• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Terhadap Kinerja dan Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Terhadap Kinerja dan Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

39 52 6 27 0.80 4

40 51 9 23 1.10 4

41 41 9 13 0.16 3

42 51 12 27 1.24 2

43 60 6 32 0.92 3

44 52 9 23 0.80 3

45 61 12 38 0.82 2

46 52 6 30 0.42 4

47 41 9 18 0.72 5

Total 2321 450 971 43.22 189

(3)
(4)

41 B A B 2 3 2 7

42 B A B 2 3 2 7

43 B B B 2 2 2 6

44 A A B 3 3 2 8

45 B A B 2 3 2 7

46 B B B 2 2 2 6

47 A A B 3 3 2 8

Total 108 115 96 319

Rataan 2.29 2.44 2.04 6.78

(5)
(6)

42 B B B 2 2 2 6

43 C B B 1 2 2 5

44 C C C 1 1 1 3

45 B C B 2 1 2 5

46 B C C 2 1 1 4

47 B B B 2 2 2 6

Total 84 80 84 248

Rataan 1.78 1.70 1.78 5.27

(7)
(8)

40 B B A B A A 2 2 3 2 3 3 15

41 B B B B B B 2 2 2 2 2 2 12

42 B B A B B B 2 2 3 2 2 2 13

43 B B A A B B 2 2 3 3 2 2 14

44 B B B B B B 2 2 2 2 2 2 12

45 A A A A A A 3 3 3 3 3 3 18

46 B A A B B B 2 3 3 2 2 2 14

47 B B A A B B 2 2 3 3 2 2 14

Total 107 109 112 124 109 118 679

Rata-rata 2,28 2,3 2,383 2,64 2,32 2,51 14,4

(9)
(10)

41 B B C 2 2 1 5

42 B B B 2 2 2 6

43 B B B 2 2 2 6

44 B B B 2 2 2 6

45 B B B 2 2 2 6

46 B B B 2 2 2 6

47 B B B 2 2 2 6

TOTAL 83 86 78 247

RATAAN 1.76 1.82 1.65 5.25

(11)

Lampiran 6.Total Skor Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP (CIPP)

SAMPEL CONTEXT INPUT PROCES PRODUCT TOTAL

(12)

42 7 6 10 6 29

43 6 5 12 6 29

44 8 3 10 6 27

45 7 5 11 6 29

46 6 4 12 6 28

47 8 6 12 6 32

Total 319 248 535 247 1349

Rataan 6.78 5.27 11.38 5.25 28.70

(13)
(14)

41 B A B 2 3 2 7

42 A A A 3 3 3 9

43 B B B 2 2 2 6

44 A A A 3 3 3 9

45 A A A 3 3 3 9

46 A B B 3 2 2 7

47 A A B 3 3 2 8

Total 122 124 111 357

Rataan 2.59 2.63 2.36 7.59

(15)
(16)

41 A B A 3 2 3 8

42 A A A 3 3 3 9

43 B A A 2 3 3 8

44 B B B 2 2 2 6

45 A B A 3 2 3 8

46 B A B 2 3 2 7

47 B A A 2 3 3 8

Total 117 115 122 354

Rataan 2.48 2.44 2.59 7.53

(17)
(18)

40 B B A B A A 2 2 3 2 3 3 15

41 B B B B B B 2 2 2 2 2 2 12

42 B B A B B B 2 2 3 2 2 2 13

43 B B A A B B 2 2 3 3 2 2 14

44 B B B B B B 2 2 2 2 2 2 12

45 A A A A A A 3 3 3 3 3 3 18

46 B A A B B B 2 3 3 2 2 2 14

47 B B A A B B 2 2 3 3 2 2 14

Total 107 109 112 124 109 118 679

Rata-rata 2,28 2,3 2,383 2,64 2,32 2,51 14,4

(19)
(20)

41 B B B 2 2 2 6

42 B B B 2 2 2 6

43 B B B 2 2 2 6

44 B B B 2 2 2 6

45 B B B 2 2 2 6

46 B B B 2 2 2 6

47 B B A 2 2 3 7

Total 114 107 104 325

Rataan 2.42 2.27 2.21 6.91

(21)

Lampiran 11.Total Skor Kinerja Kelompok Tani Sebelum Mendapatkan Bantuan PUAP (CIPP)

SAMPEL CONTEXT INPUT PROCES PRODUCT TOTAL

(22)

42 9 9 13 6 37

43 6 8 14 6 34

44 9 6 12 6 33

45 9 8 18 6 41

46 7 7 14 6 34

47 8 8 14 7 37

Total 357 354 679 325 1715

(23)
(24)

40 1.1 310000 1470000 245000 5150000 1400000 8575000

41 0.16 65000 110000 55000 1000000 250000 1480000

42 1.24 345000 1550000 130000 4985000 1650000 8660000

43 0.92 210000 1240000 210000 3250000 1325000 6235000

44 0.8 220000 1050000 210000 2800000 1100000 5380000

45 0.82 230000 1240000 215000 2800000 1200000 5685000

46 0.42 155000 560000 120000 2345000 720000 3900000

47 0.72 250000 1100000 200000 2756000 925000 5231000

(25)
(26)

37 0.62 11288000 4743000 6545000

38 0.24 4832000 2082000 2750000

39 0.8 13028000 5466000 7562000

40 1.1 18431000 8575000 9856000

41 0.16 3832000 1480000 2352000

42 1.24 19918000 8660000 11258000

43 0.92 14795000 6235000 8560000

44 0.8 12915500 5380000 7535500

45 0.82 13580000 5685000 7895000

46 0.42 8665000 3900000 4765000

47 0.72 11191000 5231000 5960000

Total 43.22 747506500 329846000 417660500

(27)

Lampiran 15. Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Sebelum Dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

No Sampel

Luas Lahan (Ha)

Pendapatan Usaha Tani Padi Sawah Sebelum Ada

Program PUAP

(28)

37 0.62 7245000 6545000

38 0.24 3250000 2750000

39 0.8 8545000 7562000

40 1.1 8567000 9856000

41 0.16 2975000 2352000

42 1.24 9867000 11258000

43 0.92 7650000 8560000

44 0.8 8945000 7535500

45 0.82 8756000 7895000

46 0.42 5785000 4765000

47 0.72 5650000 5960000

Total 43.22 419257000 417660500

(29)

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2011a. Pembangunan Pertanian di Indonesia. http://www.deptan.go.id/renbangtan/konsep_pembangunan_pertanian.pd f. Diakses tanggal 28 September 2011

Anonimus. 2011b. Prioritas Masalah Pertanian di Indonesia.

/agriculture.pdf. Diakses tanggal 28 September 2011

Anonimus. 2011c.Teori-Teori Motivasi.

wordpress.com / 2008/ 02 /06/teori-teori-motivasi/. Diakses tanggal 17 April 2011.

Departemen Pertanian. 2008. Pedoman Penumbuhan Dan Pengembangan Kelompok Tani Dan Gabungan Kelompok Tani. Jakarta: Departemen Pertanian RI

Departemen Pertanian. Kebijakan Teknis Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan. Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Departemen Pertaniana. 2009. Pedoman Umum Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP). Jakarta: Departemen Pertanian RI.

Departemen Pertanianb. 2009. Petunjuk Teknis Verifikasi dan Penyaluran dana PUAP 2011. Jakarta: Departemen Pertanian RI

Ginting, H. Meneth. 2005. Pembangunan Masyarakat Desa. Medan : USU Press. Pardosi, Riris P. 1998. Efektivitas Penyaluran Kredit Pembinaan Peningkatan

Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K) dan Analisis Pendapatan Petani Pengguna Kredit (Studi Kasus di Wilayah Kerja BRI Cabang Sukabumi). [Skripsi]. Bogor: Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Prihartono, M. Koko. 2009. Dampak Program PUAP terhadap Kinerja Gapoktan dan pendapatan Anggota Gapoktan. [Skripsi]. Bogor: Departemen Agribisnis. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Sudarmono. 2011. Manusia dan Arti Tanggung Jawab

(30)

Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan R & D. Alfabeta : Bandung. Suratiyah, Ken. 2009. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya: Jakarta

Syahyuti. 2007. Kebijakan Pengembangan Gabungan Kelompok Tani

(GAPOKTAN) Sebagai Kelembagaan Ekonomi Di Perdesaan. Jurnal

Analisis Kebijakan Pertanian

Usmam dan Akbar. 2008. Pengantar Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.

