KRISIS EKONOMI GLOBAL 2008
(Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Tbk)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh
ANGGI SABBINA
NIM : 109046100113
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(Studi Pada Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri Tbk)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy)
Oleh
ANGGI SABBINA NIM : 109046100113
Dibawah Bimbingan
Pembimbing
Ir. Rr. Tini Anggraini, M.Si
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. skripsi ini adalah hasil karya Saya sendiri untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar strata 1 di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Univeristas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
termasuk pencabutan gelar akademik.
Jakarta, 17 Maret 2014
Penulis
Skripsi dengan judul PENGARUH RENTABILITAS, EFISIENSI DAN
LIKUIDITAS TERHADAP KECUKUPAN MODAL BANK UMUM
SYARIAH, telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 29 April 2014. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah (SE.Sy) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam).
Jakarta, 29 April 2014 Mengesahkan,
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
J.M.Muslimin, MA, Ph.D 196808121999031014
PANITIA UJIAN:
1. Ketua : Dr.Euis Amalia M.Ag. (..…………..…………)
NIP. 197107011998032002
2. Sekretaris : Mumin Rauf, M.A (……...………)
NIP. 197004161997031004
3. Pembimbing: Ir. Rr. Tini Anggraini, M.Si (……...………)
4. Penguji I : Maman Rahman Hakim, SE.I, MM (……...………)
5. Penguji II : Dr. KH.A. Juaini Syukri, Lcs., MA (…...……….)
v
Anggi Sabbina. 109046100113. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Syariah Selama Dan Setelah Krisis Ekonomi Global 200. (Studi Pada Bank Muamalat Indonesia Dan Bank Syariah Mandiri Tbk). Perbankan Syariah, Muamalat, Syariah dan Hukum, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. 2014. XV + 94 halaman + lampiran
Periode 2007-2009 bisa dikatakan sebagai periode krisis ekonomi global dan periode 2010-2012 sebagai periode setelah krisis ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan BSM dan BMI selama periode 2007-2009 dan 2010-2012 dengan menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan kuartal periode 2007-2012 yang diperoleh melalui website BSM dan BMI. Teknik analisis data yang digunakan adalah metode independent samples t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja BSM dan BMI selama periode 2007-2009 berdasarkan rasio CAR, ROA, NPF, BOPO, dan FDR. Sedangkan berdasarkan rasio ROE tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kinerja BSM dan BMI. Selama periode 2010-2012 hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan antara BSM dan BMI berdasarkan rasio ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR, sedangkan berdasarkan rasio CAR menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan.
Kata kunci: kinerja keuangan, BSM, BMI, independent samples t-test, krisis ekonomi global 2008.
vi
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Puja dan puji syukur kehadirat Alah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama dan Setelah Krisis
Ekonomi Global 2008”.
Shalawat beriring salam penulis panjatkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW. yang telah membawa ummat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang
terang-benderang dan penuh dengan khazanah keilmuan saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat doa, dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta, Bapak J.M.Muslimin, MA, Ph.D
2. Ketua Program Studi Muamalat Ibu Dr. Euis Amalia M.Ag., yang telah
memberikan ilmunya. Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah Bapak Mumin Rauf,
M.A, yang telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama
kuliah.
3. Dosen pembimbing Skripsi Ibu Ir. Rr. Tini Anggraeni, M.Si, yang telah
memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis hingga
vii
5. Seluruh Dosen dan civitas akademik Fakultas Syariah dan Hukum Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmunya
selama ini.
6. Pimpinan dan Staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syariah dan Hukum,
Perpustakaan Ekonomi dan Bisnis, yang telah menyediakan buku-buku yang
diperlukan penulis hingga selesainya skripsi ini.
7. Papa Zulkifli dan Mama Fetra Zaida yang tersayang. Untuk semua dukungan,
kasih sayang yang tak pernah terputus, serta semangat sehingga penulis bisa
menyelesaikan skripsi ini terima kasih banyak. Semoga Allah membalas semua
kebaikan mama dan papa, semoga mama dan papa selalu berada dalam lindungan
Allah SWT.
8. Papa Adityawarman dan Mama Fatmyati yang telah penulis anggap sebagai
orang tua sendiri, terima kasih banyak untuk kasih sayang mama dan papa,
dukungan serta semangat yang diberikan sehingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas semua kebaikan mama dan
papa.
9. Kakakku Nadia Dessarlin, terima kasih banyak untuk semua kebaikan, kasih
sayang, dukungan moril dan materil selama ini. Terima kasih sudah menjadi
kakak terbaik di dunia. Semoga Allah membalas semua kebaikan Uni. Kepada
adik-adikku fika dan nasha, terima kasih sudah menjadi adik-adik yang baik. Sari
ramadani yang sudah menjadi teman dan adik sekaligus tempat curhat terbaik.
Susanti annisa yang sudah memberikan semangat, dukungan dan omelan-omelan.
10. Sahabat-sahabat terbaikku Tika, Fani, Siti Mbeum, Vina, dan Ira yang telah
menjadi sahabat yang baik selama ini, terima kasih untuk semua kebaikan dan
kasih sayang kalian semua. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan
teman-viii
selama ini. Terima kasih banyak untuk semua canda tawa dan persahabatan yang
indah. Semoga kita semua selalu berada dalam lindungan Allah, SWT.
