• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kenyamanan Pengguna Terhadap Ruang Terbuka Hijau Publik Pada Rumah Susun Sukaramai Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Studi Kenyamanan Pengguna Terhadap Ruang Terbuka Hijau Publik Pada Rumah Susun Sukaramai Medan"

Copied!
117
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG

TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN

SUKARAMAI MEDAN

SKRIPSI

OLEH

ELBERT

100406057

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG

TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN

SUKARAMAI MEDAN

SKRIPSI

OLEH

ELBERT

100406057

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(3)

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG

TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUMAH SUSUN

SUKARAMAI MEDAN

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh

ELBERT

100406057

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

(4)

PERNYATAAN

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK PADA RUSUN SUKARAMAI MEDAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juni 2014

(5)

Judul Skripsi : Studi Kenyamanan Pengguna Terhadap Ruang Terbuka Hijau Publik Pada Rumah Susun Sukaramai Medan

Nama Mahasiswa : ELBERT Nomor Pokok : 100406057 Program Studi : Arsitektur

Menyetujui Dosen Pembimbing,

(Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. TP., M. Arch.)

Koordinator Skripsi, Ketua Program Studi,

( Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc., Ph.D ) ( Ir. N. Vinky Rachman, MT )

(6)

Telah diuji pada Tanggal: 07 Juli 2014

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Dr. Ir. Nelson M. Siahaan, Dipl. TP., M. Arch. Anggota Komisi Penguji : Wahyuni Zahrah, ST., MS.

(7)

SURAT HASIL PENILAIAN SKRIPSI

Nama : Elbert

NIM : 100406057

Judul Skripsi : Studi Kenyamanan Pengguna Terhadap Ruang Terbuka Hijau Publik Pada Rumah Susun Sukaramai Medan

Rekapitulasi Nilai :

Nilai Akhir A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa bersangkutan dinyatakan :

No Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

Paraf

Koordinator

Skripsi

1. LULUS LANGSUNG

2. LULUS

MELENGKAPI

3. PERBAIKAN TANPA SIDANG

4. PERBAIKAN DENGAN SIDANG 5. TIDAK LULUS

Medan, Juli 2014

Ketua Program Studi, Koordinator Skripsi,

(8)

ABSTRAK

Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan membutuhkan ruang terbuka untuk meningkatkan kualitas lingkungan, salah satunya adalah ruang terbuka hijau (RTH). Rumah susun (Rusun) Sukaramai merupakan Rusun pertama di Kota Medan memiliki kepadatan penduduk tinggi dengan luas lahan yang terbatas, sehingga kebutuhan terhadap RTH publik sangat dibutuhkan. RTH ini berada di Jalan Timah Putih Medan terdiri dari 2 (dua) area yaitu area refleksi kaki dan area taman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana RTH publik di Rusun Sukaramai dalam memenuhi tingkat kenyamanan penggunanya; untuk mengetahui apakah fasilitas RTH di Rusun Sukaramai telah memenuhi aktivitas penggunanya; untuk mengetahui apakah masyarakat Rusun Sukaramai sudah memanfaatkan RTH. Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif, dimana sumber data berasal dari hasil observasi lapangan, studi pustaka, dan kuesioner yang dibagikan ke setiap pengguna ruang selama 1 minggu meliputi pagi antara (pukul 06.30-08.00), siang (12.00-13.30), sore (17.00-18.30), malam (19.30-21.00) sebanyak minimal 100 sampel. Melalui metode analisa deskripsi kualitatif diketahui bahwa pengguna ruang kurang nyaman berada di RTH Rusun Sukaramai. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan di RTH Rusun Sukaramai adalah kebersihan, keamanan, keindahan, kebisingan, aksesibilitas. Selain itu fasilitas penunjang RTH Rusun Sukaramai masih belum sepenuhnya memenuhi aktivitas penggunanya seperti kurangnya tempat sampah dan area bermain anak, tidak berfungsinya lampu taman, PKL yang kurang tertata rapi; mayoritas pengguna RTH Rusun Sukaramai berasal dari luar Rusun yang masih dalam kategori lingkungan sekitar dan bukan berasal dari penghuni Rusun sendiri.

(9)

ABSTRACT

High population density in urban areas require open space to improve the quality of the environment, one of them is green open space (RTH). Sukaramai flats were the first flats in Medan city , has high population density with limited land area, thus the necessity of public green space is needed. This green open space is located in Medan, Timah Putih road consists of two (2) areas including foot reflexology and garden. The purpose of this research is to find out how the public green space in the flats house Sukaramai in fulfilling its comfort level; whether green open space at Sukaramai flats facilities has fulfilled their users activity; to find out whether the Sukaramai flats communities have been utiliez the green open space. The analysis data method is using qualitative descriptive analysis method, which the source data comes from the observation results, literature review and distributed questionnaires to each space user during 1 week include in the morning (6.30 to 8.00 ), in the afternoon (12.00 to 13.30), in the evening (17.00 to 18.30), and at night (19.30 to 21.00) at least 100 samples. Through the qualitative description of analysis method known that users are feeling uncomfortable at green open space in Sukaramai flats. Factors that affected the comfort in green open space Sukaramai flats are cleanliness, safety, beauty, noise, and accessibility. Besides that, supporting green open space facilities of

Sukaramai flats are still haven’t fullfilled their users activity such as lack of the

bin and children’s area, garden lights malfunction, unwell arranged street

vendors and green open space Sukaramai flats users majority come from outside Sukaramai flats that still in surrounding environment category and not from Sukaramai flats owner.

(10)

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-Nya dimampukan untuk menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penulis juga ingin menyampaikan penghargaan dan terima-kasih kepada : 1. Bapak Dr.Ir.Nelson M Siahaan Dipl. TP., M.Arch selaku Dosen Pembimbing

yang telah membantu memberikan petunjuk dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Wahyuni Zahrah, ST., MS. selaku Dosen Penguji I dan Bapak Hajar Suwantoro, ST., MT. selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini.

3. Bapak Ir. N. Vinky Rachman, M.T. selaku Ketua Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur dan Bapak Ir. Rudolf Sitorus M.LA selaku Sekretaris Program Studi Sarjana Teknik Arsitektur.

4. Warga Rusun Sukaramai Medan dan sekitarnya yang telah meluangkan waktu kepada penulis untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. 5. Kedua orangtua, saudara, dan teman penulis yang tercinta, yang telah

memberikan semangat dan bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Rekan-rekan mahasiswa Arsitektur yang telah memberikan motivasi serta dorongan hingga selesainya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi masih jauh dari sempurna. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sebagai bahan penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi semua pihak.

Medan, Juni 2014 Penulis,

(11)

DAFTAR ISI

Hal.

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR DIAGRAM ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Batasan Penelitian ... 3

1.6 Kerangka Berpikir ... 5

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Pengertian Ruang Terbuka ... 6

2.2 Ruang Terbuka Hijau ... 7

2.2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau ... 7

2.2.2 Fungsi dan Peranan Ruang Terbuka Hijau ... 7

2.2.3 Manfaat Ruang Terbuka Hijau ... 8

(12)

2.3.1 Ruang Terbuka Hijau Publik ... 11

2.3.2 Ruang Terbuka Hijau Privat ... 12

2.4 Nilai-Nilai Dalam Ruang Terbuka Hijau ... 12

2.5 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau ... 12

2.6 Kebijakan dan Standar Ruang Terbuka Hijau ... 13

2.7 Kebijakan Pada Rumah Susun ... 14

2.8 Kenyamanan ... 15

2.8.1 Definisi Kenyamanan ... 15

2.8.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan ... 16

BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN RUMAH SUSUN SUKARAMAI MEDAN 3.1 Sejarah Singkat Rumah Susun Sukaramai Medan ... 24

3.2 Deskripsi Kawasan Penelitian ... 25

3.3 Deskripsi Tingkat Populasi Kawasan... 28

3.4 Deskripsi Lingkup Wilayah Penelitian ... 30

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian ... 33

4.2 Variabel Penelitian ... 33

4.3 Populasi/ Sampel ... 35

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 36

4.5 Metode Analisa Data ... 37

(13)

Sukaramai Medan ... 46

5.2.1 Sirkulasi ... 46

5.2.2 Keamanan ... 52

5.2.3 Kebisingan ... 58

5.2.4 Kebersihan ... 61

5.2.5 Keindahan ... 66

5.2.6 Fasilitas ... 68

5.2.6.1 Tempat Duduk ... 68

5.2.6.2 Pohon Peneduh ... 73

5.2.6.3 Tempat Sampah dan Lampu Taman ... 76

5.2.6.4 Jam dan Sculpture ... 80

5.2.6.5 Pedagang Kaki Lima (PKL) ... 84

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 87

6.2 Saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA

(14)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal.