(31)

METODOLOGI PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Metode penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive yaitu secara sengaja, berdasarkan prasurvey yang dilakukan dengan tujuan-tujuan penelitian. Daerah ini diangkat menjadi daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa berdasarkan data sekunder yang diperoleh, Desa Paluh Manan terletak di Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deliserdang merupakan salah satu desa yang telah memperoleh dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada tahun 2008 dan telah mengusahakan dan mengembangkan dana Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) untuk kegiatan agribisnis. Tabel 1. Data Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Kecamatan Hamparan

Perak

No Nama Desa Nama Gapoktan Tahun

Penerimaam BLM PUAP

1 Paluh Manan Jaya Bersama 2008

2 Selemak Hikmah Tani 2008

3 Sialang Muda Sialang 2008

4 Sei Baharu Rahmat Tani 2008

5 Kota Datar Namora 2009

6 Kota Rantang Sinar Tani 2009

7 Desa Lama Sepakat Tani 2009

Sumber : Data primer (2012-2013)

(32)

Tabel 2. Data Kelompok Tani Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Desa Paluh Manan Gakoktan Jaya Bersama

No Nama Kelompok Tani

Jumlah Anggota Anggota yang menerima

Sumber : Data primer (2012-2013)

Metode Pengumpulan Data

(33)

Metode Penentuan Sampel

Dalam penelitian ini penarikan sampel dilakukan secara Simple Random Sampling dimana cara pengambilan sampel dari anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata (tingkat) dalam anggota populasi tersebut. Dalam hal ini dilakukan apabila populasi homogen/sejenis (Riduan, 2010).

Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah para petani padi sawah di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yaitu pada Gapoktan Jaya Bersama yang terdiri dari 16 kelompok tani,adapun populasi petani padi sawah yang mendapatkan bantuan dana PUAP didaerah penelitian adalah sebanyak 90 orang. Penetapan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Taro Yamane, hal ini dikarenakan jumlah populasi telah diketahui (Rahmat, 1998).

Besar Sampel:

N= �

�.� = 47

MetodePengolahan dan Analisis Data

(34)

Untuk mengetahui hipotesis 1 yaitu Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis CIPP.yang dianalisis adalah kinerja kelompok tani yang menerima bantuan Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). Data-data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus Kelompok Tani dan data-data sekunder didapat dari pihak yang bersangkutan.

Untuk mengetahui hipotesis 2 yaitu Dampak PUAP terhadap kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP digunakan analisis metode CIPP, yang dianalisis adalah kinerja Kelompok Tani dalam mengelola dan menyalurkan dana PUAP secara efektif berdasarkan kriteria penilaian baik dilihat dari pihak Kelompok Tani sendiri maupun dilihat dari pengguna dana PUAP sebelum maupun sesudah adanya program PUAP, dalam hal ini adalah petani, jawaban dari responden tersebut akan diskoringkan berdasarkan pemberian skor atas penilaian terhadap kinerja organisasi Kelompok Tani dengan kriteria pemberian skor adalah sebagai berikut.

- Skor 3 diberikan jika jawaban “a”. - Skor 2 diberikan jika jawaban “b”. - Skor 1 diberikan jika jawaban “c”.

(35)

Tabel 3. Indikator Kinerja Kelompok Tani di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang

No Model CIPP

Indikator Kinerja Kelompok Tani

Penilaian Sebelum Sesudah 1 Context 1. Perencanaan

peningkatan

kesejahteraan petani

A.Adanya perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

B. Kurangnya perencaanaan peningkatan kesejahteraan petani

C.Tidak adanmya perencanaan peniungkatan kesejahteraan petani

2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

A.Adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha bersama

B. Kurangnya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

C.Tidak adanya perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

A.Adanya perencanaan untuk menampung dan

menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani. B. Kurangnya perencanaan untuk

menampung dan menindaklanjuti segala aspirasi/keluhan petani. C.Tidak adanya perencanaan

untuk menampung dan menindaklanjuti segala

A.Aktivitas pendidikan secara berkala dilakukan untuk menambah pengetahuan para petani

B. Aktivitas pendidikan hanya dilakukan jika diperlukan pada waktu-waktu tertentu C.Sama sekali tidak pernah

(36)

2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

A.Adanya rasa saling percaya antar petani

B. Kurangnya rasa saling percaya antar petani

C.Tidak adanya rasa saling percaya antar petani 3. Kelompok tani

berperan dalam

pengembangan kinerja usaha tani.

A.Kelompok tani berperan dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan. B. Kelompok tani tidak mampu

berperan dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan C.Kelompok tani tidak berperan

dalam meningkatkan

produktivitas dan pendapatan 3 Process 1. Pelaksanaan kegiatan

penyuluhan tentang peran program PUAP

A.Kelompok tani menjelaskan secara terperinci tentang peran PUAP bagi petani

B. Kelompok tani menjelaskan hanya apabila petani bertanya C.Kelompok tani tidak

menjelaskan peran PUAP bagi petani.

2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran.

A.Bantuan diberikan merata kepada petani.

B. Bantuan diberikan tidak merata kepada petani. C.Bantuan tidak jadi diberikan

kepada petani. 3. Pelaksanaan kegiatan

rapat kerja Kelompok Tani.

A.Kelompok Tani secara berkala melaksanakan rapat

B. Kelompok Tani hanya

kadang-kadang melaksanakan rapat

C.Kelompok Tani sama sekali tidak pernah melaksanakan rapat kerja.

4. Koordinasi antar individu di Kelompok

(37)

kemitraan baru.

C.Tidak terdapat kemitraan baru 6. Alokasi SDM yang

lebih baik.

A.Adanya alokasi SDM yang lebih baik

B. Kurangnya alokasi SDM yang lebih baik

C.Tidak adanya alokasi SDM yang lebih baik.

4 Product 1. Peningkatan

produktivitas petani.

A.Petani mengalami peningkatan produktivitas.

B. Petani mengalami peningkatan produktivitas dengan tingkat yang sama sebelum ada PUAP.

C.Petani sama sekali tidak mengalami peningkatan produktivitas.

2. Adanya peningkatan pendapatan petani

A.Petani mengalami peningkatan pendapatan (kenaikan harga jual padi hasil panen)

B. Peningkatan pendapatan yang diterima petani tidak terlalu berpengaruh terhadap

pemenuhan kebutuhan petani. C.Petani sama sekali tidak

mengalami peningkatan pendapatan

Peningkatan kemampuan dalam berorganisasi.

A.Adanya peningkatan kemampuan dalam berorganisasi

B. Hanya sedikit peningkatan kemampuan dalam

berorganisasi

C.Tidak adanya peningkatan kemampuan dalam

berorganisasi.

(38)

Tabel 4. Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani No. Model CIPP Jumlah

Parameter Skor Rentang

1. Context 3 1 – 3 3 – 9 2. Input 3 1 – 3 3 – 9 3. Process 6 1 – 6 6 – 18 4. Product 3 1 – 3 3 – 9

Total 15 - 15 – 45

Setelah seluruh skor jawaban responden dijumlahkan, kemudian panjang kelas dapat dihitung dengan range dibagi jumlah kelas. Range adalah jarak atau selisih antara data terbesar dan terkecil (Subagyo,1992).

