Lampiran
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA : MUFTIMUHAMMAD
TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 20SEPTEMBER 1990
AGAMA : ISLAM
ALAMAT : KOMP TASBI BLOK E. NO.2 MEDAN
RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. SD HARAPAN 1 MEDAN
2. SMP HARAPAN 1 MEDAN
3. SMA HARAPAN 1 MEDAN
RIWAYAT ORGANISASI : 1. ANGGOTA DIVISI LOGISTIK SCOPH
PEMA FK USU 2011-2012.
2. KEPALA DIVISI LOGISTIK SCOPH PEMA FK USU 2011-2012.
3. ANGGOTA PANITIA GAME ONLINE PORSENI FK USU 2010-2011.
4. KOOR PANITIA GAME ONLINE PORSENI FK USU 2011-2012.
5. ANGGOTA PANITIA PT PMB FK USU 2011-2012.
2012-Lampiran
LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN
Salam sejahtera,
Saya, Mufti Muhammad, sedang menjalani Pendidikan Dokter di
Universitas Sumatra Utara. Saya akan melakukan penelitian dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada Siswa/siswi Kelas XII SMA
Harapan 1 Medan Pada Tahun Ajaran 2013/2014 “. Penelitian ini dilakukan
sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan
mengajar pada semester ketujuh.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan anda menjadi responden
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini responden akan mengisi identitas diri
(nama, umur dan jenis kelamin) dan menjawab 10 pertanyaan mengenai Infeksi
Saluran Kemih (ISK). Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan
dan akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Partisipasi anda dalam
penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Jika anda bersedia menjadi
subjek penelitian, silakan menandatangani lembaran persetujuan.
Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang telah ikut berpartisipasi pada
penelitian ini. Keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan
sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Medan, ... Peneliti
LEMBARAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk
menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatra Utara yang bernama Mufti Muhammad, dengan judul “
Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada Siswa/siswi Kelas XII SMA
Harapan 1 Medan Pada Tahun Ajaran 2013/2014 “.
Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat buruk terhadap saya
dan keluarga saya, kerahasiaan semua informasi yang di berikan akan di jaga oleh
peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian pernyataan
persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.
Medan, ... Subjek Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA SISWA-SISWI XII SMA HARAPAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN
2013/2014
BAGIAN 1 : IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Jenis Kelamin :
BAGIAN 2 : TINGKAT PENGETAHUAN
INSTRUKSI :
Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar pada pertanyaan dibawah ini
dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.
1. Menurut anda, Infeksi Saluran Kemih merupakan ?
A. Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri
B. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme
C. Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
2. Manakah yang lebih rentan menderita Infeksi Saluran Kemih ?
A. Laki-laki
B. Perempuan
C. Keduanya sama
3. Manakah yang merupakan salah satu gejala Infeksi Saluran Kemih ?
A. Nyeri ulu hati
B. Nyeri perut dan pinggang
4. Apakah penyebab tersering dari Infeksi Saluran Kemih ?
A. Bakteri
B. Jamur
C. Virus
5. Manakah yang dapat mengurangi resiko terkena penyakit Infeksi Saluran
Kemih ?
A. Mengkonsumsi air dengan banyak setiap hari
B. Membersihkan kelamin dengan menggunakan pembersih
C. Mengkonsumsi makanan yang bergizi
6. Pada masa apakah wanita yang lebih rentan terkena Infeksi Saluran
Kemih?
A. Masa Kanak – Kanak
B. Masa Remaja
C. Masa Lanjut Usia (Menopause)
7. Faktor manakah yang meningkatkan resiko terjadinya Infeksi Saluran
Kemih ?
A. Rendahnya higienitas
B. Obesitas (Kegemukan)
C. Konsumsi alkohol
8. Bagaimanakah cara mengobati infeksi saluran kemih ?
A. Antibiotik
B. Cukup dibersihkan secara teratur
9. Apakah kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih pada pria yang di
khitan dapat berkurang ?
A. Ya
B. Tidak
C. Hanya pada pria yang dikhitan setelah usia 20 tahun
10. Di bawah ini manakah salah satu upaya pencegahan terjadinya infeksi
saluran kemih ?
