MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA
(Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN 1 Cibogo Kabupaten
Bandung Barat)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Komala Dewi Ainun 1003488
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Bandung Barat)
Oleh
Komala Dewi Ainun
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Komala Dewi Ainun 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah ...
B. Rumusan Masalah ...
C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Hasil Penelitian ...
E. Hipotesis Tindakan ...
F. Devinisi Operasional ...
BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI
MATEMATIS PADA SISWA SEKOLAH DASAR MATERI
BANGUN RUANG SEDERHANA ...
A. Pembelajaran Matematika ...
B. Model Pembelajaran Generatif ...
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Teori Belajar Brunner ...
2. Teori Belajar Piaget ...
3. Teori Belajar Vygotsky ...
D. Kemampuan Koneksi Matematis ...
E. Bangun Ruang Sederhana ...
1. Pengertian Bangun Ruang ...
2. Kubus ...
a. Luas Permukaan Kubus ...
b. Volume Kubus ...
3. Balok ...
a. Luas Permukaan Balok ...
b. Volume Balok ...
F. Penelitian yang Relevan ...
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. Metode Penelitian ...
B. Model PTK yang Dikembangkan ...
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ...
D. Subjek Penelitian ...
E. Prosedur Penelitian ...
F. Instrumen Penelitian ...
G. Analisis dan Interpretasi Data ...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Pelaksanaan ...
a. Siklus I ...
b. Siklus II ...
3. Kemampuan Koneksi Matematis ...
a. Siklus I ...
b. Siklus II ...
B. Pembahasan ...
1. Perencanaan ...
2. Pelaksanaan ...
3. Kemampuan Koneksi Matematis ...
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A. Simpulan ...
B. Rekomendasi ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN ... 75
79
81
87
87
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang sangat berperan
penting dalam upaya penguasaan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu, Matematika
dipelajari pada semua jenjang pendidikan, dengan harapan pendidikan matematika
dapat menumbuhkembangkan kemampuan dan pribadi siswa yang sejalan dengan
tuntutan kehidupan masa depan (Setyawan, 2013, hlm. 1). Oleh karena itu,
penguasaan ilmu matematika sangat penting dimiliki oleh siswa untuk
menghadapi perkembangan zaman yang menuntut sesuatu lebih cepat, praktis dan
efisien.
Matematika di sekolah dasar merupakan salah satu pelajaran yang penting
untuk dipelajari. Seperti yang tercantum dalam standar isi KTSP (Depdiknas,
2006), pembelajaran matematika di sekolah memiliki tujuan agar siswa memiliki:
1. Kemampuan memahami konsep, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan
mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien dan tepat
dalam pemecahan masalah.
2. Kemampuan mengkomunikasikan gagasan dan simbol, tabel, grafik, atau
diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3. Kemampuan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematis
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematis.
4. Kemampuan strategis dalam membuat (merumuskan), menafsirkan dan
menyelesaikan model matematis dalam penyelesaian masalah.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari standar isi KTSP, disebutkan bahwa kemampuan memahami dan
menjelaskan keterkaitan antar konsep tersebut menjadi salah satu tujuan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterkaitan antar konsep bisa dikatakan sebagai kemampuan koneksi matematis.
Itu berarti kemampuan koneksi matematis ini ada pada urutan pertama pada
tujuan pembelajaran matematika yang memegang peran penting dalam
pembelajaran matematika. Oleh karena itu, kemampuan koneksi matematis
penting untuk dimiliki siswa. Siswa yang memiliki kemampuan koneksi
matematis dapat lebih memahami materi secara keseluruhan dan materi tersebut
akan bertahan lama dalam ingatan siswa karena siswa akan mampu
menghubungkan antar topik dalam matematika, dengan topik di luar matematika,
dan dengan kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dalam peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 6 tahun 2006
ditegaskan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut (untuk pendidikan dasar). Selain itu, tujuan
pembelajaran matematika dalam kurikulum pendidikan Indonesia tersirat dengan
jelas keinginan yang ingin dicapai yaitu: kemampuan pemecahan masalah
(problem solving), kemampuan berargumentasi atau bernalar (reasoning),
kemampuan berkomunikasi (communication), kemampuan membuat koneksi
(connection), serta kemampuan representasi (representation). Kemampuan
mengaitkan konsep yang satu dengan konsep yang lainnya merupakan suatu cara
seseorang mendapatkan pengetahuan baru. Selain itu, kemampuan mengaitkan
suatu konsep dengan konsep yang lainnya erat kaitannya dengan kemampuan
koneksi matematis. Hal ini dikarenakan siswa dituntun untuk bisa memahami
lebih dari satu konsep dan merelasikannya. Kemampuan koneksi matematis
merupakan kemampuan untuk mengaitkan antar konsep dalam matematika,
mengaitkan konsep matematika dengan konsep di luar matematika, maupun
kemampuan untuk mengkaitkan konsep matematika dengan kehidupan nyata.
