• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

HabibulUmmi 111101132

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

PRAKATA

Segalapuji dan syukur penulis panjat kankehadirat Allah SWT, atas berkat

rahmat danhidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulisi lmiah ini tepat

pada waktu yang telah ditentukan. Shalawat besertakan salam penulis hadirkan

kepada baginda Rasul Muhammad SAW, yang telah membawa risalah islam

berupa ajaran yang haq lagi sempurna bagi manusia dan seluruh penghuni alam.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi peneliti untuk

menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara Medan, maka peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini

yang berjudul “Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Dan Pemasangan Infus Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane”.

Proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak menemukan kesulitan dan

hambatan, baik di lapangan maupun pembahasan serta sedikitnya literatur yang

dimiliki sebagai bahan pendukung, namun kesulitan dan hambatan itu dapat

ditanggulangi berkatizin Allah dan keteguhan hati.

Dalampenyusunanskripsiini, penelitibnayakmendapatbantuan,

bimbingandandukungandariberbagaipihak,

makadalamkesempurnaaninitidaklupamengucapkanterimakasihkepada:

1. Bapakdr. DediArdinata, M.KesselakuDekanFakultasKaperawatanUniversitas

Sumatera Utara.

2. IbuErniyati, SKp., MNS. Sebagai Pembantu Dekan I Fakultas Keperawatan

(5)

3. Ibu Diah Arrum, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing skripsi

penelitian dan sebagai dosen penasehat akademik saya, yang dengan penuh

kesabaran telah memberikan arahan, bimbingan, danilmu yang bermanfaat

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Asrizal, S.Kep., Ns., M.Kep., RN., WOC(ET)N., CHt.N. selaku dosen

penguji I dan Bapak Achmad Fathi, S.Kep., Ns., MNS. Yang dengan teliti

memberikan masukan yang berharga dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Direktur Rumah Sakit Haji Sahuddin Kutacane yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk melakukan penelitian di rumahsakit tersebut.

6. Teristimewa kepada orang tua dan teman-teman seperjuangan yang telah

memberikan motivasi, dukungan, do’a dan dorongan kepada peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadarinya bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan. Hal ini

bukanlah suatu kesengajaan melainakan karena keterbatasan ilmu dan

kemampuan penulis. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran

yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Atas bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis juga berdo’a semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Harapan

penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan

ilmu pengetahuan khususnya profesi keperawatan.

Medan, Agustus 2015 Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Halamanjudul ... i

Halaman pengesahan ... ii

Prakata ... iii

3. Pertanyaan penelitian ... 4

4. Tujuan penelitian ... 4

5. Manfaat penelitian ... 4

Bab 2. TinjauanPustaka 1. Konsep kepatuhan ... 6

1.1Pengertian kepatuhan ... 6

1.2Faktor yang mempengaruhi kepatuhan ... 6

1.3Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidak patuhan ... 8

1.4Strategi untuk meningkatkan kepatuhan ... 9

1.5Prosedur pemasangan kateter urine ... 11

1.6Prosedur pemasangan infus ... 13

Bab 3. KerangkaPenelitian 1. Kerang kakonsep ... 16

2. Definisi operasional ... 17

Bab 4. MetodologiPenelitian 1. Desain penelitian ... 18

2. Populasi dan Sampel penelitian ... 18

3. Tempat dan waktu penelitian ... 19

4. Pertimbangan etik... 19

5. Instrumen penelitian ... 20

6. Uji validitas dan reabilitas ... 22

7. Pengumpulan data ... 22

8. Analisa data ... 23

Bab 5 HasilPenelitian Dan Pembahasan 5.1 Data demografi responden ... 24

5.2 Hasil penelitian... 26

(7)

Bab 6 Kesimpulan Dan Saran

6.1 Kesimpulan ... 39 6.2 Saran ... 40 Daftarpustaka ... 42 Lampiran 1 : Jadwal Penelitian

Lampiran 2 :Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian Lampiran 3 : Lembar Data Demografi Perawat

Lampiran4 : Lembar Observasi Pemasangan Kateter Urine Lampiran5 : Lembar Observasi Pemasangan Infus

Lampiran6 : Hasil Analisa Data Lampiran7 : Surat Survei Awal

Lampiran8 : Surat Balasan Survey Awal Lampiran9 : Surat Penelitian

Lampiran10 : Surat Selesai Penelitian Lampiran 11 : Lembar Uji Etik

Lampiran 12 : Lembar Bukti Bimbingan Proposal Lampiran 13 : Lembar Bukti Bimbingan Skripsi Lampiran 14 : Pengeluaran Dana Penelitian Lampiran 15 : Riwayat Hidup

(8)

DAFTAR SKEMA

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Definisi operasional penelitian ... 17

Tabel 2. Distribusi data demografi perawat ... 25

Tabel 3. Distribusi hasi llembar observasi kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan pemasangan kateter ... 26

Tabel 4. Distribusi hasil lembar observasi kepatuhan perawat dalam

(10)

Judul : Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin

NamaMahasiswa : Habibul Ummi

Nim : 111101132

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2015

ABSTRAK

Pemasangan kateter urine dan pemasangan infus ialah tindakan invasif yang sering dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit. Tindakan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yang berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan instrument penelitian menggunakan metode observasi. Jumlah perawat 29 orang untuk pemasangan kateter urine dan 29 orang untuk pemasangan infus. Hasilanalisa memperlihatkan bahwa mayoritas 72.4% perawat mematuhi pelaksanaan pemasangan kateter urine sedangkan pada pemasangan infus 82.8% patuh. Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin cukup baikoleh karena itu peneliti mengharapkan perawat mempertahankan kualitas terhadap pemasangan kateter urine dan pemasangan infus sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

(11)
(12)

Judul : Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin

NamaMahasiswa : Habibul Ummi

Nim : 111101132

Jurusan : Ilmu Keperawatan

Tahun : 2015

ABSTRAK

Pemasangan kateter urine dan pemasangan infus ialah tindakan invasif yang sering dilakukan oleh perawat di Rumah Sakit. Tindakan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yang berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar operasional prosedur yang telah ditetapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan instrument penelitian menggunakan metode observasi. Jumlah perawat 29 orang untuk pemasangan kateter urine dan 29 orang untuk pemasangan infus. Hasilanalisa memperlihatkan bahwa mayoritas 72.4% perawat mematuhi pelaksanaan pemasangan kateter urine sedangkan pada pemasangan infus 82.8% patuh. Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin cukup baikoleh karena itu peneliti mengharapkan perawat mempertahankan kualitas terhadap pemasangan kateter urine dan pemasangan infus sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

(13)
(14)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap pelayanan yang cepat,tepat dan

akurat,semakin meningkat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan

teknologi, sosial, dan ekonomi, termasuk salah satu pelayanan kesehatan di

Rumah Sakit kesehatan yang efektif dan efisien.Mewujudkan perawat memiliki

peranan penting dalam mewujudkan pelayanan kesehatan.Perawat dalam

memberikan pelayanan keperawatan diharapkan sesuai dengan prosedur tetap

yang berlaku di instansi tempat bekerja,sebab kepatuhan ini harus mengacu pada

kemampuan mempertahankan program-program yang berkaitan dengan promosi

kesehatan yang ditentukan oleh penyelenggara perawatan kesehatan (Nursalam,

2006).

Perawat sebagai salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit memegang

peranan penting dalam upaya mencapai tujuan pembangunan

kesehatan.Keberhasilan pelayanan kesehatan bergantung pada partisipasi perawat

dalam memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas bagi pasien (Swansburg,

2000). Hal ini terkait dengan keberadaan perawat yang bertugas selama 24 jam

melayani pasien, serta jumlah perawat yang mendominasi tenaga kesehatan

dirumah sakit, yaitu berkisar 40–60%. Rumah sakit harus memiliki perawat dengan kinerja baik yang akan menunjang kinerja rumah sakit sehingga dapat

(15)

berkualitas dan berkinerja tinggi diperlukan tenaga keperawatan yang profesional,

berpendidikan, memiliki skill dan berkomunikasi dengan baik, bekerja

berdasarkan standar praktik, serta memperhatikan kaidah etik dan moral

(Hafizurrachman, 2012).

