• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Media Model Tiga Dimensi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Organisasi Kehidupan : Studi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II Pamulang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Media Model Tiga Dimensi Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep Organisasi Kehidupan : Studi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II Pamulang"

Copied!
162
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP ORGAi'IISASI KE HID UP AN

(Studi Eksperimen di MTs Negeri Tangerang II Pamulang)

SKRIPSI

Oleh:

NOOR ANY RAHMAWATI

k ljGN[[ゥヲゥZォ。セゥ@ : ... .

PROGRAM STLDI PENDiDIKAN BiOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENG ET AHUAN ALA!\<1

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAJ\-1 NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA MODEL (TIGA DIMENSI) TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA PADA KONSEP

ORGANISASI KEHIDUPAN

(Fk-.7Jerimen di Madrasah ャセᄋ。ョ。キゥケ。ィ@ N<!geri Tangerang II Pamu!ang)

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Yang Mengesahkan,

Pembimbing I

Ir. H. Mahmud M Siregar M.Si NIP. 150 231 502

Pembimbing II

Drs. jiyo Miranto, M.Pd NIP. 150 299 933

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

(3)

Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Pada Konsep organisasi Kehidupan" diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegumran (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada,

18 Desember 2008 dfoadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjarla SI (S.Pd) dalam bidang Pendidikan IPA (Biologi)

Jakarta,(l)Desember 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jumsan/Program Studi)

Ir. H. Mahmud M Siregar, M.Si NIP. 150 222 933

Sekertaris (Sekertaris Jumsan/Prodi)

Baiq Hana Susanti. M.Sc NIP. 150 299 475

Penguji I

Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd NIP. 150 231 502

Penguji II

Nengsih Juanengsih, M.Pd NIP. 150 377 450

Mengetahui: Dekan,

Tanggal

2:0/ -0'6 /12.

23 J

-o'l

/12

MA

(4)

KAT A PEN GANT AR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata Satu (S l) pada Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri SyarifHidayatullah Jakarta.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

l. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ir. Mahmud M. Siregar, M.Si, Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaJigus sebagai Pembimbing I.

3. Bapak Drs. Sujiyo Miranto, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing IL

4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan IPA yang telah memberikan saran serta semangat kepada penulis.

5. Bapak Drs. Suhardi, M.Ag. dan Bapak Drs. Moh. Harun, sebagai Kepala dan Wakil Kepala MTsN Tangerang II Pamulang, yang telah memberikan izin penelitian.

6. Ibu Dra. Entu Tuningrat, Guru Bidang studi IPA kelas VII MTsN Tangerang II Pamulang.

7. Siswa MTsN Tangerang II Pamulang khususnya kelas Vll-2 dan VIl-5 yang tehh berpartisipa;;i dan banyal'. memba:itu ddam oenyelesaian >kripsi ini 8. Kedua orang tua, pa man, irnkak dan adik tercinta yang selalu memberikan

do'a dan dukungannya baik saat suka maupun duka.

(5)

Akhirnya, tiada untaian kata yang terindah dan berharga kecuali ucapan

Alha111d11lil!ahirabbila'la111ii11 alas rahmat dan ridhoNya. Penulis berharap semoga segala kebaikan dan keikhlasannya mendapat pahala dari Allah SWT. Amin

Jakarta, 18 Desember 2008

(6)

DAFTAR ISi

KATA PENGANTAR ... ... .

DAFTARISI ... . . ... Ill

DAFTAR TABEL ... . . ... ··· v

DAFT AR GAMilAR .. ... . . ... VI DAFTAR LAMPIRAN ... VII ABSTRAK ... . . ... IX BAB I. PENDAHULAN A. Latar Belakang Masai ah .. B. ldentifikasi Masalah . .. 8

C. Pembatasan Masai ah ... 9

D. Perumusan Masalah ... . . .... ··· 9

E. Manfaat Hasil Penelitian ... .. .. . ... 9

BAB II. DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS . . . . . .. . . .. . . . . 1

o

A. Deskripsi Teoretis... ... ... ... IO 1. Media Pembelajaran.. .. .. . ... . . ... . . .. . . . ... . . . .. . 10

a. Pengertian Media Pembelajaran ... ... IO b. Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran ... 12

c. Peran Media Pembelajaran .. . . .. .. ... . ... . . ... .. . . .. ... .. .... .. .. . . 16

d. Fungsi Media Pembelajaran . . . ... . .. . .. . . . ... . . .. . . . ... . .. . . 18

e. Ciri-ciri Media Pembelajaran yang Baik... . .. 20

f. Cara Memilih Media Dalam Pembelajaran yang Tepat.. ... 22

2. Media Model .. .. ... . . ... . . .. . . .. . . . . .. . . ... . . .. . . .. . . . .. 25

a. Pengertian Media Modei ... 25

b. Jenis-jenis Media Model ... 26

c. Prosedur Penggunaan Media Model Dalam Pembelajaran ... 27

3. Hasil Belajar ... 27

(7)

B. Penelitian yang Relevan ... 41

C. Kerangka Pikir ... 41

D P . enga3u::n 1po.es1s ... . . H. • . " '"" ... 14

BAB III. METODE PENELITIAN ... .. ,, ... , ... 45

'

A. Tujuan Penelitian... .. ... 45

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... , ... 45

C. Metode Penelitian .... , ... , ... 45

D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 46

E. Teknik Pengumpulan Data ... 4 7 F. Instrumen Penelitian ... 47

G. Teknik Analisis Data .... . ., "' .,, ... ,. 52

H. Hipotesis Statistik ... .. . ... ,,.,, ... ,, .... , ... , ... ,., 54

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.. .. . . . .. ... 55

A. Deskripsi Data ... . """ ""." """." ".". 55 B. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 60

I. Uji Normalitas ... 60

2. Uji Homogenitas... 61

C. Pengujian Hipotesis ... 61

D. Interpretasi Hasil Penelitian ... 63

E. Keterbatasan Penelitian ... ,... ... .. . .. . . 65

BAB V. PENUTUP ... 66

A. Kesimpulan ... , 66

B. Saran ... , ... 66

DAFT AR PUST AKA ... , ... , ... , ... 67

(8)

DAFT ART ABEL

Tabel l. Desain Penelitian.. .. . ... ... .. . .. . .. ... ... . .... 45

Tabel 2. Kisi-Kisi lnstrume,i Konsep Organisasi Kehidupan ... 47

Tabel 3. Konversi Skor.. ... 55

Tabel 4. Perbedaan Nilai Rata-rata Pretest Kedua Kelompok ... 56

Tabel 5. Perbedaan Nilai Rata-rata Posttest Kedua Kelompok ... 57

Tabel 6. Data Hasil Belajar Siswa Pre-test dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 58

Tabel 7. Kategori Peningkatan Hasil Belajar Kedua Kelompok ... 59

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Kedua Kelompok dengan Uji Liliefors ... 60

Tabel 9. Hasil Uji Homogenitas Kedua Kelompok dengan Uji Fisher... . 61

Tabel I 0. Data Perbedaan Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Kedua Kelompok ... . . ... 62

(9)
[image:9.595.61.448.159.558.2]
(10)

Lampi ran 23. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Eksperimen ... 125

Lampiran 24. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 126

Lampiran 25. Uji Normalitas Data Pretest Kelompok Kontrol.. ... 127

Lnmpiran 26. Uji Normalitas Data Posttest Kelompok Kontrol ... 128

Lampiran 27. Perhitungan Uji Homogenitas Data ... 129

Lampiran 28. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Eksperimen ... 132

Lampi ran 29. Perhitungan Uji-t Pada Kelompok Kontrol ... 134

Lampiran 30. Perhitungan Pengujian Hipotesis ... 136

Lampiran 31. Tabel Nilai "r" ... . . ... 138

Lampiran 32. Tabel Nilai "L" ... . . ... ··· 140

Lampiran 33. Tabel Distribusi 2 ... 141

Lampiran 34. Tabel Distribusi F... . .. 142

(11)

Dimensional to Biology Achievment in Living Organisation Concept (Experiment in MTsN Tangerang II Pamulang). Skripsi, Biology Ed11catio11 Program, Science Education Depart, Facully of Tarbiyah and Teachers Training of UIN Syarif Hidayatul/ah Jakarta.