Gambar 2.1 Ilustrasi Pengaruh Sinar Matahari ... 17

Gambar 2.2 Ilustrasi Pengaruh Angin ... 17

Gambar 2.3 Ilustrasi Pengaruh Kebisingan... 18

Gambar 2.4 Ilustrasi Pengaruh Bau-Bauan ... 18

Gambar 2.5 Ilustrasi Bentuk Tempat Duduk ... 19

Gambar 2.6 Bentuk Circle ... 19

Gambar 2.7 Bentuk Curve ... 20

Gambar 2.8 Bentuk Straight Slab ... 20

Gambar 2.9 Bentuk Single Pod ... 20

Gambar 2.10 Bentuk Single Jogs ... 21

Gambar 2.11 Bentuk Multi Jogs ... 21

Gambar 2.12 Ilustrasi Keamanan Area Bermain ... 22

Gambar 3.1 Peta Kota Medan ... 25

Gambar 3.2 Kawasan Rusun Sukaramai ... 25

Gambar 3.3 Blok Rusun Sukaramai ... 26

Gambar 3.4 Foto Salah Satu Perdagangan, Permukiman, Rekreasi ... 26

Gambar 3.5 Peta Rusun Sukaramai Medan ... 30

Gambar 3.6 Keyplan Rusun ... 30

Gambar 3.7 Area Refleksi Kaki (biru) dan Area Taman (hijau) ... 31

Gambar 3.8 Peta Fasilitas Umum RTH Publik Rusun Sukaramai Medan ... 32

Gambar 5.1 Area Duduk Pada RTH Rusun Sukaramai ... 40

(15)

Gambar 5.3 Aktivitas Yang Dilakukan Pada RTH Publik Rusun Sukaramai .. 43

Gambar 5.4 Peta Analisa Pola Pergerakan Manusia dan Kendaraan ... 46

Gambar 5.5 Masalah Pada Sirkulasi Manusia ... 47

Gambar 5.6 Masalah Pada Sirkulasi Kendaraan ... 48

Gambar 5.7 Peta Analisa Area Parkir RTH Publik Rusun ... 50

Gambar 5.8 Kendaraan Roda-2 Yang Parkir Sembarangan ... 51

Gambar 5.9 Peta Analisa Material Lantai RTH PublikRusun ... 52

Gambar 5.10 Peta Analisa Keamanan Bermain Anak & Potensi Kriminalitas .. 54

Gambar 5.11 Suasana Pada Malam Hari ... 55

Gambar 5.12 Peta Analisa Sumber Kebisingan RTH Publik Rusun ... 58

Gambar 5.13 Potongan Buffer Sebagai Penyaring Kebisingan Sekitar ... 59

Gambar 5.14 Peta Analisa Sampah & Bau-Bauan ... 61

Gambar 5.15 Sumber Bau-Bauan ... 63

Gambar 5.16 Potongan Buffer Sebagai Penghalang Bau-Bauan ... 64

Gambar 5.17 Analisa Keindahan Pada RTH Publik Rusun Sukaramai ... 66

Gambar 5.18 Analisa Area Duduk Pada RTH Publik Rusun Sukaramai ... 68

Gambar 5.19 Ketinggian Tempat Duduk RTH Publik Rusun Sukaramai ... 69

Gambar 5.20 Analisa Jenis Tempat Duduk Tipe Multi Jogs ... 70

Gambar 5.21 Masalah Kenyamanan Tempat Duduk RTH Publik Rusun ... 71

Gambar 5.22 Analisa Pohon Peneduh Pada Siang Hari Di RTH Publik Rusun Sukaramai ... 73

Gambar 5.23 Analisa Tempat Sampah & Lampu Taman Di RTH Publik Rusun Sukaramai ... 76

(16)

Gambar 5.26 Peta Analisa Fasilitas Jam & Sculpture ... 80

Gambar 5.27 Letak Jam Yang Tidak Tepat ... 81

Gambar 5.28 Kondisi Area Sculpture Pada Malam Hari ... 82

(17)

DAFTAR TABEL

No. Judul Hal.

Tabel 2.1 Jenis-Jenis RTH ... 9

Tabel 2.2 Kepemilikan RTH ... 11

Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk ... 14

Tabel 3.1 RUTRK Kota Medan ... 27

Tabel 3.2 Persentase Pemilik Unit-Unit Rusun Sukaramai... 28

Tabel 3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Medan Area... 29

Tabel 3.4 Batas Area Taman ... 31

(18)

DAFTAR DIAGRAM

No. Judul Hal.

Diagram 5.1 Distribusi Jawaban Menurut Jenis Kelamin ... 39

Diagram 5.2 Distribusi Jawaban Menurut Umur ... 39

Diagram 5.3 Distribusi Jawaban Menurut Moda Transportasi ... 40

Diagram 5.4 Distribusi Jawaban Menurut Jarak Tempuh ... 41

Diagram 5.5 Distribusi Jawaban Menurut Asal Pengguna Ruang ... 41

Diagram 5.6 Distribusi Jawaban Menurut Aktivitas ... 42

Diagram 5.7 Distribusi Jawaban Menurut Rekan Berkunjung ... 44

Diagram 5.8 Distribusi Jawaban Menurut Jumlah Kunjungan Sehari ... 44

Diagram 5.9 Distribusi Jawaban Menurut Jumlah Kunjungan Seminggu ... 45

Diagram 5.10 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 1 ... 48

Diagram 5.11 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 2 ... 49

Diagram 5.12 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 3 ... 51

Diagram 5.13 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 5 ... 53

Diagram 5.14 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 4 ... 56

Diagram 5.15 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 6 ... 56

Diagram 5.16 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 18 ... 57

Diagram 5.17 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 7 ... 60

Diagram 5.18 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 8 ... 60

Diagram 5.19 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 9 ... 62

Diagram 5.20 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 10 ... 65

Diagram 5.21 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 11 ... 65

(19)

Gambar 5.23 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 15 ... 72

Diagram 5.24 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20c ... 72

Diagram 5.25 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 14 ... 74

Diagram 5.26 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 13 ... 75

Diagram 5.27 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20e ... 75

Diagram 5.28 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20b ... 78

Diagram 5.29 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20a ... 79

Diagram 5.30 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20d ... 81

Diagram 5.31 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 20f ... 83

Diagram 5.32 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 17 ... 85

Diagram 5.33 Persepsi Pengguna Terhadap Pernyataan 19 ... 86

(20)

ABSTRAK

Kepadatan penduduk yang tinggi di perkotaan membutuhkan ruang terbuka untuk meningkatkan kualitas lingkungan, salah satunya adalah ruang terbuka hijau (RTH). Rumah susun (Rusun) Sukaramai merupakan Rusun pertama di Kota Medan memiliki kepadatan penduduk tinggi dengan luas lahan yang terbatas, sehingga kebutuhan terhadap RTH publik sangat dibutuhkan. RTH ini berada di Jalan Timah Putih Medan terdiri dari 2 (dua) area yaitu area refleksi kaki dan area taman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana RTH publik di Rusun Sukaramai dalam memenuhi tingkat kenyamanan penggunanya; untuk mengetahui apakah fasilitas RTH di Rusun Sukaramai telah memenuhi aktivitas penggunanya; untuk mengetahui apakah masyarakat Rusun Sukaramai sudah memanfaatkan RTH. Metode analisa data yang digunakan adalah metode analisa deskriptif kualitatif, dimana sumber data berasal dari hasil observasi lapangan, studi pustaka, dan kuesioner yang dibagikan ke setiap pengguna ruang selama 1 minggu meliputi pagi antara (pukul 06.30-08.00), siang (12.00-13.30), sore (17.00-18.30), malam (19.30-21.00) sebanyak minimal 100 sampel. Melalui metode analisa deskripsi kualitatif diketahui bahwa pengguna ruang kurang nyaman berada di RTH Rusun Sukaramai. Faktor yang mempengaruhi kenyamanan di RTH Rusun Sukaramai adalah kebersihan, keamanan, keindahan, kebisingan, aksesibilitas. Selain itu fasilitas penunjang RTH Rusun Sukaramai masih belum sepenuhnya memenuhi aktivitas penggunanya seperti kurangnya tempat sampah dan area bermain anak, tidak berfungsinya lampu taman, PKL yang kurang tertata rapi; mayoritas pengguna RTH Rusun Sukaramai berasal dari luar Rusun yang masih dalam kategori lingkungan sekitar dan bukan berasal dari penghuni Rusun sendiri.

(21)

ABSTRACT

High population density in urban areas require open space to improve the quality of the environment, one of them is green open space (RTH). Sukaramai flats were the first flats in Medan city , has high population density with limited land area, thus the necessity of public green space is needed. This green open space is located in Medan, Timah Putih road consists of two (2) areas including foot reflexology and garden. The purpose of this research is to find out how the public green space in the flats house Sukaramai in fulfilling its comfort level; whether green open space at Sukaramai flats facilities has fulfilled their users activity; to find out whether the Sukaramai flats communities have been utiliez the green open space. The analysis data method is using qualitative descriptive analysis method, which the source data comes from the observation results, literature review and distributed questionnaires to each space user during 1 week include in the morning (6.30 to 8.00 ), in the afternoon (12.00 to 13.30), in the evening (17.00 to 18.30), and at night (19.30 to 21.00) at least 100 samples. Through the qualitative description of analysis method known that users are feeling uncomfortable at green open space in Sukaramai flats. Factors that affected the comfort in green open space Sukaramai flats are cleanliness, safety, beauty, noise, and accessibility. Besides that, supporting green open space facilities of

Sukaramai flats are still haven’t fullfilled their users activity such as lack of the

bin and children’s area, garden lights malfunction, unwell arranged street

vendors and green open space Sukaramai flats users majority come from outside Sukaramai flats that still in surrounding environment category and not from Sukaramai flats owner.

