• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Pusat Penelitian Elektronika Dan Telekomunikasi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Pusat Penelitian Elektronika Dan Telekomunikasi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kerja Praktek

Suatu perusahaan/instansi menginginkan tujuan dalam suatu kegiatan yang

direncanakan dapat tercapai. Untuk mencapai tujuan yang dinginkan sesuai

dengan apa yang telah direncanakannya, maka perusahaan/instansi harus

melakukan kegiatan yang sesuai dengan apa yang direncanakannya. Dalam hal ini

yang dapat mendukung suatu kegiatan yang telah direncanakan salah satunya

dengan melakukan perjalanan dinas. Perjalanan dinas diatur dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang Perjalanan Dinas Jabatan

Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap.

Perjalanan dinas merupakan sebuah kebutuhan, kebiasaan, dan bagian

keseharian pejabat pemerintah, baik di pusat (departemen dan lembaga) maupun

daerah (provinsi, kabupaten, kota). Dalam konteks keuangan negara/daerah, biaya

untuk perjalanan dianggarkan dalam APBN/APBD (Syukriy Abdullah, 2008).

Pusat Penelitian Telekomunikasi dan Elektronika – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET – LIPI) merupakan salah satu lembaga yang melakukan perjalanan dinas untuk kebutuhan dalam melaksanakan kegiatan yang

akan dilakukan. Perjalanan dinas di PPET – LIPI ada 2, yaitu perjalanan dinas dalam negeri dan perjalanan dinas luar negeri. Anggaran biaya perjalanan dinas

ini sebelumnya telah dianggarkan dalam Rencana Kegiatan Anggaran

Kementrian/Lembaga RKAKL. Dalam RKAKL ini terdapat MAK (Mata

(2)

(DN) MAK nya yaitu 524119 sedangkan untuk biaya perjalanan dinas (LN) MAK

nya yaitu 524219. Biasanya biaya untuk perjalanan dinas ini dianggarkan sekitar

10% - 20%, tentunya sesuai dengan kegiatan yang akan dilakukan.

Perjalanan dinas yang paling sering dilakukan di PPET – LIPI yaitu perjalanan dinas dalam negeri. Perjalanan dinas luar negeri dilakukan untuk suatu

kegiatan yang besar yang dalam hal ini yaitu kegiatan yang berasaskan anggaran

berbasis kinerja dimana hasil dari kegiatan ini harus terlihat dalam kurun waktu 1

(satu) tahun.

Perjalanan dinas dapat dilakukan selama anggaran biaya perjalanan dinas

masih ada, jika anggaran biaya perjalanan dinas tidak mencukupi maka perjalanan

dinas tidak dapat dilaksanakan. Hal ini akan menghambat kegiatan yang akan

dilakukan. Dalam melaksanakan perjalanan dinas terdapat prosedur-prosedur yang

harus dilakukan oleh para pegawai. Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan

dinas akan membutuhkan biaya. Mengenai biaya-biaya perjalanan dinas ini diatur

dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK 02/ 2010 tentang Standar

Biaya Tahun Anggaran 2011.

Perjalanan dinas yang paling sering dilakukan di PPET – LIPI adalah perjalanan dinas dalam negeri. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis

tertarik untuk mengambil judul “Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas

Dalam Negeri di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

(3)

1.2 Tujuan Kerja Praktek

Tujuan dilakukannya kerja praktek adalah sebagai berikut:

1) Untuk mengetahui dokumen-dokumen yang diperlukan dalam

melakukan perjalanan dinas.

2) Untuk mengetahui satuan biaya perjalanan dinas.

3) Untuk mengetahui prosedur permintaan surat tugas.

4) Untuk mengetahui bagaimana prosedur pencairan biaya perjalanan

dinas.

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek

Informasi yang didapatkan penulis diharapkan dapat berguna bagi penulis,

perusahaan, maupun bagi masyarakat.

1. Bagi Penulis

Informasi ini dapat berguna sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan

penulis mengenai prosedur pencairan dana perjalanan dinas di kementrian

Negara/lembaga.

2. Bagi Instansi

Informasi ini dapat menjadi acuan untuk para karyawan agar dapat

melaksanakan tugas lebih baik lagi dan sesuai dengan tujuan yang

diharapkan dan tentunya agar para karyawan dapat melakukan perjalanan

(4)

3. Bagi Pihak Lainnya

Informasi ini dapat dijadikan referensi dan juga menambah pengetahuan

pihak lain mengenai prosedur pencairan biaya perjalanan dinas yang

digunakan oleh kementrian Negara/lembaga.

1.4 Metode Kerja Praktek

Dalam menyusun laporan kerja praktek ini, penulis menggunakan metode

Block Release yaitu penulis melakukan kerja praktek di Pusat Penelitian

Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia selama satu bulan atau 25 hari kerja. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Studi Lapangan (Field Research) yaitu merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung pada objek

penelitian. Dalam hal ini, penulis menggunakan cara diantaranya sebagai

berikut:

a. Pengamatan (Observation)

Yaitu suatu cara untuk mendapatkan data-data yang diperlukan oleh

penulis dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek

penelitian yaitu pada Pusat Penelitian Elektronika dan

(5)

b. Wawancara (Interview)

Yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

secara lisan dengan bagian-bagian tertentu yang berkaitan dengan

materi yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini.

c. Dokumentasi

Yaitu mengumpulkan data-data yang diperlukan oleh penulis dalam

menyusun laporan kerja praktek ini.

