• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA

SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESI EKAYANI

Penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran gerak dasar kayang dalam senam lantai pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan memberikan tindakan berupa penggunaan alat bantu pembelajaran ber.upa bantuan teman, kardus dan karet.

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dengan menggunakan tiga siklus. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012 yang berjumlah 40 siswa terdiri dari 20 putra dan 20 putri. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan menggunakan instrumen penilaian tes keterampilan gerak dasar kayang dalam senam lantai dengan rentang penilaian 1-5

(2)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA

SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh DESI EKAYANI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN

(3)

PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA

SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh DESI EKAYANI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Gerakan Kayang... 10

2. Proses Pembelajaran Dengan Bantuan Teman... 14

3. Modifikasi Alat Pembelajaran Menggunakan Box ... 14

4. Modifikasi Alat Pembelajaran Menggunakan Tali Karet ... 14

5. Siklus Tindakan Kelas Adaptasi Dari Depdiknas (1999) ... 21

6. Siswa Sedang Melakukan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Bantuan Teman ... 77

7. Siswa Sedang Melakukan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Bantuan Teman ... 77

8. Siswa Sedang Melakukan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Kardus ... 78

9. Siswa Sedang Melakukan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Kardus ... 78

10. Siswa Sedang Melakukan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Tali Karet ... 79

(5)

DAFTAR ISI

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

G. Ruang Lingkup Penelitian... 6

II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

A. Senam... 7

B. Senam Lantai... 9

C. Kayang ... 9

D. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran ... 11

E. Teori Belajar Gerak/ Motorik... 14

F. Kerangka Pemikiran... 17

G. Hipotesis... 19

III. METODOLOGI PENELITIAN... 20

A. Metode Penelitian... 20

B. Setting Penelitian ... 22

C. Rencana Tindakan ... 22

1. Siklus I ... 22

2. Siklus II ... 24

(6)

D. Instrumen Penelitian... 26

E. Teknik Analisis Data... 26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN... 28

A. Hasil Penelitian ... 28

1. Analisis Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Kayang Dalam Senam Lantai... 28

2. Analisis Prosentase Peningkatan Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Kayang Dalam Senam Lantai... 31

B. Pembahasan... 34

1. Refleksi Hasil Penelitian Peningkatan Gerak Dasar Kayang Dalam Senam Lantai Siklus I, Siklus II dan Siklus III ... 37

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 40

A. Simpulan ... 40

B. Saran... 40

DAFTAR PUSTAKA ... 42

(7)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2005.Media Pembelajaran. PT RajaGrafindo Persada. Jakarta. Bahagia, Yoyo. 1999/2000.Pengembangan Media Pengajaran Penjas. Depdiknas

Dirjen pendidikan dasar dan menengah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 1999.Kurikulum Pendidikan Jasmani. Jakarta. Lutan, Rusli. 1988.Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode.

Depdikbud Dirjen Dikti PPLPTK. Jakarta.

---. 2002.Pendidikan Kebugaran Jasmani: Orientasi Pembinaan Di Sepanjang Hayat. Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Dirjen OR. Jakarta

Muhajir. 2006.Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani. Yudistira. Jakarta. Roji. 2006.Teori dan Praktik Pendidikan Jasmani.Yudistira. Jakarta

Subagio. 2010.Media Pembelajaran. Universitas Terbuka. Bandar Lampung. Sudjana. 1992.Metode Statistika.Tarsito. Bandung.

Suleiman, Amir Hamzah. 1988.Media Audio-Visual Untuk Pengajaran, Penerangan dan Penyuluhan. PT Gramedia. Jakarta.

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1. Deskripsi Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Kayang

(9)

II. TINJAUAN PUSTAKA.

A. Senam

Senam adalah bentuk latihan fisik yang disusun secara sistematis dengan melibatkan gerakan-gerakan yang terpilih dan terencana untuk mencapai tujuan tertentu.Dalam Muhajir (2006: 88)

Olahraga senam mempunyai sistematika tersendiri, serta mempunyai tujuan yang hendak dicapai seperti daya tahan, kekuatan, kelentukan, koordinasi, atau bisa juga diperluas untuk meraih prestasi, membentuk tubuh yang ideal, dan memelihara kesehatan.

