• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN

MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

Oleh Deki Priasih

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Biologi

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(2)

ii ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN

MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

Oleh Deki Priasih

Aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa SMA Al Kautsar Bandar Lampung masih rendah karena metode diskusi yang diterapkan masih belum optimal. Salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan meteri pokok Sistem Pencernaan oleh siswa yaitu model pembelajaran Gallery Walk (GW), suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pula pada peningkatan penguasaan materi siswa.

(3)

iii

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang merupakan eksperimen semu dengan desain pretes postes kelompok tak

ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 (43 siswa) dan XI IPA (44 siswa) 4 yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data

penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17. Data kualitatif yaitu aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi selama proses pembelajaran, kemudian dianalisis dalam bentuk persentase.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran GW memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran Gallery Walk berpengaruh signifikan terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan pada manusia kelas eksperimen (N-gain = 84,44) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (N-gain = 73,2); (2) Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran GW (76,49) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi (65,67).

Kata kunci : Model pembelajaran Gallery Walk (GW), aktivitas

belajar siswa, penguasaan materi dan Sistem Pencernaan pada manusia.

(4)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN

MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar

Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh DEKI PRIASIH

0643024014

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

xiv

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) ... 12

(6)

xv LAMPIRAN

1. Perangkat pembelajaran ... 51

2. Data Hasil Penelitian ... 187

3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 211

4. Foto-foto Penelitian ... 222

(7)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kriteria Penguasaan Materi ... 19

2. Kriteria N-gain yang diperolah Siswa ... 28

3. Lembar Penilaian Penguasaan Materi ... 32

4. Kriteria Penguasaan Materi ... 33

5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 33

6. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa ... 34

7. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol... 35

8. Uji Nomalitas, Homogenitas, Pretes, Postes dan N-gain siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ……….. 36

9. Hasil Uji t Nilai Pretes, Postes dan N-gain siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ………. 37

(8)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Diagram Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 9 2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 22 3. Gambar 3. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 (LIK kelas

eksperimen)………. 43 4. Gambar 4. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C3 (LIK kelas

eksperimen) ... 43 5. Gambar 5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C4 (LIK kelas

eksperimen) ... 47

(9)

xi

MOTTO

“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”

(QS. Al-Insyirah : 6)

“Setiap kemalangan, setiap kesulitan, dan setiap kegagalan membawa

benih manfaat yang setara atau lebih”

(Napoleon Hill)

“Belajarlah, karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam

keadaan pandai. Dan orang-orang yang pandai tidaklah sama dengan

orang-orang bodoh”

(Akbar Zainudin)

“Pengalaman bukan dinilai dari lamanya melakukan suatu hal.

Namun, dari seberapa banyak menarik pelajaran dari apa yang sudah

kita alami”

(Deki Priasih)

(10)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ……….………

Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ………

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003

(11)

vii

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Deki Priasih

Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024014

Program Studi : Pendidikan Biologi

Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,

dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau

ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan

penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.

Bandar Lampung, 2012

Yang menyatakan

(12)

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang

PERSEMBAHAN

Alhamdullilahirobbil’alamin segala puji untukmu ya ALLah atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini,

teriring do’a dan rasa syukur kehadirat ALLah SWT, penulis mempersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti dan cinta kasih penulis yang tulus kepada :

Yang tercinta Bapak Nurdin dan Mamak Eti Mulyati

Terimakasih karena telah membesarkan serta mendidik ku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu mendoakan dan menunggu

keberhasilanku.

Mas ku terkasih David Hindrawan, Dede Nurhayat, dan Didi

Arwadi serta mbak iparku Arini Ratna Sari dan Anita Sari

Terimakasih selalu memberikan motivasi dan kasih sayangnya dalam setiap langkah beratku.

Adiku tersayang Desi Ratna Sari

Ponakan tersayang Diesell Hutama Hindrawan dan De Affanta

Nurbasilahab

Seluruh pengajarku

Terimakasih telah dengan segenap kesabaran mendidik ku dan menjadikan diriku lebih berarti.

Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi imamku

(13)
(14)

Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012)

Nama Mahasiswa : Deki Priasih Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024014 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

1. Komisi Pembimbing

Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.

NIP 19570803 198603 1 004 NIP 197707152008012020

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M.Si.

(15)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Banjar Wangi 29 Februari 1988, yang merupakan anak

keempat dari empat bersaudara pasangan bahagia Bapak Nurdin dan Eti Mulyati.

Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 4

Madukoro diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

(SLTP) Negeri 6 Kotabumi diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah

Atas (SMA) Hang Tuah Kotabumi diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program

Studi Pendidikan Biologi, dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program

Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Yayasan Pembinaan Unila (YP Unila)

(16)

xi

SANWACANA

Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga

skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar

SarjanaPendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan

MIPA,FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL

PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR

SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN

(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar

Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)”.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan

dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.