(22)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan pesatnya perkembangan kota, membutuhkan sarana dan prasarana untuk menunjang berbagai aktivitas masyarakat kota. Meningkatnya aktivitas masyarakat kota tentu, melahirkan kebutuhan ruang. Pemerintah kota tentu diharapkan mampu memenuhi kebutuhan ini. Apabila pemerintah kota tidak mampu, maka sulit untuk menciptakan lingkungan kota yang berkualitas.

Yani dan Ruhimat (2007) menyatakan bahwa kualitas lingkungan dapat dilihat dari komponen lingkungan biofisik seperti ruang terbuka hijau (RTH) yang memiliki komponen biotik (vegetasi/makhluk hidup) dan komponen abiotik (aktivitas manusia/benda mati) yang saling mempengaruhi. Keberadaan RTH seperti taman dapat berfungsi sebagai tempat berinteraksi sosial dan mempengaruhi psikologi seseorang seperti untuk mengurangi stress.

Ada kecenderungan menganggap bahwa keberadaan RTH sebagai faktor pelengkap ruang atau sebagaimana lahan kosong. Anggapan ini menjadikan peranan RTH kurang optimal dalam suatu lingkungan wilayah kota. Proporsi RTH perlu di pertimbangkan sebagai bagian dari penyeimbang elemen kota. Undang-Undang No.26 Tahun 2007 tentang Penataan Kota, menetapkan bahwa proporsi ruang terbuka hijau ditentukan sebanyak 30% dari luas wilayahnya, dengan rincian sebesar 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% ruang terbuka hijau privat.

(23)

RTH publik di Rusun Sukaramai memiliki fungsi sebagai tempat untuk interaksi sosial dan berolahraga. Kebanyakan warga yang menggunakan ruang ini untuk menghabiskan waktu selain didalam rumah, dan memanfaatkan fasilitas perdagangan misalnya warung serta pemandangan anak-anak bermain di RTH publik ini sulit ditemukan. RTH publik Rusun yang tidak terawat dan tidak memenuhi aktivitas penggunanya menyebabkan gangguan kenyamanan pengguna ruang, sehingga fungsi dari RTH publik menjadi tidak optimal.

Berdasarkan dari uraian-uraian di atas, jelaslah bahwa peranan RTH publik dalam suatu kawasan yang berkepadatan tinggi sangat penting sekali serta kenyamanan pengguna RTH publik perlu di perhatikan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik untuk memilih judul skripsi : “Studi Kenyamanan Pengguna Terhadap Ruang Terbuka Hijau Publik Pada Rumah Susun Sukaramai Medan” 1.2 Perumusan Masalah

Setiap kawasan pada umumnya menghadapi berbagai macam masalah, baik itu kawasan berkepadatan tinggi maupun rendah. Masalah tersebut mungkin saja mudah diselesaikan atau sulit diselesaikan. Dengan kata lain setiap kawasan tidak terhindar dari berbagai masalah, hanya jenis masalahnya mungkin berbeda. Setiap masalah yang timbul harus segera di selesaikan sedini mungkin. Dengan demikian jika suatu lingkungan menghadapi berbagai macam masalah, maka masalah diprioritaskan terlebih dahulu harus diselesaikan, baru masalah-masalah lain.

Adapun masalah dalam studi ini adalah :

1. Bagaimana RTH publik di Rusun Sukaramai Medan dapat memenuhi tingkat kenyamanan penggunanya ?

2. Apakah fasilitas di RTH publik di Rusun Sukaramai Medan telah memenuhi aktivitas penggunanya ?

(24)

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian harus memiliki tujuan penelitian, tanpa adanya tujuan penelitian maka penelitian yang dilakukan tidak memiliki arah serta biaya penelitian akan menjadi tinggi dan hasil penelitian juga tidak sempurna.

Adapun tujuan penelitian yang dilakukan penulis pada RTH publik pada Rusun Sukaramai Medan adalah :

1. Mengetahui bagaimana RTH publik di Rusun Sukaramai Medan dalam memenuhi tingkat kenyamanan penggunanya.

2. Mengetahui apakah fasilitas RTH publik di Rusun Sukaramai Medan telah memenuhi aktivitas penggunanya.

3. Mengetahui apakah masyarakat Rusun Sukaramai Medan sudah memanfaatkan RTH publik.

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti berharap dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan memberikan manfaat bagi penulis, pemerintah dan semua pihak yang membutuhkan informasi untuk keperluan tertentu.

1. Bagi pemerintah kota, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan terutama hal yang menyangkut RTH publik di Rusun Sukaramai Medan.

2. Bagi Masyarakat Rusun Sukaramai Medan, hasil penelitian diharapkan dapat meningkatkan tingkat kenyamanan RTH publik di lingkungan tersebut. 3. Bagi Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan bacaan yang berguna bagi mahasiswa.

1.5 Batasan Penelitian

Berhubung karena keterbatasan waktu dalam penelitian, maka penulis menentukan batasan-batasan topik penelitian. batasan penelitian yang dimaksud adalah:

(25)

batasan-batasan area penelitian adalah sebelah Utara berbatasan dengan Jalan Timah Putih, sebelah Selatan berbatasan dengan bangunan Rusun Perumnas, sebelah barat berbatasan dengan Mesjid, dan sebelah timur berbatasan dengan bangunan Rusun PT.IRA

2. Membahas tentang tingkat kenyamanan pengguna terhadap RTH publik di Rusun Sukaramai Medan.

(26)

1.6 Kerangka Berpikir

IDENTIFIKASI MASALAH :

- Kenyamanan Pengguna RTH publik di Rusun Sukaramai

- Fasilitas Yang Dibutuhkan di RTH Publik Rusun Sukaramai

- Apakah Masyarakat Rusun Sudah Memanfaatkan RTH publik.

METODE PENGUMPULAN DATA:

- Data Primer: Survey Lapangan , Wawancara dan Kuesioner - Data Sekunder: Studi Literatur,

Kajian Teori, Undang-Undang, RUTRK, Data Kelurahan

ANALISA/ PEMBAHASAN: - Analisa Dari Hasil Kuesioner - Analisa Data Lapangan

HASIL PEMBAHASAN :

- Kesimpulan Teoritis : Hasil Dari Analisa

- Kesimpulan Praktis : Saran dan Rekomendasi

FEEDBACK LATAR BELAKANG:

 Pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota ↑ , mengakibatkan kebutuhan ruang ↑

 Kebutuhan ruang ↑ = kenyamanan pengguna ruang terganggu

STUDI KENYAMANAN PENGGUNA TERHADAP RTH PUBLIK DI RUSUN

(27)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Ruang Terbuka

Ruang terbuka merupakan suatu tempat atau area yang dapat menampung aktivitas tertentu manusia, baik secara individu atau secara kelompok (Hakim,1993). Contoh ruang terbuka meliputi jalan, taman, pedestrian, plaza, pemakaman, lapangan olahraga. Secara teoritis pengertian ruang terbuka (Open Space) adalah:

a. Merupakan ruang yang terdiri dari ruang keras (hard space) dibatasi oleh dinding arsitektural serta digunakan untuk aktfitas sosial dan ruang lunak (soft space) didominasi oleh lingkungan alam seperti kebun, jalur hijau, dan taman (Trancik,1986).

b. Merupakan ruang 3 dimensi yang dibatasi oleh berbagai elevasi ketinggian seperti bangunan dan pohon (Krier,1979).

Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa ruang terbuka adalah sebuah ruang yang terdiri dari perkerasan ataupun penghijauan yang dapat menampung berbagai aktivitas manusia didalamnya.

Secara umum, ruang terbuka di perkotaan terdiri dari ruang terbuka hijau dan ruang terbuka non-hijau. Pengertian ruang terbuka hampir sama dengan ruang terbuka hijau (RTH). Beberapa fungsi sosial ruang terbuka (Open Space) adalah :

a. Tempat bermain terutama bagi anak-anak. b. Tempat berolahraga.

c. Tempat Berinteraksi sosial masyarakat

d. Ruang untuk mendapatkan udara segar atau bersantai e. Sebagai pembatas di antara massa bangunan

Beberapa fungsi ekologis ruang terbuka (Open Space) adalah : a. Menyerap air hujan

(28)

2.2 Ruang Terbuka Hijau

2.2.1 Definisi Ruang Terbuka Hijau

Pada dasarnya semua aktivitas manusia tidak terlepas dari ruang terbuka hijau, baik itu anak-anak hingga lanjut usia. Sebagaimana kita ketahui, bahwa ruang terbuka hijau itu sangat penting salah satunya untuk berinteraksi sosial manusia. Namun, keberadaan ruang terbuka hijau yang baik sulit di temukan.

Berdasarkan UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, menyatakan bahwa RTH merupakan tempat tumbuh tanaman baik disengaja atau tidak pada area berbentuk memanjang atau mengelompok. Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari ruang terbuka (open spaces) suatu wilayah perkotaan yang diisi oleh tumbuhan dan vegetasi. Manfaat yang di hasilkan RTH kota yaitu keamanan, kenyamanan, kesejahteraan, dan keindahan wilayah perkotaan tersebut (Dep. Pekerjaan Umum, 2008).