A. Mengganti pakaian dalam setiap hari
B. Sering berolah – raga
82 Sovie Amira Perempuan B S B B B S B B B B 8,00
83 Nadia Firyal Perempuan S S B B B S S B B B 6,00
84 Sheila
Aprilaura R
Perempuan S S B B B S B B B B 7,00
85 Adenia
Cahyati
LAMPIRAN
OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN A. Validasi Kuesioner
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 total
p1 Pearson Correlation 1 .667* .667* .667* .509 .509 .509 .509 .408 .509 .654* Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .133 .133 .133 .133 .242 .133 .040
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p2 Pearson Correlation .667* 1 1.000** 1.000** .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p3 Pearson Correlation .667* 1.000** 1 1.000** .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p4 Pearson Correlation .667* 1.000** 1.000** 1 .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p5 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1 1.000** 1.000** 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000
p6 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1 1.000** 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p7 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1.000** 1 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p8 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1.000** 1.000** 1 .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p9 Pearson Correlation .408 .612 .612 .612 .802** .802** .802** .802** 1 .802** .844** Sig. (2-tailed) .242 .060 .060 .060 .005 .005 .005 .005 .005 .002
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
p10 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* .524 .524 .524 .524 .802** 1 .763* Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .120 .120 .120 .120 .005 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
total Pearson Correlation .654* .914** .914** .914** .937** .937** .937** .937** .844** .763* 1 Sig. (2-tailed) .040 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .010
N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Inter-Item Correlation Matrix
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
p1 1.000 .667 .667 .667 .509 .509 .509 .509 .408 .509 p2 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p3 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p4 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p5 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p6 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p7 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p8 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p9 .408 .612 .612 .612 .802 .802 .802 .802 1.000 .802 p10 .509 .764 .764 .764 .524 .524 .524 .524 .802 1.000
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 10 100.0 Excludeda 0 .0
Total 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Items N of Items
B. Frekuensi Data Kuesioner Penelitian Pertanyaan 1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 33 38,8 38,8 38,8
S 52 61,2 61,2 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyaan 2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 17 20,0 20,0 20,0
S 68 80,0 80,0 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyaan 3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 71 83,5 83,5 83,5
Pertanyaan 4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 62 72,9 72,9 72,9
S 23 27,1 27,1 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyaan 5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 32 37,6 37,6 37,6
S 53 62,4 62,4 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyaan 6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 11 12,9 12,9 12,9
Pertanyaan 7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 59 69,4 69,4 69,4
S 26 30,6 30,6 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyan 8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 31 36,5 36,5 36,5
S 54 63,5 63,5 100,0 Total 85 100,0 100,0
Pertanyan 9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 69 81,2 81,2 81,2
Pertanyaan 10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid B 59 69,4 69,4 69,4
C. Crosstab Data Penelitian
Crosstabulasi (Skor Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pengetahuan)
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent Valid Buruk 11 12,9 12,9 12,9
Sedang 57 67,1 67,1 80,0 Baik 17 20,0 20,0 100,0 Total 85 100,0 100,0
Crosstabulasi (Skor Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin)
Skor
Total Buruk Sedang Baik
jeniskelamin Laki-Laki 8 38 10 56 Perempuan 3 19 7 29
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin; Nur Wahyuni. 2007.Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar –
Ruzz Media
Bircan. 2002,Urinari Tract Infection in Middle Age: 11 – 12, Astro Press
Handayani, Hani. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja
Putri Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna di Madrasah
Tsanawiyah Pembangunan Tahun 2011. Jakarta: Universitas Islam
Negeri
Junizaf, 1994.Infeksi Saluran Kemih pada Wanita. Jakarta: BalaiPenerbitan FKUI,
1-10.
Koda-Kimble, M.A., et. al., 2009, Applied Therapeutics. The Clinical Use Of
Drug. Ninth Edition, Lippincott Williams & Wilkins: Philadelpia.
www.nejm.org .
Lumbanbatu, S.M., 2003: Bakteriuria Asimtomatik pada Anak Sekolah Dasar
Usia 9-12 Tahun. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara, 1-17.
Malone, P., Steinbrecher, H, 2007. Clinical Review: Medical Aspect of Male
NICE, 2007.Urinary Tract Infection in Children: Diagnosis, Treatment and
long-term management.London: RCOG Press
Notoatmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta:
RinekaCipta.
Notoatmodjo, S., 2007.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.
Purnomo, B. B., 2009. Dasar - dasar Urologi. EdisiKedua. Jakarta: Penerbitan
CV Sagung Seto,48-49.
Stamm WE. 2001.An Epidemic of Urinary Tract Infections. N Engl J Med. p 345:
1055-1057.
Sukandar, E., 2006.Nefrologi Klinik. ed 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII)
BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penetilian di atas maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
3.2. Definisi Operasional dan Variabel
Siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan merupakan semua siswa yang
bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014
Pengetahuan infeksi saluran kemih ialah segala informasi tentang infeksi
saluran kemih.
Pengetahuan adalah kemampuan siswa/siswi untuk menjawab pertanyaan
mengenai infeksi saluran klemih. Pengetahuan diukur melalui kuesioner. Setiap
jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Total skor adalah 10.
Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:
1 . Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor
responden > 8.
2 . Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor
responden 4-8.
