• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis Pemeriksaan Fisik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Diagnosis Pemeriksaan Fisik"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

LBM 2 MODUL THT SGD 5

Kenapa pusing , mual dan muntah,saat bangun tidur ?

Kenapa terjadi penurunan pendengaran dan tinnitus ?

- Patofisiologi

 Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditorius yang

menimbulkan perasaan adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang ditransfor-masikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.

 Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti bergemuruh atau nada tinggi, seperti berdengung. Tinitus dapat terus menerus atau hilang timbul terdengar.

 Tinitus biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi. Tinitus yang disebabkan oleh gangguan konduksi, biasanya berupa .bunyi dengan nada rendah. Jika disertai dengan inflamasi, bunyi dengung ini terasa ber-denyut (tinitus pulsasi).

 Tinitus dengan nada rendah dan terdapat gangguan konduksi,

biasanya terjadi pada sum-batan liang telinga karena serumen atau tumor, tuba katar, otitis media, otosklerosis dan Iain-lain.

 Tinitus dengan nada rendah yang berpulsasi tanpa gangguan

pendengaran merupa-kan gejala dini yang penting pada tumor glomus jugulare.

(2)

mengakibatkan tinitus objektif, seperti tuba Eustachius terbuka, sehingga ketika bernapas membran timpani bergerak dan terjadi tinitus.

 Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stapedius, serta otot-otot pala-tum dapat menimbulkan tinitus objektif.

 Bila ada gangguan vaskuler di telinga te-ngah, seperti tumor karotis (carotid-body tumour), maka suara aliran darah akan meng-akibatkan tinitus juga.

 Pada tuli sensorineural biasanya timbul tinitus subjektif nada tinggi (4.000 Hz).

 Pada intoksikasi obat seperti salisilat, kina, streptomysin, dehidro-streptomysin, garamysin, digitalis, kanamycin, dapat terjadi tinitus nada tinggi, terus menerus atau hilang timbul.

 Pada hipertensi endolimfatik seperti pe-nyakit Meniere dapat terjadi tinitus pada nada rendah atau tinggi, sehingga terdengar ber-gemuruh atau berdengung. Gangguan ini di-sertai dengan tuli sensorineural dan vertigo.

 Gangguan vaskuler koklea terminal yang terjadi pada pasien

yang stres akibat gangguan keseimbangan endokrin, seperti menje-lang menstruasi, hipometabolisme atau saat hamil dapat juga timbul tinitus dan gangguan tersebut akan hilang bila keadaannya sudah normal kembali.

 Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok

Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Hubungan hipertensi dan peningkatan kolesterol?

(3)

menyertainya, misalnya sklerosis pada salah satu dari arteri auditiva interna, atau salah satu arteri tersebut terjepit. Dengan demikian bila ada perubahan konsentrasi 02, hanya satu sisi saja yang mengadakan penyesuaian, akibatnya terdapat perbedaan elektro potensial antara vestibuler kanan dan kiri. Akibatnya akan terjadi serangan vertigo. Perubahan konsentrasi 02 dapat terjadi, misalnya pada hipertensi, hipotensi, spondiloartrosis servikal. Pada kelainan vasomotor, mekanisme terjadinya vertigo disebabkan oleh karena terjadi perbedaan perilaku antara arteri auditiva interna kanan dan kiri, sehingga menimbulkan perbedaan potensial antara vestibuler kanan dan kiri.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Gangguan keseimbangan apa yang memiliki riwayat jatuh

dan kejang?

A.

Labirintitis

Definisi

Suatu proses radang yang melibatkan mekanisme telinga dalam. Terdapat beberapa klasifikasi klinis dan patologik yang berbeda. Proses dapat akut atau kronik, serta toksik atau supuratif. Labirintis toksil akut disebabkan suatu infeksi pada struktur di dekatnya; dapat pada telinga tengah atau meningen tidak banyak bedanya. Labirintis toksik biasanya sembuh dengan gangguan pendengaran dan dungsi vestibular. Hal ini diduga disebabkan oleh produk-produk toksik dari suatu infeksi dan bukan disebabkan organism hidup. Labirintis supuratif akut terjadi pada infeksi bakteri akut yang meluas kedalam struktur-struktur telinga dalam. Kemungkinan gangguan pendengaran dan fungsi vestibular secara lengkap cukup tinggi. Yang terakhir, labirintis kronik dapat timbul dari berbagai sumber dan dapat menimbulkan suatu hidrops endolimfatik atau perubahan-perubahan patologik yang akhirnya menyebabkan sklerosis labirin.

(4)

1. Klasifikasi

Berdasarkan gejala yang muncul :

 Labirinitis umum (general) : dengan gejala vertigo berat dan

tuli saraf berat

 Labirinitis terbatas (labirinitis sirkumskripta) : menyebabkan

terjadinya vertigo saja atau tuli saraf

Berdasarkan penyebaran infeksi ke ruang perilimfa :

 Labirintis serosa

a. Labirinitis serosa difus

b. Labirinitis serosa sirkumkripta

 Labirintis supuratif a. Labirinitis akut difus b. Labirinitis kronik difus

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

2. Gejala umum

Gejala klinis mula-mula hanya terdapat gangguan keseimbangan dan tuli saraf ringan.Pada keadaan yang lebih lanjut terdapat vertigo yang lebih berat disertai nausea dan muntah dan terdapat nistagmus horizontal.

Sumber : Penatalaksanaan Penyakit Dan Kelainan Tht, Fkui, 1992 .

3. Penatalaksanaan

Penderita segera dirujuk ke rumah sakit untuk :

 Operasi menghilangkan infeksi telinga tengah dan menutup fistel

 Pemberian antibiotika spectrum luas,yang baik untuk kuman aerob dan

anaerob.

 Obat simtomatis,antivertigo

 Adaptasi dalam rangka rehabilitasi.

Sumber : Penatalaksanaan Penyakit Dan Kelainan Tht, Fkui, 1992 .

B.

Mastoiditis

Mastoiditis adalah segala proses peradangan pada sel- sel mastoid yang terletak pada tulang temporal. Biasanya timbul pada anak-anak atau orang dewasa yang sebelumnya telah menderita infeksi akut pada telinga tengah. Gejala-gejala awal yang timbul adalah gejala-gejala peradangan pada telinga tengah, seperti demam, nyeri pada telinga, hilangnya sensasi pendengaran, bahkan kadang timbul suara berdenging pada satu sisi telinga (dapat juga pada sisi telinga yang lainnya)

(5)

Mastoiditis adalah hasil dari infeksi yang lama pada telinga tengah, bakteri yang didapat pada mastoiditis biasanya sama dengan bakteri yang didapat pada infeksi telinga tengah. Bakteri gram negative dan streptococcus aureus adalah beberapa bakteri yang paling sering didapatkan pada infeksi ini. Seperti telah disebutkan diatas, bahwa keadaan-keadaan yang menyebabkan penurunan dari system imunologi dari seseorang juga dapat menjadi faktor predisposisi mastoiditis.

Pada beberapa penelitian terakhir, hampir sebagian dari anak-anak yang menderita mastoiditis, tidak memiliki penyakit infeksi telinga tengah sebelumnya. Bakteri yang berperan pada penderita anak-anak ini adalah S. Pnemonieae.

Sumber : http://www.klikdokter.com/illness/detail/70

2. Gejala umum

Dari keluhan penyakit didapatkan keluarnya cairan dari dalam telinga yang selama lebih dari tiga minggu, hal ini menandakan bahwa pada infeksi telinga tengah sudah melibatkan organ mastoid.

Gejala demam biasanya hilang dan timbul, hal ini disebabkan infeksi telinga tengah sebelumnya dan pemberian antibiotik pada awal-awal perjalanan penyakit. Jika demam tetap dirasakan setelah pemberian antibiotik maka kecurigaan pada infeksi mastoid lebih besar.

Rasa nyeri biasanya dirasakan dibagian belakang telinga dan dirasakan lebih parah pada malam hari, tetapi hal ini sulit didapatkan pada pasien-pasien yang masih bayi dan belum dapat berkomunikasi.

