UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III MEDAN
HAMBATAN PENYALURAN KREDIT
PADA PT. BANK SUMUT
CABANG UTAMA MEDAN
SKRIPSI MINOR
Oleh :
IWAN JULIUS RAJAGUGUK
062101178
KEUANGAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara Medan
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat, karunia serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga
dapat menyelesaikan Skripsi Minor ini dan sebagai salah satu syarat
menyelesaikan studi pada Jurusan Keuangan Program Diploma III Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Adapun judul Skripsi Minor yang penulis
ajukan adalah :
“HAMBATAN PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK SUMUT
CABANG UTAMA MEDAN”
Meskipun Skripsi Minor init telah penulis susun dengan segala
kemampuan yang ada, namun penulis menyadari bahwa di dalamnya masih
banyak terdapat kekurangan, karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis
miliki. Namun demikian penulis telah berupaya semaksimal mungkin untuk
penyempurnaan Skripsi Minor ini.
Dalam penyelesaian Skripsi Minor ini penulis telah banyak menerima
masukan berupa motivasi, semangat, dan bimbingan yang sangat berharga dari
berbagai pihak, baik didapat secara langsung ataupun tidak langsung. Untuk itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terimakasih dan rasa hormat yang
sedalam-dalamnya kepada :
1. Ayahanda Victor Rajagukguk dan Ibunda Rusmian Sihombing yang
tercinta serta seluruh keluarga yang tersayang yang telah banyak membantu
dan memberi dukungan baik moril maupun materil, sehingga penulis dapat
menyelesaikan studi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Keuangan Universitas
2. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, M.Sc selaku Ketua Jurusan Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Syafrizal Helmi, SE, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Keuangan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
5. Ibu Yasmin Chairunisa Muchtar, SP, MBA selaku Dosen Pembimbing
yang telah banyak memberikan waktu, pemikiran, dan pengarahan pada
penulis dalam penyelesaian Skripsi Minor ini.
6. Bapak dan Ibu dosen Pengajar serta Staff Pegawai yang banyak membantu
penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Pimpinan, Staff, dan seluruh Karyawan PT. Bank Sumut Cabang
Utama Medan yang telah memberikan bantuan selama mengadakan riset
sehingga selesainya Skripsi Minor ini.
8. Abang dan Kakak tersayang Jefta Rajagukguk, Eva Norayani Rajagukguk,
Ando Rajagukguk, Eryn Sembiring, Melky Pardosi terimakasih atas
dukungan, motivasi dan doanya buat penulis.
9. Teristimewa buat sahabat-sahabat ku Elfrina Siahaan, Dedy Sihombing, Deus
Sihombing, Reymond Hutasoit atas segala dukungan dan doanya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi Minor ini.
10.Rekan-rekan mahasiswa jurusan keuangan stambuk 2006 serta semua pihak
yang telah banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, segala jasa dan budi baik dari semua pihak yang diberikan
kepada penulis semoga mendapat ganjaran dari Tuhan Yang Maha Esa, dan
dengan kerendahan hati penulis berharap semoga Skripsi Minor ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan setiap pembaca serta almamater tercinta Universitas
Sumatera Utara.
Medan, Desember 2010
Penulis
DAFTAR ISI
A. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Bank Sumut ... 7
B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 8
C. Tugas dan Tanggungjawab Struktur Organisasi Pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan ... 10
D. Pengertian Kredit dan Jenis-Jenis Kredit ... 19
E. Syarat-Syarat dan Pertimbangan Dalam Pemberian Kredit ... 28
F. Bentuk Agunan Dalam Penyaluran Kredit ... 35
G. Hambatan Dalam Penyaluran Kredit ... 41
BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Perkembangan dunia bisnis dewasa ini di negara kita terlihat semakin
memacu laju pertumbuhan negara. Hal ini dipastikan akan sangat membantu
dalam meningkatkan taraf hidup rakyat. Oleh sebab itu pemerintah perlu
melakukan suatu perubahan-perubahan atas strategi yang diterapkan dalam
dunia bisnis.
Sehubungan dengan usaha pemerintah dalam meningkatkan fungsi dari
dunia bisnis di Indonesia yang sekaligus untuk memacu laju perekonomian
negara, maka dalam hal ini pemerintah harus memperhatikan peran dan fungsi
dari perbankan Indonesia, yaitu menunjang pelaksanaan pembangunan
nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan
stabilitas nasional ke arah peningkatan dari kesejahteraan rakyat banyak.
Berdasarkan dari uraian ini, bahwa dunia perbankan tidak akan terlepas dari
pembangunan nasional negara kita.
Selanjutnya peran bank dalam mendukung kegiatan bisnis pasti akan
sangat besar pula. Dimana kita ketahui bahwa bank bekerja dalam
menyalurkan kredit kepada pengusaha. Kredit bank diperlukan bagi
pengusaha kecil, menengah, dan juga pengusaha yang telah memiliki modal
besar.
Oleh sebab itu pemerintah kita dewasa ini berusaha untuk semakin
mempererat kerjasama dengan pihak bank dalam upaya meningkatkan peran
Bank-bank yang dikelola oleh pemerintah ataupun bank swasta
sekarang ini telah semuanya turut ambil bagian dalam penyaluran kredit bagi
pengusaha yang membutuhkan tambahan modal kerja. Peran dari bank yang
demikian akan sangat membantu dalam kelancaran operasional usaha yang
telah menerima kredit tersebut. Karena itu pihak bank dimintakan untuk
memberi kemudahan dalam pelayanan penyaluran kredit kepada para
pengusaha yang membutuhkannya. Sama halnya dengan pengusaha yang
memanfaatkan kredit bank agar kiranya dalam menyelesaikan pelunasan
kreditnya sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Namun dalam realisasinya penyaluran kredit oleh bank belum tentu
berjalan dengan lancar karena tidak semua nasabah dapat mengembalikan
kredit sesuai dengan perjanjian, artinya masih ada kredit yang macet. Dan ini
merupakan kendala yang cukup berat yang harus dihadapi oleh bank dalam
usahanya untuk menyalurkan kredit. Dari pihak nasabah sendiri banyak
kendala yang harus dihadapi, misalnya mereka tidak sanggup untuk
mengembalikan kredit yang telah dipinjam karena penurunan penjualan dan
sebagainya.
Dari semua uraian di atas jelaslah terlihat bahwa banyak hambatan
yang dihadapi oleh pihak bank maupun pihak nasabah dalam hal perkreditan.
Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas mengenai
hambatan-hambatan dalam perkreditan ini. Dan selanjutnya penulis memilih judul
“HAMBATAN PENYALURAN KREDIT PADA PT. BANK SUMUT
B. PERUMUSAN MASALAH
Seperti kita ketahui bahwa kegiatan penyaluran kredit merupakan salah
satu kegiatan usaha dari bank, dimana dalam hal ini bank akan menyalurkan
semua dana yang diperolehnya dari simpanan atau tabungan masyarakat
kepada berbagai pihak yang akan membutuhkan kredit dari bank.
Untuk menarik minat dari para nasabah yang membutuhkan kredit,
maka perlu kiranya pihak bank menerapkan suatu metode yang memiliki
strategi yang baik dalam penyaluran kredit yang dibutuhkan nasabah. Apabila
kita mengetahui sekarang ini tentang persaingan antar bank yang semakin
tajam dalam usahanya menarik minat para nasabah yang membutuhkan kredit.
Karena itulah penulis merasakan dalam penyaluran kredit bank
menemukan masalah atau hambatan dalam penyaluran kredit. Serta apa yang
dibutuhkan dalam menanggulangi hambatan-hambatan dalam penyaluran
kredit.
