PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN
MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)
Oleh Deki Priasih
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
ii ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN
MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)
Oleh Deki Priasih
Aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa SMA Al Kautsar Bandar Lampung masih rendah karena metode diskusi yang diterapkan masih belum optimal. Salah satu alternatif dalam meningkatkan aktivitas dan penguasaan meteri pokok Sistem Pencernaan oleh siswa yaitu model pembelajaran Gallery Walk (GW), suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga akan berdampak pula pada peningkatan penguasaan materi siswa.
iii
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang merupakan eksperimen semu dengan desain pretes postes kelompok tak
ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA 3 (43 siswa) dan XI IPA (44 siswa) 4 yang dipilih dengan teknik cluster random sampling. Data
penelitian ini berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes dan postes yang dianalisis secara statistik menggunakan uji-t pada taraf kepercayaan 5% melalui program SPSS 17. Data kualitatif yaitu aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar observasi selama proses pembelajaran, kemudian dianalisis dalam bentuk persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan model pembelajaran GW memiliki pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi siswa. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) penerapan model pembelajaran Gallery Walk berpengaruh signifikan terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan pada manusia kelas eksperimen (N-gain = 84,44) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol (N-gain = 73,2); (2) Rata-rata persentase aktivitas belajar siswa pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran GW (76,49) lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang menggunakan metode diskusi (65,67).
Kata kunci : Model pembelajaran Gallery Walk (GW), aktivitas
belajar siswa, penguasaan materi dan Sistem Pencernaan pada manusia.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN
MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN (Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar
Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)
(Skripsi)
Oleh DEKI PRIASIH
0643024014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
xiv
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW) ... 12
xv LAMPIRAN
1. Perangkat pembelajaran ... 51
2. Data Hasil Penelitian ... 187
3. Analisis Statistik Data Hasil Penelitian ... 211
4. Foto-foto Penelitian ... 222
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Kriteria Penguasaan Materi ... 19
2. Kriteria N-gain yang diperolah Siswa ... 28
3. Lembar Penilaian Penguasaan Materi ... 32
4. Kriteria Penguasaan Materi ... 33
5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 33
6. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa ... 34
7. Aktivitas Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol... 35
8. Uji Nomalitas, Homogenitas, Pretes, Postes dan N-gain siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ……….. 36
9. Hasil Uji t Nilai Pretes, Postes dan N-gain siswa pada kelas eksperimen dan kontrol ………. 37
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Hubungan Antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 9 2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 22 3. Gambar 3. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C2 (LIK kelas
eksperimen)………. 43 4. Gambar 4. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C3 (LIK kelas
eksperimen) ... 43 5. Gambar 5. Contoh jawaban siswa pada soal indikator C4 (LIK kelas
eksperimen) ... 47
xi
MOTTO
“Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan”
(QS. Al-Insyirah : 6)
“Setiap kemalangan, setiap kesulitan, dan setiap kegagalan membawa
benih manfaat yang setara atau lebih”
(Napoleon Hill)
“Belajarlah, karena tidak ada seorangpun yang dilahirkan dalam
keadaan pandai. Dan orang-orang yang pandai tidaklah sama dengan
orang-orang bodoh”
(Akbar Zainudin)
“Pengalaman bukan dinilai dari lamanya melakukan suatu hal.
Namun, dari seberapa banyak menarik pelajaran dari apa yang sudah
kita alami”
(Deki Priasih)
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Arwin Achmad, M.Si. ……….………
Sekretaris : Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd. ……….
Penguji
Bukan Pembimbing : Neni Hasnunidah, S.Pd., M.Si. ………
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Deki Priasih
Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024014
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, 2012
Yang menyatakan
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdullilahirobbil’alamin segala puji untukmu ya ALLah atas segala kemudahan, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan selama ini,
teriring do’a dan rasa syukur kehadirat ALLah SWT, penulis mempersembahkan skripsi ini sebagai tanda bakti dan cinta kasih penulis yang tulus kepada :
Yang tercinta Bapak Nurdin dan Mamak Eti Mulyati
Terimakasih karena telah membesarkan serta mendidik ku dengan doa, kesabaran dan limpahan cinta yang takkan pernah bisa terbalas, serta selalu mendoakan dan menunggu
keberhasilanku.
Mas ku terkasih David Hindrawan, Dede Nurhayat, dan Didi
Arwadi serta mbak iparku Arini Ratna Sari dan Anita Sari
Terimakasih selalu memberikan motivasi dan kasih sayangnya dalam setiap langkah beratku.
Adiku tersayang Desi Ratna Sari
Ponakan tersayang Diesell Hutama Hindrawan dan De Affanta
Nurbasilahab
Seluruh pengajarku
Terimakasih telah dengan segenap kesabaran mendidik ku dan menjadikan diriku lebih berarti.
Insan pilihan ALLAH SWT yang kelak akan menjadi imamku
Judul Skripsi : PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GALLERY WALK
TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Al Kautsar Bandar Lampung Semester Genap T. P 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Deki Priasih Nomor Pokok Mahasiswa : 0643024014 Program Studi : Pendidikan Biologi Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Arwin Achmad, M.Si. Rini Rita T. Marpaung, S.Pd., M.Pd.
NIP 19570803 198603 1 004 NIP 197707152008012020
2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
Dr. Caswita, M.Si.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banjar Wangi 29 Februari 1988, yang merupakan anak
keempat dari empat bersaudara pasangan bahagia Bapak Nurdin dan Eti Mulyati.
Pendidikan formal yang ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) Negeri 4
Madukoro diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
(SLTP) Negeri 6 Kotabumi diselesaikan pada tahun 2003, Sekolah Menengah
Atas (SMA) Hang Tuah Kotabumi diselesaikan pada tahun 2006.
