• Tidak ada hasil yang ditemukan

Struktur dan Unsur Kebahasaan pada teks

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Struktur dan Unsur Kebahasaan pada teks"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Struktur dan Unsur Kebahasaan pada teks

Teks observasi a) Struktur

1) Definisi umum {pembukaan yang berisi pengertian topik yang akan dibahas} 2) Deskripsi bagian {berisi ide pokok setiap paragraf/penjelasan rinci}

3) Deskripsi manfaat {manfaat topik yang dibahas} b) Unsur kebahasaan

1) Rujukan kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu: a. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. b. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.

c. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.

2) Kelompok kata (frasa)

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif

maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.

Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi :

 Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak.

 Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, baru menyadari, tidak mandi

 Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis

 Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah, dari Bandung, ke pantai.

3) Kata berimbuhan

Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat:  awalan (prefiks): di, ber, me, te, ke, pe, se.  akhiran (sufiks) : i, kan, an, nya.

 sisipan (infiks) : -el-, -em-, dan -er-. 4) Kata hubung (Konjungsi)

Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung. Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:

 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.

 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua: a. Konjungsi Intrakalimat:

Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

(2)

Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.

c. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.

d. Konjungsi Antarkalimat

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk

menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut.

 biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu).

 kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu (menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya).

 sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).  sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).  malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan

sebelumnya).

 akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya).

 dengan demikian (menyatakan konsekuensi )  oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat )

 sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)

5) Kata Baku dan tidak Baku

Kata Baku: Kata yang menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional, sudah pasti terdapat dalam kamus yakni Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yang setiap 5 tahun mengalami perubahan. Kata Tidak Baku: Kata yang tidak menjadi standar dalam penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa Internasional. kata tidak baku sudah pasti tidak ada dalam KBBI. kata baku dan tidak baku juga digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi.

Berikut ini beberapa kata baku dan tidak baku No

.

Kata Baku

Kata Tidak Baku

No .

Kata Baku

Kata Tidak Baku

1. Kreatif kreatip 5. membuat Bikin 2. Sistem sistim 6. berkata ngomong

3. Aktif aktip 7. mengapa ngapain

4. Tidak enggak 8. zaman Jaman

Teks deskripsi a) Struktur

1) Deskripsi umum : menjelaskan tentang definisi/identitas objek yang dideskrpsikan.

2) Deskripsi bagian: jelaskan pengklasifikasian objek yang dideskripsikan. b) Unsur kebahasaan

(3)

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu: d. Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. e. Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.

f. Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.

2) Kelompok kata (frasa)

Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat non-predikatif

maksudnya di antara kedua kata itu tidak ada yang berkedudukan sebagai predikat dan hanya memiliki satu makna gramatikal.

Berdasarkan jenis/kelas kata frasa terbagi menjadi :

 Frasa nominal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata benda. Dapat berfungsi menggantikan kata benda. Contoh :buku tulis, lemari besi, ibu bapak.

 Frasa verbal, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata kerja. Dapat berfungsi menggantikan kedudukan kata kerja dalam kalimat. Contoh : sedang belajar, akan datang, belum muncul, baru menyadari, tidak mandi

 Frasa ajektiva, yaitu frasa yang unsur pembentukannya berinti kata sifat. Contoh : cukup pintar, tidak cantik, hitam manis

 Frasa preposisional, yaitu frasa yang unsur pembentukannya menggunakan kata depan. Contoh: di rumah, dari Bandung, ke pantai.

3) Kata berimbuhan

Kata berimbuhan adalah kata dasar yang mendapat:  awalan (prefiks): di, ber, me, te, ke, pe, se.  akhiran (sufiks) : i, kan, an, nya.

 sisipan (infiks) : -el-, -em-, dan -er-. 4) Kata hubung (Konjungsi)

Konjungsi adalah kata tugas yang menghubungkan dua klausa atau lebih. Konjungsi disebut juga dengan istilah kata sambung, kata hubung, dan kata penghubung. Fungsi kata hubung (konjungsi), sebagai berikut:

 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kata dengan kata lainnya dalam satu kalimat.

 Konjungsi yang berfungsi sebagai penghubung satu kalimat dengan kalimat lainnya.

