• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India Dan Batak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India Dan Batak Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN INDEKS SEFALIK ANTARA ETNIS INDIA DAN BATAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011

DEVINQA ADHIMAH AMANDA 110100155

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PERBANDINGAN INDEKS SEFALIK ANTARA ETNIS INDIA DAN BATAK PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

“Karya Tulis Ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran”

DEVINQA ADHIMAH AMANDA 110100155

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN MAHASISWA T.A 2013/2014 Nama : Devinqa Adhimah Amanda

NIM : 110100155

Judul : Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011

Pembimbing, Penguji I

dr. Sufitni, M.kes, Sp.PA

NIO. 19720404 200112 2 001 NIP. 19700109 199702 2 001 dr. Tetty Aman Nst, M.Med.Sc

Penguji II

NIP. 19791224 200812 2 001

dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked(PD), Sp.PD

Medan, Januari 2015 Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

NIP : 19540220 198011 1 1001

(4)

ABSTRAK

Tidak selalu kasus dalam penyelidikan pada korban yang telah meninggal dalam keadaan yang utuh. Dimana dokter diharapkan memberi kejelasan dalam perkiraan saat kematian, jenis kelamin, tinggi badan dan salah satunya ialah etnis. Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala, yang diharapkan dapat membantu dalam menentukan ras, jenis kelamin serta etnis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan indeks sefalik pada dua etnis yang berbeda. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Kemudian data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik etnis India adalah 81,73 dan rata-rata indeks sefalik etnis Batak adalah 84,15. Karena data tidak bedistribusi normal maka digunakan uji non parametrik, didapatkan hasil p 0,00 (<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada etnis yang berbeda serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

(5)

ABSTRACT

The case in the investigation of the victim who has died not at all times in a complete body structure. Where doctors are expected to give explanation about time of death, gender, body lenght and so does ethnic. Cephalic Index is a comparison between maximum head breadth and maximum head length, hopely can help in determining race, gender and ethnic.

This research’s purpose is to know the comparison of cephalic index with two different ethnics. In this research, ethnics that will be investigated are Indian and Bataknese, on medical student in University of North Sumatera class 2011. Kind of this research is observational analytic with cross sectional as a design study. Then, datas will be analyzed with t-test independent.

The result is, the mean of cephalic index of Indian ethnic is 81,73 and Bataknese ethnic is 84,15. Because the datas are not normally distributed so it used non parametric test, the result is p 0,00 (<0,05) it showed that there are surely have differences of cephalic index between Indian ethnic and Bataknese ethnic. It is needed for the next research about the value of cephalic index with different ethnics and another factors that affecting.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan hidayat Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dimana sebagai salah satu syarat untuk memperoleh kelulusan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk melihat perbandingan indeks sefalik antara dua etnis yang berbeda. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A(K), selau rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

3. Ibu dr. Sufitni, M.Kes, Sp.PA selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran dalam proses bimbingan serta arahan dan masukan sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik 4. Ibu dr. Riri Andri Muzasti, M.Ked, Sp.PD selaku dosen penguji I saya yang

telah memberikan saran dan nasihat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini 5. Ibu Prof. dr. Yasmeiny Yazir dan ibu dr. Tetty Aman Nasution, M.Med, MC

selaku dosen penguji II saya yang telah memberikan saran dan nasihat dalam penulisan karya tulis ilmiah ini

6. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(7)

8. Kakak-kakak saya Marry Virwina Astechia, SE, Alieviya Arwinda Chaniago, SE dan dr. Frida Rosvienda Astaris yang selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini

9. Teman-teman saya yang sangat membantu dalam bentuk dukungan dan tenaga dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah ini Camelia Septina, Cennikon Pakpahan, Dahliana Jessica, Golda Asina, Edwina Kartika, Hilferia Simbolon, Mona Claudya, Nancy Siahaan, Natalia Rasta, Nola Soendang, Pretty Laura, Ruth Anastasia, Surres Raj, Sonya Oksilia dan Tirza Yeslika. Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.

Medan, Desember 2014 Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Kata Pengantar ... iv

Daftar Isi ... vi

Daftar Gambar ... ix

Daftar Tabel ... x

Daftar Lampiran ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Indeks Sefalik ... 4

2.1.1 Pendahuluan... 4

2.1.2 Pengukuran Indeks Sefalik ... 5

2.1.3 Klasifikasi ... 7

(9)

2.2 Etnis ... 10

2.2.1 Pendahuluan... 10

2.2.2 Etnis India ... 11

2.2.3 Etnis Batak ... 12

2.3 Hubungan antara etnis dengan indeks sefalik ... 12

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 14

3.1 Kerangka Konsep Penelitian ... 14

3.2 Definisi Operasional ... 15

3.2.1 Etnis ... 15

3.2.2 Etnis Batak ... 15

3.2.3 Etnis India ... 15

3.2.4 Indeks Sefalik ... 15

3.3 Hipotesis ... 15

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 16

4.1 Jenis Penelitian ... 16

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 16

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

4.4 Metode Pengumpulan Data ... 17

4.5 Metode Analisis Data ... 18

4.6 Etika Penelitian ... 19

(10)

5.1 Hasil Penelitian ... 20

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 20

5.1.2 Karakteristik Responden... 21

5.1.3 Hasil Analisa Statistik ... 22

5.2 Pembahasan ... 23

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 26

6.1 Kesimpulan ... 26

6.2 Saran ... 26

(11)

DAFTAR GAMBAR

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi menurut Martin dan Seller... 7