Tetapi, pada kenyataannya kemampuan koneksi matematis siswa masih
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dilaksanakan pada tanggal 11 maret 2014. Dari semua soal yang terdapat
dalam UTS matematika yang memuat indikator kemampuan koneksi matematis,
hanya 18,75% siswa kelas V yang memperoleh nilai di atas KKM sehingga
penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan koneksi matematis siswa kelas V
masih rendah.
Rendahnya kemampuan koneksi matematis menjadi masalah karena dalam
matematika terdapat konsep-konsep yang saling barkaitan satu sama lain. Materi
yang terdapat dalam UTS yaitu materi pecahan dan bangun ruang. Dalam materi
pecahan, terdapat keterkaitan antara konsep pecahan, KPK dan perkalian. Jika
siswa tidak bisa mengaitkan atau tidak menguasai materi tersebut, maka siswa
akan mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal matematis. Selain itu,
berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis kepada wali kelas V,
dalam materi bangun ruang, siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan konsep
bangun ruang dengan kehidupan sehari-hari dimana berdasarkan data hasil
ulangan harian mengenai materi bangun ruang, hanya 12,5 % siswa yang
mendapatkan nilai di atas KKM.
Berdasarkan hasil UTS, observasi dan wawancara, dapat disimpulkan
bahwa masalah yang terjadi di kelas V dalam pembelajaran matematika ialah
siswa sulit untuk mengkaitkan antar konsep matematika, serta konsep matematika
dengan kehidupan nyata. Cara mengajar guru yang cenderung teacher centered
dan siswa yang cenderung pasif dalam proses pembelajaran merupakan beberapa
penyebab kemampuan koneksi matematis siswa rendah.
Model pembelajaran generatif merupakan model pembelajaran yang
berdasarkan konstruktivisme bahwa pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa.
Selain itu, setelah siswa mengkontruksi pengetahuan barunya, siswa dapat
mengkoneksikan pengetahuan barunya tersebut dengan pengetahuan lain yang
telah didapatkan siswa dan juga dengan kehidupan sehari-hari, sehingga melalui
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
koneksi matematis siswa akan meningkat dan siswa tidak lagi mengalami
kesulitan dalam mengaitkan antar konsep matematika, dan matematika dengan
kehidupan sehari-hari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, secara umum permasalahan yang akan diteliti adalah “bagaimanakah penerapan model pembelajaran generatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat materi bangun ruang sederhana?”
Masalah tersebut dijabarkan ke dalam rumusan masalah yang lebih khusus
yaitu berupa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran model pembelajaran generatif pada
siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat
materi bangun ruang sederhana?
2. Bagaimanakah perkembangan pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran
generatif pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kabupaten
Bandung Barat materi bangun ruang sederhana?
3. Bagaimanakah peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa kelas
V Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat materi bangun
ruang sederhana dengan menggunakan model pembelajaran generatif?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan penelitian
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat materi bangun ruang sederhana.
Tujuan khusus penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan perencanaan pembelajaran model pembelajaran
generatif pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 1 Kabupaten
Bandung Barat materi bangun ruang sederhana.
2. Untuk mendeskripsikan perkembangan pelaksanaan pembelajaran model
pembelajaran generatif pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 1
Kabupaten Bandung Barat materi bangun ruang sederhana.
3. Untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa
kelas V Sekolah Dasar Negeri Cibogo 1 Kabupaten Bandung Barat materi
bangun ruang sederhana dengan menggunakan model pembelajaran generatif.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pembelajaran dan manfaat,
diantaranya sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sebuah teori baru mengenai
model pembelajaran generatif yang dapat meningkatkan kemampuan koneksi
matematis pada siswa kelas V SDN 1 Cibogo sehingga dapat dijadikan sebagai
dasar dalam pengembangan penelitian tindakan kelas dan dapat dijadikan upaya
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang diarahkan untuk meningkatkan kemampuan koneksi
matematis siswa, serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan kemampuan koneksi matematis siswa sehingga siswa dapat
menyelesaikan masalah matematis mengenai luas permukaan dan volume bangun
ruang sederhana.
b. Bagi guru
Mendapatkan pengalaman tentang model pembelajaran generatif.
c. Bagi sekolah :
1) Sebagai informasi untuk memberikan ketertarikan tenaga kependidikan agar
lebih banyak menerapkan metode pembelajaran yang aktif, efektif dan
inovatif.
2) Memberikan sumbangan bagi peningkatan kualitas sekolah dalam melakukan
inovasi pembelajaran matematika di sekolah dasar.
d. Bagi peneliti lain
Sebagai bahan kajian bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai
model pembelajaran generatif.
E. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah “apabila guru menerapkan
model pembelajaran generatif dengan tepat dalam pembelajaran matematika,
maka kemampuan koneksi matematis siswa kelas V SDN 1 Cibogo Kabupaten
Bandung Barat akan meningkat”.
F. Definisi Operasional
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
koneksi matematis pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Cibogo Kabupaten
Bandung Barat materi bangun ruang sederhana. Untuk menghindari
kesalahpahaman dalam memahami masalah penelitian, maka variabel-variabel
penelitian ini dijelaskan masing-masing batasannya secara operasional dalam
uraian berikut.
1. Model Pembelajaran Generatif
Model Pembelajaran Generatif merupakan suatu model pembelajaran yang
dikembangkan oleh Osborn dan Wittrock (1985) dimana model pembelajaran
generatif merupakan salah satu model pembelajaran yang berusaha menyatukan
gagasan-gagasan baru dengan gagasan yang telah dimiliki siswa yang
berlandaskan pada paham konstruktivisme, dengan asumsi dasar bahwa
pengetahuan dikonstruksi dalam pikiran siswa.
Model Pembelajaran Generatif mempunyai lima tahap, yaitu tahap
orientasi, tahap pengungkapan ide, tahap tantangan dan restrukturisasi, tahap
penerapan konsep dan tahap melihat kembali.
2. Kemampuan Koneksi Matematis Materi Bangun Ruang Sederhana
Menurut Kusuma (dalam Haety, 2013, hlm. 8) kemampuan koneksi
matematis merupakan kemampuan matematis tingkat tinggi yang dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk mengaitkan antar konsep matematika secara internal
yang berhubungan dengan matematika itu sendiri ataupun keterkaitan secara
eksternal yaitu matematika dengan bidang lain, bidang studi lain, maupun dengan
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kemampuan koneksi matematis
merupakan kemampuan mengaitkan konsep-konsep matematika secara internal
(dalam matematika itu sendiri) maupun secara eksternal (konsep matematika
dengan bidang lain).
Menurut NCTM (dalam Hardianty, 2012, hlm. 16) indikator kemampuan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Mengenal dan dapat memanfaatkan kaitan antar konsep dalam matematika.
b. Memahami bagaimana konsep-konsep dalam matematika saling berkaitan dan
mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu struktur yang utuh dan
koheren.
c. Mengenal dan dapat menerapkan matematika dalam konteks di luar
matematika.
Dalam penelitian ini, pengukuran kemampuan koneksi matematis siswa
dilakukan dengan mengukur ketercapaian indikator-indikatornya. Adapun
indikator kemampuan koneksi matematis dalam penelitian ini adalah:
a. Mengaitkan antar konsep matematika.
b. Menyatakan representasi yang ekuivalen untuk konsep yang sama.
c. Menerapkan konsep matematika dalam konteks masalah kehidupan
sehari-hari.
Penilaian kemampuan koneksi matematis ini dapat dilihat dari hasil tes
evaluasi yang dilaksanakan di akhir tiap siklus.
Bangun ruang sederhana dalam penelitian ini ialah bangun ruang
berbentuk prisma segi empat (kubus dan balok). Adapun sub materi dalam
penelitian ini ialah luas permukaan dan volume bangun ruang sederhana. Luas
permukaan merupakan luas gabungan bangun datar yang dapat dibentuk
sedemikian rupa sehingga membentuk bangun ruang. Sedangkan, volume
merupakan ukuran yang menyatakan besaran isi suatu bangun ruang. Adapun
standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam penelitian ini adalah:
a) Standar kompetensi
6 Memahami sifat-sifat bangun dan hubungan antar bangun.
b) Kompetensi dasar
6.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar dan bangun
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK). Menurut Hopkins (dalam Natalia, 2008, hlm. 4) PTK adalah suatu
tindakan yang dilakukan oleh guru atau kelompok guru untuk menguji
anggapan-anggapan dari suatu teori pendidikan dalam praktik, atau sebagai arti dari evaluasi
dan melaksanakan seluruh prioritas program sekolah. Sementara itu, menurut
Elliot (dalam Natalia, 2008, hlm. 5) PTK adalah kajian tentang situasi sosial
dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan PTK ialah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis terhadap
berbagai tindakan yang dilakukan oleh guru, yang juga bertindak sebagai peneliti,
sejak disusunnya suatu perencanaan sampai penilaian terhadap tindakan nyata di
dalam kelas yang berupa kegiatan belajar-mengajar. Hal ini dilakukan dalam
rangka memperbaiki kondisi pembelajaran di dalam kelas serta untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran (Natalia, 2008, hlm. 7).
Tujuan utama pembuatan PTK (Natalia, 2008, hlm. 10) adalah untuk
memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan guru
dalam pengembangan profesionalnya. Secara rinci, tujuan PTK antara lain:
1. Meningkatkan kualitas isi, masukan, proses dan hasil pendidikan dalam
pembelajaran di sekolah.
2. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah
pembelajaran.
3. Hasil penelitian dapat mendukung langsung pembelajaran yang sedang
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
5. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan kualitas pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
Selain itu, menurut Natalia (2008, hlm. 12) ada beberapa prinsip yang
dijadikan acuan dalam pembuatan PTK, diantaranya sebagai berikut:
1. Masalah yang diangkat berasal dari pengalaman guru selama proses
pembelajaran di kelas.
2. Penelitian berfokus pada data pengamatan dengan maksud untuk menelaah
ada atau tidaknya kemajuan serta perubahan dari tindakan yang dilakukan.
3. Penelitian bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas.
4. Tindakan yang dipilih peneliti harus spesifik, sederhana dan mudah
dilakukan.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan sebagai salah satu upaya untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas pendidikan terutama proses dan hasil belajar
siswa pada level kelas. Penelitian formal yang selama ini banyak dilakukan, pada
umumnya belum menyentuh langsung persoalan nyata yang dihadapi guru di
kelas sehingga belum mampu meningkatkan efisiensi dan kualitas pembelajaran.
Selain meningkatkan kualitas pembelajaran, PTK juga berguna bagi guru untuk
menguji suatu teori pembelajaran, apakah sesuai dengan kondisi kelas yang
dihadapi atau tidak. Melalui PTK guru dapat memilih dan menerapkan teori atau
strategi pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi kelasnya. Hal ini perlu
disadari karena setiap proses pembelajaran biasanya dihadapkan pada konteks
tertentu yang bersifat khusus (Riana, 2013, hlm. 27).
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model PTK yang digunakan yaitu Model Kemmis & Taggart. Desain
Kemmis & Taggart menggunakan model yang dikenal dengan sistem spiral
refleksi diri yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi.
Desain model Kemmis & McTaggart pada hakikatnya berupa
perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat-perangkat terdiri dari empat
komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai sebagai satu siklus.
Oleh karena itu, pengertian siklus adalah satu putaran kegiatan yang terdiri dari
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Jika satu siklus telah selesai
diimplementasikan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang yang
dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.
Gambar alur PTK model Kemmis & Mc Taggart adalah sebagai berikut.
Identifikasi
Rumusan Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan Observasi
Refleksi Siklus 1
Perencanaan
Pelaksanaan Observasi
Refleksi Siklus 2
Perencanaan Siklus 3
Pelaksanaan Observasi
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3. 1
Alur PTK Adaptasi Model Kemmis dan Mc. Taggart
Langkah pertama pada setiap siklusnya ialah perencanaan. Setelah itu,
dilakukan pelaksanaan tindakan dan observasi yang dilakukan secara bersamaan.
Pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti, sedangkan observasi dilaksanakan
oleh peneliti dan observer, dimana peneliti mengamati siswa dan observer
mengamati peneliti dan siswa. Setelah tahap pelaksanaan tindakan dan observasi,
langkah selanjutnya ialah refleksi. Proses refleksi ini memegang peran yang
sangat penting dalam menentukan suatu keberhasilan PTK. Dengan suatu refleksi
yang tajam dan terpercaya akan didapat suatu masukan yang sangat berharga dan
akurat bagi penentuan langkah tindakan selanjutnya. Apabila hasil refleksi siklus
pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan tidak sebagaimana yang
diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana perbaikan untuk dilaksanakan
pada siklus kedua.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN 1 Cibogo, Jl. Tangkuban Parahu
No 87 Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat. Sedangkan, penelitian ini
dilaksanakan pada bulan April s.d Juni 2014.
D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Cibogo dengan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai
berikut.
1. Orientasi Lapangan
a. Observasi dan evaluasi terhadap kegiatan pembelajaran untuk memperoleh
gambaran pelaksanaan pembelajaran matematika selama ini.
b. Wawancara dengan pihak sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperoleh
informasi tentang gambaran pelaksanaan pembelajaran dan kendala yang
dihadapi dalam pembelajaran matematika.
c. Mengidentifikasi masalah-masalah pembelajaran yang terdapat di sekolah
tempat penelitian.
2. Tahap Perencanaan
a. Menetapkan pokok bahasan yang akan digunakan dalam penelitian. Hal ini
dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menyusun instrumen
penelitian.
b. Merancang dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan
dilakukan sehingga proses pembelajaran dapat lebih terarah untuk mencapai
tujuan dari pembelajaran.
c. Menyusun instrumen penelitian. Instrumen penelitian berfungsi untuk
merekam semua data-data yang dibutuhkan sehingga instrumen penelitian
harus disusun secara baik.
d. Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing. Hal ini dilakukan agar
instrumen yang dibuat memiliki kualitas yang baik.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Pelaksanaan Tindakan
a. Siklus 1
1) Perencanaan
a) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Antisipasi Didaktik Pedagogik
(ADP), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja
Kelompok (LKK) dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif.
b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, lembar
wawancara, dan tes untuk mengukur kemampuan koneksi matematis pada
siswa materi bangun ruang sederhana.
c) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.
d) Merevisi instrumen jika diperlukan.
2) Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran
Generatif. Adapun langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Generatif
adalah sebagai berikut.
a) Guru menjelaskan orientasi pembelajaran hari ini, yaitu dengan menyebutkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini dan
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari.
b) Guru bertanya kepada siswa mengenai luas permukaan bangun ruang.
c) Siswa mengungkapkan idenya mengenai luas permukaan bangun ruang
dengan cara mengaitkan konsep bangun datar dengan jaring-jaring bangun
ruang.
d) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
orang.
e) Guru membagikan gunting, LKK, kubus dan balok kepada setiap kelompok
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan merepresentasikan rumus luas permukaan kubus dan balok berdasarkan
petunjuk yang terdapat dalam LKK.
f) Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa dan berdiskusi mengenai
luas permukaan kubus dan balok.
g) Setelah selesai, setiap kelompok maju dan mempresentasikan rumus luas
permukaan hasil temuannya masing-masing.
h) Guru memberi soal latihan pemecahan masalah kepada masing-masing siswa.
i) Siswa yang ditunjuk guru maju ke depan untuk membahas soal yang
diberikan guru.
j) Guru mengulas kemabali garis besar materi ajar yang telah dipelajari pada
pertemuan ini.
k) Guru bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
l) Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
3) Observasi
a) Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif berlangsung.
b) Melakukan tes kemampuan koneksi matematis di akhir pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Generatif untuk mendapatkan data mengenai
peningkatan kemampuan siswa.
c) Menyebarkan lembar wawancara kepada siswa setelah pembelajaran selesai.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif.
4) Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan sebagai
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Siklus II
1) Perencanaan
a) Menyusun instrumen pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Kelompok (LKK) serta Antisipasi
Didaktik Pedagogik (ADP) dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif.
b) Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, lembar
wawancara, dan tes untuk mengukur kemampuan koneksi matematis pada
siswa materi bangun ruang sederhana.
c) Konsultasi instrumen kepada dosen pembimbing.
d) Merevisi instrumen jika diperlukan.
2) Pelaksanaan
a) Guru menjelaskan orientasi pembelajaran hari ini, yaitu dengan menyebutkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran hari ini serta
mengaitkan materi yang akan dipelajari dengan materi yang telah dipelajari
dan kehidupan sehari-hari.
b) Guru bertanya kepada siswa mengenai volume bangun ruang.
c) Siswa mengungkapkan idenya mengenai volume bangun ruang.
d) Guru membagi siswa ke dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
orang.
e) Guru membagikan LKS, kubus satuan, kubus transparan dan balok transparan
kepada setiap kelompok untuk mengerjakan tantangan yang diberikan guru
yaitu menemukan sendiri dan merepresentasikan rumus volume kubus dan
balok berdasarkan petunjuk yang terdapat dalam LKS.
f) Setiap kelompok mengerjakan lembar kerja siswa dan berdiskusi mengenai
volume kubus dan balok.
g) Setelah selesai, setiap kelompok maju dan mempresentasikan rumus volume
kubus dan balok hasil temuannya masing-masing.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i) Siswa yang ditunjuk guru maju ke depan untuk membahas soal yang
diberikan guru.
j) Guru mengulas kemabali garis besar materi ajar yang telah dipelajari pada
pertemuan ini.
k) Guru bertanya mengenai hal yang belum dimengerti.
l) Guru meluruskan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.
3) Observasi
a) Observer melakukan observasi menggunakan lembar observasi yang
digunakan untuk mengetahui aktivitas guru maupun siswa selama
pembelajaran dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif berlangsung.
b) Melakukan tes kemampuan koneksi matematis di akhir pembelajaran dengan
Model Pembelajaran Generatif untuk mendapatkan data mengenai
peningkatan kemampuan siswa.
c) Menyebarkan lembar wawancara kepada siswa setelah pembelajaran selesai.
Wawancara dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran
dengan penerapan Model Pembelajaran Generatif.
4) Refleksi
Data yang diperoleh dianalisis sesegera mungkin berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Setelah dianalisis, kemudian direfleksikan.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpul data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran matematika
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Antisipasi Didaktik Pedagogik (ADP) berdasarkan langkah-langkah model
pembelajaran generatif sebagai antisipasi guru terhadap pelaksanaan
pembelajaran.
b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan penerapan model
pembelajaran generatif sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran setiap
siklus.
c. Lembar Kerja Siswa (LKK) yang digunakan untuk memfasilitasi siswa dalam
menemukan konsep dan merepresentasikan suatu ide matematis dengan cara
berdiskusi bersama teman kelompoknya.
2. Instrumen Pengumpul Data
Instrumen pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
a. Lembar observasi
Lembar observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktifitas guru
dan siswa selama pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran generatif.
Lembar observasi juga sebagai bahan refleksi apakah proses pembelajaran
berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun atau tidak.
b. Lembar Soal Kemampuan Koneksi Matematis
Lembar soal kemampuan koneksi matematis diberikan di setiap akhir
siklus untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa
dalam materi bangun ruang sederhana setelah mengikuti pembelajaran dengan
penerapan Model Pembelajaran Generatif.
c. Lembar Wawancara
Lembar wawancara digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran generatif.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis Kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini adalah aktivitas siswa dan guru
terhadap pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran generatif di kelas V
SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat. Analisis data kualitatif dalam
penelitian ini (dalam Sugiyono, 2008, hlm. 246 ) terdiri atas: (1) data reduction
(reduksi data), (2) data display (display data) dan (3) conclusion
drawing/verification. Data dianalisis dengan menggunakan data reduksi yaitu
dengan merangkum dan memilih data sesuai tujuan penelitian, dengan seperti itu
memudahkan peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya. Kemudian peneliti
melakukan display data dengan cara menyajikan data dalam bentuk grafik, tabel
atau sejenisnya sehingga mudah dipahami. Dan terakhir verification dengan cara
menarik kesimpulan awal sehingga dapat disusun tindakan selanjutnya dari
kekurangan atau temuan-temuan dalam kegiatan penelitian.
2. Analisis Kuantitatif
Analisis Kuantitatif digunakan pada data hasil tes kemampuan koneksi
matematis dengan menganalis peningkatan indikator kemampuan koneksi
matematis, peningkatan kemampuan koneksi matematis tiap siswa, peningkatan
rata-rata tiap siklus, peningkatan KKM tiap siklus, dan peningkatan kemampuan
siswa pada cluster rendah, tinggi, sedang.
a. Menghitung nilai rata-rata dengan rumus.
X = ∑�
Keterangan:
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
n = jumlah siswa
X = nilai rata-rata kelas
b. Menghitung Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa dari Tiap
Siklus
Untuk mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis materi
bangun ruang sederhana dari setiap siklus yang telah dilakukan dengan
mengetahui gain rata-rata yang telah dinormalisasi berdasarkan efektivitas
pembelajaran dengan rumus sebagai berikut. Hake (dalam Prabawanto, 2011: 13)
� = � � � − �+ 1 − ( � � � − �)
� � −( � � � − �)
Tingkat perolehan skor gain ternomalisasi dikategorikan ke dalam tiga
kategori yang ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut.
Tabel 3.1
Interpretasi Indeks Gain Ternormalisasi
Skor Gain Ternormalisasi Interpretasi
(<g>) > 0,7 Tinggi
0,3 ≤ (<g>) ≤ 0,7 Sedang (<g>) < 0,3 Rendah
c. Menghitung Persentase Aktifitas Guru dan Siswa
Berdasarkan lembar observasi yang dinilai oleh observer, diperoleh
persentase aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan pembelajaran dengan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
% = ∑ �
15 x 100 %
Keterangan:
∑ N = jumlah aspek yang terlaksana selama pembelajaran
15 merupakan jumlah aspek secara keseluruhan, apabila aspek yang terlaksana
adalah 15 aspek, maka persentase aktivitas guru selama pembelajaran adalah
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini akan dipaparkan simpulan dan rekomendasi berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model pembelajaran
generatif untuk meningkatan kemampuan koneksi matematis pada siswa kelas V
SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat materi Bangun Ruang Sederhana.
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas V SDN 1
Cibogo Kabupaten Bandung Barat tentang penerapan model pembelajaran
generatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada siswa materi
bangun ruang sederhana diperoleh simpulan sebagai berikut.