3 . Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor
responden < 4 (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan
Siswa / Siswi
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Rancangan Penelitian
Rancangan penetilian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ISK
pada siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
4.2. Lokasi dan Waktu penelitian - Lokasi Penelitian:
Penelitian ini di lakukan di SMA Harapan 1 Medan
- Waktu penelitian :
Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli 2013 sampai Desember 2013
4.3. Populasi dan Sample Penelitian
Populasi dalam penelitian ini yang ambil adalah siswa/siswi SMA
Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014yang berjumlah 313orang
Sampel pada penelitian ini di tentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu
karakteristik sample yang dapat dimasukkan atau layak diteliti. Adapun kriteria
inklusi dalam penelitian ini adalah :
1. Siswa/siswikelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014
2. Telah menandatangani lembaran persetujuan.
Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi
kriteria inklusi dari studi. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :
2. Siswa - siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 yang tidak bersedia
Penarikan sampel penelitian sering dilakukan dalam suatu penelitian oleh
beberapa alasan seperti jumlah populasi yang sangat besar sehingga seluruh
populasi tidak mungkin diperiksa karena memakai waktu yang lama, adanya
homogenitas atau sifat kesamaan dalam populasi, dan ketelitian terhadap
pengukuran sampel akan lebih baik dibandingkan populasi. Alasan lain berupa
lebih murah, lebih mudah, lebih cepat, lebih akurat, lebih spesifik, dan mewakili
populasi (Wahyuni, 2007).
Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik randomisasi sederhana
(Simple Random Sampling).Metode ini mengambil sample dari semua siswa dan siswi kelas XII tanpa mempedulikan ciri/karakteristik responden sampai jumlah
sampel terpenuhi (Wahyuni, 2007).
Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus menurut Wahyuni
(2007) sebagai berikut:
N . Z21-α/2 p. (1-p)
n =
(N-1) d2+ Z21-α/2 p. (1-p)
Keterangan
n = Besar sampel minimum.
Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu
(1,96).
p = Harga proporsi di populasi (0,5).
d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10% = 0,1).
313 .(1,96 )20,5 . (1 – 0,5)
n =
(313 – 1 ) 0,12+ (1,96)20,5. (1- 0,5)
n = 73,8 ~ 75
Maka besar sampel minimal yang diperlukan adalah 75 orang .Untuk
mendapatkan hasil yang akurat, besar sample minimal ditambahkan 10% yaitu7,5
orang maka dijumlahkan menjadi 82,5 orang dibulatkan menjadi 85 orang.
4.4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden adalah bentuk kuesioner (angket). Kuesioner tersebut di berikan
pada siswa/siswi kelas XII yang bersekolah SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran
2013/2014, bentuk kuesioner dapat di lihat pada lampiran.
4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas
Uji validitas dan realibilitas pada kuisoner dilakukan dengan perangkat
lunak SPSS 19.0 (Statistical Product and Service Solution) Sampel yang digunakan pada validitas dan reabilitas adalah 10 Siswa/siswi kelas XII SMA
Harapan 1 Medan yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Hasil Uji
Validitas dan realibilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuisoner dapat di lihat pada
lampiran.
4.4.2. Etika Penelitian.
Dalam penelitian ini pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan
kuesioner dan sebelum pengisian angket akan di lampirkan lembaran persetujuan
responden (Infromed Consent). Angket tersebut berisi 10 pertanyaan pilihan
ganda tentang pengetahuan siswa/siswi terhadap infeksi saluran kemih. Hasil
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah terkumpul, diolah (coding danentrydata).
editing data dilakukan untuk melihat tentang kelengkapan pengisian kuesioner,
lalu dilakukan pengkodean. Data yang sudah diberi kode dalam bentuk kategori
kemudian dapat diolah menggunakan komputer dengan program SPSS
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
Proses dalam pengambilan data pada penelitian ini telah dilakukan dengan
menggunakan instrument kuesioner yang diisi langsung oleh responden di depan
peneliti di wilayah Medan Maimone
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMA Harapan 1 Medan merupakan lokasi
penelitian ini. SMA Harapan 1 Medan merupakan bagian sekolah yang tidak
terpisah dari Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang terletak di JL.
Imam Bonjol No.35 Medan kecamatan Medan Maimone.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi
Kelas XII SMA Harapan 1 Medan yang di pilih secara random atau acak, dari setiap kelas diberikan kuesioner secara acak kepada siswa/siswi hingga
memenuhi target sample yaitu 85 orang.
5.1.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Deskripsi data penelitian responden berdasarkan jenis kelamin di SMA
Harapan 1 Medan pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014
Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Jumlah Persen
Laki-Laki 56 65,9
Perempuan 29 34,1
Total 85 100,0
Dari tabel di atas, dilihat laki – laki frekuensinya lebih banyak di dapat
yaitu 56 siswa, 65,9% dan perempuan frekuensinya lebih sedikit yaitu 29 siswi,
34,1%. Total frekuensi 85 siswa-siswi.
5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih
Deskripsi data frekuensi jawaban pengetahuan terhadap infeksi saluran
kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-Siswi SMAHarapan 1 Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih
No Pertanyaan / Pernyataan
Jawaban Responden
Benar Salah
N % N %
1 Definisi Infeksi Saluran Kemih 33 38,8% 52 61,1%
2 Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih 17 20% 68 80%
3 Gejala Infeksi Saluran Kemih 71 83,5% 14 16,5%
4 Penyebab Infeksi Saluran Kemih 62 72,9% 23 27,1%
5 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih 32 37,6% 53 62,4%
6 Pengaruh Menstruasi Terhadap Infeksi
Saluran Kemih
11 12,9% 74 87,1%
7 Salah Satu Faktor Yang Meningkatkan
Resiko Infeksi Saluran Kemih
59 69,4% 26 30,6%
8 Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih 31 36,5% 54 63,5%
9 Pengaruh Sirkumsisi Terhadap Kejadian
Infeksi Saluran Kemih
69 81,2% 16 18,8%
10 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih 59 69,4% 26 30,6%
Bedasarkan tabel 5.3., didapati bahwa 83,5% responden menjawab
pertanyaan mengenai gejala infeksi saluran kemih dengan benar, diikuti dengan
pertanyaan mengenai pengaruh sirkumsisi terhadap kejadian infeksi saluran kemih
yang dijawab benar oleh 81,2% responden.
Sedangkan, sebanyak 87,1% responden salah menjawab pertanyaan
mengenai pengaruh menstruasi terhadap infeksi saluran kemih, diikuti dengan
pertanyaan mengenai faktor resiko infeksi saluran kemih yang salah dijawab oleh
5.1.2.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Deskripsi tingkat pengetahuan respondenterhadap infeksi saluran kemih
pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden
Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen
Baik 17 20,0
Sedang 57 67,1
Buruk 11 12,9
Total 85 100,0
Bedasarkan tabel 5.4., sebanyak 17 orang responden (20,0%) memiliki
tingkat pengetahuan baik, 57 orang responden (67,1%) memiliki tingkat
pengetahuan sedang, dan 11 orang responden (12,9%) memiliki tingkat
pengetahuan buruk.
5.2 Pembahasan
Penelitian tentang infeksi saluran kemih itu penting untuk mengetahui
sejak dini tanda dan gejala infeksi saluran kemih. Mengenali sejak dini tanda dan
gejala infeksi saluran kemih pada anak dan remaja adalah salah satu kunci
mengurangi resiko infeksi saluran kemih maka dari itu pengetahuan dari infeksi
saluran kemih itu perlu (NICE,2007).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia, yakin penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.
Sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
(Notoatmodjo, 2007)
Hasil jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan mengenai infeksi
pengetahuan tentang infeksi saluran kemih pada remaja juga cukup baik, hal ini
ditunjukkan dari pertanyaan tentang tujuan perawatan alat kelamin atau higienitas
yang dimana termasuk faktor resiko infeksi saluran kemih, responden yang
menjawab benar sebanyak 97,1% yaitu agar terhindar dari penyakit infeksi saluran
kemih yang telah di teliti pada remaja di daerah Jakarta.
Dari pertanyaan kuesioner tentang gejala infeksi saluran kemih salah satu
pertanyaan yang paling banyak menjawab benar yaitu 83,5% menunjukkan bahwa
pengetahuan siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan baik karena mengenali
tanda dan gejala infeksi saluran kemih secara dini merupakan salah satu kunci
mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih (NICE 2007) .
Pada pertanyaan kuesioner tentang pengaruh sirkumsisi pada infeksi
saluran kemih juga salah satu yang paling banyak menjawab benar setelah
pertanyaan kuesioner tetang gejala infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 81,2%
menunjukkan bahwa pengetahuan siswa-siswi sudah termasuk baik karena
sirkumsisi dapat mengurangi resiko infeksi saluran kemih (Malone P, 2007).
Pertanyaan faktor resiko infeksi saluran kemih salah satu paling banyak
salah setelah pertanyaan pengaruh menstruasi terhadap infeksi saluran kemih
yaitu, 80% itu di karenakan kurangnya edukasi atau kurangnya rasa
keingintahuan siswa-siswi padahal jika siswa-siswi lebih berpengetahuan tentang
faktor resiko infeksi saluran kemih, penyakit infeksi saluran kemih dapat di cegah.
Pertanyaan lainnya seperti pertanyaan no 1 (61,1%), 5 (62,4%) dan 8 (63,5%)
juga masih banyak yang salah
Dari data yang telah didapatkan maka diperoleh hasil tingkat pengetahuan
siswa-siswi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan katagori baik (20%), sedang
(67,1%) dan buruk (12,9%) yang berarti tingkat pengetahuan pada siswa-siswi
kelas XII SMA Harapan 1 Medan adalah sedang (67,1%) maka masih di perlukan
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari uraian – uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan, yaitu :
a. Tingkat Pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan pada kelas
XII terhadap pengetahuan infeksi saluran kemih berada pada kategori
baik yaitu sebanyak 17 responden (20%), sedangkan pada kategori
sedang sebanyak sebanyak 57 responden (67,1%) dan pada kategori
buruk 11 responden (12,9%).
