• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Film Dokumenter Tugas dan Peran Hansip

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Film Dokumenter Tugas dan Peran Hansip"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER TENTANG TUGAS DAN PERAN HANSIP

DK38315 / Tugas Akhir Semester II 2013-2014

Oleh :

Guntur Nugraha 51909022

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Guntur Nugraha

Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 November 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl.Babakan Jati 1 No.70 Bandung, Jawa Barat

Telepon : 087823865170

E-mail : nugrahaguntur11@gmail.com

Pendidikan

Tahun Keterangan

1997-2003 SDN Pindad III

2003-2006 SMPN 31 Bandung

2006-2009 SMAN 21 Bandung

2009 - 2014 Universitas Komputer Indonesia

Kemampuan

Mampu menggunakan perangkat komputer dengan baik.

Mampu menggunakan sofware photoshop, Premiere, After Effect dan Coreldraw dengan baik.

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

I.2 Identifikasi Masalah ... 2

I.3 Fokus Masalah ... 3

I.4 Batasan Masalah ... 3

I.5 Tujuan Perancangan ... 3

I.6 Manfaat Perancangan………. 3

BAB II HANSIP PERTAHANAN SIPIL ... 4

II.1 Hansip (Pertahanan Sipil) ... 4

II.1.1 Hansip dalam Struktur Masyarakat ... 4

II.1.2 Unsur Hansip ... 6

II.1.3 Fungsi Hansip ... 6

II.1.4 Tugas Hansip ... 6

II.1.5 Sifat-Sifat SISHANKAMRATA ... 7

II.1.6 Pengertian Film ... 7

II.1.7 Jenis-Jenis Film ... 8

II.1.8 Film Dokumenter ... 8

II.1.9 Tujuan Film Dokumenter ... 8

II.1.10 Perkembangan Film Dokumenter ... 9

II.1.11 Unsur-Unsur Pembentuk Film ... 12

II.1.12 Target Audien ... 14

(6)

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 16

III.1 Strategi Perancangan ... 16

III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 16

III.1.2 Strategi Kreatif ... 17

III.1.3 Strategi Media... 18

III.1.4 Strategi Distribusi ... 18

III.2 Konsep Visual ... 19

III.2.1 Format Film ... 19

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 24

IV.1 Media Utama ... 24

IV.1.1 Teknis Pembuatan Film ... 24

IV.1.1.1 Sinopsis ... 24

IV.1.1.2 Storyline ... 25

IV.1.1.3 Storyboard ... 26

IV.1.2 Teknis Editing ... 27

IV.1.2.1 Setting Frame ... 27

IV.1.2.2 Import Frame ... 28

IV.1.2.3 Pemotongan Frame ... 29

IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video ... 29

IV.1.2.5 Penambahan Teks ... 30

IV.1.2.6 Penambahan Musik ... 30

IV.1.2.7 Proses Rendering ... 31

IV.1.3 Media Pendukung ... 32

IV.1.3.1 Poster ... 32

IV.1.3.2 Stiker ... 32

(7)

IV.1.3.4 Gantungan Kunci ... 34

IV.1.3.5 Cover Dvd ... 34

IV.1.3.6 Cover Dvd Dalam ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1982). Program Operasional Konsolidasi Pembinaan Pertahanan Sipil Resimen Mahasiswa Serta ketertiban Umum.Jakarta:

Departemen Dalam Negeri.

Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Depdikbud.(1992). Kewiraan Untuk Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1999). International Civil Defence Organization ( Organisasi Pertahanan Sipil International ). Jakarta: Departemen

Dalam Negeri.

Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1993). Kedudukan Indonesia Dalam International Civil Defence Organization ( Organisasi Pertahanan Sipil

International ). Jakarta: Departemen Dalam Negeri.

Effendy, Heru (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga.

Nugroho, Fajar (2007).Cara Pinter Bikin Film Dokumenter.Yogyakarta: Indonesia Cerdas.

Pratista, Himawan (2008).Memahami Film. Yogyakarta: Indonesia.