2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.

3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi

FKIP Unila.

4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran dan masukannya.

5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing

I atas bimbingan, saran dan motivasinya.

6. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing ke II atas kesabaran,

(17)

xii

7. Drs. H. Joko Santoso selaku Kepala SMA Al Kautsar Bandar Lampung dan

Dinar Asri H.W, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan

bantuan selama penelitian.

8. Teristimewa untuk Bapak dan Mamak tercinta yang selalu meyayangi dan

melimpahkan doa untukku serta menjadi penyemangatku.

9. Mas David Hindrawan, Mas Dede Nurhayat, Mas Didi Arwadi, Mba Arini

Ratna Sari, Mba Anita Sari dan Adik ku Desi Ratna Sari terimakasih atas

kasih sayang serta motivasi kalian

10. Diesell Hutama Hindrawan dan De Affanta Nurbasilahab keponakan ku yang

selalu menjadi pelipur kala penat.

11. Sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi ‘06: Herlina, Isnawati, Anggraeni

Melizawati S.Pd., Anisa Candra Nuraini S.Pd., Yulia Fitrianti, Sulung

Arifiana, Anita Nuryulia S.Pd., Winarni S.Pd., Alvia Kartina S.Pd., Nani

Sugiarta S.Pd., Eliya Sukma Dwi S.Pd., Melia Eka Putri S.Pd., Ana Puspita

S.Pd., Ria Ristiani S.Pd., Lista Leni S.Pd., Dwi Anita S.Pd., Riang Budi

Susanti S.Pd., Lia Septiana S.Pd., Yuniarti S.Pd., Siska Tamayanti S.Pd.,

Ranggi Prima Putra S.Pd., Novi Puspita Sari, Destri Eka Nita, Agus Irawan,

Lauhil Kurniawan, Eko Oganda Putra, rekan-rekan Pendidikan Biologi’05,

’07 dan ‘08 , terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian, semangat,

motivasi, nasehat, dan kritikannya.

12. Keluarga kecilku ‘The Gembel’ Nesha Aprilia Puspa (Echa), Herlina Wati,

Syahraini Hutagalung A.Md. (Nini), Desi Riatna Damayanti A.Md. (Echi),

dan Nurdiana Siswanty A.Md. (Mama) terimakasih atas persaudaraan dan

(18)

xiii

13. Adik-adik kosan Residen Erlya Jayanti dan Yesi Elma Sari terimakasih telah

menjadikan hari-hariku dikosan penuh tawa.

14. My dear Doraemon “thanks for everything you do”

15. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien.

Bandar Lampung, 2012

Penulis

(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia saat ini merupakan sebuah kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan

dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna serta berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang

berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa kita. Melihat peran yang begitu vital, maka penerapan model serta metode pembelajaran yang efektif dan efisien adalah keharusan.

Menurut Gagne (dalam Komalasari, 2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan

manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).

Biologi adalah sebagai salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,

(20)

2

mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan

pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan

hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan

berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh

pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar

(BSNP, 2007:12). Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya mutu pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.

Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat

dan kebudayaan (Hasbullah, 1999: 1). Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya yang juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu secara abstrak

maupun rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi lagi. Ini dikarenakan pendidikan

merupakan suatu bimbingan terhadap perkembangan manusia dalam menuju

ke arah cita-cita tertentu.

Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sekarang ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita. Proses

(21)

3

pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya.

Ada guru yang dalam melaksanakan pengelolaan pembelajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada, memperhatikan taraf perkembangan intelektual dan

perkembangan psikologi belajar anak serta mengunakan berbagai model dan metode pembelajaran. Dapat dipastikan guru yang bersungguh-sungguh akan

dapat menghasilkan lulusan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa mempengaruhi

keberhasilan proses pembelajaran dan penguasaan materi siswa terhadap materi yang diberikan atau disampaikan oleh seorang guru di kelas. Seperti

yang telah diungkapkan oleh Arikunto (2003:115) bahwa penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah

dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.

Hasil observasi terhadap hasil belajar biologi di SMA Al Kautsar Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada materi pokok Sistem

Pencernaan disemester genap tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 60, dengan demikian hasil tersebut lebih rendah dibandingkan Kriteria Ketuntasan

(22)

4

materi pokok Sistem Pencernaan dan aktivitas siswa dalam kelompok masih kurang aktif, beberapa siswa cenderung pasif, sehingga hanya beberapa siswa

saja yang aktif dalam diskusi kelompok. Selama ini guru seringkali menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran materi pokok Sistem Pencernaan. Namun demikian, diskusi menjadi tidak efektif karena aspek

aktivitas yang nampak hanya berbicara, mengajukan pertanyaan,

mendengarkan penjelasan teman, sedangkan untuk berpendapat dan berdiskusi

hanya beberapa siswa saja yang aktif.

Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan inovasi penggunaan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa. Dari berbagai model Active Learning terdapat berbagai macam model

yang dapat digunakan. Salah satunya ialah Gallery Walk (GW). GW diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat eningkatkan penguasaan materi siswa, model pembelajaran ini memberikan kesempatan

bagi siswa untuk bekerja sama antar siswa kelompok kecil untuk

menyampaikan materi yang ada ke kelompok lain dengan exhibition atau

pameran di kelas (Djamarah, 2000:5). Materi pokok Sistem Pencernaan merupakan materi yang tergolong sulit, siswa dituntut untuk dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta

kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia dan hewan. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi ketika mereka

(23)

5

Dari hasil penelitian Nurhayanurdin (2010:1) penerapan model pembelajaran

GW dapat meningkatkan hasil belajar serta aktivitas mahasiswa Fakultas

Kedokteran. Selain penelitian Nurhayanurdin terdapat hasil penelitian oleh Ghufron (2011: xvi), bahwa penerapan model GW dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif sehingga suasana kelas menjadi hidup, peserta didik

menjadi aktif dalam belajar dan hasil belajar menjadi maksimal, Dengan demikian GW juga dapat diterapkan dalam pembelajaran materi pokok Sistem

Pencernaan, karena materi pokok Sistem Pencernaan memiliki karakteristik yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia

dan hewan (misalnya ruminansia). Untuk itu peneliti memilih dan mencoba menerapkan sebuah alternatif model pembelajaran GW.

Model pembelajaran GW sendiri dapat membuat siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar sehingga terjadi sinergi

saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran serta membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya (Rodgres, 2000:14). Pada proses pembelajaran GW siswa dituntut

untuk aktif dalam berputar mengamati hasil kerja kelompok lain, memberi dan menerima informasi (komentar) dari kelompok lain. Sehingga dapat

(24)

6

Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran GW pada siswa kelas XI

IPA di SMA Al Kautsar Bandar Lampung dapat memberikan motivasi

tersendiri dalam belajar dan menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif serta menyenangkan sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan serta aktivitas belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “ Bagaimanakah Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran GW Terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi Pokok Sistem Pencernaan? ”.

Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :

1. Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran GW terhadap aktivitas

belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan?

2. Manakah penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran GW dengan siswa yang menggunakan

metode diskusi?

3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model GW dibandingkan dengan metode diskusi?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

(25)

7

2. Penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara siswa yang

menggunakan model pembelajaran GW dengan siswa yang menggunakan metode diskusi

3. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GW dibandingkan dengan metode diskusi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini antara lain :

1. Bagi peneliti

Diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi peneliti berupa

pengalaman mengajar sebagai calon guru dengan menggunakan model pembelajaran GW.

2. Bagi siswa

Diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, memberikan suasana belajar siswa yang menyenangkan dan tidak membosankan serta

membiasakan siswa bekerjasama dalam kelompok sehingga meningkatkan penguasaan materi siswa.

3. Bagi guru/ calon guru

Diharapkan menjadi landasan bagi para guru, khususnya guru biologi bahwa pemilihan model dalam belajar biologi perlu diperhatikan sehingga

(26)

8

4. Bagi Sekolah

Diharapkan menjadi landasan pemikiran untuk meningkatkan sistem

pembelajaran disekolah dengan penerapan model yang dapat membuat sistem pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif serta menyenangkan yang dapat meningkatkan kelulusan yang bermutu dan berdayaguna.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka penulis

membatasi ruang lingkup penelitian ini yaitu :

1. Pada penelitian ini akan dilaksanakan model pembelajaran GW pada kelas eksperimen. GW merupakan suatu model pembelajaran yang mampu

meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat karena sesuatu yang ditemukan itu dilihat

secara langsung (Silberman, 2006:274)

2. Penguasaan materi diperoleh dari hasil pretes, postes pada materi pokok Sistem Pencernaan dan aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas

belajar siswa.

3. Materi pokok yang diteliti yaitu Sistem Pencernaan pada Manusia.

(27)

9

F. Kerangka Pikir

Penguasaan materi di SMA Al Kautsar masih rendah, hal ini diduga karena aktivitas belajar siswa yang rendah sehingga menyebabkan penguasaan materi

siswa pun ikut rendah. Siswa cenderung pasif dalam diskusi kelompok, hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengikuti diskusi kelompok. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi dengan penerapan model pembelajaran GW. Model

pembelajaran GW sendiri merupakan model yang berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Karena dalam proses pembelajaran GW siswa dituntut untuk berkeliling mengamati

hasil kerja kelompok lain dan memberi komentar terhadap hasil kerja

kelompok lain. Disini siswa dituntut untuk bisa menguasai materi agar dapat

memberikan komentar atau tanggapan kepada hasil kerja kelompok lain dengan benar. Sehingga aktivitas belajar siswa yang muncul selama proses pembelajaran bisa lebih banyak, antara lain kegiatan visual, lisan (oral),

mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, dan kegiatan metrik.