The p111pose of this research is to k11ow the itifluence of using model media three dimensional to biology achieveme11t in living organization concept. This research is done in MTsN Ta11gera11g JI Pamula/Jg. 771is research used quasi experime1Jt method with ra1Jdomized pretest-post/est co11trol group desigll. Sample is taken by using technique of purposive sampling. The amount research sample is 42 people for the experiment class and 42 people for the control class. The data is taken by usi1Jg i1Jslmme11t of !ecn .. ning result test inji·om of multiple choice which have been tested its validity and its reliability. The hypothesis in this research is there is ilifl11e11ce of using model media three dimentio11al to biology achievement ill living organization concept. The use of data anaZvsis is I-test, }i"om the result of data calculation the d[ffere11ciatio1J of mea/J betwee1J the two group obtained the l'Cllue of I-test are equal to 9,93, ll'hile t-table at the level of signifikall 5% ll'ith degree of}i"eedom (dk)= 82 that is equal to 1,99. So it can be said that by t-test

:c-t-table it means the alternative hypothesis {Ha) is accepted and hypothesis zero rHo) reji1sed. It shows that there is i1iflue11ce of model media three dime1Jtio1Jal biology achievement in living orga11itatio11 concept.

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan media model tiga dimensi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep organisasi kehidupan. Penelitian ini dilaksanakan di MTsN Tangerang II Pamulang. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan desain randomized pretest-posllesl co11trol group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik puposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 42 orang untuk kelas eksperimen dan 42 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh penggunaan media model tiga dimensi terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep organisasi kehidupan. Analisis data menggunakan uji-t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata postest kedua kelompok diperoleh nilai

lhitung sebesar 9,93, sedangkan lu,bd pada taraf signifikan 5% dengan derajat

kebebasan (dk)= 82 yaitu sebesar 1,99, maka dapat dikatakan bahwa thitung > ltabd

(12)

BABI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja yang diserahkan kepadanya agar mempunyai kemampuan yang sempuma dan kesadaran penuh terhadap hubungan-hubungan dan tugas-tugas sosial mereka. 1

Tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 yang berbunyi:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung . b 2

Jawa .

Tujuan pendidikan akan tercapai melalui aspek tanggung jawab, sebagai seorang warga negara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan masyarakat dan negara. Pendidikan merupakan komponen penting yang turut mempertahankan dan mengembangkan kehidupan melalui program-program nyata baik yang langsung bersentuhan dalam upaya mempertahankan kehidupan maupun dengan upaya pemeliharaan dan pengembangan nilai-nilai masyarabt. Kekuatan program-puigram pendidikan

bentuk organisas; pendidikan yang qualified. 3

mencirikan adanya

1

Redja Mudyaharjo, Pe11gantar Pendidikan: Sebuah Studi Awai Tentang Dasar-dasar

Pendidikan pada linJ1111mya dan Pendidika11 di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada 2002), eel ke-2, h.6

0

(13)

Pembelajaran merupakan jantungnya aktivitas pendidika!J. Di dalam kegiatan pembelajaran inilah terjadi proses transmisi dan transformasi pengalaman belajar kepada peserta didik sesuai dengan kurikulum yang berlaku. 4 Untuk mewujudkan pendidikan tersebut, maka diselenggarakan rangkaian pendidikan secara sistematis melalui pendidikan formal seperti sekolah yang dimulai dari tingkat kanak-kanak sampai tingkat perguruan tinggi. Di sekolah terdapat serangkaian bidang studi yang harus dikuasai oleh

peserta didik yang sesuai dengan kurikulum, salah satunya adalah biologi. Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai terobosan baru baik dalam pengembangan kurikulum,

.

movas1

.

pembelajaran, dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih inovatif yang dapat mendorong siswa untuk belajar secara optimal baik belajar mandiri maupun belajar kelompok. Inovasi media pembelajaran sangat diperlukan dalam menghasilkan media pembelajaran baru yang memberikan hasil belajar yang lebih baik. Agar proses pembelajaran berjalan lebih optimal maka proses tersebut harus berjalan secara efektif dan selektif sesuai dengan konsep yang akan diajarkan. 5 Dengan demikian, perlu dipahami bahwa demi tercapainya kualitas pendidikan yang baik akan sangat tergantung terhadap metode, strategi, media pembelajaran dan sarana lainnya sebagai penunjang pendidikan.

Dalam ha! peningkatan mutu pendidikan, guru juga harus memegang peranan penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan SP.Cara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.

4

Lukita Yuniati, Artikel Penelitian Tindakan Kelas: A4eningkatkan f/asi/ lie/ajar 1'/s1ka

(14)

3

Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalarn ha! pengorganisasian kelas, penggunaan metode belajar, strategi belajar, maupun sikap dan karakter guru dalam mengelola kelas. Guru berperan sebagai pengelola dan bertindak sebagai fasilitator untuk menciptakan kondisi belajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik dan meningkatkan kemarnpuan siswa serta menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai. 6

Proses pembelajaran itu harus didasarkan pada suatu sistem yang baik dengan memilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan materi agar dapat menentukan keberhasilan siswa. Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pernilihan metode dan media pengajaran, minat siswa terhadap materi yang diajarkan dan peran guru dalarn mengatasi kesulitan belajar. Dalarn proses belajar mengajar siswa dituntut untuk memiliki tiga bentuk pengetahuan, yaitu pengetahuan fisik, sosial dan logik-matematik. Pengetahuan fisik dan logik-matematik dapat diperoleh melalui pengalarnan dan dibangun sendiri. oleh siswa secara langsung, tidak dapat ditransfer dari orang lain (termasuk guru) kepada mereka.7

Proses belajar mengaJar pada hakikatnya adalah proses komunikasi, yaitu proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media tertentu ke penerima pesan. Saluran atau media adalah komponen-komponen proses komunikasi." Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum, sumber pesannya bisa dari guru, siswa, orang lain, ataupun penulis buku dan produser media, saluran media pembelajaran dan penerima pesannya adalah siswa atau juga guru. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada pada kurikulJITl dituangkan oleh guru

6

Moh. Uzer Usman, .1.-fenjadi Guru Profesiona/, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2003)

eel. ke-15 h. 21

; Kuncahyo Warih Wicaksono, Penggunaan Media }vfodel <mtuk Meningkatkan Penguasaan

(15)

atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal (kata-kata/lisan) maupun non-verbal (visual).9 Sehingga hams dipahami bahwa proses belajar mengajar adalah proses pengiriman pesan dari seorang guru ataupun sumber belajar lainnya, kepada siswa sebagai penerima pesan melalui sebuah saluran (media). Jadi, media pembelajaran adalah penyalur sebuah pesan dari guru misalnya, atau buku dan sumber pesan lainya kepada penerima pesan (siswa).

Ada beberapa faktor yang dapat menghambat proses komunikasi. Penghambat tersebut biasa dikenal dengan istilah barier atau noises. Ada hambatan psikologis, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi dan pengetahuan. Selain itu ada juga hambatan fisik misalnya kelelahan, sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Siswa yang senang terhadap mata pelajaran, topik serta gurunya tertu berbeda cara belajamya dibandingkan dengan yang membencinya. Dengan adanya faktor penghambat ini, maka diperlukan kemampuan guru untuk menghadapi penghambat tersebut, sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Adapun salah satu solusinya adalah dengan adanya media (penyalur) yang dianggap sesuai dan mampu menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan dengan baik dan utuh.10

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang sangat penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Keunikan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat dilakukan dengan bantuan media. Media dapat membantu guru dalam menyampaikan kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan baha'.1 ajar dapat dikonkretkan di::ngan kehadiran media. Dengan demikian siswa lebih mudah mencema bahan ajar dari pada tanpa bantuan media.

