RESPON MUZAKKI TERHADAP STRATEGI KOMUNIKASI AMIL DALAM PENGGALANGAN ZAKAT PROFESI DI LEMBAGA AMIL ZAKAT PT. PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR
BERAN (P3B) JA WA BALI KELURAHAN KRUKUT - KOTA DEPOK
Unlversitas !slam Negeri
SYARiF HiDAYATULLAH JAKARTA
Oleh NU RD IN NIM : 204051002851
pefセpustpLス\NpMヲャNセj@ tffAt\4,f:\ U!N SY.AHiD J.AKARTA
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKW AH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDA YA TULLAH
Penggalangan Zakat Profesi Di Lembaga Amil Zakat PT. PLN (PERSERO) Penyaluran Dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Kelurahan Krukut - Kota Depok" telah diujikan dalam sidang munaqosyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 26 Agustus 2008 dan skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program strata 1 (SI) pada Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
-Drs. H. M d Djalal, MA. Nip. 150202342
Penguji I
Dra. ff. As · Jamil M.Hum Nip. 150244766
Jakarta, 26 Agustus 2008
Sidang Mtmaqosyah
Sekretaris Merangkap Anggota
Umi Mus ar ofah MA Nip. 150281980
Penguji II
セ@
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
I. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persaratan memperoleh gelar sarjana strata I (SI) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya canturnkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN SyarifHidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sangsi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, Agustus 2008
Respon Muzakki Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam Penggalangan Zakat Profesi Di Lembaga Amil Zakat PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Kelurahan Kerukut - Kota Depok.
Dalam ajaran Islam zakat merupakan sebuah perintah yang hams dilaksanakan oleh setiap orang atau individu yang telah memiliki kemampuan harta (materi) untuk menunaikannya, membantu dan menumbuhkan rasa persaudaraan antara masyarakat muslim yang tergolong sebagai mustahik dengan masyarakat muslim yang dikategorikan sebagai muzakki.
Respon yang baik dari para muzakki akan di peroleh apabila Lembaga Pengelola Zakat (LPZ) khususnya zakat profesi mensosialisasikan penerimaan, pengelolaan, dan penyaluran (kepada yang berhak menurut syariat Islam). Selanjutnya dilaporkan kepada para muzakki, hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dari amanah yang telah dititipkan kepada lembaga terse but.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penggalangan zakat profesi yang dilakukan oleh LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali yaitu strategi komunikasi. Dan untuk mengetahui respon muzakki apakah para muzakki masih memiliki kemauan untuk menjalankan syariat Islam dalam hal berjakat yaitu zakat profesi, zakat yang tergolong baru baik dari segi pemahaman maupun sejarahnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian Deskriptif Analisis, penetitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas
mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbilalamin, adalah satu-satunya kata yang pertama dan
paling utama harus penulis ucapkan dengan tutus setelah selesainya penulian
skripsi ini. Kiranya Allah SWT jualah yang telah memberikan kemudahan kepada
penulis sehingga skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar Sarjana
Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) dapat terselesaikan meskipun harus dengan
mengerahkan segala daya dan upaya semaksimal mungkin.
Salam dan Sholawat semoga senantiasa tercurahkan kepada Junjungan kita
Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat para pengikutnya yang setia
hingga akhir hayatnya.
Skripsi ini merupakan sebuah karya tulis yang belum tentu sempurna,
karena penulis yakin masih banyak kekurangan-kekurangan yang ada pada diri
penulis, apalagi didalam penggarapannya tidaklah penulis sendiri yang
menyelesaikannya. Karya ini tersusun setelah memperoleh bantuan dari berbagai
pihak yang telah rela meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya agar tersusun
skripsi ini. Untuk itu dari lubuk hati yang paling dalam dengan segala ketulusan
hati, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada, Yth :
I. Bapak Dr. Murodi, MA, sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, sebagai Pembantu Dekan bidang
Akademik,
4. Bapak Ors. Study Rizal, LK, MA, sebagai Pembantu Oekan bidang
Kemahasiswaan.
5. !bu Ora. Hj. Asriati Jamil, M.Hum dan lbu Ora. Hj. Musfirah Nurlaily,
MA sebagai Koordinator Teknis dan Sekretaris pada Program Non
Reguler Fakultas Oakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta,
6. Bapak Ors. Wahidin Saputra, MA sebagai dosen pembimbing penulis
yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing penulis
dalam penyusunan skripsi ini,
7. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen Fakultas Oakwah dan Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mendidik dan membina penulis
selama perkuliahan berlangsung,
8. Pimpinan dan karyawan perpustakaan kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang juga telah membantu penulis dalam mencari/membaca
literature sebagai bahan acuan penulisan skripsi,
9. Pimpinan PT PLN (Persero) P3B JB, terutama bidang SOMO yang telah
memberikan bantuan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
perkuliahan di UIN SyarifHidayatullah- Jakarta.
10. Pengurus BKK, BINROHIS dan LAZ PT PLN (Persero) P3B JB yang
kepada penulis untuk memperoleh data informasi yang sangat dibutuhkan
dalam penyusunan skripsi ini,
11. Keluarga, khususnya istri dan anak-anakku yang tetap setia selalu
konsisten mendukung penulis dalam meraih kesempatan menuntut ilmu di
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
12. Teman-teman mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya
angkatan 2004-2005 yang telah membantu penulis dalam penyajian skripsi
ini terimakasih pula untuk kerjasamanya yang telah terjalin selama ini,
13. Pihak-pihak lain yang tidak ditulis pada lembaran ini namun tidak
mengurangi rasa terimakasih penulis kepada semuanya.
Akhirnya penulis hanya bisa berdoa kepada Allah SWT kiranya apa-apa
yang telah diberikan semua pihak kepada penulis semoga senantiasa menjadikan
amal baik Allah SWT berkenan memberikan balasan yang berlipat ganda.
Penulispun berharap semoga skripsi ini mempunyai manfaat bagi yang
membacanya.
Amin yarobbal alamiin.
Jakarta, Agustus 2008
KA TA PEN GANT AR... ii
DAFT AR ISi ... v
DAFTARTABEL •.•...•..•...•...•..•...•...•..•...•..•...•..•..•... vi
BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... ... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 7
C. Tujuan Penelitian ... 8
D. Manfaat Penelitian ... 9
E. Metodologi Penelitian ... 9
F. Tinjauan Pustaka ... 17
G. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Pengertian Respon dan Ruang Lingkupnya... ... 19
B. Pengertian Amil dan Muzakki ... 23
C. Strategi Komunikasi ... 24
D. Zakat Profesi dan Cara Penggalangan ... 29
BAB III LEMBAGA AMIL ZAKAT PROFESI PT. PLN (PERSERO) P3B JAWA-BALI A. Sejarah Berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali .. 37
Tabel 13 Alasan Muzakki Membayar Zakat Profesi Di LAZ PT .. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ... 58 Tabel 14 Latarbelakang Muzakki Membayar Zakat Profesi di LAZ PT. PLN
(Persero) P3B Jawa Bali ... 58 Tabel 15 Perlu Adan ya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali ... 59 Tabel 16 Perlunya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali di Audit... 60 Tabel 17 Terpenuhinya Informasi Up To Date (terkini) dari LAZ PT. PLN
[image:9.522.47.452.151.510.2]A. Latar Belakang Masalah
Zakat merupakan sebuah perintah dalam aJaran Islam yang harus dilaksanakan oleh setiap orang atau individu yang telah memiliki kemampuan harta (materi) untuk menunaikannya, membantu dan menumbuhkan rasa persaudaraan antara masyarakat muslim yang tergolong sebagai muzakki dengan masyarakat muslim yang dikategorikan sebagai mustahik, untuk bangkit dari ketertinggalan dan himpitan ekonomi.
Zakat dapat menumbuhkan dan memelihara nilai-nilai moral dalam bentuk rasa kemanusiaan, mengikis sifat kikir, tamak, sombong dan egoistis, bagi masyarakat yang telah memiliki kemampuan untuk menunaikan zakat.
Usaha untuk membantu para mustahik dari himpitan ekonomi diperlukan suatu strategi yang dinamis dari lembaga pengelola zakat, salah satunya yaitu strategi dalam penggalangan dana zakat. Dana yang diperoleh hams dilakukan pembukuan secara ce1mat dan tepat serta disalurkan kepada yang benar-benar membutuhkan, sebagai dasar dalam perhitungan zakat dan sekaligus sebagai pola distribusi rezeki kepada masyarakat yang tergolong sebagai mustahik.
