• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM

PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

CUT BADZLINA ROZA

NIM. 8146173001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Cut Badzlina Roza. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Sistem Pencernaan dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Langsa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan; dan (2) keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Langsa. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah, kelas B dengan model penemuan terbimbing, sedangkan kelas C (kontrol) dengan model pembelajaran konvensional. Teknik analisis data menggunakan Analisis Covariat (ANACOVA) pada taraf signifikan

α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada

pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa (F = 71,284; P = 0.00). Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan dengan model pembelajaran berbasis masalah (84,1 ± 5,2) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model penemuan terbimbing (78,4 ± 6,2), maupun pembelajaran konvensional (65,7 ± 6,9); (2) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa (F = 50,953; P = 0.00). Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (84,5 ± 5,3) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan model penemuan terbimbing (75,30 ± 7,7), maupun pembelajaran konvensional (65,90 ± 8,1).

(6)

i ABSTRACT

Cut Badzlina Roza. The effect of Problem Based Learning Model and Guided

Discovery model on Student’s Learning Achievement in Dygestivum System

Topic and Science Process Skill in SMA Negeri 1 Langsa. Thesis. Graduate Program State University of Medan. 2016.

This research was aimed to determine the effect of learning model on: (1) learning achievement in dygestivum system; and (2) science process skill in SMA Negeri 1 Langsa. The research applied experimental queasy method research with 3 classes which were using by cluster randome technique. Class A learnt with problem based learning model, class B with guided discovery lerning model, while class C (control) learnt with conventional lerning model. The data analysis technique used

Covariat Analysis (ANACOVA) at the level of significance α = 0,05 by using SPSS 21.0. The result showed that: (1) there was significance effect of lerning

models on Student’s Learning Achievement (F = 71.284; P = 0.00). The student’s

achievement learn by problem based learning models (84.1 ± 5.2) significantly higher than guided discovery (78.4 ± 6.2), and conventional lerning models (65.7

± 6.9); (2) there was significance effect of learning models on student’s science process skill (F = 50.953; P = 0.00). Student’s science process skill learn by

problem based learning (84.5 ± 5.3) significantly higher than guided discovery (75.30 ± 7.7),and conventional learning models (65.90 ± 8.1).

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Sistem Pencernaan dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Langsa” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. yang selalu memberikan rahmat dan safaatnya kepada kita semua.

Dalam kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah tulus dan gigih membimbing serta member motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, dan Ibu Dr. Melva Silitonga, M.Si, selaku narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.

3. Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si dan Bapak Drs. Mhd. Yusuf Nasution, M.Si selaku validator tim ahli instrument hasil belajar dan instrument keterampilan proses sains yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan instrument penelitian ini.

4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

5. Terimasih yang tak terhingga besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda T.Muhammad Yusuf, SE dan Ibun Rive Wirdhani serta adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan serta mendoakan penulis selama menjalankan studi hingga penyelesaian tesis ini.

(8)

iv

7. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi angkatan XXIV khususnya kelas A serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, semoga kita semua berhasil dan diberikan yang terbaik oleh-Nya. Amin.

Wassalam

Medan, Juli 2016 Penulis

(9)

v

BAB II KERANGKA TEORITAS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

2.1 Kerangka Teoritis ... 7

2.1.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 7

2.1.2 Keterampilan Proses Sains ... 8

2.1.3 Model Pembelajaran ... 11

2.1.4 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12

2.1.4.1 Tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ... 15

2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18

2.1.5 Model Penemuan Terbimbing ... 20

2.1.5.1 Langkah-langkah Penemuan Terbimbing ... 21

2.1.5.2 Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 22

2.1.6 Pembelajaran Konvensional ... 23

2.2 Penelitian yang Relevan ... 25

2.3 Kerangka Berpikir ... 27

2.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuaan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi ... 27