Salah satu upaya untuk menjaga keselamatan pasien, dengan menerapkan

kepatuhan perawat mengikuti Standard Operational Procedure (SOP) dalam

setiap tindakan perawat (Arma, 2012).Keselamatan pasien bertujuan untuk

meningkatkan pelayanan dan menghindari tuntutan malpraktik, oleh karena itu

perawat harus patuh terhadapStandard Operational Prosedure (SOP) sebagai

acuan dalam memberikan setiap pelayanan.

Perawat profesional yang bertugas dalam memberikan pelayanan

kesehatan tidak terlepas dari kepatuhan perilaku perawat dalam setiap tindakan

prosedural yang bersifat invasif seperti halnya pemasangan kateter urine dan

pemasangan infus.Semua perawat dituntut memiliki kemampuan dan

keterampilan mengenai pemasangan kateter urine yang sesuai Standar

Operasional Prosedur (SOP). Setiap prosedur pemasangan kateter harus

diperhatikan prisip-prinsip yang tidak boleh ditinggalkan, yaitu: persiapan alat,

persiapan pasien, fase kerja dengan menggunakan prinsip steril, mengevaluasi,

dan mendokumentasikan (Kozier, et al, 2010).

Apabila standar tersebut tidak dilakukan, berarti perawat dapat dikatakan

tidak patuh.Penelitian yang dilakukan Nazvia, Ahas dan Janik (2014) di Rumah

Sakit Umum Daerah Sumbawa didapatkan ketidakpatuhan perawat dalam

(16)

mayoritas 57.9 % dan kategori patuh 42.1%.Kateterisasi adalah pemasangan

kateter urine dengan melakukan memasukan kateter melalui uretra kemuara

kandung kemih untuk mengeluarkan urine.Prosedur ini bertujuan untuk

memulihkan atau mengatasi retensi urine akut atau kronis.

Pemasangan infus merupakan prosedur invasif dan merupakan tindakan

yang sering dilakukan di rumah sakit. Tindakan pemasangan infus akan

berkualitas apabila dalam pelaksanaannya selalu mengacu pada standar yang telah

ditetapkan (Andares, 2009)Penelitian yang dilakukan Maria dan Kurnia (2010) di

Rumah Sakit Baptis Kediri didapatkan pemasangan infus tidak sesuai Standar

Prosedur Operasional, sebanyak 18% dari responden yang diteliti. Hasil observasi

yang dilakukan oleh peneliti di Ruang Merak RSUP Dr Kariadi Semarang,

ditemukan perawat yang melaksanakan tindakan pemasangan infus tidak sesuai

dengan prosedur tetap didapatkan 8 (80%) perawat yang tidak melakukan SOP

dalam pemasangan infus dari 10 responden.

Kepatuhan perawat profesional adalah perilaku seorang perawat sesuai

dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan perawat ataupun pihak rumah

sakit (Niven, 2002).Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang

yang profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus

dilakukan atau ditaati (Lestari & Rosyidah, 2011).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik melakukan

penelitian bagaimana kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter

urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

1.3 Pertanyaan Penelitian

1.3.2 Bagaimana kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

kateter urinedi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane?

1.3.3 Bagaimana kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan infus

di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

kateter di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

1.4.2 Mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Pendidikan Keperawatan

Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu pendidikan dan

mahasiswa/i dan pelaksanaan pemasangan kateter urine dan

(18)

1.5.2 Pelayanan Keperawatan

Harapan penelitian ini diharapkan perawat pelaksana patuh pada aturan

yang berlaku di Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya bahaya

infeksi nosokomial baik bagi pasien maupun untuk perawat.

1.5.3 Penelitian Kepatuhan

Harapan penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan

data tambahan bagi peneliti yang berminat untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang perawatan kateter urine dan perawatan infus dalam

(19)

2.1 Konsep Kepatuhan 2.1.1 Defenisi Kepatuhan

Kepatuhan perawat profesional adalah sejauh mana perilaku

seorang perawat sesuai dengan ketentuan yang telah diberikan pimpinan

perawat ataupun pihak rumah sakit (Niven, 2002).Kepatuhan adalah suatu

perilaku manusia yang taat terhadap aturan, perintah, prosedur dan

disiplin.Kepatuhan perawat adalah perilaku perawat sebagai seorang yang

profesional terhadap suatu anjuran, prosedur atau peraturan yang harus

dilakukan atau ditaati (Ega Lestari & Rosyidah, 2011).Kepatuhan adalah

ketaatan atau pasrah pada tujuan yang telah ditentukan (Bastable,

2002).Kepatuhan dapat disimpulkan yaitu suatu prilaku seseorang yang taat

terhadap peraturan yang telah ditentukan dalam suatu prosedur.

2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Menurut Niven (2002)faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan adalah:

a. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

(20)

negara. Tingginya pendidikan seorang perawat dapat meningkatkan

kepatuhan dalam melaksanakan kewajibannya, sepanjang bahwa

pendidikan tersebut merupakan pendidikan yang aktif.

b. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dari pengalaman

dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan

akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan (Notoatmodjo, 2007).

c. ModifikasiFaktor Lingkungan dan Sosial

Hal ini berarti membangun dukungan sosial dari pimpinan Rumah Sakit,

kepala perawat, perawat itu sendiri dan teman-teman

sejawat.Lingkungan berpengaruh besar pada pelaksanaan prosedur

asuhan keperawatan yang telah ditetapkan. Lingkungan yang harmonis

dan positif akan membawa dampak yang positif pula pada kinerja

perawat, kebalikannya lingkungan negatif akan membawa dampak buruk

pada proses pemberian pelayanan asuhan keperawatan

d. PerubahanModel Prosedur

Program pelaksanan prosedur asuhan keperawatan dapat dibuat

sesederhana mungkin dan perawat terlihat aktif dalam mengaplikasikan

prosedur tersebut.Keteraturan perawat melakukan asuhan keperawatan

sesuai standar prosedur dipengaruhi oleh kebiasaan perawat menerapkan

(21)

e. MeningkatkanInteraksi Profesional Kesehatan

Meningkatkan interaksi profesional kesehatan antara sesama perawat

(khususnya antara kepala ruangan dengan perawat pelaksana) adalah

suatu hal penting untuk memberikan umpan balik pada perawat. Suatu

penjelasan tetang prosedur tetap dan bagaimana cara menerapkannya

dapat meningkatkan kepatuhan. Semakin baik pelayanan yang diberikan

tenaga kesehatan, maka semakin mempercepat proses penyembuhan

penyakit klien.

f. Usia

Usia adalah umur yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai saat akan

berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja, dari segi

kepercayaan, masyarakat yang lebih dewasa akan lebih dipercaya

daripada orang yang belum cukup tinggi tingkat kedewasaannya. Hal ini

sebagai akibat dari pengalaman dan kematangan jiwanya. Semakin

dewasa seseorang, maka cara berfikir semakin matang dan patuh dalam

pemberian asuhan keperawatan (Notoatmodjo, 2007).

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan

Niven (2002) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi

ketidakpatuhan dapat digolongkan menjadi tiga bagian antara lain:

a. Pemahaman Tentang Instruksi

Tak seorangpun dapat mematuhi instruksi jika ia salah paham tentang

(22)

b. Kualitas Interaksi

Kualitas interaksi antara professional kesehatan dan pasien merupakan

bagian yang penting dalam menentukan derajat kepatuhan.

c. Isolasi Sosial dan Keluarga

Keluarga dapat menjadi factor yang sangat berpengaruh dalam

menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta juga dapat

menentukan program yang dapat mereka terima.

