• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMANSARI

KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

Oleh MARYATI

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif number head together di SD Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan tes. Pengumpulan data menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan siswa, kinerja guru pada proses pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar menggunakan tes.

(2)

siswa pada siklus I 67,5 sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa 79,47. Hasil belajar yang diperoleh pada siklus II ini sudah memenuhi indikator keberhasilan yang diharapkan.

(3)
(4)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKn DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV

SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMAN SARI KECAMATAN GEDONGTATAAN

KABUPATEN PESAWARAN TP 2014/2015

(Skripsi)

Oleh MARYATI

S1 PGSD GURU DALAM JABATAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)
(6)
(7)
(8)

MOTO

“Apa bila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain

dengan kekayaanmu, berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri, serta akhlak yang baik”.

(Nabi Muhammad SAW)

“Orang yang berdoa tanpa disertai perbuatan (amal), bagaikan orang yang

memanah tanpa busur”.

(9)

PERSEMBAHAN

Bismillahir Rahmanir Rahiim

Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan kerendahan hati skripsi ini saya persembahkan kepada :

1. Kakakku tercinta Romli dan Septina Umar atas dukungan dan doanya yang tak kenal lelah.

2. Teman-teman sejawat yang tidak bisa aku sebutkan satu persatu, terima kasih atas motivasinya.

3. Semua keluarga besar serta teman-temanku. 4. Almamaterku tercinta Universitas Lampung.

Terima kasih atas segala dukungan serta doa restu yang telah diberikan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

(10)

RIWAYAT HIDUP

(11)

SANWACANA

Bismillahir Rahmaanir Rahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas

dan Hasil Belajar Pkn Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif NHT Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Tamansari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran TP 2014/2015” diselesaikan.

Sudah selayaknya penulis sampaikan rasa hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si, Selaku Dekan beserta jajaran Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung yang telah memberikan ijin penelitian.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku ketua program studi PGSD.

4. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd selaku dosen pembimbing yang telah membimbing sampai skripsi ini terselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen beserta staf tata usaha jurusan Ilmu Pendidikan. 6. Ibu Drs. Tambat Usman, M.H, selaku dosen pembahas, yang telah

(12)

7. Ibu Sri Sudarti,S.Pd selaku Kepala SDN 3 Taman Sari yang telah memberi ijin penelitian.

8. Semua Dewan Guru SDN 3 Taman Kabupaten Pesawaran, atas kerjasama dan bantuannya.

9. Serta rekan – rekan mahasiswa dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu,yang telah memberikan bantuan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Pesawaran, Februari 2014 Penulis

(13)

DAFTAR ISI

C. Rumusan Masalah dan Permasalahan ··· 5

D. Tujuan

B. Pendidikan kewarganegaraan (Pkn) ··· 13

1. Latar belakang Pkn SD ··· 14

2. Tujuan Pkn SD ··· 16

C. Model Pembelajaran Kooferatif NHT ··· 17

(14)

2. Model Pembelajaran NHT ··· 19

F. Indikator Keberhasilan ··· 28

G. Prosedur Keberhasilan ··· 28

BAB IV HASIL PENELTIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian ··· 31

1. Siklus I ··· 31

2. Siklus II ··· 39

B. Pembahasan ··· 47

1. Aktivitas belajar dalam penerapan model pembelajaran NHT ··· 47

2. Hasil belajar dalam penerapan model pembelajaran NHT ··· 48

3. Kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran NHT ··· 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN ··· 51

