Laporan Pengantar Tugas Akhir
PERANCANGAN FILM DOKUMENTER TENTANG TUGAS DAN PERAN HANSIP
DK38315 / Tugas Akhir Semester II 2013-2014
Oleh :
Guntur Nugraha 51909022
Program Studi Desain Komunikasi Visual
FAKULTAS DESAIN
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Guntur Nugraha
Tempat, Tanggal Lahir : Bandung, 11 November 1990 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Belum menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl.Babakan Jati 1 No.70 Bandung, Jawa Barat
Telepon : 087823865170
E-mail : nugrahaguntur11@gmail.com
Pendidikan
Tahun Keterangan
1997-2003 SDN Pindad III
2003-2006 SMPN 31 Bandung
2006-2009 SMAN 21 Bandung
2009 - 2014 Universitas Komputer Indonesia
Kemampuan
Mampu menggunakan perangkat komputer dengan baik.
Mampu menggunakan sofware photoshop, Premiere, After Effect dan Coreldraw dengan baik.
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
I.2 Identifikasi Masalah ... 2
I.3 Fokus Masalah ... 3
I.4 Batasan Masalah ... 3
I.5 Tujuan Perancangan ... 3
I.6 Manfaat Perancangan………. 3
BAB II HANSIP PERTAHANAN SIPIL ... 4
II.1 Hansip (Pertahanan Sipil) ... 4
II.1.1 Hansip dalam Struktur Masyarakat ... 4
II.1.2 Unsur Hansip ... 6
II.1.3 Fungsi Hansip ... 6
II.1.4 Tugas Hansip ... 6
II.1.5 Sifat-Sifat SISHANKAMRATA ... 7
II.1.6 Pengertian Film ... 7
II.1.7 Jenis-Jenis Film ... 8
II.1.8 Film Dokumenter ... 8
II.1.9 Tujuan Film Dokumenter ... 8
II.1.10 Perkembangan Film Dokumenter ... 9
II.1.11 Unsur-Unsur Pembentuk Film ... 12
II.1.12 Target Audien ... 14
BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 16
III.1 Strategi Perancangan ... 16
III.1.1 Pendekatan Komunikasi ... 16
III.1.2 Strategi Kreatif ... 17
III.1.3 Strategi Media... 18
III.1.4 Strategi Distribusi ... 18
III.2 Konsep Visual ... 19
III.2.1 Format Film ... 19
BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 24
IV.1 Media Utama ... 24
IV.1.1 Teknis Pembuatan Film ... 24
IV.1.1.1 Sinopsis ... 24
IV.1.1.2 Storyline ... 25
IV.1.1.3 Storyboard ... 26
IV.1.2 Teknis Editing ... 27
IV.1.2.1 Setting Frame ... 27
IV.1.2.2 Import Frame ... 28
IV.1.2.3 Pemotongan Frame ... 29
IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video ... 29
IV.1.2.5 Penambahan Teks ... 30
IV.1.2.6 Penambahan Musik ... 30
IV.1.2.7 Proses Rendering ... 31
IV.1.3 Media Pendukung ... 32
IV.1.3.1 Poster ... 32
IV.1.3.2 Stiker ... 32
IV.1.3.4 Gantungan Kunci ... 34
IV.1.3.5 Cover Dvd ... 34
IV.1.3.6 Cover Dvd Dalam ... 35
DAFTAR PUSTAKA ... 36
DAFTAR PUSTAKA
Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1982). Program Operasional Konsolidasi Pembinaan Pertahanan Sipil Resimen Mahasiswa Serta ketertiban Umum.Jakarta:
Departemen Dalam Negeri.
Direktorat Jenderal Pendidikan tinggi Depdikbud.(1992). Kewiraan Untuk Mahasiswa. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1999). International Civil Defence Organization ( Organisasi Pertahanan Sipil International ). Jakarta: Departemen
Dalam Negeri.
Direktorat Jenderal Sosial Politik.(1993). Kedudukan Indonesia Dalam International Civil Defence Organization ( Organisasi Pertahanan Sipil
International ). Jakarta: Departemen Dalam Negeri.
Effendy, Heru (2009). Mari Membuat Film. Jakarta: Erlangga.
Nugroho, Fajar (2007).Cara Pinter Bikin Film Dokumenter.Yogyakarta: Indonesia Cerdas.
Pratista, Himawan (2008).Memahami Film. Yogyakarta: Indonesia.
WEBSITE
Andrie.(2010). Sejarah Perkembangan Hansip/Linmas Dari Tahun KeTahun. Tersedia di: http://linmasjabar.com/article/31481/pengertian-linmas-permendagri-no10-tahun2010.html.
