• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BEI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERCATAT DI BEI"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERCATAT DI BEI

SKRIPSI

Oleh Eko Pramudyo

05.610.041

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MENEJEMEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Seraya mengucap syukur Alhamdulilah, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarNya kehadirat Allah S.W.T atas taufik dan hidayah-Nya telah tersusun skripsi ini yang berjudul ”Faktor-faktor yang mempengaruhi

Struktur Modal pada perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI Tahun 2006- 2009”.

Maksud dantujuan penyusunan skripsi ini adalah guna memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Strata satu (S1) Pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima dan mendapat bantuan serta bimbingan dari beberapa pihak. Oleh karena, itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dra. Erna Retna Rahadjeng, M.M,AFP, Dosen pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

2. Drs.H.M.Jihadi,M.Si Dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini

3. Bapak Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang 4. Ibu Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas

(5)

5. Bapak dan ibu yang telah memberikan dorongan baik moril maupun materil.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

Disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang dimiliki peneliti, oleh karena itu peneliti mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Malang, Pebruari 2011

(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……….. i

ABSTRAK ………. ii

DAFTAR ISI ………. iii

DAFTAR GAMBAR ……… iv

DAFTAR TABEL ……… v

DAFTAR LAMPIRAN ……… vi

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……… 5

C. Batasan Masalah ……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………. 8

A. Penelitian Terdahulu ……… 8

B. Tinjauan Pustaka ………. 8

a. Teori struktur Modal………... 8

1. Signaling Theory ………. 8

2. Pecking order Theory ………. 9

3. Asymmetric Information Theory ……….. 10

(7)

5. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI) ……… 12

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur modal ………… 12

c. Komponen Struktur Modal ……… 16

C. Kerangka Pikir ……….. 20

D. Hipotesis ………. 21

BAB III METODE PENELITIAN ……… 22

A. Jenis Penelitian ……….. 22

B. Jenis data ……… 22

C. Sumber Data D. Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Pengukuran……... 22

E. Populasi dan Sampel ……….. 24

F. Teknik Pengumpulan Data ……… 25

G. Teknik Analisis Data ………. 25

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Perusahaan………. 31

B. Analisis Regresi Linear Berganda ………. 35

C. Pengujian Asumsi Klasik ……… 37

D. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ………. 50

B. Saran ……… 50

(8)

Lampiran

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pikir ………. 20

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Regresi Linear Berganda ………. 36

Tabel 4.2 Koefisien determinasi ………. 37

Tabel 4.3 Kolmogorov-Smirnov Test ……… 38

Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ……… 41

Tabel 4.5 Nilai Durbin Watson untuk Uji Autokorelasi ………... 42

Tabel 4.6 Hasil Regresi Berganda Untuk Uji F ……….. 44

(10)
(11)

DAFTAR PUSTAKA

Aditya,Januarino,2006.Studi Empiris Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur modal Pada Perusahaan Manufaktur di bursa efek Jakarta tahun 2000-2003.Yogyakarta

Brigham dan Houston. 2006.Management Keuangan. Buku II, Jakarta: Erlangga

Gujarati.2005., Damodar. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga

Modigliani, F. and M.H.Miller. 1963. “Corporate Income Taxes and The Cost of Capital : a correction”. American Economic Review, pp.433-443.

Myers, Stewart C, 2006, “The Capital Structure Puzzle”, Journal of Finance, V.39, July : 575-592

Saidi. 2004. Jurnal Bisnis Dan Ekonomi. Vol. 11. STIE Stikubank Semarang

Sartono, Agus. 2008. Management Keuangan dan Aplikasi.Yogyakarta: BPFE.

Suad Husnan.2006. Manajemen Keuangan. Buku Kelima. Yogyakarta: BPFE

Sekaran,Uma.2006. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis.Jakarta:Salemba Empat

Santoso. 2002. Metoda Statistika. Edisi Keenam. Bandung: Penerbit Tarsito.

Riyanto Bambang, 2002, Dasar-dasar Pembelanjaan, Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

Priyatno.Duwi.2009. SPSS untuk Analisis Korelasi, Regresi dan

Multivariate.Yogyakarta: Gava Media.

