• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK – PAIR – SHARE DI KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.A. 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK – PAIR – SHARE DI KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.A. 2015/2016."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Romaito Silalahi NIM. 4123111071

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

RIWAYAT HIDUP

Romaito Silalahi dilahirkan di Bandar Khalipah, pada tanggal 19 Agustus

1994. Ayah bernama Lintong Silalahi dan ibu bernama Tiorida Br Simbolon.

Merupakan anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2000, masuk SD Negeri

106162 Medan Estate dan pada tahun 2003 melanjut ke SD Negeri 106812 Bandar

Khalipah dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjut pendidikan

di SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009,

penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 18 Medan dan lulus pada tahun

2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di Program Studi Pendidikan Matematika,

Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

(4)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE THINK – PAIR – SHARE DI KELAS X SMA NEGERI 14 MEDAN T.A. 2015/2016

Romaito Silalahi (NIM. 4123111071)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share yang diterapkan pada subpokok bahasan jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.A 2015/2016. Subjek dalam penelitian ini adalah 34 siswa kelas X-8 SMA Negeri 14 Medan dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share pada subpokok bahasan jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang. Instrumen yang digunakan untuk memperoleh data adalah tes dan lembar observasi. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dalam 2 siklus, siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan dan siklus II terdiri dari 2 kali pertemuan. Kriteria keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika persentase ketuntasan klasikal  85% dan pengelolahan pembelajaran termasuk dalam kategori baik atau sangat baik. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa siswa mengalami peningkatan untuk setiap aspek kemampuan komunikasi matematis setelah siklus II dilaksanakan. Hasil analisis data pada siklus I setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share menunjukkan tingkat rata-rata kemampuan pada aspek menggambar sebesar 68,57 dengan kategori sedang, pada aspek menjelaskan sebesar 51,29 berada pada kategori sangat rendah dan pada aspek ekspresi matematika sebesar 63,05 dengan kategori rendah. Hasil analisis data akhir siklus II dengan pembelajaran yang sama diperoleh peningkatan, yaitu rata-rata kemampuan pada aspek menggambar 81,80 dengan kategori tinggi, pada aspek menjelaskan 65,53 dengan kategori sedang dan pada aspek ekspresi matematika sebesar 80,33 dengan kategori tinggi. Secara keseluruhan rata-rata kemampuan komunikasi matematis siswa pada siklus I sebesar 58,64 meningkat menjadi 76,63 pada siklus II. Persentase ketuntasan klasikal pada siklus I sebesar 47,06% meningkat pada siklus II menjadi 85,29%. Dari hasil observasi pengelolahan pembelajaran pada siklus I, diperoleh bahwa pengelolahan pembelajaran berada pada kategori baik (2,9) dan meningkat pada siklus II menjadi sangat baik (3,27). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa pada subpokok bahasan jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang di kelas X SMA Negeri 14 Medan Tahun Ajaran 2015/2016.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share di Kelas X SMA Negeri 14 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan

proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si., Bapak Dr.

Togi, M.Pd., dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku

Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan

ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh

Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

L. Silalahi dan Ibunda tercinta T. Br Simbolon yang selalu memberikan doa, kasih

(6)

menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini.Teristimewa juga kepada

kakak penulis Eva Cronica Sister, S.Pd dan Evi Natalia Silalahi, S.Pd, serta adik

penulis Luis Pernando Silalahi.

Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada SMA Negeri 14 Medan

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

terkhususnya buat Bapak Sofyan, S.Pd selaku kepala sekolah dan Ibu Enita

Herawati N, S.Pd selaku guru matematika.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan yang selalu memberikan motivasi bagi penulis, yaitu kelas DIK A

reguler stambuk 2012. Khususnya teman terbaikku San, Juju, Iin, Lelep, Pelo,

Ayuk, Chenly, Olip, Lisa, Novy, Irma, Icon, Khomo, Dedi ir, Anwar dan

teman-teman terbaik lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Satrina Tambunan, Am.Kep,

Indah Tobing, S.Km dan Vinka Lorenza yang selalu setia menemani dan memberi

semangat kepada penulis selama 7 tahun ini. Terima kasih juga kepada

teman-teman PPLT SMAN 1 Balige Tahun 2015, khususnya teman-teman terbaik Jumedi, S.Pd

Maria, S.Pd, Rowinda, Juliana, Juli, S.Pd, Sahman dan Ricky, S.Pd atas segala

doa dan motivasi yang selalu diberikan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

berkat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga

penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang

direncanakan.

Skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share di Kelas X SMA Negeri 14 Medan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada

Bapak Prof. Dr. Asmin, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan dan saran yang membangun sejak penyusunan

proposal, penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan

terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Ani Minarni, M.Si., Bapak Dr.

Togi, M.Pd., dan Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya

penyusunan skripsi ini. Terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. Edy

Surya, M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan saran dalam perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Syawal

Gultom, M.Pd selaku Rektor UNIMED, Bapak Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku

Dekan FMIPA, Bapak Dr. Edy Surya, M.Si, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si, dan

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D selaku ketua jurusan, sekertaris jurusan, dan

ketua program studi pendidikan matematika FMIPA UNIMED serta seluruh

Bapak, Ibu Dosen dan Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang

sudah membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda tercinta

L. Silalahi dan Ibunda tercinta T. Br Simbolon yang selalu memberikan doa, kasih

(8)

menjalani pendidikan hingga menyelesaikan skripsi ini.Teristimewa juga kepada

kakak penulis Eva Cronica Sister, S.Pd dan Evi Natalia Silalahi, S.Pd, serta adik

penulis Luis Pernando Silalahi.

Penulis juga mengucapkan terimah kasih kepada SMA Negeri 14 Medan

yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut

terkhususnya buat Bapak Sofyan, S.Pd selaku kepala sekolah dan Ibu Enita

Herawati N, S.Pd selaku guru matematika.

Tidak lupa penulis menyampaikan terima kasih kepada teman-teman

seperjuangan yang selalu memberikan motivasi bagi penulis, yaitu kelas DIK A

reguler stambuk 2012. Khususnya teman terbaikku San, Juju, Iin, Lelep, Pelo,

Ayuk, Chenly, Olip, Lisa, Novy, Irma, Icon, Khomo, Dedi ir, Anwar dan

teman-teman terbaik lainnya yang tidak bisa penulis tuliskan satu persatu.

Terima kasih kepada sahabat-sahabat terkasih Satrina Tambunan, Am.Kep,

Indah Tobing, S.Km dan Vinka Lorenza yang selalu setia menemani dan memberi

semangat kepada penulis selama 7 tahun ini. Terima kasih juga kepada

teman-teman PPLT SMAN 1 Balige Tahun 2015, khususnya teman-teman terbaik Jumedi, S.Pd

Maria, S.Pd, Rowinda, Juliana, Juli, S.Pd, Sahman dan Ricky, S.Pd atas segala

doa dan motivasi yang selalu diberikan.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian

skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi

maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang

bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi

skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2016

Penulis,

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 6

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 7

1.5. Tujuan Penelitian 7

1.6. Manfaat Penelitian 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 8

2.1.1. Pengertian Komunikasi 8

2.1.2. Aspek-aspek Komunikasi 9

2.1.3. Kemampuan Komunikasi Matematis 11

2.1.3.1 Pengertian Kemampuan Komunikasi Matematis 11 2.1.3.2 Indikator Kemampuan Komunikasi Matematis 14 2.1.3.3 Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Komunikasi Matematis 14

2.1.3.4 Format Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematis 15

2.1.4. Model Pembelajaran Kooperatif 19

2.1.4.1 Definisi Model Pembelajaran Kooperatif 19 2.1.4.2 Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.4.3 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif 20 2.1.4.4 Prosedur Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.5 Kelebihan & Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif 23 2.1.5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share 24 2.1.6. Uraian Materi Jarak dalam Ruang & Sudut dalam ruang 28

