• Tidak ada hasil yang ditemukan

Manajemen Program Adp (Amil Development Program) Pada Lembaga Imz

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Manajemen Program Adp (Amil Development Program) Pada Lembaga Imz"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PROGRAM ADP (AMIL DEVELOPMENT

PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam ( S.Kom.I )

Di Susun Oleh:

ABDUL HAMID NIM: 106053001987

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)
(3)
(4)

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan di bawah:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu pernyataan meraih gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil dari jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullh Jakarta.

Jakarta, 22 September 2013

(5)

ABSTRAK

Abdul Hamid

MANAJEMEN PROGRAM ADP ( AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ.

Sumber daya manusia yang unggul dibutuhkan oleh setiap lembaga atau perusahaan yang dapat menjalankan segala aktifitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan atau perusahaan yang ingin diharapkan. sumberdaya manusia yang unggul harus disiapkan oleh setiap lembaga. Salah satu upaya untuk mempersiapkan sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dan pelatihan-pelatihan yang kontinue hingga terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional dalam mengembangkan dan memajukan lembaga dari segi manapun.

ADP Adalah program terobosan baru dari Indo lembaga IMZ sebagai lembaga riset, pelatihan dan advokasi-advokasi manajemen zakat dan pemberdayaan masyarakat memberikan solusi pelatihan kepada amil-amil melalui program Amil Development Program (ADP).

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana manajemen program ADP yang dilaksanakan oleh IMZ. Metode dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan pendekatan Deskriftif Kualitatif, dengan cara mencatat apa yang dilihat, didengar dan dibacanaya melalui wawancara, foto, video, dokumen dan brosur-brosur kemudian membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik kesimpulan.

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Alhamdulillah wa syukurillah, segala puji bagi Alllah SWT tuhan semesta

alam yang telah memberikan kita segala nikmat yang tak terhingga kepada

hambanya sampai detik ini sehingga penulis dapat melewati perjalanan akademis

dan dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ MANAJEMEN PROGRAM

ADP (AMIL DEVELOPMENT PROGRAM) PADA LEMBAGA IMZ”

Meskipun banyak mengalami hambatan dan tantangan. Shalawat serta

salam semoga selalu senantiasa terlimpahkan kepada baginda Rasulullah

Muhammad Saw.

Dengan terselesaikannya skripsi ini atas usaha dan upaya yang telah penulis

lakukan serta bantuan yang sangat berharga dari berbagai pihak. Di tengah

kesibukannya, mereka menyempatkan waktu luang untuk berbagai informasi dan

motivasi agar penulis mampu mewujudkan skripsi ini. Maka dengan niat suci dan

ketulusan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua

orang-orang yang dihormati, sekaligus dicintai, atas segala bantuannya terutama

kepada :

1. Dr. H. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku ketua Jurusan Manajemen

Dakwah yang telah banyak membantu dan memberikan informasinya

(7)

3. Mulkan Nasir BA, S.Pd, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah

4. Drs. Study Rizal LK, MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan, sehingga skripsi ini

bisa cepat terselesaikan.

5. Suprapto sebagai pembimbing akademik, beserta segenap jajaran

karyawan dan kru jurusan dan Fakultas ilmu Dakwah dan Komunikasi

6. Ketua penguji beserta anggota penguji yang telah menguji dan

memberikan pengarahan perbaikan tehadap skripsi penulis.

7. Terkhusus Orang tua penulis, Ayahanda Drs. H. Moh.Mahfuz Umar

(Almr) , Ibunda Hj. Kusuma Murni , yang sangat penulis Sayangi dan

hormati. Yang telah mendidik dan memberikan kasih saying dan

perhatian yang tulus, baik moril maupun materil serta doa yang selalu

mengiringi demi kebahagiaan dan kesuksesan penulis “ Keridoaan

Allah berada di keridoaan orang tua dan kemungkaran Allah berada

orang tua” Dengan Jerih payah dan kerja keras dan dukungan semangat

merekalah penulis dapat menyelesaikan studi S1 di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, sekalipun ucapan terimakasih penulis tidaklah

berarti apa-apa buat mereka tetapi penulis mempersembahkan skripsi ini

untuk mereka.

8. Kakak dan adik-adiku tercinta, Musmirah Ratnha Dewi, Siti Umaiyah,

(8)

tercintaku Lulu Walmarjan dan Habiburahman skripsi ini penulis

persembahkan.

9. Terimakasih kepada si pemberi motivasi dan semangat Husnatun

Nihayah yang selalu setia dan terus mendukung dari awal hingga

sekarang untuk terus semangat dalam menjalani tanggung jawab penulis

untuk menyelesaikan studi ini.

10.Segenap pengurus dan Staf Lembaga IMZ yang telah membantu

penulis, khususnya kepada Ibu Rina selaku Manajer Divisi Pelatihan,

yang telah membantu dan memberikan waktu dan informasinya tentang

bahan penulisan skripsi ini.

11.Staf Karyawan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu

Komunikasi, Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan pelayanan dalam mencari referensi-referensi yang

penulis butuhkan selama kuliah dan dalam pembuatan skripsi.

12.Segenap teman-teman MD seangkatan yang sama-sama berjuang dari

semester awal telah kita lewati, susah senang kita bersama, Hasan

Ismail, Husin Ismail, Aang, Dyaz, Deden dan semuanya yang penulis

tidak bisa sebutkan. Dan Temen-temen di komunitas Mahasiswa

Lombok yang tergabung di Ikatan Mahasiswa Sasak ( IMSAK-Jakarta).

Ihsan Hamid, Samsul Anwar, Zulfan Taufik, fauzan Ramli,Husnul Akib,

(9)

Akhirnya hanya kepada Allah jualah kami berserah diri. Dan

mudah-mudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih

banyak terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena

kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta, 22 September 2013

(10)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiap lembaga atau perusahaan membutuhkan sumber daya manusia

yang dapat menjalankan segala akitfitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan

lembaga atau perusahaan yang ingin diharapkan. Tentunya sumber daya

manusia yang diharapkan setiap perusahaan ialah sumber daya manusia yang

berkualitas, semangat dalam bekerja, tidak mudah putus asa serta profesional

sehingga mampu menjalankan segala aktifitas maupun kegiatan lembaga atau

perusahaan

Dalam era globalisasi masa kini, Lembaga atau perusahan harus dapat

mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul. Salah satu upaya untuk

mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul ini adalah ditempuh

melalui pendidikan serta pelatihan-pelatihan hingga terciptanya sumber daya

manusia yang berkualitas dan profesional yang sangat dapat mempengaruhi

lembaga atau perusahaan dalam perkembangan serta kemajuan lembaga atau

perusahaan dari segi manapun. Maka dari itu sumber daya manusia sangat

berpengaruh bagi lembaga atau perusahaan.

Setiap lembaga atau perusahaan tentunya mempunyai tujuan yang harus

di capai. Untuk mewujudkan dan mengembangkan eksistensinya memerlukan

manajemen yang effektif dan effisien. Pemilihan dan penggunaan manajemen

yang effektif dan effisien dilingkungan perusahaan dilakukan oleh manusia

(11)

karena sumber daya manusia menunjang perusahaan melalui karya, bakat,

kreatifitas, dorongannya dan peran nyata seperti yang disaksikan dalam setiap

perusahaan ataupun dalam organisasi.1

Kemiskinan dan kesejahteraan rakyat merupakan pekerjaan rumah bagi

pemerintah dan kita semua yang tak kunjung usai. Dengan adanya

pemasalahan ini, perlu adanya suatu strategi penerapan program

pemberdayagunaan yang tepat sasaran dan efisien dengan disertai pula

tumbuhnya para aktivis social (SDM) yang memiliki komitmen tinggi dalam

memberikan perubahan di masyarakat.

Sebuah Organisasi dalam mengembangkan, menciptakan terobosan

baru menjadi lebih baik. Memerlukan tenaga-tenaga yang handal dan

professional di segala bidang. Sistem dan pengelolaan sumber daya manusia

membutuhkan proses yang tidak di jalankan oleh setiap individu manusia

untuk memajukan organisasinya.