Pengunaan model GW merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa. Tidak hanya dalam meningkatkan penguasaan

materi biologi siswa, tetapi dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif serta menyenangkan sehingga konsep-konsep yang ada pada materi dapat dikuasai dengan baik. Dengan penerapan model GW ini, diharapkan

(28)

10

learning). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan

terikat dimana variabel bebasnya adalah Penerapan Model Pembelajaran GW

sedangkan variabel terikatnya adalah Penguasaan materi dan Aktivitas belajar siswa.

Keterangan :

X = Variabel bebas (penerapan model pembelajaran GW). Y1 = Variabel terikat (aktivitas belajar siswa)

Y2 = Variabel terikat (penguasaan materi).

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. H0: Tidak Ada pengaruh yang signifikan penerapan GW terhadap

aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan

H1: Ada pengaruh yang signifikan penerapan GW terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan 2. H0 : Penguasaan materi siswa yang menggunakan model

pembelajaran GW sama dengan siswa yang menggunakan

metode diskusi. Y2

X

(29)

11

H1 : Penguasaan materi siswa yang menggunakan model

pembelajaran GW lebih tinggi dari siswa yang menggunakan

(30)

12

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW)

Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk.

Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk

memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

Misalnya pameran buku, tulisan, lukisan dan sebagainya. Sedangkan walk

artinya berjalan atau melangkah (Ismail, 2008:89). Sedangkan GW menurut

Silberman (2005 : 274) merupakan suatu cara untuk menilai atau mengingat

dan merayakan apa yang telah siswa (peserta didik) pelajari setelah rangkaian

pelajaran studi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa GW merupakan

suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa

untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat,

karena sesuatu yang ditemukan itu secara langsung.

Gallery Walk termasuk dalam model pembelajaran aktif (Active learning

strategy), pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk

mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,

sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan

(31)

13

pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga

perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.

Belajar aktif (Active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan

memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga

proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang

membosankan bagi mereka.

Dengan memberikan model active learning pada anak didik dapat membantu

ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan

pembelajaran dengan sukses. Materi pelajaran yang baru disediakan secara

aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara

aktif guru perlu menciptakan model yang tepat guna sedemikian rupa,

sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.

Menurut beberapa ahli (Rodgres, 2000:14 dan Silberman, 2005:274)

Langkah-langkah model GW adalah :

1. Peserta dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 2-4 anggota.

2. Kelompok diberi kertas plano atau flip cart.

3. Tentukan topik atau tema pembelajaran.

4. Setiap kelompok mendiskusikan apa yang ia ambil dari pelajaran.

5. Hasil kerja kelompok ditempel didinding

6. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain

dan mempeli dinding dengan daftar-daftar komentar.

7. Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh

(32)

14

8. Koreksi bersama-sama.

9. Klarifikasi dan penyimpulan.

Menurut Ismail (2008:90) GW memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :

a. Kelebihan GW

1. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah

dalam belajar.

2. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan

pembelajaran.

3. Membiasakan siswa bersikap saling menghargai dan mengapresiasi

hasil belajar kawannya.

4. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.

5. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.

b. Kekurangan GW

1. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa

menggantungkan kerja kawannya.

2. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan

individu dan kolektif.

3. Pengaturan setting kelas yang lebih rumit.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari pengunaan model

pembelajaran GW yaitu siswa lebih terbiasa dalam memecahkan masalah

secara bersama-sama dengan berdiskusi dan tanya jawab, sedangkan

(33)

15

Terdapat beberapa komponen dalam pemakaian model GW (Ghufron,

2011:13) yaitu :

1. Guru, guru pengajar harus faham betul tentang model GW.

2. Peserta didik, dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik harus

mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hal ini perlu

dipertimbangkan dalam pemakaian model GW.

3. Alat/ bahan, bahan yang disiapkan adalah kertas plano/ flip cart, dan

spidol.

B. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta

didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya

dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan

aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Aktivitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa, seperti yang telah

dikemukakan oleh Djamarah (2000:67) bahwa :

“Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik”.

Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:24) aktivitas dalam belajar dapat

memberikan nilai tambahan (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal

berikut :

1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.

(34)

16

3. Peserta didik belajar menurut minat dan kemampuannya.

4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.