2.2. Penelitian yang Relevan 32

2.3. Kerangka Konseptual 32

2.3. Hipotesis Penelitian 33

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 34

3.1.1. Lokasi Penelitian 34

3.1.2. Waktu Penelitian 34

(10)

3.2.1. Subjek Penelitian 34

3.2.2. Objek Penelitian 34

3.3. Jenis Penelitian 34

3.4. Definisi Operasional 35

3.5. Prosedur Penelitian 35

3.5.1. Permasalahan 36

3.5.2. Perencanaan Tindakan 36

3.5.3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 36

3.5.3.1 Pelaksanaan Tindakan 36

3.5.3.2 Observasi 37

3.5.4. Analisis Data 37

3.5.5. Refleksi 38

3.6. Instrumen Penelitian 39

3.6.1 Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 39

3.6.2 Observasi 40

3.7. Teknik Analisis Data 41

3.7.1 Teknik Analisis Data Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 41

3.7.2 Analisis Hasil Observasi 42

3.8. Penarikan Kesimpulan 43

3.9. Indikator Keberhasilan Penelitian 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 44

4.1.1 Hasil Penelitian pada Siklus I 44

4.1.1.1 Permasalahan I 44

4.1.1.2 Perencanaan Tindakan I 45

4.1.1.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi I 46

4.1.1.4 Analisis Data I 47

4.1.1.4.1 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 47

4.1.1.4.2 Hasil Observasi I 52

4.1.1.5 Refleksi I 54

4.1.2 Hasil Penelitian pada Siklus II 55

4.1.2.1 Permasalahan II 55

4.1.2.2 Perencanaan Tindakan II 56 4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan dan Observasi II 57

4.1.2.4 Analisis Data II 59

4.1.2.4.1 Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 59

4.1.2.4.2 Hasil Observasi II 63

4.1.2.5 Refleksi II 65

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 66

4.2.1 Pembahasan Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Matematis 66 4.2.2 Pembahasan Hasil Observasi 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 71

5.2 Saran 71

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1: Kriteria Pemberian Skor Komunikasi Matematis 15

Tabel 2.2: Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematis 16

Tabel 2.3: Rubrik Pemberian Skor Kemampuan Komunikasi Matematis 17

Tabel 2.4: Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 22

Tabel 3.1: Penilaian Komunikasi 40

Tabel 3.2: Kategori Kemampuan Komunikasi Matematis 41

Tabel 3.3: Kriteria Hasil Observasi 42

Tabel 4.1: Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Awal Siswa 44

Tabel 4.2: Deskripsi Tingkat Kemampuan Menggambar Pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis I 49

Tabel 4.3: Deskripsi Tingkat Kemampuan Menjelaskan Pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis I 50

Tabel 4.4: Deskripsi Tingkat Kemampuan Ekspresi Matematika

Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematis I 51

Tabel 4.5: Deskripsi Hasil Observasi Pengelolahan Pembelajaran

Siklus I 53

Tabel 4.6: Deskripsi Tingkat Kemampuan Menggambar Pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis II 61

Tabel 4.7: Deskripsi Tingkat Kemampuan Menjelaskan Pada Tes

Kemampuan Komunikasi Matematis II 62

Tabel 4.8: Deskripsi Tingkat Kemampuan Ekspresi Matematika

Pada Tes Kemampuan Komunikasi Matematis II 63

Tabel 4.9: Deskripsi Hasil Observasi Pengelolahan Pembelajaran

Siklus II 64

Tabel 4.10: Perbedaan Siklus I dan Siklus II 66

Tabel 4.11: Deskripsi Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 38

Gambar 4.1: Diagram Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa pada Siklus I 48

Gambar 4.2: Diagram Tingkat Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa pada Siklus II 60

Gambar 4.3: Nilai Rata-Rata Kemampuan Komunikasi Matematis

Siswa pada Setiap Siklus 67

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 74

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (Siklus I) 77

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaaan Pembelajaran (Siklus II) 87

