• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKP : Proses Penyutingan Film PT. Scorpion Delta Film.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LKP : Proses Penyutingan Film PT. Scorpion Delta Film."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

ANGGA D FIRMANSYAH NIM. 08.51016.0076

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA

(2)

ii

Film merupakan salah satu media komunikasi modern yang efektif untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi sikap, pola pikir dan membuka wawasan bagi penontonnya.

Pekerjaan dalam pembuatan film, tersusun dalam berbagai bidang salah satunya juru kamera atau jurkam. Juru kamera ialah seseorang yang mengoperasikan kamera film atau video untuk merekam gambar di film, video, atau media penyimpanan komputer.

(3)
(4)

vi

3.1 Pengertian Juru Kamera ... 12

3.2 Pekerjaan Juru Kamera ... 14

BAB IV KERJA PRAKTEK DAN IMPLEMENTASI KARYA ... 16

4.1 Pembuatan Film... 16

4.1.1 Pengambilan Gambar ... 16

BAB V PENUTUP ... 21

5.1 Kesimpulan ... 21

5.2 Saran-saran ... 21 DAFTAR PUSTAKA

(5)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan ... 9

Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT. Scorpion Delta Film ... 10

Gambar 2.3 Struktur Perusahaan ... 11

Gambar 4.1 Shoot Scene 1 ... 16

Gambar 4.2 Shoot Medium Close-up ... 17

Gambar 4.3 Shoot lokasi ... 18

Gambar 4.4 Shoot Indoor ... 19

Gambar 4.5 Shoot Outdoor ... 19

(6)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-orang kreatif yang ikut membangun negeri kita secara moril baik positif maupun negatif. Kebebasan berekspresi di negeri ini mendukung produksi-produksi film di Indonesia sehingga meningkat secara pesat. Teknologi juga salah satu hal yang ikut mendorong industri kreatif Indonesia memproduksi film-film untuk menjadi sumber pemasukan mereka. Perfilman Indonesia pun tak kalah mendapat perhatian dari perfilman seluruh dunia. Rumah produksi tersebar bukan hanya di kota besar saja, tapi juga di kota-kota kecil di seluruh pelosok negeri ini.

Film merupakan salah satu media komunikasi modern yang efektif untuk menghibur sekaligus menyampaikan pesan yang dapat mempengaruhi sikap, pola pikir dan membuka wawasan bagi penontonnya. Dalam perkembangan media, audio visual bisa dikatakan sangat ampuh menyampaikan suatu pesan terhadap khalayak banyak dari pada media-media lain. Komunikasi yang efektif sangat diperlukan dalam penyampaian pesan. Salah satu media audio visual yaitu film.

(7)

berbagai teknologi fotografi dan rekaman suara. Film merupakan media komunikasi, bukan hanya untuk hiburan tetapi juga untuk pendidikan dan penerangan. Film memiliki kebebasan dalam menyampaikan sebuah pesan atau informasi. Sebagai objek seni, film dalam prosesnya berkembang menjadi salah satu bagian dari kehidupan social, yang tentunya memiliki pengaruh yang signifikan pada masyarakat sebagai penonton. Baik buruknya sebuah film adalah subjektif. Bagi para sineas dan film maker diharapkan memahami konsumsi yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat memiliki hak untuk menentukan film itu baik atau buruk, senang atau tidak senang. Para pekerja media pada hakikatnya adalah mengkontruksi realitas. Isi media adalah hasil para pekerja media mengkontruksi berbagai realitas yang dipilihnya. Sejauh ini pendekatan analisis kepada studi film dianggap sebagai pendekatan yang memadai. Upaya itu akan memberi pengertian yang akan memperdalam apresiasi kita. Jika kita semakin bisa menyerap dan melihat lebih mendalam kepada sebuah film, tingkat-tingkat baru pengalaman emosional akan muncul.

(8)

Pekerjaan dalam pembuatan film, tersusun dalam berbagai bidang salah satunya juru kamera atau jurkam. Juru kamera ialah seseorang yang mengoperasikan kamera film atau video untuk merekam gambar di film, video, atau media penyimpanan komputer. JurKam yang bertugas dalam kapasitas di proses pembuatan film bisa disebut sebagai operator kamera, kameramen, juru kamera televisi, juru kamera video, atau videografer, bergantung pada konteks dan teknologi yang digunakan.

