• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih Pada Siswa – Siwi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013-2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih Pada Siswa – Siwi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013-2014"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

NAMA : MUFTIMUHAMMAD

TEMPAT/TANGGAL LAHIR : MEDAN, 20SEPTEMBER 1990

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : KOMP TASBI BLOK E. NO.2 MEDAN

RIWAYAT PENDIDIKAN : 1. SD HARAPAN 1 MEDAN

2. SMP HARAPAN 1 MEDAN

3. SMA HARAPAN 1 MEDAN

RIWAYAT ORGANISASI : 1. ANGGOTA DIVISI LOGISTIK SCOPH

PEMA FK USU 2011-2012.

2. KEPALA DIVISI LOGISTIK SCOPH PEMA FK USU 2011-2012.

3. ANGGOTA PANITIA GAME ONLINE PORSENI FK USU 2010-2011.

4. KOOR PANITIA GAME ONLINE PORSENI FK USU 2011-2012.

5. ANGGOTA PANITIA PT PMB FK USU 2011-2012.

(2)

2012-Lampiran

LEMBARAN PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Salam sejahtera,

Saya, Mufti Muhammad, sedang menjalani Pendidikan Dokter di

Universitas Sumatra Utara. Saya akan melakukan penelitian dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada Siswa/siswi Kelas XII SMA

Harapan 1 Medan Pada Tahun Ajaran 2013/2014 “. Penelitian ini dilakukan

sebagai salah satu kegiatan dalam rangka menyelesaikan proses belajar dan

mengajar pada semester ketujuh.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan anda menjadi responden

dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini responden akan mengisi identitas diri

(nama, umur dan jenis kelamin) dan menjawab 10 pertanyaan mengenai Infeksi

Saluran Kemih (ISK). Setiap data yang ada dalam penelitian ini akan dirahasiakan

dan akan digunakan untuk kepentingan penelitian. Partisipasi anda dalam

penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. Jika anda bersedia menjadi

subjek penelitian, silakan menandatangani lembaran persetujuan.

Terima kasih saya ucapkan kepada anda yang telah ikut berpartisipasi pada

penelitian ini. Keikutsertaan anda dalam penelitian ini akan menyumbangkan

sesuatu yang berguna bagi ilmu pengetahuan.

Medan, ... Peneliti

(3)

LEMBARAN PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bersedia untuk

menjadi subjek penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatra Utara yang bernama Mufti Muhammad, dengan judul “

Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada Siswa/siswi Kelas XII SMA

Harapan 1 Medan Pada Tahun Ajaran 2013/2014 “.

Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak berakibat buruk terhadap saya

dan keluarga saya, kerahasiaan semua informasi yang di berikan akan di jaga oleh

peneliti dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Demikian pernyataan

persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Medan, ... Subjek Penelitian

(4)

KUESIONER PENELITIAN

TINGKAT PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEMIH PADA SISWA-SISWI XII SMA HARAPAN 1 MEDAN TAHUN AJARAN

2013/2014

BAGIAN 1 : IDENTITAS RESPONDEN

Nama :

Jenis Kelamin :

BAGIAN 2 : TINGKAT PENGETAHUAN

INSTRUKSI :

Pilihlah jawaban yang menurut anda paling benar pada pertanyaan dibawah ini

dengan memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang anda anggap benar.

1. Menurut anda, Infeksi Saluran Kemih merupakan ?

A. Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri

B. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

C. Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi

2. Manakah yang lebih rentan menderita Infeksi Saluran Kemih ?

A. Laki-laki

B. Perempuan

C. Keduanya sama

3. Manakah yang merupakan salah satu gejala Infeksi Saluran Kemih ?

A. Nyeri ulu hati

B. Nyeri perut dan pinggang

(5)

4. Apakah penyebab tersering dari Infeksi Saluran Kemih ?

A. Bakteri

B. Jamur

C. Virus

5. Manakah yang dapat mengurangi resiko terkena penyakit Infeksi Saluran

Kemih ?

A. Mengkonsumsi air dengan banyak setiap hari

B. Membersihkan kelamin dengan menggunakan pembersih

C. Mengkonsumsi makanan yang bergizi

6. Pada masa apakah wanita yang lebih rentan terkena Infeksi Saluran

Kemih?

A. Masa Kanak – Kanak

B. Masa Remaja

C. Masa Lanjut Usia (Menopause)

7. Faktor manakah yang meningkatkan resiko terjadinya Infeksi Saluran

Kemih ?

A. Rendahnya higienitas

B. Obesitas (Kegemukan)

C. Konsumsi alkohol

8. Bagaimanakah cara mengobati infeksi saluran kemih ?

A. Antibiotik

B. Cukup dibersihkan secara teratur

(6)

9. Apakah kemungkinan terjadinya infeksi saluran kemih pada pria yang di

khitan dapat berkurang ?

A. Ya

B. Tidak

C. Hanya pada pria yang dikhitan setelah usia 20 tahun

10. Di bawah ini manakah salah satu upaya pencegahan terjadinya infeksi

saluran kemih ?

A. Mengganti pakaian dalam setiap hari

B. Sering berolah – raga

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)

82 Sovie Amira Perempuan B S B B B S B B B B 8,00

83 Nadia Firyal Perempuan S S B B B S S B B B 6,00

84 Sheila

Aprilaura R

Perempuan S S B B B S B B B B 7,00

85 Adenia

Cahyati

(14)

LAMPIRAN

OUTPUT DATA HASIL PENELITIAN A. Validasi Kuesioner

Correlations

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 total

p1 Pearson Correlation 1 .667* .667* .667* .509 .509 .509 .509 .408 .509 .654* Sig. (2-tailed) .035 .035 .035 .133 .133 .133 .133 .242 .133 .040

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p2 Pearson Correlation .667* 1 1.000** 1.000** .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p3 Pearson Correlation .667* 1.000** 1 1.000** .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p4 Pearson Correlation .667* 1.000** 1.000** 1 .764* .764* .764* .764* .612 .764* .914** Sig. (2-tailed) .035 .000 .000 .010 .010 .010 .010 .060 .010 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p5 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1 1.000** 1.000** 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000

(15)

p6 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1 1.000** 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p7 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1.000** 1 1.000** .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p8 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* 1.000** 1.000** 1.000** 1 .802** .524 .937** Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .000 .000 .000 .005 .120 .000

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p9 Pearson Correlation .408 .612 .612 .612 .802** .802** .802** .802** 1 .802** .844** Sig. (2-tailed) .242 .060 .060 .060 .005 .005 .005 .005 .005 .002

