Theodora Agatha Annisa Amwa
ii ABSTRAK
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN
MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Oleh
THEODORA AGATHA ANNISA AMWA
Hasil observasi dan wawancara pada guru biologi SMA Gajah Mada Bandar
lampung, bahwa guru masih menggunakan metode ceramah saat pembelajaran
berlangsung, hal ini mengakibatkan siswa kurang mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah. Untuk itu diperlukan alternatif model pembelajaran yang
membuat siswa aktif berfikir untuk memecahkan suatu masalah yaitu model
pembelajaran generatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keterampilan memecahkan
masalah oleh siswa pada materi pencemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan pada siswa kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung dengan
menggunakan model pembelajaran generatif.
Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen dengan desain penelitian adalah
pretes-postes tak equivalen. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X1
Theodora Agatha Annisa Amwa
iii
dengan teknik cluster random sampling. Data penelitian diperoleh dari tes (pretest
dan postest) dan lembar observasi aktivitas siswa. Analisis data menggunakan uji-t
dengan program SPSS 17.
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadinya peningkatan keterampilan
memecahkan masalah oleh siswa pada kelas eksperimen dengan rata-rata N-gain
56,40 lebih tinggi daripada rata-rata N-gain pada kelas kontrol yaitu 39,24.
Indikator keterampilan memecahkan masalah dengan kriteria tinggi sekali yang
dicapai siswa melalui model pembelajaran generatifyakni indikator merumuskan
masalah, merumuskan hipotesa, dan mencocokan hipotesa. Aktivitas belajar siswa
yang menggunakan model pembelajaran generatif juga mengalami peningkatan
dari pertemuan I ke pertemuan II, dengan rata-rata peningkatan 12,12%, aspek
kemampuan berdiskusi dan membuat kesimpulan merupakan aktivitas dengan
kriteria tinggi sekali yang dicapai siswa pada kelas yang menggunakan model
pembelajaran generatif.
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran generatif dapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah
siswa dan meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN
MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
(skripsi)
Oleh
THEODORA AGATHA ANNISA AMWA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
iv
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE
LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN MEMECAHKAN
MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PENCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
(Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Oleh
THEODORA AGATHA ANNISA AMWA
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
SARJANA PENDIDIKAN
pada
Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
v
Judul Skripsi : PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING)
TERHADAP KETERAMPILAN
MEMECAHKAN MASALAH OLEH SISWA PADA MATERI PEMCEMARAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa kelas X Semester Genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)
Nama Mahasiswa : Theodora Agatha Annisa Amwa
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024048
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI,
1. Komisi Pembimbing
Dr. Tri Jalmo, M.Si Drs. Arwin Achmad, M.Si
NIP 19610910 198603 1 005 NIP 19570803 198603 1 004
2. Ketua Jurusan Pendidikan
Dr. Caswita, M.Si
vi
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Tri Jalmo, M.Si
Sekretaris : Drs. Arwin Achmad, M.Si
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Darlen Sikumbang, M.Biomed
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si
NIP 19600315 198503 1 003vii
PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Theodora Agatha Annisa Amwa
Nomor Pokok Mahasiswa : 0743024048
Program Studi : Pendidikan Biologi
Jurusan : Pendidikan MIPA
Dengan ini menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri,
dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan atau
ditulis oleh orang lain atau telah dipergunakan dan diterima sebagai persyaratan
penyelesaian studi pada universitas atau institut lain.
Bandar Lampung, Juni 2012 Yang menyatakan
viii
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kotabumi pada tanggal 09 Desember
1989, anak pertama dari empat bersaudara, dari pasangan bahagia Bapak M. Syahril Amwa, SE dan Ibu Nila Sari,
AM.Pd.
Penulis mengawali pendidikan formal di Taman Kanak-kanak Aisyiyah Bustanul Athfal Kotabumi tahun 1993. Tahun 1995 diterima di SD Negeri 4 Tanjung Aman
Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 2001. Tahun 2001 diterima di SMP Negeri 2 Kotabumi yang diselesaikan pada tahun 2004. Tahun 2004 diterima
SMA Kemala Bhayangkari Kotabumi Lampung Utara yang diselesaikan tahun 2007 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan MIPA Program Studi
Pendidikan Biologi.
Selama menjadi mahasiswa penulis memiliki pengalaman berorganisasi yaitu sebagai: anggota Brigda BEM (Brigadir Muda Badan Eksekutif Mahasiswa) FKIP
Unila. Pada tahun 2011, penulis mengikuti Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Gajah Mada Bandar Lampung dan pada tahun 2012 penulis melakukan penelitian pendidikan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung untuk meraih gelar sarjana
ix
Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha penyayang
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil ‘alamin, segala puji untuk Mu ya Rabb atas segala
kemudahan, kelancaran, limpahan rahmad dan karunia yang Engkau berikan
selama ini. Teriring doa, rasa syukur dan segala kerendahan hati.
Dengan segala cinta dan kasih sayang kupersembahkan karya sederhana ini
untuk orang-orang yang akan selalu berharga dalam hidupku:
Ayahanda M. Syahril Amwa, S.E dan ibunda Nila Sari, Am.Pd
Sosok mulia yang telah membesarkanku, mendidik serta mendoakanku dengan
penuh cinta dan kasih sayang yang tercurah tanpa batas, Orang tua yang selalu
berjuang untuk membesarkanku, dan mencukupkan segala kebutuhanku dalam
menyelesaikan pendidikanku. Takkan mungkin ananda dapat membalasnya
walau sampai akhir hayat, hanya Allah yang bisa membalas semua pengorbanan
ayah dan ibu. Mudah-mudahan kelak ananda dapat membahagiakan dan
membuat kalian bangga telah memiliki putri sepertiku.
I Love U..
Citra Annisa Amwa, M. Carl A.N. Amwa, dan Brilliantina A. Amwa
Terimakasih atas bantuan, doa, semangat dan motivasi untuk tetap terus maju
dan bertahan sampai akhirnya terselesaikan skripsi ini.
Keluarga besarku, atas doa dan kasih sayangnya
Para pendidik dan dosen yang terhormat
Sahabat-sahabatku yang selalu ada baik dalam keadaan suka maupun duka.
x
MOTTO
“... Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika
kamu tidak mengetahui”
(An- Nahl : 43)
“Sukses adalah keberhasilan yang kamu capai di dalam menggunakan
talenta-talenta yang telah Allah berikan kepada kamu”
(Rick Devos)
“ Perubahan akan terjadi bila kita yang merubahnya, maka gerakan kaki,
tangan, dan otak untuk menuju kesuksesan “
(Penulis)
xi
SANWACANA
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Generatif (Generative Learning) Terhadap Keterampilan Memecahkan
Masalah Oleh Siswa Pada Materi Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian
Lingkungan (Studi Eksperimen Siswa Kelas X Semester Genap SMA Gajah
Mada Bandar Lampung T.P 2011/2012)” sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Biologi di Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari peranan
dan bantuan berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila beserta para Pembantu
Dekan yang telah memberi izin penelitian.
