ONE TREE HILL RESORT HOTEL
ARSITEKTUR VERNAKULAR
LAPORAN PERANCANGAN
TKA-490 TUGAS AKHIR
SEMESTER B 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :
MAIK ANDRI
070406041
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ONE TREE HILL RESORT HOTEL
ARSITEKTUR VERNAKULAR
LAPORAN PERANCANGAN
TKA-490 TUGAS AKHIR
SEMESTER B 2012/2013
Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Teknik Arsitektur
Disusun Oleh :
MAIK ANDRI
070406041
DEPARTEMEN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ONE TREE HILL RESORT HOTEL
ARSITEKTUR VERNAKULAR
Disusun Oleh : MAIK ANDRI
070406041
Medan, 26 Juli 2013 Disetujui oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Firman Eddy, ST, MT. Ir. Nurlisa Ginting, M.Sc.
NIP. 196910182000031001 NIP. 196201091987012001
Ketua Departemen Arsitektur
Ir. N. Vinky Rachman MT
SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK AKHIR
(SHP2A)
Nama : Maik Andri
NIM : 070406041
Judul Proyek Akhir : One Tree Hill Resort Hotel Tema Proyek Akhir : Arsitektur Vernakular
Rekapitulasi Nilai :
Nilai akhir A B+ B C+ C D E
Dengan ini mahasisiwa bersangkutan dinyatakan :
No Status
DENGAN SIDANG
5 TIDAK LULUS
Medan, 26 Juli 2013
Ketua Departemen Arsitektur Koordinator TKA - 490
Ir. N. Vinky Rachman, MT Ir. Nurlisa Ginting, M. Sc
KATA PENGANTAR
Penulis mengucap syukur kepada Tuhan yang telah memimpin hidup Penulis dalam memulai dan menyelesaikan proyek Tugas Akhir pada tahun ini sebagai persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Penulis mengucap syukur untuk setiap kesukaan dan kesukaran dalam menjalani langkah demi langkah dengan penyertaan dan kasih-Nya.
Penulis mengucap syukur dan berterima kasih kepada Ayah dan Ibu Penulis teristimewa, untuk semua kasih, dukungan, doa, perhatian, dan semangat yang diberikan kepada Penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Firman Eddy, ST, M. Sc. sebagai Dosen Pembimbing I, Ir. Nurlisa Ginting M. Sc. sebagai Dosen Pembimbing II dan Pemimpin sidang untuk semua dedikasi dan bimbingan yang sangat berarti, dukungan moral dan konsistensi, membuka wawasan berpikir, dan memberi yang terbaik sejak awal sampai akhir.
2. Bapak Hajar Suwantoro, ST, MT. dan Ir. Morida Siagian, MURP. sebagai Dosen Penguji, untuk semua saran dan kritik yang berguna, serta bimbingan yang sangat berarti sejak awal sampai akhir.
3. Para staf dosen pengajar dan pegawai tata usaha di lingkungan Fakultas Teknik
Departemen Arsitektur untuk semua kerja sama yang baik.
4. Teman seperjuangan saya, Guntur, dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Akhir kata Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk penulisan laporan ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua khususnya di Departemen Arsitektur USU.
Abstract,
Danau toba merupakan danau terbesar dan terdalam di Indonesia, bahan di Asia tenggara. Danau vuklanik ini terletak di sumatera utara dengan luas sekitar 1.145 kilometer persegi. Danau yang bermuara di suangai asahan ini telah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Namun dengan luas yang mencakup hingga 7 kabupaten, maka danau Toba memiliki potensi lain yang sangat besar. Salah satu potensi yang belum dimanfaatkan dengan baik ialah potensi pariwisata yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.
Untuk dapat mengembangkan potensi pariwisata di daerah Danau Toba, perlu diadakan usaha-usaha untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Melalui program pemerintah seperti Visit Indonesia yang mempromosikan pariwisata dalam negri, maka sudah seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas seperti sarana dan prasarana yang memadai agar suatu tempat layak dan nyaman untuk dikunjungi.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul Luar i
Halaman Judul Dalam ii
Lembar Pengesahan iii
Surat Hasil Penilaian Proyek Akhir iv
Kata Pengantar v
Daftar Isi viii
Daftar Tabel viii
Daftar Gambar ix
Daftar Diagram ix
BAB I PENDAHULUAN 1
I.1 Latar Belakang 1
I.2 Maksud dan tujuan Proyek 2
I.3 Perumusan Masalah dan Batasan 2
I.4 Pendekatan 3
I.5 Asumsi-asumsi 4
I.6 Kerangka Berpikir 5
I.7 Sistematika Penulisan Laporan 6
BAB II DESKRIPSI PROYEK 7
II.1 Terminologi Judul 7
II.2 Tinjauan umum 8
II.2.1 Sejarah Perkembangan Hotel 8
2.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel di Eropa dan Amerika 8
2.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel di Indonesia 9
2.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia 11
II.2.3 Pengertian Resort 11
II.2.4 Pengertian Hotel Resort 12
II.2.5 Faktor Penyebab Timbuklnya Hotel Resort 13
II.2.6 Karakteristik Hotel Resort 13
II.2.7 Klasifikasi Hotel 14
II.2.8 Klasifikasi Resort 17
II.2.9 Persyaratan dan Kriteria Hotel Bintang 5 18
II.2.10 Jenis dan Fasilitas Standart Kamar 23
II.3 Lokasi 26
II.3.1 Data Umum Lokasi Proyek 26
II.3.1.1 Persyaratan dan Kriteria Lokasi 28
II.3.1.2 Kriteria Design Tapak 28
II.3.1.3 Analisa Pemilihan Lokasi 30
II.3.2 Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rencana 32
II.4 Studi Kelayakan 33
II.5 Tinjauan Fungsi 36
II.5.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan 36
II.3.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Barang 39
II.6 Studi Banding 44
BAB III ELABORASI TEMA 61
III.1 Pengertian 62
III.2 Arsitektur Vernakular di Indonesia 36
III.3 Arsitektur Vernakular Karo 62
III.4 Arsitektur Vernakular Batak Toba 67
III.5 Intepretasi Tema 68
III.6 Keterkaitan Tema dengan Judul 69
III.8 Kesimpulan 71
BAB IV ANALISA 72
IV.1 Analisis Tapak 72
IV.1.1 Analisa Lokasi 73
IV.1.2 Analisa Potensi Lahan 73
IV.1.3 Ukuran dan Peraturan 73
IV.1.4 Analisa Bangunan Sekitar 74
IV.1.5 Analisa Pencapaian 74
IV.1.6 Analisa Sirkulasi 74
IV.1.7 Analisa View 75
IV.2 Analisa Kegiatan 76
IV.3 Analisa Fungsional 82
IV.3.1 Analisa Jumlah Pengunjung 82
IV.3.2 Program Ruang 84
BAB IV KONSEP PERANCANGAN 90
V.1 Konsep Perancangan Tapak 90
V.2 Konsep Zoning 91
V.3 Konsep Sirkulasi 93
V.4 Konsep Vegetasi dan Landscape 94
V.5 Konsep Perancangan 94
V.5.1 Konsep Perancangan Dalam Bangunan 95
V.6 Konsep Massa 97
V.7 Kesimpulan 101
Daftar Pustaka 97
BAB 6 PERANCANGAN ARSITEKTUR
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Banyaknya Unit akomodasi Kamar 33
Tabel 2.2 Jumlah Tamu dan Akomodasi lainnya 34
Tabel 2.3 Jumlah pengunjung wisata alam Tongging 35
Tabel 4.1 AnalisisKegiatan dan Kebutuhan Ruang Bangunan 81
Tabel 4.2 Jumlah tamu Hotel Menurut Asal Negara 83
Tabel 4.4 Program ruang 89
Gambar 2.6 Lokasi tapak dan suasana 19
Gambar 2.7 Berbagai Tipikal Bentauk 40
Gambar 2.8 Site Plan Bora-bora Four Season 45
Gambar 2.9 Bora-bora Four Season 45
Gambar 2.10 Interior Bora-Bora Four Season 46
Gambar 2.11 Siloso beach interior 47
Gambar 2.12 Siloso Beach Resort 48
Gambar 2.13 Four Season Maui 49
Gambar 2.15 Ocean Club west Site Plan 51
