• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Progam Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja Karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan"

Copied!
131
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1:

KUESIONER

PENGARUH PROGRAM PENSIUN, JAMINAN KESEHATAN

KERJA DAN JAMINAN KECELAKAAN KERJA TERHADAP

SEMANGAT KERJA KARYAWAN YAYASAN UNGGUL

KHAIRUL UMMAH MEDAN

(2)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ... 2. Jenis Kelamin : ...

3. Status : a. Menikah b.BelumMenikah

4. Umur : a. 20-35 thn

b. 36-50thn c. Di atas 50thn

5. Pendidikan Terakhir : a. SMA b. D3

c. S1 (Sarjana) d.S2 (Pasca Sarjana) e. S3 (Doktor)

6. Jabatan/Pangkat :... 7. Alamatsekarang : ...

(3)

II. PETUNJUK PENGISIAN

a. Untuk pertanyaan dibawah ini pilihlah salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat degan cara memberi tanda (√) pada pilihan jawaban yang tersedia. Isilah jawaban dengan keadaan yang sebenarnya.

Keterangan : SS =SangatSetuju ST =Setuju

KS =KurangSetuju TS = TidakSetuju STS = SangatTidakSetuju

No. Pernyataan SS S KS TS STS

5 4 3 2 1

Program pensiun

1 Program Pensiun yang ada di yayasan cukup baik

2 Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku

3 Yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas 4 Besaran dana yang akan diperoleh saat pensiun sesuai

harapan

5 Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan

(4)

7 Pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan

Jaminan Kesehatan Kerja

1

Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal

2

Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan

3

Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan

4

Jaminan kesehatan yang disediakan yayasan sesuai dengan harapan

5 Yayasan rutin menyediakan pemerikasaan kesehatan gratis

6 Potongan dana untuk jaminan kesehatan yang dilakukan oleh yayasan secara adil

Jaminan Kecelakaan Kerja

1 Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal

2 Merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja di yayasan

3 Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan harapan

4 Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja

5 Yayasan menyediakan alat-alat yang aman secara berkala

6 Yayasanmemberikansantunankematian yang memuaskan

(5)

1 Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja

2

Program jaminankesehatankerjamempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan

TerimaKasih 3 Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan

semangat untuk bekerja lebih baik

4

Kepemimpinan di yayasan mempengaruhi semangat kerja

5 Gaji yang diberikan sesuai dengan harapan

6 Semangat kerja mempengaruhi konsentrasi kerja karyawan

7 Semangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan

(6)

Lampiran 2:

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Program Pensiun :

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)

Hasil Uji Realibilitas

Cronbach's Alpha

N of Items

(12)

Lampiran 4: Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000 Jaminan_Kesehatan

_Kerja -.493 .278 -.158 -1.777 .079

Jaminan_Kecelakaa

(13)

Lampiran 5 Uji Asumsi Klasik

(14)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize d Residual

N 95

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 4.52927680 Most Extreme

Differences

Absolute .148

Positive .091

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.447

(15)

2. Uji Heteroskedastisitas

3. Uji Multikolinieritas

Coefficientsa Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 10.969 9.150 1.199 .234

Program_Pensiun .608 .150 .377 4.060 .000 .909 1.100

(16)

Lampiran 6: Hasil Uji Hipotesis 1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

ANOVA(b)

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anies. 2005. Penyakit Akibat Kerja. Cetakan Pertama. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta.

As’ad Moh. 2003. Psikologi Industri. Yogyakarta: Ghalia Indonesia

Dessler, Gary. 1997. Manajemen Personalia, Jakarta: PT.Gelora Aksara Pratama

Djalil. 2005.” Increasing Employee Productivity, Job Satisfaction and Organizational Commitment”, Hospital & Health Services Administration,41:2, pp.160-175, summer

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia:

Pengadaan, Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan

Produktivitas Pegawai. Grasindo: Jakarta

Hasibuan Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : Sinar Grafika Offset.

Hasibuan. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian, dan Masalah. Jakarta:PT. Bumi Aksara.

Husni, Lalu. 2005. Hukum Ketenagakerjaan, Ed Rwvisi, Jakarta: Pt.Raja Grafindo

Ngurah, Igusti. 2014. “Penerapan Jaminan Kecelakaan Kerja di PT.Narmada Awet Muda Ditinjau Dari Undang-Undang No.3 Tahun 1992 Tentang Jamsostek”.

Jurnal Ilmiah: Universitas Mataram

ILO. Encyclopedia Of Occupotional Health adn Safety Vol 1. Luigi Parmeggiani (editor). Third ed Geneva, 1983

Khasanah. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, PT. Pustaka Gramedia Utama.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Rosda Karya: Bandung.

Malthis, Robert L & Jhon H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Buku 1 & Buku 2, Jakarta : Salemba Empat.

(18)

Sastrohadiwiryo, Siswanto B. 2002. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

Setiawan Ari, (2011). “Jaminan Sosial Kesehatan Sebagai Hak Masyarakat Dalam Undang-Undang No.40 Tahun 2004”. Skripsi. Jakarta : Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah

Siagian, Sondang P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kelima, Jakarta: Bumi Aksara

Siagian S.P 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta: Bumi Aksara.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV. Alfabeta: Bandung.

Sedarmayanti. 1996. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Cetakan Pertama. Mandar Maju: Bandung.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan Kedelapan. CV. Alfabeta: Bandung.

Suma’mur, 2000. Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Haji Masagung,

Jakarta

Tohardi. 2002.Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung, Mandar Baru. Westra. 2006.Human Resources Management & Development Handbook,

American Management Association Printed in the United States of America. Wursanto, IG. 2001. Manajemen Kepegawaian 2, Yogyakarta : Kanisius.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini meneliti mengenai ”Pengaruh Program Pensiun, Jaminan

Kesehatan Kerja, Jaminan Kecelakaan Kerja, Terhadap Semangat Kerja Pada

Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan”, dengan penelitian kuantitatif.

Pendekatan penelitian yang dilakukan ini melalui beberapa tahapan, yakni

diawali dengan mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada sejumlah

responden yang menjadi sampel penelitian, menentukan instrumen penelitian,

menentukan metode yang dipergunakan, serta menganalisis data yang sudah

terkumpul kemudian disajikan dalam bentuk skripsi.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dijadikan tempat/objek penelitian dalam penyusunan skripsi ini

adalah YayasanUnggulKhairulUmmahberlokasidi Medan jalan iskandar muda nomor 3c-d-e-f. Sedangkan waktu penelitian yang digunakan mulai bulan Februari tahun

2015 sampai dengan selesai.

