ABSTRAK
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU
TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
OLEH
I WAYAN GANDI ATMAJA
Permasalahan penelitian ini adalah rendahnya kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 47,4 % dari jumlah keseluruhan 35 siswa.
Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar kontribusi kelincahan dan kekuatan otot lengan pada kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan korelasional. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif korelasi. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014 sebanyak 35 siswa. Pengumpulan data menggunakan test dan lembar observasi. Data selanjutnya diolah dan dianalisis dengan statistik korelasi product moment (parsial) dan korelasi product moment
ganda untuk mengetahui hubungan dan kontribusi (kelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap kemampuan back hand siswa)
Dari hasil penelitian dan analisis menunjukkan bahwa nilai r kelincahan sebesar 0,903 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 81,46 %. Untuk nilai r kekuatan otot lengan sebesar 0,927 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 86,007 %. Sedangkan hasil korelasi ganda antara kelincahan dan kekatan otot lengan sebesar 0,944 yang artinya memberikan kontribusi sebesar 89,17 %.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelincahan dan kekuatan otot lengan memiliki kontribusi yang signifikan pada kemampuan backhand siswa kelas VIII SMP N 20 Bandar Lampung tahun pelajaran 2013/2014.
KONTRIBUSI LATIHAN KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP BACKHAND PADA PERMAINAN BULU
TANGKIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 20 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN
2013/2014
OLEH
I Wayan Gandi Atmaja
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama I Wayan Gandi Atmaja, anak pertama
dari tiga bersaudara. Putra dari pasangan Bapak I Wayan
Astawan dan Ibu Lesnawati. Penulis dilahirkan di
Bandar Lampung Kelurahan Labuhan Dalam Kecamatan
Tanjung Seneng Kota Bandar Lampung Propinsi
Lampung, pada tanggal 13April 1989.
Penulis menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 1 Labuhan dalam
pada tahun 2001, dan menamatkan pendidikan SMP Negeri 19 Bandar Lampung
pada tahun 2004. Setelah tamat dari SMP, penulis meneruskan pendidikannya ke
SMK N 1Bandar Lampung dan lulus pada tahun 2007.
Pada Tahun 2007 penulis terdaftar sebagai Mahasiswa fakultas keguruan dan ilmu
pendidikan (FKIP) Universitas Lampung pada program S1 Penjaskes hingga saat
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur, kupersembahkan karya kecilku ini untuk orang-orang
yang kusayangi :
1. Kepada ayahanda yang paling kubanggakan dan kuhormati I Wayan Astawan,
S.H yang tela memberikan dorongan motivasinya demi keberhasilanku dalam
segala hal.
2. Kepada Ibunda Lesnawati yang selalu berdo’a akan kesuksesanku.
3. Adik-adiku I Made Puspa Atmaja dan Nyoman sekar harum yang telah
menjadi motivasiku untuk meyelesaikan studiku.
4. Untuk seluruh keluarga besarku atas perhatian dan dorongan moril yang telah
diberikan.
5. Sahabat-sahabatku yang tak dapat kusebutkan satu persatu, yang telah
membantu dan selalu memberi semangat serta motivasi untuk terus melangkah
menjadi lebih baik.
6. Kepada seorang yang kelak menjadi pendamping hidupku.
MOTO
“
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan, maka apabila kamu telah selesai dari
suatu urusan, maka kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada
yang kuasalah hendaknya kamu berharap
”
SANWACANA
Puji syukur kepada Tuhan penulis ucapkan karena telah melimpahkan rahmat dan
karuniaNya sehingga laporan penelitian yang berjudul Kontribusi Latihan
Kelincahan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Backhand Pada Permainan
Bulu Tangkis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung Tahun Pelajaran
2013/2014 ini dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan observasi yang dilakukan di SMP
Negeri 20 Bandar Lampung, sebagai tugas akhir pada program Pendidikan SI
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan tahun 2014.Penulis sangat menyadari bahwa
penulisan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bantuan, arahan,
bimbingan, dan masukan dari beberapa pihak.
Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dr. H. Bujang Rahman, M. Si, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
2. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
3. Drs. Herman Tarigan, M.Pd dosen pembimbing I, yang dengan sabar
membimbing dan memberi pengarahan kepada penulis selama melakukan
4. Drs. Ade Jubaedi, M.Pd dosen pembimbing II, yang telah membimbing
penulis dengan sabar dan penuh tantangan selama penenlitian.
5. Drs. Surisman, S.Pd, M.Pd dosen pembahas yang senantiasa memberikan
masukan positif bagi penulis.
6. Para dosen pengampu program S1 pendidikan jasmani dan kesehatan,
yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
7. Lena Wati sebagai teman berkolaborasi sekaligus sebagai observer.
8. Seluruh pihak yang membantu, baik langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian penulisan laporan ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari
kesempurnaan.Akan tetapi sedikit harapan semoga laporan yang sederhana ini
akan bermanfaat bagi guru, orang tua murid, dan semua pelaku pendidikan, amin.
