• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi (Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi (Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang)"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

DENGAN SIKAP PETANI PADI SAWAH PADA POLA

RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK

(RDKK)

PUPUK BERSUBSIDI

(Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

FREDYWAN P. SIAGIAN 060309005

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI

DENGAN SIKAP PETANI PADI SAWAH PADA POLA

RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK

(RDKK)

PUPUK BERSUBSIDI

(Studi Kasus: Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan,

Kabupaten Deli Serdang)

SKRIPSI

Oleh:

FREDYWAN P. SIAGIAN 060309005

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Di Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si) (Ir. M. Jufri, M.Si)

NIP. 19541111 198103 1 001 NIP.196011101988031003

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

(3)

ABSTRAK

FREDYWAN P. SIAGIAN (060309005) dengan judul skripsi “HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DENGAN SIKAP PETANI PADI SAWAH PADA POLA RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI” (Studi Kasus: (Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang) dan dibimbing oleh bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan bapak Ir. M. Jufri, M.Si. Penelitian dilaksanakan pada bulan agustus sampai dengan september 2011 yang dilakukan secara purposive atau sengaja.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sikap petani terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi dan hubungan karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas) petani dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi di daerah penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penentuan sikap petani diukur dengan memakai sistem Skala Likert sedangkan metode Koefisien Rank Spearman dengan bantuan SPSS (Staistical Product And Service Solutions) versi 18 dalam penentuan karakteristik sosial ekonomi petani.

Hasil penelitian diperoleh: pengajuan RDKK oleh Petani sebagai anggota kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kepada pengecer resmi atau kios pertanian; Sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi yaitu dari 30 (100 %) petani sampel, sebanyak 13 (43.33 %) orang petani yang bersikap positif dan yang bersikap negatif sebanyak 17 (56.66 %) orang petani. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa sikap petani sampel pada pola RDKK adalah negatif; Tidak adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan produktivitas petani sampel pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi; Masalah-masalah yang dihadapi petani sampel dengan adanya pola RDKK Pupuk Bersubsidi meliputi masalah modal dalam pembelian pupuk dan kurangnya sosialisasi dari penyuluh pertanian lapangan serta masalah harga pupuk yang tidak sesuai dengan harga gabah; Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah petani dengan adanya pola RDKK Pupuk Bersubsidi adalah kerjasama yang baik ketua kelompok tani, PPL dan Aparat Pemerintah Desa dalam sosialisasi pola RDKK kepada petani.

(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di kota Batam, kabupaten batam, propinsi Riau pada tanggal 11 September 1986 dari Ayahanda B. Siagian dan Ibunda E. Sibuea, anak 1 dari 6 bersaudara.

Adapun riwayat pendidikan yang pernah ditempuh penulis diantaranya: 1. Tamat dari SD K. Immanuel di jalan Raden Patah Lubuk Baja, kecamatan

Batam Timur, kabupaten Batam pada tahun 1999.

2. Tamat dari SLTP K. Immanuel di jalan Raden Patah Lubuk Baja, kecamatan Batam Timur, kabupten Batam pada tahun 2002 .

3. Tamat dari SMA Swasta Santa Maria di jalan Palang Merah no 15 Medan, kecamatan Medan Maimun, kota Medan pada tahun 2005.

4. Tahun 2006 diterima di Departemen Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur SPMB.

5. Tamat dari Medan Business Polytechnic, program studi Manajemen Informatika Komputer pada tahun 2008.

6. Bulan Juni 2010 melaksanakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) di desa Lae Luhung, kecamatan Siempat Nempu Hilir kabupaten Dairi

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Kuasa atas berkat dan karuniaNya penulis diberi kesempatan untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi”, studi kasus desa Cinta Damai, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat di program studi Agribisnis, fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan untuk memperoleh gelar sarjana.

Pada Kesempatan ini dengan segala ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si., selaku ketua komisi pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

2. Bapak Ir. M. Jufri, M.Si., selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini dengan memberikan bimbingan dan arahan.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Darma Bakti, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

(6)

5. Bapak dan Ibu Dosen Departeman Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendidik penulis melalui kegiatan perkuliahan dan kegiatan lainnya.

6. Seluruh staf administrasi dan pegawai Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis.

7. Bapak An. P. L. Sihombing selaku kepala desa Cinta Damai, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Penyuluh pertanian dan aparat pemerintahan desa Cinta Damai, yang telah membantu penulis dalam memperoleh data-data penelitian.

9. Kapada Bapak/Ibu petani di desa Cinta Damai yang telah banyak membantu penulis dalam wawancara kuesioner penelitian.

10.Ayahanda B. Siagian dan Ibunda E. Sibuea yang selalu memberikan perhatian, bantuan dan motivasi kepada penulis.

11.Adik-adik penulis, Nova Ester Natalia, Evi Asmeri, Eni Rostika, Yanti dan Roy Holando yang menjadi dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

Medan, 2011.

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Identifikasi Masalah ... 2

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

Hipotesis Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA Pembudidayaan Tanaman Padi Sawah ... 5

Pemupukan ... 6

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok ... 6

Teori Sikap ... 7

Karakteristik Petani Padi Sawah ... 8

Kerangka Pemikiran ... 9

METODE PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 12

Metode Penentuan Sampel Penelitian ... 13

(9)

Metode Analisis... 15

Defenisi Dan Batasan Operasional Defenisi ... 20

Batasan Operasional ... 21

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kondisi Geografis, 2010 Luas Desa, 2010 ... 22

Tata Guna Penggunaan Lahan, 2010 ... 22

Administrasi, 2010 ... 23

Topografi Desa, 2010... 23

Kondisi Demografis, 2010 Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2010 .. 23

Distribusi Penduduk Menurut Umur, 2010 ... 24

Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian, 2010 ... 24

Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, 2010 ... 25

Distribusi Penduduk Menurut Suku, 2010 ... 26

Distribusi Penduduk Menurut Agama 2010 ... 26

Potensi Desa, 2010 Sarana, 2010 ... 27

Prasarana, 2010 ... 27

Pengajuan RDKK Oleh Petani ... 29

(10)

Umur Petani Sampel ... 33

Tingkat Pendidikan Petani Sampel ... 34

Lama Berusahatani Petani Sampel ... 34

Luas Lahan Petani Sampel ... 35

Jumlah Tanggungan Petani Sampel ... 35

Produktivitas Petani Sampel ... 36

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 37

Hubungan Antara Umur Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 37

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 39

Hubungan Antara Lama Berusahatani Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 40

Hubungan Antara Luas Lahan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 41

Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 43

Hubungan Antara Produktivitas Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 44

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani Sampel Dalam Pola RDKK Pupuk Bersubsidi Masalah Modal... 46

Masalah Tenaga Penyuluh Pertanian ... 46

(11)

Upaya-Upaya yang Dihadapi Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Modal ... 47 Tenaga Penyuluh Pertanian ... 47 Harga ... 47 KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

1. Rekapitulasi Data Kebutuhan Pupuk Padi Sawah Untuk Peningkatan Produksi

Kecamatan Percut Sei Tuan, 2010 ... 12

2. Nama-Nama Kelompok Tani, Jumlah Petani Dan Luas Yang Memperoleh Subsidi pupuk Padi Sawah, 2010 ... 13

3. Jumlah Populasi Dan Sampel ... 14

4. Penentuan Sikap Petani Yang Positif Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 15

5. Penentuan Sikap Petani Yang Negatif Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 15

6. Pernyataan Positif………... 17

7. Pernyataan Negatif ... 18

8. Keputusan Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ... 19

9. Jenis dan Luas Penggunaan Tanah, 2010 ... 22

10. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2010 ... 23

11. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur, 2010 ... 24

12. Distribusi Penduduk menurut Kelompok Mata Pencaharian, 2010 ... 25

13. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, 2010 ... 25

14. Distribusi Penduduk Menurut Suku, 2010 ... 26

15. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut ... 26

16. Sarana, 2010 ... 27

(13)

18. Kebutuhan Pupuk Subsidi Per Pedagang Pengecer ... 30

19. Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi .. 32

20. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Sampel ... 33

21. Karakteristik Petani Sampel Kategori Umur ... 33

22. Karakteristik Petani Sampel Kategori Tingkat Pendidikan ... 34

23. Karakteristik Petani Sampel Kategori Lama Berusahatani ... 35

24. Karakteristik Petani Sampel Kategori Luas Lahan ... 35

25. Karakteristik Petani Sampel Kategori Jumlah Tanggungan ... 36

26. Karakteristik Petani Sampel Kategori Produktivitas ... 36

27. Uji Hipotesis Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 37

28. Hubungan Umur Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 38

29. Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 39

30. Hubungan Lama Berusahatani Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 40

31. Hubungan Luas Lahan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 42

32. Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi ... 43

(14)

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

1. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul 1 Peta Desa.