2.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 28

2.4 Hipotesis Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32

3.2 Populasi ddan Sampel Penelitian ... 32

3.3 Jenis dan desain Penelitian ... 33

(10)

vi

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34

3.6 Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 35

3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 38

3.7.1 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 38

3.7.2 Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 38

3.8 Uji Coba Instrumen ... 39

3.8.1 Tes Hasil Belajar (Pretes dan Postes) ... 40

3.9 Teknik Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Hasil Penelitian ... 44

4.1.1 Analisis Deskriptif ... 44

4.1.1.1 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 44

4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Belajar ... 44

4.1.1.3 Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 45

4.1.2 Uji Persyaratan Statistik ... 46

4.1.2.1 Uji Normalitas ... 46

4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 46

4.1.3 Analisis Data... 47

4.1.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 47

4.1.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 48

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50

4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan Terbimbing Dan Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan ... 50

4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan Terbimbin, Dan Konvensional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan ... 52

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 54

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 55

5.1 Simpulan ... 55

5.2 Implikasi ... 55

5.3 Saran ... 56

(11)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator ... 9

Tabel 2.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 15

Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Konvensial ... 25

Tabel 3.1 Pretes-postes Desain... 33

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ... 38

Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 39

(12)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 22 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 37 Gambar 4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan

Terbimbing dan Konvensional Terhadap Hasil belajar Siswa (F =71,284 dan P = 0,000) ... 48 Gambar 4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan

(13)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Silabus ... 60

Lampiran 2. RPP PBM... 62

Lampiran 3. RPP Penemuan Terbimbing ... 85

Lampiran 4. RPP Konvensional ... 99

Lampiran 5 LKS PBM ...112

Lampiran 6 LKS Penemuan Terbimbing ...130

Lampiran 7. Soal Tes Hasil Belajar ...145

Lampiran 8. Soal Tes Keterampilan Proses Sains ...147

Lampiran 9. Rubrik Penilaian soal Tes hasil Belajar ...150

Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Tes Keterampilan Proses Sains ...154

Lampiran 11. Validasi Tes Hasil Belajar ...157

Lampiran 12 Tingkat Kesukaran Soal, Daya Beda Butir Soal, dan Uji Instrumen Tes Hasil Belajar ...169

Lampiran 13 Data Hasil Penelitian ...160

Lampiran 14 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...162

Lampiran 15 Normalitas Data ...168

Lampiran 16 Homogenitas Data ...170

Lampiran 17 Analisis Kovariat (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar...172

Lampiran 18 Analisis Kovariat (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains ...175

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Berdasarkan PISA 2009, capaian sains untuk Indonesia berada pada peringkat

ke- 60 dari 65 negara dengan skor 383, hasil penelitian tersebut menunjukkan masih

relatif rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Pencapaian tersebut

masih banyak berada pada level kemampuan dasar dan belum sampai pada level

kemampuan yang lebih tinggi. Pada tahun 2013, hasil PISA untuk siswa Indonesia

sangat memprihatinkan yaitu Indonesia menempati urutan dua terbawah yaitu dengan

peringkat ke- 63 dari 65 negara.

Berdasarkan data yang diberikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang

Kurikulum dan Pengajaran SMA Negeri 1 Langsa, hasil belajar biologi siswa kelas

XI pada materi sistem pencernaan makanan tergolong masih belum mencapai kriteria

ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Langsa

yaitu 70. Hal ini terlihat pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai rata-rata siswa adalah

65 dan pada tahun 2014/2015 nilai rata-rata siswa adalah 68.

Berdasarkan hasil observasi langsung oleh peneliti dan hasil wawancara yang

dilakukan di SMA Negeri 1 Langsa dengan salah seorang guru biologi, hasil belajar

biologi siswa tergolong masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan

minimal (KKM) antara lain dipengaruhi oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru

yang masih menggunakan metode ceramah diselingi dengan tanya jawab dan

(15)

2

Apabila ada hal yang tidak dimengerti oleh siswa, maka guru akan menjelaskan

kembali materi tersebut.

Strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak mengaktifkan siswa

dalam kegiatan pembelajaran secara maksimal. Minat belajar siswa kurang, siswa

tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan, sehingga diduga

belum banyak siswa yang memiliki keterampilan proses sains. Siswa kurang diberi

kesempatan untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilannya. Hal ini

menyebabkan siswa menjadi kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya

dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan materi yang telah dipelajari

dalam kehidupan nyata. Siswa juga kurang diberi kesempakatan dalam

mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki dalam suatu kegiatan ilmiah yang

akhirnya membuat siswa dapat menemukan pengetahuan baru. Situasi belajar seperti

ini juga menjadikan pembelajaran menjadi kurang menarik karena siswa cenderung

pasif, kurang responsif, kurang kreatif dan kritis.

Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih

menekankan pada aktifitas siswa dan menjadikan siswa lebih banyak berinteraksi

dengan objek dan peristiwa sehingga siswa memperoleh pemahaman

(kontruktivisme). Peran guru hanya sebagai fasilitator, bukan pentransfer

pengetahuan (Herman, 2007). Model pembelajaran berbasis masalah ini juga

diharapkan mampu menarik perhatian siswa melalui keterlibatan aktif siswa dan

mampu meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan keterampilan proses sains siswa.

Menurut Dimiyati dan Moedjiono (2002), ada berbagai keterampilan proses,

(16)

3

dimulai dari mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,

menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan keterampilan terpadu proses sains

(integrated skill), dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks,

yaitu eksperimen.

Keterampilan proses sains sangat penting untuk pengembangan pemahaman

siswa dalam menerapkan konsep ilmiah dan meningkatkan proporsi belajarnya

sehingga melalui pengalaman-pengalaman dalam pembelajaran keterampilan proses,

siswa dapat mencapai keahlian dalam pembelajaran yang bermakna dalam prosedur

pemecahan masalah secara ilmiah dan menerapkan pemahaman ilmiah tersebut dalam

kehidupan sehari-hari (Ango, 2002). Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran pada

keterampilan proses siswa sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.

Dalam hal mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki siswa dalam suatu

kegiatan ilmiah yang akhirnya membuat siswa dapat menemukan pengetahuan baru,

perlu diterapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Menurut Sani (2013)

model pembelajaran penemuan terbimbing adalah menemukan konsep melalui

serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.

Penemuan terbimbing memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan

daya kreatifitasnya dan keinginan-keinginan yang lebih luas sehingga peranan guru

dibatasi seminim mungkin sedangkan peranan peserta didik diberi kebebasan

semaksimal mungkin.

Model pembelajaran penemuan terbimbing juga diharapkan mampu menarik

perhatian peserta didik melalaui keterlibatan aktif siswa serta mampu meningkatkan

(17)

4

sebagai fasilitator. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan dan membantu peserta

didik agar dapat menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka

pelajari sebelumnya untuk menemukan pengetahuan baru. Pelaksanaan pembelajaran

dengan model penemuan terbimbing ini apabila dilakukan dengan efektif, cenderung

akan menghasilkan ingatan dan transfer jangka panjang yang lebih baik.

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang dapat diidentifikasi dalam latar belakang masalah diatas adalah

sebagai berikut:

1. Hasil belajar biologi siswa masih belum mencapai KKM;

2. Rendahnya capaian literasi sains siswa Indonesia yaitu berada pada urutan dua

terbawah dibandingkan negara lainnya;

3. Proses pembelajaran dikelas masih menggunakan metode ceramah diselingi

Tanya jawab dan penugasan;

4. Proses pembelajaran tidak merangsang siswa dalam meningkatkan keterampilan

proses sains sehingga siswa cenderung hanya menerima informasi dan kurang

aktif mencari informasi.

1.3 Batasan Masalah

Untuk kepentingan pengujian khusus pada penelitian ini, maka masalah

penelitian dibatasi pada: (1) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan

model penemuan terbimbing pada kelompok perlakuan dan pembelajaran

(18)

5

adalah sistem pencernaan makanan; (3) Subyek Penelitian adalah siswa kelas XI

SMA Negeri 1 Langsa; (4) Hasil belajar biologi siswa dibatasi pada ranah kognitif

taksonomi Bloom C1 sampai C6; (5) Keterampilan proses sains diukur dari

kemampuan peserta didik menjawab soal-soal yang berkaitan dengan 8 (delapan)

aspek keterampilan proses sains.

1.4 Rumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah penelitian diatas maka rumusan masalah

penelitian ini disusun sebagai berikut :

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan

konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di

kelas XI SMA Negeri 1 Langsa?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran yang menggunakan

model pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan

konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem

pencernaan di kelas XI SMA Negeri 1 Langsa?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model

(19)

6

terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di kelas XI SMA

Negeri 1 Langsa.