BAB 1
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Terbentuknya negara Indonesia dilatar belakangi oleh perjuangan seluruh bangsa. Sudah sejak lama Indonesia menjadi incaran banyak negara atau bangsa lain, karena potensinya yang besar dilihat dari wilayahnya yang luas dengan kekayaan alam yang banyak. Kenyataannya ancaman datang tidak hanya dari luar, tetapi juga dari dalam.Terbukti, setelah perjuangan bangsa tercapai dengan terbentuknya NKRI, ancaman dan gangguan dari dalam juga timbul.Meski demikian, bangsa Indonesia memegang satu komitmen bersama untuk tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dorongan kesadaran bangsa yang dipengaruhi kondisi dan letak geografis dengan dihadapkan pada lingkungan dunia yang serba berubah akan memberikan motivasi dalam menciptakan suasana damai.
Disinilah letak kepentingan Ketahanan Nasional bagi Bangsa Indonesia, untuk tetap teguh berdiri sebagai satu kesatuan Negara Indonesia, untuk menghindari segala jenis ancaman dan bahaya yang bermaksud menghancurkan atau merusak hakekat dan pendirian Bangsa Indonesia. Ketahanan Nasional memiliki salah satu tujuan yakni untuk menjaga keamanan dan ketentraman Bangsa Indonesia dari segala bahaya.
32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dapat dijadikan landasan yang kuat bagi eksistensi keberadaan HANSIP/LINMAS se Jawa Barat.
Organisasi Pertahanan Sipil dibentuk dalam rangka pelaksanaan tugas perlindungan masyarakat dan disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Di Indonesia kedudukan Pertahanan Sipil/Perlindungan Masyarakat merupakan bagian pertahanan total sistem pertahanan dan keamanan negara. Dari hasil kuisioner yang telah disebarkan dan dijawab oleh responden, banyak masyarakat yang mengetahui Hansip, hanya saja masyarakat kurang mendapatkan pemahaman tentang tugas dan peran Hansip sebenarnya. Hasil pengumpulan data dari 50 kuisioner, 100% masyarakat mengetahui Hansip. Namun hampir 85% masyarakat tidak mengetahui tentang tugas dan peran Hansip. Kemudian 15% responden mengetahui tentang tugas dan peran Hansip. Peran penting Pertahanan Sipil/ Hansip dalam masyarakat dan keberlangsungan hidup anggotanya menjadi topik yang patut diangkat, sehingga diharapkan bisa menjadi bahan sosialisasi dan solusi dibidang keamanan dan ketertiban masyarakat.
I.2. Identifikasi Masalah
Setelah latarbelakang dipaparkan, kemudian mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
Masyarakat kurang memahami tugas dan peran hansip sebenarnya Masyarakat tidak memahami tentang SISHANKAMRATA
Masyarakat tidak menyadari akan pentingnya SISHANKAMRATA bagi pertahanan nasional
I.3. Fokus Masalah
I.4. Batasan Masalah
Karena kurangnya pengetahuan masyarakat kota Bandung tentang SISHANKAMRATA. Maka untuk itu dibuat batasan masalahnya yakni untuk menginformasikan tentang tugas dan peran Hansip kepada masyarakat di kota Bandung Jawa Barat,. Adapun media informasi ini untuk semua kalangan masyarakat dengan batasan umur 17 tahun keatas.
I.5. Tujuan Perancangan
Untuk memberikan pemahaman tentang tugas dan peran Hansip dan menanamkam SISHANKAMRATA kepada masyarakat.
I.6. Manfaat Perancangan
BAB II
HANSIP (PERTAHANAN SIPIL)
II. 1 Hansip dalam Struktur Masyarakat
Secara historis Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat mempunyai sejarah yang sangat panjang baik dalam tataran universal maupun dalam tataran nasional dan usia Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat juga hampir sama dengan usia kemerdekaan Republik Indonesia. Namun, secara resmi Hansip lahir pada 1954 melalui Undang-undang Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pertahanan Negara Republik Indonesia dalam konteks Sistem Pertahanan dan Keamanan Rakyat Semesta (SISHANKAMRATA). Saat itu, Hansip dibentuk dengan dua tujuan, yaitu sebagai komponen khusus pendukung Tentara Nasional Indonesia (TNI) dalam keadaan perang dan menangani bencana. Jika diperhatikan, dalam konteks ini Hansip seakan-akan menjadi bagian atau underbouw TNI. Tetapi, pada kenyataannya misi Hansip tetap melindungi hak-hak masyarakat sipil dan aset-asetnya pada situasi perang ataupun saat terjadi bencana.