JurKam bertanggung jawab untuk mengoperasikan kamera secara fisik dan memelihara komposisi seluruh adegan atau bidikan yang dimaksud. Dalam pembuatan film naratif, JurKam akan bekerja sama dengan sutradara, penata fotografi, aktor dan kru untuk membuat keputusan teknis dan kreatif. Dalam susunan ini, seorang JurKam adalah bagian dari kru kamera yang terdiri atas penata fotografi dan 1 asisten kamera atau lebih.

Dalam pembuatan film dokumenter dan berita, JurKam sering dipanggil untuk memfilmkan peristiwa tak terekam ataupun tercatat. JurKam itu bisa bekerja sama dengan sutradara atau produser, bisa juga tidak.

(9)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapat dijabarkan sebuah rumusan masalah “Bagaimana proses penyutingan film atau juru kamera dalam pembuatan film lebih mudah mengambil gambar dengan baik dan benar?”

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pembuatan film ini sebatas: Proses penyutingan dalam pembuatan sebuah film dapat lebih mudah mengambil gambar dengan baik dan benar.

1.4 Tujuan

Tujuan proses penyutingan atau juru kamera agar bisa mengambil gambar yang baik dan benar sesuai dengan arahan sang sutradara atau orang yang membuat film tersebut.

1.5 Kontribusi

(10)

1.6 Metode Penelitian

Metode penelitian dalam penyutingan pembuatan film ini yaitu proses analisis untuk mendapatkan beberapa shoot yang akan di gunakan untuk membuat sebuah film. Berikut adalah langkah yang dilakukan penulis dalam proses pembuatan film tersebut, diantaranya:

1. Planning / perencanaan, untuk menghasilkan sebuah gambar yang berkualitas perlu dilakukan perencanaan yang matang dengan melakukan pengambilam gambar yang banyak sesuai dengan scenario sehingga dapat mempermudah untuk menjadi sebuah film.

2. Editing , tujuan dari editing ini adalah untuk menentukan gambar mana yang bagus untuk dijadikan sebuah film.

1.7 Sistematika Penulisan

Laporan kerja praktek ini terdiri dari beberapa bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang kegiatan, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, kontribusi, dan sistematika penulisan.

BAB 2 PROFIL PERUSAHAAN

(11)

BAB 3 LANDASAN TEORI

Dalam bab ini membahas berbagai macam tugas seorang juru kamera dan kewajiban juru kamera dalam pengambilan gambar yang sesuai dengan arahan sutradara.diuraikan tentang sejarah singkat perusahaan, domisili perusahaan, Visi-Misi, tujuan, dan struktur organisasi perusahaan.

BAB 4 METODE KERJA PRAKTEK DAN IMPLEMENTASI KARYA Dalam bab ini menjelaskan metode-metode kerja selama pembuatan film yang nantinya berguna bagi para mayarakat dan perusahaan.

BAB 5 PENUTUP

(12)

7

PROFIL PERUSAHAAN / INSTANSI

2.1 Sejarah berdirinya dan Profil PT. Scorpion Delta Film

PT. Scorpion Delta Film didirakan oleh Bapak J.S Krisna pada tahun 2003 di Kota Sidoarjo, PT. Scorpion Delta Film adalah Production home yang bergerak di bidang perfilman. Perusahhan ini dikenal menghasilkan film-film yang berkualitas. Pada awal berdirinya Bapak J.S Krisna sendiri yang merangkap sebagai konseptor, penanggung jawab, sekaligus pimpinan perusahaan tersebut. Bapak J.S Krisna membawahi kru yang berjumlah enam orang. Melihat prestasi PT. Scorpion Delta Film yang bagus, banyak stasiun televisi lokal yang memesan film kepada PT. Scorpion Delta Film.

(13)

Di bulan Juni 2007, PT. Scorpion Delta Film mengalami masalah finansial yang cukup serius, imbasnya Film yang diproduksi menjadi lebih sedikit dan sering terjadi keterlambatan tanggal tayang dari yang sudah ditentukan oleh stasiun-stasiun televisi. Akan tetapi Bapak J.S Krisna tetap berusaha mempertahankan perusahaan yang telah didirikanya tersebut. Setelah berusaha meyakinkan kembali stasiun-stasiun televise selaku pelanggan, Bapak J.S Krisna melakukan perombakan di tubuh PT. Scorpion Delta Film.

Dengan beberapa pertimbangan, akhirnya Bapak J.S Krisna mengajukan dana kredit ke beberapa bank, serta memutuskan memindahkan kantornya lagi ke daerah Pagerwojo Sidoarjo, hal itu dimaksutkan agar terjadi efisiensi dalam hal pengeluaran perusahaan. Setelah melalui masa-masa yang sulit, perlahan-lahan perusahaan dapat bangkit kembali, serta kredit-kredit dari berbagai bank dapat dilunasi dengan baik.

(14)

Di bawah bendera Dharmo Balon Group, Sebagai anak perusahaan dari National Geograpic yang bergerak di bidang perfileman serta perkebunan. Format film yang ditayangkan menjadi lebih kaya, tidak hanya memproduksi film-film drama lagi akan tetapi juga berhasil memproduksi film kartun anak-anak, film komedi, film edukasi.

Karena prestasi PT. Scorpion Delta Film yang semakin bagus serta untuk menghindari terjadinya masalah lagi, maka pada bulan April 2009 PT. Scorpion Delta Film mendirikan cabang di daerah Sukodono Sidoarjo. Sebagai kepala cabang maka ditunjuk Haning Bramanto sebagai pimpinan cabang PT. Scorpion Delta Film yang berada di daerah Sukodono Sidorajo, sehingga pembagian kerja dapat dialkukan lebih teratur, serta untuk memenuhi target deadline tanggal tayang dari perusahaan-perusahaan televisi dapat dipenuhi secara maksimal.

(15)

2.2 Visi

Memproduksi film yang berkualitas untuk para penikmat film di Indonesia dan menjadi rumah yang nyaman untuk berkumpul dan menggali informasi seputar dunia perfilman.

2.3 Misi

Memproduksi film yang berbobot baik secara tema maupun cerita, serta mampu bersaing dengan film-film dalam maupun Luar Negeri.

2.4 Lokasi Perusahaan / Instansi

PT. Scorpion Delta Film terletak di Jl. Kebon Agung 45 Sidoarjo Indonesia. Telepon : (031) 8288888, e-mail : Scorpiondeltafilm@yahoo.com

(16)

2.5 Logo Perusahaan

Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT. Scorpion Delta Film

2.6 Struktur Organisasi

(17)

12

3.1 Pengertian Juru Kamera

Juru kamera secara teknis melakukan perekaman visual dengan kamera mekanik ataupun elektronik dalam produksi film di bawah arahan pengarah fotografi dan bertanggung jawab kepadanya. Sutradara juga bekerja sama dekat dengan operator kamera untuk memastikan bahwa pandangan sutradara ditangkap oleh film sebagaimana yang diinginkan. Operator kamera adalah kru dari yang terpilih dalam produksi film yang secara langsung bertanggung jawab dari apa yang terlihat di layar.

Tanggung jawab juru kamera adalah menjalankan kamera dan menghentikannya sesuai petunjuk/isyarat dari sutradara. Mengoperasikan kamera sesuai mood cerita dan efisien selama produksi dan menjaga komposisi frame yang pantas. Dalam produksi menggunakan video, juru kamera menggunakan headset yang dihubungkan dengan sutradara. Juru kamera bertanggung jawab kepada pengarah fotografi atas panning dan tilting dari kamera dan menjaga shot frame serta komposisi yang sudah diisyaratkan oleh pengarah forografi dan mempunyai kekuasaan untuk membatalkan shot karena kesalahan gerak kamera, fokus, komposisi, atau berbagai gangguan yang tidak diinginkan dalam frame oleh orang, benda dan lainnya.

(18)

berhubungan dengan sinematografi dengan bantuan beberapa orang asisten. Biasanya memerlukan seorang operator kamera untuk melakukan pembingkaian gambar, karena pengarah fotografi berkonsentrasi penuh terhadap penataan cahaya. Ia menginstruksikan operator kamera tentang penggunaan lensa dan filter yang dibutuhkan, serta gerak kamera yang berhubungan dengan penggunaan alat bantu lainnya, seperti crane.

Berikut ini beberapa tugas dan kewajiban sebagai juru kamera (operator kamera) media yaitu :

Tahap Persiapan Produksi :

1. Menganalisa mood dari skenario dan konsep sutradara. Dengan melakukan pengarahan, melakukan persiapan dan pemeliharaan peralatan kamera serta sarana penunjangnya.

2. Melakukan uji coba secara teknis atas peralatan dan bahan baku yang akan dipergunakan dalam produksi.

3. Melakukan koordinasi dengan key grip sehingga secara teknis dan efisien mampu melaksanakan konsep visual dan gerakannya.

Tahap Produksi :

1. Melakukan perekaman visual secara teknis sesuai arahan pengarah fotografi, baik dalam hal komposisi, sudut pengambilan, gerak kamera dengan segala perubahannya.

2. Mengkoordinasikan awak/kru kamera dalam melaksanakan tugasnya.

(19)

Hak-Hak Juru Kamera :

1. Memberikan usulan yang bersifat teknis agar tercapai hasil rekaman yang baik.

2. Meminta pengambilan ulang bila secara teknis hasil rekaman sebelumnya kurang baik.

3. Operator kamera berhak untuk mengingatkan setelah pengambilan gambar, seperti menegur pengatur boom atau microphone apabila masuk ke dalam shot, refleksi equipment atau kru pada kaca, fokus yang tidak tajam atau kesalahan fokus lainnya, flare pada lensa, gerak kamera yang kurang halus atau kurang baik, dan hal-hal lain yang dapat mengurangi keindahan shot yang diinginkan. Pada produksi film yang memiliki bujet besar, operator kamera dapat melaporkan segala hal yang menjadi kekurangan setelah selesai melakukan pengambilan gambar.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa juru kamera adalah seseorang yang bertugas mengambil gambar atau shot yang baik dan benar sesuai yang di inginkan oleh sutradara yang membuat film tersebut.

3.2 Pekerjaan Juru Kamera

(20)

warna yang sesuai dengan warna aslinya (alam) dan ia harus mendapatkan gambar (foto) yang terbaik.

Seorang juru kamera tidak hanya dituntut untuk dapat mengambil gambar dengan baik, tetapi ia juga harus memahami gambaran apa saja yang diperlukan untuk sebuah proses pembuatan film. Seorang juru kamera kemampuan terbatas baru untuk mengoperasikan kamera saja belum dapat dikategorikan sebagai juru kamera perfilman. Siapapun dapat menggunakan kamera, namun tidak semua orang bisa menjadi juru kamera yang baik tanpa terlebih dahulu mempelajari dasar teorinya.

Juru kamera harus memiliki pengetahuan teknik untuk mengambil gambar agar terlihat bagus. Setiap gambar harus memberikan pesan yang jelas dan jangan biarkan penonton untuk bertanya-tanya apa maksud dari sebuah gambar yang ditampilkan.

(21)

16

Pada Bab IV ini di jelaskan mengenai proses shooting film di Scorpion Delta Film selama melaksanakan kerja praktek di tempat tersebut.

4.1Pembuatan Film

Salah satu hasil pembuatan karya film di Scorpion delta film pada saat melaksanakan kerja praktek, dapat dilihat dibawah ini :

4.1.1 Proses Pengambilan Gambar

Sebagai seorang kameramen kita harus mengerti benar akan kondisi kamera, seorang kameramen harus terlebih dulu mengecek kamera sebelum mengambil gambar.

Sebelum mengambil gambar, seorang kameramen harus mempersiapkan apapun yang dibutuhkan dalam proses pembuatan film seperti tripod, lensa tambahan dan lain-lain.

(22)

Pada Gambar 4.1 kameramen mengambil gambar sesuai arahan sutradara menurut konsep yang telah dibuat. Dalam pengambilan gambar seorang kameramen harus mencari angle-angle yang pas agar menghasilkan gambar yang bagus.

Dalam pengambilan sebuah gambar yang baik dan benar, seorang kameramen di tuntut agar tetap tenang dalam membawa sebuah kamera. Karena ketika pada saat kameramen dalam membawa kamera tidak tenang kamera akan bergoyang dan pengambilan gambar akan terganggu, hasilnya tidak akan seperti yang di inginkan dan kameramen harus mengulangi masa pengambilan gambar tersebut.

Gambar 4.2 Shoot Medium Close-up

(23)

dengan kamera di arahkan ke kepala sampai dada , fungsinya untuk mempertegas profil seseorang sehingga pentonton terlihat jelas.

Adapun seorang kameramen harus menentukan cahaya yang tepat agar gambar yang di hasilkan tetap jelas, tergantung dari setiap scene atau adengan dalam film yang dilakukan. Misalnya kalau pengambilan gambar dilakukan di tempat tertutup atau indoor, kameramen membutuhkan sebuah lighting atau cahaya agar gambar terlihat terang dan jelas ketika di saksikan oleh penonton.

Gambar 4.3 Shoot Lokasi

(24)

Gambar 4.4 Shoot Indoor

Pada gambar 4.4 shooting scene atau adegan ini pengambilan gambar dilakukan di dalam rumah makan. Kameramen melakukan shooting dengan teknik kneel shoot atau pengambilan gambar dengan objek kepala sampai lutut. Pada scene ini kamera bergerak dari kanan ke kiri atau dari dalam menuju keluar mengikuti pemeran yang memiliki rumah makan tersebut.

(25)

Pada gambar 4.5 adengan ini menggunakan teknik full shot bisa disebut juga pengambilan gambar antara kepala hingga kaki. Di scene ini film bercerita tentang masa lalu pemilik rumah makan yang dahulu dia miskin dan sewaktu ketika sang pemilik rumah makan tersebut di usir oleh preman karena dianggap telah mencuri ikan di tambak orang tersebut.

Gambar 4.6 Moving Shoot

(26)

21 PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari kegiatan, Proses penyuntingan film ini,

diantaranya adalah :

1. Dalam mengambil sebuah gambar video film satu hal yang paling penting

adalah, mampu memberikan kualitas gambar yang baik dengan angle yang

tepat.

2. Memberikan suasana gambar yang tepat dalam film menjadi tampak realistis

atau mudah di mengerti masyarakat.

3. Pada contoh-contoh yang ditulis dapat mempermudah memahami meskipun

masyarakat awam sekalipun bisa mudah mengerti cara mengambil gambar

video dengan benar.

5.2 Saran-saran

Mengingat betapa besarnya manfaat dan pengalaman yang di peroleh selama

kegiatan pembuatan laporan dari proses pengumpulan data mengenai informasi

tentang Juru Kamera, memberikan beberapa saran diantaranya adalah:

1. Bisa Memberikan gambar film yang berkualitas .

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Nardlenk. (2011, Mei 16). Pengertian Media Cetak dan Jenisnya. Retrieved

oktober 4, 2012, From

http://nthrieeproduction.wordpress.com/pedoman-cara-shooting-video-berkualitas/

Bopf. (20011, Mei 18). Teknik pengambilan gambar. Retrieved Desember 12,

2012, From

Gambar

Gambar 2.2 Logo Perusahaan PT. Scorpion Delta Film .....................................
Gambar 2.1 Lokasi Perusahaan
Gambar 2.3 Struktur Organisasi PT. Scorpion Delta Film
gambar, karena pengarah fotografi berkonsentrasi penuh terhadap penataan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Spiritual yang dimaksud disini adalah remaja secara pribadi mampu mengaktulisasikan nilai-nilai Illahiah sebagai manifestasi dari aktifitas dalam kehidupan seahari-hari,

Tabel 5.8 Distribusi presentase responden berdasarkan tabulasi silang sebelum dan sesudah dilakukan senam diabetesmellitus di hari penelitian pada penelitian pengaruh senam

Dalam rangka menjamin pasien memperoleh pelayanan asuhan keperawatan berkualitas, maka perawat sebagai pemberi pelayanan harus bermutu, kompeten, etis

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam novel Surga Yang Tak Dirindukan karya Asma Nadia, didalamnya terkandung pesan moral yang

Komponen utama suatu trafo tegangan magnetik adalah: kumparan primer, kumparan sekunder, dan inti baja silikon. Ketiga komponen tersebut dicetak dalam isolasi padat

Sistem informasi membantu perawat mengerjakan berbagai tugas kaitannya dengan pengambilan keputusan dengan decision support sistem dss membantu membuat hubungan antara

Sisanya (88%) adalah pikiran bawah sadar (unconscious) yang masih dapat dimaksimalkan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik, menampilkan kemampuan terbaik setiap saat

Pada luka insisi operasi dilakukan infiltrasi anestesi local levobupivakain pada sekitar luka karena sekresi IL-10 akan tetap dipertahankan dibandingkan tanpa