WEBSITE

Andrie.(2010). Sejarah Perkembangan Hansip/Linmas Dari Tahun KeTahun. Tersedia di: http://linmasjabar.com/article/31481/pengertian-linmas-permendagri-no10-tahun2010.html.

(9)
(10)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam.Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul.Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai.

Disinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi Bangsa Indonesia, untuk tetap teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala jenis ancaman dan bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian Bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan yakni untuk menjaga keamanan dan ketentraman Bangsa Indonesia dari segala bahaya.

(11)

32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dapat dijadikan landasan yang kuat bagi eksistensi keberadaan HANSIP/LINMAS se Jawa Barat.

Organisasi Pertahanan Sipil dibentuk dalam rangka pelaksanaan tugas perlindungan masyarakat dan disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Di Indonesia kedudukan Pertahanan Sipil/Perlindungan Masyarakat merupakan bagian pertahanan total sistem pertahanan dan keamanan negara. Dari hasil kuisioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh responden, banyak masyarakat yang mengetahui Hansip, hanya saja masyarakat kurang mendapatkan pemahaman tentang tugas dan peran Hansip sebenarnya. Hasil pengumpulan data dari 50 kuisioner, 100% masyarakat mengetahui Hansip. Namun hampir 85% masyarakat tidak mengetahui tentang tugas dan peran Hansip. Kemudian 15% responden mengetahui tentang tugas dan peran Hansip. Peran penting Pertahanan Sipil/ Hansip dalam masyarakat dan keberlangsungan hidup anggotanya menjadi topik yang patut diangkat, sehingga diharapkan bisa menjadi bahan sosialisasi dan solusi dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat.

I.2. Identifikasi Masalah

Setelah latarbelakang dipaparkan, kemudian mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

Masyarakat kurang memahami tugas dan peran hansip sebenarnya Masyarakat tidak memahami tentang SISHANKAMRATA

Masyarakat tidak menyadari akan pentingnya SISHANKAMRATA bagi pertahanan nasional

I.3. Fokus Masalah

(12)

I.4. Batasan Masalah

Karena kurangnya pengetahuan masyarakat kota Bandung tentang SISHANKAMRATA. Maka untuk itu dibuat batasan masalahnya yakni untuk menginformasikan tentang tugas dan peran Hansip kepada masyarakat di kota Bandung Jawa Barat,. Adapun media informasi ini untuk semua kalangan masyarakat dengan batasan umur 17 tahun keatas.

I.5. Tujuan Perancangan

Untuk memberikan pemahaman tentang tugas dan peran Hansip dan menanamkam SISHANKAMRATA kepada masyarakat.

I.6. Manfaat Perancangan

(13)

BAB II

HANSIP (PERTAHANAN SIPIL)

II. 1 Hansip dalam Struktur Masyarakat

Secara historis Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat mempunyai sejarah yang sangat panjang baik dalam tataran universal maupun dalam tataran nasional dan usia Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat juga hampir sama dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, secara resmi Hansip lahir pada 1954 melalui Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia dalam konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA). Saat itu, Hansip dibentuk dengan dua tujuan, yaitu sebagai komponen khusus pendukung Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam keadaan perang dan menangani bencana. Jika diperhatikan, dalam konteks ini Hansip seakan-akan menjadi bagian atau underbouw TNI. Tetapi, pada kenyataannya misi Hansip tetap melindungi hak-hak masyarakat sipil dan aset-asetnya pada situasi perang ataupun saat terjadi bencana.

Gambar II.1 Hansip

(14)

Menurut Andrie (2010) sejarah perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa kehadiran Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat ditengah-tengah masyarakat sangatlah penting dan kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat dan bangsa selama ini sangat dirasakan secara positif. Satuan Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat tidak saja tampil dalam keseharian kehidupan masyarakat saja, tetapi juga dalam momen-momen strategis yang bersifat nasional seperti Pemilihan Umum, oleh sebab itulah kiranya tidaklah berlebihan bila secara khusus jajaran pemerintah daerah khususnya jajaran Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat memberikan atensi yang besar terhadap pengembangan satuan tersebut baik dalam kaitan pengembangan kelembagaannya maupun dalam konteks pengembangan sumber daya manusianya.(http://linmasjabar.com)

Peranan Hansip sangatlah penting, karena tidak dapat dipungkiri keberadaanya itu sangat diperlukan ditengah masyarakat yang menginginkan rasa aman dari tindak kriminal yang sering terjadi. Akan tetapi sebagai salah satu petugas keamanan daerah organisasi ini sangatlah penting karena setidaknya dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat. Hal tersebut semakin meyakinkan keberadaan organisasi ini sangatlah penting sebagai salah satu kekuatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.

