• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL DISKRIMINASI UPAH PADA AUDITOR PEMERINTAH DAN AUDITOR PERUSAHAAN DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL DISKRIMINASI UPAH PADA AUDITOR PEMERINTAH DAN AUDITOR PERUSAHAAN DI INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PENELITIAN

HIBAH PENELITIAN TIM PASCA SARJANA

HPTP

(HIBAH PASCA) TAHUN I

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL

DISKRIMINASI UPAH PADA AUDITOR PEMERINTAH

DAN AUDITOR PERUSAHAAN DI INDONESIA

Oleh :

Dra Rina Trisnawati Msi.Ph.D Prof.Dr. H.M.Wahyuddin MS

Drs Wiyadi MM.Ph.D

DIBIAYAI DIKTI dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Penelitian Nomor 074/SP2H/PP/DP2M/IV/2009

DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN TINGGI

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

(2)
(3)

RINGKASAN DAN SUMMARY

Partisipasi auditor wanita di pasar tenaga kerja menunjukkan jumlah yang terus meningkat. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan upah antara auditor laki-laki dan auditor wanita. Dalam banyak kasus, auditor wanita menerima upah lebih rendah dibandingkan dengan auditor laki-laki. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penentu tingkat dan perbedaan upah gender pada auditor pemerintah dan perusahaan. Disamping itu juga menganalisis wujud diskriminasi upah pada kedua kelompok sampel tersebut. Analisis yang digunakan adalah Oaxaca-Wage Decomposition Model untuk menganalisis tingkat upah dan perbedaan upah auditor. Sejumlah of 125 auditor pemerintah dan 58 auditor internaldipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Dari jumlah tersebut terdiri dari 69 auditor laki-laki dan 36 auditor wanita di sector public dan 33 auditor laki-laki dan 25 aauditor wanita pada sektor privat. Penelitian dilakukan di wilayah Jawa tengah dan Jogyakarta, Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan upah diantara auditor laki-laki dan auditor wanita baik di sector public maupun sektor privat. Auditor laki-laki menerima upah lebih tinggi dibandingkan auditor wanita di kedua sektor tersebut. Karakteristik auditor, umur, pangkat dan pengalaman berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat upah pada auditor sektor publik Status pekerja dan pangkat berpengaruh positif signifikan pada auditor sektor privat. Diskriminasi wujud dalam pekerjaan ini dan merupakan faktor yang penting dalam menentukan perbedaan upah auditor. Di sektor privat, wujud diskriminasi sebesar 0.105153 atau 31.84% dan di sektor publik sebesar 0.0020678 atau 8.3% dalam perbedaan upah. Untuk mengurangi perbedaan upah ini, perusahaan sebaiknya memberikan pekerjaan yang adil dan memberikan sistem reward maupun lingkunga kerja yang kondusif bagi auditor. Bagi pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang pro wanita sehingga dapat mendorong pekerja professional wanita untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Riset mendatang perlu mengembangkan berbagai model diskriminasi upah sehingga dapat ditentukan mopdel yang terbaik dalam mengukur diskriminasi upah pada pekerja auditor di Indonesia

(4)

SUMMARY

Participation of Indonesian women in auditing professions has been increasing from year to year. Previous studies however, show the existence of wage differentials between male and female auditors. In most cases, female auditors receive lower wage as compared to male auditors. The main objectives of this study are to identify the factors that determine gender wage level and gender wage differentials among public and privat auditors and examine the exist of discrimination This study used Oaxaca-Wage Decomposition Model to identify factors that determine gender wage level and gender wage differentials.. A total of 125 public auditors and 58 privat auditors were selected as respondents in this study. Among them, 69 were males and 36 were females also 33 were males and 25 were females. The study was conducted in Central Java and Jogyakarta, Indonesia. The study shows the wage differentials between males and females auditor both on public and privat auditors.Males auditors have more wages over the females. The auditors characteristics, age, auditors level and experience are the determinant factors of gender wage levels in public auditors. Auditors status and auditor level also are the factors that determine gender wage level in privat auditors Discrimination does exist and it is an important determinant factor for gender wage differentials in privat auditors but it is not important determinant factor in public auditors They are 0.105153 or 31.84% and 0.0020678 or 8.3% contribute to wages differentials. Regardless of auditors’ gender. To reduce gender wage differentials, the researcher proposes for the firms should be fairly in assigning jobs to their auditors and also provide conducive job environments and proper reward system to enhance auditors’ careers. Government on the other hand should formulate policies that can facilitate and encourage the professional women to participate in labour market. The future reseach should develop the other wages discrimination models to determine the best model for wages discrimination in auditor proffesion in Indonesia