Gambar II.1 Hansip
Menurut Andrie (2010) sejarah perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia telah membuktikan bahwa kehadiran Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat ditengah-tengah masyarakat sangatlah penting dan kontribusi yang telah diberikan kepada masyarakat dan bangsa selama ini sangat dirasakan secara positif. Satuan Pertahanan Sipil / Perlindungan Masyarakat tidak saja tampil dalam keseharian kehidupan masyarakat saja, tetapi juga dalam momen-momen strategis yang bersifat nasional seperti Pemilihan Umum, oleh sebab itulah kiranya tidaklah berlebihan bila secara khusus jajaran pemerintah daerah khususnya jajaran Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat memberikan atensi yang besar terhadap pengembangan satuan tersebut baik dalam kaitan pengembangan kelembagaannya maupun dalam konteks pengembangan sumber daya manusianya.(http://linmasjabar.com)
Peranan Hansip sangatlah penting, karena tidak dapat dipungkiri keberadaanya itu sangat diperlukan ditengah masyarakat yang menginginkan rasa aman dari tindak kriminal yang sering terjadi. Akan tetapi sebagai salah satu petugas keamanan daerah organisasi ini sangatlah penting karena setidaknya dapat memberikan perlindungan kepada masyarakat. Hal tersebut semakin meyakinkan keberadaan organisasi ini sangatlah penting sebagai salah satu kekuatan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan.
II. 2 Unsur Hansip
Pengertian satuan perlindungan berdasarkan Permendagri Nomor 10 Tahun
2009 memiliki beberapa unsur kata, yaitu:
1. Warga masyarakat
2. Yang disiapkan dan dibekali pengetahuan serta keterampilan
3. Penanganan Bencana dan mengurangi / memperkecil resiko bencana
4. Ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat
5. Ikut dalam kegiatan sosial masyarakat.
II. 3 Fungsi Hansip
Berkaitan dengan fungsi dalam membantu memelihara keamanan, ketentraman
dan ketertiban masyarakat maka SATLINMAS atau Hansip menjadi pendukung
utama pihak kepolisian atau malah menjadi garda terdepan dalam tata kehidupan
masyarakat secara umum baik di desa ataupun di perkotaan. Sebagai contoh
dimana ada kegiatan social dan kemasyarakatan maka dapat dipastikan disitu ada
anggota Satlinmas. Hal ini menyambung dengan pengertian tadi yaitu ikut serta
dalam kegiatan sosial masyarakat. Seorang anggota Satlinmas yang cenderung
bekerja dengan sukarela ketika mendapatkan tugas dari pimpinan, biasanya kepala
desa / lurah untuk menjaga kegiatan pasar malam, hajatan, pilkades dan berbagai
kegiatan sosial lainnya. Selain sebagai garda terdepan yang bertugas mentertibkan
keamanan. Hansip sebagai organisasi masyarakat juga berperan penting dalam
mitigasi bencana alam.
II. 4 Tugas Pertahanan Sipil
Pertahanan Sipil adalah pelaksanaan beberapa atau semua tugas kemanusiaan
untuk melindungi penduduk sipil terhadap bahaya, dan membantu menghindari
akibat langsung bencana perang dan juga menciptakan kondisi yang diperlukan
demi keselamatan.
Dalam konvensi ini yang dimaksud adalah pertahanan sipil yang diperlukan untuk
Adapun tugas Pertahanan Sipil adalah :
- Pelayanan medik dan bantuan keagamaan
- Pemadam kebakaran
- Mendeteksi dan menandai daerah bahaya
- Pencegahan wabah penyakit
- Penampungan darurat dan dapur umum
- Bantuan darurat untuk pemulihan dan ketertiban umum didaerah bencana
- Perbaikan darurat sarana umum
- Pemakaman
- Bantuan pemeliharaan sumber kehidupan
- Tugas-tugas tambahan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut
diatas.
II. 5 Sifat-Sifat SISHANKAMRATA
1) Kerakyatan, yaitu keikutsertaan seluruh warganegara sesuai dengan
kemampuan dan keahliannya.
2) Kesemestaan, yaitu seluruh daya bangsa dan Negara mampu memobilitasikan
untuk menanggulangi setiap TAHG (Tantangan Ancaman Hambatan Dan
Gangguan).
3) Kewilayahan, yaitu seluruh atau setiap titik dalam wilayah RI Merupakan
tumpuan untuk perlawanan secara berlanjut.
