54
Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Saya Yuli Hariati Siregar/ 141121085, mahasisiwi di Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian tentang “Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di
SMA Negeri 4 Padangsidimpuan”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan,
Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut, saya mengharapkan kesediaan siswa SMA Negeri
4 untuk berpartisipasi dalam penelitian ini dimana penelitian ini tidak akan
memberi dampak yang membahayakan. Saya mohon kesediaan Siswa SMA
Negeri 4 Padangsidimpuan untuk mengisi kuesioner dengan jujur dan apa adanya.
Jika bersedia, silahkan menandatangani lembar persetujuan ini sebagai bukti
kesukarelaan siswa SMA Negeri 4 Padangsidimpuan.
Partisipasi anda dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Semua informasi
yang Ibu berikan akan dirahasiakan dan hanya akan dipergunakan dalam
penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi yang anda berikan dalam penelitian
ini.
Medan, Januari 2016
Responden
Lembaran ini adalah instrumen untuk penelitian “Gambaran Masalah
Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan” yang berada di
SMA Negeri 4 Padangsidimpuan. Instrumen ini terdiri dari dua bagian yaitu: data
demografi dan kuisioner pengetahuan remaja tentang kesehatan jiwa. Pengisian
kuisioner dengan menggunakan tanda (� )
1. DATA DEMOGRAFI
Kode (diisi oleh peneliti) :
Umur : ... tahun
Jenis Kelamin : ( ) 1. Laki-laki
( ) 2. Perempuan
Agama : ( ) 1. Islam
( ) 2. Protestan
( ) 3. Katolik
( ) 4. Hindu
( ) 5. Budha
Suku Bangsa : ( ) 1. Batak
( ) 2. Melayu
( ) 3. Jawa
( ) 4. Dll, sebutkan
Jumlah Saudara :
56
2. Kuisioner Penelitan Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja Petunjuk pengisian:
- Menjawab setiap pertanyaan/ pernyataan yang tersedia dengan memberikan
tanda silang (√) pada tempat yang disediakan.
- Menjawab semua pertanyaan yang ada.
- Mengisi setiap pertanyaan dengan satu jawaban.
- Bertanya kepada peneliti bila saudara kurang mengerti.
No. Pertanyaan Ya Tidak
1 Saya suka meninggalkan tanggung jawab pada
tugas-tugas yang diberikan
2 Saya bingung hal apa yang menjadi kekuatan dalam diri
saya
3 Peran saya dalam keluarga masih rancu atau kurang jelas
4 Saya percaya diri dapat melakukan segala hal
5 Saya dapat menerima kekurangan yang ada di dalam diri
saya
6 Saya mudah menerima pelajaran
7 Saya mengikuti les tambahan agar mudah memahami
pelajaran
8 Saya terus berusaha belajar walaupun banyak hambatan
untuk menerima pelajaran
9 Saya malas untuk belajar.
10 Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai
cita-cita.
13 Saya sering berkata kasar kepada teman
14 Saya menghindar dari teman-teman saya jika diajak bolos
sekolah.
15 Saya pernah mencuri barang teman saya.
16 Saya pernah mencium tangan lawan jenis di depan umum.
17 Saya pernah mengkhayal tentang berpelukan dengan
lawan jenis.
18 Saya menolak jika disentuh atau menyentuh lawan jenis.
19 Saya menghindari perilaku penyimpangan seksual.
20 Saya pernah menonton video yang kurang senonoh
58
RELIABILITAS PADA SMA NEGERI 2 PADANGSIDIMPUAN
no kuisioner gambaran masalah kesehatan jiwa remaja tota
l p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20
1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 7
2 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 15
3 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 15
4 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6
5 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 14
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 15
7 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15
8 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 8
9 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 16
10 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15
11 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 10
12 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
13 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
14 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 16
15 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 10
16 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 11
17 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 7
18 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 11
19 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 7
23 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 7
24 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 16
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 16
26 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 14
27 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17
28 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14
29 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 6
30 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 13
31 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 18
32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 14
33 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 16
34 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 15
35 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 7
36 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 14
37 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 10
38 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 9
39 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 10
40 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 6
no
Kuisioner Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di SMA NEGERI 4 Padangsidimpuan
total p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
p1
1 p12 p13 p14 p15 p1
6 p17 p18 p19 p20
1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 8
2 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 11
3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 13
4 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 13
5 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 7
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 17
7 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 13
8 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 9
9 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 6
10 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 11
11 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 13
12 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 16
13 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 10
14 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 16
15 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6
16 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 8
17 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19
62
19 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 12
20 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 9
21 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 6
22 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17
24 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 15
25 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 8
26 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15
27 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 11
28 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 14
29 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 7
30 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 16
31 1 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 8
32 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 10
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 18
34 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 13
35 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 14
36 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 10
37 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 13
38 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 9
39 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13
40 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 11
41 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 16
42 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
46 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 1 11
47 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 14
48 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 14
49 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 12
50 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 4
51 0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 9
52 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17
53 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14
54 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 9
55 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 8
56 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 6
57 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 15
58 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 16
59 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18
60 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 8