2
malapetaka. Kemiskinan tidak saJa mendekatkan kekafiran, dan mendekatkan kepada kehinaan, tetapi juga menambahkan sikap ketergantungan dan melumpuhkan sendi-sendi kehidupan.
Rasulullah bersabda:
Artinya:
"Kefakiran/kemiskincm itu akan membawa kekafiran ". 1
Dari pernyataan Rasulullah SAW memberi gambaran bahwa, perbaikan keadaan sosial - ekonomi umat adalah sesuatu yang mendasar dan sangat mendesak untuk segera diperbaiki. Sebab, himpitah ekonomi yang memmpa seseorang merupakan ancaman yang sangat serius bagi akidahnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, di dalarn Rukun Islam yang ketiga, umat Islam telah diwajibkan untuk rnengeluarkan zakat, zakat adalah kewajiban bagi orang-orang yang telah mampu (muzakki) dan sebaliknya zakat adalah hak bagi orang-orang yang tidak mampu (rnustahik).
Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang memerintahkan Bani Umayyah hanya dalam jangka 23 bulan mampu mewujudkan masyarakat yang maJunur. Kepemimpinan yang adil, amanah dan bijaksana disertai dengan Baitul Maal yang dikelola secara baik, jujur, amanah, dan transparan sehingga mampu mengundang pertolongan Allah SWT berupa Mukjizat-mukjizat. Lahan pertanian yang tadinya gersang dan tidak menghasilkan menjadi subur dengan hasil pertanian yang melimpah, hewan-hewan ternak mengeluarkan air susu dengan derasnya padahal sebelumnya tidak pernah bisa diperah, iklim selalu baik serta hujan yang cukup. 2
1
Tanpa kesadaran masyarakat, menurut ketua umum forum zakat (FOZ), Naharus Surur, pengelolaan zakat di Indonesia tak akan pernah beranjak ke posisi yang lebih baik. "Potensi umat Islam yang begitu besar tentu akan terbengkalai dan tak tergarap dengan baik untuk membangun kesejahteraan tuna!," tambahnya. Dan hal ini terbukti hingga sekarang bahwa pengelolaan zakat belum berkembang secara optimal. 3
Perkembangan dan pe1tumbuhan pengelolaan zakat dalam beberapa tahun terakhir patut direspon secara kreatif. Perkembangan positif ini diakui tak pernah diduga sebelumnya. Menjamurnya organisasi dan lembaga pengelola zakat tak hanya di kalangan masyarakat, bahkan kini juga mulai muncul di lembaga-lembaga resmi pemerintah (BUMN), maupun badan usaha swasta. Sebut saja bank-bank pemerintah yang sebagian besar kini juga membuka divisi khusus pemberdayaan dan pengelolaan zakat profesi.
Profesi yang dimaksud adalah setiap pekerjaan atau keahlian professional, baik yang dilakukan sendiri maupun bersama orang lain yang mendatangkan penghasilan, misalnya profesi sebagai dokter, konsultan, advokat, pegawai negeri, BUMN, wiraswasta, ustadz.,
4
Artinya:
"A mbilah zakat dari sebagian hart a mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka sesungguhnya do 'amu itu menjadi ketentraman hati bagi mereka dan Allah maha mendengar lagi maha mengetahui". (QS. At-Taubah: 103).4
Namun, sejauh ini pengelolaan zakat masih saja didapati kendala dan hambatan. Problematika dan hambatan terpenting itu antara lain; Pertama, secara umum pemahaman umat Islam tentang zakat masih sangat minim dibanding pemahaman mereka ten tang shalat, puasa, dan kewaj iban syariat lainnya. Kedua,
konsef fikih zakat yang dipahami masyarakat dan dipelajari masyarakat tidak lagi sesuai dengan kondisi sosio-kultural dan perekonomian bangsa. Misalnya saja tentang zakat perusahaan dan zakat profesi, sehingga banyak sumber dana yang belum tergali. Ketiga, perbenturan kepentingan antarorganisasi pengelola zakat yang menimbulkan kekhawatiran te1jadinya persaingan secara tidak sehat, perasaan akan lahannya terganggu dan lain sebagainya. Akibatnya, organisasi-organisasi itu terkesan be1jalan sendiri-sendiri. Keempat, kurangnya kepercayaan masyarakat kepada lembaga pengelola zakat karena dipandang belum amanah. Akhirnya sebagian masyarakat masih menggunakan pola tradisional, yakni memberikan zakat langsung kepada ulama dan tokoh masyarakat lainnya untuk kemudian didistribusikan kepada umat. Kelima, belum adanya dukungan politik secara penuh dari pemerintah. Dukungan pemerintah terhadap lembaga pengelola zakat selama ini dinilai masih setengah-setengah. Padahal tanpa dukungan terse but, zakat tidak akan pernah menjadi gejala objektif masyarakat yang bersifat nasional. Dan keenam, masih adanya kelemahan dalam aspek SDM pengelola zakat. Diakui, selain minimnya tenaga propesional, para pengelola lembaga zakat tak sedikit yang hanya part time (paruh waktu saja), sehingga hasilnya pun tidak bisa maksimal. 5
Terwujudnya Lembaga Amil Zakat (LAZ), tidak terlepas dari amanah yang telah diberikan oleh muzakki kepada lembaga tersebut. Untuk mendapatkan kepercayaan dari muzakki tentu tidak mudah, Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus melakukan tiga ha!. Pertama Darimana dana zakat itu diperoleh, kedua
Untuk mengetahui lembaga tersebut apakah mendapatkan amanah atau tidak dari para muzakki, salah satunya bisa dilihat dari respon yang diberikan oleh para nmzakki kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang dikelolanya.
Respon yang baik dari para muzakki akan di peroleh apabila Lembaga pengelola zakat khususnya zakat profesi mensosialisasikan penenmaan, pengelolaan, dan penyaluran (kepada yang berhak menurut syariat Islam). Selanjutnya dilaporkan kepada para muzakki, hal ini perlu dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dari amanah yang telah dititipkan kepada lembaga terse but.
Salah satu lembaga pengelola zakat yang saat ini sedang berkembang adalah Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. Lembaga ini berusaha untuk menjadi lembaga pengelola zakat profesi yang jujur, cerdas, amanah dan informatif dalam pelaksanaannya.6
Lembaga ini berusaha untuk memperoleh kepercayaan dari seluruh muzakki dengan berusaha mensosialisasikan secara transparan dan bertanggung jawab dalam penerimaan, pengelolaan dan penyaluran dana zakat profesi.
Strategi komunikasi sudah tentu bersifat makro yang dalam prosesnya berlangsung secara vertikal piramidal. 7 Sebagai organisasi sosial sudah sewajarnya jika Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali selalu mengadakan komunikasi dengan para muzakki dilingkungan PT. PLN
6
Wahyudi, "Siste1n f(o1nunikasi Le1nbaga Aini! Zakat (LAZ) dalan1 Mensosialisasikan
6
(Persero) P3B .Jawa Bali dan berkomunikasi dengan pihak-pihak lain untuk membangun lembaga tersebut menjadi lebih besar.
Mereka menyadari betul bahwa tanpa adanya komunikasi yang baik dengan para muzakki, maka bukan tidak mungkin jika nantinya kegiatan mereka tidak mendapatkan respon yang baik dari para muzakki, sehingga mempengaruhi keutuhan Lembaga Amil Zakat (LAZ) tersebut.
Bagi pengurus Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B .Jawa Bali, komunikasi sebagai salah satu cara untuk membangun citra lembaga, agar muzakki mempunyai kepercayaan yang baik terhadap lembaga yang dikelolanya.
Mengapa perlu dibangun kepercayaan dari muzakki, karena Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B .Jawa Bali merupakan organisasi sosial dan jika berbicara mengenai organisasi sosial, maka yang dibangun adalah kcpercayaan. Kepercayaan dari seluruh pegawai, yang berperan sebagai muzakki.
Setelah kepercayaan tersebut di peroleh, segala ha! yang berkaitan dengan Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali, yaitu dalam aktivitas penggalangan, pengelolaan, penyaluran zakatnya serta program yang akan dijalankan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan dan sesuai harapan.
pegawai8 atau mencapai 74.4 % (tujuh puluh empat koma empat persen), dari
jumlah pegawai yang beragama Islam.
Sebagai lembaga pengelola zakat profesi, berperan penting dalam menjaga
amanah yang didedikasikan sepenuhnya untuk kemaslahatan mustahik. Maka dari
itu, Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali harus menjaga
dan meningkatkan kepercayaan yang telah di raihnya selama kurang lebih 6
(enam) tahun atau 3 (tiga) periode kepengurusan.
