MANAJEMEN PROGRAM ADP (AMIL DEVELOPMENT
PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )
Di Susun Oleh:
ABDUL HAMID NIM: 106053001987
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan di bawah:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu pernyataan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil dari jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullh Jakarta.
Jakarta, 22 September 2013
ABSTRAK
Abdul Hamid
MANAJEMEN PROGRAM ADP ( AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ.
Sumber daya manusia yang unggul dibutuhkan oleh setiap lembaga atau perusahaan yang dapat menjalankan segala aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan atau perusahaan yang ingin diharapkan. sumberdaya manusia yang unggul harus disiapkan oleh setiap lembaga. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang kontinue hingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional dalam mengembangkan dan memajukan lembaga dari segi manapun.
ADP Adalah program terobosan baru dari Indo lembaga IMZ sebagai lembaga riset, pelatihan dan advokasi-advokasi manajemen zakat dan pemberdayaan masyarakat memberikan solusi pelatihan kepada amil-amil melalui program Amil Development Program (ADP).
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen program ADP yang dilaksanakan oleh IMZ. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan Deskriftif Kualitatif, dengan cara mencatat apa yang dilihat, didengar dan dibacanaya melalui wawancara, foto, video, dokumen dan brosur-brosur kemudian membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Alllah SWT tuhan semesta
alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada
hambanya sampai detik ini sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis
dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ MANAJEMEN PROGRAM
ADP (AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ”
Meskipun banyak mengalami hambatan dan tantangan. Shalawat serta
salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad Saw.
Dengan terselesaikannya skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis
lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Di tengah
kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagai informasi dan
motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan
ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua
orang-orang yang dihormati, sekaligus dicintai, atas segala bantuannya terutama
kepada :
1. Dr. H. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku ketua Jurusan Manajemen
Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya
3. Mulkan Nasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen
Dakwah
4. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini
bisa cepat terselesaikan.
5. Suprapto sebagai pembimbing akademik, beserta segenap jajaran
karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi
6. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan
memberikan pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.
7. Terkhusus Orang tua penulis, Ayahanda Drs. H. Moh.Mahfuz Umar
(Almr) , Ibunda Hj. Kusuma Murni , yang sangat penulis Sayangi dan
hormati. Yang telah mendidik dan memberikan kasih saying dan
perhatian yang tulus, baik moril maupun materil serta doa yang selalu
mengiringi demi kebahagiaan dan kesuksesan penulis “ Keridoaan
Allah berada di keridoaan orang tua dan kemungkaran Allah berada
orang tua” Dengan Jerih payah dan kerja keras dan dukungan semangat
merekalah penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terimakasih penulis tidaklah
berarti apa-apa buat mereka tetapi penulis mempersembahkan skripsi ini
untuk mereka.
8. Kakak dan adik-adiku tercinta, Musmirah Ratnha Dewi, Siti Umaiyah,
tercintaku Lulu Walmarjan dan Habiburahman skripsi ini penulis
persembahkan.
9. Terimakasih kepada si pemberi motivasi dan semangat Husnatun
Nihayah yang selalu setia dan terus mendukung dari awal hingga
sekarang untuk terus semangat dalam menjalani tanggung jawab penulis
untuk menyelesaikan studi ini.
10.Segenap pengurus dan Staf Lembaga IMZ yang telah membantu
penulis, khususnya kepada Ibu Rina selaku Manajer Divisi Pelatihan,
yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang
bahan penulisan skripsi ini.
11.Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang
penulis butuhkan selama kuliah dan dalam pembuatan skripsi.
12.Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari
semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama, Hasan
Ismail, Husin Ismail, Aang, Dyaz, Deden dan semuanya yang penulis
tidak bisa sebutkan. Dan Temen-temen di komunitas Mahasiswa
Lombok yang tergabung di Ikatan Mahasiswa Sasak ( IMSAK-Jakarta).
Ihsan Hamid, Samsul Anwar, Zulfan Taufik, fauzan Ramli,Husnul Akib,
Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan
mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih
banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena
kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.
Jakarta, 22 September 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Setiap lembaga atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia
yang dapat menjalankan segala akitfitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan
lembaga atau perusahaan yang ingin diharapkan. Tentunya sumber daya
manusia yang diharapkan setiap perusahaan ialah sumber daya manusia yang
berkualitas, semangat dalam bekerja, tidak mudah putus asa serta profesional
sehingga mampu menjalankan segala aktifitas maupun kegiatan lembaga atau
perusahaan
Dalam era globalisasi masa kini, Lembaga atau perusahan harus dapat
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk
mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah ditempuh
melalui pendidikan serta pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya
manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat dapat mempengaruhi
lembaga atau perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan lembaga atau
perusahaan dari segi manapun. Maka dari itu sumber daya manusia sangat
berpengaruh bagi lembaga atau perusahaan.
Setiap lembaga atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan yang harus
di capai. Untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensinya memerlukan
manajemen yang effektif dan effisien. Pemilihan dan penggunaan manajemen
yang effektif dan effisien dilingkungan perusahaan dilakukan oleh manusia
karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat,
kreatifitas, dorongannya dan peran nyata seperti yang disaksikan dalam setiap
perusahaan ataupun dalam organisasi.1
Kemiskinan dan kesejahteraan rakyat merupakan pekerjaan rumah bagi
pemerintah dan kita semua yang tak kunjung usai. Dengan adanya
pemasalahan ini, perlu adanya suatu strategi penerapan program
pemberdayagunaan yang tepat sasaran dan efisien dengan disertai pula
tumbuhnya para aktivis social (SDM) yang memiliki komitmen tinggi dalam
memberikan perubahan di masyarakat.
Sebuah Organisasi dalam mengembangkan, menciptakan terobosan
baru menjadi lebih baik. Memerlukan tenaga-tenaga yang handal dan
professional di segala bidang. Sistem dan pengelolaan sumber daya manusia
membutuhkan proses yang tidak di jalankan oleh setiap individu manusia
untuk memajukan organisasinya.