B. SARAN ··· 52

(15)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

1. Kerangka Pikir Penelitian ... 22

2. Re a a Siklus pe belajara ……… 25

3. Siklus I perte ua ke I………. 88

4. Siklus I perte ua ke II ………..……….. 89

5. Evaluasi siklus I ……… 90

6. Siklus II perte ua ke I……… 91

7. Siklus II pertemuan ke II ………..………. 92

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

HALAMAN

1. Surat izi pe elitia ……….………. 54

2. Surat ketera ga pe elitia ……… 55

3. Silabus pe belajara ………..……….. 56

4. RPP ……… 60

5. LKS Siklus I perte ua ke I………. 70

6. LKS Siklus I perte ua ke II ………..……….. 71

7. LKS Siklus II perte ua ke I……… 72

8. LKS Siklus II perte ua ke II ………..………. 73

9. Soal i dividu siklus I………. .74

10. Soal i dividu siklus II………. 75

11. Le bar aktivitas belajar sis a siklus I perte ua ke I……….. 76

12. Le bar aktivitas belajar sis a siklus I perte ua ke II……….. 77

13. Le bar aktivitas belajar sis a siklus II perte ua ke I……….. 78

14. Lembar aktivitas belajar siswwa siklus II perte ua ke II……….. 79

15. Hasil belajar siklus I ……….. 80

16. Hasil belajar siklus II ……….. 81

17. Hasil Observasi kinerja guru siklus I dan II……… 82

18. Rekapitulasi i stru e t pe ilaia ki erja guru ……….. 83

(17)

20. Pedoman penilaian kinerja guru………. 86

21. Nama – nama anggota kelompok……… 87

22. Dokumen foto siklus I pertemuan ke satu……… 88

23. Doku e foto siklus I perte ua ke kedua……… 89

24. Doku e foto siklus II perte ua ke satu……… 91

(18)

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

1. Rerata hasil ula ga Pk ……… 3

2. Aktivitas sis a……….. 27

3. Hasil pe ga ata aktivitas sis a siklus I……….. 36

4. Hasil belajar sis a siklus I……… 37

5. Hasil obervasi ki erja guru siklus I……… 37

6. Hasil pe ga ata aktivitas sis a siklus II……….. 43

7. Hasil belajar siswa siklus II……… 44

8. Hasil obervasi kinerja guru siklus II……… 45

9. Rekapitulasi aktivitas belajar sis a……….. 48

10. Rekapitulasi Hasil belajar sis a………... 49

(19)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa karena melalui pendidikan akan terbentuk manusia yang terampil dan berkualitas dan untuk itulah bangsa Indonesia telah mengupayakan pembangunan pendidikan yang terarah dan terpadu sejalan dengan pembangunan di bidang lainnya berbagai upaya pembaharuan telah dilakukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, baik pembaharuan yang menyangkut kurikulum maupun tentang peningkatan kualitas pendidikan, khususnya mata pelajaran.

Di dalam kurikulum 2013 Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar di banding hafalan, Siswa di harapkan menjadi manusia mandiri dalam kurikulum 2013 ini, siswa di arahkan untuk mampu mengeksplor dirinya sendiri menuju arah perkembangan. Di samping itu Kurikulum 2013 menuntut guru untuk lebih bisa mengembangkan cara pembelajaran yang asyik dan menyenangkan. Proses ini mungkin tidak akan serta merta berubah dalam diri guru yang selama ini biasa”mencekoki”siswa dengan penjelasan-penjelasan gaya satu arah. Oleh karena itu guru harus bisa memposisikan diri sebagai pembimbing siswa bukan sang otoriter kelas, masalah bakat dan minat hanya siiswa sendiri yang bisa mengenali dirinya sendiri.

(20)

2

Number Head Together yang sesuai dengan pelaksanaan kegiatan mengajar berdasarkan Kurikulum 2013

Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan Nilai-nilai pancasila wahana untuk mengembangkan dan melestarikan Nilai-nilai luhur dan Moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk prilaku dalam kehidupan sehari-hari para siswa sebagai individu,anggota masyarakat dan mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hakikat pendidikan kewarganeraan adalah merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama,sosio-kultur, bahasa, usia, dan suku untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh Pancasila dan UUD 1945.

Secara umum tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai berikut : Memberikan pengertian pengetahuan dan pemahaman tentang Pancasila yang benar dan sah. Meletakan dan membentuk pola pikir yang sesuai dengan Pancasila dan cirri khas serta watak ke-Indonesiaaan.

(21)

3

belajar yang menyenangkan,sehingga proses pembelajaran PKn dapat menjadi kegiatan yang diminati siswa.

Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang berdemokrasi serta bertanggung jawab. (Depdiknas.2005 :36).