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

p10 Pearson Correlation .509 .764* .764* .764* .524 .524 .524 .524 .802** 1 .763* Sig. (2-tailed) .133 .010 .010 .010 .120 .120 .120 .120 .005 .010

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

total Pearson Correlation .654* .914** .914** .914** .937** .937** .937** .937** .844** .763* 1 Sig. (2-tailed) .040 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .010

N 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10

(16)

Inter-Item Correlation Matrix

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

p1 1.000 .667 .667 .667 .509 .509 .509 .509 .408 .509 p2 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p3 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p4 .667 1.000 1.000 1.000 .764 .764 .764 .764 .612 .764 p5 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p6 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p7 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p8 .509 .764 .764 .764 1.000 1.000 1.000 1.000 .802 .524 p9 .408 .612 .612 .612 .802 .802 .802 .802 1.000 .802 p10 .509 .764 .764 .764 .524 .524 .524 .524 .802 1.000

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 10 100.0 Excludeda 0 .0

Total 10 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Items N of Items

(17)

B. Frekuensi Data Kuesioner Penelitian Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 33 38,8 38,8 38,8

S 52 61,2 61,2 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyaan 2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 17 20,0 20,0 20,0

S 68 80,0 80,0 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyaan 3

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 71 83,5 83,5 83,5

(18)

Pertanyaan 4

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 62 72,9 72,9 72,9

S 23 27,1 27,1 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyaan 5

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 32 37,6 37,6 37,6

S 53 62,4 62,4 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyaan 6

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 11 12,9 12,9 12,9

(19)

Pertanyaan 7

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 59 69,4 69,4 69,4

S 26 30,6 30,6 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyan 8

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 31 36,5 36,5 36,5

S 54 63,5 63,5 100,0 Total 85 100,0 100,0

Pertanyan 9

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 69 81,2 81,2 81,2

(20)

Pertanyaan 10

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid B 59 69,4 69,4 69,4

(21)

C. Crosstab Data Penelitian

Crosstabulasi (Skor Pengetahuan berdasarkan Tingkat Pengetahuan)

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid Buruk 11 12,9 12,9 12,9

Sedang 57 67,1 67,1 80,0 Baik 17 20,0 20,0 100,0 Total 85 100,0 100,0

Crosstabulasi (Skor Pengetahuan berdasarkan Jenis Kelamin)

Skor

Total Buruk Sedang Baik

jeniskelamin Laki-Laki 8 38 10 56 Perempuan 3 19 7 29

(22)

DAFTAR PUSTAKA

Baharuddin; Nur Wahyuni. 2007.Teori Belajar & Pembelajaran. Jogjakarta: Ar –

Ruzz Media

Bircan. 2002,Urinari Tract Infection in Middle Age: 11 – 12, Astro Press

Handayani, Hani. 2011. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Remaja

Putri Tentang Kebersihan Organ Genitalia Eksterna di Madrasah

Tsanawiyah Pembangunan Tahun 2011. Jakarta: Universitas Islam

Negeri

Junizaf, 1994.Infeksi Saluran Kemih pada Wanita. Jakarta: BalaiPenerbitan FKUI,

1-10.

Koda-Kimble, M.A., et. al., 2009, Applied Therapeutics. The Clinical Use Of

Drug. Ninth Edition, Lippincott Williams & Wilkins: Philadelpia.

www.nejm.org .

Lumbanbatu, S.M., 2003: Bakteriuria Asimtomatik pada Anak Sekolah Dasar

Usia 9-12 Tahun. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, 1-17.

Malone, P., Steinbrecher, H, 2007. Clinical Review: Medical Aspect of Male

(23)

NICE, 2007.Urinary Tract Infection in Children: Diagnosis, Treatment and

long-term management.London: RCOG Press

Notoatmodjo, S., 2003. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi ke-3. Jakarta:

RinekaCipta.

Notoatmodjo, S., 2007.Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: RinekaCipta.

Purnomo, B. B., 2009. Dasar - dasar Urologi. EdisiKedua. Jakarta: Penerbitan

CV Sagung Seto,48-49.

Stamm WE. 2001.An Epidemic of Urinary Tract Infections. N Engl J Med. p 345:

1055-1057.

Sukandar, E., 2006.Nefrologi Klinik. ed 3. Bandung: Pusat Informasi Ilmiah (PII)

(24)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penetilian di atas maka kerangka konsep dalam

penelitian ini adalah :

3.2. Definisi Operasional dan Variabel

Siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan merupakan semua siswa yang

bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014

Pengetahuan infeksi saluran kemih ialah segala informasi tentang infeksi

saluran kemih.

Pengetahuan adalah kemampuan siswa/siswi untuk menjawab pertanyaan

mengenai infeksi saluran klemih. Pengetahuan diukur melalui kuesioner. Setiap

jawaban benar diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Total skor adalah 10.

Tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

1 . Baik, jika jawaban benar responden > 75%, apabila total skor

responden > 8.

2 . Sedang, jika jawaban benar responden 40-75%, apabila total skor

responden 4-8.

3 . Buruk, jika jawaban benar responden < 40%, apabila total skor

responden < 4 (Notoatmodjo, 2005). Pengetahuan

Siswa / Siswi

(25)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penetilian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ISK

pada siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.

4.2. Lokasi dan Waktu penelitian - Lokasi Penelitian:

Penelitian ini di lakukan di SMA Harapan 1 Medan

- Waktu penelitian :

Waktu penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juli 2013 sampai Desember 2013

4.3. Populasi dan Sample Penelitian

Populasi dalam penelitian ini yang ambil adalah siswa/siswi SMA

Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014yang berjumlah 313orang

Sampel pada penelitian ini di tentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu

karakteristik sample yang dapat dimasukkan atau layak diteliti. Adapun kriteria

inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Siswa/siswikelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014

2. Telah menandatangani lembaran persetujuan.

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi

kriteria inklusi dari studi. Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

(26)

2. Siswa - siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014 yang tidak bersedia

Penarikan sampel penelitian sering dilakukan dalam suatu penelitian oleh

beberapa alasan seperti jumlah populasi yang sangat besar sehingga seluruh

populasi tidak mungkin diperiksa karena memakai waktu yang lama, adanya

homogenitas atau sifat kesamaan dalam populasi, dan ketelitian terhadap

pengukuran sampel akan lebih baik dibandingkan populasi. Alasan lain berupa

lebih murah, lebih mudah, lebih cepat, lebih akurat, lebih spesifik, dan mewakili

populasi (Wahyuni, 2007).

Teknik penarikan sampel dilakukan dengan teknik randomisasi sederhana

(Simple Random Sampling).Metode ini mengambil sample dari semua siswa dan siswi kelas XII tanpa mempedulikan ciri/karakteristik responden sampai jumlah

sampel terpenuhi (Wahyuni, 2007).