Diperlukan adanya analisis pekerjaan dalam menentukan tanggung
jawab posisi dan karakteristik orang yang bekerja di posisi tersebut. Analisis
pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat pekerjaan
dan spesifikasi pekerjaan.2
Beragam usaha sebuah organisasi membuat langkah-langkah yang
tepat untuk memberikan semangat para anggotanya menciptakan tenaga yang
kompetitif dalam setiap bidang, seiring arus zaman dan globalisasi. Kondisi
demikian dieperlukan adanya manajemen (pengelolaan Sumber Daya
1
Veithzal Rivai, Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada), 2004, Cet. Pertama, h. 6
2
manusia) sehingga dalam pengembangan organisasi dapat berjalan dengan
baik.
Adapun pentingnya manajemen dalam hal ini, didefiniskan sebagai alat
untuk mencapai tujuan yang di inginkan, atau ilmu yang mengatur proses
pemanfaatan sumber daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan tertentu3
Oleh karena itu, pemerintah membuat undang-undang RI NO : 38 Tahun
1999 tentang pengelolaan Zakat, yang isinya :
1. Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap
penduduk untuk beribdat menurut agamanya masing-masing
2. Bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonsia
yang mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana
yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat;
3. Bahwa zakat merupakan perantara keagamaan untuk mewujudkan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan
masyarakat yang kurang mampu.
4. Bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus
ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya
guna serta dapat dipertanggung jawabkan;
5. Bahwa berdasarakan hal-hal tersebut pada a,b,c,dan d, perlu dibentuk
undang-undang tentang pengelolaan zakat.
3
Undang-undang pengelolaan zakat ini termasuk produk hukum yang
positif yang termasuk baru yang perlu di segerakan disosialisasikan dan
dilaksankan oleh masyarakat.
Sesuai dengan namanya, undang-undang NO. 38 tahun 1999 lebih
menekankan pada aspek pengelolaan zakat, yakni kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan
pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Di dalam undang-undang tersebut,
terdapat prinsip-prinsip pengelolaan zakat.
Potensi dana filantropi islam ( zakat, infak, shadaqah dan wakaf-ZISWAF)
yang besar hingga kini belum mampu mengangkat kelompok miskin dinegeri
ini keluar dari kemiskinan. Hal ini secara umum disebabkan oleh dua hal
mendasar, yaitu: prilaku muzakki yang masih bersifat amat karikatif, yaitu
berorentasi jangka pendek, interpersonal, serta masih rendahnya kesadaran
dalam membayar zakat melalui lembaga amil, masih belum optimalnya
transparansi dan kredibilitas lembaga pengelola zakat sehingga belum
terbangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. Peluang pertama untuk
revilitasi filantropi islam ini adalah menggugah kesadaran dan sekaligus
merubah prilaku muzakki. Menggugah kesadaran ummat sangat penting
karena sampai kini terdapat kesenjangan yang besar antara potensi dengan
realisasi dan filantropi islam. Masih banyak ummat islam yang belum
melaksanakan kewajiban zakat ini secara konsisten. 4
4
Tim Penulis IZDR, “Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia: Menuju Sinergi Pemerintah dan
Selain itu di butuhkan rekontruksi paradigm sedekah dari sedekah personal
jangka pendek yang bersifat karikatif menjadi sedekah institusional jangka
panjang yang lebih bersifat pemberdayaan. Hal ini penting karena filantropi
islam berbeda dengan filantropi sekuler. Filantropi islam ber-dimensi social
bukan privat, dimana manfaat filantropi ditjukan untuk masalah social (public
goods). Peran pemerintah , MUI dan ormas-orma islam sangat dibutukan
disini.
Rasanya jika salah satu institusi perzakatan melakukan sendiri proses
pengelolaan zakat, akan menguras energi. Hadirinya IMZ sebagai lembaga
yang berkhidmat melakukan hal ini untuk kemaslahatan banyak pihak tentu
kita sambut dengan senang hati. Dukungan stakeholder perzakatan amat
diperlukan terutama di bidang riset dan pelatihan. Untuk itu IMZ sebagai
lembaga riset, pelatihan dan advokasi advokasi manajemen zakat dan
pemberdayaan masyarakat mencoba memberikan solusi program
pemberdayaan ekonomi melalui program-programnya
Menyikapi beberapa hal diatas dan untuk meningkatkan realisasi potensi
zakat, ada beberapa langkah yang harus di tempuh dalam pengelolaan zakat di
Indonesia, yaitu salah satunya meningkatkan kepercayaan pada
lembaga-lembaga pengelolaan zakat, perlu adanya suatu peningkatan SDM-nya bagi
amil amil yang akan bertugas mengelola dana zakat, agar masyarakat jelas
Yang melatar belakangi adanya peningkatan SDM amil-amil zakat ini
adalah agar dapat menjadikan amil-amil zakat yang handal, amanah, dan
profesioanal dalam mengelola zakat.
Karena pemuda memegang peranan yang sangat penting dan strategis
khususnya bagi dunia zakat. Sosok pemuda yang menggambarkan kekuatan,
kegesitan, keberanian dan idealisme serta memegang peranan yang sangat
menentukan. Pemuda juga sebagai ujung tombak pembangunan Indonesia
yang memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan. Untuk itu
IMZ sebagai lembaga pengembangan SDM, dalam setiap tahunnya mencentak
Amil melalui Amil Development Program (ADP). Oleh karena itu penulis
memandang perlu adanya kajian serius tentang Manajemen pengelolaan zakat
yang professional Untuk menjadi pengelolan zakat yang baik dan dapat
dipercaya oleh masyarakat, keadaan ini akan mengaharuskan pengelolaan
zakat untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan zakat agar dapat di daya
gunakan dan dapat didistribusikan, berkenaan dengan uraian diatas maka
penulis tertarik mengkaji lebih jauh lagi tentang permasalahan tersebut dalam
B.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasaan Masalah
Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi
masalah yang akan dibahas yaitu hanya Manajemen Program ADP (Amil
Depelopment Program) pada lembaga IMZ.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah
penelitian ini secara umum adalah Bagaimana manajemen program ADP
(Amil Developmnet Program) pada lembaga IMZ ?
Rumusan masalah tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:
a. Bagaimana penerapan Fungsi Manajemen (Perencanaan,
Pengorganisasian, Aktuating dan Pengawasan program ADP pada
Lembaga IMZ?
b. Bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP pada lembaga IMZ?