Diperlukan adanya analisis pekerjaan dalam menentukan tanggung

jawab posisi dan karakteristik orang yang bekerja di posisi tersebut. Analisis

pekerjaan memberikan informasi yang digunakan untuk membuat pekerjaan

dan spesifikasi pekerjaan.2

Beragam usaha sebuah organisasi membuat langkah-langkah yang

tepat untuk memberikan semangat para anggotanya menciptakan tenaga yang

kompetitif dalam setiap bidang, seiring arus zaman dan globalisasi. Kondisi

demikian dieperlukan adanya manajemen (pengelolaan Sumber Daya

1

Veithzal Rivai, Manajemen sumber Daya Manusia untuk Perusahaan, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada), 2004, Cet. Pertama, h. 6

2

(12)

manusia) sehingga dalam pengembangan organisasi dapat berjalan dengan

baik.

Adapun pentingnya manajemen dalam hal ini, didefiniskan sebagai alat

untuk mencapai tujuan yang di inginkan, atau ilmu yang mengatur proses

pemanfaatan sumber daya manusia lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu3

Oleh karena itu, pemerintah membuat undang-undang RI NO : 38 Tahun

1999 tentang pengelolaan Zakat, yang isinya :

1. Bahwa Negara Republik Indonesia menjamin kemerdekaan setiap

penduduk untuk beribdat menurut agamanya masing-masing

2. Bahwa penunaian zakat merupakan kewajiban umat Islam Indonsia

yang mampu dan hasil pengumpulan zakat merupakan sumber dana

yang potensial bagi upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat;

3. Bahwa zakat merupakan perantara keagamaan untuk mewujudkan

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan

masyarakat yang kurang mampu.

4. Bahwa upaya penyempurnaan sistem pengelolaan zakat perlu terus

ditingkatkan agar pelaksanaan zakat lebih berhasil guna dan berdaya

guna serta dapat dipertanggung jawabkan;

5. Bahwa berdasarakan hal-hal tersebut pada a,b,c,dan d, perlu dibentuk

undang-undang tentang pengelolaan zakat.

3

(13)

Undang-undang pengelolaan zakat ini termasuk produk hukum yang

positif yang termasuk baru yang perlu di segerakan disosialisasikan dan

dilaksankan oleh masyarakat.

Sesuai dengan namanya, undang-undang NO. 38 tahun 1999 lebih

menekankan pada aspek pengelolaan zakat, yakni kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan terhadap pengumpulan dan

pendistribusian serta pendayagunaan zakat. Di dalam undang-undang tersebut,

terdapat prinsip-prinsip pengelolaan zakat.

Potensi dana filantropi islam ( zakat, infak, shadaqah dan wakaf-ZISWAF)

yang besar hingga kini belum mampu mengangkat kelompok miskin dinegeri

ini keluar dari kemiskinan. Hal ini secara umum disebabkan oleh dua hal

mendasar, yaitu: prilaku muzakki yang masih bersifat amat karikatif, yaitu

berorentasi jangka pendek, interpersonal, serta masih rendahnya kesadaran

dalam membayar zakat melalui lembaga amil, masih belum optimalnya

transparansi dan kredibilitas lembaga pengelola zakat sehingga belum

terbangun kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. Peluang pertama untuk

revilitasi filantropi islam ini adalah menggugah kesadaran dan sekaligus

merubah prilaku muzakki. Menggugah kesadaran ummat sangat penting

karena sampai kini terdapat kesenjangan yang besar antara potensi dengan

realisasi dan filantropi islam. Masih banyak ummat islam yang belum

melaksanakan kewajiban zakat ini secara konsisten. 4

4

Tim Penulis IZDR, “Menggagas Arsitektur Zakat Indonesia: Menuju Sinergi Pemerintah dan

(14)

Selain itu di butuhkan rekontruksi paradigm sedekah dari sedekah personal

jangka pendek yang bersifat karikatif menjadi sedekah institusional jangka

panjang yang lebih bersifat pemberdayaan. Hal ini penting karena filantropi

islam berbeda dengan filantropi sekuler. Filantropi islam ber-dimensi social

bukan privat, dimana manfaat filantropi ditjukan untuk masalah social (public

goods). Peran pemerintah , MUI dan ormas-orma islam sangat dibutukan

disini.

Rasanya jika salah satu institusi perzakatan melakukan sendiri proses

pengelolaan zakat, akan menguras energi. Hadirinya IMZ sebagai lembaga

yang berkhidmat melakukan hal ini untuk kemaslahatan banyak pihak tentu

kita sambut dengan senang hati. Dukungan stakeholder perzakatan amat

diperlukan terutama di bidang riset dan pelatihan. Untuk itu IMZ sebagai

lembaga riset, pelatihan dan advokasi advokasi manajemen zakat dan

pemberdayaan masyarakat mencoba memberikan solusi program

pemberdayaan ekonomi melalui program-programnya

Menyikapi beberapa hal diatas dan untuk meningkatkan realisasi potensi

zakat, ada beberapa langkah yang harus di tempuh dalam pengelolaan zakat di

Indonesia, yaitu salah satunya meningkatkan kepercayaan pada

lembaga-lembaga pengelolaan zakat, perlu adanya suatu peningkatan SDM-nya bagi

amil amil yang akan bertugas mengelola dana zakat, agar masyarakat jelas

(15)

Yang melatar belakangi adanya peningkatan SDM amil-amil zakat ini

adalah agar dapat menjadikan amil-amil zakat yang handal, amanah, dan

profesioanal dalam mengelola zakat.

Karena pemuda memegang peranan yang sangat penting dan strategis

khususnya bagi dunia zakat. Sosok pemuda yang menggambarkan kekuatan,

kegesitan, keberanian dan idealisme serta memegang peranan yang sangat

menentukan. Pemuda juga sebagai ujung tombak pembangunan Indonesia

yang memiliki peranan penting dalam pengentasan kemiskinan. Untuk itu

IMZ sebagai lembaga pengembangan SDM, dalam setiap tahunnya mencentak

Amil melalui Amil Development Program (ADP). Oleh karena itu penulis

memandang perlu adanya kajian serius tentang Manajemen pengelolaan zakat

yang professional Untuk menjadi pengelolan zakat yang baik dan dapat

dipercaya oleh masyarakat, keadaan ini akan mengaharuskan pengelolaan

zakat untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan

pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan zakat agar dapat di daya

gunakan dan dapat didistribusikan, berkenaan dengan uraian diatas maka

penulis tertarik mengkaji lebih jauh lagi tentang permasalahan tersebut dalam

(16)

B.Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah 1. Pembatasaan Masalah

Agar pembatasan masalah ini lebih terarah, maka penulis membatasi

masalah yang akan dibahas yaitu hanya Manajemen Program ADP (Amil

Depelopment Program) pada lembaga IMZ.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah

penelitian ini secara umum adalah Bagaimana manajemen program ADP

(Amil Developmnet Program) pada lembaga IMZ ?

Rumusan masalah tersebut dapat di uraikan sebagai berikut:

a. Bagaimana penerapan Fungsi Manajemen (Perencanaan,

Pengorganisasian, Aktuating dan Pengawasan program ADP pada

Lembaga IMZ?

b. Bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP pada lembaga IMZ?

C.Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Untuk Mengetahui secara langsung bagaimana Penerapan fungsi

manajemen dari program ADP pada lembaga IMZ.

b. Untuk Mengetahui bagaimana hasil yang dicapai dari program ADP

pada lembaga IMZ.

c. Sebagai tugas dan satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata 1

(17)

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi pengembangan

ilmu pengetahuan pada umumnya dan khususnya menyangkut

Manajemen Program.