(10)

minim atau telanjang. Orang Yunani kuno melakukan latihan senam di ruangan

ialah untuk mendapatkan kekuatan dan keindahan jasmani. Cara

melakukannya sambil berpakaian minim atau telanjang. Maksudnya mungkin agar dapat leluasa bergerak. Namun yang melakukan senam ini hanya kaum pria.

Senam di negeri kita sudah dikenal sejak zaman penjajahan Belanda. Waktu

pemakaian kata olahraga sebagai pengganti kata sport.

Olahraga senam sendiri ada bermacam-macam, seperti : senam si buyung, senam sekolah, senam alat, senam tera, senam irama, senam jantung sehat, senam aerobik, senam kesegaran jasmani, senam artistik dan lain-lain. Disamping itu, ada juga bentuk senam lain yang sering terdengar dalam konteks pertandingan, seperti senam prestasi, senam artistik, dan senam akrobatik. Menurut FIG (Federation Internatioanale de Gymnastiqua) senam dapat dikelompokkan menjadi: (1) senam artistik (artistic gymnastics), (2) senam ritmik (sportive rhythmic gymnastics), dan (3) senam umum (general gymnastics).

(11)

Senam lantai pada umumnya disebut floor exercise, tetapi ada juga yang menamakan tumbling. Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam artistik. Dikatakan senam lantai karena seluruh keterampilan gerakan

dilakukan pada lantai yang beralas matras tanpa melibatkan alat lainnya.

Menurut Muhajir ( 2006 : 69 ), Senam lantai adalah salah satu cabang olahraga yang mengandalkan aktivitas seluruh anggota badan, baik untuk olahraga senam sendiri maupun untuk cabang olahraga lain. Senam lantai mengacu pada gerak yang dikerjakan dengan kombinasi dari kemampuan komponen motorik/gerak seperti kekuatan, kecepatan, keseimbangan, kelentukan, kelincahan, dan ketepatan.

Unsur-unsur gerakan senam lantai terdiri dari mengguling, melompat, meloncat, berputar di udara,menumpu dengan tangan atau kaki untuk memperthankan sikap seimbang atau pada saatmeloncaat kedepan atau ke belakang. Bentuk latihannya merupakan gerakan dasar dari senam perkakas (alat). Pada dasarnya, bentuk-bentuk katihan bagi putra dan putri adalah sama, hanya unuk putri banyak unsur gerak balet. Jenis senam juga di sebut latihan bebas karena pada waktu melakukan gerakan pesenam tidak

mempergunakan suatu peralatan khusus.

C. Kayang

Kayang adalah salah satu teknik dasar dalam senam yang harus dipelajari dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani di SD. Menurut Roji (2006:119)

(12)

posisi lurus. Saat kayang posisi tubuh bertumpu dengan empat titik dalam keadaan terbalik dengan meregang dan mengangkat perut dan panggul. Latihan/ gerakan kayang dapat melatih kelenturan otot perut, pinggang dan punggung. Kayang ialah suatu bentuk sikap badan terlentang yanng

membusur, bertupu pada kedua kaki dan kedua tangan siku-siku dan lutut lurus. Agar gerakan kayang dapat dengan mudah dilakukan, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Memiliki kekuatan otot perut, punggung dan paha.

2. Memiliki kelentukan persendian bahu, ruas-ruas tulang belakang, dan persendian panggul.

3. Memiliki kekuatan lengan dan bahu untuk menopang.

Gambar 1. Gerakan Kayang. Cara melakukan gerakan kayang sebagai berikut :

a) Sikap permulaan berdiri, kedua tangan menumpu pada pinggul. b) Kedua kaki ditekuk, siku tangan ditekuk, kepala di lipat ke belakang. c) Kedua tangan diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai

tumpuan.

d) Posisi badan melengkung bagai busur.

(13)

Adapun kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerakan kayang yaitu :

a) Jarak kedua tangan dan kaki terlalu jauh.

b) Siku-siku bengkok disebabkan kekakuan persendian siku dan bahu. c) Badan kurang melengkung (membusur), disebabkan kurang

lemas/lentuknya bagian punggung dan kekakuan pada otot perut. d) Sikap kepala yang terlalu menengadah.

e) Kurang keseimbangan.