II. 6 Pengertian Film
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, film dapat diartikan dalam dua
pengertian. Yang pertama film merupakan sebuah selaput tipis berbahan seluloid
film diartikan sebagai lakon atau gambar hidup. Dalam konteks khusus, film
diartikan sebagai lakon hidup atau gambar gerak yang biasanya juga disimpan
dalam media seluloid tipis dalam bentuk gambar negatif. Meskipun kini film
bukan hanya dapat disimpan dalam media selaput seluloid saja. Film dapat juga
disimpan dan diputar kembali dalam media digital.
II. 7 Jenis-jenis Film
kejadian yang pernah terjadi serta memberikan informasi dan edukasi kepada
penonton. Artinya film dokumenter menceritakan tentang suatu keadaan yang
sebenarnya terjadi dari mulai orang, tempat dan semua objek yang dibahas dalam
film tersebut. Selain mengandung fakta, film dokumenter juga mengandung
subyektivitas si pembuatnya. Artinya, apa yang direkam dalam film memang
berdasarkan fakta yang ada, namun dalam penyajiannya, kita juga memasukan
pemikiran-pemikiran, ide-ide dan sudut pandang idealism kita.
(Fajar Nugroho, 2007, h.34)
II. 9 Tujuan Pembuatan Film Dokumenter
Film Faktual
Film faktual adalah Film yang bercerita tentang kehidupan, memperlihatkan orang, tempat dan diproses dengan cara yang sangat sederhana untuk menghibur dan berpesan tanpa terlalu mempengaruhi penonton atau audien.
Film Instruksional
Film intruksional dibuat untuk memberi pelajaran kepada penonton tentang sesuatu hal yang menarik, lebih dari hanya sekedar membujuk mereka untuk menerima ide tertentu. Sekarang banyak film yang memberikan mengajarkan kepada penonton tentang kemampuan dasar seperti memasak, yoga, atau bermain sepak bola. Dalam pembuatan film ini tidak dibutuhkan penelitian secara mendalam.
Film Persuasif
Film persuasi adalah film yang mengangkat isu-isu tertentu untuk tujuan perubahan.
Film Propaganda
Propaganda mengandung arti penerangan, pendapat atau paham yang disiarkan dengan maksud mencari pengikut atau bantuan. Film dokumenter jenis ini biasanya ada dalam film persuasi dicampur adukan dengan pesan yang ingin disampaikan sehingga secara sistematis menyebarluaskan kebohongan dan merusak informasi.
Dari penjelasan tentang dasar dasar film dokumenter diatas dapat disimpulkan bahwa film dokumenter selalu berpijak pada realita yang ada, dan memiliki sebuah tujuan yang beragam dari mulai penyebaran informasi, pendidikan, persuasidan propaganda atau menyebarkan sebuah paham.
II. 10 Perkembangan Film Dokumenter
Laporan Perjalanan
Sekarang ini banyak televisi yang membuat program dengan pendekatan dokumenter perjalanan, misalnya Ekpedisi Cincin Api (Kompas TV), Jejak Petualang (Trans7) dan sebagainya.
Sejarah
Dalam film dokumenter, jenis ini menjadi salah satu yang sangat kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun penafsirannya. Sekarang ini di Metro TV sering ditayangkan Metro Files, program dokumenter yang mengupas sejarah yang tidak terungkap di Indonesia.
Biografi
Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya seseorang yang dikenal luas di dunia atau masyarakat tertentu atau seseorang yang biasa namun memiliki kehebatan, keunikan ataupun aspek lain yang menarik. Isinya bisa berupa sanjungan, simpati, krtitik pedas atau bahkan pemikiran sang tokoh.
Rekontruksi
Dokumenter jenis ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap peristiwa yang terjadi secara utuh. Biasanya ada kesulitan tersendiri dalam mempresentasikannya kepada penonton sehingga harus dibantu rekonstruksi peristiwanya.
Investigasi
Jenis dokumenter ini memang kepanjangan dari investigasi jurnalistik. Biasanya aspek visualnya yang tetap ditonjolkan. Peristiwa yang diangkat merupakan peristiwa yang ingin diketahui lebih mendalam, baik diketahui oleh publik ataupun tidak.
Perbandingan dan Kontradiksi
Ilmu Pengetahuan
Film dokumenter genre ini sesungguhnya yang paling dekat dengan masyarakat Indonesia, misalnya saja pada masa Orde Baru, TVRI sering memutar program berjudul Dari Desa Ke Desa ataupun film luar yang banyak dikenal dengan nama Flora dan Fauna.
Musik
Film Dokumentasi jenis ini adalah film yang mengabadikan konser musik ataupun perjalanan tur keliling ini biasanya untuk mempromosikan sebuah album.