61 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 16
62 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 6
63 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 10
64 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 9
65 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 15
64
67 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 8
68 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 13
69 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 18
70 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 7
71 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
72 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 15
73 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 10
74 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 6
75 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 11
76 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 15
77 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16
78 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
79 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 8
80 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 6
81 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 8
82 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5
83 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17
84 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 17
85 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 8
86 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 17
87 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 16
88 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 14
89 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 7
total 59 20 46 45 82 44 23 75 65 71 72 64 51 71 55 65 23 37 41 22 105
66
LAMPIRAN 9
Master Tabel Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan
No
Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
23 perempuan 15 minang islam 3 2 5 5 4 3 17
24 laki-laki 16 jawa islam 2 2 3 5 4 3 15
25 laki-laki 17 batak islam 2 4 2 2 3 1 8
26 perempuan 16 sunda islam 1 3 3 4 5 3 15
27 laki-laki 17 batak islam 4 5 4 2 3 2 11
28 perempuan 16 batak islam 6 5 4 4 4 2 14
29 laki-laki 17 batak islam 1 1 4 0 2 1 7
30 perempuan 16 batak islam 4 4 3 4 5 4 16
31 laki-laki 16 batak islam 1 2 3 2 2 1 8
32 laki-laki 16 batak islam 1 2 2 1 5 2 10
33 perempuan 15 batak islam 1 1 5 5 5 3 18
34 laki-laki 15 batak islam 2 2 4 5 3 1 13
35 perempuan 15 batak islam 1 3 3 3 5 3 14
36 laki-laki 15 jawa islam 4 4 2 3 3 2 10
37 perempuan 17 melayu islam 4 3 3 4 4 2 13
38 laki-laki 16 minang islam 3 3 3 3 2 1 9
39 perempuan 15 batak islam 4 3 3 3 4 3 13
40 laki-laki 17 batak islam 4 3 2 3 5 1 11
41 perempuan 15 jawa islam 2 2 5 5 4 2 16
42 perempuan 17 batak islam 3 3 4 4 4 4 16
68
44 perempuan 17 batak islam 1 2 2 3 2 1 8
45 laki-laki 17 batak islam 6 5 2 1 4 0 7
46 laki-laki 16 batak islam 3 3 4 3 2 2 11
47 laki-laki 16 batak islam 1 3 4 4 5 1 14
48 perempuan 16 minang islam 1 3 4 5 3 2 14
49 laki-laki 15 batak islam 1 4 3 4 3 2 12
50 laki-laki 17 batak katolik 4 4 1 1 1 1 4
51 laki-laki 17 batak islam 1 1 2 3 4 0 9
52 perempuan 15 batak islam 4 4 5 4 5 3 17
53 perempuan 16 batak islam 4 4 4 2 4 4 14
54 laki-laki 15 batak islam 5 4 1 5 2 1 9
55 perempuan 17 batak islam 5 6 2 3 2 1 8
56 laki-laki 15 batak islam 1 1 1 1 4 0 6
57 perempuan 16 batak islam 1 2 4 3 5 3 15
58 perempuan 17 batak islam 1 0 4 5 5 2 16
59 perempuan 17 batak islam 4 3 4 5 5 4 18
60 laki-laki 18 batak islam 1 2 2 3 3 0 8
61 laki-laki 17 jawa islam 4 3 4 4 5 3 16
62 laki-laki 15 batak islam 2 2 1 1 3 1 6
63 laki-laki 17 batak islam 1 4 4 2 2 2 10
64 laki-laki 18 batak islam 5 5 2 3 3 1 9
65 perempuan 16 batak islam 2 3 4 3 5 3 15
66 perempuan 14 melayu islam 2 2 3 4 5 5 17
67 perempuan 16 batak islam 1 2 3 2 2 1 8
71 perempuan 16 batak islam 1 2 4 3 5 4 16
72 laki-laki 15 batak islam 2 2 3 4 5 3 15
73 perempuan 16 batak islam 4 3 2 3 4 1 10
74 laki-laki 16 batak islam 1 3 2 1 2 1 16
75 perempuan 16 batak islam 5 4 4 3 3 1 11
76 laki-laki 15 batak islam 1 1 4 4 5 2 15
77 perempuan 17 batak islam 4 4 3 4 4 5 16
78 perempuan 16 batak islam 4 3 2 4 5 4 15
79 laki-laki 15 batak islam 1 1 2 3 2 1 8
80 laki-laki 18 batak katolik 1 2 1 2 3 0 6
81 laki-laki 16 batak islam 6 5 2 1 4 1 8
82 laki-laki 18 batak islam 9 9 2 1 2 0 5
83 perempuan 17 batak islam 2 2 4 4 5 4 17
84 laki-laki 18 batak islam 2 1 5 4 5 3 17
85 laki-laki 16 batak islam 3 2 1 3 3 1 8
86 perempuan 17 melayu islam 8 7 5 4 4 4 17
87 perempuan 14 batak islam 1 0 5 4 4 3 16
88 perempuan 17 melayu islam 5 4 3 4 4 3 14
70
72
74
76
78
80
Tabel Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Kuesioner Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan
No Pernyataan
Jawaban
Ya Tidak
f % f %
1. Saya suka meninggalkan tanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
59 66.3 30 33.7
2. Saya bingung hal apa yang menjadi kekuatan dalam diri saya
20 22.5 69 77.5
3. Peran saya dalam keluarga masih rancu atau kurang jelas
60 67.4 29 32.6
4. Saya percaya diri dapat melakukan segala hal 45 50.6 44 49.4 5. Saya dapat menerima kekurangan yang ada di
dalam diri saya
82 92.1 7 7.9
6. Saya mudah menerima pelajaran 44 49.4 45 50.6 7. Saya mengikuti les tambahan agar mudah
memahami pelajaran
23 25.8 66 74.2
8. Saya terus berusaha belajar walaupun banyak hambatan untuk menerima pelajaran
75 84.3 14 15.7
9. Saya malas untuk belajar. 65 73 24 27
10. Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita.
71 79.8 18 20.2
11. Saya berteman tanpa menggunakan kekerasan 72 80.9 17 19.1 12. Saya pernah ikut tawuran di sekolah 64 71.9 25 28.1 13. Saya sering berkata kasar kepada teman 51 57.3 38 42.7 14. Saya menghindar dari teman-teman saya jika
diajak bolos sekolah.
71 79.8 18 20.2
15. Saya pernah mencuri barang teman saya. 65 73 24 27 16. Saya pernah mencium tangan lawan jenis di
depan umum.
65 73 24 27
17. Saya pernah mengkhayal tentang berpelukan dengan lawan jenis.
23 25.8 66 74.2
18. Saya menolak jika disentuh atau menyentuh lawan jenis.
37 41.6 52 58.4
19. Saya menghindari perilaku penyimpangan seksual.
41 46.1 48 53.9
20. Saya pernah menonton video yang kurang senonoh
82
84
86
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuli Hariati Siregar
Tempat, Tanggal Lahir : Padangsidimpuan, 26 Juli 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat Rumah : Jl. Panca Budi II No.12 Padangsidimpuan
No.Telepon/ HP : 085361042640
Orangtua (Ayah) : H. Kali Maulana Siregar
Orangtua (Ibu) : Hj. Faridah Rangkuti
Riwayat Pendidikan
• 1997-1999 : TK Aisiyah Bustanul Alfa Padangsidimpuan
• 1999-2005 : SD Negeri 26 Padangsidimpuan
• 2005-2008 : SMP Swasta Nurul’ Ilmi Padangsidimpuan
• 2008-2011 : SMA N 4 Padangsidimpuan
• 2011-2014 : D-III Keperawatan USU
• 2014-2016 : Program Sarjana Keperawatan
1. Persiapan Proposal
• Biaya tinta dan kertas print proposal Rp 150.000
• Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp 120.000
• Biaya pembelian buku Rp 200.000
• Biaya internet Rp 50.000
• Penjilidan Rp 10.000
• Konsumsi Rp 150.000
2. Pengumpulan Data
• Surat izin penelitian Rp 100.000
• Transportasi Rp 320.000
• Penggandaan kuesioner Rp 50.000
3. Analisa Data dan Penyusunan Laporan Hasil
• Biaya kertas dan tinta print Rp 200.000
• Penjilidan Rp 12.000
• Penggandaan laporan penelitian Rp 50.000
88
Maret April Mei Juni September Oktober November Desember Januari Februari
Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
6. Menyerahkan proposal
8. Revisi proposal penelitian
9. Uji Validitas & Reliabilitas
10. Pengumpulan data responden
11. Analisa data
12. Pengajuan sidang skripsi
15. Mengumpulkan skripsi
Anindyajati. 2013. Status Identitas Remaja Akhir: Hubungannya Dengan Gaya
Pengasuhan Orangtua dan Tingkat Kenakalan Remaja.
ejournal.unesa.ac.id. Dikutip tanggal 08 Februari 2016.
Anonim. 2009. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Yogyakarta; Pustaka Mahardika.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta;
Rineka Cipta.
Dariyo, A. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor; Ghalia Indonesia.
Dirgantoro.W. 2012. Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Dalam
Meningkatkan Konsentrasi belajar Siswa Kelas XI IPS 3 SMA Kristen
Purwodadi Tahun Ajaran 2011/
tanggal 07 Februari 2016.
Hurlock, E.B. 1999. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang
Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Indarjo, S. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja. Hal: 49. Universitas Negeri Semarang.
http://journal. unnes.ac.id/index.php/kemas. dikutip pada tanggal 15 Maret
2015.
Jahja, Y. 2011. Psikologi Perkembangan Edisi Pertama Cetakan Ke-1. Jakarta;
Prenada Media Group.
Lestari, H, dan Sugiharti. 2011. Perilaku Beresiko Remaja di Indonesia Menurut
Survey Kesehatan reproduksi Remaja Indonesia (SKRRI) Tahun 2007. http:
lib://fkm.ui.ac.id. dikutip pada tanggal 22 januari 2016.
