• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALATBERMAIN TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODIFIKASI ALATBERMAIN TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

P E N G A R U H P E N G G U N A A N M O D I F I K A S I A L A T B E R M A I N TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA

KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2011-2012

Oleh

BENI FEBRIYAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan modifikasi alat bermain terhadap hasil pukulan forehand pada siswa kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2011-2012.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan populasi penelitian adalah siswa kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan random sampling, jumlah populasi sebanyak 120 siswa, jumlah sampel yang digunakan sebanyak 24 siswa yang terdiri dari 12 laki-laki dan 12 perempuan. Instrumen penelitian yang digunakan adalah test back board, tes ini dimaksudkan untuk mengukur kecakapan bermain tenis meja. Hasil penelitian menunjukkan hasil penghitungan t-test untuk tes awal kelompok pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol adalah 0,000 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara tes awal hasil pukulan forehand tenis meja. Hasil tes akhir setelah diadakan perlakuan untuk mengetahui perbedaan efek dari perlakuan tersebut.

Adapun hasil penghitungan t-test untuk tes akhir pada kelompok pembelajaran dengan modifikasi alat bermain dan kelompok kontrol sebesar 5,453 lebih besar dari t tabel sebesar 2,074 yang berarti menolak hipotesis nol (H0).

(2)

P E N G A R U H P E N G G U N A A N M O D I F I K A S I A L A T B E R M A I N TERHADAP HASIL PUKULAN FOREHAND TENIS MEJA PADA SISWA

KELAS VIII SMP N 4 TULANG BAWANG BARAT TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Oleh

BENI FEBRIYAN Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mendapat Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di pulung kencana, pada tanggal 04 Februari 1988, anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bapak Abu Bakar Ismail dan Ibu Rinsamiwati.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah Sekolah Dasar (SD) di SD N 1 Pulung Kencana yang diselesaikan pada tahun 2000, sekolah menengah pertama ( SMP ) di SMP N 4 Tulang Bawang Barat, diselesaikan pada tahu 2003 dan dilanjutkan di sekolah menengah atas ( SMA ) di SMA N 1 Tumijajar Tulang Bawang Barat dan diselesaikan pada tahun 2006.

(7)

MOTO

Jangan pernah takut untuk mencoba, karena segala sesuatu hal berawal dari mencoba

sampai akhirnya Anda sendiri yang menilai apakah Anda sudah mampu dalam bidang

tersebut atau belum. Selain itu, dengan banyak mencoba Anda akan semakin tertempa

untuk mampu menyelesaikan segala macam masalah yang Anda hadapi dalam bidang

tersebut.

Selalu tersenyum dan sabar dalam menghadapi masalah, karena setiap maslah pasti ada

jalan keluarnya dengan izin Allah.

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap Bissmillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberiku nikmat yang begitu banyak sehingga penulis

bisa mempersembahkan karya terbaik ini kepada ayah dan bunda yang sangat penulis cintai, yang telah memberikan kasih sayang, dukungan dan doa bahkan air mata dalam setiap sujudnya agar penulis berhasil

dan mampu menghadapi setiap persoalan hidup

Istri dan anak yang tercinta yang selalu menemani dan mendukungku.

Saudara-saudara ku yang sangat penulis sayangi, terima kasih atas segala nasihat dan perhatian kalian

sehingga membuat penulis semakin dewasa

(9)

SANWACANA

Asalamualaikum. Wr. Wb

Puji syukur Alhamdulillah pada Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan Salam semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah SAW yang mulia.

Skripsi dengan judul “Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Ajaran 2012/2013” adalah dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk pencapaian gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. selaku Dekan FKIP Universitas Lampung.

2. Drs. Baharudin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan (IP) FKIP Universitas Lampung. Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan FKIP Universitas Lampung

3. Drs. Surisman M.Pd, selaku Penguji utama yang telah memberikan perbaikan dan pengarahan kepada penulis.

4. Drs. Akor Sitepu, M.Pd., selaku Pembimbing pertama yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi serta kepercayaan kepada penulis.

5. Drs. Suranto, M.Kes, selaku Pembimbing kedua yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

(10)

7. Kepala SMP N 4 Tulang Bawang Barat yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian tahun pelajaran 2012/2013.

8. Keluarga besar ku, Ayah dan Ibu yang selalu memberiku semangat dan doa’. 9. Istri tercinta dan buah hati ku Jihan Shafira Afifah tersayang.

10. Terima kasih kepada teman-teman angkatan 2007 dan 2008 (Engga, Sony, Yandri, Ade, Putu, Dimas, Arif, Taufik, Idruz, Rellya, Badai, Rizky,rio,imung,) 11. Terima kasih kepada teman-teman kost Arfazul

(gandi,edo,evan,soulmet,enji,apri,angga,juni) sebagai pendonor semangat pada sripsi ini.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amiin.

Wasalamualaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung, 2014 Penulis

(11)
(12)

xiii

1. Tempat Dan Waktu Penelitian ... 34

2. Pelaksanaan Tes ... 35

E. Teknik Analisis Data ... 37

1. Uji Normalitas ... 46

2. Uji Homogenitas ... 46

3. Uji t Pengaruh ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 54

1. Deskripsi Data ... 54

2. Analisis Data ... 45

B. Pembahasan ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 55

B. Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Eksperimen ... 42

2. Data Hasil Penelitian Pada Kelompok Kontrol ... 43

3. Hasil Analisis Uji Normalitas ... 45

4. Hasil Analisis Uji Homogenitas ... 46

(14)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Cara Memegang Bed ... 26

2. Sikap Siap ... 27

3. Gerakan Memukul ... 28

4. Follow Through ... 28

5. Disain Penelitian ... 32

6. Alat Tes ... 36

7. Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Eksperimen ... 43

8. Grafik Perbandingan Data Hasil Kelompok Kontrol ... 44

9. Perbandingan Uji t Tes Awal Kelompok Pembelajaran Dengan Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ... 48

10. Perbandingan Uji t Tes Akhir Kelompok Pembelajaran Dengan Modifikasi Alat Bermain Dan Kelompok Kontrol ... 49

11. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 50

12. Perbandingan Uji t Tes Awal Dan Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 51

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Hasil Tes Awal Pukulan Forehand Tenis Meja ... 60