Dapat disimpulkan yang menjadi permasalahan pokok dari penulisan
skripsi ini adalah apa hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Bank Sumut
C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui secara jalas jenis-jenis kredit yang disalurkan dan
jaminan yang diterima bank.
b. Untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin timbul
dalam penyaluran kredit bank.
c. Untuk mengetahui strategi penanggulangan atas hambatan yang
timbul dalam penyaluran kredit.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi penulis, berguna untuk memenuhi salah satu syarat akademik
dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
b. Bagi lembaga pendidikan, berguna sebagai suatu bahan masukan
bagi yang membutuhkannya.
c. Bagi pihak PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan, dapat menjadi
suatu bahan masukan dan menjadi bahan pertimbangan dalam
D. METODE PENELITIAN DATA
Untuk menyelesaikan masalah yang terdapat dalam skripsi ini
diperlukan data. Untuk memperoleh data dilakukan penelitian, maka dalam
pembahasan ini penulis menggunakan dua metode penelitian yaitu :
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data ilmiah yang berhubungan
dengan pokok-pokok permasalahan yang dibahas. Metode ini dilakukan
dengan cara membaca dan mempelajari literature-literature yang
berhubungan dengan skripsi ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian yang langsung dilakukan pada objek yang dipilih yaitu pada PT.
Bank Sumut Cabang Utama Medan. Untuk mengumpulkan data tersebut
penulis menggunakan dua cara yaitu :
a. Dengan Wawancara
Yaitu dengan mengajukan pertanyaan secara langsung kepada
pihak-pihak yang berkepentingan di PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.
b. Dengan Observasi
Yaitu dengan pelaksanaan suatu studi dari pengamatan dan pencatatan
E. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besar pembahasan dalam skripsi ini dilaksanakan
dengan empat bab. Dalam setiap bab akan dibagi atas beberapa sub bab sesuai
denagn penulisan lebih lanjut. Adapun sistematika pembahasan dan penulisan
skripsi ini adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini mencakup alasan pemilihan judul, perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data, dan
diakhiri sistematika pembahasan.
BAB II : PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
Bab ini mencakup sejarah singkat perusahaan, struktur
organisasi, pengertian bank, pengertian kredit, syarat-syarat dan
pertimbangan dalam memberikan kredit, dan hambatan dalam
penyaluran kredit.
BAB III : ANALISA DAN EVALUASI
Di dalam bab ini akan dianalisa dan dievaluasi seluruh hasil
penelitian yang diperoleh dari perusahaan.
BAB IV : KESIMPULAN DAN SARAN
Skripsi ini akan ditutup dengan suatu kesimpulan dan saran yang
BAB II
GAMBARAN UMUM PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
A. SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA PT. BANK SUMUT
Pendirian Perusahaan dan Perkembangan Bank Pembangunan
Daerah Sumut didirikan pada tanggal 4 November 1961 dengan Akte
Notaris Rusli Nomor 22 dalam bentuk Perseroan Terbatas. Berdasarkan
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1962 tentang ketentuan pokok Bank
Pembangunan Daerah, bentuk badan usaha diubah menjadi Badan Usaha
Milik Daerah (BUMD) melalui Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera
Utara Nomor 5 Tahun 1965, dengan modal dasar sebesar Rp
100.000.000,00 dan saham dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I
Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II Sumatera Utara.
Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat
I Sumatera Utara Nomor 2 tahun 1999, bentuk badan diubah kembali
menjadi perseroan terbatas dengan nama Bank Sumut. Perusahaan tersebut
dituangkan dalam Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun
1999 Notaris Alina Hanum Nasution, SH, dan telah mendapat pengesahan
dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor 54 tanggal 6 Juli
1999. Modal dasar pada saat itu ditetapkan sebesar Rp
400.000.000.000,00. Dan karena pertimbangan kebutuhan proyeksi
pertumbuhan bank, maka pada tanggal 15 Desember 1999 melalui Akte
B. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN
Struktur Organisasi merupakan gambaran sistematis tentang bagian
tugas dan tanggungjawab serta hubungannya. Pada hakekatnya jumlah
kegiatan dan hubungan serta wewenang yang mempunyai fungsi
terorganisir.
Struktur Organisasi bukanlah merupakan tujuan akhir dari
perusahaan tetapi merupakan alat perusahaan untuk mencapai tujuan yang
telah direncanakan dan ditetapkan oleh perusahaan tersebut. Dengan
adanya struktur organisasi perusahaan maka dapat dilihat dengan jelas
pembagian tugas dan tanggungjawab dari tiap-tiap bagian yang ada di
dalamnya, dalam melakukan kegiatannya.
Dengan adanya struktur organisasi yang terorganisir dengan
sempurna, maka kegiatan dalam organisasi akan berjalan dengan lancar
dan akan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan secara efektif.
Sebelum penulis mambahas struktur organisasi dari Bank Sumut
Cabang Utama Medan, maka penulis terlebih dahulu membahas mengenai
pengertian dari organisasi dan struktur organisasi itu sendiri.
Menurut James D. Mooney :
“Organisasi adalah bentuk setiap persekutuan manusia untuk
Menurut Chester Bernard :
“Organisasi adalah system kegiatan kerjasama dari dua orang
atau lebih”.
Sehingga dapat disimpulkan organisasi adalah sekelompok orang
yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak dapat
dicapai secara perorangan.
Di Indonesia sendiri organisasi tumbuh dengan sangat pesat
dengan berbagai bentuk dan manifestasinya. Oleh karena itu, setiap
pimpinan perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan
baik, dan mengetahui bagaimana manajemen organisasi itu berkembang
dengan baik, karena perkembangan pemikiran tentang kegiatan manusia
semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin tajam.
Dan untuk dapat terus bertahan dalam situasi seperti ini seorang pimpinan
yang baik sangat dibutuhkan untuk dapat mengorganisir suatu perusahaan
atau organisasi.
Hubungan kerjasama antara sekelompok orang yang terdapat
dalam suatu organisasi dituangkan dalam suatu struktur organisasi.
Menurut Dra. Adelaide Pardede :
“Struktur organisasi menggambarkan pembagian kerja,
hubungan wewenang antara orang-orang atau unit atau bagian dalam
Secara umum pengertian dari struktur organisasi adalah merupakan
suatu susunan pekerjaan dari masing-masing pekerjaaan yang terdapat
dalam suatu perusahaan, mulai dari tingkat yang paling atas hingga tingkat
yang paling bawah, yang tersususun dengan sedemikian rupa pada suatu
perusahaan.
C. TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB STRUKTUR ORGANISASI
PADA PT. BANK SUMUT CABANG UTAMA MEDAN
1. Kepala Bagian Pemasaran Kredit
Tugas Kepala Bagian Pemasaran Kredit :
a. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada
pimpinan cabang utama tentang langkah-langkah atau tindakan
yang perlu diambil di bidang tugasnya.
b. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh
operasional seksi kredit umum, seksi kredit profesi, seksi kredit
SPK.
c. Melaksanakan kegiatan pemasaran kredit, bank garansi dan
produk/jasa perbankan lainnya yang berhubungan dengan bidang
perkreditan.
d. Menyusun jadwal taksasi/retaksasi barang agunan dan peninjauan
usaha/proyek.
e. Turut serta sebagai salah satu anggota komite pemutus kredit.
f. Menata administrasi dan pengarsipan dokumen yang berhubungan
g. Mempersiapkan dan menyusun agenda rapat komite pemutus
kredit.
Tanggungjawab Kepala Bagian Pemasaran Kredit :
a. Bertanggungjawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan
seluruh operasional dalam bidang tugasnya kepada pimpinan
cabang utama.
b. Bertanggungjawab atas pencapaian target pemasaran kredit.
c. Bertanggungjawab atas rahasia bank dan rahasia jabatan.
d. Bertanggungjawab atas kelayakan dan kualitas kredit yang
direalisir.
e. Bertanggungjawab atas biaya-biaya di unit kerjanya dengan
mengacu pada standar rasio yang sehat.
f. Bertanggungjawab atas keamanan dan keselamatan dokumen,
peralatan dan inventaris di lingkungan kerja unitnya
g. Bertanggungjawab atas kelancaran dan ketepatan waktu
laporan-laporan yang berhubungan dengan tugasnya.