Bandar Lampung, Desember 2014 Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
DAFTAR LAMPIRAN ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Rumusan Masalah ... 4
1.4 Tujuan Penelitian ... 5
1.5 Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1 Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di sekolah ... 6
2.2 Belajar motorik………... 8
2.3 Kelincahan………...…. 12
2.4 Kekuatan otot Lengan………... 17
2.3 Backhand Bulu Tangkis ... 18
2.4 Kerangka Pikir Dan Hipotesis ... 20
BAB IIIMETODE PENELITIAN... 22
3.1 Metode Penelitian ... 22
3.2 Seting Penelitian………...… 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 23
3.4 Definisi Operasional variabel ... 24
3.5 Tehnik Pengumpulan Data ... 24
3.6 Desain Penelitian ... 25
3.7 Instrumen Penelitian ... 25
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
4.1 Hasil Penelitian ... 31
4.2 Uji Hipotesis Penilaian………. 35
4.3 Pembahasan... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 41
5.1 Kesimpulan ... 41
5.2 Saran ... 42
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
4.1. Treatmen I kelincahan ... 31
4.2. Treatmen II kelincahan ... 32
4.3. Treatmen I kekuatan otot lengan ... 33
4.4. Treatmen II Kekuatan Otot lengan ... 33
DAFTAR LAMPIRAN Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 52
9. Perhitungan Korelasi Partial Antara Kelincahan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 53
10.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan Dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 54
11.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Permainan Bulutangkis ... 55
12.Perhitungan Korelasi Ganda Antara Kelincahan dan Kekuatan Otot Lengan Terhadap Kemampuan Backhand Pada Bulutangkis ... 56
13.Foto kegiatan ... 57
14.Kartu Bimbingan ... 58
15.Surat Izin Penelitian ... 59
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1 Kerangka Pikir Penelitian ... 20
2 Illinois agility run test ... 25
3 Test kekuatan otot lengan ... 27
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan di Indonesia merupakan upaya yang bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa berdasarkan UUD 1945. Pendidikan
merupakan suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan bangsa dan
kemajuan suatu negara. Dengan adanya pendidikan, bangsa Indonesia akan
mengalami kemajuan dan meninggalkan suatu bentuk keterpurukan.
Berbagai kebijakan pemerintah diarahkan pada perkembangan pendidikan
karakter yang bertujuan membentuk pribadi insani yang berkualitas
sekaligus berkarakter. Sehingga tercipta keselarasan antara ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) serta iman taqwa (IMTAQ).
Pendidikan merupakan cara yang srategis untuk mencetak sumber daya
manusia (SDM) yang berkualitas. Dengan kebijakan yang berkelanjutan di
Indonesia, dunia pendidikan akan menciptakan sumber daya manusia
(SDM) yang berwawasan luas dan berkualitas. Sumber daya manusia yang
berkualitas akan membawa pada kemajuan bangsa terutama dalam
menjadikan masyarakat Indonesia yang madani.
Salah satu pendidikan yang mengarahkan pada perkembangan keseluruhan
2
adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk
menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik secara
jasmani dan rohani. Sehingga pendidikan jasmani merupakan salah satu
pendidikan yang sangat penting dan utama untuk kemajuan suatu bangsa.
Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam
mengintensifikasi penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses
pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani
memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka
pengalaman belajar melalui berbagai aktivitas jasmani, bermain, dan
berolahraga yang dilakukan secara sistematis,terarah dan terencana.
Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus
membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.
Salah satu jenis olahraga yang populer di masyarakat adalah bulu tangkis.
Pendidikan jasmani terutama olahraga bulu tangkis sangat digemari oleh
para siswa. Tetapi pada kenyataannya masih banyak kesalahan yang
dilakukan oleh para siswa saat berolah raga bulutangkis. Terutama
kesalahan teknik dasar bulu tangkis seperti servis dan memukul kok.
Sehingga servis atau pukulan yang dilontarkan mengalami kegagalan. Hal
ini desebabkan karena kemampuan dasar olahraga bulu tangkis siswa masih
rendah. Pembelajaran olah raga terutama bulu tangkis tidak menyentuh
faktor kelincahan dan kekuatan otot lengan bahkan materi pembelajaran
penjaskes cenderung diberikan tanpa ditindaklanjuti dengan proses latihan
3
juga sering terjadi padahal pada pembelajaran pendidikan jasmani telah
berulang kali diajarkan tentang teknik backhand yang tepat dan benar, tetapi
tetap saja sebagian besar siswa masih gagal dalam melakukan servis atau
pukulan.Beberapa siswa bahkan mengeluh bahwa permainan bulu tangkis
menjadi tidak menyenangkan jika saat servis awal dan saat melakukan
pukulan Backhand mengalami kegagalan.
Hal ini dapat dilihat dari nilai praktek siswa kelas VIII SMP Negeri 20
Bandar Lampung pada permainan bulu tangkis terutama praktek Backhand
yaitu hanya 13 siswa dari 30 siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) atau 47,4%. Berarti 17 siswa atau 52,6% yang belum
mencapai KKM dimana KKM yang ditetapkan adalah 65.
Beranjak dari berbagai permasalahan diatas penulis melakukan observasi
awal pada beberapa siswa yang berhasil melakukan Backhand, dan ternyata
ada beberapa hal yang berhasil ditemukan, antara lain yaitu:
1. Bahwa siswa yang berhasil melakukan Backhand adalah siswa yang
memiliki kelincahan.
2. Siswa yang sudah melakukan Backhand rata-rata memiliki otot lengan kekar
dan kuat dengan bentuk tubuh yang ideal dan proposional.
3. Siswa yang berhasil melakukan Backhand memiliki teknik grip yang benar.
Berdasakan latar belakang yang telah diuraikan penelitian ini diformulasikan
dengan judul “Program Latihankelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap
Backhand pada permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar
4
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
a. Kemampuan dasar olah raga bulu tangkis siswa masih rendah.
b. Pembelajaran olahraga terutama bulu tangkis tidak menyentuh faktor
kelincahan dan kekuatan otot lengan.
c. Adanya kesalahan teknik dalam melakukan Backhand pada siswa
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disampaikan, maka rumusan
masalah penelitian ini adalah :
1. Apakah ada kontribusi antara kelincahan terhadap Backhand dalam
permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar
Lampung ?