(5)

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT atas ridho dan

rahmatNya sehingga kami dapat menyelesaikan penelitian ini. Penelitian ini

berjudul Pengembangan dan implementasi model diskriminasi upah pada auditor

pemerintah dan auditor perusahaan di Indonesia

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada.Dr.

Harun Joko Prayitno.M.Hum selaku ketua LPPM-UMS atas dorongan dan

motivasinya sehingga kami dapat berpartisipasi dalam mengikuti kegiatan

penelitian fundamental yang diselenggarakan DIKTI. Selain itu kami juga

mengucapkan terimakasih kepada Direktur pasca sarjana, ketua program magister

manajemen dan staf administrasi pasca sarjana UMS yang memperlancar jalannya

penelitian ini. Tidak lupa terimakasih pula kepada seluruh responden yang

bersedia menerima kami. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh

fihak yang terlibat terutama kepada mahasiswa yang kami bimbing maupun

tenaga asisten peneliti yang membantu kami dalam mengumpulkan data dan

penyelesaian pekerjaan lapangan.

Akhir kata, tidak ada gading yang tidak retak. Kami menyadari masih

banyak kekurangan dalam penelitian ini meskipun kami berusaha melakukan

secara cermat, hati-hati dan sesuai dengan kaidah penelitian. Penelitian lanjutan

sangat perlu dilakukan sehingga keadaan sebenarnya pekerja profesional wanita di

Indonesia dapat terungkapkan. Semoga penelitian ini bermanfaat.

Surakarta 30 Oktober 2009

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PENGESAHAN ………. ii

RINGKASAN DAN SUMMARY ……… iii

PRAKATA ……….……… iv

DAFTAR ISI ……….………. vi

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii

BAB 1 PENDAHULUAN ……….. 1

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN... 6

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ……… 8

BAB IV METODE PENELITIAN ……….... 40

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ………... 45

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……… 59

BAB VII RENCANA PENELITIAN TAHUN KE 2... 64

DAFTAR PUSTAKA ……… 68

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Pengukuran Variabel Penelitian ...42

Tabel 5.1 Deskripsi Pengembalian Questioner...43

Tabel 5.2 Perbedaan upah berdasarkan jenis kelamin...48

Tabel 5.3 Perbedaan upah berdasarkan Tingkat Pendidikan...48

Tabel 5.4 Perbedaan upah berdasarkan Status Perkawinan...49

Tabel 5.5 Perbedaan upah berdasarkan jabatan/pangkat...49.

Tabel 5.6 Perbedaan upah berdasarkan Lokasi...50

Tabel 5.7 Perbedaan upah berdasarkan Status auditor...50

Tabel 5.8. Hasil analisis regresi fungsi upah auditor sektor publik...51

Tabel 5.9. Hasil analisis regresi fungsi upah auditor sektor privat...53

Tabel 5.10 Oaxaca-Wages decomposition model auditor sektor publik...55

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 DAFTAR RESPONDEN PERUSAHAAN PRIVAT

(AUDITOR INTERNAL)

LAMPIRAN 2 DAFTAR RESPONDEN AUDITOR SEKTOR PUBLIK

(PEMERINTAH)

LAMPIRAN 3 HASIL ANALISIS AUDITOR SEKTOR PUBLIK

(9)

RINGKASAN HASIL PENELITIAN HIBAH PASCA TAHUN KE-1

PENGEMBANGAN DAN IMPLEMENTASI MODEL DISKRIMINASI UPAH PADA AUDITOR PEMERINTAH DAN AUDITOR PERUSAHAAN

DI INDONESIA

Oleh : Rina Trisnawati, Wahyuddin, Wiyadi

Partisipasi auditor wanita di pasar tenaga kerja menunjukkan jumlah yang

terus meningkat. Penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa terdapat perbedaan

upah antara auditor laki-laki dan auditor wanita. Dalam banyak kasus, auditor

wanita menerima upah lebih rendah dibandingkan dengan auditor laki-laki.

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor penentu tingkat dan

perbedaan upah gender pada auditor pemerintah dan perusahaan. Disamping itu

juga menganalisis wujud diskriminasi upah pada kedua kelompok sampel

tersebut. Analisis yang digunakan adalah Oaxaca-Wage Decomposition Model

untuk menganalisis tingkat upah dan perbedaan upah auditor.

Sampel penelitian ini adalah 125 auditor pemerintah dan 58 auditor

internal yang dipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Dari jumlah tersebut

terdiri dari 69 auditor laki-laki dan 36 auditor wanita di sektor publik (auditor

pemerintah) dan 33 auditor laki-laki dan 25 auditor wanita pada sektor privat

(auditor perusahaan). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik

snowballing disebabkan tidak adanya informasi secara tepat jumlah auditor pemerintah dan perusahaan. Penggunaan teknik ini memungkinkan untuk

menaikkan response rate dari questioner yang dibagikan. Penelitian dilakukan di

wilayah Jawa tengah dan Jogyakarta, Indonesia.

Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan upah diantara

auditor laki-laki dan auditor wanita baik di sector public maupun sektor privat.

Auditor laki-laki menerima upah lebih tinggi dibandingkan auditor wanita di

kedua sektor tersebut. Karakteristik auditor, umur, pangkat dan pengalaman

berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat upah pada auditor sektor publik

(10)

privat. Diskriminasi wujud dalam pekerjaan ini dan merupakan faktor yang

penting dalam menentukan perbedaan upah auditor. Di sektor privat, wujud

diskriminasi sebesar 0.105153 atau 31.84% dan di sektor publik sebesar

0.0020678 atau 8.3% dalam menentukan perbedaan upah. Untuk mengurangi

perbedaan upah ini, perusahaan sebaiknya memberikan pekerjaan yang adil dan

memberikan sistem reward maupun lingkunga kerja yang kondusif bagi auditor.

Bagi pemerintah hendaknya membuat kebijakan yang memihak tenaga kerja

wanita sehingga dapat mendorong pekerja professional wanita untuk

berpartisipasi dalam pembangunan. Riset mendatang perlu mengembangkan

berbagai model diskriminasi upah sehingga dapat ditentukan model yang terbaik

dalam mengukur diskriminasi upah pada pekerja auditor di Indonesia. Model

diskriminasi upah ini diharapkan dapat diterapkan pada jenis pekerjaan

profesional lainnya di Indonesia.

Kata kunci: auditor pemerintah, auditor perusahaan, diskriminasi upah, analisis

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Setiap perbedaan mengandung unsur diskriminasi. Diskriminasi selalu

terjadi dalam kelompok yang berbeda misalnya dari jenis kelamin yang dikenal

sebagai diskriminasi gender, dari segi warna kulit, agama, lokasi maupun profesi.

Di pasar tenaga kerja, diskriminasi terjadi disebabkan oleh perbedaan upah yang

terjadi ketika suatu kelompok pekerja dibayar lebih rendah dibandingkan

kelompok lain pada pekerjaan yang sama dan perbedaan upah tersebut tidak

ditentukan oleh perbedaan produktivitas. Diskriminasi ini dikenal dengan

diskriminasi upah (wages discrimination) (Campbell et al, 2004).

Teori diskriminasi pertama kali dimunculkan oleh Gary Becker tahun

1957. Berdasarkan pendekatan neoklasik, diskriminasi upah terjadi ketika pekerja

memiliki produktivitas yang sama tetapi dibayar dengan upah yang berbeda.

Untuk menganalisis diskriminasi di pasar tenaga kerja, Becker (1964)

menggunakan asumsi bahwa diskriminasi disebabkan sikap atau persepsi majikan

yang cenderung mendiskriminasi kelompok tertentu, persepsi dari pengguna

(customer) maupun persepsi dari pekerja itu sendiri.

Penelitian mengenai diskriminasi upah pada pekerja profesional di

Indonesia, dengan subyek penelitian auditor telah dilakukan oleh Trisnawati

(2005, 2006, 2007). Auditor yang diteliti pada penelitian tersebut adalah auditor

yang merupakan auditor yunior (staff) dan auditor senior (supervisor) yang

bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Jogyakarta. Dipilihnya

profesi ini karena isu mengenai auditor wanita yang berprofesi sebagai auditor

sebenarnya tidak lepas dari masalah bias gender. Bias gender terjadi sebagai

konsekwensi bahwa profesi auditor merupakan male-stereotype proffesion (Eric et

(12)

ini. Analisis yang digunakan adalah basic model diskriminasi upah yaitu

Oaxaca-wages decomposition model. Selanjutnya basic model ini dikembangkan dengan

beberapa teknik decomposition yaitu model Oaxaca 1, Oaxaca 2, Reimers, Cotton

dan Neumark dan ternyata menunjukkan hasil yang konsisten bahwa diskriminasi

merupakan faktor penting yang menyebabkan perbedaan upah pada profesi ini.

Temuan penelitian konsisten dengan kasus profesi auditor di England (Rhoda,

1998), di Australia (Wilson, 2003), di New Zealand (Abu Helewa, 2005), dan

Canada (Flo Hamrick, 2007)

Temuan lain dari penelitian Trisnawati (2003, 2005, 2006) terkait denngan

diskriminasi pada profesi auditor adalah wanita diperlakukan berbeda di pasar

tenaga kerja dalam hal perbedaan upah, perbedaan kenaikan karir, perbedaan jenis

pekerjaan, perbedaan status pekerja, perbedaan penerimaan oleh rekan sekerja

dan supervisor, dan perbedaan perlakuan. Hasil penelitian inipun mendukung dari

hasil penelitian sebelumnya (Pasey 1995; Sorensen 1993; Eric 1998; Sicilian &

Grosberg 2001; Rhoda 1998; Laksmi 1999; Flo Hamrick 2007).

Subyek penelitian yang dilakukan oleh peneliti (Trisnawati, 2005, 2006,

2007), sebelumnya hanya mengkaji auditor yang bekerja di KAP. Analisis

diskriminasi upah perlu dilakukan dengan subyek auditor yang bekerja di sektor

swasta (auditor internal/ auditor perusahaan) dan auditor yang bekerja di sektor

publik (auditor pemerintah) sebagai kasus untuk pekerja profesional di ranah

publik dan privat Indonesia. Diharapkan hasil temuan ini konsisten dengan

temuan peneliti sebelumnya di berbagai negara.

Penelitian mengenai perbedaan upah pada pekerja di sektor publik dan

sektor swasta/ privat telah dilakukan oleh banyak peneliti berbagai negara. Pekerja

(13)

Greece (Evangelia Papapetrou., 2006), di Australia (Borland, et.al.1998).

Kebanyakan peneliti menganalisis perbedaan upah dari perspektif teori modal

manusia dan teori diskriminasi.

