, ikan goropa dengan ikan pernbersihnya, sea fan

(gorgonians) dengan kuda laut (sea horses), udang dengan karang batu, dan rnasih banyak lagi atraksi rnenarik (highlights/sightseeing) yang dapat dijadikan konioditi untuk bidang wisata bawah air (Coleman, 1991).

Kelangsungan kehidupan ekosistern terurnbu karang juga dibatasi oleh parameter-patarneter fisik-kirnia perairan, seperti kedalarnan, cahaya, suhu, salinitas, sedirnentasi atau pengendapan (Rondo, 1996j. Secara alarniah juga sangat dipengaruni darnpak alarni lingkungan seperti penyuburan (eutrofikas!), badai tropis, predasi dan pengaruh fenornena el-nino yang sifatnya global. Belurn lagi darnpak dan ancaman dari rnanusia yang berupa kegiatan pernbangunan di wilayah pesisir seperti aktivitas reklarnasi, transportasi, zktivitas perikanan yang tidak terkontrol, terrnasuk juga kegiatan wisata laut seperti penurunan jangkar, penyelarn yang arnatir, kebisingan, polusi dan pencernaran dari bahan bakar rninyak perahu berrnotor (Salrn dan Clark, 1989 ; Tomascik, 1991).

(29)
(30)

!!I. METODE PENELlTlAN 3.1. Lokasi Penelitian

Objek penelitian dan pengambilan data dilaksanakan di Pulau Bunaken Provinsi Sulawesi Utara yang lokasi penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 3 yang disajikan dalarn bentuk Peta Tarnan Nasional Bunaken. Data rnengenai ekosistem terurnbu karang diarnbil pada dua desa yang terletak di Pulau Bunaken yang terdiri atas Desa Alungbanua dan Desa Bunaken yang dilakukan pada Bulan Agustus tahun 2005. Seluruh stasiun penelitian ditentukan posisi geografisnya dengan rnenggunakan GPS (global positioning system) yang berbasiskan satelit.

3.2. Metode pengambilan data

Data yang digunakan pada penelitian ini rneliputi data primer dan data sekunder. Data sekunder yang digunakan dalarn penelitian ini berupa data kunjungan wisata 5 tahun terakhir di Tarnan Nasional Bunaken, serta data prosentasi tutupan karang hidup 5 tahun terakhir di 2 desa yang berada di Pulau Bunaken yakni Desa Alungbanua dan Desa Bunaken. Datadata tersebut dapat diperoleh pada instansi-instansi terkait serta beberapa diving club yang ada di dekat lokasi penelitian.

Sedang untuk pengarnbilan data primer, sebelurnnya dilakukan survey pendahuluan dengan rnenggunakan peralatan rnenyelarn (snorkling dan SCUBA), yang rnana ha1 tersebut dirnaksudkan untuk rnelatih pengenalan dan pengidentifikasian biota-biota terurnbu karang dan sekaligus pengarnatan lokasi penelitian.

(31)

Taman Nasional Bunaken

Kabupaten Minahasa

Gambar 3 Peta lokasi penelitian

[image:31.770.88.724.53.445.2]
(32)

Tabel 2 lsian manta tow Manta Tow

Nama Lokasi : Kota : Provinsi:

Tanggal Pengamat :

Pukul

No. Waktu Lokasi Persentasi Penutupan Catatan

Tow GPSlKompas Kedalaman Karang Karang Karang Alga Pasirl Awal Akhir (m) Keras Lunak Mati Lumpur

Keadaan stasiun penelitian, seperti jangkauan (acces) diarnati dan dicatat berdasarkan waktu dan sarana tranportasi yang tesedia. Profil terurnbu karang diarnati berdasarkan kemiringan dan tipe topografi terurnbu. Dampak dan ancarnan aktivitas wisata bawah air serta potensi kerusakan terurnbu karang diarnati secara visual (Tomascik, 1991 ; UNEP, 1993).

[image:32.541.61.463.356.708.2]
(33)

Untuk rnengakomodasi aspek sosial rnasyarakat, rnaka dilakukan pengkajiaii dengan rnenggunakan rnetode analisa kekuatan lapang (UNESCO, 1993). Untuk pengarnbilan data kuisioner dilakukan pada rnasyarakat Pulau Bunaken dan pelaku wisata yang berdornisili di pulau tersebut.

Sedangkan analisis SWOT dilakukan untuk rnenentukan prioritas strategi pengernbangan wisata di TN Bunaken. Dirnana data yang didapat dikumpulan langsung dari responden yang terdiri dari rnasyarakat yang berdornisili di Pulau Bunaken.