(16)

5

pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadi sumber pengetahuan bagi anak didik. 11 Sehingga dapat disimpulkan bahwa kehadiran media pembelajaran sebagai penyalur pesan sangat penting dalam suatu proses kegiatan belajar mengajar.

Media pembelajaran dapat mempertinggi proses belajar mengaJar siswa dalam pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Menurut Baugh yang dikutip oleh Arsyad, mengatakan bahwa kurang lebih 90"/o hasil belajar seseorang diperoleh melalui indera pandang, 5% diperoleh dari indera dengar, dan 5% dengan belajar melalui indera lainnya. Sedangan Dale mengatakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indera pandang berkisar 75%, melalui indera dengar sekitar 13% dan melalui indera lainya 12%n Hal ini membuktikan bahwa perolehan informasi melalui indera pandang lebih besar jika dibandingkan dengan indera lainya.

I Ketut Adyana Putra menyatakan bahwa dalam suatu proses pembelajaran diperlukan adanya suatu penggunaan pendekatan yang berdasarkan perkembangan kognitif siswa dengan tepat. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan perkembangan kognitif siswa adalah penggunaan media dalam setiap proses pembelajaran, karena media merupakan salah satu sumber belajar yang bermanfaat untuk mengatasi perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi dan keterbatasan indera. Selain itu, penggunan media juga bermanfaat untuk memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempelajari hal-hal yang baru dan mengaktifkan respon belajar, karena media dapat memberikan balikan hasil belajar yang segera. 13 Sehingga der.gan keberadaan mc;dia yang sesuai dengan gaya belajar &iswa diharapkan akan meningkatkan hasil belaj;ir yang dicapainya.

(17)

Seperti telah diungkap di atas, pengetahuan fisik diperoleh melalui pengalaman langsung oleh siswa, contohnya siswa mempelajari bahwa sel berukuran kecil dan hanya dapat dilihat dengan bantuan mikroskop. Jika siswa mengalami sendiri dengan cara mengamati sel dengan mikroskop, maka konsep sel benar-benar dipahami oleh siswa.

Pengetahuan logik-matematik dipelajari dari pengetahuan fisik melalui suatu proses abstraksi. Misalnya memberi kesempatan kepada siswa untuk mengamati beberapa macam sel hewan dan sel tumbuhan, lalu mereka diajak untuk menemukan kesamaan dan perbedaan diantara keduanya. Kemudian dilakukan diskusi tentang kesamaan dan perbedaan ciri antara kedua sel tersebut. Apabila ha! tersebut tidak dialami oleh siswa, maka terjadilah belajar hafalan.

Dalam belajar biologi, sISwa memperoleh pengetahuan melalui pengalaman langsung yaitu melalui observasi. Keterampilan melakukan observasi dapat dikembangkan dari visual ke konseptual dan aturan pengembangan keterampilan observasi dari visual ke konseptual berlangsung pada saat penanaman konsep yang bersifat abstrak, tetapi objeknya kongkrit. Dengan adanya media yang memvisualisasikan objek yang abstrak, maka diharapkan siswa akan lebih mudah memahami atau mampu menangkap informasi secara visual, terutama siswa yang cenderung memiliki gaya belajar visual.

(18)

7

Sementara itu, menurut Gagne yang dikutip Nurdin mengatakan bahwa belajar adalah sebagai suatu perubahan dalam disposisi atau kapabilitas manusia. Perubahan dalam menunjukkan kinerja (perilaku ), berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan, seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. 14

Hasil belajar merupakan akibat dari kegiatan belajar yang dapat merubah pengalaman dan perilaku seseorang terhadap sesuatu dengan perubahan pengalaman dan perilaku belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa akan sangat bergantung terhadap kegiatan belajar mengajar yang telah terjadi cli dalam kelas. Hasil belajar yang baik akan tercapai jika metode pembelajaran yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar sesuai dengan karakteristik siswanya.

Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) SLTP/MTs IP A-2006, khususnya kelas VII semester II terdapat materi yang di dalamnya memuat konsep-konsep baru dan bersifat abstrak, misalnya sel, nukleus, organel-organel sel, jaringan, organ, sistem organ dan organisme. Sesuai dengan target kurikulum dan daya serap, materi tersebut harus dikuasai oleh siswa. Namun dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru kelas VII terlihat, bahwa masih banyak siswa yang mengalami kesulitan menguasai materi tersebut, sehingga hasil belajarnya belum memuaskan.

(19)

abstrak, yaitu 34,3% siswa ditambah 47,8% siswa ada sekitar 82,6% siswa.15 Tidak hanya siswa, kebanyakan guru biologi berhadapan dengan suatu keputusan yang sulit bila mempelajari konsep-konsep baru dan abstrak. Kesulitan ini dapat ditemukan pada penggunaan metode dan strategi belajar mengajar yang digunakan.

Dari hasil wawancara dengan guru pengajar kelas VII didapatkan hasil, bahwa guru dalam mengajarkan konsep sel hanya menggunakan media carta/gambar sel.16 Hal ini berarti terjadi ketidaktepatan guru dalam menggunakan media dalam pembelajaran di kelas untuk konsep organisasi kehidupan, karena media carta/gambar yang digunakan tidak bisa menvisualisasikan bentuk sel yang sesungguhnya berbentuk tiga dimensi.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka penulis ingin mencoba melakukan penelitian pada siswa dengan judul:

"Pengaruh Penggunaan Media lvfode/ Tiga Dimensi Terhadap Hasil

Be/ajar Biologi Sinva Pat/a Konsep Organisasi Kehidupan ".

B. ldentifikasi Masalah

Dengan melihat latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

I. Apakah penggunaan media model tiga dimensi mempengan.;hi hasil belajar biologi siswa?

2. Bagaimana peningkatan hasil belajar biologi s1swa setelah menggunakan media model tiga dimensi?

3. Bagaimana pengaruh media model tiga dimensi terhadap hasil belajar

biologi sisv·1a?

4. b。ァ。ゥイョセョ。@ respon gum dan siswa terhadap penggunaan media model tiga

dimensi?

15

(20)

9

C. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam penulisan skripsi ini, maka penulis membatasi permasalahan pada:

I. Penggunaan media model tiga dimensi dan pengaruhnya terhadap hasil belajar biologi siswa.

2. Pengukuran terhadap hasil belajar siswa dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes kognitif.

3. Materi yang diujicobakan adalah konsep organisasi kehidupan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut: "Bagaimanakah pengaruh penggunaan media model tiga dimensi terhadap hasil be/ajar biologi siswa pada ko11sep

organisasi kehidupan?"

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat di antaranya :

I. Bagi guru, untuk menambah wawasan, terutama masalah metode pembelajaran, dan diharapkan guru mampu menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar yang dicapai siswa.

(21)

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoretis

1. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Secara harfiah kata media memiliki arti "perantara atau pengantar". Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.1 Maka, media akan menjadi perantara antara sumber pesan dan penerima pesan.

.4ssociatio11 of Education a11d Comm1111icatio11

Fech11ofogy AECT mendefinisikan media sebagai segala bentuk

saluran yang digunakan sebagai penyalur pesan atau informasi. Sedangkan National Ed11catio11af Association (NEA) mendefinisikan sebagai benda yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar. 2 Media adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di bangku siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Menurut Gagne dan Briggs seperti yang dikutip Arief S. Sadiman menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan alat fisik dalam lingkungan yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Seperti buku, tape recorder, kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar gra!ik, telev'si daf' komputer.3 Media mer..1pa:,an seoua komponen yang berbentuk fisik yang dapat disajikan dan mampu memotivasi serta menarik minat siswa untuk belajar.

1

Syaiful Bahri Dja1narah dan Asv,.:an Zain. S'rategi Jle/njar [|ヲ・ョセア[。イN@ (Jaka11a: Rincka

Cipta. 2002). cct-2. h. 136

セ@ M_ Basyan1din Ustnan dan /\sna\\·ir. .\-ledia I'en1belajara11_ (Jakana: Ciputat Pers.

(22)

11

Menurut Heinich seperti yang dikutip Arief S. Sadiman menyatakan bahwa medium sebagai perantara yang menghantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional maka, media itu disebut media pengajaran. 4

Romiszowski merumuskan media pengajaran " ... as the carries of massages, from some transmitting source (which is our case is the

learner)." Penyampaian pesan ( ca1Ties of iriformation) berinteraksi

dengan siswa melalui penginderaannya.5 Siswa dapat menggunakan salah satu alat inderanya untuk menerima informasi, agar komunikasi Jebih seksama maka, siswa dapat menggunakan semua alat indranya sekaligus.

Menurut Dalyono seperti yang dikutip Nanik Rahayu mengatakan bahwa media adalah seperangkat alat bantu atau pelangkap yang digunakan oleh guru dalam rangka komunikasi dengan siswa dalam proses belajar mengajar.6 Selain itu media juga berperan sebagai sarana yang dapat mempermudah guru dalam menyampaikan informasi dengan tujuan yang ingin dicapai serta fungsi untuk membangkitkan minat dan motivasi belajar siswa.

Dalam proses pembelajaran, media telah dikenal sebagai alat bantu mengaJar yang seharusnya dimanfaatkan oleh guru sebagai pengaJar, namun kerap kali diabaikan. Tidak dimanfaatkannya media dalam proses pembelajaran pada umumnya disebabkan oleh beberapa alasan seperti: waktu, persiapan mengajar terbatas, sulit mencari media yang tepat, biaya tidak tersedia, dan lainnya. 1-ial tersebut sebenamya tidak perlu muncul apabila pe11getahuan akan ragam media,

., Ibid, h.4

5

Demar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Herdasarkan Pendekatarr sゥウエ・イョセ@ (Jakarta: PT

(23)

karakteristik serta kemampuan masing-masing diketahui oleh para

pengajar.

b. Klasifikasi dan Karakteristik Media Pembelajaran

Para ahli media berbeda pendapat dalam mengklasifikasikan media pembelajaran. Menurut Elly seperti yang dikutip Zaim, mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi 6 kategori yaitu:

I) Gambar, contoh: photografi, sketsa, kartun, charta, grafik dan peta.

2) Audio, contoh: suara guru, radio, disk dan tape rekorder. 3) Gambar gerak, contoh: film.

4) TV.

5) Sesuatu yang nyata, contoh: objek nyata.

6) Program dan Instruksi komputer, contoh: komputer. 7

Menurut Oemar Hamalik ada empat klasifikasi media pengajaran yaitu:

[image:23.595.93.470.202.652.2]

I) Alat-alat visual yang dapat dilihat, misalnya: filmstrip, transparansi, microprojection, papan tulis, buletin board, gambar, ilustrasi, charta, grafik, poster, peta dan globe.

2) Alat-alat yang bersifat auditif a tau hanya dapat didengar, misalnya: photografi record, transkripsi electers, radio, rekaman pada tape recorder.

3) Alat-alat yang bisa dilihat dan didengar, misalnya: film dan televisi, bend a-bend a tiga dimensi yang biasanya dipertunjukkan, misalnya: model, spesimen, dan peta.

(24)

13

bentuk papan, 3) media bagan dan grafis, 4) media proyeksi, 5) media dengar (audio), dan 6) media cetak atau printed material.9

Menurut Briggs seperti yang dikutip Basyiruddin Usman lebih menekankan pada karakteristik itu sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan dengan karakteristik siswa, bahan dan transmisinya. Di samping itu, Briggs mengidentifikasi macam-macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar yaitu: objek, model rekaman, audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film, televisi dan gambar. 10

Sedangkan menurut Gagne, pengelompokan media ada tujuh macam yaitu: !) benda-benda untuk didemonstrasikan, 2) komunikasi lisan, 3) gambar cetak, 4) gambar diam, 5) gambar diam, 6) film bersuara, dan 7) mesin belajar. 11

Ketujuh macam media tersebut kemudian dikaitkan dengan kemampuannya memenuhi fungsi menurut tingkatan hirarki belajar yang dikembangkannya, contohnya: perilaku belajar, memberi kondisi-kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, meni!ai prestasi, dan pemberi umpan balik.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa klasifikasi media terdiri dari media visual, media audio, media audio visual dan media yang nyata ( objek nyata), yaitu media yang dapat dilihat secara langsung sehingga memungkinkan siswa mendapatkan pengetahuan dengan berinteraksi langsung, misalnya: kebun binatang, taman wisata, ekosistem laut dan lain-lain.

Adapun karakteristik media dapat dibedakan sebagai berikut: l) Media Auditif

(25)

pmngan !ifram. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam pendengaran.

2) Media Audio-Visual

Media Audio-Visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena memiliki kedua jenis ind era. Y aitu ind era penglihatan dan ind era pendengaran. Media ini terbagi menjadi dua yaitu:

a. Audio-Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam, seperti: film bingkai suara, film rangkai suara dan cetak suara.

b. Audio-Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur suara dan gambar yang bergerak, seperti: film suara dan video-kaset. 12

3) Media Visual/Grafis

Media Visual/Grafis adalah media yang objeknya dapat dilihat. Media visual tersebut dapat dibagi menjadi dua yaitu: c. Media Visual yang diproyeksikan, seperti: OHP, slide, film

kepingan dan gambar gerak.

d. Media Visual yang tidak diproyeksikan, seperti: gambar, charta, peta, objek nyata dan model. 13

Media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan, saluran yang digunakan adalah indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbo1-simbol tersebut perlu dipahami dengan benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Secara khusus media visual berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide/gagasan, mengilustrasikan atau menghiasi fakta

(26)

15

yang mungkin akan cepat dilupakan dan diabaikan bila tidak divisualkan.

Menurut penyair Simonides seperti yang dikutip Ann Marie, "kata-kata adalah penggambaran dari sesuatu". Sebagaimana dikatakan oleh Aristoteles bahwa "tanpa gambar, berpikir adalah suatu ketidakmungkinan" .14

Media visual ( alat ban tu visual) digunakan sebagai alat ban tu yang benar-benar menarik, sehingga siswa dapat menghadapi kesulitan dalam belajar. Penerapan media dalam pembelajaran ini adalah untuk memudahkan pemahaman konsep yang sulit. Selain itu, media visual juga dapat memperbaiki pemahaman yang akan menciptakan

pengalaman belajar yang menyenangkan. 15

Media pembelajaran akan membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit atau lebih nyata, topik menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa. 16 Dengan demikian, maka proses belajar mengajar menjadi lebih mudah dan menarik serta memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar yang diperolehnya.

Dengan menambahkan media visual pada pemberian pelajaran, ingatan akan meningkat 14% hingga 38%. Penelitian juga menunjukkan adanya peningkatan hingga 200% ketika digunakan media visual dalam mengajarkan kosa kata. Tidak hanya itu, waktu yang diperlukan untuk menyajikan sebuah konsep dapat berkurang hingga 40% ketika media visual digunakan untuk mendukung presentasi lisan. Sebuah gambar tidak hanya memiliki ribuan kata, namun gambar tiga kali lebih efektif daripada kata-kata saja. '7 Dengan demikian, maka media sangat berpengaruh c!alam proses pembelajaran

14

Ann Marie Barry, Visual Learning for Science and Engineering, WebSys Admin, 2006

15

Fernando Cadena, Jn1p/en1enting Innovative Vi::.'Ual Aids in Engineering Education, cllu·i

http:// waeegrant.nmsu/edu/NMSU/2002/Csdena.pdf.