Mengacu pada Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003, Proses belajar di sekolah khususnya Sekolah Dasar (SD) harus dapat memberikan peluang kepada anak untuk dapat mengembangkan kreativitas seperti: (1) berpikir, (2) bereksplorasi, (3) bereksperimen (4) mampu untuk bertanya, (5) berpendapat. Proses pembelajaran yang hanya terpusat pada guru dapat menimbulkan pembelajaran yang tidak bermakna, akibatnya siswa pasif tidak kreatif, kurang inisiatif, dan tidak termotivasi untuk belajar aktif.

Berdasarkan observasi pada hari senin tgl 21 diperoleh data bahwa aktivitas dan hasil belajar mata pelajaran PKn masih rendah hal ini dapat dilihat pada table di bawah ini

Tabel 1 Rerata Hasil Ulangan PKn

No Kriteria Rentang Nilai Banyaknya Siswa

(22)

4

dalam belajar (2) penyampaian materi oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah dengan kurang melibatkan partisipasi siswa (3) kemampuan siswa menyelesaikan soal-soal PKn masih sangat rendah (4) sebagian siswa tidak berani bertanya dan menjawab pertanyaan guru.

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih komprehensip dan dapat mengkaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan sekitarnya. Atas dasar itulah peneliti mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT untuk keterlibatkan total semua siswa, yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individu dalam kelompok.

Menurut Suhermi (2004: 43) menyatakan bahwa “Numbered Head Together

adalah pendekatan yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut”.

Menurut Kagan (dalam Foster 2002: 11)”Numbered Head Together

(23)

5

Dari uraian di atas jelas bahwa pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT, sangat bermanfaat sehingga penulis tertarik dan berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan judul “ PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PKN DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI 3 TAMAN SARI KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai beriku:

1. Aktivitas siswa kelas IV SD Negeri 3 Tamansari tahun pelajaran 2014/2015 kurang terlibat aktif dalam mengikuti pelajaran PKn di kelas. 2. Hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 3 Tamansari selama semester

pertama tahun pelajaran 2014/2015 ≤ 50% memenuhi KKM yaitu 65. 3. Penyampaian materi oleh guru cenderung menggunakan metode ceramah

dengan kurang melibatkan partisipasi siswa.

C. Rumusan Masalah dan Permasalahan

(24)

6

1. Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif NHT, bagi siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Tahun Pelajaran 2014/2015.

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan pembelajaran kooperatif NHT, siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Tahun Pelajaran 2014/2015.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pembelajaran PKn khususnya di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran dan untuk mengatasi rendahnya aktivitas dan hasil belajar agar lebih efektif dan efisien.

Secara rinci tujuan penelitian adalah:

1. Meningkatkan aktivitas belajar PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif NHT.

(25)

7

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

1.1 Dapat memberikan pengalaman aktivitas belajar PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif NHT.

1.2 Dapat Meningkatkan hasil belajar PKn di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari, Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran Tahun Pelajaran 2014/2015 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif NHT.

2. Bagi Guru

2.1 Memberikan masukan kepada guru tentang penerapan model pembelajaran Kooperatif NHT, terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2.2 Sebagai acuan guru dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

3.1 Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas sekolah, juga dapat menambah kondusifnya hubungan antar guru karena mereka harus bekerja sama satu dengan yang lain.

(26)

8

4. Bagi Peneliti

(27)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah proses perubahan dalam perilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam berinteraksi. Hasil belajar tercermin dalam perubahan perilaku. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan kemampuan, serta perubahan aspek-aspek yang lain yang ada pada individu yang belajar.

Menurut Winataputra.U.S. dkk (2007: 24).Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaannya aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan (orang yang belajar). Guru tidak dapat melihat aktivitas pikiran dan perasaan siswa. Yang dapat diamati guru ialah manifestasinya, yaitu siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan pada diri siswa tersebut.

(28)

10

Menurut Djamarah (2006: 11) Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang meliputi segenap aspek organisme atau pribadi.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka yang dimaksud dengan belajar dalam penelitian ini adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas secara sadar yang dilakukan siswa, untuk memperoleh berbagai konsep sebagai hasil belajar siswa.

2. Aktivitas Belajar

Aktivitas belajar adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Memperhatikan penjelasan guru, bekerjasama dalam tim, berani mengemukakan pendapat, dan bisa menjawab pertanyaan

Menurut Sriyono (2000: 54), aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar

merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar. Aktivitas siswa merupakan kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah kegiatan yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat, mengerjakan tugas-tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa bekerjasama dengan siswa lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

(29)

11

mengakibatkan suasana kelas menjadi segar dan kondusif, dimana masing-masing siswa dapat melibatkan kemampuannya semaksimal mungkin. Aktivitas yang timbul dari siswa akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi.