2. Apakah ada kontribusi antara kekuatan otot lengan terhadap Backhand
dalam permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar
Lampung ?
3. Apakah ada kontribusi kelincahan dan kekuatan otot lengan terhadap
Backhand dalam permainan bulu tangkis siswa kelas VIII SMP Negeri
5
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kelincahan terhadap Backhand
pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar
Lampung.
2. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kekuatan otot lengan terhadap
Backhand pada permainan bulutangkis siswa kelas VIII SMP Negeri
20 Bandar Lampung.
3. Untuk mengetahui besarnya kontribusi kelincahan dan kekuatan otot
lengan terhadap Backhand pada permainan bulutangkis siswa kelas
VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung.
E. Manfaat Penelitian
a. Untuk siswa
Memberi pemahaman kepada siswa tentang teknik dasar bermain bulu
tangkis, terutama Backhand.
b. Untuk guru
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Backhand pada
permainan bulu tangkis siswa.
c. Untuk sekolah
Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani dan
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan di Sekolah
Pendidikan jasmani merupakan suatu proses seseorang sebagai individu
maupun anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik
melalui berbagai kegiatan dalam rangka memperoleh kemampuan dan
keterampilan jasmani, pertumbuhan, kecerdasan, dan pembentukan
watak.Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang
memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik
dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.
Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:729) menyatakan
bahwa:“Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan bagian
integral dari pendidikan secara keseluruhan, bertujuan untuk
mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak,
keterampilan berfikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas
emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan
lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan
terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan
7
Pada hakekatnya pendidikan jasmani tidak hanya untuk membentuk
kebugaran tetapi juga untuk mengajarkan perilaku sosial, kebudayaan, dan
menghargai etika serta mengembangkan kesehatan mental-emosional
(Adisasmita, 1989:2 ). Selain itu Adisasmita juga berpendapat bahwa
kegiatan jasmani tertentu yang dipilih dapat membentuk sikap/membentuk
karakter yang berguna bagi pelakunya.
Untuk mencapai tujuan tersebut harus ada lingkungan yang dapat
menciptakan suasana belajar yang lebih banyak serta menciptakan
learning community (komunitas belajar) seperti lingkungan sekitar,
keluarga, dan lingkungan sekolah. Untuk pendidikan jasmani yang
diberikan di sekolah, tentu pihak sekolah mempunyai peran dan tanggung
jawab yang tinggi. Dalam hal ini guru pendidikan jasmani harus
mempunyai inovasi-inovasi untuk melaksanakan pembelajaran pendidikan
jasmani guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pendidikan jasmani dan olahraga adalah laboratorium pengolahan
kemampuan siswa, karena dalam pendidikan jasmani menyediakan
kesempatan untuk memperlihatkan mengembangan karakter. Pengajaran
etika dalam pendidikan jasmani biasanya dengan contoh atau perilaku.
Pengajar tidak baik berkata kepada muridnya untuk memperlakukan orang
lain secara adil kalau dia tidak memperlakukan muridnya secara adil.
Selain dari pada itu pendidikan jasmani dan olahraga disekolah begitu
kaya akan pengalaman emosional. Aneka macam emosi terlibat di
8
permainan, ketrampilan dan ketangkasan memerlukan pengerahan energi
untuk menghasilkan yang pengalaman belajar bermakna serta prestasi
dalam bidang olah raga.
B. Belajar Motorik
Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang memiliki pergerakan
yang tinggi. Pergerakan yang dilakukaan manusia terjadi dari lahir hingga
meninggal dunia. Menurut Wuest & Bucher (2009: 64) motorik
merupakan proses konsekuensi yang terjadi sepanjang hidup, yang dapat
diartikan bahwa sepanjang makhluk hidup bernyawa pasti akan menglami
gerak.
Gerak atau juga dikenal dengan motorik terjadi akibat adanya koordinasi
antara organ-organ pada tubuh. Pada manusia gerak terjadi melalui
rangsangan yang diterima saraf yang dikirim ke otak dan otak
memerintahkan pada otot untuk bergerak. Menurut Ariyani dan Rini
(2009: 12) “motorik merupakan perkembangan pengendalian gerak tubuh
melalui kegiatan yang terkoordinasi antara susunan saraf, otot, dan spinal
cord”.
Kemampuan motorik pada setiap individu berbeda-beda, perbedaan ini
terkait dengan tingkat kematangan saraf dan otot setiap individu.
Kemampuan motorik pada individu dapat ditingkatkan dengan berbagai
macam aktivitas. Salah satu aktivitas yang efektif adalah pembelajaran
9
Aktivitas jasmani dianggap efektif untuk mengajarkan gerak dikarenakan
pada kegiatan jasmani manusia belajar konsep gerak dan bentuk gerak
yang baik sehingga gerak yang tercipta menjadi efektif dan memiliki
keindahan. Menurut Magill (2007: 247) belajar gerak adalah perubahan
kemampuan seseorang untuk melakukan keterampilan yang harus
disimpulkan dari peningkatan yang relatif permanen dalam kinerja sebagai
hasil dari praktek atau pengalaman. Menurut Rahyubi (2012: 208)
pembelajaran motorik diwujudkan melalui respon-respon muscular yang
diekspresikan melalui gerak tubuh atau bagian tubuh yang spesifik untuk
meningkatkan kualitas gerak tubuh.
Pembelajaran gerak baik dilakukan dari usia dini. Pembelajaran yang
dilakukan dari usia dini dengan memanfaatkan aktivitas jasmani akan
membentuk gerakan yang baik, efektif, dan memberikan efek senang.
Hasil tersebut akan diperoleh karena aktivitas jasmani dirancang dan
dilaksanakan secara terprogram, terukur dan tidak bersifat memaksa
sehingga tidak akan membebani pelakunya.
Berdasarkan penjelasan ahli mengenai pembelajaran motorik dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran motorik merupakan aktivitas yang
terjadi dari respon muscular yang diekspresikan melalui gerak tubuh dan
pengetahuan pembelajaran cenderung bersifat permanen. Pembelajaran
motorik baik dikombinasikan dengan aktivitas jasmani karena gerak pada
10
Pembelajaran motorik memiliki banyak manfaat di antaranya berguna
untuk meningkatkan keterampilan gerak dan menyempurnakan gerak yang
telah dikuasai. Pembelajaran motorik tidak boleh sembarangan dilakukan,
tetapi harus mengikuti aturan yang sesuai.
Menurut Sukamti (2007: 19) pembelajaran motorik yang dilakukan pada masa kecil sangat ideal hal ini dikarenakan anak kecil memiliki kelentukan tubuh yang baik, anak belum memiliki banyak
keterampilan sehingga mempermudah mempelajari keterampilan baru, pada masa kecil tingkat keberanian anak lebih tinggi sehingga
menimbulkan motifasi yang tinggi untuk mencoba hal baru, anak kecil menyukai kegiatan pengulangan sehingga pola otot akan lebih terlatih, anak kecil memiliki waktu yang banyak untuk belajar melakukan keterampilan motorik.
Pemberian pembelajaran motorik pada anak-anak harus dilakukan secara
bertahap dan memperhatikan intensitas pembelajaran. Perlakuan
pembelajaran secara bertahap dan pengaturan intensitas dapat mengurangi
resiko cidera terhadap anak, sebab apabila pembelajaran dilakukan secara
berlebihan dapat mengakibatkan cidera dan trauma pada anak.
Pembelajaran motorik yang efektif membutuhkan beberapa faktor
penunjang sebagai pendukung. Menurut Rahyubi (2012: 209) faktor-faktor
yang mempengaruhi proses pembelajaran motorik antara lain, faktor
individu, lingkungan, peralatan, fasilitas, dan pengajar.
Motorik kasar adalah gerakan yang melibatkan otot-otot besar. Gerakan
motorik kasar terjadi akibat adanya koordinasi sistem saraf yang
memerintahkan otot besar untuk bergerak. Kemampuan untuk
menggerakkan otot-otot besar cukup sulit dilakukan anak usia dini.
11
memerlukan tenaga yang lebih besar dibandingkan untuk menggerakkan
otot kecil.
Terdapat beberapa definisi mengenai motorik kasar, menurut Pica (2008:
1) motorik kasar merupakan kemampuan untuk melakukan keterampilan
yang terkait langsung dengan kebugaran fisik. Selanjutnya Rahyubi (2012:
215) menyatakan bahwa gross motor skills, “seseorang menggunakan
beberapa otot besar untuk melakukan gerak seperti berlari, melompat,
melempar, menangkap”.
Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa motorik kasar adalah
gerakan tubuh yang mengunakan otot besar untuk bergerak, contoh
motorik kasar seperti berjalan, melompat, berlari, melempar dan menarik.
Keterampilan gerak dasar terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1)
lokomotor, (2) nonlokomotor, (3) manipulatife, (Sukamti, 2007: 72).
1) Gerak lokomotor adalah gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh
berpindah tempat, sehingga dibuktikan dengan adanya perpindahan
tubuh dari satu titik ke titik lain, seperti berjalan, berlari, melompat,
meloncat dan sebagainya.
2) Gerak nonlokomotor adalah gerakan yang tidak menyebabkan tubuh
berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, seperti membungkuk,
mengelak, mengayun, berbelok, mengangkat, bergoyang, merentang,
memeluk, melengkung, memutar dan mendorong.
3) Gerak manipulatif merupakan gerakan yang memerlukan koordinasi
dengan ruang dan benda yang ada disekitarnya. Gerak manipulatif
12
tangan dan kaki, seperti melempar, menangkap, memukul,
memantul-mantulkan dan sebagainya.
Tiga keterampilan gerak dasar harus dilatih secara optimal, sebab
pengoptimalan keterampilan gerak dasar dapat membantu anak untuk
melakukan gerakan yang dibutuhkan dalam kesehariannya. Pengembangan
model pembelajaran motorik kasar melalui peniruan gerak hewan
mencakup ke tiga keterampilan gerak.
C. Kelincahan
Kelincahan merupakan salah satu komponen kondisi fisik yang banyak
dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan adalah kemampuan seseorang
mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu
posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik,
berarti kelincahannya cukup baik (M. Sajoto, 1988: 9). Sedangkan
menurut Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8) kelincahan
adalah kemampuan mengubah secara cepat arah tubuh atau bagian tubuh
tanpa gangguan pada keseimbangan.Kelincahan sangat membantu foot
work dalam permainan bulu tangkis.
Jadi kelincahan yang dimiliki seseorang semakin baik, maka foot work-nya
semakin baik pula. Tanpa gerakan kaki yang lincah dan teratur, jangan
mengharap atlet dapat bermain dengan baik. Gerakan kaki yang lincah dan
teratur berarti altet pada saat bermain bulu tangkis dapat merubah-ubah
13
sekali dalam melakukan gerak tipu pada saat memukul kok. Gerak tipu
dapat kita kerjakan dengan mengendalikan ketepatan, kecepatan, dan
kecermatan.
Mengubah arah gerakan pukulan raket secara berulang-ulang seperti
halnya lari bolak-balik memerlukan konsentrasi secara bergantian pada
kelompok otot tertentu. Sebagai contoh saat lari bolak-balik seorang atlet
harus mengurangi kecepatan pada waktu akan mengubah arah. Untuk itu
otot perentang otot lutut pinggul (knee ekstensor and hip ekstensor)
mengalami kontraksi eksentris (penguluran), saat otot ini memperlambat
momentum tubuh yang bergerak kedepan. Kemudian otot ini memacu
tubuh kearah posisi yang baru. Gerakan kelincahan menuntut terjadinya
pengurangan kecepatan dan pemacuan momentum secara bergantian.
Begitu pula dengan olah raga bulu tangkis.
Rumus momentum adalah massa dikalikan kecepatan. Massa tubuh
seorang atlet relatif konstan tetapi kecepatan dapat ditingkatkan melalui
program latihan dan pengembangan otot. Diantara atlet yang beratnya
sama (massa sama), atlet yang memiliki otot yang lebih kuat dalam
kelincahan akan lebih unggul (Baley, James A, 1986: 199).
Dari beberapa pendapat tersebut tentang kelincahan dapat ditarik
kesimpulan bahwa kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk
mengubah arah atau posisi tubuh secara cepatdan efektif diarea tertentu
tanpa kehilangan keseimbangan. Seseorang dapat meningkatkan
14
biasanya dapat dilihat dari kemampuan bergerak dengan cepat, mengubah
arah dan posisi. Kemampuan bergerak mengubah arah dan posisi
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi dalam waktu yang
relatif singkat dan cepat.
Kelincahan yang dilakukan oleh atlet atau pemain bulutangkis saat berlatih
maupun bertanding tergantung pula oleh kemampuan mengkoordinasikan
sistem gerak tubuh dengan respon terhadap situasi dan kondisi yang
dihadapi. Kelincahan ditentukan oleh faktor kecepatan reaksi, kemampuan
untuk menguasai situasi dan maupun mengendalikan gerakan secara
tiba-tiba.
Suharno (1985: 32) menyatakan kelincahan adalah kemampuan dari
seseorang untuk merubah arah dan posisi secepat mungkin sesuai dengan
situasi yang dihadapi dan dikehendaki. Harsono (1988: 172) berpendapat
kelincahan merupakan kemampuan untuk merubah arah dan posisi tubuh
dengan tepat pada waktu sedang bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan
dan kesadaran akan posisitubuhnya.
Dari batasan di atas menunjukkan kesamaan konseptual sehingga dapat
diambil suatu pengertian untuk menjelaskan pengertian ini. Adapun yang
dimaksudkan dengan kelincahan adalah kemampuan untuk bergerak
mengubah arah dan posisi dengan cepat dan tepat sehingga
memberikankemungkinan seseorang untuk melakukan gerakan ke arah
yang berlawanan dan mengatasi situasi yang dihadapi lebih cepat dan lebih
15
tangkis dan memerlukan ketangkasan, khususnya saat melakukan
backhand. Suharno HP (1985: 33) mengatakan kegunaan kelincahan
adalah untuk mengkoordinasikan gerakan-gerakan berganda atau stimulan,
mempermudah penguasaan teknik-teknik tinggi, gerakan-gerakan efisien,
efektif, dan ekonomis serta mempermudah orientasi terhadap lawan dan
lingkungan.
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kelincahan.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kelincahan menurut
Dangsina Moeloek dan Arjadino Tjokro (1984: 8-9) adalah:
a. Tipe tubuh
Seperti telah dijelaskan dalam pengertian kelincahan bahwa
gerakan-gerakan kelincahan menuntut terjadinya pengurangan
dan pemacuan tubuh secara bergantian. Dimana momentum sama
dengan massa dikalikan kecepatan. Dihubungkan dengan tipe
tubuh, maka orang yang tergolong mesomorfi dan mesoektomorfi
lebih tangkas dari sektomorf dan endomorf.
b. Usia
Kelincahan anak meningkat sampai kira-kira usia 12 tahun
(memasuki pertumbuhan cepat). Selama periode tersebut (3
tahun) kelincahan tidak meningkat, bahkan menurun. Setelah
masapertumbuhan berlalu, kelincahan meningkat lagi secara
mantap sampai anak mencapai maturitas dan setelah itu menurun
16
c. Jenis kelamin
Anak laki-laki menunjukkan kelincahan sedikit lebih baik dari
pada anak wanita sebelum mencapai usia pubertas. Setelah
pubertas perbedaan tampak lebik mencolok.
d. Berat badan
Berat badan yang berlebihan secara langsung mengurangi
kelincahan.
e. Kelelahan
Kelelahan mengurangi ketangkasan terutama karena menurunkan
koordinasi. Sehubungan dengan hal itu, penting untuk
memelihara daya tahan kardiovaskuler dan otot agar kelelahan
tidak mudah timbul.