(15)

II. 2 Unsur Hansip

Pengertian satuan perlindungan berdasarkan Permendagri Nomor 10 Tahun

2009 memiliki beberapa unsur kata, yaitu:

1. Warga masyarakat

2. Yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan

3. Penanganan Bencana dan mengurangi / memperkecil resiko bencana

4. Ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat

5. Ikut dalam kegiatan sosial masyarakat.

II. 3 Fungsi Hansip

Berkaitan dengan fungsi dalam membantu memelihara keamanan, ketentraman

dan ketertiban masyarakat maka SATLINMAS atau Hansip menjadi pendukung

utama pihak kepolisian atau malah menjadi garda terdepan dalam tata kehidupan

masyarakat secara umum baik di desa ataupun di perkotaan. Sebagai contoh

dimana ada kegiatan social dan kemasyarakatan maka dapat dipastikan disitu ada

anggota Satlinmas. Hal ini menyambung dengan pengertian tadi yaitu ikut serta

dalam kegiatan sosial masyarakat. Seorang anggota Satlinmas yang cenderung

bekerja dengan sukarela ketika mendapatkan tugas dari pimpinan, biasanya kepala

desa / lurah untuk menjaga kegiatan pasar malam, hajatan, pilkades dan berbagai

kegiatan sosial lainnya. Selain sebagai garda terdepan yang bertugas mentertibkan

keamanan. Hansip sebagai organisasi masyarakat juga berperan penting dalam

mitigasi bencana alam.

II. 4 Tugas Pertahanan Sipil

Pertahanan Sipil adalah pelaksanaan beberapa atau semua tugas kemanusiaan

untuk melindungi penduduk sipil terhadap bahaya, dan membantu menghindari

akibat langsung bencana perang dan juga menciptakan kondisi yang diperlukan

demi keselamatan.

Dalam konvensi ini yang dimaksud adalah pertahanan sipil yang diperlukan untuk

(16)

Adapun tugas Pertahanan Sipil adalah :

- Pelayanan medik dan bantuan keagamaan

- Pemadam kebakaran

- Mendeteksi dan menandai daerah bahaya

- Pencegahan wabah penyakit

- Penampungan darurat dan dapur umum

- Bantuan darurat untuk pemulihan dan ketertiban umum didaerah bencana

- Perbaikan darurat sarana umum

- Pemakaman

- Bantuan pemeliharaan sumber kehidupan

- Tugas-tugas tambahan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut

diatas.

II. 5 Sifat-Sifat SISHANKAMRATA

1) Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh warganegara sesuai dengan

kemampuan dan keahliannya.

2) Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan Negara mampu memobilitasikan

untuk menanggulangi setiap TAHG (Tantangan Ancaman Hambatan Dan

Gangguan).

3) Kewilayahan, yaitu seluruh atau setiap titik dalam wilayah RI Merupakan

tumpuan untuk perlawanan secara berlanjut.

II. 6 Pengertian Film

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua

pengertian. Yang pertama film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid

(17)

film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film

diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan

dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif. Meskipun kini film

bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja. Film dapat juga

disimpan dan diputar kembali dalam media digital.

II. 7 Jenis-jenis Film

kejadian yang pernah terjadi serta memberikan informasi dan edukasi kepada

penonton. Artinya film dokumenter menceritakan tentang suatu keadaan yang

sebenarnya terjadi dari mulai orang, tempat dan semua objek yang dibahas dalam

film tersebut. Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung

subyektivitas si pembuatnya. Artinya, apa yang direkam dalam film memang

berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya, kita juga memasukan

pemikiran-pemikiran, ide-ide dan sudut pandang idealism kita.