6.2. Saran
a. Perlu diberikan edukasi pada siswa – siswi pada kelas XII SMA Harapan 1 Medan agar siswa - siswi dapat lebih baik pengetahuannya
terhadap infeksi saluran kemih
b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi penelitian diperluas, sampel penelitian di perbanyak dan di tambah variablenya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Infeksi Saluran Kemih
2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dalam istilah umum yang menunjukkan
keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan
mikroorganisme lebih dari 100.000 per mililiter sampel urin porsi tengah, yang
dikumpulkan secara benar dan bersih, menunjukkan adanya infeksi. Namun, pada
beberapa keadaan mungkin tidak didapati bakteriuria yang bermakna meskipun
benar-benar infeksi saluran kemih. Terutama pada pasien yang memberikan
gejala, sejumlah bakteri yang lebih sedikit (10000-100000 per mililiter urin porsi
tengah) sudah menunjukkan adanya infeksi (Stamm WE. 2001).
Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandain dengan adanya
bakteri dalam urin dan pada pemeriksaan biakan mikroorganisme didapatkan
jumlah bakteri sebanyak 100.000 koloni per milliliter urin atau lebih yang dapat di
sertai dengan gejala – gejala (simtomatik) atau tidak (asimtomatik). Menurut
Widayati (2004), Pada pasien dengan simtom ISK, jumlah bakteri dikatakan
signifikan jika lebih dari 100.000 per milliliter urin. Penderita wanita adalah yang
paling banyak terinfeksi dan setiap wanita diperkirakan akan mengalami gejala –
gejala ISK sebanyak 5 kali dalam siklus hidupnya, manakala pada penderita pria,
jarang dilaporkan tetapi jika berlaku bisa menyebabkan komplikasi yang serius.
Pada umumnya infeksi saluran kemih pada wanita terbatas pada saluran kemih
bagian bawah yaitu uretra dan kandungan kemih akan tetapi dapat pula menyebar
ke saluran kemih bagian atas sampai ke ginjal. Sebaliknya infeksi yang terjadi
pada saluran kemih bagian atas hampir selalu di sertai dengan infeksi saluran
2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih
Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua kategori umum
berdasarkan lokasi anatomi, yaitu :
a. Infeksi saluran kemih bawah
b. Infeksi saluran kemih atas
Presentasi klinis infeksi saluran kemih bawah tergantung dari gender :
a. Perempuan. Sistisis.
Sistisis adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna.
Sindrom uretra akut (SUA).
Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan
mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis.
b. Laki-laki.
Presentasi klinis infeksi saluran kemih pada laki-laki mungkin sistitis,
prostatitis, epidimidis dan uretritis.
Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2, yaitu
a. Pielonefritis akut (PNA)
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri.
b. Pielonefritis kronis (PNK)
Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.Obstruksi saluran kemih dan refluks
vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan
jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik
2.1.3 Etiologi Infeksi Saluran Kemih
Pada keadaan normal urin adalah steril.Umumnya ISK disebabkan oleh
kuman gram negatif.Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti
Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan ),Klebsiella pneumoniadanPseudomonas aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif seperti Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus viridans jarang ditemukan.Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukanProteus species. Pada ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan
Pseudomonas(Lumbanbatu, S.M., 2003)
2.1.4. Gejal Klinis
Presentasi klinis ISK bawah:
a. Sistitis
Adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria
bermakna. Presentasi klinis sistitis adalah seperti sakit suprapubik, polakisuria,
nokturia, disuria, dan stranguria.
b. SUA
Sindroma uretra akut adalah presentasi klinis sisititis tanpa ditemukan
mikroorganisme(steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini
SUA disebabkan MO anaerobik. Presentasi klinisnya adalah piuria, disuria, sering
kencing, leukosituria.
Presentasi klinis ISK atas:
a. PNA
Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan
infeksi bakteri. Presentasi klinisnya adalah seperti panas tinggi (39.5-40.5),
b. PNK
Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjutan dari infeksi bakteri
berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan
vesikoureter refleks dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti
pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal (Sukandar, 2006).
2.1.5. Patogenesis dan Sumber Infeksi.
Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa
saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal.Pada sebagian besar
infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.Kemudian dapat
diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum
kebanyakan infeksi parenkim renal (Stamm WE. 2001).
Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh
spesies-spesies difteroid, streptokokus, laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai
basil usus gram negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun,
pada perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus gram
negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit periuretra, dan
uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.
Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam kandung kemih dapat
segera hilang.Sebagian karena efek pengenceran dan pembilasan ketika buang air
kecil tapi juga akibat daya antibakteri urin dan mukosa kandung kemih.Urin
dalam kandung kemih kebanyakan orang normal dapat menghambat atau
membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang
tinggi.Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri.Leukosit
polimorfonuklear dalam dinding kandung kemih tampaknya juga berperan dalam
membersihkan bakteriuria.
Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih,
yaitu :
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual.
berakhir dibawah labia.Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan
seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang
penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda.Buang air
kecil setelah hubungan seksual terbukti menurunkan resiko sistisis, mungkin
karena tindakan ini meningkatkan eradikasi bakteri yang masuk selama hubungan
seksual.
2. Kehamilan.
Kecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan
disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan
inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.
3. Sumbatan.
Adanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau
hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi
infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran
kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.
4. Disfungsi neurogenik kandung kemih.
Gangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas
korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat
berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh
penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin
dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.
5. Refluks vesikoureteral.
Keadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih
ke-ureter dan kadang sampai pelvis renal.Hal ini terjadi selama buang air kecil atau
dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih.Refluks vesikoureteral terjadi
jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif dapat ditunjukkan melalui
sistouretrogram selama buang air kecil.Gangguan anatomis pertemuan
vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi
6. Faktor virulensi bakteri.
Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu
dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus
urinarius. Hampir semua strainE.coliyang menyebabkan pielonefritis pada pasien
dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang
memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada
di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan
penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja
bakterisidal dari serum manusia.
7. Faktor genetik.
Faktor genetik pejamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi
urinarius.Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat
menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm WE.
2001).
2.1.6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih
Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi
saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi
(complicated).
1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)
Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu non-obstruksi dan
bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan
tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.
2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated) - Infeksi saluran kemih selama kehamilan
2.2. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari suatu penginderaan terhadap sesuatu
objek yang terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba.Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh
melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan doman yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 2003).
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam
memahami alam dan sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan
(sebagai hasil tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah
hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.
Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi beberapa
faktor yaitu :
1. Faktor Umur.
Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal
pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang
maka pengetahuan juga semakin bertambah.
2. Faktor Pendidikan.
Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin mudah untuk
seseorang menerima informasi tentang suatu objek atau terkait dengan
pengetahuan.
3. Faktor Pekerjaan.
Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi terhadap proses mengakses
informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.
4. Faktor Pengalaman.
Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin
banyak pengalaman seseorang itu tentang suatu, semakin bertambah pengetahuan
tentang hal tersebut.
responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.
Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode
atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang
dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah
disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi
ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Mempunyai objek kajian
b. Mempunyai metode pendekatan
c. Bersifat universal (mendapat pendekatan secara umum) .
Perjalanan manusia menuju pengetahuan yang sempurna merupakan suatu
usaha manusia yang terus-menerus, tidak mengenal lelah, dan pantang mundur
selama berabad-abad.Ini disebabkan oleh dua dorongan manusia yang
kuat.Pertama ialah usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan
menaklukkan fenomena alam.Dorongan kedua ialah hasrat manusia untuk
mengerti dan menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Dengan
mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia
menemukan jalan untuk pendekatan kebenaran,(Notoadmodjo ,2003).
2.2.1. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif
Dalam konferensi UNESCO di Melbourene, Australia, tahun 1998, para
ahli pendidikan mengemukakan bahwa bidang yang pertama kali dilakukan dari
empat bidang belajar yang penting adalah belajar untuk mengetahui (learning to
know). Untuk belajar, pertama-tama manusia membutuhkan persepsi yang terjadi melalui pancaindera. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus
(rangsangan) yang diterima pancaindera, kemudian stimulus diantar ke otak yang
selanjutnya dikode dan diartikan hingga mengakibatkan pengalaman yang
disadari. Setelah manusia mengetahui dunia melalui persepsi, kemudian mereka
akan bertindak (Maramis, W.E. 1990)
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari
atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu
tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan,
mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
c. Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat
diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya
dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus
statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan
prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.
d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis
ini dpat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
Dengan kata lain, sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penelitian-penelitian ini
berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1Latar belakang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan
oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Saluran
kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan
menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal,
ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic
Diseases Information Clearinghouse(NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus
dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi
baru lahir hingga orang tua (Purnomo, 2009).
Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria.
Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%) yang
tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan
bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada anak
perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada remaja anak
perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8% (Purnomo, 2009).
Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering
ditemukan di praktek umum. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan
hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama
hidupnya. Infeksi saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated type) jarang dilaporkan menyebabkan insufisiensi ginjal kronik walaupun sering mengalami
ISK berulang. Sebaliknya ISK berkomplikasi (complicated type) terutama terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik
yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (Sukandar, 2007).
Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor seperti usia, jenis
laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan kecuali disertai faktor
predisposisi. Faktor predisposisi ISK merupakan faktor pencetus yang dapat
menyebabkan ISK sepert litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal
polikistik, diabetes mellitus, nefropati analgetik, senggama, kehamilan, dan
kateterisasi (Sukandar, 2007).
Sekitar 7 juta kasus sistitis akut dan 250.000 kasus pielonefritis akut
terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, mengakibatkan lebih dari 100.000 rawat
inap. Biaya langsung yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan ISK
telah diperkirakan lebih dari $ 2,5 miliar per tahun di Amerika Serikat. Setelah
usia 1 tahun sampai sekitar usia 50 tahun, ISK umumnya menyerang kaum
wanita. Dari usia 5-14 tahun, kejadian bakteriuria adalah 1,2% pada wanita dan
0,03% pada pria. Wanita yang berusia antara 15-24 tahun, sebesar 1%-5% pasti
pernah mengalami bakteriuria, kejadian meningkat sebesar 1%-2% untuk setiap
dekade hidup (Koda Kimble et al., 2009).
Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang
tanpa gejala (asimptomatik), ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik
yang asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat
dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan
kematian. ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat dapat
menimbulkan sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi,
gagal ginjal dan komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama sering terjadi
pada Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK ini sering luput
dari diagnosis (Bircan 2002). Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri dan
hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh jamur atau virus. Sehingga
pengobatan yang utama pada ISK adalah antibakteri (Sjahrurrachman et al., 2004)
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada
Golongan siswa/siswi SMA, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
“Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada siswa/siswi SMA
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan
penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan Infeksi Saluran
Kemih (ISK) pada siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan ?
1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada
siswa - siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan
1.3.2 Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang definisi infeksi
saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1
Medan
2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang faktor resiko
Infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA
Harapan 1 Medan
3. Untuk mengetahui pengetahuan tentang gejala infeksi
saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1
Medan
4. Untuk mengetahui pengetahuan tentang penyebab
terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII
SMA Harapan 1 Medan
5. Untuk mengetahui pengetahuan tentang pengobatan infeksi
saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1
Medan
6. Untuk mengetahui pengetahuan tentang pencegahan infeksi
saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk
1.4.1 SMA Harapan 1
1. Mengetahui berapa banyak siswa - siswi nya yang mengetahui tentang
Infeksi Saluran Kemih (ISK) secara umum.
2. Memotivasi sekolah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang
Infeksi Saluran Kemih (ISK), pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK)
dan sebagainya.
3. Siswa/siswi SMA Harapan ikut serta melakukan usaha pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK).
1.4.2 Masyarakat :
1. Masyarakat mengetahui akibat dari Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan
mampu mencegah terjadinya (ISK).
2. Masyarakat mengetahui pentingnya edukasi dalam mengatasi Infeksi
Saluran Kemih (ISK).
3. Masyarakat Ikut serta dalam melakukan usaha pencegahan terjadinya
Infeksi Saluran Kemih (ISK).
1.4.3 Peneliti :
1. Untuk memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam
melakukan penelitian
2. Untuk menerapkan ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapati selama
ABSTRAK
Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandai dengan adanya mikroorganisme di dalam urin. Penyakit infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang tertinggi setelah infeksi saluran pernafasan dan dilaporkan 8,3 juta kasus per tahun, dari data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% perempuan dewasa mengalami infeksi saluran kemih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa-siswi SMA yang bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan. Jumlah sample penelitian yang diambil 85 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang infeksi saluran kemih Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014 dalam kategori sedang (67,1%).
ABSTRACT
Urinary tract infection is a condition marked with microorganism in urine. It is the second-highest infection after respiratory tract infection with 8.3 million cases reported per year. Epidemiology shows that 25-35% female adults were suffering UTI.
The aim of this study is to find out knowledge level of UTI in Harapan 1 High School students year 2013/2014.
This desearch is a descriptive study with cross sectional design. Subject was measured once at the same time. The amount of sample in this study is 85 students’ Data were obtained from 10-questioned questionnaire about UTI. Then, data were analyzed using SPSS.