3.3. Analisis Data

Secara deskriptif, data hasil observasi lapangan diolah dan disajikan dalarn bentuk tabel, grafik dan garnbar. Pekerjaan ini dilakukan dengan bantuan computer untuk rnendeskripsikan kondisi tutupan terurnbu karang dan ktinjungan wisata guna rnendukung analisis dan interpretasinya. Dernikian juga dengan analisis kekuatan lapang dan analisis SWOT.

Sesuai dengan rnetode yang digunakan, rnaka analisis data akan dilakukan dalarn 2 bagian terpisah, yaitu pertarna analisis yang rnerujuk pada ternpat atau surnberdaya alarn (analisis tutupan karang) berupa ekosistern terurnbu karang, dan kedua adalah lebih ke aspek sosial rnasyarakat (analisa kekuatan lapang) dan analisis SWOT.

3.3.1. Tutupan Karang dan Kunjungan Wisata

Untuk rnengetahui pengaruh kunjungan wisata terhadap kondisi ekosistern terurnbu karang dapat dilakukan dengan rnelihat korelasi antara jurnlah kunjungan wisata selarna 5 tahun terakhir dengan neraca surnberdaya terurnbu karang.

Fluktuasi kunjungan wisata akan diprosentasikan secara kurnulatif selarna lirna tahun terakhir, sedangkan evaluasi surnberdaya terurnbu karang dilakukan dengan neraca surnberdaya dirnana aktiva adalah tutupan karang tahun 2000 dan pasiva adalah tutupan karacg tahun 2005. Adapun isian untuk neraca surnberdaya dapat dilihat pada tabel 3.

(34)

Tabel 3 Neraca surnberdaya untuk tutupan karang Pulau Bunaken Neraca Surnberdaya Terurnbu Karang Wilayah Pengelolaan :

ProvinsilKota Luas Total Periode Waktu

Kondisi Prosentase (%)

Aktiva (Tahun Awal) Pasiva (Tahun Akhir) Sangat Baik

Baik Sedang

Buruk

Jurnlah 100 100

Kondisi terurnbu karang yang akan dikorelasikan rneliputi prosentasi tutupail karang hidup, karang rnati, karang lunak, biotik lain, abiotik, patahan karang dan indeks rnortalitas. Data penutupan karang yang diperoleh dari pengukuran lifeform karang dihitung dengan rurnus (English eta/, 1994)

L

=

(LYN) x 100% Dinarna,

L

= Presentase tutupan karang (%)

Li

= Panjang lifeforrn jenis kategori ke -i

N

= Panjang Transek (50 rn)

Dari hasil perhitungan prosentasi tutupan karang hidup, akan diklasifikasikan kondisi terurnbu karang tersebut berdasarkan kategori yang dikernukakan Bakosurtanal(2001) dan direkornendasikan di dalarn KEPMEN LH No. 04 Tahun 2001, seperti pada tabel berikut :

Tabel 4 Klasifikasi kondisi terurnbu karang berdasarkan prosentasi jurnlah karang hidup

No PROSENTASI KARANG HlDUP KONDlSl

1 75%-100% Sangat Baik

2 50%-74% Baik

3 25%-49% Sedang

[image:34.547.17.488.42.630.2]
(35)

Adapun prosentasi tutupan karang hidup dan data kunjungan wisata dibandingkan antara aktiva (tahun awal) dan pasiva (tahun akhir) yang keeratan hubungannya dianalisis dengan rnengunakan regresi linier sederhana (Pratisto, 2005) dengan persarnaan yang dibangun sebagai berikut ;

Dirnana,

X

= kunjungan wisata (dependent variable)

Y

=

tutupan karang (independent variable) a = konstanta regresi

b = interseplkerniringan garis regresi

Signifikan koefisien regresinya diuji dengan rne~ggunakan uji t, sedangkan keputusan pengujian aaalah jika -tbkl<thit,,g-=ttakl rnaka terima Ho ataupun sebaliknya tolak Ho.

Hipotesis dapat dinyatakan sebagai berikut :

Ho=kunjungan wisata tidak berpengaruh nyata terhadap persen tutupan karang HI=kunjungan wisata berpengaruh pada persen tutupan karang.

3.3.2. Kekuatan Lapang

Data analisa kekuatan lapang yang berupa kuisioner akan dianalisis berdasarkan isu-isu utarna untuk rnengetahui perrnasalahan yang terjadi pada lokasi penelitian, serta efek yang dirasakan oleh masyarakat seternpat. Isu-isu utarna yang dilihat dalarn penelitian ini berupa :

1. Degradasi lingkcngan

Masalah degradasi hutan

Masalah rendahnya kualitas udara Masalah rendahnya kualitas tanah 2. Berkurangnya surnberdaya

.