5. Pembelajaran dilaksanakan secara kogkret sehingga menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.

6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.

Dierich yang dikutip oleh Hamalik (2001:172) menyatakan, aktivitas belajar

dibagi dalam kelompok, yaitu sebagai berikut :

1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaianan, atau mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.

6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.

7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

(35)

17

C. Penguasaan Materi

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu

bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai

apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan

berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto,

2003:115). Sedangkan penguasaan materi menurut Slameto (1991:131)

adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Hasil Belajar dari kecakapan

kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat – tingkat. Adapun tingkat –

tingkat yang dimaksud adalah :

1. Informasi non verbal: dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan

terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.

2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal: dikenal atau dipelajari dengan

cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca.

3. Konsep dan prinsip: konsep sangat penting untuk memperoleh prinsip

4. Pemecahan masalah dan kreatifitas: konsep dan prinsip sangat penting

dalam memecahkan masalah dan didalam kreatifitas.

Semua tingkatan diatas penting untuk memperoleh konsep – konsep.

Selanjutnya konsep – konsep itu penting untuk membentuk prinsip – prinsip.

Kemudian prinsip – prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di

dalam kreatifitas. Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur

dengan mengadakan sebuah evaluasi. Penguasaan materi siswa merupakan

hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000:

(36)

18

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta,

peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang

dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk

meghadapi masalah yang nyata dan baru.

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian –

bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.

Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.

5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan criteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Evaluasi menurut Thoha (1994:1) adalah sebuah kegiatan yang terencana

untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan

hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh

kesimpulan.Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi

adalah tes. Dan salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk

mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.

Sedangkan tes menurut Arikunto (2003:53) merupakan alat atau prosedur

yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan

(37)

19

penilaian tes adalah pilihan jamak, uraian objektif, uraian non objektif dan

portofolio serta unjuk kerja.

Fungsi tes sendiri untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan

pembelajaran dicapai setelah satu kali pertemuan adalah posttest atau tes

akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan

tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan

pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil

tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran

menurut Daryanto (1999: 195-196). Adapun tingkat kriteria penguasaan

materi dapat diketahui melalui pedoman penilaian menurut Arikunto

(2007:214) yaitu sebagai berikut :

Tabel 1. Kriteria Penguasaan Materi

Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai

80-100 Tinggi sekali

61-80 Tinggi

41-60 Sedang

21-40 Rendah

0-20 Rendah sekali

(38)

20

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Al Kautsar Bandar Lampung pada

bulan Maret semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al

Kautsar Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012 yang

terdiri dari 4 kelas. Karena kelas XI IPA 2 adalah kelas bilingual untuk itu

pemilihan sampel hanya kelas XI IPA 1, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Adapun

sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 sebagi kelas

eksperimen yang berjumlah 44 siswa dan siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas

kontrol yang berjumlah 43 siswa, yang diambil dengan mengunakan teknik

cluster random sampling.

C. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain pre

tes-post tes kelompok tak ekuivalen. Penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu

kelas eksperimen dan kelas kontrol yang penguasaan materinya bersifat

(39)

21

model pembelajaran GW sedang pada kelas kontol diberi perlakuan dengan

mengunakan metode diskusi. Dan tiap kelas diberikan pre tes serta post tes

yang sama, kemudian hasilnya dibandingkan berdasarkan nilai gain yang

dinormalisasi (N-gain).

Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan :

I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol

O1 = Pretes O2 = Postes

X = Pembelajaran dengan model Gallery Walk C = Pembelajaran dengan metode diskusi (dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335)

Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen

D. Prosedur Penelitian

Terdapat dua tahapan dalam penelitian ini, yaitu pra penelitian dan

pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahapan tersebut adalah

sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam prapenelitian sebagai

berikut :

1. Melakukan observasi ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian

untuk medapatkannya informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.

(40)

22

3. Membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa Silabus, Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Instruksi Kerja (LIK)

untuk kelas eksperimen dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).

4. Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes/ postes berupa soal

esay yang berjumlah 10 soal serta lembar observasi aktivitas siswa.

5. Melakukan uji ahli.

6. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Pelaksanaan Penelitian

Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam mengukur penguasaan materi

siswa dengan menerapkan model pembelajaran GW untuk kelas

eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol. Penelitian ini telah

dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Peremuan I membahas tentang

organ dan kelenjar pencernaan, pertemuan ke II membahas tentang

gangguan dan kelaian pada sistem pencernaan manusia dan pertemuan ke

III membahas tentang sistem pencernaan ruminansia.

a. Kelas Eksperimen (model pembelajaran GW)

Kegiatan Pendahuluan

1. Sebelum pembelajaran berlangsung guru membagikan soal

pretes kepada siswa dan siswa mengerjakkannya pada

pertemuan pertama.

