KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI PENDEKATAN PERAWAT PADA PASIEN PENYAKIT KANKER
(Studi di Rumah Sakit Onkologi Surabaya)
SKRIPSI
Ditujukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang
Sebagai Persyaratan Untuk Mendapat Gelar Sarjana (S-1)
Oleh:
Wiranda Az Zahra 08220340
JURUSAN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR JUDUL ... ii
LEMBAR PERSETUJUAN ... iii
LEMBAR PENGESAHAN ... iv
SURAT PERNYATAAN ... .v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 8
C. Tujuan ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi Dari Berbagai Macam Definisi ... 10
B. Tipe Komunikasi ... 11
C. Komunikasi Interpersonal C.1 Pengertian Komunikasi Interpesonal ... 13
C.2 Efektivitas Komunikasi Interpersonal ... 13
D. Komunikasi Persuasif ... .17
E. Komunikasi Terapeutik E.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik... 18
E.2 Tujuan Komunikasi Terapeutik ... 21
E.3 Prinsip Dasar Komunikasi Terapeutik ... 24
F. Kanker F.1 Pengertian Kanker ... 26
F.2 Jenis-Jenis Kanker ... 28
F.3 Faktor Yang Dapat Meningkatkan Resiko Terjadinya Kanker ... 29
F.4 Gejala Kanker ... 30
F.5 Kondisi Psikologis Yang Dialami Penderita Kanker ... 33
G. Manfaat Komunikasi Terapeutik ... 34
H. Dasar Teori ... 34
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 37
B. Tempat, Waktu da Lokasi Penelitian ... 37
C. Kriteria dan Penetapan Subjek Penelitian ... 38
D. Teknik Pengumpulan Data ... 39
E. Analisis Data ... 40
F. Teknik Keabsahan Data ... 41
B. Visi, Misi dan Nilai Rumah Sakit Onkologi Surabaya ... 44 C. Motto, Filosofi, dan Komintmen Rumah Sakit Onkologi
Surabaya ... 46 D. Aspek Kegiatan Rumah Sakit Onkologi Surabaya ... 47 E. Rumah Sakit Onkologi Surabaya adalah Rumah Sakit Khusus
Kanker ... 48 F. Lokasi Rumah Sakit Onkologi Surabaya ... 50 G. Struktur Manajerial Rumah Sakit Onkologi Surabaya .. 51 H. Pelayanan yang Tersedia di Rumah Sakit Onkologi Surabaya
... 52 I. Penjelasan Pelayanan di Rumah Sakit Onkologi Surabaya
... 52 J. SDM Rumah Sakit Onkologi Surabaya ... 54
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA
A. PROFIL SUBJEK PERAWAT ... 58 B. PEMBAHASAN
B.7 Respon Pasien Terhadap Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik ... 70 B.8 Peran Perawat Dalam Komunikasi Terapeutik
... 71 B.9 Bagaimana Cara Memberikan Semangat dan Dukungan Terhadap Keluarga Pasien Kanker ... 73 B.10 Peran Komunikasi Terapeutik Terhadap Pasien Kanker yang Akan di Operasi ... 74 B.11 Proses Komunikasi Terapeutik Terhadap Pasien Kanker dan Keluarganya Jika Pasien Merasa Hidup Tidak Lama Lagi ... 76 C. PROFIL SUBJEK PASIEN
... 78 D. PEMBAHASAN
D.1 Mengetahui Kanker Pada Dirinya ... 79 D.2 Perasaan Ketika di Vonis Kanker ... 80 D.3 Pengarahan yang di Berikan Oleh Perawat ... 81 D.4 Apakah Pernah Terjadi Salah Komunikasi Perawat dan Pasien ... 83 D.5 Mempercayakan dan Mendorong ... 84 D.6 Bagaimana Komunikasi yang Dilakukan Perawat
... 86 D.7 Tindakan Medis yang Dilakukan Perawat
... 87
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
MOTTO
Kita tidak akan pernah tahu, hikmah apa dibalik kegagalan. Karena dibalik kegagalan itulah kita akan menuai kesuksesan...
