• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kosentrasi Dekstrin dan Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak Terhadap Mutu Tablet Effervescent

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Kosentrasi Dekstrin dan Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak Terhadap Mutu Tablet Effervescent"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KONSENTRASI DEKSTRIN DAN PERBANDINGAN

SARI MENGKUDU DAN SIRSAK TERHADAP MUTU

TABLET EFFERVESCENT

SKRIPSI

Oleh : DIAN ARYANI 070305023

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(2)

PENGARUH KONSENTRASI DEKSTRIN DAN PERBANDINGAN

SARI MENGKUDU DAN SIRSAK TERHADAP MUTU

TABLET EFFERVESCENT

SKRIPSI

Oleh :

DIAN ARYANI

070305023/TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing

Ir. Setyohadi, M.Sc. Ir. Lasma Nora Limbong Ketua Anggota

DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

ABSTRAK

DIAN ARYANI: Pengaruh Kosentrasi Dekstrin dan Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak terhadap Mutu Tablet Effervescent, dibimbing oleh SETYOHADI dan LASMA NORA LIMBONG.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanyan pengaruh kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap mutu tablet effervescent. Penelitian ini dilakuka pada Januari-Februari 2012 di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu kosentrasi dekstrin (K) : (4, 8, 12, 16%) dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak (90:10%, 80:20%, 70:30%, 60:40%). Parameter yang dianalisa adalah : kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa. Perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH, dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa. Interaksi kedua faktor memberikan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap daya larut dan uji organoleptik rasa tetapi berbeda tidak nyata terhadap kadar air, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna dan aroma. Kosentrasi dekstrin 16% dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak 60:40 menghasilkan tablet effervescent yang terbaik dan lebih diterima.

Kata Kunci : Tablet Effervescent, Dekstrin, Sari Mengkudu, Sari Sirsak

ABSTRACT

DIAN ARYANI: Effect of dextrin concentrate and Composition of Noni and Soursop Juice on the Quality of Effervescent, supervised by SETYOHADI and LASMA NORA LIMBONG.

The aims of this research was to find the effect of dextrin concentrate and composition of noni and soursop juice on the quality of effervescent tablet. This research was conducted in January-February 2012 at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors, i.e.: dextrin concentrate (K) : (4,8,12,16%) and composition noni abd soursop juice (M) : (90:10, 80:20, 70:30 and 60:40%). Parameters analyzed were moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, Ph, and organoleptic values of colour, flavor, and taste.

The results showed that dextrin concentration had highly significant effect on moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, pH and organoleptic values of colour, flavour and taste. The composition of noni and soursop juice had highly significant effect of moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, Ph and organoleptic values of colour, flavour and taste. Interaction of the two factors had highly significant effect solubility and organoleptic values of taste but had no significant effect on moisture content, solubility time, vitamin C content, total acid, pH and oragnoleptic values of colour and flavour. Dextrin concentratinon of 16% and composition of noni and soursop juice of 60:40% produced the best quality of effervescent tablet.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Pematang Siantar pada tanggal 06 Januari 1990 dari ayah Mujiono dan ibu Sri Yanti. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Dolok Batu Nanggar dan pada tahun yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Teknologi Hasil Pertanian, Departemen Teknologi Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Teknologi Hasil Pertanian (IMTHP) dan Agriculture Technology Moeslem (ATM).

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan karunianyaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Kosentrasi Dekstrin dan Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak Terhadap Mutu Tablet Effervescent”.

Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang penulis yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis selama ini. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Ir. Setyohadi, MSc dan Ibu Ir. Lasma Nora Limbong selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian, sampai pada ujian akhir.

Di samping itu, penulis juga menyampaikan terima kasih kepada semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Departemen Teknologi Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebutkan satu per satu di sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, April 2012

(6)
(7)

Model Rancangan ... 17

Pelaksanaan Penelitian ... 17

Pengamatan dan Pengukuran Data ... 18 Pengaruh Kosentrasi Dekstrin terhadap Parameter yang Diamati ... 25

Pengaruh Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak terhadap Parameter yang Diamati ... 26

Kadar Air Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap kadar air ... 26

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air ... 27

Pengaruh interaksi antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air ... 29

Daya Larut Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap daya larut ... 29

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut ... 31

Pengaruh interaksi antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut ... 33

Kecepatan Larut Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut ... 35

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut ... 36

Pengaruh interaksi antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut ... 38

Kadar Vitamin C Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C ... 38

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C ... 39

Pengaruh interaksi antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C ... 41

Total Asam Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap total asam ... 41

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam ... 43

(8)

pH

Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap pH ... 45

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH ... 45

Pengaruh interaksi antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH ... 46

Uji Organoleptik Warna Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik warna ... 48

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap ujji organoleptik warna ... 49

Pengaruh interaksi antara antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji organoleptik warna ... 51

Uji Organoleptik Aroma Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik aroma ... 51

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap ujji organoleptik aroma ... 53

Pengaruh interaksi antara antara kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji organoleptik aroma ... 54

Uji Organoleptik Rasa Pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik rasa ... 54

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap ujji organoleptik rasa... 56

(9)

DAFTAR TABEL

No. Hal.

1. Komposisi kimia mengkudu per 100 gram bagian yang dapat

dimakan ... 5

2. Komposisi kimia buah sirsak setiap 100 gram bahan ... 8

3. Skala uji hedonik warna ... 22

4. Skala uji hedonik rasa ... 22

5. Skala uji hedonik aroma ... 22

6. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati . 25 7.. Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap parameter yang diamati ... 26

8. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air ... 26

9. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air ... 28

10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar daya larut ... 30

11. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut ... 31

12. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudud dan sirsak terhadap daya larut ... 35

13. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut ... 36

14 Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut ... 38

15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar kadar vitamin C ... 40

(10)

17. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap

kadar total asam ... 43 18 Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan

sirsak terhadap total asam ... 45 19. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap pH 47 20 Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan

sirsak terhadap pH ... 48 21. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap uji

organoleptik warna ... 50 22. Uji LSR utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan

sirsak terhadap uji organoleptik warna ... 51 23. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap uji

organoleptik aroma ... 53 24. Uji LSR utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan

sirsak terhadap uji organoleptik aroma ... 54 25. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap uji

organoleptik rasa ... 55 26. Uji LSR utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan

sirsak terhadap uji organoleptik rasa ... 57 27. Uji LSR efek utama pengaruh interaksi antara konsentrasi

dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Hal.