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus I) 98

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus I) 103

Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa I (Siklus II) 107

Lampiran 7 Lembar Aktivitas Siswa II (Siklus II) 111

Lampiran 8 Tes Diagnostik 113

Lampiran 9 Rubrik Pemberian Skor TKKM 114

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik I 116

Lampiran 11 Tabulasi Tes Diagnostik 119

Lampiran 12 Kisi-Kisi TKKM I 120

Lampiran 13 Validasi TKKM I 121

Lampiran 14 TKKM I 124

Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian TKKM I 127

Lampiran 16 Tabulasi Nilai TKKM I 132

Lampiran 17 Tabulasi Nilai TKKM I pada Setiap Aspek 133

Lampiran 18 Analisis Data TKKM I 135

Lampiran 19 Kisi-Kisi TKKM II 136

Lampiran 20 Validasi TKKM II 138

Lampiran 21 TKKM II 141

Lampiran 22 Alternatif Penyelesaian TKKM II 145

Lampiran 23 Tabulasi Nilai TKKM II 150

Lampiran 24 Tabulasi Nilai TKKM II pada Setiap Aspek 151

Lampiran 25 Analisis Data Tes Kemampuan komunikasi Matematis II 153

Lampiran 26 Lembar Observasi Siklus I Pertemuan I 154

Lampiran 27 Lembar Observasi Siklus I Pertemuan II 156

Lampiran 28 Hasil Observasi Pengelolahan Pembelajaran Siklus I 158

Lampiran 29 Lembar Observasi Siklus II Pertemuan I 160

Lampiran 30 Lembar Observasi Siklus II Pertemuan II 162

Lampiran 31 Hasil Observasi Pengelolahan Pembelajaran Siklus I 164

(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Secara nasional, pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan

setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta

didik difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warganegara yang

menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Kesadaran akan hak dan

kewajiban sebagai warga negara ini apabila dimiliki secara kolektif akan

mempersatukan mereka menjadi suatu bangsa.

Pendidikan juga merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap

peserta didik dapat duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi. Melalui

pendidikan dapat dihilangkan rasa perbedaan kelas dan kasta, karena di mata

hukum setiap warga negara adalah sama dan harus memperoleh perlakuan yang

sama. Pendidikan juga dapat menjadi wahana bagi negara untuk membangun

sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan juga bagi setiap

peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang

dimiliki (Ali, 2007:1).

Ini sejalan dengan apa yang dituliskan dalam Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan dimaksudkan

sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

bangsa dan negara.

Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

Pengembangan kualitas manusia ini menjadi suatu keharusan, terutama dalam

memasuki era globalisai dewasa ini, agar generasi muda tidak menjadi korban dari

globalisasi itu sendiri. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

(15)

menyesuaikan dengan perkembangan IPTEK saat ini. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi tidaklah lepas dari peran penting matematika.

Dalam dunia pendidikan, matematika merupakan ilmu pengetahuan yang

sangat penting. Ada sebuah slogan yang berbunyi “Mathematics is the queen of

sciences”. Dari slogan ini dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan

sumber dari ilmu-ilmu yang lain. Banyak sekali cabang ilmu pengetahuan yang

pengembangan teori-teorinya didasarkan pada pengembangan konsep matematika.

Sebagai contoh, pengembangan Teori Mendel dalam biologi melalui konsep

probabilitas, teori ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang

dikembangkan melalui konsep fungsi dan kalkulus tentang diferensial dan

integral. Sehingga dirasa perlu untuk mengembangkan kemampuan matematika di

sekolah.

NCTM (2000:29) menyatakan bahwa ada lima kemampuan matematika

yang dikembangkan dalam pembelajaran di sekolah yakni problem solving

(kemampuan pemecahan masalah), reasoning and proof (kemampuan penalaran),

communication (komunikasi), connection (penalaran), dan representation

(kemampuan respresentasi). Dari kelima kemampuan dasar tersebut, kemampuan

komunikasi matematis merupakan kemampuan matematika yang penting

dikembangkan di sekolah.