Perhitungan besar sampel dengan menggunakan rumus menurut Wahyuni

(2007) sebagai berikut:

N . Z21-α/2 p. (1-p)

n =

(N-1) d2+ Z21-α/2 p. (1-p)

Keterangan

n = Besar sampel minimum.

Z1- α/2 = Nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

(1,96).

p = Harga proporsi di populasi (0,5).

d = Kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir (10% = 0,1).

(27)

313 .(1,96 )20,5 . (1 – 0,5)

n =

(313 – 1 ) 0,12+ (1,96)20,5. (1- 0,5)

n = 73,8 ~ 75

Maka besar sampel minimal yang diperlukan adalah 75 orang .Untuk

mendapatkan hasil yang akurat, besar sample minimal ditambahkan 10% yaitu7,5

orang maka dijumlahkan menjadi 82,5 orang dibulatkan menjadi 85 orang.

4.4. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk memperoleh informasi

dari responden adalah bentuk kuesioner (angket). Kuesioner tersebut di berikan

pada siswa/siswi kelas XII yang bersekolah SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran

2013/2014, bentuk kuesioner dapat di lihat pada lampiran.

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas

Uji validitas dan realibilitas pada kuisoner dilakukan dengan perangkat

lunak SPSS 19.0 (Statistical Product and Service Solution) Sampel yang digunakan pada validitas dan reabilitas adalah 10 Siswa/siswi kelas XII SMA

Harapan 1 Medan yang memiliki karakteristik sama dengan sampel. Hasil Uji

Validitas dan realibilitas untuk tiap pertanyaan dalam kuisoner dapat di lihat pada

lampiran.

4.4.2. Etika Penelitian.

Dalam penelitian ini pengumpulan data di lakukan dengan menggunakan

kuesioner dan sebelum pengisian angket akan di lampirkan lembaran persetujuan

responden (Infromed Consent). Angket tersebut berisi 10 pertanyaan pilihan

ganda tentang pengetahuan siswa/siswi terhadap infeksi saluran kemih. Hasil

(28)

4.5. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang telah terkumpul, diolah (coding danentrydata).

editing data dilakukan untuk melihat tentang kelengkapan pengisian kuesioner,

lalu dilakukan pengkodean. Data yang sudah diberi kode dalam bentuk kategori

kemudian dapat diolah menggunakan komputer dengan program SPSS

(29)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses dalam pengambilan data pada penelitian ini telah dilakukan dengan

menggunakan instrument kuesioner yang diisi langsung oleh responden di depan

peneliti di wilayah Medan Maimone

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Harapan 1 Medan merupakan lokasi

penelitian ini. SMA Harapan 1 Medan merupakan bagian sekolah yang tidak

terpisah dari Yayasan Pendidikan Harapan (Yaspendhar) yang terletak di JL.

Imam Bonjol No.35 Medan kecamatan Medan Maimone.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa/siswi

Kelas XII SMA Harapan 1 Medan yang di pilih secara random atau acak, dari setiap kelas diberikan kuesioner secara acak kepada siswa/siswi hingga

memenuhi target sample yaitu 85 orang.

5.1.2.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Deskripsi data penelitian responden berdasarkan jenis kelamin di SMA

Harapan 1 Medan pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014

(30)

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Jumlah Persen

Laki-Laki 56 65,9

Perempuan 29 34,1

Total 85 100,0

Dari tabel di atas, dilihat laki – laki frekuensinya lebih banyak di dapat

yaitu 56 siswa, 65,9% dan perempuan frekuensinya lebih sedikit yaitu 29 siswi,

34,1%. Total frekuensi 85 siswa-siswi.

5.1.2.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-Siswi SMA Harapan 1 Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih

Deskripsi data frekuensi jawaban pengetahuan terhadap infeksi saluran

kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat

(31)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-Siswi SMAHarapan 1 Medan Terhadap Infeksi Saluran Kemih

No Pertanyaan / Pernyataan

Jawaban Responden

Benar Salah

N % N %

1 Definisi Infeksi Saluran Kemih 33 38,8% 52 61,1%

2 Faktor Resiko Infeksi Saluran Kemih 17 20% 68 80%

3 Gejala Infeksi Saluran Kemih 71 83,5% 14 16,5%

4 Penyebab Infeksi Saluran Kemih 62 72,9% 23 27,1%

5 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih 32 37,6% 53 62,4%

6 Pengaruh Menstruasi Terhadap Infeksi

Saluran Kemih

11 12,9% 74 87,1%

7 Salah Satu Faktor Yang Meningkatkan

Resiko Infeksi Saluran Kemih

59 69,4% 26 30,6%

8 Penatalaksanaan Infeksi Saluran Kemih 31 36,5% 54 63,5%

9 Pengaruh Sirkumsisi Terhadap Kejadian

Infeksi Saluran Kemih

69 81,2% 16 18,8%

10 Pencegahan Infeksi Saluran Kemih 59 69,4% 26 30,6%

Bedasarkan tabel 5.3., didapati bahwa 83,5% responden menjawab

pertanyaan mengenai gejala infeksi saluran kemih dengan benar, diikuti dengan

pertanyaan mengenai pengaruh sirkumsisi terhadap kejadian infeksi saluran kemih

yang dijawab benar oleh 81,2% responden.

Sedangkan, sebanyak 87,1% responden salah menjawab pertanyaan

mengenai pengaruh menstruasi terhadap infeksi saluran kemih, diikuti dengan

pertanyaan mengenai faktor resiko infeksi saluran kemih yang salah dijawab oleh

(32)

5.1.2.3 Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Deskripsi tingkat pengetahuan respondenterhadap infeksi saluran kemih

pada siswa-siswi kelas XII SMA Tahun Ajaran 2013/2014 dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Tingkat Pengetahuan Jumlah Persen

Baik 17 20,0

Sedang 57 67,1

Buruk 11 12,9

Total 85 100,0

Bedasarkan tabel 5.4., sebanyak 17 orang responden (20,0%) memiliki

tingkat pengetahuan baik, 57 orang responden (67,1%) memiliki tingkat

pengetahuan sedang, dan 11 orang responden (12,9%) memiliki tingkat

pengetahuan buruk.

5.2 Pembahasan

Penelitian tentang infeksi saluran kemih itu penting untuk mengetahui

sejak dini tanda dan gejala infeksi saluran kemih. Mengenali sejak dini tanda dan

gejala infeksi saluran kemih pada anak dan remaja adalah salah satu kunci

mengurangi resiko infeksi saluran kemih maka dari itu pengetahuan dari infeksi

saluran kemih itu perlu (NICE,2007).

