BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Suatu perusahaan/instansi menginginkan tujuan dalam suatu kegiatan yang
direncanakan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan yang dinginkan sesuai
dengan apa yang telah direncanakannya, maka perusahaan/instansi harus
melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakannya. Dalam hal ini
yang dapat mendukung suatu kegiatan yang telah direncanakan salah satunya
dengan melakukan perjalanan dinas. Perjalanan dinas diatur dalam Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang Perjalanan Dinas Jabatan
Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.
Perjalanan dinas merupakan sebuah kebutuhan, kebiasaan, dan bagian
keseharian pejabat pemerintah, baik di pusat (departemen dan lembaga) maupun
daerah (provinsi, kabupaten, kota). Dalam konteks keuangan negara/daerah, biaya
untuk perjalanan dianggarkan dalam APBN/APBD (Syukriy Abdullah, 2008).
Pusat Penelitian Telekomunikasi dan Elektronika – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET – LIPI) merupakan salah satu lembaga yang melakukan perjalanan dinas untuk kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan yang
akan dilakukan. Perjalanan dinas di PPET – LIPI ada 2, yaitu perjalanan dinas dalam negeri dan perjalanan dinas luar negeri. Anggaran biaya perjalanan dinas
ini sebelumnya telah dianggarkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran
Kementrian/Lembaga RKAKL. Dalam RKAKL ini terdapat MAK (Mata
(DN) MAK nya yaitu 524119 sedangkan untuk biaya perjalanan dinas (LN) MAK
nya yaitu 524219. Biasanya biaya untuk perjalanan dinas ini dianggarkan sekitar
10% - 20%, tentunya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.
Perjalanan dinas yang paling sering dilakukan di PPET – LIPI yaitu perjalanan dinas dalam negeri. Perjalanan dinas luar negeri dilakukan untuk suatu
kegiatan yang besar yang dalam hal ini yaitu kegiatan yang berasaskan anggaran
berbasis kinerja dimana hasil dari kegiatan ini harus terlihat dalam kurun waktu 1
(satu) tahun.
Perjalanan dinas dapat dilakukan selama anggaran biaya perjalanan dinas
masih ada, jika anggaran biaya perjalanan dinas tidak mencukupi maka perjalanan
dinas tidak dapat dilaksanakan. Hal ini akan menghambat kegiatan yang akan
dilakukan. Dalam melaksanakan perjalanan dinas terdapat prosedur-prosedur yang
harus dilakukan oleh para pegawai. Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan
dinas akan membutuhkan biaya. Mengenai biaya-biaya perjalanan dinas ini diatur
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK 02/ 2010 tentang Standar
Biaya Tahun Anggaran 2011.
Perjalanan dinas yang paling sering dilakukan di PPET – LIPI adalah perjalanan dinas dalam negeri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis
tertarik untuk mengambil judul “Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas
Dalam Negeri di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan dilakukannya kerja praktek adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
melakukan perjalanan dinas.
2) Untuk mengetahui satuan biaya perjalanan dinas.
3) Untuk mengetahui prosedur permintaan surat tugas.
4) Untuk mengetahui bagaimana prosedur pencairan biaya perjalanan
dinas.
1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek
Informasi yang didapatkan penulis diharapkan dapat berguna bagi penulis,
perusahaan, maupun bagi masyarakat.
1. Bagi Penulis
Informasi ini dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan
penulis mengenai prosedur pencairan dana perjalanan dinas di kementrian
Negara/lembaga.
2. Bagi Instansi
Informasi ini dapat menjadi acuan untuk para karyawan agar dapat
melaksanakan tugas lebih baik lagi dan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan dan tentunya agar para karyawan dapat melakukan perjalanan
3. Bagi Pihak Lainnya
Informasi ini dapat dijadikan referensi dan juga menambah pengetahuan
pihak lain mengenai prosedur pencairan biaya perjalanan dinas yang
digunakan oleh kementrian Negara/lembaga.
1.4 Metode Kerja Praktek
Dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan metode
Block Release yaitu penulis melakukan kerja praktek di Pusat Penelitian
Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia selama satu bulan atau 25 hari kerja. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1. Studi Lapangan (Field Research)
Studi Lapangan (Field Research) yaitu merupakan suatu teknik
pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek
penelitian. Dalam hal ini, penulis menggunakan cara diantaranya sebagai
berikut:
a. Pengamatan (Observation)
Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh
penulis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek
penelitian yaitu pada Pusat Penelitian Elektronika dan
b. Wawancara (Interview)
Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab
secara lisan dengan bagian-bagian tertentu yang berkaitan dengan
materi yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini.
c. Dokumentasi
Yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh penulis dalam
menyusun laporan kerja praktek ini.