2. Kepala Seksi Kredit Lainnya
Tugas Kepala Seksi Kredit Lainnya :
a. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada
pimpinan cabang utama tentang langkah-langkah atau tindakan
yang perlu diambil di bidang tugasnya.
b. Melakukan pembinaan dan pengawasan, pengaturan seluruh
c. Membantu kepala bagian pemasaran kredit dalam upaya pemasaran
kredit.
d. Melaksanakan kegiatan pemasaran produk-produk bank dan jasa
perbankan lainnya yang berhubungan dengan bidang perkreditan.
e. Mempersiapkan agenda rapat pemutus kredit dan turut serta dalam
komite pemutus kredit.
f. Menata arsip di lingkungan unit kerjanya.
g. Meneruskan permohonan, bahasan analisa dan berkas lainnya ke
kantor pusat untuk kredit yang melebihi wewenang pimpinan
cabang utama setelah mendapatkan persetujuan komite pemutus
kredit.
h. Menyiapkan laporan yang diperlukan baik untuk kepentingan
intern maupun ekstern yang berhubungan dengan unit kerjanya.
Tanggungjawab Kepala Seksi Kredit Lainnya:
a. Bertanggungjawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan
seluruh operasional dalam bidang tugasnya kepada kepala bagian
pemasaran.
b. Bertanggungjawab atas kelancaran atas pelaksanaan program
kunjungan dan pemantauan terhadap debitur.
c. Bertanggungjawab atas kelancaran penagihan pelunasan dan
angsuran pokok serta bunga kredit yang telah direalisasi.
d. Bertanggungjawab atas kelayakan dan kualitas kredit yang
e. Bertanggungjawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan seksinya dengan mengacu pada standar rasio yang
sehat.
3. Kepala Seksi Kredit SPK
Tugas Kepala Seksi Kredit SPK:
a. Melaksanakan kegiatan pemasaran produk-produk bank dan jasa
perbankan lainnya yang berhubungan dengan bidang perkreditan.
b. Memeriksa kebenaran SPK, cessie dan dokumen yang
berhubungan dengan perkreditan.
c. Menerima permohonan, memeriksa, melakukan analisa
permohonan, dan membuat serta menatausahakan bank garansi
baik dengan kontra garansi maupun tunai/blokir sesuai ketentuan
yang berlaku.
d. Mempersiapkan agenda rapat komite pemutus kredit dan turut serta
dalam komite pemutus kredit.
e. Meneruskan permohonan, bahan analisa, dan berkas lainnya ke
kantor pusat untuk kredit yang melebihi wewenang pimpinan
cabang utama setelah mendapat persetujuan komite pemutus kredit.
Tanggungjawab Kepala Seksi Kredit SPK:
a. Bertanggungjawab atas kelancaran dan kebenaran pelaksanaan
seluruh operasional dalam bidang tugasnya kepada kepela-kepala
bagian pemasran kredit.
b. Bertanggungjawab atas kelancaran pelaksanaan program
c. Bertanggungjawab atas kelayakan dan kualitas kredit yang
diberikan.
d. Bertanggungjawab atas kelancaran penagihan, pelunasan dang
angsuran pokok serta bunga kredit yang telah direalisir.
e. Bertanggungjawab atas pencapaian target pemasaran kredit.
f. Bertanggungjawab atas biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
kepentingan seksinya dengan mengacu pada standar rasio yang
sehat.
g. Bertanggungjawab atas kebenaran dan ketepatan waktu dan
laporan-laporan yang berhubungan dengan unit kerjanya.
4. Kepala Seksi Kredit Multiguna
Tugas Kepala Seksi Kredit Multiguna:
a. Membantu pimpinan kredit dalam :
1) Kegiatan pemasaran dan penyaluran kredit sesuai rencana kerja
bank.
2) Melakukan analisa permohonan kredit terdiri dari :
a) Meninjau tempat bekerja calon debitur kecuali Pegawai
Negeri Sipil atau gajinya dibayar melalui PT. Bank Sumut.
b) Memeriksa data calon debitur melalui sistem informasi
debitur.
c) Melakukan pemeriksaan keabsahan izin usaha/keaslian
surat jaminan/kuasa pada instansi yang berwenang.
3) Mengawasi kepatuhan pegawai dalam melaksanakan Standar
Operasional Prosedur di lingkungan seksi kredit multiguna.
4) Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di
lingkungan seksi kredit multiguna.
5) Mengawasi pelaksanaan Standar Pelayanan Bank Sumut oleh
pegawai di lingkungan seksi kredit multiguna.
6) Penggunaan teknologi informasi oleh pejabat dan pegawai di
lingkungan seksi kredit multiguna.
b. Mengajukan rencana anggaran, investasi, inventaris kredit
multiguna untuk dituangkan dalam Rencana Kerja Anggaran
Tahunan Bank.
c. Menyusun program kerja seksi kredit multiguna sehubungan
dengan upaya pencapaian target rencana kerja dalam melakukan
pemantauan serta mengevaluasi pelaksanaannya.
d. Menindaklanjuti hasil temuan dan rekomendasi dari kontrol intern
(SPI=Satuan Pemeriksaan Internal) dan kontrol eksternal
(SPE=Satuan Pemeriksaan Eksternal) serta melaporkan
tindaklanjut temuan kepada pemimpin bank kredit.
e. Menghadiri dan memberikan pendapat dalam rapat Kelompok
Pemutus Kredit.
f. Melakukan kunjungan ke lokasi tempat bekerja debitur yang telah
dibiayai secara periodik dalam rangka pengawasan atas kredit yang
g. Melakukan kunjungan kepada debitur yang menunggak sebagai
upaya pembinaan dan menggali informasi atas kendala yang
dihadapi debitur untuk mencari solusi pemecahannya.
h. Memberikan saran dan pertimbangan kepada pemimpin bagian
kredit tentang langkah-langkah yang perlu diambil dalam bidang
tugasnya.
i. Melakukan koordinasi kerja dengan unit kerja di kantor cabang
maupun unit kerja di bawah kantor cabang.
j. Membuat laporan terkait operasional seksi kredit multiguna sesuai
ketentuan yang berlaku.
k. Melaksanakan tugas lainnya sesuai fungsi dan aktifitas seksi kredit
multiguna.
Tanggungjawab Kepala Seksi Kredit Multiguna:
a. Bertanggungjawab atas :
1) Seluruh kegiatan operasional seksi kredit multiguna kepada
pimpinan bagian kredit.
2) Pencapaian target pemasaran dan penyaluran seksi kredit
multiguna.
3) Pencapaian program kerja seksi kredit multiguna.
4) Kelayakan dan kualitas kredit yang diberikan.
5) Kebenaran dan ketepatan waktu laporan yang diterbitkan.
6) Pelaksanaan tugas pegawai di seksi kredit multiguna sudah
7) Penerapan tata kelola perusahaan di lingkungan pegawai seksi
kredit multiguna.
8) Keberhasilan pelaksanaan standar pelayanan bank Sumut di
lingkungan pegawai seksi kredit multiguna.
9) Disiplin kerja di lingkungan pegawai seksi kredit multiguna.
10)Kerahasiaan dan keselamatan dokumen, arsip serta seluruh
kekayaan perusahaan yang berada di lingkungan seksi kredit
multiguna.
b. Memegang teguh rahasia jabatan dan rahasia bank.
5. Kepala Seksi Kredit Akuntansi
Tugas Kepala Seksi Kredit Akuntansi :
a. Membantu pemimpin bagian operasional dalam :
1) Megawasi kepatuhan pegawai dalam melaksanakan Standar
Operasional Prosedur di lingkungan seksi kredit akuntansi.
2) Mengawasi pelaksanaan standar pelayanan bank Sumut oleh
pegawai di lingkungan seksi kredit akuntansi.
3) Mengawasi pelaksanaan tata kelola perusahaan oleh pegawai di
lingkungan seksi kredit akuntansi.