2. Pembagian Kelompok Penelitian Dengan Ordinal Pairing ... 61

3. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Eksperimen ... 62

4. Uji Normalitas Tes Awal Kelompok Kontrol ... 63

5. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Eksperimen ... 64

6. Uji Normalitas Tes Akhir Kelompok Kontrol ... 65

7. Uji Homogenitas Tes Awal ... 66

8. Uji Homogenitas Tes Akhir ... 67

9. Uji t Perbedaan Tes Awal Antara Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 68

10. Uji t Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol ... 70

11. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen... 72

12. Uji t Pengaruh Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol ... 73

13. Tabel Z ... 74

14. Tabel F Untuk Uji Normalitas... 75

15. Tabel t-Student ... 76

16. Program Latihan ... 82

(16)

I. PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang sangat besar artinya

bagi pembangunan generasi penerus bangsa, dengan demikian pendidikan

sangat memegang perananan yang sangat penting bagi nasib kehidupan

bangsa, karena berkaitan langsung dengan pembangunan kualitas sumber

daya manusia. Berbicara mengenai kualitas sumber daya manusia,

pendidikan memegang peranan yang teramat penting dalam proses

peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

dapat dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah dengan

mengadakan pembaharuan kurikulum pendidikan nasional sesuai dengan

perkembangan zaman.

Pada saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan pelaksanaan kurikulum

baru yang disesuaikan dengan tuntutan zaman, kebijakan itu ditandai dengan

pendidikan yang berkarakter bangsa, guru tidak hanya mengajarkan siswa

untuk memahami materi yang diajarkan namun guru juga harus mampu

membentuk karakter siswa menjadi tekun (diligence), tanggung jawab

(responsibility), ketelitian (carefulness), kerja sama (cooperation), toleransi

(17)

2

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran guru harus berpedoman pada

kurikulum tersebut, sehingga diharapkan siswa akan dapat mencapai standar

kompetensi pada masing-masing mata pelajaran, dan tujuan dari

pembelajaran serta pendidikan karakter siswa tersebut dapat tercapai. Agar

tercapai tujuan tersebut guru dituntut untuk kreatif dan inovatif dalam

kegiatan pembelajaran, baik dalam penggunaan media maupun dalam strategi

dan pendekatan pembelajaran itu sendiri. Dengan strategi dan pendekatan

pembelajaran yang tepat, guru akan dapat menciptakan suasana belajar yang

bermakna dan menyenangkan bagi siswa. Belajar akan menyenangkan bagi

siswa bila siswa mengahami apa yang dipelajarinya, agar siswa dapat

mengahami apa yang dipelajarinya, diperlukan pendekatan yang tepat.

Pada saat ini telah dikembangkan suatu pendekatan dimana guru dituntut

untuk dapat mengkaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata

siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka. Dengan

demikian maka siswa dapat memahami dan dapat mengikuti semua materi

dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani adalah salah

satu mata pelajaran yang dapat membentuk karakter siswa, misalnya

membentuk karakter sisawa yang disiplin, tanggung jawab, kerja sama,

berani dan percaya diri, karakter tersebut dapat dibentuk dalam mata

pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, sebab dalam pembelajaran

penjaskes memiliki nilai-nilai moral seperti disiplin, tanggung jawab, percaya

diri, dan kejujuran yang dibentuk melalui permainan berkelompok maupun

(18)

3

Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem

pendidikan secara keseluruhaan bertujuan untuk mengembangkan aspek

kesehatan, kebugaran jasmani, ketrampilan berpikir kritis, stabilitas

emosional, keterampilan sosial, penalaran dan tindakan moral melalui

aktivitas jasmani dan olahraga. Dalam proses pembelajaran Pendidikan

Jasmani, guru diharapkan mengajarkan berbagai keterampilan gerak dasar,

teknik dan strategi permainan dan olahraga, internalisasi nilai-nilai

(sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta pembiasaan hidup sehat.

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru dapat memberikan berbagai

pendekatan agar siswa termotivasi dan tertarik untuk mengikuti

pembelajaran, yaitu dengan cara turut serta turun lapangan dengan

memberikan bentuk-bentuk latihan yang bervariasi. Salah satu kegiatan

pelaksanaannya dilakukan dengan latihan, permainan, perlombaan dan

pertandingan. Cabang olahraga yang dipertadingkan adalah olahraga bola

voli, basket, sepak bola dan tenis meja. Tenis meja merupakan cabang

olahraga yang kerap kali dipertandingkan dalam kejuaraan daerah, nasional

maupun internasional.

Permainan tenis meja merupakan suatu olahraga permainan bola kecil, tenis

meja merupakan permainan yang cukup populer di kalangan masyarakat,

selain karena permainan ini mudah untuk dimainkan, permainan ini juga

enak untuk ditonton. Dalam memainkan permainan ini diperlukan bet yang

digunakan untuk memukul bola, dan bola yang merupakan objek yang

(19)

4

lain dimana dalam memainkannya diawali dengan pelaksanaan servis sebagai

awal dari permainan.

Permainan tenis meja ini dapat dimainkan oleh tunggal putra, tunggal putri,

ganda putra, ganda putri dan ganda campuran. Untuk dapat bermain tenis

meja dengan baik dan benar, salah satunya yaitu siswa mampu melakukan

pukulan forehand yang baik, yaitu proses pembelajaran yang disertai dengan

latihan yang maksimal, sarana olahraga yang memadai, dan latihan yang

terus menerus dilakukan agar dapat mencapai prestasi yang baik dan benar,

salah satunya siswa mampu melakukan pukulan forehand, pukulan forehand

ini merupakan salah satu teknik dasar permainan tenis meja. Pukulan

forehand yang baik dan benar juga membantu pemain tenis meja dalam

melakukan serangan dengan pukulan smash, pukulan smash yang baik dapat

dilakukan oleh pemain apabila pemain sudah melakukan teknik pukulan

forehand dengan benar. Dengan demikian berarti pukulan forehand yang baik

dan benar dapat menunjang pemain untuk melakukan teknik smash agar

memperoleh point dalam pertandingan.

Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang cukup digemari di

SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Kelas VIII, hal ini dapat dengan jelas

terlihat dari antusiasnya mereka mengikuti mata pelajaran penjaskes

khususnya pada materi tenis meja. Namun begitu, rasa antusias mereka dalam

mengikuti materi tenis meja tidak dapat dijadikan suatu jaminan bahwa

mereka dapat bermain tenis meja dengan baik dan benar, terlebih lagi dalam

(20)

5

mendarat di luar bidang lapangan lawan dari pada mendarat dalam bidang

lapangan lawan. Hal tersebut tentu saja mengindikasikan masih rendahnya

kemampuan pukulan forehand yang mereka miliki salah satunya adalah

kurang waktu belajar di sekolah, sarana dan prasarana yang belum memadai

dengan jumlah siswa, untuk itu modifikasi alat bermain bed/pemukul

sangatlah penting agar siswa yang belum bisa melakukan teknik pukulan

forehand dengan baik dapat menjadi terampil.

Modifikasi adalah mengubah atau menyesuaikan, yang diartikan sebagai

upaya melakukan perubahan dengan penyesuaian-penyesuaian baik dalam

segi fisik, material (fasilitas dan perlengkapan), maupun dalam tujuan dan

cara (metode, gaya, pendekatan, atau serta nilai modeifikasi merupakan salah

satu cara untuk mempermudah agar materi pembelajaran dapat dicapai

dengan baik. Modifikasi bermaksud untuk menuntun , mengarahkan,

membelajarkan siswa yang tadinya tidak bias, yang tadinya kurang terampil

menjadi lebih terampil. Modifikasi alat bermain dalam permainan tenis meja,

khususnya dalam pukulan forehand sangatlah baik agar guru dapat

mempermudah siswa yang kurang bias menjadi bisa, hingga terbiasa dan

akhirnya dapat melakukan pukulan forehand dengan baik.

Pukulan forehand dalam permainan tenis meja merupakan teknik dasar dalam

permainan tenis meja, penting bagi siswa menguasai teknik pukulan

forehand, baik itu melalui tangan kanan maupun tangan kiri (bagi yang

kidal). Pada dasarnya pukulan forehand ini dapat dijadikan suatu pukulan

utama dalam suatu permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilakan dari

(21)

6

Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan

latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis, dan

berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun

instruktur agar nantinya dalam penerapan latihan guru dapat mengoptimalkan

proses pembelajaran yang dilaksanakan, sebaiknya untuk membentuk gerak

dasar pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola terlebih

dahulu, agar nantimya pemain dapat lebih mengusai gerak dasar pukulan

forehand.

Berdasarkan hasil penelitian awal rendahnya kemampuan pukulan forehand

yang mereka miliki lebih disebabkan oleh kurang mengerti dan

pahamnyasiswa terhadap cara memegang bet dalam melakukan pukulan

forehand yaitu telapak tangan yang memukul menghadap kearah pukulan,

sedangkan punggung telapak tangan berada diatas atau menghadap kearah

kita yang dilakukan dengan bet dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari

bawah serong keatas, posisi bet dalam keadaan tertutup.

Bertolak dari latar belakang yang telah dideskripsikan sebelumnya, maka

penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian eksperimen yang berjudul

“Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain Terhadap Hasil Pukulan

Forehand Tenis Meja Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang

(22)

7

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang

dapat diidentifikasi adalah:

1.Masih kurangnya pemahaman siswa tentang cara memegang bed yang

benar dalam melakukan pukulan forehand tenis meja siswa kelas VIII

SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012 – 2013.

2.Masih kurangnya cara siswa melakukan pukulan forehand yang baik dan

benar pada siswa kelas VIII SMP Negri 4 Tulang Bawang Barat Tahun

Pelajaran 2012 – 2013.

3.Masih kurangnya media/alat pembelajaran untuk pembelajaran tenis meja

di sekola

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dideskripsikan sebelumnya,

maka rumusan masalah dalam penelitian ini yakni,

1. Apakah ada pengaruh modifikasi alat bermain terhadap Hasil pukulan

forehand tenis meja siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang

Barat Tahun Pelajaran 2012-2013 ?

2. Apakah ada perbedaan modifikasi alat bermain petehadap hasil pukulan

(23)

8

D. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak meluas, maka penulis membatasi masalah dalam

penelitian ini hanya pada masalah modifikasi alat bermain bed/pemukul

terhadap kemampuan dasar pukulan forehand tenis meja pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah di atas penelitian ini bertujuan untuk :

1. untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan modifikasi alat

bermain terhadap Hasil pukulan forehand pada siswa kelas VIII

SMP N 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012-2013”.

2. Untuk mengetahui hasil pukulan forehand tenis meja menggunakan

modifikasi alat bermain .

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

- Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi di bidang ilmu

pengetahuannya pada umumnya, dan ilmu keolahragaan pada khususnya,

mengenai penggunaan modifikasi alat terhadap kemampuan dasar pukulan

(24)

9

- Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi kepada guru

pendidikan jasmani dan siswa dapat digunakan sebagai acuan dalam

meningkatkan prestasi belajar penjaskes.

Penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber kepada guru untuk dapat

menggunakan modifikasi alat, apabila sarana dan prasarana kurang

memadai.

Bagi peneliti lainnya menjadi bahan informasi peneliti untuk

kepentingan penelitian berikutnya.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah:

Obyek penelitian : Pengaruh Penggunaan Modifikasi Alat Bermain

Terhadap Hasil Pukulan Forehand Tenis Meja Pada

Siswa Kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang

Barat Tahun Pelajaran 2012-2013

Subyek peneliti : Siswa Kelas SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat

(25)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar

Motorik merupakan kata bentukan dari motor yang berarti gerak. Gerak yang terjadi atas koordinasi antara aspek jasmani dan rohani. Koordinasi gerak adalah berupa kemampuan untuk mengatur keserasian gerak bagian-bagian tubuh. Kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan kontrol tubuh. Individu yang koordinasi geraknya baik akan mampu mengendalikan gerak tubuhnya sesuai dengan kemauannya.

Belajar motorik adalah perubahan secara permanen berupa gerak belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muscular dan diekspresikan dalam gerakan tubuh (Herman Tarigan 2008:5). Belajar gerak berperan dalam hal upaya peningkatan kualitas gerak tubuh dalam olahraga.

Kemampuan koordinasi gerak, dinilai berdasarkan kemampuan melakukan gerakan-gerakan keterampilan. Pada masa anak besar kemampuan ini

(26)

11

anak kecil, semakin dapat dilakukan dengan baik dan semakin bervariasi lagi pola geraknya.