Itulah yang membuat penulis tertarik untuk mengetahui respon muzakki
terhadap strategi komunikasi yang telah dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat
(LAZ) PT. PLN (Persero) P3B, Jawa Bali dalam penggalangan zakat profesi.
Untuk itu penulis memberi judul penelitian dalam skripsi ini dengan judul:
"Respon Muzakld Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam Penggalangan
Zakat Profesi DI Lembaga Amil Zakat PT. PLN (PERSERO) Penyaluran
Dan Pusat Pengatur Behan (P3B) Jawa Bali Keluraban Krukut - Kota
Depok".
Lembaga Amil Zakat PT. PLN (PERSERO) Penyaluran dan Pusat
Pembagi Beban (P3B) Jawa Bali, dalam penulisan selanjutnya disingkat menjadi
LAZ PT. PLN (Persero) P3B.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Adapun permasalahan yang menjadi bahan penelitian secara umum, dapat
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan yaitu: Strategi komunikasi yang digunakan
amil dalam penggalangan zakat profesi dan bagaimana respon muzakki terhadap
8
Daftar pegawai PT PLN (Persero) Kantor Induk P3B Jawa Bali Periode I Juli 2008., h.
9
D. Manfaat Penelitian
Secara Akademis; penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi di
dalam kepustakaan Islam tentang tanggapan pegawai, yaitu pegawai yang telah
mernilih profesinya sebagai pegawai di PT. PLN (Persero) P3B (sebagai
muzakki). Tanggapan yang dimaksud yaitu tanggapan terhadap LAZ PT. PLN
(Persero) P3B dalarn pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran dana zakat
profesi. Menjadi bahan kajian yang menarik bagi dunia pendidikan khususnya di
perguruan tinggi Islam tentang materi zakat profesi untuk dipelajari dan
dikembangkan.
Manfaat secara praktis; penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi para
pengurus LAZ PT. PLN (Persero) P3B untuk menyusun program kerja dalam
membuat perencanaan dalam proses pengumpulan, pengelolaan dan penyaluran
dana zakat profesi secara baik dan benar agar mendafatkan tanggapan yang baik
dari para muzakki. Memberi pengetahuan dan pengalaman kepada para pembaca
tentang LAZ PT. PLN (Persero) P3B yang telah rnampu menanamkan
kepercayaan kepada para muzakki dengan mendapatkan tanggapan yang baik.
E. Metodologi Peoelitian
I. Metode Penelitian
Dalarn penelitian ini penulis akan rnenggunakan penelitian Deskrptif
Analisis, "penelitian deskriptif (descriptive research) adalah jenis
penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan
sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap obyek yang diteliti.9
9
Ronny Kountur, A1elode Penelitian, untuk penulisan skripsi dan tesis, (Jakarta: PPM,
Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian survai, yaitu "penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok".10 Pada umumnya yang merupakan unit analisa dalam penelitian survai adalah individu. 11
2. Subjek dan Obyek Penelitian
Subyek penelitian adalah seluruh pegawai di lingkungan PT. PLN (Persero) P3B yang beragama Islam be1:jumlah 272, dan telah menunaikan zakat profesinya ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B. Adapun yang menjadi objek penelitian adalah respon muzak:ki terhadap LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam pengelolaan zakat profesi.
3. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang beragama Islam dan telah menyalurkan zakatnya ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B yang berjumlah 202 pegawai.
Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini penulis menggunakan prosedur sampling. Ada dua prosedur yang dapat dilakukan dalam proses pemilihan sampel (sampling) yaitu; random sampling dan non-random sampling.
11
Dalam penelitian ini penulis memilih teori non-random sampling. Non-random sampling adalah proses pemilihan sampel dimana tidak semua anggota dari populasi memiliki kesempatan untuk dipilih".12
Non-random sampling memiliki beberapa metode, metode yang akan digunakan oleh penulis dalam menentukan sampel yaitu metode systematic sampling.
Systematic sampling adalah cara pemilihan sampel dimana setiap anggota ke-n dari populasi diam bi! sebagai sampel. 13
Sampel dipilih dengan cara membuat daftar dari anggota populasi kemudian dari daftar tersebut dipilih. Misalnya suatu populasi dengan anggota 1.000 orang dan akan diambil sebagai sampel sebanyak 50 orang. Maka dari daftar 1.000 orang tersebut, setiap orang keduapuluh (atau
1.000 I 50) akan diambil sebagai sampel dari daftar.14
Dari 202 populasi (pegawai yang membayar zakat), akan diambil sampel sebanyak 50 pegawai. Maka dari daftar 202 orang tersebut, setiap orang ke-4 atau 202 I 50 akan diambil sebagai sampel dari daftar pegawai PT. PLN ( Persero) P3 B .lawa Bali yang bersedia di po tong penghasilannya untuk membayar zakat profesi di LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali. 4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan, melalui; a. Observasi
Observasi merupakan prosedur sistematis untuk mengetahui gejala-gejala yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti melalui pengamatan dari dekat dengan harapan akan memperoleh suatu kelengkapan data. 15
Observasi dilakukan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh amil di LAZ PT. PLN (Persero) P3B .Tawa Bali dalam melaksanakan strategi komunikasi terhadap pegawai (muzakki), selama lima bulan (April -Juli 2008).
Observasi ini bertujuan untuk mencari jawaban dari rumusan masalah, yaitu bagaimana respon muzakki terhadap LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalarn pengelolaan zakat profesi.
b. Wawancara
Wawancara mendalam dalam ha! ini adalah percakapan yang diarahkan pada masalah tertentu atau pusat perhatian untuk mendapatkan inforrnasi dengan bertanya langsung pada responden atau informant. 16
Dalarn ha! ini wawancara digunakan untuk mencari informasi tentang kebijakan LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam pengelolaan zakat profesi.
Wawancara dilakukan dengan Direktur LAZ PT. PLN (Persero) P3B, Sekjen, ketua Divisi Penghirnpunan dan Perencanaan, dan ketua Divisi Humas dan Tl.
15
13
c. Angket atau kuessioner
Untuk memperoleh data, penulis akan menbuat angket atau kuessioner sebagai ala! pengumpul data dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan. Adapun jenis angket (dilihat dari cara menjawab) yang akan digunakan penulis yaitu angket tertutup, dilihat dari jawaban, penulis menggunakan angket langsung dan dari seg1 bentuk, penulis menggunakan angket pilihan ganda.
Pada penelitian survai, penggunaan kuesioner merupakan hal yang pokok untuk pengumpulan data. 1-!asil kuesioner tersebut akan terjelma dalam angka-angka, tabel-tabel, analisa statistik dan uraian serta kesimpulan hasil penelitian. Analisa data kuantitatif dilandaskan pada hasil kuesioner itu.17
d. Dokumentasi
5. Sumber Data a. Data Primer
Data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh peneliti, untuk itu pengumpulan data primer dilakukan dengan mengadakan observasi, Angket atau kuessioner, wawancara dan penelusuran dokumen yang dilakukan terhadap pihak LAZ PT. PLN (Persero) P3B.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis dari buku-buku, artikel, majalah dan bahan informasi lainnya, yang berkaitan dengan masalah penelitian.
6. Analisis Data
Dalam menganalisis data penulis menggunakan pendekatan data kuantitatif, "data kuantitatif adalah data yang dapat diukur sehingga dapat menggunakan statistik dalam pengujiannya". 18
Penulis akan menggunakan teknik statistik, 'Teknik statistik yang pada umumnya digunakan untuk menganalisis data pada penelitian-penelitian deskriptif ialah dengan menggunakan label, grafik, ukuran central tendency, dan ukuran perbedaan (differential data analysis)".19
15
dengan menampilakan data tersebut kedalam bentuk distribusi frekuensi
!frequency distribution). Tabel yang nantinya dibuat didasarkan atas clistribusi frekuensi.20
Dalam pembuatan tabel, penulis akan menggunakan teori; Distribusi Frekuensi Sederhana (simple fi'equency distribution). Pacla umumnya tampilan data pada distribusi frekuensi terdiri dari tiga kolom yaitu variabel, frekuensi, dan persentasi. Distribusi frekuensi sederhana dapat digunakan untuk data-data yang bersekala nominal, ordinal, interval, atau rasio.21
Dalam menganalisis data digunakan bentuk analisis univarial (analisis terhaclap satu variabel) dan menggunakan jenis distribusi frekuensi. Untuk mendeskripsikan data-data yang diperoleh melalui angket, kemudian diproses dengan beberapa tahapan, sebagai berikut:
I) Evaluating, yaitu memeriksa jawaban - jawaban responden untuk cliteliti, clitelaah dan dirumuskan pengelompokannya untuk memperoleh data-data yang akurat.
2) Tabulating, yaitu mentabulasikan atau memindahkan jawaban-jawaban responden kedalam tabel, kemuclian clicari persentasenya untuk kemudian clianalisa.
3) Kesimpulan, yaitu memberikan kesimpulan dari basil analisa clan penafsiran data.
Semua tahapan tersebut akhirnya dijelaskan pendeskripsiannya dalam bentuk kata-kata maupun angka sehingga menjadi bermakna. Prosentase data yang diperoleh dan deskripsi kuantitatif kemudian diolah menjadi analisa statistik deskriptif dengan menggunakan statistik presentase, sebagai berikut;
P
=
F x 100 %
N
Keterangan
P = Besarnya Presentase
F = Frekuensi (jumlah jawaban responden) N = Jumlah Responden 22
Adapun teknik penulisan skripsi ini, penulis mengacu pada buku Pedoman Penulisan Karya llmiah (Skripsi, Tesis dan Dise1iasi) cetakan ke-2 yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development and Assurance) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.
F. Tinjauan Pustaka
Setelah penulis rnembaca, mempelajari dan rnencari judul skripsi yang ada di perpustakaan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, ditemukan beberapa judul skripsi yang membahas mengenai strategi komunikasi dalarn sosialisasi zakat mal dan sistern komunikasi dalam sosialisasi zakat profesi.
17
komunikasi yang dibahas oleh salah satu tokoh zakat yaitu Prof. Dr. KH. Didin Hafidhuddin, yang konsen dalam mengkaj i, mengamalkan dan mensosialisasikan zakat di Indonesia.
Kedua judul skripsi yang be1judul "Sistem Komunikasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam Mensosialisasikan Zakat Profesi di PT. PLN (Persero )" karya Wahyudi. Skripsi ini memaparkan tentang sistem komunikasi yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat (LAZ) di PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali dalam mensosialisasikan zakat di perusahaannya. Sosialisasi yang dilakukan hanya pada sosialisasi zakat profesi saja, karena objek sosialisasinya adalah karyawan di perusahaan tersebut.
Melihat kedua judul skripsi tersebut di atas, semuanya membahas tentang bagaimana mensosialisasikan zakat yang dilakukan oleh salah satu tokoh dan lembaga atau badan amil zakat.
Sedangkan skripsi ini lebih mengkaji bagaimana respon muzakki terhadap strategi komunikasi yang dilakukan oleh amil dalam penggalangan zakat profesi di suatu lembaga amil zakat yang dikelolanya, respon muzakki terhadap strategi komunikasi amil dalam penggalangan zakat profesi menarik untuk dikaji.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang cligunakan penulis tercliri clari lima bab yang
clisesuaikan dengan pokok permasalahan yang henclak dibahas. Adapun
sistematika penulisan secara lengkap adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan; memaparkan tentang; latar belakang masalah,
pembaatasan clan perumusan masalah, tujuan clan manfaat penelitian,
metodologi penelitian clan sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan teoritis tentang; respon muzakki terhadap strategi komunikasi
amil dalam penggalangan zakat profesi; tercliri clari pengertian respon
clan ruang lingkupnya, pengertian amil clan muzakki, strategi
komunikasi, zakat profesi clan cara pengelolaannya.
BAB III : Tinjauan um um lembaga amil zakat profesi PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali meliputi; sejarah berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B
Jawa Bali, visi, misi clan tujuan, struktur kepengurusan clan dana zakat
profesi LAZ PT. PLN (Persero) P3B .Tawa Bali.
BAB IV: Temuan dan analisis meliputi; Sarategi komunikasi yang digunakan
amil dalam penggalangan zakat profesi di PT. PLN (Persero) P3B clan
Respon muzakki terhadap strategi komunikasi amil dalam
penggalangan zakat profesi.
BAB V : Penutup diakhiri dengan; Kesimpulan dan Saran-saran
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pcngcrtian Rcspon dan Ruang Lingkupnya
1. Pcngcrtian Rcspon
Respon berasal dari kata response, yang bera11i jawaban, balasan atau tanggapan (reaction). 1 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga dijelaskan definisi respon adalah berupa tanggapan; reaksi; jawaban.2 Menurut Ahmad Subandi mengemukakan bahwa respon dengan istilah umpan balik (feed back). memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau tidaknya suatu komunikasi.3
Secara umum tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat dari pengamatan. Jadi pengertian tanggapan adalah reaksi yang timbul setelah te1jadinya pengamatan terhadap obyek yang diamati. Sejalan dengan pengertian tadi, Abu Ahmadi menjelaskan arti tanggapan sebagai berikut; "Tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok, dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan dalam mana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang waktu pengamatan. Jadi j ika proses pengamatan sudah berhenti hanya kesannya saja. Peristiwa tersebut sebagai "tanggapan".4
Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh steven, M. Chaffe respon menjadi tiga bagian yaitu:
1. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.
1 John M. Echols clan 1-Iassan Shadily,
Kan111s Bahasa fnggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Grameclia, 2003), h. 48 I. 2
Kan1us Bescff· Bahasa !indonesia edisi ketiga, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 952.
[image:27.519.46.448.169.496.2]2.Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dan menilai seseorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul bila ada perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
3 .Konatif, yaitu respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, yang meliputi tindakan atau kebiasaan. 5
2. Ruang Lingkup Respon
a. Teori stimulus respon
Teori stimulus-respon beranggapan bahwa media massa memiliki efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience (penonton atau pendengar). 6 Teori stimulus-respon atau disebut juga teori S-0-R (Stimulus-Organisem-Response) ini semula berasal dari psikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Kalau kemudian menjadi juga teori komunikasi, ha! ini dikarenakan objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama, yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen: sikap, opini, perilaku, kognisi, afeksi, dan konasi. 7
Stimulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodemik yang memandang sebuah pemberitaan media massa diibaratkan sebagai obat yang disuntikan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian
Audience akan bereaksi sepe1ii apa yang diharapkan. Prinsip stimulus respon mengasumsikan scbuah pesan yang disajikan oleh media dan disampaikan kepada masyarakat massa secara bersamaan dan diterima dalam jumlah yang besar.
Setelah individu dalam skala luas tersebut diterpa oleh pesan dan informasi, khalayak akan merespon kembali pesan atau informasi yang diterimanya
(feed back). 8
b. Proses stimulus respon
Dalam llnrn psikologi, pada realitanya suatu reaksi te1jadi bergantung pada
5
Jalaluddin Rakhn1at, Psikologi Konn1nikasi. (Bandung: PT. Ren1aja Rosdakarya, 1999),
h. 218
(, S. Djuarsa Sendjaja, Teori Kon111nikas, (Jakarta: Universitas ·rerbuka, 2005), h. 5.20.
7
21
adanya suatu stimuluslrangsangan, adalah benar. Karena, stimulus akan membangkitkan suatu reaksi.9
Tabel I. Proses Stimulus-Respon dalam Psikologi.
Karena Adanya Mengenai
.
Reaksi YangSuatu Stimulus lndividu . Khas
Dalam komunikasi proses stimuli - respons terjadi melalui tahapan sebagai berikut:
Tabel 2. Proses te1jadinya efek pada proses komunikasi.
Pesan Efek
(Stimulus) (Respon)
c. Macam - macam respon
Menurut Abu Ahmadi, respon atau tanggapan terbagi menjadi lima macam, yaitu "Menurut indera yang digunakan, tanggapan pengadilan, tanggapan baru, tanggapan pengecap, tanggapan pendengar dan tanggapan peraba. Menurut ikatannya, tanggapan dapat dibagi menjadi dua rnacam, yaitu; tanggapan keberadaan dan tanggapan pengamatan".10
Agus Sujanto, mengemukakan rnacam-macam tanggapan sebagai berikut: I. Tanggapan menurut indera yang rnengarnati, yaitu:
a) "'Tanggapan audit adalah tanggapan terhadap apa-apa yang telah didengarnya, baik berupa suara, ketukan, dan lain-lain.
[image:29.519.74.454.94.493.2]c) Tanggapan perasa adalah tanggapan sesuatu yang dialami oleh dirinya".