Sumber : http://www.klikdokter.com/illness/detail/70

 Biasanya gejalamuncul dalam waktu 2 minggu atau lebih

setelah otitis media akut, dimana penyebaran infeksi telah merusak bagian dalam dari prosesus mastoideus.

 Di dalam tulang juga bisa terbentuk abses (penimbunan

nanah).

 Kulit yang melapisi prosesus mastoideus menjadi merah,

membengkak dan nyeri bila ditekan.

(6)

 Gejala lainnya adalah demam, nyeri di sekitar dan di dalam

telinga serta keluarnya cairan kental dari telinga. Nyeri cenderung menetap dan berdenyut.

 Terjadi ketulian yang berkembang secara progresif.

Sumber : ( http://medicastore.com/penyakit/824/Mastoiditis_Akut.html )

3. Diagnosis Pemeriksaan Fisik :

 Kemerahan pada kompleks mastoid

 Keluarnya cairan baik bening maupun berupa lendir (warna bergantung dari bakteri)

 Matinya jaringan keras (tulang, tulang rawan)

 Adanya abses (kumpulan jaringan mati dan nanah)

 Proses peradangan yang tetap melebar ke bagian dan organ lainnya.

 Riwayat infeksi pada telinga tengah sebelumnnya.

Pemeriksaan Penunjang :

 Pemeriksaan kultur mikrobiologi

 Pengukuran sel darah merah dan sel darah putih yang menandakan adanya infeksi

 Pemeriksaan cairan sumsum untuk menyingkirkan adanya penyebaran ke dalam ruangan di dalam kepala

 Pemeriksaan lainnnya adalah CT-scan kepala, MRI-kepala dan foto

polos kepala.

Sumber : http://www.klikdokter.com/illness/detail/70

4. Penatalaksanaan

Pengobatan dengan obat-obatan seperti antibiotik, anti nyeri, anti peradangan dan lain-lainnya adalah lini pertama dalam pengobatan mastoiditis. Tetapi pemilihan anti bakteri harus tepat sesuai dengan hasil test kultur dan hasil resistensi. Pengobatan yang lebih invasif adalah pembedahan pada mastoid. Bedah yang dilakukan berupa bedah terbuka, hal ini dilakukan jika dengan pengobatan tidak dapat membantu mengembalikan ke fungsi yang normal.

Sumber : http://www.klikdokter.com/illness/detail/70

Pengobatan biasanya diawali dengan pemberian suntikan antibiotik lalu disambung dengan antibiotik per-oral (melalui mulut), minimal selama 2 minggu.

(7)

mastoidektomi (pengangkatan sebagian tulang dan pembuangan nanah). Sumber : ( http://medicastore.com/penyakit/824/Mastoiditis_Akut.html )

BPPV/ VPPJ

Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga Benign

Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala. Beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang menimbulkan keluhan vertigo. Biasanya vertigo dirasakan sangat berat, berlangsung singkat hanya beberapa detik saja walaupun penderita merasakannya lebih lama. Keluhan dapat disertai mual bahkan sampai muntah,

sehingga penderita merasa khawatir akan timbul serangan lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita sangat berhati-hati dalam posisi

tidurnya. Vertigo jenis ini sering berulang kadang-kadang dapat sembuh dengan sendirinya. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis.

Tes apa saja untuk mengetahui kelainan keseimbangan ?

o Tes romberg

 Mata ditutup Berdiri, tangan didepan, kaki diangkat , interpretasi :lebih dari 30 detik normal

o Tes berjalan

 Berjalan ditempat 50x mata ditutup, kalau melenceng lebih dari 1 meter, badan berputar 30 derajat kelainan

o tes disdiadokinesis : telunjuk-telunjuk o Posturografiobyektif

 Alat yg dibutuhkan : force platform, komputer graficoder, busa dgn ketebalan 10cm.