Tabel 2.2 Klasifikasi menurut Williams et al... 7

Tabel 5.1 Karakteristik Responden... 21

Tabel 5.2 Nilai Rata-rata Indeks Sefalik... 22

Tabel 5.3 Klasifikasi Bentuk Indeks Sefalik Berdasarkan Etnis... 22

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Riwayat Hidup Peneliti Surat Izin Penelitian Ethical Clearance

Lembar Penjelasan Penelitian Surat Persetujuan Responden Formulir

(14)

ABSTRAK

Tidak selalu kasus dalam penyelidikan pada korban yang telah meninggal dalam keadaan yang utuh. Dimana dokter diharapkan memberi kejelasan dalam perkiraan saat kematian, jenis kelamin, tinggi badan dan salah satunya ialah etnis. Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala, yang diharapkan dapat membantu dalam menentukan ras, jenis kelamin serta etnis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbandingan indeks sefalik pada dua etnis yang berbeda. Pada penelitian ini, etnis yang diteliti adalah etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain studi cross sectional. Kemudian data yang di dapat dianalisis dengan uji t-independen.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, rata-rata indeks sefalik etnis India adalah 81,73 dan rata-rata indeks sefalik etnis Batak adalah 84,15. Karena data tidak bedistribusi normal maka digunakan uji non parametrik, didapatkan hasil p 0,00 (<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada etnis yang berbeda serta faktor-faktor lain yang mempengaruhi.

(15)

ABSTRACT

The case in the investigation of the victim who has died not at all times in a complete body structure. Where doctors are expected to give explanation about time of death, gender, body lenght and so does ethnic. Cephalic Index is a comparison between maximum head breadth and maximum head length, hopely can help in determining race, gender and ethnic.

This research’s purpose is to know the comparison of cephalic index with two different ethnics. In this research, ethnics that will be investigated are Indian and Bataknese, on medical student in University of North Sumatera class 2011. Kind of this research is observational analytic with cross sectional as a design study. Then, datas will be analyzed with t-test independent.

The result is, the mean of cephalic index of Indian ethnic is 81,73 and Bataknese ethnic is 84,15. Because the datas are not normally distributed so it used non parametric test, the result is p 0,00 (<0,05) it showed that there are surely have differences of cephalic index between Indian ethnic and Bataknese ethnic. It is needed for the next research about the value of cephalic index with different ethnics and another factors that affecting.

(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Identifikasi korban yang telah meninggal menurut Kementrian Kesehatan RI dewasa ini merupakan suatu Hak Asasi Manusia (HAM). Maka, sejak tahun 1999 Kementerian Kesehatan bersama dengan Kepolisian RI melakukan kerjasama dalam penanganan korban yang telah meninggal. Penanganan korban yang telah meninggal ini menerapkan ilmu kedokteran forensik. Ilmu kedokteran forensik merupakan bidang ilmu yang menyangkut tubuh, kesehatan, dan nyawa manusia, berguna dalam membantu proses penyelidikan (Idries dan Tjiptomartono, 2011). Ada saatnya dimana barang bukti pada kasus-kasus dalam penyelidikan tidak dalam bentuk tubuh yang lengkap, seperti sepotong tulang atau bahkan pecahan-pecahan tulang saja (Idries dan Tjiptomartono, 2011). Dalam kasus-kasus demikian, maka dengan bantuan bidang ilmu antropometri forensik, dokter diharapkan dapat memberikan pencerahan kepada penyelidik di dalam hal: perkiraan saat kematian, jenis kelamin, ras/etnis, tinggi badan, berat badan dan karakteristik terperinci pada individu, contohnya: amputasi, fraktur, ankilosis, deformitas dan patologi pada tulang (Krishan, 2006).

Antropometri forensik adalah spesialisasi ilmiah yang berasal dari ilmu antropologi forensik yang berkaitan dengan identifikasi manusia dengan bantuan teknik metrik (Krishan, 2006). Antropologi forensik itu sendiri, menurut

(17)

panjang maksimum kepala.Indek sefalik berguna untuk menentukan ras, etnis dan jenis kelamin (Golalipur, 2006).

Golalipur dalam penelitiannya pada tahun 2006 yang berjudul The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran

menyimpulkan bahwa terdapat faktor etnis dalam dimensi kepala. Penelitian tersebut membandingkan antara kelompok Fars dan Turkman, dimana bentuk dominan pada masing-masing kelompok tersebut adalah hyperbrachycephalic

(53.6%) dan bracycephalic (58.1%).

Penelitian oleh Glinka dan Koesbardiati pada tahun 2007 mendapatkan hasil rata-rata nilai indeks sefalik untuk etnis Batak adalah 84,1. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sarah H. N. G pada tahun 2011 mendapatkan hasil rata-rata nilai indeks sefalik untuk etnis Batak adalah 67,9. Hasil dari kedua penelitian tersebut mendapatkan nilai yang berbeda terhadap indeks sefalik pada etnis Batak. Maka peneliti tertarik untuk melanjutkan penelitian serupa terhadap etnis Batak.

Berhubung faktor geografis dan ras juga berpengaruh terhadap nilai indeks sefalik, hal inilah yang menyebabkan peneliti ingin mengetahui perbandingan nilai indeks sefalik pada kedua etnis yang berasal dari wilayah geografis dan ras yang berbeda. Dari itulah peneliti ingin melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak.

1.2 Rumusan Masalah

(18)

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:

a) Mengetahui indeks sefalik rata-rata etnis India pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011

b) Mengetahui indeks sefalik rata-rata etnis Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011

c) Melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011

1.4 Manfaat Penelitian

a) Diharapkan dapat sekaligus menambah pengetahuan dalam bidang antropometri forensik bagi peneliti

b) Diharapkan dapat membantu para pihak penyelidik dan tenaga medis dalam situasi penyelidikan

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Indeks Sefalik 2.1.1 Pendahuluan

Indeks sefalik adalah rasio dari lebar maksimum kepala terhadap panjang maksimum kepala (Gujaria dan Salve, 2012). Indeks sefalik merupakan parameter yang penting untuk menentukan ras dan jenis kelamin pada individu yang identitasnya tidak diketahui (Yagain et al, 2012).