2. Sebagai tambahan literatur dan rujukan terutama yang berkaitan

dengan masalah pelatihan manajemen zakat dan memberikan

pemahaman bagi pihak akademisi khususnya Fakultas ilmu Dakwah

dan ilmu Komunikasi untuk melakukan kajian mendalam mengenai

pelatihan manajemen zakat melalui program Amil Development

Program khususnya mahasiswa jurusan manajemen dakwah dan

Lembaga Amil Zakat lainnya.

b. Manfaat Praktis

1. Untuk meningkatkan kesadaran dalam membayar zakat dan dapat

digunakan sebagai bahan pedoman bagi pengelola-pengelola zakat

lainnya, khususnya yang berhubungan dengan pelatihan Amil.

2. Memberikan informasi kepada masyarakat khususnya para praktisi

lembaga zakat dalam mengelola zakat

D. Tinjaun Pustaka

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis melihat dari skripsi skripsi

terdahulu dengan maksud dan tujuan yang penulis teliti sekarang tidak

(18)

Adapun setelah penulis mengadakan kajian kepustakaan, penulis

tidak menemukan judul yang sama. Namun ada beberapa penelitian yang

hampir sama diantaranya :

1. Aminaturrahmah, Manajemen Program Dakwah pada 95,5 Fm Radio

Alaika Salam Jakarta” Skripsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan

Komunikasi jurusan Manajemen Dakwah, yang berisi yang

membedakan skripsi ini terletak pada subjek penelitiannya atau

lembaga yang diteliti.

2. Evaluasi Program Kampung Ternak Dompet Dhuafa Dalam

Mengembangkan Potensi Ternak Local Di Desa Lebak Sari Sukabumi

Jawa Barat” disusun Oleh mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarakat Isalm Uin Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2008. Skripsi ini berisikan tentang

program kampong ternak yang dilakukan oleh dompet dhuafa dalam

mengembangkan potensi ternak local.

3. Evaluasi program pemberdayaan masyarakat kelurahan (ppmk) dalam

pengembangan ekonomi keluarga melalui keterampilan merangkai

bunga di kelurahan pegangan menteng jakarta pusat”. Pada tahun

2007, disusun oleh mahasiswa Fakultas Imu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi jurusan Pengembangan Masyarkat Islam UIN Syaraif

Hidyatullah Jakarta. Skripsi ini berisi tentang pemberdayaan ekonomi

masyarakat dalam mengelola keterampilan melalui merangkai bunga

(19)

Namun dari beberapa skripsi di atas terdapat perbedaan dengan

yang di lakukan oleh penulis baik dari objek kajian, pembahasan penelitian

serta poin pokok permasalahan yang akan di kaji pada penelitian ini, karena

dalam skripsi ini penulis menitik beratkan pada “Manajemen Program Amil

Development ProgramIMZ

E. Metodologi Penelitian

Adapun cara untuk mencapai suatu maksud sehubungan dengan

upaya tertentu maka metode menyangkut masalah kerja yaitu cara kerja

untuk memahami objek.5

1. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini,

penulis menggunakan pendekatan Deskriftif kualitatif. Menurut Bogdan

dan Taylor mendefinisikan Metedologi data deskriftif berupa kata-kata

tertulis dan lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.6

Penelitian deskriftif yaitu mencatat secara teliti segala gejala-gejala

(fenomena) yang dilihat dan didengar dan dibacanya (via wawancara,

fhoto, video, tape, dokumen pribadi, brosur-brosur dan lain-lain) dan

peneliti juga membanding-bandingkan, mengkombinasikan dan menarik

kesimpulan.7

5

Anas Sudjana, Metoode Riset dan Metode Bimbingan skripsi, (Yogyakarta: Reproduksi UD Darma, 1980,h,16

6

Nurul Hidayati, Metodologi Penelitian Dakwah. Dengan Pendekatan Kualitatif, (Jakarta: UIN Jakarta Pres, 2006) Cet ke-1 h. 8

7

(20)

Penulis memilih pendekatan kualitatif dalam melakukan penelitian

karena penulis berharap dengan menggunakan pendekatan kualitatif ini,

didapatkan hasil penelitian yang menyajikan data akurat dan digunakan

secara jelas dari kondisi sebenarnya.

2. Tempat Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan penulis yang bertempat diIMZ

yang beralamat di Komp. Ciputat indah Permai Blok A12, Jl.Ir. H.

Juanda No 50 Ciputat Tangerang Selatan Banten. 15419

3. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun yang menjadi subjek penelitian IMZ Ciputat Tangerang

Selatan, Karena Salah Satu aktifitas utamaIMZ melakukan Riset. Kajian

tentang zakat dan pemberdayaan masyarakat serta penyelenggaraan

kegiatan yang terbuka untuk umum dalam pengembangan kapasitas

pengelola zakat secara priodik dan berkesinambungan dalam hal ini

orang-orang yang menjadi sumber informasi yang relevan karena IMZ

sendiri merupakan pencetak para pengelola zaka profesioanl guna

menjadikan lembaga-lembaga pengelola zakat yang baik. Dan dapat

dipercaya oleh masyarakat keadaan ini mengharuskan pengelola zakat

untuk mempunyai manajemen yang baik. Untuk itu diperlukan

pengetahuan yang memadai tentang Amil Zakat agar dapat di

dayagunakan dan dapat disitribusikan. Sedangkan yang menjadi objek

penelitian dalam skripsi ini adalah Bagaimana Manajemen Amil

(21)

4. Sumber Data

Sumber data merupakan sesuatu hal yang sangat penting untuk

digunakan dalam penelitian guna menjelaskan valid atau tidaknya suatu

peneletian tersebut. Dalam hal ini penulis menggunakan :

a. Data Primer

Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama

seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer, peneliti

atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan. Pelaksanaan

dapat berupa survey.8

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk

dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah

buku-buku, brosur, majalah dan sumber informasi lainnya yang

memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai bahan

penunjang penelitian.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara penelitian lapangan atau

survey, sedangkan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah :

a. Observasi

8

(22)

Observasi ialah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti.9 Penulis melakukan penelitian dengan cara

mengamati langsung terhadap segala sesuatu yang terkait dengan

Manajemen ProgramIMZ dalam mempersiapkan sumber daya

pengelola Zakat , baik secara langsung maupun tidak.

b. Wawancara

Wawancara (Interview) ialah Proses pencarian data dengan cara

tanya jawab langsung kepada responden. Hal ini penulis akan

mengadakan wawancara langsung kepada Staff Di Bidang Program

Pelatihan PT IMZ Ibu Rina Guna Mendapatlkan informasi yang

akurat mengenai Manajemn Amil Development Program

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu peneliti mencari data berupa buku, majalah,

cetakan, yang berkaitan dengan manajemen program ADP beserta

mencari dan mempelajari berbagai bulletin, brosur atau jurnal yang

terdapat diIMZ sebagai data pendukung dari hasil wawancara. proses

pengumpulan dan pengambilan data berdasarkan tulisan-tulisan

berbentuk catatan,buku,dokumen atau arsip-arsip milikIMZ ataupun

tulisan-tulisan lain yang memiliki ketertarikan dengan bahasan

penelitian ini.

6. Teknik Analisis Data

9

(23)

Dalam menganalisis data penulis menggunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu teknik data dimana penulis terlebih dahulu

memaparkan semua data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara

sistematis lalu diklasifikasi untuk dianalisis sesuai dengan perumusan

masalah dan tujuan penelitian, untuk selanjutnya disajikan dalam bentuk

laporan ilmiah.

F. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah memahami pembahasan dan penulisan pada

skripsi ini, maka penulis menguraikan secara terperinci masalah demi

masalah yang pembahasannya terbagi menjadi lima bab dan

masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika penulisan sebagai

berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Metodologi

Penelitian dan Sistematika penulisan

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Dalam bab ini Penulis membahas mengenai pengertian

Manajemen, Fungsi-fungsi Manajemen, Pengertian Program,

(24)

Pengertian Manajemen Program, Aspek-aspek Dalam Manjemen

Program, Pengertian Amil dan Pengertian Development

(pengembangan)

BAB III: Gambaran Umum Tentang Lembaga IMZ

Dalam Bab ini penulis memaparkan gambaran umum objek

penelitian yang terdiri dari Sejarah singkat berdirinya Lembaga

IMZ, visi dan Misi IMZ, Struktur Pengurus IMZ,

Program-program IMZ

BAB IV: Analisis Manajemen Program Amil Development Program IMZ

Dalam bab ini penulis membahas tentang Analisis Manajemen

ADP IMZ yang terdiri dari Perencanaan, Pengorganisasian,

Penggerakan dan pengawasan.