Nevid, J.S, et.all,. 2003. Psikologi Abnormal edisi Kelima Jilid-2 . Jakarta;
Erlangga.
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta; Rineka Cipta.
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Bandung; Salemba Medika.
Papilia, et.all,. 2011. Human Development (Psikologi Perkembangan) Bagian V
53
Pieter, H.Z, dan Lumongga,N. 2010. Pengantar Psikologi dalam Keperawatan.
Jakarta; Kencana.
Retnowati,S. 2008. Remaja dan Permasalahannya. Hal:21. Fakultas Psikologi
UGM, Jogjakarta.
permasalahannya.html. Dikutip pada tanggal 15 Maret 2015.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung;
Alfabeta.
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kementrian
Kesehatan RI Tahun 2013.
Maret 2015.
Sadri,J. 2009. Tinjauan Tentang Perilaku Menyimpang Remaja di Kelurahan Sari
Rejo Kecamatan Medan Polonia. http:www.usu.ac.id. Dikutip tanggal 08
Februari 2016.
Santrock, J. W. 2007. Remaja Edisi Kesebelas Jilid 2. Jakarta; Erlangga.
Saputri,N.D, dan Susetyo. Remaja dan Seks Pranikah
id/jurnal/files/journals/5/article/200/submission/original/200-620-1-SM.pdf.
Dikutip pada tanggal 22 Januari 2016.
Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta; PT. Raja Grafindo Persada.
Slavin, R.E. 2011. Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik Edisi Kesembilan Jilid
Ke-1. Jakarta; PT. Indeks.
Soejoeti,S.Z. 2001. Perilaku Seks di Kalangan Remaja dan Permasalahannya.
Ejournal.litbang.depkes.go.id/../1648. Dikutip tanggal 25 Desember 2015.
Sumiati, et all,. 2009. Kesehatan Jiwa Remaja. Jakarta; Trans Info Medika.
Willis, S.S. 2014. Remaja dan Masalahnya, Mengupas Berbagai Bentuk
Kenakalan Remaja, Narkoba, Free Sex, dan Pemecahannya. Bandung;
Alfabeta.
Kerangka konseptual pada penelitian ini menggambarkan tentang masalah
kesehatan jiwa remaja. Yang mana variabel yang diteliti adalah masalah kesehatan
jiwa remaja. Kerangka konseptual penelitian dapat digambarkan pada skema 3.1.
dibawah ini :
Keterangan Gambar:
: Variabel yang diteliti
Skema 3.1: kerangka konseptual gambaran masalah kesehatan jiwa remaja Gambaran Masalah Kesehatan
Jiwa Remaja (Sumiati, 2009):
a. Bingung Peran
b. Kesulitan Belajar
c. Kenakalan Remaja
d. Perilaku Seksual Pengaruh Lingkungan Terhadap
Perkembangan Jiwa Remaja
- Lingkungan Keluarga
- Lingkungan Sekolah
- Lingkungan Teman Sebaya
34
3.2 Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional
Suatu keadaan pada
siswa remaja di
SMA Negeri 4
Padangsidimpuan
ditinjau dari
masalah kesehatan
jiwa remaja yang
meliputi bingung
peran, kesulitan
belajar, kenakalan
remaja, perilaku
seksual.
Kuisioner Dalam
persentase
setiap
butir item.
Ordinal
Table 3.1 Defenisi Operasional
Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan untuk
mengetahui gambaran tentang masalah kesehatan jiwa remaja di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto,
2013). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas X,XI,XII
yang di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan. Jumlah populasi di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan adalah 840 orang.
4.2.2 Sampel
Pengambilan sampel menggunakan Strativite Random Sampling dimana
sampel memiliki kelas atau golongan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan
ketepatan absolute dan menggunakan rumus: � = � 1+�(�)2
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Ketetapan relatif yang ditetapkan oleh peneliti (0.10)
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah:
Diketahui :
N = 840
36
Tehnik pengambilan sampel ini dengan cara menjumlahkan siswa perkelas
dikalikan dengan jumlah sampel yang di tentukan kemudian dibagikan dengan
jumlah populasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam melakukan
pengumpulan data ini adalah, menyebarkan seluruh kuisioner kepada semua
remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan, kemudian kuisioner perkelas
dipisah-pisahkan, peneliti mengambil sampel sesuai dengan urutan angka yang di ambil
secara acak. Dengan jumlah sesuai yang dibutuhkan setiap kelasnya.
4.3 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan dengan
pertimbangan bahwa SMA Negeri 4 Padangsidimpuan merupakan salah satu
sekolah yang siswanya masalah kesehatan jiwanya tidak terlalu baik dan tidak
pernahnya dilakukan penelitian tentang masalah kesehatan jiwa di SMA Negeri 4
(Data 2014/2015 SMA Negeri 4 Padangsidimpuan). Lokasi sekitar sekolah adalah
lokasi persekolahan dan sedikitnya rumah penduduk. Lapangan belakang SMA
Negeri 4 berbatasan dengan sawah, kebun dan juga rumah warga sekitar.
4.4 Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian ini dilakukan setelah peneliti mendapat surat etic clirens yang
menyatakan bahwa peneliti berhak meneliti dengan instrumen yang ada, dan
kemudian mendapat izin dari Fakultas Keperawatan dan Kepala Sekolah SMA
Negeri 4 Padangsidimpuan, setelah mendapatkan persetujuan mengambil data,
maka peneliti menemui responden dan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian.
Responden mempunyai hak untuk mengundurkan diri dari penelitian ini
setiap saat tanpa ada tekanan ataupun paksaan, dan peneliti akan menghormati hak
responden. Untuk menjaga kerahasiaan, maka kuisioner yang diberikan kepada
responden diberi kode tertentu tanpa nama dan hanya peneliti yang mempunyai
akses terhadap informasi tersebut.untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti
tidak mencantukan nama responden pada lembar data (kuisioner) yang diisi oleh
peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomer atau kode tertentu. Informasi yang
diperoleh peneliti dijaga kerahasiaannya (Nursalam, 2003).
4.5 Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data maka digunakan instrument. Instrument yang
digunakan berupa kuesioner. Kuesioner dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan
tinjauan pustaka. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu pada
awal instumen penelitian berisi data demografi, dan selanjutnya kuesioner yang
berisi tentang gambaran masalah kesehatan jiwa remaja.
4.5.1 Kuesioner Demografi
Kuesioner demografi yang memberikan data mengenai responden yang
meliputi umur, jenis kelamin, agama, suku, jumlah saudara kandung, urutan anak.
Kuesioner ini hanya digunakan untuk melihat distribusi demografi dari responden.
4.5.2 Kuesioner Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan hasil ataupun data tentang
38
peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Kuesioner ini disusun dalam bentuk
tertutup dengan menggunakan skala Gutman (Riduwan, 2010).Yang mana jika
pernyataan positif jawabannya “Ya” diberi nilai 1, “Tidak” diberi nilai 0.
Sedangkan pernyataan negatif jika jawaban “Ya” diberi niai 0, jika jawaban
“Tidak” diberi nilai 1. dan dalam kuesioener pernyataan positif berada pada
nomor 4,5,6,7,8,10,11,14,18,19, dan pernyataan negatif berada pada nomor
1,2,3,9,12,13,15,6,17,20. Pernyataan tentang bingung peran berada pada nomor
1,2,3,4,5,. Dan pernyataan tentang kesulitan belajar berada pada nomor 6,7,8,9,10.