Pengukuran indeks sefalik merupakan salah satu bagian dari ilmu antropometri. Antropometri adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang pengukuran tubuh manusia guna merumuskan perbedaan-perbedaan ukuran pada tiap individu ataupun kelompok (Panero dan Zelnik, 2003).

Menurut Krishan (2006), dengan pengukuran pada kerangka manusia serta bagian-bagiannya ini dapat membantu para ilmuwan di bidang forensik untuk mempelajari variasi kerangka tulang pada populasi-populasi yang berbeda di dunia. Pengukuran ini telah berhasil digunakan dalam memperkirakan tinggi badan, usia, jenis kelamin dan ras dalam ilmu forensik dan hukum.

(20)

Kepolisian RI melakukan kerjasama dalam penanganan korban yang telah meninggal dengan menerapkan ilmu kedokteran forensik.

Selain berguna untuk ilmu forensik dan hukum, ilmu antropometri khususnya tentang kepala berguna untuk merancang beberapa peralatan yang berhubungan dengan wajah dan kepala, seperti helm, head phone, dan lain-lain dengan cara memformulasikan ukuran yang standar (Singh dan Purkait, 2006).

2.1.2 Pengukuran Indeks Sefalik

Nilai indeks sefalik diperoleh dari perbandingan lebar kepala dengan panjang kepala dikali 100, dapat dilihat formulanya di bawah ini:

Indeks sefalik= ����� ������

������� ������

x 100

Menurut Gujaria dan Salve (2012), panjang kepala diukur dari puncak glabella

sampai inion. Glabella adalah titik yang terletak di atas pangkal hidung, di antara alis dan berpotongan pada bidang tengah sagital. Sedangkan, inion adalah titik yang terletak pada tonjolan paling bawah di lobus oksipital. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.1.

(21)

Lebar kepala diukur dari diameter transversus maksimum di antara 2 titik euryon.

Euryon adalah titik terluar pada samping kepala. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Tengkorak anterior view (Stranding, 2008)

2.1.3 Klasifikasi

(22)

klasifikasi yaitu ultrabrachiocephalic dengan nilai indeks sefalik diatas 90 (Nair

et al, 2014).

Tabel 2.1 Klasifikasi menurut Martin dan Seller

Tabel 2.2 Klasifikasi menurut Williams et al

Bentuk kepala Rentang indeks sefalik (%)

Doliocephalic <74,9

Mesocephalic 75-79,9

Brachicephalic 80-84,9

Hyperbrachicephalic 85-89,9

2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi indeks sefalik

(23)

a. Faktor geografis

Terdapat banyak studi yang membandingkan nilai rata-rata kepala terhadap suatu populasi yang berasal dari geografis yang berbeda. Di Afrika didapat banyak variasi, dengan perbedaan yang terlihat jelas diantara kelompok Bushmen, Bantu dan yang lainnya. Rata-rata kranial orang Afrika lebih lebar, wajah bagian atas lebih tinggi serta posisi nasal lebih ke bawah. Tengkorak orang Eropa lebih sempit, bersamaan dengan wajah yang lebih sempit, dan posisi nasal yang lebih tinggi. Orang Eropa dan Amerika India menunjukan banyak persamaan pada kranialnya. Tengkorak orang Asia biasanya lebar (brachycephalic), dengan wajah yang lebar, serta bagian atas nasal yang rata (Standring, 2008).

b. Jenis kelamin

Pada umumnya, cranium pada laki-laki dewasa mempunyai kapasitas 11% lebih besar dibanding dengan wanita. Laki-laki cenderung mempunyai tulang yang lebih padat pada neurocranial vault; origo serta insersi otot yang lebih terlihat jelas, contoh: temporal dan nuchal lines; sinus frontal lebih besar; external occipital protuberance dan mastoid processes lebih menonjol; margin superior pada orbit cenderung bersegi empat; dan arkus mandibula serta maksila lebih besar, sesuai dengan ukuran gigi yang lebih besar. Menentukan jenis kelamin hanya dengan cranium saja itu sulit atau tidak mungkin karena banyak variasi diantara kedua jenis kelamin. Maka, penentuan paling akurat ialah menggunakan teknik statistik multivariat seperti analisis fungsi diskriminasi (Standring, 2008). c. Umur

(24)

pada sekitar umur 18-20 tahun pada wanita, dan 20-22 tahun pada laki-laki (Nandy, 2001).

d. Ras

Menurut Argyropoulus dan Sassouni (1989) dalam Golalipur (2006), Pembelajaran tentang hubungan variasi pada craniofacial seseorang telah lama digunakan untuk membedakan sekelompok ras.

Untuk seluruh populasi di dunia, terdapat tiga distribusi ras yang terkenal, yaitu : 1. Caucasoid : Bentuk kepala Mesocephalic, dengan rentan indeks sefalik

diantara 75-80

2. Mongoloid : Bentuk kepala Bracycephalic atau Mesocephalic

3. Negroid : Bentuk kepala Doliocephalic, dengan rentan indeks sefalik diantara 70-75 (Nandi, 2001).

e. Etnis

Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya, faktor etnis berperan dalam indeks sefalik dan bentuk kepala.

2.2 Etnis

2.2.1 Pendahuluan

Menurut Kamu Besar Bahasa Indonesia, etnis adalah kelompok sosial dalam suatu sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa dan sebagainya.