2 Karakteristik Petani Sampel. 3 Pernyataan Sikap Petani Sampel.

4 Perhitungan Kategori Jawaban Pernyataan Sikap. 5 Skor Pernyataan Sikap Petani Sampel.

6 Skor Sikap Petani Dan Interprestasinya.

7 Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi. 8 Korelasi Spearman Antara Umur Petani Sampel

Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

9 Korelasi Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

10 Korelasi Spearman Antara Lama Berusahatani Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

11 Korelasi Spearman Antara Luas Lahan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

12 Korelasi Spearman Antara Jumlah Tanggungan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

(16)

ABSTRAK

FREDYWAN P. SIAGIAN (060309005) dengan judul skripsi “HUBUNGAN KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI DENGAN SIKAP PETANI PADI SAWAH PADA POLA RENCANA DEFINITIF KEBUTUHAN KELOMPOK (RDKK) PUPUK BERSUBSIDI” (Studi Kasus: (Desa Cinta Damai, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang) dan dibimbing oleh bapak Ir. H. Hasman Hasyim, M.Si dan bapak Ir. M. Jufri, M.Si. Penelitian dilaksanakan pada bulan agustus sampai dengan september 2011 yang dilakukan secara purposive atau sengaja.

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis sikap petani terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi dan hubungan karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas) petani dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi di daerah penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penentuan sikap petani diukur dengan memakai sistem Skala Likert sedangkan metode Koefisien Rank Spearman dengan bantuan SPSS (Staistical Product And Service Solutions) versi 18 dalam penentuan karakteristik sosial ekonomi petani.

Hasil penelitian diperoleh: pengajuan RDKK oleh Petani sebagai anggota kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kepada pengecer resmi atau kios pertanian; Sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi yaitu dari 30 (100 %) petani sampel, sebanyak 13 (43.33 %) orang petani yang bersikap positif dan yang bersikap negatif sebanyak 17 (56.66 %) orang petani. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa sikap petani sampel pada pola RDKK adalah negatif; Tidak adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan produktivitas petani sampel pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi; Masalah-masalah yang dihadapi petani sampel dengan adanya pola RDKK Pupuk Bersubsidi meliputi masalah modal dalam pembelian pupuk dan kurangnya sosialisasi dari penyuluh pertanian lapangan serta masalah harga pupuk yang tidak sesuai dengan harga gabah; Upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi masalah petani dengan adanya pola RDKK Pupuk Bersubsidi adalah kerjasama yang baik ketua kelompok tani, PPL dan Aparat Pemerintah Desa dalam sosialisasi pola RDKK kepada petani.

(17)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu bahan pangan nasional adalah padi yang merupakan makanan pokok masyarakat indonesia dan sebagai tulang punggung perekonomian Bangsa Indonesia (Budianto, 2002).

Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduk bertempat tinggal di pedesaan dengan sumber mata pencarian dari bertani. Oleh karena itu, petani berkeinginan meningkatkan produksi padi ke arah swasembada pangan (AKK, 1990).

Petani masih mengalami kesulitan dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Hambatan-hambatan yang dihadapi petani dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidupnya berupa lemahnya modal, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya ketrampilan dan lemahnya bergaining position yang dimiliki petani. Fasilitas yang dapat diberikan kepada petani dapat berupa sarana produksi pertanian seperti bibit tanaman unggul, pupuk, obat-obatan, pembasmi hama dan biaya tenaga kerja yang diperlukan untuk membayar upah buruh yang melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh petani itu sendiri (Soekartawi, 2002).

(18)

Peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan penggunaan varietas unggul dan mutu usahatani seperti pengolahan tanah, cara tanam dan pemupukan (Irawan, 2004).

Jika sistem pertanian diharapkan tetap produktif dan sehat, harus ada jaminan bahwa jumlah unsur yang hilang dari tanah tidak melebihi jumlah unsur hara yang dikembalikan ke tanah (Reijntjes, 1999).

Begitu banyaknya program bantuan pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dilakukannnya penelitian ilmiah mengenai pupuk bersubsidi dengan maksud untuk mengetahui lebih jauh bagaimana sikap petani terhadap Pola RDKK pupuk bersubsidi. Apakah program pemerintah tersebut yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan, sudah terealisasi dengan baik terhadap masyarakat. Dengan pertimbangan tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian di desa Cinta Damai yang merupakan wilayah penerima bantuan pupuk bersubsidi dari pemerintah.

Identifikasi Masalah

(19)

dilakukan dalam mengatasi masalah program RDKK pupuk bersubsidi yang dihadapi petani padi sawah di daerah penelitian.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah: mengetahui bagaimana pelaksanaan pola RDKK pupuk bersubsidi oleh petani di daerah penelitian; mengetahui sikap petani terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi di daerah penelitian; menganalisis hubungan karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas) petani dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi di daerah penelitian; mengetahui masalah masalah yang terjadi kepada petani dengan adanya pola RDKK pupuk bersubsidi dan mengetahui upaya yang dilakukan kepada petani dalam mengatasi persoalan RDKK pupuk bersubsidi.

Kegunaan Penelitian

(20)

Hipotesis Penelitian

(21)

TINJAUAN PUSTAKA

Pembudidayaan Tanaman Padi Sawah

Klasifikasi tanaman padi yang termasuk golongan rumput-rumputan adalah:

- Genus = Oryza linn

- Family = Gramineae (poaceae)

- Spesies = 25 diantaranya: oryza sativa L

Oryza glaberiria steund (AAK, 1990).

Kegiatan pembudidayaan tanaman padi adalah: a. Pengelolaan tanah;

b. Pembuatan persemaian; c. Pemilihan varietas benih; d. Pencabutan benih; e. Penanaman; f. Pemupukan; g. Pengaturan air; h. Pasca panen. (Sitoempoel, 1997).

(22)

dilakukan pemberian input yang tepat, sesuai dengan kebutuhannya. Cara pemberian, waktu pemberian dan dosis harus tepat. Semuanya ditambahkan dengan pemilihan bibit, penyemaian, pengolahan tanah, penyiangan pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit. Semua hal diatas disebut dengan teknologi penggunaan input produksi. Dengan teknologi yang optimal dapat dicapai tujuan produksi yaitu tingkat keuntungan yang maksimum (Daniel, 2002).

Pemupukan

Pupuk ialah bahan yang diberikan ke dalam tanah baik yang organik maupun yang anorganik dengan maksud untuk mengganti kehilangan unsur hara dari dalam tanah dan bertujuan untuk meningkatkan produksi atau lingkungan yang baik (Sutedjo, 2002).

Pemupukan akan memberikan hasil yang mendekati optimum jika dalam pelaksanaannya memperhatikan jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian pupuk (Musnamar, 2003).

Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok

Menurut Kamus Lengkap Ekonomi subsidi adalah cadangan keuangan dan sumberdaya lainnya untuk mendukung sesuatu kegiatan usaha atau perorangan oleh pemerintah (Pass, 1997).

(23)

Kemajuan Pengetahuan dan ilmu kimia telah berhasil menciptakan bermacam bahan sintesis kimia untuk sarana produksi pertanian seperti pupuk dan obat-obatan. Berbagai jenis pupuk organik, anorganik digunakan untuk merangsang dan meningkatkan pertumbuhan hasil tanaman. Kebijakan pemerintah untuk mengurangi atau meniadakan subsidi terhadap sarana produksi pupuk dan obat-obatan berpengaruh terhadap peningkatan produksi (Noor, 1996).

Teori Sikap

Sikap merupakan kecenderungan individu untuk bereaksi terhadap suatu objek untuk mendekati atau menjauh. Sikap negatif memunculkan kecenderungan untuk menjauh, membenci, menghindar atau tidak menyukai keberadaan objek, sedang sikap positif memunculkan kecenderungan untuk menyenangi, mendekati atau bahkan menginginkan kehadiran objek tertentu (Azwar, 2002).

Sikap ini dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu sikap dalam bentuk fisik dan sikap dalam bentuk nonfisik. Sikap dalam bentuk fisik adalah tingkah laku yang terlahir dalam bentuk gerakan dan perbuatan fisik. Sikap dalam bentuk non fisik, yang sering juga disebut mentalitas, merupakan gambaran keadaan kepribadian seseorang yang tersimpan dan mengendalikan setiap tindakannya; tidak dapat dilihat serta sulit dibaca (Azwar, 1995).

(24)

tersebut ternyata mempunyai keyakinan yang sama mengenai objek, orang, peristiwa, masalah (Krech dkk, 1996).

Jumlah penduduk miskin di Indonesia mempunyai pendapatan yang belum membebaskan mereka dari kekurangan dan dililit oleh ketidakberdayaan. Ideologi dan teknologi baru yang diperkenalkan kepada mereka sering direspon secara negatif, terutama yang tidak memiliki jaminan sosial yang cukup untuk menghadapi resiko kegagalan (Usman, 2004).

Karakteristik Petani Padi Sawah

Karakteristik petani yang berhubungan dengan sikap petani pada RDKK Pupuk bersubsidi adalah:

1. Umur

Semakin muda umur petani maka semakin tinggi keinginan petani dalam mengetahui ide baru.

2. Pendidikan

Petani yang berpendidikan tinggi, relatif lebih cepat mengadopsi inovasi baru dari pada petani berpendidikan rendah.

3. Lamanya berusahatani

Petani yang lebih lama berusahatani akan lebih mudah dalam menerapkan inovasi baru dibandingkan petani pemula dikarenakan pengalaman yang dimiliki.

4. Luas lahan

(25)

5. Jumlah tanggungan

Petani yang memiliki jumlah tanggungan hidup yang tinggi, akan lebih sulit dalam menerapkan teknologi baru. Hal ini dikarenakan kebutuhan biaya keluarga yang tinggi menyebabkan petani sulit menerima resiko kegagalan.

6. Produktivitas

Produktivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan atau tingkat hasil yang diperoleh seseorang.

(Soekartawi, 2002).

Tingkat pendidikan petani merupakan salah satu faktor rendahnya tingkat produktivitas usahatani. Rendahnya pendidikan petani mengakibatkan petani lambat dalam mengadopsi inovasi baru dan mempertahankan kebiasaan-kebiasan lama, sedangkan petani yang berpendidikan tinggi tergolong lebih cepat dalam mengadopsi inovasi baru (Soekartawi, 2002).

Luas lahan dipengaruhi skala usaha dan pada akhirnya mempengaruhi efisiensi peningkatan usaha pertanian (Kartasapoetra, 1991).

Kerangka Pemikiran

(26)

Gambar 1. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani.

Hasil akhir dari proses pemikiran petani dalam merespons kebijakan penyaluran pupuk yang didasarkan pada RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) tersebut adalah petani akan bersifat positif dan negatif karena masalah masalah yang mungkin terjadi dalam pelaksanaan program pemerintah tersebut. Oleh karena itu, dalam pemanfaatan distribusi pupuk diperlukan upaya upaya dalam mengatasi masalah yang mungkin terjadi di daerah penelitian.

Karakteristik Petani

Umur

Pendidikan

Lama Berusahatani

Luas Lahan

Jumlah Tanggungan

Produktivitas

(27)

Keterangan:

: Pengaruh : Hubungan

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi.

Petani Padi Sawah

Sikap

Positif Negatif

Masalah-Masalah

Upaya-Upaya

Karakteristik Sosial Ekonomi:

-Umur -Pendidikan -Lamanya

berusahatani -Luas lahan

-Jumlah tanggungan -Produktivitas

(28)

METODE PENELITIAN

Metode Penentuan Daerah Penelitian

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Cinta Damai, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang. Adapun Rekapitulasi RDKK pupuk bersubsidi komoditi padi sawah di kecamatan Percut Sei Tuan dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Rekapitulasi Data Kebutuhan Pupuk Padi Sawah Untuk Peningkatan Produksi Kecamatan Percut Sei Tuan, 2010.

No Desa Luas Areal

Sumber: Dinas Pertanian Kecamatan Percut Sei Tuan, 2011

(29)

pencaharian oleh sebagian besar penduduk dan merupakan salah satu desa pemakai pupuk terbesar di kecamatan percut Sei Tuan karena merupakan sentra produksi tanaman pangan.

Metode Penentuan Sampel Penelitian

Berikut data mengenai nama kelompok tani, luas dan jumlah petani yang memperoleh subsidi pupuk padi sawah.

Tabel 2. Nama-Nama Kelompok Tani, Jumlah Petani Dan Luas Yang Memperoleh Subsidi Pupuk Padi Sawah, 2010.

No Kelompok Tani Anggota

Sumber: Dinas Pertanian Kecamatan Percut Sei Tuan, 2011

(30)

sampel diambil secara acak sederhana sebesar 30 petani yang dilakukan dengan menggunakan rumus persamaan Soepomo (1997) sebagai berikut:

n SPL = JS

N Dimana:

SPL = Sampel

n = Jumlah Anggota Kelompok Tani N = Total Polulasi

JS = Besar Sampel

Perhitungan Sampel Penelitian:

SPL Karya Kontak = 129 X 30 = 14, 884 = 15 (Pembulatan) 260

SPL Suka Maju = 131 X 30 = 15,115 = 15 (Pembulatan) 260

Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel.

No Kelompok Tani Jumlah Populasi Jumlah Sampel

1 Karya Kontak 129 15

2 Suka Maju 131 15

Jumlah 260 30

Metode Pengumpulan Data

(31)

Sedangkan data sekunder diperoleh dari dinas kecamatan Deli Serdang, Badan Pusat Statistik Sumatera Utara dan perpustakaan Penyuluh Pertanian Lapangan.

Metode Analisis

Data hasil penelitian akan dianalisis dengan menggunakan:

Model analisis Diskriptif (kualitatif) pada hipotesis pertama untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan terhadap pelaksanaan RDKK, kondisi lingkungan sosial ekonomi dan daerah sampel.

Data sikap petani terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi, diukur dengan memakai sistem skor menurut Skala Likert yang terdiri atas:

Tabel 4. Penentuan Sikap Petani Yang Positif Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

No Kategori Sikap Petani Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu atau netral 3

4 Tidak Setuju 2

5 Sangat Tidak Setuju 1

Tabel 5. Penentuan Sikap Petani Yang Negatif Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

No Kategori Sikap Petani Skor

1 Sangat Setuju 1

2 Setuju 2

3 Ragu-ragu atau netral 3

4 Tidak Setuju 4

5 Sangat Tidak Setuju 5

Mengukur skala sikap digunakan pengukuran skala Likert dengan rumus:

(32)

Keterangan:

T = Skor Standar; X = Skor Responden;

X = Rata-Rata Skor Kelompok;

S = Devisiasi Standar Kelompok = 16.01.

Kriteria uji, apabila:

T > 50 = Sikap Positif;

T ≤ 50 = Sikap Negatif.

(33)

Tabel 6. Pernyataan Positif.

No Pernyataan Positif

1 Pola RDKK pupuk bersubsidi meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) bapak/ibu dalam menyusun rencana kegiatan usahatani. 2 Pola RDKK pupuk bersubsidi meningkatkan jumlah produksi padi sawah. 3 Pola RDKK pupuk bersubsidi meningkatkan pendapatan bapak/ibu. 4 Dengan Pola RDKK, jumlah pupuk subsidi yang diterima bapak/ibu dari

pengecer resmi cukup untuk mencukupi kebutuhan lahan.

5 Pemberian pupuk subsidi dengan Pola RDKK, tidak mengalami keterlambatan yaitu pada awal musim tanam budidaya tanaman padi sawah.

6 Adanya Pola RDKK, bapak/ibu mendapatkan pupuk subsidi dengan harga terjangkau.

7 Bapak/ibu telah dapat merasakan peningkatan ketrampilan setelah mengikuti program ketahanan pangan dengan pola RDKK pupuk bersubsidi.

8 Pola RDKK disusun berdasarkan perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi berdasarkan luas areal usahatani yang diusahakan bapak/ibu. 9 Perhitungan rencana kebutuhan pupuk subsidi melalui Pola RDKK

disusun dengan rekomendasi pemupukan berimbang.

10 Pemberian pupuk dengan subsidi dengan pola RDKK ditujukan kepada petani yang telah bergabung dalam kelompok tani.

11 Penyuluh pertanian perlu mendampingi dan membimbing bapak/ibu dalam menyusun RDKK.

(34)

Tabel 7. Pernyataan Negatif.

No Pernyataan Negatif

1 Pada sisi penggunaan, bapak/ibu masih sulit dalam menentukan dosis pupuk yang tepat.

2 Anjuran pemerintah dalam pengajuan RDKK tidak mencukupi kebutuhan untuk bercocok tanam.

3 Pasar Internasional tidak minat akan hasil komoditi pertanian yang menggunakan pupuk kimia.

4 Terjadi peningkatan harga pupuk bersubsidi karena ketersediaan pupuk lebih kecil daripada kebutuhan yang diajukan.

5 Masih terjadi antrean panjang atau menunggu dalam memperoleh pupuk bersubsidi dengan pola RDKK.

6 Bapak/ibu mengikuti pola RDKK hanya untuk mendapatkan pupuk bersubsidi dari pemerintah.

7 Masih kurangnya tenaga penyuluh dalam melakukan pendataan pengajuan RDKK.

8 Sering ditemui kelompok tani melebihi luas areal pertaniannya didalam pengusulan RDKK.

9 Masih ada petani yang mengabaikan penyuluhan dengan menggunakan nalar dalam melaksanakan pola pemupukan.

10 Dengan pola RDKK petani tidak bebas membeli pupuk di kios yang menjadi pilihannya meskipun kurangnya ketersediaan pupuk bersubsidi di pengecer resmi.

11 Tidak ada kemudahan dan jaminan kepada bapak/ibu dalam memenuhi kebutuhan pupuk.

12 Ada sebagian petani yang tidak hadir dalam membahas dan menyusun RDKK pada suatu pertemuan sesuai dengan kesepakatan bersama.

(35)

6 ∑ di ²

r

= 1 -

n (n ² – 1) dimana:

r = Koefisien Korelasi; di = Selisih rangking; n = Jumlah data.

Tabel 8. Keputusan Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi.

Interval Koefisien Kriteria

0.00 – 0.199 Hubungan Sangat Lemah

0.20 – 0.399 Hubungan Lemah

0.40 – 0.599 Hubungan Cukup Kuat

0.60 – 0.799 Hubungan Kuat

0.80 – 1.000 Hubungan Sangat Kuat

(Supangat, 2007)

Kriteria pengambilan keputusan:

Jika signifikansi < α maka H0 tidak diterima dan H1 diterima;

Jika signifikansi ≥ α maka H0 diterima dan H1 tidak diterima.

Uji Signifikansi Korelasi:

Ho = tidak ada hubungan antara rangking variabel; H1 = ada hubungan antara rangking variabel.

Hipotesis 4 dianalisis dengan metode deskriptif yaitu dengan mengamati masalah-masalah yang dihadapi petani dengan adanya pola RDKK pupuk bersubsidi.

(36)

Defenisi Dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami usulan penelitian ini maka dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

Defenisi

1. Sampel adalah petani padi sawah yang tergabung dalam Kelompok Tani Karya Kontak dan Kelompok Tani Suka Maju di daerah penelitian.

2. Petani padi sawah adalah orang yang melaksanakan dan mengolah usaha tani padi sawah pada sebidang lahan.

3. Sikap petani merupakan dorongan yang berasal dari diri petani dan reaksi terhadap stimulus yang menghasilkan pengaruh dan penolakan, suka atau tidak suka, positif dan negatif terhadap pupuk bersubsidi.

4. Umur sampel (X1) adalah usia petani dari lahir (tahun) sampai saat di wawancarai.

5. Tingkat pendidikan sampel (X2) adalah pendidikan yang pernah ditempuh dan dinyatakan dalam tahun sampai saat di wawancarai.

6. Lamanya berusahatani (X3) merupakan lamanya petani memulai kegiatan usahatani sampai saat diwawancarai.

7. Luas lahan (X4) adalah luas sebidang tanah yang diusahakan petani dalam penanaman padi sawah di daerah penelitian.

(37)

10.RDKK adalah perhitungan rencana kebutuhan pupuk bersubsidi yang disusun kelompok tani berdasarkan luas areal usahatani yang diusahakan petani dengan rekomendasi pemupukan berimbang.

Batasan Operasional

1. Tempat penelitian adalah desa Cinta Damai, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang.

2. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data RDKK musim tanam april hingga september 2010.

3. Faktor sosial ekonomi yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, lamanya berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas.

(38)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Kondisi Geografis, 2010 Luas Desa, 2010

Desa Cinta Damai berjarak 2 km dari pusat pemerintahan kecamatan dan jarak dari pusat pemerintahan ibukota kabupaten sejauh 60 km dan mempunyai luas wilayah 1237,5 ha.

Tata Guna Penggunaan Lahan, 2010

Penggunaan lahan di daerah penelitian menurut fungsinya terdiri dari areal persawahan, perkebunan dan pemukiman. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini:

Tabel 9. Jenis Dan Luas Penggunaan Tanah, 2010. No Jenis Penggunaan Tanah Luas

(Ha)

Persentase (%)

1 Tanah Sawah 1116 90.18

2 Tanah Perkebunan 3.5 0.28

3 Tanah Pemukiman 118 9.5

Jumlah 1237.5 100

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

(39)

Administrasi, 2010

Desa Cinta Damai merupakan bagian dari kecamatan Percut Sei Tuan yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

- Sebelah Utara berbatasan dengan : Hutaginjang; - Sebelah Selatan berbatasan dengan : Parik Sabungan; - Sebelah Barat berbatasan dengan : Bahalimbalo; - Sebelah Timur berbatasan dengan : Hutaginjang.

Topografi Desa, 2010

Desa ini berada pada ketinggian 1.100 meter diatas permukaan laut dengan temperature 260C-330C serta curah hujan berkisar antara 1100-1400 mm/tahun.

Kondisi Demografis, 2010

Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2010

Keadaan penduduk menurut jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 10 berikut ini:

Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Kelamin, 2010.

No Jenis Kelamin Jumlah

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

(40)

Distribusi Penduduk Menurut Umur, 2010

Keadaan penduduk menurut kelompok umur dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur, 2010.

No Umur

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

Dari Tabel 11 menunjukkan bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat pada kelompok umur 0-14 tahun yakni 1600 jiwa dengan persentase sebesar 34.66 % dan yang terkecil adalah kelompok umur > 60 tahun sebesar 306 jiwa dengan persentase 6.63. Meskipun sebagian besar penduduk di dominasi oleh anak-anak tetapi tetap memberi indikasi bahwa ketersediaan tenaga kerja di desa tersebut sudah relatif besar. Hal ini dikarenakan yang berada dalam usia produktif (15-60 tahun) yaitu sebanyak 58.74 % yang didapat dari penjumlahan kelompok umur 15-29 tahun dengan persentase sebesar 29.5 % ditambah dengan kelompok umur 30-44 tahun dengan persentase sebesar 17.76 % dan kelompok umur 45-60 tahun dengan persentase sebesar 11.48 %.

Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian, 2010

(41)

Tabel 12. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Mata Pencaharian, 2010.

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

Dari Tabel 12 diketahui bahwa mata pencaharian penduduk sebagian besar adalah bertani yaitu 1080 jiwa dengan persentase 82.3 %. Sedangkan persentase yang paling kecil adalah pedagang dan jasa serta pensiunan yaitu 0.3 % dengan 26 jiwa untuk pedagang dan jasa serta 4 jiwa untuk pensiunan.

Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, 2010

Pendidikan merupakan salah satu modal dalam pembangunan. Dari 4616 jiwa jumlah penduduk diketahui yang tidak bersekolah atau tidak tamat sekolah yaitu sebesar 980 jiwa. Adapun tingkat pendidikan formal di desa tersebut setelah dikurang 980 jiwa atau 18.08 % dapat dilihat pada Tabel 13 berikut ini.

Tabel 13. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan, 2010.

No Tingkat Pendidikan Jumlah

(Jiwa)

Persentase (%)

1 Sekolah Dasar 943 25.87

2 Sekolah lanjutan Tingkat Pertama 1090 29.90

3 Sekolah Lanjutan Tingkat Atas 1158 31.76

4 Diploma 360 9.87

5 Sarjana 94 2.57

Jumlah 3645 100

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

(42)

yaitu tamat sarjana sebesar 2.03 %. Dengan demikian, tingkat pendidikan tergolong rendah yang dapat mempengaruhi kemampuan penduduk dalam menyerap berbagai pengetahuan dan inovasi yang ada.

Distribusi Penduduk Menurut Suku, 2010

Keadaan penduduk menurut suku yang dianut dapat dilihat pada Tabel 14 berikut ini:

Tabel 14. Distribusi Penduduk Menurut Suku, 2010.

No Suku Jumlah

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

Dari Tabel 14 menunjukkan bahwa suku yang paling banyak adalah suku batak yaitu sebesar sedangkan suku yang paling sedikit adalah suku

Distribusi Penduduk Menurut Agama, 2010

Keadaan penduduk menurut agama yang dianut dapat dilihat pada Tabel 15 berikut ini:

Tabel 15. Distribusi Penduduk Menurut Agama Yang Dianut, 2010.

No Agama Jumlah

(43)

Dari Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas dihuni oleh penduduk beragama protestan yaitu sebesar 2769 jiwa (60 %) sedangkan penduduk yang beragama lain (Katolik, Islam) sekitar 40 %. Namun kerukunan umat beragama diwilayah ini terbina cukup baik, dimana kelompok mayoritas tidak menekan kelompok minoritas begitu juga sebaliknya.

Potensi Desa, 2010 Sarana, 2010

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sarana desa dapat dilihat pada Tabel 16 berikut ini.

Tabel 16. Sarana, 2010.

No Sarana Jumlah (Unit)

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

Prasarana, 2010

(44)

Tabel 17. Prasarana, 2010.

Prasarana Jumlah (Unit)

1 Pick Up 1

2 Kilang Padi 4

3 Jembatan 1

4 Koperasi 1

Sumber: Kantor Kepala Desa, 2011

Jalur transportasi sebagai akses terwujudnya pembangunan sudah cukup baik. Ini terlihat dari jalan desa atau penghubung antara dusun I hingga dusun VI dan jalan-jalan yang menghubungkan rumah petani dengan kebunnya kondisinya beraspal dan relatif baik sehingga dapat dilalui oleh kendaraan umum seperti angkurtan pedesaan. Kondisi jalan tersebut sangat mendukung kelancaran pengangkutan sarana produksi dan hasil produksi desa. Faktor pendukung fisik lainnya, berupa sarana komunikasi yang tersedia, relative mudah untuk diakses dengan adanya jaringan telepon yang menyebar di wilayah desa. Infrastruktur pendukung lainnya seperti air dan jaringan listrik PLN telah tersedia dan sebagian besar rumah penduduk telah menggunakan nya.

(45)

Pelaksanaan RDKK Pupuk Bersubsidi Oleh Petani

Petani melalui musyawarah anggota kelompok tani menyampaikan kepada Gabungan kelompok tani menyususun RDKK untuk kebutuhan kelompok tani satu musim tanam meliputi salah satu sarana produksi yaitu pupuk.

Tujuan menyusun RDKK antara lain:

1. Meningkatkan peran kelompok tani dalam menyusun rencana kegiatan usahatani berkelompok;

2. Meningkatkan peran penyuluh pertanian dalam membimbing kelompok tani penyusunan rencana kegiatan usahatani.

Tahapan pelaksanaan penyusunan RDKK yaitu:

1. Pertemuan kelompok tani yang didampingi oleh penyuluh pertanian;

2. Pertemuan anggota kelompok tani dipimpin oleh Ketua Kelompok tani yang didampingi penyuluh pertanian untuk membahas, menyusun dan menyepakati daftar kebutuhan sarana produksi 6 tepat (tepat jenis, jumlah, waktu, tempat, harga dan mutu) kepada GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani), paling lambat 1 bulan sebelum jadwal tanam;

3. Memeriksa kelengkapan dan penandatanganan RDKK oleh Ketua kelompok tani yang diketahui oleh Penyuluh.

(46)

Organik) dan diketahui oleh kepala desa serta ketua kelompok tani. Apabila tidak memenuhi syarat kelengkapan maka akan dilakukan perbaikan ulang oleh ketua kelompok tani dan PPL. Setelah RDKK tersusun dengan lengkap, selanjutnya mengajukan RDKK kepada pedagang pengecar/kios. Pengecer resmi yang ada di desa Cinta Damai terdiri dari 3 kios antara lain UD. HS Jaya, UD. Eko Tani dana UD Cinta Tani.

Adapun data jumlah kebutuhan pupuk subsidi pada setiap pedagang pengecer yang ada di desa Cinta Damai, kecamatan Percut Sei Tuan, kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 18:

Tabel 18. Kebutuhan Pupuk Subsidi Per Pedagang Pengecer, 2010.

No Pengecer Kelompok Tani Kebutuhan Pupuk (Kg) 1 UD. HS Jaya - Suka Jadi

(47)

Sikap Petani Sampel Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Sikap petani pada pola Rencana Definitif kebutuhan Kelompok atau yang lebih dikenal RDKK dapat diketahui dengan melihat jawaban-jawaban petani sampel terhadap kuesioner yang diberikan. Kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan dibagi kedalam 12 pernyataan-pernyataan positif dan 12 pernyataan-pernyataan negatif yang merupakan respon suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Petani sampel diminta memilih satu dari lima pilihan jawaban yang dituliskan dalam angka 1-5, masing-masing menunjukkan sangat tidak setuju (1), tidak setuju (2), netral atau tidak berpendapat (3), setuju (4), sangat setuju (5) untuk pernyataan positif sedangkan untuk pernyataan negatif, jawaban sangat tidak setuju (5), tidak setuju (4), netral atau tidak berpendapat (3), setuju (2), sangat setuju (1).

Dari jawaban setiap pernyataan diperoleh distribusi frekuensi responden bagi setiap kategori, kemudian secara komulatif dilihat deviasinya menurut deviasi normal. Dengan demikian diperoleh skor atau nilai skala untuk masing-masing kategori jawaban untuk dijumlahkan. Hasil analisanya dapat dilihat pada Lampiran 6.

Interpretasi terhadap skor masing-masing petani sampel dirubah kedalam skor standart yang menyebabkan skor ini mengikuti distribusi skor yang mempunyai mean sebesar T= 50 dengan standart deviasi S= 16.01 dengan menggunakan model skala Likert (T). Dengan demikian, jika skor standart > 50 maka memunculkan sikap yang positif atau jika skor standar ≤ 50 maka memunculkan sikap yang negatif.

(48)

Tabel 19. Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

No Kategori Jumlah

(Jiwa)

Persentase (%)

1 Positif 13 43.33

2 Negatif 17 56.66

Jumlah 30 100

Sumber: Diolah Dari Lampiran 6

Berdasarkan pada Tabel 19 dapat diketahui bahwa dari 30 petani sampel, jumlah petani yang menyatakan sikap positif terhadap pola Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok atau disingkat dengan RDKK pupuk bersubsidi sebanyak 13 petani dengan persentase 43.33 % dan yang menyatakan sikap negatif sebanyak 17 petani dengan persentase 56.66 %.

(49)

Karakteristik Petani Sampel

Petani sampel dalam penelitian ini adalah petani yang membeli pupuk bersubsidi dan yang telah terdaftar sebelumnya dalam kelompok tani.

Karakteristik petani sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi umur petani, tingkat pendidikan petani, lamanya berusaha tani, luas lahan, jumlah tanggungan, produktivitas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.

Tabel 20. Karakteristik Sosial Ekonomi Petani Sampel.

No Karakteristik Satuan Rata-Rata Rentang

1 Umur Tahun 47.33 33-79

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

Umur Petani Sampel

Umur petani sampel pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 21 berikut ini:

Tabel 21. Karakteristik Petani Sampel Kategori Umur. No Umur Petani Sampel

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

(50)

Pupuk Bersubsidi berada pada usia 47 tahun. Usia petani sampel dalam penelitian ini tergolong usia produktif dalam menerima inovasi baru yaitu mengikuti pola RDKK Pupuk Bersubsidi dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Tingkat Pendidikan Petani Sampel

Tingkat pendidikan petani sampel pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 22 berikut.

Tabel 22. Karakteristik Petani Sampel Kategori Tingkat Pendidikan. No Tingkat Pendidikan Petani Sampel

(Tahun)

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

Dari Tabel 22 diketahui petani yang bersekolah berjumlah 28 orang sehingga yang tidak bersekolah atau tidak tamat berjumlah 2 orang. Persentase pendidikan tertinggi petani sampel adalah tamat SMA sebesar 40 % dan persentase tingkat pendidikan terkecil adalah tamat D3 sebesar 3.33 %. Tingkat pendidikan petani sampel sudah termasuk cepat dalam mengadopsi inovasi yang diberikan dengan adanya Pola RDKK Pupuk bersubsidi.

Lama Berusahatani Petani Sampel

(51)

Tabel 23. Karakteristik Petani Sampel Kategori Lama Berusahatani. No Lama Berusahatani Petani Sampel

(Tahun)

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 23 dapat diketahui bahwa persentase terbesar yaitu 43.33 % dengan jumlah 13 orang petani sampel. Petani tersebut sudah bertani selama 3 sampai 19 tahun, sehingga dapat dikatakan bahwa petani sampel sudah memiliki pengalaman panjang dalam bertani.

Luas Lahan Petani Sampel

Luas lahan petani sampel pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 24 berikut ini.

Tabel 24. Karakteristik Petani Sampel Kategori Luas Lahan. No Luas Lahan Petani Sampel

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 24 dapat diketahui bahwa persentase luas kepemilikan lahan terbesar adalah 73 % dengan luas lahan kurang dari 1 Ha sedangkan persentase terkecil sebesar 10 % dengan luas lahan antara 2.1 Ha sampai 3 Ha.

Jumlah Tanggungan Petani Sampel

(52)

Tabel 25. Karakteristik Petani Sampel Kategori Jumlah Tanggungan. No Jumlah Tanggungan Petani Sampel

(Jiwa)

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

Berdasarkan Tabel 25, dari 30 petani sampel diketahui 5 petani sampel yang tidak memiliki tanggungan. Petani sampel yang memiliki tanggungan 1-3 orang berjumlah 9 orang atau 36 % dan 11 petani sampel memiliki jumlah tanggungan 4-6 orang sedangkan 5 petani sampel memiliki tanggungan 7-8 orang. Ini menunjukkan bahwa sebagian petani sampel memiliki jumlah tanggungan kategori sedang yang dapat berpengaruh terhadap pendapatan petani sampel.

Produktivitas Petani Sampel

Produktivitas petani sampel pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 26 berikut ini.

Tabel 26. Karakteristik Petani Sampel Kategori Produktivitas. No Produktivitas Petani Sampel

(Ton)

Sumber: Diolah Dari Lampiran 2

(53)

Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) Pupuk Bersubsidi

Diduga ada hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi. Faktor sosial ekonomi yang diteliti adalah umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan produktivitas.

Untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi dianalisis menggunakan uji Korelasi Rank Spearman (rs) SPSS 18 dengan nilai α (alpha) adalah 0.05 atau tingkat kepercayaan 95 % keputusan yang diambil benar. Hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini.

Tabel 27. Uji Hipotesis Hubungan Antara Faktor Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Variabel Y Total

Koefisien Korelasi Signifikansi

Umur (X1) -0.209 0.267

Tingkat Pendidikan (X2) -0.065 0.734

Lama Berusahatani (X3) -0.129 0.497

Luas Lahan ( X4) 0.254 0.176

Jumlah Tanggungan ( X5) 0.246 0.190

Produktivitas (X6) -0.014 0.941

Sumber: Diolah Dari Lampiran 8 – 13

Hubungan Antara Umur Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

(54)

Tabel 28. Hubungan Umur Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

Tabel 28 menunjukan bahwa 10 (33.333 %) orang petani sampel yang tergolong umur sedang terdapat 6 (20 %) orang petani yang bersikap positif dan 4 (13.333 %) orang bersikap negatif. Petani Sampel yang tergolong umur muda terdapat 7 (23.333 %) orang petani yang bersikap positif dan 10 (33.333 %) orang petani yang bersikap negatif.

Dari hasil analisis yang diperoleh pada Lampiran 8 bahwa Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs)= -0.209 atau sebesar -20.9 %. Ternyata tingkat hubungan dari kedua variabel lemah. Koefisien korelasinya negatif, menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai korelasi hubungan yang negatif. R= r2, besar tingkat hubungan umur dan sikap petani sampel sebesar R= (-0.209)2= 4.36 %. Dari hasil diperoleh signifikansi sebesar 0.267 ≥ α 0.05 maka kriteria keputusan yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 tidak diterima sehingga disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi. Oleh karena itu, hipotesis yang menyatakan terdapatnya hubungan antar umur petani dengan sikapnya terhadap pola RDKK pupuk bersubsidi ditolak.

(55)

tenaga penyuluh masih kurang dalam menjangkau seluruh petani. Mayoritas petani sampel mengatakan mereka perlu didampingi dan dibimbing PPL dalam memperoleh dan menggunakan pupuk sebagai sarana produksi.

Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 29 berikut. Tabel 29. Hubungan Tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya

Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi. No Tingkat Pendidikan

(Tahun) Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

Tabel 29 menunjukkan petani yang mengikuti jenjang pendidikan berjumlah 28 orang sedangkan 2 orang petani sampel tidak mengikuti sekolah. Dari 12 (42.857 %) orang petani sampel berpendidikan SMA (12 tahun) terdapat 5 (17.587 %) orang petani sampel yang bersikap positif dan 7 (25 %) orang petani sampel bersikap negatif. Tidak satupun petani sampel berpendidikan SD yang bersikap positif dan 2 (7.142 %) orang petani yang bersikap negatif. Sementara petani sampel yang berpendidikan SMP dominan bersifat negatif yaitu 7 (25 %).

(56)

mempunyai korelasi hubungan yang negatif. R= r2, besarnya tingkat hubungan tingkat pendidikan dan sikap petani sampel hanya sebesar R= (-0.065)2= 0.42 %. Untuk perolehan hasil signifikansi pada tingkat kepercayaan 95 %, dapat dilihat sig sebesar 0.734 ≥ α0.05 maka kriteria keputusan yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 tidak diterima. Hal ini berarti bahwa sikap petani terhadap pola RDKK tidak ada hubungan dengan tinggi rendahnya pendidikan petani.

Berdasarkan Tabel 22 dan Tabel 29 diketahui petani sampel berpendidikan SMP berjumlah 11 orang petani dan yang bersikap positif 4 orang sedangkan yang berpendidikan SMA berjumlah 12 orang petani dengan yang bersikap positif 5 orang. Pada kenyataannya di lapangan, keikutsertaan petani masih rendah dalam kegiatan penyuluhan yang akan dilaksanakan.

Hubungan Antara Lama Berusahatani Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Untuk mengetahui hubungan antara lama berusahatani dengan sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 30 berikut.

Tabel 30. Hubungan Lama Berusahatani Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

No Lama Berusahatani (Tahun) Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

(57)

yang bersikap negatif sebanyak 17 (56.666 %) orang petani dan 13 (43.333 %) orang petani yang bersikap positif.

Dari hasil analisis diperoleh pada Lampiran 10 bahwa Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs)= -0.129 atau sebesar 12.9 %. Ternyata tingkat hubungan dari kedua variabel sangat lemah. Koefisien korelasinya negatif, menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai korelasi hubungan yang negatif. R= r2, besarnya tingkat hubungan lama berusahatani dengan sikap petani sampel hanya sebesar R= (-0.129)2= 1.66 %. Untuk perolehan hasil signifikansi sebesar 0.497 pada tingkat kepercayaan 95 %, dapat dilihat bahwa sig ≥ α 0.05 maka kriteria keputusan yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 tidak diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara lama berusahatani dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi.

Jumlah pupuk yang diterima berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani dengan ketentuan dari pemerintah yaitu sebanyak 5 kg/rantai. Sebagian petani sampel mengaku bahwa jumlah tersebut belum dapat mencukupi kebutuhan lahan mereka. Jadi untuk menghindari penurunan produktivitas tanaman, mereka mengikuti pola pemupukan turun temurun. Akan tetapi mereka tetap bersikap positif terhadap ketentuan mengenai jumlah atau dosis pemupukan karena merupakan ketetapan dari pemerintah pusat.

Hubungan Antara Luas Lahan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

(58)

Tabel 31. Hubungan Luas Lahan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

Dari Tabel 31 diatas dapat diketahui bahwa jumlah petani yang bersikap positif 13 (43.333 %) orang petani dan yang bersikap positif 17 (56.666 %) orang petani yang bersikap negatif. Dari Tabel 24 juga dapat diketahui bahwa petani sampel yang terbanyak bersikap positif pada luas lahan 0-1 ha dengan 10 (33.333) orang petani yang bersikap positif.

Dari hasil analisis diperoleh pada Lampiran 11 bahwa Koefisien Korelasi Rank Spearman (rs)= 0.254 atau sebesar 25.4 %. Ternyata tingkat hubungan dari kedua variabel lemah. Koefisien korelasinya positif, menunjukkan bahwa kedua variabel mempunyai korelasi hubungan yang positif. R= r2, besarnya tingkat hubungan luas lahan dan sikap petani sampel hanya sebesar R= (0.254)2= 6.45 %. Untuk perolehan hasil signifikansi sebesar 0.176 pada tingkat kepercayaan 95 %, dapat dilihat bahwa sig ≥ α 0.05 maka kriteria keputusan yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 tidak diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara luas lahan dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi.

(59)

tidak ada hubungan antara luas lahan petani sampel dengan sikapnya pada pola RDKK pupuk bersubsidi.

Hubungan Antara Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Untuk mengetahui hubungan antara jumlah tanggungan dengan sikap petani pada pola RDKK pupuk bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 32 berikut. Tabel 32. Hubungan Jumlah Tanggungan Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya

Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi. No Jumlah Tanggungan

(Jiwa) Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

Dari Tabel 32 diketahui bahwa jumlah petani sampel yang bersikap positif dengan jumlah tanggungan 0-2 orang maupun 3-5 orang adalah sama yaitu 5 (16.666 %) orang petani. Untuk yang bersikap positif 13 (43.333%) orang petani dan 17 (56.666 %) yang bersikap negatif.

(60)

hipotesis yang dapat diajukan adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara jumlah tanggungan dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi.

Kenyataan dilapangan, tenaga kerja yang dicurahkan dalam usahatani padi sawah sebagian petani sampel di daerah penelitian pada umumnya bersumber dari dalam keluarga, hal ini disebabkan karena lahan yang digarap tidak terlalu luas.

Hubungan Antara Produktivitas Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Terhadap Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Untuk mengetahui hubungan antara produktivitas dengan sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi dapat dilihat pada Tabel 33 berikut.

Tabel 33. Hubungan Produktivitas Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

No Produktivitas Sumber: Diolah Dari Lampiran 5 Dan 6

Berdasarkan Tabel 33, diketahui tidak ada satupun petani pada produktivitas 2.31 - 4.27 yang bersikap positif Sedangkan pada produktivitas sedang petani yang bersikap positif dan yang bersikap negatif adalah sama yaitu 10 (33.333 %) orang petani. Mayoritas petani sampel memiliki produktivitas sedang yaitu 20 (66.666 %) orang petani.

(61)

kedua variabel mempunyai korelasi hubungan yang negatif. R= r2, besar tingkat hubungan produktivitas dan sikap petani sampel sebesar R= (-0.014)2= 0.01 %. Untuk perolehan hasil signifikansi sebesar 0.941 pada tingkat kepercayaan 95 %, dapat dilihat bahwa sig ≥ α 0.05 maka kriteria keputusan yang dapat diambil yaitu H0 diterima dan H1 tidak diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara produktivitas dengan sikap petani padi sawah pada pola RDKK pupuk bersubsidi.

(62)

Masalah-Masalah Yang Dihadapi Petani Sampel Dalam Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Adapun masalah-masalah yang dihadapai petani dalam pelaksanaan pola RDKK diantaranya:

Masalah Modal

Petani harus membayar kontan kepada pihak penyedia pupuk bersubsidi. Kebijakan pembayaran tunai menyebabkan petani harus berutang dan membayar tunai setelah panen. Hal ini disebabkan, kondisi keuangan petani yang tidak seluruhnya seragam.

Masalah Tenaga Penyuluh Pertanian

Banyak petani yang tidak memahami bagaimana cara membuat usulan RDKK dengan benar. Kenyataan dilapangan penyuluh pertanian lapangan (PPL) masih sangat jarang memberikan arahan pemakaian dan pengadaan pupuk, dan cara atau teknik peningkatan produksi yang benar.

Masalah Harga

(63)

Upaya-Upaya Yang Dihadapi Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

Adapun upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi petani dalam memperoleh pupuk dengan pola RDKK adalah sebagai berikut:

Modal

Dalam Peningkatan Produktivitas pertanian, pupuk sebagai modal utama dibeli dengan sistem tukar. Dilapangan, petani di daerah penelitian dapat membeli pupuk subsidi di kios dengan menukarkan hasil gabah dengan pupuk yang dibutuhkan sesuai kesepakatan pihak petani dengan pihak kios resmi tanpa ada yang keberatan.

Tenaga Penyuluh Pertanian

Meningkatkan tenaga Penyuluhan Pertanian dengan mengadakan pendataan yang memuat nama petani, nama kelompok tani, luas lahan dan komoditi usaha taninya terhadap kelompok tani yang tergabung dalam Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Setiap menjelang musim tanam, para penyuluh secara teratur dari satu kelompok ke kelompok lain secara proaktif membimbing kelompok tani menyusun RDKK.

Harga

(64)

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengajuan RDKK oleh Petani sebagai anggota kelompok tani yang tergabung dalam GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani) didampingi PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) kepada pengecer resmi atau kios pertanian.

2. Sikap petani pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi yaitu dari 30 (100 %) petani sampel, sebanyak 13 (43.33 %) orang petani yang bersikap positif dan yang bersikap negatif sebanyak 17 (56.66 %) orang petani. Dengan demikian dapat di ambil kesimpulan bahwa sikap petani sampel pada pola RDKK adalah negatif.

3. Tidak adanya hubungan karakteristik sosial ekonomi seperti umur, tingkat pendidikan, lama berusahatani, luas lahan, jumlah tanggungan dan produktivitas petani sampel pada pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

4. Masalah-masalah yang dihadapi petani sampel dengan adanya pola RDKK Pupuk Bersubsidi meliputi masalah modal dalam pembelian pupuk dan kurangnya sosialisasi dari penyuluh pertanian lapangan serta masalah harga pupuk yang tidak sesuai dengan harga gabah.

(65)

tani, PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan Aparat Pemerintah Desa dalam sosialisasi pola RDKK kepada petani.

Saran

1. Kepada petani.

Diharapkan petani memiliki keinginan yang tinggi terhadap kegiatan sosialisasi pola RDKK yang dilakukan oleh instansi-instansi pemerintah.

2. Kepada PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).

Penyuluh pertanian lapangan diharapkan dapat lebih mensosialisasikan pola RDKK kepada para petani.

3. Kepada pemerintah.

Sebaiknya pemerintah menyesuaikan HPP (Harga Pembelian Pemerintah) gabah dengan HET (Harga Eceran Tertinggi) agar tidak memberatkan petani yang berlahan sempit dalam menyediakan pupuk sebagai modal utama dalam peningkatan produktivitas tanaman.

4. Kepada Peneliti.

(66)

DAFTAR PUSTAKA

AKK. 1990. Budidaya Tanaman Padi. Yogyakarta: Kanisius.

Azwar. 1995. Sikap Manusia. Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

... . 2002. Psikologi. Bandung: ALFBETA.

Budianto. 2002. “Tantangan dan Peluang Penelitian dan Pengembangan Padi Dan Perspektif Agribisnis. Kebijakan Perberasan Dan Inovasi Teknologi Padi”. Dalam www. Google. com, Maret 2010.

Chalhpun, J dan J Ross. 1995. Psikologi: Tentang Penyesuaian Dari Hubungan Kemanusiaan. Semarang: IKIP Press.

Daniel. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2003. Industri Pupuk Indonesia. Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Jakarta.

Irawan. 2004. “Dinamika Produktivitas Dan Kualitas Budidaya Padi Sawah. Ekonomi Padi”. Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian Jakarta. Dalam www. Goole. com, Maret 2010.

Kartasapoetra. 1991. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Jakarta: Bumi Aksara.

Krech, David dkk. 1996. Sikap Sosial (Terjemahan). Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pemgembangan Bahasa-Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Mar’at. 1984. Sikap Manusia Perubahan Dan Pengukurannya. Jakarta:

Ghalia Indonesia.

Menteri Pertanian. 2011. PERATURAN MENTERI PERTANIAN. NOMOR : 06/Permentan/SR.130/2/2011. Jakarta: www. Google.com.

Mueller. 1996. Mengukur Sikap Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Musnamar, Effi Ismawati. 2003. Pupuk Organik Padat. Pembuatan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya.

(67)

Pass, Lowes dan Davies. 1997. Kamus Lengkap. Jakarta: Erlangga.

Reijntjes, Coen dkk. 1999. Pertanian Masa Depan, Pengantar Untuk Pertanian Berkelanjutan Dengan Input Luar Rendah (Edisi Indonesia). Yogyakarta: Kanisius.

Soepomo. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Sitoempoel. 1997. Buku Panduan Tentang Tanaman Padi. Deli Serdang Medan: Petugas Penyuluh Lapangan.

Soekartawi. 2002. Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian. Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

... . 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta: UI Press. Supangat, Andi. 2007. Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensia Dan Norparametik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Sutedjo, Mul Mulyani. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.

Usman. 2004. Pembangunan Dan Pemberdayaan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

(68)

Lampiran 1. Peta Desa.

(69)

Lampiran 2. Karakteristik Petani Sampel

Kelompok Sampel Umur Pendidikan Lama Luas Lahan Jumlah Produksi Produktivitas

(Tahun) (Tahun) Berusahatani (Tahun) (Hektare) Tanggunga (Jiwa) (Ton) (Ton/Hektare)

(70)

Lampiran 3. Pernyataan Sikap Petani Sampel.

(71)

Lampiran 4. Perhitungan Kategori Jawaban Pernyataan Sikap

Nomor Frekuensi Prenatal Proporsi (P) Proporsi Komulatif (PK) Proporsi Komulatif Tengah

Pernyataan P=F/n (1/2 PK + PKB)

Nomor Frekuensi Prenatal Proporsi (P) Proporsi Komulatif (PK) Proporsi Komulatif Tengah

Pernyataan P=F/n (1/2 PK + PKB)

(72)

No Proporsi Komulatif Pernyataan Nilai Skala Kategori Jawaban Pembulatan

No Proporsi Komulatif Pernyataan Nilai Skala Kategori Jawaban Pembulatan

(73)

Lampiran 5. Skor Pernyataan Sikap Petani Sampel

No Pernyataan Total

Sampel Positif Negatif Skor Sikap

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

(74)

Lampiran 6. Skor Sikap Petani Sampel Dan Interpretasinya Sumber: Diolah Dari Lampiran 5

(75)

Lampiran 7. Hubungan Faktor Sosial Ekonomi Petani Padi Sawah Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi

No. Sampel Skor Sikap Sosial Ekonomi

Umur Pendidikan Lamanya Luas Lahan Jumlah Produktivitas

(76)

Lampiran 8. Korelasi Spearman Antara Umur Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Umur_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Umur_Petani Correlation

Coefficient

1.000 -.209

Sig. (2-tailed) . .267

N 30 30

Sikap_Petani Correlation Coefficient

-.209 1.000

Sig. (2-tailed) .267 .

N 30 30

(77)

Lampiran 9. Korelasi Spearman Antara Tingkat Pendidikan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Tingkat_Pendidikan_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Tingkat_Pendidikan_Petani Correlation

Coefficient

1.000 -.065

Sig. (2-tailed) . .734

N 30 30

Sikap_Petani Correlation Coefficient

-.065 1.000

Sig. (2-tailed) .734 .

N 30 30

(78)

Lampiran 10. Korelasi Spearman Antara Lama Berusahatani Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Lamanya_Berusahatani_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Lamanya_Berusahatani_Petani Correlation

Coefficient

1.000 -.129

Sig. (2-tailed) . .497

N 30 30

Sikap_Petani Correlation

Coefficient

-.129 1.000

Sig. (2-tailed) .497 .

N 30 30

(79)

Lampiran 11. Hasil Korelasi Spearman Antara Luas Lahan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Luas_Lahan_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Luas_Lahan_Petani Correlation

Coefficient

1.000 .254

Sig. (2-tailed) . .176

N 30 30

Sikap_Petani Correlation Coefficient

.254 1.000

Sig. (2-tailed) .176 .

N 30 30

(80)

Lampiran 12. Korelasi Spearman Antara Jumlah Tanggungan Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Jumlah_Tanggungan_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Jumlah_Tanggungan_Petani Correlation

Coefficient

1.000 .246

Sig. (2-tailed) . .190

N 30 30

Sikap_Petani Correlation Coefficient

.246 1.000

Sig. (2-tailed) .190 .

N 30 30

(81)

Lampiran 13. Korelasi Spearman Antara Produktivitas Petani Sampel Dengan Sikapnya Pada Pola RDKK Pupuk Bersubsidi.

Correlations

Produktivitas_Petani Sikap_Petani Spearman's rho Produktivitas_Petani Correlation

Coefficient

1.000 -.014

Sig. (2-tailed) . .941

N 30 30

Sikap_Petani Correlation Coefficient

-.014 1.000

Sig. (2-tailed) .941 .

N 30 30

Gambar

Gambar 1.  Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Terhadap Sikap Petani.
Gambar 2.  Skema Kerangka Pemikiran. Hubungan Karakteristik Sosial Ekonomi Dengan Sikap Petani Padi Sawah Pada Pola Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk Bersubsidi
Tabel 1.  Rekapitulasi Data Kebutuhan Pupuk Padi Sawah Untuk Peningkatan Produksi Kecamatan Percut Sei Tuan, 2010
Tabel 2.  Nama-Nama Kelompok Tani, Jumlah Petani Dan Luas Yang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian seiring pergeseran peningkatan pendapatan, proporsi pola pengeluaran untuk pangan akan menuran dan meningkatnya pengeluaran untuk kebutuhan nonpangan Salah

Usaha ternak domba dalam bentuk usaha tani yang merupakan salah satu. usaha yang dikelola oleh petani/peternak dengan peran ekonomi yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana tingkat adopsi Petani terhadap teknologi budidaya padi sawah di daerah penelitian dan bagaimana hubungan faktor

Hasil penelitian: karakteristik sosial ekonomi petani yang memiliki hubungan positif dengan pendapatan usahatani padi sawah sistem tanam legowo 4:1 adalah umur, lamanya

Tingkat pendidikan yang rendah sangat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi nelayan seperti rendahnya pendapatan karena faktor pemilikan kapal maupun modal

Kehidupan Sosial Ekonomi Nelayan Desa Percut (Dusun Bagan) Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli

Analisis Rank Spearman Karakteristik Sosial Ekonomi Pertanian dengan Sikap Petani Terhadap Bantuan Sarana Produksi Pertanian.. Hubungan Umur Petani dengan Sikap Petani Terhadap

Untuk mengetahui seberapa besar Dmpak Banjir Tahunan Terhadap Sosial Ekonomi Petani Di Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang.Untuk mengetahui seberapa besar Dampak Banjir