1. Skema pembuatan sari mengkudu dan sirsak ... 23 2. Skema pembuatan tablet effervescent dari sari mengkudu dan

sirsak ... 24 3. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar air ... 27 4. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

kadar air ... 29 5. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap daya larut ... 31 6. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya

larut ... 32 7. Hubungan interaksi antara konsentrasi dekstrin dan

perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut ... 34 8. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut ... 36 9. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

kecepatan larut ... 37 10. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C ... 39 11. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

kadar vitamin C ... 41 12. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap total asam ... 43 13. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

total asam ... 44 14. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap pH ... 46 15. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH . 47 16. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik warna 49 17. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji

(12)

18. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik aroma 52 19. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji

organoleptik aroma ... 54 20. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap uji organoleptik rasa .... 56 21. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji

organoleptik rasa ... 57 22. Hubungan interaksi antara konsentrasi dekstrin dan

perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap uji

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal.

1. Data analisis sidik ragam kadar air ... 65

2. Data analisis sidik ragam daya larut... 65

3. Data analisis sidik ragam kecepatan larut ... 66

4. Data analisis sidik ragam kadar vitamin C ... 66

5. Data analisis sidik ragam total asam ... 67

6. Data analisis sidik ragam pH ... 67

7. Data analisis sidik ragam uji organoleptik warna ... 68

8. Data analisis sidik ragam uji organoleptik aroma ... 68

(14)

ABSTRAK

DIAN ARYANI: Pengaruh Kosentrasi Dekstrin dan Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak terhadap Mutu Tablet Effervescent, dibimbing oleh SETYOHADI dan LASMA NORA LIMBONG.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanyan pengaruh kosentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap mutu tablet effervescent. Penelitian ini dilakuka pada Januari-Februari 2012 di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian USU, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 2 faktor yaitu kosentrasi dekstrin (K) : (4, 8, 12, 16%) dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak (90:10%, 80:20%, 70:30%, 60:40%). Parameter yang dianalisa adalah : kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kosentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa. Perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH, dan uji organoleptik warna, aroma dan rasa. Interaksi kedua faktor memberikan memberikan pengaruh berbeda sangat nyata terhadap daya larut dan uji organoleptik rasa tetapi berbeda tidak nyata terhadap kadar air, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan uji organoleptik warna dan aroma. Kosentrasi dekstrin 16% dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak 60:40 menghasilkan tablet effervescent yang terbaik dan lebih diterima.

Kata Kunci : Tablet Effervescent, Dekstrin, Sari Mengkudu, Sari Sirsak

ABSTRACT

DIAN ARYANI: Effect of dextrin concentrate and Composition of Noni and Soursop Juice on the Quality of Effervescent, supervised by SETYOHADI and LASMA NORA LIMBONG.

The aims of this research was to find the effect of dextrin concentrate and composition of noni and soursop juice on the quality of effervescent tablet. This research was conducted in January-February 2012 at the Laboratory of Food Technology, Faculty of Agriculture, North Sumatera University, Medan, using completely randomized design with two factors, i.e.: dextrin concentrate (K) : (4,8,12,16%) and composition noni abd soursop juice (M) : (90:10, 80:20, 70:30 and 60:40%). Parameters analyzed were moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, Ph, and organoleptic values of colour, flavor, and taste.

The results showed that dextrin concentration had highly significant effect on moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, pH and organoleptic values of colour, flavour and taste. The composition of noni and soursop juice had highly significant effect of moisture content, solubility, solubility time, vitamin C content, total acid, Ph and organoleptic values of colour, flavour and taste. Interaction of the two factors had highly significant effect solubility and organoleptic values of taste but had no significant effect on moisture content, solubility time, vitamin C content, total acid, pH and oragnoleptic values of colour and flavour. Dextrin concentratinon of 16% and composition of noni and soursop juice of 60:40% produced the best quality of effervescent tablet.

(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki banyak jenis buah unggulan, seperti pepaya, sirsak, jambu biji dan lain – lain, yang memiliki sejumlah kelebihan dan kelemaha. Dimana buah-buahan ini sangat berguna untuk kesehatan dan menambah nilai gizi pada tubuh kita. Sedangkan kelemahannya antara lain mudah rusak (perishable) sehingga memiliki kendala dalam pengangkutan maupun pengolahan, oleh karena itu masih memerlukan penanganan dalam tahap budi daya dan pasca panennya.

Ada juga buah yang dahulunya tidak berharga/bermanfaat, sekarang memiliki nilai ekonomis yang tinggi misalnya buah mengkudu atau pace (tergantung dengan daerahnya) dengan nama latin (Morinda citrifolia). Buah ini terkenal dengan rasanya yang tidak enak dan baunya yang sangat tidak disukai oleh manusia. Saat ini buah mengkudu mulai dilirik orang karena dapat dijadikan sebagai tanaman tradisional yang berkhasiat dan dapat menyaembuhkan berbagai macam penyakit. Namun karena kurangnya sumber daya untuk mengeksploitasi, potensi tanaman ini menjadi tidak menarik. Ditambah lagi terkesan kotor dan juga aromanya yang tidak sedap. Untuk itu diperlukan penanganan yang serius sehingga buah ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satu cara pengolahan buah mengkudu ini adalah mengolahnya menjadi minuman berkarbonasi dalam bentuk tablet effervescent.

(16)

penambahan sari buah sirsak. Khasiat buah sirsak karena mengandung vitamin C cukup tinggi, sirsak dimanfaatkan sebagai zat anti-sorbutik yang dapat mengatasi kekurangan vitamin C dalam tubuh. Buah sirsak juga berkhasiat sebagai anti sembelit, pengobatan batu empedu, dan meningkatkan nafsu makan.

Tablet effervescent ini dapat dibuat dengan cara mengempa bahan-bahan aktif berupa sumber asam dan sumber karbonat. Komponen asam yang digunakan dapat berasal dari tiga sumber utama, yaitu asam makanan (asam sitrat, asam tartrat, asam suksinat), asam anhidrat (asam sitrat anhidrat) dan garam asam (sodium dihidrogen phosphate, garam sitrat) sedangkan komponen basa karbonat yang biasa digunakan dalam tablet effervescent antara lain : kalium bikarbonat dan natrium karbonat.

Dalam pembuatan tablet effervescent inu perlu ditambahkan penstabil yang berguna untuk meningkatkan kelarutan, melapisi senyawa volatil dan melindungi dari pengaruh absorbsi air dari udara terbuka. Contoh penstabil yang dapat digunakan adalah desktrin.

Pada kesempatan ini, penulis mencoba untuk mengkombinasikan kelebihan-kelebihan yang terdapat pada buah mengkudu dan mencampurkannya dengan sari sirsak dengan berbagai konsentrasi untuk membentuknya menjadi tablet effervescent, dengan memperhatikan konsentrasi natrium bikarbonat dan konsentrasi dekstrin pada effervescent tersebut,. Hal inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian tentang “ Pengaruh Konsentrasi Dekstrin dan

Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak Terhadap Mutu Tablet

(17)

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap mutu tablet effervescent.

Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Semoga penelitian ini juga dapat berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan dalam industri tablet effervescent,

Hipotesis Penelitian

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

Mengkudu

Mengkudu merupakan perdu atau pohon kecil yang tumbuh agak membengkok, tinggi 3-8 cm, dan bercabang banyak, Letak daun berhadapan secara bersilang, bentuknya bulat telur sampai berbentuk ellips, panjang 10-40 cm, lebar 15-17 cm, tebal mengilap, tepi rata, ujung runcing, bagian pa ngkal menyempit, tulang daunnya menyirip, warna hijau tua, Buah masak berdaging dan berair, warnanya kuning pucat atau kuning kotor, berbau busuk, berisi banyak biji yang berwarna cokelat kehitaman (Wijayakusuma dan Dalimartha, 1999).

Bagian tanaman mengkudu yang paling banyak dimanfaatkan adalah buahnya, dan yang paling populer sediaanya dalam bentuk jus, Disamping prosesnya lebih mudah dilakukan, sediaan jus terbukti lebih alami dan dapat terserap kedalam tubuh lebih cepat, Industri tanaman obat pun sebagian memanfaatkan buah mengkudu, bukan bagian tanaman lain (Tony, 2003).

(19)

Komposisi Kimia Mengkudu

Untuk menghasilkan jus mengkudu yang berkualitas harus dipenuhi beberapa persyaratan pengolahannya, mulai dari pengadaan bahan baku sampai teknik pengolahannya. Penguasaan teknik pemilihan bahan baku dan teknologi pengolahan yang benar akan menghasilkan jus mengkudu dengan bentuk, rasa dan aroma yang enak dengan tidak mengubah struktur kandungan ilmiahnya, Sehingga akan menjadikan jus yang memiliki nilai jual yang tinggi (Tony, 2003).

Secara keseluruhan mengkudu merupakan buah makanan bergizi lengkap. Zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh, seperti protein, vitamin, dan mineral penting, tersedia dalm jumlah cukup pada buah dan daun mengkudu. Selenium adalah salah satu mineral yang terdapat pada mengkudu merupakan antioksidan yang hebat (Anugerah, 2012).

Menurut Chetan (2011) dapat dijelaskan bahwa komposisi kimia mengkudu 100 gram bagian yang dapat dimakan adalah sebagai berikut,

Tabel 1. Komposisi kimia mengkudu per 100 gram bagian yang dapat dimakan

Komposisi Kimia Jumlah (%)

Air 89,10

Protein 2,90

Lemak 0,60

Karbohidrat 2,20

Serat 3

Abu 1,20

Lain-lain 1

Manfaat Mengkudu

(20)

khasiat dan manfaat buah mengkudu yang disebut baik, manjur untuk pengobatan antara lain hipertensi (tekanan darah tinggi), hepatitis (radang hati/liver), peluruh (untuk melancarkan air seni), batuk, masuk angin, radang tenggorokan dan diabetes mellitus (kencing manis) (Purbaya, 2007).

Zat-zat yang ada di dalam buah mengkudu memiliki khasiat sebagai antara lain merangsang respon pembentukan kekebalan tubuh , membersihkan darah, mengatur fungsi sel, regenerasi sel rusak dan menghambat pertumbuhan tumor (Tony, 2003).

Sirsak

Tanaman sirsak berasal dari Amerika Selatan. Tumbuhan ini berbatang kecil dan rendah. Tinggi tanaman sirsak antara 3 sampai 8 meter. Buah sirsak berbiji banyak. Warna bijinya hitam licin dan mengkilap. Buah sirsak yang masih muda berduri rapat dan runcing. Buah sirsak yang telah tua berwarna hijau keputih-putihan dengan sekat duri jarang dan tumpul. Buah sirsak dapat dipetik bila telah cukup tua. Buah sirsak akan cepat masak bila diperam pada tempat yang lembab. Buah sirsak yang masak dipohon, rasanya lebih manis daripada peraman (Naesin, 2002).

Buah sirsak sebaiknya dipanen setelah tua benar tetapi masih keras. Buah ini dianggap tua setelah duri-durinya berjauhan dan warna kulitnya yang tadinya hijau mengkilap menjadi hijau kusam hijau kekuningan. Di daerah yang iklimnya tidak mengenal musim, buah sirsak dapat dijumpai sepanjang tahun, tetapi biasanya 1-3 kali panen (Samson, 1986).

(21)

mencapai tingkat perkembangan maksimum, yang menjamin dapat tercapainya proses pematangan yang sempurna. Ketuaan dapat ditandai dari bentuk buah, warna kulit, ukuran buah (panjang, lebar dan berat), serta kerapatan duri (Sjaifullah, 1996).

Komposisi Kimia Sirsak

Bagian tanaman sirsak, termasuk daun dan buah, mengandung senyawa yang cukup bernilai, seperti fruktosa, lemak, protein, kalsium, fosfor, besi, vitamin A, vitamin B dan vitamin C. Metabolit sekunder yang terkandung di dalamnya adalah senyawa golongan tanin, fitosterol dan alkaloida. Tiap 100 gram sirsak mengandung 65 kalori; protein 1,0 g; lemak 0,3 g; serat 2 g; karbohidrat 16,3 g; kalsium 14 mg; fosfor 27 mg; besi 0,6 mg; vitamin A 10 mg; vitamin B1 0,07 mg; vitamin C 20 mg; dan air 81,79 g (Wikipedia, 2011b).

Buah sirsak terdiri dari 67,5% daging buah, 20% kulit buah, 8,5% biji buah, dan 4% inti buah. Setelah air, kandungan zat gizi yang terbanyak dalam sirsak adalah karbohidrat. Salah satu jenis karbohidrat pada buah sirsak adalah gula pereduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9–93,6% dari kandungan gula total. Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/100 g), sehingga sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal dari asam organik non volatil, terutama asam malat dan asam sitrat (Novita, 2011).

(22)

Manfaat Sirsak

Kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada sirsak merupakan antioksidan yang sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan (tetap awet muda). Mineral yang cukup dominan adalah fosfor dan kalsium, masing-masing sebesar 27 dan 14 mg/100 g. Kedua mineral tersebut penting untuk pembentukan massa tulang, sehingga berguna untuk membentuk tulang yang kuat serta menghambat osteoporosis (Novita, 2011).

Khasiat dari buah sirsak ini memberikan anti tumor/kanker yang sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain menyembuhkan kanker, buah sirsak juga berfungsi sebagai anti bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit/cacing, menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali sistem syaraf yang kurang baik (Verheij dan Coronel, 1997).