2. Studi Kepustakaan (library research)
Studi Kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan
menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan yang
sesuai dengan apa yang penulis teliti.
1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek
Penulis melakukan kuliah kerja praktek di Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) yang berlokasi di Jalan Sangkuriang, Kompleks LIPI Gedung 20 Bandung. Kuliah kerja
praktek dilakukan pada tanggal 4 Juli 2011 – 5 Agustus 2011. Hari kerja di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) berlaku dari hari senin sampai dengan hari jum’at. Hari senin sampai dengan hari kamis dari pukul 07.30-16.00 dan hari jum’at dari pukul 07.30-16.30. Sedangkan pada saat bulan ramadhan dari hari senin sampai dengan
Tabel 1.1
Materi Bimbingan Kerja Praktek
No Minggu Materi Kerja Praktek
1.
Ke 1
Tgl 4 Juli s/d 8 Juli 2011
Pengenalan
Membuat Surat Tugas (untuk perjalanan dinas)
Membuat Nota Dinas (untuk perjalanan dinas)
Membuat Surat Pernyataan (untuk perjalanan dinas)
Membuat Rincian Biaya (untuk perjalanan dinas)
Mencatat manual penerimaan dan pengeluaran kas
Tgl 1 Agustus s/d 5 Agustus 2011
Membuat SPPD (manual)
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTANSI
2.1 Sejarah Singkat Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI), sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan
Pengembangan Telekomunikasi Komponen dan Material (Puslitbang
TELKOMA–LIPI) yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan ketua LIPI Nomor 23/Kep/D.5/1978 tanggal 17 Januari 1987.
Puslitbang TELKOMA–LIPI sendiri, merupakan pengembangan dari Lembaga Elektronika Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
(LEN-LIPI) yang pada 3 Januari 1986 berdasarkan Keppres No. 1 tahun 1986
dikembangkan menjadi 3 (tiga) Puslitbang yaitu Puslitbang TELKOMA-LIPI,
Puslitbang INKOM-LIPI dan Puslitbang Tenaga Listrik dan Mekatronik
(TELIMEK) – LIPI serta satu UPT, yaitu UPT LEN, yang kemudian beralih statusnya menjadi PT. LEN Industri dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara
Industri Strategis (BUMNIS).
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) memiliki visi dan misi demi tercapainya
Visi
Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integrative dan dinamis
yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi elektronika, telekomunikasi
dan komponen mikroelektronika dibidang yang humanistik.
Misi
Bermanfaat bagi bangsa dan Negara dalam:
1. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika,
telekomunikasi dan komponen mikroelektronika agar menjadi penggerak
utama dan acuan dalam meningkatkan kemajuan dan persatuan bangsa,
memperkuat daya saing masyarakat.
2. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui
pembangunan berkelanjutan yang berwajah kemanusiaan (sustained
humanistic development)
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:
Tugas
Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian
bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian
Fungsi
Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi
menyelanggarakan fungsi:
1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang elektronika dan
telekomunikasi.
2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis
penelitian bidang elektronika dan telekomunikasi.
3. Penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang
elektronika dan telekomunikasi.
4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang elektronika dan
telekomunikasi.
5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang elektronika dan
telekomunikasi.
6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang elektronika dan
telekomunikasi.
7. Pelaksanaan urusan tata usaha.
2.2 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi
– Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)
Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat penting dalam
penyelenggaraan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan, karena di dalam
struktur organisasi terdapat garis pendelegasian wewenang yang seharusnya
PPET-LIPI ini dibawahi oleh bagian tata usaha yang didalamnya terdapat bagian
kepegawaian, bagian umum, dan bagian jasa informasi. Selain itu juga dibawahi
oleh bidang elektronika, bidang telekomunikasi, bidang bahan dan komponen
elektronika, dan bidang sarana penelitian yang di dalamnya terdapat bagian
elektronika, telekomunikasi, dan bahan dan komponen mikroelektronika.
2.3 Uraian Tugas Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)
Uraian tugas adalah yang menjelaskan jenis pekerjaan yang harus dilakukan
oleh setiap pegawai/setiap pemegang posisi untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Setiap bagian memiliki tugasnya masing-masing yang akan dilakukan
untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut ini merupakan uraian tugas dari
mulai kepala sampai dengan setiap bagian yang ada di Pusat Penelitian
Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI):
1. Kepala PPET-LIPI
Berikut ini uraian tugas kepala PPET-LIPI:
1) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang elektronika
dan telekomunikasi.
2) Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis
penelitian bidang elektronika dan telekomunikasi.
3) Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang
4) Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang elektronika dan
telekomunikasi.
5) Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang elektronika dan
telekomunikasi.
6) Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang elektronika dan
telekomunikasi.
7) Pelaksanaan urusan tata usaha.