Association Picture Story
Jenis dokumenter ini dipengaruhi oleh film eksperimental. Sesuai dengan namanya, film ini mengandalkan gambar-gambar yang tidak berhubungan namun ketika disatukan dengan editing, maka makna yang muncul dapat ditangkap penonton melalui asosiasi yang terbentuk di benak mereka. Contohnya dalam film Baraka, Fricke mencoba mengangkat aspek kebudayaan manusia dari bentuk primitif hingga modern, bahkan hingga saat manusia merusak alamnya sendiri.
Dokudrama
Selain menjadi subtipe film, dokudrama juga merupakan salah satu dari jenis dokumenter. Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata, bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang dan waktu) cenderung untuk direkonstruksi. Ruang (tempat) akan dicari yang mirip dengan tempat aslinya bahkan kalau memungkinkan dibangun lagi hanya untuk keperluan film tersebut. Begitu pula dengan tokoh, pastinya akan dimainkan oleh aktor yang sebisa mungkin dibuat mirip dengan tokoh aslinya.
hal tersebut banyak sekali subjek yang bisa difilm-kan menjadi cerita di dalam film dokumenter. Banyak sekali dari sejarah Indonesia yang dapat ditulis dan kemudian dijadikan episode-episode film dokumenter. Selain bicara soal kesejarahan tetapi ada nilai dramatikanya. Tentu saja ini sebuah peluang untuk film dokumenter untuk lebih berkembang, dan diharapkan dapat membuat perubahan sosial, penyebaran informasi, media untuk pendidikan. Dibanyak negara film dokumenter diputar bukan hanya ditelevisi dan punya nilai jual, tetapi diputar sampai ke bioskop. Di Indonesia kita mempunyai semua itu, stasiun TV dari mulai TV lokal atau daerah sampai TV nasional. Jadi film dokumenter adalah salah satu media yang tepat dan menarik untuk digunakan sebagai media pembelajaran penyampaian informasi terutama yang berkaitan dengan budaya dan sejarah.
II. 11 Unsur - Unsur Pembentuk Film
- Unsur Naratif Dan Unsur Sinematik
Gambar II.2 Unsur Film
Sumber : Memahami film (2008)
Unsur naratif berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsure naratif. Setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Elemen-elemen tersebut saling beriteraksi dan berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk sebuah jalinan peristiwa yang memiliki maksud dan tujuan. Seluruh jalinan peristiwa tersebut terikat oleh sebuah aturan yakni, hukum kausalitas (logika sebab-akibat). Aspek kausalitas bersama unsur ruang dan waktu adalah elemen-elemen pokok pembentuk naratif.
Unsur sinematik merupakan aspek-aspek teknis dalam produksi sebuah film. Mise-en scene adalah segala hal yang berada di depan kamera. Mise-en-scene memiliki empat elemen pokok yakni, setting atau latar, tata cahaya, kostum, dan make-up, serta akting dan pergerakan pemain. Sinematografi adalah perlakuan
terhadap kamera dan filmnya serta hubungan kamera dengan objek yang diambil. Editing adalah transisi sebuah gambar (shot) ke gambar (shot) lainnya. Sedangkan
suara adalah segala hal dalam film yang mampu kita tangkap melalui indra pendengaran. Seluruh unsur sinematik tersebut saling terkait, mengisi, serta berkesinambungan satu sama lain untuk membentuk unsur sinematik secara keseluruhan. Dalam beberapa kasus, sebuah film bisa saja tanpa menggunakan unsur suara sama sekali. Namun hal ini lebih di sebabkan karena keterbatasan teknologi dan bukan akibat penyelesaian sinematik (kesengajaan). Beberapa film
Film
juga terbukti telah mampu sangat minin atau bahkan meniadakan teknik editing namun jumlahnya masih sangat terbatas.
II. 12 Target Audiens
Dari permasalahan yang ditemukan disekian banyak warga masyarakattidak
mengetahui lebih dalam tentang pentingnya keamanan. Adapun pemilihan target audiens dari video ini di pandang dari segi demografis, psikografis, dan geografisnya adalah sebagai berikut:
1. Demografis
Dilihat dari segi demografis, sasaran dari perancangan film Dokumenter tentang tugas dan peran Hansip adalah:
Usia : 17 tahun ke atas
Dari segi geografis target audien meliputi seluruh wilayah Indonesia
3. Psikografis
Kurang peka terhadap lingkungan
Ketidakstabilan emosi
Semangat
II. 13 Kesimpulan dan Solusi
BAB III
STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL
III.1 Strategi Perancangan
Dalam permasalahan ini harus ada strategi dan konsep agar solusinya dapat tercapai sesuai dengan tujuan. Permasalahan yang ditemukan adalah masih minimnya sosialisasi serta media informasi mengenai tugas dan peran Hansip sebenarnya yang terjadi dimasyarakat. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa solusinya adalah membuat sebuah media informasi yakni, film dokumenter dimana film dokumenter tersebut bertujuan untuk menginformasikan mengenai tugas dan peran hansip sebenarnya seperti penayangan gambar atau visualisasi hansip sedang bertugas misal sedang melakukan kegiatan pemilu. Teknis yang akan digunakan dalam strategi perancangan film dokumenter ini dengan menggunakan teknik kombinasi antara Adobe Premier cs 6, Adobe After effect cs 6, Adobe Photoshop cs 6 dan CorelDraw x6. Sehingga dapat menjadi suatu karya yang memuaskan dan lebih kreatif. Film dokumenter ini dapat menjadi acuan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya keamanan.
