• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU

TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014

OLEH

I WAYAN GANDI ATMAJA

Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 47,4 % dari jumlah keseluruhan 35 siswa.

Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar kontribusi kelincahan dan kekuatan otot lengan pada kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 35 siswa. Pengumpulan data menggunakan test dan lembar observasi. Data selanjutnya diolah dan dianalisis dengan statistik korelasi product moment (parsial) dan korelasi product moment

ganda untuk mengetahui hubungan dan kontribusi (kelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan back hand siswa)

Dari hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa nilai r kelincahan sebesar 0,903 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 81,46 %. Untuk nilai r kekuatan otot lengan sebesar 0,927 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 86,007 %. Sedangkan hasil korelasi ganda antara kelincahan dan kekatan otot lengan sebesar 0,944 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 89,17 %.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelincahan dan kekuatan otot lengan memiliki kontribusi yang signifikan pada kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.

(2)

KONTRIBUSI LATIHAN KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU

TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN

2013/2014

OLEH

I Wayan Gandi Atmaja

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama I Wayan Gandi Atmaja, anak pertama

dari tiga bersaudara. Putra dari pasangan Bapak I Wayan

Astawan dan Ibu Lesnawati. Penulis dilahirkan di

Bandar Lampung Kelurahan Labuhan Dalam Kecamatan

Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung Propinsi

Lampung, pada tanggal 13April 1989.

Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Labuhan dalam

pada tahun 2001, dan menamatkan pendidikan SMP Negeri 19 Bandar Lampung

pada tahun 2004. Setelah tamat dari SMP, penulis meneruskan pendidikannya ke

SMK N 1Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007.

Pada Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu

pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada program S1 Penjaskes hingga saat

(7)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang

yang kusayangi :

1. Kepada ayahanda yang paling kubanggakan dan kuhormati I Wayan Astawan,

S.H yang tela memberikan dorongan motivasinya demi keberhasilanku dalam

segala hal.

2. Kepada Ibunda Lesnawati yang selalu berdo’a akan kesuksesanku.

3. Adik-adiku I Made Puspa Atmaja dan Nyoman sekar harum yang telah

menjadi motivasiku untuk meyelesaikan studiku.

4. Untuk seluruh keluarga besarku atas perhatian dan dorongan moril yang telah

diberikan.

5. Sahabat-sahabatku yang tak dapat kusebutkan satu persatu, yang telah

membantu dan selalu memberi semangat serta motivasi untuk terus melangkah

menjadi lebih baik.

6. Kepada seorang yang kelak menjadi pendamping hidupku.

(8)

MOTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada

kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari

suatu urusan, maka kerjakanlah dengan

sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada

yang kuasalah hendaknya kamu berharap

(9)

SANWACANA

Puji syukur kepada Tuhan penulis ucapkan karena telah melimpahkan rahmat dan

karuniaNya sehingga laporan penelitian yang berjudul Kontribusi Latihan

Kelincahan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Backhand Pada Permainan

Bulu Tangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran

2013/2014 ini dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan penelitian ini disusun berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP

Negeri 20 Bandar Lampung, sebagai tugas akhir pada program Pendidikan SI

Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tahun 2014.Penulis sangat menyadari bahwa

penulisan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan, arahan,

bimbingan, dan masukan dari beberapa pihak.

Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Lampung.

2. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Universitas

Lampung.

3. Drs. Herman Tarigan, M.Pd dosen pembimbing I, yang dengan sabar

membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis selama melakukan

(10)

4. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd dosen pembimbing II, yang telah membimbing

penulis dengan sabar dan penuh tantangan selama penenlitian.

5. Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd dosen pembahas yang senantiasa memberikan

masukan positif bagi penulis.

6. Para dosen pengampu program S1 pendidikan jasmani dan kesehatan,

yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu

pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Lena Wati sebagai teman berkolaborasi sekaligus sebagai observer.

8. Seluruh pihak yang membantu, baik langsung maupun tidak langsung

dalam penyelesaian penulisan laporan ini.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan.Akan tetapi sedikit harapan semoga laporan yang sederhana ini

akan bermanfaat bagi guru, orang tua murid, dan semua pelaku pendidikan, amin.

Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 4

1.3 Rumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 5

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah ... 6

2.2 Belajar motorik………... 8

2.3 Kelincahan………...…. 12

2.4 Kekuatan otot Lengan………... 17

2.3 Backhand Bulu Tangkis ... 18

2.4 Kerangka Pikir Dan Hipotesis ... 20

BAB IIIMETODE PENELITIAN... 22

3.1 Metode Penelitian ... 22

3.2 Seting Penelitian………...… 23

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

3.4 Definisi Operasional variabel ... 24

3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 24

3.6 Desain Penelitian ... 25

3.7 Instrumen Penelitian ... 25

(12)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Hasil Penelitian ... 31

4.2 Uji Hipotesis Penilaian………. 35

4.3 Pembahasan... 38

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41

5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 42

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1. Treatmen I kelincahan ... 31

4.2. Treatmen II kelincahan ... 32

4.3. Treatmen I kekuatan otot lengan ... 33

4.4. Treatmen II Kekuatan Otot lengan ... 33

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 52

9. Perhitungan Korelasi Partial Antara Kelincahan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 53

10.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 54

11.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 55

12.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Bulutangkis ... 56

13.Foto kegiatan ... 57

14.Kartu Bimbingan ... 58

15.Surat Izin Penelitian ... 59

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1 Kerangka Pikir Penelitian ... 20

2 Illinois agility run test ... 25

3 Test kekuatan otot lengan ... 27

(16)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan di Indonesia merupakan upaya yang bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan UUD 1945. Pendidikan

merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan

kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan, bangsa Indonesia akan

mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan.

Berbagai kebijakan pemerintah diarahkan pada perkembangan pendidikan

karakter yang bertujuan membentuk pribadi insani yang berkualitas

sekaligus berkarakter. Sehingga tercipta keselarasan antara ilmu

pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman taqwa (IMTAQ).

Pendidikan merupakan cara yang srategis untuk mencetak sumber daya

manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kebijakan yang berkelanjutan di

Indonesia, dunia pendidikan akan menciptakan sumber daya manusia

(SDM) yang berwawasan luas dan berkualitas. Sumber daya manusia yang

berkualitas akan membawa pada kemajuan bangsa terutama dalam

menjadikan masyarakat Indonesia yang madani.

Salah satu pendidikan yang mengarahkan pada perkembangan keseluruhan

(17)

2

adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk

menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik secara

jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani merupakan salah satu

pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatu bangsa.

Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam

mengintensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses

pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani

memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka

pengalaman belajar melalui berbagai aktivitas jasmani, bermain, dan

berolahraga yang dilakukan secara sistematis,terarah dan terencana.

Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus

membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat adalah bulu tangkis.

Pendidikan jasmani terutama olahraga bulu tangkis sangat digemari oleh

para siswa. Tetapi pada kenyataannya masih banyak kesalahan yang

dilakukan oleh para siswa saat berolah raga bulutangkis. Terutama

kesalahan teknik dasar bulu tangkis seperti servis dan memukul kok.

Sehingga servis atau pukulan yang dilontarkan mengalami kegagalan. Hal

ini desebabkan karena kemampuan dasar olahraga bulu tangkis siswa masih

rendah. Pembelajaran olah raga terutama bulu tangkis tidak menyentuh

faktor kelincahan dan kekuatan otot lengan bahkan materi pembelajaran

penjaskes cenderung diberikan tanpa ditindaklanjuti dengan proses latihan

(18)

3

juga sering terjadi padahal pada pembelajaran pendidikan jasmani telah

berulang kali diajarkan tentang teknik backhand yang tepat dan benar, tetapi

tetap saja sebagian besar siswa masih gagal dalam melakukan servis atau

pukulan.Beberapa siswa bahkan mengeluh bahwa permainan bulu tangkis

menjadi tidak menyenangkan jika saat servis awal dan saat melakukan

pukulan Backhand mengalami kegagalan.

Hal ini dapat dilihat dari nilai praktek siswa kelas VIII SMP Negeri 20

Bandar Lampung pada permainan bulu tangkis terutama praktek Backhand

yaitu hanya 13 siswa dari 30 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) atau 47,4%. Berarti 17 siswa atau 52,6% yang belum

mencapai KKM dimana KKM yang ditetapkan adalah 65.

Beranjak dari berbagai permasalahan diatas penulis melakukan observasi

awal pada beberapa siswa yang berhasil melakukan Backhand, dan ternyata

ada beberapa hal yang berhasil ditemukan, antara lain yaitu:

1. Bahwa siswa yang berhasil melakukan Backhand adalah siswa yang

memiliki kelincahan.