Masalah berkurangnya sumberdaya flora dan fauna 3. Tingginya perturnbuhan penduduk
(36)

4. Status wanita dan perlindungan anak Masalah rendahnya status wanita

Masalah tidak adanya perlindungan terhadap kesejahteraan anak 5. Pelayanan dan perawatan kesehatan

Masalah perawatan kesehatan rendah 6. Management wisata

-

Masalah inefisiensi pengelolaan fasilitas dan pelayanan wisata.

Analisis ini, akan dilanjutkan dengan penentuan 'strategies for actionhmplementation' dan 'target groups' dari tiap isu dan perrnasalahan yang terekam, serta 'partners' yang direkornendasikan untuk tiap-tiap strategi.

3.3.3. Analisis SWOT

Strategi pengelolaan kawasan wisata berkelanjutan dapat dilakukan dengan pertarna-tarna rnengetahui darnpak kegiatan wisata bagi lingkungan dan masyarakat. Darnpak disini dapat dikatakan pengaruh kegiatan wisata terhadap terumbu karang dan rnasyarakat. Tentunya darnpak terbagi dua yaitu darnpak positif dimana dampak tersebut rnernberikan rnanfaat, dan darnpak negatif adalah darnpak yang merugikan.

Untuk dapat menelaah dampak digunakan analisis SWOT yaitu analisis kualitatif yang digunakan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor secara sistematis untuk rnemforrnulasikan strategi suatu kegiatan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat rnernaksirnalkan kekuatan dan peluang suatu kegiatan umum secara bersamaan dapat meminirnalkan kelemahan dan ancarnan, analisis ini dikatakan analisis situasi (Rangkuti, 2005).

(37)

Garnbar 5 Diagram analisis SWOT.

BERBAGAI PELUANG

Kuadran 1 : Merupaka situasi yang sangat rnenguntungkan karena rnerniliki peluang dan kekgatan sehingga dapat rnernanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalarn kondisi ini adalah rnendukung kebijakan perturnbuhan yang agresif ( Growth Oriented Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun rnenghadapi berbagai ancarnan, narnun rnasih rnerniliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus digunakan adalah rnenggunakan kekuatan untuk rnernanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara diversifikasikan.

Kuadran 3: Menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak rnenghadapi berbagai kendalahlkelernahan internal. Fokus strateginya adalah rnerninirnalkan rnasalah-rnasalah internal sehingga dapat rnerebut peluang yang lebih baik.

Kuadran 4: Merupakan situasi yang sangat tidak menountungkan karena menghadapi berbagai ancarnan dan kelemahan internal.

Dalarn rnenentukan strategi yang baik, diberikan pernbobotan yang berkisar antara 0,O

-

1,O dirnana masing-masing faktor harus rnerniliki bobot total sejurnlah 1 ,O. Nilai 0,O adalah unsur yang pa!ing tidak penting dan nilai 1,O adalah unsur yang paling penting. Selanjutnya masing-masing diberi ranking yang berkisar antara 1

-

4

.

Nilai 1

berarti kurang rnernpengaruhi, nilai 2 cukup rnernpengaruhi, nilai 3 rnernpengaruhi dan

1 .Mendukung strategi agresif

KEKUATAN

INTERNAL

2.Mendukung strategi diversifikasi 3.Mendukung

strategi turn aroun

BERBAGAI PELUANG

KEKUATAN

INTERNAL

-

(38)

nilai 4 sangat rnernpengaruhi. Kernudian bobot dikalikan dengan ranking sehingga diperoleh total nilai.

Strategi yang diperlukan adalah bagairnana rnernaksirnalkan kekuatan dan peluang suatu kegiaian wisata terhadap rnasyarakat lokal, narnun secara bersarnaan dapat rnerninirnalakan kelernahan dan ancarnan kususnya terhadap rnasyarakat lokal, dengan dernikian diperlukan srategi. Dalarn SWOT teknik rnenetukan strategi adalah rnelalui strategi silang dari keernpat faktor tersebut yaitu:

Strategi KP, yaitu strategi yang rnernanfaatkan seluruh kekuatan untuk rnerebut dan mernanfaatkan peluang yang sebesar-besarnya.

Strategi LP, yaitu strategi yang rnerninirnalkan kelemahan untuk rnemenfaatkan peluang.