Penelitian ini melanjutkan dari penelitian Trisnawati (2005, 2006, 2007)

dengan menggunakan subyek kajian auditor di ranah yang berbeda yaitu auditor

pemerintah (sektor publik) dan auditor perusahaan (sektor privat). Responden

penelitian ini adalah auditor laki-laki maupun auditor wanita yang bekerja di

sektor publik (BPKP, BPKD dan BAWASDA) dan auditor di sektor swasta/

auditor internal yang bekerja di perusahaan di Indonesia. Tahun pertama,

Peneliti melakukan survey secara langsung untuk auditor yang bekerja di wilayah

Jawa Tengah dan Jogyakarta.. Disebabkan tidak adanya informasi mengenai

jumlah auditor secara akurat baik untuk auditor internal maupun eksternal maka

dalam penelitian ini, peneliti melakukan teknik snowballing dengan menyebarkan

questioner sebanyak 300 questioner kepada responden Pada tahun pertama ini,

penelitian difokuskan pada penggunaan Oaxaca-wages decomposition model

(basic model) untuk menentukan adanya diskriminasi upah pada auditor yang

bekerja di sektor publik (auditor pemerintah) dan di sektor swasta (auditor intern).

B. PERUMUSAN MASALAH

Isu mengenai auditor wanita yang berprofesi sebagai auditor sebenarnya

tidak lepas dari masalah bias gender. Bias gender terjadi sebagai konsekwensi

bahwa profesi auditor merupakan male-stereotype proffesion (Eric et al,

1998).Berdasarkan data ILO tahun 2006, jumlah auditor di Indonesia adalah

24,475 orang dan 31 persen diantaranya adalah auditor wanita. Hal ini

menunjukkan bahwa pekerjaan auditor juga banyak dilakukan oleh wanita

meskipun pekerjaan ini dianggap sebagai pekerjaan male occupation.

Kondisi profesi auditor di Indonesia juga tidak terlepas dari bentuk

diskriminasi. Trisnawati (2003, 2006) menemukan bahwa auditor wanita

diperlakukan berbeda di pasar tenaga kerja dalam hal perbedaan upah, perbedaan

(14)

perbedaan komitmen terhadap organisasi. Kajian mengenai auditor ini penting

dilakukan karena keterlibatan auditor wanita dalam ranah publik semakin

meningkat, tetapi upah yang diterima lebih rendah. Hasil penelitian sebelumnya

(Hoffman 2001; Johnson & Sandura 1994; Rhoda 1998; Smith & Ward 1994;

Stedham &Yamamuna 2006; Wright & Whiting 2001) menunjukkan bahwa

pekerja profesional wanita di bidang auditor, teknologi informasi, teknik arsitektur

dan kedokteran menerima upah lebih rendah dibandingkan pekerja laki-laki. Hasil

penelitian Trisnawati (2006,2007) juga menunjukkan bahwa rata-rata upah auditor

wanita adalah Rp 850.000 sedangkan auditor laki-laki 1.200.000.

Penelitian mengenai perbedaan upah pada pekerja di sektor publik dan

sektor swasta/ privat telah dilakukan oleh banyak peneliti berbagai negara. Di

Irlandia (Philip J. et.al, 2008), di Jerman (Melly, 2005), di India (Elena Glinskaya

dan Michael Lokshin, 2007), di Canada (Mueller, 1998), di Zambia (Nielsen dan

Rosholm, 2001), di Greece (Evangelia Papapetrou., 2006), di Australia (Borland,

et al.1998) menemukan bahwa pekerja di sektor publik menerima upah lebih

tinggi dibandingkan pekerja di sektor privat. Berdasarkan isu diatas maka masalah

penelitian ini adalah :

Bagaimanakah model Oaxaca-wages decomposition (basic model) digunakan

untuk menentukan diskriminasi upah pada auditor yang bekerja di sektor

publik dan sektor swasta? Secara lebih spesifik, Permasalahan ini diperinci

sebagai berikut:

1. Apakah faktor-faktor penentu tingkat upah pada profesi auditor di sektor

publik (auditor pemerintah)?