2. Siswa yang sudah melakukan Backhand rata-rata memiliki otot lengan kekar

dan kuat dengan bentuk tubuh yang ideal dan proposional.

3. Siswa yang berhasil melakukan Backhand memiliki teknik grip yang benar.

Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan penelitian ini diformulasikan

dengan judul “Program Latihankelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap

Backhand pada permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar

(19)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

a. Kemampuan dasar olah raga bulu tangkis siswa masih rendah.

b. Pembelajaran olahraga terutama bulu tangkis tidak menyentuh faktor

kelincahan dan kekuatan otot lengan.

c. Adanya kesalahan teknik dalam melakukan Backhand pada siswa

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah :

1. Apakah ada kontribusi antara kelincahan terhadap Backhand dalam

permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar

Lampung ?

2. Apakah ada kontribusi antara kekuatan otot lengan terhadap Backhand

dalam permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar

Lampung ?

3. Apakah ada kontribusi kelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap

Backhand dalam permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri

(20)

5

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kelincahan terhadap Backhand

pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar

Lampung.

2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap

Backhand pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri

20 Bandar Lampung.

3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kelincahan dan kekuatan otot

lengan terhadap Backhand pada permainan bulutangkis siswa kelas

VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

E. Manfaat Penelitian

a. Untuk siswa

Memberi pemahaman kepada siswa tentang teknik dasar bermain bulu

tangkis, terutama Backhand.

b. Untuk guru

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Backhand pada

permainan bulu tangkis siswa.

c. Untuk sekolah

Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dan

(21)

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah

Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu

maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik

melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan

keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan

watak.Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang

memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik

dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:729) menyatakan

bahwa:“Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian

integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk

mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,

keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas

emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan

lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan

(22)

7

Pada hakekatnya pendidikan jasmani tidak hanya untuk membentuk

kebugaran tetapi juga untuk mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan

menghargai etika serta mengembangkan kesehatan mental-emosional

(Adisasmita, 1989:2 ). Selain itu Adisasmita juga berpendapat bahwa

kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk sikap/membentuk

karakter yang berguna bagi pelakunya.

Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada lingkungan yang dapat

menciptakan suasana belajar yang lebih banyak serta menciptakan

learning community (komunitas belajar) seperti lingkungan sekitar,

keluarga, dan lingkungan sekolah. Untuk pendidikan jasmani yang

diberikan di sekolah, tentu pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung

jawab yang tinggi. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani harus

mempunyai inovasi-inovasi untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan

jasmani guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium pengolahan

kemampuan siswa, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan

kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran

etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku.

Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang

lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.

Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga disekolah begitu

kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di

(23)

8

permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi

untuk menghasilkan yang pengalaman belajar bermakna serta prestasi

dalam bidang olah raga.

B. Belajar Motorik

Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki pergerakan

yang tinggi. Pergerakan yang dilakukaan manusia terjadi dari lahir hingga

meninggal dunia. Menurut Wuest & Bucher (2009: 64) motorik

merupakan proses konsekuensi yang terjadi sepanjang hidup, yang dapat

diartikan bahwa sepanjang makhluk hidup bernyawa pasti akan menglami

gerak.

Gerak atau juga dikenal dengan motorik terjadi akibat adanya koordinasi

antara organ-organ pada tubuh. Pada manusia gerak terjadi melalui

rangsangan yang diterima saraf yang dikirim ke otak dan otak

memerintahkan pada otot untuk bergerak. Menurut Ariyani dan Rini

(2009: 12) “motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh

melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan spinal

cord”.

Kemampuan motorik pada setiap individu berbeda-beda, perbedaan ini

terkait dengan tingkat kematangan saraf dan otot setiap individu.

Kemampuan motorik pada individu dapat ditingkatkan dengan berbagai

macam aktivitas. Salah satu aktivitas yang efektif adalah pembelajaran

(24)

9

Aktivitas jasmani dianggap efektif untuk mengajarkan gerak dikarenakan

pada kegiatan jasmani manusia belajar konsep gerak dan bentuk gerak

yang baik sehingga gerak yang tercipta menjadi efektif dan memiliki

keindahan. Menurut Magill (2007: 247) belajar gerak adalah perubahan

kemampuan seseorang untuk melakukan keterampilan yang harus

disimpulkan dari peningkatan yang relatif permanen dalam kinerja sebagai

hasil dari praktek atau pengalaman. Menurut Rahyubi (2012: 208)

pembelajaran motorik diwujudkan melalui respon-respon muscular yang

diekspresikan melalui gerak tubuh atau bagian tubuh yang spesifik untuk

meningkatkan kualitas gerak tubuh.