 Mata ditutup dan berdiri diatas tempat tidak stabil

 Ada 4 kondisi :

(8)

 Berdiri diatas alas rata dan mata ditutup(input visual yang diganggu)

 Berdiri diatas alas busa 10cm, mata terbuka memandang titik tertentu(propioseptif)

 Berdiri di busa 10cm, mata tertutup (visual dan propioseptif)

 Interpretasi apabila terlihat ayun tubuh berlebihan, melangkah atau sampai jatuh shg perlu berpegangan. o ENG (elektronistamorafi)

 Alat yang digunakan untuk memonitoring muatan listrik pada kornea

 Test : berjalan di tempat 50 langkah, bila tempat berubah melebihi jarak 1 Uji Romberg : beridir, lengan dilipat pada dada, mata

ditutup, orang normal dapat berdiri lebih dari 30 detik

 Uji Stepping meter dan badan berputar lebih dari 30o berarti sudah terdapat gangguan

 Pemeriksaan keseimbangan secara objektif dapat dilakukan dengan posturografi dan ENG

(Nurbaiti Iskandar, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi 6. Jakarta : FKUI.)

Dix-Hallpike. Cara melakukannya sebagai berikut:

- Pertama-tama jelaskan pada penderita mengenai prosedur

pemeriksaan, dan vertigo mungkin akan timbul namun menghilang setelah beberapa detik.

- Penderita didudukkan dekat bagian ujung tempat periksa, sehingga ketika posisi terlentang kepala ekstensi ke belakang 30o – 40o,

penderita diminta tetap membuka mata untuk melihat nistagmus yang muncul.

(9)

- Dengan tangan pemeriksa pada kedua sisi kepala penderita,

penderita direbahkan sampai kepala tergantung pada ujung tempat periksa.

- Perhatikan munculnya nistagmus dan keluhan vertigo, posisi tersebut dipertahankan selama 10-15 detik.

- Komponen cepat nistagmus harusnya “up-bet” (ke arah dahi) dan ipsilateral.

- Kembalikan ke posisi duduk, nistagmus bisa terlihat dalam arah yang yang berlawanan dan penderita mengeluhkan kamar berputar ke arah berlawanan.

- Berikutnya maneuver tersebut diulang dengan kepala menoleh ke sisi kiri 45o dan seterusnya

Pada orang normal nistagmus dapat timbul pada saat gerakan provokasi ke belakang, namun saat gerakan selesai dilakukan tidak tampak lagi nistagmus. Pada pasien BPPV setelah provokasi ditemukan nistagmus yang timbulnya lambat, ± 40 detik, kemudian nistagmus menghilang kurang dari satu menit bila sebabnya kanalitiasis, pada kupulolitiasis nistagmus dapat terjadi lebih dari satu menit, biasanya serangan vertigo berat dan timbul bersamaan dengan nistagmus.2

Tes kalori.

Tes kalori ini dianjurkan oleh Dick dan Hallpike. Pada cara ini dipakai 2 macam air, dingin dan panas. Suhu air dingin adalah 30 derajat C, sedangkan suhu air panas adalah 44 derajat C. volume air yang

dialirkan kedalam liang telinga masing-masing 250 ml, dalam waktu 40 detik. Setelah air dialirkan, dicatat lama nistagmus yang timbul.

(10)

kanan atau air dingin atau air panas) pasien diistirahatkan selama 5 menit ( untuk menghilangkan pusingnya).

Anatomi dan fisiologi organ keseimbangan?

- Bagian perifer

* Reseptor di labirin kanan / kiri Tiap sisi : 3 krista ampularis

2 organ otolitik makula * Reseptor di mata

* Reseptor di propriosepsi : Tendon, sendi, rasa raba mekanis

- Bagian sentral

* Nuklei vestibulares di batang otak * Serebelum

* Formatio retikularis di batang otak * Sistim limbik

Aparatus vestibularis

o Organ sensoris untuk:

 Deteksi sensasi keseimbangan &posisi kepala

 Penyesuaian posisi mata waktu kepala bergerak

 Penyesuaian posisi tubuh waktu kepala bergerak

o Terletak ditelinga bag.dalam o Terdiri atas :

 Canalis semisirkularis untuk :

 Deteksi kecepatan sudut  Deteksi percepatan sudut

 Peramal utk pertahankan keseimbangan

 Utriculus dan Saculus untuk :

 Deteksi posisi kepala & gravitasi

 Deteksi percepatan linier Canalis semisirkularis

o Terdapat tiga buah kanalis semisirkularis yaitu superior untuk orientasi vertikal samping, inferior untuk orientasi vertikal depan, lateral untuk orientasi horizontal, fungsi:

 Deteksi kecepatan sudut

 Deteksi percepatan sudut

 Peramal utk pertahankan keseimbangan

o Masing-masing pada bagian ampula ada cupula yang mendeteksi gerakan endolymphe

(11)

2. Eye Muscle Motor Neurons berperan pada reflek vestibulo-ocular yang diperlukan untuk fiksasi pandangan,

mis.stabilisasi bayangan retina waktu kepala bergerak 3. Thalamus&cortek serebri berperan untuk kesadaran akan

posisi tubuh terhadap lingkungan dan posisi kepala 4. Lower Motor Neurons untuk hubungan dengan otot-otot

leher dan otot tubuh

5. Reticular Formation berfungsi untuk reflek keseimbangan pada otot tubuh. Juga berperan untuk reflek muntah

Utriculus dan Saculus untuk :

– Deteksi posisi kepala & gravitasi – Deteksi percepatan linier

• Utrikulus

– Untuk bdg horizontal • Sakulus

– Untuk bdg vertical

• Hubungan macula pada utrikulus dan sakulus dengan otak – Vestibulocerebellum.:

– Eye muscle motor neurons. berperan pada reflek vestibulo-ocular yang diperlukan untuk fiksasi pandangan, mis.stabilisasi

bayangan retina waktu kepala bergerak

– Thalamus and higher centers :berperan untuk kesadaran akan posisi tubuh terhadap lingkungan dan posisi kepala

– Reticular formation.

– Lower motor neurons and gamma motor neurons.

(12)

labirin tulang. Setiap labirin terdiri dari 3 kanalis semi-sirkularis (kss), yaitu kss horizontal (lateral), kss anterior (superior) dan kss posterior (inferior). Selain 3 kanalis ini terdapat pula utrikulus dan sakulus.

Keseimbangan dan orientasi tubuh seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya tergantung pada input sensorik dari reseptor vestibuler di labirin, organ visual dan proprioseptif. Gabungan informasi ketiga reseptor sensorik tersebut akan diolah di SSP, sehingga

menggam¬barkan keadaan posisi tubuh pada saat itu.

Labirin terdiri dari labirin statis yaitu utrikulus dan sakulus yang merupakan pelebaran labirin membran yang terdapat dalam

vestibulum labirin tulang. Pada tiap pelebarannya terdapat makula utrikulus yang di dalamnya terdapat sel-sel reseptor keseimbangan. Labirin kinetik terdiri dari tiga kanalis semisirkularis dimana pada tiap kanalis terdapat pelebaran yang ber¬hubungan dengan utrikulus, disebut ampula. Di dalamnya terdapat krista ampularis yang terdiri dari sel-sel reseptor keseimbangan dan se¬luruhnya tertutup oleh suatu substansi gelatin yang disebut kupula.

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh akan menimbulkan perpindahan cairan endolimfa di labirin dan selanjutnya silia sel rambut akan menekuk. Tekukan silia menyebabkan permeabilitas membran sel berubah, sehingga ion kalsium akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan terjadinya proses depolari-sasi dan akan

merangsang pelepasan neuro-transmiter eksitator yang selanjutnya akan meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak. Sewaktu berkas silia terdorong ke arah berlawanan, maka terjadi hiperpolarisasi.

(13)

mekanik akibat rangsangan otolit dan gerakan endolimfa di dalam kanalis semisirkularis menjadi energi biolistrik, sehingga dapat memberi informasi mengenai perubahan posisi tubuh akibat per-cepatan linier atau perper-cepatan sudut. Dengan demikian dapat memberi informasi mengenai semua gerak tubuh yang sedang berlangsung.

Sistem vestibuler berhubungan dengan sistem tubuh yang lain, sehingga kelainannya dapat menimbulkan gejala pada sistem tubuh bersangkutan. Gejala yang timbul dapat berupa vertigo, rasa mual dan muntah. Pada jantung berupa bradikardi atau takikardi dan pada kulit reaksinya berkeringat dingin.

Fisiologi keseimbangan?

Gerakan atau perubahan kepala dan tubuh  perpindahan cairan endolimfa di labirin  silia sel rambut menekuk  permeabilitas membrane sel berubah  ion kalsium masuk sel  terjadi proses depolarisasi dan merangsang pelepasan neurotransmitter eksotator  meneruskan impuls sensoris melalui saraf aferen ke pusat keseimbangan di otak  sewaktu berkas silia terdorong kea rah berlawanan  hiperpolarisasi

(Nurbaiti Iskandar, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi 6. Jakarta : FKUI.)

VERTIGO

Perasaan berputar.

 Vertigo spontan : timbul tanpa pemberian rangsangan.

(14)

 Vertigo posisi : timbul disebabkan oleh perubahan posisi kepala. Vertigo timbul karena perangsangan pada kupula kanalis semisirkularis oleh debris (kotoran yang menempel pada kupula kanalis semisirkularis) atau pada kelainan servikal.

 Vertigo kalori : vertigo yang terjadi pada saat tes kalori. Penting ditanyakan agar pasien dapat membandingkan perasaan vertigo dengan serangan yang dialaminya. Bila sama, maka keluhan vertigonya betul, bila beda, keluhan vertigonya dapat diragukan.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Definisi

o Vertigo berasal dari bahasa latin vertere yang artinya memutar, merujuk pada sensasi berputar sehingga mengganggu rasa keseimbangan seseorang, umumnya disebabkan oleh gangguan pada sistim keseimbangan. Berbagai macam defenisi vertigo dikemukakan oleh banyak penulis, tetapi yang paling tua dan sampai sekarang nampaknya banyak dipakai adalah yang

dikemukakan oleh Gowers pada tahun 1893 yaitu setiap gerakan atau rasa (berputar) tubuh penderita atau obyek-obyek di sekitar penderita yang bersangkutan dengan kelainan keseimbangan

Vertigo terjadi ketika beragam impuls syaraf yang berperan untuk keseimbangan tubuh mengirimkan signal-signal yang berbeda sehingga terjadi konflik. Otak biasanya menerima masukan signal untuk keseimbangan dari empat sistem sensor yang berbeda, yaitu :

(15)

1. Penglihatan memberikan informasi tentang posisi tubuh & gerakan terhadap lingkungan sekitarnya. Hal ini berperan penting terhadap mekanisme keseimbangan tubuh.

2. Syaraf sensor di persendian memberikan informasi ke otak mengenai posisi kaki, lengan & torso. Sehingga tubuh dapat memperbaiki posisinya supaya tidak kehilangan

keseimbangan.

3. Sensasi tekanan pada kulit dapat memberikan informasi mengenai posisi tubuh & gerakan yang berhubungan dengan gravitasi.

4. Bagian dalam telinga yang disebut dengan labyrinth

mempunyai kanal semisirkular yang didalamnya terdapat sel khusus yang mampu mendeteksi gerakan & perubahan posisi tubuh.

Adanya cedera ataupun penyakit seperti infeksi pada telinga bagian dalam dapat menyebabkan pengiriman signal yang keliru ke otak yang mengambarkan bahwa labyrinth mendeteksi adanya gerakan. Jika signal yang salah ini bertabrakan dengan signal dari bagian tubuh lain yang mengawasi pergerakan tubuh, maka vertigo dapat terjadi.

BPPV/ VPPJ

Vertigo posisi paroksismal jinak (VPPJ) atau disebut juga Benign

Paroxysmal Positional Vertigo (BPPV) adalah gangguan keseimbangan perifer yang sering dijumpai. Gejala yang dikeluhkan adalah vertigo yang datang tiba-tiba pada perubahan posisi kepala. Beberapa pasien dapat mengatakan dengan tepat posisi tertentu yang menimbulkan keluhan vertigo. Biasanya vertigo dirasakan sangat berat, berlangsung singkat hanya beberapa detik saja walaupun penderita merasakannya lebih lama. Keluhan dapat disertai mual bahkan sampai muntah,

sehingga penderita merasa khawatir akan timbul serangan lagi. Hal ini yang menyebabkan penderita sangat berhati-hati dalam posisi

(16)

sembuh dengan sendirinya. Vertigo pada BPPV termasuk vertigo perifer karena kelainannya terdapat pada telinga dalam, yaitu pada sistem vestibularis. BPPV pertama kali dikemukakan oleh Barany pada tahun 1921. Karakteristik nistagmus dan vertigo berhubungan dengan posisi dan menduga bahwa kondisi ini terjadi akibat gangguan otolit.

MENIERE

meniere

Definisi

Penyakit Meniere adalah suatu penyakit yang ditandai oleh serangan berulang vertigo (perasaan berputar), tuli dan tinnitus (telinga berdenging). Sumber : http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html

Etiologi

Penyebab pasti penyakit Meniere belum diketahui. Penambahan volume endolimfe diperkirakan oleh adanya gangguan biokimia cairan endolimfa dan gangguan klinik pada membrane labirin.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Patofisiologi

Gejala klinis penyakit Meniere disebabkan oleh adanya hidrops endolimfe pada koklea dan vestibulum. Hidrops yang terjadi mendadak dan hilang timbul diduga disebabkan oleh :

 Meningkatnya tekanan hidrostatik pada ujung arteri.

 Berkurangnya tekanan osmotic di dalam kapiler.

 Meningkatnya tekanan osmotic di ekstrakapielr.

 Jalan keluar sakus endolimfatikus tersumbat, sehingga terjadi penimbunan cairan endolimfa.

(17)

meluas mengenai bagian tengah dan basal koklea. Hal ini yang dapat menjelaskan terjadinya tuli saraf nada rendah pada penyakit Meniere.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Manifestasi klinis

Terdapat trias atau sindrom Meniere yaitu vertigo, tinnitus dan tuli sensorineural terutama nada rendah. Serangan pertama sangat berat, yaitu vertigo disertau rasa muntah. Setiap kali berusaha untuk berdiri dia merasa berptar, mual dan terus muntah lagi. Hal ini berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, meskipun keadaannya berangsur semakin baik. Penyakit ini bisa sembuh tanpa obat dan gejala penyakit bisa hilang sama sekali. Pada serangan kedua kalinya dan selanjutnya dirasakan lebih ringan, tidak seperti serangan yang pertama kali. Pada penyakit Meniere vertigonya periodic yang makin mereda pada serangan-serangan berikutnya.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Gejalanya berupa seangan vertigo, mual dan muntah mendadak, yang berlangsung selama 3-24 jam dan kemudian menghilang secara perlahan.

Secara periodik, penderita merasakan telinganya penuh atau merasakan adanya tekanan di dalam telinga.

Pendengaran di telinga yang terkena berfluktuasi (kadang jelas, kadang kurang) tetapi semakin lama semakin memburuk.

Tinnitus bisa menetap atau hilang-timbul dan semakin memburuk sebelum, setelah maupun selama serangan vertigo.

Pada kebanyakan penderita, penyakit ini hanya menyerang 1 telinga dan pada 10-15% penderita, penyakit ini menyerang kedua telinga.

(18)

bulan atau beberapa tahun sebelum seangan vertigo.

Setelah serangan vertigo mulai, bisa terjadi perbaikan fungsi pendengaran. Sumber : http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html

Diagnosis

Anamnesis

Diagnosis dipermudah dengan dilakukannya diagnosis, yaitu :

1. Vertigo hilang timbul

2. Fluktuasi gangguan pendengaran berupa tuli saraf

3. Menyingkirkan kemungkinan penyebab dari senral, misalnya tumor n. VII.

Bila gejala-gejala khas penyakit Meniere pada anamnesis ditemukan, maka diagnosis penyakit Meniere dapat ditegakkan.

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik diperlukan hanya untuk menguatkan diagnosis penyakit ini. Bila dalam anamnesis terdapat riwayat fluktuasi pendengaran, sedangkan pada pemeriksaan ternyata terdapat tuli sensorineural, maka kita sudah dapat mendiagnosis penyakit Meniere, sebab tidak ada penyakit lain yang bisa menyebabkan adanya perbaikan dalam tuli senosrineural, kecuali pada penyakit Meniere.