2. Dr. Caswita, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA
3. Neni Hasnunidah, S. Pd., M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi.
4. Drs. Arwin Achmad, M. Si., selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing
II atas kesabaran, arahan, dan telah memberikan saran-saran berharga.
5. Dr. Tri Jalmo, M. Si., selaku Pembimbing I yang dengan sabar membimbing
dan memberikan motivasi kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
6. Drs. Darlen Sikumbang, M. Biomed., selaku pembahas yang telah
xii
7. Bapak dan Ibu dosen beserta staf tata usaha PMIPA.
8. Drs. Tugiman Elfian, selaku kepala sekolah SMA Gajah Mada Bandar
Lampung , yang telah memberi izin atas kepentingan penelitian.
9. Imam Budi Setiawan, S.P., selaku guru mitra yang telah memberi masukan
dan arahan selama penelitian.
10. Siswa-siswi kelas X.1 dan X.5 SMA Gajah Mada Bandar lampung atas
kerjasama, keceriaan, dan perhatiannya selama penelitian, serta terima kasih
pada semua pihak yang ada di SMA Gajah Mada Bandar lampung.
11. Kembali ucapan terimakasih teristimewa untuk keluargaku, ayah, ibu dan
adik-adikku.
12. Sahabat-sahabatku Nesia Premurdia, Fitria Sandi, S. Pd., Anggi Lianasari, S.
Pd., Eka Marma Azizah, Weni Arisma, dan Tri Wahyuni, terimakasih atas
persahabatan yang indah ini, semoga persahabatan kita tetap terjalin hingga
akhir hayat dan tak terlupakan
13. Teman-teman seperjuanganku Biologi 2007, khususnya Bio 2007 NR
terimakasih atas dukungan dan kebersamaan kita selama ini.
14. Kakak tingkatku angkatan 2005, 2006 dan adik tingkatku angkatan 2008,
2009, 2010, dan 2011 untuk motivasinya.
15. Semua pihak yang telah membantu dengan sepenuh hati yang tidak dapat di
tuliskan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan berguna bagi kita semua. Amin.
Bandar Lampung, Juni 2012 Penulis
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR GAMBAR ... xvii
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Keterampilan Memecahkan Masalah ... 17
C. Aktivitas siswa ... 20
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Rancangan Penelitian ... 23
D. Prosedur Penelitian ... 24
E. Jenis Data dan Tekhnik Pengambilan Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 32
G. Mendeskripsikan Keterampilan Memecahkan Masalah ... 34
H. Pengolahan Data Aktivitas ... 35
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 38
B. Pembahasan ... 43
xiv
A. Simpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN 1. Perangkat Pembelajaran ... 55
2. Data Hasil Penelitian ... 128
3. Analisis data………. 146
4. Foto Penelitian ... 167
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel
1. Langkah-langkah pembelajaran generatif... 15
2. Indikator kemampuan berpikir kritis ... 23
3. Variabel, instrumen, jenis data, dan analisis data ... 31
4. Persentase keterampilan memecahkan masalah ... 35
5. Lembar observasi aktivitas siswa... ... 36
6. Klasifikasi indeks aktivitas siswa ... 37
7. Hasil keterampilan memecahkan masalah oleh siswapada kelas eksperimen dan kelas kontrol... ... 39
8. Hasil analisis rata-rata N-gain tiap indikator KMM siswapada kelas eksperimen dan kelas kontrol... 41
9. Hasil pencapaian per indikator KMM siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol... 42
10. Aktivitas siswa kelas eksperimen ... 43
11. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas eksperimen... ... 128
12. Data nilai pretes, postes, dan N-gain kelas kontrol... ... 129
13. Daftar nilai pretes KMM siswa per indikator kelas eksperimen ... 130
14. Daftar nilai postes KMM siswa per indikator kelas eksperimen ... 132
15. Daftar nilai pretes KMM siswa per indikator kelas kontrol ... 134
xvii
17. Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain per indikator KMM kelas
eksperimen ... 138
18. Daftar nilai pretes, postes, dan N-gain per indikator KMM kelas
kontrol ... 140
19. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada
pertemuan 1 ... 142
20. Data hasil observasi aktivitas siswa kelas eksperimen pada
pertemuan 2 ... 144
21. Analisis statistik data hasil penelitian ... 146
xviii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar
1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat ... 10
2. Desain pretes postes tak ekuivalen ... 24
3. Grafik rata-rata pretes, postes dan N-gain pada kelas eksperimen dan
kontro... ... 44
4. Perbedaan aktivitas belajar siswa selama pembelajaran pada kelas
eksperimen dari pertemuan pertama dan kedua ... 45
5. Contoh jawaban siswa tiap indikator merumuskan masalah pada soal
LKK... 47
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu yang penting bagi manusia, karena melalui
pendidikan manusia dapat mengembangkan potensi dirinya. Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan
pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dengan aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual agama,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan, negara. Pendidikan ialah
segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan
sepanjang hidup (Depdiknas, 2003:1-2)
Pendidikan di indonesia sekarang sangat memprihatinkan. Nampak jelas
bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia
adalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenjang pendidikan, baik
pendidikan formal maupun informal. Dan hal itulah yang menyebabkan
rendahnya mutu pendidikan yang menghambat penyediaan sumber daya
manusia yang mempunyai keahlian dan keterampilan dalam ilmu
pengetahuan. Salah satu masalah yang besar dalam dunia pendidikan adalah
2
dari buku merupakan cara belajar yang salah, karena dengan cara ini
keterampilan memecahkan masalah siswa tidak akan tergali. Masalah seperti
ini bukanlah masalah yang baru lagi bagi siswa. Karena setiap siswa akan
mengalami suatu masalah belajar jika masalah tersebut belum bisa mereka
pecahkan.
Kurangnya keterampilan memecahkan masalah oleh siswa dalam belajar
mengakibatkan timbulnya suatu masalah bagi siswa, sehingga cara berpikir
dalam keterampilan memecahkan masalah siswa harus ditingkatkan.
Masalah-masalah belajar ini tidak hanya dialami oleh siswa-siswa yang
lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa siswa-siswa yang
pandai atau cerdas. Oleh karena itu, guru sebaiknya menggunakan metode
belajar yang dapat meningkatkan keterampilan berpikir dalam memecahkan
masalah oleh siswa. Apabila penggunaan metode yang kurang tepat maka
dapat berdampak negatif pada keterampilan memecahkan masalah oleh siswa.
Hasil observasi dan wawancara dengan guru biologi SMA Gajah Mada
Bandar lampung, diketahui bahwa pembelajaran biologi yang berlangsung di
kelas X SMA Gajah Mada Bandar Lampung menggunakan metode ceramah.
Metode ini kurang tepat untuk mengembangkan keterampilan memecahkan
masalah siswa secara luas dan kreatif. Karena metode ceramah hanya
berpusat pada guru yang memberikan penjelasan langsung dengan penuturan
secara lisan. Khususnya pada mata pelajaran biologi pada materi
kerusakan/pencemran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Siswa
3
rendah. Siswa kurang mampu menjelaskan lebih lanjut apa yang menjadi
penyebab dan dampak adanya permasalahan pada materi tersebut.