Pembelajaran gerak baik dilakukan dari usia dini. Pembelajaran yang

dilakukan dari usia dini dengan memanfaatkan aktivitas jasmani akan

membentuk gerakan yang baik, efektif, dan memberikan efek senang.

Hasil tersebut akan diperoleh karena aktivitas jasmani dirancang dan

dilaksanakan secara terprogram, terukur dan tidak bersifat memaksa

sehingga tidak akan membebani pelakunya.

Berdasarkan penjelasan ahli mengenai pembelajaran motorik dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran motorik merupakan aktivitas yang

terjadi dari respon muscular yang diekspresikan melalui gerak tubuh dan

pengetahuan pembelajaran cenderung bersifat permanen. Pembelajaran

motorik baik dikombinasikan dengan aktivitas jasmani karena gerak pada

(25)

10

Pembelajaran motorik memiliki banyak manfaat di antaranya berguna

untuk meningkatkan keterampilan gerak dan menyempurnakan gerak yang

telah dikuasai. Pembelajaran motorik tidak boleh sembarangan dilakukan,

tetapi harus mengikuti aturan yang sesuai.

Menurut Sukamti (2007: 19) pembelajaran motorik yang dilakukan pada masa kecil sangat ideal hal ini dikarenakan anak kecil memiliki kelentukan tubuh yang baik, anak belum memiliki banyak

keterampilan sehingga mempermudah mempelajari keterampilan baru, pada masa kecil tingkat keberanian anak lebih tinggi sehingga

menimbulkan motifasi yang tinggi untuk mencoba hal baru, anak kecil menyukai kegiatan pengulangan sehingga pola otot akan lebih terlatih, anak kecil memiliki waktu yang banyak untuk belajar melakukan keterampilan motorik.

Pemberian pembelajaran motorik pada anak-anak harus dilakukan secara

bertahap dan memperhatikan intensitas pembelajaran. Perlakuan

pembelajaran secara bertahap dan pengaturan intensitas dapat mengurangi

resiko cidera terhadap anak, sebab apabila pembelajaran dilakukan secara

berlebihan dapat mengakibatkan cidera dan trauma pada anak.

Pembelajaran motorik yang efektif membutuhkan beberapa faktor

penunjang sebagai pendukung. Menurut Rahyubi (2012: 209) faktor-faktor

yang mempengaruhi proses pembelajaran motorik antara lain, faktor

individu, lingkungan, peralatan, fasilitas, dan pengajar.

Motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar. Gerakan

motorik kasar terjadi akibat adanya koordinasi sistem saraf yang

memerintahkan otot besar untuk bergerak. Kemampuan untuk

menggerakkan otot-otot besar cukup sulit dilakukan anak usia dini.

(26)

11

memerlukan tenaga yang lebih besar dibandingkan untuk menggerakkan

otot kecil.

Terdapat beberapa definisi mengenai motorik kasar, menurut Pica (2008:

1) motorik kasar merupakan kemampuan untuk melakukan keterampilan

yang terkait langsung dengan kebugaran fisik. Selanjutnya Rahyubi (2012:

215) menyatakan bahwa gross motor skills, “seseorang menggunakan

beberapa otot besar untuk melakukan gerak seperti berlari, melompat,

melempar, menangkap”.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah

gerakan tubuh yang mengunakan otot besar untuk bergerak, contoh

motorik kasar seperti berjalan, melompat, berlari, melempar dan menarik.

Keterampilan gerak dasar terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1)

lokomotor, (2) nonlokomotor, (3) manipulatife, (Sukamti, 2007: 72).

1) Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh

berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan adanya perpindahan

tubuh dari satu titik ke titik lain, seperti berjalan, berlari, melompat,

meloncat dan sebagainya.

2) Gerak nonlokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan tubuh

berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti membungkuk,

mengelak, mengayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang,

memeluk, melengkung, memutar dan mendorong.