C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian
a. Untuk Mengetahui secara langsung bagaimana Penerapan fungsi
manajemen dari program ADP pada lembaga IMZ.
b. Untuk Mengetahui bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP
pada lembaga IMZ.
c. Sebagai tugas dan satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Akademis
1. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut
Manajemen Program.
2. Sebagai tambahan literatur dan rujukan terutama yang berkaitan
dengan masalah pelatihan manajemen zakat dan memberikan
pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas ilmu Dakwah
dan ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai
pelatihan manajemen zakat melalui program Amil Development
Program khususnya mahasiswa jurusan manajemen dakwah dan
Lembaga Amil Zakat lainnya.
b. Manfaat Praktis
1. Untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar zakat dan dapat
digunakan sebagai bahan pedoman bagi pengelola-pengelola zakat
lainnya, khususnya yang berhubungan dengan pelatihan Amil.
2. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi
lembaga zakat dalam mengelola zakat
D. Tinjaun Pustaka
Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis melihat dari skripsi skripsi
terdahulu dengan maksud dan tujuan yang penulis teliti sekarang tidak
Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis
tidak menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang
hampir sama diantaranya :
1. Aminaturrahmah, Manajemen Program Dakwah pada 95,5 Fm Radio
Alaika Salam Jakarta” Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan
Komunikasi jurusan Manajemen Dakwah, yang berisi yang
membedakan skripsi ini terletak pada subjek penelitiannya atau
lembaga yang diteliti.
2. Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhuafa Dalam
Mengembangkan Potensi Ternak Local Di Desa Lebak Sari Sukabumi
Jawa Barat” disusun Oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarakat Isalm Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Skripsi ini berisikan tentang
program kampong ternak yang dilakukan oleh dompet dhuafa dalam
mengembangkan potensi ternak local.
3. Evaluasi program pemberdayaan masyarakat kelurahan (ppmk) dalam
pengembangan ekonomi keluarga melalui keterampilan merangkai
bunga di kelurahan pegangan menteng jakarta pusat”. Pada tahun
2007, disusun oleh mahasiswa Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarkat Islam UIN Syaraif
Hidyatullah Jakarta. Skripsi ini berisi tentang pemberdayaan ekonomi
masyarakat dalam mengelola keterampilan melalui merangkai bunga
Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat perbedaan dengan
yang di lakukan oleh penulis baik dari objek kajian, pembahasan penelitian
serta poin pokok permasalahan yang akan di kaji pada penelitian ini, karena
dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada “Manajemen Program Amil
Development ProgramIMZ
E. Metodologi Penelitian
Adapun cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan
upaya tertentu maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja
untuk memahami objek.5
1. Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini,
penulis menggunakan pendekatan Deskriftif kualitatif. Menurut Bogdan
dan Taylor mendefinisikan Metedologi data deskriftif berupa kata-kata
tertulis dan lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.6
Penelitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala
(fenomena) yang dilihat dan didengar dan dibacanya (via wawancara,
fhoto, video, tape, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan
peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik
kesimpulan.7
5
Anas Sudjana, Metoode Riset dan Metode Bimbingan skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980,h,16
6
Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah. Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Pres, 2006) Cet ke-1 h. 8
7
Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian
karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,
didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data akurat dan digunakan
secara jelas dari kondisi sebenarnya.
2. Tempat Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan penulis yang bertempat diIMZ
yang beralamat di Komp. Ciputat indah Permai Blok A12, Jl.Ir. H.
Juanda No 50 Ciputat Tangerang Selatan Banten. 15419
3. Subjek dan Objek Penelitian
Adapun yang menjadi subjek penelitian IMZ Ciputat Tangerang
Selatan, Karena Salah Satu aktifitas utamaIMZ melakukan Riset. Kajian
tentang zakat dan pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan
kegiatan yang terbuka untuk umum dalam pengembangan kapasitas
pengelola zakat secara priodik dan berkesinambungan dalam hal ini
orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan karena IMZ
sendiri merupakan pencetak para pengelola zaka profesioanl guna
menjadikan lembaga-lembaga pengelola zakat yang baik. Dan dapat
dipercaya oleh masyarakat keadaan ini mengharuskan pengelola zakat
untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan
pengetahuan yang memadai tentang Amil Zakat agar dapat di
dayagunakan dan dapat disitribusikan. Sedangkan yang menjadi objek
penelitian dalam skripsi ini adalah Bagaimana Manajemen Amil
4. Sumber Data
Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk
digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu
peneletian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan :
a. Data Primer
Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama
seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer, peneliti
atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan. Pelaksanaan
dapat berupa survey.8
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah
buku-buku, brosur, majalah dan sumber informasi lainnya yang
memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan
penunjang penelitian.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau
survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :
a. Observasi
8
Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap
gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian dengan cara
mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan
Manajemen ProgramIMZ dalam mempersiapkan sumber daya
pengelola Zakat , baik secara langsung maupun tidak.
b. Wawancara
Wawancara (Interview) ialah Proses pencarian data dengan cara
tanya jawab langsung kepada responden. Hal ini penulis akan
mengadakan wawancara langsung kepada Staff Di Bidang Program
Pelatihan PT IMZ Ibu Rina Guna Mendapatlkan informasi yang
akurat mengenai Manajemn Amil Development Program
c. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu peneliti mencari data berupa buku, majalah,
cetakan, yang berkaitan dengan manajemen program ADP beserta
mencari dan mempelajari berbagai bulletin, brosur atau jurnal yang
terdapat diIMZ sebagai data pendukung dari hasil wawancara. proses
pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan
berbentuk catatan,buku,dokumen atau arsip-arsip milikIMZ ataupun
tulisan-tulisan lain yang memiliki ketertarikan dengan bahasan
penelitian ini.
6. Teknik Analisis Data
9
Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif
analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu
memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara
sistematis lalu diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan perumusan
masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk
laporan ilmiah.
