• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Nondestruktif Kayu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengujian Nondestruktif Kayu"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Karya Tulis

PENGUJIAN NONDESTRUKTIF KAYU

OLEH:

EVALINA HERAWATI, S.Hut, M.Si

NIP. 132 303 840

DEPARTEMEN KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENGUJIAN NONDESTRUKTIF KAYU

Evalina Herawati, S.Hut, M.Si Staf Pengajar Departemen Kehutanan

Fakultas Pertanian - USU

PENDAHULUAN

Kayu telah digunakan selama ribuan tahun sebagai bahan konstruksi untuk tempat tinggal, kapal dan jembatan. Ketersediaan dan kemudahan dalam pengerjaannya pada awalnya telah membuat kayu menjadi pilihan yang logis untuk bahan konstruksi. Belakangan, pilihan ini juga disebabkan oleh biayanya yang lebih rendah dan rasio kekuatan terhadap berat yang tinggi dibandingkan dengan bahan dari logam dan semen (Falk et al., 1990).

Kayu merupakan bahan yang memiliki keragaman dalam sifat-sifatnya, yang melekat secara inherent. Kayu dikenal sebagai bahan yang bersifat ortotropis. Sifat-sifat struktural kayu tidak hanya bergantung pada arah orientasinya ketika dipotong dari bentuk log tetapi juga pada distribusi, ukuran dan bentuk karakteristik yang dapat mengurangi kekuatan dan sel pembentuk kayu yang bervariasi antar jenis. Di samping itu, kondisi lingkungan dimana kayu digunakan akan mempengaruhi kadar air kayu yang akan berpengaruh pula pada sifat-sifat mekanis dan kerentanannya terhadap degradasi oleh pembusukan (Falk et al., 1990).

Oleh karena faktor-faktor yang telah disebutkan di atas maka pengguna kayu perlu memilah atau menilai kualitas bahan bangunan kayu sebelum digunakan dalam konstruksi (Falk et al., 1990). Penilaian kualitas kayu dalam hal ini kekuatan kayu, salah satunya dapat dilakukan dengan metode nondestructive evaluation (NDE).

(3)

Evaluasi tersebut didasarkan pada teknik atau alat pengujian nondestruktif (nondestructive testing/NDT) untuk menyiapkan informasi yang akurat mengenai sifat-sifat dan performansi bahan tersebut (Ross, 1992).

METODE PENGUJIAN NONDESTRUKTIF

Teknik pengujian nondestruktif untuk kayu sangat berbeda dengan pengujian bahan yang bersifat homogen yakni bahan isotropis seperti logam, kaca, plastik dan keramik. Pada benda yang tidak berbahan dasar kayu dimana sifat-sifat mekanisnya ditentukan oleh proses pembuatannya, teknik NDT digunakan untuk mendeteksi adanya diskontinuitas, rongga atau inklusi. Kayu merupakan bahan biologis, sehingga ketidakteraturan terjadi secara alami dan dapat terjadi karena adanya agen-agen degradasi dalam lingkungan. Karenanya, teknik NDT pada kayu digunakan untuk mengukur bagaimana alam dan lingkungan yang menyebabkan ketidakteraturan berinteraksi dalam elemen kayu untuk menentukan sifat mekanisnya (Ross, 1992).

Metode evaluasi nondestruktif menurut Falk et. al. (1990) dapat dilakukan berdasarkan pengukuran akustik, getaran dan beberapa cara lain, seperti diuraikan di bawah ini.

Metode evaluasi nondestruktif berdasarkan pengukuran akustik

(4)

Teknik Kecepatan Suara

Beberapa penelitian yang berkaitan dengan ini adalah penggunaan kecepatan gelombang tegangan sonik sebagai alat prediksi Modulus elastisitas (MOE), modulus patah (MOR) dan parameter lainnya. Pengukuran kecepatan gelombang tegangan digunakan untuk memprediksi sifat-sifat bahan pada berbagai produk kayu termasuk papan komposit struktural, serta digunakan juga untuk mendeteksi adanya pembusukan pada kayu.

Teknik Emisi Akustik

Meskipun kebanyakan penelitian penggunaan emisi akustik difokuskan pada penelitian kerusakan yang terjadi selama pengujian destruktif namun bisa juga digunakan untuk memprediksi kekuatan lentur, beban pada batas proporsi dan defleksi lentur.

Teknik Analisis Bentuk Gelombang

Acousto-ultrasonic adalah teknologi yang menggabungkan analisis emisi akustik dari bentuk gelombang yang diterima dengan teknologi getar ultrasonic. Diantara penelitian dengan teknik ini adalah menggunakan beberapa karakteristik bentuk gelombang untuk membedakan kayu yang mengalami pembusukan dengan yang tidak di bawah kondisi yang sama di laboratorium. Penelitian lain menggunakan teknik ini untuk mendeteksi mata kayu, busuk, arah orientasi serat dan kadar air kayu.