Pernyataan tentang kenakalan remaja berada pada nomor 11,12,13,14,15. Dan
perilaku seksual pernyataannya berada pada nomor 16,17,18,19,20.
4.6 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat ke validan
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau yang sahih
mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti
memiliki validitas yang rendah (Arikunto, 2013).
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran
tentang validitas yang dimaksud. Penguji menguji validitas instrumen yang sudah
disusun melalui pengalaman. Dengan mengujinya melalui pengalaman akan
diketahui tingkat validitas empiris dan validitas berdasarkan pengalaman. Untuk
menguji tingkat validitas empiris instrumen, peneliti mencobakan instrumen
tersebut pada sasaran dalam penelitian. Langkah ini bisa disebut dengan kegiatan
sudah valid (Arikunto, 2013). Kuisioner yang saya gunakan sudah dinyatakan
valid dengan CVI (Content Validity Index) bernilai 1.
4.7 Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
memperlihatkan hasil yang relatif sama dalam beberapa kali pengukuran terhadap
kelompok subjek yang sama. Hasil pengukuran yang relatif sama menunjukkan
bahwa ada toleransi terhadap perbedaan-perbedaan kecil di antara hasil beberapa
kali pengukuran tersebut. Apabila dari waktu ke waktu perbedaan sangat besar,
maka hasil pengukuran tidak dapat dipercaya dan dikatakan alat ukur tidak
reliabel. Uji reliabilitas dilakukan pada 40 orang di SMA Negeri 2
Padangsidimpuan. Karena sekolah tersebut memiliki karakteristik siswa yang
sama dengan siswa SMA Negeri 4 Padangsidimpuan. Uji reliabilitas dilakukan
secara komputerisasi dengan menggunakan K-R 21 (Kuder dan Richardson). Dan
telah dilakukannya pada tanggal 18 Januari 2016. Didapatkan hasil dari
reliabilitas pada siswa SMA Negeri 2 Padangsidimpuan adalah 0,73, dan
dinyatakan reliabilitas.
4.8 Pengumpulan Data
Setelah mendapat izin penelitian dari kepala sekolah SMA Negeri 4
Padangsidimpuan, lalu peneliti mendatangi lokasi penelitian, setelah itu peneliti
menemui responden sesuai ketentuan. Sebelum peneliti membagi kuisioner
40
manfaat, dan proses pengisian kuisioner serta waktu yang diberikan sebanyak
5-10 menit.
Kemudian peneliti meminta responden untuk menandatangani surat
persetujuan lalu mempersilahkan untuk mengisi kuisioner yang diberikan serta
diberi kesempatan untuk bertanya bila ada yang tidak dimengerti, mengingatkan
responden untuk mengisi kuisioner secara teliti dan cermat serta tidak ada hal
yang terlewatkan. Setelah semua responden mengisi kuisioner tersebut maka
kuisioner dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa kelengkapannya.
Setelah data terkumpul semua maka dilakukan pengelolaan data berdasarkan
computer lalu di analisa.
4.9 Analisa Data 4.9.1 Pengolahan Data
Proses pengolahan data dilakukan secara komputerisasi, dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a. Editing
Editing adalah kegiatan melakukan pemeriksaan kembali kuisioner yang
telah diisi oleh responden, meliputi kelengkapan isian dan kejelasan jawaban dan
tulisan.
b. Coding
Coding adaalah proses merubah data yang berbentuk huruf menjadi data
yang berbentuk angka. Hal utama yang harus dilakukan pada kegiatan ini adalah
memberikan kode untuk jawaban yang diberikan oleh responden.
c. Processing
Processing adalah memasukkan data ke dalam komputer untuk di proses.
yang telah dimasukkan. Kegiatan ini diperlukan untuk mengetahui apakan ada
kesalahan ketika memasukkan data.
e. Komputerisasi
Komputerisasi digunakan untuk mengolah data di dalam komputer.
4.9.2 Tehnik Analisa Data
Data yang terkumpul di analisis dengan menggunakan analisis univariat
(analisis deskriptif), yang bertujuan untuk menjelaskan atau mendesrikpsikan
karakteristik setiap variabel penelitian. Statistika univariat digunakan untuk
menyajikan data-data demografi remaja meliputi umur, jenis kelamin, agama,
suku, jumlah saudara kandung, urutan anak. Hasil dari demografi akan disajikan
42 BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai gambaran masalah
kesehatan jiwa remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan, melalui proses
pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Januari 2016 dengan jumlah
responden 89 orang pada seluruh kelas. Penyajian hasil analisa data dalam
penelitian ini meliputi deskripsi karakteristik responden dan gambaran masalah
kesehatan jiwa remaja pada SMA Negeri 4 Padangsidimpuan.
5.1.1 Deskripsi Karakteristik Remaja
Deskripsi karakteristik responden telusuri dari umur, urutan anak, jumlah
saudara kandung, jenis kelamin, suku, dan agama. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa 48 orang (46.1%) remaja yang berjenis kelamin laki-laki, 58 orang (65.2%)
remaja tergolong pada remaja tengah, dan 72 orang (80.9%) remaja bersuku
batak, 81 orang (91.0%) remaja menganut agama islam, urutan remaja yang
paling dominan adalah anak sulung yaitu 33 orang (37.1%), dan jumlah saudara
yang paling dominan adalah 0-3 yaitu 62 orang (69.7%).
Karakteristik Frekuensi Persentase
- Sunda 1 1.1
Tabel 5.1 Karakteristik remaja berdasarkan jenis kelamin, umur, suku, agama, urutan anak, jumlah saudara (n=89)
5.1.2 Gambaran Masalah Kesehatan Jiwa Remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan
Pada penelitian ini didapatkan hasil dari gambaran masalah kesehatan jiwa remaja
didapatkan hasil dari setiap pertanyaan pada bingung peran remaja memiliki
masalah terhadap peran dalam keluarga yang masih belum jelas yaitu 60 orang
(67.4%), pada masalah kesulitan belajar remaja memiliki masalah yang lebih
banyak yang tidak mengikuti les tambahan sebanyak 66 orang (74.2%), pada
masalah kenakalan remaja banyak siswa yang mencuri barang temannya yang
mana 65 orang (73%) mengatakan bahwa pernah mencuri barang milik temannya
sendiri. Dan pada masalah seksual, didapatkan hasil bahwa remaja pernah menciu
44
No Pernyataan
Jawaban
Ya Tidak
f % f %
1. Saya suka meninggalkan tanggung jawab pada tugas-tugas yang diberikan
59 66.3 30 33.7
2. Saya bingung hal apa yang menjadi kekuatan dalam diri saya
20 22.5 69 77.5
3. Peran saya dalam keluarga masih rancu atau kurang jelas
60 67.4 29 32.6
4. Saya percaya diri dapat melakukan segala hal 45 50.6 44 49.4 5. Saya dapat menerima kekurangan yang ada di
dalam diri saya
82 92.1 7 7.9
6. Saya mudah menerima pelajaran 44 49.4 45 50.6
7. Saya mengikuti les tambahan agar mudah memahami pelajaran
23 25.8 66 74.2
8. Saya terus berusaha belajar walaupun banyak hambatan untuk menerima pelajaran
75 84.3 14 15.7
9. Saya malas untuk belajar. 65 73 24 27
10. Saya belajar dengan sungguh-sungguh untuk mencapai cita-cita.
71 79.8 18 20.2
11. Saya berteman tanpa menggunakan kekerasan 72 80.9 17 19.1 12. Saya pernah ikut tawuran di sekolah 25 28.1 64 71.9 13. Saya sering berkata kasar kepada teman 51 57.3 38 42.7 14. Saya menghindar dari teman-teman saya jika
diajak bolos sekolah.