Perkembangan koordinasi gerak, tidak terpisahkan dari penguasaan gerak dasar. Perkembangan penguasaan gerak dasar sendiri terjadi sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan fisik. Pertumbuhan fisik yang semakin tinggi, dan semakin besar dan semakin berotot, peningkatan penguasaan gerak dasar dapat diidentifikasi, yang merupakan indikatornya sebagai berikut :1). mekanisme tubuh dalam melakukan gerakan makin baik, (2). kontrol dan kelancaran gerak semakin baik, (3). pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi, (4). gerakan semakin bertenaga.

Berbagai macam pola gerak yang dapat dilakukan atau dikuasai pada masa anak besar, di kala memperoleh kesempatan yang cukup untuk

mempraktekkannya adalah dengan kegiatan-kegiatan seperti : berjalan, berlari, mendaki memanjat, meloncat, berjengket, mencongklang, mengguling, lompat tali, menyepak, melempar, menangkap, memukul, memantul-mantulkan bola, dan berenang.

Lutan (1998:53) mengatakan “belajar adalah sebuah prilaku yang relatif permanen sebagai akibat latihan atau pengalaman masa yang lampau”. Berkaitan dengan belajar keterampilan motorik suatu proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang relatif permanen dalam reabilitasnya untuk merespon suatu gerak. Menurut Lutan belajar motorik adalah

“seperangkat proses yang berkaitan dengan latihan atau pengalaman yang

(27)

12

Menurut Siedentop dalam Fajar (2005:9), belajar motorik adalah proses yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan ke arah perubahan permanen dalam perilaku terampil.

Pada masa akhir anak besar, pada umumnya gerakan-gerakan tersebut sudah mampu dilakukan dengan bentuk gerakan menyerupai gerakan orang

dewasa. Perbedaannya hanya terletak pada pelaksanaan gerakan yang kurang bertenaga. Belajar motorik adalah menghasilkan perubahan yang relatif permanen. Seorang yang ingin memiliki keterampilan yang baik harus terlebih dahulu mengembangkan unsur gerak, kemudian hal ini dapat

dilakukan melalui proses belajar dan berlatih.

Adapun tahap dalam keterampilan motorik adalah tahap koqnitif, tahap fiksasi dan tahap otomatis.

a. Tahap kognitif

merupakan tahap awal dalam belajar motorik, dalam tahap ini peserta didik harus memahami hakikat kegiatan yang akan dilakukan, kemudian harus memperoleh gambaran yang jelas baik secara verbal maupun visual.

b .Tahap fiksasi

(28)

13

semangat dan umpan balik untuk mengetahui apa yang dilakukan itu benar atau salah.

b. Tahap otomatis

pada tahap otomatis kontrol terhadap gerak semakin tepat dan penampilan semakin konsisten serta cermat. Menurut girimijoyo dalam priyono mengatakan “Secara psikologi hal ini dapat diartikan bahwa pada diri peserta didik telah terjadi suatu kondisi refleks bersyarat yaitu terjadi pengerahan tenaga mendekati pola gerak reflek yang sangat efesien dan hanya akan melibatkan unsur unit yang benar diperlukan untuk gerakan yang diinginkan”.

Seperti yang dikemukakan di atas, dapat dinyatakan bahwa belajar motorik mengacu pada perubahan perilaku atau tingkah laku manusia dengan kata lain objek dari upaya belajar mengajar adalah perilaku yang nampak bergerak dan terus berlangsung secara berkelanjutan.

B. Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

(29)

14

wilayah pendidikan lainnya yaitu hubungan dari perkembangan tubuh-fisik dengan pikiran dan jiwanya, Muhajir (2007: 8)

Menurut Syarifudin (1997:12) tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan adalah:

1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan berkaitan dengan aktivitas jasmani, perkembangan estetika dan perkembangan sosial, (2). mengembangkan kepercayaan diri dan kemauan untuk menguasai keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam

aneka aktivitas jasmani, (3). Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani, (4). Mengetahui dan memahami konsep

aktivitas jasmani sebagai informasi untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat,

(5). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan terkendali.

(6). Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah diuraikan tersebut dapat

(30)

15

Kategori bermain dibagi menjadi dua yaitu bermain aktif dan bermain pasif (Hurlock, 1999:64):

a) Bermain aktif, anak memperoleh kesenangan dan apa yang dilakukannya, misalnya berlari atau membuat sesuatu dari lilin. b) Bermain pasif, kesenangan yang diperoleh anak dalam bermain

egosentris, sedikit demi sedikit anak akan dilatih untuk

mempertimbangkan perasaan orang lain, bekerja sama, saling membagi dan menghargai, melalui bermain anak dilatih bersabar, menunggu giliran dan terkadang bisa kecewa karena ini pasif berasal dari kegiatan yang dilakukan oleh orang lain, misalnya menikmati temannya bermain, bermain jenis ini membutuhkan sedikit energi dibandingkan bermain aktif.

D. Modifikasi

Arti modifikasi secara umum adalah mengubah atau menyesuaikan, mengenai pengertian modifikasi menuruh Bahagia (2010:13),

(31)

16

mempunyai makna yang cukup luas, baik modifikasi dalam bentuk benada atau kecakapan yang dimiliki siswa. Pelaksanaan modifikasi sangat

diperlukan bagi setiap guru sebagai salah satu alternatif atau solusi

mengatasi permasalah yang terjadi dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, modifikasi merupakan implementasi sangat berintegrasi dengan aspek pendidikan lainnya.

Esensi modifikasi adalah menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara menentukannya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat mempelancar siswa dalam belajarnya, modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani. Diharapkan dengan mereka dapat

menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi, menyebutkan apa yang dimodifikasi dan bagimana cara memodifikasinya, menyebutkan dan menerangkan bebarapa aspek analisis modifikasi.

Cara ini dimaksudkan untuk menuntun, mengarahkan, dan membelajarkan siswa yang tadinya tidak bisa, yang tadinya tidak terampil menjadi terampil, cara-cara guru memodifikasi pembelajaran akan tercemin dari aktivitas pembelajaran yang diberikan guru mulai awal hingga akhir pelajaran. Selanjutnya guru-guru pendidikan jasmani juga harus mengetahui apa saja yang bisa dan harus dimodifikasi serta tahu bagaimana cara

memodifikasinya.