1

(27)

terutama pada presentasi lisan yang dapat digunakan untuk menjelaskan suatu masalah.

Pembelajaran visual sangat penting dalam pembelajaran sams, karena s1swa diharuskan belajar untuk berpikir visual dan mengkomunikasikan ide/gagasannya secara visual kepada teman atau masyarakat. Dengan menggunakan kompetensi visual seseorang mampu mengintegrasikan pengalaman-pengalaman dari penglihatan dan sensori-sensori lainnya.

Dengan mengembangkan kompetensi visual s1swa dapat membedakan dan menafsirkan kegiatan, objek, simbol, yang terlihat dan dialami di lingkungannya. Sehingga siswa mampu berkomunikasi, mengekspresikan diri dan dapat memahami suatu karya besar dari komunikasi visual. 18 Dengan demikian, maka kemampuan visual dapat mengekspresikan dua komponen kemampuan kognitif siswa yang yaitu kemampuan mengenal (hapalan) dan kemampuan memahami.

Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media visual lebih efektif digunakan untuk membantu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa, sehingga akan memajukan pengenalan, pemahaman, penyeleksian, penyimpanan memori dan penggunaan modalitas kognitif yang tepat dalam satu atau beberapa dimensi pemikiran. Dengan demikian, diharapkan dengan penggunaan media akan memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa.

c Peran MeJia Peml;elajar:.n

(28)

17

media pembelajaran yang interaktif dapat digunakan untuk mengembangkan model pembe!ajaran.

Ada lima perspektif yang dapat dilihat dalam peranan teknologi komunikasi dalam peranannya sebagai media pembelajaran yaitu:

I) Media sebagai teknologi. 2) Media sebagai tutor atau guru. 3) Media sebagai agen sosialisasi. 4) Media sebagai media untuk belajar.

5) Media sebagai al at mental untuk berpikir dan memecahkan masalah. 19

Peran media sebagai sumber belajar dapat berjalandengan baik karena media pembelajaran mempunyai nilai-nilai praktis berupa kemampuan untuk:

a) Membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit. b) Melampaui batas indera, waktu dan ruang. c) Menghasilkan keseragaman pengamatan.

d) Menghasilkan kesempatan pengguna untuk mengontrol arah maupun kecepatan belajar.

e) Membangkitkan keingintahuan dan motivasi belajar.

f) Memberikan pengalaman belajar yang menyeluruh san yang abstrak hingga yang konkrit. 20

Peran media yang paling utama adalah membuat konsep yang abstrak menjadi konkrit dan memotivasi siswa untuk mempelajari dan memaharni materi pembelajaran secara lebih mendalam, sehingga pemahaman terhadap suatu konsep akan lebih baik

19

Lukita Yulianti, Meningkatkan flasi/ Be/ajar Fisika Dengan Pen1belajaran Kooperatif

(29)

d. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Rustaman, media pembelajaran mempunyai beberapa fungsi diantaranya:

I) Memperjelas dan memperkaya/melengkapi informasi yang diberikan secara verbal.

2) Meningkatkan motivasi dan perhatian siswa untuk belajar. 3) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi penyampaian informasi. 4) Menambah variasi penyajian materi.

5) Pernilihan media yang tepat akan menimbulkan semangat, gairah, dan mencegah kebosanan siswa untuk belajar.

6) Kemudahan materi untuk dicerna dan lebih membekas, sehingga tidak mudah dilupakan oleh siswa.

7) Memberikan pengalaman yang lebih konkret bagi ha! yang mungkin abstrak.

8) Meningkatkan keingintahuan siswa.

9) Memberikan stimulus untuk mendorong respon siswa. 21

Menurut Duchatel dan Weiler seperti yang dikutip Azwar, mengklasifikasikan 7 (tujuh) fungsi media yaitu:

I) Deskriptif, dapat menjelaskan objek yang asli dengan proporsi dan perspektif yang benar.

2) Ekspresit; dapat mempengaruhi sikap dan perasaan pembaca. 3) Konstruktif, dapat menjelaskan bagian-bagian yang merupakan

suatu kesatuan.

4) Fungsional, dapat mengeliminasi sesuatu yang rumit yang tidak mungkin dijeleskan secara verbal.

5) Logika matematika, dapat menjelaskan berbagai aspek-aspek pengetahuan yang masih bersifat konsep abstrak.

(30)

19

7) Sajian data, dapat digunakan untuk memaparkan data secara " k d " l 22

smg at an Je as.

Menurut Levie & Lentz seperti yang dikutip Kuncahyo, fungsi media pengajaran itu ada 4 (empat) macam, khususnya media visual, yaitu:

1) Fungsi atensi visual, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual.

2) Fungsi afektif, terlihat dari tingkat kenikmatan s1swa ketika belajar (membaca) teks yang bergambar.

3) Fungsi kognitif, terlihat dari tingkat pencapruan s1swa untuk memaharni dan mengingat informasi yang terkandung dalam gambar.

4) Fungsi kompensatoris, untuk mengakomodasi s1swa yang lemah dan lambat dalam menerima dan memahami isi

I . 23 pe aJaran.

Selain itu, Menurut Derek Rowntree seperti yang dikutip Nanik Rahayu, mengatakan bahwa fungsi media dalam pembelajaran dibagi dalam 6 (enam) macam, yaitu:

I) Membangkitkan motivasi.

2) Mengulang apa yang tel ah dipelajari. 3) Menyediakan stimulus belajar. 4) Mengaktifkan respon peserta didik. 5) Memberikan balikan dengan segera. 6) Mengalakkan latihan serasi.2-1

'' Azwar, Analisis Stimulus dan Fungsi Gambar daam Buku Teks IPA dan JPS Sekola/J Dasar. (Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 9. No. 4 November 2002)

(31)

Selain fungsi di atas, misalnya dalam pembelajaran sains siswa senng diberi tugas untuk membuat poster yang selanjutnya akan digunakan sebagai media dalam pembelajaran. Tugas poster tersebut mempunyai fungsi antara lain sebagai berikut: 1) untuk menambah jenis, tantangan barn, perbedaan penilaian terhadap mata pelajaran yang telah diajarkan, 2) merangsang pengalaman untuk mencari bahan-bahan ajar, 3) menyediakan kesempatan untuk mempraktikkan

keterampilan dalam meringkas informasi, 4) mendorong siswa untuk berpikir kritis, dan 5) mendorong siswa untuk berinteraksi dengan kelompoknya. 25

Berdasarkan ura1an di atas, dapat disimpulkan bahwa fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

I) Media yang bagus dan menarik akan memotivasi siswa untuk belajar.

2) Media akan memberikan rangsangan bagi s1swa untuk belajar.

3) Media memberikan respon pada mata/indera penglihatan siswa untuk tertarik terhadap sesuatu yang dilihatnya, maka secara tidak langsung siswa akan memberikan respon positif terhadap rangsangan dari media tersebut.

e. Ciri-ciri Media Pembelajaran yang Baik

(32)

21

l. Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Menggambarkan kemampuan media merekam, meny1mpan,

melestarikan, dan mengkonstruksi suatu peristiwa atau obyek. Dengan ciri ini media memungkinkan suatu rekaman kejadian atau obyek yang terjadi pada satu waktu tertentu ditransportasikan tanpa mengenal waktu.

2. Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Mentransformasi kejadian yang memakan waktu berhari-hari sehingga dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit saja dengan teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Kemampuan media ini memerlukan perhatian yang sungguh-sungguh.

3. Ciri Distributif (Distributive Property)

Memungkinkan suatu obyek atau kejadian ditrasportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. 26

(33)

f. Cara Memilih Media Dalam Pembelajaran yang Tepat

Pengajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang matang dan baik. Menurut Heinich seperti yang dikutip Azhar, mengatakan bahwa model perencanaan penggunaan media yang efektif dikenal dengan istilah ASSURE (Analiyze learner characteristics Stale objective. Select. or modify media. Utilize. Require learner response, and Evaluate). Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pengajaran, yaitu:

l) Menganalisis karakteristik umum (tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, latar belakang sosial, ekonomi dan budaya) dan karakteristik khusus (pengetahuan, keterampilan dan sikap) kelompok sasaran.