2. Studi Kepustakaan (library research)

Studi Kepustakaan (library research) yaitu merupakan suatu kegiatan

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari, meneliti dan

menelaah berbagai macam bahan bacaan yang ada di perpustakaan yang

sesuai dengan apa yang penulis teliti.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Penulis melakukan kuliah kerja praktek di Pusat Penelitian Elektronika dan

Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) yang berlokasi di Jalan Sangkuriang, Kompleks LIPI Gedung 20 Bandung. Kuliah kerja

praktek dilakukan pada tanggal 4 Juli 2011 – 5 Agustus 2011. Hari kerja di Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) berlaku dari hari senin sampai dengan hari jum’at. Hari senin sampai dengan hari kamis dari pukul 07.30-16.00 dan hari jum’at dari pukul 07.30-16.30. Sedangkan pada saat bulan ramadhan dari hari senin sampai dengan

(6)

Tabel 1.1

Materi Bimbingan Kerja Praktek

No Minggu Materi Kerja Praktek

1.

Ke 1

Tgl 4 Juli s/d 8 Juli 2011

 Pengenalan

 Membuat Surat Tugas (untuk perjalanan dinas)

 Membuat Nota Dinas (untuk perjalanan dinas)

 Membuat Surat Pernyataan (untuk perjalanan dinas)

 Membuat Rincian Biaya (untuk perjalanan dinas)

 Mencatat manual penerimaan dan pengeluaran kas

Tgl 1 Agustus s/d 5 Agustus 2011

 Membuat SPPD (manual)

(7)

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Singkat Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)

Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI), sebelumnya bernama Pusat Penelitian dan

Pengembangan Telekomunikasi Komponen dan Material (Puslitbang

TELKOMA–LIPI) yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan ketua LIPI Nomor 23/Kep/D.5/1978 tanggal 17 Januari 1987.

Puslitbang TELKOMA–LIPI sendiri, merupakan pengembangan dari Lembaga Elektronika Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(LEN-LIPI) yang pada 3 Januari 1986 berdasarkan Keppres No. 1 tahun 1986

dikembangkan menjadi 3 (tiga) Puslitbang yaitu Puslitbang TELKOMA-LIPI,

Puslitbang INKOM-LIPI dan Puslitbang Tenaga Listrik dan Mekatronik

(TELIMEK) – LIPI serta satu UPT, yaitu UPT LEN, yang kemudian beralih statusnya menjadi PT. LEN Industri dibawah naungan Badan Usaha Milik Negara

Industri Strategis (BUMNIS).

Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) memiliki visi dan misi demi tercapainya

(8)

Visi

Terwujudnya kehidupan bangsa yang adil, cerdas, kreatif, integrative dan dinamis

yang didukung oleh ilmu pengetahuan dan teknologi elektronika, telekomunikasi

dan komponen mikroelektronika dibidang yang humanistik.

Misi

Bermanfaat bagi bangsa dan Negara dalam:

1. Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang elektronika,

telekomunikasi dan komponen mikroelektronika agar menjadi penggerak

utama dan acuan dalam meningkatkan kemajuan dan persatuan bangsa,

memperkuat daya saing masyarakat.

2. Ikut serta dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa melalui

pembangunan berkelanjutan yang berwajah kemanusiaan (sustained

humanistic development)

Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut:

Tugas

Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan

penyiapan bahan perumusan kebijakan, penyusunan pedoman, pemberian

bimbingan teknis, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian

(9)

Fungsi

Dalam melaksanakan tugasnya Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

menyelanggarakan fungsi:

1. Penyiapan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang elektronika dan

telekomunikasi.

2. Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis

penelitian bidang elektronika dan telekomunikasi.

3. Penyusunan rencana, program, dan pelaksanaan penelitian bidang

elektronika dan telekomunikasi.

4. Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang elektronika dan

telekomunikasi.

5. Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang elektronika dan

telekomunikasi.

6. Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang elektronika dan

telekomunikasi.

7. Pelaksanaan urusan tata usaha.

2.2 Struktur Organisasi Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

– Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)

Struktur organisasi merupakan bagian yang sangat penting dalam

penyelenggaraan kegiatan suatu organisasi atau perusahaan, karena di dalam

struktur organisasi terdapat garis pendelegasian wewenang yang seharusnya

(10)

PPET-LIPI ini dibawahi oleh bagian tata usaha yang didalamnya terdapat bagian

kepegawaian, bagian umum, dan bagian jasa informasi. Selain itu juga dibawahi

oleh bidang elektronika, bidang telekomunikasi, bidang bahan dan komponen

elektronika, dan bidang sarana penelitian yang di dalamnya terdapat bagian

elektronika, telekomunikasi, dan bahan dan komponen mikroelektronika.

2.3 Uraian Tugas Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)

Uraian tugas adalah yang menjelaskan jenis pekerjaan yang harus dilakukan

oleh setiap pegawai/setiap pemegang posisi untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Setiap bagian memiliki tugasnya masing-masing yang akan dilakukan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berikut ini merupakan uraian tugas dari

mulai kepala sampai dengan setiap bagian yang ada di Pusat Penelitian

Elektronika dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI):

1. Kepala PPET-LIPI

Berikut ini uraian tugas kepala PPET-LIPI:

1) Menyiapkan bahan perumusan kebijakan penelitian bidang elektronika

dan telekomunikasi.

2) Penyusunan pedoman, pembinaan, dan pemberian bimbingan teknis

penelitian bidang elektronika dan telekomunikasi.

3) Penyusunan rencana, program dan pelaksanaan penelitian bidang

(11)

4) Pemantauan pemanfaatan hasil penelitian bidang elektronika dan

telekomunikasi.