(Fajar Nugroho, 2007, h.34)

II. 9 Tujuan Pembuatan Film Dokumenter

(18)

Film Faktual

Film faktual adalah Film yang bercerita tentang kehidupan, memperlihatkan orang, tempat dan diproses dengan cara yang sangat sederhana untuk menghibur dan berpesan tanpa terlalu mempengaruhi penonton atau audien.

Film Instruksional

Film intruksional dibuat untuk memberi pelajaran kepada penonton tentang sesuatu hal yang menarik, lebih dari hanya sekedar membujuk mereka untuk menerima ide tertentu. Sekarang banyak film yang memberikan mengajarkan kepada penonton tentang kemampuan dasar seperti memasak, yoga, atau bermain sepak bola. Dalam pembuatan film ini tidak dibutuhkan penelitian secara mendalam.

Film Persuasif

Film persuasi adalah film yang mengangkat isu-isu tertentu untuk tujuan perubahan.

Film Propaganda

Propaganda mengandung arti penerangan, pendapat atau paham yang disiarkan dengan maksud mencari pengikut atau bantuan. Film dokumenter jenis ini biasanya ada dalam film persuasi dicampur adukan dengan pesan yang ingin disampaikan sehingga secara sistematis menyebarluaskan kebohongan dan merusak informasi.

Dari penjelasan tentang dasar dasar film dokumenter diatas dapat disimpulkan bahwa film dokumenter selalu berpijak pada realita yang ada, dan memiliki sebuah tujuan yang beragam dari mulai penyebaran informasi, pendidikan, persuasidan propaganda atau menyebarkan sebuah paham.

II. 10 Perkembangan Film Dokumenter

(19)

Laporan Perjalanan

Sekarang ini banyak televisi yang membuat program dengan pendekatan dokumenter perjalanan, misalnya Ekpedisi Cincin Api (Kompas TV), Jejak Petualang (Trans7) dan sebagainya.

Sejarah

Dalam film dokumenter, jenis ini menjadi salah satu yang sangat kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Sekarang ini di Metro TV sering ditayangkan Metro Files, program dokumenter yang mengupas sejarah yang tidak terungkap di Indonesia.

Biografi

Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia atau masyarakat tertentu atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik. Isinya bisa berupa sanjungan, simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh.

Rekontruksi

Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya.

Investigasi

Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.

Perbandingan dan Kontradiksi

(20)

Ilmu Pengetahuan

Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, misalnya saja pada masa Orde Baru, TVRI sering memutar program berjudul Dari Desa Ke Desa ataupun film luar yang banyak dikenal dengan nama Flora dan Fauna.

Musik

Film Dokumentasi jenis ini adalah film yang mengabadikan konser musik ataupun perjalanan tur keliling ini biasanya untuk mempromosikan sebuah album.

Association Picture Story

Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. Contohnya dalam film Baraka, Fricke mencoba mengangkat aspek kebudayaan manusia dari bentuk primitif hingga modern, bahkan hingga saat manusia merusak alamnya sendiri.

Dokudrama

Selain menjadi subtipe film, dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung untuk direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut. Begitu pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh aslinya.

(21)

hal tersebut banyak sekali subjek yang bisa difilm-kan menjadi cerita di dalam film dokumenter. Banyak sekali dari sejarah Indonesia yang dapat ditulis dan kemudian dijadikan episode-episode film dokumenter. Selain bicara soal kesejarahan tetapi ada nilai dramatikanya. Tentu saja ini sebuah peluang untuk film dokumenter untuk lebih berkembang, dan diharapkan dapat membuat perubahan sosial, penyebaran informasi, media untuk pendidikan. Dibanyak negara film dokumenter diputar bukan hanya ditelevisi dan punya nilai jual, tetapi diputar sampai ke bioskop. Di Indonesia kita mempunyai semua itu, stasiun TV dari mulai TV lokal atau daerah sampai TV nasional. Jadi film dokumenter adalah salah satu media yang tepat dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran penyampaian informasi terutama yang berkaitan dengan budaya dan sejarah.