3.3Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan pada berjumlah sebanyak 125

orang karyawan. Penentuan jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan rumus

(20)

N n = 1 + N.e2

dimana : n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Prosentase (%), toleransi ketidaktelitian karena kesalahan dalam pengambilan sampel.

Berdasarkan rumus Slovin tersebut, maka jumlah sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah :

125 n = 1 + 125.(5 % )2

125

n = = 95,2 = 95 responden 1,3125

3.4 Metode Pengumpulan Data

Adalah metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Metode Kuisioner

(21)

program pensiun, jaminan kesehatan kerja dan jaminan kecelakaan kerja serta semangat kerja karyawan.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara yaitu metode pengumpulan data dengan cara wawancara langsung baik terstruktur maupun tidak terstruktur (Sugiyono 2005:130). 3. Metode Dokumentasi

Cara pengumpulan data yang dilakukan secara luas dengan jalan pencatatan terhadap objek penelitian untuk mengetahui keadaan perusahaan.

3.5 Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan tertarik kesimpulan (Sugiyono 2005:32).

1. Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.5

Tabel Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala

Program b. Layanan 3. Terdapat asuransi jiwa

4. Pelayanan dari pengelola dana pensiun

(22)

mencapai suatu

3.Jalinan kerjasama antara

yayasan dengan

5. Pemeriksaan kesehatan gratis

1. Menyelesaikan kerja tepat waktu

Sumber : Wursanto (2001:134)Mathis dan Jackson (2002:214),Husni (2005:140),

(23)

(2004:2),Hasibuan (2002:194),(Bastian, 2008)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengukur data yaitu kuesioner yang diberikan langsung kepada karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan. Pernyataan-pernyataan yang terdapat dalam kuesioner telah mencakup variabel program pensiun, jaminan kesehatan kerja dan jaminan kecelakaan kerja dan variabel semangat kerja.

Tipe skala penelitian ini diukur dengan menggunakan model Skala Likert. Skala Likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (Sugiyono, 2005:86). Responden memberikan tanggapan positif dan negatif atau menyatakan persetujuan atau ketidaksetujuan dengan 5skala angka yang selanjutnya setiap jawaban diberi bobot sebagai berikut :

Tabel 3.2

Jawaban Bobot

SangatSetuju 5

Setuju 4

CukupSetuju 3

TidakSetuju 2

SangatTidakSetuju 1

(24)

Uji validitas dilakukan terhadap kuisioner yang bertujuan untuk menguji apakah kuisioner layak atau tidak sebagai instrument penelitian, karena data yang diperoleh dari instrumen yang baik pula. Menurut Sugiyono (2008), suatu instrumen dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian validitas menggunakan bantuan program SPSS. Uji validitas dilakukan terlebih dahulu dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang responden yang diambil dari karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah berlokasidi Medan.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulangkali mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2008). Pengujian realibilitas dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada responden, yaitu karyawanperusahaan.

(25)

Terlihat pada variabel 9, 10, dan 11 data tidak valid karena tabel R untuk sampel 30 sebesar 0,361, sedangkan nilai corrected item total correlation variabel 9,10, dan11 dibawah 0,361. Berarti data variabel 9,10,11 harus dibuang. Setelah itu dilakukan pengujian kembali.

(26)

Cronbach's Alpha

N of Items

,961 30

Suatu konstruktur atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Croncbach Alpha > 0,8 realibilitas sangat baik atau sangat meyakinkan 0,7< Croanchbach Alpha <0,8 realibilitas baik, dan Croanbach Alpha 0,7 realibilitas kurang meyakinkan (Situmorang dan Lutfi, 2014: 92). Berdasarkan tabel 3.8 dapat dilihat Croancbach Alpha > 0,8 maka dinyatakan realibilitas sangat baik.

3.8 Metode Analisis Data

Untukmenganalisis data yang telahdikumpulkan agar diketahui pengaruh antara variable X dengan variable Y, digunakan metode :

1. Analisis deskriptif adalah suatu analisis yang dilakukan untuk memberikan

gambaran secara umum terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau

populasi yang diteliti, khususnya mengenai pengaruh program pensiun, jaminan

kesehatan kerja, dan jaminan kecelakaan kerja terhadap semangat kerja.

2. Analisis regresi linear gandamerupakan analisis yang digunakan penulis untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara variabel X1(program pensiun), X2 (jaminan kesehatan kerja), X3(jaminan kecelakaan kerja) dan Y(semangat kerja) maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS.

Rumus yang digunakanadalah

3 3 + e

(27)

Y = VariabelTerikat (Semangat Kerja) a = BilanganKonstanatauNilaiTetap

= KoefisienRegresi/KoefisienPengaruhdariX1, X2& X3 X = VariabelBebas (Program Pensiun)

X2 = VariebelBebas (Jaminan Kesehatan Kerja) X3 = VariebelBebas (Jaminan Kecelakaan Kerja)

E = Standar Eror

3. Pengujian hipotesis dimaksudkan sebagai cara untuk menetukan apakah suatu hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Maka pengujian hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji F (Uji Serempak) untuk pengujian hipotesis pertama

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebasnya secara

bersama-sama mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat.

Pengujian dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada

derajat kesalahan 5% dalam arti (α = 0.05). Apabila nilai Fhitung ≥ dari nilai

Ftabel, maka berarti variabel bebasnya secara bersama-sama memberikan

pengaruh yang bermakna terhadapvariabel terikat atau hipotesis pertama

sehingga dapat diterima.

b. Uji T (Uji Parsial) untuk pengujian hipotesis kedua

Uji ini adalah untuk mengetahui apakah pengaruh masing-masing variabel

bebas terhadap variabel terikat apakah bermakna atau tidak. Pengujian

dilakukan dengan membandingkan antara nilai thitung masing-masing variabel

(28)

Apabila nilai thitung ≥ ttabel, maka variabelbebasnya memberikan pengaruh

bermakna terhadap variabel terikat.

c. Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau menguji model yang termasuk layak atau tidak layak digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan kolmogrov smirnov. Dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.sig. (2-tailed) di atas nilai signifikan 5%, artinya variabel residual berdistribusi normal (Situmorang dan Ginting, 2008).

2. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas artinya varibel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari besarnya Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak dijelaskan oleh variable independen lainnya. Nilai umum yang bisa dipakai adalah Tolerance > 1 atau Tolerance < 5, maka tidak terjadi multikolineritas (Situmorang dan Ginting, 2008).

(29)

Uji heteroskedastisitas varians variabel independen adalah konstanta untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Model regresi yang baik adalah tidak terjalian heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan menggunakan uji Glejser dengan pengambilan keputusan jika variabel independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Nilai probabilitas signifikannya diatas tingkat kepercayaan 5%, maka dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan varians residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan lainnya

4. Uji Koefisien Determinasi

Berdasarkan perhitungan koefisien korelasi, maka dapat dihitung koefisien determinasi yaitu untuk melihat presentase pengaruh variabel X1 (program pensiun), X2 (jaminan kesehatan kerja), X3 (jaminan kecelakaan kerja) terhadap Y (semangat kerja). Adapun koefisien determinasi yang digunakan adalah :

Kd = R2xl00% Dimana:

Kd = Koefisiendeterminasi

(30)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 GambaranUmumYayasanUnggul KhairulUmmah

Yayasan Unggul Khairul Ummah didirikan pada tanggal 5 Februari 2002.

Yayasan ini menaungi Politeknik Unggul LP3M yang juga dibentuk pada tanggal

yang sama. Kantor Yayasan Unggul Khairul Ummah terletak di bangunan yang sama

dengan Politeknik Unggul LP3M di Jalan Iskandar Muda No.3 CDEF Medan.

Politeknik Unggul LP3M saat ini memiliki lima program studi yang semuanya telah

terakreditasi di Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Kelima program studi tersebaut

adalah:

1. Program Studi Akuntansi

2. Program Studi Komputerisasi Akuntansi

3. Program Studi Manajemen Informatika

4. Program Studi Skretaris

(31)

Sedangkan visi dari Yayasan Unggul Khairul Ummah adalah Menjadi Politeknik

yang Terdepan, Terunggul dan Terkenaldalam Pendidikan Vokasi dan Profesi.

Kemudian misi yang dimiliki yaitu:

1. Melaksanakan pendidikan dengan iklim budaya kerja yang “PASTI” (Patonah, Amanah, Siddik, Tabligh dan Istiqomah).

2. Menyelenggarakan pendidikan dengan kelembagaan dan manajemen yang profesional dan modern.

3. Menyelenggarakan pendidikan vokasional berbasis kompetensi yang menciptakan manusia intelektual, profesional,berbudaya serta mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.

4. Menyelenggarakan kegiatan penelitian untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi danmeningkatkan daya saing bangsa di dunia internasional.

5. Menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermutudan relevan bagi kemajuan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

Tujuan yang dimiliki Yayasan Khairul Ummah:

1. Berperan sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni bidang vokasi dan profesi.

2. Mewujudkan Perguruan Tinggi yang mandiri dan berbudaya “PASTI”

(32)

3. Menghasilkan lulusan berkualitas yang mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional serta berbudaya “PASTI” (Patonah, Amanah, Siddik, Tabligh dan Istiqomah).

4. Menghasilkan penelitian inovatif yang mendorong pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni dalam skala nasional maupun internasional; 5. Menghasilkan pengabdian kepada masyarakat yang mampu meningkatkan

daya saing masyarakat di dunia internasional dengan menerapkan kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4.2 Analisis Deskriptif

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pernyataan. Jumlah pernyataan seluruhnya adalah 19 butir untuk variabel X dan 8 butir untuk variabel Y, jadi total seluruh pernyataan adalah sebanyak 27 butir. Sebagaimana tujuan penulisan ini, daftar pernyataan disebarkan kepada responden berisikan pernyataan mengenai program pensiun(X1), jaminan kesehatan kerja (X2), jaminan kecelakaan kerja (X3) terhadap Semangat Kerja(Y). Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah.

4.2.1 Karakteristik Responden

(33)

Responden dalam penelitian ini adalah 95 karyawan Yayasan Unggul Khairul Ummah. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari usia,jenis kelamin, tingkat pendidikan terakhir, dan jabatan kerja.

4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Tabel 4.1

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa karakteristik usia dariresponden

yang paling banyak di teliti adalah responden yang berusia36-50Tahun yaitu

sebanyak 39 responden.

4.2.1.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Pekerjaan Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Pekerjaan Jabatan Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

(34)

Pada Tabel 4.2 diatas dapat disimpulkan bahwa responden yang paling banyak diteliti adalah Dosen Tetap yaitu sebanyak 48 responden.

4.2.1.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LK 63 66 66 66

PR 32 34 34 100.0

Total 95 100.0 100.0

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden laki-laki berjumlah 63 responden dengan tingkat persentasi sebanyak 66% dan responden perempuan berjumlah 32 responden dengan tingkat persentasi 34%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden Laki-laki lebih dominan dalam penelitian ini.

4.2.1.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

(35)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa responden yang tingkat pendidikan SMA berjumlah 8 orang dengan tingkat persentasi 8%, dan responden yang tingkat pendidikan D3 sebanyak 18 atau 19%, selanjutnya yang tingkat pendidikan S1 berjumlah 22 atau 23% dan tingkat pendidikan S2 sebanyak 47 orang atau 50%. 4.2.2 Deskriptif Variabel

RespondendaripenelitianiniadalahKaryawan Yayasan Unggul Khairul Ummah Medan. Terdapat 27 butir pernyataan: 7 butir pernyataan untuk variabel Program Pensiun (X1), 6 butir pernyataan untuk variabel Jaminan Kesehatan Kerja (X2), 6 butir pernyataan untuk variabel Jaminan Kecelakaan Kerja (X3), dan 8 butir pernyataan untuk variabel Semangat Kerja (Y). Dan kuisioner disebarkan kepada 95 orang sampel. Berikut distribusi jawaban responden terhadap variabel X dan Y:

4.2.2.Program Pensiun (X1)

Tanggapan responden mengenai Program Pensiun:

Tabel 4.5

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Program Pensiun :