5) Pelayanan jasa ilmu pengetahuan dan teknologi bidang elektronika dan

telekomunikasi.

6) Evaluasi dan penyusunan laporan penelitian bidang elektronika dan

telekomunikasi.

7) Pelaksanaan urusan tata usaha.

2. Bagian Administratif (Tata Usaha)

Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan urusan kepegawaian,

keuangan, persuratan, kearsipan, perlengkapan, dan rumah tangga, serta

pelayanan jasa dan informasi.

3. Bidang Elektronika

Bidang Elektronika mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan dan

penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis penelitian, penyusunan

rencana dan program, melaksanakan penelitian, pemantauan dan

pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang

elektronika.

4. Bidang Telekomunikasi

Bidang Telekomunikasi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan

dan penyusunan pedoman, pemberian bimbingan teknis, penelitian,

penyusunan rencana dan program, pelaksanaan penelitian, pemantauan

pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasil penelitian bidang

(12)

5. Bidang Bahan Komponen & Mikroelektronika

Bidang Bahan Komponen & Mikroelektronika mempunyai tugas

melaksanakan penyiapan bahan dan penyusunan pedoman, pemberian

bimbingan teknis penelitian, penyusunan rencana dan program, pelaksanaan

penelitian, pemantauan pemanfaatan, evaluasi, dan penyusunan laporan hasi

penelitian bidang dan komponen & mikroelektronika.

6. Bidang Sarana Penelitian

Bidang Sarana Penelitian mempunyai tugas melaksanakan penyiapan

pengembangan dan pengelolaan sarana penelitian.

2.4 Aktivitas Kegiatan Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi –

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI)

Beberapa aktivitas kegiatan yang dilakukan PPET-LIPI diantaranya sebagai

berikut:

Antena Penerima TV UHF

Antena Penerima TV UHF Quad ini merupakan hasil penelitian Bidang

Telekomunikasi PPET-LIPI Bandung, dirancang khusus untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat yang mempunyai kesulitan dalam penerimaan siaran-siaran

TV swasta pada saluran UHF. Kelebihan antena ini dibandingkan dengan model

lain adalah dapat menerima sinyal lebih besar, sehingga kwalitas gambar dan

suara lebih baik, tahanan angin lebih kecil, lebih ringan, cara pemasang lebih

(13)

Pengembangan Biosensor Untuk Bidang Kesehatan

Teknik analisis biosensor saat ini makin dibutuhkan, khususnya dalam

bidang kesehatan digunakan sebagai deteksi kadar gula, cholesterol, asam urat dan

sebagainya. Saat ini kebutuhan akan peralatan deteksi biosensor yang mudah

digunakan oleh siapapun, berbiaya murah, hasil yang akurat, portable serta maintenance free semakin meningkat. Untuk menjawab kebutuhan akan peralatan deteksi biosensor untuk bidang kesehatan dan penguasaan teknologi biosensor,

maka telah dilakukan penelitian rancang bangun sistem biosensor untuk deteksi

kadar kolesterol di dalam darah.

Disain dan Fabrikasi Sensor Merkuri Menggunakan Teknologi Surface

Acoustic Wave untuk Pemantauan Kualitas air Sungai Pada Daerah

Aliran Sungai (DAS) Citarum

Penelitian ini adalah membuat rancang bangun sebuah sensor untuk

mendeteksi gas Merkuri menggunakan divais Surface Acoustic Wave. Adapun penggunaan dari sensor ini nantinya adalah untuk mendeteksi pencemaran logam

Merkuri pada Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum dan pengelolaan DAS

terpadu LIPI khususnya di daerah sungai Citarum.

Studi Penguasaan Teknologi Fish Tracking Dan Implementasinya

Untuk Cencus Of Marine Life (COML)

Teknologi Fish Tracking dikembangkan untuk melacak posisi dan

(14)

memanfaatkan teknologi akuistik di dalam air. Sistem ini didasarkan pada

penggunaan penerima hydrophone yang berfungsi menangkap sinyal akustik yang

dipancarkan oleh pinger transmitter yang dipasangkan pada tubuh ikan. Tiga buah

hydrophone bersama unit penerima ditempatkan pada permukaan air dan disusun

membentuk bangun segitiga dengan posisi latitude dan longitude diketahui secara

pasti dengan peralatan GPS. Jarak antara transmitter ke masing-masing

hydrophone dihitung menggunakan persamaan sonar aktif. Informasi ini

dikirimkan melalui transmisi radio ke pusat pengolahan data (master station).

Selanjutnya dengan metrode trilaterasi, posisi obyek yang dimonitor dapat

diketahui dan ditampilkan secara real time. Fish Tracking akan memberikan

informasi yang berguna untuk mengetahui perilaku biota laut. Selain untuk

keperluan ilmiah, informasi ini dapat dimanfaatkan untuk menangani keberadaan

hewan-hewan unggulan dan langka di perairan Indonesia, sehingga manajemen

eksploitasi perikanan dapat dilakukan secara ekonomis dan efisien.

Jadwal Waktu Sholat Digital

Jadwal waktu sholat digital adalah perangkat digital yang berfungsi

menampilkan tabel jadwal waktu sholat secara otomatis berdasarkan waktu sholat

yang ada. Selain itu dalam jadwal waktu shalat digital juga terdapat jam digital,

kalender digital sampai tahun 2099. Waktu shalat ditandai dengan sinyal alarm

(15)

Pengembangan Metode Baru Dalam Rancang Bangun Sistem Sensor

Berbasis MEMs Untuk Monitoring Pencemaran Lingkungan

Sensor gas berbasis teknologi MEMs telah banyak digunakan untuk

mendeteksi gas-gas polutan seperti Co, So2, Nh3, Nox, hidrokarbon (HC),dsb.