Tetesan air mata bukti bahwa kita selalu sabar dalam menghadapi ujian dari Allah SWT, tanpa terus-terusan mengeluh, karena dengan kepasrahan, kesabaran, dan
usaha pasti kesuksesan berpihak pada kita.
Ridho seorang ibu adalah ridho Allah SWT, jadi patuhi dan hormatilah seorang ibu, ibu, ibu barulah bapak. Seperti kata Nabi Muhammad SAW, karena dengan
itu semua Allah SWT akan merestui perjalanan kita. Saya sudah merasakan kesuksesan karena mama.
HALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya berharga ini
Untuk Allah SWT,
Mama (Wirdahlena Rambe),
Dan
Mbah ku (Toersining)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah meimpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga penelitian yang berjudul “Komunikasi Terapeutik Sebagai Pendekatan Perawat Pada Pasien Penyakit Kanker” dapat terselesaikan dengan baik. Dalam hal ini, kegiatan penelitian dimaksud untuk mendeskripsikan komunikasi terapeutik sebagai pendekatan perawat pada pasien penyakit kanker. Dalam hal ini, disadari sepenuhnya oleh peneliti bahwa penelitian ini dapat disusun berkat bantuan, bimbingan, dorongan, serta kritik dan saran dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, melalui laporan hasil penelitian ini, peneliti menyampaikan penghargaan yang tinggi dan ucapan terima kasih yang dalam kepada pihak-pihak berikut:
1. Bapak DR. Muhadjir Effendy, M.AP, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang;
2. Bapak Drs. Wahyudi Winarjo, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammdiyah Malang;
3. Bapak Nurudin, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang;
5. Bapak Joko Susilo, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing II yang memberikan bimbingan dengan penuh ketelatenan dan kesabaran, sehingga bermanfaat dalam penyusunan skripsi.
6. Bapak Nasrullah, M.Si, selaku penguji I yang memberikan komentar-komentar pedas terhadap skripsi saya, tanpa komentar-komentar bapak saya tidak bisa mempunyai semangat sampai saat ini.
7. Bapak Farid, M.Si, selaku penguji II yang sabar dan telaten membimbing saya habis selesai sidang.
8. Bapak/Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang telah memberikan motivasi dan bimbingan dengan penuh ketabahan dan ketulusan hati sebagai pendidik, sehingga dapat terselesainya skripsi ini.
9. Papa Andoyo Iwansyah dan Mama Wirdahlena Rambe, Mbahku Toersining, Abangku Prafitra Syahfiar Iwansyah, Adekku gendut Afrizal Zulfikar, yang selalu tanpa henti mendoakan dengan tulus dan memotivasi secara moril maupun materil dalam proses penyusunan skripsi ini;
10.Bapak Budiono Darmadji selaku Kepala Departemen Pengembangan Rumah Sakit Onkologi Surabaya yang telah mengijinkan saya melakukan penelitian.
11.Perawat-perawat Rumah Sakit Onkologi Surabaya yang telah membantu saya dalam proses wawancara sehingga skripsi ini terselesaikan.
13.Ach.Hamdi, jurusan Ilmu Pemerintahan (2008), yang senantiasa sabar mendengarkan keluhan, tangis serta memotivasi dan mendoakan selama penyusunan skripsi, sehingga skripsi ini selesai tepat waktu;
14.Teman-teman angkatan 2008 Ilmu Komunikasi ;
15.Mbak Kosku yang dulu (Mbak Tutik), terimakasih sering mendengarkan keluhanku. Semoga persahabatan kita selama 4 tahun bisa terjaga sampai akhir hayat.