12. Seluruh teman-teman Kosan Balans, Shovia Ncop, Nicup, serta Mbahell untuk
editing dan bantuan film-filmnya, dan teman-teman lain yang tidak dapat
disebutkan satu per satu.. Semoga Allah membalas semua kebaikan kalian.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, baik secara langsung
maupun tidak langsung atas doa dan bantuannya kepada penulis, saya ucapkan
terima kasih banyak.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang turut
berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat bermanfaat
bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Jakarta, 15 Maret 2014
ix
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
LEMBAR PERNYATAAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 7
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 8
E. Tujuan Penelitian ... 8
F. Manfaat Penelitian ... 9
G. Sistematika Penulisan ... 10
x
3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian
Indonesia ... 15
B. Laporan Keuangan Bank ... 19
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 19
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 20
3. Pihak-pihak yang Berkepentingan terhadap Laporan Keuangan ... 21
C. Rasio Keuangan Bank ... 22
1. Pengertian Rasio Keuangan Bank ... 22
2. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 23
3. Jenis-jenis Rasio Keuangan ... 24
D. Kinerja Keuangan Bank ... 35
1. Pengertian Kinerja Keuangan ... 35
2. Tahap-tahap dalam Menganalisis Kinerja Keuangan ... 36
E. Review Studi Terdahulu ... 38
F. Kerangka Pemikiran ... 41
G. Hipotesis Penelitian ... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 45
xi
C. Teknik Pengumpulan Data ... 46
D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 46
E. Objek Penelitian ... 46
F. Pengukuran Variabel ... 47
G. Teknik Pengolahan Data... 47
H. Teknik Analisis Data ... 47
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 51
1. Gambaran Umum PT Bank Muamalat Indonesia ... 51
2. Gambaran Umum Bank Syariah Mandiri ... 53
B. Kinerja Bank Muamalat Indonesia ... 55
1. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008... 55
2. Kinerja Bank Muamalat Indonesia Setelah Krisis Ekonomi Global 2008... 60
C. Kinerja Bank Syariah Mandiri ... 64
1. Kinerja Bank Syariah Mandiri Selama Krisis Ekonomi Global 2008... 64
xii
E. Analisis Deskriptif atau Comparing Means Variabel Penelitian Setelah Krisis Keuangan Global 2008 ... 78
F. Pengujian Hipotesis Penelitian Selama Krisis Keuangan Global
2008 ... 82
G. Pengujian Hipotesis Penelitian Setelah Krisis Keuangan Global
2008 ... 87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran ... 95
DAFTAR PUSTAKA
xiii
4.1 Nilai rata-rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR bank muamalat
Indonesia Periode 2007-2009 ... 56
4.2 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank
Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008 ... 56
4.3 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Muamalat
Indonesia Periode 2010-2012 ... 60
4.4 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank
Muamalat Indonesia Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 ... 61
4.5 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO Dan FDR Bank Syariah
Mandiri Periode 2007-2009 ... 65
4.6 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank
Muamalat Indonesia Selama Krisis Ekonomi Global 2008 ... 65
4.7 Nilai Rata-Rata CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO Dan FDR Bank Syariah
Mandiri Periode 2010-2012 ... 69
4.8 Statistik Deskriptif Variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, FDR Bank
Syariah mandiri Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 ... 70
xiv
4.11 Hasil Uji Statistic Independent Samples T-Test selama krisis ekonomi Global 2008... 82
xv
1. Data CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Muamalat indonesia
2007-2012
2. Data CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO dan FDR Bank Syariah Mandiri periode
2007-2012
3. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank
Muamalat Indonesia periode 2007-2009
4. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR bank
muamalat Indonesia periode 2010-2012
5. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank
Syariah Mandiri periode 2007-2009
6. Hasil statistik deskriptif variabel CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR Bank
Syariah Mandiri periode 2010-2012
7. Hasil uji Descriptive statistics rasio keuangan bank syariah selama krisis keuangan global 2008
8. Hasil uji Descriptive Statistics Rasio Keuangan Bank Syariah Setelah Krisis Keuangan Global 2008
9. Hasil Uji Statistik Independent Samples T-Test selama krisis ekonomi Global 2008
1
A. Latar Belakang Masalah
Berawal dari permasalahan kegagalan pembayaran kredit perumahan
(subpreme mortgage default) di Amerika serikat (AS), krisis kemudian menggelembung merusak sistem perbankan bukan hanya di AS namun meluas hingga
ke Eropa lalu ke Asia. Secara beruntun menyebabkan efek domino terhadap
solvabilitas dan likuiditas lembaga-lembaga keuangan di negara-negara tersebut, yang
antara lain menyebabkan kebangkrutan ratusan bank, perusahaan sekuritas,
reksadana, dana pensiun dan asuransi. Krisis kemudian merambat ke belahan Asia
terutama negara-negara seperti Jepang, Korea, China, Singapura, Hongkong,
Malaysia, Thailand, termasuk Indonesia yang kebetulan sudah lama memiliki
surat-surat berharga perusahaan-perusahaan tersebut. 1
Indonesia merupakan negara small open economy sehingga imbas dari krisis finansial global sangat mempengaruhi kondisi perekonomian dalam negeri. Salah satu
dampak dari krisis finansial global adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi
Indonesia pada tahun 2008. Pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan
1
tumbuh mencapai 6,1% pada tahun 2008 atau sedikit lebih rendah dibandingkan
dengan tahun 2007 sebesar 6,3%.2
Pada saat terjadi krisis global, Amerika Serikat mengalami resesi yang serius
sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mempengaruhi
daya beli masyarakat. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain, karena
Amerika Serikat merupakan pangsa pasar bagi negara-negara lain termasuk
Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika yang menyebabkan
penurunan permintaan impor dari Indonesia. Karena nilai ekspor Indonesia yang
menurun maka terjadilah defisit neraca pembayaran Indonesia (NPI).
Krisis ekonomi global juga mempunyai dampak yang buruk terhadap nilai
tukar dan inflasi. Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar rupiah yang
melemah terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai Rp 10.000,-/ USD pada minggu
kedua Oktober 2008.3 Hal ini dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat
kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.
Islamic Banking adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada dalam ajaran Islam, berfungsi sebagai badan usaha yang menyalurkan dana
dari dan kepada masyarakat atau sebagai lembaga perantara keuangan. Islamic banking merupakan unit sistem ekonomi Islam yang beroperasi dengan doktrin dasar larangan terhadap praktik riba. Perbankan Islam memiliki peran strategis dalam
2
http://www.setneg.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3698&itemid =29 diakses pada tanggal 28 agustus 2013, jam 10. 30 wib
3
meningkatkan kesejahteraan umat, melalui proses intermediasi kegiatan perhimpunan
dan penyaluran dana maupun penyediaan jasa keuangan lainnya, berlandaskan
prinsip-prinsip syariah. Ketika sistem perbankan konvensional sempoyongan karena
sistem moneter dan memerlukan biaya yang begitu besar untuk mempertahankannya,
perbankan Syariah justru mampu menyelamatkan sebagian ekonomi umat.
Kemampuan survival perbankan Islam dalam era krisis, telah menarik banyak
perhatian para banker konvensional yang kemudian membuka kantor-kantor cabang
bank Islam. 4
Perkembangan perbankan Syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur
keberhasilan eksistensi ekonomi Syariah. Krisis moneter yang terjadi pada tahun
1998 telah menenggelamkan bank-bank konvensional dan banyak yang dilikuidasi
karena kegagalan sistem bunganya. Sementara perbankan yang menerapkan sistem
syariah dapat tetap eksis dan mampu bertahan.
Tidak hanya itu, di tengah-tengah krisis keuangan global yang melanda dunia
pada penghujung akhir tahun 2008, lembaga keuangan Syariah kembali membuktikan
daya tahannya dari terpaan krisis. Lembaga-lembaga keuangan Syariah tetap stabil
dan memberikan keuntungan, kenyamanan serta keamanan bagi para pemegang
sahamnya, pemegang surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana di
bank-bank syariah.
4
Veith al Rifai dan Andria Permata Veith al, Islamic Financial Management ( Jakarta: PT
Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri sebagai dua bank
syariah terbesar di Indonesia mampu memperlihatkan kemampuan mereka dalam
menghadapi krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 2008. Kedua bank
tersebut berturut-turut berhasil mendapatkan laba sebesar Rp 300 milliar dan Rp 279
milliar lebih ditahun 2008 dan masing-masing Rp 145 milliar dan Rp 115,5 milliar
lebih pada tahun 2007. Laba bersih Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Mandiri jika dibandingkan dengan Bank Mandiri yang mendapatkan laba bersih
Rp5,313 milliar di tahun 2008 dan Rp 4.346 di tahun 2007.
Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan
dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja
keuangan yang sehat, sehingga fungsi intermediasi dapat berjalan lancar dan
memenuhi jasa perbankan yang diinginkan oleh masyarakat. Bank merupakan
perusahaan yang bergerak dalam usaha jasa, yang mana kepercayaan masyarakat
akan menempati porsi yang sangat besar dalam menjaga kelangsungan hidup bank
karena kelangsungan hidup bank sangat ditentukan oleh kepercayaan masyarakat.5
Informasi yang disajikan dalam kinerja keuangan ini dapat digunakan oleh
pihak-pihak yang terkait seperti investor, kreditor, dan pihak-pihak luar perbankan
untuk memprediksi kinerja keuangan yang sebenarnya dan pengambilan keputusan
pada setiap periode.