Berdasarkan fungsinya, konjungsi dibagi menjadi dua: e. Konjungsi Intrakalimat:

Konjungsi Intrakalimat yaitu kata yang menghubungkan satuan- satuan kata dengan kata, klausa dengan klausa dan frasa dengan frasa. Konjungsi intrakalimat di bagi menjadi dua yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subordinatif.

f. Konjungsi Koordinatif

Konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang sama, diantaranya yaitu : dan, tetapi, atau, melainkan, sedangkan, lalu, kemudian, padahal.

g. Konjungsi Subordinatif

Konjungsi Subordinatif yaitu konjungsi yang menghubungkan antara dua klausa atau beberapa klausa lain tetapi memiliki sintaksis yang tidak sama, diantaranya yaitu : ketika, jika, seandainya, agar, walaupun, seolah-olah, sebab, sampai-sampai, bahwa.

(4)

Konjungsi antarkalimat yaitu konjungsi yang digunakan untuk

menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya. Konjungsi ini selalu memulai satu kalimat yang baru dan huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital. Ada beberapa macam konjungsi antarkalimat yang kita kenal, antara lain sebagai berikut.

 biarpun demikian/begitu, sekalipun demikian/begitu, sungguhpun demikian/begitu, walaupun demikian/begitu, meskipun demikian/begitu (menyatakan kesediaan untuk melakukan sesuatu).

 kemudian, sesudah itu, setelah itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu (menyatakan adanya hal, peristiwa, atau keadaan lain di luar hal yang telah dinyatakan sebelumnya).

 sebaliknya (menyatakan kebalikan dari pernyataan sebelumnya).  sesungguhnya, bahwasannya (menyatakan keadaan yang sebenarnaya).  malahan, bahkan (menyatakan menguatkan keadaan yang dinyatakan

sebelumnya).

 akan tetapi, namun, kecuali itu (menyatakan pertentangan dengan keadaan sebelumnya).

 dengan demikian (menyatakan konsekuensi )  oleh karena itu, oleh sebab itu (menyatakan akibat )

 sebelum itu (menyatakan kejadian yang mendahului hal yang dinyatakan sebelumnya)

Teks eksposisi a. Struktur teks

 Tesis, pernyataan pendapat penulis tentang suatu kasus/fenomena.

 Argumentasi, terdiri atas poin atau inti masalah/perbincangan atau hal yang menjadi perbincangan dengan berpegang teguh pada suatu pendirian.  Simpulan, terdiri atas pernyataan penegasan atau penutup karangan. b. Unsur kebahasaan

 Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.

 Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.

 Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

Kata Leksikal (Nomina, Verba, Adjektiva, Adverbia)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 805) Leksikal adalah berkaitan dengan kata; berkaitan dengan leksem; berkaitan dengan kosa kata. Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa Makna Leksikal adalah makna yang berkaitan dengan kata, leksem, ataupun kosakata.

Nomina (kata benda)

Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.

Verba (kata kerja)

(5)

keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :

i. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.

ii. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi).

Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.

Adjektiva (kata sifat)

Merupakan kata yang yang dipakai untuk mengungkapkan sifat atau keadaan orang, benda, dan binatang. Contohnya cantik, gagah, indah, menawan, berlebihan, lunak, lebar, luas, negatif, positif, jernih, dingin, jelek, dan lain-lain.

Adverbia (kata keterangan)

Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.

Konjungsi

Kata penghubung (konjungsi). Konjungsi dapat digunakan dalam teks eksposisi untuk memperkuat argumentasi. Suatu jenis konjungsi dapat digunakan dengan menggabungkannya dengan konjungsi yang sejenis dalam suatu kalimat yang saling berkorelasi sehingga membentuk koherensi antarkalimat. Dapat pula mengombinasikan beberapa jenis konjungsi dalam suatu teks sehingga tercipta keharmonisan makna maupun struktur.

Konjungsi temporal seperti mula-mula, kemudian, lalu, setelah itu, akhirnya dapat digunakan bersamaan untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang penting menuju ke yang kurang penting atau sebaliknya. Konjungsi sebab-akibat dapat digunakan untuk menyuguhkan informasi asal-muasal suatu peristiwa atau kejadian dan efek yang ditimbulkan dari kejadian tersebut.