2. Bagian Administratif (Tata Usaha)
Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,
keuangan, persuratan, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga, serta
pelayanan jasa dan informasi.
3. Bidang Elektronika
Bidang Elektronika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan
penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan
rencana dan program, melaksanakan penelitian, pemantauan dan
pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang
elektronika.
4. Bidang Telekomunikasi
Bidang Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan
dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penelitian,
penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan
pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang
5. Bidang Bahan Komponen & Mikroelektronika
Bidang Bahan Komponen & Mikroelektronika mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian
bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan
penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasi
penelitian bidang dan komponen & mikroelektronika.
6. Bidang Sarana Penelitian
Bidang Sarana Penelitian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian.
2.4 Aktivitas Kegiatan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)
Beberapa aktivitas kegiatan yang dilakukan PPET-LIPI diantaranya sebagai
berikut:
Antena Penerima TV UHF
Antena Penerima TV UHF Quad ini merupakan hasil penelitian Bidang
Telekomunikasi PPET-LIPI Bandung, dirancang khusus untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang mempunyai kesulitan dalam penerimaan siaran-siaran
TV swasta pada saluran UHF. Kelebihan antena ini dibandingkan dengan model
lain adalah dapat menerima sinyal lebih besar, sehingga kwalitas gambar dan
suara lebih baik, tahanan angin lebih kecil, lebih ringan, cara pemasang lebih
Pengembangan Biosensor Untuk Bidang Kesehatan
Teknik analisis biosensor saat ini makin dibutuhkan, khususnya dalam
bidang kesehatan digunakan sebagai deteksi kadar gula, cholesterol, asam urat dan
sebagainya. Saat ini kebutuhan akan peralatan deteksi biosensor yang mudah
digunakan oleh siapapun, berbiaya murah, hasil yang akurat, portable serta maintenance free semakin meningkat. Untuk menjawab kebutuhan akan peralatan deteksi biosensor untuk bidang kesehatan dan penguasaan teknologi biosensor,
maka telah dilakukan penelitian rancang bangun sistem biosensor untuk deteksi
kadar kolesterol di dalam darah.
Disain dan Fabrikasi Sensor Merkuri Menggunakan Teknologi Surface
Acoustic Wave untuk Pemantauan Kualitas air Sungai Pada Daerah
Aliran Sungai (DAS) Citarum
Penelitian ini adalah membuat rancang bangun sebuah sensor untuk
mendeteksi gas Merkuri menggunakan divais Surface Acoustic Wave. Adapun penggunaan dari sensor ini nantinya adalah untuk mendeteksi pencemaran logam
Merkuri pada Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum dan pengelolaan DAS
terpadu LIPI khususnya di daerah sungai Citarum.
Studi Penguasaan Teknologi Fish Tracking Dan Implementasinya
Untuk Cencus Of Marine Life (COML)
Teknologi Fish Tracking dikembangkan untuk melacak posisi dan
memanfaatkan teknologi akuistik di dalam air. Sistem ini didasarkan pada
penggunaan penerima hydrophone yang berfungsi menangkap sinyal akustik yang
dipancarkan oleh pinger transmitter yang dipasangkan pada tubuh ikan. Tiga buah
hydrophone bersama unit penerima ditempatkan pada permukaan air dan disusun
membentuk bangun segitiga dengan posisi latitude dan longitude diketahui secara
pasti dengan peralatan GPS. Jarak antara transmitter ke masing-masing
hydrophone dihitung menggunakan persamaan sonar aktif. Informasi ini
dikirimkan melalui transmisi radio ke pusat pengolahan data (master station).
Selanjutnya dengan metrode trilaterasi, posisi obyek yang dimonitor dapat
diketahui dan ditampilkan secara real time. Fish Tracking akan memberikan
informasi yang berguna untuk mengetahui perilaku biota laut. Selain untuk
keperluan ilmiah, informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menangani keberadaan
hewan-hewan unggulan dan langka di perairan Indonesia, sehingga manajemen
eksploitasi perikanan dapat dilakukan secara ekonomis dan efisien.
Jadwal Waktu Sholat Digital
Jadwal waktu sholat digital adalah perangkat digital yang berfungsi
menampilkan tabel jadwal waktu sholat secara otomatis berdasarkan waktu sholat
yang ada. Selain itu dalam jadwal waktu shalat digital juga terdapat jam digital,
kalender digital sampai tahun 2099. Waktu shalat ditandai dengan sinyal alarm
Pengembangan Metode Baru Dalam Rancang Bangun Sistem Sensor
Berbasis MEMs Untuk Monitoring Pencemaran Lingkungan
Sensor gas berbasis teknologi MEMs telah banyak digunakan untuk
mendeteksi gas-gas polutan seperti Co, So2, Nh3, Nox, hidrokarbon (HC),dsb.