3) Gerak manipulatif merupakan gerakan yang memerlukan koordinasi

dengan ruang dan benda yang ada disekitarnya. Gerak manipulatif

(27)

12

tangan dan kaki, seperti melempar, menangkap, memukul,

memantul-mantulkan dan sebagainya.

Tiga keterampilan gerak dasar harus dilatih secara optimal, sebab

pengoptimalan keterampilan gerak dasar dapat membantu anak untuk

melakukan gerakan yang dibutuhkan dalam kesehariannya. Pengembangan

model pembelajaran motorik kasar melalui peniruan gerak hewan

mencakup ke tiga keterampilan gerak.

C. Kelincahan

Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak

dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan adalah kemampuan seseorang

mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu

posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik,

berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1988: 9). Sedangkan

menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8) kelincahan

adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh

tanpa gangguan pada keseimbangan.Kelincahan sangat membantu foot

work dalam permainan bulu tangkis.

Jadi kelincahan yang dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya

semakin baik pula. Tanpa gerakan kaki yang lincah dan teratur, jangan

mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan

teratur berarti altet pada saat bermain bulu tangkis dapat merubah-ubah

(28)

13

sekali dalam melakukan gerak tipu pada saat memukul kok. Gerak tipu

dapat kita kerjakan dengan mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan

kecermatan.

Mengubah arah gerakan pukulan raket secara berulang-ulang seperti

halnya lari bolak-balik memerlukan konsentrasi secara bergantian pada

kelompok otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet

harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu

otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor)

mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat

momentum tubuh yang bergerak kedepan. Kemudian otot ini memacu

tubuh kearah posisi yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya

pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian.

Begitu pula dengan olah raga bulu tangkis.

Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh

seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui

program latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya

sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam

kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199).

Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik

kesimpulan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk

mengubah arah atau posisi tubuh secara cepatdan efektif diarea tertentu

tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan

(29)

14

biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah

arah dan posisi. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi

tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang

relatif singkat dan cepat.

Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain bulutangkis saat berlatih

maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan

sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang

dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan reaksi, kemampuan

untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan gerakan secara

tiba-tiba.

Suharno (1985: 32) menyatakan kelincahan adalah kemampuan dari

seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan

situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Harsono (1988: 172) berpendapat

kelincahan merupakan kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh

dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan

dan kesadaran akan posisitubuhnya.

Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat

diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang

dimaksudkan dengan kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak

mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga

memberikankemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah

yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih

(30)

15

tangkis dan memerlukan ketangkasan, khususnya saat melakukan

backhand. Suharno HP (1985: 33) mengatakan kegunaan kelincahan

adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan,

mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,

efektif, dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan

lingkungan.

1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut

Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8-9) adalah:

a. Tipe tubuh

Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa

gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan

dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama

dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe

tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi

lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.

b. Usia

Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun

(memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3

tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah

masapertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara

mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun

(31)

16

c. Jenis kelamin

Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari

pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah

pubertas perbedaan tampak lebik mencolok.

d. Berat badan

Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi

kelincahan.

e. Kelelahan

Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunkan

koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk

memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan

tidak mudah timbul.

2. Bentuk Latihan Kelincahan

Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu:

a. Lari bolak-balik (Shuttle Run),

b. Lari zig-zag (Zig-zag Run),

c. Squat trust dan modifikasinya,

d. lari rintangan (Harsono, 1988: 173).

Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat

seperti anaerobic seperti:

a. Dot drill,

(32)

17

c. Down the-line drill (Harsono, 1988: 173).

Dari contoh diatas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan

dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan

latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam

cabang olahraganya.

Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah

kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,

menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).

Manusia bergerak karena adanya kekuatan sedangkan otot lengan adalah

komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik.

Mengapa? Pertama, karena otot lengan merupakan daya penggerak

aktivitas fisik, kedua adalah karena kekuatan otot lengan memegang

peranan penting dalam melakukan berbagai jenis pukulan.

Seorang pemain bulu tangkis harus memiliki kelincahan dan otot lengan

yang kuat, pergelangan tangan yang kuat, agar dapat melakukan berbagai

pukulan yang kuat, cepat dan tepat sasaran, lengan merupakan anggota

gerak atas.

D. Kekuatan Otot lengan

Menurut Sadoso Sumosardjuno (1997: 6) kekuatan otot adalah

kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau

(33)

18

otot ini didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot

atau sekelompok otot dalam kontraksi maksimal.