-

Strategi KA, yaiiu strategi yang rnenggunakan kekuatan untuk rnengatasi ancarnan.

e Strategi LA, yaitu strategi yang rnerninirnalkan kelernahan dan rnenghindari

(39)

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELlTlAN

4.1. Gambaran Umum Pulau Bunaken

Secara geografis Pulau Bunaken terletak dalarn posisi geografis antara

1°36'00.47'-1037'17.39'~~ dan 124'44'08.23'-124°46'57.81'~~ dengan luas daratan

pulau jika diukur dari pasang tertinggi adalah 704,33 ha. Menurut Bakosurtanal (1998),

Pulau Bunaken mernpunya tipe tanah berupa sistern lahan pantai, daratan dan

perbukitan. Perairan pantainya yang termasuk taut sulawesi, relatif terlindungi oleh

gugusan pulau yang mengelilinginya. Adapun gugusan terumbu karang rnengelilingi

pulau yang bentuknya serupa dengan senjata orang aborigin yang dikenal dengan

boomerang. Dengan luas terumbu total 531,4 ha. dimana 26,6 ha berbentuk lereng

terurnbu, 510 ha dataran serta 3,8 ha berbentukgoba.

Hamparan terurnbu karang di perairan Pulau Bunaken, lebarnya dapat

rnencapai 2,5 km. Yang sangat spesifik adalah formasinya yang dirnulai dengan

karang datar di kedalaman

*

5 meter, kemudian mernbentuk bukit-bukit di bawah air,

sampai ke tebing vertikal ke bawah (drop off) yang ratusan meter (undenvafer

greatwalls). Di habitat ini, terutama pada tebing bawah air, rnemiliki banyak sekali gua,

ceruk dan rekahan yang tertutup sponge beraneka warna, dan dihuni berbagai jenis

vertebrata dan invertebrata laut. Selain karang, terdapat pula biota laut lainnya seperti

akar bahar, karang kipas, karang lunak, hydroid penyengat, cacing laut, bintang laut,

teripang. Habitat ini dihuni oleh beraneka macam ikan yang jurnlahnya rnencapai lebih

dari 2.000 jenis seperti jenis ikan Napoleon, dan jenis ikan purba yaitu lkan Raja Laut

(Coellacanth) yang sernula diperkirakan sudah punah, dan sejauh ini diketahui

habitatnya hanya ada di perairan Kepulauan Grande Cornorro dan Anjou di lepas

pantai Afrika.

Berdasarkan

PP

No.

22

Tahun

1988

Pulau Bunaken secara administratif

terrnasuk dalarn wilayah Kota Manado dan merupakan bagian dari Kecarnatan

Molas. Adapun Pulau Bunaken terbagi atas 2 desa yaitu Desa Gunaken dan Desa

Alungbanue.

4.1.1. Keadaan Umum Desa Alungbanua

Desa Alungbanua dapat akses dari pelabuhan Manado menggunakan perahu

motor yang tersedia setiap hari pada jam 16.00 dengan dengan biaya transportasi

berkisar antara 3000-5000 dan waktu tempuh kira-kira 40 rnenit sampai 1 jam

(40)

saja dengan rnenggunakan perahu bervotor karena keadaan laut pada urnurnnya tenang. Narnun ha1 tersebut memungkinkan kita untuk rnengeluarkan biaya lebih.

Desa Alungbanua berpenduduk 861 jiwa dengan rnayoritas masyarakatnya beragarna Kristen dan didominasi oleh etnik Sangir Siau. Jalan-jalan desa terbuat dari sernenlbeton yang menghubungkan rumah-rumah serta berbagai fasilitas desa lainnya seperti tempat ibadah. Fasilitas listrik tersedia pada rnalam hari rnulai dari jam 18.00 sarnpai jam 06.00 pagi. Surnber air yang ada berupa mata air dan surnur. Adapun aktifitas ibu-ibu di desa tersebut hanya sebagai ibu rurnah tangga biasa dan ada sebagain yang membantu pekerjaan suarni dengan rnenjual ikan hasil tangkapan. Sarana sekolah yang tersedia adalah gedung SD dengan tenaga pengajar berjurnlah 5 orang, sedangkan untuk sekolah lanjutannya biasanya warga rnelanjutkan ke Pulau Manado tua II atau~un Kota Manado.