2. Tanggapan menurut terjadinya, yaitu:
a) Tanggapan ingatan adalah ingatan masa lampau, artinya tanggapan terhadap kejadian yang telah lalu.
b) Tanggapan fantasi adalah tanggapan masa kini, artinya tanggapan terhadap sesuatu yang sedang te1jadi.
c) Tanggapan fikiran adalah tanggapan masa datang atau tanggapan terhadap sesuatu yang akan tei:jadi.11
3. Tanggapan menurut lingkungannya, yaitu:
a) "Tanggapan benda adalah tanggapan terhadap benda-benda yang ada disekitarnya.
b) Tanggapan kata-kata adalah tanggapan seseorang terhadap ucapan atau kata-kata yang di lontarkan oleh lawan bicara".12
d. Faktor-faktor terbentuknya respon
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi kalau terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik, pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi oleh individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri dengan kata lain, stimulus akan mendapatkan pemilihan dan individu akan bergantung pada dua faktor yaitu:
23
---yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu salah unsur saja malrn akan melahirkan hasil tanggapan yang berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan atau akan berbeda tanggapannya antara satu orang dengan orang yang lain. Unsur jasmani atau psikologi meliputi keadaan, perasaan aka!, fantasi, pandangan jiwa, mental pikiran motivasi dan sebagainya.
2) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitasnya dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan faktor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya,
Pengantar Psikologi Umum menyatakan bahwa "faktor pisi perhubungan dengan objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengabaikan alat indera".13
B. Pengertian Amil dan Muzakki
l. Pengertian Amil
"Amil adalah orang yang khusus ditugaskan oleh pemerintah untuk mengurusi zakat, seperti petugas yang mengutip, mencatat harta yang terkumpul, membagi-bagi, dan mengumpul para wajib zakat atau pengumpul para mustahik zakat. Para qadhi dan pejabat pemerintah tidak termasuk dalarn kelompok Amil. Amil dapat menerima bagian dari zakat hanya sebesar upah yang pantas untuk peke1jaannya. Bila bagian Amil ternyata lebih besar dari jumlah upahnya, sisanya dialihkan kepada mustahik lainnya. Sedangkan bila jurnlah bagian Amil itu kurang dari upahnya, pernerintah harus memenuhi upah mereka".14
Menurut M. Yusuf Qardawi, yang dimaksud dengan amil zakat ialah "mereka yang melaksanakan segala kegiatan urusan zakat, mulai dari para pengumpul sampai kepada bendahara dan para penjaganya, juga mulai dari pencatat sampai kepada penghitung yang mencatat keluar masuk zakat, dan mernbagi kepada para mustahik".15
13
Ibid.. h. 6 1
'1 Abdurrahiin dan Mubarak, Zakat dan Peranannya dalatn Pen1bangunan Bangsa Sert a
Kemas/ahawn Bagi Umat, (Bogar, CV. Surya Handayani Pratama, 2002), h. 23.
"Para arnil zakat rnernpunyai berbagai rnacarn tugas dan pekerjaan. Sernua berhubungan dengan pengaturan soal zakat. Yaitu soal sensus terhadap orang-orang yang wajib zakat dan rnacarn zakat yang di wajibkan padanya. Juga besar harta yang wajib di zakati, kernudian mengetahui para mustahik zakat. Berapa jumlah mereka, berapa kebutuhan mereka serta besar biaya yang dapat mencukupi dan hal-hal lain yang merupakan urusan yang perlu ditangani secara sempurna oleh para ahli dan petugas serta para pembantunya".16
2. Pengertian Muzakki
Pembayar zakat (muzakki) adalah orang Islam yang memiliki harta rnelebihi nisob (batas minimum harta yang terkena kewajiban rnembayar zakat) clan memenuhi waktu jatuh tempo wajib membayar zakat harta tersebut.17
Pembayar zakat bukan hanya menunjukan kesalehan individual tetapi juga mencerminkan kesalehan sosial. Zakat dibayarkan oleh aghniya, orang yang dipandang kaya menurut aturan oyara' wajib membayar zakat (muzakki) kepada orang- orang miskin sesuai pedoman Syar'i (juqoro) yang dikategorikan dalam 8 (delapan) golongan penerima (mustahik). Zakat merupakan sumber dana potensial clalam program pengentasan kemiskinan dan pemberclayaan ekonomi masyarakat level bawah.18
C. Strategi Komunikasi
1. Pengertian Stratcgi
Kata "Strategi" berasal dari bahasa Yunani "Strategos" (stratos = militer clan Ag = memimpin) yang berarti "generalship" atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenclral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang,
"'Ibid., h. 546 17
26
internal, perumusan kebijakan clan strategi tentu untuk mencapai sasaran clan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan clan sasaran utama
. . I .,, 23
orgamsas1 a rnn tercapm .
2. Pengertian Komunikasi
"Secara etimologi (bahasa) kata komunikasi berasal clari bahasa Inggris yakni "communication" yang cliaclopsi clari bahasa Latin communis yang sejenis artinya clengan arti communes yang berarti sama (same, equal). Pengertian sama di sini aclalah sama maknanya atau maksuclnya. Di sisi lain juga yang mengatakan bahwa komunikasi berasal clari bahasa Latin communicate" yang miinya berpartisipasi". 24
Menurut William Stephenson seperti clikutip oleh A. W. Widjaja clalam buku I/mu Komunikasi: Pengantar Stucli, menclefinisikan komunikasi sebagai "suatu alat yang clengannya seseorang clapat rnencapai kepuasan". Lain halnya clengan Edward Tolclman yang memberi batasan komunikasi sebagai "alat untuk berlmbungan clengan orang lain''.25
Menurut Hovland, Jenis, Kelly (kesernuanya psikolog), memberi clefinisi komunikasi sebagai "the process by ·which an individual (the communicat01) transmits stimuli (usually verbal) to mod(/Y the behavior of other individuals (the
audience) ". 26 Komunikasi clapat cliartikan sebagai suatu proses climana seorang komunikator menyampaikan stimuli untuk mengubah prilaku komunikan.
23
George Stainer dan John Minner, lv!anajen1en Stratejik, (Jakarta; Erlangga), h.20
24
M. Bahri Ghazali, Da 'wah Komunikatif, (Jakm1a, Pedoman flmu Jaya, 1997), h. 3.
25
dilakukan, dalam arti kata bahwa pendekatan (approach) bisa berbeda sewaktu-waktu tergantung pada situasi dan kondisi.29
Menurut Asmuni Syukir dalam buku Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam Ia mengungkapkan bahwa: "Strategi komunikasi sebagai metode, siasat, atau taktik yang digunakan dalam proses kegiatan-kegiatan komunikasi. Strategi dalam usaha berkomunikasi harus memperhatikan beberapa asas komunikasi, yaitu:
a. Asas fisiologis, asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses dan kegiatan komunikasi.
b. Asas keahlian dan kemampuan komunikator (da'i).
c. Asas sosiologis, asas ini membahas masalah yang erat hubunganya denagn situasi dan kondisi sasaran komunikasi (komunikan).
d. Asas psikologis, asas ini berhubungan dengan kejiwaan manusia.
e. Asas efektifitas dan efisiensi, asas ini maksudnya dalam kegiatan komunikasi harus berusaha menyeimbangkan antara waktu biaya, dan tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, artinya ketiga hal tersebut harus sesuai dengan basil dan tujuan komunikasi yang dicapai.30
D. Zakat Profesi dan Cara Penggalangannya
1. Zakat Profesi
a. Pengertian Zakat Profesi
29
Sebelum mengetahui pengertian zakat profesi penulis ingin mengemukakan terlebih dahulu pengertian zakat dan profesi. "Pengertian zakat secara etimologis atau menurut bahasa adalah bahasa Arab dari kata: j セ@
J:i
lSjセ@ lS yang artinya: kesuburan, kesucian. keberkahan dan kebaikan yang banyak. Dikatakan kesucian, sebab "zakat dapat mensucikan harta orang yang berzakat dari segala kotoran (yang haram), dan dapat mensucikan harta orang tersebut dari sifat bakhil dan kikir"31
Dalam kamus Bahasa Indonesia (1989: 702) disebutkan bahwa: profesi adalah bidang peke1jaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan sebagainya) tertentu. Profesional adalah yang bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Sedangkan menurut Fachrudin (1996: 23): seperti dikutip oleh Muhammad dalam buku Zakat Profesi: Wacana Pemikiran Zakat Dalam Fiqih Kontemporer, profesi adalah segala usaha yang halal yang mendatangkan
hasi/ (uang) yang relat!f banyak dengan cara yang mudah, baik melalui
suatu keahlian tertentu atau tidak.