1. Pada tahap perencanaan, penulis menyusun Antisipasi Didaktik Pedagogik
(ADP). ADP yang dibuat penulis disusun berdasarkan langkah-langkah
model pembelajaran generatif. Adapun langkah-langkah model pembelajaran
generatif menurut Wittrock (Nursyamsiah, 2010: 13) adalah: (1) tahap
orientasi; (2) tahap pengungkapan ide; (3) tahap tantangan dan restrukturisasi;
(4) tahap penerapan konsep; dan (5) tahap melihat kembali. Pada tahap
orientasi, penulis mengantisipasi respon siswa jika siswa tidak mengetahui
pengetahuan awalnya mengenai konsep volume, maka guru
mengantisipasinya dengan memberi penjelasan kembali mengenai konsep
volume dengan mengaitkan konsep volume ke dalam kehidupan sehari-hari
dengan menggunakan media air mineral gelas dan gelas ukur. Pada tahap
pengungkapan ide, penulis mengantisiasi jika siswa tidak mengetahui
pengertian volume, maka penulis kembali melakukan antisipasi atau
percobaan sama seperti pada tahap orientasi dan diskusi bersama guru. Pada
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
volume kubus dan balok yang direpresentasikan semua kelompok sama, dan
masih tersedia banyak waktu, maka guru memberi waktu 5 menit pada siswa
untuk membuat representasi lain mengenai rumus volume kubus dan balok.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada tahap penerapan konsep, jika di menit ke 20 siswa belum selesai
mengerjakan soal dan mengalami banyak kesulitan dalam mengerjakan soal,
maka guru membahas soal tersebut dan siswa memperhatikan penjelasan
guru. Pada tahap melihat kembali, penulis membuat antisipasi jika terjadi
miskonsepsi pada siswa mengenai volume kubus dan balok, maka guru
meluruskan miskonsepsi tersebut.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran generatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis
pada siswa kelas V SDN 1 Cibogo materi bangun ruang sederhana telah
berlangsung dan terlaksana sesuai dengan perencanaan pembelajaran
berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran generatif, yaitu: (1) tahap
orientasi, pada tahap ini guru dan siswa mengaitkan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang telah dipelajari dan dengan kehidupan
sehari-hari; (2) tahap pengungkapan ide, pada tahap ini siswa dan guru melakukan
tanya jawab mengenai materi yang akan dipelajari, selain itu pada tahap ini
siswa mengungkapkan idenya mengenai materi yang sedang dipelajari dan
meluruskan ketika terjadi misskonsepsi pada siswa; (3) tahap tantangan dan
restrukturisasi, pada tahap ini siswa bersama kelompoknya membangun
pengetahuannya mengenai materi yang akan dipelajari berdasarkan petunjuk
yang terdapat dalam LKK dengan menggunakan kubus satuan dan kubus dan
balok transparan yang disediakan guru, setelah itu siswa pun
merepresentasikan temuannya ke dalam bahasa matematika, pada tahap ini
guru menjadi fasilitator; (4) tahap penerapan konsep, pada tahap ini siswa
mengerjakan soal penerapan konsep volume kubus dan balok dalam masalah
kehidupan sehari-hari, setelah siswa selesai mengerjakan tugasnya, guru
membahas soal penerapan konsep tersebut; serta (5) tahap melihat kembali,
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pertemuan ini, selain itu pada tahap ini siswa bertanya mengenai hal yang
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan catatan lapangan, setelah pembelajaran matematika dengan
penerapan model pembelajaran generatif, siswa telah berubah dan
berkembang ke arah yang lebih baik. Hal tersebut dapat dilihat dari catatan
lapangan penulis bahwa dalam siklus II siswa menjadi lebih terbuka ketika
ada hal yang tidak dimengerti olehnya langsung ditanyakan kepada guru.
Selain itu, berdasarkan lembar jawaban hasil evaluasi siklus II dimana siswa
sudah terbiasa untuk menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan
dalam soal sehingga hal tersebut dapat mempermudah siswa dalam
menyelesaikan soal matematis, terutama soal-soal mengenai kemampuan
koneksi matematis. Hal tersebut sejalan dengan peningkatan ketuntasan
belajar dan kemampuan koneksi matematis yang akan dibahas berikutnya.
3. Kemampuan koneksi matematis pada siswa mengalami peningkatan setelah
menerapkan model pembelajaran generatif. Hal tersebut dapat terlihat dari
hasil evaluasi koneksi matematis yang mengalami peningkatan. Hasil
rata-rata evaluasi siklus I ialah 38,50 dengan tingkat ketuntasan 0% atau tidak ada
siswa yang tuntas pada siklus ini, sedangkan nilai rata-rata siklus 2 ialah 50
dengan tingkat ketuntasan sebesar 36%. Selain itu, terdapat 43% siswa yang
mengalami peningkatan kemampuan koneksi matematis dengan interpretasi
sedang, dan 57% mengalami peningkatan kemampuan koneksi matematis
dengan interpretasi rendah.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai penerapan model
pembelajaran generatif untuk meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada
siswa kelas V SDN 1 Cibogo Kabupaten Bandung Barat materi Bangun Ruang
Sederhana, maka penulis merekomendasikan beberapa hal bagi pendidik atau
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bagi guru, ketika membuat perencanaan pembelajaran sebaiknya
memperhatikan alokasi waktu yang disesuaikan dengan langkah-langkah
model pembelajaran generatif. Selain itu, dalam melaksanakan pembelajaran
dengan penerapan model pembelajaran generatif sebaiknya harus lebih bisa
mengkondisikan siswa sehingga semua siswa dapat terlibat aktif dalam
pembelajaran generatif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membuat
kesepakatan bersama siswa mengenai aturan-aturan kelas. Selain itu, dalam
pelaksanaan pembelajaran generatif sebaiknya peneliti memfasilitasi siswa
dengan media pembelajaran yang tepat. Model pembelajaran generatif
sebaiknya diterapkan di awal kompetensi dasar yang menyangkut
kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep, karena dalam model
pembelajaran generatif menerapkan pendekatan konstruktivisme, dimana
siswa membangun sendiri pengetahuannya. Penerapan model pembelajaran
generatif terbukti dapat meningkatkan kemampuan koneksi matematis pada
siswa, tetapi model pembelajaran generatif tidak bisa menuntaskan hasil
belajar seluruh siswa pada KD 6.5 Matematika kelas V. Jadi, sebaiknya jika
guru ingin menuntaskan hasil belajar siswa pada KD 6.5 sebaiknya tidak
menerapkan model pembelajaran generatif, karena KD 6.5 mengenai
pemecahan masalah sebaiknya guru menerapkan model atau pendekatan
pembelajaran yang berbasis masalah atau yang dapat mempermudah siswa
dalam proses pemecahan masalah.