Dengan demikian seorang siswa dapat melakukan gerakan kayang dengan sempurna jika terdapat aspek kondisi fisik yang mendukung dan menghindari kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat kayang.

D. Modifikasi Alat Bantu Pembelajaran

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan

karakteristik materi dan siswa. Menurut Soekamto dan Winataputra (1996: 101) model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur.

(14)

mutu proses kegiatan belajar-mengajar dengan memprhatikan perbedaan-perbedaan pada diri siswa.(Subagio, 2004:87)

Dalam proses belajar mengajar sarana dan alat bantu mengajar merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dengan komponen-komponen lain, misalnya : tujuan, materi, metode, dan sebagainya. Setelah tujuan dirumuskan secar khusus, materi ditetapkan, dan metode dipilih, maka agar proses belajar mengajar dapat efektif dan efisien, perlu didukung dengan alat bantu

mengajar yang memadai. Jadi tujuan guru menggunakan alat-alat bantu dalam proses belajar mengajar tidak lain agar prestasi murid dapat ditingkatkan dan dilakukan untuk memperbaiki praktek pendidikan dengan

sungguh-sungguh.(Subagio, 2004-83)

Adapun pengertian alat bantu mengajar menurut Subagio (2004 : 83), adalah alat-alat yang digunakan oleh guru sebagai sarana untuk membantu

pelaksanaan kegiatan mengajar. Pada pola pembelajaran tradisional, pengajar/guru memegang kendali sepenuhnya dalam menetapkan isi dan metode belajar mengajar. Pengajar/guru mempunyai kedudukkan sebagai satu-satunya sumber belajar dalam sistem pembelajaran.

(15)

peserta didik. Dalam proses belajar mengajar alat peraga dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar siswa lebih berhasil dalam proses pembelajaran dan efektif serta efesien.

Menurut Amir Hamzah (1988: 110) penekanan alat bantu belajar terdapat pada visual dan audio. Alat bantu visual terdiri dari alat peraga dua dimensi hanya menggunakan dua ukuran panjang dan lebar (seperti: gambar, bagan, dan grafik) sedangkan alat peraga tiga dimensi menggunakan tiga ukuran yaitu panjang, lebar, dan tinggi (seperti: benda asli, model, alat tiruan sederhana, dan barang contoh).

Alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa (box, kotak yang terbuat dari kardus dan menggunakan tali). Guna

meningkatkan keterampilan gerak dasar kayang secara efektif dan efisien dalam proses pembelajaran berlangsung. Sehingga tujuan yang ingin dicapai dapat berjalan secara berkesinambungan terus menerus. Berikut adalah gambar modifikasi alat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti, yaitu :

(16)

Gambar 3. Modifikasi alat pembelajaran menggunakan box

Gambar 4. Modifikasi alat pembelajaran menggunakan tali karet

E. Teori Belajar Gerak / Motorik

Menurut Lutan (1988), belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif permanen pada diri seseorang yang diperoleh melalui pengalaman dan latihan dan dapat diamati melalui penampilannya. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.

(17)

lingkungan (Drowatzky, 1981). Lebih lanjut Schmidt (1988), menyatakan bahwa belajar gerak mempunyai beberapa ciri, yaitu :

a) merupakan rangkaian proses, b) menghasilkan kemampuan untuk merespon, c) tidak dapat diamati secara langsung, bersifat relatif permanen, d) sebagai hasil latihan, e) bisa menimbulkan efek negatif. Dalam Lutan (1988:104), dijelaskan bahwa untuk mempelajari gerak maka, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a) Kesiapan belajar. Bahwa pembelajaran harus mempertimbangkan hukum kesiapan. Anak yang lebih siap akan lebih unggul dalam menerima pembelajaran.

b) Kesempatan belajar. Pemberian kesempatan yang cukup banyak bagi anak sejak usia dini untuk bergerak atau melakukan aktivitas jasmani dalam mengeksporasi lingkungannya sangat penting. Bukan saja untuk perkembangan yang normal kelak setelah dewasa, tapi juga untuk perkembangan mental yang sehat. Jadi penting bagi orangtua atau guru untuk memberikan kesempatan anak belajar melalui gerak.