Pada siswa, latihan untuk meningkatkan kekuatan otot harus bersifat

menyeluruh dan melibatkan alat gerak pasif maupun aktif. Kekuatan otot

ini merupakan komponen yang penting bagi seseorang, karena kekuatan

otot merupakan daya dukung gerakan dalam melakukan aktivitas kerja,

sehingga dimerlukan latihan kekuatan otot secara teratur.

E. Backhand Bulutangkis

Backhand adalah Pukulan yang dilepaskan dengan posisi dada menghadap

kebelakang dan punggung tangan menghadap ke depan. Pukulan ini

menjadi trandmark dari Taufik Hidayat.

1. Backhand grip

Untuk backhand grip, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di

samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang

(34)

19

Berbagai macam Pukulan backhand yaitu :

1. Backhand di atas kepala (overhead backhand)

2. Backhand datar (drive backhand)

3. Backhand chop (choped backhand)

4. Backhand silang (cross backhand)

5. Backhand lob (lob backhand)

6. Backhand Smash : Pukulan Backhand yang dilakukan dengan keras dan menukik.

7. Backhand Dropshot : Pukulan backhand yang pelan dan menjatuhkan shutllecock di dekat net lawan.

8. Jumping Backhand Smash : Pukulan backhand sambil melompat. Pukulan yang jarang dilakukan oleh pemain manapun kecuali

(35)

20

F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis

a. Kerangka Berpikir

Berdasarkan uraian teori yang telah disampaikan, jelas bahwa

kemampuan backhand membutuhkan kelincahan dan kekuatan otot

lengan. Keharmonisan antara kelincahan dan kekuatan otot lengan

dalam melakukan backhand akan menghasilkan pukulan backhand

yang sempurna dan tepat sasaran. Bentuk latihan yang continyu dan

berkala juga merupakan hal penting, mengingat bahwa penekanan

pembelajaran penjaskes berorientasi pada praktek dilapangan.

Semakin sering seseorang berlatih semakin baik pula hasil yang

didapat. Sehingga pembelajaran penjaskes tidak hanya sebatas teori

dan satu kali praktek. Tetapi lebih pada proses latihan yang

berlangsung terus menerus hingga para siswa benar-benar

mendapatkan kemampuan yang diharapkan. Hal ini dapat

(36)

21

Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian

b. Hipotesis

Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Ada kontribusi antara kelincahan terhadap backhand permainan

bulu tangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar

Lampung.

2. Ada kontribusi antara kekuatan otot lengan terhadap backhand

permainan bulu tangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 20

Bandar Lampung.

3. Ada kontribusi antara kelincahan dan kekuatan otot lengan

terhadap backhand permainan bulu tangkis pada siswa kelas VIII

SMP Negeri 20 Bandar Lampung.

kelincahan

kekuatan otot lengan

(37)

22

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan

tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011 : 16). Metode penelitian

merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode

penelitian pun harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil

yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seperti yang

diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (1990 : 4), metode penelitian

sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang

cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk

menjaga agar pengetahuan yang dicapai daru suatu penelitian mempunyai

harga ilmiah yang setinggi-tingginya.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan teknik tes.

Metode penelitian dalam penelitian ini mencakup prosedur dan instrumen

atau alat yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu berikut ini akan

diuraikan tentang bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan

objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan

(38)

23

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP

Negeri 20 bandar lampung dengan jumlah siswa 233 orang yang

terdiri dari 141 siswa perempuan dan 92 siswa laki-laki.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung

3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran

2013/2014.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan

subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para

siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang berjumlah

233 siswa.

2. Sampel

Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah “Sebagian dari populasi

yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh

populasi”. Hal senada juga dinyatakan oleh Sugiyono “Sampel

adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

(39)

24

Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel

adalah bagian dari populasi yang mewakili karakteristik populasi.

Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti penulis merujuk

pada pendapat Suharsimi Arikunto “apabila subjeknya kurang dari

100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian tersebut

merupakan penelitian populasi. Bila subjek lebih besar dari 100

diambil antara 10-15% atau 20-25 % atau lebih.” Sesuai pendapat

diatas maka peneliti mengambil sampel 15% dari seluruh populasi

yaitu 233 siswa. Maka sampelnya adalah 15% dari 233 siswa adalah

35 siswa.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah:

a. Kelincahan dan Kekuatan otot lengan sebagai independent variabel.

b. Backhand sebagai dependent variabel.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode

pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Suharsimi

Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan

sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan

data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan

(40)

25

Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran

melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung

pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan.