Pada tahun 2006 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan MIPA Program
Studi Pendidikan Biologi, dan pada tahun 2011 penulis melaksanakan Program
Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Yayasan Pembinaan Unila (YP Unila)
xi
SANWACANA
Puji Syukur pada Allah SWT, atas segala nikmat dan kehendak-Nya sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan sebagai salah satu syarat dalam meraih gelar
SarjanaPendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan
MIPA,FKIP Unila. Skripsi ini berjudul “PENGARUH PENERAPAN MODEL
PEMBELAJAN GALLERY WALK TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR
SISWA DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PENCERNAAN
(Studi Quasi Experimen pada siswa kelas XI SMA Al Kautsar Bandar
Lampung Semester Genap T.P 2011/2012)”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan PMIPA FKIP Unila.
3. Pramudiyanti, S.Si., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP Unila.
4. Dr. Tri Jalmo, M.Si., selaku pembahas atas saran dan masukannya.
5. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
I atas bimbingan, saran dan motivasinya.
6. Rini Rita T. Marpaung S.Pd., M.Pd., selaku Pembimbing ke II atas kesabaran,
xii
7. Drs. H. Joko Santoso selaku Kepala SMA Al Kautsar Bandar Lampung dan
Dinar Asri H.W, S.Pd., selaku guru mitra yang telah memberikan izin dan
bantuan selama penelitian.
8. Teristimewa untuk Bapak dan Mamak tercinta yang selalu meyayangi dan
melimpahkan doa untukku serta menjadi penyemangatku.
9. Mas David Hindrawan, Mas Dede Nurhayat, Mas Didi Arwadi, Mba Arini
Ratna Sari, Mba Anita Sari dan Adik ku Desi Ratna Sari terimakasih atas
kasih sayang serta motivasi kalian
10. Diesell Hutama Hindrawan dan De Affanta Nurbasilahab keponakan ku yang
selalu menjadi pelipur kala penat.
11. Sahabat seperjuangan Pendidikan Biologi ‘06: Herlina, Isnawati, Anggraeni
Melizawati S.Pd., Anisa Candra Nuraini S.Pd., Yulia Fitrianti, Sulung
Arifiana, Anita Nuryulia S.Pd., Winarni S.Pd., Alvia Kartina S.Pd., Nani
Sugiarta S.Pd., Eliya Sukma Dwi S.Pd., Melia Eka Putri S.Pd., Ana Puspita
S.Pd., Ria Ristiani S.Pd., Lista Leni S.Pd., Dwi Anita S.Pd., Riang Budi
Susanti S.Pd., Lia Septiana S.Pd., Yuniarti S.Pd., Siska Tamayanti S.Pd.,
Ranggi Prima Putra S.Pd., Novi Puspita Sari, Destri Eka Nita, Agus Irawan,
Lauhil Kurniawan, Eko Oganda Putra, rekan-rekan Pendidikan Biologi’05,
’07 dan ‘08 , terima kasih banyak untuk persaudaraan, pengertian, semangat,
motivasi, nasehat, dan kritikannya.
12. Keluarga kecilku ‘The Gembel’ Nesha Aprilia Puspa (Echa), Herlina Wati,
Syahraini Hutagalung A.Md. (Nini), Desi Riatna Damayanti A.Md. (Echi),
dan Nurdiana Siswanty A.Md. (Mama) terimakasih atas persaudaraan dan
xiii
13. Adik-adik kosan Residen Erlya Jayanti dan Yesi Elma Sari terimakasih telah
menjadikan hari-hariku dikosan penuh tawa.
14. My dear Doraemon “thanks for everything you do”
15. Semua pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amien.
Bandar Lampung, 2012
Penulis
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan bagi bangsa yang sedang berkembang seperti Indonesia saat ini merupakan sebuah kebutuhan mutlak yang harus dikembangkan sejalan
dengan tuntutan pembangunan secara tahap demi tahap. Pendidikan yang dikelola dengan tertib, teratur, efektif dan efisien (berdaya guna serta berhasil guna) akan mampu mempercepat jalannya proses pembudayaan bangsa yang
berdasarkan pokok pada penciptaan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa kita. Melihat peran yang begitu vital, maka penerapan model serta metode pembelajaran yang efektif dan efisien adalah keharusan.
Menurut Gagne (dalam Komalasari, 2010: 2) mendefinisikan belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan
manusia seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya yakni peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance (kinerja).
Biologi adalah sebagai salah satu bidang IPA yang menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses sains. Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati, mengajukan hipotesis,
2
mempertimbangkan keamanan dan keselamatan kerja, mengajukan
pertanyaan, menggolongkan dan menafsirkan data, serta mengkomunikasikan
hasil temuan secara lisan atau tertulis, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan
berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang dirinya sendiri dan alam sekitar
(BSNP, 2007:12). Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya mutu pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, anak kurang didorong untuk lebih aktif dalam pelaksanaan pembelajaran.
Dalam arti sederhana, pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat
dan kebudayaan (Hasbullah, 1999: 1). Pendidikan sebagai suatu bentuk kegiatan manusia dalam kehidupannya yang juga menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai, baik tujuan yang dirumuskan itu secara abstrak
maupun rumusan-rumusan yang dibentuk secara khusus untuk memudahkan pencapaian tujuan yang lebih tinggi lagi. Ini dikarenakan pendidikan
merupakan suatu bimbingan terhadap perkembangan manusia dalam menuju
ke arah cita-cita tertentu.
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru sekarang ini merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita. Proses
3
pengelolaan pembelajaran tidak merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya.
Ada guru yang dalam melaksanakan pengelolaan pembelajarannya dilakukan dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan, dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada, memperhatikan taraf perkembangan intelektual dan
perkembangan psikologi belajar anak serta mengunakan berbagai model dan metode pembelajaran. Dapat dipastikan guru yang bersungguh-sungguh akan
dapat menghasilkan lulusan dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan guru yang dalam pengelolaan pembelajarannya dilakukan seadanya tanpa mempertimbangkan berbagai faktor yang bisa mempengaruhi
keberhasilan proses pembelajaran dan penguasaan materi siswa terhadap materi yang diberikan atau disampaikan oleh seorang guru di kelas. Seperti
yang telah diungkapkan oleh Arikunto (2003:115) bahwa penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai apa yang pernah
dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis.