Akan tetapi, permasalahan sampai sekarang masih dihadapi oleh sensor gas

berbasis MEMs adalah rendahnya sensitivitas, lemahnya selektivitas, dan

kurangnya stabilitas sensor. Oleh karena itu, sangat sulit untuk menghasilkan

sebuah sensor gas berbasis MEMs, yang mencakup penggunaan nanomaterial

metal oksida, teknik-screen printing dan laser micromachining dalam fabrikasi

divais sensor.

Radar Pengawas Pantai Indra 2 (Indonesian Radar 2)

Pengawasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang

terdiri lebih dari 17.000 pulau dengan 2/3 wilayahnya adalah lautan yang

memerlukan aparat dan peralatan dengan jumlah yang besar. Kemampuan

TNI-AL dan POLRI dalam mengawasi wilayah NKRI sangat terbatas sehingga

wilayah perairan Indonesia rawan terjadi pencurian ikan, pelanggaran wilayah

oleh kapal asing, pembajakan kapal, dan penyelundupan. Salah satu cara untuk

meningkatkan kemampuan aparat pemerintah dalam mengamankan wilayah

NKRI adalah menggunakan sistem radar maritim untuk mengawasi lalu-lintas laut

(16)

Radio Telephone (Telepon Radio LIPI)

Sistem Digital Radio Telephone terdiri dari Central Office Digital Radio

Telephone dan Subscriber Digital Radio Telephone. Perangkat Central Office Digital Radio Telephone ditempatkan di daerah yang terjangkau oleh saluran

(17)

BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Praktek di Pusat Penelitian Elektronika

dan Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI),

penulis ditempatkan di bagian umum yang merupakan bagian dari bidang

administratif (bagian tata usaha). Dalam pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja

Praktek tersebut penulis ikut membantu dalam mengerjakan tugas-tugas yang ada,

dan dalam hal ini yaitu membuat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam

perjalanan dinas.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Berikut ini teknis pelaksanaan kerja praktek:

1. Perkenalan dengan karyawan di PPET-LIPI khususnya di bagian umum.

2. Membuat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam perjalanan dinas.

3. Mencatat manual penerimaan dan pengeluaran kas.

4. Merekap PPh 21, 22, 23 dan PPN.

5. Melakukan input data surat .

6. Belajar fotocopy.

7. Melakukan arsip dokumen.

(18)

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

3.3.1 Kajian Teoritis

1) Pengertian Prosedur

Pengertian prosedur menurut Ardiyos ( 2004:734 ), yaitu :

“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara seragam.”

Sedangkan pengertian prosedur menurut Mulyadi ( 2001:5 ), yaitu :

“Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang jadi berulang-ulang.”

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prosedur adalah

suatu kegiatan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian

yang dibuat untuk menjamin agar suatu kegiatan dapat terjadi berulang-ulang dan

dilaksanakan secara seragam.

2) Pengertian Biaya

Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2007:4) biaya (cost) adalah

pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi

atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

(19)

“Akuntan telah mendefinisikan biaya sebagai suatu nilai tukar, pengeluaran,

atau pengorbanan yang dilakukan untuk menjamin perolehan manfaat”.

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa biaya

adalah pengorbanan sumber ekonomis yang dilakukan untuk menjamin perolehan

manfaat.

3) Pengertian Perjalanan Dinas

Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang

Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri,

dan Pegawai Tidak Tetap bahwa perjalanan dinas dalam negeri yang selanjutnya

disebut perjalanan dinas adalah perjalanan ke luar tempat kedudukan baik

perseorangan maupun secara bersama yang jaraknya sekurang-kurangnya 5 (lima)

kilometer dari batas kota, yang dilakukan dalam wilayah Republik Indonesia

untuk kepentingan Negara atas perintah Pejabat yang berwenang , termasuk

perjalanan dari tempat kedudukan ke tempat meninggalkan Indonesia untuk

bertolak ke luar negeri dan dari tempat tiba di Indonesia dari luar negeri ke tempat

yang dituju dalam negeri.

3.3.2 Dokumen-Dokumen Yang Diperlukan Dalam Pencairan Biaya

Perjalanan Dinas

Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas, harus melengkapi

(20)

1. Surat Permohonan

Surat permohonan adalah surat yang dibuat oleh seseorang atau

lembaga berisi permohonan atau permintaan sesuatu kepada pihak

lain, yang berfungsi:

 Bagi pihak yang memohon, surat permohonan berfungsi sebagai

duta atau utusan untuk menyampaikan sesuatu yang hendak

dimohon atau dimintanya.

 Bagi pihak yang menerima, surat permohonan berfungsi sebagai

bahan untuk mempertimbangkan perlu tidaknya permohonan

dikabulkan.

2. Nota Dinas

Nota Dinas adalah naskah dinas intern yang dibuat oleh pejabat dalam

melaksanakan tugas guna menyampaikan laporan, pemberitahuan,

pernyataan, permintaan atau penyampaian kepada pejabat lain.

3. Surat Tugas

Surat Tugas adalah surat yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk

memberikan informasi bahwa pimpinan ditugas untuk melakukan

perjalanan dinas.

4. Surat Pernyataan

Surat Pernyataan adalah naskah dinas yang merupakan alat

pemberitahuan dan tanda bukti pejabat yang berwenang kepada

pejabat/pegawai lain yang menyatakan bahwa pejabat/pegawai

(21)

5. Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD) adalah surat perintah kepada

Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap untuk

melaksanakan perjalanan dinas.