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

panca indra manusia, yakin penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengatahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket

(Notoatmodjo, 2007)

Hasil jawaban responden dari pertanyaan-pertanyaan mengenai infeksi

(33)

pengetahuan tentang infeksi saluran kemih pada remaja juga cukup baik, hal ini

ditunjukkan dari pertanyaan tentang tujuan perawatan alat kelamin atau higienitas

yang dimana termasuk faktor resiko infeksi saluran kemih, responden yang

menjawab benar sebanyak 97,1% yaitu agar terhindar dari penyakit infeksi saluran

kemih yang telah di teliti pada remaja di daerah Jakarta.

Dari pertanyaan kuesioner tentang gejala infeksi saluran kemih salah satu

pertanyaan yang paling banyak menjawab benar yaitu 83,5% menunjukkan bahwa

pengetahuan siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan baik karena mengenali

tanda dan gejala infeksi saluran kemih secara dini merupakan salah satu kunci

mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih (NICE 2007) .

Pada pertanyaan kuesioner tentang pengaruh sirkumsisi pada infeksi

saluran kemih juga salah satu yang paling banyak menjawab benar setelah

pertanyaan kuesioner tetang gejala infeksi saluran kemih yaitu sebanyak 81,2%

menunjukkan bahwa pengetahuan siswa-siswi sudah termasuk baik karena

sirkumsisi dapat mengurangi resiko infeksi saluran kemih (Malone P, 2007).

Pertanyaan faktor resiko infeksi saluran kemih salah satu paling banyak

salah setelah pertanyaan pengaruh menstruasi terhadap infeksi saluran kemih

yaitu, 80% itu di karenakan kurangnya edukasi atau kurangnya rasa

keingintahuan siswa-siswi padahal jika siswa-siswi lebih berpengetahuan tentang

faktor resiko infeksi saluran kemih, penyakit infeksi saluran kemih dapat di cegah.

Pertanyaan lainnya seperti pertanyaan no 1 (61,1%), 5 (62,4%) dan 8 (63,5%)

juga masih banyak yang salah

Dari data yang telah didapatkan maka diperoleh hasil tingkat pengetahuan

siswa-siswi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan katagori baik (20%), sedang

(67,1%) dan buruk (12,9%) yang berarti tingkat pengetahuan pada siswa-siswi

kelas XII SMA Harapan 1 Medan adalah sedang (67,1%) maka masih di perlukan

(34)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari uraian – uraian yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat

disimpulkan, yaitu :

a. Tingkat Pengetahuan siswa-siswi SMA Harapan 1 Medan pada kelas

XII terhadap pengetahuan infeksi saluran kemih berada pada kategori

baik yaitu sebanyak 17 responden (20%), sedangkan pada kategori

sedang sebanyak sebanyak 57 responden (67,1%) dan pada kategori

buruk 11 responden (12,9%).

6.2. Saran

a. Perlu diberikan edukasi pada siswa – siswi pada kelas XII SMA Harapan 1 Medan agar siswa - siswi dapat lebih baik pengetahuannya

terhadap infeksi saluran kemih

b. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan lokasi penelitian diperluas, sampel penelitian di perbanyak dan di tambah variablenya

(35)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Infeksi Saluran Kemih

2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dalam istilah umum yang menunjukkan

keberadaan mikroorganisme di dalam urin. Pada kebanyakan kasus, pertumbuhan

mikroorganisme lebih dari 100.000 per mililiter sampel urin porsi tengah, yang

dikumpulkan secara benar dan bersih, menunjukkan adanya infeksi. Namun, pada

beberapa keadaan mungkin tidak didapati bakteriuria yang bermakna meskipun

benar-benar infeksi saluran kemih. Terutama pada pasien yang memberikan

gejala, sejumlah bakteri yang lebih sedikit (10000-100000 per mililiter urin porsi

tengah) sudah menunjukkan adanya infeksi (Stamm WE. 2001).

Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandain dengan adanya

bakteri dalam urin dan pada pemeriksaan biakan mikroorganisme didapatkan

jumlah bakteri sebanyak 100.000 koloni per milliliter urin atau lebih yang dapat di

sertai dengan gejala – gejala (simtomatik) atau tidak (asimtomatik). Menurut

Widayati (2004), Pada pasien dengan simtom ISK, jumlah bakteri dikatakan

signifikan jika lebih dari 100.000 per milliliter urin. Penderita wanita adalah yang

paling banyak terinfeksi dan setiap wanita diperkirakan akan mengalami gejala –

gejala ISK sebanyak 5 kali dalam siklus hidupnya, manakala pada penderita pria,

jarang dilaporkan tetapi jika berlaku bisa menyebabkan komplikasi yang serius.

Pada umumnya infeksi saluran kemih pada wanita terbatas pada saluran kemih

bagian bawah yaitu uretra dan kandungan kemih akan tetapi dapat pula menyebar

ke saluran kemih bagian atas sampai ke ginjal. Sebaliknya infeksi yang terjadi

pada saluran kemih bagian atas hampir selalu di sertai dengan infeksi saluran

(36)

2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih

Infeksi saluran kemih dapat dibagi menjadi dua kategori umum

berdasarkan lokasi anatomi, yaitu :

a. Infeksi saluran kemih bawah

b. Infeksi saluran kemih atas

Presentasi klinis infeksi saluran kemih bawah tergantung dari gender :

a. Perempuan. Sistisis.

Sistisis adalah presentasi klinik infeksi kandung kemih disertai bakteriuria

bermakna.

Sindrom uretra akut (SUA).

Sindrom uretra akut adalah presentasi klinis sistisis tanpa ditemukan

mikroorganisme (steril), sering dinamakan sistisis bakterialis.

b. Laki-laki.

Presentasi klinis infeksi saluran kemih pada laki-laki mungkin sistitis,

prostatitis, epidimidis dan uretritis.