Gambar 2.16 Ocean Club West 52
Gambar 2.17 Pcean Club West Denah 53
Gambar 2.18 Bintan Lagoon Resort 55
Gambar 2.19 Eksterior Hotel Resort Sunway 57
Gambar 2.20 Suasana Eksterior Hotel Resort Sunway 58
Gambar 2.21 Lobby Hotel Resort Sunway 58
Gambar 2.23 Fasilitas Kolam Renang pada Sunway Resort Hotel 58
Gambar 2.24 Fasilitas Fitness Centre pada Sunway Resort Hotel 58
Gambar 2.25 Interior kamar hotel tipe premier pada Sunway Resort Hotel 58
Gambar 2.26 Interior kamar hotel tipe excecutive suite pada Sunway Resort 58
Gambar 2.27 Interior kamar hotel tipe arabian suite pada Sunway Resort Hotel 59
Gambar 2.28 Interior kamar hotel tipe hollywood suite pada Sunway Resort 59
Gambar 2.29 Fasilitas Spa yaitu “ Mandara Spa “ pada Sunway Resort Hotel 59
Gambar 2.30 Sunway Pyramid Megamall yang terletak di samping Sunway Resort 59
Gambar 2.31 Suasana Themepark Sunway Resort Hotel 59
Gambar 2.32 Suasana malam hari Sunway Resort Hotel 60
Gambar 3.1 Jenis Rumah Adat Karo 63
Gambar 3.2 Jenis Rumah Adat Karo 64
Gambar 3.3 contoh rumah adat Karo pada masa lalu 65
Gambar 3.4 Struktur Pembagian Keluarga 65
Gambar 3.5 Struktur Atap Siwaluh Jabu 66
Gambar 3.6 Perkampungan Karo Desa Lingga 66
Gambar 3.7 Rumah Adat Batak Toba 67
Gambar 3.8 Pola Perkampungan Suku Batak 68
Gambar 3.9 Aula Barat ITB 69
Gambar 3.10 Struktur 70
Gambar 3.11 Contoh bangunan yg diambil dalam mendesign aula barat ITB 71
Gambar 4.2 Konsep Penzoningan 74
Gambar 4.3 Analisa View 75
Gambar 5.1 Perancangan tapak
Gambar 5.2 Zoning
Gambar 5.3 Zoning Hotel
Gambar 5.4 Sirkulasi dan Pencapaian
Gambar 5.5 Konsep Vegetasi
Gambar 5.6 Konsep Zoning lanai 1 95
Gambar 5.7 Konsep Zoning lantai 2,3,4 95
Gambar 5.8 Konsep Zoning Basement 1 96
Gambar 5.9 Konsep Zoning Basement 2 96
Gambar 5.10 Konsep Zoning Basement 3 97
Gambar 5.11 Konsep Massa Bangunan utama 98
Gambar 5.12 Konsep Cottage 99
Gambar 5.13 Konsep cottage dan interior 100
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 1.1 Kerangka berpikir merancang 5
Diagram 2.1 Organisasi Hotel 37
Diagram 2.2 Skema Proses Pelayanan Tamu 38
Diagram 4.1 Diagram urutan kegiatan Pengelola dan karyawan hotel 76
Diagram 4.2 Diagram urutan kegiatan Penghuni hotel dan area rekreasi 77
Diagram 4.3 Urutan Kegiatan Pengunjung 77
Abstract,
Danau toba merupakan danau terbesar dan terdalam di Indonesia, bahan di Asia tenggara. Danau vuklanik ini terletak di sumatera utara dengan luas sekitar 1.145 kilometer persegi. Danau yang bermuara di suangai asahan ini telah dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik tenaga air. Namun dengan luas yang mencakup hingga 7 kabupaten, maka danau Toba memiliki potensi lain yang sangat besar. Salah satu potensi yang belum dimanfaatkan dengan baik ialah potensi pariwisata yang menjadi kebanggaan masyarakat Sumatera Utara.
Untuk dapat mengembangkan potensi pariwisata di daerah Danau Toba, perlu diadakan usaha-usaha untuk meningkatkan jumlah wisatawan. Melalui program pemerintah seperti Visit Indonesia yang mempromosikan pariwisata dalam negri, maka sudah seharusnya diikuti dengan peningkatan kualitas seperti sarana dan prasarana yang memadai agar suatu tempat layak dan nyaman untuk dikunjungi.
Bab I
PENDAHULUAN
Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang
melimpah sepanjang tahun menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan pariwisata yang dapat dikunjungi sepanjang tahun. Indonesia juga memiliki banyak potensi alam yang sangat berpotensi jika dikelola dengan sungguh-sungguh. Pegunungan, pantai, alam bawah laut, danau, sungai, dan masih sangat banyak lagi alam Indonesia yang dapat dijadikan sebagai tujuan pariwisata yang tentunya menjadi pemasukan besar bagi negara.
I.1 Latar Belakang.
Dari data badan pusat statistik indonesia, jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke indonesia setiap tahun mengalami peningkatan. Pada tahun 2011, jumlah wisatawan naik sebasar 11%. Dari jumlah sekitar 6,323,730 jiwa pada tahun 2010 menjadi 6.981.944 dengan jumlah terbanyak pada akhir tahun. Bali merupakan tujuan utama para wisatawan asing, disusul Jakarta, Batam, Tanjung Uban, kemudian Medan di urutan ke 5. Pada tahun 2011 jumlah wisatawan asing yang datang ke Sumatera Utara melalui bandara polonia sebasar 22,296 jiwa1.
Sumatera utara, berada di bagian barat Indonesia, juga memiliki banyak potensi alam. Diantara banyak tujuan wisata di Sumatera Utara, Danau Toba dan Berastagi adalah tujuan wisata yang paling popuper. Danau Toba ialah danau terbesar di Indonesia, bahkan di Asia. Dikelilingi lahan berbukit-bukit dan terdapat pulau Samosir di tengah danau.
Danau toba diapit oleh 7 kabupaten, yaitu:
1. Kabupaten karo
2. Kabupaten simalungun 3. Kabupaten dairi 4. Kabupaten asahan 5. Kabupaten samosir 6. Kabupaten tapanuli utara
7. Kabupaten humbang hasundutan
Kota berastagi terletak di kabupaten karo yang bagian paling selatannya adalah daerah Tongging yang berbatasan dengan Danau Toba. Jaraknya sekitar 40 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam dari pusat kota Berastagi. Disini terdapat air terjun Sipiso-piso yang menajdi daya tarik terbesar setelah danau toba. Dari air terjun sipiso-piso kita harus melewati jalan berbukit sekitar 15 menit barulah kita dapat menikmati keindahan danau toba. Sayangnya, tidak ada fasilitas memadai seperti penginapan berbintang. Yang ada hanya hotel-hotel melati yang minim fasilitas. Hal ini yang membuat kebanyakan wisatawan memutuskan untuk tidak
yang harus ditempuh dengan perjalanan darat selama kurang lebih 2 jam dari kota berastagi atau 4-5 jam dari kot a medan.
Untuk itu, dirasa perlu untuk membangun fasilitas yang lebih memadai. Bukan hanya fasilitas penginapan, namun sebuah wadah yang lebih lengkap agar para wisatawan yang datang ke danau toba yang menjadi kebanggaan Sumatera Utara. Wadah tersebut berupa hotel resort dengan fasilitas-fasilitas penunjang seperti olah raga air, serta restoran internasional.
Maksud dan tujuan merancang Hotel Resort adalah :
I.2 Maksud dan Tujuan Proyek .
• Menarik pengunjung khususnya wisatawan asing.
• Memfasilitasi para wisatawan agar dapat menikmati keindahan danau Toba bukan hanya secara pasif (melihat) namun secara langsung (berenang, olah
raga air, dll)
• Menjadi titik pusat informasi bari wisatawan tentang danau Toba dan pulau Samosir serta memfasilitasi mereka yang ingin berkeliling danau Toba.
• Sumber penghasilan daerah kabupaten Karo.
• Membuka lapangan pekerjaan masyarakat sekitar secara langsung ataupun tudak langsung.
• Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat lokal.
Batasan dalam kasus proyek ini adalah fungsi bangunan yaitu sebagai hotel resort
yang menyatu dengan fasilitas transportasi air, serta menjadi pusat informasi tentang potensi
alam sekitar danau Toba.