Baroody (1993:99) menyebutkan sedikitnya ada dua alasan penting

mengapa komunikasi dalam matematika perlu ditumbuhkembangkan dikalangan

siswa. Pertama, mathematics as language, artinya metematika bukan hanya

sekedar alat bantu berfikir, alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah

atau mengambil kesimpulan tetapi matematika juga merupakan alat yang berharga

untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas dan tepat. Kedua,

mathematics learning as social activity, artinya sebagai aktivitas social dalam

pembelajaran matematika, matematika juga merupakan wahana interaksi antar

siswa dan juga komunikasi antar guru dan siswa.

Disisi lain, Greenes dan Schulman (1996:168) mengatakan, komunikasi

matematik merupakan: (1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep

(16)

dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik. (3) wadah bagi

siswa dalam berkomunikasi dengan temanya untuk memperoleh informasi,

membagikan pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam

ide.

Dengan mengkomunikasikan ide-ide matematisnya kepada orang lain,

seorang siswa bisa meningkatkan pemahaman matematisnya. Seperti yang telah

dikemukakan oleh Hasratuddin (2015:113) bahwa untuk meningkatkan

pemahaman konseptual matematis, siswa bisa melakukannya dengan

mengemukakan ide-ide matematisnya kepada orang lain. Siswa yang punya

kemampuan komunikasi matematis yang baik akan bisa membuat representasi

yang beragam, hal ini akan lebih memudahkan dalam menemukan

alternatif-alternatif penyelesaian yang berakibat pada meningkatnya kemampuan

menyelesaikan permasalahan matematika.

Namun faktanya, kemampuan komunikasi matematis siswa masih rendah.

Hal ini dapat dilihat dari tes diagnostik yang peneliti lakukan pada 16 Februari

2016 di kelas X-8 SMA Negeri 14 Medan pada Tahun Pembelajaran 2015/2016

dengan jumlah 34 siswa. Dari hasil tes diagnostik terhadap kemampuan

komunikasi matematis siswa, peneliti mendapat bahwa hanya 1 siswa (2,94%)

yang memiliki kemampuan komunikasi matematis kategori tinggi, 4 siswa

(11,76%) berada pada kategori sedang, 6 siswa (17,65%) berada pada kategori

rendah dan 23 siswa (67,65%) memiliki kemampuan komunikasi matematis

kategori sangat rendah. Dari hasil tes diagnostik juga diperoleh fakta bahwa hasil

belajar siswa masih rendah, ini dapat dilihat dari rata-rata nilai siswa 41,03

dengan persentase ketuntasan klasikal hanya 14,71%.

Berdasarkan data diatas, terlihat bahwa banyak siswa yang kemampuan

komunikasi matematis dan hasil belajarnya masih rendah. Salah satu faktor yang

menyebabkan rendahnya kemampuan komunikasi matematis dan hasil belajar

siswa adalah proses pembelajaran yang digunakan guru masih berpusat pada guru.

Ini selaras dengan Trianto (2011:5-6) yang menyatakan:

(17)

oleh pembelajaran tradisional. Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher-centred sehingga siswa menjadi pasif.

Dari observasi yang dilakukan, peneliti melihat bahwa guru masih

menganut paradigma transfer of knowledge. Paradigma ini beranggapan bahwa

siswa merupakan objek atau sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran

berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari,

mengumpulkan, memecahkan dan menyampaikan informasi ditujukan agar

peserta didik memperoleh pengetahuan (Ansari, 2012:2).

Ruseffendi (1988:388) juga mengungkapkan seperti fenomena di atas,

bahwa sebagian besar dari metematika yang dipelajari siswa di sekolah tidak

diperoleh melalui eksplorasi matematik, tetapi melalui pemberitahuan. Komentar

serupa juga datang dari berbagai praktisi yang mengemukakan bahwa merosotnya

pemahaman matematik siswa di kelas antara lain karena: (a) dalam mengajar guru

sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal; (b) siswa

bekerja dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik,

kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri; dan (c) pada saat mengerjakan

matematika, guru langsung menjelaskan topik yang akan dipelajari dilanjutkan

dengan pemberian contoh, dan soal untuk latihan (Ansari, 2012:2).