2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model

pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan konvensional

terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem pencernaan di

kelas XI SMA Negeri 1 Langsa.

1.6 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan informasi

empirik mengenai pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil

belajar dan keterampilan proses sains siswa dan sebagai sumber rujukan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang berkesesuaian.

Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan dan informasi bagi proses pembelajaran biologi untuk meningkatkan

kualitas dan hasil belajar biologi siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan

dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru-guru dan lembaga-lembaga

pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa dalam upaya untuk

meningkatkan hasil belajar biologi khususnya untuk jenjang Sekolah Menengah Atas

(20)

55

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah,

penemuan terbimbing dan konvensional terhadap hasil belajar siswa SMA

Negeri 1 Langsa pada materi sistem pencernaan makanan

2. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah,

penemuan terbimbing dan konvensional terhadap keterampilan proses

sains siswa SMA Negeri 1 Langsa pada materi sistem pencernaan.

5.2 Implikasi

Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah dan penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada

materi sistem pencernaan melalui proses pembelajaran saling bekerjasama untuk

menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis masalah dan penemuan

terbimbing merupakan model pembelajaran yang membantu siswa menguasai

suatu konsep, memecahkan masalah melalui proses yang memberikan kesempatan

kepada siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat, percaya pada diri sendiri,

serta mampu berinteraksi sosial untuk mencapai tujuan pengajaran yang

(21)

56

Dengan pembelajaran berbasis masalah dan penemuan terbimbing dapat

meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan berpikir, serta

meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.

5.3 Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan untuk menerapkan model

pembelajaran berbasis masalah dan penemuan terbimbing karena mampu

meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.

2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan

pnemuan terbimbing guru sebaiknya menyiapkan segala sesuatu yang

dibutuhkan sehingga model pembelajaran tersebut singkron dengan nilai

(22)

57

DAFTAR PUSTAKA

Akcay, Behiye. 2009. Problem Based Learning in Science Education. Journal of

Turkish Science Education 6 (1): 26-36.

Akibobola, A. O & Afolabi, F.O. 2010. Constructivist Practices Through Guided Discovery Aprroach, The Effect on Student’t Cognitive Achievement in

Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics

and Chemistry Education 2 (1) : 16 – 25.

Akinoglu, O., & Tandongan, R. O. 2007. The effect of Problem-based Active Learning in science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude & Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & TechnologyEducation 3 (1) : 71 – 81.

Ango, L, M. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science : An Edulogy of science Education in the

Nigerian Context, International Journal of Educology. Nigeria :

University of Jos 16 (1) : 1-17.

Arends, R.I. 2008 Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar. Edisi kedua, (Penerjemah : Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantino Soetjipto) Yogyakarta: Pustaka belajar.

Arikunto, S. 2006. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.

Aqib, Z. 2013. Model–model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual

(Inovatif). Bandung : Yrama Widya.

Barret, T. 2005. Understanding Problem – based Learning dalam Handbook of

Enguiry & Problem-Based Learning. (Eds), Galway: CELT.

Chin, C. dan Gek, L, C. 2003. Implementing Problem-Based Learning in Biology.

Tersedia di

pbl.tp.edu.sg/PBLsubjects/Articles/.ChristinChinLiGekChia.pdf. Diakses 10 Oktober 2015.

Dick, W. And Carey, L. 2005. The Systematic Design of Intruction . Fourth edition. New York : Harper Colins Collage Publisher.

Dimiyati dan mudjiono.2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Dimiyati dan mudjiono, 2010. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT.Rineka Cipta.

Djamarah dan Zain. 2006. Metode Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

(23)

58

Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi. Jakarta : PT.

Rineka Cipta.

Eggen. P.D., dan Kauchak, D.P. 2012. Strategies for Teacher. Teaching Contens

and Thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.

Erdemir, N. 2009. Determining Students’ Attitude towards Physics through

Problem-Solving Strategy. Journal of Education 10 (2) :17 -24.

Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.

Harlen, W., 1992. The Teaching of Science. London : David Fulton Publishers Ltd.

Herman. 2007. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS di MI

Darussadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan 11 (2).