2. Bagi peneliti selanjutnya jika ingin meneliti mengenai kemampuan koneksi
matematis sebaiknya mencari solusi misalnya berupa model pembelajaran
yang terdapat kaitannya dengan kemampuan koneksi matematis dan materi
ajar yang akan dipelajari dalam penelitian. Selain itu, peneliti membuat
perencanaan pembelajaran berupa Antisipasi Didaktik Pedagogik (ADP)
sebaik mungkin karena ADP sangat bermanfaat ketika pelaksanaan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran yang digunakan yang disesuaikan dengan materi dan kegiatan
pembelajaran serta kemungkinan respon siswa. Ketika melaksanakan
penelitian, sebaiknya memperhatikan alokasi waktu yang sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Penelitian ini pula dapat
dijadikan bahan kajian bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti mengenai
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amelia. (2010). Pengaruh Model Pembelajaran Generatif terhadap Kemampuan
Koneksi Matematis Siswa. (Skripsi). UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta:
Depdiknas.
Dahar, R.W. (2006). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga
Fauzy, M.A. (2011). Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis dan
Kemandirian Belajar Siswa dengan Pendekatan Pembelajaran
Metakognitif di Sekolah Menengah Pertama. (Disertasi). Sekolah
Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
Haeruman. (2013). Model Pembelajaran Matematika. Bandung: Rosda.
Haety, N.I. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Knisley terhadap
Peningkatan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMA. (Skripsi).
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Hardianty, H. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Strategi Pembelajaran Konflik
Kognitif (COGNITIVE CONFLICT) untuk Meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Siswa SMP. (Skripsi) pada Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kartinah. (2010). Penggunaan Model Pembelajaran Generatif (MPG) untuk
Meningkatkan Pemahaman Konsep Pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika. (Laporan Penelitian). Fakultas Pendidikan Matematika dan
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). (2006). Jakarta: Sistem Pendidikan Nasional.
Lusiana, dkk. (2009). Penerapan Model Pembelajaran Generatif (MPG) untuk
Pelajaran Matematika di Kelas X SMA Negeri 8 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika, 3 (2), hlm. 30-49.
Natalia, M M. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Tinta Emas
Nursyamsiah. (2010). Penerapan model pembelajaran generatif untuk
meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA. (Skripsi) pada
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Prabawanto, S. (2013). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah,
Komunikasi dan Self-efficacy Matematis Mahasiswa melalui
Pembelajaran dengan Pendekatan Metacognitive Scaffolding. (Disertasi).
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Raharjo, D. (2008). Matematika 3 Dimensi. Bandung: Tinta Emas Publishing.
Riana, H. (2013). Penerapan pendekatan problem solving untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman konsep operasi hitung bilangan bulat. (Skripsi).
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Sapriya, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.
Setyawan, A.A. (2013). Penerapan Model Pembelajaran Connecting –
Organizing – Reflecting – Extending (CORE) untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman dan Koneksi Matematis Siswa Sekolah Menengah Atas. (Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualitatif
dan r&d). Bandung: Alfabeta.
Komala Dewi Ainun, 2014
Penerapan Model Pembelajaran Generatif Untuk meningkatkan Kemampuan Koneksi Matematis Pada Siswa Sekolah Dasar Materi Bangun Ruang Sederhana
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sutikno, MS. (2004). Metode Pembelajaran Interaksi Sosial, Pembelajaran
Efektif, dan Retorika. Mataram: NTP Press.
Suyono, dkk. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syah, M. (2006). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Tresnawati, N. (2013). Pembelajaran generatif untuk meningkatkan kemampuan
koneksi matematis dan kemandirian belajar matematika mahasiswa.
(Tesis). Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Trianto. (2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Surabaya: Prestasi Pustaka Publisher.
Utomo D.P, dkk. (2010). Matematika untuk Kelas V SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.