Keberadaan RTH sangat berperan dalam memperbaiki kualitas hidup masyarakat. Jika dipandang dari fungsinya, maka ruang terbuka hijau dapat dimanfaatkan sebagai ruang publik atau ruang tempat berinteraksi manusia. ruang publik berkembang sejalan dengan kebutuhan manusia dalam melakukan kegiatan bersama baik berkaitan dengan sosial, ekonomi, dan budaya (Darmawan,2006).

Berdasarkan penjelasan Pasal 29 Ayat (1) UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, bahwa RTH publik merupakan RTH yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah daerah kota yang digunakan untuk kepentingan masyarakat secara umum. RTH publik meliputi taman kota, taman pemakaman umum, dan jalur hijau sepanjang jalan, sungai, dan pantai. Sedangkan ruang terbuka hijau privat meliputi kebun atau halaman rumah/gedung milik masyarakat/swasta yang ditanami tumbuhan.

2.2.2 Fungsi dan Peranan Ruang Terbuka Hijau

Secara umum, RTH dibangun secara merata di perkotaan untuk memenuhi fungsi dari berbagai segi sebagai berikut:

(29)

b. Segi Fisik, bahwa RTH berfungsi sebagai pengatur iklim, penyerapan air tanah, produsen oksigen, peneduh, penghalang angin, habitat satwa.

c. Segi ekosistem perkotaan, RTH merupakan bagian dari usaha pangan, produsen oksigen, tanaman berbunga, dan lain-lain.

d. Segi estetis, bahwa RTH berperan untuk meningkatkan nilai keindahan dan kenyamanan kota. Dapat menciptakan keseimbangan dan keserasian antara berbagai bangunan, taman kota, jalur hijau jalan, jalur biru kali dan bantaran rel kereta api (Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2006).

2.2.3 Manfaat Ruang Terbuka Hijau

Menurut Hakim dan Utomo (2004) bahwa manfaat RTH di wilayah perkotaan antara lain sebagai berikut :

a. Memciptakan kenyamanan, kesehatan dan keindahan lingkungan sebagai paru-paru kota.

b. Menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat bagi masyarakat kota c. Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan buah d. Sebagai tempat tumbuh tumbuhan dan hidup satwa.

e. Berfungsi sebagai area resapan air untuk mengurangi aliran air, menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan tanah untuk menjamin kesuburan tanah serta sebagai area sirkulasi udara perkotaan.

f. Sebagai tempat sarana dan prasarana untuk kegiatan rekreasi perkotaan

(30)

2.2.4 Jenis-Jenis Ruang Terbuka Hijau

Berdasarkan tabel 2.1, dapat dilihat bahwa jenis-jenis RTH berdasarkan fungsi dan aktivitas sebagai berikut:

Tabel 2.1 Jenis-Jenis RTH

No Jenis RTH Fungsi Aktivitas

1. Taman Kota - Paru-Paru Kota - Konservasi air tanah

- Rekreasi 2. Taman Wisata Alam - Pelestarian tumbuhan

dan hewan

- Rekreasi 3. Taman Rekreasi - Sarana rekreasi tanpa

di batasi oleh bangunan

- Olahraga - Bermain - Bersantai 4. Taman Lingkungan

Perumahan/ Permukiman

- Peredam kebisingan - Area interaksi sosial - Area bermain dan

olahraga

- Bersosialisasi masyarakat

- Berkumpul, Bersantai - Bermain, Olahraga 5. Taman Lingkungan

Perkantoran

- Taman untuk Beristirahat - Sirkulasi udara

- Upacara - Olahraga - Area parkir 6. Taman Hutan Raya - Pelestarian tumbuhan

dan hewan

- Untuk kepentingan penelitian

- Area Pariwisata

- Rekreasi - Penelitian

7. Hutan Kota - Habitat satwa liar - Menciptakan lingkungan sehat, nyaman, sejuk

- Kehidupan satwa liar

8. Hutan Lindung - Mencegah banjir - Mengatur kualitas air - Keseburan tanah

- Kawasan dijaga ketat.

9. Bentang Alam - Pengaman kawasan lindung perkotaan, pengendali air

- Tempat rekreasi, tempat mendaki

10. Cagar Alam - Kawasan penelitian dan pengembangan

(31)

11. Kebun Raya - Kawasan hijau untuk penelitian

- Meneliti

12. Kebun Binatang - Tempat rekreasi - Sebagai area Penelitian

- Atraksi hewan pelihara - Rekreasi

- Meneliti 13. Pemakaman Umum - Area pemakaman

- Area penghijauan

- Pemakaman - Berziarah 14. Lapangan Olahraga - Tempat bermain

- Area olahraga

- Meningkatkan kualitas lingkungan

- bersosialisasi - berolahraga - berkumpul 15. Lapangan Upacara - Area upacara - Kegiatan upacara 16. Parkir Terbuka - Sirkulasi Kota - Parkir

17. Lahan Pertanian Perkotaan

- Sebagai Area Pangan - Penanaman - Pengolahan - Distribusi Pangan 18. Jalur Tegangan

Tinggi

- Jalur pengaman tegangan tinggi

- Penghijauan 19. Sempadan - Area Penyerapan

- Area Penghijauan - Area perlindungan dari bencana

- Penghijauan

20. Jalur Pengaman Jalan

- Pengaman ruang disamping lalu lintas

- Pedestrian 21. Jalur Hijau - Budidaya tanaman - Penghijauan 22. Daerah Penyangga - Peredam kebisingan

- melindungi area sekitar apabila terjadi bencana

- Penghijauan

23. Taman Atap - Atap bangunan - Peneduh - mengurangi kebisingan

- penghijauan

- taman di atap bangunan

(32)

2.3 Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau Berdasarkan Kepemilikan

[image:32.595.109.506.177.533.2]

Berdasarkan tabel 2.2, dapat dilihat bahwa klasifikasi jenis RTH berdasarkan kepemilikan sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kepemilikan RTH

(Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008)

2.3.1 Ruang Terbuka Hijau Publik

Ruang terbuka hijau (RTH) Publik adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan milik pemerintah dan digunakan untuk kepentingan umum serta dikelola oleh pemerintah. Yang termasuk RTH Publik adalah taman kota, taman lingkungan, taman pemakaman, pedestrian, jalur hijau sepanjang jalan, pantai, sungai, kereta api.

No. Jenis RTH

Publik

RTH

Privat

1

RTH Pekarangan

a. Pekarangan rumah tinggal 

b. Halaman perkantoran, pertokoan, dan tempat usaha 

c. Taman atap bangunan 

2

RTH Taman dan Hutan Kota

a. Taman RT  

b. Taman RW  

c. Taman Kelurahan  

d. Taman Kecamatan  

e. Taman Kota 

f. Hutan Kota 

g. Sabuk hijau (green belt) 

3

RTH Jalur Hijau Jalan

a. Pulau Jalan dan Median Jalan  

b. Jalur Pejalan Kaki  

c. Ruang dibawah jalan layang 

4

RTH Fungsi Tertentu

a. RTH sempadan rel kereta api 

b. Jalaur hijau jaringan listrik tegangan tinggi 

c. RTH sempadan sungai 

d. RTH sempadan pantai 

e. RTH pengamanan sumber air baku/ mata air 

(33)

2.3.2 Ruang Terbuka Hijau Privat

Ruang terbuka hijau (RTH) Privat adalah RTH yang lokasi lahannya merupakan milik individual atau pribadi serta dikelola oleh pihak swasta/ perseorangan yang dikendalikan melalui izin pemanfaatan ruang oleh pemerintah daerah. Yang termasuk RTH Privat adalah halaman rumah milik swasta/ masyarakat yang ditanami tumbuhan.

2.4 Nilai-Nilai Ruang Terbuka Hijau

Wijanarko (2006) mengungkapkan bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam RTH meliputi nilai ekologis dan alam, nilai psikologis, nilai sosial-budaya serta nilai estetika. Nilai ekologis dari RTH adalah sebagai tempat yang menyediakan udara segar, menyerap gas karbondioksida(CO2), menahan angin dan dapat mengurangi tingkat kebisingan yang disebabkan oleh kendaraan ataupun sumber lainnya.

Nilai psikologis dari RTH adalah sebagai tempat berkumpul keluarga, tempat bermain anak-anak, serta dapat dijadikan sebagai tempat untuk melepaskan lelah atau stress. Nilai sosial-budaya yang terkandung dalam RTH adalah sebagai tempat atau ruang untuk interaksi sosial antar masyarakat sehingga nilai sosial dapat tumbuh dan berkembang pada RTH.

Nilai estetika dari ruang terbuka hijau adalah dengan adanya berbagai jenis vegetasi yang ditata dengan rapi dapat menciptakan kenyamanan visual. Adanya variasi tanaman mulai dari rumput-rumputan hingga pohon tinggi dapat menambah nilai estetika pada RTH.