16.Teman-teman kosku Tirto Utomo Gang 2 Perumahan Landungsari Asri No. A.53 ( Vivi dan Deby) Terimakasih ya atas bantuan kalian, maaf aku sering sekali merepotkan kalian. Mudah-mudahan pertemanan kita selama 4 tahun bisa terjaga sampai akhir hayat.
17.Sahabatku yang kuliah di Universitas Brawijaya (Sherlie), Terimakasih sering mendengar keluh kesahku.
18.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan limpahan rahmat dan hidayah-nya atas segala kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis, Amien.
ABSTRAKSI
Wiranda Az Zahra, 08220340
KOMUNIKASI TERAPEUTIK SEBAGAI PENDEKATAN
PERAWAT PADA PASIEN PENYAKIT KANKER (Studi di Rumah Sakit Onkologi Surabaya)
Pembimbing : Drs. Abdullah Masmuh, M.Si dan Joko Susilo, S.Sos, M.Si (10gambar+1 tabel+81 halaman+8lampiran)
Bibliografi; 16 buku, 12 artikel
Kata Kunci: Komunikasi Terapeutik Sebagai Pendekatan, Studi deskriptif
Komunikasi yang baik dapat meningkatkan kepatuhan pasien dalam hal pengobatan dan perawatan penyakitnya, serta mempunyai peranan yang cukup besar bagi kepuasan pasien yang berobat dan dirawat, sebaliknya hubungan interpersonal dan komunikasi yang tidak baik akan mengurangi kepuasan pasien. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang mempunyai efek penyembuhan. Karena komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara untuk memberikan informasi yang akurat dan membina hubungan saling percaya terhadap pasien, sehingga pasien akan merasa puas dengan pelayanan yang diterimanya. Apabila perawat dalam berinteraksi dengan pasien tidak memperhatikan teknik dan tahapan baku komunikasi terapeutik dengan benar dan tidak berusaha untuk menghadirkan diri secara fisik yang dapat menfasilitasi komunikasi terapeutik, maka hubungan yang baik antara perawat dan pasien akan sulit terbina. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komunikasi terapeutik sebagai pendekatan perawat kepada pasien penderita kanker di Rumah Sakit Onkologi Surabaya.
Komunikasi terapeutik termasuk komunikasi interpersonal dengan titik tolak saling memberikan pengertian antar perawat dengan pasien. Persoalan mendasar dan komunikasi ini adalah adanya saling membutuhkan antara perawat dan pasien, sehingga dapat dikategorikan kedalam komunikasi pribadi di antara perawat dan pasien, perawat membantu dan pasien menerima bantuan. Komunikasi terapeutik sangat penting dilakukan bagi penderita kanker dengan tujuan untuk memberikan motivasi bagi pasien agar mendapatkan kepercayaan sehingga proses penyembuhan dapat dilakukan dengan lancar, hal ini juga berpengaruh terhadap kesembuhan pasien.
dan dicatat dalam kegiatan penelitian, harus diusahakan kemantapannya dan kebenarannya.