6. Kwitansi (Bukti Pembayaran)

Kwitansi adalah selembar surat bukti yang menyatakan bahwa telah

terjadi penyerahan sejumlah uang dari yang disebut sebagai pemberi

atau yang menyerahkan uang kepada yang disebut sebagai penerima

dan yang harus menandatangani telah menerima penyerahan uang itu

sebesar yang disebutkan dalam surat itu, lengkap dengan tanggal

penyerahan,tempat serta alasan penyerahan uang itu.

3.3.3 Satuan Biaya Perjalanan Dinas

Dalam melakukan perjalanan dinas diperlukan biaya-biaya. Hal ini telah

diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/PMK 02/2010 tentang

Standar Biaya Tahun Aanggaran 2011. Adapun satuan biaya dalam melakukan

perjalanan dinas sebagai berikut:

1) Satuan Biaya Uang Harian Perjalanan Dinas Dalam Negeri, Uang Harian

Paket Fullboard Di Luar Kota Dan Uang Saku Paket Fullboard Serta

Fullday/Halfday Di Dalam Kota

a. Uang harian dapat digunakan sebagai uang makan, uang saku, dan

(22)

b. Selama melakukan perjalanan dinas, pejabat negara (ketua/wakil ketua

dan anggota lembaga tinggi negara, menteri serta setingkat menteri),

pejabat Eselon I dan pejabat Eselon II dapat diberi uang representasi per

hari masing-masing sebesar Rp 200.000,00, Rp 150.000,00, dan Rp

100.000,00.

c. Pejabat negara (ketua/wakil ketua dan anggota lembaga tinggi negara,

menteri serta setingkat menteri) yang melakukan perjalanan dinas dapat

diberi fasilitas angkutan dalam kota/sewa kendaraaan (termasuk

sopir/BBM) sesuai dengan peruntukannya dan diberikan secara at cost (sesuai pengeluaran).

Tabel 3.1

SATUAN BIAYA UANG HARIAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI, UANG HARIAN PAKET

FULLBOARD DI LUAR KOTA DAN UANG SAKU PAKET FULLBOARD SERTA FULLDAY/HALFDAY

300.000 230.000 150.000 110.000

2. SUMATERA

UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000

3. R I A U 300.000 230.000 150.000 110.000

(23)

RIAU

5. J A M B I 300.000 230.000 150.000 110.000 6. SUMATERA

BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000

7. SUMATERA

SELATAN 300.000 230.000 150.000 110.000

8. LAMPUNG 300.000 230.000 150.000 110.000

9. BENGKULU 300.000 230.000 150.000 110.000 10. BANGKA

BELITUNG 300.000 230.000 150.000 110.000

11. BANTEN 300.000 230.000 150.000 110.000

12. JAWA BARAT 350.000 270.000 180.000 130.000 13. D.K.I. JAKARTA 450.000 340.000 230.000 160.000 14. JAWA TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000 15. D.I.

YOGYAKARTA 350.000 270.000 180.000 130.000 16. JAWA TIMUR 350.000 270.000 180.000 130.000

350.000 270.000 180.000 130.000

19.

NUSA TENGGARA TIMUR

350.000 270.000 180.000 130.000

20. KALIMANTAN

BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000

21. KALIMANTAN

TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000

22. KALIMANTAN

SELATAN 300.000 230.000 150.000 110.000

23. KALIMANTAN

TIMUR 350.000 270.000 180.000 130.000

24. SULAWESI

UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000

(24)

26. SULAWESI

BARAT 300.000 230.000 150.000 110.000

27. SULAWESI

SELATAN 350.000 270.000 180.000 130.000

28. SULAWESI

TENGAH 300.000 230.000 150.000 110.000

29. SULAWESI

TENGGARA 300.000 230.000 150.000 110.000

30. MALUKU 300.000 230.000 150.000 110.000

31. MALUKU UTARA 300.000 230.000 150.000 110.000

32. PAPUA 450.000 340.000 230.000 160.000

33. IRIAN JAYA

BARAT 400.000 300.000 200.000 140.000

2) Satuan Biaya Penginapan Perjalanan Dinas Dalam Negeri

a. Satuan biaya penginapan perjalanan dinas dalam negeri digunakan

untuk pengalokasian dana dalam perencanaan anggaran (RKA-KL).

Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya penginapan menggunakan

metode at cost (sesuai pengeluaran).

b. Peruntukkan hotel berbintang

1) Hotel Bintang Lima : ketua/wakil ketua dan anggota lembaga

tinggi negara, menteri, pejabat setingkat menteri, serta pejabat

negara lainnya yang setara.

2) Hotel Bintang Empat : gubernur, wakil gubernur, dan pejabat

negara lainnya yang setara, pejabat Eselon I serta pejabat Eselon II

3) Hotel Bintang Tiga : pejabat Eselon III/Gol. IV

(25)

c. Fasilitas hotel bintang lima kelas suite diberikan kepada pejabat negara

(ketua/wakil ketua dan anggota lembaga tinggi negara, menteri serta

setingkat menteri). Apabila dalam provinsi tersebut tidak terdapat hotel

bintang lima, pejabat negara tersebut dapat diberikan tarif kamar hotel

tertinggi yang ada di provinsi tersebut.

d. Dalam hal perjalanan dinas dilakukan secara bersama-sama untuk

melaksanakan kegiatan tertentu, penginapan/hotel untuk seluruh pejabat

negara/pegawai dapat menggunakan penginapan/hotel yang sama

dengan kelas kamar penginapan/hotel sesuai yang telah ditetapkan

untuk setiap pejabat negara/pegawai.