2. Bentuk Latihan Kelincahan
Adapun macam-macam bentuk latihan kelincahan yaitu:
a. Lari bolak-balik (Shuttle Run),
b. Lari zig-zag (Zig-zag Run),
c. Squat trust dan modifikasinya,
d. lari rintangan (Harsono, 1988: 173).
Latihan kelincahan dapat juga dilakukan dengan latihan bersifat
seperti anaerobic seperti:
a. Dot drill,
17
c. Down the-line drill (Harsono, 1988: 173).
Dari contoh diatas kita lihat bahwa bermacam-macam latihan kelincahan
dapat diciptakan. Imajinasi pelatih adalah penting untuk menciptakan
latihan-latihan yang sesuai dengan gerakan-gerakan yang dilakukan dalam
cabang olahraganya.
Kekuatan atau strength komponen kondisi fisik yang menyangkut masalah
kemampuan seorang atlet pada saat mempergunakan otot-ototnya,
menerima beban dalam waktu kerja tertentu (M. Sajoto, 1988: 58).
Manusia bergerak karena adanya kekuatan sedangkan otot lengan adalah
komponen yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik.
Mengapa? Pertama, karena otot lengan merupakan daya penggerak
aktivitas fisik, kedua adalah karena kekuatan otot lengan memegang
peranan penting dalam melakukan berbagai jenis pukulan.
Seorang pemain bulu tangkis harus memiliki kelincahan dan otot lengan
yang kuat, pergelangan tangan yang kuat, agar dapat melakukan berbagai
pukulan yang kuat, cepat dan tepat sasaran, lengan merupakan anggota
gerak atas.
D. Kekuatan Otot lengan
Menurut Sadoso Sumosardjuno (1997: 6) kekuatan otot adalah
kemampuan otot-otot untuk menggunakan tenaga maksimal atau
18
otot ini didefinisikan sebagai gaya (force) yang dapat dihasilkan oleh otot
atau sekelompok otot dalam kontraksi maksimal.
Pada siswa, latihan untuk meningkatkan kekuatan otot harus bersifat
menyeluruh dan melibatkan alat gerak pasif maupun aktif. Kekuatan otot
ini merupakan komponen yang penting bagi seseorang, karena kekuatan
otot merupakan daya dukung gerakan dalam melakukan aktivitas kerja,
sehingga dimerlukan latihan kekuatan otot secara teratur.
E. Backhand Bulutangkis
Backhand adalah Pukulan yang dilepaskan dengan posisi dada menghadap
kebelakang dan punggung tangan menghadap ke depan. Pukulan ini
menjadi trandmark dari Taufik Hidayat.
1. Backhand grip
Untuk backhand grip, geser “V” tangan ke arah dalam. Letaknya di
samping dalam. bantalan jempol berada pada pegangan raket yang
19
Berbagai macam Pukulan backhand yaitu :
1. Backhand di atas kepala (overhead backhand)
2. Backhand datar (drive backhand)
3. Backhand chop (choped backhand)
4. Backhand silang (cross backhand)
5. Backhand lob (lob backhand)
6. Backhand Smash : Pukulan Backhand yang dilakukan dengan keras dan menukik.
7. Backhand Dropshot : Pukulan backhand yang pelan dan menjatuhkan shutllecock di dekat net lawan.
8. Jumping Backhand Smash : Pukulan backhand sambil melompat. Pukulan yang jarang dilakukan oleh pemain manapun kecuali
20
F. Kerangka Berpikir dan Hipotesis
a. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian teori yang telah disampaikan, jelas bahwa
kemampuan backhand membutuhkan kelincahan dan kekuatan otot
lengan. Keharmonisan antara kelincahan dan kekuatan otot lengan
dalam melakukan backhand akan menghasilkan pukulan backhand
yang sempurna dan tepat sasaran. Bentuk latihan yang continyu dan
berkala juga merupakan hal penting, mengingat bahwa penekanan
pembelajaran penjaskes berorientasi pada praktek dilapangan.
Semakin sering seseorang berlatih semakin baik pula hasil yang
didapat. Sehingga pembelajaran penjaskes tidak hanya sebatas teori
dan satu kali praktek. Tetapi lebih pada proses latihan yang
berlangsung terus menerus hingga para siswa benar-benar
mendapatkan kemampuan yang diharapkan. Hal ini dapat
21
Gambar 1. Kerangka Pikir Penelitian
b. Hipotesis
Berdasarkan pemaparan diatas maka hipotesis penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Ada kontribusi antara kelincahan terhadap backhand permainan
bulu tangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar
Lampung.
2. Ada kontribusi antara kekuatan otot lengan terhadap backhand
permainan bulu tangkis pada siswa kelas VIII SMP Negeri 20
Bandar Lampung.
3. Ada kontribusi antara kelincahan dan kekuatan otot lengan
terhadap backhand permainan bulu tangkis pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 20 Bandar Lampung.
kelincahan
kekuatan otot lengan
22
III. METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan dara dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2011 : 16). Metode penelitian
merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Penggunaan metode
penelitian pun harus tepat dan mengarah pada tujuan penelitian agar hasil
yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Seperti yang
diungkapkan oleh Sutrisno Hadi (1990 : 4), metode penelitian
sebagaimana yang kita kenal sekarang memberikan garis-garis yang
cermat dan mengajukan syarat-syarat yang benar, maksudnya untuk
menjaga agar pengetahuan yang dicapai daru suatu penelitian mempunyai
harga ilmiah yang setinggi-tingginya.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei dengan teknik tes.
Metode penelitian dalam penelitian ini mencakup prosedur dan instrumen
atau alat yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu berikut ini akan
diuraikan tentang bagaimana metode yang digunakan untuk menentukan
objek penelitian, metode pengumpulan data, metode pengolahan data dan
23
B. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VIII SMP
Negeri 20 bandar lampung dengan jumlah siswa 233 orang yang
terdiri dari 141 siswa perempuan dan 92 siswa laki-laki.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 20 Bandar Lampung
3. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Semester Ganjil Tahun Pelajaran
2013/2014.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Menurut Suharsimi Arikunto bahwa populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah para
siswa kelas VIII SMP Negeri 20 Bandar Lampung yang berjumlah
233 siswa.
2. Sampel
Sampel menurut Suharsimi Arikunto adalah “Sebagian dari populasi
yang diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh
populasi”. Hal senada juga dinyatakan oleh Sugiyono “Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
24
Dari berbagai pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa sampel
adalah bagian dari populasi yang mewakili karakteristik populasi.
Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti penulis merujuk
pada pendapat Suharsimi Arikunto “apabila subjeknya kurang dari
100 lebih baik diambil semua, sehingga penelitian tersebut
merupakan penelitian populasi. Bila subjek lebih besar dari 100
diambil antara 10-15% atau 20-25 % atau lebih.” Sesuai pendapat
diatas maka peneliti mengambil sampel 15% dari seluruh populasi
yaitu 233 siswa. Maka sampelnya adalah 15% dari 233 siswa adalah
35 siswa.
D. Definisi Operasional Variabel
Variabel pada penelitian ini adalah:
a. Kelincahan dan Kekuatan otot lengan sebagai independent variabel.
b. Backhand sebagai dependent variabel.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:265) dijelaskan bahwa metode
pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Lebih lanjut dikatakan oleh Suharsimi
Arikunto (2010:265) bahwa untuk memperoleh data data yang diinginkan
sesuai dengan tujuan peneliti sebagai bagian dari langkah pengumpulan
data merupakan langkah yang sukar karena data data yang salah akan
25
Pengambilan data dilakukan dengan pemberian tes dan pengukuran
melalui metode survey, yaitu peneliti mengamati secara langsung
pelaksanaan tes dan pengukuran dilapangan.
F. Desain penelitian
G. Instrumen Penelitian
Instrument pengumpulan data pada penelitian adalah:
1. Test
a) Test kelincahan
Gambar 2. Ilinois Agility Run Test
(X1) KELINCAHAN
(X2)
KEKUATAN OTOT LENGAN
26
Tes ini bertujuan untuk mengukur kelincahan seseorang. Untuk melakukan
tes ini, diperlukan 8 cone (tanda berbentuk kerucut), stopwatch dan area
lapangan dengan luas 10 x 5 meter. Prosedur pelaksanaannya adalah :
Tandai area lapangan dengan luas 10 x 5 meter, kemudian letakkan 4
cone pada setiap ujung lapangan. Ujung kiri lapangan yang terdapat
sebuah cone diberi tanda start dan ujung kanan lapangan yang terdapat
sebuah cone diberi tanda finish.
Letakkan 4 cone lainnya pada area pertengahan lapangan, dan setiap
cone jaraknya 3,3 meter.
Orang coba mulai berdiri di depan cone start, kemudian asisten
menjelaskan jalur lari yang harus dilakukan sampai finish.
Pada saat asisten memberi aba-aba “ya” maka orang coba harus lari
secepat mungkin mengikuti jalur lari sampai finish, sementara asisten
menjalankan stopwatch.
Selama lari, orang coba tidak boleh menyentuh cone.
Waktu yang ditempuh sampai finish dicatat dan dicocokkan dengan
tabel Agility Run Ratings
Tabel Agility Run Ratings Agility Run Ratings (seconds)
Rating Males Females
Excellent <15.2 <17.0
Good 16.1-15.2 17.9-17.0
Average 17.1-16.2 21.7-18.0
Fair 18.3-18.2 23.0-21.8
27
b) Tes kekuatan otot lengan
Gambar 3. Push-up
Tujuan - Untuk mengukur kekuatan otot lengan
Alat/fasilitas
- Lantai rata, Stopwatch
- Formulir tes dan alat tulis
Pelaksanaan
- Sampel menempatkan kedua tangan pada lantai dengan posisi
telungkup.
- Selanjudnya sampel mengankat badan dengan kedua lengan lurus ke
atas dan turun kembali seperti semula.
- Pelaksanaan push up dilakukan selama 30 detik.
28
Penilaian
Hasil yang dicatat adalah beberapa banyak push-up yang dapat dilakukan
selama 30 detik.
Penilaian kekuatan otot lengan
Rating Males Females
Excellent <30 <30
Good 21-30 21-30
Average 16-20 16-20
Fair 11-15 11-15
Poor >10 >10
c) Test Backhand
Gambar 4. Test Backhand
Petunjuk Pelaksanaan Tes Backhand
1. Testi berada di tengah lapangan diantara net dan garis belakang.
2. Testor berdiri disebelah lapangan yang berlawanan dengan testi, dan
memukul shuttlecock di arahkan ke testi pada sisi backhand.
3. Testi harus memukul bola dengan pukulan backhand.
4. Kesempatan memukul terdiri dari 5 pukulan backhand, testi diberi 5 kali
kesempatan.