Kesimpulan hasil penelitian yang diperoleh, 5 (lima) perawat yang dijadikan sumber data penelitian didapatkan hasil bahwa, pendekatan yang dilakukan oleh perawat terhadap pasien penyakit kanker di Rumah Sakit Onkologi Surabaya adalah tindakan yang sesuai dengan acuan keperawatan yang artinya didalam melakukan pendekatan pada prinsip dasarnya ada 6 nilai-nilai dasar : selalu mengedepankan pelanggan atau pasien adalah hal yang utama, Humanity, selalu mengedepankan dan mengutamakan nilai kemanusiaan/ memanusiakan pasien, Kerjasama antara perawat dan pasien menganggap si pasien sebagai
partner atau sebagai keluarga, Keterbukaan antara pasien dan perawat,
ABSTRACT
Wiranda Az Zahra, 08220340
THERAPEUTIC COMMUNICATION AS AN APPROACH TO PROVIDING CARE FOR CANCER PATIENTS IMPLEMENTED BY NURSES
A case study on Rumah Sakit Onkologi Surabaya
Thesis Advisors: Drs. Abdullah Masmuh M.Si and Joko Susilo S.Sos, M.Si (10 illustrations, 1 table, 81 pages, and 8 appendices)
Bibliography: 16 books and 12 articles
Key words: therapeutic communication as an approach, descriptive study
Good communication with patients may increase their agreement to the procedures of treatment and medication applied on them. It can also contribute greatly to the patients’ satisfaction during their treatment and medication. On the contrary, poor interpersonal relationship and communication can reduce their satisfaction. In this respect, therapeutic communication is a form of communication with healing effect. Therapeutic communication plays a role as one of the ways of providing accurate information to patients and building a trustworthy relationship with them that may lead to their satisfaction towards the services they have received. Unless the nurses of a hospital implement the standard techniques and procedures of therapeutic communication appropriately in interacting with patients and present themselves physically in a way that they can successfully facilitate such communication, there is little chance that a good nurse-patient relationship will be achieved. The objective of this research is observing the therapeutic communication as an approach implemented by nurses in caring for patients suffering from cancer at Rumah Sakit Onkologi Surabaya.
Therapeutic communication is a kind of interpersonal communication that involves building mutual understanding between nurse and patient. The essential point of this communication is the mutual respect between nurse and patient. They are involved in an interpersonal communication in which the nurse gives helps and the patient receives helps. Therapeutic communication is an important way in interacting with cancer patients for the purpose of motivating them to undertake medical treatments and to put their trust on the treatments’ benefit for their health improvement. Their approval and trust on the medical treatments are important for the progress of their healing process.
documentation. The data have been succesfully excavated , collected, and recorded in research activities, should be shought stability and truth.
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
A.Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia. Jakarta: Professional Books
Ali, Zaidin. 2002. Dasar-dasar Keperawatan Professional. Widya Medika Arwani, dan Monica Ester. 2003. Komunikasi Dalam Keperawatan. EGC, 2002 Jakarta.
B. Ellies, Rogers, dkk. 2000. Komunikasi Interpersonal dalam
Keperawatan. Teori dan Praktik. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Blais, Kathleen Koeing, etal. 2006. Praktek Keperawatan Professional :
Konsep & Perseptif. Jakarta : EGC
Caring & Communicating :Hubungan Interpersonal Dalam Keperawatan
/ Paul Morrison, Philip Burnard : alih bahasa, Widyawati, Eny Meiliya ; editor edisi bahasa indonesia, Devi Yulianti. Edisi 2. Jakarta : EGC, 2008 Dalami, Dahliar & Rochimah, 2009, Komunikasi dan Konselling dalam
Praktik Keperawatan Professional. Jakarta: EGC
Hamid. A.Y.1996. Komunikasi Terapeutik. Jakarta : EGC
Indrawati. 2003. Komunikasi Untuk Perawat. Jakarta: EGC
Keliat, B.A.2004. Hubungan Terapeutik Perawat-Klien. Jakarta : EGC
Little John W. Stephen, 2009, Teori Komunikasi (Theories of Human
Communication), Jakarta, Salemba Humanika
Machsoed, 2009, Komunikasi Keperawatan Komunikasi Terapeutik, Jakarta : GANBIKA
Mulyana, Dedy, 2005, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung, PT. Remaja Rosdakarya
Murwani, Istichomah, 2009, Komunikasi Terapeutik Panduan bagi
Musliha, Fatmawati, 2009, Komunikasi Perawat plus Materi Komunikasi
Terapeutik, Yogyakarta : NUHA MEDIKA
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC
Sugioyono, 2008, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung, Alfabeta
Suryani, 2006, Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktek, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wahid Iqbal Mubarak, Muhammad Asjidin, Abdul Muhith, Abdul Nasir, 2009, Komunikasi dalam Keperawatan (Teori dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit Salemba Medika
Non Buku :
Pemerintah Provinsi JAWA TIMUR Dinas Kesehatan. 07 Februari 2012.