III.1.1 Pendekatan Komunikasi
- Pendekatan Visual
Pendekatan visual akan digambarkan dengan film dokumenter yang berhubungan dengan orang-orang , tokoh, peristiwa, dan lokasi yang nyata. Tujuannya agar mempermudah untuk memahami dan mempercayai fakta-fakta. Film dokumenter dapat digunakan untuk berbagai macam maksud dan tujuan seperti informasi atau berita, biografi, pengetahuan, pendidikan, sosial, ekonomi, politik (propaganda), dan lain sebagainya.
- Pendekatan Verbal
Pendekatan komunikasiini menitik beratkan pada narasi dengan menggunakan Bahasa Indonesia, sehingga film ini akan mudah dipahami oleh audien. Untuk menjelaskan cerita secara detail akan pemahaman tugas dan peran Hansip sebenarnya, kemudian di film ini menceritakan masyarakat yang sudah kurang memperdulikan lagi terhadap terhadap pentingnya keamanan. Dan memberikan jalan tengah agar tidak terjadi kesalahpahaman.
III.1.2 Strategi Kreatif
Strategi kreatif yang akan dimunculkan dalam ini adalah menggunakan beberapa teknik pengambilan gambar video seperti pengambilan low angle yaitu pengambilan gambar dari sudut bawah, normal angle yaitu pengambilan gambar dari sudut yang normal yang pengambilannya berada di tengah-tengah, high angle yaitu pengambilan gambar dari sudut atas , close-up yaitu pengambilan gambar secara dekat atau detail, extreme close-up yaitu pengambilan gambar yang sangat dekat dan lebih detail. tambahan video timelapse dan pengambilan gambar lainnya. Video timelapse adalah sekumpulan still foto dan video yang diambil dengan periode yang beraturan untuk menggambarkan proses, pergerakan, atau perubahan suatu objek. lalu diproses editing dengan menambah kecepatan (speed Duration). Misalnya, Suasana jalan-jalan kota Bandung, lampu-lampu mobil di
III.1.3 Strategi Media
Dalam perancangan film dokumenter peran dan tugas hansip maka akan digunakan media utama dan beberapa media pendukung.
- Media utama
Media utama yang terpilih adalah film dokumenter karena melalui film dokumenter informasi dan pesannya dapat disampaikan melalui pengambilan gambar yang lebih nyata, agar bisa menginspirasi audien untuk lebih berperan serta dalam keamanan. Kemudian menampilkan beberapa data-data tentang Hansip, slide foto dan video dan cara penyebaran selain cd, sekarang banyak jejaring sosial untuk lebih dimanfaatkan sebagai media penyebaran.
- Media pendukung a. Poster
Poster digunakan sebagai media sosialisasi tentang pentingnya keamanan dan ketertiban kepada masyarakat. Karena poster sudah sering digunakan sebagai media promosi, dengan demikian poster tepat untuk dijadikan media pendukung.
b. Stiker
Stiker bisa juga dijadikan sarana pendukung sebagai media informasi atau tulisan dan gambar tentang pentingnya keamanan dan ketertiban lingkungan.
c. T-shirt
T-shirt diberikan kepada anggota Hansip/Linmas agar masyarakat bisa melihat dan tergugah untuk lebih meningkatkan keamanan.
d. Gantungan Kunci
III.1.4 Strategi Distribusi
Jadwal penyebaran film dokumenter Hansip dijadwalkan bersamaan dengan diselenggarakan hari Pertahanan Sipil Internasional tanggal 1 Maret 2015 supaya lebih teringatkan lagi dengan hari Pertahanan Sipil.