I.3 Perumusan Masalah dan Batasan Proyek .
Sedangkan permasalahan yang dihadapi pada kasus ini diantaranya:
• Bagaimana mewujudkan desain bangunan pada judul proyek ini sehingga
sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek
sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek.
• Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan agar sesuai dengan fungsi bangunan dan
• Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan berdasarkan literatur dan tata ruang pada kawasan lokasi.
Lingkup batasan proyek yang menjadi batasan perancangan dalam proyek ini adalah :
• Menyangkut masalah pemilihan lokasi site , dan peraturan pemerintah yang berlaku disekitar site.
• Fokus perancangan dikaitkan dengan aspek fisik dan non fisik perancangan yang menyangkut pemakai, pemgunjung, struktur, kebutuhan ruang, sirkulasi
dalam dan luar. Perancangan tapak, massa bangunan, serta potensi pada lokasi.
• Secara umum akan memadukan bangunan utama dengan sarana pendukung.
• Secara khusus akan memfasilitasi semua kegiatan yang berhubungan dengan wisata alam dengan memperhatikan potensi yang dapat dimanfaatkan di dalam
kawasan perancangan .
Pendekatan-pendekatan dalam penyelesain masalah pada perancangan dilakukan dengan
berbagai cara diantaranya:
I.4. Pendekatan.
• Studi literatur dengan mempelajari permasalahan yang ada serta pemecahan masalah berdasarkan referensi-referensi yang dianggap relevan dan
mendukung dalam proses perancangan seperti buku panduan, standar
bangunan maupun standar keselamatan pada bangunan sesuai dengan fungsi
proyek dan kelayakannya.
• Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalah dan fungsi bangunan yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul
proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku, internet, media
cetak lainnya, dan sumber-sumber yang dianggap penting.
• Survey lapangan dalam pemilihan lokasi dengan menganalisa potensi-potensi yang ada pada lingkungan sekitar.
• Mendapatkan informasi dari instansi-instansi terkait untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk mendukung kelayakan studi proyek, baik dengan
Proyek pada judul ini bersifat fiktif, maka asumsi-asumsi yang diperlukan untuk
mendukung proses perencanaan dan proses perancangan antara lain:
I.5. Asumsi Asumsi.
• Kepemilikan bangunan disumsikan sebagai milik swasta yang diperuntukan sebagai fasilitas bagi para wisatawan baik lokal maupun asing yang datang.
• Lokasi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan memenuhi persyaratan fungsi bangunan sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kabupaten Karo.
• Kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan semakin meningkat.
• Kesadaran masyarakat terhadap pentingnya wisatawan sebagai faktor penting meningkatkan perekonomian suatu daerah.
• Pemerintah mendukung infrastruktur berupa jalan raya dan pembangunan
Data Perencanaan:
I.6. Kerangka Berpikir.
Latar Belakang
•Pariwisata Indonesia yang terus mengalami peningkan •Minimnya fasilitas berbintang
•Kebiasaan masyarakat Indonesia berlibur ke luar negri
•Potensi alam Danau Toba yang begitu besar dan belum dimanfaatkan
Maksud dan Tujuan
•Menarik pengunjung khususnya wisatawan asing
•Memfasilitasi para wisatawan agar dapat menikmati keindahan danau Toba bukan hanya secara pasif (melihat) namun secara langsung (berenang, olah raga air, dll)
•Menjadi titik pusat informasi bari wisatawan tentang danau Toba dan pulau Samosir serta memfasilitasi mereka yang ingin berkeliling danau Toba.
•Sumber penghasilan daerah kabupaten Karo.
•Membuka lapangan pekerjaan masyarakat sekitar secara langsung ataupun tudak langsung.
Meningkatkan taraf ekonomi masyarakat lokal.
Judul dan Tema Proyek •Judul Perancangan : Hotel Resort •Tema Perancangan : Arsitektur Vernakular
Perumusan Masalah •Bagaimana mewujudkan desain
bangunan pada judul proyek sesuai dengan peruntukkan fungsi bangunan dan kelayakan studi proyek sesuai dengan kebutuhan pada lokasi proyek. •Bagaimana menerapkan prinsip-prinsip
tema yang diambil untuk diterapkan dalam desain bangunan.
•Pemilihan lokasi proyek agar sesuai dengan peruntukan fungsi bangunan.
Analisa
•Analisa kondisi tapak •Analisa Fungsional •Analisa Teknologi •Prinsip tema dalam
desain
Konsep Perancangan •Konsep dasar
•Konsep Perancangan Tapak •Konsep Perancangan Bangunan •Konsep struktur bangunan •Konsep utilitas bangunan
I.7. Sistematika Laporan.
BAB I PENDAHULUAN
Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, perumusan masalah dan
batasan , pendekatan, asumsi-asumsi , kerangka berpikir , dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tentang deskripsi proyek, tinjauan lokasi proyek, serta studi banding proyek
sejenis, tinjauan Umum, pengertian secara umum, secara khusus, serta faktor pendukung
proyek secara umum.
BAB III ELABORASI TEMA
Berisi tentang kajian mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan
judul serta studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis.
BAB IV ANALISIS
Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi,
prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar
pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan
ruang, dan hubungan antar ruang.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi tentang konsep gubahan massa, konsep struktur, serta penzoningan baik luar
maupun dalam.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi gambar hasil perancangan berupa foto maket maupun gambar kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Berisidaftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan
Bab II
DESKRIPSI PROYEK
II.1 Terminologi Judul.
Judul dari proyek ini adalah one tree hill resort hotel. Berikut ini merupakan penjelasan
terhadap judul kasus proyek tersebut:
• One tree hill:
Adalah nama bukit yang berada di simalem. Dinamakan one tree hil karena terdapat
satu pohon pinus tepat berada di puncak bukit.
• Hotel:
Secara etimologi, hotel berasal dari kata Hospitium (Latin) yang berarti ruang tamu. Hotel adalah bangunan berkamar banyak yang disewakan sebagai tempat menginap
dan makan orang yang sedang berada dalam perjalanan. (Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga, Jakarta, Balai Pustaka, hal 408)
Bangunan yang dikelola secara komersil yang memberikan fasilitas pelayanan yang
disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan makan dan minum
pelayanan kamar, barang bawaan, pencucian pakaian, dan dapat menggunakan
fasilitas perabotan dan hiasan yang ada di dalamnya. (Menurut Surat Keputusan
Menteri Perhubungan RI No. PM 10/PW-301/Phb. 77, tanggal 22 Desember 1977)
Akomodasi yang menggunakan sebahagian atau seluruh bangunan untuk
menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum
yang dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang ditetapkan
di dalam keputusan pemerintah.(Dirjen Pariwisata – Depparpostel)
• Resort:
Late Middle English (denoting something one can turn to for assistance): from Old
French resortir, from re-'again' + sortir 'come or go out'. The sense 'place frequently
visited' dates from the mid 18th century.(www.oxforddictionaries.com)
A place that is frequented for holidays or recreation or for a particular purpose.
Resort adalah sebuah tempat yang digunakan untuk tujuan rekreasi atau relaksasi
yang menarik pengunjung pada saat liburan. Resort adalah tempat, kota, atau
terkadang bangunan komersial yang dioperasikan oleh suatu perusahaan.5
Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang untuk
menikmati potensi alamnya. (A.S Hornby, Oxford Learner’s dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974)
Sebuah hotel resort sebaiknya memiliki lahan yang ada kaitannya dengan objek
wisata, oleh sebab itu resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulung
kecil dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwisata. Jakarta:Akademi
Pariwisata Trisakti, 1999)
Jadi pengertian dari judul “ One tree Hill Resort Hotel “ adalah :
“ Suatu tempat atau bangunan yang menyediakan fasilatas makanan, minuman, serta
akomodasi yang dikunjungi secara berkala oleh masyarakat dengan tujuan hiburan,
rekreasi, dan relaksasi dan bukan dengan tujuan komersil “.
II.2 Tinjauan Umum.
Tinjauan umum membahas tentang hotel resort secara keseluruhan dan Danau Toba
secara umum.