poin-poin yang perlu di garisbawahi berkaitan dengan peke1ja profesi yang dimaksud, yaitu:
a. Jenis usahanya halal;
b. Menghasilkan uang relatif ban yak; c. Diperoleh dengan cara yang mudah; d. Melalui keahlian tertentu".32
Menurut Didin Hafidhuddin, dalam bukunya yang be1judul Panduan Prak/is Tentang Zakat,Jnfak,dan Sedekah, mengemukakan pengertian tentang zakat profesi "zakat profesi adalah zakat yang dikenakan pada tiap peke1jaan atau keahlian profesional tertentu, baik yang dilakukan sendirian maupun yang dilakukan bersama dengan orang/lembaga lain, yang mendatangkan penghasilan (uang) yang memenuhi nisab (batas minimum untuk bisa berzakat)".33
Abdurrahim dan Mubarak, dalam buku Zakat, dan Peranannya dalam Pembangunan Bangsa serta Kemas/ahatannya Bagi Umat, memberi contoh kriteria peke1jaan yang bisa digolongkan sebagai pekerjaan profesi. Menurut mereka "yang dimaksud dengan zakat profesi adalah zakat penghasilan atau pendapatan seperti gaji, honororium, komisi, penghasilan guru, dokter, pejabat negara, karyawan, sopir, pengacara, konsultan, penyanyi, pelawak dan lain-lain. Semua profesi tersebut apabila menghasilkan uang senilai minimal 96 gram ernas murni selarna 1 tahun, rnaka wajib dikeluarkan zakatnya sebesar 2 Yi %".34
b. Dasar Hukum, Syarat Wajib, Nisab dan Kadar Zakat Profesi
1) Dasar hukum
Sernua penghasilan melalui kegiatan professional tersebut, apabila telah mencapai nishab, maka wajib dikeluarkan zakatnya. Hal ini berdasarkan
nash-nash yang bersifat umum, misalnya firman Allah dalam surat at-Taubah: I 03 dan al-Baqarah: 267 dan juga firman-Nya adz-dzamiyaat: 19,
32 Muhammad, Zakar Pro.f'esi: H1acana Pen1ikiran Zakal dalatn Fiqih Konlen1porer
(Jakarta.Salemba Diniyah, 2002), h. 58.
31
"Dan pada harta-harta mereka ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak meminta ". 35
Alasan atau dasar hukum diwajibkannya zakat uang gaji dan uang komisi bagi para pegawai negeri dan swasta, dokter, konsultan, guru dan lain-lain adalah berdasarkan firman Allah SWT :
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah ウ・「。セェ。ョ@ dari hasil usahamu yang bazk-bazk ... (QS. Al-Baqarah: 267)
Dan berdasarkan pendapat Imam Qalyubi dalam kitab Qalyubi Wa'Umairahjuz II ha! 27, seperti dikutip oleh Abdurrahim dan Mubarak dalam buku Zakat dan Peranannya Dalam Pembangunan Bangsa Serta Kemaslahatannya Bagi Umat, berikut ini:
Artinya:
"Dan termasuk memutarkan harta (tijarah/perdagangan) ialah upah me nee/up pakaian, menyamak at au meminyaki kulit ".
Dan bcrdasarkan kitab "Bugyatul Mustarsyidin" halaman 112 sebagai berikut:
-/ <) / ,;; -;:: / J. 0
;JlS'j
セヲ。@
[[ェセᄋ@
JC.jl.::,
'1';-
セセ@
セI@
セ@
;µ1 ""
セZケ@
,;; / / ,.. ,.. ,..
Artinya:
"F'aidah orang membeli pencelupan dan penyamak kulit untuk usahanya agar ia mence/ubkan atau menyamakkan kepunyaan orang lain atau membeli gaji/lemak untuk meminyaki kulit umpamanya dan barang itu berada padanya sampai setahun (haul), maka barang itu termasuk harta tijarah/perdagangan yang wajib dizakati "37
Pendapat Sayyid Quthub (wafat 1965 M) dalam tafsirnya Fi Zhilalil-Qur'an Juz I, hlm. 310-311, seperti dikutip oleh Didin Hafidhuddin dikatakan bahwa ketika menafsirkan firman Allah dalam surah al-Baqarah ayat 267 menyatakan, bahwa nash ini mencakup seluruh hasil usaha manusia yang baik dan halal mencakup pula seluruh yang dikeluarkan Allah SWT dari dalam dan atas bumi, seperti hasil-hasil pertanian, maupun hasil pertambangan seperti minyak. Karena itu nash
ini mencakup semua harta, baik yang terdapat di zaman Rasulullah SAW, maupun di zaman sesudahnya. Semuanya wajib dikeluarkan zakatnya dengan ketentuan dan kadar sebagaimana diterangkan dalam sunnah Rasulullah SAW, baik yang sudah diketahui secara langsung, maupun yang di-qiyas-kan kepadanya.38
2) Syarat waj ib
Dari keterangan-keterangan di atas dapat dipahami bahwa profesi/peke1jaan yang menghasilkan berupa uang gaji dan uang komisi adalah diqiyaskan kepada tijarah/perdagangan. Oleh karena itu syarat-syarat wajib zakat uang gaji, pendapatan dan uang komisi tersebut disamakan dengan syarat-syarat zakat tijarah/perdagangan.
Dan salah satu syarat Tijarah ialah haul dan nisab sebagai keterangan dari Kitab Qalyubi Wa'Umairah Juz II halaman 27, seperti dikutip oleh
37
33
Abdurrahim dan Mubarak dalam buku Zakat dan Peranannya Dalam
Pembangunan Bangsa Serra Kemaslahatan Bagi Umat, berikut ini:
Artinya:
"Adapun .1yarctt wajib zakat tijarah ia/ah haul dan nisab yang diperhitungkan pada akhir ta/nm''.
Haul artinya batas perhitungan waktu pemilikan uang/harta yang hendak
dizakati sudah mencapai waktu a tau tahun. 39
3) Nisab dan kadar zakat profesi
Nisab adalah batas perhitungan terendah nilai harta yang wajib dizakati.
Dan Nisab zakat profesi itu senilai 94 atau 96 gram emas murni.40
Kadar/ukuran zakat yang hams dikeluarkan dari harta atau uang gaji,
penghasilan dan uang komisi itu sama dengan kadar/ukuran zakat
perdagangan yaitu sebesar 2 \/2 % (2,5 %).41
Mengenai besarnya nisab zakat penghasilan ini, terdapat perbedaan di
kalangan ulama, karena tidak adanya dalil yang tegas tentang zakat
profesi. (yang sekarang disebut a/-maalul mustafad), sehingga mereka
menggunakan qiyas (analogi) dengan melihat 'illat (sebab hukum) yang
sama kepada aturan zakat yang sudah ada.
39
Abdurrahiln dan Mubarak, Zakat, dan Peranannya dalan1 Pen1bangunan Bangsa serta
Syaikh Muhammad al-Ghazali meng-qiyas-kan zakat profesi dengan zakat pertanian. Sehingga, menurutnya, beban zakat setiap pendapatan sesuai dengan ukuran beban peke1jaan atau pengusahaannya, seperti ukuran beban petani dalam mengairi tanahnya, yaitu 5 % atau 10 %.42 c. Cara Menghitung Zakat Profesi
Setiap akhir tahun, pendapatan seorang muslim seperti uang gaji dan lain-lain, dihitung dan bila memperoleh penghasilan bersih minimal 96 gram emas murni, maka dikeluarkan zakatnya sebesar 2 Y, %.
Contoh Perhitungannya:
Seorang karyawan menerima gaji pokok Rp. 800.000/ bulan. Penghasilan lainnya yang berhubungan dengan kepegawaiannya, seperti tunjangan jabatan, tunjangan prestasi, tunjangan keahlian Rp. 100.000/ bulan. Tetapi untuk keperluan pokok seperti sewa rumah, biaya makan dan biaya sekolah anak tiap bulan sebesar Rp. 400.000, jadi sisa yang ada padanya tiap bulan hanya Rp. 500.000.
Perhitungannya:
Uang yang ada padanya pada akhir tahun adalah 11 X Rp. 500.000
+ (Rp.800.000 + Rp. I 00.000)
=
Rp. 6.400.000. Jumlah ini belum mencapai nisab 96 gram emas murni (missal @ Rp. 90.000/gram): 96 X Rp. 90.000=
Rp. 8.640.000, maka karyawan itu tidak terkena wajib zakat profesi, sebab penghasilan bersihnya dalam 1 tahun hanya Rp. 6.400.000, sedangkan35
nisabnya Rp. 8.640.000. tetapi apabila penghasilan bersihnya minimal Rp.8.640.000, maka wajib dikelnarkan zakatnya yaitu 2,5 %.
Seorang pegawai Negeri, memperoleh gaji Rp. 950.000/bulan. Tunjangan lain-lain yang berhubungan dengan jabatan Rp. 300.000/bulan. Sedangkan pengeluaran yang bersifat pokok/untuk biaya hidup minimal Rp.400.000/bulan. Dengan demikian s1sa yang ada padanya Rp.850.000/bulan.