Jika pola pembelajaran seperti yang diungkapkan di atas terus terjadi,

maka paling tidak ada dua konsekuensinya. Pertama, siswa kurang aktif dan pola

pembelajaran ini kurang menanamkan pemahaman konsep sehingga kurang

mengundang sikap kritis. Kedua, jika siswa diberi soal yang berbeda dengan soal

latihan, mereka kebingungan karena tidak tahu harus mulai dari mana mereka

bekerja (Ansari, 2012:3).

Untuk menghindari konsekuensi tersebut hendaknya guru mereformasi

model pembelajaran yang digunakannya di kelas. Model pembelajaran yang

digunakan di kelas baiknya menganut faham kontruktivisme sehingga dapat

menstimulasi siswa agar mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui

berbagai aktivitas seperti pemecahan masalah, penalaran dan berkomunikasi,

sebagai wahana pelatihan berpikir kritis dan kreatif. Hal ini akan membantu siswa

untuk siap memasuki era informasi. Ini sejalan dengan Lie (2010:13) yang

(18)

sendiri, apakah itu dari guru, teman, bahan-bahan pelajaran, ataupun

sumber-sumber lain.

Di era informasi saat ini, kepandaian dan kemampuan individu bukanlah

yang terpenting. Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim lebih dibutuhkan

untuk mencapai tujuan dan keberhasilan suatu usaha. Sebagai pendidik yang

bertanggung jawab, guru perlu melihat lebih jauh daripada sekedar nilai-nilai tes

dan ujian. Seharusnya, para guru lebih merasa terpanggil untuk mempersiapkan

anak didiknya agar bisa berkomunikasi dan bekerja sama dengan orang lain dalam

berbagai macam situasi sosial (Lie, 2010:13). Selaras dengan teori Vygotsky,

dimana anak-anak mengonstuksikan pengetahuannya melalui interaksi sosial

(Syarif, 2014:67).

Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang tepat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama

para siswa. Ini didukung oleh Slavin (2005:33) yang mengatakan tujuan paling

penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk memberikan para siswa

pengetahuan, konsep, kemampuan, dan pemahaman yang mereka butuhkan

supaya bisa menjadi anggota masyarakat yang bahagia dan memberikan

kontribusi. Pada model pembelajaran kooperatif siswa dituntut untuk bekeraja

sama dalam kelompok. Dengan adanya kelompok-kelompok kecil, maka

intensitas seseorang siswa dalam mengemukakan pendapatnya akan semakin

tinggi. Hal ini akan memberi peluang yang besar bagi siswa untuk

mengembangkan kemampuan komunikasi matematisnya.

Senada dengan itu Ansari (2009: 56) menyatakan bahwa salah satu strategi

pembelajaran yang mendukung kemampuan komunikasi matematis siswa adalah

cooperative learning. Sebab model pembelajaraan kooperatif merupakan salah

satu alternatif pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa berkomunikasi dan

kemampuan siswa menyampaikan ide atas suatu masalah yang sedang

didiskusikan.

Lebih tegas lagi Arends (2008:15) mengungkapkan bahwa model

pembelajaran diskusi kelas dengan strategi Think Pair Share merupakan salah

(19)

mengembangkan keterampilan berkomunikasi. Model pembelajaran diskusi kelas

dengan strategi Think Pair Share (saling bertukar pikiran secara berpasangan)

selain mengacu pada aktivitas berpikir, berpasangan dan berbagi juga dirancang

untuk mengatasi pola interaksi siswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa. Hal ini memungkinkan dapat terjadi karena

prosedurnya telah disusun sedemikian sehingga dapat memberikan waktu yang

lebih banyak kepada siswa untuk berfikir, menginterpretasikan ide mereka

bersama, merespon serta dapat mengkomunikasikannya dalam bentuk tulisan.