Tabel 3.2

SATUAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

TARIF RATA2 HOTEL KELAS STANDAR/DELUXE/NON SUITE

4.420.000 1.760.000 1.150.000 850.000 410.000 250.000

2. SUMATERA UTARA 4.500.000 1.250.000 1.000.000 550.000 400.000 290.000

3. R I A U 3.450.000 1.650.000 960.000 670.000 400.000 340.000

4. KEPULAUAN RIAU 3.410.000 1.500.000 740.000 550.000 380.000 250.000

5. J A M B I 4.000.000 1.010.000 1.000.000 560.000 370.000 230.000

6. SUMATERA BARAT 4.240.000 1.750.000 1.030.000 600.000 370.000 280.000

(26)

SELATAN

8. LAMPUNG 3.300.000 1.700.000 800.000 600.000 340.000 260.000

9. BENGKULU 1.300.000 920.000 790.000 580.000 490.000 400.000

10. BANGKA BELITUNG 2.000.000 1.100.000 820.000 500.000 340.000 300.000

11. BANTEN 3.250.000 1.630.000 1.200.000 700.000 450.000 290.000

12. JAWA BARAT 3.250.000 1.650.000 1.200.000 830.000 440.000 330.000

13. D.K.I. JAKARTA 8.720.000 1.650.000 1.000.000 650.000 500.000 400.000

14. JAWA TENGAH 4.050.000 1.650.000 1.100.000 750.000 450.000 280.000

15. D.I.

YOGYAKARTA 3.750.000 1.250.000 1.000.000 550.000 480.000 280.000

16. JAWA TIMUR 3.790.000 1.560.000 960.000 600.000 390.000 280.000

2.400.000 1.200.000 1.000.000 550.000 450.000 300.000

19.

NUSA TENGGARA TIMUR

3.000.000 1.160.000 1.000.000 550.000 470.000 400.000

20. KALIMANTAN BARAT 2.400.000 1.400.000 830.000 740.000 430.000 300.000

21. KALIMANTAN

TENGAH 3.000.000 1.300.000 1.000.000 750.000 400.000 290.000

22. KALIMANTAN SELATAN 4.250.000 1.400.000 1.200.000 700.000 500.000 350.000

23. KALIMANTAN TIMUR 4.000.000 1.500.000 1.230.000 750.000 550.000 450.000

24. SULAWESI UTARA 3.200.000 1.380.000 1.240.000 600.000 500.000 290.000

25. GORONTALO 1.320.000 1.030.000 820.000 660.000 410.000 240.000

26. SULAWESI BARAT 1.050.000 850.000 670.000 540.000 400.000 360.000

27. SULAWESI SELATAN 4.000.000 1.400.000 900.000 800.000 420.000 330.000

28. SULAWESI

(27)

29. SULAWESI

TENGGARA 1.850.000 1.200.000 900.000 600.000 450.000 350.000

30. MALUKU 3.000.000 1.200.000 1.020.000 600.000 390.000 280.000

31. MALUKU

UTARA 3.110.000 1.400.000 1.300.000 600.000 360.000 330.000

32. PAPUA 2.850.000 1.600.000 1.050.000 610.000 460.000 380.000

33. IRIAN BARAT JAYA 4.500.000 1.580.000 1.050.000 900.000 400.000 370.000

3) Satuan Biaya Tiket Pesawat Pergi-Pulang Perjalanan Dinas Dalam Negeri

Satuan biaya untuk pembelian tiket pesawat udara pulang pergi (PP) dari

bandara keberangkatan suatu kota ke bandara kota tujuan. Satuan biaya tiket

termasuk biaya asuransi, tidak termasuk airport tax serta biaya retribusi lainnya.

Dalam pelaksanaan anggaran, satuan biaya tiket perjalanan dinas dalam negeri

menggunakan metode at cost (sesuai pengeluaran).

Tabel 3.3

SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERGI-PULANG PERJALANAN DINAS DALAM NEGERI

NO

KOTA SATUAN BIAYA TIKET

ASAL TUJUAN BISNIS EKONOMI

(1) (2) (3) (4) (5)

1. BANDUNG BATAM 5.880.000 3.350.000

2. BANDUNG DENPASAR 5.260.000 3.040.000

3. BANDUNG JAKARTA 1.930.000 1.380.000

4. BANDUNG JAMBI 4.680.000 2.750.000

5. BANDUNG JOGJAKARTA 3.150.000 1.990.000

6. BANDUNG PADANG 5.730.000 3.280.000

(28)

8. BANDUNG PANGKAL PINANG 4.300.000 2.560.000

9. BANDUNG PEKANBARU 6.100.000 3.460.000

10. BANDUNG SEMARANG 2.830.000 1.830.000

11. BANDUNG SOLO 3.410.000 2.120.000

12. BANDUNG SURABAYA 4.510.000 2.670.000

13. BANDUNG TANJUNG PANDAN 4.150.000 2.490.000

4) Satuan Biaya Taksi Perjalanan Dinas Dalam Negeri

Satuan biaya taksi merupakan tarif satu kali perjalanan dari kantor tempat

kedudukan menuju bandara keberangkatan atau dari bandara kedatangan menuju

tempat tujuan di kota bandara kedatangan dan sebaliknya. Satuan biaya taksi

perjalanan dinas dalam negeri untuk propinsi Jawa Barat adalah sebesar Rp

60.000,00.

3.3.4 Prosedur Permintaan Surat Tugas

Sebelum melakukan perjalanan dinas, para karyawan/pegawai/peneliti harus

mempunyai surat tugas terlebih dahulu, untuk mendapatkan surat tugas tersebut

(29)

Gambar 3.1

Prosedur Permintaan Surat Tugas

Pegawai yang akan melaksanakan perjalanan dinas harus ada surat

tugasnya. Untuk mendapatkan surat tugas tersebut pegawai harus mengisi

formulir permohonan surat tugas yang kemudian akan disetujui dan

ditandatangani oleh atasan. Setelah disetujui oleh atasan, kemudian diproses oleh

sub bagian kepegawaian untuk dibuatkan surat tugas dan kemudian diparaf oleh

kasubbag kepegawaian. Setelah itu diparaf atau ditandatangani oleh kepala bagian

tata usaha dan kepala Pusat Penelitian Telekomunikasi dan Elektronika (PPET).

Surat tugas yang telah ditandatangani tersebut diberikan kepada sub bagian

kepegawaian untuk didistribusikan kepada pegawai yang akan melaksanakan

perjalanan dinas dan ke bendahara sub bagian keuangan apabila perjalanannya

(30)

3.3.5 Prosedur Pencairan Biaya Perjalanan Dinas

Untuk dapat memperlancar kegiatan yang akan dilakukan, terkadang

diperlukan perjalanan dinas. Untuk dapat melakukan perjalanan dinas ini para

karyawan/pegawai/peneliti harus mengikuti prosedur yang ada agar perjalanan

dinas ini dapat dilakukan. Pencairan biaya perjalanan dinas ini dilakukan dengan

pembayaran langsung perjalanan dinas. Adapun prosedur pembayaran langsung

perjalanan dinas sebagai berikut:

Gambar 3.2

Prosedur Pembayaran LS Perjalanan Dinas

Peneliti atau pegawai yang akan melakukan perjalanan dinas menyerahkan

(31)

keberangkatan ke lapangan. KPA/PPK memeriksa jadwal penelitian lapangan

yang sudah disahkan berdasarkan perencanaan, setelah dicocokkan dengan

jadwal, KPA/PPK membuat SPP Perjalanan Dinas dan diserahkan kepada

Kasubag Keuangan. Kasubag Keuangan memverifikasi dan menyerahkan berkas

yang telah diperiksa kepada Bendahara Pengeluaran. Bendahara pengeluaran

membuat daftar nominatif tim Penelitian Lapangan dan diserahkan kepada Pejabat

penguji SPP/Penandatanganan SPM. Penguji SPP/Penandatanganan SPM

memeriksa kecukupan pagu anggarannya, jika pagu anggaran tidak mencukupi

untuk dibayarkan maka seluruh dokumen dikembalikan kepada Bendahara

Pengeluaran, jika pagu anggaran mencukupi untuk dibayarkan maka dibuatkan

SPM LS Perjalanan Dinas. Penguji SPP/Penandatanganan SPM menyerahkan

SPM LS Perjalanan Dinas dan kelengkapannya kepada KPPN. KPPN memeriksa

dan memverifikasi SPM LS Perjalanan Dinas dan kelengkapannya, jika terdapat

kesalahan maka SPM dikembalikan kepada Penguji SPP, jika tidak terdapat

kesalahan maka dibuatkan SP2D nya dalam waktu 1 hari kerja setelah SPM

diterima. Kemudian KPPN menyerahkan SP2D LS Perjalanan Dinas berikut

kelengkapannya kepada Bank Persepsi dan kepada Satker melalui Bendahara

Pengeluaran untuk di arsip.

Keterangan:

KPA = Kuasa Pengguna Anggaran

PPK = Pejabat Pembuat Komitmen

SPP = Surat Permintaan Pembayaran

(32)

SPM-LS = Surat Perintah Membayar Langsung

KPPN = Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara

SP2D = Surat Perintah Pencairan Dana

(33)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan kerja praktek tersebut mengenai Prosedur Biaya

Perjalanan Dinas Dalam Negeri di Pusat Penelitian Elektronika dan

Telekomunikasi-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET-LIPI) dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan

perjalanan dinas yaitu nota dinas, surat pernyataan, permohonan SPJ,

surat tugas, SPPD, kwitansi.

2. Mengenai biaya perjalanan dinas harus sesuai dengan satuan biaya

perjalanan dinas yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor

100/PMK 02/2010 tentang Standar Biaya Tahun Aanggaran 2011.

3. Sebelum melakukan perjalanan dinas harus ada surat tugas terlebih

dahulu dan untuk mendapatkan surat tugas tersebut,

karyawan/pegawai/peneliti harus mengisi formulirnya terlebih dahulu

hingga akhirnya disetujui oleh atasan yang bersangkutan dan setelah itu

diproses untuk dibuatkan surat tugas yang pada akhirnya surat tugas

tersebut ditandatangani oleh kepala pusat penelitian dan kemudian

diberikan kepada karyawan/pegawai/peneliti yang akna melakukan

perjalanan dinas.

4. Untuk melakukan perjalanan dinas, karyawan/pegawai/peneliti harus

(34)

Komitmen, setelah itu akan dibuatkan Surat Permintaan Pembayaran

Perjalanan Dinas yang kemudian akan diverifikasi dan diserahkan ke

bendahara pengeluaran. Bendahara pengeluaran kemudian membuat

daftar nominatif tim dan diserahkan kepada pejabat penguji Surat

Permintaan Pembayaran. Pejabat penguji SPP itu akan mengecek

kecukupan anggaran, jika anggaran tidak mencukupi maka perjalanan

dinas itu tidak dapat dilaksanakan, namun jika anggaran mencukupi

maka akan dibuatkan Surat Perintah Membayar Langsung Perjalanan

Dinas yang kemudian diserahkan ke KPPN. Setelah diverifikasi oleh

KPPN dan tidak ditemui kesalahan maka KPPN akan menyerahkan

Surat Perintah Pencairan Dana Langsung.