F. Sistematika Penulisan
Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada
skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi
masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan
masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan
Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi
Penelitian dan Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Dalam bab ini Penulis membahas mengenai pengertian
Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen, Pengertian Program,
Pengertian Manajemen Program, Aspek-aspek Dalam Manjemen
Program, Pengertian Amil dan Pengertian Development
(pengembangan)
BAB III: Gambaran Umum Tentang Lembaga IMZ
Dalam Bab ini penulis memaparkan gambaran umum objek
penelitian yang terdiri dari Sejarah singkat berdirinya Lembaga
IMZ, visi dan Misi IMZ, Struktur Pengurus IMZ,
Program-program IMZ
BAB IV: Analisis Manajemen Program Amil Development Program IMZ
Dalam bab ini penulis membahas tentang Analisis Manajemen
ADP IMZ yang terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian,
Penggerakan dan pengawasan.
BAB V: PENUTUP
Menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran-saran yang menjadi
penutup dari pembahasan skripsi ini
BAB II
PADA LEMBAGA IMZ
A.Konsep Manajemen Program 1. Pengertian Manajemen
Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris,
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan
pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang
diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya kordinasi
untuk mencapai suatu tujuan.10
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli:
James A.F. Stoner Menyatakan bahwa “Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan
berbagai upaya dari anggota organisasi dan proses penggunaan semua
sumberdaya organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang telah
ditetapkan”.11
Sedangkan Malayu S.P Hasibuan berpendapat bahwa “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan
efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.12
Adapun M. Manulang berpendapat bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,
penggerakan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan
yang sudah ditetapkan”.13
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,
dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya manusia
lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.
Menurut H. Fayol, manajemen bukanlah bakat seseorang
tetapi suatu kepandaian (skill) yang dapat dipelajari, yaitu dengan
memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.
1. Fungsi-Fungsi Manajemen
Selain sebagi Tool atau Alat, manejemen juga memiliki unsur
lainnya, yakni sebagi subyek pelaku dan objek tidakan. Subyek
pelaku manajemen tidak lain adalah Manajer itu sendiri. Sedangkan
objek tindakan manajemen terdiri atas Organisasi, Sumber Daya
Manusia ( SDM), dana, operasi/produksi, Pemasaran, waktu dan
Obyek lainnya. Disamping itu, manajemen juga memiliki empat
fungsi standar diantaranya Adapun Fungsi-fungsi manajemen
menurut pendapat H. Fayol yang penulis uraikan secara singkat
Fungsi Tersebut Adalah: Perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan dan pengawasan. Berikut Penjelasan masing-masing
fungsi manjemen tersebut :
1. Perencanaan (Planning)
Planning (perencanaan) adalah menetapkan suatu cara
untuk bertindak sebelum tindakan itu dilaksanakan. Perencanaan
13
merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kearah
mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan
perencanaan ini dapat dikurangi ketidakpastian lebih bias
mengarahkan perhatian pada tujuan dan lebih memudahkan dalam
pengawasan.
Perencanaan yang baik penuh dengan imanjinasi yang kuat
dan pandangan kedepan yang terarah berdasarkan penilaian yang
benar dengan menggunakan langkag-langkah perencanaan yang
mencakup penetapan tujuan dan standar, prosedur perencanaan
dan perhitungan masa depan yang diperkirakan akan terjadi dan
dengan sisertai startegi pendanaan.14
Pada umumnya suatu perencanaan yang baik dilakukan,
dan pencapaian tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.
Maka diperlukan beberapa langkah-langkah perencanaan menurut
para ahli manajemen, yaitu sebagai berkut::
1) Perkiraan peramalan dan perhitungan masa depan
2) Penentuan atau penempatan tujuan
3) Penetapan tindakan-tindakan perencanaan an prioritas
pelaksanaan
4) Penetapan metode
5) Penetapan lokasi
6) Jadwal
14
Djati jultiarsa dan Jhon Suprihatno menyebutkan bahwa
ada beberapa manfaat perencanaan bagi setiap organisasi atau
lembaga antara lain sebagai berikut:
1) Sebagai alat pengawas dan pengendalian pelaksanaan
kegiatan organisasi
2) Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan kegiatan
sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya
3) Untuk memilih dan mentukan prioritas dari beberapa
alternative pilihan yang ada
4) Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian di masa
yang akan datang.15
2. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas yang menjadi
wadah bagi seluruh kegiatan dengan jalan membagi dan
mengelompokkan sautu pekerjaan yang harus dilaksankan serta
mentapkan dan menunyusun jalinan hubungan kerja diantara
satuan-satuan organisasinya.16
Menurut Djati Juliatriasi dan Jhon Suprihanto,
pengorganisasian berasal dari kata (organum bahasa latin) yang
berarti alat atau badan ada tiga ciri khusus dari suatu organisasi.
15
Abdullah Rosad Sholeh, Manajmen Dakwah Islam. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), cet ke-3.h 77.
16
Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakrta: BPFE,
yaitu adanya sekelompok manusia, kerjasama yang harmonis dan
kerjasama tersebut berdasarkan atas hak, kewajiban serta
tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.17
Sedangkan menurut Sarwoto pengorganisasian berarti keseluruhan
proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung
jawab, atau wewenang sebagi suatu kesatuan dalam rangka
mencapai tujuan yang diinginkan. Karena pengorganisasian
adalah:
a. Penetapan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang
dibutuhkan
b. Perencanaan kelompok kerja
c. Penugasan tanggung jawab
d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada
individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugas.18
3. Penggerakan ( Actuating)
Penggerakan adalah tindakan yang menyebabkan suatu
organisasi menjadi berjalan. Juga dapat diartikan dengan “gerak
atau aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer
untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang
17
J. Smith, D.F.M, Prinsip-Prinsip manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992),cet ke-2,h.128
18
ditetapkan oleh unsure perencanaan dan pengorganissian agar
tujuan –tujuannya tercapai.19
Menurut George R. Terry “Penggerakan adalah merupakan
suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari
suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat
terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok”.20
Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan
kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawai, member
penghargaan, memimpin mengembangkan dan member
kompensasi kepada mereka. Dalam praktiknya actuating
mempunyai lima sub fungsi manajemen sebagai berikut:
1)Motivating (motivator))
2)Pembimbingan
3)Penjalin Hubungan
4)Communicating (komunikasi)
5)Pemberi dan pelaksanaan Pembina.