Kegiatan Pengendalian Kanker di Jawa Timur. diakses tanggal 02 Maret 2012 jam 19.23 WIB).
http://dinkes.jatimprov.go.id/contentdetail/11/3/156/kegiatan_pengendalian_k anker_di_jawa_timur.html (http://id.wikipedia.org/wiki/Kanker
Yayasan Kanker Indonesia ( Indonesia Cancer Foundation) . 2012. Apakah Kanker Itu?. diakses tanggal 18 Maret 2012 Jam 12.44 WIB. http://kankerindo.org/tentang-kanker/#a01
Rumah Kanker. 2007-2012. Sembuh Dari Kanker Cara Liong Pit Lin. diakses tanggal 18 Maret 2012 Jam 12.43 WIB. http://rumahkanker.com/
Silvafresyllya’s Weblog. 2008. Pengertian Kanker. diakses tanggal 11 Maret 2012 Jam 20.39 WIB. http://silvafresyllya.wordpress.com/2008/04/04/pengertian-kanker/
EO Community. 2002-2012. Pengertian Kanker Payudara. diakses tanggal 05 Maret 2012 jam 11.22 WIB.
http://www.eocommunity.com/showthread.php?tid=5843
Rumah Sakit Dharmais Pusat Kanker Nasional (Dharmais Hospital National Cancer Center). 2009. Apa itu Kanker?. diakses tanggal 18 Maret 2012 Jam 12.40 WIB. http://www.dharmais.co.id/index.php/what-is-cancer-id.html
Kang Arul. 2012. Self Disclosure dalam Relasi Interpersonal. diakses tanggal 5 agustus 2012, Jam 23.00. http://kangarul.com/self-disclosure-dalam-relasi-interpersonal/
Kang Arul. 2012. Beberapa Penelitian tentang Self Disclosure. diakses tanggal 5 agustus 2012, Jam 23.00. http://kangarul.com/beberapa-penelitian-tentang-self-disclosure/
Pain Management Clinic-Jakarta Indonesia . 14 Mei 2012. Penanganan Nyeri Pada Kanker. diakses tanggal 5 agustus 2012, Jam 23.00.
http://painkillerclinic.wordpress.com/2012/05/14/penanganan-nyeri-pada-kanker/
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan komponen dasar dari hubungan antar manusia dan meliputi pertukaran informasi, perasaan, pikiran dan perilaku antara dua orang atau lebih. Komunikasi mempunyai dua tujuan, yaitu untuk pertukaran informasi dan mempengaruhi orang lain. Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan bahwa kita berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak social dengan orang di sekitar kita, dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa berfikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Namun menurut Scheidel tujuan dasar kita berkomunikasi adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologis kita.