Aktivitas belajar menurut Abdulrahman (2006: 34) adalah seluruh kegiatan siswa baik kegiatan jasmani maupun rohani yang mendukung keberhasilan belajar.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan aktivitas belajar siswa adalah kegiatan atau perilaku yang terjadi selama proses belajar mengajar, yang mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi belajar. Aktivitas pada penelitian ini adalah: 1) berani bertanya atau mengajukan pendapat, 2) mengerjakan tugas-tugas, 3) menjawab pertanyaan guru, 4) bekerja sama dengan teman lain, 5) bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.

Untuk aspek kerjasama, indikatornya antara lain adalah: (1) Bersedia membantu teman selama kegiatan pembelajaran, (2) Menghargai pendapat teman selama pembelajaran, (3) Tidak mengganggu teman saat pembelajaran.

3. Hasil Belajar

(30)

12

kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap. Sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya dalam mata pelajaran PKn siswa tidak lagi memperoleh nilai di bawah KKM (65) dengan nilai rata-rata 70 dan ketuntasan siswa 70%.

Menurut Djamarah (2001: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh-sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Menurut Hamalik (2001: 30) hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.

Menurut Hamalik (2001: 34) hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah agar siswa dapat mentransfer hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.

Ada 3 teori tentang hasil belajar, yaitu:

1. Teori Disiplin Formal (The formal Discipline Theory), yaitu teori yang menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi dapat diperkuat dengan latihan-latihan akademis.

2. Teori Unsur-unsur yang Identik (The Indentical Elements Theory), yaitu teori yang terjadi di antara situasi atau dua kegiatan yang terdapat unsur-unsur yang bersamaan (identik).

3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory), yaitu teori yang menekankan pada kompleksitas dari apa yang dipelajari, yang menekankan pada pembentukan pengertian yang dihubungkan dengan pengalaman-pengalaman lain.

(31)

13

pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan dalam kurikulum sedangkan Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal, (b) keterampilan intelektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap, dan (e) keterampilan motorik.

Berdasarkan kajian di atas, maka yang dimaksud dengan hasil belajar dalam penelitian ini adalah suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok, setelah siswa menyelesaikan semua kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kemampuan kognitif atau ranah yang mencakup kegiatan mental atau otak, kemampuan afektif atau ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai, dan psikomotor yang merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar.

B. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

(32)

14

keterlibatkan total semua siswa, yang sangat baik untuk meningkatkan aktivitas siswa pada pelajaran PKn yang selama ini menjadi momok bagi siswa karena dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT akan sangat menyenangkan dan menarik siswa untuk meningkatkan prestasi belajar siswa.

1. Latar Belakang Pendidikan PKn SD

(33)

15

(34)

16

menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

2. Tujuan PKn SD

Berdasarkan Kep. Dirjen Dikti No. 267/Dikti/2000, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan mencakup:

1. Tujuan Umum :

Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh bangsa dan negara.

2. Tujuan Khusus :

1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas sebagai WNI terdidik dan bertanggung jawab.

(35)

17

3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

Pendidikan Pancasila adalah suatu Pendidikan dengan tujuan agar warga negara dituntut untuk dapat hidup berguna dan bermakna bagi negara dan bangsanya, serta mampu mengantisipasi perkembangan dan perubahan masa depannya. Untuk itu diperlukan pembekalan IPTEKS yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai moral, dan nilai-nilai budaya bangsa. Nilai-nilai dasar tersebut berperan sebagai panduan dan pegangan hidup setiap warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

C. Model Pembelajaran Kooperatif NHT 1. Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran sistem pengajaran yang memberi kesempatan peserta didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang berstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran kelompok dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antara siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan.

(36)

18

lain untuk mencapai keberhasilan kelompok dalam belajar. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Salvin (dalam Eggen dan Kauchak, 1993), pembelajaran kooperatif, siswa dibentuk dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk bekerja sama dalam menguasai materi yang diberikan guru.

Menurut Artzt dan Newman (dalam Trianto, 2009: 56) menyatakan bahwa dalam belajar kooperatif siswa belajar bersama sebagai suatu tim dalam menyelesaikan tugas-tugas kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang sama untuk keberhasilan kelompoknya.

Zamroni (dalam Trianto, 2009: 58) mengemukakan bahwa manfaat penerapan belajar kooperatif adalah mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam wujud input pada level individual. Di samping itu, belajar kooperatif dapat mengembangkan solidaritas sosial dikalangan siswa. Kunci dari pembelajaran kooperatif adalah kerja sama. Kerja sama adalah suatu bentuk interaksi, yang pencapaian tujuan lewat bekerja bersama dalam kelompok. Pembelajaran kooperatif didefinisikan sebagai sekumpulan proses yang membantu siswa untuk berinteraksi dalam rangka mencapai tujuan tertentu atau membangun hasil akhir yang diinginkan.

Slavin (dalam Trianto, 2009: 61), konsep utama dari belajar kooperatif adalah:

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa suksesnya kelompok tergantung pada belajar individu semua anggota kelompok. Tanggung jawab ini terfokus dalam usaha untuk membantu yang lain dan memastikan setiap anggota kelompok telah siap menghadapi evaluasi tanpa bantuan orang lain.

(37)

19

sedang, dan rendah sama-sama tertantang untuk melakukan yang terbaik dan bahwa kontribusi semua anggota kelompok sangat bernilai.

Arends (dalam Trianto, 2009: 65) menyatakan bahwa ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai berikut:

1. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajar.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang, dan rendah.

3. Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang beragam: dan

4. Penghargaanlebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.

Berdasarkan kajian para ahli di atas maka Pembelajaran kooperatif memerlukan kerja sama antar siswa dan saling ketergantungan dalam struktur pencapaian tugas, tujuan, dan penghargaan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari individu dalam kelompok.

2. Model Pembelajaran NHT

(38)

20

siswa tersebut, guru tanpa memberi tahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompok tersebut.

Menurut Muhammad Nur (2005: 78), dengan cara tersebut akan menjamin keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok. Selain itu model pembelajaran NHT memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Dengan adanya keterlibatan total semua siswa tentunya akan berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru seperti yang diungkapkan oleh Ibrahim, dkk (2000: 7) bahwa dengan belajar kooperatif akan memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademik penting lainnya serta akan memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademis. Langkah-langkah Model Pembelajaran Numbered Head Together Kagan (dalam Nurhadi 2004: 66) adalah :

(39)

21

Krismanto (2003: 56) mengemukakan bahwa langkah-langkah model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) adalah:

1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam kelompok mendapat nomor, 2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya, 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota kelompok dapat mengerjakannya dan mengetahui jawabannya, 4) Guru memanggil salah satu nomor siswa dengan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka, 5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain, 6) Kesimpulan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penggunaan model pembelajaran Numbered Head Together adalah membagi siswa menjadi beberapa kelompok, memberi nomor pada masing-masing anggota kelompok, menjelaskan materi pembelajaran, memberikan kuis berupa beberapa buah soal, memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas bersama kelompoknya, memanggil salah satu nomor untuk melaporkan dan kelompok lain menanggapinya dan dilanjutkan dengan menyimpulkan pelajaran.

3. Kelebihan dan Kekurangan Numbered Head Together(NHT) 1) Kelebihan Numbered Head Together (NHT)

(40)

22

2) Kelemahan Numbered Head Together (NHT)

Dalam menggunakan model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terdapat beberapa kelemahan yang harus diwaspadai, hal ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dalam pembelajaran, adapun kelemahan-kelemahan tersebut menurut Krismanto (2003: 65) adalah “1) Siswa yang sudah terbiasa dengan cara konvensional akan sedikit kewalahan, 2) Guru harus bisa memfasilitasi siswa, 3) tidak semua mendapat giliran”.

D. Kerangka Pikir

Setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa melalui Semester Ganjil. ternyata dengan pendekatan pembelajaran yang terpusat pada guru, hasil belajar siswa dirasakan belum maksimal. Siswa yang memperolah nilai lebih dari atau sama dengan 60 hanya 38%. Rendahnya pencapaian nilai akhir peserta didik menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan belum efektif.