Setelah seluruh hasil skor didapat maka dilakukan interpretasi terhadap kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian dengan menggunakan kriteria uji.

- Skor 35,1– 45 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian berjalan dengan baik.

- Skor 25,1 – 35 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

- Skor 15– 25 = Kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian tidak berjalan dengan baik.

(39)

program PUAP. Perhitungan pendapatan usahatani dilakukan dengan menggunakan formulasi

P = TP – (Bt + Btt)

Dimana : P = Pendapatan bersih usahatani (Rp) TP = Total penerimaan usahatani (Rp) Bt = Biaya tunai (Rp)

Btt = Biaya tidak tunai (Rp)

Uji t-hitung statistik

Untuk menguji perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP, akan dilakukan dengan uji beda statistik t-hitung dengan sampel berpasangan (Walpole, 1995). Formulasinya sebagai berikut :

t hitung =

�−�0

��/ √�

;

db = n-1, dimana

d-d0 = Rata-rata tingkat pendapatan setelah ada dana pinjaman - sebelum ada dana pinjaman

Sd = Standar deviasi n = Jumlah observasi db = Derajat bebas

Hipotesis awal yaitu menunjukkan tidak ada perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Sementara itu hipotesis akhir adalah menunjukkan adanya perbedaan tingkat pendapatan sebelum dan sesudah adanya program PUAP. Hipotesis tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :

(40)

Dimana :

μ1 = Pendapatan usaha sebelum mendapatkan pinjaman

μ2 = Pendapatan usaha setelah mendapatkan pinjaman

Kriteria Uji :

Ho ditolak apabila t-hitung > t-tabel, db = n-1, α= 0.05 Ho diterima apabila t-hitung < t-tabel, db = n-1, α= 0.05

Penggunaan α sebesar 5% dalam uji statistik t-hitung sesuai dengan

kebutuhan peneliti yang juga didasarkan pada pernyataan Usman, dkk (2008), bahwa dalam penelitian sosial, besarnya α yang digunakan dapat bernilai 1% atau

5%. Penentuan besarnya alpha tersebut tergantung kepada peneliti. Hasil pengolahan data

kemudian dianalisis secara tabulasi silang dan diinterpretasikan secara deskriptif.

Defenisi dan Batasan Operasional Defenisi

1. PUAP adalah sebuah program pemerintah dalam bentuk fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani pada desa tertinggal.

2. Gapoktan adalah kumpulan beberapa kelompok tani yang bergabung dan bekerja sama untuk meningkatkan skala ekonomi dan efisiensi usaha.

(41)

5. Rencana Usaha Bersama (RUB) adalah rencana usaha untuk pengembangan agribisnis yang disusun oleh GAPOKTAN berdasarkan kelayakan usaha dan potensi desa.

Batas Operasional

1. Penelitian ini dilakukan di Desa Paluhmanan Kecamatan Hamparan Perak Kabupten Deli Serdang

2. Petani sampel adalah petani yang menerima dana PUAP tahun 2008. 3. Jumlah sampel yang diteliti adalah sebanyak 47 sampel.

(42)

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Letak geografis Kabupaten Deli Serdang berada pada 2057’’ Lintang Utara, 3016’’ Lintang Selatan dan 98033’’ – 99027’’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 500 m di atas permukaan laut. Kabupaten Deli Serdang menempati area seluas 2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22 Kecamatan dan 394 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Deli Serdang di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Selat Malaka, di sebelah Selatan dengan Kabupaten Karo dan Simalungun, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Langkat dan Karo dan di sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai.

Kabupaten Deli Serdang beribukota di Lubuk Pakam dengan luas wilayah 31,19Km2, dimana luas wilayah yang digunakan untuk kegiatan pertanian khususnya padi sawah dan padi ladang masing-masing 84.582 Ha dan 293 Ha.Jumlah penduduk di Kabupaten Deli Serdang sebesar 1.790.431 jiwa yang terdiri dari laki-laki sebanyak 901.915 jiwa dan perempuan sebanyak 888.516 jiwa, dengan kepadatan penduduk sebesar 717 jiwa per km2.

Gambaran Desa Penelitian

Kecamatan Hamparan Perak, Desa Paluh Manan.

(43)

Desa Paluh Manan

Desa Paluh Manan merupakan suatu desa yang terletak di Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Desa ini memiliki luas 1.946,5 ha, yang sebagian besar digunakan sebagai lahan tanaman padi sawah. Adapun sawah di Desa Paluh Manan adalah sawah tadah hujan dengan luas 812,5 ha.

Desa Paluh Manan memiliki topografi tanah yang rata dengan jenis tanah Clay (lempung berpasir) dan berada pada ketinggian 5 meter diatas permukaan laut. Curah hujan pada desa ini berkisar 242,55 mm/bulan. Di daerah ini hujan turun hamper sepanjang tahun , beriklim tropis. Sedangkan areal sawah tergenang oleh air pasang surut sehingga kemasaman tanah tinggi dengan PH 5,5-6. Sistem draenase kurang baik

Secara administrative Desa Paluh Manan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Telaga Tujuh. • Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kota Rantang. • Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Kota Datar.

• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Lama dan Desa Sei Baharu.

Keadaan Penduduk

(44)

Tabel 5. Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2012

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1. Laki-Laki 1.590 50,14

2. Perempuan 1581 49,86

Jumlah 3.171 100

Sumber : PPL Paluh Manan

Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.596 jiwa atau persentase sebesar 50,14 %, perempuan sebanyak 1.587 jiwa atau persentase sebesar 49,86 %. Dengan demikian dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang yang tertinggi berjenis kelamin laki-laki sebesar 50,14 %.

Tabel 6. Distribusi penduduk menurut mata pencaharian di Desa Paluh Manan Tahun 2012

No Mata Pencaharian Jumlah

1 Petani 1.300

2 Buruh Tani 55

3 PNS 8

4 Buruh Pabrik 20

5 Nelayan 375

Sumber : PPL Paluh Manan

Penggunaan Lahan

(45)

2. Tegal / Perladangan 27 1,4

3. Perkebunan 734 42,8

4. Perumahan / Pemukiman 263 8,4

5. Kolam / Perikanan 110 5,7

Total 1946,5 100

Sumber :Profil Desa Paluh Manan 2012

Dari Tabel 5 dapat dijelaskan bahwa penggunaan lahan untuk persawahan sebesar 41,7 %, untuk tegal/perladangan sebesar 1,4 %, untuk perkebunan 42,8 %, untuk perumahan/pemukiman sebesar 8,4 % dan untuk kolam/perikanan sebesar 5,7 %, penggunaan lahan terbesar di Desa Paluh Manan adalah untuk perkebunan sebesar 42,8 %.

Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana mempengaruhi perkembangan dan kemajuan masyarakat desa. Semakin baik sarana dan prasarana di desa , maka kemajuan desa akan cepat tercapai. Untuk mengetahui sarana dan prasarana yang ada di Desa Paluh Manan dapat dilihat pada table dibawah ini

Tabel 8. Sarana dan Prasarana di Desa Paluh Manan Tahun 2012

No Uraian Jumlah (Unit)

Sumber : PPL Desa Paluh Manan

(46)

Karakteristik petani sampel didaerah penelitian menjadi gambaran umum petani yang ada di Desa Paluh Manan. Petani sampel pada daerah penelitian adalah petani yang mendapatkan bantuan modal dari pemerintah melalui program PUAP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada perincian data Tabel 9.

Tabel 9. Karakteristik Petani Sampel Penerima PUAP di Desa Paluh Manan

No Uraian Range Rataan

1. Umur (Tahun) 33-62 49,38

2. Tingkat pendidikan (Tahun) 6-12 7,91

3. Lama berusahatani (Tahun) 8-39 20,65

4. Luas lahan (Ha) 0,2-2 0,65

5. Jumlah Tanggungan (Jiwa) 1-8 4,02

Sumber :Data diolah dari lampiran 1

Umur

Tabel 9 menunjukkan bahwa umur petani sampel mempunyai range antara 33-62 tahun dengan rataan sebesar 49,38 tahun. Data ini menjelaskan bahwa petani sampel tergolong dalam usia produktif.

Tingkat Pendidikan

(47)

Luas Lahan

Rataan luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel dalam berusahatani padi sawah adalah 0,65 dengan range 0,2-2 Ha. Hal ini menunjukan bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki luas lahan sempit.

Jumlah Tanggungan

(48)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Daerah Penelitian.

Desa Paluh Manan merupakan salah satu desa yang mendapat bantuan dana PUAP dari Pemerintah pada tahun 2008. PUAP merupakan bentuk fasilitasi bantuan modal usaha bagi petani anggota, baik petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga yang dikoordinasikan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Jumlah dana yang diterima sebesar Rp 100.000.000. Operasional penyaluran dana PUAP yaitu dari Pemerintah kepada Gapoktan kemudian disalurkan kepada petani melalui kelompok tani. Pencairan dana ini melalui tiga tahap dalam kurun waktu satu setengah tahun. Dana yang diberikan oleh pemerintah adalah dalam bentuk uang tunai.

Pemerintah memberikan kewenangan kepada Pengurus Gapoktan dalam mengelolah dana PUAP. Sesuai dengan keputusan bersama pengurus Gapoktan di Desa Paluh Manan, maka bantuan dana yang diberikan oleh pemerintah tersebut diolah dalam bentuk jual-beli saprodi (Pupuk, obat-obatan, pestisida, dll)

(49)

Tabel 10. Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP No Indikator Kinerja Nilai yang

diharapkan

1. Perencanaan peningkatan kesejahteraan petani

3 2,29 76,59

2. Perencanaan dalam pembuatan Rencana Usaha Bersama

3 2,44 81,56

3. Perencanaan untuk menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

3 2,04 68,08

JUMLAH 9 6,78 75,41

Input

1 Adanya aktivitas pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan para petani

3 1,78 59,57

2 Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

3 1,70 56,73

3 Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani

3 1,78 59,57

JUMLAH 9 5,27 58,62

Process

1 Pelaksanaan kegiatan penyuluhan tentang peran program PUAP

3 1,89 63,12

2 Penentuan sasaran yang layak mendapatkan bantuan serta pemerataan terhadap bantuan yang diberikan pada petani

3 2,00 66,66

3 Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.

3 2,17 72,34

4 Koordinasi antar individu di Kelompok Tani

3 1,87 62,41

5 Kemitraan baru antar Kelompok Tani

3 1,80 60,28

6 Alokasi SDM yang lebih baik. 3 1,63 54,60

JUMLAH 18 11,38 63,23

Product

1 Peningkatan produktivitas petani 3 1,76 58,86 2 Peningkatan pendapatan petani 3 1,82 60,99 3 Peningkatan kemampuan dalam

berorganisasi

(50)

JUMLAH 9 5,25 58,39

TOTAL 45 28,70 63,78

Sumber : Diolah dari lampiran 2, 3, 4, 5, 6

Keempat macam evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product) tersebut dapat divisualisasikan ke dalam aspek penilaian pelaksanaan kinerja Kelompok Tani . Berdasarkan indikator yang telah diuraikan sebelumnya maka dapat diketahui hasil penilaian kinerja Kelompok Tani sebelum adanya bantuan PUAP pada indikator Context (Konteks) di daerah penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima PUAP Pada Indikator Context (Konteks)

No Indikator Kinerja 1. Perencanaan peningkatan

kesejahteraan petani

14 29,78 33 70,22 0 0,00 2. Perencanaan dalam

pembuatan Rencana Usaha Bersama

21 44,68 26 55,32 0 0,00

3. Perencanaan untuk

menampung dan menindak lanjuti segala aspirasi / keluhan petani

2 4,25 45 95,75 0 0,00

Rataan 12,33 26,23 34,67 73,77 0 0

Sumber : Diolah dari lampiran 2

(51)

Untuk indikator Input (Masukan), hasil transformasi kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Input (Masukan) No Indikator Kinerja 1. Aktivitas pendidikan untuk

meningkatkan pengetahuan para petani

0 0 37 78,72 10 21,18

2. Rasa saling percaya antar petani di dalam kelompok tani

0 0 33 70,21 14 29,79

3. Kelompok tani berperan dalam pengembangan kinerja usahatani

0 0 37 78,72 10 21,18

Rataan 0 0 35,66 75,88 11,34 24,22

Sumber : Diolah dari lampiran 3

Berdasarkan Tabel 12 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa masukan yang mendukung terlaksananya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%) menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 36 orang (75,88%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 11 orang (24,22%). Dapat disimpulkan bahwa masukan yang mendukung terlaksannya kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

(52)

Tabel 13. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Process (Proses)

No Indikator Kinerja 1. Pelaksanaan kegiatan

penyuluhan tentang peran program PUAP

0 0 42 89,36 5 10,64

2. Alokasi bantuan kredit bagi petani sasaran

0 0 47 100 0 0

3. Pelaksanaan kegiatan rapat kerja Kelompok Tani.

8 17,03 39 82,97 0 0 4. Koordinasi antar individu

di Kelompok Tani

0 0 41 87,23 6 12,77

5. Kemitraan baru antar Kelompok Tani

Sumber : Diolah dari lampiran 4

Berdasarkan Tabel 13 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa proses berjalannya kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 1 orang (2,83%) menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 40 orang (85,73%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 6 orang (11,44%). Dapat disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

(53)

PUAP pada indikator Product (Hasil) di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Transformasi Nilai Pelaksanaan Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP Pada Indikator Product (Hasil)

No Indikator Kinerja 1. Peningkatan produktivitas

petani

0 0 36 76,59 11 13,41 2. Peningkatan pendapatan

petani

0 0 39 82,97 8 17,03 3. Peningkatan kemampuan

dalam berorganisasi

0 0 31 65,95 16 34,05

Rataan 0 0 35,33 75,17 11,67 24,83

Sumber : Diolah dari lampiran 5

Berdasarkan Tabel 14 jumlah sampel petani yang menyatakan bahwa product (Hasil) dari kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik, dimana rata-rata petani yaitu : 0 orang (0%) menyatakan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian sudah berjalan dengan baik, sedangkan yang menyatakan kurang berjalan dengan baik yaitu : 35 orang (75,17%) dan yang menyatakan tidak berjalan dengan baik yaitu : 12 orang (24,83%). Dapat disimpulkan bahwa kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik.

Berdasarkan indikator penilaian kinerja Kelompok Tani di daerah penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diketahui hasil transformasi kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian secara keseluruhan

(54)

Tabel 15. Hasil Transformasi Penilaian Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Desa Paluh Manan

No Uraian Indikator Nilai Yang Diharapkan

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP berdasarkan pada context (Konteks) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang diperoleh 6,78 Dengan persentase ketercapaian sebesar 75,41 Maka dapat diketahui bahwa perencanaan Kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di dalam context (konteks) dapat ditingkatkan kinerjanya lagi sebesar 24,59, agar mencapai nilai yang optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa context (konteks) atau perencanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian belum optimal. Untuk mencapai nilai optimal, pemerintah perlu lebih memperhatikan kebutuhan para petani dalam menyusun perencanaan usahatani padi sawah.

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

input (masukan) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang

(55)

nilai optimal, karena masih banyak terdapat beberapa kekurangan dalam pelaksanaan indikator input(masukan) yaitu masih kurangnya rasa saling percaya antar kelompok tani dan masih kurangnya peran kelompok tani dalam pengembangan kinerja usaha tani.sehingga menimbulkan anggota menjadi bekerja kurang efisien yang mengakibatkan kinerja kelompok tani menjadi menurun.

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

process (proses) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 6-18 dan nilai

yang diperoleh sebesar 11,38. Dengan persentase ketercapaian sebesar 63,23 %. Maka dapat diketahui bahwa pelaksanaaan kinerja kelompok tani ini di dalam

process (proses) dapat ditingkatkan lagi kinerjanya sebesar 36,77 %, agar

mencapai nilai yang lebih optimal.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat dilihat bahwa process (proses) pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian masih jauh dari nilai optimal, sebaiknya penyuluh pertanian lapangan lebih sering mensosialisasikan kegiatan program PUAP agar petani lebih memahami tujuan dari program PUAP di daerah penelitian.

Dari Tabel 15, dapat diketahui bahwa untuk indikator kinerja berdasarkan pada

product (hasil) didapatkan nilai yang diharapkan pada kisaran 3-9 dan nilai yang

(56)

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa product (hasil) pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian tidak menunjukan hasil peningkatan produktifitas dan pendapatan usaha tani padi sawah setelah memanfaatkan kegiatan program PUAP. Secara keseluruhan dari hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian diperoleh nilai sebesar 28,70 atau persentase ketercapaian sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian kurang berjalan dengan baik atau belum optimal.

Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

Dalam hipotesis dinyatakan bahwa terdapat perbedaan kinerja kelompok tani sebelum mendapatkan bantuan PUAP dan setelah mendapatkan bantuan PUAP. Untuk mengetahui perbedaan kinerja kelompok tani sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP dilakukan pengujian dengan menggunakan analisis uji beda berpasangan (Compare Means).

(57)

Berdasarkan Tabel 16 hasil analisis beda rata-rata berpasangan (compare

means),dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) kinerja kelompok tani di daerah

penelitian untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah sebesar 36,4894 dengan standar deviasi 2,14549 Sedangkan kinerja kelompok tani di daerah penelitian pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh rata-rata (mean) sebesar 28,7021 dengan standar deviasi 1,62741 Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan kinerja kelompok tani melainkan mengalami penurunan kinerja sebesar 7,7873. Penurunan kinerja kelompok tani di daerah penelitian dipengaruhi oleh ketidak lancaran pengembalian dana PUAP di desa Paluh Manan dan tidak mengalami perkembangan karena masih banyak dana yang tertahan kepada petani. Adapun masalah yang dihadapi petani dalam mengembalikan pinjaman dan PUAP adalah sistem drainase yang tidak lancar sehingga beberapa petani tidak dapat menanam pada musim tanam kedua, sebagian petani menganggap bahwa dan PUAP merupakan hibah dari pemerintah, adanya banjir kiriman dari desa sebelah saat musim hujan sehingga terjadi gagal panen atau fuso.

Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

(58)

Tabel 17 Hasil Analisis Uji Beda Rata-Rata Berpasangan (Compare Means) Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Mendapatkan Bantuan PUAP.

Uraian Kondisi Mean Std.

Deviation

t-hitung t-tabel Sig. (2tailed) Pendapatan Sebelum 8.920.361 4.942.966

0.262 2.01 0,79 (Rp) Sesudah 8.886.393 5.232.906

Sumber : Data diolah dari lampiran 16

Berdasarkan Tabel 18 hasil analisis beda rata-rata (compare means),dapat dilihat bahwa rata-rata (mean) pendapatan usahatani padi sawah di daerah penelitian untuk kondisi sebelum mendapatkan bantuan dana PUAP adalah sebesar Rp. 8.920.361 dengan standar deviasi Rp. 4.942.966. Sedangkan pendapatan usahatani padi sawah pada kondisi sesudah mendapatkan bantuan PUAP diperoleh rata-rata (mean) sebesar Rp. 8.886.393 dengan standar deviasi Rp. 5.232.906. Hal ini menunjukkan bahwa dengan adanya kegiatan program PUAP tidak meningkatkan pendapatan usahatani padi sawah melainkan mengalami penurunan pendapatan usahatani.

(59)
(60)

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan , dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil penelitian menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) bahwa pelaksanaan kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian diperoleh nilai sebesar 28,70 dengan persentase ketercapaian sebesar 63,78 %. Artinya pelaksanaan kinerja kelompok tani di daerah penelitian kurang baik.

2. Hasil analisis uji beda berpasangan (compare means) kinerja kelompok tani, di daerah penelitian didapat t-hitung = 23,18 dan t-tabel = 2,01 data ini menunjukkan bahwa t-hitung > t-tabel dan signifikansi 0,000 dengan kriteria ini dapat disimpulkan Ho ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat perbedaan yang nyata antara kinerja sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP yaitu penurunan kinerja dari sebelum mendapatkan bantuan PUAP.

(61)

SARAN

Kepada Pemerintah

Program yang diberikan sudah baik , namun sebaiknya Pemerintah menambahi dana pinjaman yang diberikan kepada petani sehingga dapat mendukung usaha tani petani.

Kepada Pengurus Gapoktan dan Kelompok Tani.

• Pengurus lebih transparan dalam hal menulis pembukuan

• Pengurus lebih tegas dalam menagih pinjaman kepada petani yang meminjam dana PUAP.

• Pengurus membuat suatu ketentuan dan syarat dalam meminjam dana PUAP. Ketentuan itu dapat berupa adanya agunan,serta denda pinjaman.

Kepada Petani

• Petani diharapkan menggunakan sebaik mungkin bantuan PUAP yang diberikan oleh pemerintah.

• Petani diharapkan aktif dalam mengikuti penyuluhan.

• Petani sebaiknya membayar pinjaman tepat waktu sehingga dana PUAP dapat bergulir diantara kelompok tani yang lain.

Kepada Penyuluh Pertanian

• Penyuluh pertanian hendaknya lebih mengawasi pengurus Gapoktan dalam menjalankan tugasnya dalam program PUAP.

(62)
(63)

TINJAUAN PUSTAKA,LANDASAN TEORI, KERANGKA

PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Tinjauan Pustaka

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP)

Seiring dengan perkembangan dan perubahan kepemimpinan di pemerintahan, maka kebijakan penguatan modal di bidang pertanian pun ikut berubah dan dimodifikasi lagi agar lebih baik. Pada tahun 2008 pemerintah melalui Departemen Pertanian RI mencanangkan program baru yang diberi nama Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP). PUAP merupakan bagian dari pelaksanaan program PNPM-Mandiri melalui bantuan modal usaha dalam menumbuhkembangkan usaha agribisnis sesuai dengan potensi pertanian desa sasaran. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesempatan kerja (Departemen Pertanian, 2008).

(64)

maksimal dalampelaksanaan PUAP, Gapoktan didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Gapoktan PUAP diharapkan dapat menjadi kelembagaan ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani (Departemen Pertanian, 2008).

Tujuan PUAP

Tujuan utama program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan berdasarkan pedoman umum PUAP adalah untuk :

1. Mengurangi kemiskinan dan pengangguran melalui penumbuhan dan pengembangan kegiatan usaha agribisnis di perdesaan sesuai dengan potensi wilayah;

2. Meningkatkan kemampuan pelaku usaha agribisnis, pengurus Gapoktan, penyuluh dan penyelia mitra tani.

3. Memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis.

4. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan.

Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP

(65)

memberikan kewenangan kepada Gapoktan yang telah memenuhi persyaratan. Gapoktan juga didampingi oleh tenaga penyuluh pendamping dan penyelia mitra tani. Beberapa persyaratan yang harus dipenuhi oleh Gapoktan sebagai penyalur PUAP antara lain :

1. Memiliki SDM yang mampu mengelola usaha agribisnis; 2. Memiliki struktur kepengurusan yang aktif;

3. Dimiliki dan dikelola oleh petani; 4. Dikukuhkan oleh bupati atau wali kota.

Jumlah dana yang disalurkan ke setiap Gapoktan sebesar Rp 100 juta. Dana tersebut disalurkan kepada anggota Gapoktan guna menunjang kegiatan usahataninya. Tentunya dalam penyaluran dana tersebut terdapat beberapa prosedur yang harus dipenuhi bagi mereka yang akan memanfaatkan bantuan tersebut. Oleh sebab itu, dalam rangka mengantisipasi agar penyaluran dan pemanfaatan PUAP berjalan lancar, aman dan terkendali, maka dibentuk suatu tim pemantau, pembinaan dan pengendalian di tingkat propinsi dan kabupaten atau kota.

Sasaran Program PUAP

Adapun sasaran yang diharapkan dari program PUAP adalah :

1. Berkembangnya usaha agribisnis di desa miskin atau tertinggal sesuai dengan potensi pertanian desa.

2. Berkembangnya Gapoktan atau Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani. 3. Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga petani miskin, petani atau peternak

(66)

4. Berkembangnya usaha pelaku agribisnis yang mempunyai usaha harian, mingguan maupun musiman.

5. Meningkatkan fungsi kelembagaan ekonomi petani menjadi jejaring atau mitra lembaga keuangan dalam rangka akses ke permodalan

Indikator Keberhasilan PUAP

Indikator keberhasilan output meliputi :

1. Tersalurkannya BLM – PUAP kepada petani, buruh tani dan rumah tangga tani miskin dalam melakukan usaha produktif pertanian; dan

2. Terlaksananya fasilitasi penguatan kapasitas dan kemampuan sumber daya manusia pengelola Gapoktan, Penyuluh Pendamping dan Penyelia Mitra Tani. Indikator keberhasilan outcome meliputi :

1. Meningkatnya kemampuan Gapoktan dalam memfasilitasi dan mengelola bantuan modal usaha untuk petani anggota baik pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani.

2. Meningkatnya jumlah petani, buruh tani dan rumah tangga tani yang mendapatkan bantuan modal usaha.

3. Meningkatnya aktivitas kegiatan agribisnis (budidaya dan hilir) di perdesaan; dan

(67)

2. Berfungsinya Gapoktan sebagai lembaga ekonomi yang dimiliki dan dikelola oleh petani.

3. Berkurangnya jumlah petani miskin dan pengangguran di perdesaan (Departemen Pertanian, 2008).

Kelompok Tani

Menurut Departemen Pertanian (2008), kelompok tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani dewasa (pria atau wanita) maupun petani taruna (pemuda atau pemudi), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama, kesamaan kepentingan, kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota.

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan)

(68)

terhadap lembaga penyedia sarana produksi pertanian serta terhadap sumber informasi. Pada prinsipnya, lembaga Gapoktan diarahkan sebagai sebuah kelembagaan ekonomi, namun diharapkan juga mampu menjalankan fungsifungsi lainnya serta memiliki peran penting terhadap pertanian.

Landasan Teori Kinerja

Kinerja dapat diartikan sebagai sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan. John Witmore dalam Coaching for Perfomance, menyatakan kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seorang atau suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional. Menurut Cascio, penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari seseorang atau suatu kelompok.

(69)

yang berbeda yaitu dari sisi penilaian kinerja Kelopok Tani dalam menyalurkan dana PUAP kepada anggotanya dan dari sisi persepsi anggota atau yang menerima dana bantuan PUAP. Penilaian keefektivan penyaluran kredit (penyaluran dana PUAP) dengan melihat kinerja aktivitas dapat diketahui dengan menggunakan beberapa tolak ukur sebagai berikut :

1. Target dan Realisasi Target

Berapa persentasi realisasi kredit (pinjaman dana PUAP) yang dapat tersalurkan bila dibandingkan dengan tingkat pengajuan pinjaman.

2. Jangkauan Kredit (Tersalurkannya Dana PUAP)

Bagaimana jangkauan kredit (pinjaman dana PUAP) terhadap masyarakat (petani), dalam artian beragamnya sektor yang menerima bantuan kredit. Semakin beragam sektor penerima kredit maka kredit semakin efektif.

3. Frekuensi Kredit (Pinjaman dana PUAP)

Jumlah pengguna (petani) yang menggunakan dana kredit pinjaman (dana PUAP). Frekuensi pinjaman ini dilihat dari banyaknya trsansaksi, dalam hal ini transaksi peminjaman dan pengembalian pinjaman.

4. Persentase Tunggakan

(70)

Pendapatan Usahatani

(71)

analisis ini dilakukan dua pendekatan, yaitu perhitungan pendapatan atas dasar biaya tunai dan perhitungan atas dasar biaya total (biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan). Soekartawi (1995) menjelaskan beberapa istilah yang terkait dengan pengukuran pendapatan usahatani antara lain :

1. Pendapatan kotor usahatani adalah ukuran hasil perolehan total sumberdaya yang digunakan dalam usahatani. Istilah lain untuk pendapatan kotor usahatani adalah nilai produksi atau penerimaan kotor usahatani.

2. Pendapatan kotor tunai didefinisikan sebagai nilai mata uang yang diterima dari penjualan produk usahatani. Pendapatan kotor tunai usahatani tidak mencakup pinjaman uang untuk keperluan usahatani yang berbentuk benda dan yang dikonsumsi.

3. Pendapatan kotor tidak tunai adalah pendapatan yang bukan dalam bentuk uang, seperti hasil panen yang dikonsumsi, hasil panen yang digunakan untuk bibit atau makanan ternak, untuk pembayaran, disimpan di gudang, dan menerima pembayaran dalam bentuk benda.

4. Pengeluaran total usahatani didefinisikan sebagai nilai semua input yang habis terpakai di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja keluarga petani. Pengeluaran usahatani meliputi pengeluaran tunai dan pengeluaran tidak tunai. 5. Pengeluaran tunai adalah pengeluaran berdasarkan nilai uang. Jadi segala pengeluaran untuk keperluan kegiatan usahatani yang dibayar dalam bentuk benda tidak termasuk dalam pengeluaran tunai.

(72)

Kerangka Pemikiran

Salah satu hal yang menjadi kesulitan petani saat ini adalah kurangnya modal untuk meningkatkan usaha taninya.Hal ini yang mendorong pemerintah membuat suatu program untuk membantu petani.Melalui PUAP, petani mendapat bantuan modal sebagai stimulus dalam menggerakkan usaha tani petani.

(73)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani

Keterangan:

: Menyatakan pengaruh

: Menyatakan Proses

PROGRAM PUAP

EVALUASI DAN SARAN PERBAIKAN

PENYALURAN BLM-PUAP MELALUI GAPOKTAN PUAP

SESUDAH

DAMPAK PUAP TERHADAP PENDAPATAN USAHA TANI DAMPAK PUAP TERHADAP

KINERJA KELOMPOK TANI

(74)

Hipotesis Penelitian

Adapun hipotesis dala penelitian ini adalah :

1. Adanya perbedaan kinerja kelompok tani sebagai dampak adanya program PUAP.

(75)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh negara kita karena sektor pertanian memberikan banyak kontribusi dalam pembangunan ekonomi. Kontribusi pertanian dalam pembangunan ekonomi diantaranya adalah sebagai penyerap tenaga kerja; kontribusi terhadap pendapatan; kontribusi dalam penyediaan pangan; pertanian sebagai penyedia bahan baku; kontribusi dalam bentuk kapital; dan pertanian sebagai sumber devisa (Anonimusa, 2011).

Sebagai penunjang kehidupan berjuta-juta masyarakat Indonesia, sektor pertanian memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kukuh dan pesat. Sektor ini juga perlu menjadi salah satu komponen utama dalam program dan strategi pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan. Di masa lampau, pertanian Indonesia telah mencapai hasil yang baik dan memberikan kontribusi penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, termasuk menciptakan lapangan pekerjaan dan pengurangan kemiskinan secara drastis (Anonimusb, 2011).

(76)

krisis ekonomi mengakibatkan lumpuhnya perekonomian sebagian masyarakat, dan angka kemiskinan hampir di seluruh daerah meningkat tajam (Ginting, 2005).

Sasaran yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian adalah meningkatnya ketahanan pangan nasional, yang tercermin melalui peningkatan kapasitas produksi komoditas pertanian serta berkurangnya ketergantungan pangan impor, meningkatnya nilai tambah dan daya saing komoditas pertanian, serta meningkatnya pemanfaatan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Sasaran akhir adalah peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat desa lainnya yang tercermin dari meningkatnya pendapatan petani, meningkatnya produktivitas tenaga kerja pertanian, berkurangnya jumlah penduduk miskin, berkurangnya jumlah penduduk yang kekurangan pangan dan turunnya ketimpangan pendapatan antar kelompok masyarakat

(Departemen Pertanianc, 2009).

(77)

ketidaktahuan petani akan adanya HPP (Harga Pembelian Pemerintah) dan pembelian oleh oknum terhadap hasil pertanian dibawah harga yang ditentukan oleh pemerintah, sehingga tidak sedikit dari petani yang tidak memperoleh keuntungan dari hasil pertaniannya bahkan mengalami kerugian. Oleh sebab itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sebagian besar petani Indonesia tidak mengandalkan dari sektor pertanian, tetapi dari luar sektor petanian seperti kerja sampingan buruh pabrik, kuli bangunan dan lain sebagainya. Ketiga, petani memiliki kendala atas sumberdaya manusia yang dimiliki. Terlihat dari rendahnya pendidikan yang dimiliki petani. Ini terjadi karena masih adanya stigma atau pandangan yang berkembang di tengah masyarakat bahwa menjadi petani adalah karena pilihan terakhir dikarenakan tidak memperoleh tempat di sektor lain. Faktor penyebab lainnya adalah pemerintah yang berpihak pada sektor industri dari pada sektor pertanian yang berdampak pada semakin menyempitnya lahan yang dimiliki oleh petani akibat konversi lahan menjadi lahan industri maupun pemukiman. Keempat masalah paling dasar bagi sebagian besar petani Indonesia adalah masalah keterbatasan modal yang dimiliki oleh para petani.

Jika ditelusuri lebih jauh, permasalahan yang dihadapi dalam permodalan pertanian berkaitan langsung dengan kelembagaan selama ini yaitu lemahnya organisasi tani, sistem dan prosedur penyaluran kredit yang rumit, birokratis dan kurang memperhatikan kondisi lingkungan sosial budaya perdesaan, sehingga sulit menyentuh kepentingan petani yang sebenarnya. Kemampuan petani dalam mengakses sumber-sumber permodalan sangat terbatas karena lembaga keuangan perbankan dan non-perbankan menerapkan prinsip 5-C (Character, Collateral,

(78)

semua persyaratan yang diminta dapat dipenuhi oleh petani. Secara umum, usaha di sektor pertanian masih dianggap beresiko tinggi, sedangkan skim kredit masih terbatas untuk usaha produksi, belum menyentuh kegiatan pra dan pasca produksi dan sampai saat ini belum berkembangnya lembaga penjamin serta belum adanya lembaga keuangan khusus yang menangani sektor pertanian (Syahyuti, 2007).

Untuk mempercepat tumbuh dan berkembangnya usaha agribisnis sekaligus mengurangi kemiskinan dan pengangguran di perdesaan, pemerintah meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM Mandiri). Salah satu kegiatan dari PNPM-M di Departemen Pertanian dilakukan melalui kegiatan Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) (Departemen Pertanianb, 2009).

Program Pemberdayaan 10.000 desa yang digulirkan Menteri Pertanian pada tahun 2008 di Karawang, yaitu Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) merupakan strategi untuk penanggulangan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja di perdesaan, sekaligus mengurangi kesenjangan pembangunan antar wilayah pusat dan daerah serta antar subsektor (Departemen Pertaniana, 2009).

(79)

kegiatan Off-farm (non budidaya) yang terkait dengan komoditas pertanian yaitu industri rumah tangga pertanian, pemasaran hasil pertanian dan usaha lain berbasis pertanian (Departemen Pertanianb, 2009).

PUAP merupakan program pemberdayaan yang dilaksanakan oleh Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di perdesaan dengan memberikan fasilitasi bantuan modal usaha untuk petani pemilik, petani penggarap, buruh tani maupun rumah tangga tani yang salah satu tujuannya yaitu memberikan kepastian akses pembiayaan kepada petani anggota Gapoktan. Struktur PUAP terdiri dari Gapoktan, penyuluh pendamping dan Penyelia Mitra Tani (PMT) sehingga dapat lebih memberdayakan kelembagaan petani dan ekonomi perdesaan untuk pengembangan kegiatan usaha agribisnis. Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) penerima dana PUAP sebagai kelembagaan tani pelaksana PUAP tentunya menjadi salah satu penentu sekaligus indikator bagi keberhasilan program PUAP itu sendiri (Departemen Pertanianf, 2010).

(80)

Sasaran PUAP yang ingin dicapai yaitu sebagai berikut: (1) Berkembangnya usaha agribisnis di 10.000 desa miskin yang terjangkau sesuai dengan potensi pertanian desa; (2) Berkembangnya 10.000 Gapoktan/Poktan yang dimiliki dan dikelola oleh petani; (3) Meningkatnya kesejahteraan rumah tangga tani miskin, petani/peternak (pemilik dan/atau penggarap) skala kecil, buruh tani; dan (4) Berkembangnya usaha agribisnis petani yang mempunyai siklus usaha harian, mingguan, maupun musiman (Departemen Pertanianb, 2010).

Gapoktan yang sudah melaksanakan program PUAP sampai saat ini berjumlah 20.426 Gapoktan yang berada di 33 Propinsi. Dari hasil evaluasi kinerja Gapoktan penerima dan pengelola bantuan program, PUAP telah banyak memberikan manfaat bagi petani terutama dalam bentuk fasilitasi pembiayaan usaha ekonomi produktif yang murah dan mudah diakses (Departemen Pertanianc, 2010).

(81)

Tani. Usaha produktif di Gapoktan Jaya Bersama adalah budidaya (on-farm) yaitu tanaman pangan seperti padi, jagung; hortikultura seperti cabai, papaya, kacang panjang, timun; perkebunan seperti sawit, pisang, coklat dan kelapa; perikanan seperti tambak udang dan keramba kepiting dan peternakan seperti ternak itik dan ayam; dan non budidaya (0ff-farm) yaitu penjualan saprodi dan jual beli gabah dan beras. Sampel dalam penelitian ini adalah usaha produktif di bidang budidaya (on-farm), yakni padi sawah.

Pengelolahan pinjaman dana PUAP pada Desa Paluh Manan tidak berjalan dengan lancar. Hal ini tentunya diakibatkan oleh kinerja Kelompok Tani dalam pengolaha dana PUAP. Karena itu, penulis melakukan penelitian untuk mengetahui dampak PUAP terhadap kinerja dan pendapatan usaha tani Kelompok Tani di Desa Paluh Manan.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut

1. Bagaimana kinerja Kelompok Tani penerima bantuan PUAP di daerah penelitian ?

2. Bagaimana dampak PUAP terhadap kinerja Kelompok Tani penerima PUAP? 3. Bagaimana dampak PUAP terhadap pendapatan usaha tani anggota Kelompok

(82)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana kinerja Kelompok Tani bantuan PUAP di daerah penelitian

2. Untuk menganalisis bagaimana dampak PUAP terhadap kinerja Kelompok Tani penerima PUAP

3. Untuk menganalisis dampak program PUAP terhadap pendapatan usaha tani anggota Kelompok Tani di daerah penelitian

Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan perbaikan terhadap perkembangan Kelompok Tani 2. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi untuk penelitian

(83)

ABSTRAK

YUKI BASTANTA (080309040) dengan judul DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP KINERJA DAN PENDAPATAN USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK TANI (Kasus: Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si dan Bapak Sinar Indra Kesuma Ginting, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di Desa Paluh Manan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja).

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling yakni pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan dalam anggota populasi. Adapun jumlah sampel sebanyak 47 petani padi sawah yang menerima bantuan dana PUAP. Metode analisis yang digunakan adalah metode Context, Input, Process, Prduct (CIPP) dan uji beda rata-rata berpasangan (Compare Means).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: kinerja kelompok tani penerima PUAP kurang berjalan dengan baik dan terdapat perbedaaan yang nyata antara kinerja sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP dengan nilai signifikansi 0,000.

(84)

DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP KINERJA DAN PENDAPATAN

USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK TANI

(Kasus: Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

OLEH :

YUKI BASTANTA MEDISTA GINTING 080309040

(85)

ABSTRAK

YUKI BASTANTA (080309040) dengan judul DAMPAK PROGRAM PENGEMBANGAN USAHA AGRIBISNIS PEDESAAN (PUAP) TERHADAP KINERJA DAN PENDAPATAN USAHA TANI ANGGOTA KELOMPOK TANI (Kasus: Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang). Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si dan Bapak Sinar Indra Kesuma Ginting, M.Si.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja kelompok tani penerima bantuan PUAP di Desa Paluh Manan. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive (sengaja).

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling yakni pengambilan sampel secara acak tanpa memperhatikan strata/tingkatan dalam anggota populasi. Adapun jumlah sampel sebanyak 47 petani padi sawah yang menerima bantuan dana PUAP. Metode analisis yang digunakan adalah metode Context, Input, Process, Prduct (CIPP) dan uji beda rata-rata berpasangan (Compare Means).

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan: kinerja kelompok tani penerima PUAP kurang berjalan dengan baik dan terdapat perbedaaan yang nyata antara kinerja sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan PUAP dengan nilai signifikansi 0,000.

(86)

RIWAYAT HIDUP

YUKI BASTANTA, lahir di Medan pada tanggal 02 Juni 1990. Anak ketiga dari lima bersaudara dari pasangan dr. Setarius Ginting dan Anita Diana Skm.

Pendidikan yang ditempuh penulis adalah:

1. Tahun 1995 masuk Sekolah Dasar di SD Kaisarea Medan dan tamat tahun 2001.

2. Tahun 2001 masuk Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 10 Medan dan tamat tahun 2004.

3. Tahun 2004 masuk Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 3 Tebing Tinggi dan tamat tahun 2007.

4. Tahun 2008 diterima di Program Penyuluh dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui Ujian Masuk Bersama (UMB). 5. Bulan Juli-Agustus 2012 mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Desa

Bagan Asahan Baru, Kecamatan Tanjung Balai, Kabupaten Deli Serdang. 6. Bulan April-Juli 2012 melakukan penelitian skripsi di Desa Paluh Manan,

(87)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan karunianya sehingga skripsi dengan judul “ Dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan Terhadap Kinerja dan Pendapatan Usahatani Anggota Kelompok Tani “ dengan kasus Desa Paluh Manan Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa pembuatan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa dukungan, motivasi, bimbingan, dan pengarahan, serta kritikan membangun yang disampaikan kepada penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini dengan setulus hati, penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi tingginya kepada :

1. Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si selaku ketua komisi pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengajari penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. Sinar Indra Kesuma Ginting, M.Si selaku anggota komisi pembimbing skripsi, yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan mengajari penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

3. Ibu Dr.Ir. Salmiah, MS selaku ketua Departemen Agribisnis FP USU dan Bapak Dr. Ir. Satia Negara Lubis, MEc selaku sekertaris Departemen FP USU yang telah member kemudahan penulis dalam perkuliahan.

4. Seluruh pegawai Departemen Agribisnis FP USU yang telah membantu segala urusan administrasi penulis.

5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agribisnis yang telah banyak memberikan pengetahuan selama masa pendidikan di Fakultas Pertanian.

6. Bapak Sarifudin, selaku Kepala Desa Paluh Manan, yang memberi kesempatan bagi penulis untuk melakukan penelitian.

7. Bapak Warsito SP, selaku Penyuluh Pertanian di desa Paluh Manan yang telah membantu penulis dalam memperoleh data di lapangan.

(88)

9. Seluruh teman-teman angkatan 2008 Agribisnis dan PKP yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

10. Segala hormat dan terima kasih secara khusus penulis ucapkan kepada kedua orang tua penulis Bapak dr. Setarius Ginting dan Ibu Anita Diana Skm serta abangnda Prima Medista SP, Kakaknda Yolanda Oktavina SH, Adinda Yosua Ananta dan Adinda tersayang Ayu Agisiabella yang telah memberikan dukungan, semangat, kasih sayang, materi, dan do’a yang tak henti-henti kepada penulis.

Tak ada gading yang tak retak. Tak ada hal yang sempurna di dunia ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Oktober 2013

(89)

DAFTAR ISI

Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan (PUAP) ... 9

Tujuan PUAP ... 10

Gambaran Umum Pelaksanaan PUAP ... 10

Sasaran Program PUAP ... 11

Indikator Keberhasilan PUAP ... 12

Kelompok Tani ... 13

Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) ... 13

Kinerja ... 14

Pendapatan Usahatani ... 16

Kerangka Pemikiran ... 18

Hipotesis Penelitian ... 20

METODE PENELITIAN ... 21

Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 21

Metode Pengumpulan Data ... 22

Metode Penentuan Sampel ... 23

(90)

Definisi dan Batasan Operasional ... 30

Definisi ... 30

Batasan operasional ... 31

DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN ... 32

Gambaran Umum Wilayah Penelitian ... 32

Keadaan Penduduk ... 34

Penggunaan Lahan ... 35

Sarana dan Prasarana ... 35

Karakteristik Petani Sampel ... 36

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 38

Kinerja Kelompok Tani Penerima Bantuan PUAP di Daerah Penelitian ... 38

Dampak PUAP Terhadap Kinerja Kelompok Tani Sebelum Dan Sesudah Mendapat Bantuan PUAP ... 46

Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Mendapat Bantuan PUAP . 47

KESIMPULAN DAN SARAN ... 49

Kesimpulan ... 49

Saran ... 50 DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Tabel 1.  Data Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Kecamatan Hamparan Perak
Tabel 2.  Data Kelompok Tani  Penerima PUAP Tahun 2008-2009 di Desa Paluh Manan Gakoktan Jaya Bersama
Tabel 3.   Indikator Kinerja Kelompok Tani di Desa Paluh Manan, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang
Tabel 4.  Skor Penilaian Kinerja Kelompok Tani
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: mengkaji respon anggota kelompok tani terhadap Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Kebun Tebu; mengkaji

Sedangkan dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh Program PUAP terhadap petani di daerah penelitian adalah sebagai berikut: (1) petani dapat memperoleh bantuan

Fokus penelitian “ Evaluasi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) pada Gabungan Kelompok Tani (GAPOKTAN) Karang Makmur Lumajang” adalah mengetahui

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kinerja penyuluh dalam mendampingi gabungan kelompok tani (Gapoktan) pada program pengembangan usaha agribisnis perdesaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui secara mendalam dampak Program Pengembangan Usaha Agribisnis Pedesaan terhadap pendapatan anggota Gabungan Kelompok Tani

Penelitian yang bertujuan menganalisis kinerja Gapoktan dan pendapatan usahatani padi bagi penerima PUAP dan non PUAP, serta menganalisis hubungan kinerja Gapoktan terhadap

Penelitian yang bertujuan menganalisis kinerja Gapoktan dan pendapatan usahatani padi bagi penerima PUAP dan non PUAP, serta menganalisis hubungan kinerja Gapoktan terhadap

Penelitian ini bertujuan untuk: mengkaji respon anggota kelompok tani terhadap Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Kebun Tebu; mengkaji