Dengan penerapan pembelajaran ini pada materi ajar ruang tiga dimensi

diharapkan siswa mampu memberikan argumentasi terhadap permasalah

matematika dan dapat mentransformasikan ide-ide matematika maupun solusi

matematika ke dalam bentuk gambar, diagram, grafik atau tabel. Siswa juga

mampu menyatakan ide matematika menggunakan simbol-simbol atau bahasa

matematika secara tertulis. Selain itu, siswa akan semakin mudah berkomunikasi

dengan teman dan gurunya.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa harus untuk melakukan penelitian dengan judul: “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think – Pair Share di Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.A. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasikan

beberapa masalah yaitu:

1. Kemampuan komunikasi matematis siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan

masih rendah hal ini dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang dilakukan

peneliti.

2. Hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 14 Medan masih rendah hal ini

dapat dilihat dari hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti.

3. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang melibatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa sehingga saat siswa diminta mengungkapkan

masalah matematika yang diberi dengan bahasanya sendiri siswa merasa

(20)

4. Metode mengajar yang digunakan guru kurang mendukung siswa untuk

mengekspresikan kemampuan komunikasi matematis yang dimilikinya.

1.3 Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas maka perlu

adanya batasan masalah demi tercapai tujuan yang diinginkan. Masalah yang

dikaji dalam penelitian ini adalah: kemampuan komunikasi matematis siswa kelas

X SMA Negeri 14 Medan masih rendah dan model pembelajaran yang digunakan

guru kurang melibatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah:

“Bagaimana Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think – Pair – Share di Kelas X SMA Negeri 14 Medan T.A. 2015/2016?”

1.5 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan komunikasi

matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair - Share

yang diterapkan pada subpokok bahasan jarak dalam ruang dan sudut dalam ruang

di kelas X SMA Negeri 14 Medan T.A. 2015/2016.

1.6 Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagi guru, menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe Think – Pair - Share untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa.

2. Bagi siswa, memberi pengalaman baru dan mendorong siswa agar terlibat

aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mengembangkan

kemampuan komunikasi matematis yang dimilikinya.

3. Bagi peneliti, menjadi bahan pertimbangan untuk menggunakan model

pembelajaran ini ketika menjadi guru nantinya.

(21)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan,

bahwa:

Model pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share dapat meningkatkan

kemampuan komunikasi matematis siswa pada subpokok bahasan jarak dalam

ruang dan sudut dalam ruang di kelas X SMA Negeri 14 Medan Tahun Ajaran

2015/2016. Peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dapat dilihat

dari hasil tes kemampuan komunikasi matematis yang diberikan, pada siklus I

diperoleh nilai rata-rata kemampuan komunikasi matematis sebesar 58,64 dan

meningkat pada siklus II menjadi 76,63. Sedangkan untuk nilai setiap aspek

kemampuan komunikasi matematis yang telah diteliti, yaitu: (a) aspek

menggambar pada siklus I 68,57 meningkat menjadi 81,80 pada siklus II; (b)

aspek menjelaskan pada siklus I 51,29 meningkat menjadi 65,53 pada siklus II

dan (c) aspek ekspresi matematika pada siklus I 63,05 meningkat menjadi 80,33

pada siklus II. Selanjutnya peningkatan persentase ketuntasan klasikal yaitu, pada

siklus I sebesar 47,06% meningkat menjadi 85,29% pada siklus II.

5.2 Saran

Dengan melihat hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran

sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika yang ingin meningkatkan kemampuan

komunikasi matematis siswa pada subpokok bahasan jarak dalam ruang

dan sudut dalam ruang dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share.

2. Kepada peneliti selanjutnya agar hasil dan perangkat penelitian ini dapat

dijadikan pertimbangan agar menerapkan model pembelajaran kooperatif

tipe Think-Pair-Share pada pokok bahasan lain untuk meningkatkan

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Ansari, B. I. (2009). Komunikasi Matematik Konsep dan Aplikasi. PeNA, Banda Aceh.

Ali, Mohammad. (2007). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. IMTIMA, Bandung.