5
Untuk menilai kinerja suatu perusahaan diperlukan ukuran-ukuran. Salah satu
cara untuk mempelajari dan mengukur keadaan keuangan perusahaan adalah dengan
menganalisis laporan keuangan. Bahan untuk mengadakan analisis laporan keuangan
secara periodik telah dikeluarkan oleh perusahaan, yakni berupa laporan bentuk
neraca, laporan laba rugi, atau laporan aliran kas.
Penilaian kinerja keuangan mengacu pasa SK direksi Bank Indonesia
No.30/KEP/DIR tanggal 30 april 1997 tentang tata cara penilaian tingkat kesehatan
bank umum, penilaian ini bertujuan untuk menetapkan apakah bank tersebut sehat,
cukup sehat, kurang sehat atau tidak sehat sehingga Bank Indonesia sebagai pembina
dan pengawas bank-bank dapat memberikan arahan atau petunjuk bagaimana bank
tersebut harus dijalankan atau bahkan diberhentikan kegiatan operasinya. Penilaian
tingkat kesehatan bank akan berpengaruh terhadap kemampuan manajemen bank dan
loyalitas nasabah terhadap bank yang bersangkutan.
Tingkat kesehatan bank untuk menilai kinerja ini banyak menggunakan rasio
keuangan sebagai alat hitungnya. Analisis rasio dapat membantu manajemen dalam
memahami apa yang sebenarnya terjadi pada perbankan berdasarkan suatu informasi
laporan keuangan baik dengan perbandingan rasio-rasio sekarang dengan yang lalu
dan yang akan datang pada internal perbankan maupun perbandingan rasio perbankan
dengan perbankan lainnya atau dengan rata-rata industri pada saat titik yang sama/
perbandingan eksternal. 6
6
Melalui rasio keuangan yang dihitung dari laporan keuangan bank secara
berkala maka dapat menunjukkan kualitas suatu bank. Berbagai hal dapat disertakan
pada laporan kinerja bank syariah tersebut. Hal-hal yang dianggap penting untuk
dilaporkan adalah mengenai pendapatan dari pembiayaan, pendapatan yang dibagi
hasilkan, bagi hasil untuk nasabah, bagi hasil untuk bank, ekuivalent rate dari bagi hasil, serta rasio-rasio keuangan seperti financing to deposit ratio (FDR), non performing financing (NPF), capital adequancy ratio(CAR), return on asset (ROA), return on equity (ROE) dan penyisisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP) dan informasi lainnya. 7
Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan
gambaran mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang
telah berlalu. Selanjutnya laporan keuangan bank berfungsi pula sebagai alat
pertanggung jawaban manajemen baik kepada pemilik maupun otoritas moneter serta
instansi-instansi lainnya yang berkepentingan. 8
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang kinerja keuangan perbankan syariah sebelum krisis ekonomi global 2008 dan
setelah krisis ekonomi global 2008. Untuk itu penulis tertarik untuk menuangkan
masalah ini kedalam sebuah skripsi untuk memperoleh gelar kesarjanaan dengan
judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Selama dan
7
Nurul Huda Dan Mustafa Edwin Nasution, Current Issues Lembaga Keuangan Syariah
(Jakarta: Kencana,2009), hlm 132-133
8
Setelah Krisis Ekonomi Global 2008 (Studi Kasus Bank Muamalat Indonesia
dan Bank Syariah Mandiri)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, terlihat banyaknya masalah
yang akan muncul terkait dengan kinerja keuangan perbankan syariah, antara lain:
1. Apa saja penyebab krisis ekonomi global 2008?
2. Apa pengaruh krisis ekonomi terhadap perekonomian Indonesia?
3. Apa saja variabel yang digunakan dalam meneliti kinerja keuangan?
4. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah selama krisis ekonomi global
2008?
5. Bagaimana kinerja keuangan perbankan syariah setelah krisis ekonomi global
2008?
6. Adakah perbedaan yang signifikan kinerja keuangan selama dan sesudah krisis
2008?
C. Pembatasan Masalah
Agar tidak terjadi pembahasan yang meluas, maka dalam hal ini penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu:
1. Variabel yang akan digunakan untuk meneliti adalah kinerja keuangan yang
diwakili oleh CAR, ROA, ROE, NPF, BOPO, dan FDR
2. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuartal laporan keuangan
3. Objek penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
Mandiri.
D. Perumusan Masalah
Dalam rangka memfokuskan pembahasan, maka penulis merumuskan
beberapa hal yang perlu dikemukakan dalam skripsi ini, di antaranya:
1. Bagaimana perbandingan kinerja antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank
Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan selama periode selama krisis dan
setelah krisis ekonomi global tahun 2007-2012?
2. Apakah kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri
berdasarkan rasio keuangan selama periode selama krisis dan setelah krisis
ekonomi tahun global 2007-2012 telah memenuhi tingkat standar Bank
Indonesia?
3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat
Indonesia dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan selama periode
selama krisis dan setelah krisis ekonomi global tahun 2007-2012?
E. Tujuan Penelitian
Secara umum, tujuan penelitian ini tidak lain untuk turut serta memberikan
kontribusi terhadap wacana, pemikiran, kajian, dan praktik perbankan syariah yang
sedang berlangsung. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk:
1. Membandingkan kinerja antara Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah
2. Mengukur kinerja Bank Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri
berdasarkan rasio keuangan dengan berpedoman pada tingkat standar Bank
Indonesia.
3. Menganalisis perbedaan yang signifikan antara kinerja Bank Muamalat Indonesia
dan Bank Syariah Mandiri berdasarkan rasio keuangan.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perbandingan kinerja antara Bank
Muamalat Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, maka manfaat yang diharapkan oleh
penulis adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah cakrawala wawasan dan ilmu
pengetahuan serta pengalaman dalam menganalisis kinerja laporan keuangan
perbankan, dimana penulis dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama
berada di bangku perkuliahan.
2. Bagi praktisi, penelitian ini dapat dijadikan catatan atau koreksi untuk
mempertahankan atau meningkatkan kinerja perbankan yang sudah bagus, dan
memperbaiki kelemahan atau kekurangan yang ada, serta bisa dijadikan acuan
untuk pengambilan keputusan dalam rangka persaingan yang semakin kompetitif.
3. Bagi pihak eksternal, penelitian ini dapat digunakan sebagai tolak ukur untuk
menilai besarnya risiko yang ada pada suatu bank dalam rangka pengambilan
4. Dapat memberikan informasi dan perbandingan-perbandingan sehingga dapat
merangsang timbulnya ide-ide yang lebih mampu dalam mengembangkan
teori-teori serta dapat menambah khaanah keilmuan dan kepustakaan, khususnya
mengenai perbandingan kinerja bank muamalat Indonesia dan bank syariah
mandiri berdasarkan rasio keuangannya.
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini dibagi dalam lima bab yang merupakan satu rangkaian pembahasan
yang saling terintegrasi dan terkait. Untuk memudahkan mendapatkan gambaran yang
jelas mengenai skripsi ini dibuatlah sistematika penulisan skripsi sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN.
Dalam bab ini merupakan suatu pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub,
yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA.
Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang tinjauan pustaka yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini, yaitu kontruksi model teoritis (bank di
Indonesia, laporan keuangan bank, rasio keuangan bank, dan kinerja keuangan bank).
Selanjutnya, dilihat berbagai studi terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, dan
BAB III : METODE PENELITIAN.
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai metode yang digunakan
dalam penelitian ini, yang secara terinci akan dijelaskan dengan jenis penelitian, jenis
dan sumber data, teknik pengumpulan data, objek penelitian, pengukuran variabel,
teknik pengolahan data, dan teknik analisis data.
