• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Pustaka Asas Perlindungan dan P

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Pustaka Asas Perlindungan dan P"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Asas Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Berdasarkan Pasal 2 UUPLH, perlindungan dan pengeloaan lingkungan hidup dilaksanakan berdasarkan asas:

1) Tanggung jawab negara;

Asas tanggung jawab negara memiliki makna bahwa: (a). negara menjamin pemanfaatan sumber daya alam akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kesejahteraan dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa kini maupun generasi masa depan; (b). negara menjamin hak warga negara atas lingkungan hidup yang baik dan sehat; (c). negara mencegah dilakukannya kegiatan pemanfaatan sumber daya alam yang menimbulkan penceraman dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

2) Kelestarian dan keberlanjutan;

Asas kelestarian dan keberlanjutan memiliki arti bahwa setiap orang memikul kewajiban dan tanggung jawab terhadap generasi mendatang dan terhadap sesamanya dalam satu generasi dengan melakukan upaya pelestarian daya dukung ekosistem dan memperbaiki kualitas lingkungan hidup.

3) Keserasian dan keseimbangan;

Asas keserasian dan keseimbangan memiliki arti bahwa pemanfaatan lingkungan hidup harus memperhatikan berbagai aspek seperti kepentingan ekonomi, sosial, budaya, dan perlindungan serta pelestarian ekosistem.

4) Keterpaduan;

Asas keterpaduan adalah perlindugan dan pengelolaan lingkungan hidup dilakukan dengan memadukan berbagai unsur atau menyinergikan berbagai komponen terkait. 5) Manfaat;

Asas manfaat adalah bahwa segala usaha dan/atau kegiatan pembangunan yang dilaksanakan disesuaikan dengan potensi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat dan harkat manusia selaras dengan lingkungannya.

(2)

Asas kehati-hatian adalah ketidakpastian mengenai dampak suatu usaha dan/atau kegiatn karena keterbatasan pengusaan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan merupakan alasan untuk menunda langkah-langkah meminimalisasi atau menghindari ancaman terhadap pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

7) Keadilan;

Asas keadilan adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus mencerminkan keadilan secara proporsional bagi setiap warga negara, baik lintas daerah, lintas generasi, maupun lintas gender.

8) Ekoregion;

Asas ekoregion adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan karakteristik sumber daya alam, ekosistem, kondisi geografis, budaya masyarakat setempat, dan kearifan lokal.

9) Keanekaragaman hayati;

Asas keanekaragaman hayati adalah bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan upaya terpadu untuk mempertahankan keberadaan, keragaman, dan keberlanjutan sumber daya alam hayati yang terdiri atas sumber daya alam nabati dan sumber daya alam hewani yang bersama dengan unsur non-hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem.

10) Partisipatif;

Asas partisipatif berarti bahwa setiap anggota masyarakat didorong untuk berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan dan pelaksanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, baik secara langsung maupun tidak langsung.

11) Kearifan lokal;

Asas kearifan lokal adalah bahwa dalam perlidungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus memperhatikan nilai-nilai luhur yang berlaku dalam tata kehidupan masyarakat.

(3)

Asas tata kelola pemerintahan yang baik adalah bahwa perlindungan dan pengelolan lingkungan hidup dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.

13) Otonomi daerah

Asas otonomi daerah adalah bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

B. Tujuan UUPLH

Berdasarkan Pasal 3 UUPLH, perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan untuk:

1) Melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup;

2) Menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;

3) Menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem; 4) Menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;

5) Mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup; 6) Menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;

7) Menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi manusia;

8) Mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana; 9) Mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan

10) Mengantisipasi isu lingkungan global

(4)

Berdasarkan Pasal 1 angka (33) UUPLH, definsi daripada instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah seperangkat kebijakan ekonomi untuk mendorong Pemerintah, Pemerintah Daerah, atau setiap orang ke arah pelestarian fungsi lingkungan hidup. Jadi dapat disebutkan bahwa Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan dan menerapkan insturmen ekonomi lingkungan hidup. Pelaksanaan ketentuan mengenai instrumen ekonomi lingkungan hidup, maka berdasarkan Pasal 43 ayat (4) haruslah diatur dalam Peraturan Pemerintah.