BAB V: PENUTUP

Menguraikan tentang Kesimpulan dan Saran-saran yang menjadi

penutup dari pembahasan skripsi ini

BAB II

(25)

PADA LEMBAGA IMZ

A.Konsep Manajemen Program 1. Pengertian Manajemen

Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris,

management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan dan

pengelolaan. Artinya, manajemen adalah sebagai suatu proses yang

diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya kordinasi

untuk mencapai suatu tujuan.10

Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang

dikemukakan oleh para ahli:

James A.F. Stoner Menyatakan bahwa “Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin dan mengendalikan

berbagai upaya dari anggota organisasi dan proses penggunaan semua

sumberdaya organisasi demi tercapainya tujuan organisasi yang telah

ditetapkan”.11

Sedangkan Malayu S.P Hasibuan berpendapat bahwa Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan

efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.12

Adapun M. Manulang berpendapat bahwa “Manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian, penyusunan,

(26)

penggerakan dan pengawasan sumberdaya untuk mencapai tujuan

yang sudah ditetapkan”.13

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

Manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisir, memimpin,

dan mengendalikan kegiatan anggota serta sumber daya manusia

lainnya untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien.

Menurut H. Fayol, manajemen bukanlah bakat seseorang

tetapi suatu kepandaian (skill) yang dapat dipelajari, yaitu dengan

memahami teori serta prinsip-prinsip dasarnya.

1. Fungsi-Fungsi Manajemen

Selain sebagi Tool atau Alat, manejemen juga memiliki unsur

lainnya, yakni sebagi subyek pelaku dan objek tidakan. Subyek

pelaku manajemen tidak lain adalah Manajer itu sendiri. Sedangkan

objek tindakan manajemen terdiri atas Organisasi, Sumber Daya

Manusia ( SDM), dana, operasi/produksi, Pemasaran, waktu dan

Obyek lainnya. Disamping itu, manajemen juga memiliki empat

fungsi standar diantaranya Adapun Fungsi-fungsi manajemen

menurut pendapat H. Fayol yang penulis uraikan secara singkat

Fungsi Tersebut Adalah: Perencanaan, pengorganisasian,

penggerakan dan pengawasan. Berikut Penjelasan masing-masing

fungsi manjemen tersebut :

1. Perencanaan (Planning)

Planning (perencanaan) adalah menetapkan suatu cara

untuk bertindak sebelum tindakan itu dilaksanakan. Perencanaan

13

(27)

merupakan fungsi paling awal yang merupakan pedoman kearah

mana tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan

perencanaan ini dapat dikurangi ketidakpastian lebih bias

mengarahkan perhatian pada tujuan dan lebih memudahkan dalam

pengawasan.

Perencanaan yang baik penuh dengan imanjinasi yang kuat

dan pandangan kedepan yang terarah berdasarkan penilaian yang

benar dengan menggunakan langkag-langkah perencanaan yang

mencakup penetapan tujuan dan standar, prosedur perencanaan

dan perhitungan masa depan yang diperkirakan akan terjadi dan

dengan sisertai startegi pendanaan.14

Pada umumnya suatu perencanaan yang baik dilakukan,

dan pencapaian tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Maka diperlukan beberapa langkah-langkah perencanaan menurut

para ahli manajemen, yaitu sebagai berkut::

1) Perkiraan peramalan dan perhitungan masa depan

2) Penentuan atau penempatan tujuan

3) Penetapan tindakan-tindakan perencanaan an prioritas

pelaksanaan

4) Penetapan metode

5) Penetapan lokasi

6) Jadwal

14

(28)

Djati jultiarsa dan Jhon Suprihatno menyebutkan bahwa

ada beberapa manfaat perencanaan bagi setiap organisasi atau

lembaga antara lain sebagai berikut:

1) Sebagai alat pengawas dan pengendalian pelaksanaan

kegiatan organisasi

2) Untuk mengarahkan dan menuntun pelaksanaan kegiatan

sehingga tertib dan teratur menuju tujuan yang telah

ditentukan sebelumnya

3) Untuk memilih dan mentukan prioritas dari beberapa

alternative pilihan yang ada

4) Untuk menghadapi dan mengurangi ketidakpastian di masa

yang akan datang.15

2. Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian adalah rangkaian aktivitas yang menjadi

wadah bagi seluruh kegiatan dengan jalan membagi dan

mengelompokkan sautu pekerjaan yang harus dilaksankan serta

mentapkan dan menunyusun jalinan hubungan kerja diantara

satuan-satuan organisasinya.16

Menurut Djati Juliatriasi dan Jhon Suprihanto,

pengorganisasian berasal dari kata (organum bahasa latin) yang

berarti alat atau badan ada tiga ciri khusus dari suatu organisasi.

15

Abdullah Rosad Sholeh, Manajmen Dakwah Islam. (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), cet ke-3.h 77.

16

Djati Julitriarsa dan Jhon Suprihanto, Manajemen Umum Sebuah Pengantar, (Yogyakrta: BPFE,

(29)

yaitu adanya sekelompok manusia, kerjasama yang harmonis dan

kerjasama tersebut berdasarkan atas hak, kewajiban serta

tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan.17

Sedangkan menurut Sarwoto pengorganisasian berarti keseluruhan

proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas, tanggung

jawab, atau wewenang sebagi suatu kesatuan dalam rangka

mencapai tujuan yang diinginkan. Karena pengorganisasian

adalah:

a. Penetapan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang

dibutuhkan

b. Perencanaan kelompok kerja

c. Penugasan tanggung jawab

d. Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada

individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugas.18

3. Penggerakan ( Actuating)

Penggerakan adalah tindakan yang menyebabkan suatu

organisasi menjadi berjalan. Juga dapat diartikan dengan “gerak

atau aksi” mencakup kegiatan yang dilakukan seorang manajer

untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan-kegiatan yang

17

J. Smith, D.F.M, Prinsip-Prinsip manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara. 1992),cet ke-2,h.128

18

(30)

ditetapkan oleh unsure perencanaan dan pengorganissian agar

tujuan –tujuannya tercapai.19

Menurut George R. Terry “Penggerakan adalah merupakan

suatu kegiatan untuk mengintegrasikan usaha-usaha anggota dari

suatu kelompok, sehingga melalui tugas-tugas mereka dapat

terpenuhi tujuan-tujuan pribadi dan kelompok”.20

Penggerakan mencakup penetapan dan pemuasan

kebutuhan manusiawi dari pegawai-pegawai, member

penghargaan, memimpin mengembangkan dan member

kompensasi kepada mereka. Dalam praktiknya actuating

mempunyai lima sub fungsi manajemen sebagai berikut:

1)Motivating (motivator))

2)Pembimbingan

3)Penjalin Hubungan

4)Communicating (komunikasi)

5)Pemberi dan pelaksanaan Pembina.

4. Pengawasan ( Controlling)

Pengawasan adalah tindakan atau proses kegiatan untuk

mengetahui hasil kegiatan, pelaksanaan, keselahan, kegagalan,

untuk kemudian dilakukan perbaikan dam mencegah terulangnya

kembali kesalahan-kesalahan itu, begitu juga menjaga agar

19

Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen,(Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991),cet ke-8, h 49

20

(31)

pelaksanaan tidak berbeda dengan rencana yang ditetapkan.