2.5 Fasilitas Pendukung Ruang Terbuka Hijau

Menurt Rubenstein (1992), mengemukakan bahwa fasilitas/ elemen pendukung RTH sebagai berikut:

a. Ground Cover, adalah elemen utama sebagai penutup tanah berupa tekstur, material. Adapun dari segi material dibedakan atas 2 (dua),yakni:

 Material Keras : batu-bata, paving, aspal

(34)

b. Bangku (tempat duduk), diperlukan untuk beristirahat atau bersantai menikmati suasana taman. Bangku dapat dibuat dari besi, kayu, batu atau beton dan memiliki sandaran. Umumnya bangku yang baik memiliki ketinggian 37,5 - 45cm.

c. Tanaman peneduh, berfungsi sebagai peneduh terhadap sinar matahari dan hujan, mengurangi kebisingan, polusi kendaraan bermotor, dan memperindah kawasan.

d. Tempat sampah, merupakan prasarana dalam menjaga kebersihan lingkungan taman.

e. Jam, apabila ditempatkan pada posisi yang tepat dapat menjadi landmark di taman.

f. Lampu, dimana berfungsi sebagai penerangan bagi pengguna ruang terutama pada malam hari.

g. Sculpture, berfungsi sebagai penambah estetika dan vocal point (menarik perhatian mata). Contohnya: patung, air mancur.

2.6 Kebijakan Dan Standar Ruang Terbuka Hijau

Dalam UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, mengharuskan proporsi ruang terbuka hijau sebanyak 30% dengan rincian sebesar 20% ruang terbuka hijau publik, dan 10% ruang terbuka hijau privat dari luas wilayahnya. Proporsi 30% merupakan ukuran minimal untuk menjamin ekosistem kota.

(35)
[image:35.595.114.516.113.425.2]

Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

No. Unit

Lingkungan Tipe RTH

Luas

Min/Unit

(m2)

Luas

Min/Ka

pita (m2)

Lokasi

1 250 jiwa Taman RT 250 1,0 Di tengah lingkungan

RT

2 2500 jiwa Taman RW 1250 0,5 Di pusat kegiatan RW

3 30.000 jiwa Taman

Kelurahan 9000 0,3

Dikelompokkan dengan sekolah/pusat kelurahan

4 120.000 jiwa

Taman

kecamatan 24.000 0,2

Dikelompokkan dengan sekolah/pusat kecamatan

Pemakaman Disesuaikan 1,2 Tersebar

5 480.000 jiwa

Taman Kota 144.000 0,3 Di pusat wilayah/kota

Hutan Kota Disesuaikan 4,0 Di dalam/kawasan pinggiran

Untuk fungsi

tertentu Disesuaikan 12,5

Disesuaikan dengan kebutuhan

(Sumber: Direktorat Jendral Penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008)

2.7 Kebijakan Pada Rumah Susun

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, menetapkan bahwa persyaratan keandalan bangunan rumah susun meliputi:

a. Persyaratan kenyamanan, meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta terhadap tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

b. Persyaratan keselamatan, merupakan kemampuan bangunan rumah susun untuk mendukung beban muatan serta untuk mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

(36)

d. Persyaratan kemudahan. Meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan rumah susun serta sarana dan prasarana dalam pemanfaatan bangunan rumah susun.

Dalam UU Nomor 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun, menetapkan tentang prasarana, sarana, dan utilitas di lingkungan rumah susun sebagai berikut:

a. Prasarana merupakan kelengkapan dasar fisik lingkungan hunian rumah susun yang memnuhi standar tertentu untuk kebutuhan tempat tinggal yang layak, sehat, aman, dan nyaman meliputi drainase, jaringan jalan, sanitasi, air bersih, dan tempat sampah.

b. Sarana merupakan fasilitas dalam lingkungan hunian rumah susun yang berfungsi sebagai pendukung penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya meliputi sarana umum (ruang terbuka hijau, tempat rekreasi, sarana olahraga, tempat pemakaman umum, sarana pemerintahan, dan lain-lain) dan sarana ekonomi (kesehatan, pendidikan, peribadatan, dan perniagaan).

c. Utilitas Umum merupakan kelengkapan penunjang untuk pelayanan lingkungan hunian rumah susun yang mencakup jaringan listrik, jaringan gas, dan jaringan telepon.

2.8 Kenyamanan

2.8.1 Definisi Kenyamanan

Hakim (1993) menyatakan bahwa kenyamanan adalah segala sesuatu yang memperlihatkan dirinya sesuai dan harmonis dengan penggunaan suatu ruang, baik ruang itu sendiri maupun dengan berbagai bentuk, tekstur, warna, simbol maupun tanda, suara dan bunyi kesan, intensitas dan warna cahaya maupun bau, atau apapun juga. Dengan kata lain kenyamanan merupakan kepuasan manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas di suatu ruang.

(37)

berada pada suatu ruang dalam jumlah yang banyak, maka fungsi dari ruangan tersebut dapat tercipta salah satunya yaitu interaksi sosial.

2.8.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kenyamanan

Menurut Hakim (1993), faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kenyamanan adalah:

a. Sirkulasi

Sirkulasi sangat berpengaruh terhadap pola pergerakan dari ruang yang satu ke ruang yang lain. Sirkulasi yang kurang baik berpengaruh terhadap kenyamanan manusia. Pembagian sirkulasi menurut fasilitasnya adalah sebagai berikut :

- Sirkulasi Manusia, yaitu meliputi jalur pedestrian yang saling berhubungan dengan aktivitas di dalamnya. Hal ini perlu di perhatikan dalam perencanaan sirkulasi manusia adalah lebar jalan, fasilitas penyeberangan, penambahan nilai estetika, dan lain-lain.

- Sirkulasi Kendaraan, meliputi jalur distribusi (jalur cepat) dan jalur akses (jalur lambat). Hubungan kedua jalur ini yang harus diperhatikan adalah rambu lalu lintas dan ruang parkir yang disesuaikan dengan keadaan site. b. Daya alam atau iklim

Salah satu hal yang mempengaruhi kenyamanan secara thermal adalah radiasi matahari, angin, curah hujan

(38)

Gambar 2.1 Ilustrasi Pengaruh Sinar Matahari (Sumber: Hakim,1993)

- Angin pada suatu daerah perlu diperhatikan agar tercipta ruang yang nyaman dan sejuk. Pada area terbuka perlu adanya penghalang angin (pohon) agar kecepatan angin dapat dikurangi sehingga suasana nyaman dapat tercipta.

Gambar 2.2 Ilustrasi Pengaruh Angin (Sumber: Hakim,1993)

b. Kebisingan

(39)

Gambar 2.3 Ilustrasi Pengaruh Kebisingan (Sumber: Hakim,1993)

c. Bau-bauan

Pada daerah pembuangan sampah, maka bau yang tidak sedap dapat tercium oleh orang yang berada atau melalui daerah tersebut. Hal ini dapat dikurangi dengan ditanami pohon atau semak yang dapat mengurangi bau. (Lihat Gambar 2.4)

Gambar 2.4 Ilustrasi Pengaruh Bau-Bauan

(Sumber: Hakim,1993)

d. Bentuk

(40)

Gambar 2.5 Ilustrasi Bentuk Tempat Duduk

(Sumber: Rutledge,1986)

Pemilihan bentuk tempat duduk perlu diperhatikan untuk tercapai kenyamanan pengguna dalam berinteraksi sosial. Menurut Rutledge (1981), bentuk tempat duduk dibagi beberapa tipe sebagai berikut:

- Circle (lingkaran), cocok untuk individu (privasi) dan berpasangan, tetapi memiliki kekurangan apabila duduk lebih dari 2 (dua) orang. (Lihat Gambar 2.6).

Gambar 2.6 Bentuk Circle (Sumber: Rutledge,1981)

(41)

Gambar 2.7 Bentuk Curve (Sumber: Rutledge,1981)

- Straight Slab (Memanjang), bentuk ini baik digunakan untuk duduk sendiri maupun berpasangan, tetapi kurang baik jika duduk berkelompok. (Lihat Gambar 2.8).

Gambar 2.8 Bentuk Straight Slab (Sumber: Rutledge,1981)

[image:41.595.215.406.567.685.2]

- Single Pod (Tunggal), bentuk ini baik untuk 2-4 orang secara individual. Tetapi sulit untuk interaksi berpasangan. (Lihat Gambar 2.9).

(42)

- Single Jogs (siku tunggal), bentuk ini baik di gunakan untuk berpasangan, tetapi untuk berkelompok kurang baik karena jarak orang 1 dan 4 cukup jauh. (Lihat Gambar 2.10).

Gambar 2.10 Bentuk Single Jogs (Sumber: Rutledge,1981)

- Multi Jogs (berliku-liku), bentuk ini merupakan bentuk yang paling baik diantara yang lain. karena bentuk ini dapat menampung pengguna individu, berpasangan, maupun berkelompok secara bersamaan. (Lihat Gambar 2.11).

Gambar 2.11 Bentuk Multi Jogs (Sumber: Rutledge,1981)

e. Keamanan

(43)
[image:43.595.220.405.130.295.2]

misalnya keamanan bermain anak-anak maupun terhadap pengguna ruang lainnya. (Lihat Gambar 2.11).