4.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis memberikan saran agar para

karyawan atau peneliti mengikuti prosedur biaya perjalanan dinas di PPET-LIPI

agar biaya dapat segera dicairkan sehingga dapat memperlancar kegiatan yang

akan dilakukan. Para karyawan atau peneliti yang melakukan perjalanan dinas

harus sesuai dengan bidangnya agar perjalanan dinas ini dapat berguna dan

(35)

PENGETAHUAN INDONESIA (PPET-LIPI)

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S-1 Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

ROSYANA DEWI

21108017

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyos. 2004. Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat .

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 100/ PMK 02/ 2010 tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2011

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 45/PMK.05/2007 Tentang Perjalanan Dinas Jabatan Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap

Sukriy Abdullah. 2008. Perjalanan Dinas Pejabat Daerah. Diakses pada 17 Oktober, 2011 dari World Wide Web:

(37)

Nama Lengkap : Rosyana Dewi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 29 Juni 1990

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jl. Kiputih Dalam No.5 Rt.08 Rw.05 Kecamatan

Cidadap Kelurahan Ciumbuleuit Bandung 40142

DATA PENDIDIKAN

TK AL-MUSYAWARAH BANDUNG 1994 - 1996

SDN SEJAHTERA VII BANDUNG 1996 - 2002

SLTPN 1 BANDUNG 2002 - 2005

SMAN 6 BANDUNG 2005 - 2008

Sampai sekarang ini masih tercatat sebagai mahasiswi di UNIVERSITAS

(38)

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena

hanya dengan rahmat dan karunia-Nya lah Laporan Kerja Praktek yang

merupakan salah satu syarat mata kuliah Kerja Praktek Program S-1 Jurusan

Akuntansi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam

semoga senantiasa terlimpah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW,

keluarganya, sahabatnya, dan kita umatnya sampai dengan akhir zaman.

Laporan Kerja Praktek ini berjudul “Prosedur Pencairan Biaya

Perjalanan Dinas Dalam Negeri Di Pusat Penelitian Elektronika dan

Telekomunikasi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PPET – LIPI)”.

Laporan ini berisi mengenai tata cara bagaimana melakukan perjalanan dinas dan

mengenai biaya-biaya dalam perjalanan dinas.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan koreksi, pendapat, dan saran yang

sifatnya membangun guna kesempurnaan laporan kerja praktek ini.

Dalam kesempatan ini, Penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto, M. Sc., selaku Rektor Universitas

Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra. SE. M. Si., selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Komputer Indonesia dan sebagai Penguji I.

3. Sri Dewi Anggadini, SE. M. Si., selaku Ketua Program Studi

(39)

pengarahan kepada penulis.

5. Seluruh Staff Dosen dan Sekretariat Program Studi Akuntansi

Universitas Komputer Indonesia.

6. Kedua orang tua dan kakak yang selalu memberikan do’a dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan laporan kerja praktek ini.

7. Anna Kristina T., S.E., Ak. selaku pembimbing dari PPET-LIPI yang

telah memberikan pengarahan dalam kuliah kerja praktek ini.

8. Bapak Luay, Bapak Sarip, Mba Nana, Mba Via dan seluruh staff di

bagian umum yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

9. Maulia, Annis, Fiki, Senni dan teman-teman yang lainnya yang telah

memberikan dukungan dan semangat bagi penulis.

10. Seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak dapat penulis

sebutkan satu persatu.

Akhir kata Penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat

bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi rekan-rekan yang

membaca laporan ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, Desember 2011

(40)

NEGERI DI PUSAT PENELITIAN ELEKTRONIKA DAN

TELEKOMUNIKASI – LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA

(PPET-LIPI)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S1 Program Studi Akuntansi

Oleh:

ROSYANA DEWI 21108017

Telah diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja praktek

Pada tanggal

Bandung, 23 Desember 2011

(41)

Gambar

Tabel 1.1
Tabel 3.1
Tabel 3.2 SATUAN BIAYA PENGINAPAN PERJALANAN DINAS DALAM
Tabel 3.3 SATUAN BIAYA TIKET PESAWAT PERGI-PULANG PERJALANAN
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan selama satu bulan. Divisi keuangan memiliki kegiatan yang salah satunya yaitu membiayai perjalanan dinas

Judul Skripsi : Analisis Pengemasan Ulang Informasi pada Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.. Oleh :

bahwa berdasarkan Surat Persetujuan Hibah Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) atas nama Kepala LIPI Nomor B-5434/SU/LK.08/VI/2016 tanggal 6

KESATU : Menyelenggarakan Rapat Kerja Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Tahun 2017, yang selanjutnya dalam Keputusan Kepala ini disebut Rapat Kerja LIPI Tahun

1. Keberadaan LIPI sebagai satu-satunya lembaga ilmu pengetahuan di tingkat nasional yang melingkupi hampir seluruh disiplin ilmu. LIPI selama 50 tahun ini sebenarnya

PUSAT PENELITIAN BIOTEKNOLOGI, LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA 140. PUSAT PENELITIAN ELEKTRONIKA DAN TELEKOMUNIKASI,

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tentang

bahwa dengan Keputusan Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Nomor 3/A/2016 telah menetapkan Tim Penilai dan Sekretariat Tim Penilai Peneliti Pusat;.. bahwa