Berdasarkan Pasal 14 UUPLH diketahui bahwa instrumen ekonomi lingkungan hidup adalah salah satu instrumen ‘pencegahan’ pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Sebagaimana diatur dalam Pasal 13 UUPLH bahwa pencegahan termasuk salah 1 (satu) cara pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

D. Bentuk Instrumen Ekonomi Lingkungan Hidup

Berdasarkan Pasal 42 ayat (2) UUPLH, disebutkan bahwa instrumen ekonomi lingkungan hidup meliputi:

1) Perencanaan pembangunan dan kegiatan ekonomi; 2) Pendanaan lingkungan hidup;

3) Insentif dan/atau disinsentif.

1) Perencanaan Pembangunan dan Kegiatan Ekonomi

Berdasarkan Penjelasan Pasal 42 ayat (2) huruf (a) UUPLH instrumen ekonomi dalam perencanaan pembangunan adalah upaya internalisasi aspek lingkungan hidup ke dalam perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan dan kegiatan ekonomi.

Berdasarkan Pasal 43 ayat (1) UUPLH dikatakan bahwa Perenanaan dan pembangunan kegiatan ekonomi meliputi:

a) Neraca sumber daya alam dan lingkungan hidup;

Neraca sumber daya alam adalah gambaran mengenai cadangan sumber daya alam dan perubahannya, baik dalam satuan fisik maupun dalam nilai moneter. b) Penyusunan produk domestik bruto dan produk domestik regional bruto yang

(5)

Produk domestik bruto adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode tertentu. Sedangkan, yang dimaksud dengan produk domestik regional bruto adalah nilai semua barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu daerah pada periode tertentu.

c) Mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah;

Mekanisme kompensasi/imbal jasa lingkungan hidup antardaerah adalah cara-cara kompensasi/imbal yang dilakukan oleh orang, masyarakat, dan/atau pemerintah daerah sebagai pemanfaat jasa lingkungan hidup kepada penyedia jasa lingkungan hidup.

d) Internalisasi biaya lingkungan hidup.

Internalisasi biaya lingkungan hidup adalah memasukan biaya pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dalam perhitungan biaya produksi atau biaya suatu usaha dan/atau kegiatan.

2) Pendanaan Lingkungan Hidup

Berdasarkan Penjelasan Pasal 42 ayat (2) huruf (b), pendanaan lingungan berarti suatu sistem dan mekanisme penghimpunan dan pengelolaan dana yang digunakan bagi pembiayaan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup. Pendanaan lingkungan berasal dari berbagai sumber, misalnya pungutan, hibah, dan lainnya.

Berdasarkan Pasal 43 ayat (2) UUPLH disebutkan bahwa instrumen pendanaan lingkungan hidup meliputi:

a) Dana jaminan pemulihan lingkungan hidup;

Dana jaminan pemulihan lingkungan hidup adalah dana yang disiapkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan untuk pemulihan kualitas lingkungan hidup yang rusak karena kegiatannya.

(6)

Dana penanggulangan berarti dana yang digunakan untuk menanggulangi pencemaran dan/atau kerusakan lingkugan hidup yang timbul akibat suatu usaha dan/atau kegiatan.

c) Dana amanah/bantuan untuk konservasi.

Dana amanah/bantuan berarti dana yang berasal dari sumber hibah dan donasi untuk kepentingan konservasi lingkungan hidup.

3) Insentif dan/atau Disinsentif

Berdasarkan Penjelasan Pasal 42 ayat (2) huruf (c), insentif adalah upaya memberikan dorongan atau daya tarik secara moneter dan/atau non-moneter kepada setiap orang ataupun Pemerintah dan Pemerintah Daerah agar melakukan kegiatan yang berdampak positif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup. Sedangkan disinsentif berarti bahwa pengenaan beban atau ancaman secara moneter dan/atau non-moneter kepada setiap orang ataupun Pemerintah dan Pemerintah Daerah agar mengurangi kegiatan yang berdampak negatif pada cadangan sumber daya alam dan kualitas fungsi lingkungan hidup.

Berdasarkan Pasal 43 ayat (3) insentif dan/atau disinsentif dapat diterapkan dalam bentuk:

a) Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup;

Pengadaan barang dan jasa yang ramah lingkungan hidup berarti bahwa pengadaan yang memproritaskan barang dan jasa yang berlabel ramah lingkungan hidup.

b) Penerapan pajak, retribusi, dan subsidi lingkungan hidup;

(7)

Retribusi lingkungan hidup memiliki artian bahwa pungutan yang dilakukan oleh pemerintah daerah terhadap setiap orang yang memanfaatkan sarana yang disiapkan pemerintah daerah seperti retribusi pengolahan air limbah,

Subsidi lingkungan hidup adalah kemudahan atau pengurangan beban yang diberikan kepada setiap orang yang kegiatannya berdampak memperbaiki fungsi lingkungan hidup.

c) Pengembangan sistem lembaga keuangan dan pasar modal yang ramah lingkungan hidup;

Sistem lembaga keuangan ramah lingkungan hidup adalah sistem lembaga keuangan yang menerapkan persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dalam kebijakan pembiayaan dan praktik sistem lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank.

Pasar modal ramah lingkungan hidup adalah pasar modal yang menerapkan persyaratan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bagi perusahaan yang masuk pasar modal atau perusahaan terbuka, seperti penerapan persyaratan audit lingkungan hidup bagi perusahaan yang akan menjual saham di pasar modal.

d) Pengembangan sistem perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi; Perdagangan izin pembuangan limbah dan/atau emisi adalah jual beli kuota limbah dan/atau emisi yang diizinkan untuk dibuang ke media lingkungan hidup antar penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan.

e) Pengembangan sistem pembayaran jasa lingkungan hidup;

Pembayaran jasa lingkungan hidup adalah pembayaran/imbal yang diberikan oleh pemanfaat jasa lingkungan hidup kepada penyedia jasa lingkungan hidup. f) Pengembangan asuransi lingkungan hidup;

Asuransi lingkungan hidup adalah asuransi yang memberikan perlindungan pada saat terjadi pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

(8)

Sistem label ramah lingkugan hidup adalah pemberian tanda atau label kepada produk-produk yang ramah lingkungan hidup.

h) Sistem penghargaan kinerja di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

E. Sanksi

Berdasarkan Pasal 97, tindak pidana dalam UUPLH ialah kejahatan. Kejahatan menurut Moeljatno ...

Sanksi Pidana

Dalam Pasal 10 KUHP, disebutkan bahwa sanksi pidana terdiri dari:

Sanksi Administratif

Berdasarkan Pasal 76 ayat (1) disebutkan bahwa Menteri, Gubernur, atau Bupati/Walikota menerapkan sanksi administratif kepada penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan jika dalam pengawasan ditemukan pelanggaran terhadap izin linkungan.

Sanksi administratif tersebut berupa: 1) Teguran tertulis;

2) Paksaan pemerintah;

3) Pembekuan izin lingkungan; 4) Pencabutan izin lingkungan.

Sanksi Lain

Berdasarkan Pasal 119 UUPLH, sanksi pidana yang dapat diberikan bagi badan usaha yang melanggar UUPLH ialah:

(9)

3) Perbaikan akibat tindak pidana;

4) Kewajiban mengerjakan apa yang dilalaikan tanpa hak; dan/atau

5) Penempatan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) tahun.

Referensi

Dokumen terkait

Strategi yang diperoleh untuk meningkatkan pemasaran jamur tiram putih ( Pleurotus sp ) di daerah penelitian adalah strategi SO ( Strenghts ± Opportunities ) yaitu

interaksi pemberian dolomit dan pupuk kandang kotoran sapi berpengaruh sangat nyata dalam meningkatkan pH tanah, serta berpengaruh nyata terhadap serapan N tanaman, tetapi

Tentu hal ini menunjukkan bahwa kepala daerah menjadi pembina Pegawai Negeri Sipil yang memiliki wewenang dalam mengatur Pegawai Negeri Sipil (Kathrina, Reformasi

1. Tingkat signifikansi dari PAJAK sebesar 0,264 dengan nilai koefisien regresi sebesar 5,091. Angka ini berada di atas nilai alpha yaitu 0,05. Sehingga hasil uji

auditoria. Beberapa kelainan sep- erti hipertrofi adenoid, celah palatum mengganggu fungsi tuba auditoria. Gangguan kronik fungsi tuba auditoria menyebabkan proses infeksi di telinga

Nama  seorang  pengarang  yang  mempunyai  dua  buku  atau  lebih  yang  digunakan  dalam  penulisan,  disebutkan  lengkap  hanya  sekali.  Untuk  bukunya  yang 

Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada