• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH NILAI KESEHATAN, PENGETAHUAN KONSUMEN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP WORD OF MOUTH (WOM) NEGATIF PRODUK KOSMETIK QWEENA SKINCARE (Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH NILAI KESEHATAN, PENGETAHUAN KONSUMEN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAP WORD OF MOUTH (WOM) NEGATIF PRODUK KOSMETIK QWEENA SKINCARE (Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

INFLUENCE OF HEALTH VALUE, CONSUMERS KNOWLEDGE, CONSUMER TRUST AND PRODUCT ATTRIBUTES ON QWEENA SKINCARE COSMETIC PRODUCT OF NEGATIVE

WORD OF MOUTH (WOM)

By:

DESI PUSPITA WARDANI SUDIRMAN

The purpose of this research is to find out of the health value, consumers knowledge, consumer trust and product attributes on qweena skincare cosmetic product of negative word of mouth (WOM) for student in University of Lampung. The type of this research is used eksplanatory research with quantitive approach. Method of data collection is a questionnaire distributed to 100 respondents. The data analyze method are using multiple regression analysis. The results showed that the knowledge of consumers and product attributes affect to negative Word of Mouth (WOM) and significant is while the health value and consumer trust affect to negative Word of Mouth (WOM) but does not significant. Results of testing with multiple regression and partial t test showed that just knowledge of the consumer and the product attributes and significant effect to negative Word of Mouth (WOM) because value tcount> t table 5,992 > 1,660

and 4,852 > 1,660. But the F test showed that the independent variables affect the dependent variable simultaneously with the F count > F table 11,109 > 2,467. The conclusion is of four

independent variables that affect to negative Word of Mouth (WOM) only 2, they are consumer knowledge and product attributes.

(2)

PENGARUH NILAI KESEHATAN, PENGETAHUAN KONSUMEN, KEPERCAYAAN KONSUMEN DAN ATRIBUT PRODUK TERHADAPWORD OF MOUTH(WOM)

NEGATIF PRODUK KOSMETIKQWEENA SKINCARE (Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)

Oleh

DESI PUSPITA WARDANI SUDIRMAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh nilai kesehatan, pengetahuan konsumen, kepercayaan konsumen dan atribut produk terhadap perilaku Word of Mouth(WOM) negatif pada produk kosmetik Qweena Skincare di Universitas Lampung. Jenis penelitian ini adalah eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Metode Pengumpulan data menggunakan kuisioner yang didistribusikan kepada 100 responden. Analisis data menggunakan analisis regresi berganda. Secara signifikan penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan konsumen dan atribut produk mempengaruhi Word of Mouth (WOM) sedangkan nilai kesehatan dan kepercayaan konsumen mempengaruhi Word of Mouth (WOM) negatif namun pengaruh tidak signifikan. Pengujian dengan regresi berganda dan uji t secara parsial diperoleh bahwa hanya pengetahuan konsumen dan atribut produk yang berpengaruh dan signifikan terhadap Word of Mouth(WOM) negatif karena nilai thtung> ttabel5,992 > 1,660 dan 4,852 > 1,660. Namun dalam

uji F diperoleh hasil bahwa variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara simultan dengan nilai F hitung > F tabel yaitu sebesar 11,109 > 2,467. Dengan demikian dapat

disimpulkan dari 4 variabel independen hanya 2 yang berpengaruh tehadap Word of Mouth (WOM) negatif yaitu pengetahuan konsumen dan atribut produk.

(3)

(Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)

Oleh

Desi Puspita Wardani Sudirman

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA ADMINISTRASI BISNIS

Pada

Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(4)

(Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)

(Skripsi)

Oleh

Desi Puspita Wardani Sudirman

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar... Halaman

Gambar 1.1 ProdukQweena Skincare... 5

Gambar 2.1 Model Perilaku Konsumen... 14

Gambar 2.2 Hubungan Antara Sistem Afektif dan Kognitif... 15

Gambar 2.3 Mendapatkan dan Mempertahankan Kepercayaan ... 21

Gambar 2.4 Model Kepuasan-Ketidakpuasan Pelanggan ... 34

Gambar 2.5 Model Penelitian ... 45

Gambar 3.1 Hasil Uji Normalitas ... 65

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ii

HALAMAN JUDUL ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN ... vi

HALAMAN PERNYATAAN ... vii

RIWAYAT HIDUP ... viii

MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

SANWACANA ... xi

DAFTAR ISI ... xvi

DAFTAR TABEL ... xx

DAFTAR GAMBAR ... xxi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 9

1.4 Manfaat Penelitian ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen ... 11

2.2 Nilai Kesehatan Produk... 16

2.2.1 Pengertian Nilai Kesehatan ... 16

2.3 Pengetahuan Konsumen ... 17

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Konsumen ... 17

(7)

2.5.1 Pengertian Atribut Produk ... 25

2.5.2 Dimensi Atribut Produk ... 26

2.6 Word Of Mouth Communication (WOM) ... 29

2.6.1 Pengertian Word Of Mouth Communication (WOM) ... 29

2.6.2 Manfaat Word Of Mouth Communication (WOM)... 31

2.6.3 Jenis Word Of Mouth Communication (WOM) ... 32

2.6.4 Aktivitas Komunikasi Word Of Mouth negatif ... 35

2.6.5 Tekhnik Word Of Mouth Communication (WOM) ... 37

2.7 Penelitian Terdahulu ... 38

2.8 Hubungan Nilai Kesehatan, pengetahuan Konsumen, kepercayaan konsumen dan, Atribut Produk terhadap (WOM) Word Of Mouth Negatif ... 39

2.8.1 Hubungan Nilai Kesehatan terhadap(WOM) Word Of Mouth negatif ... 39

2.8.2 Hubungan Pengetahuan Konsumen terhadap (WOM) Word Of Mouth negatif ... 40

2.8.3 Hubungan Kepercayaan Konsumen terhadap (WOM) Word Of Mouth negatif ... 41

2.8.4 Hubungan Atribut Produk terhadap (WOM) Word Of Mouth negatif ... 42

2.9 Kerangka Pemikiran ... 43

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Ojek dan Susjek Penelitian ... 47

3.3 Populasi dan Sampel ... 48

3.3.1 Populasi ... 48

3.3.2 Sampel ... 48

3.3.3 Sumber Data ... 50

3.4 Definisi Konseptual ... 51

3.4.1 Definisi Operasional Variabel ... 53

3.5 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data ... 55

3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ... 55

3.5.2 Teknik Analisis Data ... 56

3.6 Pengujian Instrumen ... 58

3.6.1 Uji Validitas ... 58

3.6.2 Uji Reliabilitas ... 62

3.7 Teknik Analisis Data ... 64

(8)

3.7.1.1 Uji Normalitas ... 64

3.7.1.2 Uji Hetereroskedastisitas ... 65

3.7.1.3 Uji Multikolinearitas ... 67

3.7.2 Analisi Regresi Linier Berganda ... 68

3.8 Uji Hipotesis ... 69

3.8.1 Uji T ... 69

3.8.2 Uji F ... 70

3.8.3 Koefesiaen Determinasi (R2) ... 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Produk ... 72

4.1.1 Sejarah Singkat Qweena Skincare ... 72

4.2 Hasil Analisis Deskriptif ... 73

4.2.1 Karakteristik Responden ... 73

4.2.1.1 Responden Berdasarkan Usia ... 74

4.2.1.2 Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan Bulanan ... 75

4.2.1.3 Responden Berdasarkan Aktivitas Kampus ... 76

4.2.1.4 Responden Berdasarkan Media Sosial yang Dimilki ... 77

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden ... 78

4.2.2.1 Variabel Nilai Kesehatan (X1) ... 78

4.2.2.2 Variabel Pengetahuan Konsumen (X2) ... 79

4.2.2.3 Varabel Kepercayaan Konsumen (X3) ... 81

4.2.2.4 Variabel Atribut Produk (X4) ... 82

4.2.2.5 Variabel WOM Negatif (Y) ... 83

4.3 Hasil Analisis Data ... 86

4.3.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 86

4.4 Hasil Uji Hipotesis ... 89

4.4.1 Uji T ... 89

4.4.1.1 Uji T (X1) Nilai Kesehatan terhadap (Y) WOM Negatif ... 90

4.4.1.2 Uji T (X2) Pengetahuan Konsumen terhadap(Y) WOM Negatif ... 91

4.4.1.3 Uji T (X3) Kepercayaan Konsumen terhadap (Y) WOM Negatif ... 92

4.4.1.4 Uji T (X4) Atribut Produk terhadap (Y) WOM Negatif ... 93

4.4.2 Uji F ... 94

(9)