Karena pada materi ini banyak sekali masalah-masalah yang harus
dipecahkan oleh siswa yang berkaitan pada kehidupan sehari-hari.
Kurangnya keterampilan memecahkan masalah oleh siswa mengakibatkan
kurang aktifnya siswa untuk berpikir agar dapat memecahkan masalah yang
terdapat pada materi pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan. Pada
materi pencemaran dan kerusakan lingkungan, siswa dapat memahami materi
tersebut dengan memahami keterkaitan dan peran manusia terhadap
pencemaran dan kerusakan lingkungan serta upaya untuk mengelola
lingkungan. Siswa dapat melakukan pengamatan secara langsung ke
lingkungan dengan mengumpulkan data dan mencari informasi tentang
permasalahan lingkungan yang terjadi akibat kegiatan manusia yang
membahayakan lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang dilakukan manusia
kadang menimbulkan masalah baru. Siswa dapat mencari informasi tentang
dampak pengelolaan lingkungan yang dilakukan manusia melalui
permasalahan yang banyak terjadi di lingkungan sekitar seperti masalah
sampah limbah rumah tangga yang mengganggu kesehatan. Siswa akan lebih
mudah memahami pelajaran tersebut dengan mengaitkan permasalahan
dengan kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran, pada materi pencemaran lingkungan dan
pelestarian lingkungan, siswa dituntut untuk dapat mengkomunikasikan hasil
4
di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada saat pembelajaran di kelas,
gurulah sebagai satu-satunya sumber belajar sehingga membuat keterlibatan
siswa kurang optimal, yang menyebabkan kurang berkembangnya
keterampilan memecahkan masalah yang dimilki siswa. Fakta tersebut terlihat
dari nilai rata-rata siswa pada materi ini yang masih di bawah kriteria
ketuntasan minimum (KKM) siswa. Dari data yang ada, nilai yang diperoleh
oleh siswa pada materi ini < 68 dan siswa yang tuntas pada materi ini < 60%,
sehingga perlu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan hal di atas diperlukan alternatif model pembelajaran yang
membuat siswa aktif, menemukan sendiri pengetahuannya, terlibat langsung
sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan dan menjadikan pengalaman
yang berkesan. Dalam menghadapi masalah dalam proses pembelajaran
biasanya guru memilih model pembelajaran yang mendukung siswanya untuk
berfikir agar siswa dapat memahami dan memecahkan masalah pada materi
yang diajarkan dengan baik dan lebih mudah untuk dipahami dengan
pemikirannya sendiri.
Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam
menerapkan keterampilan memecahkan masalah oleh siswa dalam
pembelajaran adalah model pembelajaran generatif (Generative learning).
Menurut Osborne dan Wittrock (Kholil, 2008:1), pembelajaran generatif
merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan pada pengintegrasian
secara aktif pengetahuan baru dengan menggunakan pengetahuan yang sudah
5
menggunakan dalam menjawab persoalan atau gejala yang terkait. Dengan
demikian, diharapkan melalui penerapan model pembelajaran generatif ini
siswa dapat ikut berperan aktif dengan bimbingan guru, agar dapat
meningkatkan keterampilan memecahkan masalah oleh siswa sehingga terarah
lebih baik. Beberapa penelitian yang menguji efektivitas model pembelajaran
generatif adalah Sumarna (2009:48) dari hasil penelitian dapat diketahui
bahwa penggunaan model pembelajaran generatifdapat meningkatkan hasil
belajar siswa, penelitian Wulandari (2004:39) terdapat pengaruh yang
signifikan antara model pembelajaran generatif dibandingkan dengan model
konvensional dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, serta
penelitian Redhana (2003:9), aktivitas dan hasil belajar mahasiswa dapat
ditingkatkan dengan pembelajaran generatif menggunakan strategi pemecahan
masalah.
Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Generatif (Generative
Learning) Terhadap Keterampilan Memecahkan Masalah Siswa Pada Materi
Pencemaran Lingkungan dan Pelestarian Lingkungan (Studi Eksperimen Pada
Siswa Kelas X SMA Gajah Mada Bandar lampung Tahun Pelajaran
2011/2012) .”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan
6
1. Apakah penerapan model pembelajaran generatifdapat meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah oleh siswa pada materi pencemaran
dan pelestarian lingkungan?
2. Apakah penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan
aktivitas siswa pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan?
C. Tujuan Masalah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :
1. Penerapan model pembelajaran generatif terhadap peningkatan
keterampilan memecahkan masalah siswa pada materi pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
2. Penerapan model pembelajaran generatif terhadap peningkatan aktivitas
siswa pada sub materi pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Bagi Guru
Untuk memberikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan
untuk mengoptimalkan proses pembelajaran biologi.
2. Bagi Siswa
a. Memberi pengalaman belajar yang berbeda dalam mempelajari materi
7
b. Mendorong siswa untuk berperan aktif mengasah keterampilan
memecahkan masalah dalam proses pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
a. Menerapkan ilmu yang telah diperoleh di perguruan tinggi yang
berhubungan dengan dunia pendidikan sebagai persiapan untuk
menjadi guru.
b. Memberikan wawasan dan pengalaman belajar sebagai calon guru
dengan menggunakan model pembelajaran generatif.
4. Bagi Sekolah
Model pembelajaran generatif yang digunakan diharapkan dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam memecahkan masalah siswa pada
proses pembelajaran biologi.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan
dibahas maka diberikan batasan masalah sebagai berikut :
1. Subjek penelitian
Siswa kelas X, yang terdiri dari kelas X1, dan X5 SMA Gajah Mada
Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
2. Objek penelitian
Model pembelajaran generatif dengan langkah-langkah pembelajaran
8
3. Keterampilan memecahkan masalah diperoleh dari hasil pretes dan
postes pada materi pemcemaran lingkungan dan pelestarian
lingkungan.
4. Materi dalam penelitian ini adalah pencemaran lingkungan dan
pelestarian lingkungan. Pada KD 4.2 menjelaskan keterkaitan antara
kegiatan manusia dengan masalak perusakan/pencemaran lingkungan
dan pelestarian lingkungan.
5. Aktivitas siswa yang diamati meliputi: kemampuan bertanya,
menjawab pertanyaan, berpendapat, berdiskusi, dan membuat
kesimpulan.
F. Kerangka Pikir
Pembelajaran biologi bukanlah proses pemindahan pengetahuan secara
langsung dari guru ke siswa. Biologi juga bukan hanya merupakan mata
pelajaran hafalan, namun juga membutuhkan pemahaman suatu konsep. Pada
proses belajar siswa harus aktif mencari tahu dengan membentuk
pengetahuannya, sedangkan guru membantu agar proses pencarian itu berjalan
baik. Pembelajaran biologi pada materi pokok ekosistem khususnya materi
pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan di SMA Gajah Mada
Bandar Lampung masih rendah. Selama ini pelajaran biologi pada materi ini
merupakan salah satu mata pelajaran yang masih dianggap cukup sulit oleh
siswa SMA Gajah Mada karena mereka menganggap bahwa pelajaran biologi
9
Keterampilan memecahkan masalah sangat penting dimiliki oleh setiap siswa.