II. 11 Unsur - Unsur Pembentuk Film

- Unsur Naratif Dan Unsur Sinematik

(22)

Gambar II.2 Unsur Film

Sumber : Memahami film (2008)

Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsure naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling beriteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni, hukum kausalitas (logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.

Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum, dan make-up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan

terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan objek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Sedangkan

suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut saling terkait, mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, sebuah film bisa saja tanpa menggunakan unsur suara sama sekali. Namun hal ini lebih di sebabkan karena keterbatasan teknologi dan bukan akibat penyelesaian sinematik (kesengajaan). Beberapa film

Film

(23)

juga terbukti telah mampu sangat minin atau bahkan meniadakan teknik editing namun jumlahnya masih sangat terbatas.

II. 12 Target Audiens

Dari permasalahan yang ditemukan disekian banyak warga masyarakattidak

mengetahui lebih dalam tentang pentingnya keamanan. Adapun pemilihan target audiens dari video ini di pandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:

1. Demografis

Dilihat dari segi demografis, sasaran dari perancangan film Dokumenter tentang tugas dan peran Hansip adalah:

 Usia : 17 tahun ke atas

Dari segi geografis target audien meliputi seluruh wilayah Indonesia

3. Psikografis

 Kurang peka terhadap lingkungan

 Ketidakstabilan emosi

 Semangat

(24)

II. 13 Kesimpulan dan Solusi

(25)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Dalam permasalahan ini harus ada strategi dan konsep agar solusinya dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Permasalahan yang ditemukan adalah masih minimnya sosialisasi serta media informasi mengenai tugas dan peran Hansip sebenarnya yang terjadi dimasyarakat. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa solusinya adalah membuat sebuah media informasi yakni, film dokumenter dimana film dokumenter tersebut bertujuan untuk menginformasikan mengenai tugas dan peran hansip sebenarnya seperti penayangan gambar atau visualisasi hansip sedang bertugas misal sedang melakukan kegiatan pemilu. Teknis yang akan digunakan dalam strategi perancangan film dokumenter ini dengan menggunakan teknik kombinasi antara Adobe Premier cs 6, Adobe After effect cs 6, Adobe Photoshop cs 6 dan CorelDraw x6. Sehingga dapat menjadi suatu karya yang memuaskan dan lebih kreatif. Film dokumenter ini dapat menjadi acuan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan.

III.1.1 Pendekatan Komunikasi

(26)

- Pendekatan Visual

Pendekatan visual akan digambarkan dengan film dokumenter yang berhubungan dengan orang-orang , tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Tujuannya agar mempermudah untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta. Film dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik (propaganda), dan lain sebagainya.

- Pendekatan Verbal

Pendekatan komunikasiini menitik beratkan pada narasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga film ini akan mudah dipahami oleh audien. Untuk menjelaskan cerita secara detail akan pemahaman tugas dan peran Hansip sebenarnya, kemudian di film ini menceritakan masyarakat yang sudah kurang memperdulikan lagi terhadap terhadap pentingnya keamanan. Dan memberikan jalan tengah agar tidak terjadi kesalahpahaman.

III.1.2 Strategi Kreatif

Strategi kreatif yang akan dimunculkan dalam ini adalah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar video seperti pengambilan low angle yaitu pengambilan gambar dari sudut bawah, normal angle yaitu pengambilan gambar dari sudut yang normal yang pengambilannya berada di tengah-tengah, high angle yaitu pengambilan gambar dari sudut atas , close-up yaitu pengambilan gambar secara dekat atau detail, extreme close-up yaitu pengambilan gambar yang sangat dekat dan lebih detail. tambahan video timelapse dan pengambilan gambar lainnya. Video timelapse adalah sekumpulan still foto dan video yang diambil dengan periode yang beraturan untuk menggambarkan proses, pergerakan, atau perubahan suatu objek. lalu diproses editing dengan menambah kecepatan (speed Duration). Misalnya, Suasana jalan-jalan kota Bandung, lampu-lampu mobil di

(27)

III.1.3 Strategi Media

Dalam perancangan film dokumenter peran dan tugas hansip maka akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung.

- Media utama

Media utama yang terpilih adalah film dokumenter karena melalui film dokumenter informasi dan pesannya dapat disampaikan melalui pengambilan gambar yang lebih nyata, agar bisa menginspirasi audien untuk lebih berperan serta dalam keamanan. Kemudian menampilkan beberapa data-data tentang Hansip, slide foto dan video dan cara penyebaran selain cd, sekarang banyak jejaring sosial untuk lebih dimanfaatkan sebagai media penyebaran.

- Media pendukung a. Poster

Poster digunakan sebagai media sosialisasi tentang pentingnya keamanan dan ketertiban kepada masyarakat. Karena poster sudah sering digunakan sebagai media promosi, dengan demikian poster tepat untuk dijadikan media pendukung.

b. Stiker

Stiker bisa juga dijadikan sarana pendukung sebagai media informasi atau tulisan dan gambar tentang pentingnya keamanan dan ketertiban lingkungan.

c. T-shirt

T-shirt diberikan kepada anggota Hansip/Linmas agar masyarakat bisa melihat dan tergugah untuk lebih meningkatkan keamanan.

d. Gantungan Kunci

(28)

III.1.4 Strategi Distribusi

Jadwal penyebaran film dokumenter Hansip dijadwalkan bersamaan dengan diselenggarakan hari Pertahanan Sipil Internasional tanggal 1 Maret 2015 supaya lebih teringatkan lagi dengan hari Pertahanan Sipil.

III.2 Konsep Visual III.2.1 Format film

Format film yang akan digunakan adalah format video digital dengan resolusi full High Definition 1920x1080 pixel. Karena pemutaran film ini menggunakan media

proyektor dan DVD player, maka format film akan dibagi menjadi dua resolusi. Untuk pemutaran dengan proyektor menggunakan resolusi 1920x1280 pixel dengan frame rate 25fps, sedangkan untuk resolusi DVD adalah 720x576 pixel.

III.2.2 Tata letak (layout)

Tata letak dalam film dokumenter ini menggunakan Intersection of thirds (Rule of Thirds).Komposisi Rule of third adalah petunjuk bagaimana caranya mengkomposisikan obyek di satu per tiga bagian dalam foto agar lebih enak dilihat.Tujuannya adalah agar film dokumenter ini terlihat menarik karena komposisi objek tidak selalu harus ada ditengah agar pengambilan gambar objek tidak membosankan untuk ditonton. Film ini menggunakan aspek rasio yang lebar agar semua bagian terekam oleh kamera. Aspek rasio yang digunakan dalam film dokumenter ini adalah 16:9, saat ini aspek rasio 16:9 merupakan rasio standar untuk film-film yang ditayangkan di bisokop Indonesia.

III.2.3 Tipografi

(29)

“STENCIL STD”

AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890!@#$%^&*()-+?

FRESHMAN

AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890!@#$%^&*()-+?

“Chaparral Pro Light”

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_+?

Dark ministry

Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

1234567890!@

“Times new roman”

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

(30)

III.2.4 Warna

Dalam penggunaan warna, digunakan warna Hijau, merah dan putih dalam film saat menceritakan tugas peran Hansip. Dalam penulisan judul film di cover menggunakan warna merah berkesan Harus diperhatikan. Sedangkan warna rgb untuk keperluan digital dan warna cmyk untuk keperluan cetak.

Gambar III.1 Warna

Sumber : Dokumen Pribadi

III.2.5 Musik

Musik dalam film ini dibagi menjadi dua bagian, diantaranya musik dan lagu. Ilustrasi musik digunakan mengiringi narasi, sedangkan instrumen mengiringi pembukaan film.

Elemen musik yang digunakan dalam film ini sebagai berikut : Name Entry – Nobuo Uematsu

(31)

More Beautiful Sad Piano – Brian Crain

Illustrasi musik : instrumen musik dan sound efek

III.2.6 Ide Cerita

Film dokumenter ini mengangkat tema tentang kehidupan masyarakat masa kini agar lebih peduli dan sadar akan pentingnya keamanan dan ketertiban lingkungan. film dokumenter ini diharapkan akan menjadi media sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih bisa meningkatkan keamanan. Menceritakan Enjun, Edu dan Bima, dalam menjalani kesehariannya sebagai kepala keluarga serta anggota Satuan Pertahanan Sipil / LINMAS. Bersama anggota lainnya, mereka berusaha untuk tetap menjaga loyalitasnya dalam menjaga keamanan lingkungan. Bekerja secara sukarela tak lantas membuat mereka melupakan tanggung jawab untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.