II.2.1. Sejarah Perkembangan Hotel
II.2.1.1 Sejarah Perkembangan Hotel Di Eropa dan Amerika
Usaha hotel mungkin dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan usaha komersial yang
tertua di dunia , hal tersebut terbukti bahwa penginapan yang pertama yaitu penginapan yang
berbentuk Inn, didirikan pada tahun 3000 B.C . Penginapan berbentuk Inn , adalah rumah – rumah pribadi dengan beberapa kamar disediakan bagi para pejalan kaki untuk istirahat atau
tidur , satu ruangan / kamar ditempati oleh beberapa tamu, dan kadang – kadang untuk tidur
hanya disediakan tikar , kualitas kebersihan ruangan pada waktu itu belum diperhatikan ,
makanan yang disediakan untuk tamunya adalah makanan yang sangat sederhana. Kenudian
pada tahun 961 A.D di Swiss – Alpine sudah terdapat sebuah hotel bernama Le Grand Saint Bernard Hospice yang dibangun oleh Augustinian Monks.Pada waktu itu hotel dibangun untuk menyediakan penginapan bagi orang – orang yang melakukan ziarah dari dan ke Roma.
Di Amerika , pada tahun 1794 untuk yang pertama kali dibangun khusus sebuah hotel
dengan nama City Hotel , di kota New York. Usaha hotel di negara – negara barat terus berkembang dan antara tahun 1800-an negara Amerika menjadi negara pengembang usaha
hotel yang utama. Pada waktu itu , oleh karena harga sewa kamar dan makanan yang mahal ,
maka hanya kaum hartawan sajalah yang dapat menikmati menginap di hotel yang mewah
bergaya Eropa.
Hotel – hotel jaman dahulu , baik di Eropa maupun di Amerika , pintu kamar tidur
tanpa dilengkapi dengan kunci , tidak mempunyai ruang lobby , dan tidak mempunyai khusus
pintu masuk ke ruang hotel. Kemudian pada tahun 1829 hotel Tremont House di Boston , Amerika untuk yang pertama kali melengkapi hotelnya dengan ruang lobby , menyediakan
kamar privat dengan pintu kamar – kamarnya dipasang kunci pengaman, serta disetiap kamar
dilengkapi dengan system drainase.
Pada periode awal tahun 1900-an , pelayanan hotel secara professional mulai
dikembangkan oleh Ellsworth M.Statler seorang operator hotel Amerika , membuka usaha hotelnya yang dilengkapi dengan beberapa keistimewaan – keistimewaan yaitu , setiap kamar
dilengkapi dengan kamar mandi privat dan kaca rias yang lebar. Kemudian pada pertengahan
tahun 1900-an beberapa hotel di Amerika dimiliki oleh individu ataupun suatu perusahaan
memiliki beberapa hotel , dan pada saat itulah melalui berkembangnya hotel – hotel yang
dikelola oleh suatu mata rantai pengelola usaha hotel ( hotel chains ).
II.2.1.2 Sejarah Perkembangan Hotel Di Indonesia
Perkembangan hotel modern ( dibangun dan dikelola dengan menggunakan konsep –
konsep manajemen hotel modern ) di Indonesia diawali dengan dibukanya Hotel Indonesia di
Jakarta pada tahun 1962.
Untuk mengetahui secara pasti kapan sebenarnya usaha hotel di Indonesia mulai
dikelola secara komersial adalah sulit , tetapi yang jelas sejak jaman penjajahan Belanda
sudah terdapat usaha akomodasi yang dikelola secara komersial, walaupun pada waktu itu
belum dikelola secara modern , sebagai contoh : Hotel Savoy Homan , Bandung dibangun pada tahun 1888 , kemudian direnovasi pada tahun 1937 dan selesai 1939. Kemudian hotel
Preanger dibangun pada tahun 1897 dan pada waktu itu masih menyatu dengan took, kemudian dibangun kembali sebagai suatu hotel yang lebih terkonsep pada tahun 1928. Hotel
Belanda , pada tahun 1898. Pada saat itu hotel Mij de Boer merupakan hotel yang paling
megah di Medan yang diperuntukkan bagi penguasa perkebunan dan para pejabat pemerintah
Belanda yang datang ke Sumatera Utara. Kemudian pada tanggal 14 Desember 1957 , dalam
rangka nasionalisasi perusahaan – perusahaan asing , hotel Mij de Boer diambil alih
pemerintah Republik Indonesia diganti namanya menjadi hotel Dharma Bhakti , dan sekarang
namanya diganti lagi menjadi hotel Dharma Deli. Di Yogyakarta juga terdapat sebuah hotel
lama yaitu Grand Hotel de Djokya berlokasi di jalan Malioboro , didirikan tahun 1908 dan
beroperasi pada tahun 1911. Setelah mengalami beberapa kali proses renovasi , saat ini hotel
tersebut berganti nama menjadi hotel Garuda. Dengan adanya usaha – usaha renovasi
bangunan hotel pada waktu itu , hal ini menunjukkan suatu keinginan untuk memperbaiki
fasilitas hotel yang lebih baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengelolaan akomodasi secara komersial
di Indonesia sudah dimulai dari sejak zaman Belanda , walaupun pada waktu itu cara
pengelolaannya masih menggunakan konsep pengelolaan penginapan , dan belum
menggunakan konsep pengelolaan hotel seperti sekarang.
II.2.2. Pengertian Hotel
Secara harfiah, kata Hotel dulunya berasal dari kata HOSPITIUM (bahasa Latin), artinya ruang tamu. Dalam jangka waktu lama kata hospitium mengalami proses perubahan
pengertian dan untuk membedakan antara Guest House dengan Mansion House (rumah besar) yang berkembang pada saat itu, maka rumah-rumah besar disebut dengan HOSTEL. Rumah-rumah besar atau hostel ini disewakan kepada masyarakat umum untuk menginap dan
beristirahat sementara waktu, yang selama menginap para penginap dikoordinir oleh seorang
host, dan semua tamu-tamu yang (selama) menginap harus tunduk kepada peraturan yang dibuat atau ditentukan oleh host (HOST HOTEL). Sesuai dengan perkembangan dan tuntutan orang-orang yang ingin mendapatkan kepuasan, tidak suka dengan aturan atau peraturan yang
terlalu banyak sebagaimana dalam hostel, dan kata hostel lambat laun mengalami perubahan.
Huruf “s” pada kata hostel tersebut menghilang atau dihilangkan orang, sehingga kemudian
kata hostel berubah menjadi Hotel seperti apa yang kita kenal sekarang. Menurut beberapa pengertian, Hotel didefinisikan sebagai berikut :
Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan, untuk menyediakan jasa penginapan, makan dan minum, serta jasa lainnya
bagi umum, yang dikelola secara komersial.
• Menurut Surat Keputusan Menteri Perhubungan R.I No. PM 10/PW – 301/Phb. 77, tanggal 12 Desember 1977
Hotel adalah suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh pelayanan penginapan, berikut makan dan minum.
• Menurut Webster
Hotel adalah suatu bangunan atau suatu lembaga yang menyediakan kamar untuk menginap, makan dan minum serta pelayanan lainnya untuk umum.
Menurut Hotel Proprietors Act , 1956 , hotel adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan pelayanan makanan , minuman dan fasilitas kamar
untuk tidur kepada orang – orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar
dengan jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian
khusus , maksudnya perjanjian seperti membeli barang yang disertai dengan perundingan –
perundingan sebelumnya.
Sedangkan pengertian hotel yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing Inc. (
1995 ) , menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang menyediakan tempat
menginap , makanan dan pelayanan – pelayanan lain untuk umum.
II.2.2.1 Pengertian Hotel di Indonesia
Pemerintah menurunkan peraturan yang dituangkan dalam Surat Keputusan Menteri
Pariwisata , Pos dan Telekomunikasi No. KM 37 / PW.340/MPPT-86 tentang Peraturan
Usaha dan Penggolongan Hotel. Bab I , Pasal 1 , Ayat (b) dalam surat keputusan tersebut
menyebutkan bahwa : Hotel adalah suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian
atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan , makanan dan minuman serta
jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.
2.2.3. Pengertian Resort
raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan
yang berhubungan dengan kegiata olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta
keperluan usaha lainnya.
• Menurut John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987, Resort
adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di pegunungan yang
banyak dikunjungi.
• Menurut A.S. Hornby, Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press, 1974 , Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya.