Infeksi saluran kemih atas terbagi menjadi 2, yaitu

a. Pielonefritis akut (PNA)

Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan

infeksi bakteri.

b. Pielonefritis kronis (PNK)

Pielonefritis kronis mungkin akibat lanjut dari infeksi bakteri

berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.Obstruksi saluran kemih dan refluks

vesikoureter dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti pembentukan

jaringan ikat parenkim ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang spesifik

(37)

2.1.3 Etiologi Infeksi Saluran Kemih

Pada keadaan normal urin adalah steril.Umumnya ISK disebabkan oleh

kuman gram negatif.Escherichia coli merupakan penyebab terbanyak baik pada yang simtomatik maupun yang asimtomatik yaitu 70 - 90%. Enterobakteria seperti

Proteus mirabilis (30 % dari infeksi saluran kemih pada anak laki-laki tetapi kurang dari 5 % pada anak perempuan ),Klebsiella pneumoniadanPseudomonas aeruginosa dapat juga sebagai penyebab. Organisme gram positif seperti Streptococcus faecalis (enterokokus), Staphylococcus epidermidis dan Streptococcus viridans jarang ditemukan.Pada uropati obstruktif dan kelainan struktur saluran kemih pada anak laki-laki sering ditemukanProteus species. Pada ISK nosokomial atau ISK kompleks lebih sering ditemukan kuman Proteus dan

Pseudomonas(Lumbanbatu, S.M., 2003)

2.1.4. Gejal Klinis

Presentasi klinis ISK bawah:

a. Sistitis

Adalah presentasi klinis infeksi kandung kemih disertai bakteriuria

bermakna. Presentasi klinis sistitis adalah seperti sakit suprapubik, polakisuria,

nokturia, disuria, dan stranguria.

b. SUA

Sindroma uretra akut adalah presentasi klinis sisititis tanpa ditemukan

mikroorganisme(steril), sering dinamakan sistitis bakterialis. Penelitian terkini

SUA disebabkan MO anaerobik. Presentasi klinisnya adalah piuria, disuria, sering

kencing, leukosituria.

Presentasi klinis ISK atas:

a. PNA

Pielonefritis akut adalah proses inflamasi parenkim ginjal yang disebabkan

infeksi bakteri. Presentasi klinisnya adalah seperti panas tinggi (39.5-40.5),

(38)

b. PNK

Pielonefritis kronik mungkin akibat lanjutan dari infeksi bakteri

berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil. Obstruksi saluran kemih dan

vesikoureter refleks dengan atau tanpa bakteriuria kronik sering diikuti

pembentukan jaringan ikat parenkim ginjal (Sukandar, 2006).

2.1.5. Patogenesis dan Sumber Infeksi.

Saluran kemih harus dilihat sebagai satu unit anatomi tunggal berupa

saluran yang berkelanjutan mulai dari uretra sampai ginjal.Pada sebagian besar

infeksi, bakteri dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.Kemudian dapat

diikuti oleh naiknya bakteri dari kandung kemih yang merupakan jalur umum

kebanyakan infeksi parenkim renal (Stamm WE. 2001).

Introitus vagina dan uretra distal secara normal dialami oleh

spesies-spesies difteroid, streptokokus, laktobasilus, dan stafilokokus, tapi tidak dijumpai

basil usus gram negatif yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih. Namun,

pada perempuan yang mudah mengalami sisitis, didapatkan organisme usus gram

negatif yang biasa terdapat pada usus besar pada intortius, kulit periuretra, dan

uretra bagian bawah sebelum atau selama terjadi bakteriuria.

Pada keadaan normal, bakteri yang terdapat dalam kandung kemih dapat

segera hilang.Sebagian karena efek pengenceran dan pembilasan ketika buang air

kecil tapi juga akibat daya antibakteri urin dan mukosa kandung kemih.Urin

dalam kandung kemih kebanyakan orang normal dapat menghambat atau

membunuh bakteri terutama karena konsentrasi urea dan osmolaritas urin yang

tinggi.Sekresi prostat juga mempunyai daya antibakteri.Leukosit

polimorfonuklear dalam dinding kandung kemih tampaknya juga berperan dalam

membersihkan bakteriuria.

Keadaan-keadaan yang mempengaruhi patogenesis infeksi saluran kemih,

yaitu :

1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual.

(39)

berakhir dibawah labia.Pijatan uretra, seperti yang terjadi selama hubungan

seksual menyebabkan masuknya bakteri kedalam kandung kemih dan hal yang

penting dalam patogenesis infeksi saluran kemih pada perempuan muda.Buang air

kecil setelah hubungan seksual terbukti menurunkan resiko sistisis, mungkin

karena tindakan ini meningkatkan eradikasi bakteri yang masuk selama hubungan

seksual.

2. Kehamilan.

Kecenderungan infeksi saluran kemih bagian atas selama kehamilan

disebabkan oleh penurunan kekuatan ureter, penurunan peristaltik ureter, dan

inkompetensi sementara katup vesikoureteral yang terjadi selama hamil.

3. Sumbatan.

Adanya halangan aliran bebas urin seperti tumor, striktura, batu atau

hipertrofi prostat yang menyebabkan hidronefrosis dan peningkatan frekuensi

infeksi saluran kemih yang sangat tinggi. Super infeksi pada sumbatan saluran

kemih dapat menyebabkan kerusakan jaringan ginjal yang cepat.

4. Disfungsi neurogenik kandung kemih.

Gangguan saraf yang bekerja pada kandung kemih, seperti pada jejas

korda spinalis, tabes dorsalis, multipel sklerosis, diabetes, atau penyakit lain dapat

berhubungan dengan infeksi saluran kemih. Infeksi dapat diawali oleh

penggunaan kateter untuk drainase kandung kemih dan didukung oleh stasus urin

dalam kandung kemih untuk jangka waktu yang lama.

5. Refluks vesikoureteral.

Keadaan ini didefinisikan sebagai refluks urin dari kandung kemih

ke-ureter dan kadang sampai pelvis renal.Hal ini terjadi selama buang air kecil atau

dengan peningkatan tekanan pada kandung kemih.Refluks vesikoureteral terjadi

jika gerakan retrograd zat radio opak atau radioaktif dapat ditunjukkan melalui

sistouretrogram selama buang air kecil.Gangguan anatomis pertemuan

vesikoureteral menyebabkan refluks bakteri dan karena itu terjadilah infeksi

(40)

6. Faktor virulensi bakteri.

Faktor virulensi bakteri mempengaruhi kemungkinan strain tertentu, begitu

dimasukkan ke dalam kandung kemih, akan menyebabkan infeksi traktus

urinarius. Hampir semua strainE.coliyang menyebabkan pielonefritis pada pasien

dengan traktus urinarius normal secara anatomik mempunyai pilus tertentu yang

memperantarai perlekatan pada bagian digaktosida dan glikosfingolipid yang ada

di uroepitel. Strain yang menimbulkan pielonefritis juga biasanya merupakan

penghasil hemolisin, mempunyai aerobaktin dan resisten terhadap kerja

bakterisidal dari serum manusia.

7. Faktor genetik.

Faktor genetik pejamu mempengaruhi kerentanan terhadap infeksi

urinarius.Jumlah dan tipe reseptor pada sel uroepitel tempat bakteri dapat

menempel dan dapat ditentukan, setidaknya sebagian, secara genetik (Stamm WE.