Hasil observasi terhadap hasil belajar biologi di SMA Al Kautsar Bandar Lampung diketahui bahwa rata-rata nilai siswa pada materi pokok Sistem
Pencernaan disemester genap tahun pelajaran 2010/2011 yaitu 60, dengan demikian hasil tersebut lebih rendah dibandingkan Kriteria Ketuntasan
4
materi pokok Sistem Pencernaan dan aktivitas siswa dalam kelompok masih kurang aktif, beberapa siswa cenderung pasif, sehingga hanya beberapa siswa
saja yang aktif dalam diskusi kelompok. Selama ini guru seringkali menggunakan metode diskusi dalam pembelajaran materi pokok Sistem Pencernaan. Namun demikian, diskusi menjadi tidak efektif karena aspek
aktivitas yang nampak hanya berbicara, mengajukan pertanyaan,
mendengarkan penjelasan teman, sedangkan untuk berpendapat dan berdiskusi
hanya beberapa siswa saja yang aktif.
Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan inovasi penggunaan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas dan penguasaan materi siswa. Dari berbagai model Active Learning terdapat berbagai macam model
yang dapat digunakan. Salah satunya ialah Gallery Walk (GW). GW diduga dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga dapat eningkatkan penguasaan materi siswa, model pembelajaran ini memberikan kesempatan
bagi siswa untuk bekerja sama antar siswa kelompok kecil untuk
menyampaikan materi yang ada ke kelompok lain dengan exhibition atau
pameran di kelas (Djamarah, 2000:5). Materi pokok Sistem Pencernaan merupakan materi yang tergolong sulit, siswa dituntut untuk dapat menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta
kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia dan hewan. Sehingga siswa dapat lebih memahami materi ketika mereka
5
Dari hasil penelitian Nurhayanurdin (2010:1) penerapan model pembelajaran
GW dapat meningkatkan hasil belajar serta aktivitas mahasiswa Fakultas
Kedokteran. Selain penelitian Nurhayanurdin terdapat hasil penelitian oleh Ghufron (2011: xvi), bahwa penerapan model GW dapat menciptakan suasana pembelajaran aktif sehingga suasana kelas menjadi hidup, peserta didik
menjadi aktif dalam belajar dan hasil belajar menjadi maksimal, Dengan demikian GW juga dapat diterapkan dalam pembelajaran materi pokok Sistem
Pencernaan, karena materi pokok Sistem Pencernaan memiliki karakteristik yaitu menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi dan proses serta kelainan/ penyakit yang dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia
dan hewan (misalnya ruminansia). Untuk itu peneliti memilih dan mencoba menerapkan sebuah alternatif model pembelajaran GW.
Model pembelajaran GW sendiri dapat membuat siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah dalam belajar sehingga terjadi sinergi
saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan pembelajaran serta membiasakan siswa bersikap menghargai dan mengapresiasi hasil belajar kawannya (Rodgres, 2000:14). Pada proses pembelajaran GW siswa dituntut
untuk aktif dalam berputar mengamati hasil kerja kelompok lain, memberi dan menerima informasi (komentar) dari kelompok lain. Sehingga dapat
6
Diharapkan dengan penerapan model pembelajaran GW pada siswa kelas XI
IPA di SMA Al Kautsar Bandar Lampung dapat memberikan motivasi
tersendiri dalam belajar dan menciptakan suasana belajar yang aktif, inovatif, kreatif serta menyenangkan sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan serta aktivitas belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “ Bagaimanakah Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran GW Terhadap Aktivitas Belajar Siswa dan Penguasaan Materi Pokok Sistem Pencernaan? ”.
Adapun rumusan masalah secara rinci yaitu :
1. Adakah pengaruh penerapan model pembelajaran GW terhadap aktivitas
belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan?
2. Manakah penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran GW dengan siswa yang menggunakan
metode diskusi?
3. Bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model GW dibandingkan dengan metode diskusi?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
7
2. Penguasaan materi siswa yang lebih tinggi antara siswa yang
menggunakan model pembelajaran GW dengan siswa yang menggunakan metode diskusi
3. Aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GW dibandingkan dengan metode diskusi.
D. Manfaat Penelitian
Adapun beberapa manfaat yang diharapkan penulis dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagi peneliti
Diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar bagi peneliti berupa
pengalaman mengajar sebagai calon guru dengan menggunakan model pembelajaran GW.
2. Bagi siswa
Diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, memberikan suasana belajar siswa yang menyenangkan dan tidak membosankan serta
membiasakan siswa bekerjasama dalam kelompok sehingga meningkatkan penguasaan materi siswa.
3. Bagi guru/ calon guru
Diharapkan menjadi landasan bagi para guru, khususnya guru biologi bahwa pemilihan model dalam belajar biologi perlu diperhatikan sehingga
8
4. Bagi Sekolah
Diharapkan menjadi landasan pemikiran untuk meningkatkan sistem
pembelajaran disekolah dengan penerapan model yang dapat membuat sistem pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif serta menyenangkan yang dapat meningkatkan kelulusan yang bermutu dan berdayaguna.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Agar penelitian ini lebih terarah dan untuk menghindari kesalah pahaman dan kesimpangsiuran terhadap masalah yang akan dikemukakan, maka penulis
membatasi ruang lingkup penelitian ini yaitu :
1. Pada penelitian ini akan dilaksanakan model pembelajaran GW pada kelas eksperimen. GW merupakan suatu model pembelajaran yang mampu
meningkatkan kemampuan siswa untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat karena sesuatu yang ditemukan itu dilihat
secara langsung (Silberman, 2006:274)
2. Penguasaan materi diperoleh dari hasil pretes, postes pada materi pokok Sistem Pencernaan dan aktivitas diperoleh dari lembar observasi aktivitas
belajar siswa.