4) Penggunan teknologi informasi oleh pegawai di lingkungan
seksi kredit akuntansi.
b. Memberikan saran-saran dan pertimbangan-pertimbangan kepada
kepala bagian operasional tentang langkah-langkah atau tindakan
c. Melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengaturan seluruh
kegiatan operasioanal pelaksana verifikasi/checker dan pelaksana
akuntansi, IT, dan laporan.
d. Mengkoordinir pelaksanaan verifikasi atas seluruh nota yang telah
diimput ke komputer pada hari yang sama sebelum bukti transaksi
tersebut disampaikan ke kontrol intern atau diarsipkan sesuai
ketentuan yang berlaku.
e. Melakukan proses tutup hari transaksi, mencetak rekap lampiran
serta memeriksa kebenaran dengan neraca.
f. Menyusun dan mencetak laporan harian, mingguan, bulanan, dan
tahunan untuk kepentingan intern dan ekstern.
g. Mencetak rekening giro/kredit dan seluruh data yang dibutuhkan
untuk keperluan laporan. Pengarsipan, dan lainnya serta
mendistribusikannya ke seluruh unit yang memerlukan.
h. Mencetak rekap mutasi gabungan serta posisi neraca dan laba rugi
harian untuk disampaikan ke unit yang memerlukan sesuai
ketentuan yang berlaku.
i. Menkoordinir pembuatan perhitungan ongkos yang masih harus
dibayar pada akhir tahun buku.
j. Menatausahakan penjilidan nota/voucher dan dokumen lainnya
Tanggungjawab Kepala Seksi Kredit Akuntansi :
a. Bertanggungjawab atas :
1) Kelancaran dan kebenaran seluruh operasional dalam bidang
tugasnya kepada kepala bagian operasional.
2) Semua kegiatan operasional yang berhubungan dengan bidang
tugasnya.
3) Proses tutup hari transaksi serta kebenaran neraca dan laporan
rugi laba yang dihasilkan OLIB’s (Online Integrated Banking
System) Sistem Online Terpadu Perbankan.
4) Keamanan, pengguna, dan transaksi melalui aplikasi OLIB’s
(Online Integrated Banking System) Sistem Online Terpadu
Perbankan.
5) Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk kepentingan seksinya
dengan mengacu pada standar rasio yang sehat.
6) Pelaksanaan tugas di seksi kredit akuntansi sudah sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
7) Kebenaran dan ketepatan waktu dari laporan yang berhubungan
dengan unit kerjanya.
8) Kerahasiaan dan keselamatan dokumen, berkas lainnya,
perlengkapan, dan inventaris di lingkungan kerjanya.
Pemimpin Cabang
Wakil Pem. Cabang
Bidang Pemasaran Wakil Pem. Cabang Bidang Operasional
Bagian Pemasaran
Bagian Kredit
Bagian Administrasi
Kredit Bagian Pelayanan Nasabah OperasionalBagian
D. PENGERTIAN KREDIT DAN JENIS-JENIS KREDIT
Dalam kehidupan masyarakat dewasa ini, kredit bukanlah
merupakan hal yang sangat tidak asing lagi, bahkan istilah ini sudah
dikenal oleh masyarakat. Perkatan kredit berasal dari bahasa Yunani, yaitu
“Creder” yang berarti percaya, atau bahasa Latin, yaitu “Creditum” yang
berarti kepercayan atau kebenaran. Memperoleh kredit berarti mendapat
kepercayaan.
Perkataan bank berasal dari bahasa Italia, yaitu “Banco” yang
berari bangku, yang digunakan untuk menyimpan uang atau sebelumnya
pekerjaannya adalah tukar menukar uang. Jadi bank adalah merupakan
suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai macam jasa
seperti pinjaman, menerima pinjaman baik dalam bentuk giro maupun
deposito dan pelayanan dalam mekanisme pembayaran. Di bawah ini
diberikan beberapa defenisi bank, yaitu :
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 tentang
pokok-pokok Perbankan pada bab 1, pasal 1, adalah sebagai berikut :
”Bank adalah lembaga keuangan yang usahanya adalah
memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalulintas pembayaran dan
Menurut Undang-Undang RI Nomor 7 Tahun 1992 tentang
Perbankan, adalah sebagai berikut :
“Bank adalah suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali
kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak”.
1. Pengertian Kredit
Pengertian kredit yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi
berbeda-beda, namun pada hakekatnya mempunyai pengertian serta
arti dan tujuan yang sama.
”Kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak kepada
pihak yang lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu
masa yang akan dapat disertai dengan suatu kontrasepsi berupa
uang”.
Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 dalam
bab1, pasal 1, ayat 1c, menyatakan bahwa :
“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang
dapat disamakan dengan semacam itu berdasarkan persetujuan
pinjam meminjam antar bank dengan pihak yang lain dalam hal
mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutang-hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang
Dari defenisi di atas dapat dilihat bahwa berlangsungnya prestasi
sekarang, sedangkan balasannya atau kontrasepsinya baru diterima
pada masa yang akan datang. Pemberian kredit ini bukan hanya
berlangsung untuk hal pinjam meminjam uang. Pemberian kredit
menaruh kepercayaan bahwa penerima kredit akan memenuhi
pembayarannya kembali dari pinjaman tersebut.
Adapun faktor-faktor pembayaran dapat dilihat dari 2 (dua) segi yaitu :
a. Dari segi Debitur
Peminjam kredit akan membayar pinjamannya setelah sampai
jangka waktu yang telah ditetapkan.
b. Dari segi Kreditur
Pemberi kredit akan menerima pembayaran atas kredit yang
diberikannya, jika telah sampai pada masa yang telah ditetapkan.
Kredit adalah kepercayaan yang berarti pemberian kredit adalah
pemberian kepercayaan. Dalam hal ini prestasi yang diberikan
benar-benar diyakini dapat dikembalikan oleh si peminjam kredit pada waktu
yang telah ditetapkan.
2. Jenis-Jenis Kredit
Beragamnya jenis kegiatan usaha mengakibatkan beragam pula
kebutuhan jenis kreditnya. Dalam prakteknya kredit yang di dalam
masyarakat terdiri dari beberapa jenis, begitu pula dengan pemberian
fasilitas kredit oleh bank kepada masyarakat. Pemberian fasilitas kredit
dari berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai
sasaran atau tujuan tertentu mengingat setiap jenis usaha memiliki
berbagai karakteristik tertentu.
Secara umum jenis-jenis kredit yang disalurkan oleh bank dari
berbagai segi adalah :
a. Dilihat Dari Segi Kegunaan
Maksud jenis kredit dilihat dari segi kegunaannya adalah untuk
melihat penggunaan uang tersebut apakah uang digunakan dalam
kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan.
Jenis kredit ditinjau dari segi kegunaan terdiri dari 2, yaitu :
1) Kredit Investasi
Merupakan kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan
usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa
pemakainnya untuk satu periode yang relatif lebih lama dan
biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu
perusahaan.
2) Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan
meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Contoh kredit
modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar
gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan
proses produksi perusahaan. Kredit modal kerja yang dicarikan
b. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit
Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah
bertujuan untuk diusahakan kembali atau dipakai untuk keperluan
pribadi.
Jenis kredit dari segi tujuan adalah :
1) Kredit Produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi
atau investasi. Kredit diberikan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Artinya Kredit ini digunakan untuk diusahakan sehingga
menghasilkan sesuatu, baik berupa barang atau jasa.
2) Kredit Konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau
dipakai secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan
barang dan jasa yang dihasilkan, karena digunakan atau dipakai
oleh seseorang atau badan usaha.
3) Kredit Perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk
kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang
dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan
barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada
supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli
c. Dilihat Dari Segi Jangka Waktu
Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian
kredit mulai dari pertama sekali diberikan sampai pada masa
pelunasannya.
Jenis-jenis kredit ini adalah :
1) Kredit Jangka Pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu
kurang dari 1 (satu) tahun atau paling lama 1 (satu) tahun dan
biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
2) Kredit Jangka Menengah
Jangka waktunya berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan
3 (tiga) tahun, kredit jenis ini dapat diberikan untuk modal
kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah
menjadi kredit jangka panjang.
3) Kredit Jangka Panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang
yaitu di atas 3 (tiga) tahun atau 5 (lima) tahun. Biasanya kredit
ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti
perkebunan karet, kelapa sawit, atau manufaktur dan juga
untuk kredit konsumtif seperti kredit rumahan.
d. Dilihat Dari Segi Jaminan
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu
surat-Jenis kredit dilihat dari segi jaminan adalah :
1) Kredit dengan Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan
tertentu. Jaminan tersebut dapat berupa barang berwujud.
Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai
jaminan yang diberikan si calon debitur.
2) Kredit tanpa Jaminan
Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau
orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat
prospek usaha, karakter serta loyalitas si calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
e. Dilihat Dari Segi Sektor Usaha
Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh
karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit
ini adalah :
1) Kredit Pertanian
Kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka panjang
maupun jangka pendek.