71 79.8 18 20.2
15. Saya pernah mencuri barang teman saya. 65 73 24 27 16. Saya pernah mencium tangan lawan jenis di depan
umum.
65 73 24 27
17. Saya pernah mengkhayal tentang berpelukan dengan lawan jenis.
23 25.8 66 74.2
18. Saya menolak jika disentuh atau menyentuh lawan jenis.
37 41.6 52 58.4
19. Saya menghindari perilaku penyimpangan seksual. 41 46.1 48 53.9 20. Saya pernah menonton video yang kurang
senonoh
22 24.7 67 75.3
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jawaban Terhadap Kuesioner
Padangsidimpuan
Pada penelitian ini didapatkan hasil yang mana dalam masalah bingung
peran, remaja di SMA Negeri 4 Padangsidimpuan paling banyak memiliki
masalah terhadap perannya di dalam keluarga yang masih rancu, remaja yang
mengatakan ya sebanyak 60 orang (67.4%). Kebingungan identitas (kebingungan
peran) merupakan tahap pertama perkembangan psikososial, dimana remaja
berusaha mengembangkan perasaan akan eksistensi diri yang koheren, termasuk
peran yang dimainkan dalam masyarakat (Papalia,et.al, 2011).
Tidak sejalan dengan penelitian oleh Anindyajati (2013) yang berjudul
status identitas remaja akhir: hubungan dengan gaya pengasuhan orang tua dan
tingkat kenakalan remaja, yang mana hasil yanng didapatkan bahwa remaja yang
status identitasnya tidak/belum tercapai berjumlah 18 orang dari 40 orang sebagai
sampelnya. Sedangkan pada penelitian ini didapatkan bahwa remaja identitas
yang belum tercapai (bingung peran) lebih tinggi yang mana klasifikasi responden
adalah remaja tengah.
Menurut Erikson dalam Papalia,et.al, 2011, bahaya utama dari
kebingungan peran dapat memperlambat pencapaian kedewasaan psikologis, dan
dapat mengatasi krisis identitasnya pada pertengahan usia dua puluhan. Remaja
dapat menunjukkan kebingungan dengan mundur ke masa kanak-kanak untuk
menghindari pemecahan konflik atau dengan melibatkan diri mereka secara
46
Dan pada penelitian ini didapat bahwa anak sulung atau anak pertama lebih
banyak dibanding anak tengah dan anak bungsu yaitu 33 orang (37.1%), menurut
Hurlock (1999) bahwa posisi sebagai anak sulung ataupun anak bungsu
merupakan posisi yang istimewa dalam keluarga. Dalam beberapa pendapat
dijelaskan bahwa anak sulung dan anak bungsu sama-sama mendapatkan curahan
perhatian dan kasih sayang yang berlebihan dari orang tua bila dibandingkan
dengan anak-anak diantara keduanya, anak tengah. Anak sulung berperilaku
secara matang, karena berhubungan dengan orang-orang dewasa, dan diharapkan
untuk memikul tanggung jawab. Anak sulung biasanya memiliki perasaan kurang
aman dan perasaan benci sebagai akibat dari lahirnya adik yang sekarang menjadi
pusat perhatian orang tuanya.
Pada masalah kesulitan belajar, remaja paling banyak mengatakan tidak
mengikuti les tambahan, yaitu 66 orang (74.2%). Kesulitan belajar adalah suatu
keadaan (kondisi) dimana remaja tidak menunjukkan prestasi sesuai dengan
kemampuan yang dimilikinya. Tanda-tanda kesulitan belajar menurut Sumiati,
et.al, (2009), salah satunya adalah menolak bersekolah, yang mana dalam
penanggulangan kesulitan belajar adalah memberikan pendidikan untuk
perkembangan yang spesifik.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Dirgantoro (2012) yang
berjudul evektivitas layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan
konsentrasi belajar siswa kelas XI IPS 3 SMA Kristen Purwodadi tahun ajaran
2011/2012. Yang mana hasil 6 siswa yang termasuk kategori rendah dan sangat
rendah dari 14 orang jumlah siswa yang menjadi sampelnya. Bimbingan
kelompok efektif untuk meingkatkan kemandirian belajar siswa, adanya
Faktor penyebab terjadinya kesulitan belajar adalah faktor internal dan
eksternal. Faktror internal yakni hal-hal atau keadaan yang muncul dari siswa
sendiri, yang meliputi gangguan atau kekurangan maupun psikofisik siswa yang
terdiri dari bersifat kognitif (ranah cipta), afektif (ranah rasa), dan bersifat
psikomotor (ranah karsa). Dan faktor eksternal yakni hal-hal yang datang dari luar
diri siswa, yakni lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
sekolah.
Dalam perkembangan belajar, lingkungan sekolah berpengaruh yang cukup
kuat, yang mana diantaranya adalah suasana sekolah, baik buruknya suasana
sekolah sangat tergantung pada kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru,
sarana pendidikan dan disiplin sekolah. Suasana sekolah berpengaruh terhadap
perkembangan jiwa remaja, yaitu dalam hal kedisiplinan, kebiasaan belajar,
pengendalian diri (Sumiati, et.al, 2009).
Pada masalah kenakalan remaja, rata-rata remaja di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan pernah mencuri barang temannya, yaitu 65 orang (73%).
Kenakalan remaja adalah tingkah laku yang melampaui batas toleransi orang lain
dan lingkungannya, tindakan ini dapat merupakan perbuatan yang melanggar hak
azasi manusia sampai melanggar hukum. Menurut Sunarwiyati dalam Sumiati,
et.al, (2009), kenakalan remaja menurut bentuknya dibagi tiga tingkatan, yaitu
kenakalan biasa, kenakalan yang menjurus pada pelanggaran, dan kenakalan
48
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sadri (2009),
Yng berjudul tinjauan tentang perilaku menyimpang remaja di kelurahan sari rejo
kecamatan medan polonia, yang mana remaja yang pernah mencuri adalah 45
orang dari jumlah sampel yang teliti adalah 45 orang, dengan katalain 100%
remaja pernah melakukan pencurian.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja diantaranya adalah
identitas, kontrol diri, usia, jenis kelamin, harapan terhadap pendidikan dan
nilai-nilai sekolah, proses keluarga, pengaruh teman sebaya, kelas sosial ekonomi, dan
kualitas lingkungan di sekitar tempat tinggal (Santrok, 2007). Dalam penelitian di
dapatkan bahwa remaja laki-laki lebih banyak dibanding dengan remaja
perempuan. Yang mana menurut Santrok, 2007 bahwa pada remaja laki-laki lebih
banyak melakukan tingkah laku anti sosial daripada perempuan.
Pada masalah perilaku sekual, remaja mengatakan bahwa pernah mencium
tangan lawan jenis di depan umum, yaitu sebanyak 65 orang (73%). Dalam
perilaku seksual terjadi antara aspek-aspek fisiologis, sosiopsikologis, dan
budaya. Perilaku seksual meliputi empat tahap, bersentuhan (touching) mulai dari
berpegangan tangan sampai berpelukan, berciuman (kissing), bercumbuan
(petting), dan berhubungan kelamin (sexual intercourse).