Konjungsi penegasan seperti pada kenyataannya, kemudian, lebih lanjut, bahkan digunakan untuk mengurutkan informasi dari yang kuat menuju yang lemah atau sebaliknya. Berikut ini adalah jenis konjungsi yang dapat ditemukan pada teks eksposisi :

 Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu  Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan

 Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal  Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk

 Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila  Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni

 Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya

 Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan  Konjungsi pilihan : atau

 Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun  Konjungsi penjelasan : bahwa

 Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa

(6)

Teks eksplanasi  struktur teks

 pernyataan umum, gambaran umum atau definisi dari suatu gejala.  Eksplanasi, inti dari sebuah karangan yang berisi serangkaian penjelasan

mengenai peristiwa yang mengakibatkan suatu gejala terjadi.  Interpretasi, penafsiran dari serangkaian gagasan yang diusung.  Unsur kebahasaan

Kohesi

kohesi adalah keterikatan antarunsur dalam struktur sintaksis atau struktur wacana yang ditandai antara lain konjungsi, pengulangan, penyulihan, dan pelesapan.

No. Kohesi Kata/frasa yang diacu 1. peristiwa alam itu gempa bumi

2. lapisan ini lapisan kerak bumi 3. tempat ini batas plat pasifik 4. lapisan kerak ini lapisan batuan 5. gempa vulkanik

ini

gempa vulkanik

Konjungsi

konjungsi adalah kata atau ungkapan penghubung antarkata, antarfrasa,

antarklausa, dan antarkalimat. Konjungsi ada beberapa macam sebagai berikut:  Konjungsi waktu : sesudah, setelah, sebelum, lalu, kemudian, setelah itu  Konjungsi gabungan : dan, serta, dengan

 Konjungsi pembatasan : kecuali, selain, asal  Konjungsi tujuan : agar, supaya, untuk

 Konjungsi persyaratan : kalau, jika, jikalau, bila, asalkan, bilamana, apabila  Konjungsi perincian : yaitu, adalah, ialah, antara lain, yakni

 Konjungsi sebab akibat : karena, sehingga, sebab, akibat, akibatnya

 Konjungsi pertentangan : tetapi, akan tetapi, namun, melainkan, sedangkan  Konjungsi pilihan : atau

 Konjungsi penegasan/penguatan : bahkan, apalagi, hanya, lagi pula, itu pun  Konjungsi penjelasan : bahwa

 Konjungsi perbandingan : bagai, seperti, ibarat, serupa

 Konjungsi penyimpulan :oleh sebab itu, oleh karena itu, jadi, dengan demikian

Kalimat simpleks dan kompleks

adanya konjungsi dalam sebuah kalimat dapat menyebabkan kalimat itu menjadi kalimat kompleks. Berdasarkan kompleksitasnya dibedakan menjadi:

 Kalimat simpleks (tunggal) adalah kalimat yang terdiri atas satu struktur dengan satu verba utama atau kalimat yang terdiri atas subjek dan satu predikat.

 Kalimat kompleks (luas) adalah kalimat yang terdiri atas dua struktur atau lebih dengan dua verba atau lebih.

Kata kerja

Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Ciri-ciri kata kerja:

(7)

 Kata kerja dasar perbuatan (aksi proses atau suatu keadaan yang bukan bersifat kualitas).

 Kata kerja khususnya bermakna keadaan tidak dapat diberi prefikster, yang berarti paling.

 Kalimat definisi

Kalimat definisi adalah kalimat yang mengungkapkan makna, keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses, atau aktivitas. Kalimat definisi ditandai dengan penggunaan kata adalah, ialah, merupakan, termasuk, digolongkan, terdiri atas, dan meliputi.

 Kalimat penjelas

Kalimat penjelas adalah kalimat pernyataan khusus, perincian, atau bagian-bagian yang menunjang/menjelaskan kalimat utama. Ciri-ciri kalimat penjelas:

 Berisi penjelasan rincian, keterangan, dan contoh.

 Kalimat penjelas akan mempunyai arti apabila dihubungkan dengan kalimat-kalimat lain yang terdapat dalam suatu paragraf.

 Kalimat penjelas memerlukan penghubung, baik kata hubung antarkalimat maupun kata hubung intrakalimat.

Teks cerpen  Struktur teks

 Orientasi (pengenalan).  Komplikasi (masalah).