c) Kesempatan latihan. Anak harus diberi waktu untuk latihan sebanyak yang diperlukan untuk menguasai. Semakin banyak kesempatan berlatih, semakin banyak pengalaman gerak yang anak lakukan dan dapatkan. Meskipun demikian, kualitas latihan jauh lebih penting ketimbang kuantitasnya.

d) Model yang baik. Dalam mempelajari motorik, meniru suatu model memainkan peran yang penting, maka untuk mempelajari suatu dengan baik, anak harus dapat mencontoh yang baik. Model yang ada harus merupakan replika dari gerakan-gerakan yang dilakukan dalam olahraga tersebut.

e) Bimbingan. Untuk dapat meniru suatu model dengan betul, anak membutuhkan bimbingan. Bimbingan juga membantu anak

membetulkan sesuatu kesalahan sebelum kesalahan tersebut terlanjur dipelajari dengan baik sehingga sulit dibetulkan kembali. Bimbingan dalam hal ini merupakan feed back.

f) Motivasi. Besar kecilnya semangat usaha seseorang tergantung pada besar kecilnya motivasi yang dimilikinya.

Menurut Lutan (1988) belajar motorik dapat menghasilkan perubahan yang relatif permanen, yaitu perubahan yang dapat bertahan dalam jangka waktu yang relatif lama. Dalam menyempurnakan suatu keterampilan motorik dapat berlangsung dalam tiga tahapan yaitu terdiri dari :

(18)

Merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini seseorang harus memahami mengenai hakikat kegiatan yang dilakukan dan juga harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual mengenai tugas gerakan atau model teknik yang akan dipelajari agar dapat membuat rencana pelaksanaan yang tepat.

b) Tahap Fiksasi

Pada tahap ini pengembangan keterampilan dilakukan melalui adanya praktek secara teratur agar perubahan prilaku gerak menjadi permanen. Selama latihan harus adanya semangat dan umpan balik untuk

mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah. Pola gerakan sudah sampai pada taraf merangkaikan urutan-urutan gerakan yang didapatkan secara keseluruhan dan harus dilakukan secara berulang-ulang sehingga penguasaan terhadap gerakan semakin meningkat.

c) Tahap Otomatis

(19)

F. Kerangka Pemikiran

Kemampuan bergerak secara efesien adalah dasar awal yang perlu diperlukan untuk penampilan yang terampil. Kekuatan otot lengan adalah kekuatan yang menghasilkan gerakan dan suatu kekuatan/daya seperti kekuatan otot untuk menarik dan mendorong. Sedangkan fleksibilitas adalah kemampuan untuk melakukan gerakan dalam ruang gerak sendi. Luas tidaknya ruang gerak sendi seseorang mempengaruhi efisiensi geraknya.

Pada gerak dasar kayang, perut dan panggul diangkat ke atas, di mana rentang gerakan (kelentukan) sendi bahu meluas semaksimal mungkin agar kedua tangan dapat diputar ke belakang sampai menyentuh matras sebagai tumpuan. Selain itu daya memanjang terjadi pada jaringan ikat otot-otot paha

(hamstring) , otot dada (pektoralis) dan otot perut, sedangkan otot punggung (vertebra) memendek. Lapisan-lapisan jaringan ikat membentuk kesatuan susunan otot rangka yang berfungsi sebagai penghubung antar serabut otot dan tulang. Pada kedua ujung otot, lapisan jaringan ikut menyatu dengan daging yang langsung terikat pasa tulang. Jaringan ikat memberikan kelenturan pada otot, yakni sifat fisik yang menentukan daya rentang otot. Dan karena otot rangka seringkali melewati persendian, komponen otot elastis menjadi faktor yang membatasi kelenturan sendi, yang pada gilirannya menjadi faktor penentu penampilan aktivitas olahraga.

(20)

kelentukan optimal dibutuhkan pada kayang agar perut, pinggang dan punggung dapat bergerak dengan efisien dan memudahkan melakukan lentingan saat akan melentingkan badan kebelakang. Dengan perpaduan kekuatan otot lengan dan fleksibilitas dapat dipastikan akan keberhasilan melakukan kayang.