Metode evaluasi nondestruktif berdasarkan pengukuran getaran

(5)

dan lebih kaku bergetar pada frekuensi yang lebih tinggi dibandingkan dengan tiang yang terdegradasi oleh busuk/lapuk.

Metode evaluasi nondestruktif lain yang diaplikasikan pada kayu

Metode lain ini diantaranya adalah penggunaan microwave, sinar X, laser, optik, dan digital image. Microwave digunakan untuk mendeteksi cacat-cacat pada produk kayu berdasarkan sensitivitas gelombang terhadap perubahan kerapatan dan arah serat. Laser digunakan untuk mengukur sudut serat permukaan. Sinar X dapat digunakan untuk menentukan kerusakan internal pada kayu utamanya pada kayu bulat seperti log, tiang dan pancang. Cacat yang terdeteksi meliputi mata kayu, pecah, lubang serangga dan adanya busuk/lapuk. Beberapa sistem optik dikembangkan untuk penginderaan dan pencarian cacat permukaan pada permukaan kayu dalam penentuan proses pemilahan.

Selanjutnya uraian mengenai metode pengujian non destruktif berikut ini disarikan dari Tanasoiu et al. (2002). Teknik NDT yang digunakan dalam industri hasil hutan dapat digunakan untuk mengontrol dan mengevaluasi kualitas dan sifat-sifat kayu dan struktur yang terbuat dari kayu dan dapat diklasifikasikan dalam kategori berikut ini:

a. Deteksi cacat

b. Penyortiran dan pemilahan produk struktural

c. Evaluasi elemen berkayu pada lokasi penggunaannya

Beberapa metode NDT yang digunakan untuk mengevaluasi produk-produk kayu adalah:

Pemeriksaan visual

(6)

Gelombang tegangan sonik

Teknik ini berdasarkan fakta bahwa kecepatan suara dan atenuasi bergantung pada kekuatan dan kekakuan kayu. Berdasarkan teori tersebut, modulus elastisitas dinamis (Edin) dapat dihitung dari persamaan : Edin = . v2 dimana adalah kerapatan kayu dan v adalah kecepatan gelombang tegangan.

Gelombang tegangan ultrasonik

Teknik NDT gelombang tegangan ultrasonik adalah sama dalam beberapa cara dengan pendekatan gelombang sonic kecuali bahwa ultrasonik bekerja pada frekuensi yang lebih tinggi. Untuk kayu, kisaran frekuensi yang paling baik adalah antara 20 – 500 kHz karena atenuasi yang tinggi pada kayu. Kecepatan akustik dan koefisien atenuasi akustik digunakan sebagai penaksir kekuatan dan peningkatan waktu lintas antara dua tranduser dapat menunjukkan adanya cacat. Metode ultrasonik sangat populer dengan bahan yang homogen, tidak berpori dan paling efektif untuk pembuatan pengawasan kualitas area delaminasi dari struktur laminasi, karena kemampuan gelombang ultrasonik memusat dalam area yang kecil.

Ultrasound dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan karakteristik kayu seperti kadar air dan arah serat. Sebagai contoh, ultrasound sekitar tiga kali lebih cepat searah serat dibandingkan arah melintang pada kayu solid, sehingga memungkinkan untuk mendeteksi cacat, termasuk perubahan pada arah serat.

Metode lain

Beberapa metode lain yang digunakan untuk menentukan dan mengawasi kualitas kayu dan komposit kayu dengan cara nondestruktif adalah metode defleksi, elektris, radiasi gamma atau isotop, radar dan sinar X.

(7)

Terdapat beberapa merk dagang (komersial) alat yang digunakan dalam mengukur gelombang tegangan ultrasonik pada pengujian nondestruktif, khususnya yang digunakan dalam beberapa penelitian. Di antaranya adalah Metriguard Model 239A Stress-Wave Timer, Sylvatest Duo, Fakopp Microsecond Timer dan IML Electronic Hammer (Brashaw et. al. 2005) dan PUNDIT (Kang and Booker, 2002)

PENGARUH BEBERAPA VARIABEL KAYU TERHADAP

KECEPATAN GELOMBANG ULTRASONIK

Kecepatan gelombang ultrasonik dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel yang berasal dari kayu (Beall, 2002). Variabel-variabel tersebut adalah:

1. Kadar air

Kecepatan gelombang akustik menurun dengan meningkatnya kadar air sampai kondisi titik jenuh serat (TJS). Di atas TJS, kecepatan konstan pada arah serat longitudinal. Atenuasi konstan di bawah kadar air 18% dan meningkat di atas level tersebut.