Tabel 2. Komposisi Kimia Buah Sirsak Setiap 100 gram bahan

Komposisi Kimia Jumlah

Air (g) 81,70

Protein (g) 1,00

lemak (g) 0,30

Karbohidrat (g) 16,30

Energi (kal) 65,00

Kalsium (mg) 14,00

Pospor (mg) 27,00

Besi (mg) 0,60

Vitamin A (SI) 10,00

Vitamin C (mg) 20,00

(23)

Khasiat buah sirsak karena mengandung vitamin C cukup tinggi, sirsak dimanfaatkan sebagai zat anti-sorbutik yang dapat mengatasi kekurangan vitamin C dalam tubuh. Buah sirsak juga berkhasiat sebagai anti sembelit, pengobatan batu empedu, dan meningkatkan nafsu makan (Novita, 2011).

Tablet Effervescent

Tablet effervescent adalah sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida (CO2). Tablet effervescent terdiri dari campuran antara natrium bikarbonat dengan asam sitrat atau asam tartrat yang apabila dicelup kedalam air maka akan berbuih atau membentuk gas CO2 (Cepsden, 2011).

Effervescent didefenisikan sebagai bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia larutan. Gas yang dihasilkan saat pelarutan effervescent adalah karbon dioksida sehingga dapat memberikan efek sparkling (rasa seperti air soda) (Lieberman, dkk., 1992).

Reaksinya adalah sebagai berikut :

C6H8O7 + 3 NaHCO3 Na3C6H5O7 + 4 H2O + 3 CO2

Asam sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida H2C4H4O6 + 2 NaHCO3 Na2C4H4O6 + 2 H2O + 2 CO2

Asam sitrat Na-Bikarbonat Na-Sitrat Air Karbondioksida (Cepsden, 2011)

(24)

akan berlangsung terus secara cepat karena hasil reaksi adalah air. Kelarutan dari bahan baku merupakan salah satu hal yang penting dalam pembuatan tablet effervescent. Jika kelarutannya kurang baik maka reaksi tidak akan terjadi dan

tablet tidak larut dengan cepat (Lieberman, dkk., 1992).

Manfaat Effervescent

Keuntungan tablet effervescent adalah bentuk sediaan tablet dengan penyiapan bahan-bahan dalam waktu seketika jika mengandung dosis yang tepat. Sedangkan kerugian tablet effervescent adalah kesukaran untuk menghasilkan produk yang stabil secara kimia. Bahkan kelembaban udara selama pembuatan produk mungkin sudah cukup untuk memulai reaktivitas effervescent. Selama reaksi berlangsung, air yang dibebaskan dari bikarbonat menyebabkan autokatalisis dari reaksi. Kelembaban udara di sekitar tablet setelah wadahnya di buka juga dapat menyebabkan penurunan kualitas yang cepat dari produk, setelah sampai di tangan konsumen. Karena itu tablet effervescent dikemas secara khusus dalam kantong lembaran alumunium kedap udara atau kemasan padat dalam tabung silindris dengan ruang udara yang minimum. Alasan lain untuk kemasan adalah kenyataan bahwa tablet biasanya telah dikempa sehingga cukup mudah untuk menghasilkan reaksi effervescent dalam waktu yang cepat (Banker dan Anderson, 1994).

Ada berbagai keuntungan sediaan tablet effervescent seperti di bawah ini : 1. Memberi cita rasa menyenangkan karena membantu menutup rasa zat aktif

yang tidak menyenangkan.

(25)

3. Dapat dikemas secara individual untuk mencegah masuknya kelembaban sehingga menghindari masalah ketidakstabilan kandungan selama penyimpanan.

4. Dapat diberikan kepada pasien yang sulit menelan tablet atau kapsul (setelah dilarutkan terlebih dulu dalam air minum).

5. Zat aktif yang tidak stabil apabila disimpan dalam larutan bercair akan lebih stabil dalam tablet effervescent

(Siregar dan Wikarsa, 2010).

Dekstrin

Dekstrin adalah golongan karbohidrat dengan berat molekul tinggi yang merupakan modifikasi pati dengan asam. Dekstrin mudah larut dalam air, lebih cepat terdispersi, tidak kental serta lebih stabil daripada pati. Fungsi dekstrin yaitu sebagai pembawa bahan pangan yang aktif seperti bahan flavor dan pewarna yang mempunyai sifat mudah larut air dan bahan pengisi (filler) karena dapat meningkatkan berat produk dalam bentuk bubuk (Ribut dan Kumalaningsih, 2004).

Dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menajdi gula oleh panas, asam dan atau enzim. Maltosa, sukrosa dan laktosa adalah disakarida yang memiliki rumus empiris sama (C12H22O11) tetapi berbeda dalam

struktur. Dekstrin dan pati memiliki rumus umum yang sama , – [Cx(H2O)y)]n -

(26)

Penambahan dekstrin ke dalam produk dapat mengurangi kerusakan vitamin C. Fennema (1985) mengemukakan bahwa dekstrin tersusun atas unit glukosa yang dapat mengikat air, sehingga oksigen yang larut dapat dikurangi, akibatnya proses oksidasi dapat dicegah. Dekstrin memiliki sifat melindungi senyawa volatil dan senyawa yang peka terhadap panas atau oksidasi.

Bahan-bahan Tambahan

Sukrosa

Sukrosa adalah disakarida yang mempunyai peran penting dalam pengolahan makanan dan banyak terdapat pada tebu, bit, siwalan dan kelapa kopyor. Sukrosa merupakan gula yang murah dan diproduksi dalam jumlah besar. Secara komersial gula pasir dibuat melalui proses penyulingan dan kristalisasi (Almatsier, 2001).

Sukrosa juga dikenal dengan gula meja, terdapat terutama dalam gula tebu. Hidrolisis sukrosa menghasilkan D-glukosa dan D-fruktosa yang sama banyak. Sukrosa sangat mudah larut pada rentang suhu yang lebar. Sifat ini menjadikan sukrosa bahan yang sangat baik untuk sirup dan makanan lain yang mengandung gula (deMan, 1989).

(27)

padat). Nilai intensitas rasa manis biasanya diukur dengan membandingkannya dengan kemanisan sukrosa 100% (Cahyadi, 2009).

Asam sitrat

Sumber asam yang paling umum digunakan dalam pembuatan tablet effervescent adalah asam sitrat dan asam tartarat. Asam sitrat terdapat dalam bentuk serbuk hablur, anhidrat, dan bentuk monohidrat. Asam sitrat bersifat higroskopis sehingga harus dijaga dari masuknya udara terutama bila disimpan dalam ruang dengan kelembaban udara yang tinggi (Wilisa, 2009).

Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan danminuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup (Wikipedia, 2011c) Asam sitrat merupakan asam yang umum digunakan sebagai asam makanan dan harganya relatif murah. Asam ini memiliki kelarutan yang tinggi, mempunyai kekuatan asam yang tinggi dan tersedia dalam bentuk granular, anhidrat dan bentuk monohidrat. Selain itu, tersedia juga dalam bentuk serbuk. Asam ini sangat higroskopis, oleh karena itu penanganan dan penyimpanannya memerlukan perhatian khusus (Lieberman, dkk., 1992).

(28)

seperti Mn, Mg, Fe yang sangat dibutuhkan sebagai katalis dalam reaksi biologis (Buckle, dkk., 1987).

Natrium Bikarbonat

Gas CO2 atau gas karbondioksida digunakan dalam proses pembuatan

minuman berkarbonasi. Dalam minuman ringan, gas CO2 memberi rasa ”menggigit” di tenggorokan dan membuat buih ketika minuman tersebut

dituangkan. Sejak pertama kali minuman buih dibuat hingga sekarang, bahan yang dipakai untuk membuatnya menjadi basa selalu sama yaitu karbondioksida. Bahan ini terdapat dalam atmosfir bumi secra alami sebagai gas yang tidak berwarna dan tidak berbau (Novlin, 2002).

Karbonasi merupakan pelarutan karbomdioksida di dalam air dengan kondisi temperatur dan tekanan yang terkontrol. Penyerapan karbondioksida akan semakin banyak dengan anaiknya tekanan dan turunnya temperatur. Keuntungan NaHCO3 ini adalah relatif tidak mempengaruhi rasa, harganya relatif murah dan

tingkat kemurniannya tinggi (Hidayat dan Agustin, 2005).

Sumber karbonat, digunakan sebagai bahan penghancur dan sumber timbulnya gas yang berupa CO2 pada tablet effervescent. Sumber karbonat yang

(29)

BAHAN DAN METODA

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2011 – Januari 2012 di Laboratorium Teknologi Pangan, Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah mengkudu dan sirsak yang dibeli di Pasar Sore, Medan sedangkan bahan tambahannya adalah dekstrin, sukrosa, asam sitrat dan natrium bikarbonat.

Bahan Kimia Penelitian

Reagensia yang digunakan dalam penelitian ini adalah Iodin 0,01N, larutan NaOH 0,1N, pati 1%, phenoptalein 1%, dan akuadest.

Alat Penelitian

(30)

Metode Penelitian (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL), yang terdiri dari dua faktor, yaitu:

faktor I : konsentrasi dekstrin (K) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu: K1 = 4 %

K2 = 8 %

K3 = 12 %

K4 = 16 %

faktor II : perbandingan sari mengkudu dan sirsak (M) yang terdiri dari 4 taraf, yaitu:

M1 = 90% : 10%

M2 = 80% : 20%

M3 = 70% : 30%

M4 = 60% : 40%

Banyaknya kombinasi perlakuan atau Treatment Combination (Tc) adalah 4 x 4 = 16, maka jumlah ulangan (n) minimum adalah sebagai berikut:

Tc (n-1) ≥ 15 16 (n-1) ≥ 15 16 n ≥ 31

n ≥ 1,93...dibulatkan menjadi 2

(31)

Model Rancangan (Bangun, 1991)

Penelitian ini dilakukan dengan model rancangan acak lengkap (RAL) dua faktorial dengan model sebagai berikut:

ijk= µ + αi+ βj + (αβ)ij+ εijk

dimana:

ijk : Hasil pengamatan dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf

ke-j dalam ulangan ke-k µ : Efek nilai tengah

αi : Efek faktor Kpada taraf ke-i

βj : Efek faktor M pada taraf ke-j

(αβ)ij : Efek interaksi faktor K pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j

εijk : Efek galat dari faktor K pada taraf ke-i dan faktor M pada taraf ke-j dalam ulangan ke-k

Apabila diperoleh hasil yang berbeda nyata dan sangat nyata maka uji dilanjutkan dengan uji beda rataan, menggunakan uji Least Significant Range (LSR).

Pelaksanaan Penelitian

(32)

yang telah dihancurkan disaring untuk mendapatkan sari buah dengan perbandingan sari buah mengkudu dan sirsak 90:10, 80:20, 70:30, 60:40 sebanyak 200 gr.

Campuran sari buah sebanyak 200 gr kemudian dimasak lalu ditambahkan tepung gula 10 gr, asam sitrat 1 %, dan dekstrin dengan konsentrasi perlakuan 4%, 8%, 12% dan 16% dari berat bahan, diaduk hingga tercampur rata, setelah itu dikeringkan di dalam oven dengan suhu 60oC . Tepung yang terbentuk lalu dihaluskan dengan blender . Untuk menyeragamkan ukuran kehalusannya, tepung diayak dengan ayakan 30 mesh.

Tepung hasil ayakan ditambahkan Natrium bikarbonat (NaHCO3),

kemudian ditambahkan asam sitrat 40% dan 300% tepung gula dari berat tepung sari mengkudu dan sirsak yang dihasilkan, setelah itu dihomogenkan lalu dicetak per tablet. Tablet effervescent yang dihasilkan dikemas dengan menggunakan plastik dan ditutup dengan rapat dengan menggunakan plastic clip sehingga udara tidak dapat masuk.

Pengamatan dan Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap parameter sebagai berikut:

1. Kadar air (%) 2. Daya larut (%)

3. Kecepatan larut (gr/detik)

4. Kadar vitamin C (mg/100 g bahan) 5. Total asam (%)

(33)

7. Uji organoleptik warna (numerik) 8. Uji organoleptik aroma (numerik) 9. Uji organoleptik rasa (numerik)

Parameter Penelitian

1. Penentuan Kadar Air (%) (Dengan Metode Oven) (AOAC, 1984)

Ditimbang bahan sebanyak 5 gram, dimasukkan ke dalam aluminium foil yang telah diketahui berat kosongnya. Kemudian bahan tersebut dikeringkan dalam oven dengan suhu sekitar 105 oC – 110 oC selama 3 jam, selanjutnya didinginkan di dalam desikator selama 15 menit lalu ditimbang kembali. Setelah itu, bahan dipanaskan kembali di dalam oven selama 30 menit, kemudian didinginkan kembali dengan desikator selama 15 menit lalu ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan.

Kadar air = 100%

awal berat

akhir berat awal

berat

x

2. Penentuan Daya Larut (%) (SNI, 1989)

(34)

Sampel tersebut dimasukkan lagi ke dalam oven selama 30 menit, lalu diangkat dan ditimbang. Perlakuan ini diulangi sampai diperoleh berat yang konstan.

Daya larut = 100%

4. Penentuan Kadar Vitamin C (mg /100 gr bahan) (Ranganna, 1977)

Ditimbang bahan sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan akuades sampai volume 100ml. Diaduk hingga rata dan disaring dengan kertas saring. Diambil filtrat sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan 2-3 tetes larutan pati 1% dan dititrasi dengan Iodium

0,01N. Titrasi dianggap selesai bila telah terbentuk warna biru stabil.

(35)

5. Penentuan Total Asam (%) (Ranganna, 1977)

Ditimbang bahan sebanyak 10 gram, dimasukkan ke dalam beaker glass dan ditambahkan akuades sampai volume 100 ml. Diaduk hingga merata dan disaring dengan kertas saring dan diambil filtratnya sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer dan ditambahkan phenolptalein 1% 2-3 tetes. Kemudian dititrasi dengan menggunakan larutan NaOH 0,1N. Titrasi dihentikan setelah timbul warna merah jambu yang stabil.