Selain itu penggunaan media pembelajaran berupa alat bantu memungkinkan proses pembelajaran lebih interaktif karena adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan. Tanpa media guru akan cenderung berbicara satu arah, namun dengan media guru dapat mengatur kelas sehingga siswa ikut pula menjadi aktif.

Dengan menggunakan media, waktu lebih efisien. Seringkali seorang guru terpaksa menghabiskan waktu yang cukup panjang untuk menjelaskan suatu konsep atau teori baru karena tidak menggunakan media, misalnya

menerangkan teknik tangan renang gaya bebas pasti memerlukan banyak waktu jika guru hanya menggunakan metode ceramah tanpa alat bantu lain. Pada hal jika memanfaatkan media dengan baik, waktu yang dihabiskan pasti tidak sebanyak itu. Keingintahuan dapat bangkit melalui media. Untuk menghidupkan suasana kelas, media merangsang siswa bereaksi terhadap penjelasan guru, membuat siswa ikut tertawa atau ikut sedih. Media memungkinkan siswa menyentuh objek kajian pelajaran, membantu siswa mengkongkritkan sesuatu yang abstrak dan membantu guru menghindarkan suasana monoton.

(21)

Hipotesis adalah alat yang sangat besar kegunaannya dalam penyelidikan ilmiah karena dapat menjadi penuntun kearah proses penelitian untuk menjelaskan permasalahan yang harus dicari pemecahannya. Dalam penelitian ini hipotesis yang diajukan adalah :

(22)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan

permasalahan yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri. (Sukardi. 2003: 93).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Suhardjono (2007: 58)

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Dalam PTK bukan hanya peneliti yang merasakan hasil tindakan tetapi bila perlakuan dilakukan pada responden maka responden dapat juga merasakan hasil perlakuan.

(23)

dengan melibatkan guru dalam merencanakan tindakan, mengamati selama proses penelitian dan penilaian.

Daur ulang dalam penelitian tindakan kelas diawali dengan perencaaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), observasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan, melakukan refleksi dan seterusnya sampai

perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan).

Gambar 5 : Siklus Tindakan Kelas Adaptasi dari Depdiknas (1999)

Keterangan gambar di atas :  Perencanaan (Planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.  Tindakan

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas.  Observasi

Observasi adalah kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat oleh suatu tindakan.

(24)

Adalah merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.

 Perbaikan rencana

Adalah memperbaiki suatu tindakan yang sudah dilaksanakan apabila tidak sesuai dengan tujuan yang diinginkan atau tindakan sesuai rencana.

Penelitian tindakan kelas ini, akan dilaksanakan dalam dua siklus. Satu siklus meliputi beberapa tahapan yaitu: perencanaan, penerapan tindakan dan

evaluasi proses dan hasil tindakan, serta refleksi. Secara rinci langkah-langkah dalam setiap siklus dijabarkan sebagai berikut:

B. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian:

Penelitian dilakukan di lapangan sekolah SD Negeri 1 Sukarame Bandar Lampung;

b. Pelaksanaan penelitian

Proses penelitian ini rencanakan 3 minggu mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan, hingga penulisan laporan penelitian.

C. Rencana Tindakan

Tes Awal

Siklus I (4 x pertemuan)

(25)

a) Mempersiapkan alat bantu pemebelajaran yang akan digunakan pada siklus pertama, yaitu menggunakan bantuan teman. Serta instrumen untuk pengamatan proses pembelajaran.

b) Menyiapkan alat untuk dokumentasi (handycamatau kamera). c) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus

pertama.

d) Dan sebagai pendahuluan siswa melakukan perluasan 3 kali putaran lapangan sekolah, peregangan, gerakan koordinasi, inti pembelajaran dan evaluasi.

2. Tindakan

a) Menjelaskan bentuk latihan yang akan dilakukan pada siklus pertama, yaitu melakukan gerakan kayang dengan menggunakan bantuan teman sebagai penyangga. Guna memperbaiki gerakan kayang yang dipelajari.

b) Siswa dibariskan, dan dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok berdiri di tempat awalan.

c) Menginstruksikan siswa untuk melakukan jenis latihan pada tatap muka hari tersebut.

(26)

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan mengevaluasi dari hasil siklus pertama. Kemudian terdapat dua testor untuk mengetes pada siklus pertama.