2. Apakah faktor-faktor penentu tingkat upah pada profesi auditor di sektor

(15)

maupun sektor privat dan dapat ditentukan terjadinya diskriminasi upah pada

kedua sektor tersebut dengan menganalisis faktor-faktor penentu perbedaan upah

menggunakan Oaxaca wages decomposition model

C. SISTEMATIKA PENELITIAN

Penulisan laporan penelitian ini terdiri dari 7 bab. Bab 1 berisi tentang

latar belakang masalah yang mencakup pentingnya penelitian ini dilakukan, posisi

penelitian dalam kerangka penelitian lanjutan, perumusan masalah dan hasil yang

diharapkan dari penelitian tahun pertama ini. Selanjutnya pada bab 2 akan

dijelaskan mengenai tujuan penelitian dan manfaat penelitian

Pada bab 3 berisi mengenai teori yang digunakan sebagai dasar kerangka

penelitian meliputi teori modal manusia dan teori diskriminasi, selain itu juga

dikupas mengenai hasil penelitian empiris dari penelitian-penelitian terdahulu

berkait dengan penelitian diskriminasi upah. Pada bab ini juga dijelaskan

mengenai rangka konseptual penelitian untuk memudahkan dalam memahami

rencana penelitian yang akan dilakukan.

Bab 4 menjelaskan mengenai metode penelitian yang dilakukan. Pada bab

ini akan dijelaskan mengenai populasi penelitian, pemilihan sampel, jenis data dan

teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengukuran dan definisi dan

operasional variabel dan teknik-teknik analisis statistik untuk penelitian ini.

Bab 5 menjelaskan hasil analisis dan pembahasan penelitian tentang faktor

penentu tingkat upah gender dan perbedaan upah gender. Hal-hal yang dijelaskan

meliputi hasil pengujian faktor penentu tingkat upah gender dan hasil pengujian

faktor penentu perbedaan upah gender pada profesi auditor di sektor privat dan

sektor publik. Pada bab ini akan dijelaskan pula mengenai hasil kerja lapangan,

pembahasan mengenai hasil analisis data yang meliputi analisis regresi berganda

dan Oaxaca wages decomposition model.

Bab 6 menjelaskan mengenai kesimpulan penelitian dan saran-saran yang

(16)

itu juga dikemukakan keterbatasan penelitian ini dan saran untuk

penelitian-penelitian yang akan datang.

Bab 7 akan menjelaskan rencana penelitian untuk tahun kedua berdasarkan

temuan-temuan penelitian di tahun pertama ini. Dalam bab ini juga dijelaskan

rencana analisis yang dilakukan dan jadwal kerja yang digunakan sebagai acuan

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Axel Heitmueller, 2006, Public-sector pay differentials in a devolved Scotland, Journal of

Applied Economics; Nov 9, 2; ABI/INFORM Global pg. 295

Blaise Melly, 2005, Public-private sector wage differentials in Germany:Evidence from quantile regression, Empirical Economics 30:505–520

Blau, D.M., 2006. Self-employment, earnings, and mobility in peninsular Malaysia.

World Development, 14: 839–852.

Becker, G. 1957. The Economics of Discrimination. University of Chichago Press, Chichago. Illinois.

Becker, G. 1964. Human Capital. National Bureau of Economics Research. New York.

Biro Pusat Statistik Propinsi Jawa Tengah. 2007. Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan Jawa Tengah

Buncha Kaipanlert and Brian H Kleiner, 1999, Discrimination in the public sector, Equal

Opportunities International; 1999; 18, 5/6; ABI/INFORM Global pg. 74

Campbell, R., Connel, Mc., Stanley, L.B. & David, A.M. 2004. Contemporary of

Labour Economics. Sixth ed. Mc. Graw-Hill. Irwin. Florida state.

Coppin, A.,1996 "Male and Female Earnings in the Caribbean Economy of Barbados: A Human Capital Perspective," Review of Black Political Economy, Vol. 25, No. 2 (Fall), pp. 61-75.

Coppin, A., and R. Olsen, 1998, "Earnings and Ethnicity in Trinidad & Tobago," Journal of Development Studies, Vol. 34 (February), 116-134.

Currivan, D.B. 2000. The causal order of job satisfaction and organizational commitment in models of employee turnover. Human Resources Management Review.

Vol.9(4):495-524.