 Resolusi (penyelsaian masalah)  Unsur intrinsik

 Tema

Tema adalah nyawa dari sebuah cerpen. Tema dapat menentukan konflik yang terjadi di dalam cerpen dan tema juga menjadi ide dasar pengembangan seluruh isi cerita cerpen. Tema bersifat general dan umum contohnya adalah, tema pendidikan, romansa, persahabatan, dan lain-lain.

 B. Tokoh dan Penokohan

Tokoh dan penokohan adalah 2 hal yang berbeda di dalam cerpen. Tokoh merupakan orang-orang yang terlibat di dalam cerpen tersebut. Sedangkan penokohan adalah penentuan sifat atau watak tokoh di dalam sebuah cerpen.

Di dalam cerpen ada 3 jenis tokoh yang ditampilkan, yaitu: 1. Antagonis (tokoh jahat)

2. Protagonis (tokoh baik)

3. Tritagonis (penengah/penolong)

Penokohan sifat atau watak tokoh di atas disampaikan oleh penulis dengan 3 cara diantaranya adalah:

1. Analitik yaitu penyampaian watak tokoh dengan cara disampaikan langsung oleh penulis.

2. Dramatik yaitu penokohan yang disampaikan dengan tersirat melalui kehidupan atau tingkah laku si tokoh dalam cerita

 Alur (Plot)

Alur adalah urutan atau jalannya cerita di dalam cerpen yang disampaikan oleh penulis. Dalam menyampaikan jalan cerita, ada beberapa tahapan alur yang disampaikan oleh sang penulis, yaitu:

(8)

5. Penyelesaian.

Tahap-tahap terebut harus ada di dalam sebuah cerita agar cerita tersebut tidak membingungkan. Ada 2 jenis alur yang biasanya disampaikan oleh penulis, diantaranya adalah:

1. Alur maju

Pada alur ini, penulis menceritakan jalan cerita secara urut dari awal yaitu perkenalan-perkenalan tokoh, situasi, kemudian memunculkan masalah, timbulnya masalah, puncak masalah, menurunnya masalah dan kemudian penyelesaian masalah tersebut apakah berakhir bahagia atau tidak.

2. Alur mundur

Penulis menceritakan jalannya cerita secara tidak urut, bisa saja penulis menceritakan konflik dahulu kemudian mengok kembali pada peristiwa yang menyebabkan konflik itu terjadi.

 Setting (Latar)

Setting mengacu pada tempat terjadinya, suasana, dan waktu di dalam cerita tersebut. Setting memberikan kesan konkret pada suatu cerpen.

Ada 3 jenis latar di dalam sebuah cerpen yaitu, latar tempat, waktu dan suasana.  E. Sudut pandang pengarang (Point of view)

Sudut pandang pengarang adalah strategi yang digunakan oleh penulis untuk menyampaikan ceritanya. Sudut pandang bisa menempatkan pengarang sebagai orang pertama, orang kedua, orang ketiga, atau bahkan orang yang berada di luar cerita.

 Gaya bahasa

Gaya bahasa adalah ciri khas pengarang dalam menyampaikan tulisan seperti penggunaan diksi, majas, dan pemilihan kalimat di dalam cerpennya.

 Amanat (Moral value)

Amanat adalah pesan moral yang bisa dipetik di dalam cerpen tersebut. Di dalam sebuah cerpen, moral tidak disebutkan secara tertulis oleh penulis melainkan tersirat dan tergantung pada pemahaman pembaca akan cerpen tersebut.  Unsur kebahasaan

Nomina (kata benda)

Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan, dll.

Verba (kata kerja)

Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat. Verba dilihat dari bentuknya dibedakan menjadi dua yaitu :

iii. Verba dasar merupakan verba yang belum mengalami proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi). Contohnya mandi, pergi, ada, tiba, turun, jatuh, tinggal, tiba, dll.

iv. Verba turunan merupakan verba yang telah mengalami perubahan bentuk dasar karena proses morfologis (afiksasi, reduplikasi, komposisi).

Contohnya melebur, mendarat, berlayar, berjuang, memukul-mukul, makan-makan, cuci muka, mempertanggungjawabkan, dll.