5. Jika testor memukul shuttlecocks terlalu rendah maka tidak dihitung.
29
7. Masing-masing pukulan harus melewati net, pukulan yang sah mendapat
poin 1 dan yang tidak sah mendapat nilai 0.
8. Testi dibantu seorang judgment untuk menentukan shuttlecock yang
dipukul melewati net tersebut, termasuk dalam backhand yang efektif
(cepat) atau tidak.
9. Untuk mendapatkan poin, testi harus memukul bola menggunakan teknik
backhand kemudian mendarat melewati net dan tidak out.
10.Total skor adalah jumlah dari seluruh poin dari 5 kali kesempatan.
Backhand rating
Rating Laki-laki Perempuan
Good 5 5
Average 3-4 3-4
Poor 1-2 1-2
H. Analisis Data
Teknik analisis data untuk hipotesis pertama dan kedua menggunakan
teknik statistic korelasi product moment (parsial) dan untuk hipotesis ke
tiga menggunakan teknik analisis korelasi product moment ganda
dilanjutkan dengan mencari kontribusi dari masing-masing predictor
terhadap variable tidak bebas, dalam (Suharsimi Arikunto, 1998: 245)
30
= Jumlah kuadrat skor variabel X ∑Y2
Menurut Riduwan (2005:98), harga r yang diperoleh dari perhitungan hasil
tes dikonsultasikan dengan Tabel r product moment. Interprestasi tersebut
adalah sebagai berikut:
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r.
Interval Koefisien
31
2
r n-2
t = 1-r
Setelah diketahui besar kecilnya r xy maka taraf signifikan dilihat dengan :
Kriteria pengujian hipotesis tolak H0 jika thitung > ttabel, dan terima Ho jika
thitung < ttabel., dan untuk mencari besarnya sumbangan ( kontribusi ) antara
variabel X dan variabel Y maka menggunakan rumus Koefisian
Determinansi :
Keterangan:
KP = Nilai Koefisien Detreminansi
r = Koefisien Korelasi
2. Survei
Pengumpulan data dengan teknik survei dilakukan untuk mengamati
sesi latihan dan test secara langsung yang dilakukan.
42
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa:
1. Ada kontribusi kelincahan terhadap kemampuan backhand siswa dalam
permainan bulutangkis, semakin lincah siswa semakin baik kemampuan
backhandnya. Kelincahan memberikan kontribusi sebesar 81,46 %.
terhadap kemampuan backhand.
2. Ada kontribusi kekuatan otot lengan terhadap kemampuan backhand
siswa dalam permainan bulutangkis, semakin kuat otot lengan semakin
baik kemampuan backhand. Kekuatan otot lengan memberikan
kontribusi sebesar 86,007 % terhadap kemampuan backhand.
3. Ada kontribusi bersama antara kelincahan dan kekuatan otot lengan
terhadap kemampuan backhand dalam permainan bulutangkis.
Kontribusi secara bersama-sama kelincahan dan kekuatan otot lengan
43
B. Saran
Berdasarkan simpulan, maka disarankan:
1. Kepada guru, agar meningkatkan kelincahan dan kekuatan otot siswa
yang belum baik, karena ternyata secara langsung dapat
mempengaruhi kemampuan backhand. Pola latihan juga harus
memadukan kelincahan dan kekuatan otot lengan.
2. Bagi sekolah, agar menyediakan fasilitas latihan kelincahan dan
kekuatan otot lengan yang terstandar, sehingga latihan kelincahan dan
44
DAFTAR PUSTAKA
Adisasmita. 1989. Pembentukan Mental Melalui Pendidikan Jasmani. Penerbit Citra lembayung. Jogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktek. Rineka cipta. Jakarta
Ariyana, R.D. & Rini, S.N. (2009). Hubungan pengetahuan ibu tentang perkembangan anak dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halus anak usia 4-5 tahun di tk aisyiyah bustanul athfal 7 semarang. Jurnal Keperawatan, 1, 235-524
Badan standar nasional pendidikan.2006. Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Baley, James A. 1986.Pedoman Atlet Teknik Peningkatan Ketangkasan dan Stamina. Semarang: Dahara Prise.
Dangsina Moeloek dan ArjadinoTjokro. 1984.Kesehatan Olahraga. Jakarta: FK UI Jakarta.
Darmansyah. 2006.Penelitian Tindakan Kelas.UNP. Padang.
Hamalik,Oemar.2002.Perencanaan dan Manajemen Pendidikan.Penerbit CV Mandar Maju.Bandung.
Harsono. 1988.Coaching dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Choaching. Depdikbud, Dirjen Dikti P2LPTK. Jakarta.
Magill, R.A. (2007). Motor learning and control: Concepts and applications ( ed.). New York: McGraw-Hill.
M. Sajoto. 1995.Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik. Dahara Prize. Semarang.
Pica. (20 Juli 2008). Why motor skills matter. Diambil pada tanggal 20 Juli 2013, dari http://journal.naeyc.org/about/permissions.asp.
Rahyubi, H. (2012). Teori-teori belajar dan aplikasi pembelajaran motorik. Bandung: Nusa Media.
45
Sudjana, Nana. 2004.Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Penerbit PT Remaja. Bandung.
Sugiyono. 2004. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Alfabet. Bandung.
Suharno Hp. 1985.Ilmu Kepelatihan Olahraga. FPOK IKIP Yogyakarta. Yogyakarta.
Sukamti, E.R. (2007). Perkembangan motorik. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Tjokro, Arjadino. 1984. Pendidikan jasmani. Penerbit CV.Tirta Abadi. Yogyakarta.