III.2 Konsep Visual III.2.1 Format film
Format film yang akan digunakan adalah format video digital dengan resolusi full High Definition 1920x1080 pixel. Karena pemutaran film ini menggunakan media
proyektor dan DVD player, maka format film akan dibagi menjadi dua resolusi. Untuk pemutaran dengan proyektor menggunakan resolusi 1920x1280 pixel dengan frame rate 25fps, sedangkan untuk resolusi DVD adalah 720x576 pixel.
III.2.2 Tata letak (layout)
Tata letak dalam film dokumenter ini menggunakan Intersection of thirds (Rule of Thirds).Komposisi Rule of third adalah petunjuk bagaimana caranya mengkomposisikan obyek di satu per tiga bagian dalam foto agar lebih enak dilihat.Tujuannya adalah agar film dokumenter ini terlihat menarik karena komposisi objek tidak selalu harus ada ditengah agar pengambilan gambar objek tidak membosankan untuk ditonton. Film ini menggunakan aspek rasio yang lebar agar semua bagian terekam oleh kamera. Aspek rasio yang digunakan dalam film dokumenter ini adalah 16:9, saat ini aspek rasio 16:9 merupakan rasio standar untuk film-film yang ditayangkan di bisokop Indonesia.
III.2.3 Tipografi
“STENCIL STD”
AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890!@#$%^&*()-+?
FRESHMAN
AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890!@#$%^&*()-+?
“Chaparral Pro Light”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz 1234567890!@#$%^&*()_+?
“
Dark ministry
”
Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
AbCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ
1234567890!@
“Times new roman”
ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ Abcdefghijklmnopqrstuvwxyz
III.2.4 Warna
Dalam penggunaan warna, digunakan warna Hijau, merah dan putih dalam film saat menceritakan tugas peran Hansip. Dalam penulisan judul film di cover menggunakan warna merah berkesan Harus diperhatikan. Sedangkan warna rgb untuk keperluan digital dan warna cmyk untuk keperluan cetak.
Gambar III.1 Warna
Sumber : Dokumen Pribadi
III.2.5 Musik
Musik dalam film ini dibagi menjadi dua bagian, diantaranya musik dan lagu. Ilustrasi musik digunakan mengiringi narasi, sedangkan instrumen mengiringi pembukaan film.
Elemen musik yang digunakan dalam film ini sebagai berikut : Name Entry – Nobuo Uematsu
More Beautiful Sad Piano – Brian Crain
Illustrasi musik : instrumen musik dan sound efek
III.2.6 Ide Cerita
Film dokumenter ini mengangkat tema tentang kehidupan masyarakat masa kini agar lebih peduli dan sadar akan pentingnya keamanan dan ketertiban lingkungan. film dokumenter ini diharapkan akan menjadi media sosialisasi kepada masyarakat untuk lebih bisa meningkatkan keamanan. Menceritakan Enjun, Edu dan Bima, dalam menjalani kesehariannya sebagai kepala keluarga serta anggota Satuan Pertahanan Sipil / LINMAS. Bersama anggota lainnya, mereka berusaha untuk tetap menjaga loyalitasnya dalam menjaga keamanan lingkungan. Bekerja secara sukarela tak lantas membuat mereka melupakan tanggung jawab untuk mengabdi kepada masyarakat, bangsa dan negara.
III.2.7 Film Statement
BAB IV
TEKNIS PRODUKSI MEDIA
IV.1 Media Utama
Media utama film dokumenter “ Tugas dan Peran Hansip ” berdurasi kurang lebih lima belas menit ini mengangkat tentang kehidupan, tugas, dan peran Hansip atau Linmas. Tujuannya untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas agar menjadikan keamanan sebagai tanggungjawab bersama.
IV.1.1 Teknis Pembuatan Film
Dalam keseluruhan film dokumenter ini “Tugas dan peran Hansip”ini, ada beberapa tahap yang telah disiapkan dimulai dari pembuatan ide cerita, sinopsis, storyline dan storyboard. Setelah tahapan ide hingga storyboard sudah
dipersiapkan maka langkah selanjutnya adalah pemilihan lokasi pengambilan gambar, pemilihan crew dan aktor. Kemudian properti yang dibutuhkan dan digunakan di saat film akan dimulai. Berikut adalah tahapan membuat film dokumenter.
IV.1.1.1 Sinopsis
IV.1.1.2 StoryLine
Storyline disusun sesuai dengan ide yang akan dilakukan maupun dikembangkan, dari pengambilan visual pada saat proses pengambilan gambar yang sesuai dengan alur cerita. Enjun, yang menjabat sebagai Kepala Keamanan RW.08 Kelurahan Binong Kecamatan Batunggal, memulai kegiatannya sebagai anggota HANSIP/LINMAS sejak pukul 20.00. Di rumahnya yang sederhana ia menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan untuk bertugas dibantu oleh istrinya. Malam belum matang benar, ketika ia beranjak meninggalkan rumahnya. Sapaan warga setempat mengiringi langkahnya menuju Pos keamanan. Sebagai Kepala Keamanan, sudah barang tentu setiap warga mengenali sosoknya.
Di Pos Keamanan ternyata sudah menunggu beberapa anggota lainnya, yang bisa dikatakan adalah rekan sekaligus anak buah Enjun. Dengan ramah dan bersahaja, Enjun segera menyapa mereka dengan salam dan senyum. Tak berapa lama ia segera menugaskan satuannya untuk menunaikan kewajiban yaitu melaksanakan Siskamling.
Keberadaan HANSIP/LINMAS, menjadi bagian yang terpisahkan dari kokohnya kehidupan bermasyarakat. Bahkan bisa dikatakan, HANSP/LINMAS merupakan corak budaya Indonesia yang saat ini dipandang sebelah mata.
IV.1.1.3 Storyboard
Storyboard ini dibuat sebagai gambaran kasar cerita film yang dapat memudahkan pada saat pengambilan gambar yang menjadi tahapan awal dari storyline.
Gambar IV.1 Storyboard
IV.1.2 Teknis Editing
Setelah seluruh proses pengambilan gambar selesai langkah selanjutnya adalah proses editing dimana proses tersebut sangat penting untuk menggabung-gabungkan gambar yang sudah diambil. Editing film dokumenter ini menggunakan software Adobe Premiere cs6 dengan langkah pertama membuat setting frame, import frame, pemotongan frame, insert frame, penambahan efek, transisi suara, penambahan teks, ilustrasi musik dan yang terakhir adalah proses rendering.
Gambar IV.2 Teknis Editing
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.1 Setting Frame
Gambar IV.3 Setting Frame
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar IV.4 Setting Frame
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.2 Import Frame
Gambar IV.5 Import Frame
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.3 Pemotongan Frame
Pemotongan frame dilakukan untuk memastikan gambar yang perlu diambil menggunakan razor tool.
Gambar IV.6 Pemotongan Frame
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.4 Penambahan Transisi Video
Gambar IV.7 Penambahan Transisi Video
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.5 Penambahan Teks
Penambahan teks baik itu digunakan untuk judul, atau short body teks judul “Tugas dan Peran Hansip Sebenarnya” maupun informasi pada filmnya itu sendiri dan credit tittle juga akan sangat diprlukan penambahan teks.
Gambar IV.8 Penambahan Teks
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.6 Penambahan Musik
Gambar IV.9 Penambahan Musik
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.2.7 Proses Rendering
Pada tahap terkhir adalah proses rendering yaitu menjadi sebuah video atau film yang utuh. Dimana satu persatu gambar mulai digabungkan dan di jadikan sebuah film.
Gambar IV.10 Proses Rendering
IV.1.3 Media Pendukung
Media pendukung dibuat sebagai alat promosi media utama film dokumenter “Tugas dan Peran Hansip” media pendukung tersebut adalah poster, stiker, T-shirt, dan gantungan kunci.
IV.1.3.1 Poster
Alasan poster menjadi media pendukung karena poster tersebut ditempel dan diperlihatkan dikantor-kantor pemerintahan dan tempat umum yang banyak dilalui masyarakat. Agar masyarakat tergugah dan dapat mengetahui pentingnya keamanan.
Gambar IV.11 Poster A3
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.3.2 Stiker
misalkan ditempelkan dikendaraan yang secar tidak langsung dapat mengingatkan pemilik atau masyarakat yang mempunyai kendaraan agar lebih berhati-hati menjaga keamanan kendaraan dengan cara mengunci ganda kendaraan supaya tidak terjadi tindakan kriminalitas.
Gambar IV.12 Stiker 14 cm x 5 cm
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.3.3 T-shirt
T-shirt diberikan kepada anggota Hansip atau Linmas agar masyarakat bisa melihat dan tergugah untuk lebih bisa meningkatkan keamanan.
Gambar IV.13 T-Shirt
IV.1.3.4 Gantungan Kunci
Gantungan kunci diberikan kepada masyarakat agar bisa mengingatkan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap keamanan rumah ataupun kendaraan.
Gambar IV.14 Gantungan Kunci
Sumber : Dokumen Pribadi
IV.1.3.5 Cover DVD
Cover DVD ini menggunakan properti baju dan topi Hansip Atau Linmas untuk melengkapi media pendukung.
Gambar IV.15 Cover DVD
IV.1.3.6 Cover DVD Dalam
Gambar IV.16 Cover DVD Dalam
Sumber : Dokumen Pribadi