Akan tetapi, permasalahan sampai sekarang masih dihadapi oleh sensor gas
berbasis MEMs adalah rendahnya sensitivitas, lemahnya selektivitas, dan
kurangnya stabilitas sensor. Oleh karena itu, sangat sulit untuk menghasilkan
sebuah sensor gas berbasis MEMs, yang mencakup penggunaan nanomaterial
metal oksida, teknik-screen printing dan laser micromachining dalam fabrikasi
divais sensor.
Radar Pengawas Pantai Indra 2 (Indonesian Radar 2)
Pengawasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang
terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan 2/3 wilayahnya adalah lautan yang
memerlukan aparat dan peralatan dengan jumlah yang besar. Kemampuan
TNI-AL dan POLRI dalam mengawasi wilayah NKRI sangat terbatas sehingga
wilayah perairan Indonesia rawan terjadi pencurian ikan, pelanggaran wilayah
oleh kapal asing, pembajakan kapal, dan penyelundupan. Salah satu cara untuk
meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam mengamankan wilayah
NKRI adalah menggunakan sistem radar maritim untuk mengawasi lalu-lintas laut
Radio Telephone (Telepon Radio LIPI)
Sistem Digital Radio Telephone terdiri dari Central Office Digital Radio
Telephone dan Subscriber Digital Radio Telephone. Perangkat Central Office Digital Radio Telephone ditempatkan di daerah yang terjangkau oleh saluran
BAB III
PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK
3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek
Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Pusat Penelitian Elektronika
dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI),
penulis ditempatkan di bagian umum yang merupakan bagian dari bidang
administratif (bagian tata usaha). Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja
Praktek tersebut penulis ikut membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada,
dan dalam hal ini yaitu membuat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam
perjalanan dinas.
3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek
Berikut ini teknis pelaksanaan kerja praktek:
1. Perkenalan dengan karyawan di PPET-LIPI khususnya di bagian umum.
2. Membuat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam perjalanan dinas.
3. Mencatat manual penerimaan dan pengeluaran kas.
4. Merekap PPh 21, 22, 23 dan PPN.
5. Melakukan input data surat .
6. Belajar fotocopy.
7. Melakukan arsip dokumen.
3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek
3.3.1 Kajian Teoritis
1) Pengertian Prosedur
Pengertian prosedur menurut Ardiyos ( 2004:734 ), yaitu :
“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara seragam.”
Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi ( 2001:5 ), yaitu :
“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang jadi berulang-ulang.”
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah
suatu kegiatan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian
yang dibuat untuk menjamin agar suatu kegiatan dapat terjadi berulang-ulang dan
dilaksanakan secara seragam.
2) Pengertian Biaya
Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya (cost) adalah
pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi
atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
“Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran,
atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat”.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan untuk menjamin perolehan
manfaat.
3) Pengertian Perjalanan Dinas
Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang
Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri,
dan Pegawai Tidak Tetap bahwa perjalanan dinas dalam negeri yang selanjutnya
disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik
perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lima)
kilometer dari batas kota, yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia
untuk kepentingan Negara atas perintah Pejabat yang berwenang , termasuk
perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat meninggalkan Indonesia untuk
bertolak ke luar negeri dan dari tempat tiba di Indonesia dari luar negeri ke tempat
yang dituju dalam negeri.
3.3.2 Dokumen-Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pencairan Biaya
Perjalanan Dinas
Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas, harus melengkapi
1. Surat Permohonan
Surat permohonan adalah surat yang dibuat oleh seseorang atau
lembaga berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak
lain, yang berfungsi:
Bagi pihak yang memohon, surat permohonan berfungsi sebagai
duta atau utusan untuk menyampaikan sesuatu yang hendak
dimohon atau dimintanya.
Bagi pihak yang menerima, surat permohonan berfungsi sebagai
bahan untuk mempertimbangkan perlu tidaknya permohonan
dikabulkan.
2. Nota Dinas
Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam
melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan,
pernyataan, permintaan atau penyampaian kepada pejabat lain.
3. Surat Tugas
Surat Tugas adalah surat yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memberikan informasi bahwa pimpinan ditugas untuk melakukan
perjalanan dinas.
4. Surat Pernyataan
Surat Pernyataan adalah naskah dinas yang merupakan alat
pemberitahuan dan tanda bukti pejabat yang berwenang kepada
pejabat/pegawai lain yang menyatakan bahwa pejabat/pegawai
5. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)
Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah surat perintah kepada
Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap untuk
melaksanakan perjalanan dinas.