3. Materi pokok yang diteliti yaitu Sistem Pencernaan pada Manusia.
9
F. Kerangka Pikir
Penguasaan materi di SMA Al Kautsar masih rendah, hal ini diduga karena aktivitas belajar siswa yang rendah sehingga menyebabkan penguasaan materi
siswa pun ikut rendah. Siswa cenderung pasif dalam diskusi kelompok, hanya terdapat beberapa siswa saja yang aktif mengikuti diskusi kelompok. Hal ini dapat diyakini bisa diatasi dengan penerapan model pembelajaran GW. Model
pembelajaran GW sendiri merupakan model yang berpusat pada aktivitas belajar siswa sehingga dapat meningkatkan penguasaan materi siswa. Karena dalam proses pembelajaran GW siswa dituntut untuk berkeliling mengamati
hasil kerja kelompok lain dan memberi komentar terhadap hasil kerja
kelompok lain. Disini siswa dituntut untuk bisa menguasai materi agar dapat
memberikan komentar atau tanggapan kepada hasil kerja kelompok lain dengan benar. Sehingga aktivitas belajar siswa yang muncul selama proses pembelajaran bisa lebih banyak, antara lain kegiatan visual, lisan (oral),
mendengarkan, kegiatan menulis, kegiatan menggambar, dan kegiatan metrik.
Pengunaan model GW merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan penguasaan materi siswa. Tidak hanya dalam meningkatkan penguasaan
materi biologi siswa, tetapi dapat menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif serta menyenangkan sehingga konsep-konsep yang ada pada materi dapat dikuasai dengan baik. Dengan penerapan model GW ini, diharapkan
10
learning). Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan
terikat dimana variabel bebasnya adalah Penerapan Model Pembelajaran GW
sedangkan variabel terikatnya adalah Penguasaan materi dan Aktivitas belajar siswa.
Keterangan :
X = Variabel bebas (penerapan model pembelajaran GW). Y1 = Variabel terikat (aktivitas belajar siswa)
Y2 = Variabel terikat (penguasaan materi).
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
G. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. H0: Tidak Ada pengaruh yang signifikan penerapan GW terhadap
aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan
H1: Ada pengaruh yang signifikan penerapan GW terhadap aktivitas belajar siswa dan penguasaan materi pokok sistem pencernaan 2. H0 : Penguasaan materi siswa yang menggunakan model
pembelajaran GW sama dengan siswa yang menggunakan
metode diskusi. Y2
X
11
H1 : Penguasaan materi siswa yang menggunakan model
pembelajaran GW lebih tinggi dari siswa yang menggunakan
12
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Gallery Walk (GW)
Secara etimologi, Gallery Walk terdiri dari dua kata yaitu gallery dan walk.
Gallery adalah pameran. Pameran merupakan kegiatan untuk
memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.
Misalnya pameran buku, tulisan, lukisan dan sebagainya. Sedangkan walk
artinya berjalan atau melangkah (Ismail, 2008:89). Sedangkan GW menurut
Silberman (2005 : 274) merupakan suatu cara untuk menilai atau mengingat
dan merayakan apa yang telah siswa (peserta didik) pelajari setelah rangkaian
pelajaran studi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa GW merupakan
suatu model pembelajaran yang mampu meningkatkan kemampuan siswa
untuk menemukan pengetahuan baru dan dapat mempermudah daya ingat,
karena sesuatu yang ditemukan itu secara langsung.
Gallery Walk termasuk dalam model pembelajaran aktif (Active learning
strategy), pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk
mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik,
sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
13
pembelajaran aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga
perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.
Belajar aktif (Active learning) pada dasarnya berusaha untuk memperkuat dan
memperlancar stimulus dan respons anak didik dalam pembelajaran, sehingga
proses pembelajaran menjadi hal yang menyenangkan, tidak menjadi hal yang
membosankan bagi mereka.
Dengan memberikan model active learning pada anak didik dapat membantu
ingatan (memory) mereka, sehingga mereka dapat dihantarkan kepada tujuan
pembelajaran dengan sukses. Materi pelajaran yang baru disediakan secara
aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Agar murid dapat belajar secara
aktif guru perlu menciptakan model yang tepat guna sedemikian rupa,
sehingga peserta didik mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar.
Menurut beberapa ahli (Rodgres, 2000:14 dan Silberman, 2005:274)
Langkah-langkah model GW adalah :
1. Peserta dibagi kedalam kelompok-kelompok yang terdiri atas 2-4 anggota.
2. Kelompok diberi kertas plano atau flip cart.
3. Tentukan topik atau tema pembelajaran.
4. Setiap kelompok mendiskusikan apa yang ia ambil dari pelajaran.
5. Hasil kerja kelompok ditempel didinding
6. Masing-masing kelompok berputar mengamati hasil kerja kelompok lain
dan mempeli dinding dengan daftar-daftar komentar.
7. Salah satu wakil kelompok menjelaskan setiap apa yang ditanyakan oleh
14
8. Koreksi bersama-sama.
9. Klarifikasi dan penyimpulan.
Menurut Ismail (2008:90) GW memiliki kelebihan dan kekurangan yaitu :
a. Kelebihan GW
1. Siswa terbiasa membangun budaya kerjasama memecahkan masalah
dalam belajar.
2. Terjadi sinergi saling menguatkan pemahaman terhadap tujuan
pembelajaran.
3. Membiasakan siswa bersikap saling menghargai dan mengapresiasi
hasil belajar kawannya.
4. Mengaktifkan fisik dan mental siswa selama proses belajar.
5. Membiasakan siswa memberi dan menerima kritik.
b. Kekurangan GW
1. Bila anggota kelompok terlalu banyak akan terjadi sebagian siswa
menggantungkan kerja kawannya.