Namun sebaik apapun perencanan yang ditetapkan, juga tetap

memerlukan pengawasan, oleh sebab itu antara perencanaan dan

pengawasan sangat erat hubungannya.Agar seluruh kegiatan

organisasi berjalan dengan baik dan efektif maka fungsi

pengawasan sangat dibutuhkan. Tanpa adanya pengawasan maka

fungsi-fungsi yang lain tidak akan berjalan dengan baik. Menurut

prosesnya maka pengawasan ( controlling) terdiri dari

kegiatan-kegiatan antar lain: Menentukan standart sebagai suatu ukuran

pengawasan

1) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya

operasional berdasarkan rencna yang ditentukan.

2) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.

3) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang

terjadi.21

B.Pengertian Program

Program adalah sederetan rencana kegiatan yang akan di

laksanakan oleh seseorang atau sekelompok organisasi, lembaga bahkan

Negara. Jadi seseorang , sekelompok organisasi, lembaga bahkan Negara

mempunyai suatu program. Suharismi Arikunto mengemukakan

21

(32)

program sebagai berikut: “Program adalah sederetan rencana kegiatan

yang akan dilaksakan untuk mencapai kegiatan tertentu”.22

Kegiatan yang sudah dilaksanakan bukan lagi program kegiatan

yang tidak direncanakan walaupun terjadi bukan merupakan suatu

program. Dari definisi manajemen dan program tersebut maka penulis

dapat menyimpulkan bahwa manajemen program adalah suatu

pengaturan dan pengelolaan terhadap sederatan acara atau rencana

kegiatan yang akan dilaksanakan oleh seseorang, sekelompok organisasi,

lembaga bahkan Negara.

a) Macam-macam Program

Macam atau jenis program dapat bermacam-macam wujud jika

ditinjau dari berbagai macam aspek diantaranya sebagai berikut:

1) Tujuan, ada yang bertujuan mencari keuntungan, maka

ukurannya adalah seberapa banyak program tersebut telah

memberikan keuntungan dan jika program tersebut bertujuan

sukarela, maka ukurannya asdalah seberapa banyak program

tersebut bermanfaat bagi orang lain.

2) Jebis, ada program pendidikan, program kemasyarakatan dan

sebagianya klasifikasi tersebut tergantung dari isi program

bersangkutan.

3) Jangka waktu, ada program jangka pendek, jangka menengahm

dan jangka panjang.

22

(33)

4) Keluasan, ada program sempit ada program luas. Program

sempit hanya menyakut program yang terbatas sedangkan

program luas menyagkut banyak variable.

5) Pelaksanaannya, ada program kecil dan ada program besar.

Program kecil hanya dilaksanakan beberapa orang, sedangkan

program besar dilaksanakan oleh orang banyak.

6) Sifatnya, ada program penting dan ada program kurang

penting. Program penting yang dampaknya menyangkut orang

banyak, menyangkut hal-hal yang vital sedangkan program

kurang penting adalah sebaliknya.

b) Tujuan Program

Tujuan adalah sasaran atau maksud yang harus dicapai dalam

proses pelaksanaan kegiatan yang direncakan. Hal ini sesuai yang

dikemukakan oleh suharismi arikunto sebagai berikut: Tujuan program

merupakan suatu yang pokok dan harus dijadiakn pusat perhatian oleh

evaluator. Jika suatu program tidak mempunyai tujuan tidak bermanfaat

maka program tersebut tidak perlu dilaksanakan. Tujuan menentukan

apa yang akan diraih.”

Tujuan program dibagi dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus

. tujuan umum biasanya menunjukan output dari program jangka

panjang sedangkan tujuan khusus outputnya menujukan jangka pendek.

Berbicara mengenai program atau tujuan program tidak terlepas

dari kurikulum. Kurikulum adalah acauan yang berisi tentang sejumlah

(34)

Nasution bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus

ditempuh atau sejumlah pelajar yang harus diakui untuk mencapai suatu

tingkat atau ijazah.

c) Evaluasi Program

Untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil yang telah di capai

oleh program, maka haruslah melakukan evaluasi. Evaluasi merupakan

kegiatan untuk mengukur dan menilai keberhasilan dari suatu program

atau kegiatan.23

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan

suatu kegiatan yang sangat penting, karena dengan evaluasi kita dapat

mengukur dan menilai sesuatu sehingga kita bias menilai dari sesuatu

tersebut berhasil atau tidak.

Evaluasi merupakan proses memahami, memberi arti, medapatkan

mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil

keputuasan.

C. Konsep Manajemen Program

Manajemen Program adalah merencanakan, mengorganisir,

memimpin dan mengendalikan sumber daya perusahaan untuk mencapai

sasaran jangka pendek yang telah ditentukan. Lebih jauh, manajemen

23

(35)

program menggunakan pendekatan system dan hirarki (arus kegiatan)

vertical maupun horizontal.

Dari difenisi di atas terlihat bahwa konsep manajemen program

mengandung hal-hal pokok sebgai berikut:

a. Menggunakan pengertian manajemen berdasarkan fungsinya, yaitu, merencankan, mengorganisasi, memimpin, dan

mengendalikan sumber daya perusahaan yang berupa manusia,

dana, dan material.

b. Kegiatan yang dikelola berjangka pendek dengan sasaran yang telah digariskan secara spesifik. Ini memerlukan teknik dan

metode pengelolaaan yang khusus, terutama aspek

perencanaan dan pengendalian.

c. Memakai pendekatan system (system approach to management)

d. Mempunyai hirarki (arus kegiatan) horizontal di samping hirarki vertical.24

Kegiatan program adalah: Suatu paket /rangkaian kegiatan, yang

dilakukan dalam jangka waktu tertentu, dengan alokasi sumber daya

tertentu, dan untuk mencapai sasaran tertentu (yang telah digariskan

dengan jelas)

24

(36)

Menurut H. Kerzner Manajemen Program adalah “Kegiatan

merencanakan, menggorganisasikan, mengendalikan sumber daya

lembaga untk mencapai sasaran jangka pendek yang telah ditentukan”25

Program dalam Manajemen Suatu kegiatan yg bersifat temporer

untuk menghasilkan suatu produk atau layanan bersifat unik. Temporer,

berarti tdk terus-menerus (rutin) Jelas tujuannya: suatu produk atau

layanan

Manajemen Program diperlukan:

1. Supaya target tercapai

2. Ingin melakukan perubahan, dan atau Development

3. Memerlukan kecepatan (not business as usual)

4. Ketika dibutuhkan Lintas sektoral, karena tidak dapat

dilakukan melalui birokrasi organisasi yang ada.

5. Untuk mendukung pelaksanaan rencana strategik

Sedangkan Tahapan dalam Manajemen Program adalah :

1. Tahap Identifkasi (inisiasi = tahap memilih / seleksi

program)

2. Desain (Perencanaan, pendanaan, penganggaran)

3. Implementasi/Pelaksanaan (organisasi,penjadwalan,

mobilisasi sumber daya

25

(37)

4. Evaluasi: -monitoring – pengendalian

5. Audit Program

6. Terminasi: Penutupan program26

Dapat diuraikan bahwa proses manajemen program dimulai dari

kegiatan perencanaan hingga pengendalian yang didasarkan atas

input-input seperti tujuan dan sasaran program, informasi dan data yang

digunakan, serta penggunaan sumber daya yang benar dan sesuai dengan

kebutuhan yang diperlukan.

Dalam proses sesungguhnya, pemimpin dalam lembaga mengelola

dan mengarahkan segala perangkat dan sumber daya yang ada dengan

kondisi terbatas, tetapi berusaha memperoleh pencapaian paling maksimal

yang sesuai dengan standar kinerja program dalam hal biaya, mutu yang

telah ditetapkan sebelumnya. Untuk mendapatkan produk akhir yang

maksimal, segala macam kegiatan pada proses manajemen program

direncanakan dengan sedetail dan seakurat mungkin untuk mengurangi

penyimpangan-penyimpangan. Dan bila ada tindakan koreksi dalam proses

selanjutnya, diusahakan koreksi tersebut tidak terlalu banyak.

1. Aspek-Aspek Dalam Manajemen Program

26

(38)

Dalam manajemen program yang perlu dipertimbakan agar output

program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan adalah

mengidentifikasi berbagai masalah yang mungkin timbul ketika program

dilaksanakan.

Beberapa aspek yang dapat diidentifikasi dan menjadi masalah

dalam manajemen program serta membutuhkan penanganan yang cermat

adalah sebagai berikut:

a) Aspek Keuangan : masalah ini berkaitan dengan pembelanjaan dan pembiayaan program. Biasanya berasal dari modal sendiri

dan/atau pinjaman dari bank atau investor dalam jangka pendek

atau panjang. Pembiayaan program menjadi sangat krusial bila

program berskla besar dengan tingkat kompleksitas yang

rumit,yang membutuhkan analisis keuangan yang cermat dan

terencana.

b) Aspek Anggaran Biaya: masalah ini berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian biaya selama program berlangsung.

Perencanaan yang matang dan terperinci akan memudahkan proses

pengendalian biaya, sehingga biaya yang dikeluarkan sesuai

dengan anggaran yang direncanakan. Jika sebaliknya, akan terjadi

peningkatan biaya yang besar dan merugikan bila proses

perencanaannya salah.

(39)

berlangsung yang berfluktatif. Agar tidak menimbulkan masalah

kompleks, perencanaan SDM disarakan atas organisasi program

yang dibentuk sebelumnya dengan melakukan langkah-langkah,

proses Staffing SDM, deskripsi kerja, perhitungan beban kerja,

deskripsi wewenang dan tanggung jawab SDM serta penjelasan

tentang sasaran dan tujuan program.

d) Aspek Manajemen Produksi: masalah ini berkaitan dengan hasil akhir dari program: hasil akhir program negative bila proses

perencanaan dan pengendaliannya tidak baik. Agar hal ini tidak

terjadi, maka dilakukan berbagai usaha untuk meningkatkan

produktivitas SDM, meningkatkan efisiensi proses produksi dan

kerja, meningkatkan kualitas produksi melalui jaminan mutu dan

pengendalian mutu.

e) Aspek Efektivitas Dan Efisiensi: Masalah ini dapat merugikan bila fungsi produk yang dihasilakan tidak terpenuhi/ tidak efektif

atau dapat juga terjadi bila factor efisiensi tidak terpenuhi,

sehingga usaha produski membutuhkan biaya yang besar.

f) Aspek Pemasaran: masalah ini timbul berkaitan dengan perkembangan factor eksternal sehubungan dengan persaingan

harga strategi promosi, mutu produk serta analisi pasar yang salah

(40)

g) Aspek Mutu: masalah ini berkaitan dengan kualitas produk akhir yang nantinya dapat meningkatkan daya saing serta memberikan

kepuasan bagi pelanggan.

Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja

untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi.

Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada

organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang,

pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara

program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah

ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal

pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/

kegiatan utama perusahaan. Hal ini karerna, umumnya organisasi didesain

untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi

tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang

sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering

melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan

kerja yang berbeda-beda.

Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program

merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga

ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan

melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran,

(41)

2. Pentingnya Manajemen Program

Manajemen program kini merupakan sebuah manajemen yang

dibutuhkan secara khusus. Masa mendatang menjajikan satu peningkatan

peran manajemen program dalam mendukung organisasi-organisasi kearah

strategis. Adapun beberapa alas an yang menguatkan pentingnya

manajemen program yakni:

1. Kompresi daur hidup produk

Manajemen program semakin penting karena daur hidup produk semakin

pendek. Sebagai contoh: pada masa dahulu, siklus kehidupan sebuah

produk bias mencapai 10 hingga 15 tahun. Namun saat ini industry

berteknologi tinggi memiliki siklus daur hidup rata-rata 1,5 sampai 3

tahun. Siklus yang semakin pendek ini akan memaksa produsen untuk

secepat mungkin memasarkan produk mereka.

Oleh karenanya, kecepatan menghasilkan produk merupakan sebuah

keuntungan kompetitif, sehingga banyak organisasi yang mengendalkan

fungsi silang dari tim-tim program untuk mendapatkan produk dan jasa

baru dengan secepat mungkin.

2. Kompetisi global

Saai ini, permintaan pasar tidak hanya pada produk dan jasa yang murah

tetapi juga pada produk dan jasa yang terbaik. Inilah yang mengakibatkan

timbulnya sertifikasi ISO yang merupakan suatu persyaratan dalam

(42)

manajemen mutu dan jaminan mutu. Standar internasional ini mencakup

perancangan, pembelian, jaminan mutu, dan proses pengiriman mulai dari

perbankan sampai manufaktur. Manajemen mutu sangat berkaitan dengan

manajemen program. Kebanyakan awal dari teknik manajemen program

berada pada ruang lingkup manajemen mutu.

3. Focus pada pelanggan

Peningkatan kompetisi harus difokuskan pada kepuasan pelanggan.

Pelanggan tidak lagi mengingingkan produk dan jasa-jasa yang umum.

Mereka menginginkan produk dan jasa yang dapat benar-benar memenuhi

kebutuhan mereka. Persyaratan ini sangat memutuhkan hubungan kerja

sama yang lebih dekat antara produsen dan konsumen. Eksekutif-eksekutif

keuangan dan sales representative dapat berperan sebagai pemimpin

program ketika focus program adalah pemenuhan kebutuhan dan

permintaan dari pelanggan.

Sebuah sistem manajemen program menyediakan kerangka kerja

untuk pengimplementasian kegiatan-kegiatan program dalam organisasi.

Sebuah sistem yang baik, akan menjamin keseimbangan kebutuhan pada

organisasi tersebut. Melalui pembatasan yang jelas dalam hal wewenang,

pengalokasian sumber-sumber daya dan juga pengintegrasian hasil antara

program dan organisasi induk. Banyak lembaga yang menghadapi masalah

ketika mencoba membentuk sebuah organisasi program yang baru padahal

pada saat yang sama organisasi tersebut sedang menjalankan operasi/

(43)

untuk mengifiesienkan kegitan-kegiatan yang akan dilakukan. Efisiensi

tersebut diukur dengan pembagian tugas-tugas ke dalam bentuk yang

sederhana dan aktivitas berulang-ulang. Padahal, program sering

melakukan hal yang tidak biasa, tidak rutin, serta memiliki lingkungan

kerja yang berbeda-beda.

Permasalahan juga sering timbul karena kebanyakan program

merupakan multidisiplinari, dan dikoordinir oleh berbagai macam tenaga

ahli. Sebagai contoh; program Development sebuah produk baru, akan

melibatkan personalia-personalia dari bidang desain, pemasaran,

manufaktur dan financial.

Menurut D.I Cleland dan W.R. King berpendapat lebih jauh, yaitu

menyarankan agar dipertimbangkan untuk menggunakan manajemen

program bila menghadapi situasi berikut:

Menyangkut Reputasi Perusahaan: Bila keberhasilan atau

pelaksanaan (implementasi) sesuatu kegiatan berperngaruh besar

terhadap reputasi perusahaan, maka dianjurkan untuk

menggunakan manajemen program. Hal ini karena pendekatan ini

memungkinkan mobilisasi tenaga dan sumber daya lain secara

efektif.

Derajat keterkaitan dan ketergantungan yang amat besar: bila

tujuan usaha harus dicapai dengan melaksanakan tugas-tugas yang

(44)

eksternal organsasi, maka akan terasa perlunya arus horizontal dan

penanggung jawab tunggal

Besarnya ukuran kegiatan: bilamana volume kegiatan

suborganisasi secara subtansial melebihi beban normal pada kurun

waktu tertentu sehingga untuk melaksanakannya memerlukan

tambahan sumber daya.27

D. Konsep Amil Zakat

a. Pengertian Amil Zakat

Amil adalah para pekerja yang telah diserahi tugas oleh penguasa

atau penggantinya untuk mengambil harta zakat dari wajib zakat,

mengumpulkan, menjaga dan menyalurkannya. Dengan kata lain amil

adalah badan atau lembaga atau panitia yang mengurus dan mengelola

zakat, terdiri dari orang-orang, yang diangkat oleh pemerintah atau

masyarakat.28

Yang disebut amil adalah orang atau lembaga yang mendapat tugas

untuk mengambil, memungut, dan menerima zakat dari para muzakki,

menjaga dan memeliharanya untuk kemudian menyalurkannya kepada

para mustahiknya.29

Menurut M.Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat

ialah mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat. Mulai

27

Nurhayati, Manajemen Pronyek (Yogyakrta: Graha Ilmu, 2010), h.8

28

Lili Bariadi dkk, Zakat dan Kewirausahaan, (Ciputat: Center For Enterpreneurship Develoment, 2005), cet-1 h. 12-13

29

Didin Hafidhuddin, Panduan Praktis Tentang Zakat, Infaq Sedekah, (Jakarta: Gema

(45)

dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya,

juga mulai dari pencatatan sampai kepada penghitung yang mencatat

keluar masuk zakat dan membagi kepada para mustahik.30

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan,

semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat yaitu soal sensus

terhadap orang yang wajib zakat dan macam zakat yang diwajibkan

padanya, juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian mengetahui

para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka

serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang

merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli

dan petugas serta para pembantunya.31

Seorang amil haruslah yang diangkat sebagai petugas oleh

pemerintah. Pendapat ini dikemukakan oleh beberapa para ulama

khususnya Abu Zahrah. Menurutnya, amil adalah mereka yang bekerja

untuk pengelolaan zakat, menghimpun, menghitung, mencari

orang-orang yang butuh (mustahiqqin) serta membagikan kepada mereka.32

b. Syarat-syarat Amil

Dalam mengumpulkan zakat diperlukan petugas yang disebut

dengan amil. Siapa yang berhak menjadi amil. Berikut syarat-syarat

yang harus dipenuhi seorang amil zakat :

30

M.Yusuf Qardawi, Hukum zakat, studi komparatif mengenai status dan Filsafat zakat berdasarkan Quran Dan Hadits, Terjemahan Bahasa Indonesia. (Bogor: Pustaka Litera Antarnusa, 1973), h. 545

31

Ibid, h. 546 32

(46)

a) Hendaknya ia seorang muslim, sebab zakat adalah urusan internal

kaum muslim. Islam menjadi syarat bagi segala urusan mereka.

Ibnu Qudamah mengatakan, “ setiap pekerjaan yang memerlukan

syarat amanah (kejujuran) hendaknya disyaratkan Islam bagi

pemeluknya, seperti menjadi saksi. Karena itu, urusan kaum

muslim, pengurusnya tidak dapat diberikan pada non muslim,

seperti halnya urusan-urusan lain, atau berkaitan dengan hal itu”.

Umar berkata, “ janganlah kalian serahkan amanah itu pada

mereka, karena mereka telah berbuat khianat kepada Allah”. Umar

menolak seorang nasrani dipekerjakan oleh Abu Musa sebagai

penulis zakat. Karena zakat itu adalah rukun islam yang utama.

b)Hendaklah petugas zakat itu seorang mukallaf, yakni orang dewasa

yang sehat akal fikirannya.

c) Petugas zakat hendaklah orang yang jujur, karena ia diamanati

harta kaum muslim. Janganlah petugas zakat itu orang fasik lagi

tak dapat di percaya. Sebab ia akan berbuat zhalim pada para

pemilik harta.

d)Memahami hukum-hukum zakat. Para ulama mensyaratkan

petugas zakat itu paham terhadap hukum zakat. Sebab bila ia tidak

mengetahui hukum, maka tidak mungkin mampu melaksanakan

pekerjaannya, dan tentu akan lebih banyak melakukan kesalahan.

Masalah zakat membutuhkan pengetahuan tentang harta yang

(47)

memerlukan ijtihad tentang masalah yang belum diketahui

hukumnya, agar hukum menjadi jelas.

e) Kemampuan untuk melaksanakan tugas. Petugas zakat hendaklah

memenuhi syarat untuk melaksanakan tugasnya, dan sanggup

memikul tugas itu.

aku bendaharawan negara (Mesir) karena sesungguhnya aku orang

yang pandailagi berpengetahuan”. Kata penjaga (hifdzu) berarti dapat

dipercaya. Kata ilmu, berarti mampu dan ahli. Kedua syarat itu adalah

asas segala pekerjaan yang berhasil. Disyaratkan laki-laki dan tidak

boleh wanita dipekerjakan sebagai amil zakat.33

c. Wewenang dan Tugas Amil

Pada awal Islam, para amil diangkat langsung oleh Rasulullah Saw.

Tetapi pada masa pemerintahan Utsman R.a, kebijaksanaan

pengumpulan zakat diubah. Harta yang dizakati dibagi dalam dua

kategori, yaitu amwal zhahirah (harta benda yang dapat diketahui

jumlah atau nilainya oleh pengamat, seperti kekayaan yang berbentuk

33

(48)

binatang atau tumbuhan) dan amwal bathiniyah (harta yang tidak dapat

diketahui oleh pemiliknya sendiri). Pada masa Nabi Saw, lpara sahabat

menyerahkan amwa bathiniyah itu kepada beliauuntuk kemudian

beliau serahkan kepada amil agar dibagikan sesuai dengan petunjuk

agama. Tetapi pada masa Utsman, karena harta kekayaan sedemikian

melimpah dan demi kemaslahatan umum, beliau mengalihkan

wewenang pembagian kepada pemilik harta secara langsung.

Pengalihan ini tidak mencabut wewenang iman untuk maksud tertentu.

Di sini, walaupun al-muzakki telah memperoleh wewenang dari

penguasa dalam tugasnya sebagai amil zakat, tetapi wewenang itu

hanya menjadikannya sebagai wakil dari iman atau pemerintah

Fakhruddin Al-Razi dalam tafsirnya ketika menafsirkan surat

At-Taubah/9:60, menulis : “ Ayat ini menunjukkan bahwa iman atau yang

ditugaskannya berkewajiban mengumpulkan dan membagi-bagikan

zakat”. Buktinya adalah bahwa Allah menetapkan petugas-petugas

untuk maksud tersebut.34 Ini dikuatkan lagi dengan surat

At-Taubah/9:103.

Para amil zakat mempunyai berbagai macam tugas dan pekerjaan.

Semua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus

terhadap orang-orang yang wajib zakat dan macam zakat yang

diwajibkan kepadanya. Juga besar harta yang wajib dizakati, kemudian

mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa

kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi hal-hal lain

34

(49)

yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh

para ahli dan petugas serta para pembantunya.

Istilah jabatan amil zakat yang digunakan pada masa Rasulullah

Saw yaitu:

Katabah: bagian yang diserahi tugas untukmencatat para wajib

zakat.

Hasabah: bagian yang diserahi tugas untuk memaksir, menhitung

zakat.

Jubah: bagian yang diserahi tugas untuk menarik, mengambil zakat

dari para muzaki.

Qasamah: bagian yang diserahi tugas untuk menyalurkan zakat

kepada Mustahik.35

Dari pembagian tugas tersebut tercermin bahwa sejak zaman

Rasulullah ternyata pengelolaan zakat diserahkan kepada “amil” dan

telah dilaksanakan dengan sistem manajemen secara profesional dan

effektif sehingga mencapai sasaran tujuan zakat itu sendiri, baik untuk

meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, maupun

dalam upaya menghindari kesenjangan sosial dan meningkatkan

kesejahteraan umat “amil” tersebut disejajarkan dengan lembaga

-lembaga pemerintah pada waktu itu, setara dengan kantor bendahara

Negara saat ini yang mengurus harta kekayaan Negara.

35

(50)

Di zaman sekarang sarana zakat irtu dapat dibagi kedalamdua

urusan pokok. Tiap urusan mempunyai seksi dan bagian. Pertama:

urusan penghasil (pengumpul) zakat. Kedua: urusan pembagi zakat.36

Para pemgumpul bertugas mengamati dan menetapkan para

muzakki, menetapkan jenis-jenis harta mereka yang wajib dizakati,

dan jumlah yang harus mereka bayar. Kemudian mengambil dan

menyimpannya untuk diserahkan kepada petugas yang membagikan

apa yang telah mereka kumpulkan itu.

Disini para pengumpul sangat memerlukan pengetahuan tentang

hukum-hukum zakat, misalnya hal yang berkaitan dengan jenis harta,

kadar nishab, haul, dan sebagainya.

Para pembagi bertugas mengamati dan menetapkan, seteelah

pengamatan dan penelitian yang seksama, siapa saja yang berhak

mendapatkan zakat, perkiraan kebutuhan mereka, kemudian

membagikan kepada masing-masing yang membutuhkan dengan

pertimbangan jumlah zakat yang diterima adna kebutuhan mereka

masing-masing.

Disini para amil lebih banyak harus menegtahui petunjuk-petunjuk

agama menyangkut tugas-tugasnya, seperti misalnya siapa yang

dimaksud dengan fakir dan miskin, apa syarat-syarat yang harus

terpenuhi untuk dinamai fakir, miskin, gharim, ibn sabil, al-mu‟allaf

qulubuhum, dan sebagainya. Para amil yang bertugas diharapkan

menegtahui tata krama pembagian harta zakat, serta doa-doa yang

36

Salman Harun, dkk, Hukum Zakat: Study Komparatif MengenaiStatus dan Filsafat

(51)

berkaitan dengan tugas-tugasnya, karena hal ini mempunyai arti yang

tidak kecil, bukan saja bagi para pemberi dan penerima, tetapi juga

bagi kesempurnaan ibadah zakat disisi Allah SWT.

E. Konsep Development

a. Pengertian

Berbicara masalah Development sebenarnya dapat dilihat dari dua

aspek, yaitu kuantitas dan kulitas. Pengertian kuantitas menyangkut

jumlah Sumber daya Manusia , kuantits Sumber daya Manusia tanpa

di sertai dengan kualitas yang baik akan menjadi beban pembangunan

suatu organisasi.

Development secara bahasa adalah proses, cara, perbuatan

mengembangkan. Sedangkan mengembangkan sendiri adalah

membuka lebar-lebar, mengembentangkan menjadikan besar,

menjadikan maju ( baik, sempurna, dan sebagainya).37 Berdasarkan

pengertian tersebut Development adalah proses menjadikan sesuatu

agar lebih banyak dan baik.

Menurut pendapat Isbandi Rukminto Adi, “ Development Bisa

disebuat juga dengan pemberdayaan.” Pemberdayaan adalah

mengembangkan dari keadaan tidak atau kurang berdaya menajdi

mempunyai daya, guna mencapai kehidupan yang lebih baik.

Pemberdayaan pada intinya membahasa bagaimna individu, kelompok

atau komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan

37

(52)

mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan

mereka. Pemberdayaan juga suatu preoses yang relatif terus berjalan

untuk menngkatkan kepada perubahan.38

Menurut Kellogg Development sebagai suatu perubahan dalam

orang yang memungkinkan yang bersangkutan bekerja ebih efektif.

Hasil Development adalah pegawai memilili pengetahuan atau

informasi baru, dapat menerapkan pengetahuan lama dengan cara baru,

atau memepunyai minat yang lebih besar untuk menerapkan apa yang

di ketahui.

Adapun pengertian Development menurut beberapa ahli sebagai

berikut:

Menurut Manulang bahwa Development adalah : program yang

khusus dirancang oleh suatu organisasi dengan tujuan membantu

karyawan dalam meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan

memperbaiki sikapnya.39

Menurut Malayu Hasibuan, Development adalah “ suatu usaha

untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritas, konseptual, dan

moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan

melalui pendidikan dan pelatihan”40

Menurut Michael Hariss yang dikutip oleh Marihot Tua Efendi

mengemukakan bahwa Development adalah “ usaha yang terencana

38 Isbandi Rukminto Adi, “ pemberdayaan,

Development Masyarakat dan investasi

komunitas,” (Jakarta : Fak.Ekonomi UI 2001) ,cet Ke-I, h 32-33

39

M.Manullang, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta: Ghalia Indonesia, 1996), cet.ke-15, h.147.

40

(53)

dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan

kemampuan pegawai41

Dari beberapa pendapat tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa

Development dimaksudakan untuk menjadikan suatu yang kurang

berkembang atau tidak berkembang menjadi berkembang, maju dan

lebih baik.

b.Langkah-langkah Development

Agar berbagai pengembangan dapat dipetik semaksimal mungkin,

berbagai langkah ditempuh . para pakar development/pengembangan

pada umumnya sudah sependapat bahwa langkah-langkah dimaksud

terdiri dari tujuh langkah, yaitu sebagi berikut:42

a. Penentuan kebutuhan

Meruapakan kenyataan bahwa anggaran yang harus

disediakan untuk membiayai kegiatan pengembangan/

development meruapakan beban bagi lembaga. Oleh karena itu

agar penyediaan anggaran tersebut sungguh-sungguh dapat

dibenarkan , perlu adanya jaminan terlebih dahulu bahwa

kegiatan pengembangan tersebut sudah nyata-nyata

dieperlukan. Artinya pengembangan tentu hanya

diselenggarakan apabila kebutuhan untuk itu memang ada.

Penentuan kebutuhan itu mutlak perlu didasarkan pada analisis

yang tepat.

(54)

b. Penentuan sasaran

Berdasarkan analisis akan pengembangan berbagai sasaran

diterapkan. Sasaran yang ingin dicapai itu dapat bersifat

teknikal akan dapat pula menyangkut keprilakuan. Atau

mungkin juga kedua-duanya. Berbgai sasaran tersebut harus

dinyatakan sejelas dan sekongkret mungkin, baik bagi para

pembimbing maupun bagi peserta.

c. Penentuan program

Dalam program pengembangan harus jelas diketahui apa yang

ingin dicapai adalah mengajarkan keterampilan tertentu yang

pada umumnya berupa keterampilan baru yang belum dimiliki

oleh para pekerja padahal diperlukan dalam pelaksanaan tugas

dengan baik. Mungkin pula pelaksanaan program

pengembangan dimaksud untuk mengajarkan pengetahuan

baru.

d. Prinsip –prinsip belajar

Pada akhirnya, hasil yang dicapailah yang dapat digunakan

sebgai tolak ukur tentang tepat tidaknya prinsip-prinsip belajar

yang diterapkan dalam suatu program pengembangan. Dengan

perkataan lain, yang diharpkan terjadi ialah berlangsungnya

proses belajar mengajar dengan cepat karena peserta

pengembangan merasa bahwa prinsip belajar yang diterapkan

tepat.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan knowledge management dan budaya organisasi berkonstribusi langsung secara positif dan signifikan terhadap peningkatan kinerja

Keuntungan dan Kerugian Pengambilan Bahan Alam Tanpa Usaha Pelestarian Mengetahui Kepala SD 2 Besito, Muzayanah,

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Petak Terbagi-terbagi (RPTT), dengan 3 faktor perlakuan, yaitu: Aplikasi penimbunan bahan tanah mineral sebagai petak utama

Sebutkan dan jelaskan secara lengkap apa saja HAK ATAS TANAH yang menjadi OBYEK Bea Perolehan Hak atas Tanah &

Sumber: Kanwil DJP Jateng II.. Bidang Kerjasama Ekstensifikasi dan Penilaian Seksi Bimbingan Kerjasama Perpajakan Seksi Bimbingan EkstensifikasiPerpajakan Seksi BimbinganPendataan

yang dominan menceritakan kejadian (sebagai subjek) serta posisi yang ditarik ke dalam berita. Pendekatan perspektif feminis memberikan gambaran pada kita bagaimana citra

Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka perlu dituangkan dalam Rencana Kinerja Tahunan yang meliputi penjabaran pelaksanaan program

Keuntungan tetap terjadi karena kenaikan biaya total yang dikeluarkan mampu diikuti dengan peningkatan penerimaan dari hasil jual tahu dan tempe tersebut.. Kondisi akan