4. Refleksi

a) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan b) Merumuskan tindakan untuk siklus kedua

Siklus II (4 x pertemuan) 1. Rencana

a) Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran kayang box yang terbuat dari kardus. Serta instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan.

b) Mempersiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran siklus kedua.

2. Tindakan

a) Menjelaskan bentuk latihan pada siklus kedua yaitu melakukan gerakan kayang dengan menggunakan box yang terbuat dari kardus yaitu sebagai bantuan atau penyangganya.

b) Siswa dibariskan kemudian siswa dibagi beberapa kelompok, agar setiap siswa mendapat giliran melakukan lebih banyak dan mengoptimalkan tugas geraknya.

(27)

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan

mengevaluasi dari hasil siklus kedua. Kemudian terdapat dua testor untuk mengetes pada siklus pertama.

4. Refleksi

a) Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan. b) Merumuskan tindakan unruk siklus ke tiga.

Siklus III ( 4 kali pertemuan) 1. Rencana

Mempersiapkan alat bantu yang digunakan dalam pembelajaran kayang yaitu menggunakan tali karet yang dipancangkan pada kedua tiang setinggi 50 cm. Serta instrumen yang diperlukan dalam

mengevaluasi tindakan.

2. Tindakan

a) Menjelaskan bentuk latihan pada siklus ketiga yaitu melakukan gerakan kayang dengan menggunakan box yang terbuat dari kardus yaitu sebagai bantuan atau penyangganya.

b) Siswa dibariskan kemudian siswa dibagi beberapa kelompok, agar setiap siswa mendapat giliran melakukan lebih banyak dan mengoptimalkan tugas geraknya.

(28)

3. Observasi

Setelah tindakan dilakukan pengamatan, mengoreksi dan

mengevaluasi dari hasil siklus kedua. Kemudian terdapat dua testor untuk mengetes pada siklus ketiga.

4. Refleksi

Hasil observasi disimpulkan dan didiskusikan.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan penilaian kualitas gerakan. Adapun aspek yang diamati terdiri dari : (1) Tahap Persiapan (2) Tahap gerak atau tahap pelaksanaan (3) Akhir gerak.

E. Teknik analisi Data

Setelah data dikumpulkan melalui tindakan disetiap siklusnya, selanjutnya data dianalisis melalui tabulasi, presentase dan normatif. Tenik penilaian dalam proses pembelajaran menggunakan penilaian kwantitatif untuk melihat kwalitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus sebagai berikut:

100%

n

f

Keterangan :

P : Presentase keberhasilan

(29)

n : Jumlah siswa yang mengikuti tes

(30)

MOTTO

Segala Sesuatu Yang Terlihat Pasti Akan Ada Jalan

Keluarnya.

Tiada Asa Tanpa Keberanian Dan Tanpa Ada

Penyelesaian Tanpa Keikhlasan.

Segala Tantangan, Cobaan, Kegagalan Adalah

Kunci Dalam Meraih Kesuksesan.

(31)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Senam merupakan aktivitas jasmani yang efektif untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan-gerakan senam sangat sesuai untuk mengisi program pendidikan jasmani seperti kekuatan dan daya tahan otot dari seluruh bagian tubuh. Di samping itu senam juga berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga. Lebih penting lagi senam lebih dapat meningkatkan kesegaran secara efektif bagi siapapun yang melakukannya.

Senam adalah kegiatan utama yang bermanfaat untuk mengembangkan komponen fisik dan kemampuan gerak. Selain itu, senam dapat pula menyumbang pengayaan perbandaharaan gerak pelakunya. Dasar-dasar senam akan sangat baik untuk pengembangan pelurusan tubuh, penguasaan dan kesadaran tubuh secara umum, serta keterampilan-keterampilan senam.

Senam lantai merupakan salah satu bagian dari senam yang memerlukan semua keahlian dasar senam. Salah satu senam lantai yang merupakan materi yang dipelajari siswa SD adalah mempraktikkan senam lantai gerakan

(32)

Salah satu materi pembelajaran dalam Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan gerakan kayang dengan koordinasi yang baik. Tujuan pembelajaran kayang ini adalah siswa dapat melakukan teknik dasar kayang dari posisi berdiri serta nilai disiplin, keberanian dan tanggungjawab. Ini berarti siswa akan mempelajari bentuk dan manfaat senam dan juga dapat mempraktikkan teknik dasar kayang tersebut.