(41)

23

E. Hipotesis

(42)

24

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian

Penelitan ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi ( Kemmis dan Tagart dalam Wiraatmadja, 2006 : 66)

(43)

25

Adapun siklus tindakan dapat digambarkan pada gambar berikut:

Siklus Penelitian Tindakan (Arikunto.2010: 137)

B. Setting Penelitian Dan Karakteristik

Penelitian ini akan dilakukan di SDN 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester ganjil bulan April tahun pelajaran 2014/ 2015. Dengan menyesuaikan jam pelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran yang baru diterapkan penulis dalam meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Pkn di kelas IV SD negeri 3 Tamansari Kecamatan Gedongtataan jenis tindakan yang diteliti adalah partisipasi aktif siswa dan kerjasama antar siswa dalam mengkomunikasikan hasil belajarnya serta tanggung jawab terhadap tugas dan keberhasilan kelompok belajar.

Perencanaan Refleksi

Pelaksanaan Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

(44)

26

2. Subjek Penelitian

Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Taman Sari, Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran, dengan jumlah siswa 20 orang, terdiri dari 9 putera dan 11 puteri. Dengan tingkat kemampuan daya pikir, suku, ras, jenis kelamin, latar belakang sosial yang berbeda.

3. Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian ini akan d lakukan di SDN 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap bulan Juli tahun pelajaran 2014/ 2015. Dengan menyesuaikan jam pelajaran PKn pada siswa kelas IV SDN 3 Taman Sari Kecamatan Gedongtataan Kabupaten Pesawaran.

C. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan berbagai alat, yaitu : a. Observasi; untuk mengumpulkan data kualitatif

b. Lembar tes evaluasi soal – soal

D. Alat Pengumpulan Data a. Lembar Observasi

(45)

27

sehingga kegiatan observasi tidak terlepas dari kontek permasalahan dan tujuan penelitian.

b. Tes

Dalam model pembelajaran NHT digunakan pos tes dan kuis individu. c. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan tentang hasil pengamatan di kelas yang tidak terdapat pada lembar observasi.

E. Teknik Analisis Data

1. Observasi Aktivitas Siswa

Observasi dilakukan untuk mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif NHT, aktivitas dan hasil belajar PKn siswa di kelas akan lebih baik, apa pengaruhnya serta bagaimana perkembangan pembelajarannya. Lembar observasi aktivitas siswa sebagai berikut:

Tabel 2 Lembar Aktivitas Siswa Aspek

Jumlah skor Nilai Kriteria

A B C D E

Keterangan

A. Bertanya atau mengajukan pendapat B. Mengerjakan tugas-tugas

C. Menjawab pertanyaan guru D. Bekerja sama dengan teman lain

(46)

28

2. Data hasil belajar

Untuk mengetahui keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran digunakan tes tertulis. Tes yang diberikan adalah tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap konsep dan materi yang dikuasai oleh siswa yang hasilnya akan digunakan untuk pembentukan kelompok. Tes akhir digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa.

F. Indikator Keberhasilan

Kriteria keberhasilan didasarkan pencapaian kemampuan peserta didik untuk membangun pengetahuan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dapat mempelajari dan memahami lebih baik materi yang disampaikan, serta mampu mengembangkan lebih lanjut dengan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran dalam penelitian ini berhasil jika yang tuntas minimal 70% siswa dengan nilai rata-rata 70. Siswa dikatakan aktif jika mencapai ≥ 80% dari seluruh jumlah siswa dapat mengikuti semua aspek kegiatan.

G. Prosedur Penelitian

(47)

29

1. Perencanaan

Dalam tahap menyusun perencanaan pembelajaran peneliti menentukan titik-titik atau fokus peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat Silabus, RPP, Lembar Kerja Siswa, alat dan bahan pembelajaran, dan media sebagai bahan pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan berupa kegiatan pembelajaran yang telah disusun dalam perencanaan. Prosesnya mengikuti urutan kegiatan yang terdapat dalam skenario pembelajaran yang meliputi:

(1) siswa menjadi beberapa kelompok,

(2) memberi nomor pada masing-masing anggota kelompok, (3) menjelaskan materi pembelajaran,

(4) memberikan kuis berupa beberapa buah soal,

(5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk membahas bersama kelompoknya,

(6) memanggil salah satu nomor untuk melaporkan dan kelompok lain menanggapinya dan dilanjutkan dengan menyimpulkan pelajaran. 3. Pengamatan

(48)

30

4. Refleksi

(49)

51

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat disimpulkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran Pkn di kelas IV SDN 3 Taman sari. Hal ini terlihat dari penilaian aktivitas siswa pada siklus I 35,75% dan pada siklus II menjadi 41,75% atau meningkat 6%.