2) Kredit Peternakan
Kredit diberikan untuk jangka waktu yang relatif pendek,
misalnya peternakan ayam dan juga kredit jangka panjang
3) Kredit Industri
Kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk
industri kecil, menengah atau besar.
4) Kredit Pertambangan
Kredit untuk usaha tambang yang dibiayai, biasanya dalam
jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tambang
timah.
5) Kredit Pendidikan
Kredit yang diberikan untuk membangun saran dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa
yang sedang belajar.
6) Kredit Profesi
Diberikan kepada kalangan para profesional seperti dosen,
dokter atau pengacara.
7) Kredit Perumahan
Kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
f. Dilihat Dari Segi Pemakaian
Dilihat dari segi pemakaian, jenis kredit ini adalah : Kredit
Rekening Koran.
Kredit Rekening Koran adalah kredit yang diberikan kepada
debitur, dimana debitur dapat menggunakan kredit ini setiap waktu,
kredit ini mempunyai hubungan dengan nasabah secara timbal
balik, dimana bank dengan mudah melaksanakan segala transaksi
dagangannya dan juga dalam mengelola administrasinya.
Kredit rekening koran terdiri dari :
a) Kredit Rekening Koran Bebas
Kredit yang diberikan kepada debitur, dengan syarat bahwa
kepada debitur diberikan kesempatan mempergunakan atau
mengambil kredit sampai batas aplafond kredit yang disetujui.
Di sini debitur atau nasabah bebas melakukan
penarikan-penarikan ke dalam rekening yang bersangkutan, selama kredit
masih berjalan.
b) Kredit Rekening Koran Terbatas
Merupakan suatu pembatasan tertentu yang dilakukan nasabah
untuk penarikan uang melalui rekeningnya. Di sini nasabah
tidak dibenarkan untuk mengadakan penarikan sekaligus.
Tetapi secara teratur dan disesuaikan dengan kebutuhannya.
Bank harus mengetahui bahwa keperluan uang tersebut
digunakan oleh nasabah adalah untuk peningkatan usahanya,
misalnya pembelian bahan baku sebanyak beberapa unit dan
sebagainya. Dalam hal ini dibuktikan pula dengan laporan
perkembangan usaha dan sisa penarikan uang tersebut.
c) Kredit Koran Terikat (Aplafon Credit)
Merupakan penarikan kredit yang dilakukan sekaligus dengan
telah ditentukan terlebih dahulu. Penurunan saldo debet
ditetapkan dalam perjanjian baik mengenai jumlah maupun
mengenai jangka waktu.
d) Kredit Bergulir (Revolving Credit)
Kredit yang penarikannya bebas secara rekening koran, dan
pada akhir suatu masa, misalnya 6 (enam) bulan, 1 (satu)
tahun, rekening tersebut harus menunjukan sisa nol, dengan
kata lain, sesudah masa itu dinilai lagi masa kedua, nasabah
dapat lagi melakukan penarikan bebas sampai akhir bulan
selanjutnya sampai menunjukan saldo nihil, begitulah
seterusnya sampai 1 (satu) tahun.
Dalam operasinya Bank Sumut Cabang Utama Medan memberikan
jasa-jasa bank kepada nasabah atau masyarakat yang memerlukan modal
dari bank melalui kredit yang diberikan untuk memperluas usahanya.
Sesuai dengan kegiatannya bank adalah alat pembantu untuk
memperlancar suatu daerah dengan cara menggerakan dan menyediakan
pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan di daerah dalam
rangka meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat.
Dengan tersedianya dana bank melalui kredit bagi nasabah dan
masyarakat maka pemerataan pendapatan dan kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja akan lebih tercipta. Kredit menimbulkan keinginan
E. SYARAT-SYARAT DAN PERTIMBANGAN DALAM
PENYALURAN KREDIT
Dalam pemberian kredit pada nasabah, pihak bank senantiasa
melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam pemberian kredit sesuai
dengan peraturan perkreditan yang berlaku dalam bank tersebut. Untuk
menimbulkan suatu kepercayaan kepada nasabah setelah dilakukan
pendekatan antara pihak bank dan penerima kredit maka pihak bank
sebagai pemberi kredit perlu meneliti terlebih dahulu tentang apa dan
bagaimana calon penerima kredit.
1. Syarat-Syarat Dalam Penyaluran Kredit
Jaminan kredit yang diberikan kepada bank hanyalah merupakan
tambahan, terutama untuk melindungi kredit- kredit yang macet. Akan
tetapi apabila suatu kredit diberikan telah dilakukan penelitian secara
mendalam, sehingga nasabah sudah dikatakan layak untuk
memperoleh kredit, maka fungsi jaminan kredit hanya untuk
berjaga-jaga. Oleh karena itu dalam pemberian kreditnya bank harus
memperhatikan syarat-syarat pemberian kredit yang benar.
Seandainya masyarakat sebagai nasabah ingin menggunakan
fasilitas bank dalam bentuk kredit maka pihak bank juga perlu
memperhatikan beberapa kriteria yang mencakup 5 (lima) penilaian
Syarat-syarat teknik bank. yaitu :
a. Watak/Kepribadian (Character)
Watak lebih baik menyangkut tanggungjawab moral calon debitur
atau nasabah dalam upaya untuk membayar kembali pokok
pinjamannnya. Kemauan identik dengan aspek psikologis moral
dan itikad baik nasabah serta komitmennya untuk pengakuan
hutang berikut upaya pelunasannya. Titik perhatian bank di sini
ditujukan kepada masalah kejujuran dan itikad baik debitur. Untuk
itu data-data yang disampaikan oleh nasabah dapat diketahui
sejauh mana kebenaran yang disampaikan di dalamnya. Kemudian
dari pribadi nasabah juga menjadi titik perhatian, apakah uang
yang bersangkutan orangnya pemboros, suka mengelakkan
tanggungjawab, dan sebagainya. Semua perilaku nasabah di masa
yang lalu sebagai bahan masukan dalam mempertimbangkan
kemampuan nasabah untuk melunasi kreditnya.
b. Kemampuan (Capacity)
Kemampuan berhubungan langsung dengan karakter nasabah dan
berkaitan dengan kemampuan nasabah dalam melunasi hutangnya,
ataupun untuk mencicil angsuran kreditnya. Kemampuan dan
kemauan adalah dua hal yang saling berhubungan. Jika nasabah
hanya mempunyai kemampuan untuk membayar maka hal ini
adalah percuma. Demikian pula sebaliknya, apabila yang dimiliki
bank terlebih dahulu menilai kemampuan debitur untuk mengelola
usaha yang dibiayai dengan kredit. Bank juga perlu mengetahui,
apakah nasabah mempunyai pengetahuan yang cukup di bidang
usaha yang akan dikelola dan apakah nasabah cukup
berpengalaman mengelola usaha tersebut.
c. Modal (Capital)
Modal adalah jumlah dana modal sendiri yang dimiliki nasabah
pada saat permohonan kredit diajukan. Penyelidikan terhadap
modal dari permohonan kredit tidak hanya dilihat dari besar
kecilnya modal, tetapi bagaimana distribusi modal tersebut
ditempatkan oleh si pemohon kredit, cukuplah modal yang tersedia
sehingga segala sumber-sumber produuksi dapat bergerak secara
efektif dan efisien. Diteliti juga apakah dengan pengaturan modal
itu berjalan dengan baik sehingga perusahaan dapat berjalan
dengan lancar.
d. Jaminan (Collateral)
Jaminan adalah barang-barang yang digunakan sebagai jaminan
atas kredit yang diterima. Jaminan kredit ini diperlukan agar kredit
ini diberikan oleh bank terjamin pengembaliannya baik dari usaha,
maupun dari barang-barang jaminan yang dicairkan bila pemohon
Adapun syarat-syarat dari barang-barang yang dapat dijadikan
jaminan adalah:
1) Memiliki harga dasar
2) Tidak dalam keadaan dijaminkan
3) Memiliki bukti-bukti kepemilikan
4) Memiliki nilai yang cukup untuk menjamin nilai kredit.