2. Guru memberikan apersepsi :

Pertemuan ke-1, apersepsi “ada yang tau, apa saja organ

(41)

23

memberikan motivasi “anak-anak mempelajari sistem

pencernan itu sangat penting, dengan mempelajari materi

sistem pencernaan kita akan tau apa saja organ serta proses

yang terjadi pada organ pencernaan kita”.

Pertemuan ke-2, apersepsi “anak-anak kemarin kita telah

mempelajari tentang saluran pencernaan, sekarang kita akan

melanjutkan materi tentang gangguan dan kelainan pada sistem

pencernaan. Apakah kalian sudah makan siang ? pernahkah

kalian merasa perut kalian perih ketika kalian telat makan

siang ?” selanjutnya guru memberikan motivasi “dengan

mempelajari materi tentang gangguan dan kelainan pada

sistem pencernaan maka kalian akan dapat lebih menjaga

organ-organ pencernaan kalian agar tidak terjadi kelainan atau

gangguan ketika mencerna makanan.”

Pertemuan ke-3, apersepsi “adakah perbedaan struktur dan

fungsi organ antar manusia dan hewan ruminansia ?”.

Selanjutnya guru memberi motivasi " dengan mempelajari

tentang sistem pencernaan pada ruminansia kita dapat

membedakan struktur serta fungsi organ antara manusia dan

hewan ruminansia”.

Kegiatan inti

1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing

(42)

24

2. Siswa diberikan kertas plano/flip chart dan LIK pada siswa

3. siswa diberikan pengarahan oleh guru dan dibimbing

dalam diskusi kemudian hasil diskusi berupa gambar dan

uraian singkat ditulis pada kertas plano dan ditempel di

dinding dekat kelompok masing-masing.

4. Dua orang siswa dari masing-masing kelompok berkeliling

mengamati, memberi informasi dalam bentuk komentar

yang ditulis pada kertas flip chart dan bertanya tentang

hasil kerja kelompok lain serta memberikan masukan saran

kepada kelompok lain.

5. Dua orang siswa menjaga stand dan bertugas menjelaskan

dan mencatat apa yang ditanyakan serta masukan saran

dari kelompok lain dan memberi informasi.

6. Setelah berkeliling mengamati hasi kerja kelompok lain,

semua kelompok kembali kekelompok masing-masing

kemudian mendiskusikan kembali mengenai apa yang

mereka peroleh dari kelompok lain serta masukan saran

yang diperoleh dari kelompok lain.

7. Setelah berdiskusi perwakilan dari tiap kelompok

mempresentasikan hasil diskusi dan memberi kesimpulan

dari hasil diskusinya.

Kegiatan penutup

1. Siswa dibantu guru untuk menyimpulkan materi tentang

(43)

25

2. Siswa diberi instruksi oleh guru untuk membaca dan mencari

literature tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

3. Siswa diberikan postes pada pertemuan ke-3.

a. Kelas Kontrol (metode diskusi)

Kegiatan Pendahuluan

1. Siswa diberi pretes dan mengerjakkannya pada pertemuan

pertama.

2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi :

Pertemuan ke-1, apersepsi “ada yang tau, apa saja organ

penyusun sistem pencernaan pada manusia? ” selanjutnya guru

memberikan motivasi “anak-anak mempelajari sistem

pencernan itu sangat penting, dengan mempelajari materi

sistem pencernaan kita akan tau apa saja organ serta proses

yang terjadi pada organ pencernaan kita”.

Pertemuan ke-2, apersepsi “anak-anak kemarin kita telah

mempelajari tentang saluran pencernaan, sekarang kita akan

melanjutkan materi tentang gangguan dan kelainan pada sistem

pencernaan. Apakah kalian sudah makan siang ? pernahkah

kalian merasa perut kalian perih ketika kalian telat makan

siang ?” selanjutnya guru memberikan motivasi “dengan

mempelajari materi tentang gangguan dan kelainan pada

(44)

26

organ-organ pencernaan kalian agar tidak terjadi kelainan atau

gangguan ketika mencerna makanan.”

Pertemuan ke-3, apersepsi “adakah perbedaan struktur dan

fungsi organ antar manusia dan hewan ruminansia ?”.

Selanjutnya guru memberi motivasi " dengan mempelajari

tentang sistem pencernaan pada ruminansia kita dapat

membedakan struktur serta fungsi organ antara manusia dan

hewan ruminansia”.

Kegiatan inti

1. Siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok

2. Siswa diberi LKK, dan dibimbing oleh guru mendiskusikan

LKK.

3. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya (perwakilan

kelompok).

Kegiatan penutup

1. Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi tentang

materi yang telah dipelajari.