Weston, J.F dan Brigham. 2007. Dasar Management Keuangan. Jakarta: Erlangga.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam melakukan kegiatan sehari-hari perusahaan melakukan usahanya agar dapat berkembang dari tahun ke tahun membutuhkan modal. Setiap perkembangan usaha juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan modal semakin besar, kenaikan modal tidak selalu diikuti kenaikan rentabilitas karena kenaikan modal belum dapat menentukan keuntungan atau kerugian penggunaan modal tersebut, ini bisa dilihat dalam rasio yang dihasilkan dari periode ke periode berikutnya, dengan mengetahui

perkembangan modal maka apabila terjadi penurunan. Pihak management perusahaan dapat bertindak mengambil kebijaksanaan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada perusahaan.

Dewasa ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini sektor riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Dunia Usaha mengalami banyak hambatan, salah satunya yang sangat krusial adalah masalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh kemacetan kredit - kredit yang diberikan ke dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui.

(13)

Pihak manajemen maupun pihak kreditor sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah pendanaan ini. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen. Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik oleh perusahaan besar maupun perusahaan kecil. Upaya tersebut merupakan permasalahan tersendiri bagi perusahaan, karena menyangkut pemenuhan dananya yang diperlukan. Modal merupakan salah satu elemen terpenting dalam peningkatan pelaksanaan perusahaan disamping sumber daya manusia, mesin dan metode. Perusahaan sering kali menghadapi masalah–masalah yang timbul dikarenakan kesulitan dalam hal permodalan baik dalam hal pembelanjaan maupun dalam mengalokasikan modal. Merupakan tanggung jawab manajer keuangan dalam pengelolaan modal suatu perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan dalam pengelolaan modal sangat tergantung pada bagaimana seorang manajer keuangan dalam hal pembelanjaan dan pengalokasian modal perusahaan.

Apabila suatu perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya mengutamakan sumber dari dalam perusahaan, maka akan sangat mengurangi ketergantungannya kepada pihak luar. Apabila kebutuhan dana sudah sedemikian meningkatnya karena pertumbuhan perusahaan, dan dana dari sumber internal sudah digunakan semua, maka tidak ada

(14)

pilihan lain, selain menggunakan dana yang berasal dari luar perusahaan baik dari hutang (debt financing) maupun dengan mengeluarkan saham baru (external equity financing) dalam memenuhi kebutuhan dananya. Prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan bisnisnya. Pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal ataupun sumber eksternal. Karena itu, para manajer keuangan dengan tetap memperhatikan cost of capital perlu menentukan struktur modal dalam upaya menetapkan apakah kebutuhan dana perusahaan dipenuhi dengan modal sendiri ataukah dipenuhi dengan modal asing. Dalam melakukan keputusan pendanaan, perusahaan juga perlu mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi sumber-sumber dana ekonomis guna membelanjai kebutuhan-kebutuhan investasi serta kegiatan usahanya.

Besar kecilnya angka rasio struktur modal menunjukkan banyak sedikitnya jumlah pinjaman jangka panjang daripada modal sendiri yang diinvestasikan pada aktiva tetap yang digunakan untuk memperoleh laba operasi. Semakin besar angka rasio struktur modal berarti semakin banyak jumlah pinjaman jangka panjang, sehingga semakin banyak bagian dari laba operasi yang digunakan untuk membayar beban bunga tetap, dan semakin banyak aliran kas yang digunakan untuk membayar angsuran pinjaman, akibatnya semakin sedikit jumlah laba bersih sesudah pajak yang akan diterima oleh perusahaan.

Setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai operasi perusahan, yang bisa dipenuhi dari pemilik modal sendiri atau dari pihak

(15)

lain berupa hutang, dana tersebut mempunyai modal yang ditanggung perusahaan. Struktur Modal akan menentukan biaya modal. Biaya Modal adalah balas jasa yang harus dibayar perusahaan kepada masing – masing pihak yang menanamkan modal dalam perusahaan.

Dalam kaitanya dengan biaya modal sendiri maupun hutang perlu dirinci lebih lanjut, karena tiap - tiap jenis modal mempunyai konsekuensi tersendiri, baik jenis, cara perhitungan maupun ada atau tidak adanya keharusan untuk dibayarkan. Sumber modal yang dimaksud disini terbatas pada modal tetapnya saja, yaitu hutang jangka panjang, modal saham preferen dan modal saham biasa.

Perusahaan makanan dan minuman adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan dan minuman. Di Indonesia perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat, hal ini terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dari periode ke periode semakin banyak, walaupun ada beberapa perusahaan yang pernah mengalami defisiensi modal untuk sementara karena imbas dari krisis ekonomi. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik di masa sekarang maupun yang akan datang.