2) Menyatakan dan merumuskan tujuan pembelaj:iran.

3) Memilih, memodifikasi, merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat.

4) Menggunakan materi dan media. 5) Meminta tanggapan kepada siswa.

6) Mengevaluasi proses belajar, tu ju an utama evaluasi adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan dan guru sendiri. 28

Ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan dan penggunaan media · dalam pembelajaran seperti halnya tujuan instruksional yang ingin dicapai, karakteristik siswa, jenis rancangan belajar yang diinginkan, keadaan lingkungan, kondisi tempat, dan luasnya jangkauan yang ingin dilayani.

Berdasarkan beberapa pertimbangan yang perlu dilakukan 、セャ。ュ@

(34)

23

I) Ketersediaan sumber setempat.

2) Apakah untuk membeli atau diproduksi sendiri telah tersedia dana, tenaga, dan fasilitasnya.

3) Faktor yang menyangkut keluwesan, kepraktisan (mudah dibawa, dan ketahanan media dalam jangka waktu yang lama. 4) Efektifitas dan efisiensi biaya dalam jangka panjang.29

Menurut Hamalik seperti yang dikutip Arsyad, menyatakan bahwa pemakaian media dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan minat baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh-pengaruh psikologis siswa. Penggunaan media pada tahap orientasi pengajaran akan membantu keefektifan siswa dalam proses pembelajaran, penyampai pesan dan isi/materi pelajaran. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media juga dapat membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik, memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi.30

Media visual digunakan jika keadaan nyataJreal tidak dapat dihadirkan, karena dapat memperkuat persepsi siswa tentang konsep abstrak dan tidak ditujukan untuk memperluas konsep tersebut, misalnya film wama tanpa suara, film hitam putih tanpa suara, film diam, slide, ilustrasi, gambar dan al at bantu akustik. 31

Dalam proses pembelajaran media memiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Kehadiran media tidak hanya membantu pengaJar dalam penyampman materi, tetapi memberikan nilai tambah kep<1da kegiatan pem\Jelajaran. Hal ini berlaku bagi segala jenis media, baik canggih dan mahal maupun media yang sederhana dan murah.32

09

M. Basyiruddin Usman dan Asnawir, Op.Cit. h.126

30 Azhar Arsyad,, dkk.,

Op.Cit, h. 15

(35)

Penggunaan media dalarn setiap proses pembelajaran dapat mengatasi perbedaan gaya belajar, minat, intelegensi dan keterbatasan daya indera. Manfaat lain penggunaan media dalam pembelajaran adalah memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk mempelajari hal-hal baru, mengaktifkan respon belajar karena media dapat memberikan balikan hasil belajar dengan segera dan dapat mewujudkan situasi pembelajaran yang efektif33

Media pendidikan yang disebut audio-visual aids menurut

Encyclopedia of Educational Research merniliki nilai, yaitu: a) Meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir. b) Memperbesar perhatian siswa.

c) Membuat pelajaran lebih menetap a tau tidak mudah dilupakan. d) Membuat pengalarnan nyata yang menumbuhkan kegiatan

berusaha mandiri di kalangan para siswa.

e) Menumbuhkan pikiran yang teratur dan kontinu.

f) Membantu tumbuhnya pengertiaf! dan membantu perkembangan kemarnpuan berbahasa.

g) Mendorong anak untuk bertanya dan berdiskusi. 34

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pernilihan media untuk pembelajaran perlu diperhatikan keaslian, kesederhanaan, pewarnaan yang realistik, ketepatan dan kejelasan gambar. Media yang bagus tidak selamanya memberikan kesan yang baik bagi siswa, jika media tersebut tidak sesuai dengan aslinya maka akan membuat kesalahpahaman terhadap persepsi siswa. begitu juga dengan pewamaan, jika pewarnaan berlebihan atau kurang maka akan membuat siswa salah persepsi.

33

I Ketut Adnyana Putra, .Media Ganzbar Berseri [)a/an1 Pen1belajaran Keteran1pilan

[image:35.595.92.472.90.658.2]
(36)

2. Media Model

a. Pengertian Media Model

Media model merupakan media yang tidak dapat

diproyeksikan dan sering disebut sebagai media pameran atau

displayed media. Model termasuk salah satu media realia yaitu media tiga dimensi yang menyerupai benda asli (specimen).35 Pemanfaatan media realia dalam proses pembelajaran merupakan cara yang cukup efektif, karena dapat memberikan informasi yang lebih akurat. Walaupun tidak semua benda nyata dapat digunakan sebagai media realia karena keterbatasan dalam penyedffiannya, misalnya karena ukuran ataupun biayanya.

Menurut Rohani seperti yang dikutip Kuncahyo, model merupakan jenis media pendidikan yang berupa benda tiruan. Model yaitu bentuk tiruan dari suatu benda asli yang karena suatu sebab tidak dapat ditunjukkan aslinya, misalnya karena benda terlalu besar, terlalu kecil, rumit, tempatnya terlalu jauh dan sebagainya. 36

Menurut Brown, model didefinisikan sebagai benda nyata yang dimodifikasikan, sementara Heinich menyebutkan ha! yang senada mengenai model yaitu gambaran yang berbentuk tiga dimensi dari sebuah benda nyata. Sebagai salah satu media yang dapat dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, model memiliki keunggulan yang tentunya sangat membantu proses tersebut, walaupun terdapat pula keterbatasan-keterbatasan tertentu.

(37)

media lain yang dapat menggantikan posisi media model dalam memberikan penjelasan mengenai materi tertentu.

Penggunaan media model dalam kegiatan pembelajaran akan sangat penting apabila peserta didik dituntut memahami materi yang berkaitan dengan sesuatu yang nyata. Jenis model yang sangat dikenal adalah Mock-up, yang merupakan wujud dari suatu benda yang disederhanakan dari kekomplekannya dan kerurnitan proses kerjanya.37

Dalam perkembangannya, istilah media atau media pendidikan tidak berfungsi sebagai alat peraga atau alat bantu mengajar yang berupa alat bantu visual atau alat bantu dengar pandang (AVA= Audio Visual Aid), melainkan dalam hubungan dengan teori komunikasi, serta pendekatan sistem dalam proses belajar mengajar dimana media sebagai bagian integral dalam program pembelajaran, maka media pendidikan lebih sesuai disebut media pembelajaran. 38

Sementara penelitian yang dilakukan oleh British Audio-Visual Association menyatakan bahwa rata-rata jumlah informasi yang diperoleh seseorang melalui indera penglihatan (visual) berkisar 75%, indera pendengaran ( auditori) berkisar 13%, ind era sentuhan/perabaan berk:isar 6%, dan indera penciuman berkisar 6%. 39 Dengan demikian, maka ind era penglihatan (visual) merupakan ind era yang sangat berperan dalam pembelajaran.

b. Jenis-jenis Media Model

Jenis-jenis media model antara lain: l) Mod('] padat (solid model).

2) Model penampang (cu/away model).

3) Model susun (build-up model).

4) Model kerja (working model).

-'' Dewi Padmo, Op.Cit, Modul IO

38 Sri Anitah Wirvawan_ セャイ。エ・イAゥ@ Relaiar -'1.d1>11oni11r tPi->rnnn .. lイッセi^NMN@ イQNセQ@ ...

(38)

-27

5) Mock-up dan diorama.