Pemeriksaan penunjang

Dalam hal meragukan kita dapat membuktikan adanya hidrops dengan tes gliserin. Selain itu tes gliserin ini berguna untuk menentukan prognosis tindakan operatif pada pembuatan “shunt”. Bila terdapat hidrops, maka operasi diduga akan berhasil dengan baik.

Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, FK UI, ed. VI.

Penatalaksanaan

Khusus untuk penyakit Meniere, diberikan obat-obat vasodilator perifer untuk mengurangi tekanan hidrops endolimfa. Dapat pula tekanan endolimfa ini disalurkan ke tempat lain dengan jalan operasi, yaitu membuat “shunt”.

Obat-obat antiskemia, dapat pula diberikan sebagai obat alternative dan juga diberikan obat neurotonik untuk menguatkan sarafnya.

(19)

Untuk meringankan vertigo bisa diberikan scopolamin, antihistamin, barbiturat atau diazepam.

Tindakan pembedahan untuk mengurangi vertigo adalah neurektomi vestibuler, dimana dilakukan pemotongn saraf yang menuju ke kanalis semisirkularis (bagian dari telinga tengah yang mengatur keseimbangan).

Jika vertigo sangat mengganggu dan terjadi gangguan pendengaran yang berat, dilakukan labirintektomi, yaitu pengangkatan koklea (bagian dari telinga tengah yang mengatur pendengaran) dan kanalis semisirkularis. Sumber : http://medicastore.com/penyakit/826/Penyakit_Meniere.html

Pencegahan

Taktik perawatan diri tertentu dapat membantu mengurangi dampak penyakit Meniere. Pertimbangkan tips ini:

1. Duduk atau berbaring segera ketika Anda merasa pusing. Selama episode vertigo, hindari hal-hal yang dapat membuat tanda-tanda dan gejala lebih buruk, seperti gerakan tiba-tiba, lampu-lampu terang, menonton televisi atau membaca.

2. Istirahat selama dan setelah serangan. Jangan terburu-buru untuk kembali ke kegiatan normal.

3. Waspadalah terhadap kemungkinan kehilangan keseimbangan. Jatuh bisa menyebabkan cedera serius. Gunakan pencahayaan yang baik jika Anda bangun di malam hari. Pertimbangkan berjalan dengan tongkat untuk stabilitas jika Anda mengalami masalah keseimbangan kronis. 4. Hindari mengendarai mobil atau mengoperasikan mesin-mesin berat

jika Anda sering mengalami episode vertigo. Melakukan hal itu dapat menyebabkan kecelakaan dan cedera.

Referensi

Dokumen terkait

ahasis/a mampu menerti dan memahami tentan ara menidenti+ikasi ahasis/a mampu menerti dan memahami tentan ara menidenti+ikasi tumor anas pada tuba dan

Dari data yang diperoleh bahwa penerapan pola latihan berjenjang mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain suling lubang enam, hal ini bisa dilihat pada

Dari gambaran penelitian diatas, maka dapat dilakukan proses klasifikasi lovebird dengan beberapa tahap, yaitu prapengolahan yang merubah citra RGB menjadi citra

Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa informan terlkait dengan metode yang digunakan sebagai salah satu indikator proses pengembangan sumber daya manusia

Pendekatan model sosial terhadap misteri Trinitas memperlihatkan kepada kita bahwa Pribadi- Pribadi ilahi tidak pernah terisolasi (menyendiri), tetapi selalu berada dalam jalinan

jika MGMP turun sebesar 0,211 maka profesionalisme guru juga diprediksi akan mengalami penurunan sebesar 0,211, MGMP mempengaruhi kinerja mengajar guru sebesar

Kami optimis bahwa usaha ini akan berkembang karena harga bakpau yang ditawarkan terjangkau oleh mahasiswa dan masyarakat, selain itu bakpao kenari dingin

induk (pohon penghasil biji) menghasilkan biji yang memiliki sifat-sifat unggul yang berbeda seperti kandungan kimia dalam biji. Dilaporkan bila bahwa komposisi kimia dalam