4. Pengawasan ( Controlling)
Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk
mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, keselahan, kegagalan,
untuk kemudian dilakukan perbaikan dam mencegah terulangnya
kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar
19
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991),cet ke-8, h 49
20
pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan.
Namun sebaik apapun perencanan yang ditetapkan, juga tetap
memerlukan pengawasan, oleh sebab itu antara perencanaan dan
pengawasan sangat erat hubungannya.Agar seluruh kegiatan
organisasi berjalan dengan baik dan efektif maka fungsi
pengawasan sangat dibutuhkan. Tanpa adanya pengawasan maka
fungsi-fungsi yang lain tidak akan berjalan dengan baik. Menurut
prosesnya maka pengawasan ( controlling) terdiri dari
kegiatan-kegiatan antar lain: Menentukan standart sebagai suatu ukuran
pengawasan
1) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya
operasional berdasarkan rencna yang ditentukan.
2) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
3) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang
terjadi.21
B.Pengertian Program
Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan di
laksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan
Negara. Jadi seseorang , sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara
mempunyai suatu program. Suharismi Arikunto mengemukakan
21
program sebagai berikut: “Program adalah sederetan rencana kegiatan
yang akan dilaksakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.22
Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi program kegiatan
yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu
program. Dari definisi manajemen dan program tersebut maka penulis
dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah suatu
pengaturan dan pengelolaan terhadap sederatan acara atau rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi,
lembaga bahkan Negara.
a) Macam-macam Program
Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika
ditinjau dari berbagai macam aspek diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka
ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah
memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan
sukarela, maka ukurannya asdalah seberapa banyak program
tersebut bermanfaat bagi orang lain.
2) Jebis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan
sebagianya klasifikasi tersebut tergantung dari isi program
bersangkutan.
3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengahm
dan jangka panjang.
22
4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program
sempit hanya menyakut program yang terbatas sedangkan
program luas menyagkut banyak variable.
5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.
Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan
program besar dilaksanakan oleh orang banyak.
6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang
penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang
banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program
kurang penting adalah sebaliknya.
b) Tujuan Program
Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang direncakan. Hal ini sesuai yang
dikemukakan oleh suharismi arikunto sebagai berikut: Tujuan program
merupakan suatu yang pokok dan harus dijadiakn pusat perhatian oleh
evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan tidak bermanfaat
maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan
apa yang akan diraih.”
Tujuan program dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus
. tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka
panjang sedangkan tujuan khusus outputnya menujukan jangka pendek.
Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak terlepas
dari kurikulum. Kurikulum adalah acauan yang berisi tentang sejumlah
Nasution bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh atau sejumlah pelajar yang harus diakui untuk mencapai suatu
tingkat atau ijazah.
c) Evaluasi Program
Untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang telah di capai
oleh program, maka haruslah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan
kegiatan untuk mengukur dan menilai keberhasilan dari suatu program
atau kegiatan.23
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting, karena dengan evaluasi kita dapat
mengukur dan menilai sesuatu sehingga kita bias menilai dari sesuatu
tersebut berhasil atau tidak.
Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, medapatkan
mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil
keputuasan.
C. Konsep Manajemen Program
Manajemen Program adalah merencanakan, mengorganisir,
memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai
sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen
23
program menggunakan pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan)
vertical maupun horizontal.
Dari difenisi di atas terlihat bahwa konsep manajemen program
mengandung hal-hal pokok sebgai berikut:
a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu, merencankan, mengorganisasi, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia,
dana, dan material.
b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan
metode pengelolaaan yang khusus, terutama aspek
perencanaan dan pengendalian.
c. Memakai pendekatan system (system approach to management)
d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal di samping hirarki vertical.24
Kegiatan program adalah: Suatu paket /rangkaian kegiatan, yang
dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya
tertentu, dan untuk mencapai sasaran tertentu (yang telah digariskan
dengan jelas)
24
Menurut H. Kerzner Manajemen Program adalah “Kegiatan
merencanakan, menggorganisasikan, mengendalikan sumber daya
lembaga untk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan”25
Program dalam Manajemen Suatu kegiatan yg bersifat temporer
untuk menghasilkan suatu produk atau layanan bersifat unik. Temporer,
berarti tdk terus-menerus (rutin) Jelas tujuannya: suatu produk atau
layanan
Manajemen Program diperlukan:
1. Supaya target tercapai
2. Ingin melakukan perubahan, dan atau Development
3. Memerlukan kecepatan (not business as usual)
4. Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tidak dapat
dilakukan melalui birokrasi organisasi yang ada.
5. Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik
Sedangkan Tahapan dalam Manajemen Program adalah :
1. Tahap Identifkasi (inisiasi = tahap memilih / seleksi
program)
2. Desain (Perencanaan, pendanaan, penganggaran)
3. Implementasi/Pelaksanaan (organisasi,penjadwalan,
mobilisasi sumber daya
25
4. Evaluasi: -monitoring – pengendalian
5. Audit Program
6. Terminasi: Penutupan program26
Dapat diuraikan bahwa proses manajemen program dimulai dari
kegiatan perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas
input-input seperti tujuan dan sasaran program, informasi dan data yang
digunakan, serta penggunaan sumber daya yang benar dan sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan.
Dalam proses sesungguhnya, pemimpin dalam lembaga mengelola
dan mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan
kondisi terbatas, tetapi berusaha memperoleh pencapaian paling maksimal
yang sesuai dengan standar kinerja program dalam hal biaya, mutu yang
telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan produk akhir yang
maksimal, segala macam kegiatan pada proses manajemen program
direncanakan dengan sedetail dan seakurat mungkin untuk mengurangi
penyimpangan-penyimpangan. Dan bila ada tindakan koreksi dalam proses
selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak.
1. Aspek-Aspek Dalam Manajemen Program
26
Dalam manajemen program yang perlu dipertimbakan agar output
program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah
mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika program
dilaksanakan.
Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah
dalam manajemen program serta membutuhkan penanganan yang cermat
adalah sebagai berikut:
a) Aspek Keuangan : masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan program. Biasanya berasal dari modal sendiri
dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek
atau panjang. Pembiayaan program menjadi sangat krusial bila
program berskla besar dengan tingkat kompleksitas yang
rumit,yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan
terencana.
b) Aspek Anggaran Biaya: masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama program berlangsung.
Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses
pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai
dengan anggaran yang direncanakan. Jika sebaliknya, akan terjadi
peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses
perencanaannya salah.
berlangsung yang berfluktatif. Agar tidak menimbulkan masalah
kompleks, perencanaan SDM disarakan atas organisasi program
yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah,
proses Staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja,
deskripsi wewenang dan tanggung jawab SDM serta penjelasan
tentang sasaran dan tujuan program.
d) Aspek Manajemen Produksi: masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari program: hasil akhir program negative bila proses
perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak
terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan
produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi proses produksi dan
kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan
pengendalian mutu.
e) Aspek Efektivitas Dan Efisiensi: Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang dihasilakan tidak terpenuhi/ tidak efektif
atau dapat juga terjadi bila factor efisiensi tidak terpenuhi,
sehingga usaha produski membutuhkan biaya yang besar.
f) Aspek Pemasaran: masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan factor eksternal sehubungan dengan persaingan
harga strategi promosi, mutu produk serta analisi pasar yang salah
g) Aspek Mutu: masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan
kepuasan bagi pelanggan.
Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja
untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi.
Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada
organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang,
pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara
program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah
ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal
pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/
kegiatan utama perusahaan. Hal ini karerna, umumnya organisasi didesain
untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi
tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang
sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering
melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan
kerja yang berbeda-beda.
Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program
merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga
ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan
melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran,
2. Pentingnya Manajemen Program
Manajemen program kini merupakan sebuah manajemen yang
dibutuhkan secara khusus. Masa mendatang menjajikan satu peningkatan
peran manajemen program dalam mendukung organisasi-organisasi kearah
strategis. Adapun beberapa alas an yang menguatkan pentingnya
manajemen program yakni:
1. Kompresi daur hidup produk
Manajemen program semakin penting karena daur hidup produk semakin
pendek. Sebagai contoh: pada masa dahulu, siklus kehidupan sebuah
produk bias mencapai 10 hingga 15 tahun. Namun saat ini industry
berteknologi tinggi memiliki siklus daur hidup rata-rata 1,5 sampai 3
tahun. Siklus yang semakin pendek ini akan memaksa produsen untuk
secepat mungkin memasarkan produk mereka.
Oleh karenanya, kecepatan menghasilkan produk merupakan sebuah
keuntungan kompetitif, sehingga banyak organisasi yang mengendalkan
fungsi silang dari tim-tim program untuk mendapatkan produk dan jasa
baru dengan secepat mungkin.
2. Kompetisi global
Saai ini, permintaan pasar tidak hanya pada produk dan jasa yang murah
tetapi juga pada produk dan jasa yang terbaik. Inilah yang mengakibatkan
timbulnya sertifikasi ISO yang merupakan suatu persyaratan dalam
manajemen mutu dan jaminan mutu. Standar internasional ini mencakup
perancangan, pembelian, jaminan mutu, dan proses pengiriman mulai dari
perbankan sampai manufaktur. Manajemen mutu sangat berkaitan dengan
manajemen program. Kebanyakan awal dari teknik manajemen program
berada pada ruang lingkup manajemen mutu.
3. Focus pada pelanggan
Peningkatan kompetisi harus difokuskan pada kepuasan pelanggan.
Pelanggan tidak lagi mengingingkan produk dan jasa-jasa yang umum.
Mereka menginginkan produk dan jasa yang dapat benar-benar memenuhi
kebutuhan mereka. Persyaratan ini sangat memutuhkan hubungan kerja
sama yang lebih dekat antara produsen dan konsumen. Eksekutif-eksekutif
keuangan dan sales representative dapat berperan sebagai pemimpin
program ketika focus program adalah pemenuhan kebutuhan dan
permintaan dari pelanggan.
Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja
untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi.
Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada
organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang,
pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara
program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah
ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal
pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/
untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi
tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang
sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering
melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan
kerja yang berbeda-beda.
Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program
merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga
ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan
melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran,
manufaktur dan financial.
Menurut D.I Cleland dan W.R. King berpendapat lebih jauh, yaitu
menyarankan agar dipertimbangkan untuk menggunakan manajemen
program bila menghadapi situasi berikut:
Menyangkut Reputasi Perusahaan: Bila keberhasilan atau
pelaksanaan (implementasi) sesuatu kegiatan berperngaruh besar
terhadap reputasi perusahaan, maka dianjurkan untuk
menggunakan manajemen program. Hal ini karena pendekatan ini
memungkinkan mobilisasi tenaga dan sumber daya lain secara
efektif.
Derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar: bila
tujuan usaha harus dicapai dengan melaksanakan tugas-tugas yang
eksternal organsasi, maka akan terasa perlunya arus horizontal dan
penanggung jawab tunggal
Besarnya ukuran kegiatan: bilamana volume kegiatan
suborganisasi secara subtansial melebihi beban normal pada kurun
waktu tertentu sehingga untuk melaksanakannya memerlukan
tambahan sumber daya.27
D. Konsep Amil Zakat
a. Pengertian Amil Zakat
Amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh penguasa
atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat,
mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya. Dengan kata lain amil
adalah badan atau lembaga atau panitia yang mengurus dan mengelola
zakat, terdiri dari orang-orang, yang diangkat oleh pemerintah atau
masyarakat.28
Yang disebut amil adalah orang atau lembaga yang mendapat tugas
untuk mengambil, memungut, dan menerima zakat dari para muzakki,
menjaga dan memeliharanya untuk kemudian menyalurkannya kepada
para mustahiknya.29
Menurut M.Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat
ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat. Mulai
27
Nurhayati, Manajemen Pronyek (Yogyakrta: Graha Ilmu, 2010), h.8
28
Lili Bariadi dkk, Zakat dan Kewirausahaan, (Ciputat: Center For Enterpreneurship Develoment, 2005), cet-1 h. 12-13
29
Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq Sedekah, (Jakarta: Gema
dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya,
juga mulai dari pencatatan sampai kepada penghitung yang mencatat
keluar masuk zakat dan membagi kepada para mustahik.30
Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan,
semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat yaitu soal sensus
terhadap orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan
padanya, juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui
para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka
serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang
merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli
dan petugas serta para pembantunya.31
Seorang amil haruslah yang diangkat sebagai petugas oleh
pemerintah. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa para ulama
khususnya Abu Zahrah. Menurutnya, amil adalah mereka yang bekerja
untuk pengelolaan zakat, menghimpun, menghitung, mencari
orang-orang yang butuh (mustahiqqin) serta membagikan kepada mereka.32
b. Syarat-syarat Amil
Dalam mengumpulkan zakat diperlukan petugas yang disebut
dengan amil. Siapa yang berhak menjadi amil. Berikut syarat-syarat
yang harus dipenuhi seorang amil zakat :
30
M.Yusuf Qardawi, Hukum zakat, studi komparatif mengenai status dan Filsafat zakat berdasarkan Quran Dan Hadits, Terjemahan Bahasa Indonesia. (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 1973), h. 545
31
Ibid, h. 546 32
a) Hendaknya ia seorang muslim, sebab zakat adalah urusan internal
kaum muslim. Islam menjadi syarat bagi segala urusan mereka.
Ibnu Qudamah mengatakan, “ setiap pekerjaan yang memerlukan
syarat amanah (kejujuran) hendaknya disyaratkan Islam bagi
pemeluknya, seperti menjadi saksi. Karena itu, urusan kaum
muslim, pengurusnya tidak dapat diberikan pada non muslim,
seperti halnya urusan-urusan lain, atau berkaitan dengan hal itu”.
Umar berkata, “ janganlah kalian serahkan amanah itu pada
mereka, karena mereka telah berbuat khianat kepada Allah”. Umar
menolak seorang nasrani dipekerjakan oleh Abu Musa sebagai
penulis zakat. Karena zakat itu adalah rukun islam yang utama.
b)Hendaklah petugas zakat itu seorang mukallaf, yakni orang dewasa
yang sehat akal fikirannya.
c) Petugas zakat hendaklah orang yang jujur, karena ia diamanati
harta kaum muslim. Janganlah petugas zakat itu orang fasik lagi
tak dapat di percaya. Sebab ia akan berbuat zhalim pada para
pemilik harta.
d)Memahami hukum-hukum zakat. Para ulama mensyaratkan
petugas zakat itu paham terhadap hukum zakat. Sebab bila ia tidak
mengetahui hukum, maka tidak mungkin mampu melaksanakan
pekerjaannya, dan tentu akan lebih banyak melakukan kesalahan.
Masalah zakat membutuhkan pengetahuan tentang harta yang
memerlukan ijtihad tentang masalah yang belum diketahui
hukumnya, agar hukum menjadi jelas.
e) Kemampuan untuk melaksanakan tugas. Petugas zakat hendaklah
memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasnya, dan sanggup
memikul tugas itu.
aku bendaharawan negara (Mesir) karena sesungguhnya aku orang
yang pandailagi berpengetahuan”. Kata penjaga (hifdzu) berarti dapat
dipercaya. Kata ilmu, berarti mampu dan ahli. Kedua syarat itu adalah
asas segala pekerjaan yang berhasil. Disyaratkan laki-laki dan tidak
boleh wanita dipekerjakan sebagai amil zakat.33
c. Wewenang dan Tugas Amil
Pada awal Islam, para amil diangkat langsung oleh Rasulullah Saw.
Tetapi pada masa pemerintahan Utsman R.a, kebijaksanaan
pengumpulan zakat diubah. Harta yang dizakati dibagi dalam dua
kategori, yaitu amwal zhahirah (harta benda yang dapat diketahui
jumlah atau nilainya oleh pengamat, seperti kekayaan yang berbentuk
33
binatang atau tumbuhan) dan amwal bathiniyah (harta yang tidak dapat
diketahui oleh pemiliknya sendiri). Pada masa Nabi Saw, lpara sahabat
menyerahkan amwa bathiniyah itu kepada beliauuntuk kemudian
beliau serahkan kepada amil agar dibagikan sesuai dengan petunjuk
agama. Tetapi pada masa Utsman, karena harta kekayaan sedemikian
melimpah dan demi kemaslahatan umum, beliau mengalihkan
wewenang pembagian kepada pemilik harta secara langsung.
Pengalihan ini tidak mencabut wewenang iman untuk maksud tertentu.
Di sini, walaupun al-muzakki telah memperoleh wewenang dari
penguasa dalam tugasnya sebagai amil zakat, tetapi wewenang itu
hanya menjadikannya sebagai wakil dari iman atau pemerintah
Fakhruddin Al-Razi dalam tafsirnya ketika menafsirkan surat
At-Taubah/9:60, menulis : “ Ayat ini menunjukkan bahwa iman atau yang
ditugaskannya berkewajiban mengumpulkan dan membagi-bagikan
zakat”. Buktinya adalah bahwa Allah menetapkan petugas-petugas
untuk maksud tersebut.34 Ini dikuatkan lagi dengan surat
At-Taubah/9:103.
Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan.
Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus
terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang
diwajibkan kepadanya. Juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian
mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa
kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi hal-hal lain
34
yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh
para ahli dan petugas serta para pembantunya.
Istilah jabatan amil zakat yang digunakan pada masa Rasulullah
Saw yaitu:
Katabah: bagian yang diserahi tugas untukmencatat para wajib
zakat.
Hasabah: bagian yang diserahi tugas untuk memaksir, menhitung
zakat.
Jubah: bagian yang diserahi tugas untuk menarik, mengambil zakat
dari para muzaki.
Qasamah: bagian yang diserahi tugas untuk menyalurkan zakat
kepada Mustahik.35
Dari pembagian tugas tersebut tercermin bahwa sejak zaman
Rasulullah ternyata pengelolaan zakat diserahkan kepada “amil” dan
telah dilaksanakan dengan sistem manajemen secara profesional dan
effektif sehingga mencapai sasaran tujuan zakat itu sendiri, baik untuk
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, maupun
dalam upaya menghindari kesenjangan sosial dan meningkatkan
kesejahteraan umat “amil” tersebut disejajarkan dengan lembaga
-lembaga pemerintah pada waktu itu, setara dengan kantor bendahara
Negara saat ini yang mengurus harta kekayaan Negara.