Dalam penyelenggaraan program pendidikan jasmani hendaknya

(32)

17

”Developentally Appropriate Practice” (DAP). Artinya bahwa tugas ajar

yang disampaikan harus memperhatikan perubahan kemampuan atau kondisi anak, dan dapat membantu mendorong kearah perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut harus sesuai dengan tingkat

perkembangan dan tingkat anak didik yang diajarnya.

Tujuan modifikasi menurut Lutan (1998:62) yang dikutip Bahagia (2010:5), bahwa modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan agar siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajara, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan siswa dapat melakukan pola gerak secara benar.

E. Alat Bermain

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:68) pengertian dari alat adalah ”yang dipakai untuk mengerjakan sesuatu”, alat merupakan bagian dari

fasilitas pendidikan yang digunakan untuk proses kegiatan belajar mengajar, dengan alat pembelajaran guru dapat memberikan contoh secara langsung tentang materi tersebut agar mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dikatakan bahwa media pengajaran digunakan dalam rangka upaya

(33)

18

pendengaran dan penglihatan, bahkan adanya alat/media tersebut dapat mempercepat proses pembelajarab murid karena dapat membuat

pemahaman murid lebih cepat pula. Penggunaan media pengajaran dalam proses pengajaran sangat dianjurkan untuk mempertinggi kualitas

pengajaran, sebagai alat bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan untuk tercapainya tujuan pengajaran. Dapat disimpulkan bahwa alat adalah media, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka meningkatkan efektifitas komunikasi dan interaksi edukatif antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran sekolah.

F. Kemampuan Dasar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:86) pengertian dari kemampuan adalah kesanggupan untuk melakukan sesuatu, di dalam permainan diperlukan kemampuan untuk melakukan kegiatan yang telah diberikan atau ditentukan. Faktor pendukung kemampuan dasar dalam aktivitas olahraga adalah gerak lokomotor, gerak non lokomotor, manipulatif. Rusli mendefinisikan gerak lokomotor adalah ”gerak yang

digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke tempat lain atau memproyeksikan tubuh ke atas misalnya: jalan, lompat dan berguling”.

Gerak non lokomotor adalah ”keterampilan yang dilakukan tanpa

memindahkan tubuh dari tempatnya, misalnya: membungkukkan badan, memutar badan, mendorong dan menarik”. Sedangkan gerak manipulatif

(34)

19

ini bertujuan untuk koordinasi mata-kaki, mata-tangan, misalnya melempar, menangkap dan menendang. Setelah kemampuan gerak dasar dikuasai, dapat dilanjutkan ke tahap kemampuan yang lebih spesifik dengan terlebih dahulu mengoreksi kekurangan pada kemampuan sebelumnya, berikutnya mengulangi gerakan, dimaksudkan agar gerakannya lebih otomatis.

G. Permainan Tenis Meja

Permainan tenis meja merupakan suatu permainan yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain dengan jalan memukul bola kian kemari melewati atas net dengan menggunakan bet sebagai alat untuk memukul bola dan bola sebagai objek yang dipukul. Pemain yang lebih dahulu mencapai angka (poin) 11 dalam satu set, dialah yang dinyatakan sebagai pemenang dalam set tersebut. Untuk dapat memenangkan satu partai pertandingan, seorang pemain harus dapat meraih 3 set kemenangan dari 5 set yang dimainkan. Menurut Sutarmin (2007:4) tenis meja termasuk salah satu permainan yang digemari oleh masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia pada khususnya, di Indonesia tenis meja sudah sangat memasyarakat baik di sekolah-sekolah, kampung-kampung, instansi-instansi, maupun perusahaan-perusahaan dan sebagainya. Dengan bermain tenis meja maka akan

(35)

20

dengan baik dan seefisien mungkin tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti untuk dapat mencapai prestasi yang setinggi-tingginya.

Menurut Muhajir (2003:62), tenis meja adalah cabang olahraga yang dimainkan di dalam gedung (indoor game), oleh dua atau empat pemain menggunakan bet yang dilapisi karet yang dipukulkan pada bola agar dapat melewati jaring yang terbentang pada meja. Selanjutnya menurut Suprapto (2002:5) tenis meja adalah suatu permainan yang menggunakan meja sebagai lapangan yang dibatasi oleh jaring (net) yang menggunakan bola kecil terbuat dari celluloid dan permainannya menggunakan pemukul atau yang disebut bet.

Pada dasarnya permainan tenis meja bukanlah suatu permainan yang mudah untuk dilakukan, hal ini dikarenakan dalam memainkan bola, sangatlah dibutuhkan unsur kecepatan dan ketenangan. Apabila unsur kecepatan dan ketenangan tersebut dapat dikuasai dan diterapkan dengan baik dan benar, maka peluang untuk memenangkan suatu pertandingan pun akan terbuka lebar. Begitu juga sebaliknya, apabila unsur kecepatan dan ketenangan ini dapat diterapkan dengan baik, maka peluang untuk memenangkan suatu pertandingan pun semakin kecil. Untuk dapat bermain tenis meja dengan baik dan benar, maka dibutuhkan suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara sistematis yang disebut dengan latihan.

(36)

21

gerak tangan memukul bola. Cara pergerakan yang harmonis merupakan salah satu jaminan yang sangat kuat untuk melancarkan serangan bertubi-tubi hingga mencetak angka. Muhajir (2003:63), bahwa permainan tenis meja ini menggunakan peralatan sebagai berikut:

1. Meja: Meja yang dipergunakan berbentuk segi empat dengan ukuran panjang meja 2.74 meter dan lebar 1.525 meter, serta harus datar dengan tinggi meja 76 cm di atas lantai. Pada setiap sisi bagian samping dan ujung meja harus diberi garis putih sebagai batas yang lebarnya 3 mm.

2. Perangkat Net : Net dipasang di tengah-tengah meja, hingga membagi lapangan atau meja menjadi dua bagian yang sama besarnya, dengan ukuran panjang net 1.83 m termasuk talinya, tinggi net 15.25 cm dari meja ke atas serta jarak antara tiang pengikat dengan meja masing- masing 15.25 cm.

(37)

22

a. Kayu pemukul (Bet)

Bet terbuat dari kayu, sisi daun bet yang digunakan untuk memukul bola harus ditutupi oleh karet.

b. Bola

Bola terbuat dari bahan celuloid atau sejenis bahan plastik serta harus berwarna putih atau oranye dan pudar (tidak mengkilap). Bola harus bulat dengan diameter 40 mm serta berat bola 25 gram. Bola juga harus memenuhi standar yang bila dijatuhkan dari ketinggian 30 cm akan menghasilkan pantulan sekitar 23 cm. Menurut Dinas Olahraga dan Pemuda (2004:7), tenis meja merupakan permainan yang dilakukan dengan cara berhadapan dengan lawan, bola yang datang sangat cepat dan selalu berubah-ubah arahnya, variasi bola sulit untuk diprediksi dengan tepat kekuatannya. Kemudian ukuran meja permainan yang relatif kecil serta peraturan hitungan dengan really point yang dipersingkat. Berdasarkan beberapa pendapat para

(38)

23

H. Pukulan Forehand

Dalam permainan tenis meja terdapat beberapa teknik dasar yang mutlak dikuasai oleh seorang pemain untuk menunjang keberhasilannya dalam suatu permainan, adapun teknik dasar tersebut yaitu servis, pukulan forehand, pukulan backhand, chop, spink, dan cmesh. Apabila dalam

pelaksanaan permainan seorang pemain dapat melakukan suatu serangan dengan menggunakan teknik pukulan yang kuat dan akurat, maka sudah dapat dipastikan pemain tersebut akan mendominasi serangan dalam permainan tersebut.

Pukulan forehand merupakan suatu pukulan yang sangat keras yang

dilakukan dari sisi forehand seorang pemain, baik itu melalui tangan kanan, maupun melalui tangan kiri (bagi yang kidal). Pada dasarnya pukulan forehand ini dapat dijadikan sebagai suatu pukulan utama dalam suatu

permainan, hal ini dikarenakan bola yang dihasilkan dari pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan akurat. Menurut Hodges (2007:12) Pukulan forehand adalah setiap pukulan yang dilakukan dengan bet yang digerakan

kearah kanan siku untuk pemain yang menggunakan tangan kanan, dan ke kiri untuk pemain yang menggunakan tangan kiri. Kemudian menurut Sutisna dkk (1997:46) Pukulan forehand adalah telapak tangan yang memukul menghadap kearah pukulan, sedangkan punggung telapak tangan berada di atas atau menghadap kearah kita”. Tanpa memiliki sebuah

(39)

24

serta daya tahan tubuh maka tidak mungkin seseorang dapat mencapai kesempurnaan pukulan.

Kesempurnaan teknik pukulan forehand ini hanya dapat dicapai dengan latihan yang dilakukan secara sungguh-sungguh, sistematis dan

berkesinambungan. Hal ini perlu diperhatikan oleh setiap guru ataupun instrukur agar nantinya dalam penerapan latihan, guru akan dapat mengoptimalkan proses pembelajaran yang dilaksanakan. Pelaksanaan latihan mempermantap pukulan forehand ini dilakukan secara perorangan dengan cara saling memukul dan mengarahkan bola kearah sisi forehand pasangan latihannya. Alangkah baiknya untuk membentuk gerak dasar pukulan forehand ini dilakukan tanpa menggunakan bola, agar nantinya pemain dapat lebih menguasai gerak dasar pukulan forehand ini.

Menurut Dinas Olahraga dan Pemuda (2004:60), pukulan forehand biasanya merupakan pukulan yang sangat kuat karena tubuh tidak menghalangi saat melakukan pukulan, tidak seperti backhand, selain itu otot yang digunakan biasanya lebih maksimal dari pada pukulan backhand. cmash forehand yang merupakan pukulan forehand dengan kecepatan penuh akan menjadi

pukulan paling kuat, pukulan ini dilakukan dengan cara yang sama pada kedua jenis grip. Pukulan forehand adalah pada waktu memukul bola, telapak tangan yang memegang raket/bed menghadap ke depan. Sutarmin, (2007:21)

(40)

25

menyerang dengan sisi forehand. kedua, pukulan ini bisa menjadi pukulan utama. ketiga, pukulan ini merupakan pukulan yang paling sering anda gunakan untuk melakukan smash. Hodges (2007:33).

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pukulan forehand adalah suatu teknik pukulan yang dapat dijadikan satu senjata utama dalam permainan tenis meja karena bola yang dihasilkan dari teknik pukulan forehand ini cenderung lebih keras dan akurat.

1). Forehand Drive

Pukulan forehand drive adalah pukulan forehand yang dilakukan dengan bed dipukulkan pada bola, dengan gerakan dari bawah serong ke atas. Posisi bet dalam keadaan tertutup. Forehand drive ini dapat digunakan sebagai pukulan serangan atau dapat juga kita kontrol sesuai dengan keinginan.Adapun unsur-unsur pendukung pelaksanaan dari pukulan forehand tersebut adalah sebagai berikut:

a. Cara memegang bed

Teknik memegang bed ini merupakan faktor yang sangat penting dalam permainan tenis meja. Secara garis besar pegangan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

1). Pegangan seperti berjabat tangan (Shakehand grip)

(41)

26

2). Pengangan seperti memegang tangkai pena (Penhold grip) Penhold grip atau pengangan tangkai pena dikenal pula dengan

pengangan Asia, walaupun akhirnya kebanyakan pemain Asia banyak menggunakan pengangan shakehand. Pada pengangan ini hanya satu sisi bed yang dapat digunakan

Shakehand grip Penhold grip

Gambar 1. Cara memegang bet (Larry Hodges 2007:16)

b. Sikap siap

(42)

27

Gambar 2. Sikap siap (Larry Hodges, 2007:34)

c. Gerakan memukul

(43)

28

Gambar 3. Gerakan memukul (Larry Hodges, 2007 : 36)

d. Gerakan lanjutan (follow through)

Pada gerakan lanjutan ini, ikuti gerakan bed hingga ke bagian dahi atau sedikit kearah kiri. Pemain yang lebih tinggi harus mengikuti gerakan yang lebih rendah, berat badan harus dipindahkan ke kaki kiri dengan bahu yang diputar ke arah kiri.

Gambar 4. Follow Through (Larry Hodges, 2007:37)

(44)

29

I. Kerangka Pikir

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa di dalam pembelajar modifikasi alat dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan

kemampuan penguasaan gerak dasar pukulan forehand, oleh karena itu sangat penting modifikasi alat dalam permainan tenis meja, agar dalam permainan dapat mengumpan untuk melakukan serangan dan diharapkan agar tercipta anak yang terampil, cerdas, tangkas dan berprestasi.

J. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto (1998:67) hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. HipotesIS adalah jawaban yang masih bersifat

sementara dan bersifat teoritis. Sukardi, (2003:42)

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah suatu konsep yang berfungsi sebagai jawaban sementara terhadap masalah penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian adalah sebagai berikut

H1 : Seberapa besar pengaruh modifikasi alat bermain terhadap

(45)

30

H0 : Ada pengaruh yang signifikan modifikasi alat bermain terhadap penguasaan gerak dasar pukulan forehand tenis meja pada siswa kelas VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran

(46)

III. METODELOGI PENELITIAN

A. Metodelogi Penelitian

Metodelogi adalah sekumpulan prosedur yang terdokumentasi

mendefinisikan siklus pemecahan masalah atau pengembangannya dan menentukan bagaimana sistem akan dibangun metodelogi penelitian, disini berisikan garis besar metode-metode pemecahan masalah yang diterapkan dalam penelitian. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen komparatif dengan pre-test dan post-test design, yaitu mengetahui pengaruh setiap variabel bebas terhadap variabel terikat. Penelitian eksperimen adalah penelitian percobaan atau perlakuan dimana perlakuan ini merupakan suatu usaha modifikasi kondisi secara sengaja dan terkontrol dalam menentukan peristiwa atau kejadian, serta pengalaman terhadap perubahan yang terjadi akibat peristiwa tersebut. Soekidjo Notoatmodjo, (2002:29)

(47)

32

B. Variabel Peneliti

Variabel penelitian adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian, misalnya jenis klamin mempunyai variasi : laki – laki dan perempuan (Suharsimi Arikunto 2006:118)

Dalam hal ini terdapat dua macam variabel yaitu : a. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang nilai-nilainya tidak tergantung pada variabel lainnya yang berguna untuk meramalkan nilai variabel yang disimbolkan dengan (X), adapun variabel bebas penelitian ini adalah kemampuan gerak dasar forehand

b. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang nilai-nilainya bergantung pada variabel lainnya dan merupakan variabel yang diterangkan nilainya dengan lambang dengan (Y), variabel terikatnya penggunaan modifikasi alat bermain. Desain eksperimen dalam penelitian ini menggunakan pretest-postest desain seperti tabel berikut

(48)

33

Keterangan : P : Populasi S : Sampel

OP : Ordinal Pairing

Pretest : Tes awal kemampuan mengambil bola jauh X 1 : Kelas eksperimen dengan T1

X 2 : Kelas kontrol dengan T2 T1 : Modifikasi alat

T2 : Bed tenis Posttest : Tes

C. Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut Sukardi (2003:53), populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian. Populasi dibatasi sebagai jumlah penduduk sedikit mempunyai sifat yang sama atau homogen, sedangkan Suharsimi Arikunto (2006:130), bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Maka populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP N 4 Tulang Bawang Barat yang berjumlah 120 siswa yang terdiri dari 72 putri dan 48 putra.

Sampel

(49)

34

diambil antara 10-25% atau 20-25% atau lebih besar dari itu. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling atau sering juga disebut sempel probabilitas ( sempel acak ). Sampel penelitian dalam

penelitian ini sebanyak 24 orang (20% dari populasi) yang terdiri dari 12 orang siswa putra dan 12 orang siswi putri.

D. Instrument Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah test back board,tes ini

dimaksudkan untuk mengukur kecakapan bermain tenis meja, tes ini berlaku untuk pelajar, dengan tingkat validitas tes 0,615 dan reabilitas 0,738

(Nurhasan, 1986:112) dalam buku tes dan pengukuran mengungkapkan bahwa kriteria klasifikasi kecakapan bermain tenis meja adalah:

Score Klasifikasi 53 – keatas Baik

44 – 52 Cukup 26 – 43 Sedang 17 – 25 Kurang 16 – ke bawah Kurang sekali (Nurhasan, 1986:113)

1. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

(50)

35

b. Waktu Penilitian

Waktu penelitian dilakukan 6 minggu atau 2 bulan, Sajoto (1988:70) mengatakan dengan memakai frekuensi 3 kali dalam 1 minggu selama latihan dilakukan, dapat meningkat gerak pada latihan tersebut.

Program latihan adalah 18 kali pertemuan terdiri dari pertemuan pertama (satu) untuk tes awal, pertemuan ke 2-16 untuk melakukan latihan, dan pertemuan ke-18 untuk tes akhir. Latihan yang diberikan dalam

penelitian ini adalah penggunaan alat pemukul yang dimodifikasi/bed modifikasi dengan kelas control alat pemukul/bed yang sebenarnya atau alat yang tidak dimodifikasi

2. Pelakasanaan Tes

a. Alat dan Perlengkapan

Alat yang dibutuhkan dalam tes back board, yaitu: Stopwatch

Lima buah bola tenis meja Sebuah bet tenis

Sebuah meja tenis meja yang dapat dilipat

Sebuah kotak karton berukuran 10x5x3 cm yang dapat ditempelkan dengan pines pada sudut samping kiri belakang meja.

(51)

36

Pita kertas lebar 2 cm yang direkatkan pada bagian meja yang

didirikan tegak lurus, sejajar dengan bagian meja yang horizontal dan berjarak 15 cm dari permukaan meja.

Balangko dan alat tulis untuk mencatat hasil.

b. Pelaksanaan Tes

Testi berdiri di belakang atau lanjutan bagian meja yang horizontal,

dengan sebuah bat dan bola ditangan. Pada aba-aba ”ya” testi menjatuhkan bola di atas meja dan kemudian memukul bola ke bagian meja yang

didirikan tegak lurus terhadap bagian meja yang horizontal. Testi berusaha memantulkan bola 30 detik, bila testi tidak dapat menguasai bola, ia dapat mengambil bola yang tersedia di kotak, menjatuhkannya di meja dan melanjutkan usaha memantulkan bola sebanyak-banyaknya dalam sisa waktu yang tersedia. Seorang pembantu mengambil bola yang tidak dikuasai testi dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.

(52)

37

E. Teknik Analisis Data

Data yang di analisis adalah data dari hasil tes awal dan tes akhir,

menghitung hasil tes awal dan hasil tes akhir penggunaan alat modifikasi alat bermain terhadap kemampuan dasar pukulan forehand menggunakan analisi data uji t.

Adapun syarat dalam mengunakan uji t adalah:

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji untuk melihat apakah data penelitian yang diperoleh mempunyai distribusi atau sebaran normal atau tidak. Untuk pengujian normalitas ini adalah menggunakan uji liliefors. Langkah

pengujiannya mengikuti produser Sudjana (2005 : 466) yaitu :

a. Pengamatan , dijadikan bilangan baku , dengan

enggunakan rumus ( dan s masing-masing merupakan

rata-rata dan simpangan baku sampel)

b. Untuk bilangan baku ini dengan menggunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F( ) = P (z ≤ )

c. Selanjutnya dihitung proporsi , yang lebih kecil atau sama

dengan . Jika proporsi ini dinyatakan dengan S (Zi) maka

d. selisih F( ) – S( ) kemudian tentukan harga mutlaknya.

(53)

38

Setelah harga terbesar(L0), nilai hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan nilai kritis L untuk uji Liliefors dengan taraf signifikan 0,05. Jika L0 < Ltabel : normal, dan jika Ltabel < L0: tidak normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memperoleh informasi apakah kedua kelompok sample memiliki varian yang homogen atau tidak. Menurut Sudjana (2002 : 250) untuk pengujian homogenitas digunakan rumus sebagai berikut :

Varians dinyatakan homogen apabila Ho diterima (Fhit Ftabel), dan

varians dinyatakan tidak homogen apabila Ha diterima (Fhit > Ftabel) dimana distribusi F yang digunakan mempunyai dk pembilang = n1 – 1 dan dk penyebut = (n2 – 1)

Menurut Sudjana (2005), berdasarkan kriteria normal atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antar kedua kelompok sampel maka analisis yang digunakan ada beberapa alternatif :

a. Data berdistribusi normal dan kedua kelompok mempunyai varians

yang homogen ( 1 2 ) maka uji t- tes yang dipergunakan adalah:

(54)

39

X : Rerata kelompok eksperimen A X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen B

b. Salah satu data berdistribusi normal dan data yang lain tidak berdistribusi normal ( ) kedua kelompok sampel yang

mempunyai varians yang homogen atau tidak homogen, maka rumus yang digunakan: X : Rerata kelompok eksperimen B

1

S : Simpangan baku kelompok eksperimen A

2

S : Simpangan baku kelompok eksperimen B

1

n : Jumlah sampel kelompok eksperimen A

2

(55)

40

c. Bila kedua data berdistribusi tidak normal, kedua kelompok sampel homogen atau tidak, maka rumus yang digunakan adalah :

Pengujian taraf signifikan perbedaan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B adalah bila Z hitung < dari Z tabel berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B, sebaliknya bila Z hitung > dari Z tabel berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen A dan kelompok eksperimen B.

Dan untuk mengetahui pengaruh latihan peregangan statis dan peregangan kontraksi-relaksasi (PNF) mana yang lebih baik terhadap pengembangan kemampuan pengembalian bola jauh dapat diketahui dengan membandingkan kedua Mean dari kelompok tersebut.

3. Analisis uji t pengaruh

Berdasarkan kenormalan atau tidaknya serta homogen atau tidaknya varians antara kedua kelompok latihan, maka analisis yang digunakan dapat

(56)

41

terhadap kemampuan dasar pukulan forehand tenis meja siswa adalah sebagai berikut:

n

B S

B hitung

(57)

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analasis dan pembahasan dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Ada pengaruh yang signifikan penggunaan modifikasi alat bermain terhadap hasil pukulan forehand tenis meja pada siswa kelas

VIII SMP Negeri 4 Tulang Bawang Barat Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Ada perbedaan hasil yang signifikan menggunakan modifikasi alat bermain terhadap hasil pukulan forehand tenis meja siswa SMP N4 Tulang Bawang Barat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dalam penelitian ini, maka penulis menyarankan untuk dijadikan bahan masukan bagi :

1. Bagi para peneliti lainnya, khususnya bagi mahasiswa Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dapat terus menerus memperbaiki penelitian dalam melakukan penelitian selanjutnya.

(58)

56

(59)
(60)

Gambar

Gambar 1. Cara memegang bet
Gambar 2. Sikap siap
Gambar 3. Gerakan memukul  (Larry Hodges, 2007 : 36)
Gambar 5. Desain Penelitian sumber Ridwan (2005:141)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitianinibertujuanuntuk mengetahui karakteristik vegetasi riparian berdasarkan analisis indeks QBR (Qualitat del Bosc de Ribera) dan profil kualitas air (pH, DO,

Pengendali P digunakan sebagai pengontrol kecepatan motor pengiris jagung untuk mempertahankan kecepatan yang tetap sesuai set point yang telah diberikan pada

Data khusus dari penelitian ini memberikan gambaran tentang prinsip hygiene sanitasi makanan meliputi bahan baku daging sapi, pemotongan daging sapi, penyajian

Selain itu, penggunaan low bit encoding memiliki kelebihan yaitu membuat file hasil penyisipan pesan rahasia tidak mudah dirusak, artinya jika dilakukan perubahan

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, seluruh pejabat di lingkungan UPT Bidang Pengamanan Fasilitas Kesehatan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor

Berdasarkan dari hasil penelitian remaja di Desa Petapahan Jaya menggunakan olahraga billiard sebagai sarana untuk bermain judi, dimana permainan ini menggunakan

Tujuan penulisan penelitian ini adalah melaksanakan manajemen asuhan kebidanan pada Ibu Bersalin dengan Postdate di RSUD Wonosari dengan penerapan manajemen asuhan

Total karbon atas permukaan yang tersimpan pada hutan rakyat di Pekon Kelungu sebesar 101,61 ton/ha yang terdiri dari karbon pohon sebesar 99,92 ton/ha, karbon nekromasa sebesar