Menurut William Kornblum, kelompok etnis adalah populasi yang memiliki suatu kebudayaan tertentu sebagai identitas dari kelompok dan biasanya memiliki leluhur yang sama. Selaras dalam pandangan Bruce J. Cohen bahwa kelompok etnis itu sendiri dapat dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh suatu kelompok termasuk para anggotanya (Murdiyatmoko, 2007).

(25)

Maka, dapat dikategorikan suatu individu ke dalam kelompok rasial tertentu dengan cara memperhatikan penampilan fisik, sedangkan kelompok suku dapat dikategorikan ke dalam kelompok suku tertentu berdasarkan karakteristik budaya yang dimiliki. Ciri-ciri pengenalan identitas pada suatu etnis tertentu dapat berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan, bentuk fisik, atau gabungannya (Murdiyatmoko, 2007).

Suku bangsa adalah satu kesatuan sosial yang terikat oleh kesatuan suatu budaya, kesatuan bahasa dan kesatuan geografis. Secara umum, di Indonesia sendiri dikelompokkan atas tiga suku bangsa, yaitu suku bangsa Indonesia pribumi, suku bangsa asing dan suku bangsa terasing. Suku bangsa asing berasal dari keturunan asing, seperti keturunan Cina, keturunan Arab, dan keturunan India (Ruhimat et al, 2006).

Sedangkan suku bangsa terasing ialah masyarakat yang memiliki kemampuan terbatas dalam masalah komunikasi dengan masyarakat yang lebih maju. Suku bangsa terasing disebut juga dengan masyarakat pedalaman, bersifat terbelakang, karena tertinggal dari proses pengembangan kehidupan ekonomi, politik, sosial, budaya, keagamaan dan ideologi (Ruhimat et al, 2006).

Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki 33 provinsi yang membentang dari Sabang sampai Merauke. Pada setiap provinsinya terdiri dari berbagai suku bangsa (Ruhimat et al, 2006).

Sumatera Utara merupakan salah satu kawasan yang berhasil menerapkan bhineka tunggal ika (biar berbeda tetapi tetap satu jua). Secara kultural masyarakat Sumatera Utara ini dibagi menjadi tiga kategori.

1. Penduduk setempat (natif)

(26)

2. Etnik Pendatang

Aceh Rayeuk, Tamiang, Alas, Gayo, Minangkabau, Banjar, Sunda, Jawa, Bugis, Makasar dan lainnya.

3. Etnik Pendatang Dunia

Tamil, Punjab, Hindustan, Arab, Hokkian, Khek, Hakka, Kwantung dan lainnya (Takari, 2013).

2.2.2 Etnis India

Berdasarkan sejarah, pada kira-kira 100 tahun SM awalnya negeri India didiami oleh bangsa Dravida yang dikarakteristikkan dengan kulit berwarna gelap (hitam). Kemudian sekitar 3.500 tahun yang lalu negeri tersebut diserang oleh bangsa Aria yang berhasil mendesak dan menaklukkan bangsa Dravida, sehingga sebagian besar bangsa Dravida bergeser ke arah India bagian Selatan. Bangsa Aria berasal dari Persia dikarakteristikkan dengan kulit mereka yang berwarna terang (Takari, 2013).

Maka sampai sekarang penduduk India berasal dari pencampuran kedua bangsa, dari ras berkulit terang yaitu bangsa Aria, dan berkulit gelap yaitu bangsa Dravida. Penggolongan kasta mereka berdasarkan oleh warna kulit, semakin terang warna kulitnya maka semakin tinggi kasta yang dimiliki (Takari, 2013). Sampai saat ini mayoritas penduduk di India Selatan didiami oleh bangsa Dravida. Terdapat empat negara bagian di India Selatan, yaitu: Tamil Nadu, Andhra Pradesh, Karnataka dan Kerala (Takari, 2013).

(27)

penduduk India ke Pulau Sumatera banyak mempengaruhi kebudayaan setempat, seperti adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian (Takari, 2013).

Dilihat dari sisi sejarah, etnik Tamil khususnya telah melakukan kontak budaya dengan penduduk di Sumatera Utara. Disamping dari awalnya melarikan diri akibat ekspansi Raja Iskandar Zulkarnain, kemudian berganti tujuan menjadi berdagang, penyebaran agam serta budaya. Dalam segi antropologi, proses berikut disebut dengan akulturasi (Takari, 2013).

2.2.3 Etnis Batak

Batak merupakan salah satu suku yang berasal dari Pulau Sumatera, selain Aceh dan Minangkabau. Suku bangsa Batak mendiami wilayah Sumatera bagian Utara, terdiri dari beberapa bagian kecil, seperti Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Marga merupakan karakteristik dari budaya Batak yang bersifat patrilineal. Patrilineal ialah mengikuti garis keturunan dari pihak laki-laki. Marga orang Batak akan terlihat dari nama yang digunakannya, seperti Abdul Haris Nasution yang berarti bermarga Nasution. Bahasa sehari-hari yang digunakkan suku Batak adalah bahasa Batak dengan logat yang berbeda-beda, seperti logat Karo, Simalungun, Pakpak, dan Toba (Ruhimat et al, 2006).