Gambar 2.12 Ilustrasi Keamanan Area Bermain (Sumber: Rutledge,1986)

f. Kebersihan

Faktor kebersihan merupakan sesuatu yang dapat menambah nilai ketertarikan suatu tempat serta menambah nilai kenyamanan daerah tersebut, karena bebas dari sampah dan bau-bauan yang tidak menyenangkan. Untuk memenuhi hal tersebut perlu disediakan tempat pembuangan sampah di tempat-tempat tertentu.

h. Keindahan (estetis)

Faktor Keindahan merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan dalam hal penciptaan kenyamanan karena keindahan dapat mencakup masalah kepuasan batin dan panca indera sehingga rasa nyaman dapat di peroleh. Salah satu hal agar keindahan dapat dicapai adalah dengan mempergunakan variasi bentuk tanaman.

Selain itu, berdasarkan Project For Public Space bahwa faktor kenyamanan meliputi persepsi tentang keselamatan, kebersihan, ketersediaan tempat duduk. Adapun faktor kenyamanan yang dimaksud dalam mengevaluasi faktor kenyamanan pada suatu tempat (taman lingkungan) sebagai berikut:

(44)

c. Area hijau, yang dimaksud adalah taman lingkungan memiliki penghijauan yang baik.

d. Tenang, bahwa pengguna ruang merasa tenang pada saat berada di taman lingkungan.

e. Aksesibilitas, yang dimaksud adalah area taman lingkungan mudah dijangkau bagi penggunanya.

f. Area duduk, yaitu memiliki area duduk yang tepat, kapasitas tempat duduk yang tepat bagi penggunanya dalam melakukan aktivitas.

(45)

BAB III

GAMBARAN UMUM KAWASAN RUMAH SUSUN SUKARAMAI

3.1 Sejarah Singkat Rumah Susun Sukaramai Medan

Rumah Susun (Rusun) Sukaramai Medan merupakan rusun pertama yang dibangun di Kota Medan. Penyelenggara Rusun adalah Perum Perumnas Regional I Medan. Rusun Sukaramai ini dibangun karena Pada Tahun 1979, kawasan permukiman padat penduduk ini terbakar. Akibat dari kebakaran kawasan ini, pada tahun 1981 pihak Perum Perumnas berencana membangun rumah susun sebagai upaya ganti rugi tanah kepada pemilik langsung.

Lahan Rusun yang terbangun saat ini, awalnya sebagai lahan pembangunan tahap awal. Namun, kurangnya dana yang dimiliki oleh Perum Perumnas mengakibatkan lahan pembangunan tahap awal menjadi lahan total pembangunan Rusun. Sisa lahan lainnya diberikan kepada pihak swasta dan dibangun menjadi Ruko Asia Mega Mas. Bahkan sebagian lahan pembangunan Rusun dibagi bersama dengan PT.IRA Widya Utama. Pembangunan dari pihak Perumnas dilakukan secara serentak dan berlangsung selama 2 tahun. Pada tahun 1986 pihak perumnas menyelesaikan blok massanya sementara PT.IRA selesai membangun pada tahun 1988. (Sita ,2010)

(46)

3.2 Deskripsi Kawasan Penelitian

Dari gambar 3.1 dan gambar 3.2, dapat dilihat letak kawasan Rusun Sukaramai Medan pada peta Kota Medan sebagai berikut :

Gambar 3.1 Peta Kota Medan Gambar 3.2 Kawasan Rusun Sukaramai (Sumber: www.google.com) (Sumber : www.google.com )

Rusun Sukaramai berada di Kelurahan Sukaramai II, Kecamatan Medan Area. Secara umum, rusun Sukaramai terdiri dari 3 jenis tipe unit, yaitu tipe 21, tipe 36, tipe 54. Rincian pembangunan dan pengembangan tipe unit di rusun Sukaramai diatur oleh pihak PT.IRA dan Perum Perumnas adalah sebagai berikut:

 Perum Perumnas membangun : 2 blok twin type 21

7 blok tipe 36 5 blok tipe 54

 PT.IRA membangun : 3 blok tipe 54

[image:46.595.112.517.167.424.2]
(47)
[image:47.595.211.417.90.381.2]

Gambar 3.3 Blok Rusun Sukaramai (Sumber: Ilustrasi Pribadi)

Dalam Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Kota Medan, lokasi Rusun Sukaramai termasuk di Kecamatan Medan Area merupakan kawasan permukiman, perdagangan, dan rekreasi. (Lihat gambar 3.4).

A6

A7 A1 A2

A4 A3 A5

A11 A12

A13 A14

A8 A9 A10

BLOK PT.IRA

(48)

Area permukiman terdiri dari 17 blok dimana 14 blok dibangun oleh Perum Perumnas dan 3 blok lainnya di bangun oleh PT.IRA. Area perdagangan berada di lantai dasar blok maupun kios ataupun warung di sekitar blok rusun. Area rekreasi di kawasan ini berupa area lapangan olahraga, RTH (taman).

Tabel 3.1 RUTRK Kota Medan

WPP Cakupan Kecamatan Pusat

Pengembangan

Sarana Peruntukkan

A 1. Kec.Medan Belawan

2. Kec.Medan Marelan 3. Kec.Medan

Labuhan

Belawan Pelabuhan, industri, permukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan baru, jaringan Air minum, septictank, sarana pendidikan

B Kec. Medan Deli Tanjung Mulia Kawasan perkantoranm perdagangan, rekreasi indoor, permukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan sarana pendidikan

C 1. Kec.Medan Timur 2. Kec.Medan

Perjuangan 3. Kec.Medan

Tembung

4. Kec.Medan Area 5. Kec.Medan Denai 6. Kec.Medan Amplas

Aksara Permukiman,

perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septictank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

D 1. Kec.Medan Johor 2. Kec.Medan Kota 3. Kec.Medan Baru 4. Kec.Medan

Maimon

5. Kec.Medan Polonia

(49)

E 1. Kec.Medan Barat 2. Kec.Medan Petisah 3. Kec.Medan Sunggal 4. Kec.Medan

Tuntungan

Sei Sikambing Kawasan permukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan ari minum, septictank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

( Sumber: RUTRK Medan )

Kawasan ini dahulunya merupakan kawasan campuran antara kelompok etnis Tionghoa dan kelompok etnis Pribumi. Namun, karena etnis Tionghoa yang lebih mayoritas tinggal di kawasan ini, sampai sekarang kawasan ini terkenal sebagai kawasan kelompok etnis Tionghoa. (Sita,2010)

Tabel 3.2 Persentase Pemilik Unit-Unit Rusun Sukaramai

Tipe Blok

Persentase Pemilik Unit

Kelompok Etnis Tionghoa Kelompok Pribumi

Tipe 21 57,2% 42,8%

Tipe 36 65,8% 34,3%

Tipe 54 72,8% 27,2%

(Sumber : Sita,2010)

3.3 Deskripsi Tingkat Populasi Kawasan

(50)

Tabel 3.3 Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Medan Area

Tahun Jumlah Penduduk

2013 110.236

2014 111.228

2015 112.229

2016 113.239

2017 114.258

2018 115.286

2019 116.323

2020 117.369

(Sumber : Ramadhani, 2012)

Kecamatan Medan Area terdiri dari 12 kelurahan yaitu Pandau Hilir, Pandau Hulu 2, Sei Rengas 1, Suka Ramai 2, Sei Rengas Permata, Kota Matsum 1, Tegal Sari 3, Kota Matsum 4, Suka Ramai 1, Kota Matsum 2, Tegal Sari 2, dan Pasar Merah Timur. Jumlah keseluruhan penduduk kecamatan Medan Area pada tahun 2014, jika diasumsikan dibagi 12 sesuai dengan jumlah kelurahan yang ada

(Ramadhani, 2012), maka :

111.228 jiwa : 12 Kelurahan = 9.269 jiwa/ kelurahan

Maka diasumsikan setiap kelurahan memiliki jumlah penduduk 9.269 jiwa termasuk kelurahan Sukaramai 2. Dari jumlah penduduk 9.269 jiwa diasumsikan 10% akan tinggal di Rusunami Sukaramai sesuai dengan pertumbuhan ekonomi di kelurahan tersebut (Ramadhani, 2012).

(51)

3.4 Deskripsi Lingkup Wilayah Penelitian

Dari gambar 3.5 dan gambar 3.6 memperlihatkan peta tata guna lahan pada Rusun Sukaramai Medan.

[image:51.595.111.519.149.424.2]

\\

Gambar 3.5.Peta Rusun Sukaramai Medan (Sumber: www.google.com)

Gambar 3.6. Keyplan Rusun (Sumber: Ilustrasi Pribadi)

(52)

Gambar 3.7 Area Refleksi Kaki (biru) dan Area Taman (hijau) ( Sumber: Ilustrasi Pribadi )

[image:52.595.221.409.72.242.2]

Area refleksi kaki ramai digunakan terutama bagi orang tua/ lansia dan dijadikan sebagai area berkumpul/ berinteraksi sosial masyarakat terutama pada sore hari dan akhir pekan. Area refleksi kaki ini memang dirancang untuk tujuan sebagai balai pertemuan (Sita,2010). Sedangkan area terbuka hijau (taman) digunakan bagi segala kalangan untuk berinteraksi sosial. Adapun batas-batas dari wilayah penelitian dapat di lihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Batas Area Taman

Arah Batasan

Utara Jalan Timah Putih

Selatan Rusun Tipe 21 (Perum Perumnas) Timur Rusun Tipe 54 (PT.IRA)

Barat Mesjid

(Sumber: Data Pribadi)

Pada bagian tengah area taman terdapat pedagang kaki lima (PKL) dan warung yang menjadi salah satu tempat kuliner di area ini. Kondisi disekitar taman kurang terawat sehingga menimbulkan bau. Pada taman ini tidak terlihat adanya tempat bermain untuk anak-anak, sehingga anak-anak cenderung berkeliaran di kawasan maupun hanya bermain di rumah saja. Adapun lokasi taman yang dimakud dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Refleksi Kaki

(53)
[image:53.595.107.531.84.680.2]

Gambar 3.8 Peta Fasilitas Umum RTH Publik Rusun Sukaramai Medan MESJID

AREA REFLEKSI KAKI

PEDAGANG KAKI LIMA

AREA PARKIR AREA REFLEKSI KAKI

(54)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Menurut Sinulingga (2011), penelitian deskriptif merupakan suatu jenis metode penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu objek penelitian. Pada penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan, menyusun, menafsirkan, dan menganalisis data. Data ini kumpulkan melalui teknik wawancara, pembagian kuesioner, dan pengamatan langsung di lapangan yaitu pada RTH publik Rusun Sukaramai Medan.

Menurut Sugiyono (2007) membagi jenis metode penelitian menjadi 2(dua), yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pemilihan metode penelitian kualitatif dikarenakan metode ini memiliki beberapa karakteristik yang sesuai dengan penelitian ini, yaitu:

a. Sumber data penelitian di dapat dari lingkungan alamiah.

b. Bersifat deskriptif analtik, dimana data dari penelitian ini berupa hasil kuesioner, foto-foto, dan analisa yang tidak dituangkan dalam bentuk angka. c. Bersifat induktif, dimana penelitian ini dimulai dengan menemukan objek

penelitian, dan kemudian penelitian akan dilanjutkan ke lokasi penelitian secara langsung untuk dipelajari dan dianalisis berdasarkan teori yang ada. d. Menekankan pada proses, bukan pada hasil. Dimana penekanan pada metode

penelitian kualitatif berada pada prosese pencarian hingga analisa data. 4.2 Variabel Penelitian

(55)

Adapun variabel dalam penelitian yang mempengaruhi kenyamanan adalah adalah sirkulasi, keamanan, kebisingan, kebersihan, keindahan, bau-bauan, Sinar matahari, bentuk (Hakim,1993) dapat dilihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Variabel Penelitian

VARIABEL INDIKATOR METODE

Sirkulasi

- Kemudahan pencapaian - Area parkir

- Kondisi Pencapaian

- Kuesioner - Observasi - Dokumentasi

Keamanan

- Keamanan bermain anak - Material lantai

- Resiko Kriminalitas

- Kuesioner - Observasi - Dokumentasi

Kebisingan - Kebisingan lingkungan sekitar - Kuesioner - Observasi - Dokumentasi Kebersihan - Sampah - Bau selokan - Bau sampah

- Kuesioner - Observasi - Dokumentasi

Keindahan - Variasi tanaman Sekitar

- Kuesioner - Observasi - Dokumentasi

Fasilitas

- Tempat duduk - Tanaman peneduh - Tempat sampah - Jam

- Lampu taman - Sculpture

- Kuesioner - Observasi - Dokumentasi

(56)

4.3 Populasi/ Sampel

Menurut Sinulingga (2011), bahwa populasi merupakan keseluruhan anggota yang membentuk suatu objek yang menjadi investigasi oleh peneliti. Pada penelitian ini, populasi yang diambil ialah para pengguna RTH publik di Rusun Sukaramai Medan. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi. Tujuan sampel adalah untuk mempelajari karakteristik dari sebuah populasi yang berkaitan dengan faktor yang menjadi kendala dalam analisa. Pada penelitian ini alat sampel yang di pergunakan adalah kuesioner.

Menurut Fraenkel dan Wallen (1993) menyatakan bahwa besaran sampel minimum yang disarankan untuk:

a. Penelitian Deskriptif ialah sebanyak 100 b. Penelitian korelasional ialah sebanyak 50

c. Penelitian kausal-perbandingan sebanyak 30 /kelompok

Menurut Cooper (1995), menetapkan bahwa penentuan jumlah sampel, jika jumlah populasi lebih dari 5.000 orang, maka secara kasar jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 100 orang.

Menurut Sinulingga (2011), mengklasifikasikan penarikan sampel atas 2 (dua) yaitu probability sampling (setiap elemen populasi dapat menjadi bagian dari sampel) dan non-probability (elemen populasi yang ditarik menjadi sampel hanya berdasarkan karakteristik khusus). Probability sampling terdiri dari simple random sampling, systematic sampling, straified random sampling, cluster sampling, dan area sampling.

Berdasarkan pernyataan ahli diatas, penulis menetapkan bahwa sampel minimal yang digunakan adalah sebanyak 100 dalam menganalisa data. Pembagian sampel menggunakan teknik probability sampling tipe simple random sampling, dikarenakan setiap pengguna RTH publik pada Rusun Sukaramai Medan memiliki peluang untuk menjadi responden kuesioner.

(57)

yakni skala kategori, skala likert, skala numerik, skala stapel, skala diferensial smantik, skala rating grafik, dan skala konsensus.

Pada penelitian ini, tipe kuesioner yang digunakan adalah skala likert. Skala likert yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur sikap,persepsi dan dirancang untuk menguji tingkat kesetujuan responden terhadap suatu pertanyaan (Sinulingga,2011). Adapun tingkat kesetujuan dari skala likert dalam pertanyaan positif pada umumnya di bagi atas 5 (lima) tingkatan yaitu:

a. Sangat tidak setuju (nilai 1) b. Tidak setuju (nilai 2) c. Netral (nilai 3) d. Setuju (nilai 4) e. Sangat setuju (nilai 5)

Adapun nilai yang terkandung dalam setiap tingkatan berkisar 1-5. Dimana untuk pertanyaan positif nilai 5 untuk jawaban sangat setuju. Sedangkan untuk pertanyaan negatif nilai 5 untuk jawaban sangat tidak setuju.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Menurut Sinulingga (2011), membagi sumber data atas 2 (dua) bagian yakni sumber primer (primary source of data) yaitu suatu data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya dan sumber sekunder (secondary source of data)

merupakan suatu data yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Adapun teknik pengumpulan data ialah wawancara, kuesioner, observasi, kepustakaan.

(58)

pertanyaan tertulis yang telah dilengkapi kolom dimana responden akan mengisi jawabannya.

Waktu observasi dan pembagian kuesioner adalah dilakukan ± 1 minggu meliputi pagi (pukul 06.30-08.00), siang (pukul 12.00-13.30), sore (pukul 17.00-18.30), malam (pukul 19.30-21.00) dengan membawa perlengkapan observasi, kuesioner, dan formulir ceklis untuk meminimalisir terjadinya kekurangan data pada saat observasi.

4.5 Metoda Analisa Data

Dalam suatu penelitian deskriptif, setelah peneliti mengumpulkan dan menyusun data langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang telah diperoleh. Adapun metode analisa data dibagi menjadi 2(dua) yakni metode analisa kualitatif dan metode analisa kuantitatif (Silalahi,2006). Analisa kualitatif yaitu data yang digunakan berupa catatan-catatan yang cenderung banyak sehingga dalam menganalisa data membutuhkan waktu yang lama. Analisa kuantitatif menggunakan data statistik dan tidak menghabiskan waktu yang lama dalam menganalisa data.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisa kuantitatif dengan menggunakan skala likert. Dimana setelah pengumpulan data melalui kuesioner selesai dilakukan, langkah selanjutnya ialah mengelompokkan, menyederhanakan data dengan memberi angka pada setiap kategori jawaban dan melakukan analisis interpretasi rata-rata persentase untuk mendapatkan kriteria rata-rata jawaban dari setiap pertanyaan yang diajukan pada kuesioner.

Adapun rumus-rumus dalam interpretasi rata-rata skor:

Dalam analisis ini diawali dengan menentukan kelas/ kategori dari jawaban tersebut menggunakan rumus :

Cl = Range

Keterangan : C

Cl = interval kelas

Range = skor tertinggi – skor terendah

(59)

Setelah dihitung penentukan interval kelas, kemudian dapat disusun dalam tabel kelas/ kategori jawaban. Selanjutnya untuk menentukan prediksi skor rata-rata dari jawaban responden dapat menggunakan rumus:

M = Σ (Fi. Si) Keterangan :

n M = nilai prediksi skor rata-rata Fi = Frekuensi baris-i

Si = Skor baris ke-i n = jumlah responden

(60)

BAB V

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini adalah para pengguna ruang yang berada di RTH pubik Rusun Sukaramai Medan dengan jumlah kuesioner yang tersebar adalah sebanyak 138 buah pada waktu pagi (pukul 06.30-08.00), siang (pukul 12.00-13.30), sore (pukul 17.00-18.30), dan malam (pukul 19.30-21.00) selama 1 minggu. Analisa terhadap kenyamanan pengguna RTH publik Rusun Sukaramai terbagi menjadi beberapa pembahasan yakni :

5.1 Gambaran Umum Pengguna Ruang

Diagram 5.1 Distribusi Jawaban Menurut Jenis Kelamin (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Dari Diagram 5.1 dapat dilihat bahwa jumlah pengguna RTH publik Rusun Sukaramai berdasarkan jenis kelamin adalah kebanyakan laki-laki daripada perempuan. Dimana jumlah responden laki-laki adalah sebanyak 83 orang (60,1%) sedangkan jumlah responden perempuan sebanyak 55 orang (39,9%).