2. Guru perlu ekstra cermat dalam memantau dan menilai keaktifan
individu dan kolektif.
3. Pengaturan setting kelas yang lebih rumit.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dari pengunaan model
pembelajaran GW yaitu siswa lebih terbiasa dalam memecahkan masalah
secara bersama-sama dengan berdiskusi dan tanya jawab, sedangkan
15
Terdapat beberapa komponen dalam pemakaian model GW (Ghufron,
2011:13) yaitu :
1. Guru, guru pengajar harus faham betul tentang model GW.
2. Peserta didik, dalam kegiatan belajar mengajar peserta didik harus
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda, hal ini perlu
dipertimbangkan dalam pemakaian model GW.
3. Alat/ bahan, bahan yang disiapkan adalah kertas plano/ flip cart, dan
spidol.
B. Aktivitas Belajar Siswa
Aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikologis peserta
didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya
dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah, dan benar, baik berkaitan dengan
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Aktivitas siswa dalam kegiatan
pembelajaran akan memberikan manfaat bagi siswa, seperti yang telah
dikemukakan oleh Djamarah (2000:67) bahwa :
“Belajar sambil melakukan aktivitas lebih banyak mendatangkan hasil bagi anak didik, sebab kesan yang didapatkan oleh anak didik lebih tahan lama tersimpan di dalam benak anak didik”.
Menurut Hanafiah dan Suhana (2009:24) aktivitas dalam belajar dapat
memberikan nilai tambahan (added value) bagi peserta didik, berupa hal-hal
berikut :
1. Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal (driving force) untuk belajar sejati.
16
3. Peserta didik belajar menurut minat dan kemampuannya.
4. Menumbuh kembangkan sikap disiplin dan suasana belajar yang demokratis di kalangan peserta didik.
5. Pembelajaran dilaksanakan secara kogkret sehingga menumbuh kembangkan pemahaman dan berfikir kritis serta menghindarkan terjadinya verbalisme.
6. Menumbuh kembangkan sikap kooperatif dikalangan peserta didik sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, dan serasi dengan kehidupan masyarakat sekitarnya.
Dierich yang dikutip oleh Hamalik (2001:172) menyatakan, aktivitas belajar
dibagi dalam kelompok, yaitu sebagai berikut :
1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral), yaitu mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi, dan interupsi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permaianan, atau mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan mengerjakan tes, serta mengisi angket.
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
17
C. Penguasaan Materi
Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu
bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan hanya sekedar mengingat mengenai
apa yang pernah dipelajari tetapi menguasai lebih dari itu, yakni melibatkan
berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto,
2003:115). Sedangkan penguasaan materi menurut Slameto (1991:131)
adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Hasil Belajar dari kecakapan
kognitif mempunyai hierarki atau bertingkat – tingkat. Adapun tingkat –
tingkat yang dimaksud adalah :
1. Informasi non verbal: dikenal atau dipelajari dengan cara penginderaan
terhadap objek-objek dan peristiwa-peristiwa secara langsung.
2. Informasi fakta dan pengetahuan verbal: dikenal atau dipelajari dengan
cara mendengarkan orang lain dan dengan jalan membaca.
3. Konsep dan prinsip: konsep sangat penting untuk memperoleh prinsip
4. Pemecahan masalah dan kreatifitas: konsep dan prinsip sangat penting
dalam memecahkan masalah dan didalam kreatifitas.
Semua tingkatan diatas penting untuk memperoleh konsep – konsep.
Selanjutnya konsep – konsep itu penting untuk membentuk prinsip – prinsip.
Kemudian prinsip – prinsip itu penting di dalam pemecahan masalah atau di
dalam kreatifitas. Penguasaan materi pelajaran oleh siswa dapat diukur
dengan mengadakan sebuah evaluasi. Penguasaan materi siswa merupakan
hasil belajar dalam kecakapan kognitif. Menurut Anderson, dkk (2000:
18
1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajaridan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta,
peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.
2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang
dipelajari.
3. Apply mencakup kemampuan menerapkam metode dan kaidah untuk
meghadapi masalah yang nyata dan baru.
4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian –
bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik.
Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa
hal berdasarkan criteria tertentu.
6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.
Evaluasi menurut Thoha (1994:1) adalah sebuah kegiatan yang terencana
untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan.Instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi
adalah tes. Dan salah satu manfaat evaluasi bagi siswa adalah untuk
mengetahui apakah siswa sudah menguasai pelajaran secara menyeluruh.
Sedangkan tes menurut Arikunto (2003:53) merupakan alat atau prosedur
yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan
19
penilaian tes adalah pilihan jamak, uraian objektif, uraian non objektif dan
portofolio serta unjuk kerja.
Fungsi tes sendiri untuk mengukur berapa banyak atau berapa persen tujuan
pembelajaran dicapai setelah satu kali pertemuan adalah posttest atau tes
akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan
tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah untuk dijadikan bahan
pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran. Dalam hal ini hasil
tes tersebut dijadikan umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran
menurut Daryanto (1999: 195-196). Adapun tingkat kriteria penguasaan
materi dapat diketahui melalui pedoman penilaian menurut Arikunto
(2007:214) yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Kriteria Penguasaan Materi
Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai
80-100 Tinggi sekali
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-40 Rendah
0-20 Rendah sekali
20
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Al Kautsar Bandar Lampung pada
bulan Maret semester genap Tahun Pelajaran 2011/2012.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Al
Kautsar Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011/ 2012 yang
terdiri dari 4 kelas. Karena kelas XI IPA 2 adalah kelas bilingual untuk itu
pemilihan sampel hanya kelas XI IPA 1, XI IPA 3, dan XI IPA 4. Adapun
sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 4 sebagi kelas
eksperimen yang berjumlah 44 siswa dan siswa kelas XI IPA 3 sebagai kelas
kontrol yang berjumlah 43 siswa, yang diambil dengan mengunakan teknik
cluster random sampling.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah kuasi eksperimen (eksperimen semu) dengan desain pre
tes-post tes kelompok tak ekuivalen. Penelitian ini terdapat dua kelas, yaitu
kelas eksperimen dan kelas kontrol yang penguasaan materinya bersifat
21
model pembelajaran GW sedang pada kelas kontol diberi perlakuan dengan
mengunakan metode diskusi. Dan tiap kelas diberikan pre tes serta post tes
yang sama, kemudian hasilnya dibandingkan berdasarkan nilai gain yang
dinormalisasi (N-gain).
Struktur desain penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kelompok Pre tes Perlakuan Pos tes
I O1 X O2
II O1 C O2
Keterangan :
I = Kelompok eksperimen II = Kelompok kontrol
O1 = Pretes O2 = Postes
X = Pembelajaran dengan model Gallery Walk C = Pembelajaran dengan metode diskusi (dimodifikasi dari Hadjar, 1999: 335)
Gambar 2. Desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen
D. Prosedur Penelitian
Terdapat dua tahapan dalam penelitian ini, yaitu pra penelitian dan
pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahapan tersebut adalah
sebagai berikut :
1. Prapenelitian
Adapun kegiatan yang telah dilakukan dalam prapenelitian sebagai
berikut :
1. Melakukan observasi ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian
untuk medapatkannya informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.
22
3. Membuat perangkat pembelajaran yaitu berupa Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Instruksi Kerja (LIK)
untuk kelas eksperimen dan Lembar Kerja Kelompok (LKK).
4. Membuat instrument evaluasi yaitu soal pretes/ postes berupa soal
esay yang berjumlah 10 soal serta lembar observasi aktivitas siswa.
5. Melakukan uji ahli.
6. Membentuk kelompok pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Pelaksanaan Penelitian
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dalam mengukur penguasaan materi
siswa dengan menerapkan model pembelajaran GW untuk kelas
eksperimen dan metode diskusi pada kelas kontrol. Penelitian ini telah
dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Peremuan I membahas tentang
organ dan kelenjar pencernaan, pertemuan ke II membahas tentang
gangguan dan kelaian pada sistem pencernaan manusia dan pertemuan ke
III membahas tentang sistem pencernaan ruminansia.
a. Kelas Eksperimen (model pembelajaran GW)
Kegiatan Pendahuluan
1. Sebelum pembelajaran berlangsung guru membagikan soal
pretes kepada siswa dan siswa mengerjakkannya pada
pertemuan pertama.
2. Guru memberikan apersepsi :
Pertemuan ke-1, apersepsi “ada yang tau, apa saja organ
23
memberikan motivasi “anak-anak mempelajari sistem
pencernan itu sangat penting, dengan mempelajari materi
sistem pencernaan kita akan tau apa saja organ serta proses
yang terjadi pada organ pencernaan kita”.
Pertemuan ke-2, apersepsi “anak-anak kemarin kita telah
mempelajari tentang saluran pencernaan, sekarang kita akan
melanjutkan materi tentang gangguan dan kelainan pada sistem
pencernaan. Apakah kalian sudah makan siang ? pernahkah
kalian merasa perut kalian perih ketika kalian telat makan
siang ?” selanjutnya guru memberikan motivasi “dengan
mempelajari materi tentang gangguan dan kelainan pada
sistem pencernaan maka kalian akan dapat lebih menjaga
organ-organ pencernaan kalian agar tidak terjadi kelainan atau
gangguan ketika mencerna makanan.”
Pertemuan ke-3, apersepsi “adakah perbedaan struktur dan
fungsi organ antar manusia dan hewan ruminansia ?”.
Selanjutnya guru memberi motivasi " dengan mempelajari
tentang sistem pencernaan pada ruminansia kita dapat
membedakan struktur serta fungsi organ antara manusia dan
hewan ruminansia”.
Kegiatan inti
1. Siswa bergabung dengan kelompok masing-masing
24
2. Siswa diberikan kertas plano/flip chart dan LIK pada siswa
3. siswa diberikan pengarahan oleh guru dan dibimbing
dalam diskusi kemudian hasil diskusi berupa gambar dan
uraian singkat ditulis pada kertas plano dan ditempel di
dinding dekat kelompok masing-masing.
4. Dua orang siswa dari masing-masing kelompok berkeliling
mengamati, memberi informasi dalam bentuk komentar
yang ditulis pada kertas flip chart dan bertanya tentang
hasil kerja kelompok lain serta memberikan masukan saran
kepada kelompok lain.
5. Dua orang siswa menjaga stand dan bertugas menjelaskan
dan mencatat apa yang ditanyakan serta masukan saran
dari kelompok lain dan memberi informasi.
6. Setelah berkeliling mengamati hasi kerja kelompok lain,
semua kelompok kembali kekelompok masing-masing
kemudian mendiskusikan kembali mengenai apa yang
mereka peroleh dari kelompok lain serta masukan saran
yang diperoleh dari kelompok lain.
7. Setelah berdiskusi perwakilan dari tiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi dan memberi kesimpulan
dari hasil diskusinya.
Kegiatan penutup
1. Siswa dibantu guru untuk menyimpulkan materi tentang
25
2. Siswa diberi instruksi oleh guru untuk membaca dan mencari
literature tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
3. Siswa diberikan postes pada pertemuan ke-3.
a. Kelas Kontrol (metode diskusi)
Kegiatan Pendahuluan
1. Siswa diberi pretes dan mengerjakkannya pada pertemuan
pertama.
2. Guru memberikan apersepsi dan motivasi :
Pertemuan ke-1, apersepsi “ada yang tau, apa saja organ
penyusun sistem pencernaan pada manusia? ” selanjutnya guru
memberikan motivasi “anak-anak mempelajari sistem
pencernan itu sangat penting, dengan mempelajari materi
sistem pencernaan kita akan tau apa saja organ serta proses
yang terjadi pada organ pencernaan kita”.
Pertemuan ke-2, apersepsi “anak-anak kemarin kita telah
mempelajari tentang saluran pencernaan, sekarang kita akan
melanjutkan materi tentang gangguan dan kelainan pada sistem
pencernaan. Apakah kalian sudah makan siang ? pernahkah
kalian merasa perut kalian perih ketika kalian telat makan
siang ?” selanjutnya guru memberikan motivasi “dengan
mempelajari materi tentang gangguan dan kelainan pada
26
organ-organ pencernaan kalian agar tidak terjadi kelainan atau
gangguan ketika mencerna makanan.”
Pertemuan ke-3, apersepsi “adakah perbedaan struktur dan
fungsi organ antar manusia dan hewan ruminansia ?”.
Selanjutnya guru memberi motivasi " dengan mempelajari
tentang sistem pencernaan pada ruminansia kita dapat
membedakan struktur serta fungsi organ antara manusia dan
hewan ruminansia”.
Kegiatan inti
1. Siswa dibimbing oleh guru dalam pembentukan kelompok
2. Siswa diberi LKK, dan dibimbing oleh guru mendiskusikan
LKK.
3. Siswa mempresentasikan hasil diskusinya (perwakilan
kelompok).
Kegiatan penutup
1. Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi tentang
materi yang telah dipelajari.
2. Siswa diberikan instruksi untuk membaca dan mencari
literature tentang materi yang akan dipelajari selanjutnya.
27
E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
1. Jenis Data
Jenis data penelitian ini adalah data kuantitatif dan kualitatif. Data
kuantitatif adalah penguasaan materi siswa yang diperoleh dari hasil
pretes dan postes. Menurut Loranz (2008:3) bahwa penguasaan materi
dapat ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi
(N-Gain).
Gain yang dinormalisasi (N-Gain) dapat dihitung dengan formula Hake
(dalam Loranz, 2008:3) sebagai berikut :
100
X= Nilai postes tiap individu Y= Nlai pretes tiap individu Z= Skor maksimum
Tabel 2. Kriteria N-gain yang diperoleh siswa
Nilai rata-rata
N-gain (g) Kriteria
g > 70 Tinggi 30 < g ≤ 70 Sedang g < 30 Rendah
Dimodifikasi dari Hake (dalam Loranz, 2008:3)
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas
belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adapun aktivitas
28
pertanyaan, berdiskusi, menulis komentar, dan berkeliling/ melaksanakan
pameran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
a. Pretes dan Postes
Data penguasaan materi siswa berupa nilai pretes diambil pada
pertemuan pertama diawal pembelajaran, sedangkan postes diambil
pada akhir pertemuaan ketiga, baik dikelas eksperimen maupun kelas
kontrol. Bentuk soal adalah esay berjumlah 10 soal.Teknik penskoran
nilai yaitu :
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto, 2008: 112)
b. Lembar observasi
Pada lembar observasi ini berisi tentang semua aspek aktivitas yang
diamati ketika proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati
poin kegiatannya selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara
memberi tanda (√ ) pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah
29
F. Teknik Analisis Data
1. Data Penguasaan Materi
Pada kelas (kelompok) eksperimen dan kontrol dianalisis dengan
mengunakan uji t dengan program SPSS 17 yang data penelitiannya
berupa nilai pretes, postes, dan skor gain, yang sebelumnya dilakukan uji
prasyarat berupa :
a) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan
program SPSS versi 17.
1. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal H1 : Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Nurgiantoro, Gunawan dengan Marzuki, 2002: 118).
a) Kesamaan Dua Varian
Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji kesamaan dua varians dengan menggunakan program SPSS
versi 17.
a. Rumusan Hipotesis
H0 = kedua data mempunyai varians yang sama H1 = kedua data mempunyai varians berbeda
b. Kriteria Uji
30
2. Pengujian Hipotesis
Setelah data dinyatakan normal dan homogen, selanjutnya data di uji
dengan pengujian hipotesis. Untuk pengujian hipotesis digunakan uji
kesamaan dua rata-rata dan uji perbedaan dua rata-rata, kemudian data
dimasukkan dalam uji t1 untuk uji kesamaan dua rata-rata, dan t2 untuk uji
perbedaan dua rata-rata.
b) Uji Perbedaan Dua Rata-rata
1. Hipotesis
H0 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen sama dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata N-gain pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2. Kriteria Uji :
- Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
- Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004 : 10)
Penguasaan materi merupakan kemampuan menyerap arti dari materi suatu
bahan yang dipelajari. Penguasaan materi bukan hanya sekedar mengingat
31
melibatkan bebagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis
(Arikunto, 2003:131). Penguasaan materi siswa dapat digambarkan melalui
indikator C1, C2, C3, C4, C5 dan C6, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memberi skor sesuai rubrik pada lembar penilaian penguasaan materi,
kemudian dimasukkan pada tabel berikut.
Tabel 3. Lembar penilaian penguasaan materi
No Nama
Skor pada aspek penguasaan materi
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Keterangan :C1 = Remember, C2 = Understand, C3 = Aplly, C4 = Analyze, C5 = Evaluate, C6 = Create (modifikasi Anderson, 2000:67-68)
2. Menjumlahkan skor (R) setiap siswa.
3. Menentukan nilai (S) pada setiap indikator penguasaan materi dengan
menggunakan rumus:
S = x 100
Keterangan:
S = Nilai penguasaan materi yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor penguasaan materi yang diperoleh; N = Jumlah skor
penguasaan materi maksimum (dimodifikasi dari Purwanto, 2008:112).
4. Setelah data diolah dan diperoleh
siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut
Tabel 4. Kriteria Penguasaan
Taraf Nilai Rata
1. Mengisi lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut :
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
No Nama
Setelah data diolah dan diperoleh nilainya, maka penguasaan materi
siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria sebagai berikut.
. Kriteria Penguasaan Materi
Taraf Nilai Rata-Rata Kualifikasi Nilai -100 Tinggi sekali
61-80 Tinggi
41-60 Sedang
21-40 Rendah
-20 Rendah sekali (Dimodifikasi oleh Arikunto, 2007:214)
Siswa
aktivitas siswa dianalisis dengan menggunakan persentase
angkah–langkah yang dilakukan yaitu:
lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut :
. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
33
Keterangan :
A. Aktivitas bekerjasama
1. Tidak bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 2. Kurang bekerjasama dengan anggota kelompoknya. 3. Bekerjasama dengan anggota kelompoknya.
B. Aktivitas memberi informasi (berkomentar): 1. Tidak memberi informasi (berkomentar)
2. Memberi informasi (berkomentar) tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari
3. Memberi informasi (berkomentar) sesuai dengan materi yang dipelajari C.Aktivitas berdiskusi:
1. Tidak melakukan diskusi
2. Berdiskusi tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari 3. Berdiskusi sesuai dengan materi yang dipelajari
D. Aktivitas mengemukakan pendapat/ ide
1. Tidak mengemukakan pendapat /ide (diam saja)
2. Mengemukakan pendapat/ ide namun tidak sesuai dengan materi tugas 3. Mengemukakan pendapat/ide sesuai dengan materi tugas
2. Menghitung rata–rata persentae aktivitas dengan menggunakan rumus:
%
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas siswa ∑xi = Jumlah skor yang diperoleh n = Jumlah skor maksimum (Sudjana, 2002:69)
Dalam menafsirkan atau menentukan kategori persentase aktivitas siswa
sesuai klasifikasi pada tabel berikut:
Tabel 6. Klasifikasi Persentase Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
50
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Lorin WR. David, Krathwohl. Airasian, Peter W. Kathleen, A.
Crvikshank. Richad, E. Paul, R Mayer. Raths, J P. Wittrock, C Marlin. 2000.
A Taxonomy For Learning, Teaching, ans Assesing, (A Revision of Bloom
Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman:
Newyork
Arikunto, S. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.
. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bina Aksara. Jakarta
Belina, W. W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model Pembelajaran PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas
VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung). Skripsi Jurusan Pendidikan
Fisika UPI Bandung.
http://digilib.upi.edu/pasca/available/etd-0519108-104827/. 23 Agustus 2011: 10.32
BSNP. 2007. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajarn Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta
Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rieneka Cipta. Jakarta
Djamarah, S. B. 2000. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Ghufron, M. 2011. Implementasi Metode Gallery Walk dan Small Group
Discussion Dalam Meningkatkan Efektifitas Pembelajaran Agama Islam Kelas VIII E Di SMP Negeri 1 Banyuanyar Probolinggo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Negeri Islam Maulana Malik Ibrahim Malang. http://lib.uin-malang.ac.id/?mod=th detail&id
=07110106. (23 Agustus 2011): 20.28 WIB.
51
Hamalik, O. 2001. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Hanafiah dan Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Refika Aditama. Bandung
Hasbullah.1999.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan.PT Raja Grfindo Persada. Jakarta
Ismail. 2008. http://lib.uin-malang.ac.id/files/thesis/chapter_ii/07110106.pdf 27 September 2011: 14.55
Komalsari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama. Bandung. Loranz, D. 2008. Gain Skor. Google.http://www.tmcc.edu./vp/acstu/assasment/
downloads/documents/reports/archives/discipline/0708/SLOAPHYSDisipline Rep0708.pdf.23 Agustus 20011: 11.45.
Nurhayanurdin. 2011. Gallery Walk.
http://nurhayanurdin.blogspot.com/2010/11/gallery-walk-ala-psik-fk-unhas.html. 23 Agustus 2011: 10.32.
Nurgiantoro, B. Gunawan dan Marzuki. 2002. Statistik Terapan Untuk Penelitian
Ilmu-Ilmu Sosial. Gadjah Mada Universty Press. Yogyakarta.
Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan
Percobaan Dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.
Prawirohartono, S dan Hidayati, S. 2007. Sain Biologi 2. Bumi Aksara. Jakarta.
Purwanto, M. N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Rodgres. 2000. Apa Gallery Walk ?.http://www.rsu.edu/resources/ diakses 16 Oktober 2011 : 21.03
Saktiyono. 2008. Seribu Pena Biologi.Erlangga. Jakarta.
Silberman, M. 2005. Active Learning. Insan Madani. Yagyakarta.
Slameto. 1991. Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit Semester. Bumi Aksara. Jakarta.
Sudjana, N. 2002. Metode Stastika edisi ke enam. PT Tarsito. Bandung.
Sunyono. 2009. Modul Penelitian Tindakan Kelas.
http//blog.unila.ac.id/Sunyono/files/2009/06/ptk.pdf. Diakses 21 November 2011:20.33
52
2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Kencana. Jakarta.
Nasution, M. A. 2003. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.
. 2006. Active Learning. Insan Madani. Yagyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta. Bandung.
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
46
V. SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran GW berpengaruh signifikan terhadap
aktivitas belajar dan penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan.
2. Penguasaan materi pokok Sistem Pencernaan oleh siswa lebih meningkat
dengan menggunakan model pembelajaran GW.
3. Aktivitas belajar siswa lebih meningkat dengan menggunakan model
pembelajaran GW .
B.Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan :
1. Menjadikan model pembelajaran GW sebagai salah satu alternatif dalam
memilih model pembelajaran, untuk meningkatkan penguasaan materi
biologi siswa dan berbagai ilmu lainnya.
2. Dalam model pembelajaran GW untuk mendapatkan hasil yang optimal,
guru perlu memperhatikan/menekankan beberapa hal yaitu menyiapkan
47
efektif, meningkatkan keterampilan masing-masing kelompok dalam
membangun budaya kerjasama dan memecahkan masalah dalam kelompok
dan mengembangkan keaktifan fisik seluruh anggota dalam kelompok