• Menurut Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tennis, golf, spa, tracking, dan
jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resor, bila
ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar
resort ini.
• Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil
Publication 1988 , Resort adalah sebuah kawasan yang terrencana ydab tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi.
• Menurut Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999 , Sebuah hotel resort sebaiknya mempunyai lahan yang adakaitannya dengan
obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan,
lembah, pulung kecil dan juga pinggiran pantai.
II.2.4. Pengertian Hotel Resort
Hotel Resort didefinisikan sebagai hotel yang umunya terletak dikawasan wisata,
dimana sebagian pengunjung yang menginap tidak melakukan kegiatan usaha. Umumnya
terletak cukup jauh dari pusat kota sekaligus difungsikan sebagai tempat peristirahatan. Dari
definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hotel resort secara total menyediakan fasilitas untuk
berlibur, rekreasi dan olah raga. Juga umumnya tidak bisa dipisahkan dari kegiatan menginap
II.2.5. Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort
Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga
sebagai sarana rekreasi. Oleh sebab itu timbulnya hotel resort disebabkan oleh faktor-faktor
berikut :
a) Berkurangnya waktu untuk beristirahat
Bagi masyarakat kota khususnya kota Medan kesibukan mereka akan pekerjaan selalu
menyita waktu mereka untuk dapat beristirahat dengan tenang dan nyaman.
b) Kebutuhan Manusia akan rekreasi
Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan
menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.
c) Kesehatan
Gejala-gejala stress dapat timbul akibat pekerjaan yang melelahkan sehingga dapat
mempengaruhi kesehatan tubuh manusia. Untuk dapat memulihkan kesehatan baik
para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat
diperoleh di tempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan
akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.
d) Keinginan Menikmati Potensi Alam
Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah
perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan
masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh
sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga
dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.
II.2.6. Karakteristik Hotel Resort
Ada 4 (empat) karakteristik hotel resort sehingga dapat dibedakan menurut jenis hotel lainnya, yaitu :
a. Lokasi
b. Fasilitas
Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tennis dan penataan landscape.( Manuel-Bory Boid and Fred Lawson, Tourism and Recreation Development, The Achithectur Ltd, London, 1977 )
c. Arsitektur dan Suasana
Wisatawan yang berkunjung ke Hotel Resort cenderung mencari akomodasi dengan arsitektur dan suasana yang khusus dan berbeda dengan jenis hotel lainnya. Wisatawan pengguna hotel resort cenderung memilih suasana yang nyaman dengan arsitektur yang mendukung tingkat kenyamanan dengan tidak meninggalkan citra yang bernuansa etnik.
d. Segmen Pasar
Sasaran yang ingin dijangkau adalah wisatawan / pengunjung yang ingin berlibur, bersenang-senang, menikmati pemandangan alam, pantai, gunung dan tempat-tempat lainnya yang memiliki panorama yang indah.
II.2.7. Klasifikasi Hotel
Di Indonesia pada tahun 1970 oleh pemerintah menentukan klasifikasi hotel berdasarkan penilaian-penilaian tertentu sebagai berikut :
• Luas Bangunan
• Bentuk Bangunan
• Perlengkapan (fasilitas)
• Mutu Pelayanan
Namun pada tahun 1977 ternyata sistem klasifikasi yang telah ditetapkan tersebut dianggap tidak sesuai lagi. Maka dengan Surat Keputusan Menteri Perhubungan No. PM.10/PW. 301/Pdb – 77 tentang usaha dan klasifikasi hotel, ditetapkan bahwa penilaian klasifikasi hotel secara minimum didasarkan pada :
• Jumlah Kamar yang tersedia
• Fasilitas yang tersedia
• Peralatan yang digunakan
• Mutu Pelayanan ( yang dimiliki )
Berdasarkan pada penilaian tersebut, hotel-hotel di Indonesia kemudian digolongkan ke dalam 5 (lima) kelas hotel, yaitu :
• Hotel Bintang 2 (**)
• Hotel Bintang 3 (***)
• Hotel Bintang 4 (****)
• Hotel Bintang 5 (*****)
Hotel-hotel yang tidak bisa memenuhi standar kelima kelas tersebut, ataupun yang berada di bawah standar minimum yang ditentukan oleh Menteri Perhubungan disebut Hotel Non Bintang.
Pada tahun 1970-an sampai dengan tahun 2001, penggolongan kelas hotel bintang 1 sampai dengan bintang 5 lebih mengarah ke aspek bangunannya seperti luas bangunan, jumlah kamar dan fasilitas penunjang hotel dengan bobot penilaian yang tinggi. Tetapi sejak tahun 2002 berdasarkan Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No. KM 3/HK 001/MKP 02 tentang penggolongan kelas hotel, bobot penilaian aspek mutu pelayanan lebih tinggi dibandingkan dengan aspek fasilitas bangunannya.
Selanjutnya dijelaskan oleh United State Lodging Industry bahwa , yang utama hotel terbagi menjadi tiga jenis yaitu :
• Transient Hotel , adalah hotel yang letak / lokasinya di tengah kota dengan jenis tamu yang menginap sebagian besar adalah untuk urusan bisnis dan turis.
• Residential Hotel , adalah hotel yang pada dasarnya merupakan rumah – rumah berbentuk apartemen dengan kamar – kamarnya , dan disewakan secara bulanan atau
tahunan. Residential Hotel juga menyediakan kemudahan – kemudahan seperti
layaknya hotel , seperti restoran , pelayanan makanan yang diantar ke kamar , dan
pelayanan kebersihan kamar
• Resort Hotel , adalah hotel yang pada umumnya berlokasi di tempat – tempat wisata , dan menyediakan tempat – tempat rekreasi dan juga ruang serta fasilitas konferensi
untuk tamu – tamunya.
Pengelompokan hotel menurut standard hotel yaitu : • Hotel international standard
• Hotel semi international standard
• Hotel national standard
• Hotel non national standard ( non claccipied )
Penentuan standard hotel tersebut didasarkan atas beberapa system yaitu :
• Management system ( sistem pengelolaan )
• Facilities system ( sistem fasilitas yang dimiliki )
• Employment system ( sistem penempatan pegawai )
• Administration system ( sistem administrasi )
Pengelompokan jenis hotel menurut ukuran besar / kecilnya hotel yaitu :
• Hotel kecil ( small hotel ) : jumlah kamarnya kurang dari 26 kamar tamu
• Hotel rata – rata kecil sedang ( small average size hotel ): jumlah kamar 26 – 99 kamar tamu
• Hotel rata – rata sedang menengah ( medium average size hotel ) : jumlah kamar 100 – 299 kamar tamu
• Hotel besar ( large hotel ) : jumlah kamar 300 – 3000 kamar tamu
Pengelompokan hotel menurut sistem perencanaan / penentuan tarifnya yaitu :
• European Plan ( EP ) : sistem penentuan tariff yang dicantumkan hanya harga sewa kamarnya tidak termasuk makan – minum dan lainnya
• American Plan ( AP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar ala Amerika dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan
• Full American Plan ( FAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 3 kali makan + 3 extras
• Modified American Plan ( MAP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 2 meals
• Bermuda Plan atau Dual Plan ( BP / DP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast
• Continental Plan ( CP ) : sistem penentuan tarif/sewa kamar dimana harga yang ditawarkan termasuk sewa kamar + 1 breakfast ala continental
Pengelompokan hotel menurut lokasi yaitu :
• City Hotel atau Business Hotel
• Highway hotel atau motor hotel
• Mountain hotel
• Resort hotel atau beach hotel
• Hotel yang mayoritas tamunya “ businessman “ disebut business hotel
• Hotel yang mayoritas tamunya remaja disebut youth hotel ( hostel )
• Hotel yang mayoritas tamunya adalah wanita disebut woman hotel
• Hotel yang mayoritas tamunya adalah orang tua yang ingin istirahat ( cure hotel )
Pengelompokan hotel yang ditinjau dari segi hari – hari operasinya yaitu :
• Seasonal hotel , hotel yang hanya beroperasi secara musiman
• Year around operating days hotel , hotel yang beroperasi sepanjang tahun.