2001).

2.1.6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih

Komplikasi infeksi saluran kemih tergantung dari tipe yaitu infeksi

saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated) dan tipe berkomplikasi

(complicated).

1. Infeksi saluran kemih sederhana (uncomplicated)

Infeksi saluran kemih akut tipe sederhana (sistisis) yaitu non-obstruksi dan

bukan perempuan hamil merupakan penyakit ringan (self limited disiase) dan

tidak menyebabkan akibat lanjut jangka lama.

2. Infeksi saluran kemih berkomplikasi (complicated) - Infeksi saluran kemih selama kehamilan

(41)

2.2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari suatu penginderaan terhadap sesuatu

objek yang terjadi melalui panca indera manusia, yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, perasa dan peraba.Pengetahuan manusia sebagian besar diperoleh

melalui mata dan telinga.Pengetahuan merupakan doman yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior) (Notoadmodjo, 2003).

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang sempurna, dalam

memahami alam dan sekitarnya terjadi proses yang bertingkat dari pengetahuan

(sebagai hasil tahu manusia), ilmu, dan filsafat. Pengetahuan (knowledge) adalah

hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Menurut Notoadmodjo (2003), pengetahuan dapat dipengaruhi beberapa

faktor yaitu :

1. Faktor Umur.

Umur seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan dalam hal

pemahaman terhadap informasi yang ada dan semakin bertambah usia seseorang

maka pengetahuan juga semakin bertambah.

2. Faktor Pendidikan.

Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang semakin mudah untuk

seseorang menerima informasi tentang suatu objek atau terkait dengan

pengetahuan.

3. Faktor Pekerjaan.

Pekerjaan seseorang sangat mempengaruhi terhadap proses mengakses

informasi yang dibutuhkan terhadap suatu objek.

4. Faktor Pengalaman.

Pengalaman seseorang sangat mempengaruhi pengetahuan, semakin

banyak pengalaman seseorang itu tentang suatu, semakin bertambah pengetahuan

tentang hal tersebut.

(42)

responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat

kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

Apabila pengetahuan itu mempunyai sasaran tertentu, mempunyai metode

atau pendekatan untuk mengkaji objek tersebut sehingga memperoleh hasil yang

dapat disusun secara sistematis dan diakui secara universal maka terbentuklah

disiplin ilmu. Dengan perkataan lain, pengetahuan itu dapat berkembang menjadi

ilmu apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Mempunyai objek kajian

b. Mempunyai metode pendekatan

c. Bersifat universal (mendapat pendekatan secara umum) .

Perjalanan manusia menuju pengetahuan yang sempurna merupakan suatu

usaha manusia yang terus-menerus, tidak mengenal lelah, dan pantang mundur

selama berabad-abad.Ini disebabkan oleh dua dorongan manusia yang

kuat.Pertama ialah usaha manusia untuk memperbaiki hidupnya dengan

menaklukkan fenomena alam.Dorongan kedua ialah hasrat manusia untuk

mengerti dan menerangkan segala sesuatu di sekelilingnya. Dengan

mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman selama perjalanan sejarah, manusia

menemukan jalan untuk pendekatan kebenaran,(Notoadmodjo ,2003).

2.2.1. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif

Dalam konferensi UNESCO di Melbourene, Australia, tahun 1998, para

ahli pendidikan mengemukakan bahwa bidang yang pertama kali dilakukan dari

empat bidang belajar yang penting adalah belajar untuk mengetahui (learning to

know). Untuk belajar, pertama-tama manusia membutuhkan persepsi yang terjadi melalui pancaindera. Persepsi merupakan keseluruhan proses mulai dari stimulus

(rangsangan) yang diterima pancaindera, kemudian stimulus diantar ke otak yang

selanjutnya dikode dan diartikan hingga mengakibatkan pengalaman yang

disadari. Setelah manusia mengetahui dunia melalui persepsi, kemudian mereka

akan bertindak (Maramis, W.E. 1990)

(43)

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya.Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari

atau rangsangan yang telah diterima.Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu

tentang apa yang dipelajari antara lain, menyebutkan, menguraikan,

mendefenisikan, menyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat

diartikan penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya

dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus

statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan

prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solving cycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis

ini dpat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja yaitu dapat menggambarkan

(membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.

(44)

Dengan kata lain, sintesis itu merupakan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penelitian terhadap suatu materi atau objek.Penelitian-penelitian ini

berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan

(45)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu infeksi yang disebabkan

oleh pertumbuhan mikroorganisme di dalam saluran kemih manusia. Saluran

kemih manusia merupakan organ-organ yang bekerja untuk mengumpul dan

menyimpan urin serta organ yang mengeluarkan urin dari tubuh, yaitu ginjal,

ureter, kandung kemih dan uretra. Menurut National Kidney and Urologic

Diseases Information Clearinghouse(NKUDIC), ISK merupakan penyakit infeksi kedua tersering setelah infeksi saluran pernafasan dan sebanyak 8,3 juta kasus

dilaporkan per tahun. ISK dapat menyerang pasien dari segala usia mulai bayi

baru lahir hingga orang tua (Purnomo, 2009).

Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria.

Namun, pada masa neonatus ISK lebih banyak terjadi pada bayi laki (2,7%) yang

tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan

bertambahnya usia, insiden ISK terbalik yaitu pada masa sekolah ISK pada anak

perempuan 3%, sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada remaja anak

perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8% (Purnomo, 2009).

Infeksi saluran kemih merupakan salah satu penyakit infeksi yang sering

ditemukan di praktek umum. Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan

hampir 25-35% semua perempuan dewasa pernah mengalami ISK selama

hidupnya. Infeksi saluran kemih tipe sederhana (uncomplicated type) jarang dilaporkan menyebabkan insufisiensi ginjal kronik walaupun sering mengalami

ISK berulang. Sebaliknya ISK berkomplikasi (complicated type) terutama terkait refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik

yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (Sukandar, 2007).

Infeksi saluran kemih (ISK) tergantung banyak faktor seperti usia, jenis

(46)

laki-laki. ISK berulang pada laki-laki jarang dilaporkan kecuali disertai faktor

predisposisi. Faktor predisposisi ISK merupakan faktor pencetus yang dapat

menyebabkan ISK sepert litiasis, obstruksi saluran kemih, penyakit ginjal

polikistik, diabetes mellitus, nefropati analgetik, senggama, kehamilan, dan

kateterisasi (Sukandar, 2007).