4.5.2 Pengaruh Pengetahuan Konsumen terhadap WOM Negatif

Konsumen Produk Kosmetik Qweena Sincare ... 99

4.5.3 Pengaruh Kepercayaan Konsumen terhadap WOMNegatif Konsumen Produk Kosmetik Qweena Sincare ... 101

4.5.4 Pengaruh Atribut Produk terhadap WOM Negatif Konsumen Produk Kosmetik Qweena Sincare ... 102

4.5.5.Pengaruh Nilai Kesehatan, Pengetahuan Konsumen, Kepercayaan Konsumen dan Atribut Produk terhadap WOM Negatif Konsumen Produk Kosmetik Qweena Sincare ... 104

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 106

5.2 Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1 Kuisioner Penelitian ... 113

Lampiran 2 Karakteristik 100 Responden... 118

Lampiran 3 Jawaban 100 Responden pada Kuisioner Penelitian ... 121

Lampiran 4 Output Uji Validitas ... 125

Lampiran 5 Output Uji Reliabilitas ... 126

Lampiran 6 Output Analisis Regresi Linier Berganda ... 129

Lampiran 7 Output Analisis Regresi Linier Sederhana ... 133

Lampiran 8 Hasil Perubahan Ordinal ke interval melaui teknik MSI ... 135

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 2.1 Tingkat Kepercayaan dan Pembelian... 32

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu ... 38

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel... 54

Tabel 3.2 Skor Pernyataan ... 58

Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas KMO ... 59

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas MSA ... 60

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Rotasi ... 61

Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas... 63

Tabel 3.7 Output Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.1 Responden Menurut Usia... 74

Tabel 4.2 Responden Menurut Tingkat Pendapatan Bulanan ... 75

Tabel 4.3 Responden Menurut Aktivitas Kampus ... 76

Tabel 4,4 Responden Menurut Media Sosial yang Dimiliki... 77

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Nilai Kesehatan (X1) ... 78

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan Konsumen (X2) ... 80

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kepercayaan Konsumen (X3) ... 81

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Atribut Produk (X4)... 82

Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Mengenai WOM Negatif (Y)... 84

Tabel 4.10 Rekapitulasi Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ... 87

Tabel 4.11 Output Uji T (X1) terhadap (Y) ... 90

Tabel 4.12 Output Uji T (X2) terhadap (Y) ... 91

Tabel 4.13 Output Uji T (X3) terhadap (Y) ... 92

Tabel 4.14 Output Uji T (X4) terhadap (Y) ... 93

Tabel 4.15 Output Uji F ... 95

(11)
(12)
(13)

Be Your Self, Do The Best and Make People Smile

and Happy Because of You

(

Desi Puspita Wardani.S

)

Hidup ini pilihan. Apapun yang membuatmu sedih,

tinggalkanlah...tanpa rasa takut akan hilangnya kebahagiaan di

masa depan.

(Mario Teguh)

"

Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan

orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka

dengan keberhasilan saat mereka menyerah

."

(14)

Alhamdulillahirobbil’alamin

Dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat kemudahan yang

diberikan dalam penyeleseian skripsi ini, serta tak luput sholawat dan salam kepada panutanku

Nabi Muhammad SAW

Kupersembahkan Karya Kecilku Ini Untukmu

Sang Penenang Jiwa Ibuku tercinta dan kepada Pahlawanku Bapakku

Yang Selalu Mendukungku Dalam Segala Kekuranganku Dan Selalu Menyayangiku Dalam

Setiap Langkahku Hingga Aku mendapatkan Keberhasilan Ini Kalian Tetap Mendampingiku.

Terima Kasih Bapak dan Ibu, I LOVE U SO MUCH.

Keluarga besarku yang selalu mendoakan dan mendukungku

demi kesuksesan dan keberhasilanku ini

Sahabat-sahabat Terbaikku

Dosen Pembimbing dan Penguji yang sangat berjasa Dan seluruh dosen yang telah membantu,

mengarahkan dan membagi ilmunya untuk bekalku di masa depan.

Almamaterku Tercinta Universitas Lampung

Serta

Semua Orang yang telah memberikan motivasi, inspirasi, keceriaan canda tawa sehingga tetap

(15)

Desi Puspita Wardani Sudirman dilahirkan di Seputih Raman, Lampung Tengah pada tanggal 13 Desember 1991 berkat ridho Allah SWT sebagai

putri pertama dari empat bersaudara, buah hati dari pasangan Bapak

Sudirman dan Ibu Siti Rohyani.

Penulis menjalani pendidikan di usia dini di TK Nusa Bangsa, Rama

Yana-Seputih Raman dan menyelesikannya pada tahun 1997. Kemudian melanjutkan ke tingkat SD

dan menyeleseikan pendidikan dasarnya pada tahun 2003 di SDN 1 Rama Indera-Seputih

Raman, kemudian melanjutkan pendidikan SMPN 1 Seputih Raman yang selesai pada tahun

2006. Setelah lulus di SMPN 1 Seputih Raman, penulis melanjutkan pendidikan di SMAN 1

Kotagajah pada Jurusan IPA dan lulus pada tahun 2009.

Penulis berhenti sejenak selama 2 tahun untuk bekerja dan kemudian pada tahun 2011 penulis

mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Strata Satu

(S1) pada Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas

Lampung melalui jalur SNMPTN. Selama menjadi mahasiswa penulis berkesempatan untuk

melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) 2014 di Desa Sidorejo, Kecamatan Sekampung Udik,

(16)

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang

berjudul Pengaruh Nilai Kesehatan, Pengetahuan Konsumen, Kepercayaan Konsumen, Dan

Atribut Produk Terhadap Word Of Mouth (WOM) Negatif Produk Kosmetik Qweena Skincare

(Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung). Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu

syarat dalam meraih gelar Sarjana Administrasi Bisnis dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) Universitas lampung. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan sumbangsihnya baik

sumbangan pikiran, waktu, dan tenaga serta bantuan moril maupun materiil khususnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Agus Hadiawan, M.Si., selaku Dekan FISIP Universitas Lampung;

2. Bapak Drs. A. Effendi, M.M. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Prof. Dr. Yulianto, M.S. Pembantu Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Lampung

4. Bapak Drs. Pairulsyah, S.Sos, M.H. selaku Pembantu Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan

(17)

ini.

6. Bapak Dr. Suprihatin Ali S.Sos, M.Sc. selaku Pembimbing Utama, terima kasih telah

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, kritik, saran, bantuannya, ilmu,

motivasinya, dan kesediaan waktunya untuk mendengarkan keluh kesah penulis dalam

menyeleseikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Nur Efendi, S.Sos., M.Si., selaku penguji utama terima kasih Pak telah

menyempatkan hadir untuk menguji penelitian dan penulisan skripsi penulis di sela-sela

agenda Bapak. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca skripsi penulis,

menyampaikan masukan, kritik dan saran yang sangat membantu penulis dalam membangun

dasar keilmuan tentang bidang yang penulis teliti. Semoga Bapak senantiasa berkenan

memberikan lebih banyak lagi masukan dan membagi ilmu Bapak kepada penulis

dikesempatan yang akan datang;

8. Ibu Dr. Baroroh Lestari, S.Sos.,M.A.B selaku Dosen dan sekaligus kakak yang banyak

memberikan inspirasi penulis. Terima kasih banyak atas semangat yang selalu diberikan,

pelajaran dalam kehidupan dari setiap pengalaman dari Ibu yang sangat berarti bagi penulis,

serta bersedia mendengarkan keluh kesah penulis berbagi cerita canda dan tawa. Penulis

sangat berterima kasih atas kritikan, saran, arahan dan ilmu yang telah diberikan dalam

penyelesian skripsi ini. Semoga karya kecil penulis ini bisa mengukir senyum manis di

(18)

menyeleseikan skripsi ini.

10. Ibu Mertayana selaku staff Jurusan Ilmi Administrasi Bisnis FISIP Unila, terima kasih ya

buk telah menjadi teman setia saya saat sedang menunggu datangnya Pak Ali dan Pak Nur

untuk bimbingan, terima kasih telah mendengarkan keluh kesah saya, dan juga terima kasih

atas kemudahan serta bantuan dalam mengurus berkas kuliah ataupun skripsi selama ini;

11. Khusunya kepada orang tuaku Bapak Sudirman dan Ibu Siti Rohyani yang amat ku sayangi,

yang tak pernah henti mendo’akan disetiap sujudnya, yang selalu bekerja keras,

membesarkan dan mendidik dengan penuh kesabaran , cinta ksih, perjuangan, dan selalu

memberikan dukungan dan motivasi yang tiada henti untuk masa depan dan kesuksesanku.

Aku mencintai kalian Bapak dan Ibu.