II.2.8. Klasifikasi Resort
Jenis – jenis resort berdasarkan kelengkapan atraksi wisata antara lain :
1. Resort Gabungan ( Integrated Resort )
Resort gabungan berorientasi khusus pada keistimewaan alam seperti pantai , laut
, lereng ski , pemandangan gunung , atau keistimewaan lain seperti sejarah ,
lapangan golf , dan fasilitas olahraga lainnya , termasuk di dalamnya
perkampungan pedesaan untuk berlibur
Resort gabungan dapat memiliki variasi menurut ukuran dari satu hotel dengan
hotel lainnya , menurut keseluruhan jumlah kamar , menurut fasilitas pelayanan
seperti olahraga , rekreasi , atau konferensi. Beberapa resort gabungan juga
dibedakan menurut tingkat pelayanan akomodasi , misalnya tipe hotel dan cottage
dengan pelayanan pribadi , apartemen , town house dan villa. Contoh resort di
kepulauan Hawai.
2. Resort Perkotaan ( Town Resort )
Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktivitas pada komunitas
perkotaan , tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktivitas resort yang memiliki
akomodasi seperti hotel dan pelayanan wisata. Contoh resort di kota – kota Eropa
, Amerika Utara , pantai australia , dan Jepang.
3. Resort Retreat ( Retreat Resort )
Skala resort retreat lebih kecil , kira – kira 20 – 25 kamar , tetapi direncanakan
dengan analisa dan kelayakan yang hati – hati. Karena karakter khusus resort ini
ketenangan , lingkungan yang menyendiri , tetapi diikuti oleh aktivitas rekreasi ,
seperti berburu , menyelam , memancing. Contoh resort – resort di karibia dan
pulau – pulau Pasifik.
Beberapa resort yang termasuk dalam jenis resort berdasarkan lokasi dan
kelengkapan atraksi wisata :
1. The Beach , Golf and Tennis Resort
Resort di sepanjang pantai yang selain menyediakan unit hunian yang baik , juga
menyediakan fasilitas tenis dan golf serta variasi fasilitas olahraga dan kebugaran
( fitness ) yang diharmonisasikan dengan suasana pantai atau pegunungan.
2. The Vacation Village ( Dusun Wisata )
Bentuk bangunan dusun wisata meniru bentuk bangunan setempat yang
disesuaikan dengan kebutuhan dan merupakan sebuah kompleks bangunan besar
dan modern yang meniru konsep dusun.
3. The Health Spa Resort
Resort yang menawarkan fasilitas tambahan berupa perawatan dan penyembuhan
penyakit tertentu dengan air mineral.
4. The Marina Hotel
Biasa disebut juga Floating Hotel , yakni bentuk penginapan yang terdapat di tepi
sungai atau laut yang membutuhkan akses pencapaian yang mandiri dan memiliki
jumlah tamu tertentu selama perjalanan.
II.2.9. Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 5
Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan
persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :
1. Lokasi dan Lingkungan
• Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata.
• Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang
berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang
mengerat.
4. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi
• Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak.
• Tersedianya area permainan anak.
• Tersedianya Diskotik atau Night Club.
• Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.
• Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.
• Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard,
jogging.
5. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang
berlaku.
• Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi hotel.
• Unsur dekorasi khusus harus tercermin dalam :
- Ruang Lobby
- Restoran
- Kamar Tidur
- Function Room
6. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite (sekarang
ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan
perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar).
• Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.
• Luas Minimal :
- Kamar Standar = 26 m2
- Kamar Suite = 52 m2
• Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m
• Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)
• Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock.
• Untuk Hotel Pantai :
- Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu.
- Lantai tidak licin, kualitas tinggi.
- Seluruh lantai dilapisi karpet
- Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar
80 %.
• Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.
• Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi
• Interior kamar mencerminkan suasana khusus.
• Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.
• Tersedia instalasi air panas dan air dingin
• Perlengkapan Kamar Tidur :
- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2
(dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar :
Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m
• Perlengkapan Kamar Mandi :
- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun
- Wastafel
- dan lain-lain
7. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah
satunya Coffee Shop.
• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.
• Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2, 60 m). 8. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.
• Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.
• Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.
• Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri dari atas :
- Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin.
- Mesin pencuci gelas.
- Saluran pembuangan air.
10.Tersedianya Lobby dengan luas minimal 100 m2.
11.Hotel harus menyediakan Lounge.
12.Hotel menyediakan telepon umum di lobby.
13.Hotel menyediakan toilet umum di lobby.
• Toilet Pria :
- Ruang Rias dengan kaca rias
14.Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan
usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda.
15.Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik.
16.Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas restoran.
• Ruang dapur terdiri dari :
- Ruang Persiapan
- Ruang Pengolahan
- Ruang Penyimpanan Bahan Makanan
- Ruang administrasi (Chef)
- Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan
- Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur
• Lantai dapur tidak licin.
• Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit.
• Penerangan dapur minimal 200 lux.
17.Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office) dan
Kantor Pengelola Hotel
18.Tersedianya area Tata Graha.
• Ruang Seragam (Uniform Room)
• Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak.
• Ruang Jahit Menjahit
- Tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40
kamar
• Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2 19.Tersedianya area dan ruang Operator
• Tersedianya Gudang yang terdiri dari :
- Gudang bahan makanan dan minuman
- Gudang peralatan dan perlengkapan
- Gudang untuk engineering
- Gudang Botol Kosong
- Gudang barang-barang bekas
• Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk..
• Ruang Karyawan
- Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita.
- Ruang Makan Karyawan.
- Dapur Karyawan.
- Ruang Ibadah Karyawan.
II.2.10. Jenis dan Fasilitas Standar Kamar Tamu
Jenis – jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :
• Single room : kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Single untuk satu orang
• Twin room : kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah tempat tidur masing – masing berukuran Single.
• Double room : kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur berukuran Double ( untuk dua orang )
Adapun fasilitas standar yang terdapat pada masing – masing jenis kamar tersebut adalah
sebagai berikut :
• Kamar mandi private ( bathroom )
• Tempat tidur ( jumlah dan ukurannya sesuai dengan jenis )
• Ruang tidur
• Lemari pakaian ( cupboard )
• Telepon
• Radio dan Televisi
• Meja rias / tulis ( dressing table )
• Rak untuk menyimpan koper ( luggage rack )
• Asbak , korek api , handuk , alat tulis ( stationeries )
II.3. Lokasi
Pembahasan lokasi meliputi kondisi lingkungan , persyaratan dan kriteria lokasi ,
kriteria desain tapak ,analisa pemilihan lokasi , pemilihan lokasi ,dan deskripsi lokasi.
2.3.1. Data umum lokasi proyek
Gambar 2.5 Site eksisting
• Nama lokasi : simalem, kec. Merek, Kab. Karo, Sumatera Utara
• Luas : +/- 3 Ha
• Ketinggian : >1601m dpl
• Batas – batas Site :
o Batas Utara : danau toba
o Batas Timur : Kab. Simalungun
o Batas Selatan : Danau Toba (Kab. Samosir)
o Batas Barat : Kab. Juhar
II.3.1.1. Persyaratan Dan Kriteria Lokasi
Untuk mendirikan suatu hotel resort yang baik, sebaiknya diawali dengan kegiatan
studi kelayakan. Bila hasil studi kelayakan tersebut ternyata layak untuk mendirikan suatu
resort hotel, maka perlu diperhatikan persyaratan-persyaratan teknis yang harus dipenuhi
sebagai bahan perencanaan pembangunan tersebut:
• Lokasi resort hotel harus sehat yang berarti:
1. Lokasi tidak terletak pada daerah perindustrian yang banyak menimbulkan
polusi udara.
2. lokasi tidak berada daerah yang bertanah rawa atau berlumpur atau tanah yang
berpasir, dan elemen-elemen iklim yang berpengaruh pada lokasi yaitu terkait
kelembaban udara, kelembaban udara harus mencapai kenetralan antara 55-65%.
Kriteria lokasi berdasarkan persyaratan lokasi dapat dijadikan sebagai tolok ukur
standar yang dapat menjadi pertimbangan untuk pemilihan lokasi, yaitu :
• Peruntukan lahan harus sesuai dengan Master Plan RUTRK kabupaten Karo.
• Karakter penampilan lingkungan cukup baik yang berkaitan dengan konteksrual visual sejarah dan lain-lain.
• Kemudahan pencapaian/aksesbilitas oleh pengunjung, pengelola, maupun kendaraan servis, tidak sering terjadi kemacetan.