Alasan pemilihan sektor industri makanan dan minuman adalah karena saham tersebut merupakan saham-saham yang paling tahan krisis ekonomi dibanding sektor lain karena dalam kondisi krisis atau tidak, sebagian besar produk makanan dan minuman tetap dibutuhkan. skala produksinya

(16)

besar dan membutuhkan modal yang besar pula untuk pengembangan produk dan ekspansi pangsa pasarnya.

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk mengembangkan penelitian dengan judul: “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang tercatat di BEI”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi pokok pemasalahan dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

a. Berapa besar faktor-faktor apa yang mempengaruhi struktur modal?

b. Dari faktor-faktor diatas mana yang mempunyai pengaruh dominan terhadap struktur modal?

C. Batasan Masalah

Yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

a. Data yang akan dianalisa dalam penelitian ini adalah laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi tahun 2006-2009.

(17)

skala produksinya besar dan membutuhkan modal yang besar pula untuk pengembangan produk dan ekspansi pangsa pasarnya.

D. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui besar dari faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal

2. Untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi struktur modal perusahaan.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi : a.Perusahaan

Sebagai masukan yang dapat dijadikan tolak ukur pemikiran dalam menyusun suatu struktur modal yang optimum dengan harapan melalui pembentukan struktur modal yang maksimum, nilai perusahaan dapat ditingkatkan.

b.Investor

Sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi investor dalam menentukan alternatif pendanaan dan aspek-aspek yang mempengaruhinya, serta sebagai salah satu masukan mengenai kinerja perusahaan sehingga mempertimbangkan kebijakan calon investor dalam menanamkan modalnya.

(18)

c. Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini bisa menjadi referensi bagi para akademisi dalam melakukan penelitian yang berhubungan dengan struktur modal.

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul “Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun 2000 - 2003”.

Penelitian ini menggunakan variabel yang sama dengan penelitian sebelumnya yaitu menggunakan variabel resiko bisnis, struktur aktiva, dan profitabilitas untuk mengetahui pengaruhnya terhadap struktur modal perusahaan.

variabel Alat ukur hasil

Penelitian terdahulu Risiko bisnis, struktur aktiva, profitabilitas, skala perusahaan

Regresi berganda Smua variabel mempengaruhi secara signifikan Penelitian ini Risiko bisnis,

struktur aktiva, profitabilitas

Regresi berganda Smua variabel mempengaruhi secara signifikan

B. Tinjauan Pustaka

a. Teori Struktur Modal 1. Signaling Theory

(20)

Isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan.

Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal (Brigham dan Houston, 2006; 36).

Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram.

Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2. Pecking Order Theory

Secara singkat teori ini menyatakan bahwa : (a) Perusahaan menyukai

internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba

ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan,

maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih

(21)

sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru

akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.

Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena

ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang

berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri yang

berasal dari luar perusahaan.

Myers (2006; 25) perusahaan lebih menyukai penggunaan pendanaan

dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan

depresiasi.

3. Asymmetric Information Theory

Asymmetric Information atau ketidaksamaan informasi (Brigham dan

Houston, 2006; 35) adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang

berbeda (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang

dimiliki investor.

Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai

informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Husnan, 2006; 325).

Dengan demikian, pihak manajemen mungkin berpikir bahwa harga saham

saat ini sedang overvalue (terlalu mahal). Kalau hal ini yang diperkirakan

terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan

saham baru sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang

seharusnya.

Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham

baru, salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu

(22)

pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih

rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

4. Pendekatan Modigliani dan Miller

Sartono (2008:230) mengutip dari artikel Modigliani dan Miller (MM), menyebutkan bahwa dimungkinkan munculnya proses arbitrase yang akan membuat harga saham (nilai perusahaan) yang tidak menggunakan hutang maupun yang menggunakan hutang, akhirnya sama. Proses arbitrase muncul karena investor selalu lebih menyukai investasi yang memerlukan dana yang lebih sedikit tetapi memberikan penghasilan bersih yang sama dengan tingkat resiko yang sama pula. Dalam keadaan pasar modal sempurna dan tidak ada pajak, MM merumuskan bahwa biaya modal sendiri akan berperilaku sebagai berikut :

K

e = Keu + ( Keu - Kd ) ( B/S ) ……….. Dimana : K = Modal sendiri

K

eu = biaya modal sendiri pada saat perusahaan tidak menggunakan hutang

K

d = biaya hutang B = nilai pasar hutang S = nilai modal sendiri

(23)

tidak relevan, artinya penggunaan hutang ataukah modal sendiri akan memberikan dampak yang sama bagi kemakmuran pemilik perusahaan. Dalam keadaan ada pajak, MM berpendapat bahwa keputusan pendanaan menjadi tidak relevan. Karena pada umumnya bunga yang dibyarkan dapat dipergunakan untuk mengurangi penghasilan yang dikenakan pajak (bersifat tax deductible). Dengan kata lain apabila ada dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu menggunakan hutang sedangkan yang satunya tidak, maka perusahaan yang membayar bunga akan membayar pajak penghasilan yang lebih kecil. Penghematan membayar pajak merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai perusahaan yang menggunakan hutang akan lebih besar dari pada perusahaan yang tidak menggunakan hutang.

5. Pendekatan Laba Bersih atau Net Income (NI)

Sartono (2008:228) , pendekatan laba bersih mengasumsikan bahwa investor mengkapitalisasi atau menilai laba perusahaan dengan tingkat kapitalisasi (K

e) yang konstan dan perusahaan dapat meningkatkan jumlah hutangnya dengan tingkat biaya hutang (K

d) yang konstan pula. Karena K

e dan Kd konstan maka semakin besar jumlah hutang yang digunakan perusahaan, biaya modal rata-rata tertimbang (K

o) akan semakin kecil.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Struktur Modal

(24)

Menurut Sartono (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi penentuan

struktur modal, yaitu :

1. Risiko Bisnis

Berdasarkan pengertian risiko (Brigham dan Houston 2006: 178), risiko didefinisikan sebagai peluang atau kemungkinan terjadinya beberapa peristiwa yang tidak menguntungkan. Risiko bisnis adalah ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya.

Dalam perusahaan resiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kabangrutan. Hasil penelitian membuktikan bahwa perusahaan dengan resiko yang tinggi seharusnya menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk menghindari kemungkinan kebangrutan.

2. Struktur Aktiva

Struktur aktiva adalah perbandingan antara hutang jangka panjang perusahaan (long term debt) dengan total aktiva (total assets). Pengukuran struktur aktiva dilakukan dengan melakukan perbandingan antara total hutang jangka panjang perusahaan dengan total aktiva yang dimiliki. Kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap.

(25)

3. Profitabilitas

Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegiatan bisnis yang dilakukannya Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total asset.

Perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal.

Penilaian profitabilitas suatu perusahaan bermacam-macam tergantung pada laba dan aktiva yang akan dibandingkan antara satu dengan lainya, antara lain perbandingan laba yang berasal operasi atau usaha, laba netto sesudah pajak dengan keseluruhan aktiva, ataukah perbandingan laba netto sesudah pajak dengan modal sendiri, meskipun terdapat bermacam-macam penilaian profitabilitas suatu perusahaan namun rasio yang digunakan pada umumnya oleh para pemakai laporan keuangan adalah profitabilitas ekonomi dan profitabilitas modal sendiri.

4. Tingkat Penjualan

Perusahaan dengan penjualan yang relative stabil berarti memiliki aliran kas yang relative stabil pula, maka dapat menggunakan utang lebih besar daripada peusahaan dengan penjualan yang tidak stabi.(Sartono 2008: 248)

(26)

5. Tingkat Pertumbuhan Perusahaan

Semakin cepat pertumbuhan perusahaan maka semakin besar kebutuhan dana untuk pembiayaan ekspansi. Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi lebih baik digunakan untuk pembiayaan investasi. Potensi Perusaan ini dapat diukur dan besarnya biaya penelitian dan pengembangan.semakin besar R&D cost-nya maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh. (Sartono 2008 : 248)

6. Skala Perusahaan

Perushaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal disbanding dengan perusahaan kecil. Karena kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula. Bukti empiric menyatakan bahwa skala perusahaan berhubungan positif dengan rasio antara hutang dengan nilai buku ekuitas atau debt to book value of equity ratio. (Sartono 2008 : 249)

7. Variabel Laba dan Perlindungan Pajak

Variabel ini sangat erat kaitannya dengan stabilitas penjualan. Jika variabilitas laba perusahaan kecil maka perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk menanggung beban tetap dari utang. Ada kecenderungan bahwa penggunaan utang akan memberikan manfaat berupa perlindungan pajak. (Sartono 2008 : 249)