BAB IV : ANALISIS DAN PEMBAHASAN.
Dalam bab ini penulis akan menguraikan mengenai kinerja Bank Muamalat
Indonesia dan Bank Syariah Mandiri, analisis deskriptif atau comparing means
variabel penelitian, dan pengujian hipotesis.
BAB V : PENUTUP.
Dalam bab ini penulis akan menguraikan kesimpulan berupa jawaban-jawaban
dari permasalahan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, dan juga
memberikan saran-saran yang sifatnya membangun sebagai solusi dari permasalahan
12
A. Krisis Keuangan Global
1. Latar Belakang Krisis Keuangan Global
Krisis yang bermula dari pemberian kredit perumahan kepada rakyat miskin.
Subprime mortgage merupakan istilah untuk kredit perumahan (mortgage) yang diberikan kepada debitur dengan sejarah kredit yang buruk atau belum memiliki
sejarah kredit sama sekali, sehingga digolongkan sebagai kredit yang berisiko tinggi.
Penyaluran subprime mortgage di Amerika Serikat mengalami peningkatan pesat yakni sebesar US$ 200 miliar pada tahun 2002 menjadi US$ 500 miliar pada tahun
2005. Meskipun subprime mortgage inilah yang menjadi awal terciptanya krisis, namun sebenarnya jumlahnya relatif kecil dibandingkan keseluruhan kerugian yang
pada akhirnya dialami oleh perekonomian secara keseluruhan.
Kredit perumahan ini kemudian disekuritisasi secara hibrid agar lebih menarik
bagi investor yang terdiri dari bank, perusahaan sekuritas, reksadana, dana pensiun
dan asuransi. Dikarenakan banyaknya kredit yang tidak terbayar dalam jumlah yang
besar dan merata, mengakibatkan bank-bank kesulitan membayar dan investor
dengan cepat menarik dananya dari produk-produk perbankan disaat harga masih
tinggi sehingga hal ini memacetkan perputaran uang di pasar hipotik. Hal ini
menjai terganggu. Termasuk juga jaminan obligasi utang (collaterlaised debt obligation) sebagai bentuk investasi kolektif dari subprime mortgage.
Lehman Brothers mengumumkan kerugian bertahap sebelum akhirnya
bankrut. Pada 16 Juni 2008, peusahaan itu mengumumkan kerugian senilai 2,8 miliar
dolar AS untuk paruh kedua 2008. Dilanjutkan dengan kerugian sebesar 3,9 miliar
dolar AS pada paruh ketiga 2008 (10 September) dan berujung pada pengumuman
kepailitannya pada 15 September 2008. Keguncangan serupa juga dialami secara
hampir bersamaan oleh Merryl Linch, Citigroup, AIG dan berbagai lembaga
keuangan besar lain.1
Kondisi buruknya perekonomian dunia diperjelas dengan rilis dari Lembaga
Moneter Internasional (IMF) pada tanggal 6 November 2008 yang memprediksi
pertumbuhan ekonomi negatif untuk Amerika Serikat 0,7), empat negara di Eropa
(-0,5) dan Inggris (-1,3) untuk tahun 2009. Tampak pula tren penurunan pertumbuhan
negara-negara tersebut sejak 2007 hingga 2009. Untuk negara Asia seperti China,
Jepang, dan India sebagai ikon pertumbuhan ekonomi di Asia juga tidak luput dari
hantaman krisis. Berdasarkan prediksi IMF pada 6 november 2008, Jepang
mengalami pertumbuhan ekonomi negatif (-0,2) pada 2009. Sementara China
mengalami penurunan dari 11,9% pada 2007 menjad 9,7 pada 2008 dan diprediksi
terus turun menjadi 8,5 pada 2009. Demikian juga dengan India yang berturut-turut
1
mengalami tren penurunan pertumbuhan ekonomi yaitu 9,3% pada 2007 menjadi
7,8% pada 2008 dan diprediksi terus turun menjadi 6,3 pada 2009.
Namun, disaat krisis ini, lembaga keuangan syariah kembali membuktikan
daya tahannya dari terpaan krisis keuangan yang melanda dunia. Sementara
bank-bank konvensional diseluruh dunia bank-bankrut atau merugi hingga lebih dari 400 milliar
dollar akibat krisis di sektor kreditnya, industri perbankan syariah malah
menunjukkan kebalikannya. Lembaga-lembaga keuangan syariah tetap memberikan
keuntungan, kenyamanan, dan keamanan bagi para pemegang sahamnya, pemegang
surat berharga, peminjam dan para penyimpan dana yang mempercayakan uangnya
didepositkan di bank-bank syariah. Di tengah krisis keuangan global, industri
keuangan syariah malah mengalami pertumbuhan sebesar 1 trilliun dolar dan
diperkirakan akan terus berkembang meliputi investor-investor non muslim.2
2. Pengertian Krisis Keuangan Global
Ekonomi global merupakan sebuah sistem yang dianut oleh dunia
perekonomian internasional saat ini. Hal tersebut ditandai oleh adanya sistem pasar
terbuka, arus modal yang mengalir tanpa batas, dan munculnya
perusahaan-perusahaan multinasional. Globalisasi ekonomi ini bagi sebagian negara-negara
sangat menguntungkan sebab mempermudah mereka dalam memperoleh modal
sebagai bahan bakar pertumbuhan ekonomi mereka. Namun, disisi lain kekuatan
2
globalisasi ekonomi ini juga membuat ekonomi internasional mengalami
ketergantungan satu sama lainnya, sehingga keadaan perekonomian suatu negara
menjadi berpengaruh kepada negara lainnya.3 Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya krisis di Amerika serikat yang ikut mengguncang negara-negara lainnya
termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, para pengamat menyebut krisis keuangan ini
dengan sebutan krisis keuangan global. Sedangkan secara sederhana, krisis keuangan
dapat didefinisikan sebagai berbagai situasi dengan berbagai institusi atau aset
keuangan kehilangan sebagian besar nilai mereka. Krisis keuangan berhubungan
dengan kepanikan perbankan dan resesi ataupun krisis mata uang.
3. Dampak Krisis Keuangan Global Terhadap Perekonomian Indonesia.4
a. Dampak Terhadap Perbankan
Dalam konteks perbankan, pemerintah perlu berhati-hati, karena tidak ada
yang dapat memperkirakan dalam dan luasnya krisis keuangan global ini. Menyikapi
permasalahan ini, pemerintah dan otoritas moneter telah melakukan beberapa langkah
yang sangat tepat untuk mengurangi kekhawatiran/ ketidakpercayaan publik terhadap
kapabilitas dan likuiditas bank- bank nasional, yaitu antara lain:
- Peningkatan jumlah simpanan di bank dijamin oleh pemerintah dari Rp 100juta
menjadi Rp 2 milyar, untuk mengantisipasi rush akibat kekhawatiran masyarakat
3
Robert Golpin Dan Millis Gilpin, Tantangan Kapitalisme Global: Ekonomi Babak Ke-21, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. Xxii
4
terhadap keamanan simpanannya di bank. hal ini dilakukan dengan
mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu).
- Perluasan jenis asset milik bank yang boleh diagunkan kepada BI, yang tadinya
hanya meliputi asset kualitas tinggi (SBI dan SUN), namun melalui perpu, asset
yang dapat dijaminkan diperluas dengan kredit lancar milik bank (ditujukan
untuk mengantisipasi turunnya harga pasar SUN, yang terlihat dengan naiknya
yield). Hal ini ditujukan untuk mempermudah bank dalam mengatasi kesulitan likuiditas, sehingga dapat memperoleh jumlah dana yang cukup dari BI.