• Tersedianya jaringan utilitas, seperti jaringan PLN, PDAM, Telkom, Riol Kota, dan lain-lain.
• Dekat dengan atraksi utama dalam hal ini danau Toba.
II.3.1.2. Kriteria Desain Tapak
Menurut Brian Hall dalam The Manual of Planning, masalah penyelesaian tapak harus
mengikuti kriteria-kriteria tapak utama, yaitu:
• Kriteria tapak untuk kepedulian atas koleksi, meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
Keamanan
o Fisik dinding yang tidak dapat dimasuki dengan mudah, setiap bukaan untuk
o Pintu keluar masuk dibatasi dan dijaga, termasuk untuk pengelola.
o Tersedia pintu keluar darurat.
o Alaram yang dihubungkan dengan pos sekuriti bangunan.
o Perlindungan terhadap bahaya kebakaran.
Lingkungan
o Lingkungan aman dan tertata baik.
Konservasi
o Sebaiknya tidak berada pada daerah dengan tingkat polusi tinggi, karena akan
membuat biaya operasinal dan maintance menjadi mahal untuk pengkondisian
dan penyaringan udara.
Ruang Ekspansi (perluasan)
o Lahan cukup luas untuk pengembangan secara horizontal.
Loading Area
o Tersedia ruang untuk troly/mobil barang (misalnya 15 m), dan cukup untuk
manuver kendaraan tersebut.
o Tersedia juga loading area untuk restoran atau retail.
Ruang Luar
o Courtyard atau taman patung sebagai titik awal tempat istirahat bagi
pengunjung, dapat juga untuk ruang pamerterbuka
• Kriteria tapak untuk akses publik, meliputi faktor-faktor sebagai berikut: Pencapaian
o Kemudahan pencapaian oleh kendaraan pribadi atau angkutan umum dan
tersedia juga jalur pejalan kaki
Parkir
o Tersedia parkir untuk pengunjung, pengelola dan servis.
o Dapat memanfaatkan lahan parkir umum apabila jumlah pengunjung melebihi
o Mudahnya mengenal entrance, jalan keluar, tersedia parkir beratap kanopi.
Kemudahan Dilihat (visibility)
o Sebaiknya tapak berada dekat simpang/sudut jalan agar dapat menjadi issue
untuk menarik donor dan dana masyarakat.
o Dapat menimbulkan image, memberi image, memberi impresi besar/agung
misalnya dengan sedikit bukaan, ataupun image komersial.
Sinergi Dengan Alam
o Design harus sesuai dengan kontekstual.
o Memerhatikan dapak yang mungkin timbul terhadap mahkluk hidup dan alam
sekitar.
Ketentuan Khusus
o Tanda penunjuk arah jelas terlihat
o Tersedia parkir khusus untuk penyandang cacat, yaitu dekat dengan pintu
utama.
o Penataan titik penurunan antara tapak dengan jalan.
II.3.1.3. Analisa Pemilihan Lokasi.
Dalam penatalaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Karo secara menyeluruh dan terpadu pada dasarnya merupakan penjabaran terhadap perioritas pembangunan yang akan dilaksanakan serta telah disesuaikan potensi dan masalah dalam kerangka kewilayahan. Disamping itu, rencana-rencana kerja yang dirumuskan secara umum terbagi dalam dua jenis kegiatan yaitu kegiatan yang bersifat pengaturan (regulasi) dan kegiatan yang bersifat investasi dan pelayanan umum. Berkaitan dengan tugas satuan kerja maka program dan kegiatan yang dirumuskan telah diselaraskan dengan fungsi dan sub fungsi yang ada dalam pemerintahan. Dalam aspek pembiayaan, Indikasi rencana program dan kegiatan telah mempertimbangkan berbagai sumber pembiayaan seperti APBD Kabupaten Karo , APBD Propinsi dan APBN, sesuai dengan prediksi kapasitas fiskal.
Meningkatkan dan Mengembangkan Infrastuktur.
• BIDANG SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN
Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang keenam yakni Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur, maka dibidang sumber daya alam dan lingkungan ditetapkan 1(satu) program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:
1. Program Penataan Ruang
Program ini bertujuan untuk (1) melengkapi dan menyerasikan peraturan penataan ruang dengan peraturan lain yang terkait; (2) meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; (3) menyelenggarakan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif. Sasaran program adalah adalah: (1) meningkatnya pelayanan informasi kepada masyarakat untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan ruang; (2) meningkatnya kapasitas aparat daerah dalam pengendalian pemanfaatan ruang untuk mengurangi konversi lahan dari non budidaya menjadi budidaya dan dari pertanian menjadi non pertanian.
Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:
o Penyusunan Rencana Tata Ruang Kabupaten o Pemantapan kelembagaan penata Ruangan
• BIDANG INFRASTRUKTUR
Untuk menunjang misi bupati karo terpilih yang yang keenam yakni Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur maka dibidang infrastruktur ditetapkan 2(dua) program pembangunan yakni seperti diuraikan dibawah ini:
1. Program Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan, Jembatan dan Irigasi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan aksessibilitas diseluruh wilayah kabupaten karo, meningkatkan keandalan sarana dan prasarana irigasi kabupaten karo guna menunjang kegiatan ekonomi dan sosial masyarakat karo.
Sasaran program adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang handal di kabupaten karo dan tersedianya sarana irigasi yang baik guna menunjang ketahanan pangan dan peningkatan ekonomi kabupaten karo.
Program ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:
o Perencanaan sistim jaringan jalan di wilayah Kabupaten Karo;
o Peningkatan management pemeliharaan jaringan jalan dan jembatan kabupaten karo; o Inventarisasi, evaluasi dan perencanaan sistim irigasi di Kabupaten Karo;
o Perencanaan dan pembangunan sarana dan prasarana irigasi; o Penanganan darurat / rehabilitasi jaringan irigasi; dan
o Rehabilitasi dan pemeliharaan rutin dan berkala jaringan irigasi.
2. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
Program ini bertujuan meningkatkan fasilitas prasarana lalu lintas dan angkutan jalan. Sasaran program adalah terbangunnya sarana bagi penunjang transpotasi.
Pogram ini memuat kegiatan-kegiatan pokok sebagai berikut:
o Pembuatan Tataran Transportasi Lokal (Tatralok) Kabupaten Karo sebagai bagian -
daripada Tatrawil dan Tatranas;
o Pembangunan sistim transportasi perkotaan dan perdesaan; o Pembangunan fasilitas keselamatan angkutan jalan;
o Pemeliharaan Fasilitas operasional angkutan jalan; dan
o Pengembangan sarana dan prasarana pengujian kerderaan bermotor angkutan orang
dan barang.
Disimpulkan bahwa pemerintah kabupaten Karo dalam perencanaan pembangunan memutuskan jika pembangunan infrastruktur disesuaikan dengan potensi yang ada untuk menunjang aktivitas da partisipasi masyarakat terhadap ruang publik.
II.3.2. Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak Rancangan
Kasus Proyek : one tree hill resort
Status Proyek : Fiktif
Pemilik Proyek : Swasta
Lokasi Tapak : Simalem, Kecamaran Merek, Kabupaten Karo, Sumut
o Batas Utara : Kecamatan Munte, Kec. Tiga Panah
o Batas Timur : Kab. Simalungun
oTerletak di pinggir danau Toba
oBerada pada kawasan dan pariwisata
oAkses jalan aspal
oLuas site mendukung
oView sangat berpotensi
II.4. Studi Kelayakan
Industri pariwisata tidak dapat berkembang dengan baik jika tidak didukung oleh tersedianya
fasilitas yang memadai , baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari segi kuantitatif
terlihat bahwa sejalan dengan meningkatnya jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara
maupun mancanegara yang berkunjung maka akomodasipun mengalami peningkatan. Dari
data BPS Kabupaten Karo, jumlah hotel di kabupaten karo tahun 2009 sebanyak 59 unit
dengan jumlah kamar sebanyak 1270 kamar. Namun pada tahun 2010 malah terjadi
penurunan jumlah hotel sebesar 6 hotel terutama pada hotel non bintang sebanyak 6 hotel,
dan hotel bintang 5 seebanyak 2 hotel. Penambahan jumlah hotel terjadi pada hotel
berbintang 4 yaitu sebanyak 2 unit hotel baru.