Drahomira, F. 2002. Analysis of differences in the wages of men and women proposal of a model procedure for determining the proportion of discrimination. ILO

publication. http:/www.ILO.org (22 April 2004)

Elena Glinskaya, Michael Lokshin, 2007, Wage differentials between the public and private sectors in India, . Journal of International Development. Chichester: Vol. 19, Iss. 3; pg. 333

Eric, J.J. 1998. Perceived of effects of gender, family structure and physical appearance on career progression in public accounting. Accounting,

(18)

Evangelia & Papatreuo, 2006, The Public-Private Sector Pay Differential in Greece Public Finance Review. Thousand Oaks: Vol. 34, Iss. 4; pg. 450

Gaertner, S. 2000. Structural determinants of job satisfaction and organizational commitment in turnover models. Human Resources Management Review, Vol.9(4):479-493.

Gibb, J. 2000. Study claims work discrimination found. Otago Daily Times. October

Graham,W.J. & Smith, S.A. 2004. Gender differences in employment and earnings in science and engineering in US. Economics of Education Review, October:1-14.

Hamrick, F. 2007. Career women and discrimination. Paper presented on Fouth Annual

Women and Works Conference. Arlington.Texas.

Hoffman, E.P. 2001. Essay on the economist discrimination. Journal of Labor

Economics, 33(4):236-249.

Igbaria, M. & Chindambaran, L. 1997. The impact of gender on career success of information system professionals: A human capital perspective. Information

Technology and People, Vol. 10:63-86.

Ismail, Rahmah & Zulridah Mohd.Noor. 2003. Gender wages differentials in the Malaysian manufacturing sector. Proceeding National Conference Management Science and Operating Research. Kuala Lumpur.

Ismail, Rahmah. 2001. Penentu perbezaan pendapatan buruh mengikut kemahiran dalam industri pembuatan di Malaysia. Analisis 8 (1&2):129-152.

Jeff Borland, Joe Hirschberg, and Jenny lye, 1998, Earning of public sector and private sector employees in Australia: Is there difference? Economic Record; 74, 224; ABI/INFORM Global pg. 36

Laksmi & Nur Indriantoro. 1999. Persepsi akuntan publik wanita dan akuntan publik laki-laki terhadap isu-isu yang berkaitan dengan akuntan publik wanita.

Simposium Nasional Akuntansi. Malang, Jawa Timur, 74: 855-868.

(19)

Neumark, D. 2004. Sex Differences in Labor Markets. London:Routledge

Oaxaca, R.L. & Ransom, M.R. 1973. Male–female wage differentials in urban labour markets. International s Economic Review, 14: 693–709.

Oaxaca, R.L. & Ransom, M.R. 1994. On discrimination and the decomposition of wage differentials. Journal of Econometrics, 61: 5–21.

Orhan Kara, 2006, Occupational gender wage discrimination in Turkey, Journal of Economic Studies Vol. 33 No. 2, pp. 130-143

Okpara, J. 2006. Gender and the relationship between perceived fairness in pay, promotion, and job satisfaction in sub-Saharan African Economy. Women in

Management Review. Vol.21(3): 224-240.

Pasey, C. 1995. Career development on female chartered accountants in Scotland : Marginalization and segregation. International Journal of Career Management. Vol 7.

Philip J O'Connell and Helen Russell, 2006, Does it pay go public? Public-private wages differentials among recent, Quarterly Economic Commentary; Autumn; ABI/INFORM Global pg. 64

Pilsburry, L.C. & Clampa, A. 1999. A syntesis of research study regarding the upward mobility of woman in public accountants. Journal of Organizational

Behaviour, Vol. 3: 24-31.

Reimers, C.W.1983. Labor market discrimination against Hispanic and black men.

The Review of Economics and Statistics, 65: 570–579.

Rhoda, P.B. 1998. An application of human capital theory to salary differentials in the accounting profession. Women in Management Review, Vol.13(5). MCB University press.

Rita Mano-Negrin, 2004, Gender inequity and employment policy in the public sector

Administration & Society, vol 36, 4; ABI/INFORM Global pg. 454

Romer, P.M. 2000. Should the government subsidize supply or demand in the market scientists and engineers? NBER. Working paper No. 7723. http:/www. Emeraldinsight.com. (24 Pebruari 2004)

Schroeder, R. & Dole, C. 2001. The impact of various factors on the personality, job satisfaction and turnover intention of professional accountants. Managerial

Auditing Journal, Vol 16(4): 57-71.

Smith, P.C., Kendall, L.M. & Hullin, C.L. 1986. The Job Descriptive Index

(20)

Silber, J. & Weber, M. 1999. Labour market discrimination: Are there significant differences between the various decomposition procedures? Journal Applied

Economics, Vol. 31:351-369.

Trisnawati, Rina 2003. Perbedaan organizational experience dan pengaruhnya terhadap kinerja akuntan publik perempuan dan laki-laki di Jawa Tengah, Laporan penelitian Studi Kajian Wanita DP2M Dikti, Tidak dipublikasikan.

Trisnawati, Rina 2005. Perbedaan organizational experience dan pengaruhnya terhadap kinerja akuntan publik perempuan dan laki-laki di Jawa Tengah, (Differences of organizational experience and its impact on professional accountant performance). Proceedings, The International Conference on

Governance, Accountability and Taxation. Kuala Lumpur: Universiti Utara

Malaysia.

Trisnawati, Rina 2005, Diskriminasi pada profesi auditor dan pengaruhnya terhadap keberhasilan karir auditor, laporan penelitian PHK-A2 Akuntansi UMS, tidak dipublikasikan

Trisnawati, Rina 2006. Pengaruh penerimaan, perlakuan dan komitmen terhadap karir auditor. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 25 No 2 September

Trisnawati, Rina 2007, Analisis diskriminasi upah dari perspektif gender : Studi empiris auditor di Jawa Tengah dan Yogyakarta, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol 2 N0 6 September.

Trisnawati, Rina 2008, Pengembangan Model Diskriminasi Upah, Paper dipresentasikan dalam seminar hasil penelitian multi tahun, DP2M DITJEN DIKTI, Jakarta,

Trisnawati, Rina 2008. Model diskriminasi upah dan implikasinya terhadap keberhasilan karir auditor. (The wages dicrimination model and its implication to auditor`s career), Paper presented in the 2nd ACCOUNTING CONFERENCE AND 1ST DOCTORAL COLLOQUIUM FACULTY OF ECONOMICS UNIVERSITY OF INDONESIA, September 4-5th

Referensi

Dokumen terkait

EFFECTIVE LEAF AREA INDEX RETRIEVING FROM TERRESTRIAL POINT CLOUD DATA: COUPLING COMPUTATIONAL GEOMETRY APPLICATION AND GAUSSIANS. MIXTURE

Diskusi : Tanda intravital tersebut ditemukan hampir pada seluruh kasus korban mati tenggelam yang di periksa oleh Bagian Departemen Kedokteran Forensik FK USU RSUP H.. Adam

Landasan psikologis memberikan informasi tentang proses perkembangan dan belajar siswa yang bersumber dari psikologi, sehingga dijadikan sebagai titik tolak

Reaksi kelompok tani yang tertarik untuk memanfaatkan media televisi sebagai sumber informasi pertanian signifikan dengan persepsi Kelompok tani yang positif

H.E., D.E.A., memaparkan fenomena tanah longsor dari sudut pandang geo-teknik yang menyatakan bahwa peristiwa tanah longsor atau dikenal sebagai gerakan massa tanah, batuan atau

[r]

PENGARUH PEMBELAJARAN PERSONAL HYGIENE TERHADAP PEMAHAMAN SISWA DALAM PROSES PRAKTIKUM SISWA SMK. JURUSAN

Data citra satelit yang ada tidak bisa langsung digunakan sebagai data dasar pemetaan dikarenakan citra tersebut masih dipengaruhi distorsi geometrik atau pergeseran