Kekhawatiran yang dialami oleh masyarakat terhadap dunia perbankan,
sebenarnya lebih berdasarkan sentimen negatif yang berlebihan akibat krisis di
Amerika Serikat dan negara Eropa. Apabila penanganan krisis di
Negara-negara tersebut berhasil, maka otomatis kekhawatiran masyarakat terhadap perbankan
nasional pun hilang. Namun, akan meningkat yang dapat mengakibatkan
meningkatnya amino masyarakat untuk mengambil simpanannya di bank-bank
nasional, sehingga akan membuat ambruknya sendi-sendi perbankan nasional. Untuk
mengantisipasi hal ini, maka salah satu alternatif yang perlu dipikirkan oleh
pemerintah adalah dengan menjamin 100% semua dana nasabah, termasuk dana
kredit yang dikucurkan oleh bank. hal ini bertujuan agar masyarakat tidak khawatir
terhadap simpanannya dan dunia perbankan bisa berjalan dengan normal sekaligus
menjaga sektor riil bisa tetap bergerak dengan terjaminnya kebutuhan dana dari
b. Dampak Terhadap Bursa Saham
Bursa saham Indonesia juga mengalami penurunan indeks yang signifikan,
sampai melebihi 11%, sehingga memaksa otoritas bursa untuk melakukan
penghentian perdagangan selama 3 hari untuk mencegah lebih terpuruknya bursa
akibat sentimen negatif.
c. Dampak Terhadap Nilai Tukar Dan Inflasi
Dampak krisis keuangan jelas terlihat pada nilai tukar Rupiah yang melemah
terhadap dolar AS bahkan sempat mencapai RP 10.000/USD pada minggu kedua
Oktober 2008. Hal ini lebih dikarenakan adanya aliran keluar modal asing akibat
kepanikan yang berlebihan terhadap krisis keuangan global.
Dampak sejenis juga akan terjadi pada inflasi. Karena melemahnya Rupiah
terhadap USD, maka harga barang-barang juga akan terimbas untuk naik, karena
Indonesia masih mengimpor banyak kebutuhan termasuk tepung dan kedelai.
d. Dampak Terhadap Ekspor Dan Impor
Krisis keuangan global ini sudah pasti akan sangat berdampak kepada ekspor
Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor, bukan hanya ke AS. Selama 5 tahun
terakhir ini, ekspor Indonesia ke Amerika menempati urutan ke-2 setelah Jepang
dengan kisaran masing-masing 12% – 15%. Selain itu, negara-negara importir produk
Indonesia pada urutan ke-3 s.d. 10 (Singapura, RRC, India, Malaysia, Korsel,
Belanda, Thailand, Taiwan) menyumbang sekitar 45% dari total ekspor Indonesia.
tersebut sedang mengalami dampak krisis keuangan global yang berakibat pada
perlambatan ekonomi di setiap negara. Lebih lanjut hal ini akan mengakibatkan
penurunan kemampuan membeli atau bahkan membayar produk ekspor yang
dihasilkan Indonesia, sehingga pada akhirnya akan memukul industri yang
berorientasi ekspor di Indonesia. Hal ini sudah terkemuka di publik melalui media
massa, terutama untuk sektor garmen, kerajinan, mebel dan sepatu, banyak keluhan
para pelaku bisnis yang mengatalami penurunan order dan kelambatan pembayaran
dari rekanan bisnis yang mengimport barangnya. (Data statistik belum dapat
diperoleh). Dampak yang tidak menguntungkan juga terjadi di sisi impor, karena
dengan melemahnya Rupiah, maka nilai impor akan melonjak yang selanjutnya akan
menyulitkan para importir untuk menyelesaikan transaksi impor. Dampak berikutnya
adalah melonjaknya harga-harga bahan yang berasal dari impor di pasar sehingga
inflasi meningkat dan daya beli masyarakat juga akan menurun.
e. Dampak Terhadap Sektor Riil Dan Pengangguran.
Dampak terhadap sektor riil dapat dilihat dari dua aspek, yaitu:
Menurunnya order dari rekanan di luar negeri sehingga banyak perusahaan kesulitan
memasarkan produknya yang pada akhirnya harus melakukan efisiensi atau
rasionalisasi supaya dapat bertahan hidup. Melemahnya daya beli masyarakat
Indonesia karena melemahnya mata uang Rupiah dan kenaikan inflasi serta kesulitan
likuiditas atau modal kerja dari perbankan yang mengetatkan kebijakan pemberian
sehingga apabila hal ini berlarut-larut akan melemahkan daya tahan perusahaan yang
akan berimbas pada kemungkinan melakukan PHK bagi para karyawannnya demi
mengurangi beban perusahaan atau karena memang perusahaan sudah tidak mampu
lagi beroperasi.
B. Laporan Keuangan Bank
Bank sebagai lembaga jasa keuangan dituntut untuk memberikan transparansi
kondisi keuangan melalui laporan keuangannya dikarenakan keberlangsungan hidup
usaha bank ditentukan oleh tingkat kepercayaan masyarakat. Laporan keuangan bank
dimaksudkan untuk memberikan informasi secara berkala mengenai kondisi bank
secara menyeluruh, termasuk perkembangan usaha, dan kinerja bank.5
1. Pengertian Laporan Keuangan
Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode
tertentu.6 Lebih lanjut lagi menurut Munawir (2002), laporan keuangan merupakan
alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi
keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.7
Dengan demikian, laporan keuangan adalah informasi keuangan perusahaan yang
memuat kondisi dan posisi keuangan yang sesungguhnya. Laporan keuangan juga
harus dibuat sesuai dengan aturan yang berlaku sehingga mudah untuk dibaca,
5
Taswan, Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik, Dan Aplikasi, hlm. 151
6
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012),hlm. 7
7
dipahami, dan dimengerti. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam laporan
keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, laporan merubahan modal, laporan catatan
atas laporan keuangan, dan laporan kas.
Suatu laporan keuangan (financial statement) akan semakin bermanfaat dalam pengambilan keputusan jika dengan informasi yang terkandung di dalamnya dapat
memprediksi yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dengan mengolah laporan
keuangan sedemikian rupa, akan membentu dalam memberikan pertimbangan
mengenai kondisi suatu perusahaan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dibuat pasti memiliki tujuan. Secara umum tujuan
dibuatnya laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi keuangan
perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
tersebut dan juga dalam rangka transparansi keuangan dalam suatu periode tertentu.
Berikut tujuan laporan keuangan menurut APB statement nomor 4:8
8
3. Pihak-Pihak Yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Terdapat beberapa pihak yang selama ini dianggap memiliki kepentingan
terhadap laporan keuangan suatu perusahaan. Masing-masing pihak memunyai
kepentingan dan tujuannya tersendiri atas laporan keuangan yang dikeluarkan.
Berikut pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan:9
a. Kreditur b. Investor
c. Akuntan publik
d. Karyawan perusahaan
e. Bapepam
f. Underwriter
g. Konsumen
h. Pemasok
i. Lembaga penilai
9
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 157-164.