12. Untuk keluargaku tercinta, mbakku Nengah Husnawati Amd.Kep, dan Mbak Lia, yang

selalu mendukungku dalam setiap langkahku menyeleseikan skripsi ini dan seluruh keluarga

besarku di Seputih Raman terima kasih atas dukungan kalian

13. Untuk ketiga adik-adikku tercinta Dian, Dela dan Satria si kecil yang selalu menghiburku

dikala susah, sedih, senang dalam proses penyeleseian skripsi ini. Terima kasih atas

dukungan dan do’a yang sangat membantu dalam menyelesekan skripsi ini. Tak luput juga

untuk adik terspesialku Alm.Damar Aditya Permadi yang telah mendahului kami

menghadap sang pencipta, skripsi ini untukmu. Semoga engkau bahagia di syurga bersama

Allah. Kami selalu mendo’akanmu.

14. Teman-teman setiaku dari awal masuk perkuliahan hingga akhir yang selalu saling support

(19)

15. Teman-teman tergokilku Pipit, Tika, Alindha yang selalu setia dan menghiburku ketika

sedih. Kita ngebolang bersama mencari kuliner wisata, nyerut bareng dengan masakan super

pedas,atau nongkrong bersama untuk sekedar menghibur diri semata. Terima kasih banyak

atas pengalaman ini, kalian sangat teristimewa.

16. Untuk teman-teman kosantku, Eka Wahyuningsih, Rosi, Evi, Maya, Iren, Wulan, Jumi,

Lilis, Lia, Tanti, Emma, Nurma, Rita terima kasih selalau mendukungku.

17. Untuk Eki Kurniawan terima kasih selalu mendukungku dalam setiap langkahku hingga

akhir penyeleseian skripsi ini.

18. Untuk Dedi Rohimin terima kasih atas dukungannya, terima kasih selalu mengingatkan,

terima kasih karna selalu menemani ngebolang bersama. Terima kasih untuk setiap

pengalaman baru dalam hidupku.

19. Teman-teman satu bimbingan (Pak Ali) : Chritina Tinambunan, M.irham, Lailatul Barokah,

Agnes yang selalu saling support.

20. Untuk teman-temanku jurusan lain Esa (Ane), Nanang (Ilkom), Puspa (Sos), Apri (Ikom),

desta (AGB), Maryanto (Hukum), Adit (T.elektro), Qyoko (AGT), Awan (AGT), Riska

(Ikom), dan lainnya terima kasih saling support

21. Keluarga Besar ABI 2011 tercinta dan teman-teman seperjuangan : Ogi, supri, David,

Bambang, Riko, Willianda Rio, Agung, Ade, Meta, Tommy, Suheria, Balqis, Herdiyani,

Ega, Dini, Iyoy, Ivone, Ratih, Yuki, Benti, Rinda, Zeva, Eka, Angga, Paksi, Rifly, Rika,

Sendy, Ahwa, Nikko,William, dan semua teman-teman ABI 2011 yang tidak bisa

(20)

terbaikku.

24. Teman-teman KKN Sidorejo Kec, Sekampung Udik, Kab. Lampung Tengah. Buat, Darwin,

Dedi, Desta, Devi, Cinta, Engine, Agus, Angga. Terima kasih buat pengalaman dan kerja

samanya selama 40 hari di bulan Januari-Maret 2014, jatuh bangun bersama.

25. Semua pihak yang telah membantu dalam proses penyeleseian skripsi ini yang tidak dapat

disebutkan satu per satu. Terima Kasih

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Semoga skripsi ini

dapat berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandar Lampung, 18 Agustus 2015

(21)
(22)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengkaji dunia konsumen memanglah tidak ada habis-habisnya. Di dunia dengan

era yang serba dinamis ini, sikap konsumen pun sangatlah fleksibel. Hal ini tidak

luput dari perhatian tentang proses konsumen dalam menentukan keputusan

pembelian terhadap produk atau jasa. Menurut Dharmmesta (1993:7), perilaku

berbelanja konsumen atau disebut perilaku konsumen, bukanlah suatu perkara

kecil karena setiap anggota masyarakat merupakan konsumen. Persaingan bisnis

yang semakin ketat sekarang ini menuntut para pelaku bisnis untuk meningkatkan

efisiensi di segala bidang termasuk bidang produk kosmetik.

Dewasa ini kosmetika telah berkembang menjadi kebutuhan. Bentuk tubuh yang

ideal, kulit tubuh dan wajah yang putih mulus serta tatanan rambut yang bagus

merupakan impian setiap individu. Tak mengherankan jika berbagai cara

dilakukan untuk mempercantik penampilan fisik agar penampilan fisiknya

menjadi ideal dan cantik seperti apa yang dibayangkan.

Setiap individu memiliki kebutuhan yang berbeda satu sama lain. Salah satu

upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan membeli. Untuk sampai

(23)

sebelum sampai pada tahap keputusan membeli suatu produk, yaitu tahap

pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alernatif dan keputusan

pembelian.

Hal yang sering dilakukan konsumen sebelum membeli produk adalah tahap

pencarian informasi karena konsumen tidak langsung membeli produk tanpa

mengetahui informasi tentang produk tersebut. Pencarian informasi ini terjadi

setelah adanya pengenalan kebutuhan karena pencarian informasi ini termotivasi

dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan dan pemerolehan informasi

dari lingkungan. Ketika pembeli mengidentifikasi suatu kebutuhan, mereka akan

mencari informasi tentang cara memenuhi kebutuhan tersebut.

Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001:26), perilaku konsumen dipengaruhi

oleh faktor eksternal, faktor internal. Pencarian informasi yang bersifat internal

yaitu salah satunya dengan cara membuka kembali ingatan dimana informasi

tersebut disimpan di long-term memory. Pencarian eksternel dilakukan dengan

memperoleh informasi dari sumber-sumber lain, seperti iklan, teman, dan sales

person.

Fenomena yang marak terjadi sekarang adalah munculnya berbagai macam merek

kosmetik pemutih wajah.. Wanita Indonesia memiliki warna kulit cenderung sawo

matang atau kuning langsat. Bagi para wanita hal ini merupakan suatu kekurangan

bagi mereka karena kurang menunjang penampilan dan kepercayaan diri.

Memiliki kulit yang putih bersih dan bercahaya adalah suatu hal yang

diidam-idamkan setiap wanita sebagai suatu indikator seorang wanita menyandang

(24)

menomersatukan penampilan. Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri

karena remaja memiliki rasa takut tidak diterima oleh teman sebaya jika tidak

berpenampilan sama dengan teman sebaya lainnya. Remaja mulai menghias diri

dengan kosmetik. Salah satu kosmetik yang digunakan oleh para remaja adalah

kosmetik pemutih wajah. Memanjakkan wajah juga memerlukan waktu, tenaga

dan uang. Untuk 3 aspek ini kalangan mahasiwi sangat memenuhi dilihat dari cara

mereka mengedapnkan penampilan. Mahasiswi adalah sabagian dari remaja yang

masuk dalam jenjang lebih dewasa. Keputusan untuk menentukkan jati diripun

lebih matang. Termasuk untuk memilih bergaya lebih feminim layaknnya

perempuan lainnya. Mahasiswi adalah salah satu sekelompok remaja yang

menginginkan penampilan yang sempurna ketika di kampus ataupun dalam acara

yang lainnya.

Universitas Lampung adalah salah satu universitas negeri terbesar di provinsi

Lampung. Mahasiswi di Universitas Lampung hampir disetiap kesempatan ketika

berangkat menuju kampus make up di wajah selalu menemani baik itu dalam

ukuran sedang atau bahkan berlebihan. Penampilan wajah merupakan hal yang

penting bagi para mahasiswi. Berbagai cara dilakukan agar wajah tetap indah

berseri dan nyaman dipandang. Kebutuhan ini mendorong mahisiswi untuk

mengatasi dilema mereka dengan cara mencari alat pemuas kebutuhan mereka

yakni kosmetik pemutih wajah. Menurut pengamatan penulis, mahasiswi

Universitas Lampung yang menggunakan produk kecantikan Qweena Skincare

untuk Fakultas MIPA ada 20 orang, Fakultas FKIP ada 15 orang, Fakultas ISIP

ada 9 orang, Fakultas Ekonomi ada 11 orang sehingga dapat disimpulkan banyak

(25)

Maraknya situs penjualan kosmetik pemutih wajah secara online memudahkan

para mahasiswi ini mengakses dan membeli secara online, tampilan yang menarik

dan promosi yang meyakinkan membuat para mahisswi ini semakin yakin untuk

membeli. Namun, hal negatif yang sering terjadi adalah dalam pemilihan produk

kosmetik pemutih wajah, mahasiswi kurang memperhatikan kualitas dan resiko

ketidakpuasan konsumen inilah yang akan menimbulkan adanya Word of Mouth

Negative atau komunikasi dari mulut ke mulut yang bersifat negatif. Ketika

konsumen kurang puas, mereka mengeluh tiga kali lebih banyak kepada orang

lain dibandingkan ketika mereka merasa puas (Assael,1995:366). Ketidakpuasan

pembelian membuat konsumen melakukan komunikasi negatif mengenai

pengalaman mereka. Menurut Sumarni (2008:4) negative word of mouth adalah

suatu fenomena yang paling ditakutkan perusahaan atau pengusaha. Karena

seorang konsumen yang tingkat kepuasaan, terutama emosionalnya negatif, akan

berbicara, bukan hanya ke orang-orang dekatnya saja Ketidakpuasan terhadap

kosmetik pemutih wajah saat ini marak bermunculan di lingkungan bahkan dalam

media sosial karena aksesnya yang sangat mudah serta penyebaran informasinya

yang sangat cepat.