Arends, Richard I. (2008). Learning To Teach. Pustaka pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta

Asmin, Abil Mansyur. (2014). Pengukuran dan Penilaian Hasil Belajar dengan Analisis Klasik dan Modern. UNIMED PRESS, Medan.

Baroody, A.J. (1993). Problem Solving, Reasoning, and Communicating, K-8 Helping Children Think Mathematically. Merill, An Inprint Of Macmillan Publishing, New York.

Cai, Lane & Jakabcsin. (1996). The Role of Open-Ended Tasks and Holistic Scoring Rubrics: Assessing Students’ Mathematical Communication. Reston VA, NCTM.

Greenes, C. & Schulman, L. (1996). Communication Prossesses in Mathematical Exploration and Investigation. Reston VA, NCTM.

Gulo,W. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Grasindo, Jakarta.

Hasratuddin. (2015). Mengapa Harus Belajar Matematika?. Perdana Publishing, Medan.

Hudojo, Herman. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. UM Press, Malang.

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Istiqomah, Nisa UI. (2012). MATEMATIKA SMA Jilid IB Kelas X. [Online]. Tersediahttp://eprints.uny.ac.id/9348/6/4.%20MODUL%20RUANG%20D IMENSI%20TIGA-08301244038.pdf diakses pada 10 Maret 2016.

Lie, Anita. (2010). Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo, Jakarta.

(23)

National Council of Teachers of Mathematics. (1989). Curriculum and Evaluation Standards for School Mathematics. Reston VA, NCTM.

Rachmayani, Dwi. (2014). Penerapan Pembelajaran Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis dan Kemandirian Belajar Matematika Siswa. Jurnal Pendidikan Uniska. Volume 2. No. 1. ISSN 2338-2996

Ruseffendi, E. T. (1988). Pengajaran Matematika Untuk Meningkatkan CBSA. Tarsito, Bandung.

Sanjaya, Wina. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz Media, Yogyakarta.

Sihotang, Minora. (2015). Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa Melalui Strategi Think-Pair-Share (TPS) Pada Materi Kubus dan Balok Kelas VIII-C SMP Negeri 10 Medan T.A 2014/2015. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Sipangkar, Teodora. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa di Kelas VIII SMP Swasta Katolik St. Thomas 3 Medan T.A 2011/2012. Skripsi FMIPA Universitas Negeri Medan.

Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media, Bandung.

Sutirman, (2013), Media & Model-Model Pembelajaran Inovatif , Graha Ilmu, Yogyakarta.

Syarif, Kemali. (2014). Perkembangan Peserta Didik. UNIMED PRESS, Medan

Trianto. (2011). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif. Kencana, Surabaya.

Gambar

Gambar 3.1: Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan evaluasi teknis yang kami lakukan pada proses Seleksi Sederhana untuk Pengadaan Jasa Konsultansi dan Sertifikasi ISO 9001:2008

Hasil : Dari hasil penelitian 40 orang mahasiswa yang diukur dengan tes bangku QCST didapatkan V02 maks yaitu 28 orang ( 70 % ) memiliki kriteria baik (42,45 ml- 55,86 ml), 12 orang

ANALISIS PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DAN KEMISKINAN PROVINSI JAWA TENGAH.. SEJAK MASA

Peran Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Dalam Peningkatan dan Percepatan Pembangunan Lampung Utara, antara lain dilaksanakan dengan Peran normatif, peran

4.6.3 Pengaruh Motivasi dan Peluang Usaha terhadap Minat Berwirausaha pada Peserta Didik di SMK Purnawarman Purwakarta .... 99

Dalam penelitian ini juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan lapangan kerja, yaitu jumlah tenaga kerja dan dependensi rasio, serta membahas bagaimana

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan hambatan kewirausahaan dengan jiwa kewirausahaan petani padi sawah di daerah penelitian, mengetahui apa faktor internal

Polychaeta pada kawasan mangrove muara sungai kali Lamong-pulau Galang memiliki komposisi spesies yang berbeda di setiap stasiun dan kedalaman substrat..