Namun, di SMA Gajah Mada Bandar Lampung menunjukkan bahwa
keterampilan memecahkan masalah oleh siswa masih tergolong rendah.
Kemungkinan hal ini terjadi karena selama ini guru menggunakan metode atau
model pembelajaran yang kurang menggali keterampilan memecahkan
masalah siswa. Karena dalam kegiatan pembelajaran di kelas, guru harus
mengutamakan siswa terlibat aktif secara langsung dalam proses
pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pembelajaran yang
dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikirnya
dalam memecahkan masalah.
Salah satu model yang diduga dapat mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah siswa adalah model pembelajaran generatif. Model
pembelajaran generatif adalah pembelajaran yang menekankan pada
pengintegrasian secara aktif antara materi atau pengetahuan baru dengan
menggunakan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa sebelumya. Pada model
pembelajaran ini siswa akan melakukan diskusi dan dituntut untuk lebih aktif
berpikir untuk memecahkan suatu masalah pada materi yang diberikan oleh
guru. Karena kurang efektifnya siswa dalam aktivitas yang dilakukan dalam
proses belajar mengakibatkan kurang aktifnya berpikir siswa dalam
memecahkan suatu masalah.yang dihadapi dalam proses belajar siswa.
Dengan demikian, melalui penerapan model pembelajaran generatif ini
10
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan dua
kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas yang digunakan yaitu
kelas X1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 sebagai kelas kontrol.
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel X dan Variabel Y. Variabel X
adalah variabel bebas yaitu menggunakan model pembelajaran generatif dan
variabel Y yaitu variabel terikat berupa keterampilan memecahkan masalah
siswa. Hubungan antar variabel tersebut digambarkan dalam diagram di
bawah ini :
Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
G. Hipotesis Penelitian
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
H1= Penerapan model pembelajaran generatifdapat meningkatkan keterampilan memecahkan masalah oleh siswa pada sub materi pencemaran lingkungan dan pelestarian lingkungan.
X Y
Keterangan : X : Variabel bebas yang menggunakan model pembelajaran generatif.
11
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning)
Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning.
Model pembelajaran generatif menggunakan teori kontruktivisme yang
dikemukakan oleh Wittrock yang dikutip oleh Pannen (dalam Wulandari,
2004:8) mengasumsi bahwa siswa bukan penerima informasi yang pasif,
melainkan siswa aktif berpartisipasi dalam proses belajar dan dalam
mengkontruksi makna dari informasi yang ada di sekitarnya. Ini berarti bahwa
pengetahuan dibangun di dalam pikiran siswa dan tidak dapat dipindahkan
dari pikiran guru ke pikiran siswa. Jika pengetahuan baru itu berhasil
menjawab permasalahan yang dihadapi, maka pengetahuan baru itu akan
disimpan dalam memori jangka panjang. Penerapan model pembelajaran
generatif merupakan suatu cara yang baik untuk mengetahui pola pikir siswa
serta bagaimana siswa memahami dan memecahkan masalah dengan baik
supaya dalam pembelajaran nanti guru dapat menyusun strategi
pembelajarannya.
Intisari dari belajar generatif adalah bahwa otak tidak menerima informasi
dengan pasif, melainkan justru dengan aktif mengkonstruk suatu interpretasi
dari informasi tersebut dan kemudian membuat kesimpulan. Seperti yang
12
otak bukanlah suatu blank slate yang dengan pasif belajar dan mencatat
informasi yang datang.
Osborne dan Wittrock (dalam Yulviana, 2008:10) menjelaskan proses
pengolahan input indera dalam otak yaitu ide yang ada di pikiran siswa
mempengaruhi dalam mengarahkan indera yang dimiliki oleh siswa. Ide yang
ada di pikiran siswa akan menentukan masukan dari indera mana yang akan
diperhatikan atau yang tidak diperhatikan oleh otak. Tetapi, ide yang masuk
belum mempunyai arti sebelum siswa membangun hubungan-hubungan yang
diperhatikan dengan yang ada dalam pikirannya. Siswa menggunakan
hubungan tersebut dan akan mempelajari arti setelah apa yang telah
diperhatikan oleh siswa. Terkadang siswa menguji arti yang dibangun dalam
pikiran dengan keterangan lain yang di simpan dalam otak, sehingga siswa
menyimpan apa yang diperoleh oleh otaknya dalam ingatan. Karena otak
siswa begitu berperan dalam menyerap dan memaknai informasi, maka siswa
sendiri adalah penanggung jawab utama dalam belajar.
Pembelajaran generatif memiliki landasan teoritik yang berakar pada
teori-teori belajar konstruktivis mengenai belajar dan pembelajaran. Butir-butir
penting dari pandangan belajar menurut teori konstruktivis ini menurut Nur
dan Katu (dalam Kholil, 2008:1) diantaranya adalah:
1. Menekankan bahwa perubahan kognitif hanya bisa terjadi jika
konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses
13
2. Seseorang belajar jika dia bekerja dalam zona perkembangan terdekat,
yaitu daerah perkembangan sedikit di atas tingkat perkembangannya saat
ini.
3. Penekanan pada prinsip Scaffolding, yaitu pemberian dukungan tahap
demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah.
4. Lebih menekankan pada pengajaran top-down daripada bottom-up.
Top-down berarti siswa langsung mulai dari masalah-masalah kompleks, utuh,
dan autentik untuk dipecahkan.
5. Menganut asumsi sentral bahwa belajar itu ditemukan. Meskipun jika kita
menyampaikan informasi kepada siswa, tetapi mereka harus melakukan
operasi mental atau kerja otak atas informasi tersebut untuk membuat
informasi itu masuk ke dalam pemahaman mereka.
6. Menganut visi siswa ideal, yaitu seorang siswa yang dapat memiliki
kemampuan pengaturan diri sendiri dalam belajar.
7. Menganggap bahwa jika seseorang memiliki strategi belajar yang efektif
dan motivasi, serta tekun menerapkan strategi itu sampai suatu tugas
terselesaikan demi kepuasan mereka sendiri, maka kemungkinan mereka
adalah pelajar yang efektif dan memiliki motivasi abadi dalam belajar.
Pengetahuan dibangun oleh siswa sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas. Tidak semua pembelajaran dapat disampaikan
semuanya oleh guru. Siswa harus mengkonstruksi sendiri pengetahuan di
benak mereka sendiri. Menurut Nur dan Katu (dalam Kholil, 2008:2) esensi
dari teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menemukan dan
14
itu pembelajaran harus dikemas menjadi proses ’mengkonstruksi’ bukan
‘menerima’ pengetahuan.
Kontruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita kontruksi (bentukan) kita sendiri. Menurut Piaget
(dalam Sumarna, 2009:24) menyatakan bahwa pengetahuan terbentuk
berdasarkan keaktifan orang itu sendiri dalam berhadapan dengan persoalan,
bahan, atau lingkungan baru. Sedangkan proses terbentuknya pengetahuan
baru menurut Piaget adalah melalui mekanisme asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah suatu proses dimana informasi atau pengalaman yang
diperoleh seseorang masuk ke dalam struktur mentalnya, sedangkan
akomodasi adalah terjadinya restrukturisasi dalam otak sebagai akibat adanya
informasi atau pengalaman baru. Dengan demikian asimilasi dan akomodasi
merupakan dua aspek penting dari proses yang sama yaitu pembentukan
pengetahuan.
Pembelajaran generatif, menurut Weda (2009:177) terdiri atas empat tahap,
yaitu: (1) Pendahuluan atau disebut dengan eksplorasi, (2) Pemfokusan, (3)
Tantangan atau tahap pengenalan konsep, dan (4) Penerapan konsep. Secara
operasional menurut Weda (2009:180-183) kegiatan guru dan siswa selama
15
Tabel 1. Langkah – langkah pembelajaran generatif
No Pembelajaran Tahap Kegiatan guru Kegiatan siswa
1. Eksplorasi
Memberikan aktivitas melalui demonstrasi/contoh – contoh yang dapat merangsang siswa untuk melakukan eksplorasi.
Mengeksplorasikan pengetahuan, idea atau konsepsi awal yang diperoleh dari pengalaman sehari – hari atau diperoleh dari pembelajaran pada tigkat kelas sebelumnya. Mendorong dan merangsang
siswa untuk mengemukakan ide/pendapat serta merumuskan pendapat hipotesis.
Mengutarakan ide – ide dan merumuskan hipotesis.
Membimbing siswa untuk
mengklasifikasikan pendapat Melakukan klasifikasi pendapat/ide – ide yang telah ada.
2. Pemfokusan
Membimbing dan mengarahkan siswa untuk menetapkan konteks permasalahan berkaitan dengan ide siswa yang
kemudian dilakukan pengujian.
Menetapkan konteks permasalahan, memahami, mencermati permasalahan sehingga siswa menjadi familier terhadap bahan yang digunakan untuk
mengeksplorasi konsep. Membimbing siswa melakukan
proses sains, yaitu menguji (melalui percobaan) sesuatu.
Melakukan pengujian, berpikir apa yang terjadi, menjawab pertanyaan berhubungan dengan konsep. Memutuskan dan
menggambarkan apa yang ia ketahui tentang kejadian. Mengklarifikasi ide ke dalam konsep .
Menginterprestasi respon siswa. Menginterprestasi dan
menguraikan ide siswa.
Mempresentasikan ide ke dalam kelompok dan juga forum kelas melalui diskusi.
3. Tantangan
Mengarahkan dan memfasilatasi agar terjadi pertukaran ide antar siswa. Menjamin semua ide siswa dipertimbangkan.
Membuka diskusi. Mengusulkan melakukan demonstrasi jika diperlukan.
Memberikan pertimbangan ide kepada (a)siswa yang lain (b)semua siswa dalam kelas.
Menunjukan bukti ide ilmuan
(scientist view) Menguji validitas ide/pendapat dengan mencari
bukti. Membandingkan ide ilmuan dengan ide kelas. (class’s view)
Membimbing siswa
merumuskan permasalahan yang sangat sederhama. Membawa
16
4. Aplikasi
siswa mengklarifikasi ide baru. baru. Menerapkan konsep yang baru dipelajari dalam berbagai konteks yang berbeda.
Membimbing siswa agar mampu menggambarkan secara verbal menyelesaikan problem. Ikut terlibat dalam merangsang dan berkontribusi ke dalam diskusi untuk menyelesaikan
permasalahan.
Mempresentasikan penyelesaian masalah di hadapan teman. Diskusi dan debat tentang penyelesaian masalah, mengkritisi dan menilai penyelesaian masalah. Menarik kesimpulan akhir.
Dengan tahap–tahap pembelajaran di atas, siswa diharapkan memiliki
pengetahuan, kemampuan, serta keterampilan untuk
mengkonstruksi/membangun pengetahuan secara mandiri..
Berdasarkan tahapan – tahapan yang dilakukan dalam model pembelajaran
generatif maka karakteristik model pembelajaran generatif menurut Sumarna
(2009:21) adalah sebagai berikut:
1) Dilandasi oleh pandangan kontruktivisme, memperhatikan pengalaman
dan konsep awal siswa.
2) Pembelajaran berpusat pada siswa, dimana siswa sendiri yang akif
membangun pengetahuannya.
3) Siswa diberi kesempatan untuk melakukan kegiatannya sendiri dan melatih
berpikir.
4) Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar.
Guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada memberi informasi.
Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk
menemukan sesuatu yang baru (belajar) bagi anggota kelas (siswa). Sesuatu
17
Model pembelajaran generatif ini juga mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Menurut Sutarman (2004:100) kelebihan pembelajaran
generatif adalah:
1. Memberi peluang kepada siswa untuk belajar secara kooperatif.
2. Merangsang rasa ingin tahu siswa.
3. Cocok untuk meningkatkan keterampilan proses.
4. Meningkatkan aktivitas siswa, diantaranya dengan bertukar pikiran dengan
siswa lainnya, menjawab pertanyaan dari guru, serta berani tampil untuk
mempersentasikan hipotesisnya.
5. Konsep yang dipelajari siswa akan masuk ke memori jangka panjang.
Kekurangan model pembelajaran generatif adalah:
1. Membutuhkan waktu yang relatif lama.
2. Dikawatirkan akan terjadi misconception atau salah konsep. Agar tidak
terjadi salah konsep, maka guru harus membimbing siswa dalam
mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki siswa.
B. Keterampilan Memecahkan Masalah
Pemecahan masalah adalah suatu proses menerapkan pengetahuan,
keterampilan, dan pemahaman sebelumnya pada situasi yang baru dan asing.
Proses yang dimulai dengan masalah yang telah dibuat dan diakhiri dengan
penyelesaian dengan menggunakan informasi yang diberikan (Susanta dan
Rusdi, 2006:15). Menurut Swee (dalam Susanta dan Rusdi, 2006:15)
kemampuan melakukan pemecahan masalah tergantung pada 5 komponen
18
dan metakodnitif. Tujuan dari digunakannya keterampilan memecahkan
masalah dalam pembelajaran menurut Sriyono (dalam Zulaiha, 2008:11)
adalah untuk memberi kemampuan dan kecakapan praktis kepada siswa
sehingga tidak takut menghadapi hidup yang penuh problem serta mempunyai
rasa optimis yang tinggi.