Ciri alami Desa Alungbanua adalah cukup sejuk jika dibandingkan dengan desa-desa lain yang berada di pesisir. Adapun keadaan desa terlihat tertata dengan rapi dan di kanan-kiri jalan banyak ditanarni pohon. Kehidupan sehari-hari rnasyarakat adalah sebagai nelayan (65 jiwa) dan petani (391 jiwa). Untuk lebih rincinya keadaan urnurn Desa Alungbanua, terlihat pada tabel Profil desa berikut:

Tabel 5 Profil

Desa

Alungbanua

Keadaan Keterangan

Luas Desa 391,9 Ha

Penduduk 861 jiwa

Perempuan 485 j'wa

Laki-laki 376 jiwa

Kepadatan

Kepala keluarga 208 KK

Etnik Siau, Minahasa

Mata pencaharian Petani, nelayan

Kristen Protestan 861 orang

Kristen Katolik

-

Islam

-

Gereja 4 buat:

Mesjid I Musholah

-

SD 1 buah

SMP

-

SMU

-

Lulusan SD 432 orang

Lulusan SMP 275 orang

Lulusan SMU 54 orang

Perguruan Tinggi 5 orang

[image:40.547.49.491.186.715.2]
(41)

Lanjutan Tabel 5

Keadaan Keterangan

Dokter

-

Mantri kesehatan

-

Bidan Desa

-

Perawat

-

Puskesmas Pernbantu

-

Klinik

-

Perahu Tradisional 92

Perahu Motor 21

Rurnah Perrnanen 162 buah

Rumah Non Perrnanen 41 buah

Listrik 84

Telepon

-

Air bersih

-

Luas Perkebunan 300 Ea

Luas Mangrove 61 Ha

Luas Padang Lamun 80 Ha

Hasil Pertanian Kopra

Hasil Perikanan lkan karang, pelagis

Potensi Alarn

Pusat lnforrnasi Desa Ada pusat inforrnasi

4.1.2. Keadaan Umum Desa Bunaken

Seperti halnya Desa Alungbanua, Desa Bunaken juga bisa diakses dari pelabuhan Manado dengan menggunakan perahu taksi yang waktu tempuhnya berkisar 40 menit sampai 1 jam perjalanan (jarak 15,5 km). Adapun perahu-perahu tersebut tersedia setiap hari mulai jam 16.00.

Desa Bunaken terbagi atas 6 lingkungan yang salah sattinya mencakup Pulau Siladen dengan iuas desa 535 ha. Sedangkan jurnlah penduduk 2852 jiwa dengan 1429 jiwa diantaranya perempuan dan sisanya 1390 jiwa laki-laki. Mayoritas beragama Kristen (1939 jiwa) dan etnik sangir dan rninahasa rnendominasinya. Sebagaimana Desa Alungbanua, jalan-jalan di Desa Bunaken juga terbuat dari semenlbeton.

(42)

Tabel 6 Profil Desa Bunaken

Keadaan Keterangan

Luas Desa Penduduk Kepadatan Kepala keluarga Etnik Mata pencaharian Kristen Protestan Kristen Katolik Islam Gereja

Mesjid 1 Musholah TK SD SMP SMU Lulusan SD Lulusan SMP Lulusan SMU Perguruan Tinggi Guru Dokter Mantri kesehatan Bidan Desa Perawat Puskesrnas Pernbantu Klinik Perahu Tradisional Perahu Motor Rumah Perrnanen Rurnah Non Perrnanen Listrik

Telepon Air bersih

Luas Perkeounan Luas Mangrove Luas Padang Larnun Hasil Pertanian Hasil Perikanan Potensi Alarn

Pusat lnforrnasi Desa

800 Ha 2852 jiwa

726 KK

Sangir, Minahasa, Gorontalo Nelayan, petani 2132orang 6 orang 714 orang 6 buah 1 buah 2 buah 4 buah

1 buah 253 orang 168 orang

25 orang

-

2 orang

-

orang 1 buah 100 26 74 buah 650 buah Kopra Cakalang [image:42.544.14.493.59.723.2]
(43)

V. HASlL DAN PEMBAHASAN 5.1. Kondisi Tutupan Karang

Keindahan terumbu karang dan keanekaragaman hayati biota yang berasosiasi

didalamnya merupakan daya tarik utama wisata bahari di kawasan TN Bunaken.

Formasi pertumbuhan karang yang berada di kawasan ini terkategorikan dalam tipe

terumbu penghalang dan terumbu tepi. Pemaparan tentang data terumbu karang di

Pulau Bunaken yang diperoleh baik itu berupa data primer maupun sekunder dilakukan

dalam bentuk evaluasi dengan neraca sumberdaya terumbu karang yang interval

waktu adalah 5 tahun dan aktiva (tahun awal) ditentukan tahun 2001 serta pasiva

terkondisi pada iima tahun berikutnya yaitu tahun 2005 (tahun akhir).

Berdasarkan peta sumberdaya yang bersumber dari peta informasi geografis

Provinsi Sulawesi Utara 2004 terlihat bahwa kategori tutupan karang di Pulau Bunaken

terkategorikan rusak (<25%) hingga baik (50-75%). Adapun kategori cukup baik

mendominasi tutupan di hampir semua lokasi pulau ini. Penyebaran kategori buruk

terlihat pada daerah utara dan selatan Pulau Bunaken yang merupakan bagian dari

Desa Bunaken.

Kondisi

Terumbu

Karang

di Pulau Bunaken

Legenda

[image:43.544.72.435.387.701.2]

Sangat Baik Baik Cukup Baik Rusak

Gambar 6 Peta kondisi terumbu karang di Pulau Bunaken

(44)

Aktiva (Tahun Awal)

Melihat dan rnenganalisa data yang diperoleh dari Balai Tarnan Nasional Bunaken serta beberapa kurnpulan hasil penelitian yang dilakukuan sepanjang tahun 2001 hingga 2004 tentang tutupan karang di Pulau Bunaken, terlihat bahwa terjadi penurunan prosentasi tutupan karang hidup di antara tahun 2002 sarnpai 2004. Bagairnanapun penurunan tersebut belurn terlalu rnengkuatirkan karena terlihat rnasih dalarn satu kisaran kategori yaitu baik (50-74%) di Desa Bunaken dan sedang (25- 49%) di Desa Alungbanua.

Adapun peningkatan prosentasi tutupan karang terlihat terjadi pada tahun 2001 ke 2002 yang niana ha1 tersebut rnungkin saja terjadi karena adanya revisi zonasi di sekitar tahun tersebut ataupun bisa juga karena tidak sarnanya lokasi serta jurnlah titik pengarnatan. Narnun untuk tahun-tahun selanjutnya terlihat terjadi penurunan yang walaupun rnasih dalarn cakupan kategori yang sarna tapi terllihat konstan. untuk lebih jelasnya, fluktuasi prosentasi tutupan karang di Pulau Bunaken selarna tahun 2001 sarnpai tahun 2004 akan disajikan dalarn bentuk tabel di bawah ini.

Tabel 7 Fluktuasi prcsentasi tutupan karang di Pulau Bunaken

No Lokasi Kondisi Terurnbu Karana

Karang Hidup %

Th 2001 Th 2002 Th2003 2004

1 Desa Bunaken

Pangalisang 45,33 55,65 5543 55

2 Desa Alungbanua

FukuilMandolin 34,47 40,OO 40,OO 36

Surnber : BTNB. Pasiva (Tahun Akhir)

(45)

Secara keseluruhan, kategori prosentasi tutupan karang Desa Alungbanua

tenasuk dalarn kriteria sedang dengan angka prosentasi

34%.

Kriteria ini didapat dari

rata-rata prosentasi tutupan karang pada tiap titik pengarnatan yang dilakukan.

Sebagairnana hasil analisis data manta tow, kriteria tutupan karang di Desa

Alungbanua didorninasi oleh prosentasi tutupan karang dengan klasifikasi sedang. Hal

tersebut diperlihatkan pada garnbar 10.

Sedang Buruk

i

75100% =Sangat Baik

50-74% =Baik 25-49% =Sedang ~ 2 5 % =Buruk

Garnbar 7 Kriteria tutupan karang di Desa Alungbanua.

Hasil pengarnatan yang dilakukan pada Desa Bunaken rnenunjukan kategori

tutupan karang yang relatif lebih baik dari Desa Alungbanua, dirnana kelas tutupan

karang tercatat 80% rnerniliki kategori sedang (25-49%) dengan sisanya 20%

terkategori baik (50-74%). Seperti juga Desa Alungbanua, pada Desa Bunaken di

lakukan pengarnatan sebanyak 10 titik tarikan yang rnana rata-rata kategori tutupan

karang di desa ini berkriteria sedang dengan nilai prosentasi sebesar 45%. Keadaan

yang rnasih relatii baik ini rnenunjukan bahwa kegiatan wisata pada daerah ini rnasih

dalarn arnbang batas yang bisa ditoleransi rneskipun penurunan prosentasi tutupan

karang terjadi pada tiap tahunnya. Untuk lebih jelasnya kriteria tutupan karang di

(46)

75100% =Sangat Baik 50-74% =Baik 2549% =Sedang ~ 2 5 % =Buruk

/

m

Baik lrrr Sedang

Gambar 8 Kriteria tutupan karang di Desa Bunaken

5.2. Kunjungan Wisata

Data kunjungan wisata ke TN Bunaken selama lima tahun terakhir

menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data kunjungan wisata

tahun 2001, jumlah wisatawan yang berkunjung ke TN Bunaken hanya tercatat 15.066

yang terdiri dari 5194 wisatawan mancanegara dan sisanya wisatawan nusantara dan

pelajar (tabel 7) dengan kontribusi biaya masuk ke pengelola TN sebesar Rp

419,013,750. Adapun trend peningkatan kunjungan mulai terlihat pada tahun 2002

(25.486 wisatawanltahun) dengan prosentasi peningkatan 59% jika dibanding

kunjungan tahun sebelumnya (Gambar 6) dimana total pendapatan dari biaya masuk

mencapai Rp 983,750,500 atau peningkatan di atas 100% dari tahun 2001 (Tabel 7).

Tourism Arrivals Bunaken NP 2001-2002

-mx-2001 L o c a l Guests

-2002 Foreign Guests

-4h5-2002 L o c a l Guests

Month

Gambar 9 Kunjungan wisata di TN Bunaken tahun 2001-2002

[image:46.547.38.473.41.731.2]
(47)

Tabel 8 Kornposisi pengunjung di TN Bunaken tahun 2001

2OOi 2001 2002 2002

Number Sold Revenues Number Sold Revenues (15 Mar-31 Received (1 Jan41 Received

Dec) Dec)

Foreign Guests 5194 Rp 396,650,000 5294 Rp 795,335,500 Annual Entrance Tags

Foreign Guests NIA NIA 2368 Rp 146,400,000

Daily Entrance Tickets

Local Guests 8387 Rp 20,678,750 14,525 Rp 36.315.000 Adult Entrance Tickets

Local Guests 1485 Rp 1,485,000 2,910 Rp 2,910,000

Student Entrance Tickets

TOTALS 15.066 Rp 419.013.750 25,697 Rp 983.750.500

Surnber : DPTNB.

Kornposisi jurnlah pengunjung di TN Bunaken adalah 30% wisatawan rnanca negara dan 70% wisatawan lokal dan pelajar. Wisatawan rnancanegara bervariasi bila dilihat dari negara asalnya, dengan prosentasi tertinggi adalah Taiwan dan diikuti oleh Italia, lnggris dan Jerrnan. Rata-rata usia dari wisatawan-wisatawan tersebut berkisar antara 17-50 tahun dirnana rnereka tergolong pada kelornpok mainstream dan casual tourist atau wisatawan yang rnernbutuhkan tingkat pelayanan dan akornodasi yang lengkap.

Wisatawan lokal terdiri atas wisatawan yang datang dengan tujuan rekreasi dan penelitian. Adapun peningkatan wisatawan lokal terlihat pada saat-saat libur akhir rninggu dan keadaan-keadaan tertentu seperti saat penelitian, studi tour, wisata religius serta kegiatan pelatihan oleh instansi pernerintah dan LSM.

(48)

- - ~ ~ ~

2001 Foreign ~ u e s t d

rn

2002 Foreign Guest4

2003 Foreign Guestq

2001 Local Guests

/

km 2002 Local Guests

j

kti 2003 Local Guests

/

-~ ~

Jan March May July Sept Nov

Garnbar 10 Kunjungan wisata di TN Bunaken tahun 2001-2003

Sumber : DPTNB

Berdasarkan data terbaru yang diperoleh dari DPTN Bunaken menunjukan

bahwa pada tahun 2005 sampai bulan Maret saja, wisatawan yang berkunjung ke TN

Bunaken sudah mencapai 8.093 orang. Adapun sesuai pengalaman selama ini bahwa

kunjungan wisatawan tertinggi akan terjadi pada bulan Juli hingga September, dengan

dernikian sudah dipastikan bahwa pada tahun 2005 akan terjadi peningkatan

kunjungan wisatawan yang cukup signifikan. Estimasi data kunjungan wisata tahun

2005 di TN Bunaken disajikan pada gambar 8.

Estimasi Kunjungan Wisata Tahun 2005 di TN

Bunaken

. ...~~ ~~ ~

! --r-- Foreign arrivals

'

I

i

f -Local arrivals

/

I ~ -~ .

[image:48.550.62.472.75.760.2]
(49)

Jika rnelihat trend kunjungan wisata lirna tahun terakhir yang terus rneningkat (tabel 8) rnaka sudah selayaknya perkernbangan ini rnenjadi suatu ha1 yang rnengernbirakan bagi perkernbangan wisata di TN Bunaken kususnya dan Provinsi Sulawesi Utara pada umurnnya. Narnun ha1 ini juga perlu di siasati dengan hati-hati oleh pengelola TN Bunaken, karena dalarn strategi dan pengelolaan wisata haruslah rnernperhatikan daya dokung lingkungan terlebih lagi wisata bahari yang ditawarkan TN Bunaken rnerupakan salah satu ekosistern yang rapuh (Soernarwoto. 2004).