(50)

52

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan, peneliti mengemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sebab dengan aktivitas yang tinggi akan meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Dalam setiap kegiatan pembelajaran hendaknya para guru dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT, untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Bagi sekolah memberi motivasi guru untuk mengembangkan model pembelajaran supaya lebih kreatif dan tidak terpaku pada satu metode saja.

4. Bagi Peneliti

(51)

52

Daftar Pustaka

Abdulrahman. 2006. Macam-macam Teori Belajar.

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 12 April 2014.

Arends, Richardl, Newman. 1997. Classroom Instructional Management. New York: The McGraw-Hill Company.

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian. Yogyakarta: Reneka Cipta.

Depdiknas. 2003. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional.

Kep.Dirjen DiktiNo.267/Dikti/2000.tujuan pendidikan

Djamarah S.B, Zain Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Eggen, P. D. and Kauchak, D.P. 1993. Learning and Teaching. 2nd ed. Needham Heighr, Massachussets: All and Bacon.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara Ibrahim. dkk.2000. konsep – konsep pembelajaran

http:belajarpsikologi.com/konsep – konsep pembelajaran / di download tanggal 12 April 2014

Kagan. 2002. foster.

Krismanto. 2003.model-model pembelajaran.

http:belajarpsikologi.com/model – model pembelajaran / di download tanggal 12 April 2014.

Nurhadi. 2004.model-model pembelajaran.

http:belajarpsikologi.com/model – model pembelajaran / di download tanggal 12 April 2014.

Nur, M. 2005. Psikologi Pendidikan: Fondasi untuk Pengajaran. Surabaya: IKIP Surabaya.

Suhermi. 2004. Pengertian NHT..

(52)

53

Slavin, R, E. 1994. Educational Psychology Theory, Research, and Practise, Fifth Edition. Massachusetts: Allyn an Bacon Publishers.

Sriyono. 2000. Macam-macam Teori Belajar.

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 12 April 2014.

Taniredja, Tukiran. 2011.Model-model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Alfabeta.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya Trinandita. 1984. Macam-macam Teori Belajar:

http:belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/ di download tanggal 12 April 2014.

Gambar

TABEL
Tabel 1  Rerata Hasil Ulangan PKn
Tabel 2  Lembar Aktivitas Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Pada dunia pendidikan juga tidak terlepas dari perubahan kemajuan yang modern ini, contohnya pada Sekolah Menengah Umum XYZ, untuk memajukan mutu dan kualitas pendidikannya,

Pada penulisan ilmiah ini yang berjudul â Sistem penerimaan calon siswa pada SMUN 4 Depok dengan menggunakan Microsoft Access 2000 â menjelaskan bagaimana bagian pendaftaran

Hasil yang digunakan untuk presentasi berupa Game Centeng Robot (Level 1) dengan Robot sebagai karakter utama menembaki pesawat musuh. Selanjutnya jika robot tertabrak oleh

Abstraksi. Pemilihan pasangan pernikahan dan masalah yang muncul dalam kehidupan pernikahan adalah hal yang berkaitan, sehingga diperlukan strategi coping untuk menyikapi

Untuk menentukan faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kawasan cagar budaya Singosari Malang sebagai Heritage Tourism. Langkah awalnya adalah melakukan analisis

Perancangan ini memiliki tujuan dapat melahirkan gagasan untuk mewujudkan TPA (Tempat Pengolahan Sampah Akhir) Benowo tidak hanya sebagai tempat penampungan dan pengolahan

Model fungsi transfer pada TR 450VA dan 1300VA setelah dilakukan analisis deteksi outlier memiliki hasil parameter yang signifikan, uji asumsi residual white noise

Dokumentasi