2.3 Hubungan antara etnis dengan indeks sefalik

Penelitian dengan judul The Study of Cephalic Index in Harvanyi population, yang diteliti oleh Mahesh Kumar dan Patnaik V.V. Gopichand pada tahun 2013, menyatakan bahwa penduduk Harvanyi menunjukkan dominansi pada bentuk

(28)

Menurut Golalipur, dalam penelitiannya yang berjudul The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran pada tahun 2006, ialah bahwa rata-rata dan standard deviasi pada indeks sefalik adalah 85±4.5 dan 82.8±3.6 masing-masing untuk kelompok Fars dan kelompok Turkman. Bentuk dominan pada kelompok Fars adalah hyperbrachycephalic

(53.6%) dan doliocephalic (15%), dan pada kelompok Turkman adalah

bracycephalic (58.1%) dan doliocephalic (0.05%). Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat peran pada faktor etnis terhadap dimensi kepala.

Terdapat juga penelitian tentang indeks sefalik pada pelajar India, yaitu dengan judul penelitian Study of Cephalic Index in Indian Students yang diteliti oleh Valshali Kiran Yagain et al pada tahun 2012. Hasil penelitian tersebut didapat rata-rata indeks sefalik pada laki-laki adalah 77.92 dengan bentuk kepala

Mesocephalic, sedangkan rata-rata indeks sefalik pada perempuan adalah 80.85 dengan bentuk kepala Bracycephalic. Perbandingan di antara keduanya secara statistik adalah signifikan.

(29)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Pada bab sebelumnya telah dijelaskan beberapa faktor yang mempengaruhi indeks sefalik, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

: Variabel yang diteliti : Variabel yang tidak teliti Geografis

Indeks Sefalik

Ras

Etnis (India dan Batak) Jenis Kelamin

(30)

3.2 Definisi Operasional 3.2.1 Etnis

Etnis adalah kelompok sosial yang ciri-ciri pengenalannya bisa berupa bahasa, agama, wilayah kediaman, kebangsaan dan bentuk fisik. Wawancara tertulis adalah cara ukurnya dengan formulir berupa alat ukur. Hasil ukur India atau Batak dengan skala ukur kategorik.

3.2.2 Etnis India

India dalam hal ini adalah yang kedua orang tua kandungnya beretnis India, serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis India. India yang diteliti ialah India yang berasal dari India Selatan (2 generasi India murni). Diukur menggunakan formulir berupa wawancara tertulis.

3.2.3 Etnis Batak

Batak dalam hal ini adalah yang kedua orang tua (ayah dan ibu) kandungnya beretnis batak, serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak adalah Batak (2 generasi Batak murni). Diukur menggunakan formulir berupa wawancara tertulis. 3.2.4 Indeks Sefalik

Indeks sefalik adalah perbandingan lebar maksimum kepala dengan panjang maksimum kepala. Pengukuran langsung menggunakan spreading calliper. Hasil ukurnya sebagai berikut: <74.9: Doliocephalic, 75-79.9: Mesocephalic, 80-84.9:

Brachicephalic dan85-89.9: Hyperbrachicephalic. Dengan skala ukur numerik.

3.3 Hipotesis

(31)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan studi cross sectional

yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk melihat adanya korelasi antara etnis dengan indeks sefalik, dengan pengumpulan data sekaligus dalam suatu saat. Artinya, pengumpulan data tentang etnis dan pengukuran indeks sefalik hanya dilakukan sekali saja. Pada penelitian ini etnis yang diteliti adalah India dan Batak.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada awal kegiatan belajar mengajar semester ganjil yaitu bulan September 2014 dan dilanjutkan dengan pengolahan serta analisis data sampai bulan November 2014. Tempat penelitian ini di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.

4.3 Populasi dan Sampel

(32)

a. Kriteria Inklusi:

1. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang kedua orangtua kandungnya beretnis Batak serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis Batak (2 generasi Batak murni) (Effendy, 2014)

2. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011 yang kedua orangtua kandungnya beretnis India serta kakek dan nenek dari kedua belah pihak juga beretnis India. India yang masuk dalam kriteria ialah yang berasal dari India Selatan (2 generasi India murni) 3. Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

angkatan 2011 yang berumur 18-22 tahun

b. Kriteria Eksklusi:

1. Mahasiswa-mahasiswi yang pernah mengalami trauma kepala dan menyebabkan deformitas pada kepala

2. Mahasiswa-mahasiswi yang sedang menjalani pengobatan trauma kepala (pemakaian bandage)

3. Mahasiswa-mahasiswi yang tidak bersedia menjadi sampel penelitian

4.4 Teknik Pengumpulan Data

(33)

Selanjutnya dilakukan pengukuran indeks kepala, berupa lebar maksimum dan panjang maksimum kepala. Lebar maksimum ialah diameter maksimum horizontal kepala, sedangkan panjang maksimum terukur dari puncak glabella sampai inion. Saat pengukuran, subyek dalam posisi duduk dengan pandangan lurus kedepan. Spreading calliper merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur lebar dan panjang maksimum dari kepala.

Indeks sefalik dihitung dengan rumus berikut:

Indeks sefalik = Lebar Kepala

Panjang Kepala

x 100

4.5 Pengolahan dan Analisa Data

Tahap dari proses pengolahan data adalah sebagai berikut:

1) Editing

Kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir. Apabila ada jawaban-jawaban yang belum lengkap, kalau memungkinkan bisa dilakukan pengambilan data ulang.

2) Coding

Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Misalnya etnis: 1= India, 2= Batak. Coding atau pemberian kode sangat berguna untuk tahap pengolahan data selanjutnya yaitu

processing atau memasukkan data.

3) Processing

Memasukkan data, yakni jawaban dari masing-masing subyek yang dalam bentuk angka atau huruf ke dalam program atau software

komputer.

4) Cleaning

(34)

Pada penelitian ini terdapat dua variabel yang diduga berkorelasi, yaitu etnis (kategorik) dan indeks sefalik (numerik), maka digunakan analisis bivariat dengan uji t-independen. Program komputer yang digunakan adalah SPSS.