Sekitar 7 juta kasus sistitis akut dan 250.000 kasus pielonefritis akut

terjadi setiap tahun di Amerika Serikat, mengakibatkan lebih dari 100.000 rawat

inap. Biaya langsung yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan ISK

telah diperkirakan lebih dari $ 2,5 miliar per tahun di Amerika Serikat. Setelah

usia 1 tahun sampai sekitar usia 50 tahun, ISK umumnya menyerang kaum

wanita. Dari usia 5-14 tahun, kejadian bakteriuria adalah 1,2% pada wanita dan

0,03% pada pria. Wanita yang berusia antara 15-24 tahun, sebesar 1%-5% pasti

pernah mengalami bakteriuria, kejadian meningkat sebesar 1%-2% untuk setiap

dekade hidup (Koda Kimble et al., 2009).

Gambaran klinis ISK mempunyai spektrum yang sangat luas, dari yang

tanpa gejala (asimptomatik), ringan, sampai ISK dengan komplikasi. ISK baik

yang asimptomatik maupun yang ringan jika tidak ditangani secara dini dan tepat

dapat menimbulkan komplikasi yang berat seperti gagal ginjal, sepsis, bahkan

kematian. ISK pada anak-anak jika tidak diterapi secara dini dan tepat dapat

menimbulkan sekuele seperti pembentukan jaringan parut pada ginjal, hipertensi,

gagal ginjal dan komplikasi selama kehamilan. Hal ini terutama sering terjadi

pada Negara-negara berkembang, termasuk Indonesia dimana ISK ini sering luput

dari diagnosis (Bircan 2002). Sebagian besar ISK disebabkan oleh bakteri dan

hanya sebagian kecil yang disebabkan oleh jamur atau virus. Sehingga

pengobatan yang utama pada ISK adalah antibakteri (Sjahrurrachman et al., 2004)

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada

Golongan siswa/siswi SMA, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

“Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih (ISK) pada siswa/siswi SMA

(47)

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti ingin melakukan

penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan Infeksi Saluran

Kemih (ISK) pada siswa/siswi SMA Harapan 1 Medan ?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada

siswa - siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang definisi infeksi

saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1

Medan

2. Untuk mengetahui pengetahuan tentang faktor resiko

Infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA

Harapan 1 Medan

3. Untuk mengetahui pengetahuan tentang gejala infeksi

saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1

Medan

4. Untuk mengetahui pengetahuan tentang penyebab

terjadinya infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII

SMA Harapan 1 Medan

5. Untuk mengetahui pengetahuan tentang pengobatan infeksi

saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1

Medan

6. Untuk mengetahui pengetahuan tentang pencegahan infeksi

saluran kemih (ISK) pada siswa – siswi kelas XII SMA Harapan 1

(48)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk

1.4.1 SMA Harapan 1

1. Mengetahui berapa banyak siswa - siswi nya yang mengetahui tentang

Infeksi Saluran Kemih (ISK) secara umum.

2. Memotivasi sekolah untuk memberikan edukasi dan informasi tentang

Infeksi Saluran Kemih (ISK), pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK)

dan sebagainya.

3. Siswa/siswi SMA Harapan ikut serta melakukan usaha pencegahan Infeksi Saluran Kemih (ISK).

1.4.2 Masyarakat :

1. Masyarakat mengetahui akibat dari Infeksi Saluran Kemih (ISK), dan

mampu mencegah terjadinya (ISK).

2. Masyarakat mengetahui pentingnya edukasi dalam mengatasi Infeksi

Saluran Kemih (ISK).

3. Masyarakat Ikut serta dalam melakukan usaha pencegahan terjadinya

Infeksi Saluran Kemih (ISK).

1.4.3 Peneliti :

1. Untuk memperoleh pengalaman belajar dan pengetahuan dalam

melakukan penelitian

2. Untuk menerapkan ilmu kedokteran yang dimiliki dan didapati selama

(49)

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandai dengan adanya mikroorganisme di dalam urin. Penyakit infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang tertinggi setelah infeksi saluran pernafasan dan dilaporkan 8,3 juta kasus per tahun, dari data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% perempuan dewasa mengalami infeksi saluran kemih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa-siswi SMA yang bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan. Jumlah sample penelitian yang diambil 85 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang infeksi saluran kemih Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014 dalam kategori sedang (67,1%).

(50)

ABSTRACT

Urinary tract infection is a condition marked with microorganism in urine. It is the second-highest infection after respiratory tract infection with 8.3 million cases reported per year. Epidemiology shows that 25-35% female adults were suffering UTI.

The aim of this study is to find out knowledge level of UTI in Harapan 1 High School students year 2013/2014.

This desearch is a descriptive study with cross sectional design. Subject was measured once at the same time. The amount of sample in this study is 85 students’ Data were obtained from 10-questioned questionnaire about UTI. Then, data were analyzed using SPSS.

The result of this study shows that knowledge level of UTI in high school students is moderate (67.1%)

(51)

TINGKAT PENGET

SISWA-SISWI KEL

UNIVER

PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEM

I KELAS XII SMA HARAPAN 1 MEDAN

AJARAN 2013-2014

Oleh:

MUFTI MUHAMMAD

100100374

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2013

KEMIH PADA

(52)

TINGKAT PENGET

SISWA-SISWI KEL

“Karya Tulis Ilmiah ini d

UNIVER

PENGETAHUAN INFEKSI SALURAN KEM

I KELAS XII SMA HARAPAN 1 MEDAN

AJARAN 2013-2014

ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mempe

Sarjana Kedokteran”

Oleh:

MUFTI MUHAMMAD

100100374

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

KEMIH PADA

DAN TAHUN

(53)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul :Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih Pada Siswa – Siwi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013-2014

Nama :Mufti Muhammad

NIM :100100374

Pembimbing Penguji I

(dr. Bungaran Sihombing Sp.U) (dr. Alya Amila Fitrie, Sp.PA. M.Kes) Penguji II

(dr. Siti Hajar Haryuna, Sp.THT)

Medan, 28 Desember 2013 Dekan,

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(54)

ABSTRAK

Infeksi saluran kemih adalah keadaan yang di tandai dengan adanya mikroorganisme di dalam urin. Penyakit infeksi saluran kemih merupakan infeksi yang tertinggi setelah infeksi saluran pernafasan dan dilaporkan 8,3 juta kasus per tahun, dari data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% perempuan dewasa mengalami infeksi saluran kemih.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih (ISK) pada siswa-siswi SMA yang bersekolah di SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional yaitu, subjek diukur sekali saja dalam kurun waktu yang bersamaan. Jumlah sample penelitian yang diambil 85 orang, pengumpulan data menggunakan kuesioner yang berisi 10 pertanyaan tentang infeksi saluran kemih Analisis data dilakukan dengan menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 19.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan infeksi saluran kemih pada siswa-siswi kelas XII SMA Harapan 1 Medan tahun ajaran 2013/2014 dalam kategori sedang (67,1%).