2. Siswa diberikan instruksi untuk membaca dan mencari

literature tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.

(45)

27

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

1. Jenis Data

Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data

kuantitatif adalah penguasaan materi siswa yang diperoleh dari hasil

pretes dan postes. Menurut Loranz (2008:3) bahwa penguasaan materi

dapat ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi

(N-Gain).

Gain yang dinormalisasi (N-Gain) dapat dihitung dengan formula Hake

(dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut :

100

X= Nilai postes tiap individu Y= Nlai pretes tiap individu Z= Skor maksimum

Tabel 2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa

Nilai rata-rata

N-gain (g) Kriteria

g > 70 Tinggi 30 < g ≤ 70 Sedang g < 30 Rendah

Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)

Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas

belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aktivitas

(46)

28

pertanyaan, berdiskusi, menulis komentar, dan berkeliling/ melaksanakan

pameran.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai

berikut :

a. Pretes dan Postes

Data penguasaan materi siswa berupa nilai pretes diambil pada

pertemuan pertama diawal pembelajaran, sedangkan postes diambil

pada akhir pertemuaan ketiga, baik dikelas eksperimen maupun kelas

kontrol. Bentuk soal adalah esay berjumlah 10 soal.Teknik penskoran

nilai yaitu :

R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut

(Purwanto, 2008: 112)

b. Lembar observasi

Pada lembar observasi ini berisi tentang semua aspek aktivitas yang

diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati

poin kegiatannya selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara

memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah

(47)

29

F. Teknik Analisis Data

1. Data Penguasaan Materi

Pada kelas (kelompok) eksperimen dan kontrol dianalisis dengan

mengunakan uji t dengan program SPSS 17 yang data penelitiannya

berupa nilai pretes, postes, dan skor gain, yang sebelumnya dilakukan uji

prasyarat berupa :

a) Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan

program SPSS versi 17.

1. Hipotesis

Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dengan Marzuki, 2002: 118).

a) Kesamaan Dua Varian

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan

dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS

versi 17.

a. Rumusan Hipotesis

H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda

b. Kriteria Uji

(48)

30

2. Pengujian Hipotesis

Setelah data dinyatakan normal dan homogen, selanjutnya data di uji

dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji

kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data

dimasukkan dalam uji t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji

perbedaan dua rata-rata.

b) Uji Perbedaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2. Kriteria Uji :

- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima

- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 10)

Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu

bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat

(49)

31

melibatkan bebagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis

(Arikunto, 2003:131). Penguasaan materi siswa dapat digambarkan melalui

indikator C1, C2, C3, C4, C5 dan C6, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Memberi skor sesuai rubrik pada lembar penilaian penguasaan materi,

kemudian dimasukkan pada tabel berikut.

Tabel 3. Lembar penilaian penguasaan materi

No Nama

Skor pada aspek penguasaan materi

C1 C2 C3 C4 C5 C6

Keterangan :C1 = Remember, C2 = Understand, C3 = Aplly, C4 = Analyze, C5 = Evaluate, C6 = Create (modifikasi Anderson, 2000:67-68)

2. Menjumlahkan skor (R) setiap siswa.

3. Menentukan nilai (S) pada setiap indikator penguasaan materi dengan

menggunakan rumus:

S = x 100

Keterangan:

S = Nilai penguasaan materi yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor penguasaan materi yang diperoleh; N = Jumlah skor

penguasaan materi maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).

(50)

4. Setelah data diolah dan diperoleh

siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut

Tabel 4. Kriteria Penguasaan

Taraf Nilai Rata

1. Mengisi lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut :

Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

No Nama

Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka penguasaan materi

siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.

. Kriteria Penguasaan Materi

Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai -100 Tinggi sekali

61-80 Tinggi

41-60 Sedang

21-40 Rendah

-20 Rendah sekali (Dimodifikasi oleh Arikunto, 2007:214)

Siswa

aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan persentase

angkah–langkah yang dilakukan yaitu:

lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut :

. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

(51)

33

Keterangan :

A. Aktivitas bekerjasama

1. Tidak bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 2. Kurang bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 3. Bekerjasama dengan anggota kelompoknya.

B. Aktivitas memberi informasi (berkomentar): 1. Tidak memberi informasi (berkomentar)

2. Memberi informasi (berkomentar) tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari

3. Memberi informasi (berkomentar) sesuai dengan materi yang dipelajari C.Aktivitas berdiskusi:

1. Tidak melakukan diskusi

2. Berdiskusi tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari 3. Berdiskusi sesuai dengan materi yang dipelajari

D. Aktivitas mengemukakan pendapat/ ide

1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)

2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan materi tugas 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan materi tugas

2. Menghitung rata–rata persentae aktivitas dengan menggunakan rumus:

%

Keterangan  = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69)

Dalam menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa

sesuai klasifikasi pada tabel berikut:

Tabel 6. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa

Interval (%) Kategori

0,00 – 29,99 Sangat Rendah

30,00 – 54,99 Rendah

55,00 – 74,99 Sedang

75,00 – 89,99 Tinggi

90,00 – 100,00 Sangat Tinggi

(52)

50

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Lorin WR. David, Krathwohl. Airasian, Peter W. Kathleen, A.