4.6 Etika Penelitian

(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang beralamat di Jl. Dr. Mansyoer no. 5, kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru, Medan.

Fakultas ini memiliki banyak ruangan yang berbeda fungsi khususnya untuk menunjang pembelajaran para mahasiswa. Pada sebelah barat fakultas ini berbatasan dengan Fakultas Psikologi Universitas Sumatera Utara, sebelah timur berbatasan dengan Jalan Universitas Padang Bulan, sebelah Utara berbatasan dengan Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan dan sebelah Selatan berbatasan dengan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

(36)

5.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini berjumlah 188 orang dengan karakteristik sebagai berikut:

Tabel 5.1. Karakteristik Responden

Variabel Frekuensi Persen

Jenis Kelamin

Laki-laki 54 28,7

Perempuan 134 71,3

Usia

19 3 1,6

20 29 15,4

21 107 56,9

22 49 26,1

Etnis

India 59 31,4

Batak 129 68,6

(37)

5.1.3 Hasil Analisa Statistik

Tabel 5.2. Nilai Rata-rata Indeks Sefalik

Etnis Rata-rata Indeks Sefalik Std. Deviation

India 81,73 3,99

Batak 84,15 3,92

Berdasarkan tabel 5.2. didapati bahwa rata-rata indeks sefalik etnis Batak lebih tinggi (84,15) dari rata-rata indeks sefalik etnis India (81,73).

Tabel 5.3 Klasifikasi Bentuk Indeks Sefalik Berdasarkan Etnis

Etnis

India Batak

Klasifikasi Doliocephalic 0 (0%) 1 (0,77%)

Mesocephalic 17 (28,81%) 19 (14,72%)

Brachicephalic 31 (52,54%) 58 (44,96%)

Hyperbrachicephalic 10 (16,95%) 46 (35,65%)

Ultrabrachicephalic 1 (1,7%) 5 (3,87%)

Total 59 129

Berdasarkan tabel 5.3. diperoleh brachicephalic merupakan bentuk kepala yang dominan pada etnis India (52,54%) maupun etnis Batak (44,96%). Disusul oleh

mesocephalic (28,81%) pada etnis India sedangkan pada etnis Batak disusul oleh

(38)

Tabel 5.4. Uji Normalitas Data

Sebelum dilakukan analisa statistik maka dilakukan uji normalitas terlebih dahulu. Berdasarkan tabel 5.4. didapati bahwa data tidak terdistribusi secara normal. Oleh karena itu analisa statistik yang digunakan adalah uji non parametrik Mann-Whitney U yang merupakan alternatif dari uji parametrik t independen.

Berdasarkan uji Mann-Whitney U didapati nilai sig.2-tailed adalah 0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan Batak.

5.2 Pembahasan

Pengukuran indeks sefalik dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara terhadap 59 mahasiswa beretnis India dan 129 mahasiswa beretnis Batak. Pada etnis India didapati nilai rata-rata indeks sefalik sebesar 81,73. Sedangkan pada etnis Batak, didapati nilai rata-rata indeks sefalik sebesar 84,15. Menurut perhitungan statistik terdapat perbedaan nilai indeks sefalik antara kedua etnis.

(39)

Diperoleh hasil yang sedikit lebih rendah pada rata-rata indeks sefalik etnis India yang dilakukan oleh Patil et al di tahun 2014, yaitu sebesar 80,64 dengan sampel berjumlah 500 yang dilakukan pada mahasiswa kedokteran di India bagian Selatan.

Pada penelitian ini, dominansi bentuk kepala pada etnis India adalah

brachicephalic (52,54%). Hasil ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Yagain et al tahun 2012 pada mahasiwa beretnis India dengan sampel berjumlah 100 dimana mencapai persentasi sebesar 33% pada laki-laki dan perempuan. Namun terdapat hasil yang berbeda pada penelitian yang dilakukan oleh Patil et al

tahun 2014 pada mahasiswa beretnis India dengan sampel berjumlah 500, penelitian tersebut mendapatkan mesocephalic (45%) sebagai bentuk dominan kepala disusul dengan brachicephalic (36%). Kemungkinan jumlah dari sampel merupakan salah satu faktor yang menyebabkan hasil yang berbeda pada beberapa penelitian.

Didapatkan hasil yang sama pada nilai rata-rata indeks sefalik etnis Batak oleh penelitian yang dilakukan Glinka dan Koesbardiati pada tahun 2007. Rata-rata indeks sefalik etnis Batak pada penelitian tersebut juga sebesar 84,1. Namun terdapat juga perbedaan yang cukup jauh pada penelitian yang dilakukan oleh Sarah H.N.G yang membandingkan nilai indeks sefalik antara etnis Batak dan etnis Cina. Penelitian tersebut memperoleh nilai indeks sefalik etnis Batak sebesar 67,9. Tetapi hasil pada penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik pada kedua etnis tersebut.

Dominansi bentuk kepala etnis Batak yang diperoleh pada penelitian ini adalah

(40)

yang menyebabkan terdapatnya hasil yang berbeda. Karena seperti yang telah dipaparkan pada bab III bahwa kriteria inklusi pada penelitian ini adalah 2 generasi Batak murni.

Variasi bentuk kepala diakibatkan oleh faktor keturunan ataupun faktor lingkungan. Faktor keturunan merupakan faktor utama dalam terjadinya variasi dari bentuk kepala (Golalipur, 2006). Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa bentuk kepala juga tetap bisa berubah dari generasi satu ke generasi selanjutnya. Faktor asupan nutrisi juga berperan dalam mempengaruhi bentuk dari kepala (Patil et al, 2014).