(32)

III.2.7 Film Statement

(33)

BAB IV

TEKNIS PRODUKSI MEDIA

IV.1 Media Utama

Media utama film dokumenter “ Tugas dan Peran Hansip ” berdurasi kurang lebih lima belas menit ini mengangkat tentang kehidupan, tugas, dan peran Hansip atau Linmas. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas agar menjadikan keamanan sebagai tanggungjawab bersama.

IV.1.1 Teknis Pembuatan Film

Dalam keseluruhan film dokumenter ini “Tugas dan peran Hansip”ini, ada beberapa tahap yang telah disiapkan dimulai dari pembuatan ide cerita, sinopsis, storyline dan storyboard. Setelah tahapan ide hingga storyboard sudah

dipersiapkan maka langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi pengambilan gambar, pemilihan crew dan aktor. Kemudian properti yang dibutuhkan dan digunakan di saat film akan dimulai. Berikut adalah tahapan membuat film dokumenter.

IV.1.1.1 Sinopsis

(34)

IV.1.1.2 StoryLine

Storyline disusun sesuai dengan ide yang akan dilakukan maupun dikembangkan, dari pengambilan visual pada saat proses pengambilan gambar yang sesuai dengan alur cerita. Enjun, yang menjabat sebagai Kepala Keamanan RW.08 Kelurahan Binong Kecamatan Batunggal, memulai kegiatannya sebagai anggota HANSIP/LINMAS sejak pukul 20.00. Di rumahnya yang sederhana ia menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk bertugas dibantu oleh istrinya. Malam belum matang benar, ketika ia beranjak meninggalkan rumahnya. Sapaan warga setempat mengiringi langkahnya menuju Pos keamanan. Sebagai Kepala Keamanan, sudah barang tentu setiap warga mengenali sosoknya.

Di Pos Keamanan ternyata sudah menunggu beberapa anggota lainnya, yang bisa dikatakan adalah rekan sekaligus anak buah Enjun. Dengan ramah dan bersahaja, Enjun segera menyapa mereka dengan salam dan senyum. Tak berapa lama ia segera menugaskan satuannya untuk menunaikan kewajiban yaitu melaksanakan Siskamling.

(35)

Keberadaan HANSIP/LINMAS, menjadi bagian yang terpisahkan dari kokohnya kehidupan bermasyarakat. Bahkan bisa dikatakan, HANSP/LINMAS merupakan corak budaya Indonesia yang saat ini dipandang sebelah mata.

IV.1.1.3 Storyboard

Storyboard ini dibuat sebagai gambaran kasar cerita film yang dapat memudahkan pada saat pengambilan gambar yang menjadi tahapan awal dari storyline.

Gambar IV.1 Storyboard

(36)

IV.1.2 Teknis Editing

Setelah seluruh proses pengambilan gambar selesai langkah selanjutnya adalah proses editing dimana proses tersebut sangat penting untuk menggabung-gabungkan gambar yang sudah diambil. Editing film dokumenter ini menggunakan software Adobe Premiere cs6 dengan langkah pertama membuat setting frame, import frame, pemotongan frame, insert frame, penambahan efek, transisi suara, penambahan teks, ilustrasi musik dan yang terakhir adalah proses rendering.

Gambar IV.2 Teknis Editing

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.1 Setting Frame

(37)

Gambar IV.3 Setting Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar IV.4 Setting Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.2 Import Frame

(38)

Gambar IV.5 Import Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.3 Pemotongan Frame

Pemotongan frame dilakukan untuk memastikan gambar yang perlu diambil menggunakan razor tool.