Perawat yang memiliki keterampilan berkomunikasi secara terapeutik tidak hanya akan mudah menjalin hubungan rasa percaya dengan klien, tetapi juga mencegah terjadinya masalah legal, memberikan kepuasan professional dalam pelayanan keperawatan, dan meningkatkan citra profesi keperawatan, serta citra rumah sakit (Achir Yani, 1996). Akan tetapi, yang paling penting adalah mengamalkan ilmunya untuk memberikan pertolongan terhadap sesama manusia. 1
Dengan kata lain komunikasi perawat dan pasien adalah elemen penting dalam membina hubungan baik antara keduanya. Disini komunikasi dikendalikan dan dikondisikan unuk tujuan terapeutik yaitu penyembuhan pasien dari penyakit kejiwaan. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Indrawati, 2003:48). Komunikasi terapeutik terjadi apabila didahului hubungan saling percaya antara perawat klien. Dalam konteks pelayanan keperawatan kepada klien, pertama-tama klien harus percaya bahwa perawat mampu memberikan pelayanan keperawatan dalam mengatasi keluhannya, demikian juga perawat harus dapat dipercaya dan diandalkan atas kemampuan yang telah dimiliki dari aspek kapasitas dan kemampuannya sehingga klien tidak meragukan kemampuan yang dimiliki perawat. Selain itu, perawat harus mampu memberikan jaminan atas kualitas pelayanan keperawatan agar klien tidak ragu, tidak cemas, pesimis dan
1
Wahid Iqbal Mubarak, Muhammad Asjidin, Abdul Muhith, Abdul Nasir, 2009,
Komunikasi dalam Keperawatan (Teori dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit Salemba
skeptis dalam menjalani proses pelayanan keperawatan. Tidak jarang ditemukan klien menolak bila ditangani oleh salah satu perawat. Hal ini karena klien ragu atas kemampuan yang dimiliki perawat. Untuk mengurangi keraguan klien tersebut seharusnya perawat mempersiapkan diri dulu sebelum bertemu dengan klien karena konteks pertemuan perawat dan klien adalah hubungan terapeutik di mana segala bentuk komunikasi terjadi harapannya adalah untuk mempercepat kesembuhan. Perawat harus mampu menghilangkan keraguan dan kecemasan klien kalau ingin direspons klien.2
Rasa emosional yang tinggi akibat ketidakpastian klien terhadap perawat mengakibatkan klien menarik diri dan tak mau berhubungan dengan perawat sehingga terjadi kebuntuan komunikasi. Menurut Stuart G.W (1998), komunikasi terapeutik merupakan hubungan interpersonal antara perawat dank lien. Melalui hubungan ini, perawat dank lien memperoleh pengalaman belajar bersama dalam rangka memperbaiki pengalaman emosional klien.
Perawat harus memiliki tanggung jawab secara moral tinggi yang didasari atas sikap peduli dan penuh kasih sayang, serta perasaan ingin membantu orang lain untuk tumbuh dan berkembang. Addalati (1983),
Bucaille (1979), dan Amsyari (1995) menambahkan bahwa sebagai seorang
menjaga/mengabdikan rasa kemanusiaan dengan membantu orang lain mencari arti dalam sakit, penderitaan, dan keberadaannya, serta membantu orang lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pengendalian diri “Sesungguhnya setiap orang diajarkan oleh Tuhan Yang Maha Esa untuk
menolong sesame yang memerlukan bantuan”. Perilaku menolong sesama ini
perlu dilatih dan dibiasakan sehingga akhirnya menjadi bagian dari kepribadian.3
Komitmen yang tinggi dari perawat dalam pelaksanaan pelayanan keperawatan sangat dibutuhkan dalam mencapai tujuan yang optimal. Komitmen itu didasari dari keinginan yang kuat dalam memberikan pelayanan dengan harapan pelayanan yang sesuai dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Prinsip dalam pelayanan keperawatan dengan memperhatikan semua aspek yang dimiliki mempunyai sifat pelayanan yang cepat, tepat, tegas, serta dengan suasana yang tenang dan humanistik. Demikian bagi klien, komunikasi terapeutik memberikan dorongan untuk mengutarakan apa yang dikeluhkan dan sedang ia alami tanpa suatu manipulasi dengan harapan keluhannya mendapatkan pelayanan keperawatan yang sesuai.4
Harapan yang diinginkan seharusnya juga disesuaikan dengan kondisi sakitnya sehingga memerlukan penerimaan yang tinggi dan komitmen yang
3
Wahid Iqbal Mubarak, Muhammad Asjidin, Abdul Muhith, Abdul Nasir, 2009,
Komunikasi dalam Keperawatan (Teori dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit Salemba
Medika
4
Wahid Iqbal Mubarak, Muhammad Asjidin, Abdul Muhith, Abdul Nasir, 2009,
Komunikasi dalam Keperawatan (Teori dan Aplikasi), Jakarta, Penerbit Salemba
tinggi untuk mau bekerja sama dalam pelaksanaan tindakan. Harapan yang tidak relistis menyebabkan menurunnya harga diri dan menjadikan hubungan menjadi renggang sehingga timbul isolasi social menarik diri. Hal ini akan sangat menyulitkan dalam hubungan yang terapeutik. Sebab individu yang merasa kenyataan hidupnya jauh dari ideal diri akan merasa rendah diri
(Suryani dalam Taylor, Lilis dan Mone, 2006).