Adjektiva (kata sifat)

(9)

Adverbia (kata keterangan)

Merupakan kata yang melengkapi atau memberikan informasi berupa keterangan tempat, waktu, suasana, alat, cara, dan lain-lain. Contohnya di-, dari-, ke-, sini, sana, mana, saat, ketika, mula-mula, dengan, memakai, berdiskusi, dan lain-lain.

 Pronomina

Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan pronomina nonpersona.

 Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.

 Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti apa, mana, siapa.

 Kata bilangan

terbagi menjadi 3 bagian yang pokok dan 1 kata bilangan sebagai kata bilangan pelengkap atau pembantu, yaitu:

 Kata bilangan utama

Kata bilangan yang menyatakan satuan jumlah angka.  Kata bilangan tingkat

Kata bilangan yang menunjukkan susunan atau tingkat sesuatu.  Kata bilangan tak tentu

Kata bilangan yang menyatakan jumlah dari sesuatu yang satuan hitungnya tidak tentu.

 Kata bantu bilangan

Kata bilangan pelengkap, membantu suaru satuan dari sesuatu obyeknya.

 Teks fabel (moral)  Struktur

 Orientasi (pengenalan)  Komplikasi (permasalahan)  Reorientasi (penyelsaian masalah)  Koda (perubahan watak tokoh)  Unsur kebahasaan

Kata Kerja

Jenis kata kerja terdiri atas kata kerja aktif transitif dan kata kerja aktif intransitif. Kata kerja aktif transitif adalah kata kerja aktif yang memerlukan objek dalam kalimat, misalnya memegang, mengangkat. Sementara itu kerja aktif intransitif adalah kata kerja aktif yang tidak memerlukan objek dalam kalimat.

Kata Kerja

Aktif transitif Aktif intransitif

Membuat, menempati Terdapat, mempunyai, hidup, tinggal,

Memandang, merasa, melihat, membuat, mengajak, menyangka, mengeluarkan.

Berkumpul, berbagi, bercerita, tersenyum, berkelahi, merasa, termenung, membuat berjalan-jalan, bertatapan, bernyanyi, menari-nari Melewati, menghentikan,

menunjukkan, merencanakan,

(10)

memerintahkan, menyerang, mengadakan, menjatuhkan, terperangkap, mengelilingi, membuka.

Melihat, mengangkat,

mengucapkan, menyelamatkan

Bergabung, bermain

Penggunaan Kata Sandang Si dan Sang

 kata sandang “Sang” digunakan sebagai penyandang nama manusia yang kedudukannya lebih tinggi.

 Kata sandang “Si” digunakan untuk mengiringin nama seseorang, hewan dan membentuk kata sifat menjadi kata benda.

Penggunaan Kata Keterangan Tempat dan Waktu

Untuk keterangan tempat biasanya digunakan kata depan di dan keterangan waktu biasanya digunakan kata depan pada atau kata yang menunjukkan informasi waktu. Cermati kalimat berikut yang diambil dari teks yang telah dibahas. 1. Dikisahkan hiduplah sekelompok binatang di sebuah kampung.

2. Di kampung itu mereka saling bekerja sama untuk menyelesaikan pekerjaan. 3. Pada suatu hari ada seekor jerapah yang tengah mencari pekerjaan.

4. Kus berdiri di sebuah tangga pendek sambil tangannya memegang kaleng cat. 5. Dia merasa nyaman menempel di leher sang jerapah.

6. Di kampung-kampung lain pun mereka banyak ditawari pekerjaan. 7. Di mana pun mereka bekerja dengan baik.

Penggunaan Kata Hubung Lalu, Kemudian, dan Akhirnya

 'lalu' dan 'kemudian' memiliki makna yang sama, dipakai untuk merangkaikan antarkalimat dan intrakalimat.

Contoh:

- Setelah berputar-putar, ia lalu menghilang. - Ia tersenyum kemudian berlalu dari tempat itu.

 akhirnya dipakai untuk menyimpulkan dan mengakhiri kalimat atau informasi dalam paragraf atau teks.

Contoh: Akhirnya, semua yang ia cita-citakan selama ini, tercapailah sudah.