Berdasarkan nilai indeks sefalik etnis India yang terlihat meningkat dari penelitian-penelitian serupa terdahulu, menurut Yagain et al (2012), ini menunjukkan bahwa terjadi brachicephalisation, yaitu suatu bukti terjadinya pertumbuhan otak ke arah lateral (Shah dan Jadhav, 2004). Menurut Kouchi (2001) dalam Oladipo et al (2009) bahwa brachicephalisation ini menunjukkan terjadinya perbaikan dalam asupan nutrisi. Tentang hubungan indeks sefalik dengan tingkat intelegensi sampai sekarang belum ditemukan hubungan yang kuat (Rathee et al, 2014).

(41)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa statistik dalam penelitian mengenai perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, dapat disimpulkan:

1. Rata-rata indeks sefalik etnis India (59 orang) adalah 81,73 2. Rata-rata indeks sefalik etnis Batak (129 orang) adalah 84,15

3. Dari hasil uji Mann Whitney-U diperoleh nilai sig.2-tailed adalah 0,000 (p<0,05) ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan indeks sefalik antara etnis India dan etnis Batak

4. Klasifikasi bentuk kepala dominan adalah brachicephalic pada etnis India (52,54%) maupun etnis Batak (44,96%)

6.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang nilai indeks sefalik pada berbagai etnis

(42)

DAFTAR PUSTAKA

American Board of Forensic Anthropology (ABFA), 2008. What is Forensic

Anthropology?. Available from:

[Accessed 22 April 2014]

Departemen Pendidikan Nasional, 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Kementrian Pendidikan Nasional. Available from:

Effendy, E., 2014. Imunoreaktivitas Neuregulin I Serum dan SNP8NRG433E1006 Gen Neuregulin I Pada Suku Batak Yang Menderita Skizofrenia Paranoid.

Disertasi. Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Medan.

Glinka, J. dan Koesbardiati, T., 2007. Morfotipe wajah dan kepala di Indonesia: Suatu usaha identifikasi variasi populasi. Jurnal Anatomi Indonesia 2(1): 41-46.

Golalipour, M. J., 2006. The Effect of Ethnic Factor on Cephalic Index in 17-20 Years Old Females of North of Iran. Int. J. Morphol 24(3): 319-322.

Gujaria, I. J. dan V. M. Salve, 2012. Comparison Of Cephalic Index Of Three States Of India. Int J Pharm Bio Sci 3(4): 1022-1031.

H. N. G. Sarah, 2011. Pengukuran Sefalik Indeks Etnis Batak dan Cina pada Siswa-siswi Kelas X dan Kelas XI SMA Swasta Santo Thomas 1 Medan Tahun Pelajaran 2010-2011. Skripsi. Program Pendidikan Dokter Umum Universitas Sumatera Utara. Medan.

(43)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2010. Disaster Victim Identification (DVI). Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan. Available from:

Krishan, K., 2006. Anthropometry in Forensic Medicine and Forensic Science-‘Forensic Anthropometry’. The Internet Journal of Forensic Science 2(1). Kumar, M. dan P. V. V. Gopichand, 2013. The study of Cephalic Index in

Harvanyi Population. Int. J. Pure App. Biosci. 1(3): 1-6.

Murdiyatmoko, J., 2007. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Edisi Pertama. Grafindo Media Pratama. Bandung.

Nair, S.K., Anjankar, V. P., Singh, S., Bindra, M., dan Sapathy, D. K., 2014. The Study of Cephalic Index of Medical Students of Central India. Asian Journal of Biomedical and Pharmaceutical Sciences 04(28): 48-50.

Nandy, A., 2001. Principles Of Forensic Medicine. Edisi Kedua. Cetakan Pertama. New Central Book Agency (P) Ltd. India.

Oladipo, G. S., Olotu, J. E., dan Suleiman, Y., 2009. Anthropometric Studies of Cephalic Indices of the Ogonis in Nigeria. Asian Journal of Medical Science

1(2): 15-17.

Panero, J. dan M. Zelnik, 1979. Human Dimension & Interior Space. Whitney Library of Design. US. Kurniawan, D., 2003. Dimensi Manusia dan Ruang Interior. Erlangga. Jakarta.

Patil, G.V., et al, 2014. Anthropometric Study of Cephalic Index In South Indian Students. Journal of Evidence Based Medicine and Healthcare 1(4): 170-174. Patro, S., Sahu, R., dan Rath, S., 2014. Study of cephalic index in Southern

Odisha Population. Journal of Dental and Medical Science (IOSR-JDMS)

(44)

Prawestiningtyas, E. dan A. M. Algozi, 2009. Identifikasi Forensik Berdasarkan Pemeriksaan Primer dan Sekunder Sebagai Penentu Identitas Korban pada Dua Kasus Bencana Massal. Jurnal Kedokteran Brawijaya 25(2): 87-94.

Ruhimat, M., N. Supriatna dan Kosim, 2006. Ilmu Pengetahuan Sosial (Geografi, Sejarah, Sosiologi, Ekonomi). Grafindo Media Pratama. Bandung.

Singh, P. dan R. Purkait, 2006. A Cephalometric Study among Sub Caste Groups Dangi and Ahirwar of Khurai Block of Madhya Pradesh. Anthropologist 8(3): 215-217.

Shah G. V., dan Jadhav, H. R., 2004. The Study of Cephalic Index in Students of Gujarat. J. Anat. Soc. India 53 (1): 25-26

Standring, S., 2008. Gray’s Anatomy: The Anatomical Basis of Clinical Practice. Edisi Ke-39. Elsevier. USA. 1091-1096.

Takari, M., 2013. Mengenal Budaya Masyarakat Tamil Di Kota Medan. Universitas Sumatera Utara.