Harga dari suatu jaminan ditentukan oleh :
1) Sifat barang
2) Jenis barang
3) Stabilitas harga barang
4) Luasnya pasar
Suatu kredit yang diberikan dengan jaminan barang juga
disebut dengan hipotik. Sedangkan bank yang memberikan kredit
ini disebut dengan bank hipotik. Bank hipotik memiliki kekuatan
yuridis dalam menjual barang yang menjadi jaminan tanpa harus
melalui proses pengadilan. Hal ini akan berbeda baik bank umum
yang menjual barang jaminan, dimana bank umum harus melalui
proses pengadilan yang berlaku.
e. Kondisi Ekonomi (Condition of Economic)
Kondisi ekonomi adalah keadaan perekonomian secara
keseluruhan. Dalam hal ini kondisi ekonomi secara umum dan
persaingan di lingkungan. Sektor usaha pemohon kredit perlu
diketahui, sehingga bantuan kredit yang akan diberikan
benar-benar bermanfaat bagi perkembangan usahanya.
Adapun syarat-syarat yang diberikan oleh PT. Bank Sumut Cabang
Utama Medan adalah :
1) WNI umur 21 tahun, pada saat kredit lunas berumur maksimum
a) 54 tahun untuk pegawai (usia masa persiapan pensiun).
b) 60 tahun untuk wiraswasta/profesional (dokter, akuntan
publik).
2) Memiliki pekerjaan dan penghasilan yang layak :
a) Pegawai yang memiliki gaji tetap dan telah menjadi
pegawai tetap minimum 2 tahun.
b) Wiraswasta/professional memiliki penghasilan yang dapat
diverifikasi.
3) Menyerahkan dokumen yang dipersyaratkan.
2. Pertimbangan Dalam Penyaluran Kredit
Dalam penilaian layak atau tidaknya suatu kredit disalurkan maka
perlu dilakukan suatu pertimbangan dalam penyaluran kredit.
Pertimbangan dalam penyaluran kredit dapat dilakukan dengan
menggunakan “5C” namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya
perlu dilakukan metode penilaian dengan studi kelayakan. Dalam studi
kelayakan ini setiap aspek dinilai apakah memenuhi syarat atau tidak.
Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas
bagi fasilitas kredit adalah :
a. Aspek Hukum
Dalam aspek ini tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan
keabsahan dokumen-dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
Penilaian aspek hukum ini juga dimaksudkan agar jangan sampai
dokumen yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa,
sehingga menimbulkan masalah. Penilaian dokumen-dokumen ini
dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen
tersebut. Penilaian aspek hukum meliputi :
1) Akte Notaris
2) Kartu Tanda Penduduk (KTP)
3) Izin Usaha
4) Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
5) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)
6) Sertifikat-Sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau
surat-surat berharga
7) Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB)
b. Aspek Pemasaran
Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan
laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan.
Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah prospek usaha sekarang
Evaluasi dari aspek pemasaran meliputi :
1) Siklus hidup dari produk yang dihasilkan
2) Berbagai macam produk distribusi lainnya
3) Jenis produk yang dihasilkan
4) Channel of Distribution
5) Cara penjualan
6) Daerah pemasaran situasi persaingan
c. Aspek Keuangan
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan
keuangan yaitu neraca laba rugi/laba dan laba 3 (tiga) tahun
terakhir. Analisis keuangan meliputi analisa dengan menggunakan
rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
aktifitas, rasio profitabilitas, dan analisis pulang pokok.
d. Aspek Teknis/Operasi
Pada aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian
kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk layout
gedung dan ruangan.
e. Aspek Manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya,
termasuk SDM yang dimilikinya.
f. Aspek Jaminan
Jaminan kredit merupakan salah satu pengalaman apabila kredit
Ada 5 (lima) faktor pokok yang perlu diperhatikan atas jaminan
kredit, yaitu :
1) Nilai jaminan
2) Marketability jaminan
3) Depreciability jaminan
4) Legalitas jaminan
5) Status jaminan
g. Aspek Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang
dibuatnya sudah memenuhi kriteria analisis mengenai dampak
lingkungan terhadap darat, air, dan sekitarnya.
Adapun yang dilakukan oleh Bank Sumut Cabang Utama Medan
adalah :
1) Pihak bank terlebih dahulu harus menilai apakah jaminan yang
diberikan oleh calon penerima kredit sebagai agunan, sudah
sesuai dengan persyaratan atau tidak.
2) Menilai layak atau tidaknya lokasi yang dijadikan sebagai
tempat untuk memulai usaha bagi si penerima kredit.
3) Sebelum memberikan kredit kepada calon nasabah yang akan
menerima kredit terlebih dahulu pihak bank memeriksa
dokumen-dokumen yang akan menjadi persyaratan apakah
F. BENTUK AGUNAN DALAM PENYALURAN KREDIT
Bank di dalam memberikan kredit kepada debitur, tentu saja
menghendaki ada agunan atau jaminan kredit yang diberikan dengan
tujuan agar jangan sampai bank dirugikan oleh debitur jika seandainya si
debitur tidak mampu membayar pinjaman beserta bunganya pada waktu
yang telah ditetapkan pada saat perjanjian. Biasanya nilai agunan yang
diminta bank lebih besar dari jumlah kredit yang diberikan. Selanjutnya
pihak bank sebagai pemberi kredit perlu kiranya melakukan peningkatan
atas barang jaminan itu. Dimana, cara mengikat jaminan itu adalah :
“Memberi kekuatan hukum bagi bank sebagai pemberi kredit
untuk dapat berbuat (menjual) jaminan (agunan) adalah sesuatu yang
mudah dijalankan dengan legalitas hukum yang sah”.
Adapun cara mengikat jaminan dari debitur yang biasanya
dilakukan oleh bank, adalah :
a. Untuk benda-benda bergerak
Untuk jaminan yang terdiri dari benda bergerak di dalam mengadakan
ikatan dengan cara gadai sesuai dengan KUHP atau berdasarkan hak
milik atau penyerahan hak milik (FEO=Fiduriare Eigendoms
Overdracht).
Yang dimaksud dengan FEO (Fiduriare Eigendoms Overdracht)
adalah suatu ikatan berdasarkan kepercayaan. Penyerahan hak milik
yaitu dengan jaminan seperti itu si pemberi kredit mempunyai
kekuasaan penuh atas barang-barang yang dijadikan jaminan tersebut.
b. Untuk benda-benda tidak bergerak
Pengikat jaminan atau agunan yang dilakukan untuk benda-benda tidak
bergerak yaitu dengan hipotik. Dengan tidak bergerak atas tanah baik
itu berupa hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, semua ini
diikat dengan hipotik. Jika hak atas tanah tidak ada, dan hanya
merupakan surat dari kepala desa dan camat, maka perikatannya
dilakukan dengan kuasa menjual (1162-KUHP Perdata).
c. Orang
Agunan atau jaminan yang dilakukan dengan orang, haruslah orang
yang dapat dipercaya sebagai agunan atau jaminan. Aguanan atau
jaminan tersebut berdasarkan faktor kepercayan.
1. Kegunaan Agunan
a) Merupakan hak kekuasaan kepada pihak bank untuk mendapatkan
pelunasan dengan barang-barang agunan atau jaminan tersebut
bilamana nasabah tidak membayar kembali hutangnya pada waktu
yang telah ditetapkan dalam perjanjian.
b) Menjamin agar nasabah berperan dan turut serta dalam transaksi
yang dibiayai, sehingga dengan demikian kemungkinan untuk
meninggalkan usahanya dengan merugikan diri sendiri dapat
c) Memberi dorongan kepada debitur untuk memenuhi perjanjian
kredit khususnya mengenai pembayaran kembali (pelunasan)
sesuai dengan syarat yang disetujui agar tidak kehilangan kekayaan
yang dijaminkan kepada bank.