Total asam = 100%

6. Penentuan pH (Leonard, W.A., 1987)

Ditimbang 2 gram lalu dimasukkan ke dalam gelas ukur yang berisi akuades 100 ml sampai tablet hancur dan larut semua. Elektroda dari pH meter dicelupkan ke dalam larutan buffer (penyangga) terlebih dahulu untuk kalibrasi alat. Kemudian dicelupkan ke dalam larutan sampel yang akan dianalisis keasamannya (pH). Nilai pH-nya akan tertera langsung pada layar digital pH meter tersebut.

7. Uji Organoleptik Warna (Numerik) (Soekarto,1985)

(36)

Tabel 3. Skala uji hedonik terhadap warna

8. Uji Organoleptik Aroma (Numerik) (Soekarto,1985)

Satu tablet effevescent dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air masak 200 ml sampai tablet hancur dan larut semua. Penentuan nilai organoleptik dilakukan oleh panelis sebanyak 15 orang terhadap aroma dengan uji kesukaan secara hedonik, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 4. Skala uji hedonik terhadap aroma

Skala Hedonik Skala Numerik

9. Uji Organoleptik Rasa (Numerik) (Soekarto,1985)

Satu tablet effevescent dimasukkan ke dalam gelas yang berisi air masak 200 ml sampai tablet hancur dan larut semua. Penentuan nilai organoleptik dilakukan oleh panelis sebanyak 15 orang terhadap rasa dengan uji kesukaan secara hedonik, dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 5. Skala uji hedonik terhadap rasa

(37)

Skema pembuatan tablet effervescent dari sari mengkudu dan sirsak dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Gambar 1 dibawah ini menunjukkan proses pembuatan sari mengkudu dan sirsak sedangkan Gambar 2 menunjukkan proses pembuatan tablet effervescent dari sari mengkudu dan sirsak.

Gambar 1. Skema pembuatan sari mengkudu dan sirsak Penyaringan

Sirsak Mengkudu

Disortasi

Dikupas

Ditrimming

Pengambilan Sari Buah (Buah : Air masak = 1:2) dengan Blender

Sari Mengkudu

Penyaringan

Sari Sirsak Diblanshing pada suhu 75-95oC

selama 5 menit

Diblanshing pada suhu 75-95oC selama 5 menit

Diblanshing pada suhu 75-95oC

Pengambilan Sari Buah (Buah : Air masak = 1:2) dengan Blender

Pencampuran Sari

Dicuci Dicuci

(38)

Gambar 2. Skema pembuatan tablet effervescent dari sari mengkudu dan sirsak Dimasak

Penambahan tepung gula 10 gr , asam sitrat 1 %

Homogenisasi

Pengeringan dengan oven 60oC

Pencetakan Tablet

sitrat 40% dan tepung gula 300% dari berat tepung

Uji Organoleptik : - Warna (numerik) - Aroma (numerik) - Rasa (numerik) Sari mengkudu dan sirsak Mengkudu : Sirsak

(39)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengaruh Konsentrasi Dekstrin terhadap Parameter yang Diamati Secara umum hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh terhadap kadar air, daya larut, kecepatan larut, kadar vitamin C, total asam, pH dan nilai uji organoleptik (warna, aroma dan rasa) seperti pada Tabel 6.

Tabel 6. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati. Konsentrasi Dekstrin (K)

Pengaruh Perbandingan Sari Mengkudu dan Sirsak terhadap Parameter yang diamati

(40)

Tabel 7. Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap parameter

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air

Dari hasil analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 8. 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 8 dapat diketahui bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata dengan

(41)

K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Kadar air tertinggi diperoleh pada perlakuan

K1 yaitu sebesar 4,13% dan terendah terdapat pada K4 yaitu sebesar 3,29%.

Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar air pada tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3 dibawah ini menunjukkan hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar air mengikuti garis linier. Bahwa semakin tinggi konsentrasi dekstrin yang ditambahkan maka kadar air tablet effervescent akan semakin menurun. Hal ini dikarenakan dekstrin tersusun atas unit glukosa yang dapat mengikat air, sehingga oksigen yang larut dapat dikurangi (Fennema, 1985) sehingga kadar air pada bahan pun berkurang.

Gambar 3. Hubungan pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar air

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air

(42)

Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sari sirsak terhadap kadar air

Jarak LSR

Perbandingan

Sari Mengkudu Rataan Notasi

0,05 0,01 dan Sirsak 0,05 0,01

- - - M1=90%:10% 3,71 c C

2 0,069 0,095 M2=80%:20% 3,74 c C

3 0,073 0,100 M3=70%:30% 3,85 b AB

4 0,074 0,102 M4=60%:40% 3,89 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 9 dapat dilihat bahwa perlakuan M1 berbeda tidak nyata dengan

M2 dan berbeda sangat nyata dengan M3 dan K4. Perlakuan M2 berbeda sangat

nyata dengan M3 dan M4. Perlakuan M3 berbeda nyata dengan M4. Kadar air

tertinggi terdapat perlakuan M4 yaitu sebesar 3,89% dan terendah terdapat pada

M1 yaitu sebesar 3,71%.

(43)

Gambar 4. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air

Pengaruh interaksi antara konsensentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar air

Dari hasil analisis sidik ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar air tablet effervescent yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Daya Larut

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap daya larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut tablet effervescent. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan konsentrasi dekstrin terhadap daya larut tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 10.

3.71 3.74 3.85 3.89

000 001 002 003 004

M1=90:10 M2=80:20 M3=70:30 M4=60:40

K

adar

ai

r

(%

)

(44)

Tabel 10. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap daya larut

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Dekstrin 0,05 0,01

- - - K1 = 4% 90,89 d D

2 0,560 0,771 K2 = 8% 92,78 c C

3 0,588 0,810 K3 = 12% 94,45 b B

4 0,603 0,830 K4 = 16% 96,42 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata dengan K2, K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata

dengan K3 dan K4. Perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Daya larut

tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 96,42% dan terendah terdapat

pada K1 yaitu sebesar 90,89%.

(45)

Gambar 5. Hubungan konsentrasi dekstrin terdap daya larut

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa perbandingan sari mengkudu dan sari sirsak memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap daya larut tablet effervescent. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Uji LSR efek utama perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut

Jarak LSR

Perbandingan

Sari Mengkudu Rataan Notasi

0,05 0,01 dan Sirsak 0,05 0,01 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

(46)

tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 98,20% dan terendah terdapat

pada K1 yaitu sebesar 89,00%.

Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6 dibawah ini menunjukkan

hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut. Bahwa semakin tinggi perbandingan sari mengkudu dan sirsak yang ditambahkan maka daya larut tablet effervescent akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena sari mengkudu dan sirsak memiliki kandungan asam cukup tinggi, mudah larut dalam air dan merupakan komponen penting yang mempengaruhi daya larut tablet effervescent. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet

effervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi effervescent tidak akan

terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat (Irma, 2011).

Gambar 6. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut.

089 092

095 098

000 020 040 060 080 100

M1=90:10 M2=80:20 M3=70:30 M4=60:40

D

aya

larut

(

%)

(47)

Pengaruh interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 1) dapat dilihat bahwa interaksi penambahan gum arab dan jenis pemanis memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhdap daya larut tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Uji LSR efek utama interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut

Jarak LSR Perlakuan Rataan Notasi 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

(48)

terdapat pada perlakuan K4M4 yaitu sebesar 99,77% dan terendah terdapat pada

K1M1 yaitu sebesar 86,00%.

Hubungan interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7 dibawah ini menujukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak maka semakin tinggi daya larut tablet effervescent. Hal ini disebabkan karena dekstrin bersifat sangat larut dalam air panas atau dingin, dengan viskositas yang relatif rendah. Sifat tersebut akan mempermudah penggunaan dekstrin bila dipakai dalam konsentrasi yang cukup tinggi (Lineback dan Inlett, 1982). Begitu juga perbandingan sari mengkudu dan sirsak yang memiliki kandungan asam cukup tinggi, mudah larut dalam air dan merupakan komponen penting yang mempengaruhi daya larut tablet effervescent. Kelarutan merupakan sifat bahan baku yang penting dalam tablet

effervescent. Jika komponen tablet tidak larut, reaksi effervescent tidak akan

terjadi dan tablet tidak akan terdisintegrasi secara cepat (Irma, 2011)

Gambar 7. Hubungan interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap daya larut

(49)

Kecepatan larut

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecepatan larut talet effervescent. Hasil uji LSR pengaruh kosentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 13. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Dekstrin 0,05 0,01

- - - K1 = 4% 0,034 d D

2 0,001 0,001 K2 = 8% 0,035 c C

3 0,001 0,001 K3 = 12% 0,037 b B

4 0,001 0,001 K4 = 16% 0,038 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 13 dibawah ini dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda

sangat nyata dengan K2, K3 , dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan

K3 dan K4. Perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Nilai tertinggi terdapat

pada perlakuan K4 yaitu sebesar 0,038 gr/detik dan terendah pada perlakuan K1

yaitu sebesar 0,034 gr/detik.

(50)

kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet (Irma, 2011).

Gambar 8. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kecepatan larut.

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kecepatan larut tablet effervescent yang dihasilkan, Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut

Jarak LSR

Perbandingan

Sari Mengkudu Rataan Notasi

0,05 0,01 dan Sirsak 0,05 0,01 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

(51)

Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa perlakuan M1 memberikan pengaruh

yang berbeda sangat nyata dengan M2, M3, dan M4. M2 berbeda sangat nyata

dengan M3 dan M4. M3 berbeda sangat nyata dengan M4. Kecepatan larut terlarut

tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 0,043g/detik dan terendah

terdapat pada M1 yaitu sebesar 0,030 g/detik.

Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut pada tablet effervescent dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 dibawah ini menunjukkan bahwa kecepatan larut yang rendah pada tablet effervescent terdapat pada perlakuan M4 yang diduga dikarenakan perbandingan sari mengkudu dan

sirsak yang digunakan hanya mengandung asam yang rendah. Sehingga tablet membutuhkan waktu larut yang lebih lama. Kecepatan larut lebih penting dari kelarutan karena zat yang terlarut lambat dapat merintangi desintegrasi tablet dan menghasilkan residu yang tidak disukai (Irma, 2011).

Gambar 9. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap

(52)

Pengaruh interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kecepatan larut tablet effervescent memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Kadar Vitamin C

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa pengaruh konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar vitamin C tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Dekstrin 0,05 0,01

- - - K1 = 4% 18,75 c B

2 0,769 1,058 K2 = 8% 19,37 bc B

3 0,807 1,112 K3 = 12% 19,75 ab AB

4 0,828 1,140 K4 = 16% 20,27 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 15 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 memberikan pengaruh

berbeda tidak nyata dengan K2, berbeda nyata dengan K3 dan berbeda sangat

nyata dengan K4. Perlakuan K2 berbeda tidak nyata dengan K3 dan berbeda

(53)

vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan K4 yaitu sebesar 20,27 mg/100 gr

bahan dan terendah terdapat pada A1 yaitu sebesar 18,75 mg/ 100 gr bahan.

Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 dibawah ini menunjukkan bahwa semakin banyak konsentrasi dekstrin yang ditambahkan pada tablet effervescent maka semakin tinggi kadar vitamin C yang dihasilkan. Hal ini disebabkan karena penambahan dekstrin ke dalam produk dapat mengurangi kerusakan vitamin C. (Fennema,1985) mengemukakan bahwa dekstrin tersusun atas unit glukosa yang dapat mengikat air, sehingga oksigen yang larut dapat dikurangi, akibatnya proses oksidasi dapat dicegah. Dekstrin memiliki sifat melindungi senyawa volatil dan senyawa yang peka terhadap panas atau oksidasi.

Gambar 10. Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap kadar vitamin C

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01)

(54)

terhadap kadar vitamin C tablet effervescent yang dihasilkan, sehingga hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C

Jarak LSR

Perbandingan

Sari Mengkudu Rataan Notasi

0,05 0,01 dan Sirsak 0,05 0,01

- - - M1=90%:10% 16,83 d D

2 0,769 1,058 M2=80%:20% 18,67 c C

3 0,807 1,112 M3=70%:30% 20,15 b B

4 0,828 1,140 M4=60%:40% 22,48 a A

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa perlakuan M1 memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata dengan M2, M3 dan M4. Perlakuan M2 berbeda sangat nyata

M3, dan M4. Perlakuan M3 berbeda sangat nyata dengan M4. Kadar vitamin C

tertinggi terdapat pada perlakuan M4 yaitu sebesar 22,48 mg/100 gr bahan dan

terendah terdapat pada M1 yaitu sebesar 16,38 mg/ 100 gr bahan.

(55)

pada buah inilah yang mempengaruhi meningkatnya kadar vitamin C pada tablet effervescent.

Gambar 11. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap kadar vitamin C

Pengaruh interaksi antara pengaruh konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan dekstrin

Dari hasil analisis ragam (Lampiran 2) dapat dilihat bahwa konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap kadar vitamin C tablet effervescent yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan.

Total Asam

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap total asam

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa pengaruh dekstrin memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap total asam tablet effervescent dapat dilihat pada Tabel 17.

16.74

(56)

Tabel 17. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap total asam

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Dekstrin 0,05 0,01

- - - K1 = 4% 3,51 a A

2 0,179 0,246 K2 = 8% 3,20 b B

3 0,188 0,258 K3 = 12% 2,75 c C

4 0,192 0,265 K4 = 16% 2,44 d D

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 memberikan pengaruh

berbeda sangat nyata nyata dengan K2, K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat

nyata dengan K3, dan K4. Perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Total

asam tertinggi terdapat pada perlakuan K1 yaitu sebesar 3,51% dan terendah

terdapat pada K4 yaitu sebesar 2,44%.

Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap total asam dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 dibawah ini menunjukkan hubungan pengaruh konsentrasi dekstrin terhadapa total asam mengikuti persamaan garis linier. Bahwa semakin tinggi konsentrasi dekstrin maka total asam yang pada tablet effervescent semakin menurun. Hal ini terjadi karena semakin tinggi konsentrasi

(57)

Gambar 12. Hubungan pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap total asam

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam (%)

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap total asam tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Uji LSR efek utama pengaruh sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa perlakuan M1 memberikan pengaruh

berbeda nyata dengan M2 dan berbeda sangat nyata dengan M3 dan M4. Perlakuan

(58)

M4. Total asam tertinggi terdapat pada perlakuan M1 yaitu sebesar 3,36% dan

terendah terdapat pada M4 yaitu sebesar 2,58%.

Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 dibawah ini menunjukkan bahwa perbandingan sari mengkudu dan sirsak yang menurun maka total asam pada pada tablet effervescent semakin menurun. Hal ini disebabkan karena sari mengkudu dan sirsak mengandung kandungan vitamin C yang cukup tinggi dimana vitamin C mudah rusak oleh oksidasi. Oksidasi ini sendiri dapat dihambat bila sari buah tetap berada dalam keadaan asam. Menurut (Winarno, 1995) oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam, atau pada suhu.

Gambar 13. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam

(59)

Pengaruh interaksi antara konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap total asam

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa interaksi pengaruh konsentrasi dekstrin dan perbandingan sari mengkudu dan dekstrin memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap total asam tablet effervescent yang dihasilkan, sehingga uji LSR tidak dilanjutkan

pH

Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap pH

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa oengaruh konsentrasi dekstrin memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pH tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap pH dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Uji LSR efek utama pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap pH

Jarak LSR Konsentrasi Rataan Notasi

0,05 0,01 Dekstrin 0,05 0,01

- - - K1 = 4% 5,83 a A

2 0,032 0,044 K2 = 8% 5,59 b B

3 0,033 0,046 K3 = 12% 5,38 c C

4 0,034 0,047 K4 = 16% 4,93 d D

Keterangan : Notasi huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata pada taraf 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 19 dapat dilihat bahwa perlakuan K1 berbeda sangat nyata

dengan K2, K3 dan K4. Perlakuan K2 berbeda sangat nyata dengan K3 berbeda dan

K4. Perlakuan K3 berbeda sangat nyata dengan K4. Nilai pH tertinggi terdapat

pada perlakuan K1 yaitu sebesar 5,83 dan terendah terdapat pada perlakuan K4

(60)

Hubungan konsentrasi dekstrin terhadap pH dapat dilihat pada Gambar 14. Gambar 14 dibawah ini menunjukkan hubungan pengaruh konsentrasi dekstrin yang semakin tinggi pada tablet effervescent maka pH semakin menurun. Hal ini disebabkan karena dekstrin adalah karbohidrat yang dibentuk selama hidrolisis pati menjadi gula oleh panas , asam dan atau enzim (Hidayat, 2008), sehingga dengan kata lain penambahan konsentrasi dekstrin mengakibatkan pH menjadi menurun karena gula yang terbentuk pada saat dekstrin ditambahkan pada pembuatan tablet effervescent .

Gambar 14. Hubungan pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap pH

Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH

Dari daftar analisis ragam (Lampiran 3) dapat dilihat bahwa perbandingan sari mengkudu dan sirsak memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap pH tablet effervescent yang dihasilkan. Hasil uji LSR pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH dapat dilihat pada Tabel 20

= 0.867A - 1.109 r = 0.972

004 004 004 005 005 006 006

0 4 8 12 16

pH

(61)

Tabel 20. Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak 5% (huruf kecil) dan berbeda sangat nyata pada taraf 1% (huruf besar).

Dari Tabel 20 dapat dilihat bahwa perlakuan M1 memberikan pengaruh

yang berbeda tidak nyata terhadap M2 dan berbeda sangat nyata dengan M3 dan

M4. Perlakuan M2 berbeda sangat nyata dengan M3 dan M4. Perlakuan M3

berbeda tidak nyata dengan M4. Nilai pH tertinggi terdapat pada perlakuan M1

yaitu sebesar 5,46 dan terendah terdapat pada M3 dan M4 yaitu sebesar 5,41.

Gambar 15. Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap pH

Hubungan perbandingan sari mengkudu dan sirsak dapat dilihat pada Gambar 15 diatas yang menunjukkan perbandingan sari mengkudu dan sirsak yang semakin menurun maka pH yang dihasilkan menurun. Hal ini terjadi karena disebabkan kandungan asam sari buah semakin meningkat sehingga pH menurun.

5.46 5.45 5.41 5.41

Gambar

Tabel 5. Skala uji hedonik terhadap rasa
Gambar 1. Skema pembuatan sari mengkudu dan sirsak
Tabel 6. Pengaruh konsentrasi dekstrin terhadap parameter yang diamati.
Tabel 7. Pengaruh perbandingan sari mengkudu dan sirsak terhadap parameter yang diamati
+7

Referensi

Dokumen terkait

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

Karena begitu kuatnya pengaruh atau apresiasi tradisi budaya lokal, sebagian ahli mengidentifikasi proses Islamisasi di Indonesia sebagai adhesi, yakni konversi ke dalam Islam tanpa

e. untuk trafe tepi dengan pertimbangan posisi lantai atas tidak berubah, karena perubahan akan mengakibatkan perubahan keseluruhan bangunan maka tinggi bersih trafe juga akan

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis deskriptif terhadap hasil belajar siswa pada materi pokok pesawat sederhana yang

Melakukan pembongkaran bangunan cazebo yang berada di antara bangunan inti dan bangunan belakang (bangunan 2 lantai yang sudah dibongkar terlebih dahulu). Melakukan

menjadikan ryoukan menjadi salah satu tempat wisata yang harus dikunjungi. Tersedianya tempat ryoukan membuat wisatawan lebih mudah

The front side of the sanctuary of early Edô period memorial cloisters of Myôshin-ji temple was extended by 0.5 to 0.75 ken and the rear side was expanded out by 0.75 to 1.25

4) Sumber daya. Sumber daya baik moril maupun materil dapat menjadi modal yang membantu melancarkan rencana-rencana. Bekerja keras dan usaha yang sungguh-sungguh merupakan