(36)

berkualitas

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan Tabel 4.4dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Program Pensiun yang ada di yayasan

cukup baik” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 31

(37)

b. Pada butir pernyataan dua “Pemotongan dana pensiun yang dilakukan

yayasan sesuai undang undang yang berlaku” dari kuesioner yang

disebar dan dianalisis, terdapat 17 (18%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku. Terdapat 57 (60%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 19 (20%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Pemotongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai undang undang yang berlaku.

c. Pada butir pernyataan tiga “Potongan dana pensiun yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasanPotongan dana pensiun

yang dilakukan yayasan sesuai dengan yang di beri yayasan” dari

(38)

d. Pada butir pernyataanempat “Yayasan sangat memperhatikan program

pensiun kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan sangat memperhatikan program pensiun kerja karyawan. Terdapat 58 (61%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 14 (15%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan sangat memperhatikan program pensiun kerja karyawan.

e. Pada butir pernyataan lima “Anda sudah merasa puas dengan program

pensiun yang di beri yayasan” dari kuesioner yang disebar dan

dianalisis, terdapat 20 (21%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan. Terdapat 52 (55%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 17 (18%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut, dan 2responden (2,1%) menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Anda sudah merasa puas dengan program pensiun yang di beri yayasan.

(39)

(18%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaUang pensiun dari perusahaan memuaskan. Terdapat 62 (65%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 15 (16%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaUang pensiun dari perusahaan memuaskan.

g. Pada butir pernyataan tujuh “Pemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan. Terdapat 58 (61%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 16 (17%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaPemotongan yang dilakukan perusahaan terhadap gaji karyawan untuk uang pensiun mencerminkan keadilan.

(40)

4.2.1.1Jaminan Kesehatan Kerja (X2)

Tanggapan responden mengenai Jaminan Kesehatan Kerja:

Tabel 4.6

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Jaminan Kesehatan Kerja :

(41)

Berdasarkan Tabel 4.5dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan

kesehatan secara maksimal” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 39 (42%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal. Terdapat 54 (57%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kesehatan secara maksimal.

b. Pada butir pernyataan dua “Merasa terlindungin dengan adanya jaminan

kesehatan dalam bekerja di yayasan” dari kuesioner yang disebar dan

dianalisis, terdapat 42 (44%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan. Terdapat 51 (54%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kesehatan dalam bekerja di yayasan.

c. Pada butir pernyataan tiga “Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan

kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 40 (42%)

(42)

pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan sangat memperhatikan aspek kesehatan kerja karyawan.

d. Pada butir pernyataan empat “Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai

dengan peraturan yang berlaku” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 45 (47,4%) responden setuju pada tingkat angka 5bahwa Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku. Terdapat 48 (51%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 2 (2,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan menetapkan jumlah jam kerja sesuai dengan peraturan yang berlaku.

e. Pada butir pernyataan lima “Yayasan memberikan waktu istirahat yang

cukup” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 33 (35%)

responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan memberikan waktu istirahat yang cukup. Terdapat 61 (64%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 1 (1,1%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan memberikan waktu istirahat yang cukup.

(43)

tingkat angka 3. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaYayasan memberikan kondisi lingkungan kerja yang baik.

g. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang variabel jaminan kesehatan menyimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel jaminan kesehatan.

4.2.1.2Jaminan Kecelakaan Kerja (X3)

Tanggapan responden mengenai Jaminan Kecelakaan Kerja:

Tabel 4.7

(44)

Yayasan

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.6dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan

kecelakaan secara maksimal” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis,

terdapat 19 (20%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal. Terdapat 63 (66%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 10 (11%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal.

b. Pada butir pernyataan dua “Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kerja

di yayasan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 28(30%)

(45)

tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Merasa terlindungin dengan adanya jaminan kerja di yayasan.

c. Pada butir pernyataan tiga “Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai

dengan resiko pekerjaan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat

21 (22%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan. Terdapat 58 (62%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2. (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan.

d. Pada butir pernyataan empat “Yayasan sangat memperhatikan aspek

kecelakaan kerja” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34

(46)

e. Pada butir pernyataanlima “Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan

dan perawatan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 34 (36%)

responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan dan perawatan. Terdapat 45 (47,5%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1. (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Yayasan menanggung penuh biaya pengobatan dan perawatan.

f. Pada butir pernyataan enam “Yayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 26 (27,5%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaYayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan. Terdapat 52 (55%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 13 (14%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2. (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaYayasan memberikan santunan kematian yang memuaskan.

(47)

4.2.1.3Semangat Kerja (Y)

Tanggapan responden mengenai Semangat Kerja:

Tabel 4.8

Frekuensi Jawaban Responden Terhadap Variabel Semangat Kerja:

(48)

menjaga absensi seorang karyawan Sistem pengawasan mempengaruhi semangat kerja

2 2,1 2 2,1 43 45,2 41 43,1 7 7,3 95 100

Sumber: HasilPenelitian, 2015 (data diolah) Berdasarkan Tabel 4.7dapat dilihat bahwa :

a. Pada butir pernyataansatu “Dengan program program yang di sediakan

yayasan dapat meningkatkan semagat kerja” dari kuesioner yang disebar dan

dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwa Dengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja. Terdapat 60 (63,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 25 (26,3%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaDengan program program yang di sediakan yayasan dapat meningkatkan semagat kerja.

b. Pada butir pernyataan dua “Program jaminan kesehatan kerja mempengaruhi

semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan” dari kuesioner

(49)

menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaProgram jaminan kesehatan kerja mempengaruhi semangat kerja karyawan tinggi dalam melakukan pekerjaan. c. Pada butir pernyataan tiga “Pimpinan selalu memberikan dorongan motivasi

dan semangat untuk bekerja lebih baik” dari kuesioner yang disebar dan

dianalisis, terdapat 9 (9,5%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik. Terdapat 43 (45,2%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 38 (40%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 4 (4,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaPimpinan selalu memberikan dorongan motivasi dan semangat untuk bekerja lebih baik.

d. Pada butir pernyataan empat “Karyawan berusaha untuk melaksanakan semua

tugas dan pekerjaan di yayasan dengan penuh tanggung jawab” dari kuesioner

(50)

menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwa Karyawan berusaha untuk melaksanakan semua tugas dan pekerjaan di yayasan dengan penuh tanggung jawab.

e. Pada butir pernyataan lima “Semangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 8 (8,4%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaSemangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan. Terdapat 55 (58%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 28 (30%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3,1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 3 (3,2%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut.Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja turut mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

(51)

g. Pada butir pernyataan tujuh “Semangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan. Terdapat 59 (62,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 43 (45,2%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 1 (1,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan.

h. Pada butir pernyataan delapan “Perlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja mempengaruhi semangat kerja” dari kuesioner yang disebar dan dianalisis, terdapat 7 (7,3%) responden setuju pada tingkat angka 5 bahwaPerlakuan yang baik dari atasan dan rekan kerja mempengaruhi semangat kerja. Terdapat 41 (43,1%) responden menyatakan setuju di tingkat angka 4, lalu 26 (27,3%)responden menyatakan kurangsetuju pada tingkat angka 3, 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 2, dan 2 (2,1%) responden menyatakan tidak setuju pada tingkat angka 1 dengan pernyataan tersebut. Hal ini berarti mayoritas responden setuju bahwaSemangat kerja penting untuk menjaga absensi seorang karyawan. i. Berdasarkan jawaban responden pada seluruh butir pernyataan tentang

(52)

menyatakan setuju pada seluruh butir pernyataan pada variabel semangat kerja.

4.3 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas penelitian ini dilakukan dengan analisis grafik yaitu dengan grafik Histogram dan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual. Selain itu uji normalitas dilakukan juga dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov . Uji normalitas dilakukan dengan bantuan software SPSS 17.0 for Windows dan hasilnya ditunjukkan sebagai berikut:

4.3.1Hasil Uji Normalitas dengan Histogram

(53)

Gambar 4.1 Uji Normalitas dengan Histogram Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Pada Gambar 4.1 terlihat grafik tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan, hal ini menunjukkan bahwa variabel berdistribusi normal.

4.3.1.2Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

(54)

Gambar 4.2 Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot of Regression Standarizied Residual

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (2015)

(55)

4.3.13 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogrov- Smirnov Test Tabel 4.8

Uji Kolmogorv - Smirnov Unstandardize

d Residual

N 95

Normal Parameters(a,b) Mean .0000000 Std. Deviation 4.52927680 Most Extreme

Differences

Absolute .148

Positive .091

Negative -.148

Kolmogorov-Smirnov Z 1.447

Asymp. Sig. (2-tailed) .030

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,30 dan diatas nilai signifikan (0,05) atau 0,30> 0,05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal.

4.3.2 Uji Heteroskedastisitas

(56)

Gambar 4.3 : Scatterplot

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi variabel dependen, berdasarkan masukan variabel independennya.

4.3.3 Uji Multikolinieritas

(57)

yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel

lainnya. Nilai yang dipakai untuk Tolerance < 0,1 sedangkan Variance Inflation

Factor (VIF) > 5.

Berdasarkan pada Tabel 4.9 di atas diketahui bahwa:

a. Variabel Program Pensiun tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,909 > 0,1 dan nilai VIF = 1,100 < 5.

b. Variabel Jaminan Kesehatan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,993 > 0,1 dan nilai VIF = 1.007 < 5.

c. Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja tidak terjadi multikolinieritas karena nilai tolerance = 0,906 > 0,1 dan nilai VIF = 1.104 < 5.

(58)

Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk menentukan hubungan linier antara beberapa variabel bebas yang terdiri dari Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) dan variabel terikat yaitu Semangat Kerja (Y). Yang nantinya berguna untuk dapat mengetahui pengaruh positif atau negatif faktor-faktor tersebut. Dengan model persamaan yang digunakan sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Analisis regresi linear berganda dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.10 sebagai berikut:

a Dependent Variable: Semangat_Kerja

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

(59)

Y= 10,969 + 0,608 X1 + -0,493 X2 + 0,705 X3

Pada persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Koefisien Regresi X1 (Program Pensiun) = 0,608 menunjukkan bahwa variabel Program Pensiun berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Program Pensiun maka Semangat Kerja akan meningkat.

b. Koefisien Regresi X2 (Jaminan Kesehatan Kerja) = -0,493 menunjukkan bahwa variabel Jaminan Kesehatan Kerja berpengaruh negatif terhadap Semangat Kerja (Y), artinya jika perusahaan meningkatkan Message Capacity maka Semangat Kerja akan menurun.

c. Koefisien Regresi X3 (Jaminan Kecelakaan Kerja) = 0,705 menunjukkan bahwa variabel Jaminan Kecelakaan Kerja berpengaruh positif terhadap Semangat Kerja (Y), artina jika perusahaan meningkatkan Jaminan Kecelakaan Kerja maka Semangat Kerja akan meningkat.

4.4.1 4 Pengujian Hipotesis

1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel independent secara bersama-sama (serentak) berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap variabel dependent. Model hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah sebagai berikut :

(60)

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja.

H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja. Kriteria pengambilan keputusan, yaitu :

H0 diterima apabila Fhitung< Ftabelpada α = 5%

H0 ditolak apabila Fhitung> Ftabel pada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 95 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:

a. Df (Pembilang) = k – 1 4 – 1 = 3 b. Df (Penyebut) = n – k 95 – 4 = 91

Diperoleh nilai Ftabel pada tingkat α = 5% (3:89) = 2,704703. Berikut ini merupakan hasil pengujian uji-F pada Tabel 4.10:

Tabel 4.10 Uji Simultan (Uji-F)

(61)

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 777.588 3 259.196 12.232 .000(a)

Residual 1928.349 91 21.191

Total 2705.937 94

a Predictors: (Constant), Jaminan_Kecelakaan_Kerja, Jaminan_Kesehatan_Kerja, Program_Pensiun b Dependent Variable: Semangat_Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai Fhitung adalah 12,232 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan Ftabel adalah 2,7047. Dari hasil tersebut Fhitung (12,232) > Ftabel (2,7047) dan tingkat signifikansinya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat dapat disimpulkan bahwa variabel Program Pensiun(X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakan Kerja (X3), secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.

2. Uji Ssignifikansi Parsial (Uji-T)

Uji t dilakukan untuk mengetaui signifikansi dari pengaruh variabel independent yaitu Program Pensiun (X1), Program Kesehatan Kerja (X2), Program Kecelakaan Kerja (X3) terhadap variabel dependent yaitu Semangat Kerja.

Kriteria pengambilan keputusan, yaitu: H0 diterima apabila thitung< ttabel pada α = 5%

H0 ditolak apabila thitung> ttabel pada α = 5%

Dalam penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 95 orang dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 4 sehingga diperoleh:

(62)

Diperoleh nilai t tabelpada tingkat α = 5% (95) = 1.986

Berikut merupakan hasil pengujian uji-T pada Tabel 4.11, yaitu: Tabel 4.11

a Dependent Variable: Semangat Kerja

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS, 2015 (data diolah)

Tabel 4.11 menunjukkan nilai t hitung yang diperoleh dari masing-masing variabel yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Variabel Program Pensiun (X1) memiliki t hitung sebesar 4,060 dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t

hitung (4,060) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Program Pensiun secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja. b. Variabel Jaminan Kesehatan Kerja (X2) memiliki t hitung sebesar -1,777 dengan

(63)

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jaminan Kesehatan Kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh negatif terhadap Semangat Kerja. c. Variabel Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) memiliki t hitung sebesar 5,323

dengan tingkat signifikansi 0,000. Sedangkan t table adalah sebesar 1,986. Oleh karena itu t hitung (5,323) > t table (1,986) dan tingkat signifikansiya 0,000 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Jaminan Kecelakaan Kerja secara individual atau secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja.

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinan bertujuan untuk mengetahui signifikansi variabel. Koefisien determinasi melihat seberapa besar pengaruh variabel independent terhadap variabel dependent. Koefisien determinan berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), 0 < R2< 1.

Nilai koefisien determinasi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut ini:

Tabel 4.12

Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary(b)

a Predictors: (Constant), Jaminan_Kecelakaan_Kerja, Jaminan_Kesehatan_Kerja, Program_Pensiun b Dependent Variable: Semangat_Kerja

(64)

a. Nilai R adalah 0,536 menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) dengan Semangat Kerja (Y) sebesar 53,6 %, artinya hubungannya Cukup erat. Sedangkan sisanya sebesar 46,4 % adalah hubungan dengan faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

b. Nilai Adjusted R Square adalah 0,264 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4 % Semangat Kerja (Y) dapat dipengaruhi Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan Kerja (X2), dan Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) sedangkan sisanya sebesar 73,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

1. Pengaruh Program Pensiun terhadap semangat kerja

(65)

bertujuan untuk menciptakan semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Secara teori Hasibuan (2009:209) menyatakan bahwa program pensiun adalah pengakuan atau penghargaan atas pengabdian seorang kepada organisasi dan memberikan sumber kehiduan pada usia lanjut. Hal itu sesuai dengan data deskriptif variabel bahwa mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan-pernyataan bahwa karyawan merasa puas terhadap program pensiun yang dilakukan oleh yayasan, uang pensiun dari yayasan memuaskan, pemotongan yang dilakukan yayasan sudah sesuai keadilan, dan yayasan menyediakan asuransi jiwa yang berkualitas. Sehingga ini berpengaruh terhadap semangat kerja karyawan di perusahaan. Semangat kerja yang baik juga akan menurunkan angka turnover karyawan sesuai dengan kesimpulan dari penilitian wahyuni (2008) yang menyatakan adanya uang pensiun akan memberikan ketenangan bagi karyawan sehingga turnover

karyawan relatif rendah.

2. Pengaruh Jaminan Kesehatan terhadap Semangat Kerja

(66)

Malisa (2009) yang menyatakan bahwa program kesejahteraan karyawan berpengaruh positif terhadap semangat kerja karyawan. Hal ini bisa disebabkan karena perusahaan

yang diteliti adalah perusahaan jasa pendidikan yang mayoritasnya adalah dosen,

sehingga pemberian jaminan kesehatan tidak terlalu mempengaruhi semangat kerja

karyawan.

Walaupun dari mayoritas responden menyatakan setuju pada seluruh butir

pernyataan tentang jaminan kesehatan di kuesioner, namun hasil penelitian menyatakan

bahwa jaminan kesehatan kerja berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap

semangat kerja. Hal ini juga tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Rivai

(2004) bahwa jaminan kesehatan kerja bertujuan untuk meningkatkan kinerja yang juga

bersumber dari semangat kerja. Berarti ada faktor lain yang dapat meningkatkan

semangat kerja karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendidikan.

3. Pengaruh Jaminan Kecelakaan Kerja terhadap Semangat Kerja

Berdasarkan hasil uji parsial diperoleh bahwa kecelakaan kerja berpengaruh positif dan signifikan, ditunjukkan dari pernyataan responen yang dominan setuju untuk pernyataan bahwa selama bekerja di yayasan mendapatkan jaminan kecelakaan secara maksimal, merasa terlindungi dengan adanya jaminan kerja, besarnya jamian kecelakaan kerja sesuai dengan harapan, yayasan menyediakan alat-alat yang aman, dan yayasan memberikan santunan kematian secara memuaskan. Hal ini sesuai dengan penelitian Iffani dan Nugraheni (2013) yang menyatakan bahwa jaminan kecelakaan

kerja berpengaruh positif terhadap kinerja usaha..Dewi (2006) juga mendukung

pernyataan tersebut dengan mengatakan adanya pengaruh positif dan signifikan antara

(67)

aman karyawan melaksanakan pekerjaanya akan meningkatkan semangat kerjanya yang

berarti meningkatkan kinerja seorang karyawan tersebut.

Jika dilihat dari tanggapan responden berdasarkan kuesioner yang telah

disebar, mayoritas responden menyatakan setuju dengan pernyataan bahwa mendapatkan

jaminan kecelakaan secara maksimal, terlindungi dengan adanya jaminan kerja di

yayasan, Besarnya jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan,

Yayasan sangat memperhatikan aspek kecelakaan kerja,

Yayasan menyediakan alat-alat yang aman secara berkala, Yayasan memberikan

santunan kematian yang memuaskan. Fakta tersebut sesuai dengan teori bahwa tenaga

kerja mempunyai peranan dan arti yang penting dalam pelaksanaan pembangunan

nasional pada umumnya dan dalam peningkatan produksi dan produktivitas khususnya,

sehingga perlu diberikan perlindungan, pemeliharaan, dan perawatan dengan cara

menyelenggarakan jaminan social bastian (2008) berdasarkan prinsip asuransi social

untuk menjamin manfaat pelayanan kesehatan dansantunan uang tunai, apabila seorang

(68)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Program Pensiun, Jaminan Kesehatan dan Jaminan Kecelakaan Kerja Terhadap Semangat Kerja Yayasan Unggul Khairul Ummah ini menghasilkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai AdjustedR2adalah 0,264 angka ini menunjukkan bahwa sebesar 26,4 % Semangat Kerja dapat dipengaruhi oleh Program Pensiun (X1), Jaminan Kesehatan (X2), Jaminan Kecelakaan Kerja (X3) sedangkan sisanya sebesar 73,6 % dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti, lingkungan kerja, motivasi kerja, sistem kjera, dan lain-lain.

2. Berdasarkan uji F hitung diperoleh bahwa variabel Program Pensiun, Jaminan Kesehatan Kerja, dan Jaminan Kecelakaan Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Semangat Kerja .

(69)

5.2Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh yang telah ada di dalam penelitian ini maka berikut adalah saran dari peneliti dalam hal ini merekomendasikan :

1. Untuk program pensiun yang dilakukan perusahaan agar tetap dijlankan sesuai dengan peraturan yang berlaku di yayasan dalam hal pemotongan dana, namun karena masih ditemui pernyataan responden yang kurang setuju dengan tingkat pemotongan dana pensiun menjadi bahan pertimbangan perusahaan agar lebih mempertimbangkan tingkat potongan dana kepada karyawan agar lebih sesuai dengan keinginan dan kesepakatan karyawan sehingga karyawan memiliki rasa keadilan terhadap program pensiun yang dijalankan perusahaan.

2. Para manajemen perusahaan diharapkanmembuat berbagai program jaminan terhadap karyawan untuk menjaga dan meningkatkan semangat kerja karyawan agar kinerja karyawan juga meningkat. Sehingga perusahaan dapat mengalami peningkatan kinerja karena kinerja karyawan yang meningkat. 3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melanjutkan atau mengembankan

(70)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL

DAN HIPOTESIS

2.1 Program Pensiun

2.1.1 Pengertian Program Pensiun

Pada UU No.40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dicita-citakan bahwa pada suatu saat seluruh penduduk Indonesia akan memiliki Jaminan Pensiun yang dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Menurut Wursanto (2001:134) menyatakan bahwa : “Program pensiun adalah pembayaran dana pensiun yang diberikan sebagai jaminan hari tua dan sebagai penghargaan kepada karyawan atas jasa-jasanya selama bekerja”. Menurut Mathis dan Jackson (2002:214) menyatakan bahwa : “Program pensiun adalah tunjangan

pensiun yang ditetapkan dan didanai oleh pengusaha dan karyawan”.

(71)

Progam Pensiun menurut Bastian (2008:116) diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social atau tabungan wajib untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak, pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya akibat memasuki usia pension atau mengalami cacat total tetap. Peserta jaminan pension adalah pekerja yang telah membayar iuran.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli diatas dapat disimpulkan bahwa program pensiun adalah sejumlah dana/uang tertentu yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah berhenti bekerja setelah bekerja dalam waktu yang lama, atau setelah mencapai suatu batas usia tertentu.

2.1.2 Tujuan Program Pensiun

Menurut Hasibuan (2000:209), program pensiun bertujuan sebagai berikut: a. Memberikan ketenangan hidup bagi karyawan dan keluarganya pada usia

lanjut

b. Turnover karyawan relatif rendah karena karyawan tidak tertarik pada lapangan kerja yang lain

c. Sebagai daya tarik bagi tenaga skill dari luar yang diperlukan perusahaan d. Menjamin stabilitas dan kontinuitas perusahaan

e. Adanya semangat dan kegairahan kerja yang efektif untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Sedangkan menurut Wursanto (2001:134), tujuan program pensiun yaitu : a. Memberikan perangsang kerja kepada karyawan

(72)

c. Memberikan ketenangan hidup kepada karyawan yang bersangkutan maupun keluarganya.

2.1.3 Sistem Program Pensiun

Menurut Undang-undang jaminan sosial No.40 tahun 2004 tentang program pensiun antara lain:

a. Jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial atau tanggung jawab.

b. Jaminan pensiun diselenggarakan untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap.

c. Jaminan pensiun diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

d. Usia pensiun ditetapkan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. e. Peserta jaminan pensiun adalah pekerja yang telah membayar iuran.

f. Manfaat jaminan pensiun berwujud uang tunai yang diterima setiap bulan sebagai:

1. Pensiun hari tua, diterima peserta setelah pensiun sampai meninggal dunia;

2. Pensiun cacat, diterima peserta yang cacat akibat kecelakaan atau akibat penyakit sampai meninggal dunia;

3. Pensiun janda/duda, diterima janda/duda ahli waris peserta sampai meninggal dunia atau menikah lagi;

(73)

5. Pensiun orang tua, diterima orang tua ahli waris peserta lajang sampai batas waktu tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yaitu: a. Setiap peserta atau ahli warisnya berhak mendapatkan pembayaran

uang pensiun berkala setiap bulan setelah memenuhi masa iuran minimal 15 tahun, kecuali ditetapkan lain oleh perundang-undangan. b. Manfaat jaminan pensiun dibayarkan kepada peserta yang telah

mencapai usia pensiun sesuai formula yang ditetapkan.

c. Apabila peserta meninggal dunia masa iuran 15 tahun ahli warisnya tetap berhak, mendapatkan manfaat jaminan pensiun.

d. Apabila peserta mencapai usia pensiun sebelum memenuhi masa iuran 15 tahun, peserta tersebut berhak mendapatkan seluruh akumulasi iurannya ditambah hasil pengembangannya.

e. Hak ahli waris atas manfaat pensiun anak berakhir apabila anak tersebut menikah, bekerja tetap, atau mencapai usia 23 tahun.

(74)

2.1.4 Program-Program Pensiun

Menurut Mathis dan Jackson (2002:215), ada dua program pensiun dilihat dari segi tunjangan pensiun, yaitu:

1. Program dengan kontribusi yang ditentukan (define-contribution plan)

Merupakan program pensiun dengan perusahaan melakukan pembayaran berkala kedalam rekening pensiun karyawan. Tunjangan pensiun karyawan ini tergantung pada kontribusi yang ditentukan dan tingkat pendapatan karyawan dan bergantung pada pengembalian modal investasi dari kontribusi sebelumnya yang dapat bervariasi sesuai dengan tingkat keuntungan dan faktor lainnya sehingga tunjangan pensiun karyawan menjadi agak kurang aman dan kurang dapat diprediksi.

2. Program dengan tunjangan yang telah ditentukan (define-benefit plan)

Merupakan program pensiun dengan seorang karyawan dijanjikan pensiun dengan jumlah yang berdasarkan usia dan masa kerja. Program dengan tunjangan yang telah ditetapkan memberikan karyawan suatu kepastian yang lebih besar pada tunjangan ini dan lebih dapat diprediksi dalam hal besar tunjangan yang akan tersedia ketika pensiun.

2.1.5 Indikator-Indikator Program Pensiun

(75)

1. Dibiayai oleh karyawan

Pembiayaan pensiun dapat dilakukan dengan sistem menabung, yaitu memotong beberapa persen upah karyawan tiap bulan yang dimasukkan pada dana jaminan hari tua karyawan. Bila sudah sampai pada masa tertentu, dana tersebut dikembalikan pada karyawan berupa cicilan tiap bulan. Pada dasarnya besarnya uang jaminan hari tua sama dengan tabungan karyawan yang bersangkutan. Ada pula perusahaan yang memberi tambahan bila karyawan yang bersangkutan sudah memenuhi syarat misalnya sudah bekerja dalam perusahaan sedikitnya lima belas tahun. Bila karyawan berhenti sebelum memenuhi saat minimal yang ditentukan, maka karyawan hanya dibayar sebesar uang yang ditabung oleh karyawan. Dengan cara ini ada dorongan bagi karyawan untuk terus bekerja dalam perusahaan untuk memenuhi masa minimal yang telah ditetapkan. Dengan pembiayaan seperti ini sesungguhnya perusahaan tidak menanggung beban dalam pemberian jaminan hari tua, perusahaan hanya sekedar memberikanpertolongansaja.

2. Dibiayai oleh perusahaan

Pembayaran jaminan hari tua ada pula dengan cara memotong sebagian keuntungan perusahaan untuk disetor kepada dana jaminan hari tua. Dengan cara ini perusahaanlah yang menanggung beban dalam pemberian jaminan hari tua kepada karyawannya.

3. Dibiayai secara bersama oleh kedua belah pihak

(76)

beberapa persen dan perusahaan membayar sebesar yang dibayarkan oleh karyawan.

Sedangkan menurut Mathis dan Jackson (2002:214-215), program pensiun dapat bersifat kontributif ataupun non-kontributif. Dalam program kontributif, uang untuk tunjangan pensiun dibayarkan baik oleh perusahaan maupun karyawan. Dalam program non-kontributif, perusahaan menyediakan seluruh dana untuk tunjangan pensiun. Sebagaimana diharapkan, program non-kontributif ini lebih disukai oleh para karyawan.

2.2Jaminan Kesehatan Kerja 2.2.1 Pengertian Kesehatan Kerja

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilu kesehatan atau ilmu kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar bekerja atau masyarakat pekerja memperoleh

derajat kesehatan yang setinggi-setingginya baik fisik, mental, maupun sosial, dengan usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan

kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja,serta terhadap penyakit-penyakit umum.

Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa kesehatan kerja berpusat pada manusia dan bersifat medis. Sebagai pelaksana kegiatan produksi, manusia

(77)

Husni (2005:140) menyatakan bahwa jaminankesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosialnya sehingga memungkinkan karyawan dapat bekerja secara optimal.Mathis dan Jackson (2002) menerangkan bahwa masalah kesehatan kerja pada karyawan yang beraneka jenis sangatlah susah untuk dihindari. Masalah-masalah tersebut dapat berupa masalah kesehatan yang kecil sampai pada keadaan sakit yang parah / serius yang berhubungan dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Beberapa diantara masalah tersebut seperti masalah pada kesehatan emosional sampai dengan karyawan yang memiliki kecenderungan mengkonsumsi obat-obatan terlarang atau alkohol. Kesehatan kerja itu sendiri berhubungan pada kondisi fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum dengantujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh.

Sedangkan Sedarmayanti (2010), menyebutkan bahwajaminankesehatan kerja merupakan sebuah pemeliharaan dimana suatu kondisi untuk menjagakesejahteraan fisik dengan meningkatkan kondisi mental, loyalitas dan kondisifisik para pegawai agar mereka tetap ingin bekerja sampai mereka pensiun.

KesehatanKerja (Bastian, 2008) : JaminanKesehatanKerja, diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan.

(78)

2.2.2 Tujuan Dan Manfaat Kesehatan Kerja

Tujuan utama dari kesehatan kerja adalah menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Kesehatan kerja dalam hal ini berguna sebagai:

a. Alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-setingginya b. Hal ini dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja

c. Alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada meningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia dalam produksi.

Menurut Konradus (2006:52-53), mengemukakan tujuan yang dicapai melalui kesehatan kerja diantaranya adalah:

1. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun

kesejahteraan sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh

kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya

dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.

Gambar

Tabel 3.5 Tabel Operasional Variabel
Tabel 3.2 Jawaban
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.4 Hasil Uji Realibitas
+7

Referensi

Dokumen terkait

perkara yang masuk). 1) Persentase perkara Pidana Biasa/Khusus/Anak yang diselesaikan tahun 2016 adalah sebesar 97,48%, yaitu perbandingan perkara yang diselesaikan sebesar

Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara8.

Website Kementerian Kesehatan menjadi gerbang utama bagi masyarakat untuk mengakses informasi terkait kesehatan yang berasal dari seluruh unit di Kementerian

Dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi tanpa diimbangi dengan penyebaran penduduk yang merata maka akan terjadi suatu ledakan penduduk di daerah-daerah tertentu terutama di

Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi program Sekolah Bertaraf Internasional di program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMKN 2 Yogyakarta adalah:

Jadwal salat untuk selama-lamanya, jadwal salat abadi, atau jadwal salat sepanjang masa (yang dihitung untuk suatu daerah dan bukan berdasarkan dari koreksian daerah dari jadwal

Informasi di atas hanya menyangkut bahan spesifik yang telah ditentukan dan mungkin tidak berlaku jika bahan tersebut digunakan sebagai campuran dengan bahan lain atau dalam

Gambar 5 menunjukkan peta sebaran kekeringan terparah periode 12 bulanan yang terjadi pada bulan April tahun 1987, terlihat bahwa DAS Ngasinan mayoritas mengalami