Perhitungan:
Uang yang ada pada akhir tahun adalah 11 bulan X Rp. 850.000 + (Rp. 950.000
+
Rp. 300.000) = Rp. I 0.600.000. Jumlah ini telah mencapai nisab 96 gram emas murni (=Rp. 8.640.000).Karena itu kepada Pegawai Negeri tersebut dikenakan wajib bayar zakat sebesar 2 Yz % x Rp. 10.600.000 = Rp. 265.000.43
d. Yang Berhak Menerima Zakat Profesi
Yang berhak menerima zakat profesi (mustahik), sama ketentuannya dengan penerima zakat harta/kekayaan yang lai1mya, yaitu orang-orang yang telah ditentukan Allah swt, dalam al-Quran. Mereka itu delapan golongan (macam).
"' セ@ /
::,.
4';.,J)
/ /
Artinya:
"Sesungguhnya zakat -zakat itu, lwnya untuk orang - orang fakir, orang
-orang mis kin, ami/ - ami/ zakat, para mu 'allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang - orang yang berhutang untuk }a/an Allah, dan orang - orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah maha mengetahui lagi maha bijaksana. "
(At-Taubah: 60) 44
2. Cara Penggalangan Zakat Profesi
Pengumpulan zakat tidak dapat dilakukan dengan paksaan terhadap muzakki, melainkan muzakki melakukan dengan kesadaran sendiri, menghitung sendiri jumlah hartanya yang harus dibayarkan kewajibannya. Dalam ha!, muzakki tidak dapat menghitung sendiri harta dan kewajiban zakatnya, muzakki dapat meminta bantuan kepada BAZ/LAZ atau lembaga pengelola zakat (LPZ). Idealnya, LPZ menyediakan panduan dalam penghimpunan dana, jenis dana, dan cara dana itu diterima. Organisasi pengelola menetapkan jenis dana yang akan diterima sebagai sumber dana. Sepe1ii jenis dana memiliki karakteristik sumber dana konsekuensi pembatasan berbeda yang harus dipenuhi oleh pengelola zakat.45
Ada tiga cara dana zakat diterima yaitu; melalui transfer di bank, bayar di LPZ, atau jemput bola. Termasuk dalam cara dana diterima adalah pilihan tempat dari masing-masing cara tersebut. Artinya di bank mana LPZ membuka rekening, dilokasi mana membuka counter, atau wilayah mana yang akan dilayani dengan jemput bola merupakan bagian dari cara clana diterima. Organisasi pengelola zakat clapat memilih salah satu, clua, atau menggunakan tigacara sekaligus. Pemilihan cara penerimaan dana clisesuaikan clengan tempat kecludukan organisasi clan target
46 muzakki guna kemuclahan akses.
·1•1 Al-Qur 'an dan Te1je111ahnya, Edisi Revisi, (Surabaya, Mahkota. I 989), h. 288.
--BAB III
LEMBAGA AMIL ZAKAT PROFESI PT. PLN (PERSERO) P3B
JAWA-BALI
A. Sejarah Berdirinya LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali
Melihat kondisi masyarakat yang berada di sekitar kantor PT. PLN (Persero) P3B, yang anak-anaknya putus sekolah, kondisi ekonomi yang memprihatinkan clan acla pula yang terlilit utang kepada rentenir. Paclahal keberadaan mereka ticlak j auh dari masyarakat yang berkecukupan, ini ad al ah suatu kondisi masyarakat dimana akan timbul kecemburuan sosial - ekonomi.
Untuk memenuhi kebutuhan hidup, masyarakat yang tidak mampu mudah dipengaruhi untuk melakukan hal-hal yang tidak terpuji atau melanggar nonna-norma agama clan hukum pemeritah, yang ada dalam pikirannya bagai mana bisa memenuhi kebutuhan hidup. Urusah halal dan haram atau boleh tidak boleh menurut aturan suclah tidak dihiraukan lagi.
Dari konclisi seperti itu lahir sebuah pemikiran yang sama clari para penggagas, yang mempunyai keinginan untuk menjalankan syariat Islam dalam ha! berzakat. Dengan harapan dapat membantu orang-orang ticlak mampu yang berada di sekitar kantor PT. PLN (Persero) P3B, yaitu dengan membentuk LAZ PT. PLN (Persero) P3B sebagai organisasi sosial yang bergerak di bidang zakat profesi.
dengan ketentuan syari'ah dan sampai kepada mustahik. Hal lain yang tak kalah penting adalah bagaimana organisasi tersebut diakui keamanahannya oleh ummat sehingga organisasi tersebut benar - benar berwibawa dan mempunyai arti penting di mata tunat".1
Dari beberapa penggagas tersebut berinisiatif untuk mengumpulkan sebagian rizkinya dengan sukarela (sesuai dengan syariat Islam 2,5 %), di kumpulkan secara kolektif. Setelah terkumpul dana tersebut di kendalikan oleh tiga sampai lima orang sebagai pelaksana harian, sekaligus sebagai penanggung jawab.
"Pada tahap awal berjalan selama tujuh bulan (bulan februari-Agustus 2002), dampaknya cukup signifikan bagi masyarakat dhuafa yang berada di sekitar kantor. Kemudian melihat fakta bahwa, yang membutuhkan lebih banyak lagi maka timbul pemikiran untuk membuat gerakan ini lebih besar atau di buat suatu lembaga khusus. Pemikiran tersebut di rumuskan oleh pelaksana harian, rumusan tersebut diajukan kepada pihak managemen dan pihak-pihak terkait. Setelah berjalan dua bulan rumusan tersebut mendapat respon positif'.2
Sebelum di bentuknya Lembaga Amil Zakat (LAZ) tim penggagas mengadakan Seminar, Inhouse Training dan Manajemen ZIS (zakat infaq dan sodaqoh), di Kantor PLN UBS P3B pada tanggal 23 sampai 26 April 2002.
"Acara ini di ikuti oleh perwakilan dari masing-masing bidang antara lain, Biang Perencanaan, Bidang Teknik, Bidang Keuangan, Bidang Kesekretariatan dan Bidang-Bidang yang lainnya. Dengan menghadirkan 3 (tiga) pembicara yaitu
pertama, KH. Dr. Didin Hafidhuddin, Msi, kedua, Hertanto Widodo, Ak dan
ketiga, Drs. H. Muchlis Harun, MSM".3
1
laporan Tahunan: Pengelolaan Lembaga Amil Zakat PT. PLN (Persero) P3B (Binrohis-BKK PT.PLN (Persero) P3B, 2003), h. 2.
2 Wahyudi, "Sistem Komunikasi Lembaga Amil Zakat (LAZ) dalam Mensosialisasikan
39
"Dengan di keluarkannya Surat Keputusan (SK) General Manager PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis (UBS) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) .Jawa Bali. Nomor: 041.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Pembentukan Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero ), dan Surat Keputusan (SK) General Manager Nomor: 042.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Bantuan Mekanisme Pemungutan Zakat Profesi Pegawai Untuk Disampaikan Kepada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Di PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Strategis Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali (UBS-P3B). Ditetapkan di Jakarta Pada Tanggal 14 Agustus 2002 Tertanda General Manager Basuki Prajitno".4
Setelah keluarnya Surat Keputusan (SK) General Manager, secara resm1, LAZ PT. PLN (Persero) UBS-P3B telah berdiri pada tanggal 14 Agustus 2002. Untuk melaksanakan fungsinya yaitu menghimpun, mengelola dan menyalurkim dana zakat profesi dari karyawan PT. PLN (Persero) UBS-P3B kepada para mustahik ( delapan asnap ).
Untuk sekretariat, Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali, berada di Jalan Ehave I.
Kelurahan Krukut Kecamatan Limo Kota Depok. No Telepon. 021 754 2646 (extention sekretariat laz, 327).
Terbentulrnya Lembaga Amil Zakat (LAZ) PT. PLN (Persero) P3B, tidak terlepas dari peran serta Badan Kesejahteraan Karyawan (BKK) dan Bidang Pembinaan Rohani Islam (BINROHIS), yang mepelopori lahirnya organisasi penghimpun, pengelola dan penyalur zakat profesi kepada mustahik.
"Tahap awal plaksanaan pemungutan zakat bagi pegawai muslim PT. PLN (Persero) P3B kantor pusat di mulai pada tanggal 01 Oktober 2002". 5
4
"PT. PLN (Persero) UBS-P3B dalam laporan daftar pegawai, pegawai yang beragama Islam be1jumlah 289 ( duaratus delapan puluh sembilan), dengan pegawai yang membayar zakat profesi ke LAZ PT. PLN (Persero) P3B sampai dengan bulan Januari 2005 berjumlah 236 (dua ratus tigapuluh enam) pegawai".6
Unsur kesadaran secara moral yang di kernbangkan oleh para pengurus LAZ PT. PLN (Persero) P3B dalam menghimpun dana zakat profesi dari pegawai, hal itu terbukti sampai saat ini pegawai PT. PLN (Persero) P3B masih konsisten mengeluarkan zakat profesi.
Untuk menjalankan fungsinya, para pengurus mengalami masalah yaitu kurangnya waktu untuk melakukan survei lapangan terhadap calon penerima zakat. memberikan dana zakat kepada mustahik yang telah disetujui oleh rapat Pengurus LAZ, melaksanakan pemantauan sekaligus bimbingan, membuat laporan kegiatan dan tugas-tugas administrasi lainnya. Hal ini di karenakan para pengurus adalah karyawan aktif bekerja di bidangnya masing-masing.
"Untuk mengatasi permasalahan di atas pengurus mengangkat tenaga amil zakat propesional, yaitu dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) Direktur No : 001 I DIREKTUR I V I 2004 Tentang Pengangkatan Tenaga Amil Zakat Profesional, yaitu Saudara Nmjaya, Saudara Abu Yazid Al Bustomi dan yang baru Saudara Rahmat". 7
6
41
B. Visi, Misi, Strategi dan Tnjuan
I. Visi
Manjadi lembaga terdepan dan terpercaya di lingkungan PLN dalam memberdayakan Mustahik menjadi Muzakki.
2. Misi
1) Melaksanakan pengelolaan zakat infaq dan sodaqoh secara amanah dan profesional sesuai tuntunan syari'ah.
2) Mengoptimalkan potensi zakat infaq dan sodaqoh pegawm PT PLN (Persero) P3B yang beragama Islam atau muzakki lainnya.
3) Memberikan informasi, edukasi, pemberdayaan dan pembinaan kepada mustahik dan masyarakat luas.
3. Strategi
I) Meningkatkan pemahaman fikih zakat, UU dan peraturan terkait lainnya bagi para pengelola LAZ.
2) Meningkatkan pemahaman fikih zakat infaq, sodaqoh kepada Muzakki dan calon Muzakki.
3) Melakukan analisa kebutuhan dan memahami situasi, kondisi serta pembinaan karakter mustahik yang akan diberdayakan.
4) Menyalurkan dana zakat, infaq dan sodaqoh menurut skala prioritas sesuai fikih zakat.
6) Menjalin kerjasama yang saling memberikan manfaat dengan LAZNAS dan pihak eksternal lain untuk pemberdayaan umat
4. Tujuan
I) Meningkatkan pemberdayaan muzakki dan calon muzakki di lingkungan kaum muslimin.
2) Memfasilitasi pegawai yang beragama Islam dalam menunaikan kewajiban berzakat. serta usaha untuk memperbanyak infaq dan sodaqoh.
3) Menyalurkan dana zakat. infaq dan sodaqoh kepada yang berhak menerimanya
4) Memenuhi kebutuhan dasar mustahik
5) Mendorong peningkatan kualitas SDM Mustahik 6) Mendorong berkembangnya potensi mustahik 7) Menciptakan lapangan kerja bagi mustahik8
C. Struktur Kepengurusan Lembaga Amil Zakat (LAZ)
o Anggota: Haris Effendi o Anggota: Helmi Najamuddin o Anggota: De di Ruspendi
II. Direktur: Imam Samsidi
III. Dewan Pertimbangan Syariah
o Ketua : Abdy Idris
o Anggota: Andi Dharma Setiawan
o Anggota: Ishak
IV. Dewan Pengawas
o Ketua : Suwarto o Anggota : Abu Bakar o Anggota: Yudi Ahmadin
V. Sekretariat Jendral
o Sekjen : Budi Mulyana o Anggota : Aman Abdullah o Anggota : Ibrahim Pramudya
VI. Divisi Pemberdayaan
o Ketua : Wiyono o Ekonomi : Agus Wibowo o Anf!f!Ota : Sunrivadi
o Anggota o Pendidikan o Anggota o Anggota
: Sidik Prasetyo : Nian Kurniawan
: Teguh Dwi Rahmansyah : Willy Siska
o Da'wah & Sosial : Tonny Ferdinanto o Anggota : Arham
o Anggota : Usmansyah
VII. Divisi Penghimpunan & Perencanaan
o Ketua : Said Joenaidi o Anggota : lrwanto
o Anggota : Adji Tedja Sukmana
VIII. Divisi Keuangan
o Ketua : Misbachul Munir o Anggota : Oky Zulsjahmi o Anggota : Supriyadi Yanuar IX. Divisi Humas & TI
o Ketua o Anggota o Anggota
: Giri Triono
BABIV
RESPON MUZAKKI TERHADAP STRATEGI KOMUNIKASI AMIL
DALAM PENGGALANGAN ZAKAT PROFESI
A. Strategi Komunikasi Amil Dalam Penggalangan Zakat Profesi di PT.
PLN (Persero) P3B
Dalam penggalangan zakat profesi diperlukan strategi khusus yang harus dimiliki oleh lembaga amil zakat, yang objek sasarannya adalah zakat profesi. Berbeda dengan zakat fitrah (zakat badan) dan zakat harta atau zakat mal, zakat fitrah dan zakat mal telah dipahami dari segi hukum, nisab dan kadar zakatnya oleh para pengurus zakat serta telah di laksanakan. Pengurus LAZ telah berpengalaman dalam pengelolaan dan penyaluran zakat fitrah dan zakat mal kepada para mustahik yang telah ditentukan dalam al'quran (Q.S. At Taubah: 60), yaitu delapan asnap .
Zakat profesi belum banyak dipahami dari segi hukum, nisab dan kadar zakatnya oleh para rnuzakki dan pengurus LAZ, karena zakat profesi kehadirannya relatif masih baru. Untuk rnenghimpun zakat profesi pengurus LAZ harus memiliki strategi yang tepat dan sah secara syariat Islam, agar zakat profesi bisa dihimpun dari para rnuzakk.i dengan penuh kesadaran dan keikhlasan.
I. Komunikasi personal, komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus LAZ (amil) dengan para muzakki secara langsung (bertatap muka) untuk mengkomunikasikan masalah-masalah yang sifatnya intern.
2. komunikasi media, komunikasi ini dilakukan oleh para pengurus LAZ (amil) terhadap muzakki melalui media-media komunikasi, yaitu, telepon, leaflet, undangan, proposal, a tau program ke1j a.
"tidak ada strategi khusus, kami berkomunikasi dengan muzakki baik secara langsung (bertatap muka) maupun melalui sarana komunikasi lainnya (telepon, leaflet, undangan, proposal, atau program kerja)".1
3. Komuniksi organisasi, komunikasi ini dilakukan pengurus LAZ yaitu komunikasi yang te1jadi antara para anggota organisasi untuk menentukan suatu rumusan kebijakan peraturan peraturan dan selanjutnya dikomunikasikan kepada para muzakki, melalui divisi humas dan TI.
48
Bila dikehendaki oleh muzakki, besarnya pemotongan penghasilan diluar ketentuan yang berlaku (2,5 %) maka pegawai yang bersangkutan dapat mengajukan permohonan secara tertulis kepada LAZ PT. PLN (Persero) P3B J awa Bali dengan earn mengisi formulir yang telah ditentukan. Hal tersebut telah diatur dengan dikeluarkannya Surat Keputusan (SK) General Manager Nomor: 042.K/021/GM.UBS-P3B/2002 Tentang Bantuan Mekanisme Pemungutan Zakat Profesi Pegawai Untuk Disampaikan Kepada LAZ PT. PLN (Persero) P3B Jawa Bali.
Setelah dana zakat profesi diperoleh oleh pengurus, kemudian zakat dikelola dan disalurkan kepada para mustahik. Para pengurus LAZ biasanya mengikutsertakan muzakki dalam penyaluran dana tersebut. Hal ini dilakukan oleh pengurus LAZ kepada muzakki sebagai bukti bahwa zakat yang dikeluarkannya benar diterima oleh mustahik.
"Punya, biasanya muzakki diajak diikutsertakan saat kegiatan, misalnya saat sunatan massal ikut menyaksikan"2
B. Respon Muzakki Terhadap Strategi Komunikasi Amil Dalam
Penggalangan Zakat Profesi
Kuisioner (angket) yang dijadikan sampel dalam penelitian ini sebanyak 50, yang selanjutnya digambarkan dalam sebuah label, sebagai laporan penelitian.
penggalangan zakat pr