Berita yang sedang hangat diperbincangkan oleh para mahasiswi Universitas

Lampung adalah berkaitan dengan kosmetik pemutih wajah terbaru yaituQweena

Skincare. Berbagai variasi pendapatpun bermunculan, ada yang mengatakan

bahwa Qweena Skincare adalah produk kosmetik yang bagus dengan hasil yang

maksimal yaitu putih mulus bersinar. Namun, banyak juga yang mengatakan

bahwa Qweena Skincare adalah produk kecantikan yang buruk karena hasil yang

(26)

gatal-gatal ditambah tidak adanya ijin atau nomer notifikasi dari BPOM (Badan

Pengawas Obat dan Makanan) sehingga dapat di indikasikan bahwa produk

tersebut mengandung Mekuri dan Hidrokinon yang dapat membahayakan

kesehatan pemakainya. Berikut contoh produk kosmetik Qweena Skincare yang

dapat dilihat pada Gambar 1.1 di bawah ini.

Gambar 1.1

Produk kosmetikQweena Skincare

Sumber: agenbeauty.com, diakses 1 mei 2015

Berikut ini adalah bentuk komentar tentang ketidakpuasan salah satu konsumen

pengguna kosmetik pemutih wajah merek Qweena Skincare tentang postingan

(27)

Sumber : Facebook.com,Diakses 1 Mei 2015.

Perilaku WOM negatif konsumen yang di contohkan dengan komentar para

konsumen di atas adalah bagian dari WOM yang berbentuk elektronik, atau dapat

dikatakan E WOM Electronic Word of Mouth. Adanya akses internet sekarang ini

memudahkan orang-orang untuk bertukar informasi tanpa bertatap muka.

Contohnya dapat ditemukan dalam chat room, blog, website, atau email, (Hennig

Thurau et.al, 2004 dalam Sari, 2012:9). E WOM juga ada yang bersifat positif dan

negatif yang tentunya terjadi karena ada faktor yang mendukung dari diri dalam

konsumen tersebut. Ali (2012:492), mengungkapkan bahwa kesehatan menjadi

faktor utama yang memicu tindakan penolakan produk. Faktor kesehatan yang

(28)

yang berbahaya dalam produk kosmetik Qweena Skincare. Produk pemutih yang

murah dan hasilnya cepat sangat digemari oleh kaum muda khususnya mahasiswi

yang menginginkan tampilan yang rapih dan menunjang saat pergi kekampus dan

bertemu dengan banyak orang sehingga meningkatkan rasa percaya diri. Namun,

jika hasil yang diperoleh dari kosmetik tersebut mengandung zat yang berbahaya

maka akan membuat pemakainya tidak segan-segan untuk menyebarkan berita

negatif tersebut kepada orang lain karena tidak puas akan produk Qweena

skincare. Assael (1995:366) mengungkapkan bahwa ketika konsumen kurang

puas maka mereka akan mengeluh tiga kali lebih banyak kepada orang lain

dibandingkan ketika mereka puas. Pentingnya dari nilai kesehatan akan

mempengaruhi WOM negatif itu sendiri.

Rasa tidak puas akan suatu produk dapat disebabkan oleh faktor lainnya yaitu

faktor rasional yang dalam diri konsumen sebagai suatu pengetahuan. Ali

(2012:494) mengungkapkan bahwa temuan lain dalam penelitiannya adalah

konsumen rasional akan bertindak untuk berpartisipasi dalam penolakan produk

dengan alasan yang jelas dan kuat. Menurut Peter dan Olson (1999:73),

menyatakan bahwa konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi

dan simbolis yang dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk ataupun

merek Penolakan produk terjadi apabila perbedaan pengetahuan tentang produk

antara sumber dan penerima, pengaruh WOM akan semakin kuat. Pada umumnya

pengaruh negatif WOM lebih besar. Ini terjadi karena negatif WOM jarang

muncul, dan ketika muncul impaknya besar sekali. Selain besar pengaruhnya,

(29)

kaitannya tentang pengaruhnya pengetahuan konsumen terhadap intensi WOM

negatif.

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh kepercayaan konsumen. Kepercayaan

konsumen merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi

perilaku konsumen baik itu dalam proses pengambilan keputusan pembelian

ataupun perilaku. Menurut (Kotler dan Amstrong, 1999:172-173), kepercayaa

adalah suatu pemikiran deskriptif yang seseorang miliki tentang sesuatu.

Kepercayaan ini bisa didasarkan pengetahuan, opini, atau keyakinan yang nyata.

Kepercayaan dapat meningkatkan atau menurunkan citra produk dan jasa dan

seseorang punakan bertindak sesuai dengan keinginannya. .

Menurut Tjiptono (2008 : 103) atribut produk adalah unsur-unsur yang dipandang

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Sedangkan menurut Bilson Simamora (2007:67) mendefinisikan bahwa: atribut

produk adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari

produk itu sendiri. Selain nilai kesehatan produk, pengetahuan konsumen,

kepercayaan konsumen yang menjadi faktor pemicu timbulnya intensi perilaku

WOM negatif lainnya adalah faktor atribut produk. Menurut Ali (2012:493)

kemasan produk (atribut produk) sekaligus juga kandungan produk yang

mengandung bahan tidak ramah lingkungan menjadi alasan yang kuat untuk ikut

berpartisipasi dalam tindakan penolakan produk dalam hal ini WOM negatif.

Atribut produk Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk, maka

pelanggan dapat menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan

(30)

Berangkat dari kejadian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang bagaimana “Pengaruh Nilai Kesehatan, Pengetahuan Konsumen, Kepercayaan Konsumen, Dan Atribut Produk Terhadap Word Of Mouth (WOM) Negatif Produk Kosmetik Qweena Skincare (Studi pada mahasiswi di Universitas Lampung)”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas perlu adanya perumusan masalah.

Hal ini untuk memperjelas permasalahan dan penelitian sesuai dengan judul yang

telah dikemukakan diatas. Rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar pengaruh nilai kesehatan, pengetahuan konsumen, kepercayaan

konsumen dan atribut produk secara parsial terhadap (WOM) Word of Mouth

negatif produk kecantikanQweena Skincare?

2. Seberapa besar pengaruh nilai kesehatan ,pengetahuan konsumen , kepercayaan

konsumen dan atribut produk secara simultan terhadap (WOM) Word of Mouth

negatif produk kecantikanQweena Skincare?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui besar pengaruh nilai kesehatan ,pengetahuan konsumen ,

kepercayaan konsumen dan atribut produk secara parsial terhadap (WOM)

(31)

2. Untuk mengetahui besar pengaruh nilai kesehatan ,pengetahuan konsumen ,

kepercayaan konsumen dan atribut produk secara simultan atau bersama-sama

terhadap (WOM)Word of Mouthnegatif produk kecantikanQweena Skincare.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Akademis

Memberikan manfaat berupa hasil penelitian bagi pengembangan ilmu yang

berkaitan dengan perilaku konsumen khususnya tentang perilaku penolakan

produk danWord of Mouth(WOM) negatif.

2. Bagi Praktisi

Hasil penelitian dapat dijadikan dasar bagi pemasar perusahaan kosmetik atau

pelaku usaha kecantikan. Menjadi suatu keharusan agar pemasar perusahaan

kosmetik atau pelaku usaha kecantikan untuk lebih memperhatikan masalah

ini. Sehingga dapat membantu dalam upaya menentukan strategi pemasar yang

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Konsumen

Definisi perilaku konsumen yaitu cara individu dalam mengambil keputusan

untuk memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha)

guna membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi, Schiffman dan

Kanuk (2007:6). Perilaku konsumen juga diungkapkan oleh Sumarwan

(2003:25), bahwa perilaku konsumen adalah proses pengambilan keputusan dan

aktivitas fisik dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan dan

menghabiskan barang atau jasa.