(45)

RIWAYAT HIDUP PENELITI

Nama : Devinqa Adhimah Amanda

Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Juli 1994

Pekerjaan : Mahasiswa

Alamat : Jl. Dr. Mansyur Baru I, no. 5A Orang Tua : Ayah = Darwin Sabaruddin

Ibu = Siti Amaniah

Riwayat Pendidikan:

1. Taman Kanak Kuntum Harapan Sorong (1997 - 1999) 2. Sekolah Dasar Yapis Al-Jihad Sorong (1999 - 2002) 3. Sekolah Dasar Negeri 01 Duri Kepa Jakarta (2002 - 2005) 4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 111 Jakarta (2005 - 2008) 5. Sekolah Menengah Atas Negeri 78 Jakarta (2008 - 2011)

6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2011 – Sekarang) Riwayat Organisasi:

1. Sekretaris Divisi Logistik TBM FK USU PEMA FK USU (2013-2014) Riwayat Kepanitiaan:

1. Panitia Pengabdian Masyarakat Langkat FK USU 2012 2. Panitia Porseni FK USU 2013

(46)
(47)

Lembar Penjelasan Penelitian

“Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011’’ Saya, Devinqa Adhimah Amanda, mahasiswi tingkat III Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat perbandingan indeks sefalik antara etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011, sehingga diharapkan dapat membantu para pihak penyelidik dan tenaga medis dalam situasi penyelidikan.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda dalam menjawab pertanyaan dalam wawancara tertulis ini dengan benar dan sejujur-jujurnya dan bersedia menjadi responden untuk dilakukan pengukuran indeks sefalik. Setiap data yang didapat pada saat proses penelitian ini bersifat rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian saja. Seandainya Anda menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan Anda dapat mengisi lembar persetujuan kesediaan dalam berpartisipasi pada penelitian ini.

Medan, 2014 Hormat saya,

(48)

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini

Nama :

Tempat/Tgl.Lahir :

Alamat :

Saya telah mendapat penjelasan dengn baik mengenai tujuan dan manfaat penelitian yang berjudul “Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011’’

Saya mengerti bahwa saya akan diminta untuk menjadi responden pengukuran indeks sefalik, menjawab pertanyaan melalui wawancara tertulis yang memerlukan waktu sekitar 5 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini.

Medan, 2014 Responden

(49)

FORMULIR

“Perbandingan Indeks Sefalik antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2011”

Nama :

Jenis Kelamin : L/P Tempat/Tgl. Lahir :

Etnis Ayah : Batak / India Etnis Kakek dari Ayah : Batak / India Etnis Nenek dari Ayah : Batak / India Etnis Ibu : Batak / India Etnis Kakek dari Ibu : Batak / India Etnis Nenek dari Ibu : Batak / India

Panjang Kepala :

(50)

ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

“Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011”

Besar biaya yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian ini sebesar Rp 755.000,- dengan rincian sebagai berikut:

1. Calliper : Rp 350.000,-

2. Biaya fotokopi lembar persetujuan dan penjelasan : Rp 50.000,-

3. Biaya pembuatan proposal : Rp 100.000,-

4. Biaya souvenir : Rp 155.000,-

5. Biaya lain-lain : Rp 100.000,-

Total : Rp 755.000,-

Anggaran biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.

Peneliti

(51)

DATA SUBJEK PENELITIAN

Perbandingan Indeks Sefalik Antara Etnis India dan Batak pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2011

No

(52)
(53)
(54)
(55)
(56)

175 hs p batak 15 19 22 78,947 mesocephalic

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid india 59 31,4 31,4 31,4

batak 129 68,6 68,6 100,0

(57)

usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

indekssefalik india 59 81,73397 3,995857 ,520216

batak 129 84,15710 3,921738 ,345290

Crosstabs

klasifikasi * etnis Crosstabulation

(58)

Tests of Normality

etnis

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

indekssefalik india ,091 59 ,200* ,966 59 ,103

batak ,081 129 ,039 ,984 129 ,124

*. This is a lower bound of the true significance.

a. Lilliefors Significance Correction

Mann-Whitney Test

Test Statisticsa

indekssefalik

Mann-Whitney U 2411,500

Wilcoxon W 4181,500

Z -4,032

Asymp. Sig. (2-tailed) ,000

(59)
(60)

Gambar

Gambar 2.1  Tengkorak lateral view (Stranding, 2008)
Gambar 2.2   Tengkorak anterior view (Stranding, 2008)
Tabel 2.1  Klasifikasi menurut Martin dan Seller
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
+4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

Pemberian Penjelasan Dokumen Pengadaan akan dilaksanakan secara elektronik (on line) melalui aplikasi SPSE sesuai Jadwal pada LPSE.. Peserta dan aanwijezer lapangan berkumpul

Dalam hal ini perlu dilakukan upaya untuk manyakinkan masyarakat tentang partisipasi dalam pembangunan yang sangat memerlukan adanya komunikasi antara pemerintah dengan

Penulisan Tugas Akhir ini disajikan untuk memperoleh gambaran tentang berbagai informasi yang berhubungan dengan peran dan tanggung jawab kantor depan ( front office )

Hasil asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny.“A” selama kehamilan trimester III dengan keluhan fluor albus, pada persalinan dengan persalinan

Menurut al-Zuhayli (1998) lagi, negara Islam juga boleh dikatakan sebagai negara Arab dan negara yang telah dibuka oleh umat Islam sebelum ini, dan ia didiami

Berdasarkan hasil pengolahan data DDST sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok II menggunakan wilcoxon diperoleh nilai p = 0,000 ( p &lt; 0,05), sehingga