The result of this study shows that knowledge level of UTI in high school students is moderate (67.1%)
TINGKAT PENGET
SISWA-SISWI KEL
UNIVER
PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEM
I KELAS XII SMA HARAPAN 1 MEDAN
AJARAN 2013-2014
Oleh:
MUFTI MUHAMMAD
100100374
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
KEMIH PADA
TINGKAT PENGET
SISWA-SISWI KEL
“Karya Tulis Ilmiah ini d
UNIVER
PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEM
I KELAS XII SMA HARAPAN 1 MEDAN
AJARAN 2013-2014
ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mempe
Sarjana Kedokteran”
Oleh:
MUFTI MUHAMMAD
100100374
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KEMIH PADA
DAN TAHUN
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih Pada Siswa – Siwi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013-2014
Nama :Mufti Muhammad
NIM :100100374
Pembimbing Penguji I
(dr. Bungaran Sihombing Sp.U) (dr. Alya Amila Fitrie, Sp.PA. M.Kes) Penguji II
(dr. Siti Hajar Haryuna, Sp.THT)
Medan, 28 Desember 2013 Dekan,
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandai dengan adanya mikroorganisme di dalam urin. Penyakit infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang tertinggi setelah infeksi saluran pernafasan dan dilaporkan 8,3 juta kasus per tahun, dari data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% perempuan dewasa mengalami infeksi saluran kemih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa-siswi SMA yang bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan. Jumlah sample penelitian yang diambil 85 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang infeksi saluran kemih Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014 dalam kategori sedang (67,1%).
ABSTRACT
Urinary tract infection is a condition marked with microorganism in urine. It is the second-highest infection after respiratory tract infection with 8.3 million cases reported per year. Epidemiology shows that 25-35% female adults were suffering UTI.
The aim of this study is to find out knowledge level of UTI in Harapan 1 High School students year 2013/2014.
This desearch is a descriptive study with cross sectional design. Subject was measured once at the same time. The amount of sample in this study is 85 students’ Data were obtained from 10-questioned questionnaire about UTI. Then, data were analyzed using SPSS.
The result of this study shows that knowledge level of UTI in high school students is moderate (67.1%)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu
area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan
hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan
pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam
menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:
1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada dosen pembimbing dalam penulisan penelitian ini, dr. Bungaran
Sihombing Sp. U., yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap
waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, mulai dari awal
penyusunan penelitian, pelaksanaan di lapangan, hingga selesainya laporan
hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Ramona Dumasari, Sp. KK, dr Alya
Amila Fitri, Sp.PA, M.Kes dan dr. Siti Hajar Haryuna Sp. THT selaku
dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang
membangun untuk penelitian ini.
3. Kepada dr. Khairul Putra Surbakti Sp.S., yang telah menjadi dosen
penasehat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Sofyan Alwi selaku kepala Sekolah SMA Harapan 1 Medan dan
Eflin Nuryadin yang telah memberi izin dan membantu dalam
pengumpulan data dalam penelitian ini.
adik penulis Rafli Akbar Arsyad, yang senantiasa mendukung dan
memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.
6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh
sahabat-sahabat yang luar biasa yaitu, Muhammad Harmen Reza,Muhammad
Haritsyah Warli, Rizky Keumala Ansari, Lasa dhakka Siahaan,
Muhammad Arif Pratama, Annisa Putri Siregar, Octisa Almira Chalida,
Elvita Nora Susana,Cut Triannisa Sharitsa, Cut Putri Puspitasari,Yurica
Yuri, Mutamamin Ula, Dwi Atika Sari, Suci Putri Ayu, Adja Nazlia, Reiza
Freidhea, Muhammad Al Ghazali, Ilham Surgawi, Davis Pratama, Rahmat
Tahir Siregar, Luthfi Farhan, Fariz Saleh, Aulia Erizal,Aga Diandra,
Akbar Batubara, Egi Erico, Muhammad Akim,Inge Sandrie, Patria Adrian,
Rivhan Fauzan, Reza Abdillah, Stefanie Theresia dan Indah Khairani
atas dukungan dan motivasi yang sangat membantu penulis.
Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru,
dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan
penelitian yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada
Siswa/siswi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014” ini.
semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu
pengetahuan khusunya di bidang ilmu kedokteran.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih
belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh
karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBARAN PENGESAHAN... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB 1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 3
1.3. Tujuan Penelitian... 3
1.3.1. Tujuan Umum ... 3
1.3.2. Tujuan Khusus... 3
1.4. Manfaat Penelitian... 4
1.4.1. Sekolah SMA Harapan 1 Medan... 4
1.4.2. Masyarakat ... 4
1.4.3. Peneliti ... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1. Infeksi Saluran Kemih ... 5
2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih... 5
2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ... 6
2.1.5. Patogenesis dan Sumber Infeksi... 8
2.1.6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih ... 10
2.2. Pengetahuan ... 11
2.2.1 Tingkat Pengetahuan di Dalam Dominan Kongnitif... 12
BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15
3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 15
3.2 Definisi Operasional dan Variabel ... 15
BAB 4 METODE PENELITIAN... 16
4.1. Jenis Penelitian... 16
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16
4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18
4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas... 18
4.4.2. Etika Penelitian ... 18
4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 19
BAB. 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20
5.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 20
5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 20
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 20
5.2. Pembahasan... 24
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27
6.1. Kesimpulan... 27
6.2. Saran... 27
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Halaman
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 21
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-siswi... 22
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Riwayat Hidup
Lampiran 2 Ethical Clearance
Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Data Induk Siswa - Siswi