Teks biografiStruktur

 Orientasi (pengenalan)  Peristiwa dan masalah  Reorientasi

Unsur kebahasaan  kata hubung

Kata hubung atau kata sambung yaitu kata yang berfungsi sebagai penghubung antara satu kata dan kata lain dalam satu kalimat. Selain itu, kata hubung juga berfungsi untuk mengubungkan satu kalimat dengan kalimat yang lain.

1. Jika kata hubung tersebut berfungsi sebagai penghubung kata dalam satu kalimat, kata hubung itu disebut konjungsi intrakalimat, seperti dan, tetapi, lalu, kemudian.

2. Jika kata hubung tersebut berfungsi menghubungkan kalimat yang satu dengan kalimat yang lain, kata hubung itu disebut konjungsi antarkalimat, misalnya akan tetapi, meskipun demikian, oleh karena itu.

(11)

1. Kata hubung koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua unsur atau lebih yang sama pentingnya, misalnya dan, serta, tetapi.

2. Kata hubung korelatif digunakan untuk menghubungkan dua kata atau frasa yang memiliki status yang sama, biasanya dipisahkan oleh salah satu kata atau frasa, misalnya baik… maupun…, tidak hanya …, tetapi juga….

3. Kata hubung subordinatif digunakan untuk menghubungan dua kata atau frasa yang tidak memiliki status yang sama, misalnya setelah, agar, sehingga, karena.  Rujukan kata

6) Rujukan kata

Rujukan kata yaitu satu kata merujuk pada kata lain yang memperlihatkan keterkaitan. Rujukan kata berhubungan dengan kata ganti (kata ganti orang, kepunyaan, dan penunjuk)

Kata rujukan dibedakan menjadi beberapa yaitu: a) Rujukan benda atau hal : ini, itu, tersebut. b) Rujukan tempat :di sini, di situ, di sana.

c) Rujukan personil/orang atau yang diperlakukan seperti orang: dia, ia, mereka,beliau.

 Kata kerja

Kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Ciri-ciri kata kerja:

 Berfungsi utama sebagai predikat atau sebagai ciri predikat dalam kalimat walaupun dapat juga mempunyai fungsi lain.

 Kata kerja dasar perbuatan (aksi proses atau suatu keadaan yang bukan bersifat kualitas).

 Kata kerja khususnya bermakna keadaan tidak dapat diberi prefikster, yang berarti paling.

Waktu, Aktivitas, dan Tempat

Pada teks biografi di atas, ada kata-kata yang menunjukkan urutan waktu, aktivitas, dan tempat.

No .

Waktu Peristiwa Tempat

1. 2 Mei 1889 lahir Yogyakarta

2. tahun 1908 aktif di organisasi Indonesia

3. Setelah membentuk Komite Bumipoetra

hukum buang (internering) Bangka

4. 25 Desember 1912 mendirikan Indische Partijnesia Indonesia 5. 28 November 1959 ditetapkan sebagai pahlawan

pergerakan nasional

Indonesia

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggaran berat yang dimaksudkan dalam poin diatas adalah jika Anggota telah tervonis sebagai terpidana kasus pidana berat, termasuk tapi tidak terbatas pada pembunuhan,

Jika mengutip dari website atau media elektronik, yang perlu dicantumkan adalah nama penulis, tahun penerbitan, nomor halaman (untuk kutipan langsung) atau jika tidak ada

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terhadap karakteristik kualitas mutu pada minuman isotonik air kelapa madu dapat disimpulkan bahwa penambahan variasi

“Pengaruh Kualitas Jasa, Citra, Kepuasan, dan Komitmen ...Pelanggan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Bisnis Retail”.. Bisnis

Berdasarkan Gambar 2 menunjukkan bahwa semakin lama proses iradiasi, maka semakin besar persen degradasi methyl orange karena semakin lama iradiasi sinar UV ke

Oleh sebab itu, bahasa yang digunakan dalam Sandur Manduro adalah bahasa Jawa (Jawa timuran) dan Madura. Hal ini dilakukan agar masyarakat yang lain juga dapat

Selanjutnya Daryanto (2011:158) kelebihan dari Power Point adalah sebagai berikut: a) penyajiannya menarik karena ada permainan warna, huruf, dan animasi, baik animasi teks

4.5 Pengaruh Shopping Experience Terhadap Kepuasan Pelanggan di Klaster Wisata Belanja Batik Trusmi Kabupaten Cirebon