F. Desain penelitian

G. Instrumen Penelitian

Instrument pengumpulan data pada penelitian adalah:

1. Test

a) Test kelincahan

Gambar 2. Ilinois Agility Run Test

(X1) KELINCAHAN

(X2)

KEKUATAN OTOT LENGAN

(41)

26

Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan seseorang. Untuk melakukan

tes ini, diperlukan 8 cone (tanda berbentuk kerucut), stopwatch dan area

lapangan dengan luas 10 x 5 meter. Prosedur pelaksanaannya adalah :

 Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, kemudian letakkan 4

cone pada setiap ujung lapangan. Ujung kiri lapangan yang terdapat

sebuah cone diberi tanda start dan ujung kanan lapangan yang terdapat

sebuah cone diberi tanda finish.

 Letakkan 4 cone lainnya pada area pertengahan lapangan, dan setiap

cone jaraknya 3,3 meter.

 Orang coba mulai berdiri di depan cone start, kemudian asisten

menjelaskan jalur lari yang harus dilakukan sampai finish.

 Pada saat asisten memberi aba-aba “ya” maka orang coba harus lari

secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish, sementara asisten

menjalankan stopwatch.

 Selama lari, orang coba tidak boleh menyentuh cone.

 Waktu yang ditempuh sampai finish dicatat dan dicocokkan dengan

tabel Agility Run Ratings

Tabel Agility Run Ratings Agility Run Ratings (seconds)

Rating Males Females

Excellent <15.2 <17.0

Good 16.1-15.2 17.9-17.0

Average 17.1-16.2 21.7-18.0

Fair 18.3-18.2 23.0-21.8

(42)

27

b) Tes kekuatan otot lengan

Gambar 3. Push-up

Tujuan - Untuk mengukur kekuatan otot lengan

Alat/fasilitas

- Lantai rata, Stopwatch

- Formulir tes dan alat tulis

Pelaksanaan

- Sampel menempatkan kedua tangan pada lantai dengan posisi

telungkup.

- Selanjudnya sampel mengankat badan dengan kedua lengan lurus ke

atas dan turun kembali seperti semula.

- Pelaksanaan push up dilakukan selama 30 detik.

(43)

28

Penilaian

Hasil yang dicatat adalah beberapa banyak push-up yang dapat dilakukan

selama 30 detik.

Penilaian kekuatan otot lengan

Rating Males Females

Excellent <30 <30

Good 21-30 21-30

Average 16-20 16-20

Fair 11-15 11-15

Poor >10 >10

c) Test Backhand

Gambar 4. Test Backhand

Petunjuk Pelaksanaan Tes Backhand

1. Testi berada di tengah lapangan diantara net dan garis belakang.

2. Testor berdiri disebelah lapangan yang berlawanan dengan testi, dan

memukul shuttlecock di arahkan ke testi pada sisi backhand.

3. Testi harus memukul bola dengan pukulan backhand.

4. Kesempatan memukul terdiri dari 5 pukulan backhand, testi diberi 5 kali

kesempatan.

5. Jika testor memukul shuttlecocks terlalu rendah maka tidak dihitung.

(44)

29

7. Masing-masing pukulan harus melewati net, pukulan yang sah mendapat

poin 1 dan yang tidak sah mendapat nilai 0.

8. Testi dibantu seorang judgment untuk menentukan shuttlecock yang

dipukul melewati net tersebut, termasuk dalam backhand yang efektif

(cepat) atau tidak.

9. Untuk mendapatkan poin, testi harus memukul bola menggunakan teknik

backhand kemudian mendarat melewati net dan tidak out.

10.Total skor adalah jumlah dari seluruh poin dari 5 kali kesempatan.

Backhand rating

Rating Laki-laki Perempuan

Good 5 5

Average 3-4 3-4

Poor 1-2 1-2

H. Analisis Data

Teknik analisis data untuk hipotesis pertama dan kedua menggunakan

teknik statistic korelasi product moment (parsial) dan untuk hipotesis ke

tiga menggunakan teknik analisis korelasi product moment ganda

dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing predictor

terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi Arikunto, 1998: 245)

(45)

30

= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2

Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil

tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut

adalah sebagai berikut:

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.

Interval Koefisien

(46)

31

2

r n-2

t = 1-r

Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :

Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika thitung > ttabel, dan terima Ho jika

thitung < ttabel., dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara

variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian

Determinansi :

Keterangan:

KP = Nilai Koefisien Detreminansi

r = Koefisien Korelasi

2. Survei

Pengumpulan data dengan teknik survei dilakukan untuk mengamati

sesi latihan dan test secara langsung yang dilakukan.

(47)

42

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

bahwa:

1. Ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan backhand siswa dalam

permainan bulutangkis, semakin lincah siswa semakin baik kemampuan

backhandnya. Kelincahan memberikan kontribusi sebesar 81,46 %.

terhadap kemampuan backhand.

2. Ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap kemampuan backhand

siswa dalam permainan bulutangkis, semakin kuat otot lengan semakin

baik kemampuan backhand. Kekuatan otot lengan memberikan

kontribusi sebesar 86,007 % terhadap kemampuan backhand.

3. Ada kontribusi bersama antara kelincahan dan kekuatan otot lengan

terhadap kemampuan backhand dalam permainan bulutangkis.

Kontribusi secara bersama-sama kelincahan dan kekuatan otot lengan

(48)

43

B. Saran

Berdasarkan simpulan, maka disarankan:

1. Kepada guru, agar meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot siswa

yang belum baik, karena ternyata secara langsung dapat

mempengaruhi kemampuan backhand. Pola latihan juga harus

memadukan kelincahan dan kekuatan otot lengan.

2. Bagi sekolah, agar menyediakan fasilitas latihan kelincahan dan

kekuatan otot lengan yang terstandar, sehingga latihan kelincahan dan

(49)

44

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita. 1989. Pembentukan Mental Melalui Pendidikan Jasmani. Penerbit Citra lembayung. Jogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka cipta. Jakarta

Ariyana, R.D. & Rini, S.N. (2009). Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 4-5 tahun di tk aisyiyah bustanul athfal 7 semarang. Jurnal Keperawatan, 1, 235-524

Badan standar nasional pendidikan.2006. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Baley, James A. 1986.Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan Stamina. Semarang: Dahara Prise.

Dangsina Moeloek dan ArjadinoTjokro. 1984.Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK UI Jakarta.

Darmansyah. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.UNP. Padang.

Hamalik,Oemar.2002.Perencanaan dan Manajemen Pendidikan.Penerbit CV Mandar Maju.Bandung.

Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Choaching. Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK. Jakarta.

Magill, R.A. (2007). Motor learning and control: Concepts and applications ( ed.). New York: McGraw-Hill.

M. Sajoto. 1995.Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Dahara Prize. Semarang.

Pica. (20 Juli 2008). Why motor skills matter. Diambil pada tanggal 20 Juli 2013, dari http://journal.naeyc.org/about/permissions.asp.

Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media.

(50)

45

Sudjana, Nana. 2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Penerbit PT Remaja. Bandung.

Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabet. Bandung.

Suharno Hp. 1985.Ilmu Kepelatihan Olahraga. FPOK IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.

Sukamti, E.R. (2007). Perkembangan motorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Tjokro, Arjadino. 1984. Pendidikan jasmani. Penerbit CV.Tirta Abadi. Yogyakarta.

Gambar

Gambar
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 2. Ilinois Agility Run Test
Tabel Agility Run Ratings
+3

Referensi

Dokumen terkait

November 2017 pukul 15.00 WIB di

Dari uji pendahuluan yang peneliti lakukan dengan uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan etil asetat daun tumbuhan bunga kupu-kupu

Penyusunan skripsi dengan judul “HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PROTEKSI KERJA PERUSAHAAN DAN TINGKAT UPAH TERHADAP RASA AMAN KARYAWAN PT.. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA”

Surat Sekretaris Jenderal Nomor 2927/1/PL.05.02/11/2018 tanggal 15 November 2018 tentang Persetujuan Hibah Barang Milik Negara di Lingkungan Direktorat Jenderal

Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala anugerah, rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

direktori, yang dikelola pada disk.. IF-ITB/HY/Sep-03 IF3191 – Manajemen Memori.

gerak apa yang dilakukan kaki gerak apa yang dilakukan tangan pada bab ini kamu akan tahu.. apa saja gerakan kaki

namun progresivitas norma UU ini masih setengah hati, yang melahirkan multi interpretasi, pemulihan, dan repatriasi saksi dan korban. Mengingat kompleksnya masalah