Pada dasarnya aguanan atau jaminan dapat dikelompokkan menjadi 3
(tiga) kelompok yaitu :
a) Jaminan Utama (Main Collateral)
Jaminan atau agunan yang bersifat liquid, nilainya relatif stabil dan
mudah dipasarkan (dicairkan) seperti surat garansi (Letter of
Guarantee), berjangka waktu (Time Deposito), berdasarkan dengan
surat kredit (Stand by L/C), perjanjian penggadaian (Pledge of
Account), sertifikat deposito (Certificate Deposito), tanah, dan
bangunan dengan status yang jelas.
b) Jaminan Tambahan
Jaminan atau agunan yang bersifat liquid, dibandingkan dengan
jaminan yang utama. Pada umumnya bersifat bergerak (movable)
dan mempunyai nilai pasar yang relatif kurang stabil bahkan
cenderung menurun dan sulit untuk dikuasai oleh bank, misalnya
mobil, piutang stok barang, mesin-mesin pabrik, saham atau
perusahaan yang belum go public.
c) Jaminan Penunjang
Jaminan atau agunan yang bersifat hanya sebagai penunjang saja.
kewajiban moral (moral obligation) saja, seperti perusahaan
garansi (company guarantee) dan garansi pribadi (personal
guarantee).
2. Jenis-Jenis Agunan
a) Yang dikategorikan sebagai benda tetap, terdiri dari :
1) Tanah, dengan sertifikat hak atas tanah, yaitu :
(a) Hak milik adalah hak yang paling kuat tanpa ada jangka
waktu.
(b) Hak guna bangunan adalah hak atas tanah yang diberikan
sebagai tujuan untuk bangunan-bangunan rumah. Jangka
waktunya 25 (dua puluh lima) tahun, hak guna bangunan
tersebut menjadi milik pemerintah.
(c) Hak guna usaha adalah hak atas tanah yang diperuntukkan
untuk usaha, contohnya perkebunan. Menurut ketentuan
yang ada, Indonesia menganut asas horizontal. Asas
horizontal adalah pemisahan atas kepemilikan tanah dengan
apa yang ada diatas tanah tersebut, misalnya bangunan,
tanaman, dan lain-lain. Namun kenyataannya sulit untuk
memisahkan kedua hal tersebut. Bukti kepemilikan atas
sertifikat atas tanah dan perikatannya adalah dengan
hipotik. Dalam praktek, selain ketiga hal tersebut ada juga
dikenal dengan istilah hak pakai. Hak pakai ini tidak bisa
b) Yang dikategorikan sebagai benda tidak tetap, terdiri dari :
1) Kendaraan, bukti kepemilikan : Faktur dan Invoice.
2) Peralatan, bukti kepemilikan : Faktur dan Invoice.
3) Persediaan (Stock/Inventory), bukti kepemilikan dengan suatu
daftar yang dibuat oleh pemilik dan pendiskon (discounter)
dengan peninjauan tempat dari pihak bank.
4) Emas atau perhiasan, bukti kepemilikan berupa surat
keterangan dari toko yang bersangkutan.
5) Surat-surat berharga, bukti kepemilikan atas nama, terdiri dari :
(a) Sertifikat Saham
(b) Sertifikat Obligasi
(c) Sertifikat Deposito
(d) Sertifikat Tanah
(e) Konversi suku bunga (Promes)
(f) Wessel
(g) Dan surat berharga lainnya
6) Penyerahan (Cessie), bukti kepemilikan kontrak atau
perjanjian.
Adapun agunan atau jaminan yang diterima oleh pihak PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :
a. Rumah atau ruko dengan status tanah Sertifikat Hak Milik (SHM),
Surat Hak Guna Milik (SHGM), dan dilengkapi Izin Mendirikan
Ketentuan-ketentuannya adalah sebagai berikut :
1) Jumlah rumah yang dijadikan agunan maksimum 2 (dua) tahun.
2) Nilai agunan rumah minimal sebesar Rp 50.000.000 (lima puluh
juta rupiah) atas dasar penilaian bank.
3) Rumah harus merupakan rumah tinggal yang ditempati oleh calon
debitur.
4) Pengecekan keabsahan sertifikat ke Badan Pertanahan Nasional
(BPN).
5) Agunan harus atas nama calon debitur atau suami/istri.
6) Tidak dijadikan agunan pokok surat tambahan.
7) Tidak disewakan.
b. Kondisi agunan yang tidak dapat diterima dengan ketentuan sebagai
berikut :
1) Lokasi seperti lokasi tusuk sate.
2) Lebar jalan diukur kurang dari 4 (empat) meter.
3) Daerah banjir.
4) Dekat tegangan tinggi.
5) Lokasi jalur hijau (green belt).
6) Dalam sengketa.
G. HAMBATAN DALAM PENYALURAN KREDIT
Bank-bank dikelola oleh pemerintah ataupun oleh bank swasta
sekarang ini setelah semuanya turut ambil bagian dalam penyaluran kredit
bagi para pengusaha yang membutuhkan tambahan modal kerja. Peran dari
bank yang demikian akan sangat penting dan akan sangat membantu
dalam kelancaran operasional usaha nasabah. Karena itu pihak bank
dimintakan untuk memberikan kemudahan dan pelayanan penyaluran
kredit kepada para nasabah yang membutuhkannya. Sama halnya dengan
nasabah yang memanfaatkan kredit bank agar kiranya dalam penyelesaian
pelunasan kredit sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak.
Namun dalam realisasinya penyaluran kredit oleh bank banyak
mengalami masalah. Dimana pada umumnya masalah itu timbul dari pihak
nasabah sendiri. Tetapi pihak bank juga tidak terlepas dari masalah yang
timbul baik itu faktor intern maupun faktor ekstern.
Adapun kendala-kendala yang timbul dalam proses pemberian kredit oleh
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan adalah sebagai berikut :
1. Faktor Intern Bank, yaitu :
a. Bank terlalu lama menanggapi permohonan kredit.
b. Fasilitas kredit kurang fleksibel.
c. Prosedur kredit terlalu berbelit-belit.
d. Proses kredit lambat, sehingga kredit cair melewati batas waktu
yang dibutuhkan.
e. Pegawai bank ada yang kurang profesional.
2. Faktor Ekstern Bank, yaitu :
a. Kegiatan perekonomian atau kegiatan politik atau kebijakan
pemerintah yang di luar jangkauan bank untuk diperkirakan.
b. Adanya bencana alam atau kejadian-kejadian yang di luar dugaan.
c. Adanya persaingan yang cukup tajam antar sesama bank, sehingga
bank yang bersangkutan tidak mampu melakukan seleksi resiko
usahanya di bidang perkreditan.
d. Adanya tekanan-tekanan dari berbagai kekuatan politik di luar
bank sehingga menimbulkan kompromi terhadap prinsip-prinsip
kredit yang sehat.
e. Adanya kesulitan/kegagalan dalam proses liquidasi dari perjanjian
kredit yang telah disepakati antara nasabah dengan bank.
Masalah-masalah yang timbul dalam penyaluran kredit dari pihak nasabah,
yaitu :
1. Kurang lengkapnya berkas kredit yang diajukan.
2. Jaminan kredit yang diajukan belum memenuhi syarat kredit tertentu.
3. Ketidakmampuan dalam pelunasan kredit yang telah diterima atau
secara umum disebut kredit macet.
Adapun kriteria-kriteria kolektibilitas (colllectibility) pada PT. Bank
Sumut Cabang Utama Medan adalah :
1. Tidak membayar bunga pinjaman.
Yang mempengaruhi terjadinya kredit macet adalah :
1. Dari pihak bank
Dalam hal ini pihak bank kurang teliti baik dalam pengecekan
kebenaran dan keaslian dokumen maupun dalam melakukan
perhitungan dengan rasio-rasio yang ada. Akibatnya apa yang
seharusnya terjadi tidak diprediksikan sebelumnya. Kemacetan suatu
kredit dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analisis kredit dengan
pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan dengan teliti.
2. Dari pihak nasabah, kemacetan kredit disebabkan oleh nasabah dapat
digolongkan menjadi 3 (tiga) hal, yaitu :
a. Adanya unsur kesengajaan, artinya nasabah sengaja tidak mau
membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang
diberikan dengan sendirinya macet.
b. Adanya unsur ketidaksengajaan, artinya nasabah memilki kemauan
untuk membayar akan tetapi tidak mampu dikarenakan usaha yang
dibiayai terkena musibah, misalnya kebanjiran atau kebakaran.
c. Nasabah menyalahgunakan kredit yang diperolehnya.
Penyelamatan dapat dilakukan dengan memberikan keringanan
berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsurannya terutama bagi
kredit terkena musibah atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang
Penyelamatan kredit macet dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
1. Penjadwalan kembali (rescheduling) yaitu dengan cara :
a. Memperpanjang jangka waktu kredit, dalam hal ini si debitur diberi
keringanan dalam masalah jangka waktu kredit, misalnya
perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 (enam) bulan menjadi 1
(satu) tahun sehingga si debitur mempunyai jangka waktu lebih
lama untuk mengembalikannya.
b. Memperpanjang jangka waktu angsuran, memperpanjang angsuran
hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka
waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya, misalnya
dari 36 (tiga puluh enam) kali menjadi 48 (empat puluh delapan)
kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Persyaratan kembali (reconditioning), dengan cara merubah berbagai
persyaratan yang ada seperti :
a. Kapitalisasi bunga
Kapitalisasi bunga dengan cara bunga dijadikan hutang pokok.
b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu
Bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok
pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.
c. Penurunan suku bunga
Dimaksudkan agar meringankan beban nasabah. Sebagai contoh,
bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah
yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu
meringankan beban nasabah.
d. Pembebasan bunga
Ini diberikan kepada nasabah, dengan pertimbangan nasabah sudah
tidak mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah
tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya
sampai lunas.
3. Penataan kembali (restructuring)
a. Menambah jumlah kredit.
b. Menambah kewajiban (equity), yaitu dengan menyetor uang tunai
dan tambahan dari pemilik.
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis di atas. Seorang nasabah dapat
saja diselamatkan dengan kombinasi antara penjadwalan kembali
(Recheduling) dengan penataan kembali (Retructuring), misalnya
jangka waktu diperpanjang pembayaran bunga ditunda atau
persyaratan kembali (Reconditioning) dengan penjadwalan kembali
(Rescheduling) misalnya jangka waktu diperpanjang modal ditambah.
5. Penyitaan jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah
benar-benar tidak baik atau punya itikad sudah tidak mampu lagi untuk
BAB III
ANALISA DAN EVALUASI
Bertitik tolak atas tinjauan pada PT. Bank Sumut Cabang Utama
Medan, yang telah diuraikan pada bagian-bagian terdahulu, maka
selanjutnya penulis akan mencoba untuk menguraikan suatu analisa dan
evaluasi.
PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan sebagai bank yang
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada
masyarakat yang memiliki nasabah yang terdiri dari para pegawai,
wiraswasta dan para pengusaha, ini merupakan target pasar yang akan
diraih oleh bank tersebut.
Untuk memudahkan pihak bank dalam penyaluran kredit maka PT.
Bank Sumut Cabang Utama Medan menetapkan syarat-syarat atau
pedoman dalam pemberian kredit yang disebut dengan “5C”. Adapun 5C
tersebut sebagai berikut :
1. Kepribadian (Character)
2. Kemampuan (Capacity)
3. Modal (Capital)
4. Jaminan (Collateral)
Prosedur Kredit
Bagi bank umum, penyaluran kredit adalah merupakan salah satu
kegiatan yang utama. Di samping itu penyaluran kredit juga sekaligus
merupakan kegiatan yang paling besar risikonya. Untuk mengurangi
besarnya risikotersebut itulah maka sebelum pemberian kredit diputuskan,
bank perluterlebih dahulu melakukan analisis terhadap setiap permohonan
kredit, sehingga didapatkan gambaran tentang kemampuan dan
kesanggupan calon debitur dalam pengembalian kredit sesuai yang telah
dijanjikan sebelumnya. Untuk keperluan itu maka ditetapkanlah beberapa
keterangan yang diperlukan oleh bank dan harus dipersiapkan oleh calon
debitur, berikut prosedur pengajuankreditnya.
Prosedur pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Bank Sumut
Cabang Utama Medan kepada calon nasabah, yaitu :
1. Nasabah datang ke petugas/pegawai yang ditunjuk membawa
permohonan dan syarat-syarat pemberian kredit.
a. Nasabah mempunyai usaha yang dibiayai.
b. Izin Usaha.
c. Jaminan berupa rumah ataupun sebidang tanah yang bersertifikat
dan tidak dalam keadaan sengketa.
d. Proposal pembiayaan.
2. Petugas pegawai bank menganalisa dan meyakini semua berkas
nasabah apakah layak dibiayai atau tidak.
3. Apabila layak dibiayai maka petugas mengadakan survei ke lokasi
4. Apabila tidak layak dibiayai maka diadakan penolakan dengan surat.
5. Bila layak dibiayai maka berkas nasabah diajukan kepada pimpinan
atau pejabat yang berwenang untuk dibiayai.
6. Melaksanakan pengawasan dengan survei setiap akhir bulan ke tempat
usaha nasabah guna mengetahui apakah kredit tersebut digunakan
sebagaimana mestinya dan dilakukan sampai kredit lunas baik dari
jumlah pokok maupun bunganya.
Dalam penerimaan agunan pihak bank menetapkan syarat-syarat
tertentu yang harus dipenuhi atas agunan yang diberikan oleh nasabah
pemohon kredit. Dan pihak bank juga juga menetapkan syarat-syarat
pengikatan atas agunan yang diberikan sehingga bila si pemohon kredit itu
tidak melunasi atau tidak mengembalikan kredit yang diterima pada waktu
yang telah ditentukan, maka pihak akan menyita dan menjual
barang-barang agunan itu untuk mengembalikan jumlah kredit yang diberikan
sesuai prosedur yang berlaku.
Hambatan Dalam Penyaluran Kredit
Berdasarkan atas penelitian yang telah dilakukan, adapun
hambatan yang dihadapi oleh PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan
dalam penyaluran kreditnya yang penulis tinjau dari faktor intern dan
Faktor intern dan ekstern, yaitu :
1. Faktor intern, adapun hambatan yang berasal dari pihak bank adalah :
a. Bank terlalu lama menanggapi permohonan kredit.
Seorang nasabah sudah merencanakan suatu bisnis, namun
permohonan kredit belum juga ditanggapi oleh pihak bank maka
dapat diperkirakan bahwa bisnis atau usaha nasabah tidak akan
terlaksana.
b. Prosedur kredit yang terlalu berbelit-belit.
Administrasi yang rapi dan terjamin dari berbagai ketentuan yang
sangat proseduril. Semua ini diatur berdasarkan tatanan yang
birokratis dan kehati-hatian yang tinggi. Sehingga hal tersebut
menimbulkan kekakuan dan kurangnya pendelegasian wewenang
kepada bawahan. Kecepatan layanan dapat dipacu, namun karena
terlalu banyak prosedur dapat menimbulkan beban psikologis bagi
nasabahnya.
Banyak prosedur tersebut antara lain berupa panjangnya jenjang
prosedur yang harus ditempuh atas perolehan keputusan, yaitu :
1) Tahap pendaftaran
2) Tahap pengamatan
3) Tahap pemeriksaan usaha
4) Tahap pemeriksaan agunan
c. Prosedur lambat sehingga kredit cair melewati waktu yang
Permohonan kredit dimulai sesuai dengan perencanaan nasabah,
begitu juga proses analisis sampai pada putusan kredit dari
maanajemen pengambil keputusan. Namun tidak jarang pada tahap
pencarian justru mengalami hambatan. Hambatan ini umumnya
berupa lamanya penyelesaian akad kredit, karena :
(a) Salah satu pihak penandatangan tidak di tempat sehingga harus
menunggu keberadaannya.
(b) Pejabat bank tidak ada di tempat sehingga terpaksa menunggu
keberadannya.
(c) Pejabat legalisasi seperti notaris tidak ada di tempat.
Terjadinya keterlambatan ini dapat mengganggu kelancaran
usaha dari nasabah, karena mungkin saja nasabah tersebut telah
melakukan suatu perjanjian dagang yang segera harus direalisir, namun
keterlambatan pencarian kredit dapat mengakibatkan batalnya
tranksaksi dan perjanjian dagang.
2. Faktor ekstern, adapun hambatan yang berasal dari luar pihak bank
adalah :
1) Adanya persaingan yang cukup tajam diantara sesama bank
sehingga bank tidak mampu melakukan seleksi resiko usahanya di
bidang perkreditan.
2) Kondisi ekonomi yang berfluktuasi yang dialami nasabah. Dimana