6) Model memperbesar/memperkecil. 40

c. Prosedur Penggunaan Media Model Dalam Pembelajaran

Prosedur penggunaan media dimulai dari informasi atau pesan yang akan disampaikan bersifat instruksional apakah akan berfungsi sebagai sarana belajar (media) atau sarana mengajar (peraga), selanjutnya menentukan strategi instruksional, apakah mgm memberikan pengalaman belajar sikap, keterampilan fisik, atau kognitif

Prosedur lain dikemukakan oleh Wilbur Schramm seperti yang dikutip Arsyad, lebih menitikberatkan pada kesesuaian media yang akan digunakan dengan tingkat kesulitan pengendaliannya oleh si pemakai.41

Dalam penggunaan media model menggunakan prosedur untuk memahami konsep yang kongkrit dan abstrak agar materi yang disampaikan dapat tercapai sesuai dengan tujuan instruksional yang diinginkan, memberikan pengalaman belajar sikap dan keterampilan fisik atau kognitif siswa.

3. Hasil Belajar Biologi a. Pengertian Belajar

(39)

150

menetap dalam waktu yang relatif lama dan merupakan hasil

42

pengalaman.

Menurut Bruner yang dikutip M. Hasbi, memandang belajar berdasarkan dua asumsi yaitu perolehan pengetahuan (proses interaksi) dan konstruksi pengetahuan dilakukan dengan menghubungkan informasi yang masuk dalam informasi yang telah diterima sebelumnya. Inti belajar adalah cara s1swa untuk memilih, mempertahankan, dan mentransformasikan informasi secara aktif.43

Menurut Witting seperti yang dikutip oleh Muhibbin Syah mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengalaman. 44 Pada definisi yang dikemukakan oleh Witting menekankan pada perubahan yang menyangkut seluruh aspek psiko-fisik organisme yang didasarkan pada kepercayaan bahwa tingkah laku lahiriah organisme itu sendiri bukan indikator adanya peristiwa belajar, karena proses belajar itu tidak dapat diobservasi langsung. 45

Menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecendrungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan sesaat seseorang. 46

Selain itu, Cronbach yang dikutip Sumadi Suryabrata, mengemukakan belajar yang sebaik-baiknva adalah dengan

40

Purwanto, Tujua11 Pe11didikan dan Hasil Be/ajar. (TEKNODJK No. 16, IX. Juni 2005). h.

4

J M Hasbi, , lvfode/ I'en1ebelajara11 ャョカ・セᄋエゥァ。ウゥ@ nJaten1atika. (Banda Acch : Jumal Ihniah

(40)

29

mengalami, dan dalam mengalami itu si pelajar mempergunakan panca

. d 47

m eranya.

Keempat definisi belajar yang diungkapkan oleh Bruner, Witting, Hilgard, dan Witrock menekankan bahwa proses belajar mengharuskan perubahan pada individu. Bruner menggunakan istilah perolehan pengetahuan (proses interaksi) dan konstruksi pengetahuan. Sementara tiga ahli lainnya menekankan pada perubahan tingkah laku individu melalui pengalaman.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan manusia dalam interaksi aktif dengan lingkungan untuk menghasilkan suatu perubahan melalui proses latihan atau pengalaman sehingga terjadi perubahan yang lebih baik dari sebelumnya. Perubahan itu meliputi pengetahuan, kebiasaan sikap dan tingkah laku.

(41)

Sadiman dalam bukunya "Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar" mengemukakar. beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar, yaitu:

I) Belajar akan lebih mantap dan efektif, bila didorong dengan motivasi, terutama dari dalam/dasar kebutuhan/kesadaran atau

intrinsic motivation.

2) Belajar merupakan proses percobaan dan conditioning atau pembiasaan.

3) Kemampuan belajar seseorang harus diperhitungkan dalam rangka menentukan isi pelajaran.

4) Belajar dapat melakukan tiga cara yaitu: Diajar secara langsung, kontrol, kontak, penghayatan, pengalaman langsung, dan pengenalan dan/atau peniruan.

5) Bahan pelajaran yang bermakna/berarti, lebih mudah dan menarik untuk dipelajari.

6) Informasi tentang kelakuan baik, pengetahuan, kesalahan, serta keberhasilan siswa, banyak membantu kelancaran dan gairah b I e a3ar. · . 49

Prinsip-prinsip belajar hanya memberikan petunjuk umum tentang belajar, tetapi tidak dapat dijadikan hukum belajar yang bersifat mutlak, jika tujuan belajar berbeda maka cara belajar juga akan berbeda. Oleh karena itu, belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisional yang ada.

Menurut Oemar Hamalik, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah sebagai berikut:

I) Faktor kegiatan, penggunaan dan ulangan. Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan neural ;ystem,

(42)

----·-··· ...

31

diperlukan untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat.

2) Belajar memerlukan latihan, dengan jalan: relearning, recalling, dan reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan pelajaran yang belum dikuasai akan dapat lebih mudah dipahami.

3) Belajar hendaknya dilakukan dalam suasana yang menyenangkan.

4) Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal dalam belajarnya.

5) Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara berurutan diasosiasikan, sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.

6) Pengalaman masa lampau (bahan apersepsi) dan pengertian-pengertian yang dimiliki oleh siswa.

7) Faktor kesiapan belajar.

8) Faktor minat dan usaha, belajar dengan minat akan mendorong siswa lebih baik daripada belajar tanpa minat.

9) Faktor-faktor fisiologis, kondisi badan s1swa sangat berpengaruh dalam proses belajar.

l 0) Faktor intelegensi. 50

Sedangkan menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah:

I) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.

(43)

3) Faktor pendekatan belajar (approach to !eamiJJg), yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan belajar. 51

Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat disimpulan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar siswa secara garis besar dapat dibagi dalam dua faktor utama, yaitu:

I) F aktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa seperti kondisi fisiologis dan kondisi psikologis.

2) Faktor ekstern, yaitµ faktor berasal dari luar diri siswa, seperti lingkungan alam, lingkungan keluarga, lingkungan sekilah dan lingkungan masyarakat.

Dalam ha! ini tentu saja tidak terlepas dari strategi belajar mengajar yang digunakan oleh guru. Dengan belajar seseorang dapat memperoleh kecakapan, pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku.

b. Pengertian Hasil Belajar

Menurut Mulyono, hasil belajar adalah suatu kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Dalam kegiatan belajar yang terprogram dan terkontrol yang disebut sebagai kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Anak yang berhasil dalam belajar ialah yang berhasil dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. 52

(44)

33

kinerja (perilaku) berarti belajar itu menentukan semua keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang diperoleh individu (siswa). Dalam belajar dihasilkan berbagai macam tingkah laku yang berlainan seperti pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan, informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlainan inilah yang disebut kapabilitas sebagai hasil belajar. 53

Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif/pengetahuan kemudian berpengaruh pada tingkah laku.

Pengetahuan

Belajar Tes Has ii Nilai

[image:44.595.78.463.134.639.2]

Tingkah laku

Gambar 1. Bagan Belajar Hingga Menghasilkan Hasil Belajar

Bagan di atas menunjukkan bahwa hasil belajar diakibatkan oleh adanya kegiatan evaluasi belajar (test), evaluasi belajar dilakukan karena adanya kegiatan belajar. Dengan demikian, kegiatan belajar akan menghasilkan hasil belajar. Baik buruknya hasil belajar sangat tergantung dari pengetahuan dan perubahan tingkah laku dari individu yang bersangkutan terhadap ha! yang dipelajarinya.

(45)

(termasuk taksonomi dan hierarkinya) dan pemecahan masalah merupakan hasil belajar yang pen ting dalam ran ah kognitif. 55

Menurut Reigeluth seperti yang dikutip Nurdin Ibrahim mengatakan bahwa hasil pembelajaran secara umum dapat dikategorisasi menjadi tiga indikator, yaitu:

I. Efektivitas pembelajaran, yang biasanya diukur dari tingkat keberhasilan (prestasi) siswa dari berbagai sudut.

2. Efisiesi pembelajaran, yang biasanya diukur dari waktu belajar dan/atau biaya pembelajaran.

3. Daya tarik pembelajaran yang selalu diukur dari tendensi siswa ingin belajar secara terus-menerus. 56

Menurut Romiszowld seperti yang dikutip Tudjai, mengatakan bahwa hasil belajar dapat dibedakan pada dua aspek yaitu pengetahuan dan keterampilan. Pengetahuan adalah berkenaan dengan informasi yang tersimpan dalam otak manusia setelah ia mengalami proses belajar. Sedangkan keterampilan adalah berkenaan dengan tindakan seseorang baik tindakan intelektual maupun fisik dalam mencapai tujuan sebagai akibat dari proses belajar. Secara Iebih rinci pengetahuan dibedakan menjadi empat jenis yaitu fakta, prosedur, konsep dan prinsip. Sedangkan keterampilan dibagi menjadi empat jenis keterampilan, yaitu: kognitif, motorik, reaktif, dan interaktif.57

Menurut Gagne dan Briggs seperti yang dikutip Nurdin Jbrahim, ada 5 kategori kapabilitas hasil belajar, yaitu:

I. Keterampilan intelektual (intellectual skills), merupakan hasil belajar terpenting dari sistem Iing!rnngan skolastik.

55 Nrnyani Y. Rustaman dkk,

(46)

-35

2. Strategi kognitif (cognitive strategies) adalah mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

3. Informasi verbal (verbal iriformation) adalah pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.

4. Keterampilan motorik (motor skills) adalah keterampilan yang diperoleh dari sekolah, antara lain: keterampilan menulis, mengetik, menggunakan angka dan sebagainya.

5. Sikap (atitudes) adalah hasil belajar yang berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian dan masalah. 58

Dari kelima kategori kapabilitas atau ranah hasil belajar tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar itu sedikit banyak ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor internal seperti pengetahuan prasyarat atau kemampuan awal dari masing-masing kategori hasil belajar yang telah dimiliki oleh siswa, yang berkaitan dengan kapabilitas atau keterampilan yang sedang dipelajari.

(47)

Belajar dalam ha! ini harus dilakukan dengan sengaJa, direncanakan sebelumnya dengan struktur tertentu. Maksudnya agar proses belajar dan hasil-hasil yang dicapai dapat dikontrol secara cerrnat. Guru dengan セ・ョァ。ェ。@ menciptakan kondisi dan lingkungan yang menyediakan kesempatan belajar kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu, dilakukan dengan cara tertentu, dan diharapkan memberikan basil tertentu pula kepada siswa (pelajar). Hal itu dapat diketahui melalui sistem penilaian yang dilaksanakan secara berkesinambungan.

Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku s1swa yang dapat diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang so pan menjadi sop an, dan sebagainya. ;9

Selain perubahan tingkah laku basil belajar juga dipengaruhi oleh lingkungan, misalnya situasi dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat menstransferkan basil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat. 60

Menurut Cain dan Evans seperti yang dikutip Patta Bundu menyatakan bahwa pada setiap bagian (produk, proses, dan sikap/nilai) mengandung unsur-unsur yang harus dicapai sebagai hasil belajar IP A

Hasil belajar IP A dari segi produk difokuskan pada pemahaman fakta, konsep, ;irinsip, teori, dan hukum-hukur.i IP A. 6 1 Dari sGgi proses basil yang mgm dicapai disesuaikan dengan tingkat penguasaan keterampilan proses, yang bertumpu pada lima keterampilan dasar

59

Oemar Hamalik, Pere11canaan Pengajaran Berdasarkan Pcndckatan SiS!em, (Jakarta: PT

(48)

37

proses IP A. Adapun dari segi sikap dan nilai diarahkan pada sikap ingin tahu, bersikap terbuka/peka terhadap lingkungan dan tanggung jawab, serta berpikir kritis.

Keefektifan pengalaman belajar dalam mencapai hasil belajar yang optimal dapat diketahui dengan penilaian. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Sedangkan penilaian proses belajar adalah upaya memberi nilai terhadap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Menurut Ralf Tyler dalam Suharsimi, penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauhmana pengetahuan siswa, dalam ha! apa dan bagaimana tujuan pendidikan telah tercapai. 62

Penilaian yang digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa adalah tes, baik tes obyektif, tes uraian, tes tertulis maupun tes lisan. Dengan tes dapat dilihat tingkat keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pengajaran dan dapat memberikan umpan balik kepada guru sebagai dasar untuk memperbaiki proses belajar mengajar bagi siswa.

c. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Nana Sudjana faktor-faktor penentu prestasi belajar adalah sebagai berikut:

I. Faktor intern, adalah faktor yang terdapat dalam diri individu itu sendiri, antara lain adalah kemampuan yang dimilikinya, minat dan mot'.vasi Eerta faktor-faktor la;nnya.

2. Faktor ekstern, adalah faktor yang berada di luar indiviau diantaranya lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 63

6

(49)

Hasil belajar yang dicapai oleh siswa mempunyai kaitan erat dengan tingkat kecerdasan yang dimiliki oleh siswa. Siswa yang memiliki kecerdasan yang lebih tinggi tentu lebih mudah menerima dan mencema pelajaran-pelajaran di sekolah daripada siswa yang memiliki kecerdasan rendah.

Dengan demikian, hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal, dalam arti sesuatu yang terjadi pada diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif atau pengetahuan untuk kemudian berpengaruh pada perilaku. Dan perilaku belajar seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari, sesuatu tersebut dapat diketahui melalui tes yang pada akhimya memunculkan nilai belajar dalam bentuk rill atau non rill.

d. Penggukuran Hasil Belajar

Beberapa pegukuran hasil belajar, yaitu pengukuran secara tertulis, pengukuran secara lisan, dan pengukuran melalui observasi. Dalam pembelajaran IP A, prosedur lisan umumnya jarang digunakan, mengingat jumlah siswa yang besar, sedangkan waktunya sangat terbatas. Pengukuran hasil belajar yang banyak digunakan adalah prosedur tertulis dan prosedur observasi. Prosedur tertulis digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya kognitif dan afektif Sedangkan prosedur observasi digunakan untuk mengukur hasil belajar yang sifatnya psikomotor.

(50)

Gambar

Gambar I. Bagan Proses Belajar Hingga Menghasilkan Hasil Belajar ................... 33
gambar, ilustrasi, charta, grafik, poster, peta dan globe.
gambar. Media yang bagus tidak selamanya memberikan kesan yang
Gambar 1. Bagan Belajar Hingga Menghasilkan Hasil Belajar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pertambahan berat badan bayi usia 4 - 6 bulan yang diberi ASI eksklusif dan susu formula.. Metode

Bank umum hanya dapat didirikan dan melakukan kegiatan usaha dengan Izin Direksi Bank Indonesia oleh: - WNI dan atau Badan Hukum Indonesia. - WNI dan atau badan hukum Indonesia

Pembangunan Kelurahan, Musyawarah Perencanaan Pembangunan Kecamatan, dimana secara garis besar isi dari Peraturan Walikota tersebut adalah pedoman yang dapat

Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat pencahaayaan atau lux rata-rata untuk semua ruangan masih dibawah standardisasi yaitu 80% dari standar yang telah ditentukan,

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B TK Tresna Bhakti Mulia Al Mabrur Jl. Patrol II No. 14 Kecamatan Baleendah Kabupaten Bandung).

(negotiation) , yaitu pihak yang satu memberitahukan kepada pihak yang lain menyatakan pula kehendaknya sehingga tercapai persetujuan yang mantap. Terkait dengan

Makalah ini menguraikan hasil penelitian tanaman pakan sebagai tanaman konservasi tanah di lahan kering khususnya di DAS bagian hulu yang telah dilakukan di berbagai tempat

Dalam perekaman data beban puncak pada Gardu Induk Srondol tidak disertakan atau dicantumkan posisi tap, padahal dalam perhitungan arus listrik di sisi primer,