Konsep Islam tentang Hubungan Internasional
Saya akan menjelaskan mengenai Konsep Islam tentang Hubungan Internasional dalam bentuk Critical Review (CR) ini, dengan cara mengulas apa yang menjadi pokok-pokok penting pembahasannya. Pokok-pokok pembahasan, sebagai berikut:
Islam bermula pada tahun 611 dan merupakan agama yang diturunkan kepada Nabi Muhammad S.A.W. sebagai rasul terakhir di Goa Hira’, Arab Saudi, untuk dijadikan pedoman hidup bagi manusia hingga akhir zaman.
Pengertian Islam sendiri artinya damai, selamat, tunduk dan bersih. Kata Islam terbentuk dari tiga huruf yaitu, S (sin), L (lam), M (mim) yang bermakna dasar “Selamat” atau (Salama). Kepercayaan Islam dapat ditemukan pada dua kalimat shahādatāin atau kalimat persaksian yaitu, "Laa ilaha illallah, Muhammadar Rasulullah" yang berarti "Tiada Tuhan selain Allah, Muhammad adalah utusan Allah".
Hubungan Internasional adalah ilmu yang mempelajari hubungan antar-negara termasuk peran sejumlah negara, organisasi antar-pemerintah (IGO), organisasi non-pemerintah internasional (INGO), organisasi non-pemerintah (NGO), dan perusahaan multinasional (MNC). Hubungan Internasional juga merupakan sebuah bidang akademik dan kebijakan publik yang dapat bersifat positif atau normatif, karena keduanya berusaha menganalisis serta merumuskan kebijakan luar negeri negara-negara tertentu.
Menurut para ahli yaitu, diantaranya: a. J.C Johari
Hubungan internasional merupakan sebuah studi tentang interaksi yang berlansung diantara negara-negara berdaulat disamping itu juga studi tentang pelaku-pelaku non negara (non states actors) yang prilakunya memiliki dampak terhadap tugas-tugas negara.
b. Couloumbis dan Wolfe
Hubungan internasional adalah studi yang sistematis mengenai fenomena-fenomena yang bisa diamati dan mencoba menemukan variabel-variabel dasar untuk menjelaskan prilaku serta mengungkapkan karakteristik-Karakteristik atau tipe-tipe hubungan antar unit-unit sosial.
c. Mochtar Mas’oed
sehingga memerlukan mekanisme yang lebih rumit dari pada hubungan antar kelompok.
Hubungan Internasional dalam Islam merupakan suatu hubungan antar negara atau actor-aktor dalam negara yang menjalakan secara syariat Islam. Walaupun masih banyak keterbatasan, menggunakan Islam sebagai sumber teorisasi dalam studi Hubungan Internasional sangatlah dimungkinkan. Salah satu yang ditawarkan oleh Tadjbakhsh sebagai sumber kerangka teoritik Islam dalam Hubungan Internasional adalah apa yang diperaktikan oleh Nabi Muhammad S.A.W. yaitu:
“Fondasi utama untuk pemahaman klasik Hubungan Internasional dalam Islam didasarkan pada sumber asli dari Qur’an, Hadis (hadits nabi), yang Sunnah (perilaku Nabi) atau ijtihad (penafsiran), yang bisa sesuai dengan apa yang Acharya dan Buzan katakana tentang klasik ide, tradisi dan berpikir berkontribusi terhadap eksepsionalisme lokalis” (Tadjbakhsh, 2010:176)
Sementara dalam hal sifat, Tadjbakhsh (2010: 185) menyatakan bahwa teori Islam tentang Hubungan Internasional adalah normatif.
“Sifat teori Islam tentang hubungan internasional adalah tegas normatif, dalam arti Aristotelian ilmu tidak hanya refleksi pada apa, tetapi juga pada apa yang harus/apa yang harus dilakukan. Hal ini didasarkan fundamental bukan pada pengamatan empiris perilaku antara negara dan prediksi apa perilaku akan, tetapi pada bagaimana lembaga mencerminkan esensi dari sebuah ide, norma, moralitas.”
pemerintahan Islam (khilafah) mulai dibangun dengan metode dan struktur pemerintahannya.
Prinsip-prinsip dasar Hubungan Internasional dalam Islam berlandaskan Al-Qur’an adalah, sebagai berikut: Saling Menghormati (QS. 8:58, 9:4&7, 16:91, 17:34), Kehormatan dan Integrasi Internasional (QS. 16:92), keadilan Internasional (QS. 5:8), Menjaga Perdamaian (QS. 8:61), Menghormati kenetralan negara-negara lain (QS. 4:89, 90), Larangan terhadap eksploitasi imperialis (QS. 16:92, 28:83), Memberikan perlindungan dan dukungan kepada orang-orang Islam dinegara lain (QS. 8:72), Bersahabat dengan kekuasaan-kekuasaan netral (QS. 60:8,9), Kehormatan dalam hubungan internasional (QS. 55:60), Persamaan keadilan untuk para penyerang (QS. 2:194, 16:126, 42:40-42).