Tabel 9 Kunjungan wisata Ke TN Bunaken tahun 2001-2005

No Tahun Domestik Manca Neqara Total

1 2001

2 2002 &%6

:

2:;;

E:%

3 2003 27.894 8.215 36.106

4 2004 26.403 9.824 36.227

5 2005 4.788 3.305 8.093

Surnber : DPTNB.

5.3. Perbandingan Neraca Sumberdaya Tutupan Karang

Hasil isian Neraca Surnberdaya Tutupan karang di Pulau Bunaken dengan tahun awal (aktiva) ditentukan tahun 2001 dan tahun akhir (pasiva) tahun 2005 terlihat bahwa pada Desa Bunaken terjadi penurunan kategori prosentasi tutupan karang hidup dengan kondisi baik. Adapun penurunan tersebut terlihat dirnana pada tahun awal, prosentasi tutupan tercatat 36% narnun pada tahun akhir (Pasiva) rnenurun rnenjadi 20%. Terlihat juga bahwa kategori buruk tidak terdapat lagi pada tahun 2005 yang sebelurnnya (pada tahun awal) terekarn sebesar 7%. Untuk lebih jelasnya fluktusasi perubahan kondisi tutupan karang di Desa Bunaken diperlihatkan pada tabel 8.

Sebagaimana terjadi pada Desa Bunaken, hasil pengarnatan Manta tow di Desa Alungbanua juga rnengalarni penurunan dari kategori prosentase tutupan yang terekam (sedang) dirnana pada tahun awal sebesar 84% rnenjadi 60% pada tahun akhir. Bagairnanapun kondisi tersebut rnenyebabkan periingkatan kategori buruk dari 16% di tahun awal rnenjadi 40% di tahun akhir. Penurunan kondisi teiilmbu karang ini, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 10.

(50)

Tabel 10 Neraca sumberdaya terumbu karang Pulau Bunaken

Prosentase (%)

Aktiva (Tahun Awal) Pasiva (Tahun Akhir)

Thn. 2001 Thn. 2005

Bunaken

Sangat Baik

-

-

Baik 36 20

Sedang 57 80

Buruk 7

-

Jumlah 100 100

Alungbanua

Sangat Baik Baik

Sedang

Buruk 16 40

Jurnlah 100 100

5.4. Analisis Regresi Pengaruh Kunjungan Wisata Terhadap Tutupan Karang

Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kunjungan wisata terhadap perubahan kondisi terumbu karang, maka dilakukan analisis dengan regresi linier sederhana. Adapun interpretasi dari basil analisis regresi pengaruh kunjungan wisata terhadap prosentasi tutupan karang, dipaparkan sebagai berikut :

lnterpretasi Hasil Analisis Regresi

Tabel Descriptive Statistics menunjukan bahwa : Rata-rata persen Tutupan Karang adalah 54,0750 Rata-rata Tingkat Kunjungan Wisata adalah 6968,6000 Standar deviasi tutupan karang adalah 2,2379

Standar deviasi kunjungan wisata adalah 1428,1459 Tabel Corelation

[image:50.547.24.485.72.495.2]
(51)

Gambar

Gambar 2 Bagan alir tahap dan proses penelitian
Gambar 3 Sumber : Peta sumberdaya Manado-Minahasa-Bitung tahun Peta lokasi penelitian 2004
Tabel 2 lsian manta tow
Tabel 3 Neraca surnberdaya untuk tutupan karang Pulau Bunaken
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan mengetahui lama fermentasi yang terbaik dalam fermentasi Jerami padi dengan mikroorganisme lokal terhadap Bahan Kering, dan Bahan Organik, dan Abu

Hal ini juga ditandai oleh persaingan di dunia bisnis yang semakin ketat, mulai dari perusahaan-perusahaan besar ,perusahaan menengah hingga perusahaan

a) Makan makanan yang banyak mengandung zat besi dari bahan. makanan hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa mayoritas umur terbanyak penderita gagal jantung di Rumah sakit Roemani adalah

Menurut kajian yang dilakukan oleh Sowa (2002), terdapat beberapa kelebihan program pertukaran pelajar iaitu : (1) meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan kemahiran bahasa

Urin normal pada manusia mengandung air, urea, asam urat, amonia, kreatin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, dan klorida. Terdapat pula garam-garam, terutama

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 01 Matan Hilir Utara Ketapang, dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode demonstrasi

Hasil studi ini yang menyatakan faktor sosial yang mempengaruhi pelaku UMKM untuk ikut berpartisipasi dalam pameran kerajinan PKB sebagai peserta pameran yakni