Diagram 5.2 Distribusi Jawaban Menurut Umur

83

55

Jenis Kelamin

Laki-Laki

Perempuan

213

33

90

Kategori Umur

(61)

Dari Diagram 5.2 dapat dilihat bahwa kategori usia yang paling banyak mengunjungi RTH Rusun Sukaramai adalah yang berusia >45 Tahun (Lansia) sebanyak 90 orang atau 65,2 %, sedangkan usia paling sedikit berusia <12 Tahun (anak-anak) sebanyak 2 orang atau 1,4 %. Hal ini dikarenakan fasilitas di RTH publik Rusun Sukaramai umumnya adalah area refleksi kaki dan area berkumpul yang lebih ditujukan untuk kalangan lansia, dibanding dengan kalangan anak-anak. (Lihat gambar 5.1).

Gambar 5.1 Area Duduk Pada RTH Rusun Sukaramai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Diagram 5.3 Distribusi Jawaban Menurut Moda Transportasi (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Dari Diagram 5.3 dapat dilihat bahwa moda transportasi yang paling banyak digunakan pengunjung adalah berjalan kaki sebanyak 78 orang (56,5%), moda transportasi lain yang digunakan pengunjung adalah sepeda motor sebanyak 52 orang (37,7%), dan sebanyak 4 orang (2,9%) menggunakan mobil pribadi

78

52

4 4

Moda Transportasi

Jalan Kaki

Sepeda Motor

Mobil Pribadi

(62)

Selain moda transportasi, gambaran umum pengguna lainnya yaitu jarak pencapaian dari tempat tinggal menuju RTH publik Rusun Sukaramai. Pada Diagram 5.4, menunjukkan bahwa kebanyakkan tempat tinggal asal pengguna ruang berjarak <500 meter dari RTH publik Rusun Sukaramai, dimana sebanyak 73 orang (52,9%) pengguna ruang yang berasal <500 meter, 44 orang (32%) berjarak antara 500-1.000 meter, dan sisanya sebanyak 21 orang (15,2%) berjarak diatas 1.000 meter. Oleh karena jarak tempat tinggal pengguna <500 meter, maka kebanyakan pengguna lebih memilih berjalan kaki mengunjungi RTH publik Rusun Sukaramai.

Diagram 5.4 Distribusi Jawaban Menurut Jarak Tempuh (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Diagram 5.5 Distribusi Jawaban Menurut Asal Pengguna Ruang (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Pada Diagram 5.5 dapat dilihat bahwa dari 138 pengguna ruang, di tunjukkan bahwa sebanyak 86 orang (62,3%) berasal dari luar Rusun dan sebanyak 52 orang (37,7%) berasal dari Rusun Sukaramai. Dapat diartikan bahwa kebanyakan pengguna ruang berasal dari luar Rusun Sukaramai Medan dibanding

73

44

21

Jarak

< 500 Meter

500 –1.000 Meter

> 1.000 Meter

52

86

Asal Pengguna Ruang

Rumah Susun

(63)
[image:63.595.137.506.84.324.2]

Gambar 5.2 Peta Kawasan RTH Rusun Radius 500 Meter (Sumber: Ilustrasi Pribadi)

Pada gambar 5.2, memperlihatkan kawasan RTH Rusun Sukaramai dalam Radius 500 Meter. Warna hijau menunjukkan area RTH publik Rusun Sukaramai dan warna kuning menunjukkan kawasan Rusun Sukaramai Medan. Berdasarkan diagram 5.4 dan diagram 5.5, bahwa kebanyakan asal pengguna ruang adalah berjarak <500 meter dan berada di luar kawasan Rusun Sukaramai Medan yaitu diantara warna ungu dan warna kuning yang masih merupakan kawasan Kelurahan Sukaramai 2.

Diagram 5.6 Distribusi Jawaban Menurut Aktivitas

16

69

42

11

Aktivitas

Olahraga

Berkumpul

Makan-Makan

(64)
[image:64.595.126.503.345.579.2]

Menurut Permen No1 Tahun 2007, bahwa aktivitas yang terdapat pada taman lingkungan permukiman meliputi kegiatan bermain, berolahraga, bersosialisasi, bersantai, berkumpul. Berdasarkan Diagram 5.6 dapat dilihat dari 138 orang pengguna ruang yang menjadi sampel penelitian ini, ditunjukkan bahwa aktivitas yang paling banyak dilakukan pengguna ruang adalah berkumpul sebanyak 69 orang (50%), makan-makan sebanyak 42 orang (30,4%), olahraga sebanyak 16 orang (11,6%), dan aktivitas sisanya seperti bermain sebanyak 11 orang (8%). Aktivitas berkumpul paling banyak diminati dikarenakan pengguna ruang kebanyakan adalah kalangan lansia sehingga lebih memilih menghabiskan waktu untuk berkumpul dan bersosialisasi bersama teman-teman, sedangkan untuk aktivitas kalangan anak-anak lebih sedikit karena tidak terdapatnya area bermain di RTH publik Rusun (Lihat Gambar 5.3).

Gambar 5.3 Aktivitas Yang Dilakukan Pada RTH Publik Rusun Sukaramai (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

BEROLAHRAGA BERKUMPUL

(65)

Diagram 5.7 Distribusi Jawaban Menurut Rekan Berkunjung (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Dari Diagram 5.7 dapat dilihat bahwa pengguna ruang paling banyak berkunjung ke RTH publik Rusun Sukaramai Medan adalah sendiri (1 orang) sebanyak 67 orang (48,6%), berpasangan (2 orang) sebanyak 47 orang (34%), dan bersama ≥ 3 orang (kelompok) sebanyak 24 orang (17,4 %). Hal ini dapat diartikan bahwa umumnya lokasi RTH Rusun Sukaramai merupakan tempat bertemu/ berkumpul dari berbagai masyarakat sekitar Rusun.

Diagram 5.8 Distribusi Jawaban Menurut Jumlah Kunjungan Sehari (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

Dari Diagram 5.8 dapat dilihat bahwa jumlah kunjungan pengguna ruang dalam sehari didominasi oleh sebanyak 115 orang (83,3%) pengguna ruang yang mengunjungi RTH publik Rusun 1 kali dalam sehari, 23 orang (16,7%) pengunjung mengunjungi 2 kali sehari, dan tidak ada pengguna yang mengunjungi >2 kali sehari.

67

47

24

Rekan Berkunjung

Sendiri (1 Orang) 2 Orang

≥ 3 Orang

115

23

Jumlah Mengunjungi per Hari

1 Kali

2 Kali

3 Kali

(66)

Diagram 5.9 Distribusi Jawaban Menurut Jumlah Kunjungan Seminggu (Sumber: Hasil Penelitian,2014)

<

Gambar

Tabel 2.2 Kepemilikan RTH
Tabel 2.3 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk
Gambar 2.9  Bentuk Single Pod (Sumber: Rutledge,1981)
Gambar 2.12 Ilustrasi Keamanan Area Bermain (Sumber: Rutledge,1986)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan model sistem dinamis ruang terbuka hijau (RTH) yang ad a di Kecamatan Medan Polonia dan Medan Area.. Model yan g dib

Ruang Terbuka Hijau publik yang terdapat pada Kecamatan Banjarmasin Selatan terdiri dari jalur hijau jalan dan sempadan sungai (taman siring) sedangkan RTH Privat

Taman Pemakaman Umum Yang Dikelola Pemerintahan Kota

Penghuni rumah susun menghendaki RTH/taman yang mudah dicapai dan dimasuki, dilengkapi dengan berbagai fasilitas rekreasi terutama tempat bermain untuk anak-anak (taman bermain)

Selain area taman, aset RTH di komplek perkantoran Pemerintah Kota Cimahi saat ini masih ditumbuhi rumput-rumput liar dan sampah berserakan yang dapat dilihat pada Gambar

Kegiatan pembangunan fisik RTH publik seperti taman kota, hutan kota, jalur hijau, lapangan terbuka dan juga daerah sepadan sungai dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan

Jenis Tumbuhan Bukan Pohon pada RTH Hutan Kota Taman Beringin, Taman Olahraga dan Rekreasi Gadjah Mada, dan Taman Kota Ahmad Yani... Jenis Rumput dan Semak pada RTH Hutan Kota

Dari hasil analisis didapatkan bahwa kondisi ruang terbuka hijau publik pada perumahan nasional (Perumnas) di Kota Medan dtinjau dari luasan RTH publik Perumahan Nasional