Sedangkan jika di perhatikan pada penelitian sebelumnya yang di teliti oleh
Saputri dan Susetyo (2011) yang berjudul remaja dan seks pranikah. Yang mana
dari hasil penelitian mereka didapatkan hasil dari 50 responden, 24 orang
reponden telah melakukan hubungan badan, 16 diantarannya hanya sebatas
ciuman, dan 10 lainnya hanya sebatas raba-raba. Yang mana dari hasil yang
Menurut Kinsey,et.al, 1965 dalam Soejoeti (2001), perilaku seksual meliputi
4 tahap sebagai berikut. Besentuhan (touching), mulai dari berpegangan tangan
sampai berpelukan. Berciuman (kissing), mulai dari ciuman singkat hingga
berciuman bibir. Bercumbu (Petting), menyentuh bagian sensitif dari tubuh
50 BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil anallisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan
mengenai gambaran masalah kesehatan jiwa remaja di SMA Negeri 4
Padangsidimpuan remaja yang mengalami ataupun yangng masih bingung
terhadap perannya di dalam keluarga ada 60 orang dari jumlah keseluruhan 89
orang, dan yang mengalami masalh pada kesulitan belajar yang khususnya yaitu
tidak mengikuti les tambahan yaitu 66 orang, dan pada masalah kenakalan remaja,
remaja yang mengatakan pernah mencuri barang temannya yaitu 65 orang, dan
pada masalah perilaku seksual, didapatkan hasil remaja yang cenderung
mengkhayal tentang berpelukan dengan lawan jenisnya yaitu 66 orang.
6.2 Saran
6.2.1 Untuk pelayanan keperawatan
Diperlukan pelayanan kesehatan jiwa pada remaja untuk meningkatkan
kesehatan jiwa remaja yang semestinya. Pemberian pendidikan kesehatan
mengenai masalah kesehatan jiwa remaja.
6.2.2 Untuk pendidikan keperawatan
Dalam pendidikan keperawatan jiwa lebih dikembangkan dan lebih
mendalam, khusunya tentang keperawatan jiwa pada remaja.
melengkapi dan dapat membandingkan tingkat kesehatan jiwa remaja SMA yang
berbeda-beda.
6.2.4 Untuk sekolah
Dengan hasil penelitian yang sudah tertera di atas, sekolah diharapkan untuk
lebih memperhatikan dan juga lebih mengembangkan kesehatan jiwa remaja,
dengan cara mencegah siswa menunjukkan salah satu gejala ataupun
mengantisipasi siswa mengalami kesulitan dan kegagalan dalam menangani
5 BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kesehatan Jiwa
Kesehatan jiwa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan
atau bagian integral dan merupakan unsur utama dalam menunjang terwujudnya
kualitas hidup manusia yang utuh. Kesehatan jiwa menurut UU No 23 tahun 1966
tentang kesehatan jiwa didefenisikan sebagai suatu kondisi yang memungkinkan
perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan
perkembangan itu berjalan secara selaras denngan keadaan orang lain, bahwa
kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing)
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan
kualitas hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.
Dengan kata lain, kesehatan jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa,
tetapi merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh semua orang, mempunyai
perasaan sehat dan bahagia serta mampu menghadapi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya dan mempunyai sikap positif terhadap
diri sendiri dan orang lain (Sumiati,et.al, 2009).
Menurut UU No 18 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah kondisi dimana
seorang individu dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan sosial
sehingga individu tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi
tekanan, dapat bekerja secara produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (Anonimus, 2009).
Kesehatan jiwa remaja merupakan hal yang penting dalam menentukan
kualitas bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondutif dan mendukung
tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan
dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup. Agar dapat melalui masa
remajanya dengan baik, sangat penting peran orang tua, guru, tokoh masyarakat
dan masyarakat sekitarnya dalam memberikan bimbingan dan teladan. ( Indarjo,
2009).
2.2 Defenisi Remaja
Kata “remaja” berasal dari bahasa Latin yaitu adolescene yang berartii to
grow maturity. Banyak tokoh yang memberikan definisi tentang remaja, seperti
DeBrun (dalam Rice, 1990) mendefenisikan remaja sebagai periode pertumbuhan
antara masa kanak-kanak dan dewasa. Papilia dan Olds (2001), tidak memberikan
pengertian remaja (adolescent) secara eksplisit melainkan secara implisit melalui
pengertian masa remaja (adolescence) ( Jahja, 2011).
Masa remaja merupakan masa peluang sekaligus resiko. Para remaja berada
dipertigaan antara kehidupan cinta, pekerjaan, dan partisi pasi dalam masyarakat
dewasa. Dan masa remaja adalah masa dimana para remaja terlibat dalam perilaku
yang menyempitkan pandangan dan membatasi pilihan mereka (Papalia, 2011).
Menurut WHO dalam buku Sarwono(2002), mendefinisikan remaja lebih
bersifat konseptual, ada tiga kriteria yaitu biologis, psikologik, dan sosial
ekonomi, dengan batasan usia antara 10-20 tahun, yang secara lengkap definisi
tersebut berbunyi sebagai berikut:
a. Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
7
b. Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari
kanak-kanak menjadi dewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relatif lebih mandiri.
2.3 Ciri-Ciri Masa Remaja
Ciri-ciri remaja menurut Hurlock (1999), adalah:
a. Masa remaja adalah masa peralihan
Yaitu peralihan dari satu tahap perkembangan ke perkembangan berikutnya
secara berkesinambungan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga
bukan seorang dewasa dan merupakan masa yang sangat strategis, karena
memberi waktu kepada remaja untuk membentuk gaya hidup dan menentukan
pola perilaku, nilai-nilai dan sifat-sifat yang sesuai dengan yang diinginkannya.
b. Masa remaja adalah masa terjadi perubahan
Sejak awal remaja, perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku
dan sikap juga berkembang. Ada empat perubahan besar yang terjadi pada remaja,
yaitu perubahan emosi, perubahan peran dan minat, perubahan pola perilaku dan
perubahan sikap menjadi ambivalen.
c. Masa remaja adalah masa yang banyak masalah
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sullit untuk diatasi. Hal ini
terjadi karena tidak terbiasanya remaja menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa
meminta bantuan orang lain sehingga kadang-kadang terjadi penyelesaian yang
tidak sesuai dengan yang diharapkan.
apa peran dirinya di masyarakat. Remaja tidak puas dirinya sama dengan
kebanyakan orang, ia ingin memperlihatkan dirinya sebagai individu, sementara
pada saat yang sama ia ingin mempertahankan dirinya terhadap kelompok sebaya.
e. Masa remaja sebagai masa yang menimbulkan kekuatan
Ada stigma dari masyarakat bahwa remaja adalah anak yang tidak rapi,
tidak dapat dipercaya, cenderung berperilaku merusak, sehingga menyebabkan
orang dewasa harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja. Dengan
adanya stigma ini akan membuat masa peralihan remaja ke dewasa menjadi sulit,
karena peran orang tua yang memiliki pandangan seperti ini akan mencurigai dan
menimbulkan pertentangan antara orang tua dengan remaja serta membuat jarak
diantara keluarga.