karena penanganan penyakit tidak menular belum sepenuhnya mendapat prioritas dari pemerintah dan berbagai pihak.
Insidens kanker di Indonesia masih belum dapat diketahui secara pasti, karena belum ada registrasi berbasis populasi yang dilaksanakan. Tetapi dari data Globocan 2002, IARC (International Agency for Research on
Cancer) didapatkan estimasi insidens kanker payudara di Indonesia sebesar
26 per 100.000 perempuan. Sedangkan data dari SIRS (Sistem Informasi Rumah sakit) di Indonesia tahun 2004 diketahui bahwa kanker payudara menempati urutan pertama pasien rawat inap (15,4%) dan pasien rawat jalan (15,78%), sedangkan berdasarkan data dari Badan registrasi Kanker Ikatan Dokter Ahli Patologi Indonesia (IAPI) tahu 1998 di 13 rumah sakit di Indonesia. Kanker diatas menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di dunia, terutama di negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti di Indonesia. Alasan utama meningkatnya kedua kanker tersebut di negara berkembang adalah karena kurangnya program penapisan yang efektif yang bertujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum terjadinya kanker maupun kanker pada stadium dini termasuk pengobatannya sebelum proses invasiv yang lebih lanjut. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur juga ikut andil dalam upaya penurunan angka kesakitan dan kematian kanker, khususnya kanker payudara.5
5
Rumah Sakit Onkologi Surabaya merupakan salah satu lembaga pelayanan khusus kanker yang unggul di Jawa Timur dan Internasional yang beralamatkan di Araya Galaxy Bumi Permai Blok A2 / 7 Surabaya. Rumah Sakit Onkologi Surabaya Pada tanggal 20 April 1995, bernama Klinik Onkologi Surabaya (KOS) lahir di Jalan Bawean 40 Surabaya, diprakarsai oleh Ario Djatmiko, Estiningtyas, Alia Wahyuna dan Ario Djatmoko. Pada tanggal 3 April 2006, perkembangan teknologi dan sistem pelayanan menuntut kami harus menyesuaikan diri. KOS berkembang menjadi Rumah Sakit Onkologi Surabaya (RSOS).6
Terkait dengan semua data dan permasalahan di atas, penelitian ini dianggap penting karena peneliti ingin mengetahui bagaimana perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik kepada pasien kanker, baik dari materi komunikasi yang disampaikan, intensitas berkomunikasi, sampai dengan reaksi pasien dalam menerima pasien dari komunikasi yang intens dan efektif dan semua strategi di dalamnya, setidaknya bisa membantu proses penyembuhan pasien kanker dan mengurangi jumlah penderita kanker yang semakin meningkat setiap tahunnya.
Terlepas dari hal itu, lokasi penelitian ini dekat dengan peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan oleh peneliti diatas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana komunikasi terapeutik sebagai pendekatan perawat kepada pasien penderita kanker di Rumah Sakit Onkologi Surabaya?”.
C. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah “Untuk mengetahui komunikasi terapeutik sebagai pendekatan perawat kepada pasien penderita kanker di Rumah Sakit Onkologi Surabaya”.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan kegunaan akademis dan praktis bagi semua pihak :
1. Manfaat Akademis
terapeutik yang dilakukan perawat kepada pasien kanker di Rumah Sakit Onkologi Surabaya.
2. Manfaat Praktis