(55)

ABSTRACT

Urinary tract infection is a condition marked with microorganism in urine. It is the second-highest infection after respiratory tract infection with 8.3 million cases reported per year. Epidemiology shows that 25-35% female adults were suffering UTI.

The aim of this study is to find out knowledge level of UTI in Harapan 1 High School students year 2013/2014.

This desearch is a descriptive study with cross sectional design. Subject was measured once at the same time. The amount of sample in this study is 85 students’ Data were obtained from 10-questioned questionnaire about UTI. Then, data were analyzed using SPSS.

The result of this study shows that knowledge level of UTI in high school students is moderate (67.1%)

(56)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa yang

telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan penyusunan laporan hasil penelitian ini. Sebagai salah satu

area kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan

hasil penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan

pendidikan di program studi Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya

kepada semua pihak yang telah turut serta membantu penulis dalam

menyelesaikan laporan hasil penelitian ini, diantaranya:

1. Kepada Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

2. Kepada dosen pembimbing dalam penulisan penelitian ini, dr. Bungaran

Sihombing Sp. U., yang dengan sepenuh hati telah meluangkan segenap

waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis, mulai dari awal

penyusunan penelitian, pelaksanaan di lapangan, hingga selesainya laporan

hasil penelitian ini. Juga kepada dr. Ramona Dumasari, Sp. KK, dr Alya

Amila Fitri, Sp.PA, M.Kes dan dr. Siti Hajar Haryuna Sp. THT selaku

dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang

membangun untuk penelitian ini.

3. Kepada dr. Khairul Putra Surbakti Sp.S., yang telah menjadi dosen

penasehat akademik penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

4. Kepada Sofyan Alwi selaku kepala Sekolah SMA Harapan 1 Medan dan

Eflin Nuryadin yang telah memberi izin dan membantu dalam

pengumpulan data dalam penelitian ini.

(57)

adik penulis Rafli Akbar Arsyad, yang senantiasa mendukung dan

memberikan bantuan dalam menyelesaikan laporan penelitian ini.

6. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada seluruh

sahabat-sahabat yang luar biasa yaitu, Muhammad Harmen Reza,Muhammad

Haritsyah Warli, Rizky Keumala Ansari, Lasa dhakka Siahaan,

Muhammad Arif Pratama, Annisa Putri Siregar, Octisa Almira Chalida,

Elvita Nora Susana,Cut Triannisa Sharitsa, Cut Putri Puspitasari,Yurica

Yuri, Mutamamin Ula, Dwi Atika Sari, Suci Putri Ayu, Adja Nazlia, Reiza

Freidhea, Muhammad Al Ghazali, Ilham Surgawi, Davis Pratama, Rahmat

Tahir Siregar, Luthfi Farhan, Fariz Saleh, Aulia Erizal,Aga Diandra,

Akbar Batubara, Egi Erico, Muhammad Akim,Inge Sandrie, Patria Adrian,

Rivhan Fauzan, Reza Abdillah, Stefanie Theresia dan Indah Khairani

atas dukungan dan motivasi yang sangat membantu penulis.

Cakupan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan pengetahuan baru,

dalam area kompetensi KIPDI-3, telah memotivasi penulis untuk melaksanakan

penelitian yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Infeksi Saluran Kemih pada

Siswa/siswi Kelas XII SMA Harapan 1 Medan Tahun Ajaran 2013/2014” ini.

semoga penelitian ini dapat memberikan sumbangsih bagi perkembangan ilmu

pengetahuan khusunya di bidang ilmu kedokteran.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan hasil penelitian ini masih

belum sempurna, baik dari segi materi maupun tata cara penulisannya. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun demi perbaikan laporan hasil penelitian ini di kemudian hari.

(58)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARAN PENGESAHAN... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian... 3

1.3.1. Tujuan Umum ... 3

1.3.2. Tujuan Khusus... 3

1.4. Manfaat Penelitian... 4

1.4.1. Sekolah SMA Harapan 1 Medan... 4

1.4.2. Masyarakat ... 4

1.4.3. Peneliti ... 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1. Infeksi Saluran Kemih ... 5

2.1.1. Definisi Infeksi Saluran Kemih... 5

2.1.2. Klasifikasi Infeksi Saluran Kemih ... 6

(59)

2.1.5. Patogenesis dan Sumber Infeksi... 8

2.1.6. Komplikasi Infeksi Saluran Kemih ... 10

2.2. Pengetahuan ... 11

2.2.1 Tingkat Pengetahuan di Dalam Dominan Kongnitif... 12

BAB 3. KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 15

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 15

3.2 Definisi Operasional dan Variabel ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN... 16

4.1. Jenis Penelitian... 16

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 18

4.4.1. Uji Validitas dan Reabilitas... 18

4.4.2. Etika Penelitian ... 18

4.5. Pengolahan dan Analisis Data... 19

BAB. 5. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 20

5.1. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 20

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 20

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 20

(60)

5.2. Pembahasan... 24

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 27

6.1. Kesimpulan... 27

6.2. Saran... 27

(61)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 21

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-siswi... 22

(62)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Riwayat Hidup

Lampiran 2 Ethical Clearance

Lampiran 3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 4 Kuesioner

Lampiran 5 Data Induk Siswa - Siswi

Gambar

Tabel 5.1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Jawaban Pengetahuan Siswa-Siswi
Tabel 5.3. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat likuiditas merupakan karakteristik penting yang diperhatikan oleh investor karena dengan nilai rasio likuiditas yang baik, menunjukkan bahwa bank memiliki kemampuan yang

Assalamualaikum wr. Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga penulis dapat

[r]

pada saat pengambilan dokumen rekam medis dari rak filing. sedangkan petugas IGD dan rawat

Para investor mempunyai daya tarik melakukan investasi modal dengan membeli saham dikarenakan terdapat dua keuntungan yang dapat diperoleh dalam memiliki saham yaitu dividen

Dengan seiring perkembangan teknologi, dimana komputer bisa mempermudah segala pekerjaan, memberikan informasi dan melancarkan kegiatan kerja, maka melalui penulisan ilmiah ini,

Dengan adanya konsep LAN dan dengan didukung oleh suatu aplikasi internet conection sharing yang merupakan fasilitas yang sudah tersedia pada windows xp maka installasi LAN di

bahwa sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik Yang Memiliki