Kyurshunov. 2005. Effect of Problem Solving Teaching Strategy on Student

Attitude Towards Science. Journal of Education 1 (3) : 16 -27

Jubjati. 2011. Pengaruh Pembelajaran berbasis masalah terhadap Hasil belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis SMA Negeri 1 Batang Kuis.

Tesis. Medan : Pascasarjana Unimed.

Lubis. 2013. Pengaruh Pemebelajaran berbasis Masalah terhadap hasil belajar

biologi Materi Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas X SMA. Tesis.

Medan : Pascasarjana.

Mayer, R. E. 2004, Should There Be A Three – strikes Rule Againts Pure

Discovery Learning. American Psychologist 59 (1) : 14 – 19.

Molnar, G. 2003. Study of Complex Problem-Solving in Real Life Problems. Ph.

D Thesis University of Szeged. Faculty of Arts. Tersedia di

www.Staff.u-szeged.hu/gymolnar/thesis.pdf. Diakses 20 April 2016.

Mulyasa, E. 2005. Kurikulum berbasis Kompetensi, Karateristik dan

implementasi. Bandung : Rosdakarya.

Portoles, J.J. S. and Lopez, V. S (2008). Types of Knowledge & Their Relations to Problem Solving in Science : Directions for practice. Educational

Science Journal 6 (1) : 46 – 65.

Purwanto, MN. 2009. Prinsip – prinsip dan Evaluasi pengajaran. Bandung :

Rosdakarya.

(24)

59

Rusman. 2012. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Universitas

Terbuka

Rustaman, 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri

Malang.

Rustaman. 2009. Keterampilan Proses Sains. Bogor : Ghalia Indonesia.

Sani, A.R. 2013. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.

Jakarta : Bumi Aksara.

Sanjaya, W. 2006 Strategi Pembelajaran Berorientasi Stardard Proses

Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Savery, R.J 2006. Overview of Problem based-learning: Definition and

Distinction. The interdisciplinary Journal of Problem Based Learning, 1

(1); 9 – 20

Sihaloho. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penenemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah, dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Tesis. Medan : Pascasarjana

Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.

Telli, S Brok, P.D Tekkaya, C., & Cakiroglu J. 2009. Turkish Students’ Perception of Their Biology learning Environment : The Effects of Gender and Grade Level. Asian Journal of Educational Research & Synergy. 1 (3) : 16 -27

Udo, M. 2010. Effect of Guided-Discovery, Student Centred Demonstration and the Expository Instructional Strategies on Studen’s Performance in Chemistry. An International Multi-Diciplinary Journal, 4 (1): 1-10.

Ulfa 2014. Pengaruh Strategi pembelajaran berbasis Masalah terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains

mahasiswa STIPAP Medan. Tesis. Medan : Pascasarjana Unimeda.

Wang, H., Peterson, CA, Thompson Teachers Need to Know About Teaching Method. Camberwell, Victoria : ACER Press.

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.2  Tahapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing .............................. 22

Referensi

Dokumen terkait

Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan APBD pada Kecamatan Lalan Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2013, berdasarkan Berita Acara Hasil Pengadaan Langsung Nomor

Individu dengan usia dewasa ataupun lanjut juga akan lebih mementingkan untuk memiliki tabungan untuk kebutuhan tidak terduga di masa yang akan datang atau dapat dikatakan

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini Universitas Dian Nuswantoro berhak untuk menyimpao mengcopy ulang (memper banyak), menggunakan, mengelolanya dalam bentuk

1) Siswa memperhatikan arahan dari guru dan duduk dengan rapi sesuai kelompoknya. 2) Siswa memperhatikan penjelasan guru. 3) Siswa memperhatikan dan mencatat. 4)

Bahwa Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik mengamanatkan bahwa gugatan ke pengadilan terhadap putusan ajudikasi Komisi Informasi dapat

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara lebih berorientasi pada pelayanan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, melakukan penelitian – penelitian yang bermanfaat bagi

Depresi merupakan penyakit mental yang paling sering pada pasien berusia di atas 60 tahun dan merupakan contoh penyakit yang paling umum dengan tampilan gejala

Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut pelaksanaan Pasal 8 ayat (1) huruf b, Pasal 10 ayat (2), dan Pasal 12 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun