PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PENEMUAN TERBIMBING TERHADAP HASIL BELAJAR SISTEM
PENCERNAAN DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA NEGERI 1 LANGSA
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
CUT BADZLINA ROZA
NIM. 8146173001
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRAK
Cut Badzlina Roza. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Sistem Pencernaan dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Langsa. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran terhadap: (1) hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan; dan (2) keterampilan proses sains siswa SMA Negeri 1 Langsa. Metode penelitian menggunakan kuasi eksperimen dengan sampel penelitian sebanyak 3 kelas dengan teknik cluster random sampling. Kelas A dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah, kelas B dengan model penemuan terbimbing, sedangkan kelas C (kontrol) dengan model pembelajaran konvensional. Teknik analisis data menggunakan Analisis Covariat (ANACOVA) pada taraf signifikan
α = 0,05 dengan bantuan SPSS 21.0. Hasil penelitian menunjukkan: (1) ada
pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap hasil belajar siswa (F = 71,284; P = 0.00). Hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan dengan model pembelajaran berbasis masalah (84,1 ± 5,2) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan model penemuan terbimbing (78,4 ± 6,2), maupun pembelajaran konvensional (65,7 ± 6,9); (2) ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran terhadap keterampilan proses sains siswa (F = 50,953; P = 0.00). Keterampilan proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran berbasis masalah (84,5 ± 5,3) secara signifikan lebih tinggi dibandingkan model penemuan terbimbing (75,30 ± 7,7), maupun pembelajaran konvensional (65,90 ± 8,1).
i ABSTRACT
Cut Badzlina Roza. The effect of Problem Based Learning Model and Guided
Discovery model on Student’s Learning Achievement in Dygestivum System
Topic and Science Process Skill in SMA Negeri 1 Langsa. Thesis. Graduate Program State University of Medan. 2016.
This research was aimed to determine the effect of learning model on: (1) learning achievement in dygestivum system; and (2) science process skill in SMA Negeri 1 Langsa. The research applied experimental queasy method research with 3 classes which were using by cluster randome technique. Class A learnt with problem based learning model, class B with guided discovery lerning model, while class C (control) learnt with conventional lerning model. The data analysis technique used
Covariat Analysis (ANACOVA) at the level of significance α = 0,05 by using SPSS 21.0. The result showed that: (1) there was significance effect of lerning
models on Student’s Learning Achievement (F = 71.284; P = 0.00). The student’s
achievement learn by problem based learning models (84.1 ± 5.2) significantly higher than guided discovery (78.4 ± 6.2), and conventional lerning models (65.7
± 6.9); (2) there was significance effect of learning models on student’s science process skill (F = 50.953; P = 0.00). Student’s science process skill learn by
problem based learning (84.5 ± 5.3) significantly higher than guided discovery (75.30 ± 7.7),and conventional learning models (65.90 ± 8.1).
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Sistem Pencernaan dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Negeri 1 Langsa” dengan baik. Tesis ini disusun guna memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. yang selalu memberikan rahmat dan safaatnya kepada kita semua.
Dalam kesempatan ini, penulis dengan kerendahan hati menyampaikan ungkapan rasa terimakasih yang tulus kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tesis ini. Ucapan terimakasih secara khusus penulis sampaikan kepada:
1. Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si, selaku dosen pembimbing II yang telah tulus dan gigih membimbing serta member motivasi yang kuat dalam penyusunan tesis ini.
2. Bapak Prof. Dr. rer. nat. Binari Manurung, M.Si, Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si, dan Ibu Dr. Melva Silitonga, M.Si, selaku narasumber yang telah banyak memberikan masukan dan sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam penyempurnaan penulisan tesis ini.
3. Ibu Dr. Martina Restuati, M.Si dan Bapak Drs. Mhd. Yusuf Nasution, M.Si selaku validator tim ahli instrument hasil belajar dan instrument keterampilan proses sains yang telah banyak memberikan masukan dan saran untuk kesempurnaan instrument penelitian ini.
4. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
5. Terimasih yang tak terhingga besarnya kepada orang tua tercinta ayahanda T.Muhammad Yusuf, SE dan Ibun Rive Wirdhani serta adik-adik tercinta yang senantiasa memberikan semangat dan dorongan serta mendoakan penulis selama menjalankan studi hingga penyelesaian tesis ini.
iv
7. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Biologi angkatan XXIV khususnya kelas A serta semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih belum sempurna, dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, semoga kita semua berhasil dan diberikan yang terbaik oleh-Nya. Amin.
Wassalam
Medan, Juli 2016 Penulis
v
BAB II KERANGKA TEORITAS, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7
2.1 Kerangka Teoritis ... 7
2.1.1 Pengertian Belajar dan Hasil Belajar ... 7
2.1.2 Keterampilan Proses Sains ... 8
2.1.3 Model Pembelajaran ... 11
2.1.4 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 12
2.1.4.1 Tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah ... 15
2.1.4.2 Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 18
2.1.5 Model Penemuan Terbimbing ... 20
2.1.5.1 Langkah-langkah Penemuan Terbimbing ... 21
2.1.5.2 Keuntungan Model Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 22
2.1.6 Pembelajaran Konvensional ... 23
2.2 Penelitian yang Relevan ... 25
2.3 Kerangka Berpikir ... 27
2.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuaan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar Biologi ... 27
2.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 28
2.4 Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN ... 32
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 32
3.2 Populasi ddan Sampel Penelitian ... 32
3.3 Jenis dan desain Penelitian ... 33
vi
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 34
3.6 Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 35
3.7 Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 38
3.7.1 Instrumen Tes Hasil Belajar ... 38
3.7.2 Instrumen Keterampilan Proses Sains ... 38
3.8 Uji Coba Instrumen ... 39
3.8.1 Tes Hasil Belajar (Pretes dan Postes) ... 40
3.9 Teknik Analisis Data ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44
4.1 Hasil Penelitian ... 44
4.1.1 Analisis Deskriptif ... 44
4.1.1.1 Data Pretes dan Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 44
4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Belajar ... 44
4.1.1.3 Deskripsi Data Keterampilan Proses Sains Siswa ... 45
4.1.2 Uji Persyaratan Statistik ... 46
4.1.2.1 Uji Normalitas ... 46
4.1.2.2 Uji Homogenitas ... 46
4.1.3 Analisis Data... 47
4.1.3.1 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Siswa ... 47
4.1.3.2 Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa ... 48
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 50
4.2.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan Terbimbing Dan Konvensional terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan ... 50
4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan Terbimbin, Dan Konvensional Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa pada Materi Sistem Pencernaan Makanan ... 52
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 54
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 55
5.1 Simpulan ... 55
5.2 Implikasi ... 55
5.3 Saran ... 56
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator ... 9
Tabel 2.2 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis Masalah ... 15
Tabel 2.3 Langkah-langkah Pembelajaran Konvensial ... 25
Tabel 3.1 Pretes-postes Desain... 33
Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siswa ... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes Keterampilan Proses Sains ... 39
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.2 Tahapan Pembelajaran Penemuan Terbimbing ... 22 Gambar 3.1 Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 37 Gambar 4.1 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan
Terbimbing dan Konvensional Terhadap Hasil belajar Siswa (F =71,284 dan P = 0,000) ... 48 Gambar 4.2 Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Penemuan
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ... 60
Lampiran 2. RPP PBM... 62
Lampiran 3. RPP Penemuan Terbimbing ... 85
Lampiran 4. RPP Konvensional ... 99
Lampiran 5 LKS PBM ...112
Lampiran 6 LKS Penemuan Terbimbing ...130
Lampiran 7. Soal Tes Hasil Belajar ...145
Lampiran 8. Soal Tes Keterampilan Proses Sains ...147
Lampiran 9. Rubrik Penilaian soal Tes hasil Belajar ...150
Lampiran 10. Kunci Jawaban Soal Tes Keterampilan Proses Sains ...154
Lampiran 11. Validasi Tes Hasil Belajar ...157
Lampiran 12 Tingkat Kesukaran Soal, Daya Beda Butir Soal, dan Uji Instrumen Tes Hasil Belajar ...169
Lampiran 13 Data Hasil Penelitian ...160
Lampiran 14 Deskripsi Data Hasil Penelitian ...162
Lampiran 15 Normalitas Data ...168
Lampiran 16 Homogenitas Data ...170
Lampiran 17 Analisis Kovariat (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Hasil Belajar...172
Lampiran 18 Analisis Kovariat (Anakova) Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains ...175
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Berdasarkan PISA 2009, capaian sains untuk Indonesia berada pada peringkat
ke- 60 dari 65 negara dengan skor 383, hasil penelitian tersebut menunjukkan masih
relatif rendah bila dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Pencapaian tersebut
masih banyak berada pada level kemampuan dasar dan belum sampai pada level
kemampuan yang lebih tinggi. Pada tahun 2013, hasil PISA untuk siswa Indonesia
sangat memprihatinkan yaitu Indonesia menempati urutan dua terbawah yaitu dengan
peringkat ke- 63 dari 65 negara.
Berdasarkan data yang diberikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang
Kurikulum dan Pengajaran SMA Negeri 1 Langsa, hasil belajar biologi siswa kelas
XI pada materi sistem pencernaan makanan tergolong masih belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal (KKM) rata-rata yang ditetapkan oleh SMA Negeri 1 Langsa
yaitu 70. Hal ini terlihat pada tahun pelajaran 2013/2014 nilai rata-rata siswa adalah
65 dan pada tahun 2014/2015 nilai rata-rata siswa adalah 68.
Berdasarkan hasil observasi langsung oleh peneliti dan hasil wawancara yang
dilakukan di SMA Negeri 1 Langsa dengan salah seorang guru biologi, hasil belajar
biologi siswa tergolong masih rendah dan belum mencapai kriteria ketuntasan
minimal (KKM) antara lain dipengaruhi oleh pembelajaran yang dilakukan oleh guru
yang masih menggunakan metode ceramah diselingi dengan tanya jawab dan
2
Apabila ada hal yang tidak dimengerti oleh siswa, maka guru akan menjelaskan
kembali materi tersebut.
Strategi pembelajaran yang selama ini diterapkan tidak mengaktifkan siswa
dalam kegiatan pembelajaran secara maksimal. Minat belajar siswa kurang, siswa
tidak terbiasa belajar dengan diawali permasalahan-permasalahan, sehingga diduga
belum banyak siswa yang memiliki keterampilan proses sains. Siswa kurang diberi
kesempatan untuk mengembangkan kemampuan serta keterampilannya. Hal ini
menyebabkan siswa menjadi kurang terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya
dalam memecahkan permasalahan dan mengaplikasikan materi yang telah dipelajari
dalam kehidupan nyata. Siswa juga kurang diberi kesempakatan dalam
mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki dalam suatu kegiatan ilmiah yang
akhirnya membuat siswa dapat menemukan pengetahuan baru. Situasi belajar seperti
ini juga menjadikan pembelajaran menjadi kurang menarik karena siswa cenderung
pasif, kurang responsif, kurang kreatif dan kritis.
Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih
menekankan pada aktifitas siswa dan menjadikan siswa lebih banyak berinteraksi
dengan objek dan peristiwa sehingga siswa memperoleh pemahaman
(kontruktivisme). Peran guru hanya sebagai fasilitator, bukan pentransfer
pengetahuan (Herman, 2007). Model pembelajaran berbasis masalah ini juga
diharapkan mampu menarik perhatian siswa melalui keterlibatan aktif siswa dan
mampu meningkatkan hasil belajar, aktivitas dan keterampilan proses sains siswa.
Menurut Dimiyati dan Moedjiono (2002), ada berbagai keterampilan proses,
3
dimulai dari mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur,
menyimpulkan dan mengkomunikasikan, dan keterampilan terpadu proses sains
(integrated skill), dari identifikasi variabel sampai dengan yang paling kompleks,
yaitu eksperimen.
Keterampilan proses sains sangat penting untuk pengembangan pemahaman
siswa dalam menerapkan konsep ilmiah dan meningkatkan proporsi belajarnya
sehingga melalui pengalaman-pengalaman dalam pembelajaran keterampilan proses,
siswa dapat mencapai keahlian dalam pembelajaran yang bermakna dalam prosedur
pemecahan masalah secara ilmiah dan menerapkan pemahaman ilmiah tersebut dalam
kehidupan sehari-hari (Ango, 2002). Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran pada
keterampilan proses siswa sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Dalam hal mengaplikasikan keterampilan yang dimiliki siswa dalam suatu
kegiatan ilmiah yang akhirnya membuat siswa dapat menemukan pengetahuan baru,
perlu diterapkan model pembelajaran penemuan terbimbing. Menurut Sani (2013)
model pembelajaran penemuan terbimbing adalah menemukan konsep melalui
serangkaian data atau informasi yang diperoleh melalui pengamatan atau percobaan.
Penemuan terbimbing memungkinkan peserta didik lebih mampu mengembangkan
daya kreatifitasnya dan keinginan-keinginan yang lebih luas sehingga peranan guru
dibatasi seminim mungkin sedangkan peranan peserta didik diberi kebebasan
semaksimal mungkin.
Model pembelajaran penemuan terbimbing juga diharapkan mampu menarik
perhatian peserta didik melalaui keterlibatan aktif siswa serta mampu meningkatkan
4
sebagai fasilitator. Guru bertindak sebagai penunjuk jalan dan membantu peserta
didik agar dapat menggunakan ide, konsep, dan keterampilan yang sudah mereka
pelajari sebelumnya untuk menemukan pengetahuan baru. Pelaksanaan pembelajaran
dengan model penemuan terbimbing ini apabila dilakukan dengan efektif, cenderung
akan menghasilkan ingatan dan transfer jangka panjang yang lebih baik.
1.2 Identifikasi Masalah
Masalah yang dapat diidentifikasi dalam latar belakang masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1. Hasil belajar biologi siswa masih belum mencapai KKM;
2. Rendahnya capaian literasi sains siswa Indonesia yaitu berada pada urutan dua
terbawah dibandingkan negara lainnya;
3. Proses pembelajaran dikelas masih menggunakan metode ceramah diselingi
Tanya jawab dan penugasan;
4. Proses pembelajaran tidak merangsang siswa dalam meningkatkan keterampilan
proses sains sehingga siswa cenderung hanya menerima informasi dan kurang
aktif mencari informasi.
1.3 Batasan Masalah
Untuk kepentingan pengujian khusus pada penelitian ini, maka masalah
penelitian dibatasi pada: (1) Penerapan model pembelajaran berbasis masalah dan
model penemuan terbimbing pada kelompok perlakuan dan pembelajaran
5
adalah sistem pencernaan makanan; (3) Subyek Penelitian adalah siswa kelas XI
SMA Negeri 1 Langsa; (4) Hasil belajar biologi siswa dibatasi pada ranah kognitif
taksonomi Bloom C1 sampai C6; (5) Keterampilan proses sains diukur dari
kemampuan peserta didik menjawab soal-soal yang berkaitan dengan 8 (delapan)
aspek keterampilan proses sains.
1.4 Rumusan Masalah
Mengacu pada pembatasan masalah penelitian diatas maka rumusan masalah
penelitian ini disusun sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan
konvensional terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di
kelas XI SMA Negeri 1 Langsa?
2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pembelajaran yang menggunakan
model pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan
konvensional terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem
pencernaan di kelas XI SMA Negeri 1 Langsa?
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model
6
terhadap hasil belajar siswa pada materi sistem pencernaan di kelas XI SMA
Negeri 1 Langsa.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembelajaran yang menggunakan model
pembelajaran berbasis masalah, penemuan terbimbing dan konvensional
terhadap keterampilan proses sains siswa pada materi sistem pencernaan di
kelas XI SMA Negeri 1 Langsa.
1.6 Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan informasi
empirik mengenai pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap hasil
belajar dan keterampilan proses sains siswa dan sebagai sumber rujukan untuk
melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang berkesesuaian.
Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan dan informasi bagi proses pembelajaran biologi untuk meningkatkan
kualitas dan hasil belajar biologi siswa. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan
dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi guru-guru dan lembaga-lembaga
pendidikan dalam menjawab dinamika kebutuhan siswa dalam upaya untuk
meningkatkan hasil belajar biologi khususnya untuk jenjang Sekolah Menengah Atas
55
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil
simpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah,
penemuan terbimbing dan konvensional terhadap hasil belajar siswa SMA
Negeri 1 Langsa pada materi sistem pencernaan makanan
2. Terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran berbasis masalah,
penemuan terbimbing dan konvensional terhadap keterampilan proses
sains siswa SMA Negeri 1 Langsa pada materi sistem pencernaan.
5.2 Implikasi
Hasil penelitian ini mengimplikasikan bahwa model pembelajaran berbasis
masalah dan penemuan terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada
materi sistem pencernaan melalui proses pembelajaran saling bekerjasama untuk
menyelesaikan masalah. Pembelajaran berbasis masalah dan penemuan
terbimbing merupakan model pembelajaran yang membantu siswa menguasai
suatu konsep, memecahkan masalah melalui proses yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpikir, mengemukakan pendapat, percaya pada diri sendiri,
serta mampu berinteraksi sosial untuk mencapai tujuan pengajaran yang
56
Dengan pembelajaran berbasis masalah dan penemuan terbimbing dapat
meningkatkan kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan berpikir, serta
meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa.
5.3 Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, dapat diajukan beberapa
saran sebagai berikut:
1. Bagi guru khususnya guru biologi diharapkan untuk menerapkan model
pembelajaran berbasis masalah dan penemuan terbimbing karena mampu
meningkatkan hasil belajar dan keterampilan proses sains siswa.
2. Hendaknya dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah dan
pnemuan terbimbing guru sebaiknya menyiapkan segala sesuatu yang
dibutuhkan sehingga model pembelajaran tersebut singkron dengan nilai
57
DAFTAR PUSTAKA
Akcay, Behiye. 2009. Problem Based Learning in Science Education. Journal of
Turkish Science Education 6 (1): 26-36.
Akibobola, A. O & Afolabi, F.O. 2010. Constructivist Practices Through Guided Discovery Aprroach, The Effect on Student’t Cognitive Achievement in
Nigerian Senior Secondary School Physics. Eurasian Journal of Physics
and Chemistry Education 2 (1) : 16 – 25.
Akinoglu, O., & Tandongan, R. O. 2007. The effect of Problem-based Active Learning in science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude & Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & TechnologyEducation 3 (1) : 71 – 81.
Ango, L, M. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science : An Edulogy of science Education in the
Nigerian Context, International Journal of Educology. Nigeria :
University of Jos 16 (1) : 1-17.
Arends, R.I. 2008 Learning to Teach : Belajar untuk Mengajar. Edisi kedua, (Penerjemah : Helly Prayitno Soetjipto dan Sri Mulyantino Soetjipto) Yogyakarta: Pustaka belajar.
Arikunto, S. 2006. Dasar – dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Aqib, Z. 2013. Model–model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung : Yrama Widya.
Barret, T. 2005. Understanding Problem – based Learning dalam Handbook of
Enguiry & Problem-Based Learning. (Eds), Galway: CELT.
Chin, C. dan Gek, L, C. 2003. Implementing Problem-Based Learning in Biology.
Tersedia di
pbl.tp.edu.sg/PBLsubjects/Articles/.ChristinChinLiGekChia.pdf. Diakses 10 Oktober 2015.
Dick, W. And Carey, L. 2005. The Systematic Design of Intruction . Fourth edition. New York : Harper Colins Collage Publisher.
Dimiyati dan mudjiono.2002. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Dimiyati dan mudjiono, 2010. Belajar dan pembelajaran. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Djamarah dan Zain. 2006. Metode Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
58
Djamarah dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar, Edisi Revisi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Eggen. P.D., dan Kauchak, D.P. 2012. Strategies for Teacher. Teaching Contens
and Thinking Skill. Boston : Allyn and Bacon.
Erdemir, N. 2009. Determining Students’ Attitude towards Physics through
Problem-Solving Strategy. Journal of Education 10 (2) :17 -24.
Hamalik, O. 2009. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : Bumi Aksara.
Harlen, W., 1992. The Teaching of Science. London : David Fulton Publishers Ltd.
Herman. 2007. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Pembelajaran IPS di MI
Darussadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan 11 (2).
Kyurshunov. 2005. Effect of Problem Solving Teaching Strategy on Student
Attitude Towards Science. Journal of Education 1 (3) : 16 -27
Jubjati. 2011. Pengaruh Pembelajaran berbasis masalah terhadap Hasil belajar Biologi dan Kemampuan Berpikir Kritis SMA Negeri 1 Batang Kuis.
Tesis. Medan : Pascasarjana Unimed.
Lubis. 2013. Pengaruh Pemebelajaran berbasis Masalah terhadap hasil belajar
biologi Materi Pencemaran Lingkungan pada Siswa Kelas X SMA. Tesis.
Medan : Pascasarjana.
Mayer, R. E. 2004, Should There Be A Three – strikes Rule Againts Pure
Discovery Learning. American Psychologist 59 (1) : 14 – 19.
Molnar, G. 2003. Study of Complex Problem-Solving in Real Life Problems. Ph.
D Thesis University of Szeged. Faculty of Arts. Tersedia di
www.Staff.u-szeged.hu/gymolnar/thesis.pdf. Diakses 20 April 2016.
Mulyasa, E. 2005. Kurikulum berbasis Kompetensi, Karateristik dan
implementasi. Bandung : Rosdakarya.
Portoles, J.J. S. and Lopez, V. S (2008). Types of Knowledge & Their Relations to Problem Solving in Science : Directions for practice. Educational
Science Journal 6 (1) : 46 – 65.
Purwanto, MN. 2009. Prinsip – prinsip dan Evaluasi pengajaran. Bandung :
Rosdakarya.
59
Rusman. 2012. Konstruktivisme dalam Pembelajaran. Jakarta: Universitas
Terbuka
Rustaman, 2007. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri
Malang.
Rustaman. 2009. Keterampilan Proses Sains. Bogor : Ghalia Indonesia.
Sani, A.R. 2013. Pembelajaran Saintifik Untuk Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta : Bumi Aksara.
Sanjaya, W. 2006 Strategi Pembelajaran Berorientasi Stardard Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Savery, R.J 2006. Overview of Problem based-learning: Definition and
Distinction. The interdisciplinary Journal of Problem Based Learning, 1
(1); 9 – 20
Sihaloho. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah dan Penenemuan Terbimbing Terhadap Keterampilan Proses Sains, Sikap Ilmiah, dan Hasil Belajar Biologi Siswa. Tesis. Medan : Pascasarjana
Sudjana. 2005. Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Telli, S Brok, P.D Tekkaya, C., & Cakiroglu J. 2009. Turkish Students’ Perception of Their Biology learning Environment : The Effects of Gender and Grade Level. Asian Journal of Educational Research & Synergy. 1 (3) : 16 -27
Udo, M. 2010. Effect of Guided-Discovery, Student Centred Demonstration and the Expository Instructional Strategies on Studen’s Performance in Chemistry. An International Multi-Diciplinary Journal, 4 (1): 1-10.
Ulfa 2014. Pengaruh Strategi pembelajaran berbasis Masalah terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains
mahasiswa STIPAP Medan. Tesis. Medan : Pascasarjana Unimeda.
Wang, H., Peterson, CA, Thompson Teachers Need to Know About Teaching Method. Camberwell, Victoria : ACER Press.