35
Di zaman sekarang sarana zakat irtu dapat dibagi kedalamdua
urusan pokok. Tiap urusan mempunyai seksi dan bagian. Pertama:
urusan penghasil (pengumpul) zakat. Kedua: urusan pembagi zakat.36
Para pemgumpul bertugas mengamati dan menetapkan para
muzakki, menetapkan jenis-jenis harta mereka yang wajib dizakati,
dan jumlah yang harus mereka bayar. Kemudian mengambil dan
menyimpannya untuk diserahkan kepada petugas yang membagikan
apa yang telah mereka kumpulkan itu.
Disini para pengumpul sangat memerlukan pengetahuan tentang
hukum-hukum zakat, misalnya hal yang berkaitan dengan jenis harta,
kadar nishab, haul, dan sebagainya.
Para pembagi bertugas mengamati dan menetapkan, seteelah
pengamatan dan penelitian yang seksama, siapa saja yang berhak
mendapatkan zakat, perkiraan kebutuhan mereka, kemudian
membagikan kepada masing-masing yang membutuhkan dengan
pertimbangan jumlah zakat yang diterima adna kebutuhan mereka
masing-masing.
Disini para amil lebih banyak harus menegtahui petunjuk-petunjuk
agama menyangkut tugas-tugasnya, seperti misalnya siapa yang
dimaksud dengan fakir dan miskin, apa syarat-syarat yang harus
terpenuhi untuk dinamai fakir, miskin, gharim, ibn sabil, al-mu‟allaf
qulubuhum, dan sebagainya. Para amil yang bertugas diharapkan
menegtahui tata krama pembagian harta zakat, serta doa-doa yang
36
Salman Harun, dkk, Hukum Zakat: Study Komparatif MengenaiStatus dan Filsafat
berkaitan dengan tugas-tugasnya, karena hal ini mempunyai arti yang
tidak kecil, bukan saja bagi para pemberi dan penerima, tetapi juga
bagi kesempurnaan ibadah zakat disisi Allah SWT.
E. Konsep Development
a. Pengertian
Berbicara masalah Development sebenarnya dapat dilihat dari dua
aspek, yaitu kuantitas dan kulitas. Pengertian kuantitas menyangkut
jumlah Sumber daya Manusia , kuantits Sumber daya Manusia tanpa
di sertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan
suatu organisasi.
Development secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan. Sedangkan mengembangkan sendiri adalah
membuka lebar-lebar, mengembentangkan menjadikan besar,
menjadikan maju ( baik, sempurna, dan sebagainya).37 Berdasarkan
pengertian tersebut Development adalah proses menjadikan sesuatu
agar lebih banyak dan baik.
Menurut pendapat Isbandi Rukminto Adi, “ Development Bisa
disebuat juga dengan pemberdayaan.” Pemberdayaan adalah
mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menajdi
mempunyai daya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.
Pemberdayaan pada intinya membahasa bagaimna individu, kelompok
atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
37
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan
mereka. Pemberdayaan juga suatu preoses yang relatif terus berjalan
untuk menngkatkan kepada perubahan.38
Menurut Kellogg Development sebagai suatu perubahan dalam
orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja ebih efektif.
Hasil Development adalah pegawai memilili pengetahuan atau
informasi baru, dapat menerapkan pengetahuan lama dengan cara baru,
atau memepunyai minat yang lebih besar untuk menerapkan apa yang
di ketahui.
Adapun pengertian Development menurut beberapa ahli sebagai
berikut:
Menurut Manulang bahwa Development adalah : program yang
khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan membantu
karyawan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan
memperbaiki sikapnya.39
Menurut Malayu Hasibuan, Development adalah “ suatu usaha
untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritas, konseptual, dan
moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan
melalui pendidikan dan pelatihan”40
Menurut Michael Hariss yang dikutip oleh Marihot Tua Efendi
mengemukakan bahwa Development adalah “ usaha yang terencana
38 Isbandi Rukminto Adi, “ pemberdayaan,
Development Masyarakat dan investasi
komunitas,” (Jakarta : Fak.Ekonomi UI 2001) ,cet Ke-I, h 32-33
39
M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.ke-15, h.147.
40
dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan pegawai41
Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa
Development dimaksudakan untuk menjadikan suatu yang kurang
berkembang atau tidak berkembang menjadi berkembang, maju dan
lebih baik.
b.Langkah-langkah Development
Agar berbagai pengembangan dapat dipetik semaksimal mungkin,
berbagai langkah ditempuh . para pakar development/pengembangan
pada umumnya sudah sependapat bahwa langkah-langkah dimaksud
terdiri dari tujuh langkah, yaitu sebagi berikut:42
a. Penentuan kebutuhan
Meruapakan kenyataan bahwa anggaran yang harus
disediakan untuk membiayai kegiatan pengembangan/
development meruapakan beban bagi lembaga. Oleh karena itu
agar penyediaan anggaran tersebut sungguh-sungguh dapat
dibenarkan , perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa
kegiatan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata
dieperlukan. Artinya pengembangan tentu hanya
diselenggarakan apabila kebutuhan untuk itu memang ada.
Penentuan kebutuhan itu mutlak perlu didasarkan pada analisis
yang tepat.
b. Penentuan sasaran
Berdasarkan analisis akan pengembangan berbagai sasaran
diterapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat
teknikal akan dapat pula menyangkut keprilakuan. Atau
mungkin juga kedua-duanya. Berbgai sasaran tersebut harus
dinyatakan sejelas dan sekongkret mungkin, baik bagi para
pembimbing maupun bagi peserta.
c. Penentuan program
Dalam program pengembangan harus jelas diketahui apa yang
ingin dicapai adalah mengajarkan keterampilan tertentu yang
pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki
oleh para pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas
dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program
pengembangan dimaksud untuk mengajarkan pengetahuan
baru.
d. Prinsip –prinsip belajar
Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan
sebgai tolak ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar
yang diterapkan dalam suatu program pengembangan. Dengan
perkataan lain, yang diharpkan terjadi ialah berlangsungnya
proses belajar mengajar dengan cepat karena peserta
pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan
tepat.