Belajar pemecahan masalah pada dasarnya menurut Syah (2002:99) adalah
belajar menggunakan metode ilmiah atau berfikir secara sistematis, logis,
teratur, dan teliti. Tujuannya adalah untuk memperoleh kemampuan dan
kecakapan kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas dan
tuntas. Untuk itu kemampuan siswa menguasai konsep – konsep, prinsip–
prinsip dan generalisasi serta insight (tilikan akal) amat diperlukan. Soedjana
menjelaskan (dalam Zulaiha, 2008:12) suatu persoalan akan menjadi masalah
bagi seseorang siswa, jika ia :
1. Mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan tinjauan dari pengetahuan
yang telah dikuasai.
2. Belum mempunyai prosedur untuk menyelesaikannya,
3. Berkeinginan untuk menyelesaikan.
Belajar memecahkan masalah menurut Sardiman (2003:31) diperlukan juga
suatu pengamatan secara cermat dan lengkap. Untuk menentukan seseorang
itu dapat memecahkan masalah, menurut Dewey (dalam Sardiman, 2003:32)
19
1. Merumuskan masalah, merupakan keterampilan siswa dalam mengetahui
dengan jelas apa yang harus mereka lakukan dalam memecahkan masalah
tersebut.
2. Merumuskan hipotesa, merupakan keterampilan siswa dalam merumuskan
dugaan sementara dalam melakukan percobaan, dan merumuskan hipotesis
sebagai suatu jalan yang mungkin memberi arah pemecahan masalah.
3. Mengumpulkan data atau informasi, dengan bacaan atau sumber – sumber
lain.
4. Menilai atau mencocokan usaha pembuktian hipotesa dengan keterangan –
keterangan yang diperoleh.
5. Merumuskan kesimpulan, membuat laporan atau berbuat sesuatu dengan
hasil pemecahan masalah.
Menurut Lawson (dalam Syah, 2002:99) hampir semua bidang studi dapat
dijadikan sarana belajar pemecahan masalah. Untuk itu guru (khususnya yang
mengajar eksakta, seperti matematika dan IPA) sangat dianjurkan
menggunakan strategi mengajar yang berorientasi pemecahan masalah.
Kebaikan dengan diterapkan pemecahan masalah yaitu :
1. Siswa dapat berfikir secara sistematis dalam kegiatan belajar, sebab ia
berfikir dan menggunakan kemampuannya untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi.
2. Siswa mampu mencari berbagai jalan keluar dari suatu masalah yang
dihadapi, sebab ia mengalami sedikit proses pemecahan masalah.
20
4. Pemecahan masalah ini akan melatih siswa untuk lebih banyak belajar
mandiri (Sriyono dalam Zulaiha, 2008:12)
C. Aktivitas Siswa
Aktivitas belajar merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa
pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sardiman (1994:94)
mengemukakan bahwa pada prinsipnya belajar adalah berbuat mengubah
tingkah laku dan melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada
aktivitas. Tania (2010:14) mengemukakan bahwa kegiatan belajar segala
pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, pengalaman
sendiri, penyelidikan sendiri, bekerja sendiri, dengan fasilitas yang diciptakan
sendiri, baik secara rohani maupun teknis. Ini menunjukan setiap orang yang
belajar harus aktif sendiri, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak
mungkin terjadi.
Menurut Sanjaya (2008:179-180), keaktifan siswa itu ada yang secara
langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi,
mengumpulkan data dan lain sebagainya. Akan tetapi juga ada yang tidak
bisa diamati, seperti kegiatan mendengarkan atau menyimak. Oleh sebab itu,
sebenarnya aktif–tidak aktifnya siswa dalam belajar hanya siswa tersebut
yang mengetahuinya secara pasti. Kita tidak dapat memastikan bahwa siswa
yang diam mendengarkan penjelasan berarti tidak beraktivitas aktif,
sebaliknya belum tentu siswa yang secara fisik aktif memiliki kadar aktivitas
mental yang tinggi pula. Kriteria yang menggambarkan sejauh mana
21
pembelajaran, proses, maupun mengevaluasi hasil pembelajaran. Semakin
siswa terlibat dalam ketiga aspek tersebut maka kadar aktivitas siswa makin
tinggi.
Aktivitas belajar menurut Sardiman (1994:99) meliputi aktivitas yang
bersifat fisik (jasmani) dan aktivitas mental (rohani). Sejalan dengan pendapat
Ngulwiyah (2005:7) aktivitas belajar siswa, baik aktivitas jasmani maupun
rohani, dalam proses belajar mengajar merupakan faktor penting yang ikut
menentukan keberhasilan siswa dalam memahami pelajaran. Oleh karena itu,
perlu dilakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa. Menurut Slameto (dalam Ngulwiyah, 2005:7) diantara prasyarat yang
harus diupayakan pada prinsip – prinsip dalam belajar yaitu: siswa harus
berpartisipasi aktif, meningkatkan minat untuk mencapai tujuan. Dalam
proses belajar mengajar, guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam
berfikir maupun berbuat. Apabila siswa dapat berpartisipasi secara aktif,
maka siswa akan menerima pengetahuan itu dengan baik. Aktivitas fisik
banyak macamnya, menurut Hamalik (2001:21) aktivitas adalah sebagai
berikut:
1. Kegiatan visual, seperti: membaca, mengamati, demonstrasi, mengamati
orang bekerja, memperhatikan gambar, dll.
2. Kegiatan lisan (oral) seperti: mengemukakan pendapat, mengajukan
pertanyaan, memberi saran, mengadakan wawancara, diskusi, dll.
3. Kegiatan mendengar, seperti: mendengarkan diskusi, penyajian bahan, dll.
4. Kegiatan menulis, seperti: mengerjkan tes, mengisi angket, membuat
22
5. Kegiatan menggambar.
6. Kegiatan metric, seperti melakukan percobaan, memilih alat, membuat
model, dll.
7. Kegiatan mental, seperti: mengingat, memecahkan masalah, menganalisa,
mengambil keputusan, dll.
Seseorang dikatakan aktif belajar, jika dalam belajarnya mengerjakan sesuatu
yang sesuai dengan tujuan belajarnya, memberi tanggapan terhadap suatu
peristiwa yang terjadi dan mengalami atau turut merasakan sesuatu dalam
proses belajarnya. Dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai dengan
pembelajaran, maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan
mengaplikasi materi yang telah diajarkan. Adanya peningkatan aktivitas
23
III. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Gajah Mada Bandar Lampung pada
bulan April 2012.
B. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X semester genap
SMA Gajah Mada Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012.
Sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X1 dengan jumlah
siswa 33 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas X5 dengan jumlah
siswa 34 orang sebagai kelas kontrol dengan teknik pengambilan sampel
yang digunakan, yaitu cluster random sampling.
C. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental, dengan mengunakan
desain kelompok kontrol tak ekuivalen. Kelas eksperimen (X1) diberi
perlakuan dengan model pembelajaran generatif sedangkan kelas kontrol
(X5) menggunakan model ceramah. Hasil pretes dan postes pada kedua
24
Struktur desainnya adalah sebagai berikut :
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan
penelitian. Langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:
1. Prapenelitian
Kegiatan yang dilakukan pada pra penelitian sebagai berikut:
a. Membuat surat izin penelitian.
b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakanya
penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas
yang akan diteliti.
c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
d. Menyusun rencana pembelajaran dengan model pembelajaran
generatif untuk materi yang diteliti. Gambar 2. Desain pretes postes tak ekuivalen
Keterangan : I = Kelompok eksperimen, II = Kelompok
kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X =
Perlakuan eksperimen, C = Perlakuan kontrol (Purwanto, 2007: 90).
Kelompok pretes perlakuan postes
I O1 X O2
25
e. Membuat instrumen penelitian yang terdiri dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Kelompok
(LKK), silabus, dan soal tes formatif yaitu soal pretest/postest.
2. Pelaksanaan Penelitian
Mengadakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran generatif untuk kelas eksperimen dan tanpa model
pembelajaran generatif yaitu dengan menggunakan metode ceramah
yang digunakan oleh guru biologi di SMA Gajah Mada Bandar
Lampung untuk kelas kontrol. Penelitian ini direncanakan sebanyak
dua kali pertemuan.Pertemuan pertama membahas materi keterkaitan
kegiatan manusia dengan perusakan/pencemaran lingkungan, dan
pertemuan kedua membahas materi keterkaitan kegiatan manusia
dengan pelestarian lingkungan.
A. Kelas Eksperimen (Model Pembelajaran Generatif)
a. Pendahuluan
1. Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan pertama
berupa soal essay dengan materi kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran.
3. Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan
26
Pertemuan 1: Menayangkan gambar kerusakan hutan dan
memberi pertanyaan yang berkaitan dengan gambar.
Pertemuan 2: Menayangkan gambar upaya pelestarian
lingkungan dan memberi pertanyaan yang berkaitan dengan
gambar.
4. Siswa memperoleh motivasi dari guru.
Pertemuan 1: Setelah mempelajari tayangan yang diberikan
guru siswa mengetahui fungsi dan manfaat pohon bagi
manusia dan lingkungan.
Pertemuan 2: Setelah mempelajari tayangan yang diberikan
guru siswa mengetahui fungsi dan manfaat pelestarian
lingkungan bagi manusia dan lingkungan.
5. Siswa membentuk kelompok secara heterogen, masing
masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Masing-masing
kelompok memiliki satu ketua kelompok.
B. Kegiatan inti
1. Siswa mengkondisikan diri duduk dalam kelompoknya
masing-masing.
2. Siswa mendengar penjelasan dari guru dan menerima LKK
pada masing-masing kelompok.
3. Eksplorasi
Berkeliling kelas, membimbing dan mengawasi setiap
27
4. Pemfokusan/Tantangan
a. Membimbing siswa selama melakukan diskusi.
b. Siswa mulai mengerjakan, berdiskusi dan bertukar ide
dengan teman kelompoknya.
5. Penerapan
a. Setelah siswa selesai mengerjakan LKK, siswa
membuat ringkasan yang akan dipersentasikan ke
depan kelas.
b. Seluruh kelompok di dalam kelas mempersentasikan
topik-topik yang telah diselidiki.
c. Siswa dibimbing oleh guru dalam mempresentasikan
kerja kelompoknya.
d. Memberi kesempatan kepada kelompok lain untuk
bertanya kepada kelompok yang sedang persentasi.
C. Penutup
1. Siswa dibimbing oleh guru membuat
kesimpulan/rangkuman dari kegiatan pembelajaran
yang telah dilakukan.
2. Siswa mengerjakan postest pada peremuan kedua
berupa soal essay dengan materi kerusakan/pencemaran
28
3. Siswa mendengarkan penyampaian guru untuk
pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran dengan
mengucapkan salam.
D. Kelas Kontrol (Metode Ceramah)
a. Pendahuluan
1. Siswa mengerjakan soal pretes pada pertemuan pertama
berupa soal essay dengan materi kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
2. Siswa mendengarkan penjelasan guru mengenai tujuan
pembelajaran.
3. Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan memperhatikan
penjelasan guru.
Pertemuan 1: Menayangkan gambar kerusakan hutan dan
memberi pertanyaan yang berkaitan dengan gambar.
Pertemuan 2: Menayangkan gambar upaya pelestarian
lingkungan dan memberi pertanyaan yang berkaitan
dengan gambar.
4. Siswa memperoleh motivasi dari guru.
Pertemuan 1: Setelah mempelajari tayangan yang diberikan
guru siswa mengetahui fungsi dan manfaat pohon bagi
29
Pertemuan 2: Setelah mempelajari tayangan yang diberikan
guru siswa mengetahui fungsi dan manfaat pelestarian
lingkungan bagi manusia dan lingkungan.
b. Kegiatan Inti
1.Siswa mendengarkan penjelasan awal tentang materi yang
harus dipelajari pada tiap pertemuannya.
2. Siswa mulai membuka dan membaca buku untuk
mempersiapkan penjelasan dari guru tentang materi yang
akan disampaikan.
3. Siswa mendengarkan penjelasan guru dengan tahap
penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur.
4. Terdapat sesi tanya jawab antar siswa dan guru.
c. Penutup
1. Siswa dibimbing oleh guru membuat
kesimpulan/rangkuman dari kegiatan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Siswa mengerjakan postest pada peremuan kedua berupa
soal essay dengan materi kerusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan.
3. Siswa mendengarkan penyampaian guru untuk
pertemuan selanjutnya dan menutup pelajaran dengan
30
E. Jenis Data dan Teknik Pengambilan Data
Jenis dan teknik pengambilan data pada penelitian ini ialah:
1. Jenis Data
Data pada penelitian ini, berupa data kuantitatif dan data kualitatif.
Data kualitatif berupa aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
Sedangkan data kuantitatif berupa keterampilan memecahkan masalah
siswa yang diperoleh dari nilai pretest/postest. Keterampilan
memecahkan masalah ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain
yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
2. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a) Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang
diamati pada saat proses pembelajaran. Aktivitas yang diamati
berupa: kemampuan bertanya, menjawab pertanyaan, berpendapat,
berdiskusi, dan membuat kesimpulan. Setiap siswa diamati point
kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi tanda (√ ) pada
lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan.
Rubrik variabel, instrumen, jenis data dan alat ukur data serta analisis
31
Tabel 3. Variabel, instrumen, jenis data dan analisis data
b) Pretest/postest
Data dalam penelitian ini diperoleh melalui pretest dan postest.
Pretest dilakukan di awal pertemuan I, dan postest dilakukan di
akhir pertemuan II. Pretest dan postest dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang
sama. Bentuk soal adalah soal essay. Pretest yang diberikan pada
awal pertemuan I mempunyai bentuk dan jumlah yang sama dengan
postest yang diberikan di akhir pertemuan II. Teknik penskoran nilai
pretest/postest yaitu:
S = R x 100 N
Keterangan :
S = Nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = jumlah skor maksimum dari tes tersebut
(dikutip dari Purwanto, 2007 : 112)
No Variabel Instrumen Jenis data dan Alat ukur Analisis Data
1 Keterampilan memecahkan masalah siswa
Tes: Keterampilan memecahkan masalah siswa
Nominal dan tes
tertulis Uji t
2 Aktifitas siswa selama proses pembelajaran
Lembar observasi
32
F. Teknik Analisis Data
1) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dihitung menggunakan uji Lilliefors dengan
menggunakan software SPSS versi 17. Untuk Menapatkan N-gain
yakni denga menggunakan rumus sebagai berikut:
X – Y
Skor Maksimum –Y
Keterangan : X = Nilai rata-rata postest
Y= Nilai rata-rata pretest
(dikutip dari Loranz, 2008:3)
a. Hipotesis
Ho : Sampel berdistribusi normal
H1 : Sampel tidak berdistribusi normal
b. Kriteria pengujian
Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05 tolak Ho, untuk
harga yang lainnya (Sudjana, 2002:466).
2) Uji Homogenitas Data
Apabila masing-masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan
dengan uji homogenitas data yang dihitung melalui uji Barlett dengan
menggunakan program SPSS 17.
a. Hipotesis
Ho : Kedua sampel mempunyai varians sama.
H1 : Kedua sampel mempunyai varians berbeda.
33
b. Kriteria Uji
- Jika χ2
hit < χ 2 tab sehingga Ho diterima
- Jika χ2
hit > χ 2 tab sehingga Ho ditolak
(Pratisto, 2009 : 71).
3) Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis digunakan uji kesamaan 2 rata-rata dan uji
perbedaan 2 rata-rata yang dihitung dengan menggunakan Software
SPSS versi 17.
a. Uji Kesamaan Dua Rata-rata
1) Hipotesis
Ho : rata-rata nilai kedua sampel sama
H1 : rata-rata nilai kedua sampel berbeda
2) Kriteria Uji
Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima
Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak
(Pratisto, 2009:18).
b. Uji Perbedaan Dua rata-rata
1) Hipotesis
H0 = rata-rata nilaipada kelompok eksperimen sama
dengan kelompok kontrol.
H1 = rata-rata nilai pada kelompok eksperimen lebih tinggi
dari kelompok kontrol
2) Kriteria Uji :
34
eksperimen II sama.
H1 : Rata-rata nilai pada kelas eksperimen I dan kelas
eksperimen II tidak sama.
2) Kriteria Uji :
Ho ditolak jika sig< 0,05
Dalam hal lainnya Ho diterima (Anonim, 2009:166)
G. Mendeskripsikan Keterampilan Memecahkan Masalah
Untuk mendeskripsikan keterampilan memecahkan masalahsiswa dalam
pembelajaran Biologi adalah sebagai berikut:
1) Menjumlahkan skor seluruh siswa
2) Menentukan persentase tiap indikator keterampilan memecahkan
masalah dalam bentuk persentase dengan menggunakan rumus:
P= N
f 100%
Keterangan : P = angka Persentase, f = frekuensi keterampilan
proses/Jumlah point keterampilan memecahkan masalahsiswa yang
35
N = Jumlah total point keterampilan memecahkan masalahtiap
indikator (Sudijono, 2004: 40)
3) Menghitung skor rata-rata tiap item
4) Setelah data diolah dan diperoleh, maka keterampilan memecahkan
masalah siswa tersebut dapat dilihat dari tabel berikut :
Setelah data diolah dan diperoleh persentase, maka keterampilan
memecahkan masalah siswa tersebut dapat dilihat dari kriteria
sebagai berikut :
Tabel 4. Persentase Keterampilan Memecahkan Masalah
Nilai (%) Katagori kemampuan
81 – 100% (Arikunto, 2007:214)
H. Pengolahan data aktivitas siswa
Data aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung merupakan
data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan
menggunakan indeks aktivitas siswa. Langkah–langkah yang dilakukan
36
Tabel 5. Lembar Observasi Aktivitas Siswa
Keterangan :
A.Kemampuan Bertanya:
1. Tidak membuat pertanyaan.
2. Membuat pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan materi yang
dipelajari.
3. Mengajukan pertanyaan sesuai dengan materi yang dipelajari.
B.Menjawab pertanyaan:
1.Tidak menjawab pertanyaan.
2.Menjawab pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan
yang diberikan oleh teman/guru.
3.Menjawab pertanyaan sesuai dengan pertanyaan yang
diberikan oleh teman/guru.
C.Berpendapat:
1.Tidak mengungkapkan pendapat.
2.Mengungkapkan pendapat tetapi tidak sesuai dengan materi
yang dipelajari.
3.Mengungkapkan pendapat sesuai dengan materi yang
dipelajari.
D.Berdiskusi:
1. Tidak melakukan diskusi.
2. Berdiskusi tetapi tidak sesuai dengan materi yang dipelajari.
3. Berdiskusi sesuai dengan materi yang dipelajari.
E. Membuat Kesimpulan:
1. Tidak membuat kesimpulan.
2. Membuat kesimpulan tetapi tidak sesuai dengan materi yang
dipelajari.
No Nama
Aspek yang diamati
37
3. Membuat kesimpulan sesuai dengan materi yang dipelajari.
Menghitung rata–rata indeks aktivitas dengan menggunakan rumus:
% 100
x n
xi
Keterangan = Rata-rata skor aktivitas siswa
∑xi = Jumlah skor yang diperoleh
n = Jumlah skor maksimum (dalam carolina, 2010:29)
Menafsirkan atau menentukan kategori Indeks Aktivitas Siswa sesuai
klasifikasi pada tabel 6.
Tabel 6 . Klasifikasi Indeks Aktivitas Siswa
Interval (%) Kategori
0,00 – 29,99 Sangat Rendah
30,00 – 54,99 Rendah
55,00 – 74,99 Sedang
75,00 – 89,99 Tinggi
90,00 – 100,00 Sangat Tinggi
50
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah oleh siswa pada materi pencemaran
dan pelestarian lingkungan pada kelas X semester genap SMA Gajah
Mada Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012 .
2. Penerapan model pembelajaran generatif dapat meningkatkan aktivitas
siswa pada materi pencemaran dan pelestarian lingkungan pada siswa
kelas X semester genap SMA Gajah Mada Bandar Lampung Tahun
Pelajaran 2011/2012.
B. Saran
Untuk kepentingan penelitian, maka penulis menyarankan sebagai berikut:
1. Kepada guru maupun peneliti lain yang akan menggunakan model
pembelajaran generatif, hendaknya terlebih dahulu mengajar materi lain
dengan menggunakan model pembelajaran generatif sehingga siswa
terlatih dan terbiasa dengan model yang digunakan.
2. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran generatif pada materi
51
sebagai salah satu sumber belajar alternatif dalam meningkatkan
keterampilan memecahkan masalah siswa karena model pembelajaran
generatif dapat membantu melatih cara berpikir siswa untuk memecahkan
suatu masalah.
3. Membagi pembagian waktu yang tepat dalam kegiatan inti khususnya pada
kegiatan diskusi kelompok, agar pembelajaran dengan menggunakan