2.1.4 Stretegi untuk Meningkatkan Kepatuhan

Smet (1994) menyatakan berbagai strategi telah dicoba untuk

meningkatkan kepatuhan, diantaranya adalah:

a. Dukungan Profesional Kesehatan

Dukungan profesional kesehatan sangat diperlukan untk

meningkatkan kepatuhan, contoh yang paling sederhana dalam hal

dukungan tersebut adalah dengan adanya tehnik

komunikasi.Komunikasi memegang peranan penting karena

komunikasi yang baik diberikan oleh profesional kesehatan, isalnya

antara kepala perawatan dengan bawahannya.

b. Dukungan Sosial

Dukungan sosial yang dimaksud adalah pasien dan keluarga.Pasien

dan keluarga yang percaya pada tindakan dan perilaku yang dilakukan

oleh perawat dapat menunjang peningkatan kesehatan pasien,

sehingga perawat dapat bekerja dengan percaya diri dan ketidak

(23)

c. Perilaku Sehat

Modifikasi perilaku sehat sangat diperlukan, misalnya kepatuhan

perawat untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah

menyentuh pasien ataupun melakukan tindakan asuhan keperawatan.

d. Pemberian Informasi

Pemberian informasi yang jelas tentang pentingnya pemberian asuhan

keperawatan berdasarkan prosedur yang ada membantu meningkatkan

kepatuhan perawat, hal ini dapat dilakukan dengan memberikan

pelatihan-pelatihan kesehatan yang diadakan oleh pihak rumah sakit

ataupun instansi kesehatan lain.

2.5 Prosedur Pemasangan Kateter Urine

Peran pearawat juga mencegah infeksi nosokomial dengan

melakukan tindakan sesuai dengan standar operasional prosedur

pemasangan kateter, adapun standar operasional prosedur pemasangan

kateter yaitu:

a. Mempersiapkan peralatan

b. Mempersiapkan pasien (menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

dan tujuan pemasangan kateter)

c. Mencuci tangan

d. Memberikan privasi pada klien

e. Menempatkan posisi klien : wanita supinasi dengan lutut di tekuk dan

rotasi eksternal, pada pasien laki-laki supinasi tungkai sedikit dibuka

(24)

g. Buka paket kateterisasi dan pasang duk di bawah bokong pada klien wanita atau penis bagi klien laki-laki

h. Pasang sarung tangan steril

i. Mengatur suplai: 1) rendam kapas pembersih dengan larutan

antiseptik, 2) buka larutan pelumas, 3) pindahkan wadah spesimen dan

letakkan di dekat klien.

j. Hubungkan spuit yang telah terisi aquadest ke pusat penggelembungan

kateter sementara dan periksa balon.

k. Lumasi kateter (1 sampai 2 inci untuk wanita dan 6 sampai 7 inci

untuk laki-laki) dengan jelly

l. Membersihkan meatus pada wanita tangan nondominan membuka

labia mayora, dan tangan dominan mengambil kapas dengan forseps

untuk membersihkan labia mayora dan mengelap satu sisi labia

mayora dengan arah anteroposterior dengan hati-hati agar tangan yang

steril tidak terkontaminasi, gunakan kapas yang baru untuk sisi

berlawanan dan ulangi untuk membersihkan labia minora, gunakan

kapas terkhir untuk membersihkan langsung ke atas meatus, sedangkan

pada klien laki-laki tangan nondominan untuk memegang penis tepat

dibawah glans, pegang penis ke arah atas untuk membantu meluruskan

uretra kemudian ambil kapas pembersih dengan forceps di tangan

dominan dan lap dari pusat meatus dengan gerakan melingkar ke

(25)

pertahankan kesterilan tangan, dan lakukan pembersihan ini sampai

tiga kali (penis yang telah dibersihkan tidak boleh dibiarkan jatuh).

m. Masukkan kateter: 1) pegang kateter kuat 2 sampai 3 inci dari ujung

kemudian anjurkan klien tarik napas dalam dan masukkan kateter pada

saat klien menghembuskan napas, 2) masukkan kateter 2 inci lebih

jauh setelah urin mulai mengalir ke kateter, 3) apabila kateter

menyentuh labia secara tidak sengaja atau tergelincir masuk ke dalam

vagina maka kateter dianggap terkontaminasi dan kateter harus diganti

dengan yang baru dan steril.

n. Pegang kateter dengan tangan nondominan pada klien laki-laki taruh

penis ke duk dan pastikan kateter tidak tertarik keluar.

o. Gelembungkan balon retensi dengan aquadest steril sesuai ketentuan

volume pada label spesifikasi kateter yang di pakai.

p. Tampung spesimen jika di perlukan.

q. Fiksasi slang kateter ke paha bagian dalam untuk klien wanita dan

pada klien laki-laki ke paha atas atau abdomen.

r. Menempatkan urobag ditempat tidur pada posisi yang lebih rendah

dari kandung kemih.

s. Mengelap area perineum dari sisa antiseptik atau pelumas dan

menempatkan klien ke posisi nyaman.

t. Bereskan alat dan bahan

u. Mendokumentasikan prosedur kateterisasi meliputi: 1) hari, tanggal

(26)

digunakan, 3) jumlah, warna, bau urine dan kelainan-kelainan yang

ditemukan (kozier, 2010)

2.6. Prosedur Pemasangan Infus

Pemasangan infus dapat dilakukan di pembuluh vena, adapun

standar operasional prosedur pemasangan infus menurut kozier et al

(2010) yaitu:

a. Mempersiapkan peralatan.

b. Mempersiapkan pasien (menjelaskan prosedur pemasangan infus dan

menjelaskan tujuan)

c. Mencuci tangan

d. Buka dan siapkan set infus: 1) melepaskan slang dari wadah dan tarik

keluar, 2) tutup klem, 3) biarkan ujung slang tertutup dengan plastik

sampai infus dipasang.

e. Tusuk kantong cairan infus: 1) lepaskan tutup pelindung dari lubang

kantong atau botol cairan infus, 2) masukkan penusuk kelubang

kantong atau botol cairan infus.

f. Gantungkan kantong atau botol cairan infus pada tiang infus, cairan

infus tergantung dengan jarak I m dari atas kepala klien.

g. Mengisi sebagaian bilik tetes dengan cairan infus.

h. Isi slang : 1) lepaskan tutup pelindung dan pertahankan kesterilan

ujung slang, 2) lepaskan klem dan biarkan cairan mengalir sampai

gelembung dikeluarkan, jentikkan jari untuk membantu mengeluarkan

(27)

i. Mencuci tangan kembali

j. Memilih tempat punksi vena : 1) gunakan tangan klien yang

nondominan dan terlihat vena terlihat lurus tidak berkelok-kelok atau

sklerosis, 2) letakkan handuk atau perlak di bawah ekstremitas untuk

melindungi seprei.

k. Dilatasi vena : 1) tempatkan posisi ekstremitas tergantung lebih rendah

dari jantung, 2) pasang tourniquet 15 sampai 20 cm di atas tempat

punksi

l. Pakai sarung tangan bersih dan bersihkan tempat punksi vena dengan

swab antiseptik topikal, 2% klorheksidin atau alkohol, melakukan

gerakan melingkar dari tengah ke luar, dan biarkan larutan mengering.

m. Masukkan kateter dan mulai pemasangan infus: 1) tangan nondominan

utnuk menegangkan kulit di bawah tempat penusukan jarum, 2)

pegang kateter jarum dengan kemiringan pada sudut 15 sampai 30

derajat, masukkan kateter melalui kulit dan ke dalam vena dalam satu

kali dorongan, 3) setelah darah muncul dari lumen jarum atau

merasakan kurangnya tahanan, kurangi sudut kateter sampai hampir

sejajar dengan kulit dan masukkan kateter lebih jauh sekitar 0,5 sampai

1 cm, pegang jarum dan masukkan kateter sampai pusat kateter berada

di tempat punksi vena, 4) lepaskan tourniquet, 5) lepaskan tutup

pelindung ujung distal slang dan pegang kuat untuk menghubungkan

(28)

hati-hati jarum, pasang pengaman jarum dan hubungkan ujung slang

infus ke slang kateter, 7) mulai infus.

n. Mempleter kateter dengan metode U dengan plester dipotong dengan

panjang sekitar 7,5 cm : meletakkan satu potong di bawah pusat kateter

dengan bagian yang lengket berada di atas, kemudian lipat setiap

ujung potongan ke arah atas sehingga bagian yang lengket menempel

pada kulit kemudian potongan kedua di atas pusat kateter, dengan

bagian yang lengket mengarah kebawah, dan potongan yang ketiga

diletakkan di atas pusat slang, dengan yang lengket mengarah ke

bawah.

o. Pastikan ketepatan aliran infus sesuai dengan dosis yang diberikan.

p. Berikan label pada slang dengan tanggal dan waktu pemasangan dan

menuliskan inisial perawat yang memasang infus.

q. Mendokumentasikan data meliputi: pengkajian, tanggal, waktu, jumlah

(29)

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konseptual dalam penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine

dan pemasangan infus, dimana kepatuhan perawat mencerminkan ketaatan dalam

melaksanakan tindakan pelayanan kesehatan sesuai standart operasional prosedur

menurut Kozier (2010).

Tinjauan teoritis secara singkat skema konsep Kepatuhan Perawat Dalam

Pelaksanaan Pemasangan Keteter UrineDan Pemasangan Infus Di Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane, sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka konsep dalam penelitian ini menunjukan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan kualitas pemasangan kateter urine dan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

.

Tindakan pemasangan kateter urine

- Menyiapkan alat dan bahan - Menyiapkan pasien

- Melakukan pemasangan kateter urine

- Mengevaluasi - Mendokumentasi

Tindakan pemasangan infuse

- Menyiapkan alat dan bahan - Menyiapkan pasien

- Melakukan pemasangan infus

- Mengevaluasi - Mendokumentasi

- Patuh

- Patuh sebagian - Tidak patuh - Patuh

(30)

3.2 Definisi Operasional

No Variabel

Definisi

Operasional Cara Ukur Hasil Ukur

(31)

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini memiliki jenis penelitian yang bersifat deskriptif. Penelitian

ini akan menjelaskan tentang kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Kutacane.

4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah peneliti meneliti setiap

perawat yang melakukan pemasangan kateter urine dan/atau pemasangan

infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane yang berjumlah

288 orang perawat ruangan rawat inap yang terdiri dari 9 ruangan di Rumah

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

4.2.2. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah perawat yang melakukan

pemasangan kateterurine dan/atau pemasangan infus di Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin Kutacane. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan

menggunakan teknik pengambilan accidental sampling ialah cara

menentukan sampel berdasarkan spontanitas dan tanpa direncanakan, yaitu

siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai

(32)

sampel (Sugiono, 2003). Proses pengambilan accidental sampling pada

penelitian ini dengan mengobservasi tindakan perawat yang melakukan

pemasangan kateter dan/atau pemasangan infus di ruang rawat inap, jadi

siapa saja yang melakukan tindakan pemasangan kateter dan pemasangan

infus maka tindakan yang dilakukan menjadi sampel dalam penelitian ini.

Penentuan besarnya sampel dalam pengambilan data secara

observasi yang melihat tindakan dapat ditentukan dengan batasan waktu

(Polit & Hungler).Penelitian ini batasan waktu yang digunakan peneliti

adalah mengobservasi perawat yang melakukan pemasangan kateter dan

pemasangan infus hanya satu kali sesi.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Sahudin Kutacane. Lokasi ini dipilih menjadi tempat penelitian karena

pertimbangan sampel yang cukup, pertimbangan bahwa Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin merupakan rumah sakit pendidik, selain itu lokasinya

strategis, mudah terjangkau, memiliki jumlah perawat yang memadai untuk

dijadikan sebagai responden penelitian. Pengumpulan data akan dilakukan

mulai dari April-Juni 2015

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam penelitian ini mendapatkan Rekomendasi dari institusi

pendidikan (Fakultas Keperawata Universitas Sumatera Utara), setelah

(33)

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane, kemudian penelitian akan

dilakukan dengan memperhatikan masalah kepatuhan perawat dalam

pemasangan keteter urine dan pemasangan infus.

Menurut Hidayat (2009), ada beberapa pertimbangan etik yang

harus diperhatikan pada penelitian ini yaitu:

1. Informed consent

Peneliti menanyakan kesediaan menjadi responden setelah peneliti

memperkenalkan diri, menjelaskan tujuan, dan manfaat penelitian.Jika

responden bersedia menjadi peserta penelitian maka responden di minta

menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonymity

Peneliti tidak mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan

hanya menuliskan kode/inisial pada lembar pengumpulan data atau hasil

penelitian yang akan disajikan, tetapi akan memberikan kode pada

masing-masing lembar persetujuan tersebut.

3. Confidentiality

Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi responden

maupun masalah-masalah lainya.Semua informasi yang telah

dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data

yang tertentu yang dilaporkan sebagai hasil penelitian.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini disusun

(34)

keteter urine dan pemasangan infus dan lembar observasi pemasangan kateter

dan pemasangan infus sesuai protap yang telah di konfirmasi oleh kepala

ruangan Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin kutacane.

4.5.1 Kuisioner Data Demografi

Kuisioner data demografi responden yang meliputi usia, jenis

kelamin, jabatan, pendidikan terakhir, lama bekerja sebagai perawat

pelaksana ruangan inap di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Kutacane. Data demografi responden tidak dihubungkan dengan salah satu

variabel/ tidak dianalisis, tetapi hanya untuk menggambarkan karakteristik

responden.

4.5.1 Lembar Observasi Pemasangan Kateter Urine Dan Pemasangan Infus

Lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian ini

diambil dari buku Fundamental Keperawatan konsep, proses dan praktik

dibukukan oleh Kozier, Erb, Berman dan Synder (2010)

Lembar observasi yang berisi tentang pertanyaan-pertanyaan yang

mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pemasangan kateter urine dan

pemasangan infus. Lembar observasi ini berisi tentang prosedur

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yang meliputi persiapan

alat, persiapan pasien, fase kerja, evaluasi dan dokumentasi, jika

dilaksanakan beri tanda checklist/contreng (√) pada kolom (+) yang

bernilai 1, dan apabila tidak dilaksanakan diberi tanda checklist/contreng

(35)

kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan

pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.

4.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dan reliabilitas pada penelitian ini tidak dilakukan

karena menurut Setiadi (2007) alat pengumpul data berupa pedoman

wawancara terbuka, pedoman observasi, format penjaringan data dan

seterusnya tidak perlu diuji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini akan

menggunakan pedoman observasi dari buku Kozier at all (2010), sehingga uji

validitas dan reliabilitasnya tidak perlu dilakukan.

4.7 Pengumpulan Data

Pengumpulan data akan dilakukan setelah peneliti mengajukan

permohonan izin kepada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Kemudian mengajukan permohonan izin kepada direktur Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin Kutacane. Setelah mendapatkan surat izin tersebut, maka

peneliti melapor ke kepala ruangan rawat inap sebagai persetujuan melakukan

penelitian di Rumah Sakit dan berkoordinasi dengan kepala ruangan untuk

melakukan penelitian. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian terlebih

dahulu.Penelitian ini menggunakan metode observasi, untuk itu perawat

pelaksana tidak boleh mengetahui tujuan penelitian di ruangan tersebut.Pada

saat peneliti berada di ruangan rawat inap yang telah ditentukan, maka peneliti

mengobservasi setiap tindakan pemasangan kateter urine dan/atau infus yang

dilakukan oleh perawat. Observasi dapat dilakukan berkali-kali oleh peneliti

(36)

kateterurine dan/atau pemasangan infus, peneliti menjelaskan tujuan penelitian

berdasarkan etika penelitian, dan meminta kesediaan perawat sebagai

responden, apabila setuju, maka peneliti langsung memberikan data demografi

untuk diisi oleh responden.

4.8 Analisis Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan analisa data, yang secara garis

besar meliputi tiga langkah yaitu: 1) editing, yaitu mengecek kelengkapan

identitas, kelengkapan data seperti isian data, 2) coding yaitu memberikan

kode atau angka tertentu pada lembar observasi untuk memudahkan peneliti

dalam tabulasi dan analisa data. 3) processing dari lembar observasi kedalam

program computer dan dilakukan pengolahan data dengan menggunakan

teknik komputerisasi.

Selanjutnya hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi dan presentase untuk mendeskripsikan data kapatuhan perawat

dalam pelaksanaan pemasangan kateter dan pemasangan infus di Rumah Sakit

(37)

5.1. Hasil

Pada bab ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan

mengenai kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan keteter urine dan

pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahuddin Kutacane

berdasarkan observasi tindakan yang dilakukan oleh perawat tanpa melihat siapa

yang melakukan, karena yang dilihat hanya tindakan perawat yang melakukan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus.

Penelitian ini dilakukan mulai bulan April-Juni 2015. Penelitian ini

melibatkan perawat yang melakukan tindakan pemasangn kateter urine dan

pemasangan infus di ruangan terhadap 21perawat pemasangan keteter urine, 21

perawat pemasangan infus dan 8 perawat pemasangan kateter dan memasang

infus.

Hasil penelitian ini memaparkan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah

Haji Sahudin Kutacane.

5.1.1 Karakteristik Demografi

Data demografi responden terdiri dari jenis kelamin, usia, jabatan,

pendidikan dan masa kerja. Hasil penelitian ini berdasarkan jenis kelamin

menunjukan mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan sebesar 72%,

(38)

94%, berdasarkan tingkat pendidikan terakhir menunjukkan bahwa

mayoritas perawat berpendidikan D3 keperawatan sebesar 80% dan

berdasarkan lama kerja mayoritas perawat adalah <5 tahun sebesar 78%.

Komposisi perawat berdasarkan jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan

lama kerja dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi dan Presentase data Demografi Perawat yang Melakukan Pemasangan Kateter dan Pemasangan Infus di Rumah

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

Karakteristik Perawat Frekuensi Persentase

(39)

5.2 Hasil Penelitian

5.2.1 Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan Kateter Urine di Rumah Sakit

UmumDaerah Haji Sahudin Kutacane.

Tabel 5.2.1 Distribusi frekuensi tingkat kepatuha perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Kutacane

Variabel Patuh Tidak patuh

f % f %

Pemasangan kateter urine 21 72.4 8 27.6

Pada tabel 5.2.1 di dapatkan bahwa mayoritas 72.4% perawat patuh

pada pelaksanaan pemasangan kateter urine sedangkan perawat yang tidak

patuh sebesar 27.6%.

Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pemasangan Kateter Urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

Tindakan pemasangan kateter urine Patuh Tidak patuh

f % f %

1. Mencuci tangan

2. Memberikan privasi pada klien

3. Menempatkan posisi klien supinasi pada klien wanita dengan lutut ditekukan dan rotasi eksternal, pada klien laki-laki supinasi tungkai sedikit dibuka

4. Memberikan pencahayaan yang adekuat 5. Memasang sarung tangan steril

6. Merendam kapas pembersih dengan larutan antiseptic.

7. Menyiapkan pelumas. 8. Melumasi kateter:

1. Pada klien laki-laki lumasi kateter sekitar 6 sampai 7 inci menggunakan jelly

2. Pada klien wanita lumasi kateter 1 samapi 2 inci menggunakan jelly

9. Membersihkan meatus:

(40)

mengambil pengelap dari pusat dan mengambil forceps di tangan dominan dan mengelap dari pusat meatus dengan gerakan melingkar ke sekeliling glans dengan hati-hati dan melakukan pembersihan ini hingga sampai tiga kali. 2. Pada klien wanita mulai dari salahsatu

sisi labia mayora dangan arah anteroposterior dan ulangi membersihkan labia minora kemudia gunakan kapas terakhir untuk membersihkan secara langsung ke atas meatus

10.Menganjurkan klien menarik napas dalam dan masukkan kateter 2 sampai 3 inci ketika klien menghembuskan napas

11.Memasukkan kateter 2 inci labih jauh setelah urine mulai mengalir ke kateter.

12.Menggelembungkan balon retensi dengan aquadest steril sesuai ketentuan volume 13.Menempatkan urobag di tempat tidur pada

posisi yang lebih rendah dari kandung kemih 14.Membereskan alat dan bahan setelah

tindakan pemasangan kateter urine yang meliputi memberikan privasi pada

klien,memberikan pencahayaan yang adekuat, mamakai sarung tangan yang

steril, menyiapkan pelumas, melumasi kateter, mamasukkan kateter 2 inci

lebuh jauh setelah urine mulai mengalir ke kateter, menggelembungkan

balon rentensi dengan aquadest steril, menempat urobag di tempat tidur pada

posisi yang lebih rendah dari kandung kemih dan membereskan alat serta

(41)

5.2.2 Kepatuhan Perawat dalam Pelaksanaan Pemasangan Infus di Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

Tabel 5.2.3 Distribusi frekuensi tingkat kepatuha perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Kutacane

Variabel Patuh Tidak patuh

f % f %

Pemasangan infus 24 82.8 5 17.2

Pada tabel 5.2.3 didapatkan bahwa mayoritas 82.8% perawat patuh pada

pelaksanaan pemasangan infus sedangkan perawat yang tidak patuh sebasar

17.2%.

Tabel 5.2.4 Distribusi frekuensi dan persentase pelaksanaan pemasangan infus di rumah sakit umum daerah haji sahudin

Tindakan pemasangan infus Patuh Tidak patuh

f % f %

1. Mencuci tangan 2. Menyiapkan set infus 3. Menutup klem

4. Membiarkan ujung slang tertutup dengan plastik sampai infus dipasang 5. Melepaskan tutup pelindung dari lubang

kantong atau botol cairan infus

6. Masukkan penusuk ke lubang kantong atau botol cairan infus

7. Menggantungkan botol cairan infus pada tiang infus dengan jarak 1 m di atas

11. Biarkan cairan mengalir sampai belembung sikeluarkan

12. Mengklem kembali slang 13. Pasang kembali tutup slang 14. Mencuci tangan kembali

(42)

tampak lurus tidak berkelok-kelok dan tidak pada persendian

16. Memasang tourniquet 15 samapai 20 cm di atas tempat punksi

17. Memakai sarung tangan bersih

18. Membersihkan area punksi dengan kapas alcohol dengan gerakan melingkar dari tengah ke luar

19. Memasukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di area penusukan jarum

20. Memasukkan kateter jarum dengan kemiringan pada sudut 15 sampai 30 derajat

21. Melepaskan tourniquet

22. Melepaskan tutup pelindung ujung distal slang

23. Hubungkan selang infus ke kateter 24. Menfiksasi kateter dengan metode U 25. Memastikan ketepatan aliran infus

sesuai dengan dosis yang di berikan 26. Berikan label pada slang meliputi

tanggal

27. Menuliskan waktu pemasangan infus 28. Menuliskan inisial perawat yang

memasang infus

tindakan pemasangan infus yang meliputi menyiapkan set infus, menutup

klem, melepaskan tutup pelindung dari botol cairan infus, memasukkan

penusuk ke botol cairan infus, menggantungkan botol cairan infus dengan

jarak 1 meter diatas kepala klien, mengisi bilik tetes dengan cairan infus,

membuka tutup pelindung, melepaskan klem, membiarkan cairan mengalir

sampai gelembung dikeluarkan, mengklem selang, memlih tempat punksi

vena, memasang tourniquet 15 sampai 20 cm di atas tempat

punksi,memasukkan kateter dengan tangan nondominan meregangkan kulit di

(43)

sudut 15 sampai 30 derajat, menghubungkan selang infuse ke kateter,

menfiksasi dengan metode U dan memastikan ketepatan aliran infus sesuai

dengan dosis yang diberikan.

5.3 Pembahasan

Penelitian ini merupakan deskriptif observasional yang bertujuan

untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Sahudin Kutacane.

5.3.1 Karakteristik Demografi Perawat

Hasil penelitian mengenai Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus yaitu sebanyak 58 kali

tindakan.Berdasarkan data yang didapatkan bahwa sebagian besar yaitu 21

kali tindakan pemasangan kateter urine dilakukan oleh perawat dengan

patuh(72.4%), dan 24 kali tindakan pemasangan infus dilakukan perawat

dengan kategori patuh pada Standar Prosedur Operasional Pemasangan

infus (82,8%). Karakteristik perawat yang patuh adalah lebih dari 50%

berusia 25–34 tahun yaitu 45 kali (73.9%), sebagian besar pendidikan diploma III keperawatan yaitu 35 kali (68.1%), paling banyak memiliki

masa kerja <5 tahun yaitu 29 kali (62.3%).

Perawat yang tidak patuh pada Standar Prosedur Operasional

pelaksanaan pemasangan kateter urine yaitu 8 kali tindakan pemasangan

kateter(27.6%) dan 5 kali tindakan pemasangan infus (17.2%).

(44)

sebagian besar 20–30 tahun yaitu sebanyak 13 kali (26.1%), dengan masa kerja selama 0–5 tahun, lebih dari 50% pendidikan diploma III keperawatan. Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar tindakan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus dilakukan dengan patuh

pada Standar Operasional Proseduryang berlaku di Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin Kutacane .

5.3.2Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Pemasangan Kateter Urine

Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dalam pemasangan

kateter urine di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

didapatkan hasil mayoritas perawat patuh 72.4%.Perawat pelaksana dalam

Pelaksanaan pemasangan kateter urine telah mematuhi Standar Operasional

Prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Kutacane.Perawat bertindak sesuai dengan langkah-langkah atau standar

prosedur operasional pemasangan kateter urine yang berlaku di Rumah Sakit

Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane dalam melaksanakan pemasangan

kateter urine seperti memakai handscone steril, memberikan pencahayaan

yang adekuat, menjaga privasi klien dan melakukan pemasangan kateter

urine sesuai teknik.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Nopia, Mahyudin,

dan Yasir dengan judul faktor yang mempengaruhi kepatuhan perawat

dalam menjalankan Standar Operasional Prosedur pemasangan kateter uretra

(45)

patuh sebanyak 29 responden (67,4%) dan perawat melakukan tindakan

sesuai standar operasional prosedur sebanyak 14 responden (32,6%).

Hasil observasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan

kateter urine ada yang tidak patuh yaitu mencuci tangan, menempatkan

posisi klien wanita dengan lutut ditekukan dan rotasi eksternal, merendam

kapas sublimat dengan larutan antiseptik, membersihkan meatus, serta

menganjurkan klien tarik nafas dalam dan memasukkan kateter ketika klien

menghembuskan napas.

Berdasarkan obserasi yang didapat tidak sejalan dengan penelitian

Ratih, Elsye dan Maria (2014) Pengaruh Kepatuhan Perawat Terhadap

Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Kateter Di RS PKU

Muhammadiyah Gombong, berdasarkan hasil observasi pemasangan kateter,

diperoleh bahwa sebesar 100% perawat tidak melaksanakan pemasangan

kateter dengan baik, hal tersebut dikarenakan perawat tidak melakukan

beberapa fase perisap alat dan fase kerja diantaranya tidak meletakkan

underpad, tidak melakukan desinfektan serta meletakkan duk steril.

Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang

bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu.Kepatuhan adalah sifat

patuh, suka menurut, taat pada perintah, aturan, berdisiplin (Departemen

Pendidikan Nasional, 2003).

Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat perilaku kepatuhan

diantaranya yakni pemahaman tentang instruksi, tingkat pendidikan,

(46)

pemahaman tentang instruksi, tentunya tidak seorang pun mematuhi

instruksi jika ia salah paham tentang instruksi yang diberikan padanya. Hal

ini disebabkan oleh kurangnya sosialisasi tentang instruksi tersebut,

penggunaan istilah-istilah yang tidak umum dalam instruksi dan

memberikan banyak instruksi yang harus di ingat oleh penerima instruksi

Carpenito, L.J. (2000).

Standar Operasional Prosedur pemasangan kateter urine di Rumah

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane sudah cukup baik, tetapi ada

beberapa point yang berbeda dengan prosedur menurut Kozier, et al (2010)

seperti: persiapan alat perlak, tempat specimen urin, memasang duk di

bawah bokong klien, meletakkan wadah specimen dekan klien dan

menfiksasi slang kateter. Standar Operasional Prosedur yang kurang

memperbaharui pengatahuan dapat menyebabkan mutu pelayanan kurang

maksimal khususnya dalam pasien safety yang juga dapat berdampak pada

insidensi ISK pada klien.

Penelitian ini menunjukkan perawat patuh dalam pelaksanaan

pemasangan kateter urine dan sesuai dengan langkah prosedur yang telah

ditetapkan di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.Hal ini

harus dipertahankan upaya dalam pencegahan terjadinya infeksi saluran

(47)

5.3.3Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin Kutacane

Berdasarkan hasil observasi kepatuhan perawat dalam pemasangan

infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane yaitu sebesar

82.8% tindakan pemasangan infus dilakukan oleh perawat dengan patuh

pada Standar Operasional Prosedur yang berlaku di rumah sakit tersebut.

Perawat yang tidak patuh pada Standar Operasional Prosedur pemasangan

infus yaitu sebesar 17.2%. Pelayanan keperawatan dalam hal ini yaitu

pemasangan infus yang merupakan tindakan yang paling sering dilakukan di

Rrumah Sakit, tindakan pemasangan infus akan berkualitas dalam

pelaksanaanya apabila adanya kepatuhan perawat dan mengacu pada

prosedur tetap pemasangan infus (Cantika, Setyoadi, dkk, 2010).

Hasil penelitian didapatkan perawat patuh dalam prosedur

pemasangan infus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur di Rumah

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane meliputi perawat melakukan

menyiapkan set infus dengan baik, mengatur tetesan infus dengan benar

sesuai kebutuhan pasien, memasang tourniquet dengan baik serta melakukan

pemasangan dengan teknik pemasangan infus yang baik.

Hasil observasi tindakan pemasangan infus yang dilakukan di

Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane ada yang tidak patuh

dalam melaksanakan Standar Operasional Prosedur pemasangan

infus.Ketidakpatuhan pemasangan infus pada bagian mencuci tangan,

(48)

memasang kembali tutup selang, mencuci tangan kembali, memakai sarung

tangan steril, melepaskan tutup pelindung ujung distal tidak dilakukan

karena pada menutup kembali selang tidak dilakukan, memberikan label

pada selang yaitu tanggal, menuliskan waktu pemasangan infus dan

menuliskan inisial perawat yang memsang infus. Berdasarkan hasil

penelitian perawat yang tidak patuh dalam melaksanakan Standar

Operasional Prosedur pemasangan infus dikarenakan perawat beranggapan

jika sesuai Standar Operasional Prosedur membutuhkan waktu yang lama,

perawat tergesa-gesa saat pemasangan infus serta banyaknya pasien yang

membuat perawat tidak patuh.

Hasil observasi dari pemasangan infus yang didapatkan peneliti

tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andares (2009),

menunjukkan bahwa perawat kurang memperhatikan kesterilan luka pada

pemasangan infus.Perawat biasanya langsung memasang infus tanpa

memperhatikan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan dalam prosedur

tindakan tersebut, tidak tersedia handscone, kain kasa steril, alkohol,

pemakaian berulang pada selang infus yang tidak steril.

Kepatuhan merupakan bagian dari perilaku individu yang

bersangkutan untuk mentaati atau mematuhi sesuatu.Kepatuhan adalah sifat

patuh, suka menurut, taat pada perintah, aturan, dan berdisiplin (Departemen

Pendidikan Nasional, 2003).Kepatuhan perawat dapat dipengaruhi oleh

(49)

kelamin, sikap dan motivasi serta faktor eksternal yang meliputi sarana dan

prasarana, kepemimpinan dan imbalan (Yohana, 2012).

Berdasarkan observasi kepatuahn perawat dalam pelaksanaan

pemasangan infus sejalan dengan penelitian Maria dan Erlin (2012)

Penyebab kepatuhan yang lain dapat menjelaskan mengapa sebagian besar

tindakan dilakukan perawat dengan patuh dalam melaksanakan Standar

Prosedur Operasional pemasangan infus adalah usia, pendidikan dan masa

kerja mereka, dari segi usia mereka sudah mempunyai tingkat kemampuan,

kematangan dan kekuatan sehingga perawat akan lebih matang dalam

berfikir dan bekerja. Dari segi pendidikan sebagian besar perawat yang

patuh terhadap Standar Operasional Prosedur pemasangan infus memiliki

pendidikan Diploma III Keperawatan dan Sarjana Keperawatan sehingga

kemungkinan makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah

baginya untuk menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan

yang dimiliki. Masa kerja bahwa makin lama masa kerja perawat makin

terampil dan makin berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan sehingga

hasil kinerja yang dilakukan lebih positif dan produktif.

Berdasarkan data didapatkan bahwa sebagian besar perawat patuh

dalam melaksanakan pemasangan infus. Hal ini karena perawat melakukan

tindakan sesuai dengan langkah-langkah atau standar prosedur operasional

pemasangan infus yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudi

Kutacane dalam pelaksanaan pemasangan infus pada pasien dengan benar

(50)

melingkar dari tengah ke luar 100% tindakan dilakukan perawat seauai

Standar Operasional Prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Umum Daerah

Haji Sahudin Kutacane.

Hasil observasi pelaksanaan pemasangan infusyang didapat tidak

sejalan dengan penelitian mulyani (2011), yang melakukan penelitian Di

Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS PKU Muhammadiyah Gombong

menunjukan perawat cenderung tidak patuh pada persiapan alat dan

prosedur pemasangan infus sesuai dengan Standar Operasional Prosedur,

berdasarkan pengamatan terhadap 12 perawat di ruangan, didapatkan 12

orang perawat (100%) yang tidak melakukan Standar Operasional Prosedur

dalam pemasangan infus. Hal ini ditunjukkan dengan perawat yang tidak

mencuci tangan dahulu, tidak menggunakan bengkok dan kapas alkohol

serta jarum infus yang sudah dipakai diletakkan di tempat yang sama dengan

alat-alat yang masih bersih. Pasaribu (2008) melakukan analisa pelaksanaan

pemasangan infus di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Medan menunjukan

bahwa pelaksanaan pemasangan infus yang sesuai Standar Operasional

Prosedur katagori baik 27 %, sedang 40 % dan buruk 33 %.

Kepatuhan dalam pelaksanaan pemasangan infus harus

dipertahankan sesuai Standar Operasional Prosedur yang berlaku di Rumah

Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane.Arikunto (2006)Kepatuhan

perawat dalam pelaksanaan prosedur tetap pemasangan infus diartikan

sebagai ketaatan untuk melaksanakan pemasangan infus sesuai prosedur

(51)

akibat pemasangan infus. Pemasangan infus akan berdampak apabila dalam

(52)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan

saran mengenai kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine

dan pemasangan ifus di rumah sakit umum daerah haji sahudi kutacane.

6.1 Kesimpulan

Untuk mengidentifikasi kepatuhan perawat dalam pelaksanaan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus di Rumah Sakit Umum Daerah

Haji Sahudin Kutacane.

6.1.1 Pelaksanaan pemasangan kateter urine mayoritas pada kategori patuh.

Kepatuhan berdasarkan pada memberikan privasi pada klien, memberikan

pencahayaan yang adekuat, memasang sarung tangan steril, menyiapkan

pelumas, melumasi kateter, memasukkan kateter 2 inchi lebih jauhsetelah

urine mulai mengalir ke kateter, menggelembungkan balon retensi dengan

aquadest steril sesuai ketentuan volume, menempatkan urobag di tempat

tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih dan membereskan

alat dan bahan setelah melakukan tindakan. Pelaksanaan pemasangan pada

kategori tidak patuh seperti mencuci tangan, merendam kapas pembersih

dengan larutan anti septik dan membersihkan meatus.

6.1.2Pelaksanaan pemasangan infus mayoritas pada kategori patuh. Kepatuhan

berdasarkan pada menyiapkan set infus, menutup klem, melepaskan tutp

(53)

cairan infus, menggantungkan botol cairan infus pada tiang infus dengan

jarak 1 m di atas kepala klien, mengisi sebagian bilik tetes dengan cairan

infus, membuka tutup pelindung, melepaskan klem, biarkan cairan mengalir

sampai belembung dikeluarkan, memilih tempat punksi vena, memasang

tourniquet, menfiksasi selang infus dengan metode U dan memastikan

ketepatan aliran infuse sesuai dosis yang di anjurkan. Pelaksanaan

pemasangan pada kategori tidak patuh.Ketidakpatuhan berdasarkan pada

mencuci tangan, membiarkan ujung slang tertutup dengan plastik sampai

infus dipasang, memasang kembali penutup selang, membersihkan area punksi dan

berikan label pada selang meliputi tanggal, waktu dan inisial pemasang infus.

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin Kutacane

Kepatuhan perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter urine dan

pemasangan infus harus dipertahankan, karena terbukti melakukan

pemasangan kateter urine dan pemasangan infus dengan baik atau sesuai

dengan standar operasional prosedur yang berlaku di Rumah Sakit Umum

Daerah Haji Sahudin Kutacane.

6.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian perawatan

kateter urine dan perawatan infus dalam upaya pencegahan infeksi

(54)

6.2.3 Bagi Pendidikan Keperawatan

Berdasarkan observasi diharapkan mahasiswa keperawatan dapat

meningkatkan motivasi dan pengetahuan tentang kepatuhan perawat dalam

pelaksanaan pemasangan kateter urine dan pemasangan infus sesuai Standar

(55)

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.Jakarta : renika cipta. Pustaka belajar

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Renika Cipta. Pustaka Belajar.

Arma MR. (2012). Pengaruh Pelatihan Kolaborasi Pada Perawat yang Mengalami Konflik Peran terhadap Kepatuhan dalam Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (Pemasangan Infus) di Ruangan Interne RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2012.[Repository]. Universitas Andalas, Padang.

Atmoko T. (2008). Standar Operasional Prosedur (SOP) Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Universitas Diponegoro, Semarang;

Bastable.(2002). Perawat Sebagai Pendidik. Jakarta: EGC

Carayon, Bravery K., Gabriel J., Kayley, J., Scales K., dan Inwood S. (2010).Standards for infusion therapy, the RCN IV Therapy Forum, England.

Darmadi.(2008). Infeksi Nosokomia Problema dan pengendaliannya. Jakarta: Salemba Medika.

Hartawan M., Taza H., dan Syukriyadi. (2012). Hubungan Pemasangan Kateter Tetap Dengan Kejadian Infeksi Saluran Kemih Pada Pasien Rawat Inap. Di unduh Februari 2012 dari http//www.garuda

Hidayat A., dan Aziz Alimul. (2009). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data Kesehatan. Depok: Salemba Medika.

HafizurrachmanH., Trisnantoro L., dan Bachtiar A. (2012). Kebijakan Keperawatan Berbasis Kinerja di RSU Tangerang. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. 15(1): 12-19.

Josephson, D. L. (1999). Interavenous Infusion Theraphy For Nurse: Principles and Practice. Albany, NY. Delmar

Kelleher, M. M. B. (2002). Removal of Urinary Catheters: Mindnigth vs. 0600 hours. British journal of Nursing, 11, 84, 86, 88-90.

(56)

Maria I., dan Kurnia E. (2012). Kepatuhan Perawat Dalam Melaksanakan Standar Prosedur Operasional Pemasangan Infus Terhadap Pheblitis. Di unduh 1 Juli 2012 dari http://www.stikesbaptiskediri.pdf

Niven, N. (2002). Psikologi Kesehatan: Pengantar Utnuk Perawat Dan Profeional Kesehatan Lain. Jakarta: EGC

Nopia.,Mahyudi., dan Haska Y., (2013). Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan

Perawat Dalam Menjalankat Standar Operasional Prosedur

Pemasangan Kateter Uretra Di Ruang Rawat Inap.Di unduh Juli 2013 dari http://www.e-librarystikesnani--nopiamahyu-175-1-artikel8.pdf.Diambil pada 24 November 2014 jam 10:41 wib

Notatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Renika Cipta

Notoadmodjo, Soekidjo. (2003). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Nursalam. (2007). Konsep Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Pasaribu,Masdalifa. (2006) Analisis Pelaksanaan Standar Operasional Prosedur Pemasangan Infus.Jakarta, Salemba Medika.

Potter P. A. dan Perry A. G. (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC

Ratih L. U., Elsye M. R., dan Maria U. (2014). Pengaruh Kepatuhan Perawat Terhadap Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional Pemasangan

Kateter Di Rs PKU Muhammadiyah Gombong. Universitas

Muhammadiyah Yogjakarta. Di unduh Juni 2015.

Rusna RP. (2009). Gambaran Rekrutmen dan Seleksi Karyawan Di Rumah Sakit Permata Bekasi. Universitas Indonesia, Jakarta.

Sugiyono.(1994) Statistika Untuk Penelitian. Bandung.CV Alphabeta.

Suroso J. (2011). Penataan System Jenjang Karir Berdasarkan Kompetensi untuk Meningkatkan Kepuasan Kerja Dan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit.Eksplatasi.2011; 6(2)123-131

(57)

Syukriyadi., Baharuddin., Muhammad. (2013). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Ptotap Pemasangan Dan Irigasi Kateter Uretra Di Ruang Rawat Inap RSUD

Kabupaten Sinjai. Di unduh Juni 2013 dari

http://www.e-librarystikesnani

Widhori.(2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Perawat Dalam Pelaksanaan Protap Pemasangan Infus Di Ruang Rawat inap RSUD

(58)

Lampiran 1

JADWAL PENELITIAN

No Kegiatan Septemb

er

Oktober Novemb er

Desemb er

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Mengajukanjudul

2. Menetepkanjudul penelitian

3. Menyusun BAB 1

4. Menyusun BAB 2

5. Menyusun BAB 3

6. Menyusun BAB 4

7. Menyerahkan proposal penelitian

8. Mengajukan sidang proposal

9. Sidang proposal

10. Revisi proposal penelitian 11. Mengajukan izin penelitian 12. Pengumpulan data

13. Analisa data

14. Penyusunan skripsi 15. Pengajuan sidang skripsi 16. Ujian sidang hasil

17. Revisi

(59)

Lampran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Judul : Kepatuhan Perawat dalam Pemasangan Kateter dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Sahudin Kutacane

Peneliti : Habibul Ummi

Nim : 111101132

Saya adalah mahasiswa Fakultas keperawatan Universitas Sumatera Utara

Medan, akan melakukan penelitian tentang “Kepatuhan Perawat dalam

Pemasangan Kateter dan Pemasangan Infus di Rumah Sakit Umum Daerah Haji

Sahudin Kutacane”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam

menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat suka rela. Bapak/ibu

mempunyai hak bebas untuk berpartisipasi atau menolak menjadi responden dan

jika bapak/ibu tidak bersedia menjadi responden maka saya akan tetap

menghargai dan tidak akan mempengaruhi terhadap proses penelitian ini, dan jika

bapak/ibu bersedia mohon untuk menandatangani lembar persetujuan ini.

Demikian permohonan ini disampaikan atas bantuan dan partisipasinya

saya ucapkan terimakasih

Medan, Mei 2015 Responden

(60)

Lampiran 3

KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMASANGAN KATETER DAN PEMASANGAN INFUSE

DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI SAHUDIN KUTACANE

Hari/tanggal: ……….

Petunjuk pengisian : isilah titik-titik yang tersedia dan beri tanda contreng/check

list(√) pada kotak yang sesuai dengan bapak/ibu Data Demografi Responden

1. No Responden : ………...

2. Jenis Kelamin : Laki-laki, Perempuan

3. Usia : …… Tahun

4. Pendidikan Terakhir : S1 Keperawatan

D3 Keparawatan

SPK

(61)

Lampiran 4

FORMAT OBSERVASI KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PEMASANGAN KATETER

DI RUANGAN PETUNJUK PENGISIAN:

1. Adapun kriteria jawaban dalam lembar observasi ini sebagai berikut:

(+) : Perawat melakukan atau patuh dalam pelaksanaan prosedur pemasangan

katater.

4. Kateter steril sesuai ukuran yang di butuhkan

5. Urobag 6. Spuit 10 ml 7. Selimut

8. Plester

9. Kapas dan cairan sublimate

10. Jelly 11. Aquadest

b. Persiapan Pasien

1. Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan

2. Menjelaskan Tujuan melakukan pemasangan kateter

c. Prosedur

1. Mencuci tangan

2. Memberikan pripasi pada klien.

3. Menempatkan posisi klien supinasi pada klien wanita dengan lutut ditekukan dan rotasi eksternal, pada klien laki-laki supinasi tungkai sedikit dibuka.

4. Memberikan pencahayaan yang adekuat. 5. Memasang sarung tangan steril.

6. Merendam kapas pembersih dengan larutan antiseptic.

Gambar

Tabel 5.1Distribusi Frekuensi dan Presentase data Demografi Perawat yang                   Melakukan Pemasangan Kateter dan Pemasangan Infus di Rumah
Tabel 5.2.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Pemasangan Kateter Urine di
Tabel 5.2.3 Distribusi frekuensi tingkat kepatuha perawat dalam pelaksanaan pemasangan kateter di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Sahudin

Referensi

Dokumen terkait

Menurut asumsi peneliti, perawat vokasional dan perawat profesional memiliki kategori terampil dalam pemasangan infus karena pada tahap implementasi mayoritas perawat sudah

Menurut asumsi peneliti, perawat vokasional dan perawat profesional memiliki kategori terampil dalam pemasangan infus karena pada tahap implementasi mayoritas perawat sudah

Hasil penelitian yang dilakukan di rumah sakit marta friska pulo brayan Medanberdasarkan observasi tindakan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada pemasangan kateter

Hasil penelitian menunjukkan tindakan perawat dalam pencegahan infeksi nosokomial pada pemasangan kateter urin di Rumah Sakit Marta Friska Pulo Brayan Medan paling banyak

Pengaruh Teknik Guided Imagery Pada Pemasangan Infus Terhadap Kecemasan Anak Usia Sekolah Di Rumah Sakit Umum..

Hasil penelitian analisa karakteristik dan perilaku perawat dalam penerapan SOP pemasangan infus terhadap terjadinya flebitis di unit rawat inap Rumah Sakit Umum

Berdasarkan masalah yang ditemukan selama melakukan penelitian, maka peneliti memberikan beberapa saran yang ditujukan untuk Rumah Sakit Umum Haji Surabaya,

i KEPATUHAN PERAWAT DALAM MELAKUKAN SOP INJEKSI SELANG INFUS DENGAN KEJADIAN PHLEBITIS Di Rumah Sakit Umum “Darmayu” SKRIPSI OLEH: KHUSNATUN NIKMAH NIM: 22632282 PROGRAM STUDI