Keuangan APB No. 4
Tujuan kualitatif a. Relevance b. Undestandability c. Verifiability d. Neutrality e. Timeliness f. Comparability g. completeness Tujuan umum Memberikan informasi:
a. Sumber ekonomi
b. Kewajiban
c. Kekayaan bersih
d. Proyeksi laba
e. Perubahan harta
dan kewajiban
f. Informasi relevan Tujuan khusus
Menyajikan laporan:
a. Posisi keuangan
b. Hasil usaha
c. Perubahan
posisi keuangan
secara wajar
sesuai dengan
j. Asosiasi perdagangan
k. Pengadilan
l. Akademisi dan peneliti
m. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pemerintah asing n. Organisasi internasional.
C. Rasio Keuangan Bank
Informasi akuntansi dalam bentuk laporan keuangan memberikan manfaat
kepada pengguna apabila laporan keuangan tersebut dianalisa lebih lanjut sebelum
dimanfaatkan sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan. Analisa laporan
keuangan meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan. Analisa rasio
keuangan dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja
keuangan suatu perusahaan atas kegiatan operasional yang dilakukan.
1. Pengertian Rasio Keuangan Bank
Rasio secara sederhana disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah
dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingan dengan harapan nantinya akan
ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan
diputuskan.10 Analisis rasio (ratio analysis) merupakan salah satu analisis paling popular dan banyak digunakan karena sangat sederhana yang menggunakan operasi
aritmatika, namun interpretasinya sangat kompleks.11 Jadi, rasio keuangan adalah
perbandingan jumlah komponen yang terdapat dalam laporan keuangan.
10
Irham Fahmi, Manajemen Kinerja: Teori Dan Aplikasi, (Bandung: Alfabeta, 2010) hlm.170
11
Analisis rasio keuangan bank merupakan alternatif untuk menganalisa laporan
keuangan bank dengan melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap kondisi
keuangan suatu perusahaan dalam bentuk proporsi. Informasi dalam laporan
keuangan dihitung dengan rasio-rasio keuangan yang sesuai dengan keinginan untuk
menginterpretasikan atau memahami kondisi keuangan pada suatu periode tertentu.
Analisis rasio keuangan dimulai dengan laporan keuangan dasar yang terdiri
dri neraca, laporan laba rugi, kualitas aktiva produktif, dan arus kas. Perhitungan
rasio tersebut akan terlihat jelas jika dihubungkan dengan perhitungan antar waktu
atau melakukan perbandingan dengan perusahaan lain yang sejenis. Penggunaan rasio
keuangan ini tidak saja digunakan oleh pihak internal (manajemen), namun juga
digunakan oleh pihak eksternal seperti akademisi dan investor. Secara umum
penggunaan rasio ini oleh pihak yang telah disebutkan sebelumnya adalah untuk
melihat atau mengevaluasi kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dalam proses
pengambilan keputusan.
2. Manfaat analisis rasio keuangan
Menurut Irham Fahmi (2010), manfaat yang bisa diambil dengan
dipergunakan rasio keuangan, yaitu:12
1) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai alat menilai
kinerja dan prestasi perusahaan
12
2) Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen sebagai
rujukan untuk membuat perencanaan
3) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengevaluasi kondisi
suatu perusahaan dari perspektif keuangan
4) Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor, dapat digunakan
untuk memperkirakan potensi risiko yang akan dihadapi, dikaitkan dengan
adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga dan pengembalian pokok
pinjaman
5) Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak stakeholder
organisasi
3. Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Setiap rasio keuangan yang dibentuk pasti memiliki tujuannya
masing-masing. Hal ini menerangkan bahwa tidak ada batasan yang jelas dan tegas mengenai
berapa rasio yang terdapat pada setiap aspek yang akan dianalisis. Namun, yang
terpenting dalam penggunaan rasio keuangan adalah memahami tujuan penggunaan
rasio keuangan tersebut. Berikut ini akan dijelaskan rasio keuangan yang sering
digunakan untuk mengukur kinerja keuangan bank syariah, rasio-rasio tersebut yaitu:
a. Rasio permodalan/ solvabilitas
Bank pada umumnya dan bank syariah khususnya adalah lembaga yang
didirikan dengan orientasi laba. Kekuatan aspek permodalan ini memungkinkan
berdasarkan ketentuan bank Indonesia dibedakan antara bank yang didirikan dan
berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di
Indonesia. Modal bank yang didirikan dan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas
modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital. Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetor dan
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian sebagai berikut:13
1) Modal disetor
Modal disetor adalah modal yang telah disetor secara efektif oleh pemiliknya.
Bank yang berbadan hukum koperasi, modal disetor terdiri atas simpanan pokok dan
simpanan wajib para anggotanya.
2) Agio saham
Agio saham adalah selisih lebih setoran modal yang diterima oleh bank sebagai
akibat dari harga saham yang melebihi nilai nominalnya.
3) Cadangan umum
Cadangan yang dibentuk dari penyisihan laba ditahan atau laba bersih setelah
dikurangi pajakk dan mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham atau rapat
anggota sesuai anggaran dasar masing-masing.
4) Cadangan tujuan
Cadangan tujuan adalah bagian laba setelah dikurangi pajak yang disisihkan
untuk tujuan tertentu dan telah mendapat persetujuan rapat umum pemegang saham
atau rapat anggota.
13
5) Laba ditahan
Laba ditahan adalah saldo laba bersih setelah dikurang pajak yang oleh rapat
umum pemegang saham atau rapat anggota diputuskan untuk tidak dibagikan
6) Laba tahun lalu
Laba tahun lalu adalah laba bersih setelah dikurangi pajak dan belum ditentukan
penggunaannya oleh rapat umum pemegang saham atau rapat anggota. Jumlah laba
tahun lalu yang diperhitungkan sebagai modal hanya sebesar 50%. Jika bank
mempunyai saldo rugi pada tahun-tahun lalu, seluruh kerugian tersebut menjadi
faktor pengurang dari modal inti.
7) Laba tahun berjalan
Laba tahun berjalan adalah laba yang diperoleh dalam tahun buku berjalan setelah
dikurangi taksiran utang pajak. Jumlah laba tahun berjalan yang diperhitungkan
sebagai modal inti hanya sebesar 50%. Jika bank mengalami kerugian pada tahun
berjalan, seluruh kerugian tersebut menjadi faktor pengurang dari modal inti.
8) Bagian kekayaan bersih anak perusahaan yang laporan keuangannya
dikonsolidasikan
Bagian kekayaan bersih tersebut adalah modal inti anak perusahaan setelah
dikompensasikan nilai penyertaan bank pada anak perusahaan tersebut. Anak
perusahaan adalah bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB) lain yang
mayoritas sahamnya dimiliki oleh bank.
Dalam kerangka paket deregulasi tanggal 29 februari 1991, bank Indonesia
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Persentase kebutuhan modal minimum ini
disebut capital adequacy ratio (CAR)
Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank
(Capital adequacy) didasarkan kepada rasio atau perbandingan antara modal yang dimiliki bank dan jumlah aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). Aktiva dalam
perhitungan ini mencakup aktiva yang tercantum dalam neraca maupun aktiva yang
bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat
kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi pihak ketiga.