Kayang juga membutuhkan komponen fisik dan kemampuan gerak sehingga siswa akan berkembang daya tahan ototnya, kekuatan, kelentukan,

koordinasi, kelincahan dan keseimbangannya. Dalam gerakan kayang kekuatan otot lengan adalah komponen penting untuk memudahkan pelaksanaan gerak, selain itu fleksibilitas juga sangat dibutuhkan untuk menghasilkan gerakan yang maksimal.

(33)

posisi kedua tangan yang baik dalam kayang adalah semakin dekat dengan posisi kedua kaki sehingga sikap kayang yang dilakukan kurang sempurna.

Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah-masalah tersebut para siswa harus balajar secara baik dan teratur mengenai teknik gerak dasar kayang dengan menggunakan alat bantu pembelajaran yang diberikan guru untuk

meningkatkan mutu pembelajaran peserta didik. Dengan penggunaan alat bantu pembelajaran tersebut diharapkan mampu meningkatkan gerak dasar kayang.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti memandang perlu untuk

mengadakan penelitian yang berjudul Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012 .

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Masih kurangnya keterampilan gerak dasar kayang siswa;

2. Masih kurangnya siswa melakukan gerakan kayang dari posisi berdiri 3. Kedua tangan tidak menumpu dengan kuat, atau tangan ditempatkan

terlalu jauh di dari titik berat badan;

4. Rendahnya kelenturan tubuh siswa dalam melakukan gerak dasar kayang kayang;

(34)

C. Pembatasan Masalah

Oleh karena luasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka permasalahan hanya dibatasi pada Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012 .

D. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bantuan teman hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan?

2. Apakah dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa kardus hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat

ditingkatkan?

3. Apakah dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa karet hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat

ditingkatkan?

E. Tujuan Penelitian

(35)

dengan penggunaan alat bantu pembelajaran menggunakan bantuan teman dengan berpasangan dan bantuan berupa kardus dan tali karet.

F. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini penulis berharap antara lain : 1. Penulis

Dapat menambah pengetahuan terutama yang berkaitan dengan senam lantai pada gerakan kayang dengan menggunakan alat bantu

pembelajaran; 2. Siswa

Siswa dapat mengetahui kekurangannya dalam melakukan gerak dasar kayang dan berusaha memperbaiki kemampuannya melakukan kayang. 3. Peneliti lainnya

Sebagai salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam cabang senam dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. 4. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan dan referensi bagi pembina sekolah mengenai alat bantu pembelajaran (box yang terbuat dari kardus, dan tali).

G. Ruang Lingkup Penelitian

1. Objek penelitian : Peningkatan keterampilan gerak dasar kayang dengan menggunakan alat bantu pembelajaran. 2. Subjek penelitian : Siswa kelas VI di SD Negeri 1 Sukarame Bandar

Lampung tahun pelajaran 2011/2012. 3. Tempat penelitian : Lapangan SD Negeri 1 Sukarame Bandar

(36)
(37)
(38)

Judul Skripsi : PENINGKATAN KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN

MENGGUNAKAN ALAT BANTU

PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

Nama Mahasiswa : Desi Ekayani Nomor Pokok Mahasiswa : 1013068011 Program Studi : Penjaskes

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

(39)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Ketua : Drs. Akor Sitepu, M.Pd.

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Ade Jubaedi, M.Pd.

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003

(40)
(41)

PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Desi Ekayani

NPM : 1013068011

Tempat/ tanggal lahir : Sabah Balau/ 31 Desember 1979

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul PENINGKATAN

KETERAMPILAN GERAK DASAR KAYANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 1 SUKARAME TAHUN PELAJARAN 2011/2012 adalah benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan Juni 2012 s/d Juli 2012. Skripsi ini bukan hasil menjiplak, dan atau hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini penulis buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih.

Bandar Lampung, Juli 2012

(42)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati dan seiring rasa syukur, Ku

persembahkan karya Ku ini kepada :

Suami tercinta, ata kasih sayang, dorongan dan do a

restunya.

Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan kasih

sayang dan dukungan serta do a dalam setiap

sujudnya.

Anakku yang menjadi penyemangat.

Rekan seperjuangan di Universitas Lampung.

Almamater Universitas Lampung

Sebagai bukti dan ucapan terima kasih atas do a, bantuan,

dorongan dan pengorbanan yang selalu menyertaiku untuk

(43)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sabah Balau, Kedaton VII, Kecamatan Tanjung Bintang, Lampung Selatan, pada tanggal 31 Desember 1979, Putri pertama kembar dari Ayahanda Suwelo dan Ibunda Sugi Hartini.

(44)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia. Skripsi dengan judul Peningkatan Keterampilan Gerak Dasar Kayang Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 1 Sukarame Tahun Pelajaran 2011/2012 adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Wiyono, M.Pd selaku Ketua Program Studi Penjaskes.

4. Bapak Drs. Akor Sitepu, M.Pd selaku Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis. 5. Bapak Drs. Ade Jubaedi, M.Pd selaku Penguji Utama yang telah memberikan

masukan, saran serta motovasi yang sangat berarti bagi penulis. 6. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Penjaskes FKIP Unila yang telah

memberikan ilmu pengetahuan dan keteladanan selama penulis menjalani studi.

7. Kepala SD Negeri 1 Sukarame yang telah memberikan izin untuk

melaksanakan penelitian pada siswa kelas VI tahun pelajaran 2011/2012. 8. Rekan-rekan guru SD Negeri 1 Sukarame.

9. Siswa-siswi kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012, terima kasih atas waktu dan kerjasamanya.

10. Istri dan anakku, atas kasih dan sayang, doa, dan dukungan yang berimpahan. 11. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 S1 Dalam jabatan, ayo sukseskan

program S1 secepatnya. Semangat.

(45)

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, Juli 2012 Penulis

(46)

III. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa bantuan teman hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat

ditingkatkan.

2. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa kardus hasil pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan. 3. Dengan menggunakan alat bantu pembelajaran berupa karet hasil

pembelajaran keterampilan gerak dasar kayang pada siswa kelas VI SD Negeri 1 Sukarame tahun pelajaran 2011/2012 dapat ditingkatkan.

B. Saran

Berdasarkan manfaat penelitian ini, maka dapat diajukan saran sebagai berikut :

1. Penulis

(47)

2. Siswa

Untuk mengetahui kekurangannya dalam melakukan gerak dasar kayang dan berusaha memperbaiki kemampuannya melakukan kayang, sebaiknya siswa mengaplikasikan hasil penelitian ini dalam proses pembelajaran senam lantai khususnya materi pembelajaran

keterampilan gerak dasar kayang. 3. Peneliti lainnya

Ada baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan sebagai salah satu acuan dalam program dan pembelajaran dalam cabang senam dan penggunaan media pembelajaran yang tepat.

4. Bagi Sekolah

Gambar

Gambar 1. Gerakan Kayang.
gambar modifikasi alat pembelajaran yang digunakan oleh peneliti, yaitu :
Gambar 3. Modifikasi alat pembelajaran menggunakan box
Gambar 5 : Siklus Tindakan KelasAdaptasi dari Depdiknas (1999)

Referensi

Dokumen terkait

Penjadwalan yang ditetapkan dalam perusahaan adalah dengan menggunakan aturan FCFS (First Come First Served), yaitu yaitu menjadwalkan produk dengan waktu kedatangan yang

[r]

Garment sebuah Industri konveksi penjahitan kain batik. Data Sekunder adalah data yang diperoleh sesuai dengan penelitian ini. Data sekunder yang berkaitan dengan penelitian

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN.. ABSTRAK

Kemudian, tidak beberapa lama orang-orang Madinah non Muslim berbondong-bondong masuk agama Islam. Untuk memperkokoh masyarakat baru tersebut mulailah Nabi meletakkan

Kegiatan yang dilakukan setelah bangun tidur ialah ..... gambar di samping

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja

Wewenang PPNS Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Bandar Lampung dalam pelaksanaan proses penyidikan tindak pidana peredaran obat tradisional tanpa izin edar juga