Gambar IV.6 Pemotongan Frame

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video

(39)

Gambar IV.7 Penambahan Transisi Video

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.5 Penambahan Teks

Penambahan teks baik itu digunakan untuk judul, atau short body teks judul “Tugas dan Peran Hansip Sebenarnya” maupun informasi pada filmnya itu sendiri dan credit tittle juga akan sangat diprlukan penambahan teks.

Gambar IV.8 Penambahan Teks

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.6 Penambahan Musik

(40)

Gambar IV.9 Penambahan Musik

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.2.7 Proses Rendering

Pada tahap terkhir adalah proses rendering yaitu menjadi sebuah video atau film yang utuh. Dimana satu persatu gambar mulai digabungkan dan di jadikan sebuah film.

Gambar IV.10 Proses Rendering

(41)

IV.1.3 Media Pendukung

Media pendukung dibuat sebagai alat promosi media utama film dokumenter “Tugas dan Peran Hansip” media pendukung tersebut adalah poster, stiker, T-shirt, dan gantungan kunci.

IV.1.3.1 Poster

Alasan poster menjadi media pendukung karena poster tersebut ditempel dan diperlihatkan dikantor-kantor pemerintahan dan tempat umum yang banyak dilalui masyarakat. Agar masyarakat tergugah dan dapat mengetahui pentingnya keamanan.

Gambar IV.11 Poster A3

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.2 Stiker

(42)

misalkan ditempelkan dikendaraan yang secar tidak langsung dapat mengingatkan pemilik atau masyarakat yang mempunyai kendaraan agar lebih berhati-hati menjaga keamanan kendaraan dengan cara mengunci ganda kendaraan supaya tidak terjadi tindakan kriminalitas.

Gambar IV.12 Stiker 14 cm x 5 cm

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.3 T-shirt

T-shirt diberikan kepada anggota Hansip atau Linmas agar masyarakat bisa melihat dan tergugah untuk lebih bisa meningkatkan keamanan.

Gambar IV.13 T-Shirt

(43)

IV.1.3.4 Gantungan Kunci

Gantungan kunci diberikan kepada masyarakat agar bisa mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan rumah ataupun kendaraan.

Gambar IV.14 Gantungan Kunci

Sumber : Dokumen Pribadi

IV.1.3.5 Cover DVD

Cover DVD ini menggunakan properti baju dan topi Hansip Atau Linmas untuk melengkapi media pendukung.

Gambar IV.15 Cover DVD

(44)

IV.1.3.6 Cover DVD Dalam

Gambar IV.16 Cover DVD Dalam

Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar

Gambar II.1 Hansip
Gambar II.2 Unsur Film
Gambar III.1 Warna
Gambar IV.1 Storyboard
+7

Referensi

Dokumen terkait

hanya karena kurangnya informasi tentang komunitas BMX Boyolali, oleh karena. itu penulis merancang solusi dengan membuat film dokumenter

Karena target sasaran utamanya adalah penggemar otomotif balap motor, maka pendekatan visual pada perancangan media informasi yang dapat mudah dipahami oleh

Selain sebagai media informasi, film dokumenter ini bermanfaat untuk menyampaikan sebuah pesan tentang alat musik tradisional Karinding, secara lebih alami

Untuk mengatasi masalah ini, terdapat beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan media massa seperti dikemukakan oleh Chang dalam Trijono (2002) antara lain, dengan menambah

Tahapan penelitian ini meliputi: (1) potensi dan masalah yang berkaitan dengan pentingnya media dalam proses pembelajaran (2) mengumpulkan informasi yang berkaitan dengan

Upaya dapat dilakukan dengan menghadirkan sebuah media informatif yang menarik bagi remaja sekolah menengah usia 12-18 tahun, dengan tujuan agar mereka tertarik

Untuk mengatasi masalah ini, terdapat beberapa alternatif solusi yang dapat dilakukan media massa seperti dikemukakan oleh Chang (dalam Trijono, 2002) antara lain: 1)

Dengan sistem yang dibangun ini mampu untuk memberikan kemudahan serta solusi bagi masyarakat peternak dalam menghadapi masalah yang ada pada ternak dengan konsultasi lebih cepat dengan