2.4 Tugas-Tugas Perkembangan Masa Remaja
Tugas-tugas perkembangan masa remaja diantaranya adalah: menerima
keadaan jasmani yang sebenarnya dan memanfaatkan, memperoleh hubungan
baru dan lebih matang dengan teman sebaya antara dua jenis kelamin,
memperoleh kebebasan emosional dari orang tua, mendapatkan perangkat nilai
hidup dan falsafah hidup, memiliki citra-diri yang realistis.Remaja diharapkan
memiliki gambaran diri yang realistis, tidak lagi berdasarkan khayal (fantasi)
tentang gambaran yang muluk-muluk seperti apa yang sering kali mereka pikirkan
dan alami pada masa pubertas atau masa kanak-kanak (Pieter dan Lumongga,
9
Tugas-tugas perkembangan remaja menurut William Kay dalam Jahja
(2011) adalah sebagai berikut:
a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.
b. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau figur-figur yang
mempunyai otoritas.
c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan belajar
bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara individual
maupun kelompok.
d. Menentukan manusia model yang dijadikan identitasnya.
e. Menerima dirinya sendiri dan memiliki kepercayaan terhadap
kemampuannya sendiri.
f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atas dasar skala
nilai, prinsip,-prinsip, atau falsafah hidup.
g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)
kekanak-kanakan.
2.5 Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Jiwa Remaja
Perilaku remaja sangat rentan terhadap pengaruh lingkungan, di satu pihak
remaja mempunyai keinginan kuat untuk mengadakan interaksi sosial dalam
upaya mendapatkan kepercayaan dari lingkungan, di lain pihak ia mulai
memikirkan kehidupan secara mandiri, terlepas dari pengawasan orang tua dan
sekolah. Salah satu bagian perkembangan masa remaja yang tersulit adalah
penyesuaian terhadap lingkungan sosial.
Remaja harus menyesuaikan diri dengan lawan jenis dalam hubungan
interpersonal yang awalnya belum pernah ada, juga harus menyesuaikan diri
baru. Ia harus mempertimbangkan pengaruh kelompok sebaya, perubahan dalam
perilaku sosial, membentuk kelompok sosial baru dan nilai-nilai baru dalam
memilih teman .
2.5.1 Lingkungan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama bagi perkembangan
anak. Usia 4-5 tahun dianggap sebagai titk awal proses identifikasi diri menurut
jenis kelamin. Peranan ibu dan ayah atau orang tua pengganti (nenek, kakek, dan
orang dewasa lainnya)sangat besar. Apabila proses identifikasi ini tidak berjalan
dengan lancar, maka dapat timbul proses identifikasi yang salah. Banyak
penelitian yang dilakukan para ahli menemukan bahwa remaja yang berasal dari
keluarga yang penuh perhatian, hangat, dan harmonis mempunyai kemampuan
dalam menyesuaikan diri dan sosialisasi yang baik dengan lingkungan sekitar
Hurlock (1973) dalam Sumiati,et.al (2009).
Menambahkan anak yang mempunyai penyesuaian diri yang baik di
sekolah, biasanya memiliki latar belakang keluarga yang harmonis, menghargai
pendapat anak dan hangat. Hal ini disebabkan karena anak yang berasal dari
keluarga yang harmonis akan mempersepsikan rumah sebagai suatu tempat yang
membahagiakan karena semakin sedikit masalah antara oranngtua, maka semakin
sedikit masalah yang dihadapi anak, dan begitu juga sebaliknya berntakan atau
kurang harmonis maka ia akan terbebani dengan masalah yang sedang dihadapi
11
Lingkungan keluarga yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
remaja adalah:
a. Pola Asuh Keluarga
Setiap orang tua bertanggung jawab memikirkan san menguasahakan agar
senantiasa terciptakan dan terpelihara suatu hubungan antara orangtua dengan
anak yang baik, efektif dan menambah kebaikan dan keharmonisan hidup dalam
keluarga, sebab telah menjadi bahan kesadaran para orangtua bahwa hanya
dengan hubungan yang baik kegiatan pendidikan dapat dilaksanakan dengan
efektif dan juga dapat menunjang terciptanya kehidupan keluarga yang harmonis
(Papalia, 2011).
Gaya pengasuhan otoritatif masih yang tebaik dalam pengasuhan remaja.
Orang tua otoritatof akan bersikapptegas terhadap nilai penting pengaturan,
norma, dan nilai tetapi bersedia mendengar, menjelaskan, dan bernegosiasi.
Mereka melatih kontrol yang tepat terhadap perilaku anak tetapi tidak mengatur
pemahaman eksistensi diri sang anak. Orang tua menunjukkan ketidaksetujuan
terhadap kesalahan perilaku remaja akan lebih efektif memotivasi mereka untuk
berperilaku yang benar ketimbang orang tua yang menghukum mereka dengan
kejam. Remaja dengan tua yang ketat cenderung mengembangkan kontrol diri,
disiplin diri, dan pelajaran dan kebiasaan personal yang baik. Mereka yang
memberikan otonomi psikologid oleh orang tuanya cenderung menjadi percaya
diri dan kompeten dalam bidang akademis dan sosial (Papalia, 2011).
b. Kondisi Keluarga
Hubungan orang tua yang harmonis akan menumbuhkan kehidupan
emosional yang optimal terhadap perkembangan kepribadian anak. Sebaliknya
misalnya karena perceraian, kematian, dan keluarga dengan keadaan ekonomi
yang kurang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa remaja (Sumiati,et.al,
2009).
Problem utama dalam keluarga berorang tua tunggal adalah kekurangan
uang. Kemiskinan dapat merumitkan hubungan keluarga dan juga membahayakan
perkembangan remaja melalui pengaruhnya terhadap kondisi emosional orang tua
(Papilia, 2011).
c. Pendidikan Moral Dalam Keluarga
Pendidikan moral dalam keluarga adalah upaya menanamkan nilai-nilai akhlak
atau budi pekerti kepada anak di rumah. Pengertian budi pekerti mengandung
nilai-nilai:
1. Keagamaan yaitu sebuah keluarga yang harmonis ditandai dengan
terciptanya kehidupan beragama dalam rumah tersebut. Hal ini penting
karena dalam agama terdapat nilai-nilai moral dan etika kehidupan.
2. Kesusilaan yaitu meliputi nilai-nilai yang berkaitan dengan orang lain,
misalnya sopan santun, kerjasama, tenggang rasa, saling menghayati, saling
menghormati, menghargai orang lai, dsb.
3. Kepribadian memiliki nilai dalam kaitan pengembangan diri, misalnya
keberanian, rasa malu, kejujuran, kemandirian, dsb.
2.5.2 Lingkungan sekolah
Pengaruh yang juga cukup kkuat dalam perkembangan remaja adalah
13
pendidikan di sekolah. Oleh karena itu dalam memilih sekolah, orang tua perlu
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Suasana Sekolah
Persyaratan terciptanya lingkungan kondusif bagi kegiatan belajr mengajar
adalah suasana sekolah. Baik buruknya suasana sekolah sangat tergantung pada
kepemimpinan kepala sekolah, komitmen guru, sarana pendidikan dan disiplin
sekolah. Suasana sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
remaja, yaitu dalam hal kedisiplinan, kebiasaan belajar, pengendalian diri
(Sumiati,et.al, 2009).
b. Bimbingan Guru
Untuk menyalurkan minta, bakat, dan hobi siswa perlu dikembangkan
kegiatan ekstrakulikuler dengan bimbingan guru. Dalam proses belajar mengajar,
guru tidak sekedar mengalihkan ilmu pengetahuan yang terkandung dalam
kurikulum terlutis, melainkan juga memberikan nilai yang terkandung di
dalamnya (hidden curriculum), misalnya kerjasama, sikap empati mau
mendengarkan orang lain, menghargai dan sikap orang lain yang dapat
membuahkan kecerdasan emosional.