Tabel 2.1. Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan
Akomodasi Lainnya 2009 – 2010
Banyaknya Unit Akomodasi Kamar dan Tempat Tidur Hotel Berbintang Non Bintang dan Akomodasi
Lainnya 2009 – 2010
- Bintang 3 0 0 0 0 0 0
- Bintang 4/4Th Star 3 291 510 5 554 1 002
- Bintang 5/5ThStar 2 246 468 0 0 0
Hotel non bintang /other accomodation
< 10 kamar 18 114 177 13 103 144
10 - 24 kamar 30 384 609 29 347 498
25 - 40 kamar 3 88 171 3 80 140
> 41 kamar 0 0 0 0 0 0
Jumlah/Total 59 1 270 2 213 53 1 294 2 083
Sumber : BPS Kabupaten Karo
Tabel 2.2. Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010
Jumlah Tamu Hotel dan Akomodasi Lainnya Menurut Asal Negara 2009 – 2010
Klasifikasi Hotel/
Classified
Jumlah Tamu/Guest
2009 2010
Domestik Asing total Domestik asing total
Hotel /Hotel
Bintang 1 7 366 5 453 12 819 7 548 5 589 13 137
Bintang 2 7 632 1 178 8 810 7 829 865 8 694
Bintang 3/ - - - 0 0 0
Bintang 4 29 724 7 764 37 488 50 660 7 580 58 240
Sumber : BPS Kabupaten Karo
Berdasarkan data diatas, dapat dilihat jumlah pengunjung baik domestik maupun
asing mengalami penurunan yang cukup besar yaitu sebesar 36,2% yang menyebabkan
penurunan jumlah akomodasi yang tersedia.
Tabel 2.3. Jumlah Pengunjung Tongging
Tahun Jumlah Pengunjung Peningkatan
2007 89.845 -
2008 10.200 12.355
2009 116.042 13.842
2010 (Mei) 57.474 -
Sumber : Kepala Dinas Kabupaten Karo Kepada Sumut Pos 19 Juli 2010
Berdasarkan data jumlah pengunjung di wilayah Tongging, diperkirakan ada
sebanyak 15.500 orang/ tahun pada tahun 2012 dengan peningkatan sebesar rata-rata 13.000
org/tahun (13%). Dengan asumsi bahwa persentase peningkatan jumlah pengunjung stabil,
maka diasumsikan bahwa pada tahun 2015, jumlah pengunjung mencapai 194.000 orang
(531org/hari). Diasumsikan pengunjung yang menginap sekitar 25% dari jumlah pengunjung
yaitu sebesar 133 orang.
Dari data dan perhitungan diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah wisatawan yang
datang masih tergolong sangat sedikit. Untuk itu diperlukan lagi fasilitas yang dapat menarik
minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kabupaten Karo
seperti pengadaan sarana penginapan berupa hotel yang memadai. Untuk itu diperlukan suatu
hotel yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah hotel
resor dengan mengangkat situs Danau Toba yang merupakan salah satu danau terbesar di
Asia lalu dikembangkan menjadi suatu hotel resor tepi danau sehingga wisatawan dapat
tinggal dan bermalam disana.
Selain dari pengembangan sektor pariwisata pertimbangan lainnya ialah masyarakat
domestik yang cenderung berlibur ke luar negri sehingga diharapkan dengan dibangunnya
hotel resort berbintang ini menjadi salah satu pertimbangan lokasi tujuan wisata khususnya
masyarakat kota medan. Hal ini tentunya dapat meningakatkan ekonomi Kabupaten Karo
khususnya masyarakat sekitar lokasi hotel resort ini.
II.5. Tinjauan Fungsi
II.5.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Adapun pengguna ( user ) dari bangunan “ Hotel Resor di Medan “ digolongkan
menjadi 4 bagian yaitu :
• Tamu hotel : orang yang menginap di hotel untuk tujuan berlibur atau rekreasi meliputi para wisatawan baik domestic maupun mancanegara
• Pengunjung : orang yang mengunjungi kerabatnya di hotel ataupun orang yang ingin menikmati fasilitas yang tersedia di hotel tanpa menginap. Meliputi masyarakat kota
Medan.
• Pengelola hotel : orang yang bekerja di hotel baik sebagai manager ataupun staff. Meliputi seluruh karyawan dari hotel.
Gambar 2.2. Skema proses pelayanan tamu ( check in s/d check out )
II.5.2. Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai sarana akomodasi, hotel mempunyai dua
bagian utama dalam mewujudkan fungsinya. Kedua bagian tersebut dapat disebut sebagai
yang berhadapan langsung dengan pengunjung, yaitu area muka bangunan (front of the
house) dan lainnya adalah area belakang bangunan yang bertugas mendukung kegiatan area
muka bangunan atau disebut back of the house.
Secara prinsip, hotel dapat dibagi menjadi 3 area aktivitas, yaitu:
a. Private area: Daerah untuk kegiatan pribadi pengunjung/kamar tidur
b. Public area: Daerah pertemuan antara yang melayani yaitu karyawan dengan yang
dilayani yaitu tamu dan juga tamu dengan tamu yang lainnya
c. Service area: Daerah khusus untuk karyawan, disini segala macam pelayanan
disiapkan untuk kebutuhan pengunjung
Dari ketiga area tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu :
• Front of the house
Terdiri dari private area dan public area
• Service area ( Back of the house )
Sedapat mungkin para tamu tidak dapat melihat maupun mengetahu segala
kegiatan di sektor ini. Bagian ini sangat penting, karena bertugas mendukung
kegiatan pada front of the house.
Kemudian ruang-ruang yang termasuk dalam area front of the house dijabarkan lagi,
yaitu:
a. Guest Room
Kamar tamu, ruang tempat tamu menginap. Ada beberapa tipe kamar tamu
b. Public Space Area
Merupakan tempat dimana suatu hotel dapat memperlihatkan isi dan tema yang ingin
disampaikan kepada tamunya. Daerah ini menjadi pusat kegiatan utama dari aktivitas
yang terjadi pada hotel, dalam hal ini menjadi jelas bahwa wajah sebuah hotel dapat
terwakili olehnya
• Lobby
Tempat penerima pengunjung untuk mendapatkan informasi, menyelesaikan masalah
administrasi dan keuangan yang bertalian dengan penyewaan kamar.
Ruang-ruang yang termasuk dalam lobby:
• Entrance hall
Ruang penerima utama yang menghubungkan ruang luar atau main entrance
denga ruang-ruang dalam hotel. Bersifat terbuka denga besaran ruang yang
cukup luas
• Front desk / Reception desk
Terdiri atas ruang-ruang personil front desk yang berfungsi untuk memproses
dan mengelola administrative pengunjung
• Guest elevator
Sebagai sarana sirkulasi vertikal untuk para tamu dari lobby atau publik area
menuju guest room atau fungsi lainnya di atas
• Sirkulasi
Merupakan hal penting dalam publik area yang berfungsi sebagai sarana untuk
menghubungkan fungsi-fungsi di dalamnya untuk kegunaan pengunjung
• Seating Area
Menyediakan wadah bagi tamu untuk beristirahat atau sekedar
berbincang-bincang. Sarana ini sangat berguna untuk terjadinya kontak sosial di antara
pengunjung
• Retail Area
Berfungsi untuk menyediakan kebutuhan pengunjung sehari-hari
Sebagai sarana pelayanan kepada tamu yang baru datang atau hendak
meninggalkan hotel dengan pelayanan berupa membawakan koper-koper
pengunjung.
• Support function
Sebagai sarana penunjang untuk tamu yang berada si publik area, antara lain
seperti toilet, telepon umum, mesin ATM, dan lain-lain
• Consession space
Pada dasarnya ruang-ruang ini termasuk retail area, tetapi untuk hotel berbintang,
ruang-ruang konsesi ini terpisah sendiri dan merupakan bagian dari publik area, yang
antara lain terdiri dari:
• Travel agent room
• Perawatan kecantikan / salon
• Toko buku dan majalah
• Money changer
• Souvenir shop
• Toko-toko khusus
• Food and Beverages outlets
Yaitu area yang digunakan untuk menikmati makanan dan minuman berupa :
- Restoran
- Coffee shop
- Lounge
- Bar
• Convention room
Yaitu ruangan yang disediakan untuk berbagai macam penemuan antara lain
• Pameran