Kang and Booker (2002) menemukan bahwa kecepatan gelombang tegangan menurun dengan tajam pada peningkatan kadar air 0% sampai TJS 30% dan kemudian menurun dengan lambat pada peningkatan kadar air selanjutnya. 2. Orientasi elemen kayu

Sudut lingkaran tumbuh dan orientasi serat mempengaruhi perambatan gelombang. Pengaruh sudut lingkaran tumbuh pada softwood adalah nonlinear dengan atenuasi maksimum pada sudut 45-60°. Pengaruh sudut lingkaran tumbuh pada kecepatan dan atenuasi bergantung pada jenis kayu, dimana hardwood memiliki hubungan yang lebih linear dibandingkan softwood. Atenuasi meningkat sedangkan kecepatan gelombang menurun dengan peningkatan sudut serat. Atenuasi lebih sensitif dibandingkan kecepatan pada bahan anisotropis.

3. Kerapatan

(8)

bahwa kecepatan ultrasonik cenderung meningkat dengan meningkatnya kerapatan kayu pada beberapa jenis kayu yang diteliti.

4. Lapuk/busuk

Kecepatan gelombang ultrasonik menurun sedangkan atenuasi meningkat dengan adanya lapuk/busuk. Perubahan kecepatan dipengaruhi oleh jenis jamur dan jenis kayu. Kabir and Araman (2002) melaporkan bahwa lapuk/busuk memiliki pengaruh yang lebih besar dibandingkan jenis cacat yang lain terhadap pengukuran ultrasonik.

5. Geometri

Konfigurasi fisik dari bahan berdasar kayu berperan penting dalam perambatan gelombang. Untuk bahan berlapis, setiap interface lapisan menyebabkan refleksi, refraksi dan konversi mode dari gelombang. Pengaruh yang sama terjadi pada lapisan perekat pada bahan yang dilaminasi. Ketika gelombang mencapai sebuah permukaan dengan udara, sebenarnya semua energi direfleksikan kembali ke dalam bahan tetapi konversi mode juga terjadi. Hanya pada bahan yang tipis seperti vinir, sebagian energi diubah ke gelombang lenturan.

PENUTUP

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Beall, F.C., 2002. Overview of the use of ultrasonic technologies in research on wood properties. Wood Science and Technology 36:197-212.

Brashaw B.K, Vatalaro, R.J., Wacker, J.P. and Ross, R.J. 2005. Condition assessment of timber bridges: 2. Evaluation of several stress-wave tools. Gen. Tech. Rep. FPL-GTR-160. Madison, WI:USDA, Forest Service, FPL, 11p.

Falk, R.H., Mallory M.P. and McDonald K.A. 1990. Nondestructive testing of wood products and structures: state-of-the-art and research needs. In: Proceedings of Conference on Nondestructive testing and evaluation for manufacturing and construction. New York, August 9-12, 1990. pp. 137-147.

Kabir, M.F. and Araman, P.A. 2002. Nondestructive evaluation of defects in wood pallet parts by ultrasonic scanning. In: Proceedings of the 13th International Symposium on Nondestructive Testing of Wood. California, August 19-21, 2002. pp. 203-208.

Kang, H. and Booker, R.E. 2002. Variation of stress wave velocity with MC and temperature. Wood Science and Technology 36:41-54.

Oliveira, F.G.R. and Sales, A. 2006. Density effect on ultrasonic velocity in Brazilian wood. In: Proceedings of the 9th World Conference on Timber Engineering. Portland, Oregon, USA, August 6-10, 2006.

Ross, RJ. 1992. Nondestructive testing of wood. In: Proceedings Nondestructive evaluation of civil structures and materials. Colorado, May 1992. p 43-47.

Referensi

Dokumen terkait

Biro Hukum dan KLN, Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama 31 Perpres tentang Struktur Organisasi dan Tata.

Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara

Penambahan probabilitas error tipe I hingga 100% menyebabkan pertambahan biaya pada produsen sebesar 0.055%, penambahan biaya itu disumbang terbesar oleh biaya

Lihotussikapaikan ohjekustannushinta (vuonna 1999 vähennettynä avus- tus) 400 lihasikapaikan sikalassa on noin 1 930 markkaa. Jos sikapaikalla kasva- tetaan kolme erää

Do svojih članov in na področju pridobivanja novih članov pristopa z izdelano strategijo in se poslužuje vseh na področju odnosov z javnostmi priznanih orodji, po drugi strani pa

Jika Ketua Peneliti tidak menyerahkan laporan kemajuan sesuai dengan jadwal, maka layanan LPPM untuk perjalanan dinas dan insentif karya tulis ilmiah terhadap tim

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran PAK melalui strategi pembelajaran CTL yang telah dilaksanakan di kelas VII SMP K Bethel Jakarta, maka peneliti

Saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya per 30 September 2009 dan 2008 sebesar Rp2.585 merupakan saldo laba yang dibentuk untuk cadangan sesuai dengan hasil Risalah Rapat