Crvikshank. Richad, E. Paul, R Mayer. Raths, J P. Wittrock, C Marlin. 2000.

A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom

Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman:

Newyork

Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta

Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas

VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan

Fisika UPI Bandung.

http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 23 Agustus 2011: 10.32

BSNP. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajarn Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rieneka Cipta. Jakarta

Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta: Rineka Cipta.

Ghufron, M. 2011. Implementasi Metode Gallery Walk dan Small Group

Discussion Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Agama Islam Kelas VIII E Di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th detail&id

=07110106. (23 Agustus 2011): 20.28 WIB.

(53)

51

Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung

Hasbullah.1999.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.PT Raja Grfindo Persada. Jakarta

Ismail. 2008. http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/chapter_ii/07110106.pdf 27 September 2011: 14.55

Komalsari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung. Loranz, D. 2008. Gain Skor. Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assasment/

downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisipline Rep0708.pdf.23 Agustus 20011: 11.45.

Nurhayanurdin. 2011. Gallery Walk.

http://nurhayanurdin.blogspot.com/2010/11/gallery-walk-ala-psik-fk-unhas.html. 23 Agustus 2011: 10.32.

Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian

Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan

Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Prawirohartono, S dan Hidayati, S. 2007. Sain Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rodgres. 2000. Apa Gallery Walk ?.http://www.rsu.edu/resources/ diakses 16 Oktober 2011 : 21.03

Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi.Erlangga. Jakarta.

Silberman, M. 2005. Active Learning. Insan Madani. Yagyakarta.

Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.

Sudjana, N. 2002. Metode Stastika edisi ke enam. PT Tarsito. Bandung.

Sunyono. 2009. Modul Penelitian Tindakan Kelas.

http//blog.unila.ac.id/Sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. Diakses 21 November 2011:20.33

(54)

52

2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Kencana. Jakarta.

Nasution, M. A. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

. 2006. Active Learning. Insan Madani. Yagyakarta.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.

(55)

46

V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Penerapan model pembelajaran GW berpengaruh signifikan terhadap

aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan.

2. Penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan oleh siswa lebih meningkat

dengan menggunakan model pembelajaran GW.

3. Aktivitas belajar siswa lebih meningkat dengan menggunakan model

pembelajaran GW .

B.Saran

Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan :

1. Menjadikan model pembelajaran GW sebagai salah satu alternatif dalam

memilih model pembelajaran, untuk meningkatkan penguasaan materi

biologi siswa dan berbagai ilmu lainnya.

2. Dalam model pembelajaran GW untuk mendapatkan hasil yang optimal,

guru perlu memperhatikan/menekankan beberapa hal yaitu menyiapkan

(56)

47

efektif, meningkatkan keterampilan masing-masing kelompok dalam

membangun budaya kerjasama dan memecahkan masalah dalam kelompok

dan mengembangkan keaktifan fisik seluruh anggota dalam kelompok

Gambar

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
Tabel 1. Kriteria Penguasaan Materi
Tabel 2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa
Tabel 3. Lembar penilaian penguasaan materi
+3

Referensi

Dokumen terkait

Depresi merupakan suatu gangguan mental umum yang ditandai dengan mood tertekan, kehilangan kesenangan atau minat, perasaan bersalah atau harga diri rendah,

(2) Ada peranan supervisi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru SD N 1 Ngrompak. Koefisien determinasi sebesar 75,0% yang berarti bahwa pengaruh yang

Hasil yang diperoleh dapat menuai keberhasilan dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa menerapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada

Soeharso Surakarta dalam upaya pemenuhan hak bagi penyandang disabilitas fisik pada proses rehabilitasi serta kendala apa saja yang dihadapi dalam upaya pemenuhan

4.1.1 Transference dalam Istilah Budaya Kategori Ekologi Sub-Kategori

a) Nama perniagaan dan syarikat sudah didaftarkan di Bahagian Pendaftaran Nama Perniagaan dan Penubuhan Syarikat (ROCBN), Kementerian Kewangan. b) Memastikan

PENYELESAIAN SENGKETA PENCEMARAN LINGKUNGAN (Studi Kasus di Kelurahan Wonoyoso Kabupaten

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar di sekolah terhadap prestasi belajar siswa kelas V SDN Gugus Ki Hajar Dewantara