Sedangkan perilaku konsumen, Saladin dan Oesman (2002:2) berpendapat bahwa:

Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah aktivitas langsung terlibat dalam memperoleh dan menggunakan barang-barang ataupun jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Jadi, perilaku konsumen merupakan aktivitas menusia yang meliputi : kegiatan mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menilai tingkat kepuasan, sehingga akhirnya menjurus pada citra

Dalam memahami perilaku dan mengenal konsumen bukanlah hal yang

sederhana. Konsumen mungkin menyatakan kebutuhan dan keinginan mereka

namun dapat bertindak sebaliknya. Mereka mungkin menanggapi pengaruh yang

merubah mereka pada menit-menit terakhir. Karenanya pemasar harus

(33)

pelanggan sasaran mereka. Istilah perilaku konsumen erat kaitannya dengan objek

yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia.

Engel, Blackwell dan Miniard (1994: 3) mengungkapkan bahwa, perilaku

konsumen dipengaruhi oleh faktor lingkungan ekstern dan faktor lingkungan

intern. Dari kedua faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan ekstern

Faktor lingkungan ekstern meliputi:

1. Kebudayaan

Kebudayaan merupakan simbol dan fakta yang komplek, yang diciptakan

oleh manusia, diturunkan dari generasi ke generasi sebagai penentu dan

pengatur perilaku manusia dalam masyarakat yang ada.

2. Kelas sosial

Menurut kelas sosial masyarakat di kelompokkan ke dalam tiga golongan

yaitu:

a. Golongan atas

Golongan ini terdiri dari pengusaha-pengusaha kaya, pengusaha

menengah.

b. Golongan menengah

Yang termasuk dalam golongan ini adalah karyawan instansi

pemerintah, pengusaha menengah.

c. Golongan rendah

Yang termasuk dalam kelas ini antara lain buruh-buruh pabrik,

(34)

3. Kelompok sosial dan kelompok referensi

Kelompok sosial adalah kesatuan sosial yang menjadi tempat

individu-individu berinteraksi satu sama lain karena adanya hubungan diantara

mereka. Kelompok referensi merupakan kelompok sosial yang menjadi

ukuran seseorang (bukan anggota kelompok tersebut) untuk membentuk

kepribadian dan perilakunya.

4. Keluarga

Keluarga merupakan individu yang membentuk keluarga baru, setiap

anggota dalam keluarga dapat memengaruhi suatu pengambilan keputusan.

b. Faktor lingkungan intern

Faktor lingkungan intern meliputi:

1. Motivasi

Motivasi merupakan keadaan dalam diri seseorang yang mendorong

keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna

mencapai suatu tujuan.

2. Pengamatan

Pengamatan merupakan suatu proses dengan mana konsumen (manusia)

menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya.

3. Belajar

Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil

akibat adanya pengalaman.

4. Kepribadian

Kepribadian merupakan organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis

(35)

5. Sikap

Secara definitif sikap berarti suatu keadaan jiwa (mental) dan keadaan

pikir (neural) yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap

suatu obyek, yang diorganisir melalui pengalaman serta memengaruhi

secara langsung dan atau secara dinamis pada pelaku.

Menurut Hawkins, Best, dan Coney (2001:26), perilaku konsumen dipengaruhi

oleh faktor eksternal, faktor internal. Berikut ini gambar model perilaku

(36)

Konsep diri dan gaya hidup seseorang adalah pusat dari perilaku konsumen.

Pengaruh internal dan eksternal dapat menciptakan dan mempengaruhi kebutuhan

serta keinginan konsumen yang akhirnya mempengaruhi proses pengambilan

keputusan. Pengaruh eksternal terdiri dari budaya, sub-budaya, demografi, status

sosial, kelompok referensi, keluarga, dan aktivitas pemasaran. Sedangkan pada

pengaruh internal terdiri dari persepsi, pembelajaran, daya ingat, motivasi,

kepribadian, emosi, dan sikap.

Memuaskan suatu nilai biasanya menciptakan afeksi positif (kebahagiaan,

sukacita, kepuasan), sementara memblok suatu nilai menciptakan afeksi negatif

(frustasi, marah, kekecewaan). Sehingga reaksi afektif konsumen terhadap

lingkungannya sangat dipengaruhi oleh interpretasi kognitif dalam mengambil

keputusan pembelian ataupun sebaliknya.

Hal ini dapat dijelasakan oleh gambar di bawah ini :

Gambar 2.2

Hubungan Antara Sistem Afektif dan Kognitif

(37)

2.2Nilai Kesehatan Produk 2.2.1 Pengertian Nilai Kesehatan

Menurut Rokeach (1973:5), nilai kesehatan merupakan tujuan akhir yang ingin

dicapai konsumen dalam kehidupan. Namun dengan berkembangnya jaman

membuat berubahnya pandangan masyarakat terhadap kesehatan. Pada saat ini

sudah umum dalam masyarakat untuk menjadikan nilai kesehatan sebagai tujuan

akhir yang cukup penting, namun tidak dapat dipungkiri ada sebagian masyarakat

yang menjaga kesehatan untuk meraihend-statelain yang berharga.

Nilai kesehatan menurut Tudoran et al. (2009:570) adalah nilai kesehatan

didefinisikan sebagai sejauh mana setiap individu menghargai nilai kesehatan

mereka .Nilai kesehatan sebagai konstruk yang luas meliputi relevansi dari

individu (keterlibatan, minat, kepentingan, atau keprihatinan) dari kesehatan.

Nilai kesehatan secara positif berhubungan dengan sikap terhadap perilaku

kesehatan (Moorman, 1994; Smith, Wallston, & Smith, 1995 dalam Tudoran et al,

2009:570) dan dengan demikian nilai kesehatan harus positif mempengaruhi sikap

terhadap produk yang sehat.

Nilai kesehatan suatu produk dapat memicu seseorang untuk melakukan perilaku

WOM negatif. Hal ini dijelaskan dalam Ali (2012:492) bahwa nilai kesehatan

produk menjadi faktor utama yang memicu tindakan penolakan produk.. Peduli

terhadap kesehatan merupakan salah satu hal yang penting dalam menilai tingkat

kesehatan suatu produk. Hal tersebut membuktikan secara mendasar mengenai

(38)

menunjukkan pula bagaimana reaksi tiap individu untuk mempertahankan atau

meningkatkan kesehatan

2.3 Pengetahuan Konsumen

2.3.1 Pengertian Pengetahuan Konsumen

Pengetahuan konsumen (consumer knowledge) telah didefinisikan sebagai

sejumlah pengalaman dan informasi tentang produk atau jasa tertentu yang

dimiliki seseorang menurut Mowen dan Minor (2002:135). Setiadi (2003:216)

mengatakan bahwa pengetahuan adalah hasil belajar dapat didefinisikan secara

sederhana sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan. Dengan

meningkatnya pengetahuan konsumen individu, hal ini memungkinkan bagi

konsumen tersebut untuk berpikir tentang produk di antara sejumlah dimensi yang

lebih besar dan membuat perbedaan yang baik diantara merek-merek.

Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi yang disimpan

di dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi total yang relevan dengan

fungsi konsumen di dalam pasar disebut pengetahuan konsumen, Engel,

Blackweel dan Miniard (1994:316).

Pengetahuan produk meliputi :

1. Kesadaran mengenai kategori produk dan merk produk

2. Terminologi produk

3. Atribut atau ciri produk

4. Kepercayaan tentang kategori produk secara umum dan mengenai merk

(39)

Ali (2012:494), mengungkapkan bahwa salah satu faktor pemicu orang bertindak

untuk menolak produk bahkan mengajak konsumen lain untuk berpartisipasi

dalam penolakan produk adalah faktor dari pengetahuan konsumen itu sendiri

(faktor rasional). Menurut Peter dan Olson (1999:73) menyatakan bahwa

konsumen juga memiliki pengetahuan tentang nilai pribadi dan simbolis yang

dapat dipenuhi atau dipuaskan oleh suatu produk ataupu merek. Tentunya karena

pengetahuan para konsumen kurang atau adanya kesalahpahaman pengetahuan

tentang produk kosmetik. Pengetahuan konsumen akan mempegaruhi keputusan

pembelian. Apa yang dibeli, berapa banyak yang dibeli, dimana membeli dan

kapan membeli akan tergantung kepada pengetahuan konsumen mengenai hal –

hal tersebut.

Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen

mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan

informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen, yaitu:

(1) Pengetahuan tentang karakteristik / atribut produk

(2) Pengetahuan tentang manfaat produk

(3) Pengetahuan tentang kepuasan yang diberikan produk kepada konsumen

Pengetahuan dipahami sebagai informasi yang disimpan di dalam ingatan.

Pengetahuan konsumen terdiri dari 3 bidang pengetahuan, menurut Engel,

Blackweel dan Miniard (1994:317) yaitu:

1. Pengetahuan Produk (Product Knowledge),yaitu pengetahuan yang meliputi

(40)

terminologi produk, atribut atau ciri produk, serta kepercayaan tentang

kategori produk secara umum, dan mengenai merek secara spesifik.

2. Pengetahuan Pembelian (Purchase Knowledge), yaitu berbagai informasi

yang dipunyai konsumen dalam kaitannya dengan perolehan produk.

3. Pengetahuan Pemakaian (Usage Knowledge), yaitu informasi yang tersedia

dalam ingatan yang berkaitan dengan bagaimana suatu produk dapat

digunakan, dan apa yang dibutuhkan agar suatu produk dapat digunakan.

Pengetahuan konsumen terhadap bahaya kosmetik saat ini masih sangat kecil, hal

ini disebabkan karena konsumen kurang melakukan konsultasi kedokter spesialis

kulit berkaitan dengan produk kosmetik yang mereka gunakan. Bagi konsumen

tidak ada salahnya untuk tetap tampil cantik dan menawan disaat kapanpun.

Namun, dalam hal pemilihan kosmetik haruslah hati-hati, mengingat bahan yang

terkandung di dalam kosmetik tersebut apakah berbahaya atau tidak bagi

kesehatan Pengaruh pengetahuan terhadap WOM negatif ditinjau dari 3 bidang

pengetahuan tersebut yang dapat dijabarkan sebagai konsumen yang memilah

suatu produk berdasarkan kumpulan-kumpulan pengetahuannya tersebut.

2.4 Kepercayaan Konsumen

2.4.1 Pengertian Kepercayaan Konsumen

Keyakinan konsumen dapat menjadi suatu dasar dalam penentuan keputusan

untuk pembelian produk. Konsumen pertama kali melakukan evaluasi dan diakhiri

keputusan pembelian, sebagai dasar pertimbangannya adalah nilai simbolik yang

biasa diperoleh dari suatu barang menurut kepercayaannya. Dapat dikatakan

(41)

mempengaruhi sikap terhadap merek dan bagaiman sikap terhadap merek

mempengaruhi perilaku, akan menjadi perhatian utama pemasar.

Kepercayaan merupakan komponen psikologi konsumen yang mempengaruhi

perilaku konsumen baik itu dalam proses pengambilan keputusan pembelian

maupun perilaku. Menurut (kotller,1999:172-173), kepercayaan adalah suatu

pemikiran deskriptif seseorang miliki tentang sesuatu. Kepercayaan ini bisa

didasarkan pengetahuan, opini, atau keyakinan yang nyata. Para pemasar tertarik

pada orang-orang yang mempunyai kepercayaan terhadap produk maupun jasa

tertentu. Kepercayaan ini meningkatkan citra produk dan jasa, dan seseorang pun

bertindak sesuai dengan kepercayaannya.

Luarn dan Lin dalam Erna Ferrinadewi (2008:147) kepercayaan adalah sejumlah

keyakinan spesifik terhadap integritas (kejujuran pihak yang dipercaya dan

kemampuan menepati janji),benevolence (perhatian dan motivasi yang dipercaya

untuk bertindak sesuai dengan kepentingan yang mempercayai), danpredictability

(konsistensi perilaku pihak yang dipercaya). Dalam riset Costabile (Herawati,

2011:15) kepercayaan atau thrust didefinisikan sebagai persepsi akan kehandalan

dari sudut pandang konsumen didasarkan pada pengalaman atau terpenuhinya

harapan akan kinerja produk.

Kepercayaan konsumen adalah semua pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen

dan semua kesimpulan yang dibuat konsumen tentang objek, atribut dan

manfaatnya. Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan dan segala sesuatu

dimana seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik

(42)

adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan sifat aktual produk, sedangkan

atribut ekstrinsik adalah segala sesuatu yang diperoleh dari aspek eksternal

produk, seperti nama, merek, kemasan produk. Manfaat adalah hasil positif yang

diberikan atribut kepada konsumen, (Mowen dan Minor, 2002:312).

Shaw berpendapat (dalam Ferrinadewi, 2008:152), terdapat 3 (tiga) aktivitas yang

dapat dilakukan oleh perusahaan untuk menumbuhkan kepercayaan konsumen

yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Gambar 2.3

Mendapatkan dan Mempertahankan Kepercayaan

Sumber: Ferrinadewi, (2008:152)

a. Achieving Result,

Harapan konsumen tidak lain adalah janji konsumen harus dipenuhi bila ingin

mendapatkan kepercayaan konsumen. Dalam rangka memenuhi janjinya

kepada konsumen, maka setiap karyawan dalam perusahaan harus

bekerjasama dengan memenuhi tenggungjawabnya masing-masing.

b. Acting with Integrity

Bertindak dengan integritas berarti adanya konsistensi antara ucapan dan

tindakan dalam setiap situasi. Adanya integritas merupakan faktor kunci bagi

salah satu pihak untuk percaya akan ketulusan dan kejujuran pihak lain.

Achieving Result

Acting With integrity

Demonstration Concern

(43)

c. Demonstrate concern

Kemampuan perhatiannya untuk menunjukkan perhatiannya kepada

konsumen dalam bentuk menunjukkan sikap pengertian ketika konsumen

menghadapi masalah dengan produk, akan menumbuhkan kepercayaan

konsumen.

2.4.2. Dimensi Kepercayaan Konsumen

McKnight et al (2002:337) menyatakan bahwa ada dua dimensi kepercayaan

konsumen, yaitu:

a.Trusting Belief

Trusting belief adalah sejauh mana seseorang percaya dan merasa yakin

terhadap orang lain dalam suatu situasi. Trusting belief adalah persepsi pihak

yang percaya (konsumen) terhadap pihak yang dipercaya (penjual) yang mana

penjual memiliki karakteristik yang akan menguntungkan konsumen.

McKnight et al (2002:337) menyatakan bahwa ada tiga elemen yang

membanguntrusting belief, yaitubenevolence, integrity, competence.

a. Benevolence

Benevolence(niat baik) berarti seberapa besar seseorang percaya kepada

penjual untuk berperilaku baik kepada konsumen. Benevolence merupakan

kesediaan penjual untuk melayani kepentingan konsumen.

b. Integrity

Integrity (integritas) adalah seberapa besar keyakinan seseorang terhadap

kejujuran penjual untuk menjaga dan memenuhi kesepakatan yang telah

(44)

c. Competence

Competence (kompetensi) adalah keyakinan seseorang terhadap

kemampuan yang dimiliki penjual untuk membantu konsumen dalam

melakukan sesuatu sesuai dengan yang dibutuhkan konsumen tersebut.

Esensi dari kompetensi adalah seberapa besar keberhasilan penjual untuk

menghasilkan hal yang diinginkan oleh konsumen. Inti dari kompetensi

adalah kemampuan penjual untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

b.Trusting Intention

Trusting intention adalah suatu hal yang disengaja dimana seseorang siap

bergantung pada orang lain dalam suatu situasi, ini terjadi secara pribadi dan

mengarah langsung kepada orang lain. Trusting intention didasarkan pada

kepercayaan kognitif seseorang kepada orang lain. McKnight et al (2002:337)

menyatakan bahwa ada dua elemen yang membangun trusting intentionyaitu

willingness to dependdansubjective probability of depending.

a. Willingness to depend

Willingness to depend adalah kesediaan konsumen untuk bergantung

kepada penjual berupa penerimaan resiko atau konsekuensi negatif yang

mungkin terjadi.

b. Subjective probability of depending

Subjective probability of depending adalah kesediaan konsumen secara

subjektif berupa pemberian informasi pribadi kepada penjual, melakukan

transaksi, serta bersedia untuk mengikuti saran atau permintaan dari

(45)

Perilaku WOM negatif, menurut Ali (2012:493) mengungkapkan bahwa faktor

yang mempengaruhi orang untuk melakukan atau berpartisipasi dalam penolakan

produk adalah faktor kepercayaan. Menurut Setiadi (2003:219) mengemukakan

tentang Teori Keseimbangan Heider. Dalam teori ini, manusia dianggap selalu

menjaga keseimbangan antar kepercayaan yang ada pada dirinya dengan evaluasi.

Artinya orang akan mencari keseimbangan jika misalnya informasi baru yang

diterimanya tidak sesuai dengan kepercayaan yang selama ini diyakininya.

Dalam teori keseimbangan Heider yang dikemukakan Setiadi (2003:219), ada tiga

elemen yang harus ada agar proses keseimbangan bisa tercapai. Tiga elemen

tersebut adalah :

1) Elemen pertama adalah orang yang merasakan.

2) Elemen kedua adalah sikap terhadap suatu objek..

3) Elemen ketiga yaitu objek lain yang berhubungan dengan objek pertama.

Teori ini digunakan dalam berbagai kasus, antara lain beberapa produk makanan

dan susu yang diisyukan mengandung lemak babi (tidak halal). Sikap sebagian

besar kaum muslim berubah dari positif menjadi negatif. Untuk mengubah

ketidakseimbangan tersebut produsen makanan dan susu tersebut ramai-ramai

mengundang kyai/ulama untuk meyakinkan bahwa produk-produk tersebut tidak

mengandung lemak babi.

Memperhatikan hal di atas, kepercayaan memiliki peran penting apabila efek dari

kepercayaan ini tidak dikendalikan dapat mengakibatkan pertimbangan akan

tingkat kepentingan kepuasan pelanggan yang berlebihan dalam mengembangkan

(46)

Morgan dan Hunt (dalam Erna Ferrinadewi, 2008:148), kepercayaan adalah

variabel kunci dalam mengembangkan keinginan yang tahan lama untuk terus

mempertahankan hubungan jangka panjang. Kepuasan dan kepercayaan

memainkan peran yang berbeda dalam memprediksi intensi konsumen di masa

depan.

Hal yang tidak boleh dilupakan oleh perusahaan adalah kenyataan bahwa

kepercayaan bersumber dari harapan konsumen, ketika harapan mereka tidak

terpenuhi maka kepercayaan akan berkuarang bahkan hilang. Ketika kepercayaan

konsumen hilang maka akan sulit bagi perusahaan untuk menumbuhkannya

kembali.

2.5 Atribut Produk

2.5.1 Pengertian Atribut Produk

Syarat suatu produk adalah adanya atribut produk yang mendukungnya, karena

jika tidak ada atribut produk yang mendukungnya maka bukanlah suatu produk.

Menurut Tjiptono (2008 : 103) atribut produk adalah unsur-unsur yang dipandang

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Sedangkan menurut Simamora (2007:67) mendefinisikan bahwa: atribut produk

adalah segala sesuatu yang melekat pada produk dan menjadi bagian dari produk

itu sendiri.

Selain nilai kesehatan produk, pengetahuan konsumen, kepercayaan konsumen

yang menjadi faktor pemicu timbulnya perilaku WOM negatif lainnya adalah

faktor atribut produk. Menurut Ali (2012:493) kemasan produk (atribut produk)

(47)

lingkungan menjadi alasan yang kuat untuk ikut berpartisipasi dalam tindakan

penolakan produk. Dengan adanya atribut yang melekat pada suatu produk, maka

pelanggan dapat menilai dan mengukur kesesuaian karakteristik produk dengan

kebutuhan dan keinginan. Bagi perusahaan, dengan mengetahui atribut-atribut apa

saja yang bisa mempengaruhi proses keputusan pembelian maka dapat ditentukan

strategi untuk mengembangkan dan menyempurnakan produk agar lebih

memuaskan pelanggan.

2.5.2 Dimensi Atribut Produk

Suatu produk harus memiliki atribut-atribut yang tepat untuk target pasarnya.

Kemudian harus diketahui sistem penunjang produk yang tepat dimana akan

memperluas produk, menolong dan menciptakan manfaat yang dicari oleh

konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2007:348) manfaat-manfaat tersebut

dikomunikasikan melalui atribut-atribut seperti kualitas (quality), desain (design),

dan fitur (features). Keputusan mengenai atribut-atribut ini akan berdampak besar

pada reaksi konsumen terhadap produk yang bersangkutan.

Menurut Tjiptono (2006:108) atribut produk adalah unsur produk yang dipandang

penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan seperti

merek, kualitas, fitur, desain, dan pelayanan pendukung produk. Sedangkan

menurut Warlop et. al. (2003:201) atribut produk adalah merupakan alat bagi

perusahaan untuk menciptakan nilai konsumen yang tinggi karena itu konsumen

perlu merasakan atau mengenal terlebih dahulu fitur produk ini untuk sampai

pada tahapan evaluasi. Atribut atau fitur berperan penting, karena itu terdapat

(48)

produk, salah satunya adalah dengan menayakan kepada konsumen atribut atau

fitur apa saja yang dianggap penting.

Berdasarkan pendapat diatas, penulis menggambarkan atribut produk sebagai

harapan konsumen yang sesungguhnya terhadap kinerja produk meliputi: kualitas

(Quality), Merek (Merk), Kemasan, Harga (Price) antara lain:

1. Kualitas (Quality)

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:225) kualitas produk adalah kemampuaan

suatu produk untuk menjalankan suatu fungsi-fungsinya meliputi daya tahan,

kehandalan, ketelitiaan yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan

diperbaiki, dan nilai lain yang bermanfaat dari atribut lain secara keseluruhan.

Kualitas memiliki dua dimensi yaitu tingkat dan konsistensi.Kualitas yang

tinggi dapat menyampaikan tingkat mutu yang ditargetkan kepada pelanggan,

sehingga kualitas menyampaikan tidak adanya kerusakan dan kelainan.Semua

perusahaan harus berusaha untuk dapat memenuhi konsistensi kualitas tingkat

tinggi.

2. Merek (Merk)

Menurut Kotler dan Amstrong (2004:229), definisi merek adalah sebuah nama,

istilah, tanda, symbol, atau kombinasi hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau kelempok penjual dan

untuk membedakannya dari produk pesaing. Dapat disimpulkan brand adalah

nama, istilah, tanda, symbol, rancangan, dan kombinasinya yang dimaksudkan

untuk mengidentifikasikan produk dari perusahaan atau penjual untuk

(49)

suatu makna yang ingin disampaikan, maka ada beberapa persyaratan yang

harus diperhatikan yaitu :

a) Merek harus khusus dan unik.

b) Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan

pemakainya.

c) Merek harus mengambarkan kualitas produk.

d) Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di Negara dan bahasa lain.

3. Kemasan

Kotler & Keller (2009:27) mendefinisikan pengemasan sebagai semua

kegiatan merancang dan memproduksi wadah untuk sebuah produk. Kemasan

yang dirancang dengan baik dapat membangun ekuitas merek dan mendorong

penjualan. Kemasan adalah bagian pertama produk yang dihadapi pembeli

dan mampu menarik/menyingkirkan pembeli. Kemasan juga mempengaruhi

pengalaman produk konsumen di kemudian hari. Dari perspektif perusahaan

dan konsumen, kemasan harus memiliki sejumlah tujuan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi merek.

2. Mengekspresikan informasi deskriptif dan persuasif.

3. Memfasilitasi transportasi dan perlindungan produk.

4. Membantu penyimpanan di rumah.

5. Membantu konsumsi produk.

4. Harga (price)

Menurut Kotler dan Amstrong (2007:347) definisi harga adalah jumlah uang

yang harus dibayarkan oleh pelanggan untuk suatu produk yang diinginkan dan

(50)

alokasi faktor-faktor produksi. Secara konteksual harga adalah hal yang

berpengaruh dalam merangsang minat beli. Dengan demikiaan atribut yang

satu ini sangat memegang peranan penting karena jadi atau tidaknya seorang

konsumen melakukan pembeliaan terhadap suatu barang salah satu faktor yang

menentukan adalah harga. Kemudiaan harga pun menentukan identitas dan

kualitas suatu produk.

Dari teori diatas menunjukan bahwa pembentukan atribut produk harus dijalankan

dengan benar dan tepat melalui perusahaan agar dapat menarik perhatian

pengunjung dengan produk yang berkualitas sehingga konsumen terpuaskan dan

berpikir untuk melakukan pembelian

2.6 Word Of Mouth Communication(WOM)

2.6.1 PengertianWord of Mouth Communication(WOM)

Komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth communication) mengacu pada

pertukaran komentar, pemikiran, atau ide-ide di antara dua konsumen atau lebih,

yang tak satupun merupakan sumber pemasaran menurut (Mowen dan Minor,

2002:143). Metode komunikasi dari mulut ke mulut ini (word of mouth

communication) ini membantu penyebaran kesadaran produk hingga menjangkau

konsumen di luar dari mereka yang melakukan kontak langsung dengan promosi

(Peter dan Olson, 2000:200).

Peranan orang sangat penting dalam hal ini khususnya dalam hal mempromosikan

jasa maupun produk karena pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan

(51)

produk tersebut, sehingga WOM sangat besar pengaruh dan dampaknya terhadap

pemasaran jasa maupun produk dibandingkan dengan aktivitas komunikasi

lainnya. Komunikasi dari mulut ke mulut mempunyai pengaruh yang sangat kuat

terhadap perilaku pembelian konsumen. Ketika satu survei yang dilakukan

menanyakan kapada para konsumen tentang faktor-faktor apa yang

mempengaruhi pembelian mereka atas 60 produk yang berbeda, ternyata bahwa

acuan dari orang lain bertanggung jawab atas tiga kali pembelian seperti iklan.

(Mowen dan Minor, 2002 144).

Studi lainnya mendapatkan bahwa pengaruh komunikasi dari mulut ke mulut

(WOM) dua kali lebih efektif dari iklan radio, empat kali lebih efektif personal

selling, dan tujuh kali lebih efektif surat kabar dan majalah menurut (Mowen dan

Minor, 2002:145). Komunikasi dari mulut ke mulut WOM (Word of Mouth

Communication) merupakan bagian dari upaya menyampaikan pesan bisnis

kepada konsumen khususnya target pasar mereka agar dapat mengetahui

keunggulan produk di tengah tawaran produk saingan yang semakin beragam,

(Hasan, 2010:24).

Komunikasi dari mulut ke mulut merupakan salah satu saluran komunikasi yang

sering digunakan oleh perusahaan yang memproduksi baik barang maupun jasa

karena komunikasi WOM dinilai sangat efektif dalam memperlancar poses

pemasaran dan mampu memberikan keuntungan kepada perusahaan. Salah satu

temuan umum adalah bahwa komunikasi dari mulut ke mulut mempunyai bias

negativitas (negativity bias) yaitu, informasi negatif lebih ditekankan daripada

(52)

suatu produk atau jasa mempengaruhi seorang konsumen lebih dari 2 atau 3 item

informasi yang positif. Informasi yang jelas memiliki dampak yang lebih besar

daripada informasi yang samar-samar.

Informasi dari mulut ke mulut langsung berasal dari orang lain yang

menggambarkan secara pribadi pengalamannya sendiri, maka ini jauh lebih jelas

bagi konsumen daripada informasi yang terdapat dalam iklan.

2.6.2 ManfaatWord of Communication

Menurut Hasan (2010:25) WOM mempunyai beberapa alasan untuk dapat

dijadikan sumber informasi yang kuat dalam mempengaruhi keputusan pembelian,

yaitu :

a. WOM adalah sumber informasi yang jujur (informasi yang dating dari

seorang teman itu lebih dapat dipercaya).

b. WOM sangat kuat karena memberikan manfaat kepada yang bertanya dengan

pengalaman langsung tentang produk melalui pengalaman teman dan kerabat.

c. WOM disesuaikan dengan orang-orang terbaik didalamnya, seseorang tidak

akan bergabung dengan percakapan , kecuali mereka tertarik pada topik

diskusi.

d. WOM menghasilkan media iklan informal.

e. WOM dapat mulai dari satu sumber tergantung bagaimana kekuatan

influencer dan jaringan social itu menyebar dengan cepat dan secara luas

kepada orang lain.

f. WOM tidak dibatasi ruang atau kendala lainnya seperti ikatan sosial, waktu,

(53)

Hasan (2010:26) menunjukkan bahwa WOM Marketingmerupakan media paling

terpercaya dan menduduki tingkat efektivitas yang paling tinggi disbanding media

lainnya dalam membentuk keputusan pembelian produk lewat jejaring sosial

konsumen Indonesia.

11. Search engine ads 34% 18%

12. Online banner ads 26% 13. Mobile phenol ads 18%

Pembelian 67% 68%

Sumber Nielsen,2007 Ali,2010

Sumber : Hasan (2010:26).

2.6.3 JenisWord of Mouth Communication (WOM)

Menurut Hughes (2005) WOM dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

a. Komunikasi WOM negatif

Komunikasi WOM negatif ialah suatu proses penyampaian informasi

berdasarkan pengalaman yang bersifat negatif terhadap produk atau jasa yang

dilakukan oleh individu satu ke individu yang lain melalui mulut ke mulut.

(54)

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penggunaan produk

atau jasa yang tidak disertai dengan kepuasan atau terpenuhinya harapan

individu tersebut

b. Komunikasi WOM yang positif

Komunikasi WOM positif ialah suatu proses penyampaian informasi

berdasarkan pengalaman yang bersifat positif terhadap produk atau jasa yang

dilakukan oleh individu satu ke individu yang lain melalui mulut ke mulut.

Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang diperoleh individu

baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap penggunaan produk

atau jasa yang disertai dengan kepuasan atau terpenuhinya harapan individu

tersebut.

WOM yang negatif mempunyai kekuatan pengaruh yang lebih tinggi

dibandingkan WOM yang positif, konsumen cenderung untuk mempercayai

WOM yang negatif karena sifat alaminya yang menghindari resiko. Konsumen

yang puas hanya akan menceritakan kepuasannya tersebut hanya pada sekitar 5

orang saja, sebaliknya bila ia tidak puas maka ia akan menceritakan

ketidakpuasannya itu pada sekitar 9 orang.

Menurut Hasan (2013:103) mengungkapkan bahwa pelanggan yang tidak puas

dapat memutuskan untuk :

a. Menghentikan membeli produk (barang dan jasa)

Mengeluh pada perusahaan atau pihak ketiga, atau

b. Mengembangkan komunikasi negatif dari mulut ke mulut

(55)

Berikut merupakan model kepuasan-ketidakpuasan pelanggan.

Gambar 2.4

Model Kepuasan-Ketidakpuasan Pelanggan

Sumber: Hasan (2013:92)

Berbagai dampak yang muncul karena ketidakpuasan pelanggan menurut Hasan

(2013:92) adalah :

a. Jika kinerja produk sangat jelek maka haraan pelanggan sangat jauh,

kemudian pelanggan akan marah-marah, mencaci maki dan sikap negatif

lainnya, pelanggan juga akan bercerita kepada orang lain (rekomendasi

negatif), kepada media cetak, elektronik tentang kejelekan dan kekecewaan

yang dialaminya. Produk Perusahaan

Harapan terhadap Kualitas

Evaluasi Kinerja Atribut Produk

Pemakaian Produk

Respons kognitif: Kesesuaian atau Ketidaksesuaian

Respons Emosional

(56)

b. Jika kinerja produk kuang baik, berarti pelanggan merasa kurang puas dan

menilai bahwa produk tidak pantas sebagai alternatif yang mampu memenuhi

kebutuhannya. Akibatnya pelanggan akan melarang orang lain, koleganya

membeli produk yang bersangkutan.

2.6.4 Aktivitas KomunikasiWord of Mouthnegatif

Seperti yang telah disebutkan diatas, bahwa word of mouth tidak saja memberi

dampak positif tetapi juga dampak negatif, atau sering disebut dengan negative

word of mouth. Menurut Sumarni (2008:4) negative word of mouth adalah suatu

fenomena yang paling ditakutkan perusahaan atau pengusaha. Karena seorang

konsumen yang tingkat kepuasaan, terutama emosionalnya negatif, akan

berbicara, bukan hanya ke orang-orang dekatnya saja.

Ketidakpuasan belum tentu dari fisik sebuah produk/jasa, tapi bisa intangible

seperti mungkin dari fasilitas, pelayanan dan pengalamannya ketika melakukan

purchase. Pendapat di atas dipertegas oleh pendapat Sutisna (2002:186) bahwa

diskusi informal diantara konsumen mengenai suatu produk dapat mengakibatkan

produk tersebut hilang dari toko-toko atau penjual eceran lainnya karena tidak lagi

disukai oleh konsumen. Diskusi yang negatif mengenai suatu merek produk dapat

mempunyai bobot yang lebih besar bagi konsumen dari pada hal-hal yang positif.

Diskusi negatif diakibatkan oleh sifat manusia yang lebih senang menceritakan

ketidakpuasan daripada menceritakan kepuasannya pada suatu produk. Untuk

mengatasi atau mengontrol negative word of mouth communication banyak

Gambar

Produk kosmetikGambar 1.1 Qweena Skincare
Gambar 2.1Model Perilaku Konsumen
Gambar 2.2Hubungan Antara Sistem Afektif dan Kognitif
Gambar 2.3Mendapatkan dan Mempertahankan Kepercayaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai tingkat akumulasi Pb (timbal) tersebut dengan menggunakan juvenile ikan mujair (Oreochromis

Self assessment system adalah suatu system pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terhutang.Populasi dari penelitian

Dengan demikian paka lulusan perguruan tinggi tidak saja dibekali dengan ijazah, namun juga sejumlah sertifikat kompetensi sebagai bukti bahwa peserta didik telah menempuh

Pada penulisan ini, penulis akan membahas pembuatan program yang menggunakan Microsoft Visual Basic 6.0, untuk mengetahui informasi pencarian data obat. Hal ini akan

Sedangkan aplikasi pendaftaran ekstrakurikuler online dibuat dengan menggunakan PHP yang diubah ke dalam bentuk komponen Joomla yang terintegrasi oleh website itu sendiri.

Pada pukul 6.30 pagi saya akan menunaikan solat subuh dan pada pukul 7.10 pagi saya mula bertolak ke sekolah dengan adik lelaki saya.. Pada pukul 7.30 pagi saya sampai ke kolej

Penyakit ini juga bisa terjadi karena kebersihan perorangan yang salah satunnya adalah kebersihan kulit Menurut Umar Z (2008), kebersihan diri termasuk kebersihan

Berdasarkan permasalahan tersebut dapat diajukan hipotesis bahwa infeksi L 2 Toxocara vitulorum dapat menimbulkan perubahan histopatologi pada hepar ayam pedaging..