Langkah-langkah perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah
sebagai berikut:14
a. ATMR aktiva neraca dihitung dengan cara mengalihkan nilai nominal
masing-masing aktiva yang bersangkutan dengan bobot risiko dari masing-masing-masing-masing pos
aktiva neraca tersebut.
b. ATMR aktiva administratif dihitung dengan cara menglihkan nilai nominal
rekening administratif yang bersangkutan dengan bobot risiko dari
masing-masing pos rekening tersebut
c. Total ATMR = ATMR aktiva neraca + ATMR aktiva administartif.
d. Rasio modal bank dihitung dengan cara menbandingkan antara modal bank
(modal inti + modal pelengkap) dan total ATMR. Rasio tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut:
14
e. CAR 100%
f. Hasil perhitungan rasio diatas, kemudian dibandingkan dengan kewajiban
penyediaan modal minimum (yakni sebesar 8%). Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diketahui apakah bank yang bersangkutan telah memenuhi ketentuan CAR
(kecukupan modal) atau tidak. Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio
modal dan kewajiban penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih,
modal bank yang bersangkutan telah memenihu ketentuan CAR (kecukupan
modal). Sebaliknya, bila hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak
memenuhi ketentuan CAR.
b. Rasio Kualitas Aktiva Produktif15
Penilaian atas kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dilakukan
berdasarkan faktor prospek usaha, kinerja (performnace) nasabah, dan kemampuan membayar. Penilaian terhadap prospek usaha meliputi penilaian terhadap prospek
usaha meliputi penilaiann terhadap potensi prtumbuhan usaha, kondisi pasar dan
posisi nasabah dalam persaingan, kualitas manajemen dan permasalahan tenaga kerja,
dukungan dari grup atau afiliasi, dan upaya yang dilakukan nasabah dalam rangka
memelihara lingkungan hidup. Penilaian terhadap kinerja nasabah meliputi penilaian
terhadap perolehan laba, struktur permodalan, arus kas, dan sensitivitas terhadap
risiko pasar. Penilaian terhadap kemampuan membayar meliputi penilaian terhadap
ketepatan pembayaran pokok dan marjin/ bagi hasil/ fee, ketersediaan dan keakuratan
15
informasi keuangan nasabah, kelengkapan dokumen pembiayaan, kepatuhan terhadap
perjanjian pembiayaan, kesesuaian penggunaan dana, dan kewajaran sumber
pembayaran kewajiban.
Penggolongan kualitas aktiva produktif dalam bentuk pembiayaan dilakukan
dengan mempertimbangkan signifikansi dan materialitas dari setiap faktor penilaian
dan komponen, serta relevansi dari faktor penilaian dan komponen, serta relevansi
dari faktor penilaian dan komponen terhadap nasabah yang bersangkutan. Rasio
kualitas aktiva produktif merupakan rasio antara total pembiayaan yang diberikan
dengan kategori non lancar dengan total pembiayaan yang diberikan (non performing financing)
NPF pembiayaan KL, D, M
total pembiayaan
Pembiayaan yang diberikan dengan kategori non lancar terdiri dari
pembiayaan kurang lancar, diragukan, dan macet. Sedangkan total pembiayaan yang
diberikan adalah pembiayaan dengan kategori lancar, dalam perhatian khusus, kurang
lancar, diragukan, dan macet. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas
pembiayaan bank syariah semakin buruk. Standar terbaik NPF yang ditentukan oleh
bank Indonesia adalah dibawah 5% (<5%).
c. Rasio Rentabilitas/ Profitabilitas/ Earning
Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan bank dalam
yang digunakan, namun dalam penelitian ini menggunakan rasio return on asset
(ROA) untuk menghitung rentabilitas bank. Rasio ROA digunakan untuk mengukur
kemampuan bank dalam menggunakan aset-aset yang dimiliki untuk menghasilkan
keuntungan/ laba. Return on asset (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak
dengan rata-rata total asset/ aktiva.
ROA laba sebelum pajak
rata rata total asset
Laba sebelum pajak dihitung dengan menyetahunkan data pada periode
laporan, contoh: posisi juni = (akumulasi laba per juni dibagi 6) x 12. Sedangkan
rata-rata total asset/ aktiva dihitung dengan menggunakan rata-rata-rata-rata 12 bulan terakhir dari
bulan laporan. Rasio ini banyak diamati oleh pemegang saham atau investor di pasar
modal dikarenakan rasio ini mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba
yang dikaitkan dengan pembayaran deviden (untuk bank yang go public). Semakin
kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan menajemen bank dalam hal
mengelola asset/ aktiva untuk meningkatkan pendapatan dan atau menekan biaya.
Standar terbaik ROA yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah 1,5%.
d. Rasio Efisiensi Usaha
Untuk mengukur kinerja manajemen suatu bank apakah telah menggunakan
semua faktor produksinya dengan tepat guna dan hasil guna, maka melalui rasio-rasio
keuangan disini juga dapat diukur secara kuantitatif tingkat efisien yang telah dicapai
oleh manajemen bank yang bersangkutan. Rasio efisiensi usaha yang digunakan
Rasio biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional yang bertujuan
untuk mengukur efisiensi kegiatan operasikonal bank syariah.
Biaya operasional yang digunakan adalah biaya/ beban operasional termasuk
kekurangan penyisihan penghapusan aktiva produktif per periode laporan. Sedangkan
pendapatan operasional yang digunakan adalah pendapatan setelah distribusi bagi
hasil per periode laporan. Rasio ini digunakan untuk mengukur perbandingan biaya
operasional atau biaya intermediasi terhadap pendapatan operasi yang diperoleh oleh
bank. Semakin tinggi angka ini, mengindikasikan semakin tidak efisien bank syariah
dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan begitu pula sebaliknya. Standar
terbaik BOPO yang ditentukan oleh bank Indonesia adalah di bawah atau sama
dengan 92% (≤92%)
e. Rasio Likuiditas
Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi
kewajiban utang-utangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang diajukan tanpa terjadi penangguhan. Terdapat
banyak sekali rasio likuiditas yang digunakan, namun dalam penelitian ini
menggunakan rasio likuiditas bank. Rasio ini merupakan rasio antara pembiayaan
Total pembiayaan yang diberikan terdiri atas total pembiayaan (mudharabah
dan musyarakah), piutang (murabahah, salam, istishna, qardh, dan ijarah),
pembiayaan lainnya dan piutang multijasa (khusus untuk BPRS). Sedangkan Dana
Pihak Ketiga (DPK) terdiri dari total dana simpanan wadiah dan dana investasi tidak
terikat. Jenis rasio likuiditas ini untuk mengetahui kemampuan bank dalam membayar
kembali kewajiban kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasionya semakin tinggi
tingkat likuiditasnya. Standar terbaik FDR yang ditentukan oleh bank Indonesia
adalah antara 85%-110%
f. Kinerja Bank Secara Keseluruhan
Untuk mengetahui kenerja bank secara keseluruhan adalah dengan cara
menjumlahkan seluruh rasio keuangan, yaitu CAR, ROA, ROE, BOPO, dan FDR
yang sebelumnya diberi bobot nilai tertentu. Perhitunga persentase dan bobot nilai
tertentu. Perhitungan persentase dan bobot rasio-rasio tersebut adalah:
a) CAR
Menurut ketentuan bank Indonesia (PBI No: 15/12/PBI/2013 tentang
penyediaan modal minimum bank umum), suatu bank umum harus memiliki CAR
minimum 8%, sementara rata-rata perbankan sebesar 12% hingga 29%. Variabel ini
mempunyai bobot nilai CAR ditentukan sebagai berikut:
Misalnya suatu bank memiliki nilai CAR 27,16%, maka skor akhir CAR
adalah 20%*100 = 20
b) NPF
Standar terbaik NPF menurut bank Indonesia (PBI No:10/24/PBI/2008
tentang penilaian kualitas aktiva bank umum yang melakasanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah) mengharuskan nilai NPF di bawah 5%, sementara juga
NPF bank di atas 8% dianggap buruk (karena ini merupakan rata-rata NPF industri).
Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai NPF ditentukan sebagai
berikut:
(1) Lebih dari 8%, skor nilai = 0 (2) Antara 5% - 8%, skor nilai = 80 (3) Antara 3% - 5%, skor nilai = 90 (4) Kurang dari 3%, skor nilai = 100
Misalnya, suatu bank memiliki nilai NPF 4,26, maka skor akhir NPF adalah
20%*90 = 18
c) ROA
Menurut ketentuan bank Indonesia, standar terbaik ROA adalah 1,5. Semakin
tinggi rasio ini, maka semakin baik dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan
pendapatan. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai ROA
ditentukan sebagai berikut:
Misalnya, suatu bank memiliki ROA 1,34%, maka skor akhir ROA adalah
20%*90 = 18
d) BOPO
Standar terbaik BOPO menurut bank Indonesia adalah di bawah atau sama
dengan 92%. Semakin rendah rasio ini, maka semakin efisien bank dalam
menjalankan kegiatan operasionalnya. Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%,
maka skor nilai BOPO ditentukan sebagai berikut:
(1) Lebih dari 125%, skor nilai = 0 (2) Antara 92 – 125%, skor nilai = 80 (3) Antara 85%-92%, skor nilai = 90 (4) Kurang dari 85%, skor nilai = 100
Misalnya, suatu bank memiliki nilai BOPO 93,21%, maka skor akhir BOPO
adalah 20%*80=16
e) FDR
Standar terbaik FDR menurut bank Indonesia (PBI No:14/20/PBI/2012
tentang pendanaan jangka pendek bagi bank umum syariah) adalah 85%-110%.
Variabel ini mempunyai bobot nilai 20%, maka skor nilai FDR ditentukan sebagai
berikut:
(1) Kurang dari 50%, skor nilai = 0 (2) Antara 50%-85%, skor nilai = 80 (3) Lebih dari 110%, skor nilai = 90 (4) Antara 85%-110%, skor nilai = 100
Misalnya suatu bank memiliki nilai FDR 90,22%, maka skor nilai akhir FDR
Selanjutnya, skor nilai masing-masing variabel dijumlahkan. Berdasarkan
contoh di atas, maka bernilai 20+18+18+16+20=92. Perhitungan tersebut berlaku
untuk semua bank, sehingga diperoleh kinerja bank secara keseluruhan yang pada
akhirnya akan dibuatkan ranking sesuai jumlah skor.
D. Kinerja Keuangan Bank
Dalam menilai suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik atau tidak, dapat
dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial performance) dan kinerja non keuangan (non financial performance). Namun, penilaian kinerja keuangan paling sering digunakan untuk menilai kinerja suatu perusahaan karena kemudahan
dalam mengakses data yang dibutuhkan. Penilaian kinerja keuangan dilakukan
dengan menggunakan analisis rasio keuangan dengan data dari laporan keuangan.
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Kinerja adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
tersebut bersifat profit oriented dan non profit oriented yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kualitas kinerja yang baik tidak dapat diperoleh begitu saja, namun
haruslah dengan kerja keras serta komitmen dan kedisiplinan yang tinggi dari semua
pihak, baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh
mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan
pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja keuangan bank merupakan
penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan indikator
kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas bank.
Penilaian kinerja keuangan setiap perusahaan adalah berbeda-beda, misalnya pada
sektor keuangan seperti perbankan memiliki ruang lingkup penilaian yang berbeda
dengan ruang lingkup bisnis lainnya. Penilaian ini berbeda karena disebabkan
perbankan sebagai lembaga intermediasi yang bertugas untuk menjembatani pihak
yang kelebihan dana dengan pihak yang kekurangan dana.
Dibawah ini merupakan ayat yang menjelaskan tentang kinerja: surah at-taubah
ayat 105:
دﺎﮭﺸﻟاو ﺐﯿﻐﻟا ﻢﻟﺎﻋﻰﻟإ نودﺮﺘﺳو نﻮﻨﻣﺆﻤﻟاو ﮫﻟﻮﺳرو ﻢﻜﻠﻤﻋ ﮫﻠﻟاىﺮﯿﺴﻓاﻮﻠﻤ ﻋا ﻞ ﻗ و
َ َ ﱠ َ ِ َْ ْ ِ ِ َ َِ َ ﱡ َ َُ َ َ ُِ ْ ُ ْ َ ُ ُ ُ َ َ ُْ ََ َ ُ ﱠ َ ََ َ َُ ْ ِ َُ نﻮﻠﻤﻌﺗ ﻢﺘﻨﻛﺎﻤﺑ ﻢﻜﺌﺒﻨﯿﻓ ة
َ َُ ْ َ ُُْْ َ ِ ْ ُ ُﱢََُ ِ
Dan, katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka, Allah dan Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui akan yang gaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. Kata “i’malû”
berarti beramallah. Kata ini juga bisa berarti “bekerjalah”.
2. Tahap-Tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan
Terdapat 5 (lima) tahap dalam menganalisis kinerja keuangan suatu suatu
perusahaan secara umum, yaitu:
1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan.
Review di sini dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan tersebut dapat
2) Melakukan perhitungan
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi dan
permasalahan yang sedang di lakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan
memberikan sutau kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3) Melakukan perbandingan terhadap hasil yang telah diperoleh
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan
perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang
paling umum dipergunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu:
a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat grafik.
b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitunga rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan
perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara
bersamaan.
4) Melakukan penafsiran (interprettion) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah
dilakukan ketiga tahap tersebut, selanjutnya dilakukan penafsiran untuk melihat
apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perbankan tersebut.
Pada tahap terakhir ini, setelah ditemukan berbagai permaslahan yang dihadapi,
maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar apa yang
menjadi kendala dan hambatan selama ini dapat terselesaikan.
E. Review Study Terdahulu
1. Nida Ulfajriyah. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, 2012. Dengan
judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah Dan Unit Usaha
Syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan suatu Bank.
Penelitian ini menggunakan data 8 Bank umum Syariah dan 21 unit usaha
Syariah. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif deskriptif. Hasil
penelitian menyebutkan bahwa rasio CAR, NPL, ROE, BOPO, LDR, Bank
Umum Syariah tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, sedangkan rasio
ROA menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dari data tersebut dapat dilihat
perbedaan antara penelitian tersebut dengan penelitian yang akan diteliti.
Perbedaan tersebut terdapat ada jenis lembaga yang akan di teliti, serta rentang
waktu yang lebih panjang dalam pengambilan data, yakni dari tahun 2007-2012.
2. Dedy Maulana. Jurusan manajemen fakultas ekonomi dan bisnis, 2009. Dengan
judul Analisis kinerja keuangan (camels) terhadap kepercayaan investor. Periode
penelitian ini adalah tahun 2003- 2008 Bank Syariah Mandiri. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menganalisa pengaruh CAR, PPAP, APB, NPM, ROA, ROE,
LDR dan NIM (rasio CAMELS) terhadap kepercayaan investor secara simultan
yang paling dominan mempengaruhi variabel dependen (kepercayaan investor).
Metode yang digunakan adalah metode regresi linier berganda. Dari hasil
penelitian berdasarkan uji simultan (uji F) menunjukkan bahwa delapan variabel
independen (CAR, PPAP, APB, NPM, ROA, ROE, LDR, dan NIM) berpengaruh
signifikan terhadap keprcayaan investor. Sedangkan berdasarkan uji parsial (uji
T) menunjukkan bahwa dari 8