2.5.3 Lingkungan Teman Sebaya
Ketika anak-anak memasuki masa remaja, perubahan hakikat persahabatan
juga terjadi. Pada umumnya, jumlah waktu yang dihabiskan bersama teman
meningkat tajam, remaja menghabiskan lebih banyak waktu bersama teman
sebaya mereka daripada bersama anggota keluarga atau sendirian, menurut
Ambert (1997) dalam Slavin (2011).
mempunyai kemampuan sosial yang lebih matang, dan bekinerja lebih baik di
sekolah daripada remaja yang tidak mempu nyai persahabatan yang mendukung
(Slavin, 2011).
Selain teman-teman dekat mereka, kebanyakan remaja juga memberikan
nilai yang tinggi kepada kelompok sebaya yang lebih luas sebagai sumber
gagasan, nilai, persahabatan dan hiburan. Hakikatnya hubungan dengan teman
sebaya pada masa remaja dicirikan berdasarkan status sosial dan pertemanan
akrab sebaya. Status sosial, atau tingkat penerimaan teman oleh teman sebaya,
dipelajari dalam kaitannya dengan kelompok status yang sama, yang
diidentifikasikan pada masa anak- anak pertengahan. Seperti pada anak-anak usia
sekolah dasar, remaja yang populer dan diterima dengan baik cenderung
memperlihatkan penyelesaian konflik dan kemampuan akademis yang positif,
perilaku prososial dan sifat kepemimpinan (Slavin, 2011).
2.5.4 Lingkungan Masyarakat
Tanggapan positif dari lingkungan terhadap keadaan remaja akan
menimbulkan rasa puas dan menerima keadaan dirinya, sedangkan tanggapan
negatif dari lingkungan akan menimbulkan perasaan tidak puas pada dirinya dan
individu cenderung tidak menyukai dirinya yang nantinya akan mengakibatkan
terjadinya pelanggaran terhadap peraturan dan norma-norma yang ada dalam
15
Lingkungan masyarakat menurut Sumiati,et.al (2009) terdiri dari:
a. Sosial Budaya
Bagi remaja yang sedang dalam mencari identitas dan penyesuaian sosial,
situasi ini merupakan titik kritis, yang dapat mengakibatkan terjadinya konflik
kejiwaan pada sebagian remaja. Kebudayaan memberikan pedoman arah,
persetujuan, pengingkaran, dukungan, kasih sayang, dan perasaan aman kepada
remaja, tetapi mereka juga mempunyai keinginan untuk madiri yang berbeda dari
tolak ukur orang dewasa. Mereka membuat kebudayaannya sendiri yang berbeda
dari kebudayaan masyarakat pada umumnya. Kebudayaan yang menyimpang
inilah yang dikenal sebagai kebudayaan anak muda (Youth culture). Nilai yang
dominan dalam budaya anak muda adalah keunggulan dalam olahraga, disenangi
teman, senang hura-hura, senang pesta, tidak dianggap pengecut,dsb.
b. Media Massa
Kemajuan tekhnologi yang luar biasa membawa kegembiraan yang
menyenangkan serta wawasan yang lebih luas. Tetapi juga membawa kesedihan,
betapa tidak, krena hubungan antara manusia bergeser menjadi hubungan antar
mesin. Hubungan antar keluarja menjadi minim. Komunikasi dalam keluarga
yang bisa menumbuhkan saling pengertian, kasih sayang, kerja sama menjadi
surut. Tidak sekedar kehilangan waktu luang yang berharga, tetapi remaja lebih
rugi karena menikmati program yang sering kurang mendidik, misalnya tayangan
kekerasan dan kehidupan seksual.
2.6 Masalah Kesehatan Jiwa Remaja
Pada masa transisi ini, kemungkinan dapat menimbulkan masa krisis, yang
ditandai dengan kecenderungan munculnya perilaku menyimpang. Pada kondisi
dan sifat keperibadian yang kurang baik akan menjadi pemicu timbulnya berbagai
penyimpangan perilaku dan perbuatan-perbuatan negatif yang melanggar aturan
atau norma yang ada di masyarakat. Diantaranya adalah bingung peran, kesulitan
belajar, kenakalan remaja, perilaku seksual yang menyimpang (Sumiati, 2009).
Adapun beberapa konflik ataupun masalah yang dialami oleh remaja adalah
konflik antara kebutuhan untuk mengendalikan diri dan kebutuhan untuk bebas
dan merdeka, konflik antara kebutuhan akan kebebasan dan ketergantungan
kepada orang tua, konflik antara kebutuhan seks dan agama serta nilai sosial,
konflik antara prinsip dan nilai-nilai yang dipelajari oleh remaja ketika kecil
dahulu dengan prinsip dan nilai yang dilakukan oleh orang dewasa di
lingkungannya dalam kehidupan sehari-hari, konflik menghadapi masa depan
(Jahja, 2011).
2.6.1 Bingung Peran
Bingung peran adalah karakteristik penyimpangan perilaku yang
menunjukkan terjadinya resolusi negatif pada seorang remaja ketika mengalami
bingung, ragu-ragu dan perilaku anti sosial. Penyebab terjadinya penyimpangan
perkembangan psikososial/bingung peran adalah tidak menemukan ciri khas
(kekuatan dan kelemahan) dirinya, tidak diterima lingkungan pada setiap tahapan
usia. Masalah-masalah yang sering di hadapi remaja, diantaranya adalah keliru
dengan peran dan tanggung jawab dirinya sendiri, sering merasa disalahkan,
merasa dirinya di layani secara tidak adil, tidak di pedulikan, sukar memahami
17
Usaha remaja untuk memahami diri bukan “sejenis rasa tidak nyaman akibat
menjadi dewasa”. Tugas utama masa remaja adalah memecahkan “krisis”
identitas versus kebingungan identitas (atau identitas versus kebingungan peran),
untuk dapat menjadi orang dewasa unik dengan pemahaman akan diri yang utuh
dan memahami peran nilai dalam masyarakat. “Krisis identitas” ini jarang teratasi
pada masa remaja. Remaja tidak membentuk identitas mereka dengan meniru
orang lain, sebagaimana yang dilakukan anak yang lebih muda, tetapi dengan
memodifikasi dan menyintesis identifikasi lebih awal ke dalam “struktur psikologi
baru yang lebih besar”, Menurut Erikson (1950) dalam Papalia (2011).
Ciri-ciri individu yang memiliki identitas diri yakni individu tersebut
memiliki karakteristik seperti konsep diri, evaluasi diri, harga diri, efikasi diri,
kepercayaan diri, tanggung jawab, komitmen, ketekunan, kemandirian
(Dariyo,2004).
a. Konsep diri, yakni gambaran diri tentang aspek fisiologis maupun
psikologis yang pengaruh pada perilaku individu dalam penyesuaian diri dengan
orang lain. Sejauh mana individu menyadari dan menerima segala kelebihan
maupun kekurangan yang ada pada dirinya, maka akan mempengaruhi
pembentukan konsep dirinya. Kalau dia mampu menerima kelebihan dan
kekurangan tersebut, dalam diri individu akan tumbuh konsep diri positif,
sebaliknya bagi yang tak mampu menerimanya, maka cenderung menumbuhkan
konsep diri yang negatif. Konsep diri yang baik, akan mempengaruhi kemampuan
individu dalam penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya dengan baik.
Sebaliknya, yang konsep dirinya negatif, cenderung menghambat dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan sosialnya.