6. Kwitansi (Bukti Pembayaran)
Kwitansi adalah selembar surat bukti yang menyatakan bahwa telah
terjadi penyerahan sejumlah uang dari yang disebut sebagai pemberi
atau yang menyerahkan uang kepada yang disebut sebagai penerima
dan yang harus menandatangani telah menerima penyerahan uang itu
sebesar yang disebutkan dalam surat itu, lengkap dengan tanggal
penyerahan,tempat serta alasan penyerahan uang itu.
3.3.3 Satuan Biaya Perjalanan Dinas
Dalam melakukan perjalanan dinas diperlukan biaya-biaya. Hal ini telah
diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK 02/2010 tentang
Standar Biaya Tahun Aanggaran 2011. Adapun satuan biaya dalam melakukan
perjalanan dinas sebagai berikut:
1) Satuan Biaya Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri, Uang Harian
Paket Fullboard Di Luar Kota Dan Uang Saku Paket Fullboard Serta
Fullday/Halfday Di Dalam Kota
a. Uang harian dapat digunakan sebagai uang makan, uang saku, dan
b. Selama melakukan perjalanan dinas, pejabat negara (ketua/wakil ketua
dan anggota lembaga tinggi negara, menteri serta setingkat menteri),
pejabat Eselon I dan pejabat Eselon II dapat diberi uang representasi per
hari masing-masing sebesar Rp 200.000,00, Rp 150.000,00, dan Rp
100.000,00.
c. Pejabat negara (ketua/wakil ketua dan anggota lembaga tinggi negara,
menteri serta setingkat menteri) yang melakukan perjalanan dinas dapat
diberi fasilitas angkutan dalam kota/sewa kendaraaan (termasuk
sopir/BBM) sesuai dengan peruntukannya dan diberikan secara at cost (sesuai pengeluaran).
Tabel 3.1
SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI, UANG HARIAN PAKET
FULLBOARD DI LUAR KOTA DAN UANG SAKU PAKET FULLBOARD SERTA FULLDAY/HALFDAY
300.000 230.000 150.000 110.000
2. SUMATERA
UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000
3. R I A U 300.000 230.000 150.000 110.000
RIAU
5. J A M B I 300.000 230.000 150.000 110.000 6. SUMATERA
BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000
7. SUMATERA
SELATAN 300.000 230.000 150.000 110.000
8. LAMPUNG 300.000 230.000 150.000 110.000
9. BENGKULU 300.000 230.000 150.000 110.000 10. BANGKA
BELITUNG 300.000 230.000 150.000 110.000
11. BANTEN 300.000 230.000 150.000 110.000
12. JAWA BARAT 350.000 270.000 180.000 130.000 13. D.K.I. JAKARTA 450.000 340.000 230.000 160.000 14. JAWA TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000 15. D.I.
YOGYAKARTA 350.000 270.000 180.000 130.000 16. JAWA TIMUR 350.000 270.000 180.000 130.000
350.000 270.000 180.000 130.000
19.
NUSA TENGGARA TIMUR
350.000 270.000 180.000 130.000
20. KALIMANTAN
BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000
21. KALIMANTAN
TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000
22. KALIMANTAN
SELATAN 300.000 230.000 150.000 110.000
23. KALIMANTAN
TIMUR 350.000 270.000 180.000 130.000
24. SULAWESI
UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000
26. SULAWESI
BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000
27. SULAWESI
SELATAN 350.000 270.000 180.000 130.000
28. SULAWESI
TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000
29. SULAWESI
TENGGARA 300.000 230.000 150.000 110.000
30. MALUKU 300.000 230.000 150.000 110.000
31. MALUKU UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000
32. PAPUA 450.000 340.000 230.000 160.000
33. IRIAN JAYA
BARAT 400.000 300.000 200.000 140.000
2) Satuan Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Dalam Negeri
a. Satuan biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri digunakan
untuk pengalokasian dana dalam perencanaan anggaran (RKA-KL).
Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya penginapan menggunakan
metode at cost (sesuai pengeluaran).
b. Peruntukkan hotel berbintang
1) Hotel Bintang Lima : ketua/wakil ketua dan anggota lembaga
tinggi negara, menteri, pejabat setingkat menteri, serta pejabat
negara lainnya yang setara.
2) Hotel Bintang Empat : gubernur, wakil gubernur, dan pejabat
negara lainnya yang setara, pejabat Eselon I serta pejabat Eselon II
3) Hotel Bintang Tiga : pejabat Eselon III/Gol. IV
c. Fasilitas hotel bintang lima kelas suite diberikan kepada pejabat negara
(ketua/wakil ketua dan anggota lembaga tinggi negara, menteri serta
setingkat menteri). Apabila dalam provinsi tersebut tidak terdapat hotel
bintang lima, pejabat negara tersebut dapat diberikan tarif kamar hotel
tertinggi yang ada di provinsi tersebut.
d. Dalam hal perjalanan dinas dilakukan secara bersama-sama untuk
melaksanakan kegiatan tertentu, penginapan/hotel untuk seluruh pejabat
negara/pegawai dapat menggunakan penginapan/hotel yang sama
dengan kelas kamar penginapan/hotel sesuai yang telah ditetapkan
untuk setiap pejabat negara/pegawai.