(27)

8. Kondisi Intern Perusahaan dan Ekonomi Makro

Perusahaan perlu menanti saat yang tepat untuk menjual saham dan obligasi. Secara umum kondisi yang paling tepat untuk menjual obligasi atau saham adalah pada saat tingkat bunga pasar sedang rendah dan pasar sedang bullish. Tidak jarang perusahaan harus memberikan signal-signal dalam rangka memperkecil informasi yang tidak simetris agar pasar dapat menghargai perusahaan secara wajar. (Sartono 2008 : 249)

c. Komponen Struktur Modal

Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapakomponen (Riyanto, 2002: 238) yaitu:

a. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang jangka waktunya adalah panjang umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen - komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari:

i. Hutang hipotik (mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan).

b) Obligasi (bond)

(28)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan.

Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu.Semakin lama jangka waktu semakin ringan syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana yang berasal dari asing atau hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya, dengan demikian seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual asset yang dijadikan jaminannya.

Oleh karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunganya akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya seperti halnya sebagian atau keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan, begitu pula sebaliknya para kreditur dapat kehilangan control sebagian atau keseluruhan dana

(29)

pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian. Struktur Modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai saham dan laba ditahan.

Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta bunga pada jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan dalam perusahaan untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar.

2 Modal Sendiri ( Shareholder Equity )

Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun extern, sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen Modal sendiri terdiri dari.

(30)

a) Modal Saham

Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perusahaan Terbatas (P.T), dimana modal saham terdiri dari.

1) Saham Biasa (Common Stock)

Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan.

2) Saham Preferen (Preferred Stock)

Saham preferen bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang.

b) Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden.Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan yang dipetaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko – risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memperlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

(31)
[image:31.595.201.455.459.645.2]

Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaahn dan dapat diperhuitungkan pada setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan investasi – investasi yang menghadapi risiko kerugian yang relative kecil, karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan. C. Kerangka Pikir

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur

Kebijakan pembelanjaan yang harus dilakukan oleh manajer keuangan adalah menentukan bagaimana seluruh aktiva perusahaan dibiayai, apakah dengan hanya menggunakan modal sendiri, pinjaman atau menggunakan kombinasi dari keduanya. Komponen struktur modal dapat dilihat di sisi

Perusahaan

Laporan Keuangan

Risiko bisnis Profitabilitas Struktur aktiva

Struktur Modal

(32)

kanan laporan neraca perusahaan, dimana yang merupakan pembiayaan pembelanjaan permanen bagi perusahaan adalah hutang jangka panjang, saham preferen dan modal biasa.

D. Hipotesis

a. Diduga bahwa struktur aktiva, resiko bisnis, dan profitabilitas mempunyai pengaruh dalam penentuan struktur modal.

b. Struktur aktiva mempunyai pengaruh besar terhadap penentuan struktur modal.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini secara umum dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil pengujian hipotesis diperoleh dukungan positif dan signifikan yang memperkuat konsep yang

23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, secara menyebut istilah pembangunan berkelanjutan (Pasal 1 angka 3), yakni “pembangunan berkelanjutan yang berwawasan

Alhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur hanya untuk-Mu ya Raab penguasa raga dan jiwa ini dan yang telah memberikan keteguhan hati serta semangat sehingga dapat

Obat kewaspadaan tinggi diberi label tanda peringatan dengan label berwarna merah pada tempat penyimpanan, wadah kemasan asli dan obat yang telah dikeluarkan dari kemasan asli

2 214596 MOHD AMIRULL RAHIM BIN MOHD NORDIN (EXAM KHAS) BPMN3023 PENGURUSAN STRATEGIK C DR. MUSTAFA

Kehancuran bumi yang diawali dengan munculnya matahari kedua, ketiga, hingga ketujuh walaupun memang terbukti ada banyak sekali matahari yang saling mengorbit satu sama lain

Hasil penelitian menunjukkan pengaruh yang lebih baik pada perlakuan umur pemangkasan 17 HST (U1) pada parameter jumlah daun, jumlah cabang, tangkai polong dan jumlah

Saya, Encik Navinkumar A/L Subramaniam telah menubuhkan Perniagaan Murni pada 1 Julai 2010 dengan modal sebanyak RM80 000 dimasukkan ke dalam akaun bank,membawa masuk