Tabel 3.2
SATUAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI
TARIF RATA2 HOTEL KELAS STANDAR/DELUXE/NON SUITE
4.420.000 1.760.000 1.150.000 850.000 410.000 250.000
2. SUMATERA UTARA 4.500.000 1.250.000 1.000.000 550.000 400.000 290.000
3. R I A U 3.450.000 1.650.000 960.000 670.000 400.000 340.000
4. KEPULAUAN RIAU 3.410.000 1.500.000 740.000 550.000 380.000 250.000
5. J A M B I 4.000.000 1.010.000 1.000.000 560.000 370.000 230.000
6. SUMATERA BARAT 4.240.000 1.750.000 1.030.000 600.000 370.000 280.000
SELATAN
8. LAMPUNG 3.300.000 1.700.000 800.000 600.000 340.000 260.000
9. BENGKULU 1.300.000 920.000 790.000 580.000 490.000 400.000
10. BANGKA BELITUNG 2.000.000 1.100.000 820.000 500.000 340.000 300.000
11. BANTEN 3.250.000 1.630.000 1.200.000 700.000 450.000 290.000
12. JAWA BARAT 3.250.000 1.650.000 1.200.000 830.000 440.000 330.000
13. D.K.I. JAKARTA 8.720.000 1.650.000 1.000.000 650.000 500.000 400.000
14. JAWA TENGAH 4.050.000 1.650.000 1.100.000 750.000 450.000 280.000
15. D.I.
YOGYAKARTA 3.750.000 1.250.000 1.000.000 550.000 480.000 280.000
16. JAWA TIMUR 3.790.000 1.560.000 960.000 600.000 390.000 280.000
2.400.000 1.200.000 1.000.000 550.000 450.000 300.000
19.
NUSA TENGGARA TIMUR
3.000.000 1.160.000 1.000.000 550.000 470.000 400.000
20. KALIMANTAN BARAT 2.400.000 1.400.000 830.000 740.000 430.000 300.000
21. KALIMANTAN
TENGAH 3.000.000 1.300.000 1.000.000 750.000 400.000 290.000
22. KALIMANTAN SELATAN 4.250.000 1.400.000 1.200.000 700.000 500.000 350.000
23. KALIMANTAN TIMUR 4.000.000 1.500.000 1.230.000 750.000 550.000 450.000
24. SULAWESI UTARA 3.200.000 1.380.000 1.240.000 600.000 500.000 290.000
25. GORONTALO 1.320.000 1.030.000 820.000 660.000 410.000 240.000
26. SULAWESI BARAT 1.050.000 850.000 670.000 540.000 400.000 360.000
27. SULAWESI SELATAN 4.000.000 1.400.000 900.000 800.000 420.000 330.000
28. SULAWESI
29. SULAWESI
TENGGARA 1.850.000 1.200.000 900.000 600.000 450.000 350.000
30. MALUKU 3.000.000 1.200.000 1.020.000 600.000 390.000 280.000
31. MALUKU
UTARA 3.110.000 1.400.000 1.300.000 600.000 360.000 330.000
32. PAPUA 2.850.000 1.600.000 1.050.000 610.000 460.000 380.000
33. IRIAN BARAT JAYA 4.500.000 1.580.000 1.050.000 900.000 400.000 370.000
3) Satuan Biaya Tiket Pesawat Pergi-Pulang Perjalanan Dinas Dalam Negeri
Satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara pulang pergi (PP) dari
bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan. Satuan biaya tiket
termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax serta biaya retribusi lainnya.
Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas dalam negeri
menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran).
Tabel 3.3
SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERGI-PULANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI
NO
KOTA SATUAN BIAYA TIKET
ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI
(1) (2) (3) (4) (5)
1. BANDUNG BATAM 5.880.000 3.350.000
2. BANDUNG DENPASAR 5.260.000 3.040.000
3. BANDUNG JAKARTA 1.930.000 1.380.000
4. BANDUNG JAMBI 4.680.000 2.750.000
5. BANDUNG JOGJAKARTA 3.150.000 1.990.000
6. BANDUNG PADANG 5.730.000 3.280.000
8. BANDUNG PANGKAL PINANG 4.300.000 2.560.000
9. BANDUNG PEKANBARU 6.100.000 3.460.000
10. BANDUNG SEMARANG 2.830.000 1.830.000
11. BANDUNG SOLO 3.410.000 2.120.000
12. BANDUNG SURABAYA 4.510.000 2.670.000
13. BANDUNG TANJUNG PANDAN 4.150.000 2.490.000
4) Satuan Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri
Satuan biaya taksi merupakan tarif satu kali perjalanan dari kantor tempat
kedudukan menuju bandara keberangkatan atau dari bandara kedatangan menuju
tempat tujuan di kota bandara kedatangan dan sebaliknya. Satuan biaya taksi
perjalanan dinas dalam negeri untuk propinsi Jawa Barat adalah sebesar Rp
60.000,00.
3.3.4 Prosedur Permintaan Surat Tugas
Sebelum melakukan perjalanan dinas, para karyawan/pegawai/peneliti harus
mempunyai surat tugas terlebih dahulu, untuk mendapatkan surat tugas tersebut
Gambar 3.1
Prosedur Permintaan Surat Tugas
Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus ada surat
tugasnya. Untuk mendapatkan surat tugas tersebut pegawai harus mengisi
formulir permohonan surat tugas yang kemudian akan disetujui dan
ditandatangani oleh atasan. Setelah disetujui oleh atasan, kemudian diproses oleh
sub bagian kepegawaian untuk dibuatkan surat tugas dan kemudian diparaf oleh
kasubbag kepegawaian. Setelah itu diparaf atau ditandatangani oleh kepala bagian
tata usaha dan kepala Pusat Penelitian Telekomunikasi dan Elektronika (PPET).
Surat tugas yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada sub bagian
kepegawaian untuk didistribusikan kepada pegawai yang akan melaksanakan
perjalanan dinas dan ke bendahara sub bagian keuangan apabila perjalanannya
3.3.5 Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas
Untuk dapat memperlancar kegiatan yang akan dilakukan, terkadang
diperlukan perjalanan dinas. Untuk dapat melakukan perjalanan dinas ini para
karyawan/pegawai/peneliti harus mengikuti prosedur yang ada agar perjalanan
dinas ini dapat dilakukan. Pencairan biaya perjalanan dinas ini dilakukan dengan
pembayaran langsung perjalanan dinas. Adapun prosedur pembayaran langsung
perjalanan dinas sebagai berikut:
Gambar 3.2
Prosedur Pembayaran LS Perjalanan Dinas
Peneliti atau pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas menyerahkan
keberangkatan ke lapangan. KPA/PPK memeriksa jadwal penelitian lapangan
yang sudah disahkan berdasarkan perencanaan, setelah dicocokkan dengan
jadwal, KPA/PPK membuat SPP Perjalanan Dinas dan diserahkan kepada
Kasubag Keuangan. Kasubag Keuangan memverifikasi dan menyerahkan berkas
yang telah diperiksa kepada Bendahara Pengeluaran. Bendahara pengeluaran
membuat daftar nominatif tim Penelitian Lapangan dan diserahkan kepada Pejabat
penguji SPP/Penandatanganan SPM. Penguji SPP/Penandatanganan SPM
memeriksa kecukupan pagu anggarannya, jika pagu anggaran tidak mencukupi
untuk dibayarkan maka seluruh dokumen dikembalikan kepada Bendahara
Pengeluaran, jika pagu anggaran mencukupi untuk dibayarkan maka dibuatkan
SPM LS Perjalanan Dinas. Penguji SPP/Penandatanganan SPM menyerahkan
SPM LS Perjalanan Dinas dan kelengkapannya kepada KPPN. KPPN memeriksa
dan memverifikasi SPM LS Perjalanan Dinas dan kelengkapannya, jika terdapat
kesalahan maka SPM dikembalikan kepada Penguji SPP, jika tidak terdapat
kesalahan maka dibuatkan SP2D nya dalam waktu 1 hari kerja setelah SPM
diterima. Kemudian KPPN menyerahkan SP2D LS Perjalanan Dinas berikut
kelengkapannya kepada Bank Persepsi dan kepada Satker melalui Bendahara
Pengeluaran untuk di arsip.
Keterangan:
KPA = Kuasa Pengguna Anggaran
PPK = Pejabat Pembuat Komitmen
SPP = Surat Permintaan Pembayaran
SPM-LS = Surat Perintah Membayar Langsung
KPPN = Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara
SP2D = Surat Perintah Pencairan Dana
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kerja praktek tersebut mengenai Prosedur Biaya
Perjalanan Dinas Dalam Negeri di Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Terdapat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan
perjalanan dinas yaitu nota dinas, surat pernyataan, permohonan SPJ,
surat tugas, SPPD, kwitansi.
2. Mengenai biaya perjalanan dinas harus sesuai dengan satuan biaya
perjalanan dinas yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor
100/PMK 02/2010 tentang Standar Biaya Tahun Aanggaran 2011.
3. Sebelum melakukan perjalanan dinas harus ada surat tugas terlebih
dahulu dan untuk mendapatkan surat tugas tersebut,
karyawan/pegawai/peneliti harus mengisi formulirnya terlebih dahulu
hingga akhirnya disetujui oleh atasan yang bersangkutan dan setelah itu
diproses untuk dibuatkan surat tugas yang pada akhirnya surat tugas
tersebut ditandatangani oleh kepala pusat penelitian dan kemudian
diberikan kepada karyawan/pegawai/peneliti yang akna melakukan
perjalanan dinas.
4. Untuk melakukan perjalanan dinas, karyawan/pegawai/peneliti harus
Komitmen, setelah itu akan dibuatkan Surat Permintaan Pembayaran
Perjalanan Dinas yang kemudian akan diverifikasi dan diserahkan ke
bendahara pengeluaran. Bendahara pengeluaran kemudian membuat
daftar nominatif tim dan diserahkan kepada pejabat penguji Surat
Permintaan Pembayaran. Pejabat penguji SPP itu akan mengecek
kecukupan anggaran, jika anggaran tidak mencukupi maka perjalanan
dinas itu tidak dapat dilaksanakan, namun jika anggaran mencukupi
maka akan dibuatkan Surat Perintah Membayar Langsung Perjalanan
Dinas yang kemudian diserahkan ke KPPN. Setelah diverifikasi oleh
KPPN dan tidak ditemui kesalahan maka KPPN akan menyerahkan
Surat Perintah Pencairan Dana Langsung.
4.2 Saran
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memberikan saran agar para
karyawan atau peneliti mengikuti prosedur biaya perjalanan dinas di PPET-LIPI
agar biaya dapat segera dicairkan sehingga dapat memperlancar kegiatan yang
akan dilakukan. Para karyawan atau peneliti yang melakukan perjalanan dinas
harus sesuai dengan bidangnya agar perjalanan dinas ini dapat berguna dan
PENGETAHUAN INDONESIA (PPET-LIPI)
Laporan Kerja Praktek
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh:
ROSYANA DEWI
21108017
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
DAFTAR PUSTAKA
Ardiyos. 2004. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.
Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat .
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK 02/ 2010 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2011
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap
Sukriy Abdullah. 2008. Perjalanan Dinas Pejabat Daerah. Diakses pada 17 Oktober, 2011 dari World Wide Web:
Nama Lengkap : Rosyana Dewi
Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juni 1990
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. Kiputih Dalam No.5 Rt.08 Rw.05 Kecamatan
Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Bandung 40142
DATA PENDIDIKAN
TK AL-MUSYAWARAH BANDUNG 1994 - 1996
SDN SEJAHTERA VII BANDUNG 1996 - 2002
SLTPN 1 BANDUNG 2002 - 2005
SMAN 6 BANDUNG 2005 - 2008
Sampai sekarang ini masih tercatat sebagai mahasiswi di UNIVERSITAS
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
hanya dengan rahmat dan karunia-Nya lah Laporan Kerja Praktek yang
merupakan salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek Program S-1 Jurusan
Akuntansi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
semoga senantiasa terlimpah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW,
keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya sampai dengan akhir zaman.
Laporan Kerja Praktek ini berjudul “Prosedur Pencairan Biaya
Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Pusat Penelitian Elektronika dan
Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET – LIPI)”.
Laporan ini berisi mengenai tata cara bagaimana melakukan perjalanan dinas dan
mengenai biaya-biaya dalam perjalanan dinas.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat, dan saran yang
sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan kerja praktek ini.
Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas
Komputer Indonesia.
2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan sebagai Penguji I.
3. Sri Dewi Anggadini, SE. M. Si., selaku Ketua Program Studi
pengarahan kepada penulis.
5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi
Universitas Komputer Indonesia.
6. Kedua orang tua dan kakak yang selalu memberikan do’a dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.
7. Anna Kristina T., S.E., Ak. selaku pembimbing dari PPET-LIPI yang
telah memberikan pengarahan dalam kuliah kerja praktek ini.
8. Bapak Luay, Bapak Sarip, Mba Nana, Mba Via dan seluruh staff di
bagian umum yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
9. Maulia, Annis, Fiki, Senni dan teman-teman yang lainnya yang telah
memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.
10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu.
Akhir kata Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan yang
membaca laporan ini.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, Desember 2011
NEGERI DI PUSAT PENELITIAN ELEKTRONIKA DAN
TELEKOMUNIKASI – LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
(PPET-LIPI)
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S1 Program Studi Akuntansi
Oleh:
ROSYANA DEWI 21108017
Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja praktek
Pada tanggal
Bandung, 23 Desember 2011